bab iii metodologi penelitian 3.1 metode dan unit analisis...
TRANSCRIPT
“BAB III”
METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Metode dan Unit Analisis Penelitian
“Metode penelitian merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data
dengan tujuan dan kegunaan tertentu (Sugiyono, 2013). Dalam penelitian ini,
akan digunakan metode penelitian deskriptif korelatif (Descriptive
Corelational Method). Metode penelitian deskriptif korelatif dipilih karena
metode ini dapat melihat sebuah timbal balik yang saling berkaitan secara
relatif dan teratur dari dua atau lebih gejala.”
“Penelitian deskriptif menurut Sugiyono (2013) adalah penelitian yang
dilakukan untuk mengetahui nilai variabel mandiri, baik satu variabel atau
lebih (independen) tanpa membuat perbandingan atau menghubungkan
dengan variabel yang lain. Penelitian ini termasuk jenis penelitian deskriptif
korelasional, karena pada penelitian ini akan mendeskripsikan atau
menggambarkan serta melukiskan fenomena atau hubungan antar fenomena
yang diteliti dengan sistematis, faktual dan akurat dan juga mendefinisikan
hubungan yang terjadi atara variabel bebas dan terikat. Jika terdapat dua
kejadian yang berhubungan satu sama lain maka keterkaitan tersebut akan
selalu sejalan.”
“Dikatakan oleh Faenkel dan Wallen (2008), penelitian korelasi atau
korelasional adalah suatu penelitian untuk mengetahui hubungan dan tingkat
hubungan antara dua variabel atau lebih tanpa ada upaya untuk
mempengaruhi variabel tersebut sehingga tidak terdapat manipulasi variabel.
Adanya hubungan dan tingkat variabel ini penting karena dengan mengetahui
tingkat hubungan yang ada, akan dapat dikembangkan sesuai dengan tujuan
penelitian.”
“Selanjutnya, Fraenkel dan Wallen (2008) menyebutkan penelitian
korelasi termasuk ke dalam penelitian deskripsi karena penelitian tersebut
merupakan usaha menggambarkan kondisi yang sudah terjadi. Dalam
penelitian ini, akan menggambarkan kondisi sekarang dalam konteks
kuantitatif yang direfleksikan dalam variabel.”
“Emzir (2009) berpendapat bahwa penelitian korelasional dapat
dilakukan dalam berbagai bidang diantaranya pendidikan, sosial, maupun
ekonomi. Penelitian ini hanya terbatas pada panafsiran hubungan antar
variabel saja dan tidak sampai pada hubungan kausalitas, tetapi penelitian ini
dapat dijadikan acuan untuk diajadi penelitian selanjutnya seperti penelitian
eksperimen.”
“Penelitian korelasional memiliki beberapa kelebihan, salah satunya
adalah kemampuannya untuk menyelidiki hubungan antara beberapa variabel
secara bersama-sama. Abidin (2010) berpendapat bahwa penelitian
korelasional juga dapat memberikan informasi tentang kekuatan hubungan
antara variabel-variabel yang diteliti. Dengan penelitian ini juga
memungkinkan untuk menyelidiki beberapa variabel untuk diselidiki secara
khusus dan penelitian ini dapat melakukan analisis prediksi tanpa
memerlukan sampel yang besar.”
“Namun, dibalik kelebihannya, ternyata metode korelasi ini juga
memiliki kelemahan. Abidin (2010) menyebutkan kelemahan penelitian
korelasional yakni hasilnya hanya mampu mengidentifikasi apa sejalan
dengan apa, tidak mampu menunjukkan saling hubungan yang bersifat kausal.
Jika dibandingkan dengan penelitian eksperimental, penelitian korelasional
dinilai kurang ketat, karena kurangnya kontrol terhadap variabel-variabel
bebas. Pola saling hubungan itu sering tak menentu dan kabur. Hal itu
menyebabkan penelitinya cenderung memasukkan berbagai data tanpa pilih-
pilih dan menggunakan setiap interpretasi yang dianggap berguna atau
bermakna.”
“Unit analisis yang diamati dan dibahas lebih lanjut dalam penelitian ini
adalah karyawan Front Office Department di Holiday Inn & Suites Jakarta
Gajah Mada.”
3.2 Variabel dan Pengukurannya
“Dikatakan oleh Sugiyono (2014), pengertian variabel penelitian adalah
suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, obyek atau kegiatan yang
mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan
kemudian ditarik kesimpulannya. Dengan kata lain, variabel adalah segala
sesuatu yang akan menjadi obyek pengamatan (penelitian) yang berupa suatu
konsen yang mempunyai variasi nilai. Berdasarkan hubungan antar variabel,
terdapat dua variabel dalam penelitian ini yaitu variabel bebas (independent
variabel) dan variabel terikat (dependent variabel).”
“”Variabel Independen (X) sering disebut sebagai variabel stimulus,
antecedent. Dalam bahasa Indonesia sering disebut variabel bebas. Menurut
Sugiyono (2014) pengertian variabel bebas merupakan variabel yang
mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya
variabel terikat (dependent). Variabel bebas (X) yang diteliti dalam
penelitian ini adalah gaya kepemimpinan.””
“Variabel dependen (Y) sering disebut sebagai variabel output, kriteria,
konsekuen. Dalam bahasa Indonesia sering disebut sebagai variabel terikat.
Demikian pula dikatakan oleh Sugiyono (2014), pengertian variabel terikat
adalah variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya
variabel bebas. Variabel dependent atau variabel terikat (Y) pada penelitian
ini adalah kinerja karyawan.”
“Sesuai dengan judul penelitian yakni Pengaruh Gaya Kepemimpinan
Duty Manager Terhadap Kinerja Karyawan Front Office Department di
Holiday Inn & Suites Jakarta Gajah Mada, maka dibuatlah sebuah tabel yang
berisi variabel bebas dan terikat beserta masing – masing indikator dan skala
pengukuran yang digunakan dalam penelitian ini. Tabel variabel dan
pengukuran tersebut kemudian ditampilkan sebagai berikut:”
Tabel 3.1
Variabel, Indikator dan Skala Pengukuran
Variabel Indikator Skala pengukuran
Gaya
Kepemimpinan
(X)
Menurut Hasibuan
Dalam Ruyatnasih
dn Anwar (2016)
1. Kepemimpinan Otoriter Likert
2. Kepemimpinan Partisipatif Likert
3. Kepemimpinan Delegatif Likert
4. Kepemimpinan Kharismatik Likert
5. Kepemimpinan Demokratik Likert
Kinerja Karyawan
(Y)
Menurut Robbins
dalam Andriyani
(2016)
1. Kualitas Likert
2. Kuantitas Likert
3. Ketepatan Waktu Likert
4. Efektivitas Likert
5. Kemandirian Likert
“Skala pengukuran dalam penelitian ini menggunakan skala Likert.
Menurut Sugiyono (2010) skala likert digunakan untuk mengukur sikap,
pendapat dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena
sosial. Untuk setiap pilihan jawaban diberi skor, kemudian responden harus
memilih jawaban yang sesuai dengan pengalaman mereka.”Dengan skala
Likert, maka variabel yang akan diukur dijabarkan menjadi indikator variabel.
“Kemudian indikator tersebut dijadikan sebagai titik tolak ukur
menyusun item-item instrumen yang dapat berupa pertanyaan atau
pernyataan.”
“Pernyataan tersebut akan disusun kedalam sebuah kuesioner. Jenis
pernyataan dapat berupa kalimat positif maupun negatif, hal ini menyebabkan
skala penilaian yang digunakan harus dibedakan seperti dijelaskan dalam
tabel berikut ini:”
Tabel 3.2
Skala Penilaian Untuk Pernyatan Positif dan Negatif
No Keterangan Skor Positif
1. Sangat Setuju 5
2. Setuju 4
3. Kurang Setuju 3
4. Tidak Setuju 2
5. Sangat Tidak Setuju 1
(Sumber : Sugiono, 2010)
“Selain data variabel, diperlukan pula keterangan data demografi
responden. Karakteristik demografi responden pada penelitian ini dibedakan
menurut jenis kelamin, usia, tingkat pendidikan dan lama bekerja. Data
demografi responden disajikan dalam tabel sebagai berikut:”
Tabel 3.3
Demografi Responden dan Skala Pengukurannya
(Sumber : Riduwan, 2009)
No Item Skala Pengukuran
1 Usia Ordinal
2 Jenis Kelamin Nominal
3 Status Perkawinan Nominal
4 Tingkat Pendidikan Ordinal
5 Lama Bekerja Interval
“Dalam karakteristik demografi responden, digunakan skala ordinal,
nominal dan interval. Skala pengukuran yang dipilih disesuaikan dengan
kebutuhan penelitian.“Maksud dari skala pengukuran ini untuk
mengklasifikasikan variable yang akan diukur supaya tidak terjadi kesalahan
dalam menentukan analisis data dan langkah penelitian selanjutnya.”Riduwan
(2010) menjelaskan bahwa”skala nominal yaitu skala yang paling sederhana
disusun menurut jenis (kategorinya) atau fungsi bilangan hanya sebagai
simbol untuk membedakan sebuah karakteristk dengan karakteristik lainnya.
Skala nominal memberikan suatu sistem kualitatif untuk mengkategorikan
orang atau objek ke dalam kategori, kelas atau klasifikasi.”
“Adapun ciri-ciri dari skala nominal adalah:
a. Kategori data bersifat mutually exclusive (saling memisah).
b. Kategori data tidak mempunyai aturan yang logis (bisa sembarang),
Hasil perhitungan dan tidak ditemui bilangan pecahan, Angka yang
tertera hanya lebel semata.Tidak mempunyai ukuran baru, Dan
tidak mempunyai nol mutlak.”
“Skala Ordinal adalah angka yang diberikan dimana angka- angka
tersebut mengandung pengertian tingkatan. Skala nominal digunakan untuk
mengurutkan objek dari yang terendah ke tertinggi atau sebaliknya. Skala ini
tidak memberikan nilai absolute terhadap objek, tetapi hanya memberikan
urutan (rangking) saja.”
“Adapun ciri-ciri dari skala ordinal antara lain :
a. kategori data saling memisah
b. kategori data memiliki aturan yang logis
c. kategori data ditentukan skala berdasarkan jumlah karakteristik
khusus yang dimilikinya.”
“Skala Interval dapat memberikan informasi yang lebih dibandingkan
dengan skala nominal dan skala ordinal. Skala interval mempunyai
karakteristik seperti yang dimiliki oleh skala nominal dan ordinal dengan
ditambah karakteristik lain, yaitu berupa adanya interval yang tetap. Dengan
demikian peneliti dapat melihat besarnya perbedaan karaktersitik antara satu
individu atau obyek dengan lainnya. Skala pengukuran interval benar-benar
merupakan angka. Angka-angka yang dapat dipergunakan dalam operasi
aritmatika, misalnya dijumlahkan atau dikalikan.”
3.3 Prosedur Penarikan Sampling
3.3.1 Populasi
“Sugiyono (2009) mengatakan bahwa populasi adalah keseluruhan
objek pengamatan yang menjadi perhatian kita atau dengan kata lain
populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri dari objek atau subjek
yang menjadi kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh
peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Adapun
populasi dalam penelitian ini adalah seluruh karyawan Front Office
Department di Holiday Inn & Suites Jakarta Gajah Mada yang berjumlah
55 orang.”
3.3.2 Sampel
“Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki
populasi (Sugiyono, 2011). Sampel dilakukan jika populasi besar dan
peneliti tidak mungkin mempelajari semua yang ada pada populasi. Teknik
sampling adalah teknik pengambilan sampel.”Untuk menentukan sampel
yang akan digunakan dalam penelitian, terdapat macam – macam teknik,
yakni Probability Sampling dan”Non – Probability Sampling.”Dalam
penelitian ini, akan digunakan salah satu dari teknik“Non – Probability
Sampling yang berarti teknik pengambilan sampel tidak memberi peluang
bagi setiap unsur untuk dipilih menjadi sampel. Teknik ini meliputi
sampling sistematis, kuota, incidental, purposive, jenuh dan snowball.”
“Berdasarkan jumlah populasi dalam penelitian ini, maka dipilih
teknik sampling jenuh. Teknik ini digunakan apabila jumlah populasi
relatif kecil yakni kurang dari 100 orang, sehingga semua populasi
akhirnya akan dijadikan sebagai koresponden. Dengan demikian,
koresponden dalam penelitian ini adalah seluruh karyawan Front Office
Department di Holiday Inn & Suites Jakarta Gajah Mada yang berjumlah
55 orang.”
3.4 Teknik Pengumpulan Data
3.4.1 Data Primer
“Definisi yang diungkapkan oleh Sugiyono (2008) mengenai data
primer adalah sumber data yang langsung memberikan data kepada
pengumpul data. Selain itu data primer dalam penelitian adalah data yang
diperoleh secara langsung dengan cara menyebarkan kuesioner kepada
responden yang menjadi sample untuk mengetahui tanggapan tentang
penelitian yang akan diteliti. Dilengkapi pula dengan dokumen-dokumen
perusahaan berupa sejarah perkembangan perusahaan, struktur organisasi,
dan data-data statistik mengenai jumlah pegawai dan lain-lain yang
berhubungan dengan penelitian.”
“Mengacu pada pendapat ahli diatas, maka langkah yang di tempuh
dalam proses pengumpulan data primer yang digunakan dalam penelitian
ini adalah sebagai berikut:
a. Observasi, melakukan pengamatan dan wawancara secara
langsung di bagian Front Office Department di Holiday Inn &
Suites Jakarta Gajah Mada untuk dapat mengetahui
permasalahan yang terjadi.
b. Angket, data didapatkan dengan menggunakan instrumen berupa
kuesioner yang disebarkan kepada kepada seluruh karyawan
Front Office Department di Holiday Inn & Suites Jakarta Gajah
Mada yang berjumlah 55 orang.”
3.4.2 Data Sekunder
“Definisi data sekunder menurut Sugiyono (2009) adalah sumber data
yang diperoleh dengan cara membaca, mempelajari dan memahami
melalui media lain yang bersumber dari literatur, buku-buku, serta
dokumen perusahaan. Data Sekunder yaitu data yang diperoleh secara
tidak langsung, contohnya dari literatur-literatur, buku-buku laporan yang
erat hubungannya dengan masalah yang diteliti. Data ini dapat dicari
dengan mengumpulkan data melalui tinjauan pustaka dengan membaca
buku-buku dan literature sehingga mendapatkan pendapat dari ahli pakar
teori.”
“Berdasarkan penjelasan di atas, maka sumber data dalam penelitian ini
adalah sumber data primer dan data sekunder.”
3.5 Metode Analisis Data
3.5.1 Uji Validitas
“Instrumen yang valid berarti alat ukur yang diunakan untuk
mendapatkan data (mengukur) itu valid (Sugiyono, 2010). Valid berarti
instrument tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya
diukur. Tinggi rendahnya validitas instrumen menunjukan sejauh mana
data yang terkumpul tidak menyimpang dari gambaran tentang variabel
yang dimaksud.”
”Suatu test dapat dikatakan mempunyai validitas tinggi apabila hasil
test tersebut menjalankan fungsi pengukurannya, atau memberikan hasil
ukur sesuai dengan makna dan tujuan diadakannya test atau penelitian
tersebut. Untuk melakukan uji validitas, kuesioner penelitian diberikan
kepada 55 responden. Data yang didapat kemudian diuji validitas dengan
menggunakan bantuan software SPSS 21.0 atau menentukan kevalidan
dari item kuesioner digunakan metode koefisien korelasi person product
moment yaitu dengan mengkorelasikan skor total yang dihasilkan oleh
masing-masing responden (Xtotal) dengan skor masing-masing item (X)
yaitu dengan rumus:”
n (Σ X1 . Xtotal) – (Σ X1)( Σ Xtotal)
r = _____________________________
√(nΣ X12 – (Σ X1)
2 (nΣ Xtotal
2 – (Σ Xtotal)
2
”Sugiyono (2011) mengatakan bahwa suatu item bisa dikatakan
valid apabila nilai koefisiennya atau yang disebut dengan r hitungan ≥ r
tabel dan akan tidak valid apabila r hitung < r tabel.”
3.5.2 Uji Realibilitas
“Sukmadinata (2009) menyatakan bahwa reliabilitas berkenaan
dengan tingkat keajegan atau ketetapan hasil pengukuran.”Kuesioner
dikatakan reliabel jika dapat memberikan hasil relatif sama (ajeg) pada
saat dilakukan pengukuran kembali pada obyek yang berlainan pada waktu
yang berbeda atau memberikan hasil yang tetap.”Menurut Sugiyono
(2010) reliabilitas menyangkut ketepatan alat ukur dan juga mencakup
aspek penting, yaitu: alat ukur yang digunakan harus stabil, dapat
diandalkan (dependability) dan dapat diramalkan (predictabillity) sehingga
alat ukur tersebut mempunyai reliabilitas yang tinggi atau dapat
dipercaya.”
Uji reliabilitas dilakukan dengan rumus cronbach alpha sebagai berikut:
Dimana :
r11 = Nilai reliabilitas
∑Si = Jumlah varians skor tiap-tiap item
St = Varians total
k = Jumlah item
Rumus yang digunakan untuk menghitung Si dan St adalah sebagai
berikut:
“Seperti yang dikatakan oleh Sugiyono (2011), jika nilai alpha > 0,6
artinya reliabilitas mencukupi (sufficient reliability) sementara jika alpha
> 0,90 ini menyatakan seluruh item reliabel dan seluruh tes konsisten
secara internal karena memiliki reliabilitas yang kuat. Jika alpha rendah
maka kemungkinan satu atau beberapa item tidak reliabel dan tidak bisa
digunakan lebih lanjut dalam penelitian. Reliabilitas item di penelitian ini
diuji dengan melihat Koefisien Alpha dengan melakukan Reliability
Analysis dengan program SPSS versi 21.0. Nilai Alpha Cronbach akan
dilihat untuk reliabilitas keseluhan item dalam satu variabel.”
3.5.3 Uji Statistik Deskriptif
“Data dan informasi yang telah diperoleh dengan instrumen yang
dipilih dari sumber data atau sampel tertentu masih merupakan informasi
atau data kasar. Informasi dan data tersebut perlu diolah agar dapat
dijadikan bahan untuk menjawab pertanyaan penelitian. Menurut Sugiyono
(2010), Statistik deskriptif adalah statistik yang digunakan untuk
menganalisis data dengan cara mendeskripsikan atau menggabarkan data
yang terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat
kesimpulan yang berlaku untuk umum.”
“Penghitungan rata-rata dilakukan dengan menjumlahkan seluruh nilai
data suatu kelompok sampel, kemudian dibagi dengan jumlah sampel
tersebut. Jadi jika suatu kelompok sampel acak dengan jumlah sampel n,
maka bisa dihitung rata-rata dari sampel tersebut dengan rumus sebagai
berikut:”
𝑥 = 𝑋1 + 𝑋2 + ⋯+ 𝑋𝑛
𝑛
Keterangan:
𝑥 = rata-rata hitung
𝑥𝑖 = nilai sampel ke-i
𝑛 = jumlah sampel
”Intrepretasi hasil interval nilai mean dilihat dari banyaknya kelas
yang digunakan yaitu 5 kelas, maka perhitungan intervalnya didapat
dengan rumus sebagai berikut:”
Panjang Kelas Interval = Nilai Tertinggi – Nilai Terendah
Banyak Kelas Interval
“Berdasarkan rumus diatas diperoleh tingkatan nilai intervalnya
adalah 0.8, dan nilai intrepretasi variabel ditampilkan dalam tabel sebagai
berikut:”
Tabel 3.4
Kriteria Skor Jawaban Responden Dalam Uji Deskriptif
NO SKOR
KATEGORI SKOR
Gaya
Kepemimpinan Kinerja Karyawan
1 1.00 – 1.80 Tidak Sesuai Tidak Baik
2 1.80 – 2.60 Kurang Sesuai Kurang Baik
3 2.60 – 3.40 Cukup Sesuai Cukup Baik
4 3.40 – 4.20 Sesuai Baik
5 4.20 – 5.0 Sangat Sesuai Sangat Baik
3.5.4 Uji Korelasi
“Koefisien korelasi pearson digunakan untuk mengukur ada atau
tidaknya hubungan linier antara variabel bebas (X) dan variabel terikat (Y)
serta mempunyai tujuan untuk meyakinkan bahwa pada kenyataannya
terdapat hubungan antara Gaya kepemimpinan dengan Kinerja karyawan.”
“Menurut Sugiyono (2008) rumus persamaan korelasi Pearson di
nyatakan sebagai berikut:”
n (Σ X1 . Y1) – (Σ X1)( Σ Y1)
r = _____________________________
√(nΣ X12 – (Σ X1)
2 (nΣ Y1
2 – (Σ Y1)
2
Keterangan :
r = Koefisien korelasi ( -1≤ r ≥ +1), di mana :
X = Variabel bebas
Y = Variabel terikat Tabel
n = Jumlah sampel
Tabel 3.5.Koefisien Korelasi
(Sumber : Sugiyono, 2008)
“Adapun untuk menginterpretasikan koefisien korelasi antar variabel
disajikan di dalam tabel sebagai berikut:”
NO KOEFISIEN KORELASI TINGKAT HUBUNGAN
1 0.00 – 0,199 Sangat Rendah
2 0.20 – 0.399 Rendah
3 0.40 - 0.599 Sedang
4 0.60 – 0.799 Kuat
5 0.80 – 1.00 Sangat Kuat
“Nilai koefisien korelasi menurut Sugiyono (2008) berkisar antara -1
sampai dengan +1 yang kriteria pemanfaatannya di jelaskan sebagai
berikut:” “srfifeuibfijkbfefabfjea
Jika nilai r > 0, artinya telah terjadi hubungan yang linier positif,
yaitu makin besar variabel X maka semakin besar variabel Y.
Jika nilai r < 0, artinya telah terjadi hubungan yang linier negatif,
yaitu semakin kecil nilai variabel X maka semakin besar variabel Y
atau sebaliknya semakin besar variabel X maka semakin kecil
variabel Y.
Jika nilai r = 0, artinya tidak ada hubungan sama sekali antara
variabel X dengan variabel Y.
Jika nilai r = 1 atau r = -1, telah terjadi hubungan linier sempurna,
yaitu berupa garis lurus, sedangkan bagi r yang mengarah kearah
angka 0 maka garis semakin tidak lurus.”
“Pendeskripsian data dapat dilakukan melalui penyajian data dalam
bentuk tabel dengan menggunakan metode korelasi Rank Spearman
dengan software atau alat bantu penghitungan SPSS 21.0”
“Dari uji data yang sudah disusun dalam SPSS 21.0 untuk
menerangkan dalam mengetahui seberapa besar tingkat hubungan antara
gaya kepemimpinan Front Office Manager terhadap peningkatan kinerja
karyawan Front Office Department Holiday Inn & Suites Jakarta Gajah
Mada.”
3.5.5 Uji Determinasi
“Menurut Ghozali (2011) pengertian koefisien determinasi (R²) adalah
untuk mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan
variasi variabel dependen. Nilai koefisien determinasi adalah antara nol
sampai satu (0 < R² < 1). Nilai R² yang kecil berarti kemampuan variabel-
variabel independen dalam menjelaskan variasi variabel dependen sangat
terbatas. Nilai yang mendekati satu berarti variabel-variabel independen
memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi
variasi variabel dependen.”
Keterangan:
KD = Koefisien Determinasi
R = Koefisien Korelasi
3.5.6 Uji Regresi Linear
“Sugiyono (2008) menyatakan bahwa regresi linier sederhana
didasarkan pada hubungan fungsional ataupun kausal satu variabel
independen dengan satu variabel dependen. Kegunaan analisis regresi
linier sederhana menurut Sarwono (2005) adalah untuk mengukur
besarnya pengaruh variabel bebas terhadap variabel tergantung dan
memprediksi variabel tergantung dengan menggunakan variabel bebas.
Analisis ini digunakan untuk mengetahui besarnya pengaruh atau dampak
dari Gaya Kepemimpinan terhadap Kinerja Karyawan di Holiday Inn &
Suites Jakarta Gajah Mada.”
Rumus menghitung uji regresi dinyatakan sebagi berikut :
Y = a + bX
(sumber : Sugiyono, 2008)
“Untuk mengisi persamaan tersebut, terlebih dahulu nilai a dan b
dicari dengan menggunakan persamaan sebagai berikut:”
a = (∑X2 )(∑Y) – (∑X)(∑XY) n∑X2 – (∑X)2
b = n∑XY – (∑X)(∑Y) n∑X2 – (∑X)2
3.5.7 Uji F
“Menurut Sugiyono (2011) uji F merupakan pengujian hubungan
regresi secara simultan yang bertujuan untuk mengetahui apakah seluruh
KD = r² x 100%
variabel independen bersama-sama mempunyai pengaruh yang signifikan
terhadap variabel dependen. Langkah langkah pengujian dengan
menggunakan uji F adalah sebgai berikut:”
a. Menentukan tingkat signifikansi sebesar α = 5%
Tingkat signifikansi 0.05% atau 5% artinya kemungkinan besar
hasil penarikan kesimpulan memiliki profitabilitas 95% atau
toleransi kesalahan 5%.
b. Menghitung Uji F (F-test)
Keterangan:
R2 : Koefisien determinasi gabungan
k : Jumlah variabel
n : Jumlah sampel
c. Kriteria Pengambilan Keputusan
1. H0 ditolak jika F statistik < 0,05 atau Fhitung > Ftabel
2. H0 tidak berhasil ditolak jika F statistik > 0,05 atau Fhitung <
Ftabel
Nilai f tabel didapat dari :
df1 (pembilang) = jumlah variabel – 1
df2 (penyebut) = n – k
3.6 Waktu dan Tempat Penelitian
“Waktu penelitian ini akan dilaksanakan pada Juni 2019 dan tempat
penelitian akan dilaksanakan di Holiday Inn & Suites Jakarta Gajah Mada
yang berlokasi di Jalan Gajah Mada no. 211, Jakarta Barat.”
F Hitung = R2
/ k
(1-R 2
) / (n-k-1)