radiografi panoramik dalam menampilkan lebar folikel gigi

15
Evaluasi Radiografi Panoramik dalam Menampilkan Lebar Folikel Gigi Abstrak Latar Belakang: Mengingat kemungkinan terjadinya perubahan patologis pada folikel gigi yang impaksi, penelitian ini dilakukan untuk mengevaluasi radiolusensi perikoronal pada gigi molar ketiga yang impaksi. Bahan dan Metode: Dalam studi cross-sectional ini, lebar ruang folikel dari 201 gigi molar ketiga yang impaksi diukur pada radiografi panoramik. Di bawah anestesi lokal, gigi bersama dengan folikel gigi dilakukan tindakan pembedahan. Setelah prosedur rutin, dilakukan pemeriksaan histopatologis. Hasil: Setelah mengevaluasi 201 folikel gigi diamati bahwa 50,7% kasus (102 kasus) menunjukkan perubahan patologis dan semua dari mereka merupakan kista dentigerous. Insiden perubahan kistik dalam folikel gigi molar ketiga pada pasien berusia 21 tahun ke atas, 1.465 kali lebih dari pasien yang berusia di bawah 21 tahun. Juga pada folikel gigi molar ketiga bawah, insidensi perubahan patologis adalah 1,957 kali lebih dari pada maksila. Perubahan kistik dalam evaluasi lebar folikel lebih dari 1,5 mm, diamati pada 48% kasus, lebih dari 2 mm pada 73,5% kasus, lebih dari 2,5 mm pada 87,2% kasus dan lebih dari 3 mm di 92,1 % kasus. Kesimpulan: Tampaknya terjadinya perubahan kistik pada folikel gigi meningkat dengan peningkatan usia dan lebar ruang folikel. Namun, mengingat tingginya insiden perubahan kistik pada radiolusensi perikoronal sekitar gigi molar ketiga yang impaksi, penelitian ini mendukung pembuangan profilaksis molar ketiga yang impaksi. Kata Kunci: Gigi impaksi; kista dentigerous; folikel gigi, radiografi panoramik Pendahuluan Tampaknya hanya 50% dari gigi molar tiga tumbuh di mulut. 1 Alasan paling umum untuk ketidakmampuan gigi erupsi adalah pengecilan ukuran dari lengkung rahang yang menghasilkan kurangnya ruang untuk erupsi gigi. 1, 2 Molar ketiga merupakan gigi yang sering terjadi impaksi 2 yang dapat menyebabkan beberapa efek samping 1 Universitas Syiah Kuala

Upload: muhammad-abzar-ghifahri

Post on 09-Dec-2015

33 views

Category:

Documents


10 download

DESCRIPTION

Evaluasi radiografi

TRANSCRIPT

Page 1: Radiografi Panoramik Dalam Menampilkan Lebar Folikel Gigi

Evaluasi Radiografi Panoramik dalam Menampilkan Lebar

Folikel Gigi

Abstrak

Latar Belakang: Mengingat kemungkinan terjadinya perubahan patologis pada folikel gigi yang impaksi, penelitian ini dilakukan untuk mengevaluasi radiolusensi perikoronal pada gigi molar ketiga yang impaksi.Bahan dan Metode: Dalam studi cross-sectional ini, lebar ruang folikel dari 201 gigi molar ketiga yang impaksi diukur pada radiografi panoramik. Di bawah anestesi lokal, gigi bersama dengan folikel gigi dilakukan tindakan pembedahan. Setelah prosedur rutin, dilakukan pemeriksaan histopatologis.Hasil: Setelah mengevaluasi 201 folikel gigi diamati bahwa 50,7% kasus (102 kasus) menunjukkan perubahan patologis dan semua dari mereka merupakan kista dentigerous. Insiden perubahan kistik dalam folikel gigi molar ketiga pada pasien berusia 21 tahun ke atas, 1.465 kali lebih dari pasien yang berusia di bawah 21 tahun. Juga pada folikel gigi molar ketiga bawah, insidensi perubahan patologis adalah 1,957 kali lebih dari pada maksila. Perubahan kistik dalam evaluasi lebar folikel lebih dari 1,5 mm, diamati pada 48% kasus, lebih dari 2 mm pada 73,5% kasus, lebih dari 2,5 mm pada 87,2% kasus dan lebih dari 3 mm di 92,1 % kasus. Kesimpulan: Tampaknya terjadinya perubahan kistik pada folikel gigi meningkat dengan peningkatan usia dan lebar ruang folikel. Namun, mengingat tingginya insiden perubahan kistik pada radiolusensi perikoronal sekitar gigi molar ketiga yang impaksi, penelitian ini mendukung pembuangan profilaksis molar ketiga yang impaksi.

Kata Kunci: Gigi impaksi; kista dentigerous; folikel gigi, radiografi panoramik

Pendahuluan

Tampaknya hanya 50% dari gigi molar tiga tumbuh di mulut.1 Alasan

paling umum untuk ketidakmampuan gigi erupsi adalah pengecilan ukuran dari

lengkung rahang yang menghasilkan kurangnya ruang untuk erupsi gigi.1, 2 Molar

ketiga merupakan gigi yang sering terjadi impaksi2 yang dapat menyebabkan

beberapa efek samping seperti sakit, trismus dan infeksi atau bahkan kista dan

tumor.3 Tampaknya 1,5-13,3% dari gigi molar ketiga dibuang karena

pembentukan kista.4, 5 Menurut pendapat White, ruang folikel normal harus 2-3

mm.6

Di sisi lain, menurut pendapat Wood, 80% dari folikel gigi dengan lebar

ruang perikoronal 2,5 mm merupakan folikel yang tidak normal pada radiografi.7

Beberapa peneliti percaya bahwa ruang perikoronal dengan lebar lebih besar dari

2,5 mm pada radiografi intraoral dan lebih dari 3 mm pada radiografi panoramik

kemungkinan terdapat adanya kista.8 Glosser dan Campbell dan Mesgarzadeh

dkk., dalam studi mereka pada gigi molar tiga yang impaksi dengan ruang folikel

normal, menemukan bahwa jumlah perubahan patologis yang berhubungan

1 Universitas Syiah Kuala

Page 2: Radiografi Panoramik Dalam Menampilkan Lebar Folikel Gigi

2

dengan gigi molar tiga yang impaksi lebih dari apa yang terlihat pada radiografi

dan penggunaan radiografi tidak dapat diandalkan dalam diagnosis jaringan

folikel.9,10 Di sisi lain, Saghafi dkk. dan Werkmeister dkk. menemukan bahwa ada

perubahan patologis kecil di folikel molar ketiga yang impaksi dan gigi ini lebih

suka tidak dicabut kecuali satu atau lebih jelas indikasi yang muncul.3,11 Shear

percaya bahwa beberapa gigi yang tidak erupsi menunjukkan peningkatan lebar

dalam ruang folikuler pada fase pra-erupsi; ini tidak membuktikan adanya kista

kecuali lebar radiolusen pericoronal adalah setidaknya 3-4 mm.12 Juga dilaporkan

studi klinis oleh National Institutes of Health, Amerika Serikat menunjukkan

bahwa 1,5-13,3% dari gigi molar tiga dikeluarkan terutama karena adanya

pembentukan kista5 Meskipun ketersediaan data radiografi dan histologis,

diferensiasi kista dentigerous yang kecil dari folikel gigi yang besar, jika

memungkinkan, merupakan hal yang sulit dan saat ini tampaknya penilaian pada

rongga kistik selama operasi adalah satu-satunya cara yang dapat diandalkan

untuk diagnosis.13

Dalam penelitian sebelumnya, kami mengamati bahwa 41,3% dari folikel

dengan penampilan radiografi normal (lebar spasi folikel kurang dari 2,5 mm),

menunjukkan perubahan kistik histopatologi.14 Oleh karena itu, mengingat

penentuan ruang perikoronal normal dan patologis hanya melalui evaluasi

radiografi merupakan hal yang sulit dan beberapa peneliti percaya bahwa data

radiografi saja tidaklah cukup untuk diagnosis yang definitif dan selalu evaluasi

histopatologi diperlukan. Mengingat tingginya insiden perubahan patologis di

folikel gigi molar ketiga yang impaksi, penelitian ini bertujuan untuk

mengevaluasi radiolusensi perikoronal molar ketiga yang impaksi secara

histopatologi.

Bahan dan Metode

Penelitian cross-sectional ini dilakukan setelah mendapat persetujuan dari

komite etik Ilmu Medis dari Universitas Babol pada folikel yang diperoleh dari

pembedahan molar ketiga yang impaksi yang pasien dirujuk ke departemen bedah

mulut dan maksilofasial, Babol Dentistry School selama Januari 2010 hingga

Desember 2012. Demografi data tentang pasien, kedalaman dan posisi gigi

Universitas Syiah Kuala

Page 3: Radiografi Panoramik Dalam Menampilkan Lebar Folikel Gigi

3

impaksi telah tercatat menurut klasifikasi Pell dan Gregory.1 Jika diameter

anterior-posterior mahkota terletak sepenuhnya di depan perbatasan anterior

ramus, gigi di kelas І. Jika gigi terletak posterior, sehingga hampir setengah dari

gigi tertutup oleh ramus, gigi dan ramus berada di kelas II. Di kelas ІІІ, gigi yang

impaksi benar-benar terletak di dalam tulang. Juga jika bidang oklusal dekat atau

pada tingkat yang sama dengan bidang oklusal gigi molar kedua, itu dianggap

sebagai kelas impaksi A dan jika terletak di antara bidang oklusal dan garis

servikal dari gigi molar kedua, adalah impaksi kelas B dan jika bidang oklusal

gigi yang impaksi terletak di bawah garis servikal gigi molar kedua, itu dianggap

sebagai impaksi kelas C.1 Kemudian pada radiograf panoramik dari setiap pasien,

pengukuran jarak mesial dan distal antara puncak folikel gigi molar tiga hingga

ketinggian kontur dan jarak antara puncak folikel dan cusp molar ketiga di daerah

oklusal dilakukan oleh ahli radiologi mulut dan maksilofasial menggunakan

caliper digital dengan akurasi 0,01 mm (Guanglu-China). Setiap pengukuran

diulang dua kali. Lebar tertinggi yang diukur dari folikel gigi setiap gigi dicatat.

Kriteria eksklusi adalah ketidakmampuan untuk mengukur ruang folikel.

Semua radiographies dilakukan dengan menggunakan Cranex Tome

(Soredex-Finlandia) dengan perbesaran rata-rata 1,3 ×. Kemudian dengan

prosesor otomatis, Hope (Dental-Max, USA), pengembangan dan fiksasi film

radiografi dilakukan dalam kondisi standar. Semua prinsip-prinsip teknis

dipertimbangkan saat melakukan radiografi panoramik. Juga radiografi yang

memiliki perbedaan lebih dari 10% lebar mesiodistal mandibula kiri dan kanan

molar pertama dieksklusikan. Semua radiografi panoramik dilakukan dengan

menggunakan Cranex Tome dengan perbesaran rata-rata 1,3×. Pembedahan

dilakukan dengan anestesi lokal. Fiksasi dilakukan dengan penempatan segera

setelah pengeluaran gigi dan folikel dalam 10% larutan formalin buffer. Setelah

melalui pemotongan dan pengolahan jaringan dan persiapan 5 mikron bagian dari

blok parafin, diperoleh slide mikroskopik yang staining menggunakan

Hematoxylin dan Eosin (H & E). Slide mikroskopis siap diperiksa oleh ahli

patologi mulut dan maksilofasial yang tidak mengetahui gambaran klinis dan

radiografi lesi menggunakan mikroskop cahaya Olympus BX41 (Tokyo, Jepang)

dan diagnosis akhir untuk setiap kasus diperoleh. Data yang dikumpulkan

Universitas Syiah Kuala

Page 4: Radiografi Panoramik Dalam Menampilkan Lebar Folikel Gigi

4

dianalisis dengan SPSS-18, uji Fisher, t-test dan Regresi Logistik. Perbedaan

antara kelompok dianggap signifikan secara statistik pada p <0,05.

Hasil

Seratus dua kasus (50,7%) dari 201 dievaluasi folikel gigi menunjukkan

perubahan patologis bahwa semuanya merupakan kista dentigerous (Gambar 1,

2). Ruang folikular adalah 0,21-8,8 mm. Pada 201 folikel molar ketiga yang

impaksi, 61 kasus (30,3%) diperoleh dari pasien laki-laki dan 140 kasus (69,7%)

berasal dari pasien wanita. Lebar rata-rata ruang folikel pasien laki-laki 1.97 ±

1.46 dan untuk pasien perempuan itu 1,61 ± 0,69 mm dan t-test tidak

menunjukkan perbedaan yang signifikan antara 2 jenis kelamin. Insiden

perubahan kistik di folikel gigi yang diperoleh dari pasien wanita adalah 1,47%

(66 orang) dan pada pasien laki-laki itu 59% (14 orang). Menurut uji eksak Fisher,

tidak ada hubungan yang signifikan diamati antara gender dan perubahan

patologis. Rentang usia pasien adalah antara 15 dan 57 tahun (dengan usia rata-

rata 22,3 ± 4,9 tahun). Sebagian besar dari mereka berada dalam satu dekade

ketiga kehidupan mereka. Tiga puluh delapan persen pasien yang lebih muda dari

21, (27 dari 71) menunjukkan perubahan patologis dalam formasi kistik.

Gambar 1. A. Gambaran radiografi ruang folikular normal gigi molar tiga mandibula (B) yang menunjukkan perubahan kistik dalam tampilan histopatologi

Universitas Syiah Kuala

Page 5: Radiografi Panoramik Dalam Menampilkan Lebar Folikel Gigi

5

Gambar 2. (A) Tampilan radiografi ruang folikel yang luas pada gigi molar tiga mandibula. (B) Tampilan histopatologi folikel gigi

Namun, 57,7% dari pasien berusia 21 tahun ke atas (75 dari 130 kasus)

menunjukkan perubahan kistik pada folikel gigi. Berdasarkan data tersebut dan uji

Fisher, ditemukan korelasi yang signifikan antara usia dan perubahan patologis (p

= 0,008). Insiden perubahan kistik di folikel molar ketiga pada pasien berusia 21

dan lebih tua adalah 1,465 kali (95% CI: 1,117-1,921) lebih dari orang yang masih

berusia kurang dari 21. Dengan membandingkan usia rata-rata dua sub kelompok

dengan perubahan kistik dan tanpa perubahan patologis di folikel dengan

menggunakan t-test, disimpulkan bahwa usia rata-rata individu dengan tidak ada

perubahan kistik di folikel mereka 21,2 ± 3,8 tahun dan untuk individu dengan

perubahan kistik di folikel mereka, itu adalah 23,3 ± 5,6 tahun. Perbedaan ini

bermakna secara statistik (p = 0,002). Di antara kasus-kasus dievaluasi, 169

folikel (84,1%) berasal dari mandibula dan 32 folikel (15,9%) berasal dari rahang.

Perubahan kistik diamati pada 93 (55%) folikel molar ketiga mandibula,

sedangkan perubahan kistik terlihat pada 9 kasus folikel rahang atas. Lebar ruang

folikel mandibula dan maksila yang masing-masing 1,7 ± 1 mm dan 1,7 ± 0,96. t-

test menunjukkan tidak ada perbedaan yang signifikan antara kedua rahang segi

lebar ruang folikel. Menurut t-test, hubungan yang signifikan antara lokasi folikel

gigi (rahang atas atau bawah) dan kejadian perubahan patologis (p = 0,007). Bisa

dikatakan bahwa kemungkinan kejadian perubahan kistik dalam folikel giig molar

Universitas Syiah Kuala

Page 6: Radiografi Panoramik Dalam Menampilkan Lebar Folikel Gigi

6

ketiga mandibula adalah 1,957 kali lebih banyak dari pada rahang atas (95% CI:

1,106-3,461). Dalam evaluasi folikel dengan lebar 2,5 mm atau kurang kami

menemukan bahwa 89 kasus (50,6%) memiliki perubahan kistik. Temuan ini

mencapai 13 kasus dalam folikel dengan mm lebar lebih dari 2,5 dan tidak ada

perbedaan yang nyata antara dua kelompok yang disebutkan. Lebar rata-rata ruang

folikel dalam kasus folikel dengan perubahan kistik dan bagi mereka tanpa

perubahan patologis yang masing-masing 1,17 ± 1,80 mm dan 1,46 ± 0,78 mm

dan tidak ada perbedaan yang signifikan diamati oleh t-test. Menurut temuan studi

ini, 52% dari molar ketiga yang impaksi dengan lebar radiolusen perikoronal

normal lebih dari 1,5 mm (hingga 3 mm), merupakan perubahan kistik. Lebar

ruang folikular dan perubahan kistik yang menunjukkan dalam Tabel 1.

Tabel 1. Lebar ruang folikuler dan perubahan kista

Lebar ruang folikel (mm) Lebih dari 1,5%

Lebih dari 2%

Lebih dari 2,5%

Lebih dari 3%

Perubahan kistik di folikel gigi (%) 48 73,5 87,2 92,1

Tidak ada hubungan yang signifikan antara lebar rata-rata folikel gigi dan

insidensi perubahan kistik pada rahang atas dan bawah yang ditemukan. Menurut

temuan yang diperoleh, kelas A dari Pell dan Gregory1 klasifikasi untuk molar

ketiga yang impaksi dengan 44,8% (90 kasus), adalah yang paling umum dan

kelas B dengan 40,8% (82 kasus) dan kelas C dengan 13,4% (27 kasus. Pell dan

Gregory1 kelas I dengan 61,7% (124 kasus), adalah yang paling umum dan

kemudian kelas II dengan 37,3% (75 kasus) dan kelas III dengan 1% (2 kasus)

dalam urutan terakhir. Dalam evaluasi diperoleh Roc Curve seluas ruang folikel,

diperoleh data yang tidak dianggap sebagai indeks yang baik untuk diagnosis

kista.

Diskusi

Dalam penelitian ini, perubahan kistik dalam kasus lebar folikel 2,5 dan 3

mm adalah masing-masing sebesar 87,2% dan 92,1%, lebih dari data yang

diperoleh dalam penelitian sebelumnya.

Setelah pembentukan enamel, mahkota ditutupi oleh epitel enamel dan

ektomesenkim. Berbagai lesi seperti kista dan tumor odontogenik dapat

diturunkan dari folikel gigi yang mengelilingi gigi15 Gigi yang impaksi merupakan

Universitas Syiah Kuala

Page 7: Radiografi Panoramik Dalam Menampilkan Lebar Folikel Gigi

7

gigi yang tertahan atau tertanam yang gagal meledak dalam lengkung rahang

dalam waktu tertentu karena penghalang fisik seperti gigi yang berdekatan, tulang

atasnya padat, jaringan lunak berlebihan atau kelainan genetik. Paling sering,

penyebab impaksi adalah panjang lengkung yang tidak memadai dan ruang untuk

erupsi. Itulah sebabnya total panjang lengkung alveolar lebih kecil dari

lengkungan gigi (lebar mesiodistal gabungan dari setiap gigi).2,16, 17

Sejumlah besar operasi intraoral dilakukan oleh ahli bedah mulut dan

maksilofasial adalah pengangkatan gigi molar ketiga yang impaksi. Adanya

penyakit perikoronal merupakan alasan yang dapat diterima untuk menghilangkan

molar ketiga yang impaksi. Folikel molar ketiga yang impaksi dapat tetap normal

atau mengalami perubahan patologis. Dalam penelitian ini, lebar ruang folikel dari

50,7% kasus folikel sekitar gigi molar tiga impaksi adalah antara 0,21-8,8 mm,

perubahan histopatologi muncul sebagai formasi kista dentigerous. Temuan studi

Saravana dan Subhashraj mengungkapkan perubahan kistik di 46% dari folikel

dengan ruang folikel lebar kurang dari 2,4 mm.18 Kotrashetti dkk. dan

Mesgarzadeh dkk. juga melaporkan perubahan patologis pada folikel radiografi

normal dari molar ketiga yang impaksi sebesar 53% dan 58,5% untuk lebar

folikuler dari 3 dan 2,5 mm masing-masing.4,10

Karena tingginya insiden pembentukan kista dentigerous dari perubahan

kistik sesuai dengan temuan kami, perlunya evaluasi jaringan folikular gigi dan

pembuangan profilaksis gigi molar tiga impaksi yang terungkap. Adelsperger dkk.

menemukan bahwa kejadian perubahan patologis di folikel gigi secara signifikan

lebih tinggi pada pasien yang berusia lebih dari 21.19 Kotrashetti dkk. juga

mengungkapkan bahwa penuaan meningkatkan kemungkinan timbulnya

perubahan patologis di molar ketiga yang impaksi.4 Rakprastikul juga melaporkan

prevalensi lebih tinggi dari perubahan patologis pada pasien yang berusia lebih

dari 20 tahun.5 Dalam penelitian ini, kemungkinan terjadinya pembentukan kista

pada pasien yang berusia 21 tahun ke atas lebih tinggi. Penelitian ini

mengungkapkan kejadian puncak dari pembentukan kista folikel gigi molar ketiga

yang impaksi pada dekade ketiga kehidupan pasien. Hal ini konsisten dengan hasil

Delay dan Wysocki studi.13 Dengan kata lain, temuan studi ini, menyetujui

Universitas Syiah Kuala

Page 8: Radiografi Panoramik Dalam Menampilkan Lebar Folikel Gigi

8

gagasan luas yang berkorelasi dengan risiko komplikasi yang berhubungan

dengan gigi molar tiga impaksi dengan peningkatan usia.

Dalam penelitian ini, perbedaan antara pasien wanita dan laki-laki dalam

hal perubahan patologis, sekitar molar ketiga ynag impaksi secara statistik tidak

signifikan. Studi dari Glosser dan Campbell dan Adelsperger dkk. menegaskan

temuan ini.9,19 Prevalensi pembentukan kista lebih tinggi pada mandibula

dibandingkan dengan maksila. Hal ini sesuai dengan temuan Glosser dan

Campbell.9 Dalam kebanyakan studi, ketebalan ruang folikular normal pada

radiografi panoramik dianggap kurang dari 2,5 mm.18, 19 Tapi penelitian ini

membahas bahwa kemungkinan pembentukan kista jaringan folikel molar ketiga

yang impaksi dengan ruang folikel lebih dari 1,5 mm adalah 52%. Di sisi lain,

87,2% dari folikel dengan lebar lebih dari 2,5 mm menunjukkan perubahan kistik.

Kotrashetti dkk. dalam studinya menemukan bahwa 58,5% dari folikel gigi

dengan lebar 2-2,5 mm ruang folikular menunjukkan formasi kistik.4 Geser dan

Daley dan Wysocki menyatakan bahwa kemungkinan transformasi folikel gigi

yang berhubungan dengan gigi yang impaksi untuk kista dentigerous adalah

masing-masing 0,1-0,6% dan 1,5%.12,13 Leitner dkk. juga melaporkan

fibrosarcoma low-grade yang berhubungan dengan gigi molar ketiga yang

impaksi tanpa bukti klinis lesi pada folikel wanita berusia 23 tahun.20

Berdasarkan kasus yang disebutkan di atas dan tingginya persentase

perubahan kistik pada folikel gigi dan hubungannya dengan perubahan usia dalam

penelitian ini, pencabutan molar ketiga yang impaksi di usia muda dianjurkan.

Pembedahan di usia yang lebih tua membuat kesulitan dalam proses

penyembuhan dan pemulihan. Proses patologis pada pasien yang lebih tua,

membutuhkan waktu lebih lama untuk meningkatkan ukuran dan ini menuntut

operasi yang lebih luas. Juga perluasan lesi kistik besar di rahang mengurangi

massa tulang. Mengingat semua hal di atas, kebutuhan untuk menghilangkan awal

molar ketiga dianjurkan bahkan ketika tanpa adanya gejala. Mengingat tingginya

insiden perubahan kistik di folikel dengan mm lebar kurang dari 2,5, terkait

dengan gigi molar tiga impaksi dalam penelitian ini, disarankan agar penampilan

radiografi tidak selalu mencerminkan tidak adanya penyakit. Oleh karena itu,

dokter harus melakukan evaluasi klinis dan radiografi untuk molar ketiga impaksi

Universitas Syiah Kuala

Page 9: Radiografi Panoramik Dalam Menampilkan Lebar Folikel Gigi

9

dan setelah pembuangan folikel ia harus mengirimkannya untuk evaluasi

histopatologi. Secara umum, tampaknya bahwa prevalensi kista dentigerous yang

berkaitan dengan molar ketiga impaksi lebih dari apa yang diprediksi oleh

evaluasi radiografi.

Berdasarkan kasus yang disebutkan di atas dan tingginya persentase

perubahan kistik pada folikel gigi dan hubungannya dengan perubahan usia dalam

penelitian ini, pencabutan molar ketiga yang impaksi di usia muda dianjurkan.

Pembedahan di usia yang lebih tua membuat kesulitan dalam proses

penyembuhan dan pemulihan. Proses patologis pada pasien yang lebih tua,

membutuhkan waktu lebih lama untuk meningkatkan ukuran dan ini menuntut

operasi yang lebih luas. Juga perluasan lesi kistik besar di rahang mengurangi

massa tulang. Mengingat semua hal di atas, kebutuhan untuk menghilangkan awal

molar ketiga dianjurkan bahkan ketika tanpa adanya gejala. Mengingat tingginya

insiden perubahan kistik di folikel dengan mm lebar kurang dari 2,5, terkait

dengan gigi molar tiga impaksi dalam penelitian ini, disarankan agar penampilan

radiografi tidak selalu mencerminkan tidak adanya penyakit. Oleh karena itu,

dokter harus melakukan evaluasi klinis dan radiografi untuk molar ketiga impaksi

dan setelah penghapusan folikel ia harus mengirimkannya untuk evaluasi

histopatologi. Secara umum, tampaknya bahwa prevalensi kista dentigerous yang

berkaitan dengan molar ketiga impaksi lebih dari apa yang diprediksi oleh

evaluasi radiografi.

Evaluasi radiografi pada ruang pericoronal untuk mendeteksi keadaan

normal dari keadaan patologis merupakan hal yang sulit dan peneliti percaya

bahwa radiografi tidak mencukupi untuk evaluasi patologis dan ada kebutuhan

untuk diagnosis histologis. Mengingat probabilitas tinggi kejadian perubahan

kistik dalam folikel molar ketiga yang impaksi, bahkan dengan lebar normal

radiolusen, penghapusan profilaksis molar ketiga yang impaksi disarankan,

terutama, ketika usia pasien adalah 21 tahun atau lebih. Dianjurkan studi dengan

tiga demensi computed tomography dimensi untuk mengukur lebar yang tepat dari

folikel dan perbandingan dengan temuan histopatologi.

Universitas Syiah Kuala

Page 10: Radiografi Panoramik Dalam Menampilkan Lebar Folikel Gigi

10

Universitas Syiah Kuala