26
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
4.1. Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas.
Penelitian tindakan di kelas X Akuntansi 1 Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 1
Salatiga, penulis berperan sebagai observer yang membantu guru untuk
melaksanakan Penelitian Tindakan Kelas. Menurut Mills di dalam I G A K Wardani
mendiskripsikan bahwa “penelitian tindakan sebagai systematic inquiry yang
dilakukan oleh guru, kepala sekolah, atau konselor sekolah untuk mengumpulkan
informasi tentang berbagai praktik yang dilakukannya”28
.
Penelitian Tindakan Kelas di laksanakan terhadap peserta didik kelas X
Akuntansi 1 Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 1 Salatiga. Penelitian tindakan
dilaksanakan sebagai upaya memberikan solusi atas permasalahan yang diresahkan
oleh guru mata pelajaran di dalam proses pembelajaran mata pelajaran komunikasi
bisnis pada kompetensi dasar melaksanakan komunikasi bisnis secara profesional.
Jenis Penelitian Tindakan Kelas yang digunakan oleh penulis adalah penelitian
tindakan partisipan.
“Gagasan sentral penelitian tindakan partisipan ini adalah
bahwa orang yang akan melakukan tindakan harus juga terlibat
dalam proses penelitian dari awal. Dengan demikian, mereka itu
tidak hanya dapat menyadari perlunya melaksanakan program
tindakan tertentu, tetapi secara jiwa raga akan terlibat dalam
program tindakan tersebut. Tanpa kolaborasi ini, diagnosis dan
rekomendasi tindakan untuk mengubah situasi cenderung
mendorong timbulnya ketidakamanan, agresi, dan rasionalisasi
28 I G A K Wardani, Penelitian Tindakan Kelas, Universitas Terbuka, Jakarta, 2008, hal.
1.4.
27
daripada kecenderungan untuk mendorong adanya perubahan yang
diharapkan.”29
Model penelitian tindakan yang akan dipakai oleh penulis adalah Model
Penelitian Tindakan dari Hopkins. Penelitian Tindakan Model Hopkins sering juga
disebut dengan model spiral, karena pelaksanaan tindakan yang dilakukan akan
membentuk spiral.
”Menurut Hopkins, pelaksanaan penelitian tindakan
dilakukan membentuk spiral yang dimulai dari merasakan adanya
masalah, menyusun perencanaan, melaksanakan tindakan,
melakukan observasi, mengadakan refleksi, melakukan rencana
ulang, melaksanakan tindakan, dan seterusnya. Manakala
digambarkan model Spiral yang dikembangkan oleh Hopkins seperti
yang digambarkan sebagai berikut:”30
Gambar 3.1. Penelitian Tindakan Model Hopkins
29
Suwarsih Madya, Penelitian Tindakan, Alfabeta, Bandung, 2009, hal. 69. 30 Wina Sanjaya, Penelitian Tindakan Kelas, Kencana, Jakarta, 2009, hal. 53.
28
4.2. Pelaksanaan Penelitian
Penelitian dilaksanakan di Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 1 Jalan
Nakula Sadewa I/3 Kembangarum Kel. Dukuh Kec. Sidomukti Salatiga. Penelitian
tindakan direncanakan terlaksana kurang lebih dua bulan. Penelitian ini dilakukan
sebagai upaya meningkatkan minat yang meliputi perhatian, kegiatan, serta rasa
senang dan hasil belajar peserta didik kelas X Akuntansi 1 Sekolah Menengah
Kejuruan Negeri 1 Salatiga dengan menggunakan metode investigasi kelompok
pada kompetensi dasar melaksanakan komunikasi bisnis secara profesional.
Penelitian tindakan akan dilaksanakan kurang lebih selama dua bulan,
dengan jadwal penelitian sebagai berikut:
Tabel 3.1.
Jadwal Penelitian Tindakan Terhadap 36 Peserta Didik Kelas X Akuntansi 1
Semester 2 Tahun Pelajaran 2011-2012 Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 1
Salatiga
Siklus 1
Pertemuan Hari Tanggal Jam Pelajaran ke
1 Jum’at 27-01-2012 5-6
2 Jum’at 03-02-2012 5-6
3 Jum’at 10-02-2012 5-6
Siklus 2
Pertemuan Hari Tanggal Jam Pelajaran
4 Jum’at 17-02-2012 5-6
5 Jum’at 24-02-2012 5-6
6 Jum’at 02-03-2012 5-6
7 Jum’at 09-03-2012 5-6
29
4.3. Subyek Penelitian
Subyek penelitian adalah peserta didik kelas X Akuntansi 1 Sekolah
Menengah Kejuruan Negeri 1 Salatiga. Jumlah peserta didik kelas X Akuntansi 1
Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 1 Salatiga adalah 36 peserta didik, yang terdiri
dari 2 peserta didik laki-laki dan 34 peserta didik perempuan.
4.4. Prosedur Penelitian
Prosedur penelitian tindakan yang akan dilaksanakan dalam proses
penelitian adalah sebagai berikut:
1. Gagasan Awal
Gagasan awal dengan merumuskan permasalahan yang diresahkan
oleh guru mata pelajaran komunikasi bisnis di kelas X Akuntansi 1 Sekolah
Menengah Kejuruan Negeri 1 Salatiga pada kompetensi dasar melaksanakan
komunikasi bisnis secara profesional. Pengamatan yang telah dilakukan,
penulis merasa perlu menggunakan metode pembelajaran yang dapat
membantu peserta didik untuk meningkatkan minat yang meliputi perhatian,
kegiatan, serta rasa senang dan hasil belajarnya pada kompetensi dasar
melaksanakan komunikasi bisnis secara professional mata pelajaran
komunikasi bisnis di kelas X Akuntansi 1 Sekolah Menengah Kejuruan
Negeri 1 Salatiga.
2. Penemuan Fakta
Penemuan fakta di dalam penelitian tindakan melihat terhadap pokok
permasalahan yang akan diteliti. Setelah penulis merumuskan masalah
penelitian, penulis mulai dengan perencanaan umum untuk mengatasi
30
masalah tersebut. Penemuan fakta dilakukan dengan mengumpulkan data-
data yang berkaitan dengan permasalahan yang diresahkan oleh guru mata
pelajaran komunikasi bisnis pada kompetensi dasar melaksanakan
komunikasi bisnis secara profesional.
3. Perencanaan Umum
Penulis di dalam melaksanakan penelitian tindakan perlu menyusun
perencanaan umum, yang meliputi:
a. Menyusun rencana dengan menggunakan metode investigasi
kelompok pada kompetensi dasar melaksanakan komunikasi
bisnis secara profesional mata pelajaran komunikasi bisnis di
kelas X Akuntansi 1 Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 1
Salatiga.
b. Merancang perbaikan pembelajaran pada kompetensi dasar
melaksanakan komunikasi bisnis secara profesional dengan
menggunakan metode investigasi kelompok. Perencanaan
dilakukan dengan guru mata pelajaran komunikasi bisnis kelas X
Akuntansi 1 Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 1 Salatiga.
c. Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) sesuai
dengan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai dengan
menggunakan metode investigasi kelompok. (Lampiran 1 dan
11)
31
d. Membuat angket minat belajar dan lembar wawancara untuk
peserta didik, dan lembar observasi untuk guru independen.
(Lampiran 3, 5, 7, 9, 13, 15, 17 dan 19)
e. Menyiapkan sumber belajar untuk peserta didik yaitu berupa
media pembelajaran, dan alat peraga. (Lampiran 11, dan 22)
f. Menyiapkan soal tes individu tiap siklus dan membuat kunci
jawaban dan penilaian. (Lampiran 1 dan 11)
4. Implementasi Tindakan.
Pada tahap ini pelaksanaan tindakan sesuai dengan Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang telah disusun sebelumnya. Aplikasi
pembelajaran dilaksanakan dengan menggunakan metode investigasi
kelompok, alat peraga, melaksanakan proses belajar mengajar, dan
melaksanakan tes terhadap peserta didik di kelas X Akuntansi 1 Sekolah
Menengah Kejuruan Negeri 1 Salatiga. Tahapan pelaksanaan tindakan dapat
dilihat sebagai berikut:
a. Melaksakan proses pembelajaran komunikasi bisnis pada
kompetensi dasar melaksanakan komunikasi bisnis secara
profesional dengan menggunakan metode investigasi kelompok.
Langkah-langkah pembelajaran yang akan dilaksanakan penulis
dapat dilihat pada Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).
(Lampiran 1 dan 11)
32
b. Melaksanakan diskusi dan investigasi dengan pembagian
kelompok yang telah direncanakan sebelumnya bersama guru
mata pelajaran komunikasi bisnis sebagai fasilitator di dalam
proses belajar mengajar.
c. Melaksanakan penilaian non kognitif yaitu minat peserta didik.
Penilaian minat peserta didik dapat dinilai dari perhatian dalam
proses pembelajaran dan peran serta peserta didik dalam kerja
kelompok. Penilaian dilakukan dengan menggunakan angket
untuk di isi oleh peserta didik dan lembar wawancara. (Lampiran
3, 5, 13, dan 15)
d. Melaksanakan pengamatan pembelajaran peserta didik dengan
mengisi lembar observasi oleh pengamat. (Lampiran 7, 9, 17 dan
19)
e. Memberikan tes individu pada peserta didik setiap akhir siklus
untuk mengetahui tingkat pemahaman peserta didik, soal dan
jawaban terdapat di Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).
(Lampiran 1 dan 11)
5. Evaluasi (Observasi dan Refleksi).
Berdasarkan tahap implementasi atau pelaksanaan, selanjutnya
dilakukan evaluasi terhadap hasil pelaksanaan antara lain:
33
a. Melaksanakan observasi proses pembelajaran dengan metode
Investigasi Kelompok. Observasi dilakukan oleh penulis dan
guru independen, yaitu ibu Susilowati.
b. Melaksanakan evaluasi terhadap hasil kerja peserta didik yang
meliputi tugas kelompok, tes individu, skor minat, lembar
wawancara, dan lembar observasi.
c. Selain itu penulis dan guru mata pelajaran juga melakukan revisi
perbaikan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) siklus
kedua dan hal-hal lain yang perlu direvisi pada setiap tindakan
atau siklus. (Lampiran 10)
Setelah proses pembelajaran berlangsung, penulis dapat
melaksanakan refleksi berdasarkan kegiatan pelaksanaan pembelajaran tiap
siklus yang telah dilaksanakan dengan bantuan lembar angket, lembar
wawancara, lembar observasi dan dokumentasi. Penulis mendiskusikan hasil
pengamatan untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan proses
pembelajaran di kelas. Penulis selanjutnya dapat melaksanakan perbaikan
untuk menyempurnakan jalannya siklus selanjutnya sehingga diharapkan
dari setiap siklus selalu mengalami peningkatan yang lebih baik tentang
proses pembelajaran yang dapat meningkatkan minat yang meliputi
perhatian, kegiatan, serta rasa senang dan hasil belajar peserta didik kelas X
Akuntansi 1 Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 1 Salatiga.
34
4.5. Teknik Pengumpulan Data
Penelitian tindakan dilakukan mulai dari perencanaan, pelaksanaan,
observasi dan refleksi terhadap proses pembelajaran yang akan guru laksanakan.
Penulis dan pengamat (guru independen) melakukan pengamatan terhadap proses
pembelajaran guru mata pelajaran komunikasi bisnis di kelas X Akuntansi 1
Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 1 Salatiga. Observasi dilakukan untuk
mengamati kegiatan peserta didik di dalam proses pembelajaran dengan
menggunakan metode investigasi kelompok di setiap siklus tindakan. Pengamatan
minat peserta didik di dalam proses pembelajaran dilaksanakan secara langsung
terhadap subjek yang diteliti selama pembelajaran berlangsung pada kompetensi
dasar melaksanakan komunikasi bisnis secara profesional mata pelajaran
komunikasi bisnis kelas X Akuntansi 1 Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 1
Salatiga.
Sumber data penelitian tindakan adalah hasil pengamatan terhadap peserta
didik kelas X Akuntansi 1 Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 1 Salatiga, hasil tes
tertulis peserta didik kelas X Akuntansi 1 Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 1
Salatiga, angket minat peserta didik, lembar wawancara, dan hasil dokumentasi
berupa foto kegiatan belajar mengajar dengan metode investigasi kelompok. Data-
data tersebut akan dipergunakan guru dan observer untuk memperoleh kesempatan
melaksanakan refleksi mengenai penguasaan konsep, hasil belajar, dan minat
peserta didik.
35
Teknik pengumpulan data dalam penelitian tindakan merupakan langkah
yang paling utama di dalam penelitian tindakan, karena tujuan utama dari penelitian
adalah mendapatkan data yang akurat. Tanpa mengetahui teknik pengumpulan data
maka penulis tidak akan mendapatkan data yang akurat. Teknik pengumpulan data
yang dilaksanakan penulis adalah sebagai berikut :
1. Observasi
Penelitian tindakan di kelas X Akuntansi 1 pada kompetensi dasar
melaksanakan komunikasi bisnis secara profesional mata pelajaran
komunikasi bisnis Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 1 Salatiga
menggunakan lembar observasi. Lembar observasi digunakan sebagai alat
pengumpulan data di dalam proses pembelajaran terhadap peserta didik
dengan menggunakan metode investigasi kelompok. Lembar observasi di isi
oleh pengamat sesuai dengan keadaan yang terjadi selama proses
pembelajaran dengan metode investigasi kelompok di setiap siklus tindakan.
Lembar observasi berisi tentang uraian kegiatan di dalam proses
pembelajaran dengan metode investigasi kelompok.
”Observasi merupakan teknik mengumpulkan data
dengan cara mengamati setiap kejadian yang sedang
berlangsung dan mencatatnya dengan alat observasi tentang
hal-hal yang akan diamati atau diteliti. Observasi disini
sebagai alat pemantau yang tidak dapat dipisahkan dari
tindakan di setiap siklus.”31
Lembar observasi yang digunakan penulis adalah lembar observasi
tersruktur. ”Observasi terstruktur menggunakan instrumen observasi yang
terstruktur dan siap di pakai, sehingga pengamat hanya tinggal
31 Ibid. hal. 86.
36
membubuhkan tanda (√) pada tempat yang disediakan.”32
(Lampiran 7, 9,
17 dan 19)
2. Wawancara
Penelitian tindakan di kelas X Akuntansi 1 pada kompetensi dasar
melaksanakan komunikasi bisnis secara profesional mata pelajaran
komunikasi bisnis Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 1 Salatiga juga
menggunakan lembar wawancara. Lembar wawancara digunakan sebagai
alat pengumpulan data terhadap minat peserta didik dengan menggunakan
metode investigasi kelompok. Lembar wawancara berisi tentang pertanyaan-
pertanyaan yang diajukan terhadap peserta didik. Pertanyaan di dalam
lembar wawancara bertujuan untuk mengetahui seberapa besar peserta didik
yang menyukai mata pelajaran komunikasi bisnis dengan metode investigasi
kelompok di kelas X Akuntansi 1 Sekolah Menengah Negeri 1 Salatiga.
(Lampiran 5 dan 15)
”Wawancara atau interviu dapat diartikan sebagai
teknik mengumpulkan data dengan menggunakan bahasa
lisan baik secara tatap muka ataupun melalui media tertentu.
Selain observasi di dalam PTK juga menggunakan
wawancara.”33
3. Tes
Tes adalah teknik pengumpulan data yang di gunakan untuk
mengukur peningkatan hasil belajar peserta didik kelas X Akuntansi 1
Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 1 Salatiga pada kompetensi dasar
melaksanakan komunikasi bisnis secara profesional dengan metode
32
I G A K Wardani, op. cit, hal. 25. 33 Wina Sanjaya, op. cit. hal. 96.
37
investigasi kelompok. Tes dilaksanakan pada akhir setiap siklus agar guru
mata pelajaran dapat mengetahui perkembangan hasil belajar peserta didik.
Soal dan jawaban terdapat di Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).
”Tes instrumen pengumpulan data untuk mengukur kemampuan siswa
dalam aspek kognitif, atau tingkat penguasaan materi pembelajaran.”34
(Lampiran 1 dan 11)
4. Angket
Angket yang digunakan dalam penelitian tindakan di kelas X
Akuntansi 1 Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 1 Salatiga adalah angket
tertutup. Angket berisi tentang pernyataan-pernyataan yang berhubungan
dengan masalah penelitian, yaitu minat belajar peserta didik. Indikator dari
minat peserta didik adalah adanya perhatian peserta didik, kegiatan belajar
peserta didik, dan rasa senang peserta didik di dalam mengikuti pelajaran.
Indikator adanya perhatian dijabarkan menjadi tiga bagian, yaitu perhatian
terhadap bahan ajar, memahami materi pelajaran, dan menyelesaikan tugas-
tugas dalam pembelajaran. Kegiatan dibedakan menjadi pelaksanaan
aktivitas kegiatan terhadap bahan ajar dan secara aktif untuk menyelesaikan
tugas-tugas di dalam proses pembelajaran. Rasa senang meliputi rasa senang
mengetahui bahan pelajaran, senang mengikuti dan memahami di dalam
proses pembelajaran, dan antusias di dalam menyelesaikan tugas belajar.
(Lampiran 3 dan 13)
”Angket terdiri dari serangkaian pertanyaan tertulis
yang memerlukan jawaban tertulis. Pertanyaan ada dua
macam, yaitu:
34 Ibid. hal. 99.
38
a. Terbuka: meminta informasi atau pendapat dengan
kata-kata responden sendiri. Pertanyaan macam ini
berguna bagi tahap-tahap eksplorasi, tetapi dapat
menghasilkan jawaban-jawaban yang sulit untuk
disatukan. Jumlah angket yang dikembalikan
mungkin juga sangat rendah.
b. Tertutup atau pilihan ganda: meminta responden
untuk memilih kalimat atau diskripsi yang paling
dekat dengan pendapat, perasaan, penilaian, atau
posisi mereka.”35
4.6. Teknik Analisis Data
Penelitian tindakan kelas di dalam pengumpulan data terdapat dua jenis
data. Data yang dapat dikumpulkan oleh penulis di dalam penelitian tindakan
kelas, yaitu :
1. Data kuantitatif
Penulis di dalam mengolah data kuantitatif menggunakan analisis
statistik diskriptif dengan mencari prosentase keberhasilan belajar peserta
didik.
a. Data hasil belajar peserta didik dapat dihitung dengan menggunakan
rumus sebagai berikut:
Tingkat Penguasaan = Σ jawaban benar X 100%
Skor Maksimum
b. Data rata-rata hasil belajar peserta didik.
Rata-rata = ∑ hasil belajar peserta didik X 100%
Banyaknya peserta didik
35 Suwarsih Madya, op. cit. hal. 82.
39
c. Data hasil ketuntasan belajar peserta didik.
Menghitung keberhasilan ketuntasan belajar di kelas yaitu prosentase
peserta didik yang tuntas belajar sesuai dengan indikator keberhasilan
dihitung dengan rumus:
% ketuntasan belajar peserta didik = ∑ peserta didik yang tuntas belajar X 100 %
Banyaknya peserta didik
Peserta didik dapat dikatakan tuntas belajar apabila mencapai skor lebih atau
sama dengan 75 (≥ 75). Nilai 75 adalah nilai Kriteria Ketuntasan Minimal Sekolah
Menengah Kejuruan Negeri 1 Salatiga (KKM SMK N 1 Salatiga).
6.6.1. Data kualitatif
Teknik analisis data kualitatif yang digunakan oleh penulis adalah teknik
analisis interaktif yang dikembangkan oleh Miles dan Huberman. Teknik analisis
interaktif tersebut terdiri atas tiga komponen kegiatan yang terjadi secara bersamaan
dan saling terkait satu sama lain, yaitu reduksi data, beberan data, dan penarikan
kesimpulan.
1. Reduksi data.
Penulis penelitian tindakan harus melalui proses mereduksi data
yang telah di dapat dari angket penilaian minat peserta didik, lembar
wawancara, lembar pengamatan, dan hasil belajar peserta didik. Data yang
telah di dapat tersebut di olah sedemikian rupa sehingga menjadi skor yang
40
akan digunakan oleh penulis di dalam pengukuran minat dan hasil belajar
peserta didik.
Indikator minat dituangkan di dalam angket penilaian minat belajar
peserta didik. Angket dikategorikan menjadi empat kategori pengukuran
minat di dalam proses pembelajaran dengan menggunakan metode
investigasi kelompok. Skala pengukuran 10-16 dapat dikategorikan peserta
didik tidak berminat, 17-24 dapat dikategorikan peserta didik kurang
berminat, 25-32 dapat dikategorikan peserta didik berminat, dan 33-40
dapat dikategorikan peserta didik sangat berminat.36
(Lampiran 3 dan 13)
”Reduksi data merupakan proses menyeleksi, menentukan fokus,
menyederhanakan, meringkas, dan mengubah bentuk data ’mentah’ yang
ada dalam catatan lapangan.”37
2. Beberan data.
Setelah direduksi, data siap untuk dibeberkan. Berbagai macam data
mentah yang telah direduksi akan dibeberkan melalui narasi dan grafik
perubahan tingkat minat dan hasil belajar peserta didik. ”Artinya, tahap
analisis sampai pada pembeberan data adalah berbagai macam data
penelitian tindakan yang telah direduksi perlu dibeberkan dengan tertata
rapi dalam bentuk narasi plus matriks, grafik, dan atau diagram,”38
36
Mimin Haryati, op. cit. hal. 41. 37
Suwarsih Madya, op. cit. hal. 76. 38 Ibid. hal. 78.
41
3. Penarikan kesimpulan.
Komponen kegiatan terakhir di dalam teknik analisis interaktif
adalah penarikan kesimpulan. Setelah data direduksi dan dibeberkan, maka
akan ditarik kesimpulan berdasarkan rumusan masalah dan hipotesis
tindakan. Penarikan kesimpulan di lakukan di setiap siklus tindakan dan
kesimpulan tindakan ditarik pada siklus terakhir. ”Artinya bahwa penarikan
kesimpulan dilakukan secara bertahap mulai dari kesimpulan sementara,
yang ditarik pada akhir siklus 1, kesimpulan terevisi pada akhir siklus 2 dan
seterusnya, dan kesimpulan terakhir pada siklus terakhir.”39
4.7. Indikator Keberhasilan
Indikator keberhasilan siklus penelitian tindakan, apabila peserta didik yang
mempunyai minat yang meliputi perhatian, kegiatan, dan rasa senang terhadap
proses pembelajaran komunikasi bisnis pada kompetensi dasar melaksanakan
komunikasi bisnis secara profesional dengan metode investigasi kelompok dan
peserta didik tuntas belajar sudah lebih dari atau sama dengan 75% dari jumlah
peserta didik di kelas X Akuntansi 1 Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 1
Salatiga. “Menurut Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain pada taraf atau
tingkat keberhasilan proses belajar mengajar, apabila 75% dari jumlah siswa yang
mengikuti proses belajar mengajar atau mencapai taraf keberhasilan minimal.” 40
39
Ibid. hal. 78. 40 Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar, Rineka Cipta,
Jakarta, 2002, hal. 122.
42
Indikator yang menyatakan minat peserta didik adalah perhatian, kegiatan,
dan rasa senang terhadap pembelajaran dengan metode investigasi kelompok.
Indikator minat dituangkan di dalam angket penilaian minat peserta didik. Angket
dikategorikan menjadi empat kategori pengukuran minat di dalam proses
pembelajaran dengan menggunakan metode investigasi kelompok. Skala
pengukuran 10-16 dapat dikategorikan peserta didik tidak berminat, 17-24 dapat
dikategorikan peserta didik kurang berminat, 25-32 dapat dikategorikan peserta
didik berminat, dan 33-40 dapat dikategorikan peserta didik sangat berminat.41
Peserta didik dikatakan telah tuntas belajar apabila hasil belajar kognitifnya
telah mencapai nilai lebih atau sama dengan 75 (sesuai dengan KKM SMK N 1
Salatiga).
41 Mimin Haryati, loc. cit. hal. 41.