bab iii metode penelitianrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/15430/3/t1...26 siklus...

33
25 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Setting Dan Karakteristik Subjek Penelitian Pada setting dan karakteristik subjek penelitian ini akan di jelaskan mengenai setting tempat, setting waktu, dan karakteristik subjek penelitian. Pada setting tempat akan menjelaskan tempat atau lokasi di laksanakannya penelitian. Pada setting waktu akan menjelaskan tentang penentuan waktu, dan untuk setting karakteristik subjek penelitian akan menjelaskan kondisi siswa kelas 4 yang dijadikan sebagai subjek penelitian pada penelitian ini. 3.1.1 Setting Tempat Penelitian Pada penelitian tindakan kelas ini di lakukan di kelas 4 SDN Sidorejo Lor 02 yang merupakan sekolah yang tergabung dalam Gugus . UPTD Pendidikan Kecamatan Sidorejo Lor 02 Kab. Semarang. Lokasi sekolah pada SDN Sidorejo Lor 02 ini terletak di daerah perkotaan dan juga dekat dengan jalan raya yang yang terpisah dengan lapangan sehingga pada proses pembelajaran tidak akan terganggu. Untuk kondisi fisik pada bangunan SDN Sidorejo Lor 02 cukup memadai yang terdiri dari 6 ruang kelas, 1 ruang kepala sekolah, 1 ruang kantor guru, 1 ruang perpustakaan dilengkapi buku pelajaran serta buku cerita, 1 ruang UKS, 1 kantin, 1 dapur guru, 3 kamar mandi (1 kamar mandi dalam kantor, 1 kamar mandi siswa, dan 1 kamar mandi guru di luar kantor), 1 ruang komputer, 1 ruang media pembelajaran dan 5 tempat cuci tangan siswa. 3.1.2 Setting Waktu Penelitian Penelitian ini di lakukan selama 3 bulan yaitu dari bulan September-November 2016. Untuk menentukan waktu penelitian di lakukan dengan mengacu kalender akademik sekolah dikarenakan penelitian ini membutuhkan 2 siklus sedangkan setiap

Upload: nguyendang

Post on 26-May-2019

221 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB III METODE PENELITIANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/15430/3/T1...26 siklus masing-masing di lakukan minimal 3 kali pertemuan. Penelitian tidak hanya sekedar meneliti saja

25

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Setting Dan Karakteristik Subjek Penelitian

Pada setting dan karakteristik subjek penelitian ini akan di jelaskan mengenai

setting tempat, setting waktu, dan karakteristik subjek penelitian. Pada setting tempat

akan menjelaskan tempat atau lokasi di laksanakannya penelitian. Pada setting waktu

akan menjelaskan tentang penentuan waktu, dan untuk setting karakteristik subjek

penelitian akan menjelaskan kondisi siswa kelas 4 yang dijadikan sebagai subjek

penelitian pada penelitian ini.

3.1.1 Setting Tempat Penelitian

Pada penelitian tindakan kelas ini di lakukan di kelas 4 SDN Sidorejo Lor 02

yang merupakan sekolah yang tergabung dalam Gugus . UPTD Pendidikan

Kecamatan Sidorejo Lor 02 Kab. Semarang. Lokasi sekolah pada SDN Sidorejo Lor

02 ini terletak di daerah perkotaan dan juga dekat dengan jalan raya yang yang

terpisah dengan lapangan sehingga pada proses pembelajaran tidak akan terganggu.

Untuk kondisi fisik pada bangunan SDN Sidorejo Lor 02 cukup memadai yang

terdiri dari 6 ruang kelas, 1 ruang kepala sekolah, 1 ruang kantor guru, 1 ruang

perpustakaan dilengkapi buku pelajaran serta buku cerita, 1 ruang UKS, 1 kantin, 1

dapur guru, 3 kamar mandi (1 kamar mandi dalam kantor, 1 kamar mandi siswa, dan

1 kamar mandi guru di luar kantor), 1 ruang komputer, 1 ruang media pembelajaran

dan 5 tempat cuci tangan siswa.

3.1.2 Setting Waktu Penelitian

Penelitian ini di lakukan selama 3 bulan yaitu dari bulan September-November

2016. Untuk menentukan waktu penelitian di lakukan dengan mengacu kalender

akademik sekolah dikarenakan penelitian ini membutuhkan 2 siklus sedangkan setiap

Page 2: BAB III METODE PENELITIANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/15430/3/T1...26 siklus masing-masing di lakukan minimal 3 kali pertemuan. Penelitian tidak hanya sekedar meneliti saja

26

siklus masing-masing di lakukan minimal 3 kali pertemuan. Penelitian tidak hanya

sekedar meneliti saja akan tetapi, penelitian harus disesuaikan dengan SK dan KD

yang akan diajarkan yaitu tentang hubungan struktur bunga dengan fungsinya dan

hubungan struktur daun dengan fungsinya. Alokasi waktu secara rinci dapat di lihat

ditabel dibawah ini :

Tabel 3.1 Jadwal Kegiatan Penelitian

No. Kegiatan

September Oktober November

1 2 3 4 1 2 3 4 5 1 2 3 4

1. Penyusunan

Proposal PTK

2. SIKLUS I

Perencaan

Tindakan

Observasi

Refleksi

3. SIKLUS II

Perencanaan

Tindakan

Observasi

Refleksi

4. Pelaporan

Page 3: BAB III METODE PENELITIANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/15430/3/T1...26 siklus masing-masing di lakukan minimal 3 kali pertemuan. Penelitian tidak hanya sekedar meneliti saja

27

Berdasarkan tabel 3.1 pada penelitian tindakan kelas di laksanakan selama 3

bulan yaitu bulan September Oktober dan November 2016. Penjelasan dari tabel di

atas yaitu pada bulan September minggu pertama sampai Oktober minggu ke-3

penyusunan proposal, instrumen penelitian, dan RPP yaang di gunakan dalam

pelaksanaan penelitian. Pada perencanaan siklus 1 di lakukan oleh peneliti pada bulan

Oktober minggu ke 3, 4, dan 5, kegiatan pada perencanaan siklus 1 ini meliputi

persiapan RPP, instrumen, lembar kerja siswa, dan media pembelajaran yang di

perlukan saat penelitian.

Pada pelaksanaan siklus 1 ini di laksanakan pada bulan Oktober minggu 3, 4, dan 5 di

lakukan proses perencanaan. Selanjutnya pada bulan November minggu 1 baru di

lakukan tindakan, observasi, dan refleksi.

Setelah di lakukan siklus I selanjutnya di lakukan siklus II yang di lakukan pada

minggu 1 bulan November dengan proses perencanaan. Akan tetapi, pada siklus ke II

ini akan di fokuskan pada hasil refleksi yang di laksanakan pada siklus I pada minggu

sebelumnya. Untuk melaksanakan kegiatan observasi yang di laksanakan oleh

peneliti dan siswa kelas 5 SDN Sidorejo Lor 02 sebagai subjek penelitian. Pada

bulan November minggu 3 dan 4 di lakukan kegiatan pelaporan yang berisi kegiatan

mengolah data hasil penelitian, menyusun laporan penelitian, konsultasi laporan, serta

persiapan ujian.

3.1.3 Karakteristik Subjek Penelitian

Untuk subjek penelitian ini adalah siswa kelas 4 SDN Sidorejo Lor 02 semester

1 tahun pelajaran 2016/2017. Dengan jumlah siswa sebanyak 23 siswa, yang terdiri 7

siswa laki-laki dan 16 siswa perempuan. Rata-rata umur dari siswa kelas 4 berkisar

antara 9-10 tahun. Pada dasarnya perkembangan anak pada umur 9-10 tahun adalah

perkembangan anak yang sudah tertuju pada kehidupan sehari-hari, ia selalu ingin

tahu dan ingin belajar, mereka akan minat dengan pelajaran-pelajaran khusus, anak

memandang nilai sebagai ukuran ukuran yang tepat sebagai prestasi belajarnya

disekolah.

Page 4: BAB III METODE PENELITIANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/15430/3/T1...26 siklus masing-masing di lakukan minimal 3 kali pertemuan. Penelitian tidak hanya sekedar meneliti saja

28

3.2 Jenis Dan Desain Penelitian

Pada sub bab judul jenis dan desain jenis ini akan di uraikan menjadi dua

subjudul yaitu menjadi jenis penelitian dan desain penelitian. Dari dua subjudul tadi,

akan di jelaskan satu per satu. Pengertian dari jenis penelitian itu adalah membahas

mengenai penelitian yang akan di lakukan oleh peneliti, sedangkan pengertian dari

desain penelitian adalah rancangan yang di gunakan oleh peneliti pada saat tindakan

penelitian.

3.2.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang saya lakukan adalah PTK. PTK (Penelitian Tindakan

Kelas ) merupakan penelitian yang di lakukan untuk memperbaiki pembelajaran di

kelas yang kurang efektif dan di perbaiki menjadi lebih mudah di mengerti oleh

siswa. Penelitian ini merupakan salah satu upaya guru atau praktisi dalam bentuk

berbagai kegiatan yang di lakukan untuk memperbaiki dan meningkatkan mutu

pembelajaran di kelas (Slameto, 2015:48).

Untuk mengetahui hasil belajar siswa kelas 4 SDN Sidorejo Lor 02 penelitian

di lakukan oleh peneliti. Peneliti sebagai perancang RPP untuk mempersiapkan

penelitian, dan menyiapkan kebutuhan siswa yang di perlukan, baik media belajar dan

fasilitas lainnya.

3.2.2 Desain Penelitian

Pada desain penelitian tindakan yang di pakai dalam penelitian ini adalah model

dari Jhon Elliot. Model Jhon ini didalam setiap siklus ada 3-5 tindakan yang di

lakukan. Setiap tindakan terdiri dari beberapa langkah yang direalisasikan dalam

bentuk pembelajaran. Model Jhon Elliot ini lebih rinci dibandingkan dengan model

Kurt Lewin dan Kemmis-Mc Taggart, tujuan disusun secara rinci adalah supaya

terdapat kelancaran yang lebih tinggi antara taraf-taraf dalam melaksanakan proses

pembelajaran. Terincinya setiap tindakan sehingga menjadi beberapa langkah pada

Page 5: BAB III METODE PENELITIANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/15430/3/T1...26 siklus masing-masing di lakukan minimal 3 kali pertemuan. Penelitian tidak hanya sekedar meneliti saja

29

suatu pembelajaran yang terdapat sub pokok bahasan atau materi pelajaran yang

biasanya tidak bisa diselesaikan dalam satu langkah. Akan tetapi diselesaikan dalam

beberapa rupa itulah yang menyebabkan Jhon Elliot menyusun model PTK yang

berbeda secara skematis dengan kedua model sebelumnya yaitu seperti dikemukakan

sebagai berikut

Siklus Perencanaan PTK

Gambar 3.1

Siklus perencanaan PTK dari Jhon Elliot

Pada gambar 3.1 menunjukkan bahwa penelitian di lakukan dalam 2 siklus. Siklus 1

diawali dari tahap perencanaan selanjutnya di lakukan tahap pelaksanaan setelah

tahap pelaksanaan selesai di lanjutkan tahap pengamatan (observasi), jadi setelah

melalui 3 tahap, tahap yang terakhir yaitu tahap refleksi. Di lanjutkan dengan siklus 2

sama seperti tahap-tahap dari siklus 1 yang diawali dari tahap perencanaan,

Pelaksanaan

Perencanaan Pengamatan Siklus 1

Pelaksanaan

Refleksi

Pengamatan Perencanaan Siklus 2

Refleksi

Page 6: BAB III METODE PENELITIANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/15430/3/T1...26 siklus masing-masing di lakukan minimal 3 kali pertemuan. Penelitian tidak hanya sekedar meneliti saja

30

pelaksanaan, pengamatan dan yang terakhir tahap refleksi untuk mengetahui hasil

dari pembelajaran yang disampaikan oleh guru.

a. Tahap Perencanaan

Pada tahap perencanaan ini merupakan kegiatan yang harus disusun untuk

melakukan persiapan penelitian sebelum melakukan tahap pelaksanaan penelitian.

Tahap perencanaan terdiri dari tahap-tahap kegiatan seperti membuat rencana

pelaksanaan pembelajaran, menyiapkan dan membuat lembar kerja siswa,

membuat media pembelajaran, dan penyusunan asesmen.

b. Tahap Pelaksanaan

Pada tahap pelaksanaan ini di lakukan setelah tahap perencanaan di lakukan

dengan melaksanakan apa yang telah dirancang pada tahap perancangan. Tahap

pelaksanaan ini adalah suatu tahap yang harus diterapkan atau diimplementasikan

dari isi rancangan yang telah di susun. Untuk melakukan tahap pelaksanaan yang

wajib di lakukan yaitu harus di lakukan sesuai dengan apa yang telah disusun atau

dirumuskan dalam tahap rancangan. Pada tahap pelaksanaan ini tindakan yang di

lakukan dengan menerapkan model pembelajaran Kontekstual (Contexstual

Teaching and Learning) dengan siswa membentuk kelompok belajar dan guru

sebagai pelaksana tindakan atau sebagai fasilitator.

c. Tahap Observasi

Pada tahap observasi saling berhubungan dengan tahap pelaksanaan dikarenakan

pada tahap observasi ini di lakukan bersamaan dengan tahap pelaksanaan. Pada

tahap pelaksanaan berlangsung tahap observasi atau pengamatan juga akan

berlangsung secara bersamaan. Peneliti sebagai fasilitator dan mengamati belajar

siswa dalam berkelompok yang sudah dibentuk. Jadi inti dari kegiatan observasi

ini yaitu di lakukan dengan cara pengamatan apa yang terjadi pada saat tahap

tindakan berlangsung.

d. Tahap Refleksi

Pada tahap refleksi yaitu tahap kegiatan evaluasi dari hasil tahap perencanaan,

tahap pelaksanaan dan tahap observasi hasil dari semua tahapan tersebut akan di

Page 7: BAB III METODE PENELITIANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/15430/3/T1...26 siklus masing-masing di lakukan minimal 3 kali pertemuan. Penelitian tidak hanya sekedar meneliti saja

31

peroleh data yang telah di lakukan pada tahap-tahap tersebut. Pada kegiatan ini

setelah peneliti sudah selesai semua melakukan tindakan, selanjutnya berhadapan

dengan peneliti, untuk pengamat dan subjek (siswa yang diajar) diajak bersama-

sama mengimplementasikan tindakan. Pada tahap refleksi ini diadakan perbaikan

tindakan yang telah di laksanakan dalam bentuk rencana yang akan di lakukan

untuk memperbaiki kekurangan pertemuan selanjutnya untuk kelebihan tetap

dipertahankan.

3.3 Variabel Penelitian

Untuk variabel penelitian diartikan sebagai faktor yang apabila dalam mengukur

nilai tersebut akan menghasilkan sebuah nilai yang berbeda-beda atau bervariasi. Ada

pula yang mendefinisikan variabel sebagai karakteristik dari orang, objek atau gejala

yang memiliki nilai yang berbeda-beda (Slameto, 2015:195). Dalam penelitian ini

variabel penelitiannya adalah sebagai berikut

3.3.1 Variabel Bebas atau Independent Variabel (X)

Variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi yaitu pada faktor-faktor

yang diukur, yang dimanipulasi, atau yang dipilih peneliti yang di gunakan untuk

menentukan sebuah hubungan antara fenomena atau kejadian yang diamati atau yang

diobservasi. Pada penelitian ini variabel bebasnya adalah pendekatan pembelajaran

kontekstual (Contexstual Teaching and Learning). Pembelajaran Kontekstual di

lakukan secara tahap demi tahap untuk mengembangkan pemikiran siswa agar dalam

pembelajarannya lebih bermakna. Pada pembelajaran ini aspek yang diukur meliputi

aspek persiapan pembelajaran secara berkelompok di luar kelas, aspek pelatihan, dan

yang terakhir aspek hasil belajar. Semua aspek tersebut diukur menggunakan

observasi atau pengamatan oleh peneliti.

Page 8: BAB III METODE PENELITIANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/15430/3/T1...26 siklus masing-masing di lakukan minimal 3 kali pertemuan. Penelitian tidak hanya sekedar meneliti saja

32

3.3.2 Variabel Terikat atau Dependent Variabel (Y)

Variabel terikat adalah variabel yang muncul dari akibat langsung dari

manipulasi dan pengaruh dari variabel bebas. Pada penelitian ini untuk mengamati

pengaruh dari variabel bebas kita harus mengukur dan mengamati variabel terikat.

Pada penelitian ini yang menjadi variabel terikatnya adalah untuk Y1 nya pada proses

belajar siswa menggunakan model pembelajaran kontekstual (Contexstual Teaching

and Learning) dan untuk Y2 nya pada hasil belajar siswa IPA.

Proses pembelajaran IPA menggunakan metode kontekstual (Contexstual

Teaching and Learning) yaitu proses yang didalamnya ada interaksi siswa secara

langsung dengan lingkungan, peneliti sebagai fasilitator. Dan yang harus di

persiapkan dalam proses belajar ini adalah lembar pengamatan siswa, permasalahan

yang harus diselesaikan oleh individu.

Hasil belajar adalah hasil dari aktivitas belajar siswa dan hasil yang di peroleh

adalah sebuah pengetahuan, keterampilan, perubahan tingkah laku dalam diri siswa

itu sendiri. Untuk mengetahui kemampuan belajar siswa di lakukan sebuah tes. Dan

untuk menilai sikap siswa menggunakan skala sikap dalam pembelajaran IPA.

Penggunaan pembelajaran model Kontekstual (Contexstual Teaching and Learning)

akan mempengaruhi hasil belajar siswa.

3.4 Rencana Pelaksanaan Tindakan

Pada rencana pelaksanaan tindakan ini sesuai dengan model PTK dari Jhon

Elliot. Pada tahap Jhon Elliot yang meliputi beberapa tahap yang pertama tahap

perencanaan selanjutnya tahap pelaksanaan ketiga tahap observasi atau pengamatan

dan yang terakhir adalah tahap refleksi. Penelitian ini di lakukan 2 siklus. Siklus 1 di

lakukan dengan 3 kali pertemuan yang terdiri dari 2 kali pertemuan bertatap muka

dan 1 kali pertemuan di lakukan dengan evaluasi. Untuk siklus 2 di lakukan dengan 3

kali pertemuan yang terdiri dari 2 kali tatap muka dan 1 kali pertemuan di lakukan

evaluasi. Rencana pelaksanaan tindakan di uraikan sebagai berikut.

Page 9: BAB III METODE PENELITIANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/15430/3/T1...26 siklus masing-masing di lakukan minimal 3 kali pertemuan. Penelitian tidak hanya sekedar meneliti saja

33

3.4.1 Rencana Tindakan Siklus I

Pada rencana tidakan siklus 1 yang meliputi perencanaan, pelaksanaan,

observasi (pengamatan) dan yang terakhir adalah refleksi. Rencana tindakan siklus 1

yang di laksanakan di SDN Sidorejo Lor 02 akan di uraikan sebagai berikut

1) Tahap perencanaan

Pada tahap perencanaan pada siklus 1 yang akan di lakukan oleh peneliti

menyiapkan semua tindakan yang akan di lakukan untuk meningkatkan hasil belajar

siswa dengan menggunakan model Kontekstual (Contexstual Teaching and

Learning). Langkah-langkah dari tahap perencanaannya yaitu : (1) membuat Rencana

Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang sesuai dengan KD 2.4 Menjelaskan hubungan

antara struktur bunga dan fungsinya, (2) mempersiapkan materi pembelajaran yang

sesuai dan tepat, (3) mempersiapkan media pembelajaran yaitu lingkungan sekolah

dan fasilitas lainnya yang di perlukan, (4) membuat Lembar Kerja Siswa (LKS), (5)

menyusun lembar pengamatan guru maupun siswa baik individu maupun

berkelompok. Dan yang terakhir (6) membuat alat evaluasi untuk mengetahui hasil

belajar IPA.

2) Tahap Pelaksanaan Tindakan

Pada tahap pelaksanaan tindakan yaitu penerapan isi dari tahap perencanaan yang

di laksanakan pada tahap pelaksanaan ini. Pada tahap pelaksanaan ini di lakukan

sesuai isi dari perencanaan yang telah dibuat dengan menggunakan model

Kontekstual (Contexstual Teaching and Learning). Pada tahap pelaksanaan ini di

laksanakan sebanyak enam kali 35 menit.

Pada awal pertemuan kegiatannya berupa kegiatan awal, kegiatan inti, dan

kegiatan penutup. Untuk kegiatan awal meliputi pemberian sebuah apresepsi,

menyampaikan tujuan kegiatan yang sesuai dengan materi yang diajarkan mengenai

stuktur bunga dengan fungsinya. Kegiatan inti yang akan di lakukan oleh siswa

meliputi (1) mendengarkan penjelasan dari guru, dan guru menjelaskan topik yang

akan di pelajari, (2) siswa dibagi menjadi 10 kelompok 1 kelompok beranggotakan 2-

3 siswa, (3) setiap kelompok memperoleh pertanyaan mengenai nama bagian-bagian

Page 10: BAB III METODE PENELITIANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/15430/3/T1...26 siklus masing-masing di lakukan minimal 3 kali pertemuan. Penelitian tidak hanya sekedar meneliti saja

34

bunga, (4) siswa diminta untuk menyebutkan nama dari bgian-bagian bunga, (5)

siswa mendiskusikan tugas dari guru dengan melakukan kegiatan ke luar kelas

dengan bimbingan guru, (6) setiap kelompok mempresentasikan hasil dari diskusi

yang telah dikerjakan, (7) guru membenarkan jawaban siswa yang masih salah (8)

guru membagikan soal lembar kerja siswa untuk dikerjakan siswa (9) guru

memberikan kuis pada siswa, bagi yang berpoint banyak guru memberikan sebuah

reward.

Kegiatan penutup yaitu siswa dibimbing oleh guru untuk membuat kesimpulan

mengenai pelajaran tentang nama bagian-bagian bunga agar siswa mudah dalam

menghafalkan. Guru dan siswa secara bersama-sama melakukan refleksi. Guru

menyampaikan materi pelajaran untuk pertemuan berikutnya, guru menutup

pelajaran dengan mengucapkan salam dan berdoa.

Pertemuan kedua pertemuan kegiatannya berupa kegiatan awal, kegiatan inti,

dan kegiatan penutup. Untuk kegiatan awal meliputi pemberian sebuah apresepsi,

mengingatkan pelajaran sebelumnya dan menyampaikan tujuan kegiatan yang sesuai

dengan materi yang diajarkan mengenai stuktur bunga dengan fungsinya. Kegiatan

inti yang akan di lakukan oleh siswa meliputi (1) mendengarkan penjelasan dari guru,

dan guru menjelaskan topik yang akan di pelajari, (2) siswa dibagi menjadi 10

kelompok 1 kelompok beranggotakan 2-3 siswa, (3) setiap kelompok memperoleh

pertanyaan mengenai bagian-bagian bunga serta fungsi masing-masing bagain bunga,

(4) siswa diminta untuk menyebutkan fungsi dari bgian-bagian bunga, (5) siswa

mendiskusikan tugas dari guru dengan melakukan kegiatan ke luar kelas dengan

bimbingan guru, (6) setiap kelompok mempresentasikan hasil dari diskusi yang telah

dikerjakan, (7) guru membenarkan jawaban siswa yang masih salah (8) guru

membagikan soal lembar kerja siswa untuk dikerjakan siswa (9) guru memberikan

kuis pada siswa, bagi yang berpoint banyak guru memberikan sebuah reward.

Kegiatan penutup yaitu siswa dibimbing oleh guru untuk membuat kesimpulan

mengenai pelajaran tentang nama bagian-bagian bunga agar siswa mudah dalam

menghafalkan. Guru dan siswa secara bersama-sama melakukan refleksi. Guru

Page 11: BAB III METODE PENELITIANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/15430/3/T1...26 siklus masing-masing di lakukan minimal 3 kali pertemuan. Penelitian tidak hanya sekedar meneliti saja

35

menyampaikan materi pelajaran untuk pertemuan berikutnya, guru menutup pelajaran

dengan mengucapkan salam dan berdoa.

Pertemuan ketiga yang terdiri atas kegiatan awal, kegiatan inti, dan kegiatan

penutup. Pada kegiatan awal guru memberikan apresepsi serta mengingatkan

pelajaran tentang nama bagian-bagian bunga serta fungsi dari bagian-bagian bunga.

Guru memberikan motivasi pada siswa untuk mengerjakan soal evaluasi dengan

sungguh-sungguh. Pada kegiatan inti guru (1) mengawasi masing- masing siswa

untuk mengerjakan soal secara individu dan memberitahukan alokasi yang di

tentukan oleh guru dalam mengerjakan soal evaluasi, (2) siswa menerima lembar soal

dan lembar jawaban dari guru, (3) siswa serentak mengerjakan soal sesuai waktu

yang telah ditentukan, (4) bagi siswa yang sudah selesai mengerjakan soal evaluasi

siswa diminta untuk mengumpulkan pada guru, (5) siswa menyimak pembahasan soal

dari guru. Kegiatan penutup bagi siswa yang belum paham, guru memberi

kesempatan untuk bertanya jawab. Jika sudah tidak ada yang ditanyakan lagi guru

menutup pelajaran dengan salam dan berdoa.

3) Tahap Observasi

Pada tahap observasi ini di lakukan bersama pada tahap tindakan pelaksanaan,

peneliti mengamati siswa yang belajar berkelompok yang di lakukan di luar

kelas. Peneliti sebagai fasilitator yaitu mengamati belajar siswa pada saat belajar

di luar lingkungan sekolah dengan penerapan model kontekstual (Contexstual

Teaching and Learning) pada saat pembelajaran berlangsung. Pada saat

pengamatan berlangsung tidak hanya menggunakan lembar observasi lebih

lengkapnya dengan disertakan dokumentasi foto. Hal tersebut di gunakan sebagai

bukti nyata dari hasil penelitian, yang meliputi proses belajar siswa di luar

lingkungan sekolah secara berkelompok.

4) Tahap Refleksi

Pada tahap refleksi ini di lakukan setelah penulis dan observer melakukan

tahap tindakan dan tahap observasi, dan siswa melakukan tahap refleksi. Pada

kegiatan refleksi ini di gunakan untuk menganalisis hasil dan mengkaji hasil

Page 12: BAB III METODE PENELITIANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/15430/3/T1...26 siklus masing-masing di lakukan minimal 3 kali pertemuan. Penelitian tidak hanya sekedar meneliti saja

36

berdasarkan dokumentasi, lembar observasi, dan tes evaluasi yang telah di

lakukan. Tahap-tahap refleksi ini adalah (1) mengkaji hasil pengamatan siswa

dalam belajar, (2) menganalisis keberhasilan dan kelemahan hasil; belajar siswa

melalui penerapan model kontektual (Contexstual Teaching and Learning), (3)

menganalisis proses belajar serta hasil belajar siswa secara berkelompok, (4)

mencatat daftar permasalahan yang terjadi pada saat siklus 1, (5) melakukan

siklus 2 untuk mempebaiki siklus 1.

3.4.2 Rencana Tindakan Siklus II

Untuk melakukan tindakan siklus II ini tidak jauh berbeda dengan tindakan

siklus I dikarenakan disiklus II ini akan dibahas lebih mendalam mengenai pelajaran

bagian-bagian bunga serta fungsinya. Akan tetapi dalam melakukan tindakan siklus II

ini harus memperhatikan dan mempertimbangkan hasil dari siklus I sebagai perbaikan

ke siklus II. Untuk melakukan siklus II ini harus ditambah dengan permasalahan dari

siklus I, karena untuk menyelesaikan permasalahan disiklus I.

Tahap-tahap siklus II ini meliputi

1) Tahap Perencanaan

Tahap perencanaan ditahap II ini sama dengan tahap perencanaan siklus I (1)

pembuatan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang sesuai dengan KD 2.3

Menjelaskan hubungan antara struktur daun tumbuhan dengan fungsinya, (2)

merangkum materi pelajaran yang sesuai, (3) menyiapkan sumber dan media yaitu

lingkungan sekitar dan fasilitas yang lain yang di perlukan oleh siswa, (4) membuat

lembar kerja siswa (LKS), (5) menyusun dan membuat lembar observasi (6)

menyusun evaluasi untuk mengetahui hasil belajar siswa pada pelajaran IPA.

2) Tahap Pelaksanaan Tindakan

Pada tahap pelaksanaan tindakan yaitu penerapan isi dari tahap perencanaan yang

di laksanakan pada tahap pelaksanaan ini. Pada tahap pelaksanaan ini di lakukan

sesuai isi dari perencanaan yang telah dibuat dengan menggunakan model

Page 13: BAB III METODE PENELITIANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/15430/3/T1...26 siklus masing-masing di lakukan minimal 3 kali pertemuan. Penelitian tidak hanya sekedar meneliti saja

37

Kontekstual (Contexstual Teaching and Learning). Pada tahap pelaksanaan ini di

laksanakan sebanyak enam kali 35 menit.

Pada awal pertemuan kegiatannya berupa kegiatan awal, kegiatan inti, dan

kegiatan penutup. Untuk kegiatan awal meliputi pemberian sebuah apresepsi,

menyampaikan tujuan kegiatan yang sesuai dengan materi yang diajarkan mengenai

stuktur bunga dengan fungsinya. Kegiatan inti yang akan di lakukan oleh siswa

meliputi (1) mendengarkan penjelasan dari guru, dan guru menjelaskan topik yang

akan di pelajari, (2) siswa dibagi menjadi 10 kelompok 1 kelompok beranggotakan 2-

3 siswa, (3) setiap kelompok memperoleh pertanyaan mengenai struktur bagian-

bagian daun serta fungsinya, (4) siswa diminta untuk menyebutkan nama dari bagian-

bagian bunga, (5) siswa mendiskusikan tugas dari guru dengan melakukan kegiatan

ke luar kelas dengan bimbingan guru, (6) setiap kelompok mempresentasikan hasil

dari diskusi yang telah dikerjakan, (7) guru membenarkan jawaban siswa yang masih

salah (8) guru membagikan soal lembar kerja siswa untuk dikerjakan siswa (9) guru

memberikan kuis pada siswa, bagi yang berpoint banyak guru memberikan sebuah

reward.

Kegiatan penutup yaitu siswa dibimbing oleh guru untuk membuat kesimpulan

mengenai pelajaran tentang nama bagian-bagian bunga agar siswa mudah dalam

menghafalkan. Guru dan siswa secara bersama-sama melakukan refleksi. Guru

menyampaikan materi pelajaran untuk pertemuan berikutnya, guru menutup

pelajaran dengan mengucapkan salam dan berdoa.

Pertemuan kedua pertemuan kegiatannya berupa kegiatan awal, kegiatan inti,

dan kegiatan penutup. Untuk kegiatan awal meliputi pemberian sebuah apresepsi,

mengingatkan pelajaran sebelumnya dan menyampaikan tujuan kegiatan yang sesuai

dengan materi yang diajarkan mengenai struktur bunga dengan fungsinya. Kegiatan

inti yang akan di lakukan oleh siswa meliputi (1) siswa mendengarkan penjelasan dari

guru, (2) siswa dibagi menjadi 10 kelompok 1 kelompok beranggotakan 2-3 siswa,

(3) setiap kelompok memperoleh pertanyaan mengenai bagian-bagian bunga serta

fungsi masing-masing bagain bunga, (4) siswa diminta untuk menyebutkan fungsi

Page 14: BAB III METODE PENELITIANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/15430/3/T1...26 siklus masing-masing di lakukan minimal 3 kali pertemuan. Penelitian tidak hanya sekedar meneliti saja

38

dari bgian-bagian bunga, (5) siswa mendiskusikan tugas dari guru dengan melakukan

kegiatan ke luar kelas dengan mengamati lingkungan yang berhubungan dengan

tumbuhan pada bagian-bagian bunga dengan bimbingan guru, (6) setiap kelompok

mempresentasikan hasil dari diskusi yang telah dikerjakan, (7) guru membenarkan

jawaban siswa yang masih salah (8) guru membagikan soal lembar kerja siswa untuk

dikerjakan siswa (9) guru memberikan kuis pada siswa, bagi yang berpoint banyak

guru memberikan sebuah reward.

Kegiatan penutup yaitu siswa dibimbing oleh guru untuk membuat kesimpulan

mengenai pelajaran tentang nama bagian-bagian bunga agar siswa mudah dalam

menghafalkan. Guru dan siswa secara bersama-sama melakukan refleksi. Guru

menyampaikan materi pelajaran untuk pertemuan berikutnya, guru menutup pelajaran

dengan mengucapkan salam dan berdoa.

Pertemuan ketiga yang terdiri atas kegiatan awal, kegiatan inti, dan kegiatan

penutup. Pada kegiatan awal guru memberikan apresepsi serta mengingatkan

pelajaran tentang nama bagian-bagian bunga serta fungsi dari bagian-bagian bunga.

Guru memberikan motivasi pada siswa untuk mengerjakan soal evaluasi dengan

sungguh-sungguh. Pada kegiatan inti guru (1) mengawasi masing- masing siswa

untuk mengerjakan soal secara individu dan memberitahukan alokasi yang di

tentukan oleh guru dalam mengerjakan soal evaluasi, (2) siswa menerima lembar soal

dan lembar jawaban dari guru, (3) siswa serentak mengerjakan soal sesuai waktu

yang telah ditentukan, (4) bagi siswa yang sudah selesai mengerjakan soal evaluasi

siswa diminta untuk mengumpulkan pada guru, (5) siswa menyimak pembahasan soal

dari guru. Kegiatan penutup bagi siswa yang belum paham, guru memberi

kesempatan untuk bertanya jawab. Jika sudah tidak ada yang ditanyakan lagi guru

menutup pelajaran dengan salam dan berdoa.

3) Tahap Observasi

Pada tahap observasi ini di lakukan bersama pada tahap tindakan pelaksanaan,

peneliti mengamati proses siswa dalam belajar di luar kelas secara berkelompok

dengan menggunakan model kontekstual (Contexstual Teaching and Learning). Pada

Page 15: BAB III METODE PENELITIANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/15430/3/T1...26 siklus masing-masing di lakukan minimal 3 kali pertemuan. Penelitian tidak hanya sekedar meneliti saja

39

saat pengamatan berlangsung tidak hanya menggunakan lembar observasi lebih

lengkapnya dengan disertakan dokumentasi foto. Hal tersebut di gunakan sebagai

bukti nyata dari hasil penelitian, yang meliputi hasil belajar siswa pada bagian

tumbuhan di luar kelas.

4) Tahap Refleksi

Pada tahap refleksi ini di lakukan setelah peneliti melakukan tahap tindakan

dan tahap observasi, dan siswa melakukan tahap refleksi. Pada kegiatan refleksi ini di

gunakan untuk menganalisis hasil dan mengkaji hasil berdasarkan dokumentasi,

lembar observasi, dan tes evaluasi yang telah di lakukan. Tahap-tahap refleksi ini

adalah (1) mengkaji hasil pengamatan yang sudah di lakukan oleh observer, (2)

menganalisis keberhasilan dan kelemahan siswa saat belajar dengan melalui

penerapan model kontektual (Contexstual Teaching and Learning), (3) mencatat

daftar permasalahan yang terjadi pada saat siklus 1, (5) melakukan siklus II untuk

memperbaiki siklus 1

3.5 DATA DAN CARA PENGUMPULANNYA

Data dan cara pengumpulannya ini meliputi teknik pengumpulan data dan

instrumen pengumpulan data. Untuk tehnik pengumpulan data yaitu cara seorang

peneliti dalam mengumpulkan data-data yang berhubungan dengan kegiatan

penelitian. Pada sub judul instrumen penelitian ini akan di jelaskan mengenai alat-alat

instrumen pengumpulan data yang di pakai untuk mengumpulkan data yang

berhubungan dengan penelitian tindakan kelas yang di laksanakan.

3.5.1 Teknik Pengumpulan Data

Pada tehnik pengumpulan data yang di gunakan untuk penelitian ini di uraikan

menjadi teknik tes dan teknik non tes. Penjelasannya yaitu sebagai berikut

1) Teknik tes

Menurut KKBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia) tes adalah untuk mengetahui

pengetahuan, kemampuan, bakat, dan kepribadian seseorang.

Page 16: BAB III METODE PENELITIANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/15430/3/T1...26 siklus masing-masing di lakukan minimal 3 kali pertemuan. Penelitian tidak hanya sekedar meneliti saja

40

Jadi tes yang di gunakan untuk mengetahui seberapa jauh kemampuan siswa dalam

penguasaan materi pelajaran yang telah disampaikan oleh guru serta penerapannya

dalam kehidupan sehari-hari dengan model pembelajaran Kontekstual (Contexstual

Teaching and Learning). Tes ini di lakukan pada saat siklus I pertemuan ketiga dan

pada siklus II pertemuan ke tiga. Tes ini berbentuk instrumen tes yang terdiri dari soal

yang berupa pilihan ganda.

2) Teknik Non Tes

Pada tehnik non tes ini di lakukan untuk menilai untuk memperoleh gambaran

terutama pada karakteristik, sikap, atau kepribadian. Menurut Purwanto (2013:63)

teknik nontes merupakan teknik penngumpulan data yang sifatnya mengukur

penampilan diri atau aktivitas dengan memberikan respon secara objektif dan jujur

sesuai dengan hasil pengamatan yang di lakukan. Pada penelitian ini peneliti

menggunakan teknik non tes yaitu observasi dan dokumentasi.

a. Observasi

Observasi merupakan teknik pengumpulan data yang baik jika di bandingkan

dengan kuisioner dan wawancara. Sugiono (2012:45) mengemukakan bahwa,

observasi merupakan suatu proses yang kompleks, suatu proses yang tersusun dari

berbagai proses biologis dan psikologis. Dua diantara yang terpenting adalah

pengamatan dan ingatan. Pada penelitian ini observasi pada kegiatan pembelajaran di

lakukan dengan model Kontekstual (Contexstual Teaching and Learning) yang

diamati yaitu hasil belajar siswa secara berkelompok.

b. Dokumentasi

Sugiono (2013:240) dokumen merupakan catatan peristiwa yang sudah

berlalu. Dokumen bisa berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya monumental dari

seseorang. Tehnik dokumentasi pada penelitian ini berguna untuk mendapatkan data-

data siswa, guna untuk memperoleh nilai hasil ulangan siswa kelas 4 SDN Sidorejo

Lor 02 dan foto-foto pada saat pembelajaran berlangsung di luar kelas dengan model

kontekstual (Contexstual Teaching and Learning).

Page 17: BAB III METODE PENELITIANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/15430/3/T1...26 siklus masing-masing di lakukan minimal 3 kali pertemuan. Penelitian tidak hanya sekedar meneliti saja

41

3.5.2 Teknik Analisis Data

Teknik analisis data ini di peroleh dari hasil PTK yang menghasilkan data

berupa angka (data kuantitatif). Pengertian analisis data adalah proses mencari dan

menyusun secara sistematis data yang di peroleh dari hasil wawancara, catatan

lapangan serta bahan-bahan lain, sehingga mudah dipahami (Bogdan dalam

Sugiyono, 2013:244). Data nilai hasil pembelajaran IPA menggunakan teknik

deskriptif komparatif yang di gunakan untuk membandingkan hasil belajar setelah

melakukan tindakan siklus I dan II.

Pada saat perhitungan analisis hasil belajar IPA di lakukan dengan menghitung

presentase ketuntasan belajar IPA secara keseluruhan dan menghitung rata-rata hasil

belajar IPA. KKM yang ditentukan pada penelitian ini dengan persetujuan guru

kolabolator pada mata pelajaran IPA adalah > 70, jadi dapat di ketahui bagia anak

yang belum tuntas belajar dan yang sudah tuntas belajar.

Sehingga dalam menghitung nilai rata-rata pada hasil belajar IPA dengan

menggunakan rumus sebagai berikut :

= x

N

Keterangan :

= nilai rata-rata

x = jumlah seluruh nilai yang di peroleh

N = jumlah siswa

Untuk menghitung ketuntasan hasil belajar siswa secara keseluruhan rumusnya yaitu

sebagai berikut :

NS

KB = x 100 %

N

Keterangan :

Page 18: BAB III METODE PENELITIANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/15430/3/T1...26 siklus masing-masing di lakukan minimal 3 kali pertemuan. Penelitian tidak hanya sekedar meneliti saja

42

KB = Ketuntasan belajar

NS = Jumlah siswa di atas KKM (Nilai > 70)

N = Jumlah seluruh siswa

Berdasarkan nilai siswa yang didapat rumus di atas dapat di jelaskan bahwa

nilai ketuntasan siswa dengan menggunakan model Kontektual (Contexstual

Teaching and Learning) pada pembelajaran IPA dapat dijabarkan menjadi beberapa

kriteria yaitu sebagai berikut

Rentang Kriteria

1%-20% Sangat rendah

21%-40% Rendah

41%-60% Sedang

61%- 80% Tinggi

81%- 100% Sangat tinggi

Sumber : Saur Tampubolon (2014:214)

Selanjutnya untuk menghitung skor rata-rata siswa dalam observasi pada hasil belajar

siswa secara individu pada siklus I dan siklus II yaitu dengan menggunakan rumus :

X = X

N

Keterangan :

X = Skor rata-rata kelas

X = Jumlah skor seluruh siswa

N = Jumlah siswa

Page 19: BAB III METODE PENELITIANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/15430/3/T1...26 siklus masing-masing di lakukan minimal 3 kali pertemuan. Penelitian tidak hanya sekedar meneliti saja

43

Berdasarkan hasil skor presentase yang didapat, maka kriteria dari hasil belajar IPA

menggunakan model Kontekstual (Contexstual Teaching and Learning) dapat di

jabarkan menjadi lima kriteria.

Secara keseluruhan kriteria hasil obsevasinya adalah sebagai berikut

Rentang Kriteria

1%-20% Sangat rendah

21%-40% Rendah

41%-60% Sedang

61%- 80% Tinggi

81%- 100% Sangat tinggi

Tabel 3.2

Kriteria ketuntasan belajar

Sumber : Saur Tampubolon (2014:214)

3.5.3 Instrumen Pengumpulan Data

Pada Instrumen pengumpulan data pada penelitian ini yaitu soal butir-butir soal,

lembar observasi siswa pada saat belajar di luar kelas, dan hasil belajar siswa

menggunakan metode kotektual (Contexstual Teaching and Learning).

1) Lembar Observasi

Lembar observasi dalam penelitian ini di gunakan untu mengamati kegiatan

pembelajaran yang di lakukan oleh guru, aktivitas individu siswa dan aktivitas

kelompok siswadengan menerapkan model pembelajaran Kontekstual (Contexstual

Teaching And Learning). Lembar observasi diisi oleh observer dengan memberi

tanda centang (checklist) meliputi skor 1 yang menunjukkan indikator yang sudah

terlaksana, skor 0 menunjukkan indikator yang belum terlaksana. Adapun kisi-kisi

Page 20: BAB III METODE PENELITIANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/15430/3/T1...26 siklus masing-masing di lakukan minimal 3 kali pertemuan. Penelitian tidak hanya sekedar meneliti saja

44

lembar observasi aktivitas guru pelaksanaan pembelajaran dengan model Kontekstual

(Contexstual Teaching and Learning) disajikan dalam tabel 3.7 berikut ini.

Tabel 3.3

Kisi-Kisi Observasi Aktivitas Guru

Dalam Menerapkan Model Pembelajaran Kontekstual (Contexstual Teaching

And Learning)

Variabel Aspek Indikator No

Item

Pelaksanaan

Model

Pembelajaran

Kontekstual

(Contexstual

Teaching And

Learning)

I. Kegiatan Awal

Pembelajaran

Pra Pembelajaran

- Guru membuka pelajaran

- Guru melakukan apersepsi

- Guru memberikan motivasi

- Penyampaian kompetensi (tujuan )

yang akan di capai

1

2

3

4

II. Kegiatan Inti

Penyajian Kelas - Menunjukkan penguasaan

materi

- Menggali pengetahuan awal

siswa

- Pemanfaat media pembelajaran

- Menumbuhkan partisipasi aktif

siswa

- Menumbuhkan keceriaan dan

antusiasme

5

6

7

8

9

Pembentukan

Kelompok

- Membagi siswa dalam beberapa

kelompok

- Memberikan arahan cara

pengerjaan lembar kerja

10

11

Page 21: BAB III METODE PENELITIANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/15430/3/T1...26 siklus masing-masing di lakukan minimal 3 kali pertemuan. Penelitian tidak hanya sekedar meneliti saja

45

kelompok

Kerja Kelompok / Tim - Membimbing siswa selama

diskusi berlangsung di luar

kelas.

- Memberikan perhatian pada

kelompok yang kurang

memahami materi.

- Mengawasi dan membantu

jalannya diskusi

12

13

14

Presentasi Kelas - Mengatur jalannya presentasi

- Memberikan kesempatan untuk

memberikan umpan balik

kepada kelompok lain

- Pemberian skor masing-masing

kelompok

15

16

17

Tes - Mengadakan tes sesuai materi

yang di pelajari.

18

III. Kegiatan Akhir

Pembelajaran

- Membimbing siswa

menyimpulkan materi yang di

pelajari

- Menyusun rangkuman

- Memberikan tindak lanjut

- Menutup pembelajaran dengan

salam

19

20

21

22

Jumlah 22

Page 22: BAB III METODE PENELITIANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/15430/3/T1...26 siklus masing-masing di lakukan minimal 3 kali pertemuan. Penelitian tidak hanya sekedar meneliti saja

46

Tabel 3.4

Kisi-Kisi Observasi Aktivitas Siswa

Variabel Aspek Indikator No

Item

Pelaksanaan

Model

Pembelajaran

Kontekstual

(Contexstual

Teaching And

Learning)

II. Kegiatan Awal

Pembelajaran

Pra Pembelajaran

- Mempersiapkan alat

pembelajaran

- Membuka pelajaran

1

2

II. Kegiatan Inti

Penyajian Kelas - Menanggapi penjelasan dari

guru

- Menggunankan alat peraga

secara nyata

3

4

Pembentukan

Kelompok

- Membentuk kelompok belajar

- Mengerjakan lembar kerja

kelompok

5

6

Kerja Kelompok / Tim - Bekerjasama dengan kelompok 7

Presentasi Kelas - Menanggapi umpan balik dari

kelompok presentasi

8

Tes - Mengerjakan tes 9

III. Kegiatan Akhir

Pembelajaran

- Menyusun rangkuman yang

dibimbing guru

10

Jumlah 10

Page 23: BAB III METODE PENELITIANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/15430/3/T1...26 siklus masing-masing di lakukan minimal 3 kali pertemuan. Penelitian tidak hanya sekedar meneliti saja

47

2) Butir soal tes

Tes yang di gunakan pada penelitian ini berbentuk pilihan ganda dengan materi

nama-nama bagian bunga serta fungsinya. Butir-butir soal di gunakan untuk

melakukan perhitungan dan pengukuran respons subjek terhadap suatu item (Crocker

& Algina, 1986). Tes ini di gunakan untuk mengetahui sejauh mana hasil belajar

siswa. Butir-butir soal ini berupa pilihan ganda yang diberikan pada pertemuan ketiga

pada setiap siklusnya. Kisi-kisi soal tes pada siklus I dan siklus II sebagai berikut :

Tabel 3.5

Kisi-Kisi Tes Soal Evaluasi Siklus I

Standar

Kompetensi

Kompetensi

Dasar

Indikator Nomer Item

2.

Memahami

hubungan antara

struktur bagian

tumbuhan dengan

fungsinya

2.4

Menjelaskan

hubungan antara

struktur bunga

dengan fungsinya

2.4.1Membedakan

bunga sempurna

dan tidak

sempurna.

10, 20, 21, 28, 21,

22, 25, 27

2.4.2

Menunjukkan

bagian-bagian

nama bunga.

3, 5, 6, 17, 18, 23,

26

2.4.3

Menyebutkan

fungsi dari bagian-

bagian bunga.

14, 7, 8, 12, 13,

14, 16, 19

Page 24: BAB III METODE PENELITIANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/15430/3/T1...26 siklus masing-masing di lakukan minimal 3 kali pertemuan. Penelitian tidak hanya sekedar meneliti saja

48

2.4.4

Menyebutkan

fungsi bunga

dalam kehidupan

sehari-hari.

2, 15, 24,

2.4.5

Menyebutkan

fungsi serangga

terhadap bunga.

9. 11, 29,30

Jumlah Soal 30

Tabel 3.6

Kisi-Kisi Tes Soal Evaluasi Siklus II

Standar

Kompetensi

Kompetensi

Dasar

Indikator Nomer Item

2.

Memahami

hubungan antara

struktur bagian

tumbuhan dengan

fungsinya

2.4

Menjelaskan

hubungan antara

struktur daun

dengan fungsinya

2.4.1Membedakan

penggolongan

daun berdasarkan

struktur tulang

daun.

2.4.2

Menunjukkan

nama-nama bagian

1, 2, 5, 6, 7, 9, 12,

28

Page 25: BAB III METODE PENELITIANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/15430/3/T1...26 siklus masing-masing di lakukan minimal 3 kali pertemuan. Penelitian tidak hanya sekedar meneliti saja

49

daun.

2.4.3

Menyebutkan

fungsi dari bagian-

bagian daun.

3, 8, 11, 16, 17,

18, 20, 26, 27

2.4.4

Menyebutkan

fungsi daun dalam

kehidupan sehari-

hari.

14, 15, 24, 30

2.4.5

Menyebutkan

kegunaan daun

bagi kehidupan.

19, 21, 23, 29

Jumlah Soal 30

Berdasarkan siklus di atas, setiap siklus terdapat 30 soal pilihan ganda yang

mencakup semua indikator yang akan di capai. Setiap jawaban benar akan diberi skor

satu atau tergantung pada keinginan guru namun pada umumnya diberi skor 1

(Sudjana, 2012: 54). Perhitungan nilai tes evaluasi hasil belajar siswa kelas 4 SDN

Sidorejo Lor 02 pada mata pelajaran IPA berpedoman pada rumus sebagai berikut:

S

X=

SM

Page 26: BAB III METODE PENELITIANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/15430/3/T1...26 siklus masing-masing di lakukan minimal 3 kali pertemuan. Penelitian tidak hanya sekedar meneliti saja

50

Keterangan :

X = nilai tes evaluasi hasil belajar ipa

S = jumlah skor

SM = jumlah skor maksimum

KKM yang ditetapkan oleh peneliti sebesar 70, sehingga berdasarkan

perbandingan nilai KKM dan tes evaluasi belajar IPA dapat di ketahui bahwa siswa

sudah tuntas belajar atau belum. Kriteria ketuntasan belajar siswa adalah sebagai

berikut:

Tabel 3.7 Kriteria Ketuntasan Belajar

Rentang Kriteria

X < 70 Belum memenuhi KKM atau tidak tuntas

X > 70 Memenuhi KKM atau tuntas

3.6 Uji Instrumen

Uji instrumen pada penelitian ini terdiri dari uji reabilibitas soal dan uji validitas

soal yang di gunakan untuk penelitian kemampuan siswa. Uji reabilitas dan uji

validitas soal ini di lakukan bertujuan untuk mengetahui valid atau tidak instrumen

soal yang diujikan kepada siswa. Jika instrumen soal sudah valid maka instrumen

tersebut dapat diujikan pada siswa untuk mengetahui hasil pembelajaran seberapa

besar keberhasilan pembelajaran yang di laksanakan.

Uji reabilitas dan uji validitas dapat di uraikan sebagai berikut :

3.6.1 Uji Validitas

Uji validitas yaitu salah satu syarat tes hasil belajar yang baik. Validitas sangat

berkaitan dengan kemampuan tes hasil belajar untuk mengukur keadaan yang akan

diukurnya (Purwanto, 2014:132). Pelaksanaan uji validitas instrumen soal di lakukan

Page 27: BAB III METODE PENELITIANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/15430/3/T1...26 siklus masing-masing di lakukan minimal 3 kali pertemuan. Penelitian tidak hanya sekedar meneliti saja

51

di kelas 6 SDN Sidorejo Lor 02 dengan jumlah peserta tes 31 siswa. Uji validitas ini

menggunakan aplikasi IBM SPSS Statistic 16 dengan teknik Corrected Item

Correlation untuk mencari koefisien korelasinya. Peneliti menggunakan toleransi

kesalahan sebesar 5% atau taraf kepercayaan sebesar 95% dengan jumlah siswa (N)

31 siswa, maka nilai rtabel menghitung nilai corrected item total correlation dengan

menggunakan aplikasi IBM SPSS Statistic 16. Hasil uji validitas soal kelas 6 SDN

Sidorejo Lor 02 ditampilkan pada tabel dibawah ini

Tabel 3.8

Hasil Uji Validitas Soal Siklus 1

Bentuk Soal Item Soal Valid Soal Tidak Valid

Pilihan Ganda 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7,

8, 9, 10, 11, 12,

13, 14, 15, 16, 17,

18, 19, 20, 21, 22,

23, 24, 25, 26, 27,

28, 29, 30

1, 2, 3, 4, 5, 6, 7,

10, 12, 13, 14, 15,

16, 17, 18, 19, 20,

21, 22, 23, 24, 25,

26, 28, 29, 30

8, 9, 11, 27

Jumlah 30 26 4

Berdasarkan uji validitas siklus 1 yang berjumlah 30 item soal dapat di ketahui

pada tabel 3.5 di atas, terdapat 4 soal yang tidak valid, sedangkan 26 soal lainnya

terbukti valid setelah diuji menggunakan Aplikasi IBM SPSS Statistic 16. Soal

dengan validitas tertinggi sehingga peneliti menggunakan soal evaluasi pada siklus 1.

Hasil uji validitas instrumen siklus II adalah sebagai berikut :

Page 28: BAB III METODE PENELITIANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/15430/3/T1...26 siklus masing-masing di lakukan minimal 3 kali pertemuan. Penelitian tidak hanya sekedar meneliti saja

52

Tabel 3.9

Uji Validitas Soal Siklus II

Bentuk Soal Item Soal Valid Soal Tidak Valid

Pilihan Ganda 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7,

8, 9, 10, 11, 12,

13, 14, 15, 16, 17,

18, 19, 20, 21, 22,

23, 24, 25, 26, 27,

28, 29, 30

1, 2, 3, 5, 6, 7, 9,

10, 11, 12, 13, 14,

15, 16, 17, 18, 19,

20, 21, 22, 23, 25,

26, 27, 28, 29, 30

4, 8, 24

Jumlah 30 27 3

Berdasarkan uji validitas siklus II yang berjumlah 30 item soal dapat di ketahui

pada tabel 3.6 di atas, terdapat 3 soal yang tidak valid, sedangkan 27 soal lainnya

terbukti valid setelah diuji menggunakan Aplikasi IBM SPSS Statistic 16. Soal

dengan validitas tertinggi sehingga peneliti menggunakan soal evaluasi pada siklus II.

3.6.2 Uji Reliabilitas

Berdasarkan uji reabilitas dalam penelitian ini menggunakan progam IBM SPSS

Statistic 16 dengan tehnik Reability Analysis untuk mengetahui nilai Alpha

Cronbanch. Pengukuran reabilibilas koefisien ini dapat disajikan dalam tabel 3.6

berikut.

Page 29: BAB III METODE PENELITIANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/15430/3/T1...26 siklus masing-masing di lakukan minimal 3 kali pertemuan. Penelitian tidak hanya sekedar meneliti saja

53

Tabel 3.10

Kriteria Reliabilitas Instrumen

Rentang Kriteria

0,80 – 1,00 Sangat Reliabel

<0,80 – 0,60 Reliabel

<0,60 – 0,40 Cukup Reliabel

<0,40 – 0,20 Agak Reliabel

<0,20 Kurang Reliabel

Hasil uji reliabilitas yang di lakukan di kelas 6 SDN Sidorejo Lor 02 dengan analisi

IBM SPSS Statistic 16 adalah sebagai berikut :

Tabel 3.11

Hasil Uji Reabilitas Item Soal Siklus 1

Cronbach's

Alpha N of Items

.944 26

Hasil uji reabilitas pada tabel 3.6 menunjukkan bahwa soal pada siklus I memiliki

Cronbach's Alpha 0,944, sehingga dapat dinyatakan reabilitas soal dikategorikan

sangat reliabel.

Tabel 3.12

Hasil Uji Reabilitas Item Soal Siklus II

Cronbach's

Alpha N of Items

Page 30: BAB III METODE PENELITIANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/15430/3/T1...26 siklus masing-masing di lakukan minimal 3 kali pertemuan. Penelitian tidak hanya sekedar meneliti saja

54

Cronbach's

Alpha N of Items

.947 27

Hasil uji reabilitas pada tabel 3.6 menunjukkan bahwa soal pada siklus II memiliki

Cronbach's Alpha 0,947, sehingga dapat dinyatakan reliabilitas soal dikategorikan

sangat reliabel.

3.6.3 Tingkat Kesukaran Soal

Pada tingkat kesukaran soal ini adalah peluang untuk menjawab suatu soal pada

tingkat kemampuan tertentu yang biasanya dinyatakan dalam bentuk indeks. Nilai

tingkat kesukaran butir merentang antara 0 sampai 1. Tingkat kesukaran sebuah butir

sama dengan 0 terjadi apabila semua peserta tidak menjawab benar sebaliknya tingkat

kesukaran soal sebuah butir akan sama dengan satu apabila semua peserta menjawab

benar pada butir soal tersebut (Purwanto, 2014 : 100).

Tingkat kesukaran soal dihitung melalui perhitungan dengan rumus yang

dikemukakan oleh Purwanto (2014 : 99) berikut :

B

TK=

N

Keterangan :

TK = tingkat kesukaran

B = jumlah siswa yang menjawab benar

N = jumlah siswa peserta tes

Menurut Purwanto (2014 : 101), tingkat kesukaran soal dibagi menjadi tiga

kategori yang dapat di lihat pada tabel dibawah ini :

Page 31: BAB III METODE PENELITIANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/15430/3/T1...26 siklus masing-masing di lakukan minimal 3 kali pertemuan. Penelitian tidak hanya sekedar meneliti saja

55

Tabel 3.13

Rentang Nilai Tingkat kesukaran

Rentang Nilai Tingkat Kesukaran

0,00 - 032

0,33 – 0,66

0,67 – 1,00

Sukar

Sedang

Mudah

Hasil analisis tingkat kesukaran soal yang diujikan di kelas 6 SDN Sidorejo Lor 02

dengan jumlah siswa 31 siswa adalah sebagai berikut :

Tabel 3.14

Hasil Uji Tingkat Soal Siklus 1

No. Rentang TK Kategori No. Item Jumlah

1. 0,00 – 0,32 Sukar 1, 3, 4,16 4

2. 0,33 – 0,66 Sedang 5, 6, 7, 10, 12, 13, 14, 15, 18, 20,

8,9, 11,24

14

3. 0,67 – 1,00 Mudah 2, 17, 19, 21, 22, 23, 25 7

Total 25

Berdasarkan tabel di atas 3.8 dapat di uraikan bahwa untuk tingkat kesukaran

soal pilihan ganda sebanyak 25 soal terdapat empat kategori yaitu soal yang sukar

terdapat 4 soal, soal kategori sedang terdapat 14 soal, dan kategori mudah terdapat 7

soal.

Page 32: BAB III METODE PENELITIANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/15430/3/T1...26 siklus masing-masing di lakukan minimal 3 kali pertemuan. Penelitian tidak hanya sekedar meneliti saja

56

Tabel 3.15

Hasil Uji Tingkat Soal Siklus II

No. Rentang TK Kategori No. Item Jumlah

1. 0,00 – 0,32 Sukar 1, 3, 5, 6 4

2. 0,33 – 0,66 Sedang 7, 9, 10, 11, 12, 14, 15, 16, 18,

24, 4, 8

12

3. 0,67 – 1,00 Mudah 2, 13, 17, 19, 20, 21, 22, 23, 25 9

Total 25

Berdasarkan tabel di atas 3.9 dapat di uraikan bahwa untuk tingkat kesukaran

soal pilihan ganda sebanyak 25 soal terdapat empat kategori yaitu soal yang sukar

terdapat 4 soal, soal kategori sedang terdapat 12 soal, dan kategori mudah terdapat 9

soal.

3.7 Indikator Keberhasilan

Indikator keberhasilan dari penelitian yang di lakukan pada siswa kelas 4 SDN

Sidorejo Lor 02 dengan menggunakan model pembelajaran kontekstual (Contekstual

Teaching And Learning) pada mata pelajaran IPA yang meliputi indikator proses dan

hasil dijabarkan sebagai berikut :

3.7.1 Indikator Proses

Indikator proses merupakan indikator keberhasilan dari proses tindakan yang di

lakukan oleh peneliti dan siswa secara individu maupun kelompok dalam menerapkan

model pembelajaran kontekstual (Contexstual Teaching And Learning) pada

pembelajaran IPA. Proses pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran

Page 33: BAB III METODE PENELITIANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/15430/3/T1...26 siklus masing-masing di lakukan minimal 3 kali pertemuan. Penelitian tidak hanya sekedar meneliti saja

57

Kontekstual (Contexstual Teaching And Learning) dapat dikatakan berhasil apabila

terjadi peningkatan proses belajar secara signifikan.

3.7.2 Indikator Hasil

Indikator hasil pada penelitian ini adalah pada hasil belajar IPA. Penerapan

model Kontekstual (Contekstual Teaching Learning) dapat meningkatkan hasil

belajar IPA > 70 dan mengalami ketuntasan belajar klasikal dengan nilai rata-rata

hasil belajar IPA meningkat dengan KKM > 70.