bab iii metode penelitian -...

16
25 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Tempat Penelitian Penelitian ini bersifat kuantitatif di mana untuk memperoleh gambaran dalam proses mengurangi perasaan cemas dalam menghadapi ulangan semester pada kelas XII. Metode eksperimen merupakan bagian dari metode kuantitatif, metode penelitian ini digunakan yaitu pra eksperimen dengan one group pre test-post test design. Dalam desain ini, adanya variabel dan tidak dipilih secara random serta desain penelitian inimerupakan eksperimen sungguh-sungguh. “Jadi, hasil eksperimen yang merupakan variabel dependen itu bukan semata-mata dipengaruhi oleh variabel independen” (Sugiyono, 2013). Desain penelitian pra eksperimen yang dilaksanakan pada satu kelompok saja tanpa kelompok pembanding digunakan untuk mengetahui ketepatan teknik desensitisasi sistematik dalam mengurangi kecemasan siswa dalam menghadapi ulangan semester. Alur dari penelitian ini adalah kelompok yang digunakan untuk penelitian (kelompok eksperimen) diberi pre-test (O1) dilanjutkan dengan memberikan treatment (perlakuan) dan kemudian diberi post-test (O2). Berikut skema model penelitian pra eksperimen dengan desain one group pre- test dan post-test, sebagai berikut:

Upload: vuongnhu

Post on 08-Apr-2019

221 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB III METODE PENELITIAN - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/15553/3/T2_942013054_BAB... · dengan cara menutup matanya. Selanjutnya . 29 29 ... perubahan

25

25

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis dan Tempat Penelitian

Penelitian ini bersifat kuantitatif di mana untuk

memperoleh gambaran dalam proses mengurangi

perasaan cemas dalam menghadapi ulangan semester

pada kelas XII. Metode eksperimen merupakan bagian

dari metode kuantitatif, metode penelitian ini

digunakan yaitu pra eksperimen dengan one group pre

test-post test design. Dalam desain ini, adanya variabel

dan tidak dipilih secara random serta desain penelitian

inimerupakan eksperimen sungguh-sungguh. “Jadi,

hasil eksperimen yang merupakan variabel dependen

itu bukan semata-mata dipengaruhi oleh variabel

independen” (Sugiyono, 2013). Desain penelitian pra

eksperimen yang dilaksanakan pada satu kelompok

saja tanpa kelompok pembanding digunakan untuk

mengetahui ketepatan teknik desensitisasi sistematik

dalam mengurangi kecemasan siswa dalam

menghadapi ulangan semester. Alur dari penelitian ini

adalah kelompok yang digunakan untuk penelitian

(kelompok eksperimen) diberi pre-test (O1) dilanjutkan

dengan memberikan treatment (perlakuan) dan

kemudian diberi post-test (O2). Berikut skema model

penelitian pra eksperimen dengan desain one group pre-

test dan post-test, sebagai berikut:

Page 2: BAB III METODE PENELITIAN - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/15553/3/T2_942013054_BAB... · dengan cara menutup matanya. Selanjutnya . 29 29 ... perubahan

26

Tabel 3.1

Desain Penelitian

One Group Pre-test dan Post-test

Pre-Test Treatment Post-test

O1 X O2

Penelitian dilaksanakan di SMA Negeri 1

Kaliwungu Kecamatan Kaliwungu Selatan Kabupaten

Kendal. Pelaksanaan pengambilan data di lapangan

pada bulan Desember 2014 sampai Maret 2015.

3.2 Subyek Penelitian

“Subyek adalah bagian dari jumlah dan

karakteristik yang dimiliki oleh populasi” (Sugiyono,

2013). Subyek penelitian di ambil 9 siswa kelas XII

SMA Negeri 1 Kaliwungu Tahun Pelajaran 2014/2015

setelah diketahui mempunyai tingkat kecemasan tinggi

dan sangat tinggi. “Teknik pengambilan sampel yang

digunakan dalam penelitian ini adalah Probability

Sampling (simple random sampling), yaitu teknik

pengambilan sampel yang memberikan peluang yang

sama bagi setiap unsur (anggota) populasi untuk dipilih

menjadi anggota subyek” (Sugiyono, 2013). Adapun

subyek yang diambil pada penelitian ini adalah siswa

yang mempunyai kecemasan tinggi dan sangat tinggi

sebanyak 9 siswa setelah mengisi intrumen kecemasan

Burns Burns Anxiety Instrument (BAI).

Page 3: BAB III METODE PENELITIAN - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/15553/3/T2_942013054_BAB... · dengan cara menutup matanya. Selanjutnya . 29 29 ... perubahan

27

27

3.3 Tahap Penelitian

3.3.1 Pre-test

Pada tahap ini, peneliti mengidentifikasi

siswa yang mengalamikecemasan dengan cara

menyebarkan Instrumen Kecemasan Burns.

Tabel 3.2

Subyek Pretes

N

O KATEGORI RANGE FREK.

PROS

EN %

1 Sangat Tinggi 79.3 - 99.0 0

2 Tinggi 59.5 - 79.2 9 100%

3 Sedang 39.7 - 59.4 0

4 Rendah 19.9 - 39.6 0

5 Sangat Rendah 0 - 19.8 0

Kemudian subyek yang mempunyai

kecemasan kategori tinggi ada 9 siswa (100%)

yang akan diteliti dalam penelitian ini. (tabel 5.2

halaman 64)

3.3.2 Treatment/Perlakuan

Pada tahap ini merupakan upaya bantuan

yang dilakukan peneliti kepada siswa yang

mengalami kecemasan pada kategori tinggi yaitu

sebanyak 9 siswa agar mampu mengurangi gejala

kecemasan yang dialami oleh siswa dalam

menghadapi ulangan semester dengan teknik

desensitisasi sistematik. Tahapan-tahapan

treatment dapat dibagi beberapa sesi, yaitu:

Page 4: BAB III METODE PENELITIAN - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/15553/3/T2_942013054_BAB... · dengan cara menutup matanya. Selanjutnya . 29 29 ... perubahan

28

a) Sesi I (tahapan latihan)

Di sesi ini adalah tahap sebelum pelatihan

yaitu hari 1 dan 2. Dalam hari pertama yaitu

bersantai sambil relaksasi (bisa berbaring di

tikar) yang terpenting dilatih untuk memikirkan

hal-hal yang rileks hingga otot-otot yang tegang

dapat mereda. Dan hari kedua melakukan yang

sama (data treatment terlampir halaman ix).

b) Sesi II (tahapan rileksasi)

Dalam sesi II ini dilakukan pada hari ke-3

sampai ke-4, untuk melakukan treatment pada

klien masih sama untuk melanjutkan tahap

pertama, tanpa tegang. Jika klien merasa belum

bisa santai, maka konselor mengulang seperti

tahapan pertama. Bila klien sudah merasa

nyaman dan rileks, maka konselor memberikan

tahapan lanjutan secara individu dan jika perlu

tahapan pertama dipakai kembali berulang-ulang

agar otot-otot tidak tegang serta sedikit

memberikan variasi kecil (data treatment

terlampir halaman ix).

c) Sesi III (tahap desensitisasi)

Di sesi ini dilakukan hari ke-5 sampai hari

ke-7 konselor memberikan arahan pada klien

untuk masuk tahap sesi pertama dan kedua

sepuluh menit, selanjutnya bila klien sudah

merasa benar-benar santai dan rileks, maka

konselor meminta klien untuk membayangkan

situasi yang menurut klien sangat menakutkan

dengan cara menutup matanya. Selanjutnya

Page 5: BAB III METODE PENELITIAN - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/15553/3/T2_942013054_BAB... · dengan cara menutup matanya. Selanjutnya . 29 29 ... perubahan

29

29

konselor memberikan diskripsi dari klien yang

menakutkan dan perlahan dengan tempo yang

teratur menggiring klien menuju bayangan yang

rileks dari sedikit demi sedikit. Konselor

memberikan kata-kata yang berbeda pada klien

agar kata-kata yang diucapkan konselor tidak

jenuh atau merasa bosan didengarkan klien. Dan

jika ada klien bila diberikan tahapan desensitisasi

masih merasa tegang, maka konselor mengulang

kembali seperti tahapan sesi pertama dan kedua

hingga klien benar-benar merasa rileks, santai

dan nyaman (data treatment terlampir halaman

ix).

d) Sesi IV (tahapan desensitisasi lanjutan)

Dalam sesi ini konselor melakukan

desensitisasi lanjutan selama hari ke-8 dan hari

ke-9. Konselor memberikan arahan pada klien

untuk memejamkan mata dan membayangkan

seperti tahapan sesi tiga dan berulang-ulang

sampai klien merasa rileksasi. Ini dilakukan

kurang lebih 30 menit dan bila klien benar-benar

merasa rileks, maka klien dapat menunjukkan

jarinya sehingga tahapan ini sudah dilalui dan

klien dapat duduk dengan nyaman, rileks dan

santai (data treatment terlampir halaman ix).

e) Sesi V (tahapan desentisasi lanjutan)

Karena dalam catatan konselor masih

terdapat klien yang mengalami cemas walaupun

tidak seperti sesi pertama, maka konselor

memberikan arahan kembali secara berulang-

Page 6: BAB III METODE PENELITIAN - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/15553/3/T2_942013054_BAB... · dengan cara menutup matanya. Selanjutnya . 29 29 ... perubahan

30

ulang dari sesi pertama hingga tahapan

desensitisasi lanjutan secara kelompok dengan

konsentrasi individu. Bila tahapan ini sudah

selesai, maka klien mengajungkan jarinya

membuktikan bahwa secara diskripsi klien

benar-benar dalam keadaan rileks, santai dan

nyaman. Sesi ini dilakukan hanya satu hari,

namun temponya kurang lebih 30 – 40 menit

(data treatment terlampir halaman ix).

f) Sesi VI (tahapan evaluasi desensitisasi)

Dalam tahapan ini konselor memastikan

bahwa sudah tidak ada klien yang mengalami

kecemasan. Dan kondisinya benar-benar rileks

dan santai dengan duduk. Dan konselor

memberikan arahan pada klien bila mengalami

kecemasan lagi pada hari-hari mendatang, maka

pengalaman yang diberikan dari konselor dapat

dicoba kembali. Pada sesi ini membutuhkan

waktu kurang lebih 30 - 45 menit (data treatment

terlampir halaman ix).

3.3.3 Post-test

Pada tahap ini, peneliti menyebarkan

instrumen kecemasan yang samadengan

instrumen pada saat pelaksanaan pre-test,

tujuannya adalah peneliti dapat melihat

perubahan yang terjadi dalam diri konseli setelah

pelaksanaan bantuan (treatment) yang dilihat dari

skor rata-rata setiap aspek maupun jumlah

skorsecara keseluruhan yang diperoleh siswa.

Page 7: BAB III METODE PENELITIAN - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/15553/3/T2_942013054_BAB... · dengan cara menutup matanya. Selanjutnya . 29 29 ... perubahan

31

31

3.4 Instrumen Penelitian Data

3.4.1 Pengujian Instrumen

3.4.1.1 Uji Validitas Item

Validitas adalah suatu ukuran

yang menunjukkan tingkat-tingkat

kevalidan atau kesahihan suatu

instrumen. Suatu instrumen yang valid

atau sahih mempunyai validitas tinggi.

Sebaliknya instrumen yang kurang valid

berarti memiliki validitas rendah. Sebuah

instrumen dikatakan valid apabila mampu

mengukur apa yang diinginkan dan

apabila dapat mengungkapkan data dari

variabel yang diteliti secara tepat.

Kriteria penentuan validitas

instrumen yang dipakai dalam penelitian

ini mengacu pendapat Sugiyono (2013)

“analisis faktor dilakukan dengan cara

mengkorelasikan jumlah skor faktor

dengan skor total. Bila korelasi tiap faktor

tersebut positif dan besarnya 0,3 ke atas,

maka faktor tersebut merupakan construct

yang kuat”. Jadi berdasarkan analisis

faktor itu dapat disimpulkan bahwa

instrumen tersebut mempunyai validitas

yang baik.

Page 8: BAB III METODE PENELITIAN - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/15553/3/T2_942013054_BAB... · dengan cara menutup matanya. Selanjutnya . 29 29 ... perubahan

32

Tabel 3.3

Kriteria Validitas Butir Instrumen

Koefisien Validitas Kriteria

0,800 ≤ Rxy < 1,00

Sangat Tinggi

0,600 ≤ Rxy < 0,800

Tinggi

0,400 ≤ Rxy < 0,600

Sedang

0,300 ≤ Rxy < 0,400

Rendah

Rxy < 0,300

Sangat Rendah

(Tidak Valid)

Pengujian validitas instrumen

menggunakan uji validitas Pearson dengan

uji validitas Corrected Item-Total Correlation

dengan menggunakan Statistical Package

for the Social Sciences (SPSS) versi 19.0 for

Windows. Dasar perhitungan validitas

menggunakan ketentuan Azwar (2013)

“yaitu untuk setiap item dikatakan valid

apabila 𝑟≥ 0,3 dengan taraf signifikan 5%

untuk 30 responden 0,361”. Apabila

Corrected Item-Total Correlation bernilai

positif dan lebih besar dari 0,3, maka item

tersebut dikatakan valid. Sedangkan jika

Corrected Item-Total Correlation bernilai

negatif dan lebih kecil dari 0,300, maka

item tersebut dikatakan tidak valid.

Hasil dari perhitungan 33 item dari

instrumen kecemasan Burns, bahwa sudah

memenuhi persyaratan dan kriteria

diperlukan untuk mengukur kevalidan

Page 9: BAB III METODE PENELITIAN - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/15553/3/T2_942013054_BAB... · dengan cara menutup matanya. Selanjutnya . 29 29 ... perubahan

33

33

dalam sebuah item dalam sebuah

instrument, namun bila diterapkan dalam

penelitian kevalidan data instrumen di uji

cobakan selama 3 kali (bukti terlampir pada

halaman tabel ix), karena mencari

kevalidan data. Hasil uji coba yang pertama

pada instrumen Burns ada beberapa item

yang memiliki korelasi rendah dan sangat

rendah, yaitu dapat ditunjukkan bahwa

item soal nomor 3, 7, 8, 9, 11, 12, 14, 16,

18, 19, 20, 22, 25, 31, dan 33 (15 item soal)

yang tidak valid dari 33 item yang ada

dikategorikan tidak valid. Sedangkan item

yang valid hanya berjumlah 18 item.

Demikian pula dengan hasil Corrected Item-

Total Correlation masih dibawah 0,300

dapat dinyatakan tidak valid.

Kemudian hasil uji coba yang kedua

pada instrumen Burns ada beberapa item

yang memiliki korelasi rendah dan sangat

rendah, yaitu dapat ditunjukkan bahwa

item soal nomor 22, 25, 31, dan 33 (4 item

soal) yang tidak valid dari 33 item yang ada

dikategorikan tidak valid. Sedangkan item

yang valid hanya berjumlah 28 item.

Demikian pula dengan hasil Corrected Item-

Total Correlation masih dibawah 0,300

dapat dinyatakan tidak valid.

Kemudian hasil uji coba yang ketiga

pada instrumen Burns dinyatakan valid.

Page 10: BAB III METODE PENELITIAN - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/15553/3/T2_942013054_BAB... · dengan cara menutup matanya. Selanjutnya . 29 29 ... perubahan

34

Sedangkan item yang valid hanya

berjumlah 33 item. Demikian pula dengan

hasil Corrected Item-Total Correlation di

atas 0,300dapat dinyatakan valid. Hasil uji

validitas yang ketiga dapat dilihat pada

tabel 3.4 sebagai berikut:

Tabel 3.4

Hasil Perhitungan Pengujian Validitas Kecemasan

No. Item Soal Corrected Item-

Total

Correlation

Perhitungan Validitas

Azwar

Keputusa

n

r₁y 0,554 0,300 Valid

r₂y 0,647 0,300 Valid

r₃y 0,595 0,300 Valid

r₄y 0,465 0,300 Valid

r₅y 0,711 0,300 Valid

r₆y 0,590 0,300 Valid

r₇y 0,761 0,300 Valid

r₈y 0,650 0,300 Valid

r₉y 0,793 0,300 Valid

r₁₀y 0,451 0,300 Valid

r₁₁y 0,563 0,300 Valid

r₁₂y 0,563 0,300 Valid

r₁₃y 0,391 0,300 Valid

r₁₄y 0,492 0,300 Valid

r₁₅y 0,530 0,300 Valid

r₁₆y 0,711 0,300 Valid

r₁₇y 0,391 0,300 Valid

r₁₈y 0,381 0,300 Valid

r₁₉y 0,368 0,300 Valid

r₂₀y 0,442 0,300 Valid

r₂₁y 0,514 0,300 Valid

r₂₂y 0,504 0,300 Valid

r₂₃y 0,554 0,300 Valid

r₂₄y 0,647 0,300 Valid

r₂₅y 0,595 0,300 Valid

r₂₆y 0,442 0,300 Valid

r₂₇y 0,793 0,300 Valid

r₂₈y 0,793 0,300 Valid

r₂₉y 0,353 0,300 Valid

r₃₀y 0,549 0,300 Valid

r₃₁y 0,492 0,300 Valid

r₃₂y 0,793 0,300 Valid

r₃₃y 0,514 0,300 Valid

Page 11: BAB III METODE PENELITIAN - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/15553/3/T2_942013054_BAB... · dengan cara menutup matanya. Selanjutnya . 29 29 ... perubahan

35

35

3.4.1.2 Uji Reliabilitas

“Instrumen reliabel adalah

instrumen yang bila digunakan beberapa

kali untuk mengukur obyek yang sama,

akan menghasilkan data yang sama”

Sugiyono (2013). Hasil penelitian yang

diberikan oleh instrumen harus sama dan

konsisten memberikan jaminan bahwa

instrumen tersebut dapat dipercaya. Cara

untuk mendapatkan reliabilitas dengan

bantuan Statistical Package for the Social

Sciences (SPSS) versi 19.0 for Windows

menggunakan teknik uji reliabilitas Alpha

Cronbanch. Berikut ini adalah Tabel 3.5

sebagai berikut:

Tabel 3.5

Uji Reliabilitas

Instrumen Kecemasan

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha N of Items

,942 33

Hasil Reliabilitas yang diperoleh

dengan program SPSS Alpha Cronbach’s

adalah 0,942 setelah dibandingkan dengan

rtabel pada taraf signifikan 5% dengan

jumlah responden sebanyak 30 adalah

0,361, maka 0,942 > 0,361 dikatakan

Page 12: BAB III METODE PENELITIAN - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/15553/3/T2_942013054_BAB... · dengan cara menutup matanya. Selanjutnya . 29 29 ... perubahan

36

bahwa instrumen kecemasan Burns

Reliabel (terpercaya).

3.4.2 Instrumen Pengumpulan Data

Instrumen penelitian digunakan untuk

mengukur nilai variabel yang diteliti dengan

menghasilkan data yang akurat, maka setiap

instrumen harus mempunyai skala. Instrumen

dalam penelitian ini adalah instrumen kecemasan

siswa dalam menghadapi ulangan umum

semester. Skala yang digunakan untuk

mengukur instrumen kecemasan siswa dalam

menghadapiulangan umum semester dengan

menggunakan skala Likert. Variabel yang akan

diukur dijabarkan menjadi sub indikator, lalu

sub indikator tersebut terdiri dari beberapa

indikator empiris yang kemudian menjadi titik

tolak untuk menyusun item pernyataan.

Instrumen yang dibuat menggunakan skala

Likert dimana menggunakan empat kategori

jawaban, yaitu (STS) Sangat Tidak Setuju, (TS)

Tidak Setuju, (S) Setuju, (SS), danSangat Setuju.

Tiap indikator dibuat dari pernyatan-pernyataan

dalam tiga bentuk yaitu (1) cemas karena

permasalahan, (2) cemas pikiran, (3) gejala fisik.

Penyusunan dari tiap item pernyataan dibuat

acak guna menghindari pengaruh jawaban

tersembunyi, karena ini merupakan

kecenderungan responden untuk memberikan

penilaian satu posisi saja dalam angket (Sugiyono

Page 13: BAB III METODE PENELITIAN - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/15553/3/T2_942013054_BAB... · dengan cara menutup matanya. Selanjutnya . 29 29 ... perubahan

37

37

(2013). Berikut ini adalah Tabel 3.6 mengenai

pola penskoran alat pengumpul data:

Tabel 3.6

Pola Peskoran Instrumen Kecemasan Pengumpul Data

Pilihan Favorable

Sangat Tidak Setuju 3

Tidak Setuju 2

Setuju 1

Sangat Setuju 0

Instrumen yang digunakan dalam

penelitian ini adalah untuk mengurangi

kecemasan siswa dalam menghadapi ulangan

umum semester, yang bertujuan untuk

memperoleh informasi tentang tingkat kecemasan

siswa dalam menghadapi ulangan umum

semester. Tingkat kecemasan dalam penelitian ini

dapat diketahui dari skor yang diperoleh sehingga

bila skor yang diperoleh tinggi, maka tingkat

kecemasan dalam menghadapi ulangan umum

semester pada siswa mengalami tingkatan panik,

sebaliknya jika skor yang diperoleh rendah maka

tingkat kecemasan dalam menghadapi ulangan

umum semester pada siswa mengalami tingkatan

kecemasan ringan.

Instrumen kecemasan siswa dalam

menghadapi ulangan umum semester disusun

berdasarkan gejala-gejala kecemasan menurut

instrumen kecemasan Burns, yang mencakup

Page 14: BAB III METODE PENELITIAN - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/15553/3/T2_942013054_BAB... · dengan cara menutup matanya. Selanjutnya . 29 29 ... perubahan

38

tiga bentuk yaitu (1) cemas karena permasalahan,

(2) cemas pikiran, (3) gejala fisik. Tabel 5.1

mengenai kisi-kisi kecemasan Burns kecemasan

siswa dalam menghadapi ulangan umum

semester dapat dilihat dalam halaman tabel 67.

3.5 Teknik Analisis Data

Teknik analisa data dalam penelitian ini terdiri

dari teknik analisis deskriptif dan analisis uji beda dua

mean.

3.5.1 Deskritif Analisis Data

Analisis deskriptif digunakan untuk

mendeskripsikan hasil pengukuran variabel

kecemasan siswa kelas XII SMA Negeri 1

Kaliwungu. Pendeskripsian hasil pengukuran

analisis deskriptif yaitu dengan mendiskripsikan

dan memaknai data dari masing-masing

komponen yang dievaluasi melalui pretest,

treatment dan posttest. Data yang terkumpul

dianalisis dengan teknik deskriptif yaitu dengan

menyajikan hasil perhitungan statistik deskriptif

berupa tabel frekuensi dan persentase yang

didapat dari hasil penelitian. Dalam menganalisis

data yang telah terkumpul dilakukan beberapa

langkah yaitu; (1) penskoran jawaban responden,

(2) menjumlahkan skor total masing-masing

komponen, (3) mengelompokkan skor yang

didapat oleh responden berdasarkan tingkat

kecenderungan. Dengan bantuan komputer

Page 15: BAB III METODE PENELITIAN - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/15553/3/T2_942013054_BAB... · dengan cara menutup matanya. Selanjutnya . 29 29 ... perubahan

39

39

didapat total skor masing-masing responden dan

komponen, nilai rerata (M), modus (Mo), median

(Me), dan standart deviasi (SD).

Statistik deskriptif digunakan untuk

mengartikan skor yang dijadikan acuan pada

posisi relatif skor dalam suatu kelompok yang

telah dibatasi terlebih dahulu. Dalam hal ini

dilakukan dengan bantuan software komputer

dan melalui interpretasi dan distribusi data

kelompok yang umumnya mencakup banyaknya

subyek (n) dalam kelompok, rerata skor skala

atau mean (Mi) atau (μ), simpangan baku skor

skala atau standart deviasi (SD) atau ( ), skor

minimum (Xmin), skor maksimum (Xmax), serta

distribusi dan normalitas data. Berikut tabel

teknik penilaian dan kriteria yang digunakan:

Tabel 3.7

Kriteria Penilaian dan Pemaknaan Evaluasi Menurut

Saifuddin Azwar (2012)

No. Norma Penilaian Rentang

Skor Interpretasi

1 Mi+1,5SDi s/d Mi+3Sdi 3,26 – 4,00 Baik

2 Mi s/d Mi+1,5SDi 2,51 – 3,25 Cukup Baik

3 Mi-1,5SDi s/d Mi 1,76 – 2,50 Kurang Baik

4 Mi-3SDi s/d Mi-1,5Sdi 1,00 – 1,75 Tidak Baik

Rerata dan simpangan baku yang

digunakan adalah rerata dan simpangan baku

ideal yang diperoleh dengan membagi dua

Page 16: BAB III METODE PENELITIAN - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/15553/3/T2_942013054_BAB... · dengan cara menutup matanya. Selanjutnya . 29 29 ... perubahan

40

rentang ideal dan menambahkan dengan nilai

minimum ideal.

3.5.2 Analisis Uji Beda Dua Mean

Sebelum diuji korelasi, terlebih dahulu

dilakukan uji normalitas dengan Kolmogorov

Smirnov dan uji linearitas. Uji normalitas

dilakukan untuk mengetahui datanya

berdistribusi normal atau tidak, yaitu dengan

menggunakan uji t. Sedangkan uji linieritas

digunakan untuk mengetahui linearitas

hubungan antara variabel bebas dengan variabel

terikat. Analisis data yang akandilakukan dalam

penelitian ini adalah denganmenggunakan teknik

Correlate Pearson Product Moment yang terdapat

dalam program Package for the Social Sciences

(SPSS) versi 19.0 for Windows.

Untuk mengetahui dari hasil penelitian

sebelum dan setelah diberi treatment, maka perlu

diukur dengan rumus uji normalitas

Kolomogorov-Smirnov Paired Sample Test. Rumus

ini berfungsi untuk melihat hasil penelitian pre

test dan post test setelah mendapatkan treatment

dengan bantuan program Package for the Social

Sciences (SPSS) versi 19.0 for Windows.