789643 konsep manajemen 345 eksplorasi mineral 5t67888

32
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Pengertian Manajemen. Definisi tentang manajemen yang dikemukakan oleh para ahli adalah berbeda –beda, tetapi pada pokoknya semua pendapat tersebut mempunyai pengertian yang sama, perbedaan yang ada hanyalah terletak latar belakang keahlian masing- masing, sehingga tinjauan manajemennya berasal dari segi yang berbeda-beda pula. Seperti misalnya, F.W. Taylor dikenal sebagai bapak manajemen moderen atau dikenal pula dengan nama manajemen ilmiah, Henry Fayol mengemukakan teknikmanajemen dalam industri. Masalah keterpaduan seluruh karyawan merupakan kunci penting keberhasilan suatu produksi. R. Owen menekankan pentingnya sumberdaya manusia yang bukan semata-mata sebagai mesin produksi, H. Emerson menekankan bahwa dalam manajemen akal sehat atau common sense merupakan kunci yang penting. Diantara definisi yang diberikan para ahli manajemen tersebut adalah sebagai berikut: 1. Stoner & Wankel: manajemen adalah proses merencanakan, mengorganisasikan, memimpin, mengendalikan usaha-usaha anggota organisasi dan proses penggunaan sumberdaya organisasi untuk mencapai tujuan-tujuan organisasi yang sudah ditetapkan. 1

Upload: cantikapih

Post on 27-Dec-2015

36 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

Konsep Manajemen 345 Eksplorasi Mineral 5t67888

TRANSCRIPT

Page 1: 789643 Konsep Manajemen 345 Eksplorasi Mineral 5t67888

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Pengertian Manajemen.

Definisi tentang manajemen yang dikemukakan oleh para ahli adalah

berbeda –beda, tetapi pada pokoknya semua pendapat tersebut mempunyai

pengertian yang sama, perbedaan yang ada hanyalah terletak latar belakang

keahlian masing-masing, sehingga tinjauan manajemennya berasal dari segi

yang berbeda-beda pula. Seperti misalnya, F.W. Taylor dikenal sebagai bapak

manajemen moderen atau dikenal pula dengan nama manajemen ilmiah, Henry

Fayol mengemukakan teknikmanajemen dalam industri. Masalah keterpaduan

seluruh karyawan merupakan kunci penting keberhasilan suatu produksi. R.

Owen menekankan pentingnya sumberdaya manusia yang bukan semata-mata

sebagai mesin produksi, H. Emerson menekankan bahwa dalam manajemen

akal sehat atau common sense merupakan kunci yang penting.

Diantara definisi yang diberikan para ahli manajemen tersebut adalah

sebagai berikut:

1. Stoner & Wankel: manajemen adalah proses merencanakan,

mengorganisasikan, memimpin, mengendalikan usaha-usaha anggota

organisasi dan proses penggunaan sumberdaya organisasi untuk

mencapai tujuan-tujuan organisasi yang sudah ditetapkan.

2. Terry: Manajemen adalah proses tertentu yang terdiri dari kegiatan

merencanakan, meng-organisasikan, menggerakkan sumberdaya manusia

dan sumberdaya lain untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

3. Oei Liang Lee: Manajemen adalah ilmu dan seni merencanakan,

1

Page 2: 789643 Konsep Manajemen 345 Eksplorasi Mineral 5t67888

mengorganisasi, mengarahkan, mengkoordinasikan serta mengawasi

tenaga manusia dengan bantuan alat-alat untuk mencapai tujuan yang

ditetapkan.

1.2. Proses Manajemen

Dari definisi tentang manajemen tersebut, dapatlah diambil kesimpulan

bahwa manajemen mempunyai lima fungsi, yaitu:

1. Perencanaan.

2. Pengorganisasian

3. Pengarahan.

4. Pengkoordinasian

5. Pengawasan

Kelima macam fungsi manajemen ini sangat penting didalam

menjalankan semua kegiatan. Semua ini dimaksudkan agar kegiatan apapun

yang dilakukan dapat berjalan dengan baik, sehingga tujuan yang telah

ditetapkan dapat tercapai.

Gambar 1-1 dibawah ini memperlihatkan bahwa mekanisme kerja dari

fungsi-fungsi manajemen tersebut dimulai dari adanya keinginan, kebutuhan

serta informasi. Adanya keinginan dan kebutuhan (dalam hal inimisalkan

keinginan kebutuhan pasar membutuhkan mineral tertentu) akan mendorong

seseorang/organisasi/perusahaan melakukan sesuatu (dalam hal ini melakukan

eksplorasi). Maksud tersebut akan lebih terdorong untuk dilakukan bila mana

telah tersedia sejumlah informasi (kebutuhan pasar, mineral yang dikehendaki

dapat diketemukan disuatu daerah X, dsb)

2

Page 3: 789643 Konsep Manajemen 345 Eksplorasi Mineral 5t67888

Gambar 1-1. Mekanisme kerja Fungsi-fungsi Manajemen

Setiap kegiatan yang dilakukan oleh seseorang atau sebuah

organisasi/lembaga tentu mempunyai tujuan; penentuan tujuan sebaiknya

harus dibuat secara:

1. Spesifik: jelas apa yang ingin dicapai atau diperoleh

2. Realistis: bis dicapai dan bukan angan-angan

3. Terukur: memiliki ukuran-ukuran tertentu untuk menentukan

keberhasilannya

4. Terbatas waktu: mempunyai batas waktu sebagai target kapan tujuan

tersebut harus bisa dicapai

Dan untuk mencapai tujuan tersebut perlu dibuat perencanaan terlebih

dahulu, secara garis besar perencanaan ini menggambarkan tentang:

Informasi

KeinginanDan

Kebutuhan

Perencanaan

Pengorganisasian

Pengarahan

Pengkoordinasian

Pengawasan

Tujuan

3

Page 4: 789643 Konsep Manajemen 345 Eksplorasi Mineral 5t67888

1. Apa

2. Bagaimana

3. Mengapa

4. Kapan akan dilaksanakan.

Kemudian ditetapkan siapa yang akan melakukan, bagaimana

pembagian kerjanya, bagaimana wewenang, tanggung jawab serta

pertanggung jawaban masing-masing kegiatan (pengorganisasian)

Karena pelaksana organisasi terdiri dari orang-orang yang mempunyai

berbagai macam keinginan, kebutuhan serta pola berfikir yang berbeda-beda

walaupun telah diorganisir didalam wadah organisasi belum tentu kegiatan

seseorang searah dengan yang lain, oleh karena itu perlu diadakan

pengarahan agar masing-masing bersedia menyumbangkan tenaganya

semaksimal mungkin untuk mencapai tujuan sesuai dengan yang telah

ditetapkan.

Jadi untuk mencapai tujuan harus ada kegiatan, dalam mana kegiatan-

kegiatan yang sama disatukan didalam suatu wadah yang disebut fungsi, tentu

saja fungsi yang harus dilakukan banyak dan berbeda-beda. Oleh karena itu

fungsi-fungsi yang berbeda-beda ini perlu dikoordinasikan sedemikian rupa

agar supaya tidak terdapat kontradiksi antara fungsi yang satu dengan yang

lainnya untuk menuju sasaran yang sama.

Sebuah rencana yang telah ditetapkan saat ini dimaksudkan untuk

dilaksanakan pada waktu mendatang. Keadaan/waktu yang akan datang akan

penuh dengan ketidak pastian yang sering menimbulkan berbagai akibat dan

penyimpangan, sehingga hasil kerja yang telah dicapai tidak sesuai dengan apa

4

Page 5: 789643 Konsep Manajemen 345 Eksplorasi Mineral 5t67888

yang telah direncanakan. Untuk menjaga agar penyimpangan yang terjadi tidak

terlampau jauh dari rencana, maka perlu diadakan

pengawasan/pengendalian.

BAB II. KONSEP MANAJEMEN EKSPLORASI MINERAL

5

Page 6: 789643 Konsep Manajemen 345 Eksplorasi Mineral 5t67888

2.1. Umum

eksplorasi mineral merupakan suatu usaha ekonomi, sehingga

pertimbangan ekonomi adalah sangat penting. Dalam setiap kegiatan ekonomi

perencanaan teknis merupakan hal yang mutlak. Setiap usaha ekonomi

memerlukan suatu perencanaan yang cermat dari segi biaya dan perhitungan

untung rugi.

Berdasarkan dari pengertian tersebut diatas suatu eksplorasi juga

memerlukan suatu manajemen seperti halnya dengan usaha-usaha lainnya

dalam bidang ekonomi lainnya.

2.2. Eksplorasi Sebagai Usaha Ekonomi Beresiko Tinggi.

Berbeda dengan usaha ekonomi lainnya, eksplorasi adalah suatu

aktivitas ekonomi yang beresiko tinggi, sehingga memerlukan perencanaan

yang seksama untuk meminimalkan resiko dan menekankan pada manfaat

biaya (cost benefit). Resiko ini adalah resiko geologi, resiko teknologi, resiko

ekonomi (pasar) dan resiko politik. Semua jenis resiko ini harus diperhitungkan

sebelum diputuskan untuk melaksanakan suatu suatu proyek eksplorasi.

Dalam diklat manajemen eksplorasi sumberdaya mineral ini yang akan

dibahas dibatasi hanya pada resiko geologi, karena resiko inilah yang paling

besar dan merupakan faktor dalam membuat keputusan.

Untuk menghadapi resiko tersebut ada beberapa paradigma yang

dihadapi. Salah satu paradigma yang terpenting dalam eksplorasi adalah

adanya pentahapan dimana pada ahir suatu tahap dilakukan suatu keputusan;

dilanjutkan atau tidak. Ini disebabkan karena biaya eksplorasi akan meningkat

6

Page 7: 789643 Konsep Manajemen 345 Eksplorasi Mineral 5t67888

sesuai dengan masuknya ke tingkat berikutnya. Tingkat berikutnya harus

mempunyai peluang yang lebih besar dan resiko yang lebih kecil.

Dengan demikian eksplorasi merupakan suatu urutan atau rentetan

kegiatan yang bertujuan menciutkan/memperkecil daerah penyelidikan dengan

meningkatkan peluang untuk menemukan obyektif dengan dibarengi dengan

memperkecil resiko kegagalan, sehingga dapat menggunakan metoda

eksplorasi yang lebih dapat dipercayai. Paradigma yang ada dijadikan dasar

dalam menyusun apa yang disebut strategi eksplorasi yang menyangkut

bagaimana menentukan urutan dan rentetan kegiatan eksplorasi untuk

memperkecil resiko kegagalan dan meningkatkan peluang untuk keberhasilan.

2.3. Unsur Peluang Dalam Eksplorasi.

Dengan adanya resiko tinggi dari eksplorasi sudah barang tentu ada

peluang untuk diketemukan. Dalam merencanakan suatu program eksplorasi

peluang ini yang harus diperhitungkan, dan harus tercermin dalam anggaran

eksplorasi. Jika peluang itu kecil maka badgetnyapun kecil dan sebaliknya

Berbagai metoda untuk menghitung peluang telah dikembangkan,

antara lain dengan menggunakan apa yang disebut model eksplorasi.

2.4. Eksplorasi Sebagai Sistem Operasi.

Perlu disadari bahwa pelaksanaan eksplorasi itu melibatkan

pengerahan sumberdaya manusia dari berbagai keahlian dan keterampilan,

peralatan eksplorasi dan mesin-mesin pendukung untuk berbagai kegiatan

utama maupun pendukung kususnya transportasi. Hal-hal ini tentu melibatkan

dana yang besar, suatu organisasi yang memadai dan terkoordinasi, sehingga

7

Page 8: 789643 Konsep Manajemen 345 Eksplorasi Mineral 5t67888

kegiatan berjalan dengan efektif, efisien dan manfaat biaya.

Suatu usaha eksplorasi moderen melibatkan pemikiran yang kreatif,

penggunaan metoda-metoda pengambilan data yang canggih, seperti teknik

indra jauh, survey teknik geofisika udara maupun darat dan laut, maupun

survey geology, serta pengerahan perlengkapan perlengkapan dan

sumberdaya manusia yang melibatkan masalah transportasi dalam lingkungan

yang kurang menguntungkan atau logistik serta masalah-masalah lain yang

melibatkan sejumlah dana besar sampai jutaan dolar Amerika.

Efektifitas dari suatu usaha eksplorasi merupakan fungsi dari strategi,

dana, personil, taktik dan cara-cara evaluasi. Untuk ini maka suatu strategi

kusus harus dikembangkan dimana pemahaman yang baik mengenai proses-

proses dan respons dari gejala mineralisasi merupakan titik tolaknya, untuk

dapat memperbaiki peluang untuk diketemukan.

Sebagai suatu usaha ekonomi, perancangan eksplorasi harus

memenuhi tiga persaratan utama, yaitu:

1. Efektif, berarti penggunaan waktu, tenaga dan terutama penggunaan

metoda/peralatan yang sesuai dengan sasaran eksplorasi.

2. Efisien, berarti harus seekonomis mungkin tanpa mengorbankan efektivitas,

dengan prinsip biaya yang serendah-rendahnya untuk dapat menghasilkan

hasil yang setinggi mungkin.

3. Manfaat biaya (Cost-beneficial): sasaran dari eksplorasi harus mempunyai

nilai tambah yang cukup besar dengan memperhitungkan biaya yang

dikeluarkan untuk eksplorasi maupun produksi yang dianggap sebagai

investasi dan terutama dibandingkan dengan resiko yang akan dihadapi.

8

Page 9: 789643 Konsep Manajemen 345 Eksplorasi Mineral 5t67888

Sebagai suatu sistem operasi maka perencanaan suatu program

eksplorasi hanya bisa dilakukan jika diketahui:

1. APA YANG HARUS DICARI? (formulasi obyektif serta spesifikasinya, dan

juga bentuk serta sifat-sifat geologi, fisika maupun kimiawi yang berpeluang

dapat dideteksi)

2. DIMANA HARUS DICARI? (pada lingkungan geologi yang bagaimana yang

menurut pengetahuan ilmu geologi paling berpeluang untuk diketemukan)

3. BAGAIMANA CARA MENCARINYA? (strategi pentahapan serta metoda

yang dipakai).

4. BERAPA NILAI EKONOMI DARI CADANGAN YANG AKAN

DIKETEMUKAN.

5. BERAPA NILAI PENCARIANNYA.

6. BAGAIMANA PELUANG DAN RESIKONYA.

BAB III. STRATEGI, TAHAP DAN MODEL EKSPLORASI.

3.1. Staregi Eksplorasi

9

Page 10: 789643 Konsep Manajemen 345 Eksplorasi Mineral 5t67888

Starategi eksplorasi adalah ilmu perencanaan dan pengarahan kegiatan

eksplorasi bersekala besar untuk mendapatkan daerah yang sangat favorabel

akan terdapatnya cebakan mineral atau akumulasi hidrokarbon sebelum

pencarian yang sesungguhnya.

Menurut Pretorius (1968), yang dimaksud strategi eksplorasi adalah

menggeluti permasalahan mengenai apa yang akan dicari, dimana mencarinya,

dan bagaimana cara mencarinya, dan ini berkisar seputar pengaruh dari teori-

teori genetik atau model cebakan dan hipotesa target dari penemuan di masa

yang akan datang.

3.1.1. Kepentingan strategi dalam eksplorasi.

Ada aspek-aspek yang diperlukan dalam eksplorasi, untuk dapat

mendekati keberhasilan dalam mencapai tujuan eksplorasi, aspek-aspek yang

memerlukan strategi tersebut adalah:

1. Aspek peluang atau probabilitas:

Tidak unsur kepastian dalam eksplorasi, yang ada hanyalah peluang dan

probabilitas.

2. Aspek pertaruhan dengan resiko sangat tinggi:

Dalam suatu usaha ekonomi tidak ada suatu usaha yang beresiko sangat

tinggi seperti dalam eksplorasi mineral atau minyak dan gas-bumi. Resiko ini

terus menerus menghantui sukses dari suatu usaha eksplorasi, sehingga

pada setiap saat harus diambil keputusan apakah usaha ini dilanjutkan atau

tidak.

3. Aspek parameter geologi yang tidak diketahui sebelumnya.

Salah satu masalah dalam eksplorasi adalah bahwa sebelum aktivitas

10

Page 11: 789643 Konsep Manajemen 345 Eksplorasi Mineral 5t67888

eksplorasi berlangsung tidak semua parameter geologi sebagai syarat

keberadaannya suatu cebakan mineral dapat diketahui, bahkan mungkin

saja ada para meter yang tidak berlaku.

4. Aspek keberadaan data yang merupakan situasi sesaat.

Keberhasilan eksplorasi sangat tergantung dari kondisi atau situasi geologi

yang ada, atau lebih tepat lagi penafsiran geologi dari suatu daerah

berkembang dengan adanya kemuncullan data baru, karena penafsiran ini

bersifat induktif akumulatif.

5. Aspek kegagalan salah satu aktivitasnya.

Dalam eksplorasi dapat terjadi salah satu metoda eksplorasi tidak

menghasilkan gejala geologi yang diharapkan hadir, sehingga harus

diputuskan langkah berikutnya.

3.1.2. Tujuan Strategi.

Tujuan strategi menurut Griffits (1967), adalah bagaimana

mengarahkan semua usaha untuk mencapai sasaran eksplorasi yang

dilaksanakan dengan perencanaan, pengorganisasian dan pengendalian

semua unsur dalam suatu sistem penyerangan.

Namun tujuan terpenting dalam strategi adalah dari segi ekonomi, yaitu:

1. Efisiensi: mencapai sasaran dengan biaya dan waktu seminimal mungkin

2. Efektivitas: penggunaan metoda atau teknologi secara efektif.

3. manfaat biaya dari penggunaan metoda eksplorasi: suatu gejala geologi

yang menjadi petunjuk dapat saja dieksplorasidengan suatu metoda tertentu

secara akurat, tetapi biayanya sangat mahal. Mungkin saja dipilih metoda

yang kurang akurat tetapi cukup baik dengan biaya yang lebih murah. Hal ini

11

Page 12: 789643 Konsep Manajemen 345 Eksplorasi Mineral 5t67888

terutama juga tergantung dari besarnya nilai obyektif yang diharapkan.

Misalnya dalam eksplorasi minyak dan gasbumi, penggunaan seismik yang

mahal sering digunakan pada tahap awal dari suatu program eksplorasi,

tetapi dalam eksplorasi batubara yang menggunakan petunjuk geologi yang

sama, survey seismik jarang dilakukan, kecuali jika hasilnya akan sangat

menguntungkan, misalnya menghindari masalah-masalah penambangan

dikemudian hari yang dapat mengakibatkan biaya operasijauh lebih mahal

lagi.

4. Memperkecil Resiko: strategi eksplorasi ditujukan untuk memperkecil resiko

untuk menderita kerugian besar. Untuk ini harus memberikan kesempatan

untuk mengambil keputusan setiap saat apakah usaha ini dilanjutkan atau

tidak atau mengambil alternatif lainnya sebelum suatu kerugian besar

terjadi.

3.1.3. Faktor Pertimbangan eksplorasi.

Strategi eksplorasi juga tidak akan lepas dari Faktor-faktor yang dapat

berpengaruh terhadap pelaksanaan eksplorasi, faktor-faktor tersebut adalah:

Potensi Resources

Kondisi Geologi

Posisi Geografi

Politik

Peraturan pemerintah setempat

Perijinan

Transportasi hasil eksploitasi

Biaya

12

Page 13: 789643 Konsep Manajemen 345 Eksplorasi Mineral 5t67888

3.1.4. Progam Eksplorasi Mineral Regional

Strategi untuk Keberhasilan suatu eksplorasi juga tergantung dari

program perencanaan kerjanya yang dibuat, adapun program tersebut adalah

sebagai berikut:

Pemilihan (Selection)

Pertimbangan keuangan

à tersedia untuk perioda > 5 thn

Pemilihan mineral

à sesuai demand

Pemilihan area

à sesuai dengan mineral interest

Pertimbangan metoda yang diinginkan

à studi literatur; pemetaan geologi pendahuluan; foto udara

pendahuluan; prospektor; aerial fotografi; airborne geophysisc;

ground geophysis; survei geokimia; pemboran; petrological & ore

dressing investigation

Rencana (Planning)

Organisasi personil eksplorasi

Penerapan metoda yang dipilih

àstudi pustaka

àinterpretasi foto udara yang tersedia

àpeninjauan kondisi geologi di lapangan

àpeninjauan dari udara

13

Page 14: 789643 Konsep Manajemen 345 Eksplorasi Mineral 5t67888

àpemetaan geologi

àpemanfaatan tenaga prospektor (pencari)

àsurvei airborne dan ground geofisika

àsurvei geokimia

àpemboran

àanalisa petrologi & pemisahan bijih

Laporan (Reporting)

Laporan perkegiatan eksplorasi secara khusus

à periodik : tiap minggu

à final

à khusus

Laporan semua aktifitas eskplorasi

à periodik : tiap bulan

à periodik : tiap tahun

Review struktur organisasi personil

Tenaga ahli (Technical staff)

Field geologist & geophysics

Office geologist

Chief geologist

Field organization (Struktur Organisasi Lapangan

Personil

à geologist + asisten geologist

Fasilitas base camp di lapangan

14

Page 15: 789643 Konsep Manajemen 345 Eksplorasi Mineral 5t67888

à penginapan (ruang tidur personil)

à dapur + ruang makan

à ruang rekreasi/istirahat

à penerangan + air + sanitasi

Kendaraan (mobil + pesawat)

à mobilitas kegiatan survei

à transportasi kebutuhan base camp

Radio komunikasi

Mining laws (Peraturan pertambangan)

Pengetahuan tentang peraturan yang berlaku: lokal & regional

à chief geologist

Periodical review (review secara periodik)

Aktifitas eksplorasi secara keseluruhan

Pengeluaran biaya

Hasil kegiatan eksplorasi

3.2. Tahap Eksplorasi

Untuk melaksanakan kegiatan eksplorasi supaya mendapatkan hasil

yang sesuai dengan keinginan/tujuan dibutuhkan beberapa tahapan dalam

pelaksanaannya, adapun tahapan dalam eksplorasi tersebut adalah sebagai

berikut:

1. Penyelidikan umum.

Dalam penyelidikan umum ini terdiri dari 2 tahap, yaitu:

15

Page 16: 789643 Konsep Manajemen 345 Eksplorasi Mineral 5t67888

a. Survei tinjau:

Tahap penyelidikan umum untuk mengidentifikasi daerah-daerah yang

berpotensi bagi keterdapatan bahan galian pada skala regional, terutama

berdasarkan hasil studi regional, diantaranya pemetaan geologi,

pemotretan udara dan metoda tidak langsung llainnya, dan peninjauan

lapangan pendahuluan yang penarikan kesimpulannya berdasarkan

ekstrapolasi dari data yang ada

b. Prospeksi

Tahap penyelidikan umum untuk membatasi daerah potensi endapan

bahan galian dengan kategori sumber daya tereka, yang menjadi tahap

eksplorasi umum

2. Eksplorasi

terdiri dari dua tahap, yaitu:

a. Eksplorasi umum.

Tahap eksplorasi yang merupakan deliniasi awal dari suatu endapan

yang teridentifikasi, berdasarkan indikasi sebaran, perkiraan awal

mengenai ukuran, bentuk, sebaran, kuantitas dan kualitas, untuk

mendapatkan sumber daya tertunjuk. Tingkat ketelitiannya harus dapat

digunakan dalam penentuan untuk dilakukukannya tahap eksplorasi

rinci atau tidak

b. Eksplorasi rinci

Kegiatan eksplorasi dengan mendelliniasi secara rinci dalam 3 dimensi

terhadap endapan bahan galian untuk dapat menentukan sumber daya

16

Page 17: 789643 Konsep Manajemen 345 Eksplorasi Mineral 5t67888

terukur. Tahap ini dilakukan sebelum dilakukan studi kelayakan tambang

3.3. Model Eksplorasi.

Kegiatan eksplorasi memerlukan managemen yang efisien, mulai dari

pemilihan model geologi, serta pemilihan metoda eksplorasi serta

memperkerjakan geologist dan geo-sicience lain dengan berbagai latar

belakang pendidikan dan pengalaman untuk menemukan “ ore “ dengan biaya

sedikit, tapi mendapatkan hasil yang maksimum dalam waktu yang sesingkat

mungkin.

Eksplorasi adalah suatu kegiatan bisnis dengan subjek penelitian. Di

bawah ini adalah sebuah model tahapan eksplorasi (SEM, Sequential

Exploration Model) yang dapat digunakan sebagai batasan kegiatan eksplorasi.

SEM adalah urutan dari kegiatan eksplorasi dengan diakhiri penentuan

keputusan pada setiap akhir tahapannya, dimana setiap tahap akan membawa

ke makin berkurangnya resiko kegagalan eksplorasi dan makin meningkatnya

biaya eksplorasi (gambar 3.1).

Model urutan kegiatan eksplorasi ini terdiri atas tujuh tahap, setiap

tahap diakhiri dengan keputusan diteruskan (“go”) atau tidak (“no go”).

Keputusan untuk meneruskan harus dibarengi dengan data yang cukup serta

adanya dana dan strategi untuk meneruskan tahapan berikutnya. Ke-tujuh

tahapan itu adalah :

1. Regional Study; tahap ini meliputi kegiatan pengumpulan data regional

(yang telah ada ) seperti laporan pendahuluan, peta-peta, pustaka, studi

geofisik dan geokimia, foto udara dan citra satelit, serta teori metalogenik.

17

Page 18: 789643 Konsep Manajemen 345 Eksplorasi Mineral 5t67888

Akhir dari tahap ini adalah bisa memilih (menentukan) daerah untuk studi

lapangan. Tahapan ini bisa menghabiskan waktu 1-2 tahun.

2. Area Selection; meliputi kegiatan studi lapangan regional untuk mencek

data regional; pilot studi atau survey geokimia dan geofisik; akhir dari

kegiatan ini adalah merekomendasikan untuk melakukan eksplorasi pada

satu daerah anomali. Waktu 1-2 tahun.

3. Target Anomali; (rank anomaly) termasuk pemetaan geologi detail

(trenching dan pitting); reconnaissance geofisik dan geokimia survey;

mengevaluasi daerah anomali untuk pekerjaan lebih detail; me-rangking

daerah anomali serta mempersiapkan anggaran untuk tahapan berikutnya.

Waktu Kegiatan 1-2 tahun.

4. Prospect Generation; (rank prospect) meliputi kegiatan detail pemetaan;

geofisik, geokimia, pitting, trenching; menentukan daerah mineralisasi dan

memperkirakan jumlah dan kadar cadangan daerah prospek; me-rangking

daerah prospek untuk prioritas eksplorasi selanjutnya serta menentukan

anggaran dan tahap eksplorasi yang akan dilakukan kemudian. Waktu 1-2

tahun.

5. Sizing up the Prospect; (grid prospect) meliputi kegiatan pemetaan dan

sampling detail melalui pemboran dan pitting untuk menentukan gambaran

kasar dari volume dan kadar dari mineralisasi yang bernilai ekonomis; test

laboratorium untuk kebutuhan metalurgi, serta asesoris logam atau

mineral sebagai ekstra dari mineral utama; me-rangking daerah prospek

dan membuat anggaran serta program untuk tahap lanjutan serta

18

Page 19: 789643 Konsep Manajemen 345 Eksplorasi Mineral 5t67888

mempersiapkan untuk pemboran inti sedalam beberapa ratus meter.

Waktu 1-2 tahun.

6. Evaluation; merupakan tahapan yang paling mahal, meliputi kegiatan

pemboran inti, pitting, trenching dan analisis sampel; bulk sampling dan

testing metalurgi; perhitungan oleh ahli tambang untuk kemungkinan

kemampuan penambangan; perhitungan cadangan dan kadarnya. Waktu

1-2 tahun.

7. Feasibility Study; kegiatannya meliputi melakukan lebih banyak

pemboran inti; pembangunan bawah tanah untuk bulk sampling dan

metalurgi testing serta pengolahan; menghitung nilai ekonomis mulai dari

biaya penambangan, pengolahan, transportasi, pembangunan mine site,

dll. Juga meliputi studi politik dan sosial serta efek lingkungan. Tahap ini

diakhiri dengan keputusan untuk membuka tambang atau menutup

kegiatan eksplorasi (gambar 1.2).

Dari uraian di atas SEM dapat dikelompokkan menjadi tiga tahapan, yaitu :

a. tahapan eksplorasi; berupa kegiatan reconnaissance, initial follow up, detail

follow up

b. tahapan pengembangan; meliputi kegiatan feasibility study, konstruksi

tambang

c. tahapan penambangan; meliputi operasional tambang

Setiap tahapan bertujuan :

Tahap 1 : untuk memilih lapangan (lokasi) penelitian;

Tahap 2 : untuk menentukan daerah anomali;

19

Page 20: 789643 Konsep Manajemen 345 Eksplorasi Mineral 5t67888

Tahap 3 : untuk memilih daerah sasaran untuk studi lebih lanjut;

Tahap 4 : untuk mendeterminasi keberadaan mineralisasi;

Tahap 5 : untuk membatasi daerah penambangan,

untuk memperhitungkan cadangannya;

Tahap 6 : untuk pembuktian cadangannya;

Tahap 7 : untuk feasibility study, pembangunan tambang

20

Gambar 1.1 Diagram tahapan eksplorasi (Sequential Exploration Model)

Page 21: 789643 Konsep Manajemen 345 Eksplorasi Mineral 5t67888

BAB IV. PENAFSIRAN DAN PENILAIAN

DATA HASIL EKSPLORASI

4.1. Analisa dan Integrasi data hasil eksplorasi.

Kegiatan eksplorasi pada hakekatnya adalah usaha-usaha untuk

mendapatkan data geologi yang diperlukan untuk penafsiran akan adanya

daerah-daerah yang berpeluang akan adanya cebakan mineral atau akumulasi

migas.

Penafsiran geologi merupakan tahap hasil kegiatan eksplorasi yang

merupakan hal yang mutlak dilakukan dan harus dilakukan secara terus

menerus selama kegiatan berlangsung. Penafsiran tersebut harus dilakukan

secara menyeluruh dan berangsur memberikan hasil yang definitif akan ada

tidaknya suatu cebakan yang layak diusahakan secara komersial.

Hasil penafsiran geologi ini disimpulkan pada ahir setiap tahapan

eksplorasi, sehingga apakah diketemukan diketemukan daerah-daerah yang

21

Page 22: 789643 Konsep Manajemen 345 Eksplorasi Mineral 5t67888

lebih kecil yang jauh lebih memungkinkan didapatkannya suatu cebakan yang

sesuai dengan obyektif dari program eksplorasi dan dapat dilakukan keputusan

apakah tahapan berikutnya akan dilanjutkan atau tidak.

Semakin berlanjut tahapannya, semakin menciut daerah eksplorasinya,

semakin canggih metoda explorasinya dan semakin biayanya, engan demikian

resikonya harus semakin kecil dan berarti penafsiran geologinya harus lebih

tepat dan teliti

4.2. Pemilihan dan penilaian sasaran.

Tujuan ahir dari suatu kegiatan eksplorasi adalah diketemukannya

sasaran eksplorasi atau lazim juga disebut prospek untuk ditindak lanjuti pada

eksplorasi detail dengan berbagai metoda sehingga diketemukan suatu

cebakan mineral. Biasanya diketemukan lebih dari satu sasaran, sehingga

terjadi masalah mana yang harus ditindak lanjuti terlebih dahulu. Adalah

menjadi suatu strategi eksplorasi untuk melakukan penilaian atau lebih tepat

lagi “rangking” terhadap sasaran-sasaran ini, mana yang mempunyai rangking

atau prioritas lebih dulu.

4.3. Penyusunan dan kriteria rangking sasaran eksplorasi.

Banyak berbagai metoda dikembangkan untuk menyusun rangking

sasaran eksplorasi, namun ada 3 (tiga) hal yang sering dijsdikan keputusan

sasaran eksplorasi mana yang didahulukan untuk ditindak lanjuti, yaitu:

1. peluang geologi.

2. Peluang besarnya cadangan.

22

Page 23: 789643 Konsep Manajemen 345 Eksplorasi Mineral 5t67888

3. Kesampaian daerah.

Keputusan ini juga tergantung dari strategi eksplorasi yang dianut, yang

juga tergantung dari kebijaksanaan perusahaan. Kebijaksanaan (policy) dari

perusahaan didasarkan pada dana yang tersedia, masalah jangka waktu serta

jenis kontrak dengan pemerintah dan para pemegang saham. Para pemegang

saham kecil pada umumnya menginginkan hasil yang cepat, sedangkan

perusahaan multinasional waktu ada dipihaknya. Kadang-kadang kesampaian

daerah merupakan faktor penting, tetapi dapat juga peluang untuk

mendapatkan cadangan besar adalah faktor penting. Adakalanya bagi

perusahaan baru di daerah eksplorasi ini ingin memantapkan dulu

keberadaannya dengan diketemukan suatu cebakan mineral dengan cadangan

mineral yang dapat diproduksi, terutama untuk menetapkan (establish)

keberadaan cebakan mineral di daerah kuasa pertambangannya. Dalam hal ini

peluang geologi dan kesampaian daerah merupakan faktor penting dalam

pemilihan/seleksi sasaran.

4.3.1. Ranking peluang geologi.

Ranking ini ditentukan dengan berbagai kriteria geologi, yang tidak lain

adalah petunjuk-petunjuk geologi. Namun ranking tersebut juga ditentukan oleh

jenis atau model cebakannya, karena pada umumnya sasaran yang

diketemukan itu lebih dari satu jenis model.

1. Jenis atau model geologi detail dari sasaran yang diketemukan. Masing-

masing model ini diberikan nilai bobot secara kwantitatif. Selain itu berbagai

23

Page 24: 789643 Konsep Manajemen 345 Eksplorasi Mineral 5t67888

jenis model ini dapat pula mencerminkan besaran dari cadangan yang

diharapkan. Contoh: suatu prospek dari model “porphyri copper” akan

menghasilkan cadangan yang lebih besar dibandingkan dengan suatu

prospek model “copper bearing vein”

2. Petunjuk atau kriteria geologi yang diperlihatkan oleh masing-masing model.

Kehadiran masing-masing kriteria itu diberikan angka bobot. Tentu berbagai

model cebakan mempunyai kriteria yang mempunyai bobot yang berlainan.

3. kekuatan dari anomali geofisika dan geokimia yang diperlihatkan sasarn

yang dikemukakan. Kekuatan anomali juga dapat diberikan nilai bobot.

4.3.2. Peluang besarnya cadangan.

Peluang ini didasarkan pada volume/besarnya cadangan yang

didapatkan dalam kegiatan eksplorasi.

4.3.3. Kesampaian daerah.

Kesampaian daerah yang dijadikan faktor utama dalam menindak

lanjuti hasil kegiatan eksplorasi yang telah dilaksanakan.

4.4. Rekonstruksi dan penafsiran data geologi.

Penafsiran data geologi untuk penilaian penambangan memerlukan:

4.4.1. Pemrosesan dan Penyajian data.

1. Representasi data yang diamati pada:

a. Permukaan.

b. Terowongan

c. Log pemboran.

Memerlukan:

24

Page 25: 789643 Konsep Manajemen 345 Eksplorasi Mineral 5t67888

1. ketelitian

2. jenis dari data: Quantitatif (hitungan) dan Qualitatif (interpretasi)

Masalah: tidak semua data dapat dicantumkan pada peta:

1. data-data yang relevan saja.

2. dipergunakan overlays

untuk penafsiran data-data keras harus diperlihatkan secara jelas.

1. pada denah/peta

2. pada penampang.

Lobang bor, terowongan, singkapan harus diperlihatkan, demikian juga

dengan cut of grade, peta assay.

Penafsiran data geologi.

Data-data hasil usaha eksplorasi tidak bermanfaat kalau tidak dilakukan

penafsiran geologi. Ada kecendrungan bahwa hasil dari pemboran itu hanya

ditafsirkan dari segi pertambangan belaka, kususnya hanya menafsirkan ada

tidaknya cebakan mineral saja dan mengabaikan prinsip geologi, dengan

dalih bahwa yang dicari itu bentuk serta besarnya cadangan saja dan sering

dilupakan bahwa suatu cebakan mineral itu adalah suatu obyek geologi.

4.4.2. Korelasi/penerusan data.

Dasar-dasar untuk korelasi ini adalah:

1. prinsip-prinsip geologi yang telah dipelajari.

a. prinsip kesinambungan

b. prinsip stratigrafi

c. prinsip intrusi

25

Page 26: 789643 Konsep Manajemen 345 Eksplorasi Mineral 5t67888

d. prinsip struktur

e. prinsip ketidak selarasan.

2. berdasarkan origin dari endapan mineral tersebut yang telah didapatkan

pada studi singkapan, studi pola struktur, petrografi, mineralogi dan

sebagainya, serta pengendali-pengendali geologinya.

3. berdasarkan pengalaman dan proyeksi dari 1 level ke level yang lain

koreksi penerusan data tidak boleh dilakukan tanpa prinsip.

4.4.3. Tugas utama/ahir.

Menggambarkan bentuk cebakan mineral seteliti mungkin dalam

bentuk:

1. dalam bentuk peta

2. dalam bentuk penampang

3. dalam blok diagram

4. dalam bentuk tiga dimensi

26

Page 27: 789643 Konsep Manajemen 345 Eksplorasi Mineral 5t67888

DAFTAR PUSTAKA.

Adjat Sudrajat,1999, TEKNOLOGI DAN MANAJEMEN SUMBERDAYA

MINERAL, Penerbit ITB Bandung.

Andrew H.White,1997, MANAGEMEN OF MINERAL EKSPLORATION, printed

by RossCo Print, Preston, Victoria Australia.

Basu Swasta, Ibnu Sukotjo,1999, PENGANTAR BISNIS MODERN, Liberty,

Yogyakarta.

Koesoemadinata,......, GEOLOGI EKSPLORASI, Catatan Kuliah, Penerbit ITB

Bandung.

..........................., EKSPLORASI GEOKIMIA, catatan kuliah, Jurusan teknik

geologi Universitas Padjadjaran Bandung.

27