bab iii metodologi penelitian 3.1. jenis...
TRANSCRIPT
29
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah Classroom
Action Research (CAR) atau sering disebut dengan penelitian tindakan kelas
(PTK). Pendidikan tindakan kelas adalah penelitian yang dilakukan oleh guru di
dalam kelasnya sendiri melalui refleksi diri, dengan tujuan untuk memperbaiki
kinerjanya sebagai guru, sehingga proses pembelajaran dapat berjalan dengan
baik, dan hasil belajar peserta didik akan meningkat (Uno, 2012: 41).
Sebagaimana Uno, Arikunto (2006: 96) mendefinisikan penelitian tindakan kelas
adalah penelitian yang dilakukan untuk meningkatkan proses dan praktis
pembelajaran.
Penelitian tindakan kelas memiliki karakteristik yang membedakan dengan
jenis penelitian lain. Menurut Uno (2012: 41), karakteristik PTK dapat dilihat
sebagai berikut. (1) masalah dalam PTK dipicu oleh munculnya kesadaran guru
bahwa praktik yang dilakukan di dalam kelas mempunyai masalah yang perlu
diselesaikan, (2) PTK dilakukan karena adanya refleksi diri dari guru, (3) PTK
dapat dilakukan di dalam kelas dan fokus pembelajarannya adalah interaksi
belajar mengajar berupa perilaku peserta didik dan guru, (4) PTK bertujuan untuk
memperbaiki pembelajaran.
Sedangkan menurut Kunandar (2004), PTK memiliki karakteristik: (1) On
the job problem oriented : Didasarkan pada masalah yang benar-benar dihadapi
oleh guru dalam proses belajar mengajar di kelas,. (2) Problem solving oriented :
Berorientasi pada pemecahan masalah,. (3) Improvement oriented : Beriorientasi
pada peningkatan mutu. (4) Cyclic/ Siklus: Konsep tindakan pada PTK ditetapkan
melalui urutan yang terdiri dari beberapa tahap berdaur ulang, (5) Action oriented:
selalu didasarkan pada adanya tindakan.
Mengacu pada karakteristik di atas, maka kunci utama dalam PTK adalah
adanya tindakan (action) yang dilakukan berulang-ulang dalam rangka mencapai
perbaikan yang diinginkan.
30
Menurut Kemmis and McTaggart dalam Uno (2012: 87), konsep pokok
penelitian terdiri atas empat komponen, yaitu perencanaan (planning),
pelaksanaan (acting), pengamatan (observing), dan refleksi (reflecting).
Komponen acting (tindakan) dan observing (pengamatan) dijadikan sebagai satu
kesatuan karena implementasi antara acting (tindakan) dan observing
(pengamatan) tidak dapat terpisahkan. Keempat komponen yang berupa perangkat
dipandang sebagai satu siklus.
3.2. Setting dan Karakteristik Penelitian
3.2.1 Setting Penelitian
Penelitian dilaksanakan pada kelas III B di SD Negeri Tlogo Kecamatan
Tuntang Kabupaten Semarang. Sekolah tersebut merupakan salah satu sekolah
negeri di Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang yang terletak di perdesaan
Tlogo Tuntang. Lokasi SD Negeri Tlogo Kabupaten Semarang sangat mudah
dijangkau karena letaknya berada pada daerah yang strategis. Selain berada di tepi
jalan, disekitar sekolah juga dikelilingi oleh rumah penduduk yang cukup padat.
3.2.2 Subjek dan Karakteristik Penelitian
Subjek dari penelitian tindakan kelas ini adalah peserta didik kelas III B SD
Negeri Tlogo Kabupatan Semarang semester II tahun pelajaran 2015/2016.
Jumlah peserta didik di kelas III B di SD Negeri Tlogo yaitu 21 anak yang terdiri
dari 9 anak laki-laki dan 12 anak perempuan. Karakteristik peserta didik kelas III
B adalah (1) rata - rata berumur 9 tahun, (2) masih mempunyai rasa bermain dan
bercanda dengan teman-temannya ketika sedang belajar, (3) menyukai hal-hal
yang baru, (4) pekerjaan orang tua yang sebagian besar adalah petani.
Penelitian tindakan kelas akan dilaksanakan di kelas III B SD Negeri Tlogo
Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang semester II tahun pelajaran 2015/2016
± selama 3 bulan yaitu bulan Januari sampai dengan bulan April 2016. Penelitian
ini akan dilakukan secara bertahap seperti pada tabel 3.1 berikut ini.
31
Tabel 3.1
Tahap-Tahap Penelitian
No Tahap Kegiatan Tanggal
Pelaksanaan
1
Tahap
Persiapan
Penelitian
Tahap ini mencakup penyusunan
judul, penyusunan proposal
penelitian, penyusunan
instrumen penelitian,
permohonan izin serta observasi
di sekolah yang akan digunakan
dalam penelitian.
Bulan Januari sampai
Februari 2016
2 Tahap
Pelaksanaan
Penelitian
Tahap ini mencakup kegiatan-
kegiatan di sekolah yang
meliputi uji instrumen penelitian
dan pengambilan data.
Bulan Maret sampai
April 2016
3 Tahap
Penyusunan
Laporan
Penelitian
Tahap pengolahan data dan
konsultasi diikuti penyusunan
laporan serta persiapan ujian
Bulan April 2016
3.3. Variabel Penelitian
Kerlinger dalam Sugiyono (2010:61) menyatakan bahwa variabel adalah
konstrak (Constructs) atau sifat yang akan dipelajari. Sedangkan Kidder
menyatakan bahwa variabel adalah suatu kualitas (qualities) dimana peneliti
mempelajari dan menarik kesimpulannya sendiri. Sependapat dengan Kerlinger
dan Kidder, Sugiyono mengungkapkan variabel penelitian adalah suatu atribut
atau sifat atau nilai dari orang, objek atau kegiatan yang mempunyai variasi
tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik
kesimpulannya.
32
Penelitian ini terdiri dari dua variabel meliputi satu variabel bebas dan dua
variabel terikat yaitu:
a. Variabel bebas atau variabel independent (X)
Variabel ini merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab
perubahannya atau timbulnya variabel terikat. Pada penelitian ini variabel bebas
(X) yaitu pendekatan pembelajaran RME berbantu media geoboard dan benda
manipulatif.
Pendekatan pembelajaran RME adalah pendekatan yang dalam proses
pembelajarannya berawal dari masalah kontekstual. Salah satu ciri pendekatan
RME adalah penggunaan masalah yang ada di kehidupan sehari-hari maupun
dapat dibayangkan oleh peserta didik agar dapat memudahkan peserta didik dalam
belajar matematika sehingga peserta didik lebih tertarik dengan pembelajaran.
Kemudian dengan pendekatan ini, peserta didik diberi kesempatan guru untuk
menemukan sendiri konsep-konsep matematika melalui pengalamannya dalam
proses pembelajaran.
Media geoboard adalah suatu papan berpaku yang dapat digunakan dalam
pembelajaran geometri. Sedangkan benda manipulatif adalah benda yang
dimanipulasi oleh guru dalam penyampaian pelajaran matematika agar peserta
didik mudah memahami suatu konsep dalam pembelajaran matematika dan dapat
membantu anak dalam memahami konsep-konsep matematika yang abstrak.
b. Variabel terikat atau variabel dependent
Variabel ini (Y) merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi
akibat karena variabel bebasnya. Dalam penelitian ini variabel terikat Y1 adalah
minat belajar dan Y2 adalah hasil belajar. Minat belajar adalah suatu kondisi
seseorang yang cenderung melakukan suatu kegiatan pembelajaran yang disukai
atau digemari atas kemauannya sendiri atau tanpa ada yang meminta melakukan
kegiatan pembelajaran tersebut. Indikator minat belajar sebagaimana diuraikan
meliputi pernyataan lebih menyukai sesuatu daripada yang lain, partisipasi aktif
dalam suatu kegiatan, dan memberikan perhatian yang lebih besar terhadap
sesuatu yang diminatinya tanpa menghiraukan sesuatu yang lain.
33
Sedangkan hasil belajar adalah kemampuan yang dimiliki oleh peserta didik
setelah peserta didik menerima pembelajaran dan memperoleh pengalaman belajar
sehingga mengakibatkan perubahan tingkah laku.
Penelitian ini diharapkan mampu meningkatkan minat belajar dan hasil
belajar matematika.
3.4. Rencana Tindakan
Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan dengan berkolaborasi dengan
guru kelas III B di SD Negeri Tlogo Kabupaten Semarang. Ada 2 siklus yang
akan dilaksanakan. 1 siklus masing-masing terdiri dari 3 kali pertemuan. Peneliti
akan menggunakan desain PTK model Kemmis dan Mc Taggart dalam Uno
(2012:87) yaitu dimulai dengan perencanaan (planning), tindakan (acting),
pengamatan (observing), dan refleksi (reflecting).
Gambar 3.1
Desain Penelitian Tindakan Kelas (PTK) Model Kemmis dan Mc Taggart
Perencanaan
SIKLUS II Pelaksanaan dan
Pengamatan
Refleksi
Perencanaan
SIKLUS I Pelaksanaan dan
Pengamatan
Refleksi
?
34
Berdasarkan gambar 3.1 diatas, Penelitian akan dilaksanakan dengan
beberapa siklus sampai minat belajar, dan hasil belajar mencapai indikator yang
sudah ditetapkan peneliti. Sebelum dilaksanakan penelitian, peneliti menyusun
perencanaan pembelajaran tentang apa saja yang akan diajarkan dan dibutuhkan
dalam pembelajaran. Setelah menyusun perencanaan, peneliti mulai melaksanakan
tindakan dan pengamatan tentang kondisi jalannya pembelajaran. Setelah
melakukan tindakan, peneliti mulai melakukan refleksi berdasarkan pengamatan.
Melalui hasil refleksi, peneliti akan menemukan kelemahan atau kekurangan yang
kemudian akan diperbaiki pada siklus II. Peneliti akan menyusun perencanaan
kembali berdasarkan refleksi pada siklus I.
Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan pada mata pelajaran matematika
kelas III B di SD Negeri Tlogo Kabupaten Semarang semester II tahun pelajaran
2015/2016 dengan pokok bahasan geometri yaitu bangun datar.
Standar Kompetensi : 5. Menghitung keliling dan luas persegi dan persegi
panjang, serta penggunaannya dalam pemecahan masalah.
Kompetensi Dasar : 5.1 Menghitung keliling persegi dan persegi panjang
5.2 Menghitung luas persegi dan persegi panjang.
Adapun gambaran rencana pelaksanaan setiap siklus, yaitu:
a. Tahap Perencanaan
Tahap perencanaan yang dilakukan dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut.
1) Menentukan tempat penelitian, kelas penelitian, dan waktu penelitian.
2) Menentukan SK, KD, dan indikator pembelajaran berdasarkan materi
matematika yang akan diajarkan.
3) Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang akan digunakan
untuk siklus I dan siklus II dengan mengimplementasikan pendekatan
Realistic Mathematic Education berbantu media geoboard dan benda
manipulatif.
35
4) Mempersiapkan media dan alat pembelajaran yang akan digunakan dalam
pembelajaran.
5) Menyusun lembar observasi aktivitas guru dan peserta didik.
6) Menyusun lembar observasi minat belajar peserta didik.
7) Menyusun soal tes formatif.
b. Tahap Tindakan
Pada tahap ini, guru mengimplementasikan pendekatan RME berbantu media
geoboard dan benda manipulatif dalam proses belajar mengajar sesuai dengan
RPP yang telah disusun. Adapun gambaran pelaksanaan pembelajaran, sebagai
berikut.
1) Membuka pelajaran dengan salam dan berdoa.
2) Menyampaikan tujuan pembelajaran.
3) Memberikan apersepsi tentang materi sebelumnya.
4) Guru memberikan permasalahan kontektual.
5) Peserta didik diminta memahami permasalahan kontektual yang telah
diberikan.
6) Guru menjelaskan masalah kontektual apabila peserta didik ada yang belum
paham dengan masalah yang diberikan guru.
7) Peserta didik secara kelompok diminta menyelesaikan masalah kontekstual
dengan cara peserta didik sendiri.
8) Peserta didik diminta untuk membandingkan dan mendiskusikan jawaban
dengan kelompok lain melalui diskusi kelas.
9) Guru mengarahkan dan membimbing peserta didik untuk menarik
kesimpulan.
10) Guru memberikan reward bagi kelompok yang aktif dalam pembelajaran dan
memberikan motivasi untuk kelompok yang belum terlalu aktif.
11) Pada akhir siklus guru memberikan tugas untuk mengukur pemahaman
peserta didikterhadap materi yang sudah dipelajari.
12) Setelah siklus I pertemuan 1 dan pertemuan 2 dilaksanakan, kemudian di
pertemuan 3 dilakukan evaluasi untuk mengukur minat belajar matematika
36
peserta didik menggunakan angket minat belajar dan dilakukan tes untuk
mengukur hasil belajar matematika menggunakan soal pilihan ganda.
c. Tahap Pengamatan
Pengamatan dilakukan oleh observer terhadap pembelajaran matematika yang
mengimplementasikan pendekatan Realistic Mathematic Education. Observer
mengamati jalannya pembelajaran untuk menilai kemampuan guru dalam
mengelola kelas serta aktivitas peserta didik dalam pembelajaran. Observer
melakukan pengamatan terhadap proses pelaksanaan tindakan dengan mengisi
lembar observasi aktivitas siswa, lembar observasi aktivitas guru
1) Peneliti mengamati hambatan-hambatan yang terjadi saat pembelajaran
sedang berlangsung.
2) Hal-hal yang diamati dari peserta didik yaitu perasaan senang pada waktu
proses pembelajaran, konsentrasi atau perhatian dan ketertarikan peserta didik
dalam memahami materi yang disampaikan serta kegiatan peserta didik yang
menggunakan pendekatan RME.
3) Hal-hal yang diamati dari guru yaitu persiapan, membuka pelajaran,
memotivasi peserta didik, penguasaan materi, penyajian sesuai dengan
pendekatan pembelajaran dan uraian materi, kemampuan pemanfaatan media,
dan bimbingan yang diberikan untuk peserta didik.
Selain mengamati pada saat proses belajar berlangsung, pada akhir siklus,
observer juga mengamati hasil belajar peserta didik untuk mengetahui apakah
peserta didik sudah mencapai tujuan pembelajaran atau belum. Hasil observasi
pada siklus sebelumnya dapat digunakan untuk perbaikan siklus selanjutnya.
d. Tahap Refleksi
Refleksi adalah kegiatan yang harus dilakukan guru pada akhir pembelajaran.
Refleksi merupakan analisis hasil observasi dan hasil tes. Refleksi dilaksanakan
segera setelah tahap tindakan dan observasi selesai. Pada tahap ini peneliti dan
obsever mendiskusikan hasil yang meliputi kelebihan dan kekurangan pada
37
pembelajaran. Hasil refleksi ini akan digunakan sebagai perbaikan dalam
pelaksanaan siklus berikutnya pada siklus II.
3.5 Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data
3.5.1 Teknik Pengumpulan Data
Penelitian ini menggunakan empat macam teknik pengumpulan data yaitu:
dokumentasi, observasi, kuesioner (angket), dan tes.
a. Dokumentasi
Dokumentasi merupakan salah satu teknik pengumpulan data yang
digunakan pada penelitian ini untuk memperoleh data atau informasi tentang
peserta didik. Data tersebut berupa daftar nama sehingga di dapat data tentang
daftar nama dan jumlah peserta didik didalam kelas.
b. Observasi
Observasi merupakan suatu proses yang kompleks, suatu proses yang
tersusun dari berbagai proses biologis dan psikologis (Hadi dalam Sugiyono,
2010: 203). Teknik pengumpulan data dengan observasi digunakan untuk
mengetahui perkembangan kegiatan guru dan peserta didik dalam
mengimplementasikan pendekatan Realistic Mathematic Education dengan media
Geoboard dan benda manipulatif.
c. Kuesioner / Angket
Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara
memberikan seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden
untuk dijawab (Sugiyono, 2010: 199). Teknik Kuesioner / angket pada penelitian
ini akan digunakan untuk mengukur minat belajar peserta didik dalam
pembelajaran matematika yang mengimplementasikan pendekatan Realistic
Mathematic Education dengan media Geoboard dan benda manipulatif.
d. Tes
Tes adalah serentetan pertanyaan, atau latihan serta alat lain untuk mengukur
keterampilan, pengetahuan, intelegensi dan kemampuan atau bakat yang dimiliki
individu atau kelompok (Arikunto, 2010: 46). Tes digunakan untuk memperoleh
data tentang hasil belajar matematika peserta didik dalam menyelesaikan soal.
38
Bentuk soal yang akan digunakan berupa pilihan ganda. Data hasil tes yang telah
dilaksanakan kemudian diolah untuk mendapat deskripsi data dari kedua hasil tes
sehingga dapat dianalisis untuk mengetahui kondisi dari kelas tersebut.
3.5.2. Instrumen Pengumpulan Data
a. Lembar Observasi
Lembar observasi digunakan untuk mengukur dan mengamati kegiatan
guru dan peserta didik selama proses pembelajaran matematika yang
mengimplementasikan pendekatan Realistic Mathematic Education (RME)
dengan media geoboard dan benda manipulatif sampai akhir pembelajaran.
Pengisian lembar observasi ini dengan memberikan tanda checklist (√) pada
kolom jawaban sesuai dengan pengamatan observer terhadap aktivitas guru dan
peserta didik pada setiap pertemuan. Adapun kisi-kisi lembar observasi guru dan
peserta didik sebagai berikut.
Tabel 3.2
Kisi-Kisi Lembar Observasi Guru
No Aspek No Item Jumlah
1
a. Mempersiapkan sarana dan prasarana serta
media pembelajaran
a. Memberikan apersepsi dan tujuan
pembelajaran
1
2,3
1
2
2 a. Memberikan masalah kontekstual
b. Menjelaskan masalah yang belum dipahami
peserta didik.
c. Memberikan kesempatan peserta didik
menyelesaikan masalah kontekstual sesuai
dengan cara peserta didik sendiri.
d. Memfasilitasi peserta didik untuk berdiskusi.
4,5
6
7,8,9
10,11,12,
13, 14
2
1
3
5
3 a. Membimbing membuat kesimpulan.
b. Tindak lanjut
15,16,17
18,19,20
3
3
TOTAL 20
39
Tabel 3.3
Kisi-Kisi Lembar Observasi Peserta Didik
No Aspek No Item Jumlah
1 a. Siap untuk mengikuti pembelajaran. 1,2,3,4 4
2 a. Memahami masalah kontekstual.
b. Menyelesaikan permasalahan kontekstual.
c. Melaksanakan diskusi dan membandingkan
jawaban dari soal dalam kelompok atau kelas.
5
6,7,8
9,10,11,
12
1
3
4
3 a. Membuat kesimpulan.
b. Membuat rangkuman.
c. Melakukan refleksi.
13
14
15
1
1
1
TOTAL 15
b. Lembar Angket
Lembar angket penelitian ini berisi beberapa butir pernyataan dengan
menggunakan Skala Likert. Skala likert mempunyai gradasi dari sangat positif
sampai sangat negatif yang berupa kata-kata antara lain: (4) selalu, (3) sering, (2)
kadang-kadang, (1) tidak pernah. Sebaliknya, untuk skor pernyataan negatif yaitu
(1) selalu, (2) sering, (3) kadang-kadang, (4) tidak pernah. Lembar angket ini
untuk mengukur minat belajar peserta didik terhadap matematika. Berikut kisi-kisi
lembar angket minat belajar.
40
Tabel 3.4
Kisi-Kisi Lembar Angket Minat Belajar
No Aspek Indikator No Item Jumlah
1 Perasaan senang
pada saat
pembelajaran
matematika
a. Menerima pelajaran
matematika dengan
senang.
b. Terpaksa atau butuh
mengikuti pelajaran
matematika.
1,2,3, 4,5
6,7
5
2
2 Partisipasi dalam
pembelajaran
matematika
a. Ketertarikan mengerjakan
tugas matematika
b. Antusiasme belajar atau
mengulang pelajaran di
rumah
8,9,10,
11,12, 13
14,15,16
6
3
3 Perhatian dalam
belajar
a. Memperhatikan proses
pembelajaran
b. Memperhatikan
pertanyaan dan jawaban
dari guru
17,18,19,
20, 21,22
23,24,25
6
3
TOTAL 25
Tabel 3.5
Kategori Minat Belajar
No Jumlah Skor Kategori Minat Belajar
1 80 – 100 Sangat Tinggi
2 70 – 79 Tinggi
3 50 - 69 Rendah
4 25 – 49 Sangat Rendah
Adopsi dari Wardani, dkk (2012:214)
41
c. Kisi-Kisi Soal Tes
Instrumen soal tes ini digunakan untuk mengukur ranah kognitif yaitu
pemahaman peserta didik terhadap pembelajaran matematika. Instrumen ini juga
dapat digunakan sebagai pembanding peningkatan perolehan hasil belajar
matematika peserta didik. Soal ini berbentuk pilihan ganda yang diberikan pada
akhir kegiatan tiap siklus. Adapun kisi-kisi soal pada siklus I dan siklus II sebagai
berikut.
Tabel 3.6
Kisi-Kisi Soal Siklus I Matematika
Standar
Kompetensi
Kompetensi
Dasar Indikator
Butir
soal Jumlah
5. Menghitung
keliling dan luas
persegi dan
persegi panjang
serta
penggunaannya
dalam
pemecahan
masalah
5.1 Menghitung
keliling persegi
dan persegi
panjang
1. Menemukan cara
menghitung
keliling persegi
dan persegi
panjang.
2. Menghitung
keliling daerah
persegi dan
persegi panjang.
3. Menggambar dan
membuat bangun
datar dengan
keliling tertentu.
4. Membandingkan
dan mengurutkan
keliling persegi
dan persegi
panjang.
1,5,15
3,4,6,7,
11,14
8,9,10
2,12,13
3
6
3
3
TOTAL 15
42
Tabel 3.7
Kisi-Kisi Soal Siklus II Matematika
Standar
Kompetensi
Kompetensi
Dasar Indikator
Butir
soal Jumlah
5. Menghitung
keliling dan luas
persegi dan
persegi panjang
serta
penggunaan-nya
dalam pemecahan
masalah
5.2 Menghitung
luas persegi dan
persegi panjang
1. Menemukan cara
menghitung luas
persegi dan
persegi panjang.
2. Menghitung luas
daerah persegi
dan persegi
panjang.
3. Menggambar dan
membuat persegi
dan persegi
panjang dengan
luas tertentu.
4. Membandingkan
dan mengurutkan
luas persegi dan
persegi panjang.
2,3,
10,13
1,4,8,
9,11
6,14
5,7,12,
15
4
5
2
4
TOTAL 15
3.6 Uji Instrumen
Sebelum dilaksanakan penelitian di kelas III B SD N Tlogo, peneliti terlebih
dahulu menguji instrumen soal yang akan digunakan. Instrumen yang akan
digunakan sebelumnya harus diuji validitas, reliabilitas, dan tingkat kesukarannya.
Uji validitas dan reabilitas ini diujikan kepada peserta didik kelas IV SD N Tlogo
yang berjumlah 30 peserta didik.
43
3.6.1 Uji Validitas Instrumen
Teknik analisis instrumen menggunakan uji validitas. sebuah tes dikatakan
valid apabila tes tersebut mengukur apa yang hendak diukur. Sebuah tes dikatakan
memiliki validitas jika hasilnya sesuai dengan kriterium, dalam arti memiliki
kesejajaran antara hasil tes tersebut dengan kriterium (Arikunto, 2012:85). Uji
validitas dihitung dengan cara mengkorelasikan antara nilai yang diperoleh dari
setiap item instrumen dengan nilai keseluruhan yang diperoleh. Besar rtabel
sangat bergantung kepada jumlah peserta (N) dan taraf kesalahannya (a) pada N
yang lebih besar. Kriteria untuk menentukan tingkat reliabilitas instrumen
digunakan pedoman yang dikemukakan oleh Arikunto (2012:89) pada tabel 3.9
sebagai berikut :
Tabel 3.8
Kriteria Validitas
No Koefisien Korelasi Interpretasi
1 0,800 ≤ α ≤ 1,00 Sangat tinggi
2 0,600 ≤ α ≤ 8,00 Tinggi
3 0,400 ≤ α ≤ 6,00 Cukup
4 0,200 ≤ α ≤ 4,00 Rendah
5 0,000 ≤ α ≤ 2,00 Sangat rendah
Uji validitas dilakukan menggunakan acuan toleransi kesalahan sebesar 5%
atau taraf kepercayaan sebesar 95%. Pelaksanaan uji validitas instrumen
dilakukan di kelas III B SD N Tlogo dengan jumlah peserta didik yang mengikuti
tes adalah 30 peserta didik, dengan jumlah responden (N) = 30, maka nilai rtabel
= 0,361 dengan taraf signifikansi 5% (Sugiyono, 2010:455). Nilai rxy ditentukan
dengan menghitung nilai corrected item to total correlation menggunakan
aplikasi Statistical Package For the Social Science (SPSS) versi 16. Sebelum
tindakan jumlah soal angket dibuat sebanyak 30 butir pernyataan dan jumlah soal
siklus I dan siklus II sebanyak 25 butir soal pilihan ganda untuk tiap siklus. Hasil
uji validitas instrumen angket, siklus I dan II dapat dilihat pada tabel 3.9, tabel
3.10 dan tabel 3.11 berikut ini :
44
Tabel 3.9
Hasil Uji Validitas Instrumen Angket Minat Belajar
Berdasarkan hasil uji validitas angket minat belajar sebanyak 30 item
pernyataan terdapat 5 item pernyataan yang tidak valid yaitu item soal nomor 3, 7,
9, 13, dan 21. Sedangkan 25 soal yang lainnya terbukti valid setelah di uji
menggunakan SPSS versi 16 for Windows. Pernyataan yang valid kemudian
digunakan sebagai angket minat belajar pada siklus I dan siklus II.
Tabel 3.10
Hasil Uji Validitas Instrumen Soal Siklus I
Analisis Data Soal Evaluasi Siklus I
Instrumen Valid Instrumen Tidak Valid
Analisis 1 1,2,3,4,5,6,7,8, 9,10,13,14,15,
16,17,18,20,22,24,25 11,12,19,21,23
Berdasarkan hasil uji validitas soal siklus I sebanyak 25 item soal terdapat
5 item pernyataan yang tidak valid yaitu item soal nomor 11, 12, 19, 21 dan 23.
Sedangkan 20 soal yang lainnya terbukti valid setelah di uji menggunakan SPSS
versi 16 for Windows. Pernyataan yang valid kemudian digunakan sebagai soal
evaluasi siklus I.
Tabel 3.11
Hasil Uji Validitas Instrumen Soal Siklus II
Analisis Data Angket Minat Belajar Matematika
Instrumen Valid Instrumen Tidak Valid
Analisis 1
1,2,4,5,6,8,10,11,12,14,15,
16,17,18,19,20,22,23,24,25,
26,27,28,29,30
3,7,9,13,21
Analisis Data Soal Evaluasi Siklus II
Instrumen Valid Instrumen Tidak Valid
Analisis 1 1,2,3,4,5,6,7,8,9,11,13,
16,17,18,21,22,23,24,25 10,12,14,15,19,20
45
Berdasarkan hasil uji validitas soal siklus II sebanyak 25 item soal terdapat
6 item pernyataan yang tidak valid yaitu item soal nomor 10, 12, 14, 15, 19, dan
20. Sedangkan 19 soal yang lainnya terbukti valid setelah di uji menggunakan
SPSS versi 16 for Windows. Pernyataan yang valid kemudian digunakan sebagai
soal evaluasi siklus I. Output data statistik hasil uji validtitas instrumen
selengkapnya dapat dilihat pada lampiran.
3.6.2 Uji Reliabilitas
Arikunto (2012:100) menyatakan bahwa suatu tes
dapatdikatakanmempunyai taraf kepercayaan yang tinggi jika tes tersebut dapat
memberikan hasil yang tetap. Uji reliabilitas tes dengan menggunakan SPSS versi
16. Hasil perhitungan uji reliabilitas pada angket minat belajar, siklus I dan II
dapat dilihat pada tabel 3.12, tabel 3.13 dan tabel 3.14 sebagai berikut:
Tabel 3.12
Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Angket Minat Belajar Matematika
Tabel 3.13
Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Soal Siklus I
Cronbach's Alpha N of Items
.896 20
Tabel 3.14
Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Soal Siklus II
Cronbach's Alpha N of Items
.906 19
Cronbach's Alpha N of Items
.910 25
46
Tabel 3.12 menunjukan bahwa pada angket minat belajar dari 25 butir soal
yang valid, memiliki nilai cronbach’s alpha sebesar 0,910 sehingga soal yang
valid dan reliabel sebanyak 25 butir soal dapat digunakan sebagai instrumen
dalam penelitian. Tabel 3.13 menunjukkan pada siklus I dari 20 butir soal yang
valid, memiliki nilai cronbach’s alpha sebesar 0,896 sehingga dapat digunakan
sebagai instrumen dalam penelitian. Tabel 3.14 menunjukan bahwa pada siklus II
dari 19 butir soal yang valid, memiliki nilai cronbach’s alpha sebesar 0,906
sehingga digunakan sebagai instrumen dalam penelitian.
3.7 Uji Taraf Kesukaran Instrumen
Taraf kesukaran instrumen dilakukan untuk mengetahui kualitas dari
masing-masing soal. Soal yang baik adalah soal yang tidak terlalu mudah dan
tidak terlalu sulit. Soal yang terlalu mudah tidak merangsang peserta didik untuk
mempertinggi usaha pemecahannya. Dan sebaliknya jika soal yang digunakan
terlalu sulit dapat menyebabkan peserta didik menjadi putus asa dan tidak
mempunyai semangat untuk mengerjakannya (Arikunto,2012:222).
Bilangan yang menunjukkan sulit dan mudahnya suatu soal disebut indeks
kesukaran. Besarnya indeks kesukaran antara 0,00 sampai dengan 1,00. Indeks
kesukaran dapat diklasifikasikan dalam tabel 3.15 sebagai berikut:
Tabel 3.15
Taraf Kesukaran
No Indeks Kesukaran (P) Kriteria
1 Soal dengan P 0,01 sampai 0,30 Sukar
2 Soal dengan P 0,31 sampai 0,70 Sedang
3 Soal dengan P 0,71 sampai 1,00 Mudah
Menurut Arikunto (2012:223) cara melakukan analisis untuk menentukan
tingkat kesukaran soal adalah dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
P = 𝐵
𝐽𝑆
47
Keterangan :
P = indeks kesulitan untuk setiap butir soal;
B = banyaknya siswa yang menjawab benar setiap butir soal;
JS= banyaknya siswa yang memberikan jawaban pada soal yang dimaksudkan.
Berikut disajikan tabel 3.16 hasil analisis indeks taraf kesukaran pada butir
soal siklus I.
Tabel 3.16
Hasil Analisis Indeks Taraf Kesukaran Soal Siklus I
Indeks Kesukaran Kriteria No Item Jumlah
Soal dengan P 0,01 sampai 0,30 Sukar 3,8,14,18,20,22 6
Soal dengan P 0,31 sampai 0,70 Sedang 2,4,5,9,10,13,16,17 8
Soal dengan P 0,71 sampai 1,00 Mudah 1,6,7,15,24,25 6
Total 20
Dari tabel di atas dapat diuraikan bahwa, butir soal yang memiliki kriteria
kesukaran sukar pada soal siklus I berjumlah 6, kriteria sedang berjumlah 8 dan
yang memiliki kriteria mudah brjumlah 6 butir soal. Adapun tabel 3.17 berisi
tentang hasil analisis indeks taraf kesukaran pada butir soal siklus II sebagai
berikut.
Tabel 3.17
Hasil Analisis Indeks Taraf Kesukaran Soal Siklus II
Indeks Kesukaran Kriteria No Item Jumlah
Soal dengan P 0,01 sampai 0,30 Sukar 1,24 2
Soal dengan P 0,31 sampai 0,70 Sedang 2,4,7,8,9,11,16,18,25 9
Soal dengan P 0,71 sampai 1,00 Mudah 3,5,6,13,17,21,22,23 8
Total 19
48
Dari tabel di atas dapat diuraikan bahwa, butir soal yang memiliki kriteria
kesukaran sukar pada soal siklus II berjumlah 2, kriteria sedang berjumlah 9 dan
yang memiliki kriteria mudah brjumlah 8 butir soal.
Berdasarkan dari hasil uji validitas, reliabilitas dan taraf kesukaran
instrumen maka pada penelitian ini ditetapkan 25 butir soal pada angket minat
belajar matematika, 15 butir soal pada siklus I dan 15 butir soal pada siklus II
yang akan digunakan sebagai instrumen penelitian.
3.8 Indikator keberhasilan
Indikator keberhasilan dari penelitian yang dilakukan pada peserta didik
kelas III B di SDN Tlogo Kabupaten Semarang dalam mengimplementasikan
pendekatan Realistic Mathematic Education berbantu media geoboard dan benda
manipulatif dalam pembelajaran matematika adalah Indikator hasil.
3.8.1. Indikator Hasil
Indikator hasil dalam penelitian ini dilihat dari dua aspek yaitu minat
belajar dan hasil belajar.
a. Minat Belajar
Penelitian dikatakan berhasil jika 90% minat belajar peserta didik secara
individual mencapai kategori tinggi dan sangat tinggi (interval ≥ 70) serta
rata-rata minat belajar peserta didik berkategori sangat tinggi (interval ≥ 80).
b. Hasil Belajar
Penelitian ini berhasil jika peserta didik mencapai ketuntasan belajar
individual 90% dengan nilai hasil belajar matematika ≥ 65 yang telah
ditentukan oleh sekolah dan mengalami ketuntasan belajar secara klasikal
dengan nilai rata-rata hasil belajar matematika meningkat minimal ≥ 80
dengan kriteria baik.
3.9. Teknik Analisis Data
Penelitian ini menggunakan dua teknik analisis data. Pertama, data
kuantitatif yang diperoleh dengan menggunakan deskriptif komparatif yaitu
membandingkan kondisi sebelum tindakan, hasil setelah siklus I, dan hasil setelah
49
siklus II, sedangkan yang kedua yaitu data kualitatif yang diperoleh kemudian
dianalisis menggunakan analisis deskriptif komparatif berupa kata-kata atau
penjelasan berdasarkan hasil observasi aktivitas guru dan aktivitas peserta didik
dan refleksi dari tiap-tiap siklus.
3.9.1. Data Kuantitatif
Data kuantitatif pada penelitian ini adalah hasil angket minat belajar
matematika dan hasil belajar kognitif peserta didik.
Cara penskoran angket minat belajar dengan menggunakan skala likert
dari skor 1-4. Sedangkan cara penskoran hasil tes siklus I dan II dengan
memberikan soal pilihan ganda yang memiliki skor 0-1.
a. Penskoran Angket Minat Belajar
Cara penskoran angket minat yaitu dengan menggunakan skala likert dimana
jawaban setiap item instrumen yang menggunakan skala likert mempunyai gradasi
dari sangat positif sampai sangat negatif yang berupa kata-kata dapat dilihat pada
tabel 3.18 dibawah ini.
Tabel 3.18
Skor Item Angket Minat Belajar
Skor Kalimat Positif Kalimat Negatif
4 Selalu Tidak Pernah
3 Sering Jarang
2 Jarang Sering
1 Tidak Pernah Selalu
Untuk mengetahui minat belajar peserta didik pada mata pelajaran
matematika maka terlebih dahulu peserta didik mengisi angket minat belajar pada
akhir pertemuan tiap siklus. Kemudian setiap pernyataan yang diisi oleh peserta
didik diberi skor satu persatu dengan skor seperti diatas. Selanjutnya semua skor
dijumlah. Dari jumlah skor yang diperoleh peserta didik maka minat belajar
50
𝐗 = 𝑿
𝑵
peserta didik secara individual dapat dikategorikan dalam 4 kategori antara lain:
sangat rendah, rendah, tinggi dan sangat tinggi.
b. Penskoran Soal Bentuk Pilihan Ganda
Peneliti mengolah skor dalam tes bentuk pilihan ganda dengan memberikan
skor 1 jika peserta didik menjawab pertanyaan dengan benar dan memberikan
skor 0 jika peserta didik menjawab pertanyaan dengan salah. Skor kemudian
dijumlah dan dihitung menggunakan rumus sebagai berikut untuk mendapatkan
nilai hasil belajar peserta didik.
Hasil belajar peserta didik yang berbentuk pilihan ganda dapat dihitung
dengan menggunakan rumus sebagai berikut :
c. Menghitung Rata-Rata Hasil Belajar Kognitif
Pengolahan skor rata-rata hasil belajar peserta didik yaitu menggunakan rumus:
Sumber: Arikunto,2012
keterangan :
X = rata-rata (mean)
ΣX = jumlah seluruh nilai akhir peserta didik
N = banyaknya subjek.
d. Menentukan Batas Minimal Ketuntasan Belajar
Dalam penelitian ini setiap peserta didik dikatakan tuntas belajarnya apabila
nilai peserta didik ≥ 65.
𝑛𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑎𝑘ℎ𝑖𝑟 = 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑝𝑒𝑟𝑜𝑙𝑒ℎ
𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑎𝑙× 100
51
3.9.2 Data Kualitatif
Data kualitatif berupa data hasil observasi guru dan aktivitas peserta didik
dalam proses pembelajaran. Pengolahan data hasil observasi aktivitas guru dan
aktivitas peserta didik dilakukan selama pelaksanaan siklus I dan II. Observasi
aktivitas guru dan aktivitas peserta didik digunakan untuk mengukur apakah guru
dan peserta didik telah baik dalam mengimplementasikan pendekatan Realistic
Mathematic Education berbantu media geoboard dan benda manipulatif dalam
pembelajaran matematika. Lembar observasi guru terdiri dari 20 pernyataan dan
lembar observasi peserta didik terdiri dari 15 pernyataan. Pengamatan dilakukan
selama 2 siklus oleh observer. Observer mengisi lembar observasi guru dan
observasi peserta didik dengan menggunakan skala Likert (Sugiyono, 2012:93)
yaitu dengan memberikan tanda centang pada kolom skor 1 (jika guru/peserta
didik melakukan pernyataan dengan sangat tidak baik), 2 (jika guru/peserta didik
melakukan pernyataan dengan tidak baik), 3 (jika guru/peserta didik melakukan
pernyataan dengan baik), dan 4 (jika guru/peserta didik melakukan pernyataan
dengan sangat baik).