bab iii metode penelitian -...
TRANSCRIPT
Rika Raeti, 2015 PENINGKATAN ECOLITERACY SISWA MELALUI PEMANFAATAN LINGKUNGAN SEKITAR SEBAGAI SUMBER BELAJAR IPS Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
28
BAB III
METODE PENELITIAN
Pada bab III ini peneliti akan memaparkan mengenai metode yang
digunakan dalam penelitian. Metode yang digunakan dalam penelitian ini
disesuaikan dengan permasalahan yang ditemukan di kelas VIII B SMP Negeri
1 Tanjungsiang. Adapun dasar dari pemilihan metode ini adalah untuk
menjawab masalah yang ada di lapangan, sehingga tujuan dari penelitian dapat
tercapai dengan baik. Isi dari bab III ini terdiri dari lokasi dan subyek
penelitian, desain penelitian, metode penelitian, fokus penelitian, instrumen
penelitian, teknik pengumpulan data dan teknik analisis data.
A. Lokasi dan Subjek Penelitian
Menurut Nasution (dalam Murron, 2013, hlm. 35) lokasi penelitian
menunjukan pada tempat atau lokasi sosial dimana penelitian dilakukan, yang
dicirikan oleh adanya tiga unsur yaitu pelaku, tempat, dan kegiatan yang
diobservasi. Adapun yang menjadi lokasi penelitian adalah SMP Negeri 1
Tanjungsiang yang beralamat di Jl. Raya Tanjungsiang Km. 32, Kabupaten
Subang.
Pada penelitian ini yang mejadi subjek penelitian adalah siswa kelas VIII B,
yang berjumlah 33 orang siswa. Pemilihan siswa kelas VIII B didasarkan pada
pertimbangan bahwa di dalam kelas tersebut terdapat masalah yang memerlukan
tindakan dan perbaikan. Permasalahan yang terdapat di kelas tersebut adalah
rendahnya ecoliteracy ditandai dengan rendahnya kesadaran siswa dalam hal
menjaga kebersihan kelas.
B. Desain Penelitian
Dalam penyelesaian masalah rendahnya ecoliteracy melalui pemanfaatan
lingkungan sekitar dalam pembelajaran IPS di SMP Negeri 1 Tanjungsiang
tepatnya kelas VIII B, peneliti menawarkan alternatif pemecahan masalah
menggunakan prosedur penelitian tindakan kelas dengan model Spiral yang
dikemukakan Kemmis dan Taggart (1998). Kebanyakan penelitian tindakan kelas
29
Rika Raeti, 2015 PENINGKATAN ECOLITERACY SISWA MELALUI PEMANFAATAN LINGKUNGAN SEKITAR SEBAGAI SUMBER BELAJAR IPS Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
mulai dari fase refleksi awal untuk melakukan studi pendahuluan sebagai dasar
dalam merumuskan masalah penelitian. Langkah selanjutnya adalah perencanaan,
tindakan, pelaksanaan tindakan, observasi, dan refleksi. Berikut adalah gambar
desain penelitian model Kemmis dan Taggart sebagai berikut.
Gambar 3.1
Model spiral dari Kemmis dan Taggart
Wiriaatmadja (2012, hlm. 66)
Adapun langkah-langkah penelitian tindakan kelas dalam penelitian ini
sebagai berikut:
1. Refleksi awal
Tahap ini dimaksudkan untuk mengumpulkan informasi tentang situasi yang
relevan dengan tema penelitian. Hal ini dapat dilakukan dengan cara melakukan
pengamatan untuk mengenali dan mengetahui situasi yang sebenarnya.
30
Rika Raeti, 2015 PENINGKATAN ECOLITERACY SISWA MELALUI PEMANFAATAN LINGKUNGAN SEKITAR SEBAGAI SUMBER BELAJAR IPS Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Berdasarkan hasil refleksi awal dapat dilakukan pemfokusan masalah yang
selanjutnya akan dirumuskan menjadi masalah penelitian dan tujuan penelitian.
2. Perencanaan
Penyusunan perencanaan dilakukan berdasarkan refleksi awal yang telah
dilakukan sebelumnya. Menurut Arikunto,dkk (2009, hlm. 18) dalam tahap
penyusunan rancangan, peneliti menentukan titik atau fokus peristiwa yang perlu
mendapatkan perhatian khusus untuk diamati, kemudian membuat sebuah
instrumen pengamatan untuk membantu peneliti merekam fakta yang terjadi
selama tindakan berlangsung. Secara rinci perencanaan mencakup tindakan yang
akan dilakukan untuk memperbaiki, meningkatkan atau merubah perilaku dan
sikap yang diinginkan sebagai solusi dari permasalahan-permasalahan. Perlu
disadari bahwa perencanaan ini bersifat fleksibel dalam arti dapat berubah sesuai
dengan kondisi nyata yang ada.
Berdasarkan analisis masalah yang diperoleh ketika melaksanakan observasi
awal, peneliti dan guru mitra menyusun serangkaian rencana kegiatan sebagai
berikut:
a. Menentukan kelas yang akan menjadi subjek penelitian dengan
mempertimbangkan beberapa hal diantaranya sesuai dengan permasalahan
yang akan diteliti.
b. Melakukan pengamatan pra penelitian terhadap kelas yang akan digunakan
sebagai subjek penelitian
c. Meminta kesediaan guru mitra atau teman sejawat untuk menjadi kolaborator
dan observer peneliti.
d. Menentukan waktu penelitian
e. Menyusun RPP yang akan digunakan saat proses pembelajaran dalam kegiatan
penelitian.
f. Merencanakan sistem penilaian yang akan digunakan dalam kegiatan
pembelajaran sehingga dapat mengukur peningkatan ecoliteracy melalui
pemanfaatan lingkungan sekitar sebagai sumber belajar IPS.
g. Merencanakan pengolahan data hasil yang diperoleh dari penelitian.
31
Rika Raeti, 2015 PENINGKATAN ECOLITERACY SISWA MELALUI PEMANFAATAN LINGKUNGAN SEKITAR SEBAGAI SUMBER BELAJAR IPS Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
3. Pelaksanaan Tindakan
Pelaksanaan tindakan menyangkut apa yang dilakukan peneliti sebagai
upaya perbaikan, peningkatan atau perubahan yang dilaksanakan berpedoman
pada rencana tindakan. Tahap ini merupakan implementasi dari perencanaan yang
telah dibuat sebelumnya.
Tindakan dalam penelitian ini dilakukan sesuai dengan rencana yang telah
dibuat sebelumnya. Adapun langkah-langkah pada tahapan tindakan yang akan
dilakukan pada penelitian ini adalah sebagai berikut:
a. Melaksanakan tindakan sesuai dengan rencana yang telah disusun oleh peneliti
dan guru mitra yaitu tindakan yang sesuai dengan RPP yang telah disusun.
b. Memanfaatkan lingkungan sekitar sebagai sumber belajar IPS yakni melakukan
kegiatan belajar mengajar baik didalam atau diluar kelas, menggunakan media
pembelajaran dan pembuatan produk dari daur ulang sampah.
c. Melakukan pengamatan secara teliti baik saat proses pembelajaran ataupun
diluar pembelajaran untuk melihat perubahan sikap siswa dalam menjaga
kebersihan.
d. Menggunakan instrumen penelitian yang telah dibuat sebagai alat observasi
untuk melihat dan mencatat aktivitas siswa ketika guru memanfaatkan
lingkungan sekitar siswa sebagai sumber belajar IPS.
e. Melakukan diskusi balikan dengan guru mitra berdasarkan hasil pengamatan.
f. Melakukan pengolahan dan analisis data dari hasil tindakan yang telah
dilakukan.
4. Pengamatan (Observasi)
Dalam kegiatan ini peneliti mengamati hasil atau dampak dari tindakan
yang dilaksanakan atau dikenakan terhadap siswa. Kegiatan pengamatan ini
berfungsi untuk mendokumentasikan implikasi tindakan yang diberikan pada
subjek penelitian yakni kelas VIII B SMP Negeri 1 Tanjungsiang. Dalam tahapan
ini peneliti mencatat kekurangan dalam setiap tindakan yang dilakukan
sebelumnya untuk dilakukannya perbaikan pada pertemuan selanjutnya.
Dalam tahapan ini, peneliti akan mengamati semua aktivitas peserta didik
baik saat proses pembelajaran berlangsung maupun di luar jam pelajaran
32
Rika Raeti, 2015 PENINGKATAN ECOLITERACY SISWA MELALUI PEMANFAATAN LINGKUNGAN SEKITAR SEBAGAI SUMBER BELAJAR IPS Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
(istirahat). Pengamatan yang dilakukan oleh observer dengan mengisi lembar
observasi yang telah dipersiapkan. lembar observasi tersebut meliputi:
a. Fokus aktivitas peserta didik di kelas yaitu dengan pemanfaatan lingkungan
sekitar siswa sebagai sumber belajar IPS
b. Kegiatan siswa pada saat istirahat, bagaimana kesadaran mereka saat
membuang sampah dan mengurangi jumlah sampah dengan cara membawa
botol minum dan makanan dari rumah.
c. Catatan Lapangan dan wawancara dengan siswa sebelum dan setelah tindakan
Lembar observasi berfungsi sebagai alat ukur untuk mengetahui
permasalahan yang terjadi di kelas maupun diluar kelas (Istirahat) dan
memberikan solusi sebagai tindakan awal untuk mengatasi permasalahan yang
dialami siswa.
5. Refleksi
Pada dasarnya kegiatan refleksi merupakan kegiatan analisis, sintesis,
interpretasi terhadap semua informasi yang diperoleh saat kegiatan tindakan.
Dalam kegiatan ini peneliti mengkaji, melihat, dan mempertimbangkan hasil-hasil
atau dampak dari tindakan. Refleksi biasanya dibantu dengan adanya diskulsi
antara peneliti dengan patner sehingga membarikan dasar perbaikan rencana pada
tindakan yang akan dilakukan selanjutnya.
Siklus akan kembali ke tahap perencanaan, jika pada siklus pertama tidak
membuahkan hasil yang diharapkan. Kembali membuat perencanaan ulang untuk
menerapkan model pembelajaran, dan hal tersebut terus berlangsung selama
belum mencapai hasil yang diinginkan.
Refleksi bertujuan untuk mengetahui perubahan sebagai akibat dari tindakan
yang telah dilakukan. Adapun kegiatan yang dilakukan pada tahap refleksi adalah
sebagai berikut:
a. Melakukan kegiatan diskusi balikan dengan guru mitra setelah tindakan
dilaksanakan.
b. Merefleksikan hasil diskusi balikan untuk dilakukan pada siklus selanjutnya.
c. Mendiskusikan hasil observasi dengan dosen pembimbing.
33
Rika Raeti, 2015 PENINGKATAN ECOLITERACY SISWA MELALUI PEMANFAATAN LINGKUNGAN SEKITAR SEBAGAI SUMBER BELAJAR IPS Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
C. Metode Penelitian
Metode yang dipilih oleh peneliti adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK).
Menurut Hopkins (dalam Wiriaatmadja, 2010, hlm. 11) yang mengemukakan
bahwa PTK adalah penelitian tindakan yang mengkombinasikan prosedur
penelitian dengan tindakan substantif, suatu tindakan yang dilakukan dalam
disiplin inquiri, atau suatu usaha seseorang untuk memahami apa yang sedang
terjadi, sambil terlibat dalam sebuah proses perbaikan dan perubahan.
Dari pernyataan diatas, PTK dilakukan untuk memahami apa yang
sebenarnya terjadi ketika proses belajar mengajar berlangsung. Jika ditemukan
permasalahan maka PTK ini bertujuan untuk perbaikan atas masalah yang terjadi.
Sejalan dengan hal itu, Kemmis (dalam Hopkins, 2011, hlm.87) menyatakan
bahwa
Penelitian tindakan merupakan salah satu bentuk penyelidikan reflesksi diri
yang dilaksanakan oleh partisipan dalam situasi-situasi sosial (termasuk
pendidikan) untuk meningkatkan rasionalitas dan keadilan dalam: a)
praktik-praktik sosial dan pendidikan mereka sendiri, b) pemahaman mereka
tentang praktik-praktik ini, dan c) situasi yang melingkupi pelaksanaan
prkatik-praktik tersebut. Penelitian ini akan benar-benar memberdayakan
jika dilaksanakan oleh para partisipan secara kolaboratif meskipun ia tak
jarang dilaksanakan oleh individu-individu, dan terkadang bekerjasama
dengan ‘orang luar’. Dalam pendidikan, penelitian tindakan dilaksanakan
sebagai usaha pengembangan kurikulum berbasis sekolah, pengembangan
rofesional, program-program pengembangan sekolah, pengembangan
kebijakan dan perencanaan sistem.
Berdasarkan pemaparan para ahli diatas, peneliti memahami bahwa PTK
adalah penelitian tindakan yang dilakukan oleh peneliti (guru) bersama dengan
guru mitra untuk berkolaborasi merancang, melaksanakan, dan merefleksikan
tindakan (tratment) yang dilakukan dalam suatu siklus untuk menyelesaikan suatu
permasalahan dalam pembelajaran dan memperbaiki mutu praktik pembelajaran
di kelas. Dalam hal ini guru dapat mencoba suatu gagasan perbaikan dalam
praktek pembelajaran mereka, dan melihat pengaruh nyata dari upaya itu.
Adapun tiga prinsip PTK menurut Kunandar (2008, hlm. 44) yakni, (1)
adanya partisispasi dari peneliti dan suatu program atau kegiatan; (2) adanya
tujuan untuk meningatkan kualitas suatu program atau kegiatan melalui penelitian
tindakan tersebut; (3) adanya tindakan (treatment) untuk meningkatkan kualitas
34
Rika Raeti, 2015 PENINGKATAN ECOLITERACY SISWA MELALUI PEMANFAATAN LINGKUNGAN SEKITAR SEBAGAI SUMBER BELAJAR IPS Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
suatu program atau kegiatan. Kemudian karakteristik dari PTK menurut Kunandar
(2008, hlm. 58-60) diantaranya:
1. On the job problem oriented (masalah yang diteliti adalah masalah ril atau
nyata yang muncul dari dunia kerja peneliti atau yang ada dalam kewenangan
atau tanggung jawab peneliti)
2. Problem solving oriented (Berorientasi pada pemecahan masalah)
3. Improvement oriented (berorientasi pada peningkatan mutu)
4. Ciclic (siklus). Siklus dalam PTK terdiri dari empat tahapan yakni perencanaan
tindakan, melakukan tindakan, pengamatan atau observasi dan analisis atau
refleksi.
5. Action Oriented. Dalam PTK selalu didasarkan pada tindakan (treatment)
tertentu untuk memperbaiki PBM di kelas.
6. Pengkajian terhadap dampak tindakan.
7. Specifics contextual. Aktivitas PTK dipacu oleh ermsalahan-permasalahan
praktis yang dihadpi oleh guru dalam PBM di kelas.
8. Participatory (Collaborative). PTK dilaksanakan secara kolaboratif dan
bermitra dengan pihak lain, seperti teman sejawat. Hal ini diperlukan untuk
mendukung objektivitas dari hasil PTK.
9. Peneliti sekaligus sebagai praktisi yang melakukan refleksi.
10. Dilaksanakan dalam rangkaian langkah dalam beberapa siklus yang terdiri
dari tahapan perencanaan (planning), tindakan (action), pengamatan
(observation), dan refleksi (refleksion) dan selanjutnya diulang kembali dalam
beberapa siklus.
Untuk itulah metode penelitian tindakan kelas ini dipilih karena dari
karakter judul pun menunjukan bahwa kasus yang diangkat bertujuan untuk
memperbaiki persoalan nyata dalam peningkatan mutu pembelajaran di kelas
yang dialami langsung dalam interaksi antara guru dengan siswa. Dengan
demikian adanya PTK diharapkan agar meningkatkan mutu hasil pendidikan
melalui perbaikan praktik pembelajaran di kelas, dengan mengembangkan
berbagai jenis keterampilan dan meningkatnya motivasi belajar siswa serta dan
dapat meningkatkan profesionalisme pendidik dan tenaga pendidikan.
35
Rika Raeti, 2015 PENINGKATAN ECOLITERACY SISWA MELALUI PEMANFAATAN LINGKUNGAN SEKITAR SEBAGAI SUMBER BELAJAR IPS Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Adapun manfaat PTK menurut Kunandar (2008, hlm. 68) dapat dilihat dari
dua aspek, yakni aspek akademis dan aspek praktis.
1. Manfaat aspek akademis adalah untuk membantu guru menghasilkan
pengetahuan yang sahih dan relevan bagi kelas mereka untuk memperbaiki
mutu pembelajaran dalam jangka pendek.
2. Manfaat praktis dari pelaksanaan PTK antara lain:
a. Merupakan pelaksanaan inovasi pembelajaran dari bawah. Peningkatan mutu
dan perbaikan proses pembelajaran yang dilakukan oleh guru secara rutin
merupakan wahana pelaksanakan inovasi pembelajaran.Oleh karena itu, guru
perlu selalu mecoba untuk mengubah, mengembangkan dan meningkatkan
pendekatan, metode, maupun gaya pembelajaran sehingga dapat melahirkan
suatu model pembelajaran yang sesuai dengan kondisi dan karakteristik kelas.
b. Pengembangan kurikulum di tingkat sekolah, artinya dengan guru melakukan
PTK, maka guru telah melakukan implementasi kurikulum dalam tataran
praktis, yakni bagaimana kurikulum itu dikembangkan dan disesuaikan dengan
situasi dan kondisi, sehingga kurikulum dapat berjalan secara efektif melalui
proses pembelajaran yang aktif, inovatif, kratif, efektif, dan menyenangkan.
D. Fokus Penelitian
Untuk mempermudah dan menghindari salah tafsir dalam penelitian ini,
maka di bawah ini terdapat beberapa definisi yang akan menjelaskan secara rinci
mengenai konsep-konsep yang digunakan dalam penelitian ini.
Holilah (2014, hlm 31) menyatakan bahwa ecoliteracy merupakan
kompetensi untuk memahami sistem alam (natural system) yang memungkinkan
kehidupan di muka bumi terus berlangsung (sustainable). Dalam hal ini
kehidupan manusia di muka bumi akan terus berlangsung jika manusia tersebut
bisa memahami sistem alam dengan bekerkasama menjaga kelestarian lingkungan
dan dengan cara melakukan kebiasaan-kebiasaan yang tidak merusak alam.
Pernyataan tersebut sejalan dengan pendapat Capra (dalam Keraf, 2013) bahwa:
Melek ekologi atau ecoliteracy adalah istilah yang digunakan untuk
menggambarkan manusia yang sudah mencapai tingkat kesadaran tinggi
tentang pentingnya lingkungan hidup. Ecoliteracy adalah singkatan dari
ecological literacy. Ecoliteracy berasal dari dua kata, yaitu eco dan literacy.
36
Rika Raeti, 2015 PENINGKATAN ECOLITERACY SISWA MELALUI PEMANFAATAN LINGKUNGAN SEKITAR SEBAGAI SUMBER BELAJAR IPS Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Eco berasal dari kata bahasa Yunani, oikos artinya rumah tangga, atau
dalam pemahaman luas berarti alam semesta, bumi tempat tinggal semua
kehidupan, habitat atau rumah tempat tinggal kehidupan. Eco kemudian
secara umum dipahami dan digunakan untuk kata lingkungan hidup.
Ecological merupakan kata sifat dalam bahasa Inggris untuk kata ecology.
Literacy dalam bahasa Inggris artinya melek huruf. Kata itu
menggambarkan keadaan orang yang tidak lagi buta huruf, orang yang
sudah tahu membaca dan menulis. Dalam pengertian luas, istilah tersebut
berarti keadaan dimana orang sudah paham atau tahu tentang sesuatu.
Berdasarkan beberapa penjelasan diatas, peneliti dapat memperoleh
gambaran bahwa ecoliteracy adalah suatu keadaan dimana manusia sudah
memahami arti pentingnya lingkungan hidup, pentingnya menjaga dan pentingnya
merawat ekosistem sebagai tempat tinggal dan tempat berlangsungnya kehidupan.
Adapun dalam penelitian ini peneliti memanfaatkan lingkungan sekitar
siswa sebagai sumber belajar IPS. Dalam praktiknya penerapan dapat berupa
penggunaan barang-barang yang tidak terpakai sebagai media pembelajaran,
menggunakan sumber belajar dari lingkungan sekitar, pembelajaran di luar kelas,
dan pemberian tugas untuk membuat sebuah karya dari barang-barang daur ulang.
Menurut Kurniawati (2010) dampak positif dari diterapkannya pendekatan
lingkungan yaitu siswa dapat terpacu sikap rasa keingintahuannya tentang sesuatu
yang ada di lingkungannya. Seandainya kita renungi empat pilar pendidikan yakni
learning to know (belajar untuk mengetahui), learning to be (belajar untuk
menjadi jati dirinya), learning to do (Belajar untuk mengerjakan sesuatu) dan
learning to life together (belajar untuk bekerja sama) dapat dilaksanakan melalui
pembelajaran dengan pendekatan lingkungan yang dikemas sedemikian rupa oleh
guru. Untuk itu, dengan pemanfaatan lingkungan sekitar siswa sebgai sumber
belajar IPS diharapkan. mampu menerima informasi dan pengetahuan secara
menyeluruh dan bermakna mengenai materi pembelajaran serta dapat
meningkatkan motivasi siswa karena pembelajaran dikemas secara menarik.
Selain itu tujuan utama dari pemanfaatan lingkungan sekitar sebagai sumber
belajar IPS ini adalah meningkatkan ecoliteracy dalam diri siswa
E. Instrumen Penelitian
Untuk pengumpulan data yang dibuhkan adalah instrumen penelitian.
Adapun instrumen yang digunakan adalah sebagai berikut:
37
Rika Raeti, 2015 PENINGKATAN ECOLITERACY SISWA MELALUI PEMANFAATAN LINGKUNGAN SEKITAR SEBAGAI SUMBER BELAJAR IPS Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
1. Pedoman Observasi
Pedoman observasi merupakan perangkat yang digunakan untuk
mengumpulkan data mengenai aktivitas siswa selama pelaksanaan tindakan dalam
pemanfaatan lingkunan sekitar siswa sebagai sumber belajar IPS. Lembar
observasi yang disusun memuat 5 indikator yang telah peneliti kembangkan yaitu
mengembangkan empati terhadap segala bentuk kehidupan (developing empathy
for all forms of life), mempraktikan keberlangsungan hidup sebagai tindakan
kelompok mayarakat (embracing sustainability as a community practice),
membuat sesuatu yang tidak terlihat menjadi terlihat (making the invisible
visibel), mengantisipasi dampak tidak terduga (anticipating unintended
consequences), dan memahami bagaimana kehidupan alam berlangsung
(understanding how nature sustains life). Adapun pada penelitian ini peneliti
memfokuskan pada peningkatan ecoliteracy khususnya dalam menjaga kebersihan
kelas. Pengisian setiap lembar observasi dilakukan dengan menggunakan tanda
check list () pada salah satu kolom yang telah disediakan. Kriterianya yaitu baik,
cukup, kurang. Selain itu, lembar observasi juga berfungsi untuk melihat
kesesuaian antara perencanaan dengan keterlaksanaan di dalam kelas dan untuk
melihat peningkatan ecoliteracy selama proses pembelajaran dengan
memanfaatkan lingkungan sekitar siswa sebagai sumber belaja IPS. Berikut di
bawah ini, instrumen observasi siswa:
Tabel 3.1
Pedoman Observasi Ecoliteracy Siswa
Kelas :
Hari/Tanggal :
Siklus ke- :
Indikator Aspek yang
Diamati
Skala Nilai
Baik (B) Cukup (C) Kurang (K)
Mengembangkan
empati terhadap
segala bentuk
kehidupan
(Developing
Tidak
membuang
sampah
sembarangan
Jika
memenuhi
seluruh
aspek yang
diamati
Jika
memenuhi
sekurang-
kurangnya
dua aspek
Jika hanya
memenuhi
satu aspek
yang diamati
38
Rika Raeti, 2015 PENINGKATAN ECOLITERACY SISWA MELALUI PEMANFAATAN LINGKUNGAN SEKITAR SEBAGAI SUMBER BELAJAR IPS Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
empathy for all
forms of life) Melaksanakan
piket harian
tanpa paksaan
yang diamati
Membersihkan
sepatu ketika
masuk ke
kelas
Mempraktikan
Keberlangsungan
Hidup Sebagai
Tindakan
Kelompok
Mayarakat
(Embracing
sustainability as
a community
practice)
Menegur
teman yang
membuang
sampah
sembarangan
dengan sopan
Jika
memenuhi
seluruh
aspek yang
diamati
Jika
memenuhi
sekurang-
kurangnya
dua aspek
yang diamati
Jika hanya
memenuhi
satu aspek
yang diamati
Mengingatkan
teman untuk
membuang
sampah pada
tempatnya
Mengajak
teman
membawa
tempat makan
atau minum
agar
mengrangi
sampah
Membuat
Sesuatu yang
Tidak Terlihat
Menjadi Terlihat
(Making the
invisible visibel)
Mengetahui
bahaya
penggunaan
plastik dan
sterofoam Jika
memenuhi
seluruh
aspek yang
diamati
Jika
memenuhi
sekurang-
kurangnya
dua aspek
yang diamati
Jika hanya
memenuhi
satu aspek
yang diamati Membuang
sampah
organik dan
anorganik
sesuai
tempatnya
39
Rika Raeti, 2015 PENINGKATAN ECOLITERACY SISWA MELALUI PEMANFAATAN LINGKUNGAN SEKITAR SEBAGAI SUMBER BELAJAR IPS Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Mengetahui
pemanfaatan
sampah
organik dan
anorganik
Mengantisipasi
Dampak Tidak
Terduga
(Anticipating
unintended
consequences)
Membawa
tempat
makan/minum
yang bisa
digunakan
berulang-
ulang Jika
memenuhi
seluruh
aspek yang
diamati
Jika
memenuhi
sekurang-
kurangnya
dua aspek
yang diamati
Jika hanya
memenuhi
satu aspek
yang diamati
Mendaur
ulang sampah
Bangga
menggunakan
barang-barang
yang berbahan
dasar daur
ulang sampah
Memahami
Bagaimana
Kehidupan Alam
Berlangsung
(Understanding
how nature
sustains life)
Peka terhadap
permasalahan
alam
disekitarnya
Jika
memenuhi
seluruh
aspek yang
diamati
Jika
memenuhi
sekurang-
kurangnya
dua aspek
yang diamati
Jika hanya
memenuhi
satu aspek
yang diamati
Mengetahui
dampak
negatif jika
tidak
memelihara
lingkungan
Mampu
memberikan
solusi untuk
permasalahan
lingkungan
40
Rika Raeti, 2015 PENINGKATAN ECOLITERACY SISWA MELALUI PEMANFAATAN LINGKUNGAN SEKITAR SEBAGAI SUMBER BELAJAR IPS Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
keterangan:
B = Baik = 3
C = Cukup = 2
K = Kurang = 1
Total Skor = 12
15-11 = Sudah terbiasa
10-6 = Kadang-kadang
5-1 = Belum terbiasa
2. Pedoman Wawancara
Lembar wawancara digunakan untuk mengetahui pendapat siswa mengenai
pembelajaran IPS dengan menafaatkan lingkungan sekitar untuk meningkatkan
ecoliteracy. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan pedoman wawancara
untuk mengetahui pendapat siswa dan guru mengenai pembelajaran IPS dengan
menggunakan metode inkuiri berbasis pengalaman sosial siswa. Wawancara yang
digunakan adalah wawancara terstruktur dengan menggunakan beberapa
pertanyaan yang dibuat oleh peneliti.
Tabel 3.2
Pedoman Wawancara Untuk Siswa
(Pra Penelitian)
Responden :
Tempat :
Hari/Tanggal :
No. Daftar Pertanyaan Jawaban
1. Apakah masih banyak
siswa yang membuang
sampah sembarangan?
2. Bagaimana sikap kamu
ketika melihat teman
41
Rika Raeti, 2015 PENINGKATAN ECOLITERACY SISWA MELALUI PEMANFAATAN LINGKUNGAN SEKITAR SEBAGAI SUMBER BELAJAR IPS Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
membuang sampah
sembarangan?
3 Apakah jajanan yang
kamu beli
menggunakan plastik
atau sterofom?
4 Menurut kamu dengan
membawa tempat
makan atau minum
yang bisa digunakan
berulang-ulang dapat
mengurangi sampah?
5. Jika sampah berserakan
di kelas apakah guru
menegur untuk
membersihkannya?
Tabel 3.3
Pedoman Wawancara Untuk Siswa
(Pasca Penelitian)
Responden :
Tempat :
Hari/Tanggal :
No. Daftar Pertanyaan Jawaban
1. Bagaimana pendapatmu mengenai
pembelajaran IPS dengan
memanfaatkan lingkungan sebagai
sumber belajar?
2 Apakah menurut kamu pemanfaatan
lingkungan sekitar sebagai sumber
belajar IPS dapat mengembangkan
42
Rika Raeti, 2015 PENINGKATAN ECOLITERACY SISWA MELALUI PEMANFAATAN LINGKUNGAN SEKITAR SEBAGAI SUMBER BELAJAR IPS Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
sikap ecoliteracy?
3 Pada saat pembelajaran dengan
pemanfaatan lingkungan sekitar
sebagai sumber belajar IPS manakah
yang membuat sikap ecoliteracy
kamu bertambah?
4 Apa perbedaan memanfaatkan
lingkungan sekitar sebagai sumber
belajar IPS dengan pembelajaran
yang biasa dilakukan?
5 Kesulitan apa yang kamu peroleh
ketika pembelajaran dengan
memanfaatkan lingkungan sekitar
sebagai sumber belajar IPS
dilaksanakan?
Tabel 3.4
Pedoman Wawancara Untuk Guru
(Pra Penelitian)
Responden :
Tempat :
Hari/Tanggal :
No. Daftar Pertanyaan Jawaban
1. Apakah Bapak mempersiapkan
perencaan pembelajaran (RPP)
terlebih dahulu sebelum
pelaksanaan pembelajaran ?
2. Apakah Bapak mempersiapkan
metode dan media
pembelajaran terlebih dahulu
43
Rika Raeti, 2015 PENINGKATAN ECOLITERACY SISWA MELALUI PEMANFAATAN LINGKUNGAN SEKITAR SEBAGAI SUMBER BELAJAR IPS Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
sebelum pelaksanaan
pembelajaran ?
3. Bagaimana sikap Bapak dalam
menanggapi siswa yang
membuang sampah
sembarangan?
4. Bagaimana pendapat Bapak
menanggapi semakin banyak
penggunaan plastik dan
sterofom pada jajanan di
sekolah?
5. Bagaimana pendapat Bapak
apabila kegiatan belajar
menggunakan pemanfaatan
lingkungan sekitar sebagai
sumber belajar IPS?
Tabel 3.5
Pedoman Wawancara Untuk Guru
(Pasca Penelitian)
Responden :
Tempat :
Hari/Tanggal :
No. Pertanyaan Jawaban
1. Melihat rendahnya ecoliteracy yang
dimiliki oleh siswa menurut Bapak
apakah pemanfaatan lingkungan
sekitar siswa sebagai sumber belajar
IPS tepat untuk digunakan ?
2. Apakah RPP yang menjadi acuan
44
Rika Raeti, 2015 PENINGKATAN ECOLITERACY SISWA MELALUI PEMANFAATAN LINGKUNGAN SEKITAR SEBAGAI SUMBER BELAJAR IPS Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
dalam kegiatan mengajar sesuai
dengan tahapan pemanfaatan
lingkungan sekitar siswa sebagai
sumber belajar IPS ?
3. Apakah selama kegiatan
pembelajaran berlangsung siswa
menunjukkan adanya peningkatan
indikator-indikator ecoliteracy?
4. Menurut pendapat Bapak, apa yang
menjadi kekurangan penelitian dalam
pemanfatan lingkungan sekitar siswa
sebagai sumber belajar IPS dalam
rangka meningkatkan ecoliteracy?
5. Bagaiamana komentar Bapak
mengenai penelitian ecoliteracy
dengan pemanfaatan lingkungan
sekitar siswa sebagai sumber belajar
IPS?
3. Studi Dokumentasi
Pengumpulan sejumlah dokumen yang berkaitan dengan pembelajaran IPS.
Studi dokumen yang diambil oleh peneliti adalah berupa kurikulum dan pedoman
pelaksanaannya, silabus, RPP, tugas siswa, buku teks yang digunakan oleh siswa
saat pembelajaran serta foto atau rekaman dalam proses belajar pembelajaran.
Dokumentasi ini bertujuan untuk mengetahui sejauh mana keberhasilan proses
pembelajaran dengan pemanfaatan lingkungan sekitar siswa sebagai sumber
belajar IPS berlangsung dan bagaimana cara penerapannya. Alat yang menunjang
untuk studi dokumentasi yaitu kamera.
4. Catatan Lapangan
Hasil temuan di lapangan yang berkaitan dengan kondisi pembelajaran,
pengelolaan kelas, kegiatan guru dan kegiatan peserta didik semuanya dicatat
45
Rika Raeti, 2015 PENINGKATAN ECOLITERACY SISWA MELALUI PEMANFAATAN LINGKUNGAN SEKITAR SEBAGAI SUMBER BELAJAR IPS Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
dalam catatan lapangan yang kemudian digunakan sebagai bahan refleksi dan
analisis.
Tabel 3.6
Pedoman Catatan Lapangan
Hari/Tgl/Bulan :
Kelas/Sekolah :
Mata Pelajaran :
Waktu :
Waktu Deskripsi Komentar
46
Rika Raeti, 2015 PENINGKATAN ECOLITERACY SISWA MELALUI PEMANFAATAN LINGKUNGAN SEKITAR SEBAGAI SUMBER BELAJAR IPS Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
F. Teknik Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan beberapa teknik pengumpulan
data diantaranya:
1. Observasi
Observasi atau pengamatan adalah kegiatan pemusatan perhatian terhadap
objek dengan menggunakan seluruh alat indra (Arikuntoro, 1996, hlm. 145).
Observasi yang peneliti lakukan ialah mengamati di sekitar lingkungan kelas baik
subjek yang akan diteliti maupun keadaan kebersihan di setiap meja siswa .
Observasi dilakukan dari mulai peneliti masuk ruangan kelas hingga proses
belajar mengajar selesai.
2. Wawancara
Wawancara merupakan pertanyaan-pertanyaan yang diajukan secara verbal
kepada orang-orang yang dianggap dapat memberikan informasi atau penjelasan
hal-hal yang dianggap dapat memberikan informasi atau penjelasan hal-hal yang
dipandang perlu dan memiliki relevasi dengan permasalahan penelitian tindakan
kelas (Kunandar, 2008, hlm. 157). Wawancara dilakukan kepada beberapa subjek
penelitian dan guru untuk mengetahui adanya peningkatan ecoliteracy melalui
pemanfaatan lingkungan sebagai sumber belajar IPS.
3. Dokumentasi
Dokumentasi merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu (Sugiyono,
2011, hlm. 326). Misalnya dokumen yang berkaitan dengan siswa, guru maupun
sekolah seperti daftar hadir siswa, daftar nilai siswa dan sebagainya. Dokumentasi
bertujuan untuk mengungkap fakta atau kenyataan pada saat pelaksanaan
tindakan.
4. Catatan Lapangan
Catatan lapangan digunakan untuk menunjang pengambilan data-data lain
yang berkembang selama pelaksanaan PTK serta mencatat kemajuan, persoalan
yang dihadapi dan solusinya. Dalam catatan lapangan juga dapat mencatat hasil-
hasil refleksi dan hasil diskusi.
47
Rika Raeti, 2015 PENINGKATAN ECOLITERACY SISWA MELALUI PEMANFAATAN LINGKUNGAN SEKITAR SEBAGAI SUMBER BELAJAR IPS Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
G. Teknik Analisis data
Miles dan Huberman (dalam Sugiyono, 2011, hlm. 246), mengemukakan
bahwa aktivitas dalam analisis data kualitatif dilakukan secara interaktif dan
berlangsung secara tuntas, sehingga datanya sudah jenuh. Langkah-langkah
analisis data diantaranya:
1. Reduksi Data
Reduksi data merupakan proses berpikir sensitif yang memerlukan kecerdasan
dan keluasan dan kedalaman wawasan yang tinggi (Sugiyono, 2011, hlm. 249).
Pada tahap ini peneliti menyeleksi beberapa data yang didapatkan dari
lapangan kemudian ditulis dalam bentuk deskripsi yang lebih rinci.Data yang
sudah direduksi memberikan gambaran yang akurat mengenai hasil
pengamatan di lapangan.
2. Penyajian Data
Untuk dapat melihat gambaran secara keseluruhan dengan mudah maka harus
dibuat dalam berbagai bentuk data menjadi sebuah tabel, bagan, diagram, dan
charts. Hal ini diperlukan agar mempermudan dan cepat memahami. Dengan
menyajikan data maka akan memudahkan untuk memahamiapa yang terjadi,
merencanakan kerja selanjutnya, berdasarkan apa yang telah dipahami tersebut
(Sugiyono, 2011, hlm. 249).
3. Verifikasi Data
kesimpulan-kesimpulan diverifikasi selama penelitian berlangsung. Verifikasi
merupakan tinjauan ulang pada catatan-catatan lapangan dengan peninjauan
kembali sebagai upaya untuk menguji kebenaran, dan kecocokannya. Menurut
Hopkins (dalam Wiraatmadja, 2010, hlm. 168) untuk menguji derajat
keterpercayaan atau derajat kebenaran penelitian, ada beberapa bentuk validasi
yang dapat dilakukan dalam penelitian tindakan kelas, yaitu :
a. Member Chek dilakukan untuk meninjau kembali keterangan-keterangan
atau informasi data yang diperoleh selama observasi atau wawancara dari
narasumber tentang kebenaran data penelitian. Dalam kegiatan ini peneli
menginformasikan penemuan yang diperoleh baik kepada guru, maupun
peserta didik pada setiap akhir kegiatan pembelajaran.
48
Rika Raeti, 2015 PENINGKATAN ECOLITERACY SISWA MELALUI PEMANFAATAN LINGKUNGAN SEKITAR SEBAGAI SUMBER BELAJAR IPS Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
b. Triangulasi yaitu kegiatan untuk memeriksa kebenaran hipotesis, konstruk
atau analisis yang diperoleh peneliti dengan menggunakan sumber lain
yakni dengan membandingkan kebenaran data dengan sumber lain atau hasil
peneliti lain.
c. Audit Trail dilakukan dengan cara mendiskusikan kebenaran data beserta
prosedur pengumpulannya dengan guru untuk memperoleh data dengan
validasi yang tinggi
d. Expert Opinion dilakukan dengan cara pengecekan data terakhir terhadap
kesahihan temuan peneliti kepada pakar profesional. Dalam kegiatan ini
peneliti mengkonsultasikan temuan-temuannya kepada pembimbing
sehingga validasi data temuan yang dapat dipertanggungjawabkan
kebenarannya.