bab 4 hasil dan pembahasan 4.1 luas ovarium · berdasarkan hasil pengamatan, luas ovarium dan...

12
BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Luas Ovarium Pengaruh pemberian ekstrak minyak jintan hitam terhadap organ reproduksi betina diawali dengan pengamatan patologi anatomi (PA) dari ovarium dan uterus. Pengamatan dilakukan untuk melihat konsistensi organ, ukuran, serta ada atau tidaknya lesio dari masing-masing organ tersebut. Kemudian pengamatan dilanjutkan dengan pengamatan histopatologi (HP) ovarium dan uterus secara umum. Pengamatan ini tidak menunjukkan adanya kelainan yang spesifik pada ovarium maupun uterus. Selanjutnya dilakukan pengamatan terhadap masing- masing organ berdasarkan paramater yang diperlukan. Berdasarkan hasil pengamatan, luas ovarium dan folikel tersier dapat dilihat pada Tabel 8. Tabel 8 Rata-rata luas ovarium dan folikel tersier (mm 2 ) mencit yang diberi jintan hitam Perlakuan Ovarium Folikel Tersier Kontrol negatif 1,70±0,18 a 0,022±0,016 a HS Preventif 1,47±1,27 a 0,018±0,011 a HS Kuratif 1,40±0,38 a 0,017±0,008 a HS Madu 2,09±0,87 a 0,028±0,018 a Keterangan: Huruf superscript yang berbeda pada kolom yang sama menyatakan adanya perbedaan yang nyata (p<0,05) antar kelompok perlakuan. Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat luas ovarium dan folikel tersier antara kelompok perlakuan dengan kelompok kontrol tidak mengalami perbedaan yang nyata (p>0,05) secara statistik. Namun dapat dilihat dari hasil perhitungan mencit yang diberi kombinasi jintan hitam dengan madu mempunyai luas yang terbesar. Luas ovarium menunjukkan seberapa luas permukaan untuk menghitung jumlah folikel-folikel yang terdapat pada masing-masing kelompok. Sedangkan luas folikel tersier menunjukkan seberapa cepat folikel tersebut dapat mengalami kematangan dan siap melakukan ovulasi. Luas ovarium yang tidak terpengaruh secara nyata setelah diberikan perlakuan jintan hitam, hal ini menggambarkan bahwa jintan hitam tidak mempengaruhi secara nyata ukuran ovarium. Kolibianakis et al. (2005) dalam penelitiannya mengatakan perubahan perkembangan ovarium dapat dipengaruhi

Upload: trinhminh

Post on 10-Mar-2019

224 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Luas Ovarium · Berdasarkan hasil pengamatan, luas ovarium dan folikel tersier dapat dilihat pada Tabel 8. ... perbedaan yang nyata (p

30

BAB 4

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Luas Ovarium

Pengaruh pemberian ekstrak minyak jintan hitam terhadap organ

reproduksi betina diawali dengan pengamatan patologi anatomi (PA) dari ovarium

dan uterus. Pengamatan dilakukan untuk melihat konsistensi organ, ukuran, serta

ada atau tidaknya lesio dari masing-masing organ tersebut. Kemudian pengamatan

dilanjutkan dengan pengamatan histopatologi (HP) ovarium dan uterus secara

umum. Pengamatan ini tidak menunjukkan adanya kelainan yang spesifik pada

ovarium maupun uterus. Selanjutnya dilakukan pengamatan terhadap masing-

masing organ berdasarkan paramater yang diperlukan. Berdasarkan hasil

pengamatan, luas ovarium dan folikel tersier dapat dilihat pada Tabel 8.

Tabel 8 Rata-rata luas ovarium dan folikel tersier (mm2) mencit yang diberi jintan

hitam

Perlakuan

Ovarium Folikel Tersier

Kontrol negatif 1,70±0,18a 0,022±0,016

a

HS Preventif 1,47±1,27a

0,018±0,011a

HS Kuratif 1,40±0,38a 0,017±0,008

a

HS Madu 2,09±0,87a 0,028±0,018

a

Keterangan: Huruf superscript yang berbeda pada kolom yang sama menyatakan adanya

perbedaan yang nyata (p<0,05) antar kelompok perlakuan.

Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat luas ovarium dan folikel tersier

antara kelompok perlakuan dengan kelompok kontrol tidak mengalami perbedaan

yang nyata (p>0,05) secara statistik. Namun dapat dilihat dari hasil perhitungan

mencit yang diberi kombinasi jintan hitam dengan madu mempunyai luas yang

terbesar. Luas ovarium menunjukkan seberapa luas permukaan untuk menghitung

jumlah folikel-folikel yang terdapat pada masing-masing kelompok. Sedangkan

luas folikel tersier menunjukkan seberapa cepat folikel tersebut dapat mengalami

kematangan dan siap melakukan ovulasi.

Luas ovarium yang tidak terpengaruh secara nyata setelah diberikan

perlakuan jintan hitam, hal ini menggambarkan bahwa jintan hitam tidak

mempengaruhi secara nyata ukuran ovarium. Kolibianakis et al. (2005) dalam

penelitiannya mengatakan perubahan perkembangan ovarium dapat dipengaruhi

Page 2: BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Luas Ovarium · Berdasarkan hasil pengamatan, luas ovarium dan folikel tersier dapat dilihat pada Tabel 8. ... perbedaan yang nyata (p

31

oleh jumlah sirkulasi hormon seperti luteinizing hormone (LH), follicle

stimulating hormone (FSH), dan growth hormone (GH). Selain itu, perkembangan

ovarium ini juga dipengaruhi asupan nutrisi dan kondisi fisik individu. Luas yang

tidak dipengaruhi secara nyata ini kemungkinan terjadi karena jumlah hormon-

hormon tersebut yang dipengaruhi oleh jintan hitam belum cukup untuk memberi

pengaruh terhadap perkembangan ovarium. Luas ovarium masing-masing

kelompok perlakuan akibat pemberian ekstrak minyak jintan hitam dapat dilihat

pada Gambar 11.

Gambar 11 Permukaan ovarium dengan pewarnaan HE (A) kontrol negatif; (B) HS

preventif; (C) HS kuratif; (D) HS madu.

Meskipun dengan uji statistik tidak menunjukkan perbedaan yang nyata

(p>0,05), tetapi dari hasil perhitungan tampak adanya kecenderungan bahwa luas

ovarium mencit kelompok kombinasi habbatussauda dengan madu lebih besar

dibandingkan dengan luas ovarium kelompok habbatussauda preventif, kuratif,

dan kontrol negatif. Demikian pula dengan luas folikel teriser. Madu dapat

menyebabkan ovarium lebih luas karena selain mengandung fruktosa, glukosa,

A B

C D

Page 3: BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Luas Ovarium · Berdasarkan hasil pengamatan, luas ovarium dan folikel tersier dapat dilihat pada Tabel 8. ... perbedaan yang nyata (p

32

dan sukrosa yang merupakan komponen utama, madu juga mengandung mineral

dan protein (Mohammed dan Babiker 2009). Zat-zat tersebut turut serta

membentuk sel secara keseluruhan yang disebut protoplasma (Guyton dan Hall

2008). Protein juga berperan dalam perkembangan serta regenerasi sel dan

jaringan.

4.2 Jumlah Folikel-folikel Ovari

Pengaruh pemberian ekstrak minyak jintan hitam terhadap jumlah folikel-

folikel ovari dalam luas ovarium 0,6 mm2 dan korpus luteum dalam 1 mm

2 dapat

dilihat pada Tabel 9.

Tabel 9 Rata-rata jumlah dan jenis folikel ovari dalam 0,6 mm2 dan korpus luteum

dalam 1 mm2 luas ovarium mencit akibat pemberian jintan hitam

Perlakuan Folikel

primer

Folikel

sekunder

Folikel

tersier

Korpus

luteum

Kontrol negatif 0,38±0,32a

0,43±0,35a

0,26±0,22a 3,41±3,28

a

HS Preventif 0,86±0,63a

0,95±0,74b 0,42±0,12

a 5,18±2,73

a

HS Kuratif 0,69±0,39a

0,56±0,41ab

0,31±0,26a

4,48±2,43a

HS Madu 0,41±0,37a

0,43±0,32a

0,28±0,22a

3,51±1,74a

Keterangan: Huruf superscript yang berbeda pada kolom yang sama menyatakan adanya

perbedaan yang nyata (p<0,05) antar kelompok perlakuan.

Berdasarkan data pengaruh pemberian jintan hitam terhadap jumlah folikel

yang terdapat pada ovarium setelah dianalisis secara statistik menunjukkan adanya

peningkatan jumlah folikel sekunder secara nyata (p<0,05), namun tidak terdapat

perbedaan yang nyata (p>0,05) pada jumlah folikel primer, tersier, dan korpus

luteum yang dihasilkan antara kelompok perlakuan dengan kelompok kontrol.

Menurut Guyton dan Hall (2008) betina dilahirkan dengan memiliki folikel

primordial, setelah pubertas seluruh ovarium beserta folikelnya akan mulai

tumbuh. Tahap pertama pertumbuhan folikel berupa perkembangan ovum yang

diikuti dengan pertumbuhan lapisan sel-sel granulosa di dalam beberapa folikel,

folikel-folikel ini dikenal sebagai folikel primer. Karena folikel ini yang sudah ada

sebelum hewan coba diberikan perlakuan, maka jumlah folikel primer tidak

terpengaruh secara nyata. Sedangkan untuk folikel sekunder terlihat adanya

perbedaan yang nyata (p<0,05) antara kelompok kontrol dengan kelompok

perlakuan habbatussauda preventif dan kuratif. Folikel-folikel ovarium kelompok

Page 4: BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Luas Ovarium · Berdasarkan hasil pengamatan, luas ovarium dan folikel tersier dapat dilihat pada Tabel 8. ... perbedaan yang nyata (p

33

kontrol dan perlakuan akibat pemberian ekstrak minyak jintan hitam dapat dilihat

pada Gambar 12.

Gambar 12 Folikel-folikel ovarium dengan pewarnaan HE (A) Kontrol; (B) HS preventif; (C) HS kuratif; (D) HS madu; (a) folikel primer; (b) folikel sekunder; (c)

folikel tersier; (d) korpus luteum (e) folikel atresia.

Jintan hitam memiliki kandungan sterol yang merupakan salah satu zat

bermanfaat terhadap organ reproduksi betina karena mampu meningkatkan sintesa

dan bioaktivitas hormon-hormon dalam tubuh termasuk hormon reproduksi

(Junaedi et al. 2011). Sterol terdiri dari sterol hewani (zoosterol) dan sterol nabati

(fitosterol). Stigmasterol dan β-sitosterol merupakan senyawa kandungan

fitosterol yang berasal dari jintan hitam. Menurut Montgomery et al. (1993),

senyawa-senyawa tersebut memiliki kemiripan struktur dengan kolesterol yang

merupakan prekursor pembentuk hormon reproduksi, salah satunya hormon

estrogen. Hormon estrogen inilah yang berperan terhadap siklus reproduksi betina.

D C

A B

d

a

b

c

e

Page 5: BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Luas Ovarium · Berdasarkan hasil pengamatan, luas ovarium dan folikel tersier dapat dilihat pada Tabel 8. ... perbedaan yang nyata (p

34

Adanya perbedaan rata-rata jumlah folikel yang dihasilkan dari tiap dosis

pemberian ekstrak minyak jintan hitam membuktikan jumlah hormon estrogen

yang teraktivasi oleh sterol yang jumlahnya berbeda-beda pula antar kelompok

perlakuan.

Folikel sekunder yang jumlahnya meningkat secara nyata pada kelompok

perlakuan menggambarkan kandungan fitosterol dalam jintan hitam dapat

meningkatkan kinerja ovarium pada fase awal perkembangan folikel. Menurut

Kolibianakis et al. (2005) tahap awal perkembangan folikel dipengaruhi oleh

estrogen. Jumlah rata-rata folikel yang lebih sedikit setelah dipengaruhi

pemberian kombinasi ekstrak minyak jintan hitam dengan madu kemungkinan

menunjukkan adanya zat aktif madu yaitu saponin yang dapat mengikat sterol dari

jintan hitam, sehingga sterol tidak mempengaruhi perkembangan folikel setelah

mengalami reaksi saponifikasi (penyabunan) yang menyebabkan reaksi menjadi

netral. Meskipun jumlah folikel tersier dan korpus luteum setelah diuji statistik

tidak menunjukkan perbedaan yang nyata (p>0,05), namun dari hasil perhitungan

tampak jumlah folikel tersier dan korpus luteum kelompok perlakuan lebih

banyak dibandingkan dengan jumlah folikel tersier dan korpus luteum pada

kelompok kontrol negatif. Hasil ini menggambarkan bahwa pemberian jintan

hitam mampu membuat folikel yang siap untuk melakukan ovulasi dan sel telur

yang telah diovulasikan lebih banyak apabila dibandingkan dengan kelompok

kontrol pada umur hewan percobaan yang sama.

Pada kelompok perlakuan dapat menggambarkan bahwa kadar hormon

FSH dan LH dalam ovari cukup untuk melakukan perkembangan folikel. Folikel

yang sedang berkembang ini akan memproduksi estrogen. Semakin besar folikel

maka kadar estrogen yang diproduksi juga semakin tinggi (Ganong 2003). Pada

level estrogen tertinggi, folikel de Graaf akan memberikan feed back positive

terhadap hipotalamus dan hipofise sehingga LH pre-ovulatori dapat disekresikan

dan terjadilah ovulasi. Setelah ovulasi terjadi, folikel pecah dan terjadi kolaps

karena tekanan intrafolikel hilang. LH berinteraksi dengan sel-sel reseptor dari

dinding folikel yang sobek sehingga proses luteinisasi (kekuningan) dan sekresi

progesteron dimulai. Jintan hitam yang mengandung sterol mampu menstimulasi

Page 6: BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Luas Ovarium · Berdasarkan hasil pengamatan, luas ovarium dan folikel tersier dapat dilihat pada Tabel 8. ... perbedaan yang nyata (p

35

pembentukan hormon estrogen sehingga sel-sel telur yang diovulasi lebih banyak

begitu pula dengan korpus luteum yang terbentuk juga akan lebih banyak.

Selain itu disekresikan pula hormon luteotropik (LTH) untuk

mempertahankan CL lalu mensekresikan progesteron (Dellmann dan Brown

1988). Kemudian CL berinvolusi dan akhirnya kehilangan fungsi sekresi juga

warna kekuningannya, lalu berubah menjadi korpus albikans jika tidak terjadi

pembuahan pada oosit (Guyton dan Hall 2008). Menurut Dellman dan Brown

(1988), karena hanya sedikit persentase dari oosit potensial yang dilepas pada

proses ovulasi, sebagian besar folikel surut dalam perkembangannya. Proses surut

(regresi) ini disebut atresia. Tanda-tanda penting untuk atresia pada sel-sel dinding

folikel adalah inti sel menjadi piknotik. Selama mengalami atresia, membran basal

lapis granulosa dapat melipat, menebal, dan mengalami hialinisasi.

Menurut Guyton dan Hall (2008) perubahan ovarium yang terjadi selama

siklus seksual bergantung seluruhnya pada hormon-hormon gonadotropik, FSH,

dan LH yang disekresi oleh kelenjar hipofisis anterior. Estrogen memiliki fungsi

primer untuk menimbulkan proliferasi sel dan pertumbuhan jaringan organ-organ

kelamin dan jaringan lain yang berkaitan dengan reproduksi. Sedangkan

progesteron memiliki fungsi utama dalam persiapan uterus untuk menerima

kebuntingan dan persiapan kelenjar mamae untuk laktasi. Progesteron

disekresikan oleh CL dalam jumlah yang cukup banyak selama separuh akhir dari

setiap siklus ovarium.

4.3 Endometrium

Regenerasi epitel permukaan uterus merupakan salah satu paramater yang

diamati untuk mengetahui pengaruh pemberian ekstrak minyak jintan hitam pada

penelitian kali ini. Regenerasi diamati berdasarkan adanya proliferasi epitel pada

permukaan uterus. Persentase permukaan uterus yang mengalami re-epitelisasi

dapat dilihat pada Tabel 10.

Page 7: BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Luas Ovarium · Berdasarkan hasil pengamatan, luas ovarium dan folikel tersier dapat dilihat pada Tabel 8. ... perbedaan yang nyata (p

36

Tabel 10 Rata-rata epitel permukaan uterus mencit yang mengalami re-epitelisasi

(%) akibat pemberian jintan hitam

Perlakuan Persentase re-epitelisasi permukaan uterus

Kontrol negatif 30,51±18,38a

HS Preventif 41,21±35,57ab

HS Kuratif 42,22±26,84ab

HS Madu 57,09±19,99b

Keterangan: Huruf superscript yang berbeda pada kolom yang sama menyatakan adanya

perbedaan yang nyata (p<0,05) antar kelompok perlakuan.

Adanya bahan iritan juga dapat menyebabkan terjadinya proliferasi epitel. Bahan

iritan dapat meningkatkan terjadinya pengelupasan sel epitel permukaan. Selain

itu, pada kondisi iritasi, epitel yang lebih tahan terhadap iritasi adalah epitel pipih,

sehingga epitel silindris diganti menjadi epitel pipih (Lestari 2009). Gambaran

histopatologi epitel permukaan uterus dapat dilihat pada Gambar 13.

Gambar 13 Gambaran epitel permukaan uterus dengan pewarnaan HE (A) kontrol; (B) HS preventif; (C) HS kuratif; (D) HS madu.

C

B A

D

Page 8: BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Luas Ovarium · Berdasarkan hasil pengamatan, luas ovarium dan folikel tersier dapat dilihat pada Tabel 8. ... perbedaan yang nyata (p

37

Berdasarkan data yang telah dianalisis secara statistik menunjukkan rata-

rata epitel permukaan uterus yang mengalami re-epitelisasi antara kelompok

perlakuan memiliki perbedaan yang nyata (p<0,05) apabila dibandingkan dengan

kelompok kontrol. Re-epitelisasi tertinggi dapat dilihat terjadi pada kelompok

kombinasi habbatussauda dengan madu. Adanya kandungan antioksidan baik

dalam jintan hitam maupun madu mampu mempengaruhi homeostasis uterus

dengan meningkatkan re-epitelisasi. Regenerasi lapisan epitel merupakan

serangkaian peristiwa yang terkoordinasi dan terstruktur. Peristiwa ini diperantarai

oleh berbagai zat kimia yang disebut faktor pertumbuhan dan dapat bertindak dari

jarak jauh seperti hormon (Spector dan Spector 1993). Menurut Nergiz dan Ötles

(1993) minyak jintan hitam mengandung senyawa aktif dalam kadar tinggi

diantaranya karoten, β-karoten, tokoferol, asam lemak, dan sterol yang dapat

mempengaruhi aktivitas sel uterus.

Senyawa tersebut diabsorbsi mulai di lambung, usus halus, dan usus besar.

Namun, absorbsi utama terjadi di usus halus karena permukaannya yang luas dan

lapisan dinding mukosanya lebih permeable. Setelah masuk ke dalam sirkulasi,

senyawa tersebut didistribusikan ke dalam jaringan tubuh. Distribusi tergantung

pada rata-rata aliran darah pada organ target dan massa dari organ target

(Setiawati et al. 2003). Senyawa-senyawa tersebut mempengaruhi kompleks

estrogen dan reseptor alfa (REα) untuk selanjutnya berdifusi ke dalam inti sel dan

melekat pada DNA. Ikatan kompleks estrogen-reseptor dengan DNA menginduksi

sintesis dan ekspresi mRNA untuk mensintesis protein sehingga meningkatkan

aktivitas sel target yang digambarkan dengan terjadinya proliferasi sel (Ganong

2003).

Menurut Maslachah et al. (2004) senyawa antioksidan yang mampu

menangkal radikal bebas dan biasa untuk dikonsumsi adalah α-tokoferol dan β-

karoten. Kedua senyawa tersebut terkandung dalam jintan hitam. Antioksidan

adalah senyawa yang memiliki struktur molekul yang dapat memberikan

elektronnya kepada molekul radikal bebas tanpa terganggu sama sekali dan dapat

memutus reaksi berantai dari radikal bebas. Antioksidan banyak ditemukan dalam

makanan yang berasal dari tumbuh-tumbuhan (Yuliarti 2008).

Page 9: BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Luas Ovarium · Berdasarkan hasil pengamatan, luas ovarium dan folikel tersier dapat dilihat pada Tabel 8. ... perbedaan yang nyata (p

38

Selain itu, senyawa antioksidan lain yang terkandung dalam jintan hitam

yaitu timokuinon dan carvacrol. Carvacrol merupakan senyawa penenang saraf

yang berfungsi membuat jaringan otot menjadi rileks. Menurut Sayyid (2008)

jintan hitam dapat membantu menambah kekuatan tubuh dengan cara

meningkatkan kemampuan dan konsentrasi protein yang dibutuhkan manusia.

Selain antioksidan yang terkandung dalam jintan hitam, madu juga mengandung

banyak senyawa yang berguna sebagai senyawa antioksidan, salah satunya adalah

asam L-askorbat. Asam L-askorbat adalah antioksidan fase cair yang paling

efektif dalam plasma darah manusia yang berfungsi sebagai antioksidan fisiologis

penting untuk perlindungan terhadap penyakit dan proses degeneratif yang

disebabkan oleh stress oksidatif (Kesic et al. 2009).

Lapisan endometrium uterus merupakan lapisan yang dipengaruhi

perubahan hormon reproduksi. Lapisan ini mengalami perubahan yang bervariasi

sepanjang siklus birahi (estrus) karena adanya fluktuasi hormon estrogen dan

progesteron yang secara luas berpengaruh pada perubahan endometrium (Dellman

dan Brown 1988). Fase folikular ditandai dengan pertumbuhan dan perkembangan

endometrium. Pada fase ini aktivitas mitotik sel-sel di dalam lamina propia dan

dari sisa kelenjar uterus pada stratum basale ditingkatkan. Pertumbuhan

endometrium selama fase folikular bersamaan dengan pertumbuhan folikel

ovarium dan peningkatan sekresi estrogen (Eroschenko dan Victor 2003).

Pengaruh pemberian ekstrak minyak jintan hitam (Nigella sativa) terhadap

jumlah kelenjar uterus dalam 1,2 mm2

atau lima lapang pandang pengamatan

dapat dilihat pada Tabel 11.

Tabel 11 Rata-rata jumlah kelenjar uterus mencit akibat pemberian jintan hitam

dalam 1,2 mm2

Perlakuan Kelenjar uterus

Kontrol negatif 9,40±5,15a

HS Preventif 11,62±6,46a

HS Kuratif 12,75±4,18a

HS Madu 13,13±7,10a

Keterangan: Huruf superscript yang berbeda pada kolom yang sama menyatakan adanya

perbedaan yang nyata (p<0,05) antar kelompok perlakuan.

Page 10: BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Luas Ovarium · Berdasarkan hasil pengamatan, luas ovarium dan folikel tersier dapat dilihat pada Tabel 8. ... perbedaan yang nyata (p

39

Berdasarkan hasil analisis data secara statistik menunjukkan tidak terdapat

perbedaan yang nyata (p>0,05) antara kelompok perlakuan apabila dibandingkan

dengan kelompok kontrol, namun dapat dilihat bahwa jumlah kelenjar uterus

terbanyak terdapat pada kelompok kombinasi antara habbatussauda dengan madu,

disusul dengan kelompok kuratif dan preventif. Kelenjar yang terdapat dalam

uterus adalah kelenjar eksokrin, yaitu kumpulan sel-sel atau kelenjar yang

memiliki ujung kelenjar dengan kemampuan menghasilkan sekreta yang

mengandung enzim. Kelenjar uterus menghasilkan beberapa produk diantaranya

mukus, lipid, dan glikogen. Produk sekresi dari kelenjar uterus dan plasma darah

merupakan campuran cairan yang mengisi lumen uterus (Hafez 2000). Pada fase

folikular kelenjar uterus mengalami proliferasi, memanjang, dan mulai

berhimpitan, sedangkan pada fase luteal kelenjar uterus mengalami hipertrofi,

menjadi berkelok, dan lumennya mulai terisi produk sekresi yang kaya nutrien

khususnya glikogen (Eroschenko dan Victor 2003). Sekreta dari kelenjar uterus

pada mencit yang lebih banyak setelah diberi perlakuan memiliki dua fungsi

penting yaitu menyediakan lingkungan yang baik untuk kapasitasi sperma dan

memberikan nutrisi untuk preimplantasi blastokist (Dellmann dan Brown 1988).

4.4 Jumlah Sel Goblet

Selain menghitung jumlah kelenjar uterus dalam 1,2 mm2, jumlah sel

Goblet yang terdapat pada epitel permukaan uterus juga dihitung dengan

menggunakan faktor konversi sebesar 1 mm. Sel Goblet yang diamati pada

penelitian kali ini dilakukan dengan pewarnaan Periodic Acid Schiff (PAS).

Menurut Hammersen dan Sobotta (1985) pewarnaan PAS secara selektif

mewarnai glikogen, glikoprotein serta beberapa glukosa minoglikan dalam warna

keunguan (terlihat jelas di dalam sel acinus yang mensekresi mukus). Pengaruh

pemberian ekstrak minyak jintan hitam terhadap jumlah sel Goblet dapat dilihat

pada Tabel 12.

Page 11: BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Luas Ovarium · Berdasarkan hasil pengamatan, luas ovarium dan folikel tersier dapat dilihat pada Tabel 8. ... perbedaan yang nyata (p

40

Tabel 12 Rata-rata jumlah sel Goblet/mm

Perlakuan Sel Goblet

Kontrol negatif 0,00±0,00a

HS Preventif 0,00±0,00a

HS Kuratif 0,00±0,00a

HS Madu 0,02±0,15a

Keterangan: Huruf superscript yang berbeda pada kolom yang sama menyatakan adanya

perbedaan yang nyata (p<0,05) antar kelompok perlakuan.

Sel Goblet pada hasil penelitian kali ini hanya terlihat pada kelompok

perlakuan kombinasi habbatussauda dengan madu. Sel goblet (sel cangkir) yang

dapat diamati pada Gambar 14 adalah sel yang mengeluarkan mukus (lendir) dan

terletak pada dinding kelenjar beserta salurannya yang dilapisi sel silinder. Sel ini

bekerja sebagai kelenjar yang mengeluarkan lendir dan terdapat dalam jumlah

besar menutupi permukaan (Dellman dan Brown 1988). Meningkatnya jumlah sel

Goblet pada kelompok perlakuan kombinasi habbatussauda dengan madu

menunjukkan sedikit peningkatan produksi mukus. Mukus pada uterus berperan

sebagai barrier penghalang atau perlindungan dari masuknya agen penyakit.

Gambar 14 Mukosa uterus dengan pewarnaan PAS, tanda panah menunjukkan sel Goblet.

Radikal bebas adalah atom atau senyawa yang kehilangan pasangan

elektronnya. Proses metabolisme sehari-hari yang merupakan proses biokimiawi

akan menyebabkan terbentuknya radikal bebas yang bersifat sementara karena

dengan cepat akan diubah menjadi senyawa yang tidak berbahaya bagi tubuh.

Page 12: BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Luas Ovarium · Berdasarkan hasil pengamatan, luas ovarium dan folikel tersier dapat dilihat pada Tabel 8. ... perbedaan yang nyata (p

41

Namun, bila terjadi reaksi yang berlebihan di dalam tubuh maka akan terjadi

perampasan elektron oksigen sehingga menjadi tidak berpasangan dan atom

oksigen akan menjadi radikal bebas yang berusaha mengambil elektron dari

senyawa lain sehingga terjadilah reaksi berantai. Radikal bebas dapat masuk ke

dalam tubuh melalui pernafasan, kondisi lingkungan yang tidak sehat seperti

banyaknya polusi udara akibat asap kendaraan bermotor maupun lingkungan yang

penuh dengan asap rokok. Selain itu, makanan berlemak juga akan memacu

terbentuknya radikal bebas (Yuliarti 2008). Salah satu cara untuk menangkal

radikal bebas ini dapat dilakukan dengan memberikan senyawa antioksidan.

Adanya perbedaan yang nyata maupun tidak nyata pada paramater yang

diamati dari masing-masing kelompok perlakuan pada penelitian kali ini diduga

terjadi akibat penggunaan dosis yang berbeda. Besarnya efek tergantung pada

konsentrasi zat dan dengan demikian juga tergantung pada dosis (Ariens et al.

1985). Menurut Duryatmo (2003) beberapa tanaman mempunyai ambang batas

dosis yang memberikan khasiat. Maksudnya, dengan mengonsumsi dosis tertentu,

memang tanaman obat tersebut mampu mengatasi keluhan. Namun, bukan berarti

jika dosis ditambah, secara otomatis juga berdampak positif. Beberapa penelitian

justru menunjukkan khasiat sebaliknya. Perlu diingat, batas antara obat dan racun

sangat tipis. Tanaman obat dapat menjadi racun yang justru menurunkan

kesehatan tubuh orang yang mengonsumsinya, sehingga ketepatan dosis sangat

penting.

Pada penelitiaan ini menunjukkan tidak adanya perbedaan yang nyata dari

penggunaan dosis 0,1 dan 0,2 ml/ekor ekstrak minyak jintan hitam terhadap luas

ovarium, luas folikel tersier, jumlah kelenjar uterus, dan jumlah sel Goblet.

Namun penggunaan dosis 0,1 ml/ekor lebih efektif untuk meningkatkan jumlah

folikel-folikel ovarium dan korpus luteum. Jika dibandingkan dengan dosis-dosis

di atas, dosis 0,3 ml/ekor kombinasi jintan hitam dengan madu memberikan efek

yang lebih baik terhadap luas ovarium, luas folikel tersier, dan regenerasi epitel

permukaan uterus yang diamati dalam penelitian ini.