observasi tahu

13
OBSERVASI K3 DI HOME INDUSTRI (PABRIK TAHU) Makalah ini disusun untuk memenuhi mata kuliah Ilmu Keperawatan Dasar III yang dibimbing oleh Anita Korbavo, S.Kep.Ns OLEH : FAJRIANSYAH (1311B0048) MUHLISIN NALAHUDDIN (1311B0031) DIKA RIESTIANI (1311B0014) RATIH SETYANINGRUM (1311B0034) MUSTAMIM (1311B0032) FUNIA BETTY (1311B0017) PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN STIKES SURYA MITRA HUSADA KEDIRI 2014

Upload: fajriansyah

Post on 29-Dec-2015

355 views

Category:

Documents


27 download

DESCRIPTION

observasi K3 di home industri

TRANSCRIPT

Page 1: Observasi Tahu

OBSERVASI K3 DI HOME INDUSTRI (PABRIK TAHU)

Makalah ini disusun untuk memenuhimata kuliah Ilmu Keperawatan Dasar III

yang dibimbing oleh Anita Korbavo, S.Kep.Ns

OLEH :

FAJRIANSYAH (1311B0048) MUHLISIN NALAHUDDIN (1311B0031) DIKA RIESTIANI (1311B0014) RATIH SETYANINGRUM (1311B0034) MUSTAMIM (1311B0032) FUNIA BETTY (1311B0017)

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

STIKES SURYA MITRA HUSADA KEDIRI

2014

Page 2: Observasi Tahu

I. PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang Permasalahan

Batasan mengenai sektor informal sebagai sebuah fenomena yang sering muncul

diperkotaan masih dirasakan kurang jelas, karena kegiatan-kegiatan perekonomian yang tidak

memenuhi kriteria sektor formal—terorganisir, terdaftar, dan dilindungi oleh hukum—

dimasukkan kedalam sektor informal, yaitu suatu istilah yang mencakup pengertian berbagai

kegiatan yang seringkali tercakup dalam istilah umum “usaha sendiri”. Dengan kata lain,

sektor informal merupakan jenis kesempatan kerja yang kurang terorganisir dan sering

dilupakan dalam sensus resmi, serta merupakan kesempatan kerja yang persyaratan kerjanya

jarang dijangkau oleh aturan-aturan hukum.

Agar tetap dapat bertahan hidup ( survive ), para migran yang tinggal dikota melakukan

aktifitas-aktifitas informal (baik yang sah dan tidak sah) sebagai sumber mata pencaharian

mereka. Hal tersebut dilakukan dengan pertimbangan daripada menjadi pengangguran yang

tidak memiliki penghasilan atau memiliki penghasilan tetapi rendah dan tidak tetap.

Belum ada pembagian yang jelas antara jenis dan tempat kerja dari kegiatan pekerjaan

formal dan informal. Sementara ini sekotr informal dan formal dibedakan karena

ketidakberadaannya hubllngan kerja atau kontrak kerja yang jelas. Pada umumnya sifat

pekerjaan informal hanya berdasarkan perintah dan perolehan upah. Hubungan yang ada

hanya sebatas majikan dan buruh (tenaga kerja), dengan minimnya perlindungan K3.

Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) merupakan salah satu perlindungan tenaga kerja di

segala jenis kegiatan usaha, baik formal maupun informal. Kegiatan dan penerapan K3

terhadap tenaga kerja di sector formal, pada umumnya sudah diterapkan dengan baik.

Sedangkan penerapan di sector informal belum diketahui dengan baik. Kegiatan pekerjaan

dan tempat kerja sektor informal sangat banyak dan belum diklasifikasikan atas jenis usaha ,

jenis pekerjaan, dan tempat kerja Bila ditinjau dari ketiganya, nampaknya tidak jauh berbeda.

Namun bila dilihat kondisi tempat kerja dan K3 nya sangat berbeda (sangat berbeda). Secara

langsung maupun tidak langsung aktivitas kerja secara manual apabila tidak dilakukan secara

ergonomis akan menimbulkan kecelakaan kerja.

I.2 Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah yang akan dibahas pada makalah ini sebagai berikut.

Bagaimana pengetahuan pelaku home industri mengenai K3 ? Bagaimana potensi bahaya di lingkungan kerja ? Bagaimana penerapan K3 di lingkungan kerja ?

Page 3: Observasi Tahu

I.3 Tujuan

Tujuan dari observasi home industri kali ini sebagai berikut.

Mengetahui pengetahuan pelaku home industri mengenai K3 . Mengetahui potensi bahaya di lingkungan kerja. Mengetahui penerapan K3 di lingkungan kerja.

Page 4: Observasi Tahu

II. TINJAUAN PUSTAKA

II.1 Tentang Lokasi Observasi

Usaha produksi tahu milik keluarga Pak Mudofik terletak di daerah sekitar pasar Jabang,kecamatan Mojoroto,Kediri. Usaha produksi tahu ini sudah berdiri sekitar 10 tahun yang lalu atau tepatnya berdiri tahun 2004.

Pabrik tahu ini mulanya hanya usaha coba coba yang dilakukan oleh Pak Mudofik.Tetapi setelah melihat hasilnya dan ternyata diterima oleh khalayak,Pak Mudofik mulai serius menggarap usahanya dengan modal yang sedikit lebih besar dan ia pun mulai merekrut karyawan untuk membantu memproduksi tahu tersebut.

Dalam usaha produksi tersebut,Pak Mudofik sudah mulai memasuki tahap semi industri yaitu menggunakan cara tradisional dan dikombinasikan dengan cara produksi modern ( menggunakan beberapa mesin dalam proses pembuatannya).

Dalam mengelola usahanya,Pak Mudofik memperkerjakan 5 orang karyawan. Mereka adalah Hariadi,Kohar,Slamet,Makrus dan Juki.

Para pekerja Pak Mudofik tidak bekerja secara bersamaan,mereka bekerja secara bergantian setiap harinya. Misal hari ini yang bekerja adalah Hariadi,Kohar dan Slamet,maka yang bertugas untuk esok harinya adalah Makrus,Juki dan Hariadi/Kohar/Slamet. Hal ini dilakukan setiap hari yang bertujuan agar karyawan mendapat waktu libur untuk memulihkan tenaganya.

Biasanya karyawan bekerja pada pukul 6 pagi sampai proses pembuatan tahu selesai. Tahu yang sudah jadi akan dipasarkan ke pasar Jabang atau disalurkan melalui para distributor.

II.2 Proses Pembuatan Tahu

Bahan dan alat untuk pembuatan tahu sebagai berikut.

Kacang Kedelai Air Penggiling Kedelai Wadah Kedelai untuk merendam dan setelah di giling Ebleg Bak + kawah untuk merebus Penyaring Kain belacu Alat untuk mengepres Cetakan Tahu Ukuran untuk memotong tahu yang sudah di cetak

Page 5: Observasi Tahu

Pisau Tong untuk menyimpan tahu yang sudah jadi

Adapun cara pembuatan kedelai sampai menjadi tahu adalah sebagai berikut.

Kedelai di tampi yang bertujuan untuk menyeleksi kedelai tersebut. Kedelai direndam selama ± 4 jam. Setelah direndam 4 jam ,kedelai dicuci lagi untuk kedua kalinya (tujuannya agar

kedelai lebih bersih,selama ± 30 menit). Kedelai dibagi-bagi dan ditempatkan di ebleg yang terbuat dari plastik atau

bambu. Kedelai digiling hingga halus dengan mesin penggiling,lalu hasil kedelai yang

sudah halus ditampung dalam wadah penampung. Kemudian kedelai yang sudah halus dipindahkan ke tong atau bak yang

dibawahnya diberi kawah untuk dilakukan penyaringan dengan kain belacu atau kain mori yang kasar yang sudah ditempatkan di sangkar bambu.Supaya seluruh sari yang ada di bubur kedelai tersaring seluruhnya,kain itu di gantung dan di goyang-goyangkan. Ampas tahu diperas lagi dengan cara menyiram air dingin ,hingga tak mengandung sari lagi. Proses penyaringan dilakukan berulang-ulang,sampai bubur kedelai habis.

Air saringan yang tertampung di dalam wadah berwarna kuning atau putih dicampur cuka agar menggumpal.

Selanjutnya air asam dipisahkan dari gumpalan putih lalu disimpan karena masih bisa digunakan lagi untuk mengumpalkan air saringan tahu pada pembuatan berikutnya.

Gumpalan tahu yang sudah mulai mengendap dituang ke dalam cetakan berupa kotak yang berukuran 80 x 100 m² yang sudah dialasi dengan kain belacu.Adonan tahu yang sudah dituang ke cetakan di kempa/dipres selama ± 1 jam sehingga air yang tersisa dapat terpres.

Tahu dipotong-potong menggunakan ukuran yang sudah di buat sebelumnnya. Tahu yang sudah jadi ditempatkan ke dalam tong atau wadah dan direndam

dengan air bersih. Tahu siap dipasarkan.

Dalam 1 hari biasanya Pak Mudofik menghabiskan 2 kuintal kedelai. Dari 2 kuintal kedelai tersebut dapat menghasilkan ± 5000 buah tahu. Penggunaan kedelai juga berpengaruh terhadap kualitas tahu yang dihasilkan,kedelai lokal lebih baik daripada kedelai import.

Page 6: Observasi Tahu

III. PEMBAHASAN

3.1. Pengetahuan Tentang K3

Dari hasil wawancara dan observasi yang dilakukan mengenai pengetahuan K3 dapat disimpulkan bahwa pelaku home industri produksi tahu Pak Mudofik tidak mengindahkan mengenai K3. Sebenarnya pelaku kegiatan mengetahui akan bahaya yang ditimbulkan,tapi karena selama 10 tahun usaha itu dijalankan belum ada kejadian serius yang terjadi,maka mengenai Kesehatan Keselamatan Kerja (K3) tidakdi aplikasikan dalam kegiatan produksi tahu tersebut.

3.2 Potensi Bahaya Yang Ditimbulkan

Semua kegiatan yang dilakukan mempunyai potensi bahaya. Beberapa potensi bahaya yang ditimbulkan dari kegiatan produksi tahu milik Pak Mudofik dapat dijabarkan sebagai berikut.

Kulit melepuhPotensi kulit melepuh ini ditimbulkan akibat suhu panas dari kawah dan air mendidih saat proses penyaringan ampas tahu.

Kulit mengelupasPotensi ini diakibatkan karena selalu kontak dengan air.

Gatal-gatal Potensi ini diakibatkan kontak dengan percikan air saringan tahu.

KepanasanHal ini akibat suhu tempat kerja yang cukup panas.

3.3 Penerapan K3 di Lingkungan Kerja

Penerapan Kesehatan keselamatan Kerja (K3) di usaha produksi tahu Pak Mudofik hanya menggunakan APD seadanya saja. Mengapa dikatakan seadanya ?

Karena menurut pengamatan yang kami lakukan,para pekerja hanya menggunakan sepatu boat untuk melindungi kaki mereka kontak langsung dengan air dan menggunakan plastik pelindung yang dipasang di pinggang bagian depan untuk melindungi pekerja dari rasa gatal akibat kontak langsung dengan air saringan.

Adapun beberapa aspek K3 yang belum dipenuhi sebagai berikut.

PPPKHal ini sebenarnya sangat penting apabila terjadi kecelakaan kerja yang ditimbulkan.

Pelindung Tangan

Page 7: Observasi Tahu

Pelindung tangan dapat difungsikan sebagai pelindung saat kontak dengan tahu yang masih panas (setelah di potong kecil) dan saat menyaring ampas tahu di air saringan (karena air saringan adalah air mendidih).

Pendingin RuanganDifungsikan agar para pekerja tidak mengalami kepanasan akibat suhu ruangan kerja yang terdapat kawah api.

Page 8: Observasi Tahu

IV.PENUTUP

4.1.Kesimpulan

Dari hasil observasi yang kami lakukan dapat ditarik kesimpulan bahwa pengetahuan mengenai K3 di pengolahan tahu milik Pak Mudofik sangattlah minim.

Penggunaan alat pelindung diri (APD) hanya seadanya saja.Masih banyak potensi bahaya yang ditimbulkan pada saat pengolahan atau produksi tahu. Tidak tersedianya P3K di lokasi kerja tersebut juga menjadi hal yang sangat disayangkan,karena apabila terjadi kecelakaan kerja maka kita dapat memberi pertolongan pertama.

4.2 Saran

Mengutamakan K3 dalam home industri juga sangat diperlukan.Walaupun cendrung sistem produksi masih dengan cara tradisional,tetapi potensi bahaya kerja selalu mengintai para pekerja. Diharapkan bagi pelaku home industri untuk menggunakan alat pelindung diri yang memadai ketika bekerja.

Misanya menggunakan Pelindung tangan pada saat proses menyusun tahu yang sudah jadi ke dalam tong. Hal ini dilakukan agar melindungi tangan dari panasnya tahu yang baru jadi,karena panas tahu tersebut dapat membuat kulit tangan melepuh.

Page 9: Observasi Tahu

LAMPIRAN FOTO :

Suasana saat memasuki lokasi

Page 10: Observasi Tahu

Saat produksi

Page 11: Observasi Tahu
Page 12: Observasi Tahu

Foto Bersama dengan Karyawan