bab iii. metodologi penelitian aneprints.umm.ac.id/51671/4/bab iii.pdf10. luas daun (cm2) variabel...

12
16 BAB III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Pelaksanaan Penelitian ini dilakukan dilaboratorium Agronomi Universitas Muhammadiyah Malang dan dilakukan di Green House Dau, Malang dengan pelaksanaan penelitian dimulai dari bulan Desember 2018 sampai dengan April 2019. 3.2 Alat dan Bahan 3.2.1 Materi Penelitian Materi bahan penelitian yang digunakan yaitu Benih Edamame (Glycine Maxx (L) Merril) dengan varietas Riyoko yang diperoleh dari kelompok tani Edamame Jember dengan waktu panen bulan Agustus. Tetua asal varietas Riyoko ini berasal dari Negara Jepang dengan umur masak varietas Riyoko ialah 90 hari. (Asadi. 2009) 3.2.2 Alat dan Bahan Alat yang digunakan dalam penelitian ini ialah timbangan analitik, oven, germinator, kantong kertas, pinset, beaker glass, pipet, sprayer, polybag , pengaduk kaca, kertas label, penggaris, tray semai, pengayak pasir, Sedangkan Bahan yang digunakan adalah benih Edamame (Glycine Max (L) Merril) varietas Riyoko,larutan KNO 3 , pasir, fungisida, insektisida, aquades, tanah, dan pupuk. 3.3 Variabel Pengamatan Variabel pengamatan terdiri dari pengamatan laboratorium, pertumbuhan tanaman dan hasil dari tanaman edamame. Berikut ini adalah diskripsi peubah pengamatan yang diamati dalam penelitian ini, yakni:

Upload: others

Post on 23-Jan-2020

31 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB III. METODOLOGI PENELITIAN aneprints.umm.ac.id/51671/4/BAB III.pdf10. Luas Daun (cm2) Variabel pengamatan pada luas daun dilakukan pada saat pengamatan minggu ke 4 (35 HST) dengan

16

BAB III. METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Tempat dan Waktu Penelitian

Pelaksanaan Penelitian ini dilakukan dilaboratorium Agronomi Universitas

Muhammadiyah Malang dan dilakukan di Green House Dau, Malang dengan

pelaksanaan penelitian dimulai dari bulan Desember 2018 sampai dengan April

2019.

3.2 Alat dan Bahan

3.2.1 Materi Penelitian

Materi bahan penelitian yang digunakan yaitu Benih Edamame (Glycine

Maxx (L) Merril) dengan varietas Riyoko yang diperoleh dari kelompok tani

Edamame Jember dengan waktu panen bulan Agustus. Tetua asal varietas Riyoko

ini berasal dari Negara Jepang dengan umur masak varietas Riyoko ialah 90 hari.

(Asadi. 2009)

3.2.2 Alat dan Bahan

Alat yang digunakan dalam penelitian ini ialah timbangan analitik, oven,

germinator, kantong kertas, pinset, beaker glass, pipet, sprayer, polybag ,

pengaduk kaca, kertas label, penggaris, tray semai, pengayak pasir, Sedangkan

Bahan yang digunakan adalah benih Edamame (Glycine Max (L) Merril) varietas

Riyoko,larutan KNO3, pasir, fungisida, insektisida, aquades, tanah, dan pupuk.

3.3 Variabel Pengamatan

Variabel pengamatan terdiri dari pengamatan laboratorium,

pertumbuhan tanaman dan hasil dari tanaman edamame. Berikut ini adalah

diskripsi peubah pengamatan yang diamati dalam penelitian ini, yakni:

Page 2: BAB III. METODOLOGI PENELITIAN aneprints.umm.ac.id/51671/4/BAB III.pdf10. Luas Daun (cm2) Variabel pengamatan pada luas daun dilakukan pada saat pengamatan minggu ke 4 (35 HST) dengan

17

1. Uji Daya Berkecambah (%)

Daya Berkecambah (%), dilakukan dengan menghitung jumlah kecambah

normal pada pengamatan pertama dan pengamatan terakhir kemudian menghitung

nilai daya berkecambah menggunakan rumus :

DB (%) = KN I + KN II x 100 % .............. (1)

Jumlah Benih yang diuji

Keterangan :

DB : Daya Berkecambah (%)

KN I : Jumlah kecambah normal pada hitungan pertama

KN II : Jumlah kecambah normal pada hitungan terak hir.

2. Keserempakan Tumbuh (%)

Keserempakan Tumbuh (%), dilakukan dengan menghitung jumlah

kecambah normal pada pengamatan hari keenam dan hari ketujuh kemudian

menghitung nilai keserempakan tumbuh menggunakan rumus :

KST (%) = KN (6hst) + KN (7 hst) x 100 % .............. (2)

Jumlah Benih yang diuji

Keterangan :

KST : Keserempakan Tumbuh (%)

KN I : Jumlah kecambah normal kuat 6 hst

KN II : Jumlah kecambah normal kuat 7 hst

Page 3: BAB III. METODOLOGI PENELITIAN aneprints.umm.ac.id/51671/4/BAB III.pdf10. Luas Daun (cm2) Variabel pengamatan pada luas daun dilakukan pada saat pengamatan minggu ke 4 (35 HST) dengan

18

3. Indeks Vigor (%)

Indeks vigor dilakukan dengan cara menghitung kecambah normal pada

pengamatan hari kelima, kemudian menghitung nilai indeks vigor meggunakan

rumus:

IV (%) = Kecambah normal kuat 5 (hst) x 100 ................ (3)

Jumlah Benih yang diuji

Keterangan :

IV : Indeks Vigor (%)

4. Kecepatan Tumbuh (% per etmal)

Kecepatan tumbuh diukur dengan jumlah tambahan perkecambahan

setiaphari/etmal pada kurun waktu perkecambahan (Sadjad 1994). Perhitungan

didasarkan pada persentase kecambah normal per etmal. Pengamatan dilakukan

setiap hari sampai hari kedelapan.

KCT (%) = ∑ KN ....................... (4)

T

Keterangan :

KCT : Kecepatan Tumbuh (%)

N : % KN setiap waktu pengamatan

T : Waktu Pengamatan

5. Panjang Hipokotil

Tinggi bibit diukur dari pangkal bibit hingga ujung daun tertinggi pada

setiap daun yang ada. Pengambilan data dilakukan setiap hari selama setelah

munculnya kecambah (lampiran 30).

Page 4: BAB III. METODOLOGI PENELITIAN aneprints.umm.ac.id/51671/4/BAB III.pdf10. Luas Daun (cm2) Variabel pengamatan pada luas daun dilakukan pada saat pengamatan minggu ke 4 (35 HST) dengan

19

6. Panjang Akar

Pengamatan panjang akar dilakukan dengan cara mengukur akar dari

pangkal akar hingga ujung akar yang normal (lampiran 30). Pengambilan data

dilakukan sejak 3 hari setelah munculnya akar, kemudian pengamatan dilakukan

selama 8 hari.

7. Jumlah Daun

Variabel Pengamatan pada jumlah daun dilakukan pada hari ke- 6 dengan

menghitung jumlah daun yang telah mekar sempurna.

8. Tinggi Tanaman (cm)

Pengamatan tinggi tanaman pada keadaan lapang dilakukan 1 x 7 hari

hingga 4 minggu setelah tanam dengan pengambilan data tinggi tanaman diukur

dari pangkal batang tanaman hingga ujung daun tertinggi pada tanaman.

9. Jumlah daun

Variabel pengamatan pada jumlah daun dilakukan 1 x 7 hari hingga 4

minggu setelah tanam dengan mengambil data daun yang telah mekar sempurna.

10. Luas Daun (cm2)

Variabel pengamatan pada luas daun dilakukan pada saat pengamatan

minggu ke 4 (35 HST) dengan menggunakan metode kertas grafik. Sampel daun

yang diambil tiap tanaman terdiri daun kecil, sedang dan besar.

11. Umur Berbunga 50 % (HST)

Variabel pengamatan umur berbunga dilakukan dengan cara menghitung

umur tanaman dari saat tanam sampai tanaman membentuk bunga yaitu 50 % dari

populasi pada setiap petak perlakuan.

Page 5: BAB III. METODOLOGI PENELITIAN aneprints.umm.ac.id/51671/4/BAB III.pdf10. Luas Daun (cm2) Variabel pengamatan pada luas daun dilakukan pada saat pengamatan minggu ke 4 (35 HST) dengan

20

12. Pembentukan Polong 50% (HST)

Variabel pengamatan saat pembentukan polong dilakukan dengan cara

menghitung umur tanaman dari saat tanam sampai tanaman membentuk polong

yaitu 50 % dari populasi pada setiap petak perlakuan.

13. Jumlah Polong Pertanaman

Variabel pengamatan jumlah polong pertanaman dilakukan dengan cara

menghitung semua polong yang berisi setelah panen.

14. Berat Polong Pertanaman (g)

Variabel pengamatan dilakukan dengan cara menghitung semua polong

yang telah di panen.

15. Indeks Panen (%)

Variabel pengamatan indeks panen dilakukan setelah semua polong

dipanen kemudian tanaman dikeringkan menggunakan oven selama 2x24 jam

dengan suhu 80℃. selanjutnya melakukan penimbangan berat kering total

tanaman dengan menggunakan timbangan analitik. Selanjutnya dihitung

berdasarkan rumus (Sitompul dan Guritno,1995).

HI (%) = Y ..................... (5)

W

Keterangan :

HI : Harvest Index

Y : Hasil Tanaman

W : Berat Kering Total Tanaman

Page 6: BAB III. METODOLOGI PENELITIAN aneprints.umm.ac.id/51671/4/BAB III.pdf10. Luas Daun (cm2) Variabel pengamatan pada luas daun dilakukan pada saat pengamatan minggu ke 4 (35 HST) dengan

21

3.4 Rancangan Percobaan

Rancangan penelitian dilaboratorium ini menggunakan Rancangan Acak

Lengkap (RAL) faktorial dan rancangan penelitian di lapang menggunakan

Rancangan Acak Kelompok (RAK) Faktorial yang terdiri dari 2 faktor perlakuan,

Faktor 1 terdiri dari 4 perlakuan konsentrasi KNO3 yaitu K1 = Aquadest (kontrol),

K2 =1%, K3 = 3% dan K4 = 5%. Faktor kedua adalah Lama Perendaman (L)

yang terdiri dari L1= 4 jam, L2 = 8 jam, L3 = 12 jam. Sehingga rancangan

percobaan yang telah disusun diperoleh 12 kombinasi perlakuan dan masing-

masing diulang 3 kali , sehingga didapatkan 36 unit satuan percobaan.

Page 7: BAB III. METODOLOGI PENELITIAN aneprints.umm.ac.id/51671/4/BAB III.pdf10. Luas Daun (cm2) Variabel pengamatan pada luas daun dilakukan pada saat pengamatan minggu ke 4 (35 HST) dengan

22

Tabel 1 Denah Kombinasi Percobaan

Keterangan : K1L1 = Kontrol, 4 jam K1L2 = Kontrol, 8 jam K1L3 = Kontrol, 12 jam K2L1 = KNO3 1%, 4 jam K2L2 = KNO3 1%, 8 jam K2L3 = KNO3 1%, 12 jam K3L1 = KNO3 3%, 4 jam K3L2= KNO3 3%, 8 jam K3L3= KNO3 3%, 12 jam K4L1 = KNO3 5%, 4 jam K4L2 = KNO3 5%, 8 jam K4L3 = KNO3 5%, 12 jam

Lama Perendaman

(L)

Konsentrasi KNO3 (K)

K1 K2 K3 K4

L1 K1L1 K2L1 K3L1 K4L1

L2 K1L2 K2L2 K3L2 K4L2

L3 K1L3 K2L3 K3L3 K4L3

Page 8: BAB III. METODOLOGI PENELITIAN aneprints.umm.ac.id/51671/4/BAB III.pdf10. Luas Daun (cm2) Variabel pengamatan pada luas daun dilakukan pada saat pengamatan minggu ke 4 (35 HST) dengan

23

3.5 Denah Percobaan

Keterangan :(K1L1) kontrol 4 jam, (K2L1) KNO3 1% 4 jam, (K2L2) KNO31%

8 jam, (K2L3) KNO31% 12 jam, (K3L1) KNO3 3% 4 jam, (K3L2)

KNO3 3% 8 jam, (K3L3) KNO3 3% 12 jam, (K4L1) KNO3 5% 4

jam, (K4L2) 5% 8 jam, (K4L3) KNO3 12% 12 jam.

Gambar 1 Denah Percobaan

Ulangan 1

K2L2

K4L2

K3L1 K3L2 K1L3

K4L3 K4L1 K2L1

K1L1 K1L2 K3L3 K2L3

Ulangan 2

K4L3

K2L2

K1L1 K4L1 K2L2

K4L2

K2L2

K1L2

K2L2

K2L1

K2L2

K3L1

K2L2

K2L3

K2L2

K3L2

K2L2

K3L3

K2L2

K1L3

K2L2

Ulangan 3

K4L3

K2L2

K2L2

K2L2

K1L2

K2L2

K4L1

K2L2

K3L2

K2L2

K1L3

K2L2

K2L3

K2L2

K3L1

K2L2

K4L2

K2L2

K3L3

K2L2

K1L1

K2L2

K2L1

K2L2

Page 9: BAB III. METODOLOGI PENELITIAN aneprints.umm.ac.id/51671/4/BAB III.pdf10. Luas Daun (cm2) Variabel pengamatan pada luas daun dilakukan pada saat pengamatan minggu ke 4 (35 HST) dengan

24

3.6 Pelaksanaan Penelitian

3.6.1 Persiapan Benih

Benih yang digunakan dalam penelitian ini yaitu benih edamame (Glycine

Max (L) Merril) varietas Riyoko (Lampiran 30) yang diperoleh dari kelompok tani

Edamame Jember dengan waktu panen bulan Agustus.

3.6.2 Penyimpanan Benih

Penyimpanan benih dilakukan dengan benih disimpan dalam kondisi

terkontrol dan pada ruang terbuka. Suhu dan kelembapan pada ruang terbuka

sesuai dengan suhu ruang. Pengamatan ini dilakukan 1 bulan sekali selama

periode simpan 3 bulan dengan menguji viabilitas benih awal sebanyak 25 benih

per ulangan.

3.6.3 Uji Viabilitas dan Kadar Air Benih Awal

Pengujian viabilitas dilakukan di laboratorium FPP menggunakan metode

uji kertas digulung. Selanjutnya menyiapkan benih sebanyak 100 butir untuk 4

kali ulangan (25 butir dalam satu media tumbuh). Kemudian mensterilkan media

bahan serta alat yang digunakan kertas ke dalam oven selama 24 jam (lampiran

30). Selanjutnya menanam benih kedelai menggunakan pinset di media kertas

steril. Kemudian meletakkan sampel kedalam germinator. Pengamatan dilakukan

pada hari kelima dan hari kedelapan (Sutopo, 2004).

Pengujian kadar air awal benih dilakukan dengan beberapa tahap

diantaranya mensterilkan cawan dengan memanaskan terlebih dahulu dengan suhu

oven 130 ℃ selama 1 jam kemudian mendinginkan kedalam desikator.

Selanjutnya menimbang cawan sebelum digunakan (M1), kemudian menimbang

Page 10: BAB III. METODOLOGI PENELITIAN aneprints.umm.ac.id/51671/4/BAB III.pdf10. Luas Daun (cm2) Variabel pengamatan pada luas daun dilakukan pada saat pengamatan minggu ke 4 (35 HST) dengan

25

benih yang telah digiling seberat ± 5 g dalam cawan (M2), memasukkan cawan

(tutup cawan dibuka dan diletakkan di sampingnya) yang telah berisi benih contoh

kedalam oven dengan suhu 101oC - 105

oC selama 17 jam ± 1 jam. Selanjutnya

mendinginkan cawan kedalam desikator selama 30-40 menit, kemudian

menimbang kembali cawan yang terisi benih. Selanjutnya menghitung kadar air

benih menggunakan rumus :

KA (%) = (M2 – M3) x 100 % ..................... (6)

(M2 – M1)

Keterangan:

KA = Kadar Air (%)

M1 = Berat cawan dan tutup dalam (g)

M2 = Berat cawan + benih + tutup sebelum dioven

M3 = Berat cawan + benih + tutup setelah dioven.

3.6.4 Pembuatan Larutan

Pembuatan larutan di awali dengan mengukur jumlah konsentrasi larutan

yang akan di buat yaitu sebanyak 1%, 3% dan 5%. Selanjutnya menghitung

kebutuhan garam KNO3 (Lampiran 30) yang dibutuhkan dengan menggunakan

perhitungan rumus :

C (%) = mp x 100 % ..................... (7)

ml

Keterangan:

C = Konsentrasi (%)

mp = Massa zat terlarut (g)

ml = Massa Larutan (g)

Page 11: BAB III. METODOLOGI PENELITIAN aneprints.umm.ac.id/51671/4/BAB III.pdf10. Luas Daun (cm2) Variabel pengamatan pada luas daun dilakukan pada saat pengamatan minggu ke 4 (35 HST) dengan

26

3.6.5 Aplikasi Perlakuan

Menyiapkan benih yang telah mengalami kemunduran dengan lama

penyimpanan 5 bulan, kemudian dilakukan perlakuan invigorasi dengan cara

merendam benih kedalam larutan KNO3 dengan perbedaan konsentrasi yaitu 1%,

3% dan 5% dengan masing- masing perendaman selama 4 jam , 8 jam dan 12 jam

(Lampiran 30).

3.6.6 Pengujian Benih

Pengujian benih dilakukan dengan 2 tahapan yakni pengujian laboratorium

dan pengujian lapang.

A. Pengujian laboratorium

Pengujian dilaboratorium dilakukan menggunakan beberapa tahapan

(lampiran 30) yakni menyiapkan benih sebanyak 100 butir untuk 4 kali ulangan

(25 butir dalam satu media tumbuh). Selanjutnya melakukan pengayakan pasir

(lampiran 30) dan mensterilkan media tumbuh menggunakan bahan kimia

fungisida dan insektisida selama 2 minggu. Kemudian menanam benih kedelai

menggunakan tray semai dengan kedalaman 2-3 cm dari permukaan pasir,

kemudian meletakkan media didalam greenhouse dan melakukan perawatan

setiap harinya. Selanjutnya dilakukan pengamatan setiap harinya.

B. Pengujian dilapang

Pengujian lapang dilakukan menggunakan beberapa tahapan (lampiran 30)

diantaranya menyiapkan media tanam berupa tanah, pupuk kandang serta polybag,

kemudian mengisi polybag dengan tanah dan pupuk kandang yang telah

dicampur, selanjutnya membuat lubang tanam pada polybag , kemudian menanam

Page 12: BAB III. METODOLOGI PENELITIAN aneprints.umm.ac.id/51671/4/BAB III.pdf10. Luas Daun (cm2) Variabel pengamatan pada luas daun dilakukan pada saat pengamatan minggu ke 4 (35 HST) dengan

27

bibit didalam polybag sebanyak 3 bibit per polybag dan 1 bibit dibuat sebagai

tanaman cadangan. Selanjutnya menyiram tanaman hingga terjaga kelembapan

pada media tumbuh tanaman (lampiran 30).

3.7 Metode Analisis Data

Data yang terkumpul dianalisis secara bertahap sesuai dengan tujuan

penelitian. Pengambilan data dilakukan dengan menggunakan metode

eksperimental yang dilakukan di laboratorium dan di lapang. Data yang terkumpul

akan dianalisis menggunakan sidik ragam (Anova). Apabila dalam perlakuan

menunjukkan perbedaan yang nyata terhadap variabel yang diamati, maka

dilakukan uji lanjut menggunakan DMRT (Duncan Multiple Range Test) pada

taraf nyata 5%.