bab iii metodologi penelitian 4.1. metode...

17
26 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 4.1. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas. Penelitian tindakan di kelas X Akuntansi 1 Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 1 Salatiga, penulis berperan sebagai observer yang membantu guru untuk melaksanakan Penelitian Tindakan Kelas. Menurut Mills di dalam I G A K Wardani mendiskripsikan bahwa “penelitian tindakan sebagai systematic inquiry yang dilakukan oleh guru, kepala sekolah, atau konselor sekolah untuk mengumpulkan informasi tentang berbagai praktik yang dilakukannya28 . Penelitian Tindakan Kelas di laksanakan terhadap peserta didik kelas X Akuntansi 1 Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 1 Salatiga. Penelitian tindakan dilaksanakan sebagai upaya memberikan solusi atas permasalahan yang diresahkan oleh guru mata pelajaran di dalam proses pembelajaran mata pelajaran komunikasi bisnis pada kompetensi dasar melaksanakan komunikasi bisnis secara profesional. Jenis Penelitian Tindakan Kelas yang digunakan oleh penulis adalah penelitian tindakan partisipan. “Gagasan sentral penelitian tindakan partisipan ini adalah bahwa orang yang akan melakukan tindakan harus juga terlibat dalam proses penelitian dari awal. Dengan demikian, mereka itu tidak hanya dapat menyadari perlunya melaksanakan program tindakan tertentu, tetapi secara jiwa raga akan terlibat dalam program tindakan tersebut. Tanpa kolaborasi ini, diagnosis dan rekomendasi tindakan untuk mengubah situasi cenderung mendorong timbulnya ketidakamanan, agresi, dan rasionalisasi 28 I G A K Wardani, Penelitian Tindakan Kelas, Universitas Terbuka, Jakarta, 2008, hal. 1.4.

Upload: vutu

Post on 27-Apr-2019

215 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB III METODOLOGI PENELITIAN 4.1. Metode Penelitianrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/747/4/T1_162008049_BAB III.pdfbisnis pada kompetensi dasar melaksanakan komunikasi bisnis

26

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

4.1. Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas.

Penelitian tindakan di kelas X Akuntansi 1 Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 1

Salatiga, penulis berperan sebagai observer yang membantu guru untuk

melaksanakan Penelitian Tindakan Kelas. Menurut Mills di dalam I G A K Wardani

mendiskripsikan bahwa “penelitian tindakan sebagai systematic inquiry yang

dilakukan oleh guru, kepala sekolah, atau konselor sekolah untuk mengumpulkan

informasi tentang berbagai praktik yang dilakukannya”28

.

Penelitian Tindakan Kelas di laksanakan terhadap peserta didik kelas X

Akuntansi 1 Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 1 Salatiga. Penelitian tindakan

dilaksanakan sebagai upaya memberikan solusi atas permasalahan yang diresahkan

oleh guru mata pelajaran di dalam proses pembelajaran mata pelajaran komunikasi

bisnis pada kompetensi dasar melaksanakan komunikasi bisnis secara profesional.

Jenis Penelitian Tindakan Kelas yang digunakan oleh penulis adalah penelitian

tindakan partisipan.

“Gagasan sentral penelitian tindakan partisipan ini adalah

bahwa orang yang akan melakukan tindakan harus juga terlibat

dalam proses penelitian dari awal. Dengan demikian, mereka itu

tidak hanya dapat menyadari perlunya melaksanakan program

tindakan tertentu, tetapi secara jiwa raga akan terlibat dalam

program tindakan tersebut. Tanpa kolaborasi ini, diagnosis dan

rekomendasi tindakan untuk mengubah situasi cenderung

mendorong timbulnya ketidakamanan, agresi, dan rasionalisasi

28 I G A K Wardani, Penelitian Tindakan Kelas, Universitas Terbuka, Jakarta, 2008, hal.

1.4.

Page 2: BAB III METODOLOGI PENELITIAN 4.1. Metode Penelitianrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/747/4/T1_162008049_BAB III.pdfbisnis pada kompetensi dasar melaksanakan komunikasi bisnis

27

daripada kecenderungan untuk mendorong adanya perubahan yang

diharapkan.”29

Model penelitian tindakan yang akan dipakai oleh penulis adalah Model

Penelitian Tindakan dari Hopkins. Penelitian Tindakan Model Hopkins sering juga

disebut dengan model spiral, karena pelaksanaan tindakan yang dilakukan akan

membentuk spiral.

”Menurut Hopkins, pelaksanaan penelitian tindakan

dilakukan membentuk spiral yang dimulai dari merasakan adanya

masalah, menyusun perencanaan, melaksanakan tindakan,

melakukan observasi, mengadakan refleksi, melakukan rencana

ulang, melaksanakan tindakan, dan seterusnya. Manakala

digambarkan model Spiral yang dikembangkan oleh Hopkins seperti

yang digambarkan sebagai berikut:”30

Gambar 3.1. Penelitian Tindakan Model Hopkins

29

Suwarsih Madya, Penelitian Tindakan, Alfabeta, Bandung, 2009, hal. 69. 30 Wina Sanjaya, Penelitian Tindakan Kelas, Kencana, Jakarta, 2009, hal. 53.

Page 3: BAB III METODOLOGI PENELITIAN 4.1. Metode Penelitianrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/747/4/T1_162008049_BAB III.pdfbisnis pada kompetensi dasar melaksanakan komunikasi bisnis

28

4.2. Pelaksanaan Penelitian

Penelitian dilaksanakan di Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 1 Jalan

Nakula Sadewa I/3 Kembangarum Kel. Dukuh Kec. Sidomukti Salatiga. Penelitian

tindakan direncanakan terlaksana kurang lebih dua bulan. Penelitian ini dilakukan

sebagai upaya meningkatkan minat yang meliputi perhatian, kegiatan, serta rasa

senang dan hasil belajar peserta didik kelas X Akuntansi 1 Sekolah Menengah

Kejuruan Negeri 1 Salatiga dengan menggunakan metode investigasi kelompok

pada kompetensi dasar melaksanakan komunikasi bisnis secara profesional.

Penelitian tindakan akan dilaksanakan kurang lebih selama dua bulan,

dengan jadwal penelitian sebagai berikut:

Tabel 3.1.

Jadwal Penelitian Tindakan Terhadap 36 Peserta Didik Kelas X Akuntansi 1

Semester 2 Tahun Pelajaran 2011-2012 Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 1

Salatiga

Siklus 1

Pertemuan Hari Tanggal Jam Pelajaran ke

1 Jum’at 27-01-2012 5-6

2 Jum’at 03-02-2012 5-6

3 Jum’at 10-02-2012 5-6

Siklus 2

Pertemuan Hari Tanggal Jam Pelajaran

4 Jum’at 17-02-2012 5-6

5 Jum’at 24-02-2012 5-6

6 Jum’at 02-03-2012 5-6

7 Jum’at 09-03-2012 5-6

Page 4: BAB III METODOLOGI PENELITIAN 4.1. Metode Penelitianrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/747/4/T1_162008049_BAB III.pdfbisnis pada kompetensi dasar melaksanakan komunikasi bisnis

29

4.3. Subyek Penelitian

Subyek penelitian adalah peserta didik kelas X Akuntansi 1 Sekolah

Menengah Kejuruan Negeri 1 Salatiga. Jumlah peserta didik kelas X Akuntansi 1

Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 1 Salatiga adalah 36 peserta didik, yang terdiri

dari 2 peserta didik laki-laki dan 34 peserta didik perempuan.

4.4. Prosedur Penelitian

Prosedur penelitian tindakan yang akan dilaksanakan dalam proses

penelitian adalah sebagai berikut:

1. Gagasan Awal

Gagasan awal dengan merumuskan permasalahan yang diresahkan

oleh guru mata pelajaran komunikasi bisnis di kelas X Akuntansi 1 Sekolah

Menengah Kejuruan Negeri 1 Salatiga pada kompetensi dasar melaksanakan

komunikasi bisnis secara profesional. Pengamatan yang telah dilakukan,

penulis merasa perlu menggunakan metode pembelajaran yang dapat

membantu peserta didik untuk meningkatkan minat yang meliputi perhatian,

kegiatan, serta rasa senang dan hasil belajarnya pada kompetensi dasar

melaksanakan komunikasi bisnis secara professional mata pelajaran

komunikasi bisnis di kelas X Akuntansi 1 Sekolah Menengah Kejuruan

Negeri 1 Salatiga.

2. Penemuan Fakta

Penemuan fakta di dalam penelitian tindakan melihat terhadap pokok

permasalahan yang akan diteliti. Setelah penulis merumuskan masalah

penelitian, penulis mulai dengan perencanaan umum untuk mengatasi

Page 5: BAB III METODOLOGI PENELITIAN 4.1. Metode Penelitianrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/747/4/T1_162008049_BAB III.pdfbisnis pada kompetensi dasar melaksanakan komunikasi bisnis

30

masalah tersebut. Penemuan fakta dilakukan dengan mengumpulkan data-

data yang berkaitan dengan permasalahan yang diresahkan oleh guru mata

pelajaran komunikasi bisnis pada kompetensi dasar melaksanakan

komunikasi bisnis secara profesional.

3. Perencanaan Umum

Penulis di dalam melaksanakan penelitian tindakan perlu menyusun

perencanaan umum, yang meliputi:

a. Menyusun rencana dengan menggunakan metode investigasi

kelompok pada kompetensi dasar melaksanakan komunikasi

bisnis secara profesional mata pelajaran komunikasi bisnis di

kelas X Akuntansi 1 Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 1

Salatiga.

b. Merancang perbaikan pembelajaran pada kompetensi dasar

melaksanakan komunikasi bisnis secara profesional dengan

menggunakan metode investigasi kelompok. Perencanaan

dilakukan dengan guru mata pelajaran komunikasi bisnis kelas X

Akuntansi 1 Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 1 Salatiga.

c. Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) sesuai

dengan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai dengan

menggunakan metode investigasi kelompok. (Lampiran 1 dan

11)

Page 6: BAB III METODOLOGI PENELITIAN 4.1. Metode Penelitianrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/747/4/T1_162008049_BAB III.pdfbisnis pada kompetensi dasar melaksanakan komunikasi bisnis

31

d. Membuat angket minat belajar dan lembar wawancara untuk

peserta didik, dan lembar observasi untuk guru independen.

(Lampiran 3, 5, 7, 9, 13, 15, 17 dan 19)

e. Menyiapkan sumber belajar untuk peserta didik yaitu berupa

media pembelajaran, dan alat peraga. (Lampiran 11, dan 22)

f. Menyiapkan soal tes individu tiap siklus dan membuat kunci

jawaban dan penilaian. (Lampiran 1 dan 11)

4. Implementasi Tindakan.

Pada tahap ini pelaksanaan tindakan sesuai dengan Rencana

Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang telah disusun sebelumnya. Aplikasi

pembelajaran dilaksanakan dengan menggunakan metode investigasi

kelompok, alat peraga, melaksanakan proses belajar mengajar, dan

melaksanakan tes terhadap peserta didik di kelas X Akuntansi 1 Sekolah

Menengah Kejuruan Negeri 1 Salatiga. Tahapan pelaksanaan tindakan dapat

dilihat sebagai berikut:

a. Melaksakan proses pembelajaran komunikasi bisnis pada

kompetensi dasar melaksanakan komunikasi bisnis secara

profesional dengan menggunakan metode investigasi kelompok.

Langkah-langkah pembelajaran yang akan dilaksanakan penulis

dapat dilihat pada Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).

(Lampiran 1 dan 11)

Page 7: BAB III METODOLOGI PENELITIAN 4.1. Metode Penelitianrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/747/4/T1_162008049_BAB III.pdfbisnis pada kompetensi dasar melaksanakan komunikasi bisnis

32

b. Melaksanakan diskusi dan investigasi dengan pembagian

kelompok yang telah direncanakan sebelumnya bersama guru

mata pelajaran komunikasi bisnis sebagai fasilitator di dalam

proses belajar mengajar.

c. Melaksanakan penilaian non kognitif yaitu minat peserta didik.

Penilaian minat peserta didik dapat dinilai dari perhatian dalam

proses pembelajaran dan peran serta peserta didik dalam kerja

kelompok. Penilaian dilakukan dengan menggunakan angket

untuk di isi oleh peserta didik dan lembar wawancara. (Lampiran

3, 5, 13, dan 15)

d. Melaksanakan pengamatan pembelajaran peserta didik dengan

mengisi lembar observasi oleh pengamat. (Lampiran 7, 9, 17 dan

19)

e. Memberikan tes individu pada peserta didik setiap akhir siklus

untuk mengetahui tingkat pemahaman peserta didik, soal dan

jawaban terdapat di Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).

(Lampiran 1 dan 11)

5. Evaluasi (Observasi dan Refleksi).

Berdasarkan tahap implementasi atau pelaksanaan, selanjutnya

dilakukan evaluasi terhadap hasil pelaksanaan antara lain:

Page 8: BAB III METODOLOGI PENELITIAN 4.1. Metode Penelitianrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/747/4/T1_162008049_BAB III.pdfbisnis pada kompetensi dasar melaksanakan komunikasi bisnis

33

a. Melaksanakan observasi proses pembelajaran dengan metode

Investigasi Kelompok. Observasi dilakukan oleh penulis dan

guru independen, yaitu ibu Susilowati.

b. Melaksanakan evaluasi terhadap hasil kerja peserta didik yang

meliputi tugas kelompok, tes individu, skor minat, lembar

wawancara, dan lembar observasi.

c. Selain itu penulis dan guru mata pelajaran juga melakukan revisi

perbaikan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) siklus

kedua dan hal-hal lain yang perlu direvisi pada setiap tindakan

atau siklus. (Lampiran 10)

Setelah proses pembelajaran berlangsung, penulis dapat

melaksanakan refleksi berdasarkan kegiatan pelaksanaan pembelajaran tiap

siklus yang telah dilaksanakan dengan bantuan lembar angket, lembar

wawancara, lembar observasi dan dokumentasi. Penulis mendiskusikan hasil

pengamatan untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan proses

pembelajaran di kelas. Penulis selanjutnya dapat melaksanakan perbaikan

untuk menyempurnakan jalannya siklus selanjutnya sehingga diharapkan

dari setiap siklus selalu mengalami peningkatan yang lebih baik tentang

proses pembelajaran yang dapat meningkatkan minat yang meliputi

perhatian, kegiatan, serta rasa senang dan hasil belajar peserta didik kelas X

Akuntansi 1 Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 1 Salatiga.

Page 9: BAB III METODOLOGI PENELITIAN 4.1. Metode Penelitianrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/747/4/T1_162008049_BAB III.pdfbisnis pada kompetensi dasar melaksanakan komunikasi bisnis

34

4.5. Teknik Pengumpulan Data

Penelitian tindakan dilakukan mulai dari perencanaan, pelaksanaan,

observasi dan refleksi terhadap proses pembelajaran yang akan guru laksanakan.

Penulis dan pengamat (guru independen) melakukan pengamatan terhadap proses

pembelajaran guru mata pelajaran komunikasi bisnis di kelas X Akuntansi 1

Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 1 Salatiga. Observasi dilakukan untuk

mengamati kegiatan peserta didik di dalam proses pembelajaran dengan

menggunakan metode investigasi kelompok di setiap siklus tindakan. Pengamatan

minat peserta didik di dalam proses pembelajaran dilaksanakan secara langsung

terhadap subjek yang diteliti selama pembelajaran berlangsung pada kompetensi

dasar melaksanakan komunikasi bisnis secara profesional mata pelajaran

komunikasi bisnis kelas X Akuntansi 1 Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 1

Salatiga.

Sumber data penelitian tindakan adalah hasil pengamatan terhadap peserta

didik kelas X Akuntansi 1 Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 1 Salatiga, hasil tes

tertulis peserta didik kelas X Akuntansi 1 Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 1

Salatiga, angket minat peserta didik, lembar wawancara, dan hasil dokumentasi

berupa foto kegiatan belajar mengajar dengan metode investigasi kelompok. Data-

data tersebut akan dipergunakan guru dan observer untuk memperoleh kesempatan

melaksanakan refleksi mengenai penguasaan konsep, hasil belajar, dan minat

peserta didik.

Page 10: BAB III METODOLOGI PENELITIAN 4.1. Metode Penelitianrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/747/4/T1_162008049_BAB III.pdfbisnis pada kompetensi dasar melaksanakan komunikasi bisnis

35

Teknik pengumpulan data dalam penelitian tindakan merupakan langkah

yang paling utama di dalam penelitian tindakan, karena tujuan utama dari penelitian

adalah mendapatkan data yang akurat. Tanpa mengetahui teknik pengumpulan data

maka penulis tidak akan mendapatkan data yang akurat. Teknik pengumpulan data

yang dilaksanakan penulis adalah sebagai berikut :

1. Observasi

Penelitian tindakan di kelas X Akuntansi 1 pada kompetensi dasar

melaksanakan komunikasi bisnis secara profesional mata pelajaran

komunikasi bisnis Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 1 Salatiga

menggunakan lembar observasi. Lembar observasi digunakan sebagai alat

pengumpulan data di dalam proses pembelajaran terhadap peserta didik

dengan menggunakan metode investigasi kelompok. Lembar observasi di isi

oleh pengamat sesuai dengan keadaan yang terjadi selama proses

pembelajaran dengan metode investigasi kelompok di setiap siklus tindakan.

Lembar observasi berisi tentang uraian kegiatan di dalam proses

pembelajaran dengan metode investigasi kelompok.

”Observasi merupakan teknik mengumpulkan data

dengan cara mengamati setiap kejadian yang sedang

berlangsung dan mencatatnya dengan alat observasi tentang

hal-hal yang akan diamati atau diteliti. Observasi disini

sebagai alat pemantau yang tidak dapat dipisahkan dari

tindakan di setiap siklus.”31

Lembar observasi yang digunakan penulis adalah lembar observasi

tersruktur. ”Observasi terstruktur menggunakan instrumen observasi yang

terstruktur dan siap di pakai, sehingga pengamat hanya tinggal

31 Ibid. hal. 86.

Page 11: BAB III METODOLOGI PENELITIAN 4.1. Metode Penelitianrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/747/4/T1_162008049_BAB III.pdfbisnis pada kompetensi dasar melaksanakan komunikasi bisnis

36

membubuhkan tanda (√) pada tempat yang disediakan.”32

(Lampiran 7, 9,

17 dan 19)

2. Wawancara

Penelitian tindakan di kelas X Akuntansi 1 pada kompetensi dasar

melaksanakan komunikasi bisnis secara profesional mata pelajaran

komunikasi bisnis Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 1 Salatiga juga

menggunakan lembar wawancara. Lembar wawancara digunakan sebagai

alat pengumpulan data terhadap minat peserta didik dengan menggunakan

metode investigasi kelompok. Lembar wawancara berisi tentang pertanyaan-

pertanyaan yang diajukan terhadap peserta didik. Pertanyaan di dalam

lembar wawancara bertujuan untuk mengetahui seberapa besar peserta didik

yang menyukai mata pelajaran komunikasi bisnis dengan metode investigasi

kelompok di kelas X Akuntansi 1 Sekolah Menengah Negeri 1 Salatiga.

(Lampiran 5 dan 15)

”Wawancara atau interviu dapat diartikan sebagai

teknik mengumpulkan data dengan menggunakan bahasa

lisan baik secara tatap muka ataupun melalui media tertentu.

Selain observasi di dalam PTK juga menggunakan

wawancara.”33

3. Tes

Tes adalah teknik pengumpulan data yang di gunakan untuk

mengukur peningkatan hasil belajar peserta didik kelas X Akuntansi 1

Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 1 Salatiga pada kompetensi dasar

melaksanakan komunikasi bisnis secara profesional dengan metode

32

I G A K Wardani, op. cit, hal. 25. 33 Wina Sanjaya, op. cit. hal. 96.

Page 12: BAB III METODOLOGI PENELITIAN 4.1. Metode Penelitianrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/747/4/T1_162008049_BAB III.pdfbisnis pada kompetensi dasar melaksanakan komunikasi bisnis

37

investigasi kelompok. Tes dilaksanakan pada akhir setiap siklus agar guru

mata pelajaran dapat mengetahui perkembangan hasil belajar peserta didik.

Soal dan jawaban terdapat di Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).

”Tes instrumen pengumpulan data untuk mengukur kemampuan siswa

dalam aspek kognitif, atau tingkat penguasaan materi pembelajaran.”34

(Lampiran 1 dan 11)

4. Angket

Angket yang digunakan dalam penelitian tindakan di kelas X

Akuntansi 1 Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 1 Salatiga adalah angket

tertutup. Angket berisi tentang pernyataan-pernyataan yang berhubungan

dengan masalah penelitian, yaitu minat belajar peserta didik. Indikator dari

minat peserta didik adalah adanya perhatian peserta didik, kegiatan belajar

peserta didik, dan rasa senang peserta didik di dalam mengikuti pelajaran.

Indikator adanya perhatian dijabarkan menjadi tiga bagian, yaitu perhatian

terhadap bahan ajar, memahami materi pelajaran, dan menyelesaikan tugas-

tugas dalam pembelajaran. Kegiatan dibedakan menjadi pelaksanaan

aktivitas kegiatan terhadap bahan ajar dan secara aktif untuk menyelesaikan

tugas-tugas di dalam proses pembelajaran. Rasa senang meliputi rasa senang

mengetahui bahan pelajaran, senang mengikuti dan memahami di dalam

proses pembelajaran, dan antusias di dalam menyelesaikan tugas belajar.

(Lampiran 3 dan 13)

”Angket terdiri dari serangkaian pertanyaan tertulis

yang memerlukan jawaban tertulis. Pertanyaan ada dua

macam, yaitu:

34 Ibid. hal. 99.

Page 13: BAB III METODOLOGI PENELITIAN 4.1. Metode Penelitianrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/747/4/T1_162008049_BAB III.pdfbisnis pada kompetensi dasar melaksanakan komunikasi bisnis

38

a. Terbuka: meminta informasi atau pendapat dengan

kata-kata responden sendiri. Pertanyaan macam ini

berguna bagi tahap-tahap eksplorasi, tetapi dapat

menghasilkan jawaban-jawaban yang sulit untuk

disatukan. Jumlah angket yang dikembalikan

mungkin juga sangat rendah.

b. Tertutup atau pilihan ganda: meminta responden

untuk memilih kalimat atau diskripsi yang paling

dekat dengan pendapat, perasaan, penilaian, atau

posisi mereka.”35

4.6. Teknik Analisis Data

Penelitian tindakan kelas di dalam pengumpulan data terdapat dua jenis

data. Data yang dapat dikumpulkan oleh penulis di dalam penelitian tindakan

kelas, yaitu :

1. Data kuantitatif

Penulis di dalam mengolah data kuantitatif menggunakan analisis

statistik diskriptif dengan mencari prosentase keberhasilan belajar peserta

didik.

a. Data hasil belajar peserta didik dapat dihitung dengan menggunakan

rumus sebagai berikut:

Tingkat Penguasaan = Σ jawaban benar X 100%

Skor Maksimum

b. Data rata-rata hasil belajar peserta didik.

Rata-rata = ∑ hasil belajar peserta didik X 100%

Banyaknya peserta didik

35 Suwarsih Madya, op. cit. hal. 82.

Page 14: BAB III METODOLOGI PENELITIAN 4.1. Metode Penelitianrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/747/4/T1_162008049_BAB III.pdfbisnis pada kompetensi dasar melaksanakan komunikasi bisnis

39

c. Data hasil ketuntasan belajar peserta didik.

Menghitung keberhasilan ketuntasan belajar di kelas yaitu prosentase

peserta didik yang tuntas belajar sesuai dengan indikator keberhasilan

dihitung dengan rumus:

% ketuntasan belajar peserta didik = ∑ peserta didik yang tuntas belajar X 100 %

Banyaknya peserta didik

Peserta didik dapat dikatakan tuntas belajar apabila mencapai skor lebih atau

sama dengan 75 (≥ 75). Nilai 75 adalah nilai Kriteria Ketuntasan Minimal Sekolah

Menengah Kejuruan Negeri 1 Salatiga (KKM SMK N 1 Salatiga).

6.6.1. Data kualitatif

Teknik analisis data kualitatif yang digunakan oleh penulis adalah teknik

analisis interaktif yang dikembangkan oleh Miles dan Huberman. Teknik analisis

interaktif tersebut terdiri atas tiga komponen kegiatan yang terjadi secara bersamaan

dan saling terkait satu sama lain, yaitu reduksi data, beberan data, dan penarikan

kesimpulan.

1. Reduksi data.

Penulis penelitian tindakan harus melalui proses mereduksi data

yang telah di dapat dari angket penilaian minat peserta didik, lembar

wawancara, lembar pengamatan, dan hasil belajar peserta didik. Data yang

telah di dapat tersebut di olah sedemikian rupa sehingga menjadi skor yang

Page 15: BAB III METODOLOGI PENELITIAN 4.1. Metode Penelitianrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/747/4/T1_162008049_BAB III.pdfbisnis pada kompetensi dasar melaksanakan komunikasi bisnis

40

akan digunakan oleh penulis di dalam pengukuran minat dan hasil belajar

peserta didik.

Indikator minat dituangkan di dalam angket penilaian minat belajar

peserta didik. Angket dikategorikan menjadi empat kategori pengukuran

minat di dalam proses pembelajaran dengan menggunakan metode

investigasi kelompok. Skala pengukuran 10-16 dapat dikategorikan peserta

didik tidak berminat, 17-24 dapat dikategorikan peserta didik kurang

berminat, 25-32 dapat dikategorikan peserta didik berminat, dan 33-40

dapat dikategorikan peserta didik sangat berminat.36

(Lampiran 3 dan 13)

”Reduksi data merupakan proses menyeleksi, menentukan fokus,

menyederhanakan, meringkas, dan mengubah bentuk data ’mentah’ yang

ada dalam catatan lapangan.”37

2. Beberan data.

Setelah direduksi, data siap untuk dibeberkan. Berbagai macam data

mentah yang telah direduksi akan dibeberkan melalui narasi dan grafik

perubahan tingkat minat dan hasil belajar peserta didik. ”Artinya, tahap

analisis sampai pada pembeberan data adalah berbagai macam data

penelitian tindakan yang telah direduksi perlu dibeberkan dengan tertata

rapi dalam bentuk narasi plus matriks, grafik, dan atau diagram,”38

36

Mimin Haryati, op. cit. hal. 41. 37

Suwarsih Madya, op. cit. hal. 76. 38 Ibid. hal. 78.

Page 16: BAB III METODOLOGI PENELITIAN 4.1. Metode Penelitianrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/747/4/T1_162008049_BAB III.pdfbisnis pada kompetensi dasar melaksanakan komunikasi bisnis

41

3. Penarikan kesimpulan.

Komponen kegiatan terakhir di dalam teknik analisis interaktif

adalah penarikan kesimpulan. Setelah data direduksi dan dibeberkan, maka

akan ditarik kesimpulan berdasarkan rumusan masalah dan hipotesis

tindakan. Penarikan kesimpulan di lakukan di setiap siklus tindakan dan

kesimpulan tindakan ditarik pada siklus terakhir. ”Artinya bahwa penarikan

kesimpulan dilakukan secara bertahap mulai dari kesimpulan sementara,

yang ditarik pada akhir siklus 1, kesimpulan terevisi pada akhir siklus 2 dan

seterusnya, dan kesimpulan terakhir pada siklus terakhir.”39

4.7. Indikator Keberhasilan

Indikator keberhasilan siklus penelitian tindakan, apabila peserta didik yang

mempunyai minat yang meliputi perhatian, kegiatan, dan rasa senang terhadap

proses pembelajaran komunikasi bisnis pada kompetensi dasar melaksanakan

komunikasi bisnis secara profesional dengan metode investigasi kelompok dan

peserta didik tuntas belajar sudah lebih dari atau sama dengan 75% dari jumlah

peserta didik di kelas X Akuntansi 1 Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 1

Salatiga. “Menurut Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain pada taraf atau

tingkat keberhasilan proses belajar mengajar, apabila 75% dari jumlah siswa yang

mengikuti proses belajar mengajar atau mencapai taraf keberhasilan minimal.” 40

39

Ibid. hal. 78. 40 Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar, Rineka Cipta,

Jakarta, 2002, hal. 122.

Page 17: BAB III METODOLOGI PENELITIAN 4.1. Metode Penelitianrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/747/4/T1_162008049_BAB III.pdfbisnis pada kompetensi dasar melaksanakan komunikasi bisnis

42

Indikator yang menyatakan minat peserta didik adalah perhatian, kegiatan,

dan rasa senang terhadap pembelajaran dengan metode investigasi kelompok.

Indikator minat dituangkan di dalam angket penilaian minat peserta didik. Angket

dikategorikan menjadi empat kategori pengukuran minat di dalam proses

pembelajaran dengan menggunakan metode investigasi kelompok. Skala

pengukuran 10-16 dapat dikategorikan peserta didik tidak berminat, 17-24 dapat

dikategorikan peserta didik kurang berminat, 25-32 dapat dikategorikan peserta

didik berminat, dan 33-40 dapat dikategorikan peserta didik sangat berminat.41

Peserta didik dikatakan telah tuntas belajar apabila hasil belajar kognitifnya

telah mencapai nilai lebih atau sama dengan 75 (sesuai dengan KKM SMK N 1

Salatiga).

41 Mimin Haryati, loc. cit. hal. 41.