bab iii metode penelitian 3.1 jenis...

13
23 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas Kolaborasi, yaitu penelitian tindakan kelas yang dilakukan oleh 2 orang (Suharsimi Arikunto, 2010:47). Bentuk kerjasama atau kolaborasi di antara para anggota situasi dan kondisi itulah yang menyebabkan suatu proses dapat berlangsung. Kolaborasi dalam kesempatan ini ialah berupa sudut pandang yang disampaikan oleh setiap kolaborator. Selanjutnya sudut pandang ini dianggap sebagai andil yang sangat penting dalam upaya pemahaman terhadap berbagai permasalahan yang muncul (Ekawarna, 2013: 11). Dalam penelitian ini peneliti berkolaborasi dengan guru kelas sebagai observer yang nantinya dalam pelaksanaan tindakan bertugas mengobservasi jalannya pembelajaran yang dilakukan oleh peneliti sebagai guru pengajar. Observer bertugas mencatat hal-hal penting selama proses pembelajaran berlangsung yang hasilnya akan dikoordinasikan kembali dengan peneliti sebagai bahan refleksi. 3.2 Setting dan Karakteristik Subjek Penelitian Penelitian Tindakan Kelas ini dilakukan di SD Negeri sumogawe 04 terletak Kelurahan Sumogawe Kecamatan Getasan Kabupaten Semarang. Subjek dari penelitian ini adalah siswa kelas V SD Negeri sumogawe 04 Semester II tahun ajaran 2016/2017 dengan jumlah 29 siswa, terdiri dari 13 siswa laki-laki dan 16 siswa perempuan. Siswa pada kelas ini berasal dari sekitar wilayah pringapus serta berasal dari latar belakang keluarga yang berbeda dengan mata pencaharian orang tua yang beragam, ada yang orang tuanya sebagai guru, pedagang, wiraswasta. Keberagaman latar belakang siswa memiliki andil dalam terdapatnya perbedaan kesadaran belajar siswa. Faktor eksternal inilah yang menjadi salah satu penyebab rendahnya hasil belajar siswa.

Upload: vanthuan

Post on 10-Apr-2019

225 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

23

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas Kolaborasi, yaitu

penelitian tindakan kelas yang dilakukan oleh 2 orang (Suharsimi Arikunto,

2010:47). Bentuk kerjasama atau kolaborasi di antara para anggota situasi dan

kondisi itulah yang menyebabkan suatu proses dapat berlangsung. Kolaborasi

dalam kesempatan ini ialah berupa sudut pandang yang disampaikan oleh setiap

kolaborator. Selanjutnya sudut pandang ini dianggap sebagai andil yang sangat

penting dalam upaya pemahaman terhadap berbagai permasalahan yang muncul

(Ekawarna, 2013: 11).

Dalam penelitian ini peneliti berkolaborasi dengan guru kelas sebagai

observer yang nantinya dalam pelaksanaan tindakan bertugas mengobservasi

jalannya pembelajaran yang dilakukan oleh peneliti sebagai guru pengajar.

Observer bertugas mencatat hal-hal penting selama proses pembelajaran

berlangsung yang hasilnya akan dikoordinasikan kembali dengan peneliti

sebagai bahan refleksi.

3.2 Setting dan Karakteristik Subjek Penelitian

Penelitian Tindakan Kelas ini dilakukan di SD Negeri sumogawe 04

terletak Kelurahan Sumogawe Kecamatan Getasan Kabupaten Semarang. Subjek

dari penelitian ini adalah siswa kelas V SD Negeri sumogawe 04 Semester II

tahun ajaran 2016/2017 dengan jumlah 29 siswa, terdiri dari 13 siswa laki-laki

dan 16 siswa perempuan. Siswa pada kelas ini berasal dari sekitar wilayah

pringapus serta berasal dari latar belakang keluarga yang berbeda dengan mata

pencaharian orang tua yang beragam, ada yang orang tuanya sebagai guru,

pedagang, wiraswasta. Keberagaman latar belakang siswa memiliki andil dalam

terdapatnya perbedaan kesadaran belajar siswa. Faktor eksternal inilah yang

menjadi salah satu penyebab rendahnya hasil belajar siswa.

24

Penelitian dilaksanakan pada semester II tahun ajaran 2016/2017. Tahap

persiapan penelitian dilakukan antara bulan Februari sampai bulan Maret 2017.

Tahap persiapan penelitian mencakup penyusunan judul, penyusunan proposal,

penyusunan RPP, penyusunan instrumen penelitian, permohonan surat izin

untuk observasi, uji validitas dan reliabilitas soal serta untuk tempat penelitian.

Tahap pelaksanaan penelitian ini dilaksanakan antara bulan maret sampai bulan

Mei 2017. Tahap penyusunan laporan penelitian dilaksanakan pada bulan Mei

sampai dengan selesai. Untuk alokasi waktu penelitian dapat dilihat pada tabel

3.1 berikut:

Tabel 2

Alokasi waktu penelitian

No Pelaksanaan Penelitian Februari Maret April Mei

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

1 Proposal PTK

Siklus I

2

Perencanaan

Tindakan dan observasi

Refleksi

Siklus II

3

Perencanaan

Tindakan dan observasi

Refleksi

4 Pelaporan

3.3 Variabel Penelitian

Dalam Penelitian Tindakan Kelas ini terdapat dua variabel yaitu: variabel

terikat/variabel hasil (Y) serta variabel bebas/variabel proses (X). Adapun

variabel terikatnya adalah hasil belajar siswa kelas V SD Negeri sumogawe 04

kecamatan getasan Kabupaten Semarang semester II tahun ajaran 2017/2018

pada mata pelajaran IPA, sedangkan untuk variabel bebasnya adalah metode

pembelajaran Inkuiri

3.4 Rencana Tindakan

Penelitian ini terdiri dari dua siklus. Masing-masing siklus melalui tahap

perencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan, observasi, dan refleksi. Secara

25

umum alur pelaksanaan tindakan dalam PTK ini diadaptasi dari Kemmis dan

Taggart (dalam Ekawarna. 2013).

Gambar 3.1

Penelitian Tindakan Kelas

PTK Model Spiral dari C. Kemmis dan Mc Targgart.

Tahap Siklus I

1. Perencanaan

Langkah-langkah yang dilakukan oleh peneliti pada tahap perencanaan

antara lain:

a. Menentukan waktu tindakan pembelajaran untuk siklus I.

b. Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang akan

digunakan pada siklus I, yaitu untuk kompetensi dasar mendeskripsikan

sifat-sifat cahaya dengan indikator: 1) Menjelaskan pengertian sumber

cahaya, 2) Menyebutkan sifat-sifat cahaya, 3) Menyebutkan contoh

peristiwa sifat-sifat cahaya.

c. Menyusun Lembar Kerja Siswa (LKS) sesuai dengan kompetensi dasar

yang direncanakan dan mengacu pada metode inkuiri.

d. Merancang atau menyusun soal-soal tes evaluasi serta lembar penilaian

untuk mengetahui hasil belajar siswa.

e. Mempersiapkan lembar observasi guru dan siswa.

2. Pelaksanaan Tindakan

Pelaksanakan tindakan dilakukan dalam dua kali pertemuan dengan

alokasi waktu masing-masing 2 x 35 menit sesuai dengan ketentuan KTSP.

26

Langkah-langkah pembelajaran menggunakan metode inkuiri yaitu siswa

disajikan dengan suatu permasalahan dengan media gambar, siswa melakukan

pengamatan tentang konsep cahaya berdasarkan gambar yang disajikan oleh

guru, siswa merumuskan hipotesis dari sutu permasalahan yang telah diberikan

guru, siswa melakukan percobaan tentang konsep cahaya sesuai dengan arahan

guru, siswa berdiskusi dengan kelompok untuk mendiskusikan tentang

percobaan yang mereka lakukan (mengumpulkan data), siswa menarik

kesimpulan dari hasil diskusi percobaan yang mereka lakukan, siswa mencatat

hasilnya pada lembar kerja siswa (LKS), dan lembar diskusi siswa, kemudian

siswa mempresentasikan hasilnya di depan kelas. Pada akhir pelaksanaan siklus

siswa mengerjakan lembar evaluasi yang telah dipersiapkan untuk mengetahui

tingkat pemahaman serta hasil belajar siswa.

3. Observasi

Pengamatan/observasi dilakukan oleh guru kelas sebagai observer

dengan mencatat seluruh aktivitas guru dan siswa pada lembar observasi guru

dan sisa terhadap hasil-hasil atau dampak dari tindakan yang dilakukan dalam

proses pembelajaran. Sasaran pengamatan memuat semua tingkah laku kesulitan

mengemukakan ide, gagasan atau pertanyaan, pengerjaan soal juga dalam

membuat rangkuman. Setiap hambatan yang dihadapi siswa selama proses

pembelajaran menjadi catatan yang harus diperbaiki dalam siklus berikutnya.

4. Refleksi

Dari data observasi hasil belajar yang telah dikumpulkan dianalisa

kemudian direfleksikan dengan cara mengidentifikasi permasalahan yang

dihadapi oleh guru selama kegiatan pembelajaran berlangsung, sharing dengan

guru tentang hal-hal yang perlu diperbaiki, bertanya kepada siswa tentang

tanggapan mereka mengenai kegiatan pembelajaran yang telah mereka lakukan,

dan apakah hasil dari pelaksanaan tindakan yang dilaksanakan berhasil atau

tidak dengan tujuan yang diharapkan. Hal-hal yang menjadi permasalahan pada

siklus I dipakai sebagai pertimbangan merumuskan perencanaan tindakan pada

siklus II.

27

Tahap Siklus II

Pada siklus II langkah-langkah yang dilakukan oleh peneliti sama dengan

langkah-langkah yang diterapkan pada siklus I yaitu menerapkan proses

pembelajaran dengan metode inkuiri pada mata pelajaran IPA. Namun yang

membedakan dengan siklus I adalah indikator yang diajarkan, yaitu: 1)

Menyebutkan macam-macam alat optik, 2) Menyebutkan macam-macam

kegunaan alat optik, 3) Menyebutkan cara membuat periskop sederhana. Siklus

II dilaksanakan dengan mempertimbangkan hasil refleksi dan memperbaiki

kekurangan-kekurangan yang terjadi pada siklus I.

1. Perencanaan

Kegiatan yang dilakukan pada tahap perencanaan Siklus II adalah

sebagai berikut:

a. Pada siklus II ini, hal-hal yang perlu dipersiapkan pada dasarnya sama

pada siklus I yaitu mempersiapkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

menggunakan metode inkuiri beserta medianya, menyusun Lembar kerja

serta soal evaluasi lengkap dengan lembar penilaian untuk mengetahui

hasil belajar siswa pada akhir Siklus II, serta mempersiapkan lembar

observasi guru dan siswa.

b. Peneliti mempelajari hasil refleksi siklus I, yang nantinya menjadi

masukan dan akan diperbaiki pada pelaksanaan Siklus II.

2. Pelaksanaan Tindakan

Tahap pelaksanaan tindakan siklus II peneliti melaksanaan tindakan

sesuai dengan rencana pembelajaran yang telah dibuat dengan menerapkan

metode inkuiri. Pelaksanakan tindakan dilakukan dalam dua kali pertemuan

dengan alokasi waktu masing-masing 2 x 35 menit. Dalam pelaksanaan tindakan

pembelajaran menggunakan metode inkuri langkah pertama siswa disajikan

dengan suatu permasalahan dengan media gambar siswa melakukan

pengamatan, siswa merumuskan hipotesis dari sutu permasalahan yang telah

diberikan guru, siswa melakukan percobaan sesuai dengan arahan guru, siswa

28

berdiskusi dengan kelompok untuk mendiskusikan tentang percobaan yang

mereka lakukan (mengumpulkan data), siswa menarik kesimpulan dari hasil

diskusi percobaan yang mereka lakukan, siswa mencatat hasilnya pada lembar

kerja siswa (LKS) dan lembar diskusi siswa, kemudian siswa mempresentasikan

hasil diskusinya di depan kelas. Pada akhir pelaksanaan siklus II siswa

mengerjakan lembar evaluasi yang telah dipersiapkan untuk mengetahui tingkat

pemahaman dan hasil belajar siswa serta keberhasilan penelitian menggunakan

metode inkuri.

3. Observasi

Pengamatan pada siklus II juga masih sama dengan siklus I dilakukan

oleh guru kelas sebagai observer melalui data lembar observasi kegiatan guru

dan siswa. Kemajuan-kemajuan yang dicapai oleh siswa dan guru dari siklus I

hingga ke siklus II menjadi target utama.

4. Refleksi

Peneliti membahas hasil pengamatan pada siklus II. Pada siklus II ini

diperoleh gambaran bagaimana dampak penerapan tindakan dengan metode

inkuiri. Hasil dari siklus II merupakan refleksi akhir dari penelitian ini.

3.5 Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data

3.5.1 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini meliputi

teknik tes dan non tes. Teknik tes menggunakan hasil tes evaluasi siswa

sedangkan teknik non tes akan menggunakan lembar observasi guru siswa dan

juga dokumentasi.

a. Teknik tes

Tes adalah serentetan pertanyaan atau latihan serta alat lain yang

dignakan untuk mengukur ketrampilan, pengetahan intelegensi,

kemapuan atau bakat yang dimiliki oleh setiap individu atau kelompok

menurut Arikunto (2010: 193). Tes digunakan untuk mengetahui sejauh

mana kerberhasilan proses belajar mengajar yang dilakukan pada akhir

kegiatan pada tiap tiap siklus (post tes) dengan memberikan sejumlah

29

soal tes kepada subjek penelitian. Alat yang digunakan berupa soal tes

sesuai dengan materi yang diajarkan.

b. Teknik non tes

Teknik non tes menggunakan 2 cara yaitu observasi dan

dokumentasi.

- Teknik observasi

Observasi menurut Arikunto (2010:203) adalah suatu

pengamatan yang meliputi kegiatan pemuatan perhatian terhadap

suatu objek dengan menggunakan seluruh alat indra. Penelitian

ini menggunakan observasi yang dilakukan untuk mengetahui

kondisi siswa di dalam belajar pada pembelajaran matematika.

Observasi terhadap guru untuk meningkatkan keberhasilan guru

dalam melaksanakan proses pembelajaran.

- Teknik dokumentasi

Menurut Sugiono (2013:240) dokumentasi merupakan

catatan peristiwa yang sudah berlalu. Dokumen bisa berbentuk

tulisan, gambar, atau karya-karya monumental dari seseorang.

3.5.2 Instrumen Pengumpulan Data

a. Observasi (Pengamatan)

Menurut Syaodih S (2008:220), Observasi atau pengamatan merupakan

suatu teknik atau cara mengumpulkan data dengan cara mengumpulkan data

dengan jalan mengadakan pengamatan terhadap kegiatan yang sedang

berlangsung. Dalam penelitian observasi dilakukan oleh guru kelas yang

bertindak sebagai observer pada saat pelaksanaan pemelajaran dengan mengisi

lembar observasi guru dan siswa yang sudah dipersiapkan sebelumnya.

30

Tabel 3. Kisi-kisi Lembar Observasi Guru

No Aspek Indikator Jumlah

1. Persiapan

dan kegiatan

awal

a. Mempersiapkan siswa dan

perangkat pembelajaran

b. Memberikan apresepsi

c. Menyampaikan Tujuan

5

1

1

2. Melakukan

kegiatan

pembelajaran

sesuai

dengan

model

inkuiri

a. Memberikan Masalah

b. Memberikan Kesempatan

untuk menyelesaikan masalah

c. Memfasilitasi interaksi

antar kelompok

d. Membimbing membuat

kesimpulan dan refleksi

3

2

3

1

3. Kegiatan

Akhir

a. Memberikan soal evaluasi

b. Melakukan tindak lanjut

1

1

4. Kegiatan

guru

a. Pengelolaan alokasi waktu

b. Suasana pembelajaran di

kelas

3

3

Tabel 4. Kisi-kisi Lembar Observasi Siswa

No Aspek Indikator Jumlah

1. Persiapan a. Siap menerima pelajaran 3

2. Melakukan

kegiatan

pembelajaran

sesuai model

inkuiri

a. Menganalisa Masalah

b. Melakukan interaksi

dengan siswa lain dan guru

untuk menyelesaikan masalah

c. Membuat simpulan

d. Mengerjakan soal evaluasi

3

3

1

1

3. Kegiatan

Akhir

a. Menyimpulkan materi dan

menutup pembelajaran

2

31

b. Tes

Tes merupakan salah satu cara pengumpulan data dimana responden atau

objek yang diteliti diberi satu set lembar yang berisi pertanyaan-pertanyaan

untuk dijawab. Dalam proses penelitiannya responden diberikan tindakan

tertentu untuk mengetahui seberapa besar tindakan itu. Tes dilaksanakan dengan

mengerjakan lembar evaluasi siswa pada akhir tiap siklus. Kisi-kisi soal evaluasi

siklus I dan siklus II disajikan dalam tabel berikut:

Tabel 5

Kisi-kisi soal siklus 1

Standar

Kompetensi

Kompetensi

Dasar Indikator

Bentuk

Instrumen Nomor Soal

6. menerapkan

sifat-sifat

cahaya

melalui

kegiatan

membuat

suatu karya

model

6.1

mendeskripsikan

sifat-sifat

cahaya

Menjelaskan

pengertian

sumber cahaya

Pilihan

Ganda &

Esay

A4, A6, A10,

A14, A18,

B1, B4

Menyebutkan

sifat-sifat cahaya

A1, A2, A7,

A12, A13,

A16, A19,

A20, B2, B3

Menyebutkan

contoh peristiwa

sifat-sifat cahaya

A3, A5, A8,

A9, A11,

A15, A17,

B5

32

Table 6.

Kisi-kisi soal siklus 1I

3.6. Validitas dan Reliabilitas

3.6.1. Uji Validitas Instrumen

Menurut Sugiyono (2013:121), bahwa instrumen yang valid berarti alat

ukur yang digunakan untuk mendapatkan data (mengukur) itu valid. Selanjutnya

menurut Priyatno (2010:97) dalam melakukan pengujian taraf signifikansi 0,05,

kriteria pengujian adalah sebagai berikut :

a. Jika r hitung ≥ r tabel dengan tingkat signifikasi 0,05 dengan jumlah

data (N) 31-2 maka didapat r tabel sebesar 0,355 maka instrumen

serta item-item pernyataan terhadap skor total dinyatakan valid.

Standar

Kompetensi

Kompetensi

Dasar Indikator

Bentuk

Instrumen Nomor Soal

6. menerapkan

sifat-sifat cahaya

melalui kegiatan

membuat suatu

karya model

6.2. membuat

suatu

karya/model,

misalnya

periskop atau

lensa dari

bahan

sederhana

dengan

menerapkan

sifat-sifat

cahaya

Menyebutkan

macam-macam

alat optic

Pilihan

Ganda &

Essay

A1, A2, A8,

A9, A15,

A16, A19,

B1

menyebutkan

macam-macam

kegunaan alat

optic

A4, A5, A6,

A7, A10,

A11, A17,

A18, B2, B3,

B4

Menyebutkan

cara membuat

periskop

sederhana

A3, A12,

A13, A14,

A20, B5

33

b. Jika r hitung ≤ r tabel dengan signifikasi 0,05 dengan jumlah data (N)

31-2 maka didapat r tabel sebesar 0,355 maka instrumen serta item-

item peryataan terhadap skor total dinyatakan tidak valid.

Uji validitas dalam penelitian ini dilaksanakan dengan jumlah responden

31 siswa, terdapat 30 butir soal pilihan ganda dan 10 soal essay. Uji validitas

dilakukan dengan bantuan program SPSS 16.0.

Tabel 7

Validitas Tes Siklus I

No Kriteria Nomor Soal Jenis soal

1. Valid 1,2,3,6,8,9,10,11,12,14,15,17,

18,20,23,24,26,27,28,29 Pilihan ganda

2. Tidak Valid 4,5,7,13,16,19,21,22,25,30

3. Valid 1, 3, 4, 6, 8, 10 Essay

4. Tidak valid 2, 5, 7, 9

Berdasarkan tabel di atas soal dari soal pilihan ganda terdapat 20 soal

valid dan yang tidak valid berjumlah 10 soal dari 30 soal yang telah di ujikan.

Sedangkan untuk soal essay dari 10 soal yang diujikan terdapat 6 soal valid dan

4 soal tidak valid. Soal yang valid sudah mampu mewakili indikator dan akan

digunakan dalam tes evaluasi soal siklus I serta soal yang tidak valid akan

dihapus.

Tabel 8

Validitas Tes Siklus II

No Kriteria Nomor Soal Jenis soal

1. Valid 1,2,3,4,6,7,8,10,11,12,14,15,17,

18,20,23,25,26,28,29,30 Pilihan ganda

2. Tidak Valid 5,9,13,16,19,21,22,24,27,

3. Valid 2, 3, 5, 8, 9 Essay

4. Tidak Valid 1, 4, 6, 7, 10

34

Berdasarkan tabel 3.7 dari soal pilihan ganda terdapat 21 soal valid dan

yang tidak valid berjumlah 9 soal dari 30 soal yang telah di ujikan. Sedangkan

untuk soal essay dari 10 soal yang diujikan terdapat 5 soal valid dan 4 soal tidak

valid. Soal yang valid sudah mampu mewakili indikator dan akan digunakan

dalam tes evaluasi soal siklus II serta soal yang tidak valid akan dihapus.

3.6.2. Uji Reliabilitas Instrumen

Menurut Sugiyono (2013:137), hasil penelitian yang reliabel, bila

terdapat kesamaan data dalam waktu yang berbeda. Reliabilitas dapat

menunjukkan pada suatu artian bahwa sebuah instrumen akan dapat dipercaya

untuk digunakan sebagai alat mengumpulkan data karena sebuah instrumen

dapat dianggap baik. Reliabel adalah dapat dipercaya dan juga dapat

dihandalkan. Untuk menguji tingkat reliabilitas instrumen dilakukan analisis

factorial dengan konstruk satu faktor untuk setiap perangkat dengan merujuk

sebuah teori koefisien reliabilitas alpha dari Cronchbach. Kriteria untuk

menentukan tingkat reliabilitas instrumen digunakan pedoman yang

dikemukakan oleh George dan Mallery sebagai berikut:

: Tidak dapat diterima

0,7 : Dapat diterima

0,8 : Reliabilitas bagus

: Relibilitas memuaskan

Untuk menguji sebuah instrumen penelitian ini dapat digunakan teknik

Cronchbach’s Alpha dengan memakai program SPSS 16.0. Hasil perhitungan

reliabilitas soal tes akan menunjukkan bahwa soal tersebut dapat dipercaya atau

tidak.

Tabel 9

Hasil uji reliabilitas soal pilihan ganda Siklus I dan Siklus II

Siklus I Siklus II

Cronbach’s alpha N of items Cronbach’s alpha N of items

.718 31 .714 31

35

Dari tabel tersebut Cronchbach’s Alpha menunjukkan angka 7.18 pada

uji reliabilitas soal pilihan ganda siklus I dan 7.14 pada uji reliabilitas soal

pilihan ganda siklus II. Hal ini berarti soal pilihan ganda siklus I dan siklus II

dapat diterima.

Tabel 10

Hasil uji reliabilitas soal essay Siklus 1 dan Siklus 2

Siklus 1 Siklus 2

Cronbach’s alpha N of items Cronbach’s alpha N of items

.732 11 .731 11

Tabel 3.9 menunjukkan hasil uji reliabilitas soal essay siklus I dan siklus

II masing-masing berada pada angka .732 dan .731. ini berarti soal essay siklus I

dan siklus II dapat diterima.

3.7. Indikator Kinerja

Penelitian dikatakan berhasil apabila hasil belajar siswa meningkat

dengan pencapain ketuntasan klasikal sebanyak >80% dari keseluruhan siswa

memperoleh nilai diatas Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM). Nilai KKM yang

telah ditentukan pada mata pelajaran IPA yaitu 60. Untuk mengetahui ketuntasan

hasil belajar siswa secara klasikal, diperoleh dengan rumus :

Ketuntasan Klasikal =

3.8. Teknik Analisis Data

Pada penelitian ini data akan dianalisis dengan dua tahapan yaitu analisis

ketuntasan dan analisis komparatif. Analisis ketuntasan dilkukan tiap siklus

dalam tabel ketuntasan diolah dengan membandingkan data mentah hasil belajar

siswa dengan skor KKM untuk mata pelajaran IPA. analisis diskriptif komparatif

yaitu dengan membandingkan ketuntasan hasil belajar dari pra siklus, siklus I

sampai siklus II.