bab iii metode penelitian -...
TRANSCRIPT
25
25
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Jenis dan Tempat Penelitian
Penelitian ini bersifat kuantitatif di mana untuk
memperoleh gambaran dalam proses mengurangi
perasaan cemas dalam menghadapi ulangan semester
pada kelas XII. Metode eksperimen merupakan bagian
dari metode kuantitatif, metode penelitian ini
digunakan yaitu pra eksperimen dengan one group pre
test-post test design. Dalam desain ini, adanya variabel
dan tidak dipilih secara random serta desain penelitian
inimerupakan eksperimen sungguh-sungguh. “Jadi,
hasil eksperimen yang merupakan variabel dependen
itu bukan semata-mata dipengaruhi oleh variabel
independen” (Sugiyono, 2013). Desain penelitian pra
eksperimen yang dilaksanakan pada satu kelompok
saja tanpa kelompok pembanding digunakan untuk
mengetahui ketepatan teknik desensitisasi sistematik
dalam mengurangi kecemasan siswa dalam
menghadapi ulangan semester. Alur dari penelitian ini
adalah kelompok yang digunakan untuk penelitian
(kelompok eksperimen) diberi pre-test (O1) dilanjutkan
dengan memberikan treatment (perlakuan) dan
kemudian diberi post-test (O2). Berikut skema model
penelitian pra eksperimen dengan desain one group pre-
test dan post-test, sebagai berikut:
26
Tabel 3.1
Desain Penelitian
One Group Pre-test dan Post-test
Pre-Test Treatment Post-test
O1 X O2
Penelitian dilaksanakan di SMA Negeri 1
Kaliwungu Kecamatan Kaliwungu Selatan Kabupaten
Kendal. Pelaksanaan pengambilan data di lapangan
pada bulan Desember 2014 sampai Maret 2015.
3.2 Subyek Penelitian
“Subyek adalah bagian dari jumlah dan
karakteristik yang dimiliki oleh populasi” (Sugiyono,
2013). Subyek penelitian di ambil 9 siswa kelas XII
SMA Negeri 1 Kaliwungu Tahun Pelajaran 2014/2015
setelah diketahui mempunyai tingkat kecemasan tinggi
dan sangat tinggi. “Teknik pengambilan sampel yang
digunakan dalam penelitian ini adalah Probability
Sampling (simple random sampling), yaitu teknik
pengambilan sampel yang memberikan peluang yang
sama bagi setiap unsur (anggota) populasi untuk dipilih
menjadi anggota subyek” (Sugiyono, 2013). Adapun
subyek yang diambil pada penelitian ini adalah siswa
yang mempunyai kecemasan tinggi dan sangat tinggi
sebanyak 9 siswa setelah mengisi intrumen kecemasan
Burns Burns Anxiety Instrument (BAI).
27
27
3.3 Tahap Penelitian
3.3.1 Pre-test
Pada tahap ini, peneliti mengidentifikasi
siswa yang mengalamikecemasan dengan cara
menyebarkan Instrumen Kecemasan Burns.
Tabel 3.2
Subyek Pretes
N
O KATEGORI RANGE FREK.
PROS
EN %
1 Sangat Tinggi 79.3 - 99.0 0
2 Tinggi 59.5 - 79.2 9 100%
3 Sedang 39.7 - 59.4 0
4 Rendah 19.9 - 39.6 0
5 Sangat Rendah 0 - 19.8 0
Kemudian subyek yang mempunyai
kecemasan kategori tinggi ada 9 siswa (100%)
yang akan diteliti dalam penelitian ini. (tabel 5.2
halaman 64)
3.3.2 Treatment/Perlakuan
Pada tahap ini merupakan upaya bantuan
yang dilakukan peneliti kepada siswa yang
mengalami kecemasan pada kategori tinggi yaitu
sebanyak 9 siswa agar mampu mengurangi gejala
kecemasan yang dialami oleh siswa dalam
menghadapi ulangan semester dengan teknik
desensitisasi sistematik. Tahapan-tahapan
treatment dapat dibagi beberapa sesi, yaitu:
28
a) Sesi I (tahapan latihan)
Di sesi ini adalah tahap sebelum pelatihan
yaitu hari 1 dan 2. Dalam hari pertama yaitu
bersantai sambil relaksasi (bisa berbaring di
tikar) yang terpenting dilatih untuk memikirkan
hal-hal yang rileks hingga otot-otot yang tegang
dapat mereda. Dan hari kedua melakukan yang
sama (data treatment terlampir halaman ix).
b) Sesi II (tahapan rileksasi)
Dalam sesi II ini dilakukan pada hari ke-3
sampai ke-4, untuk melakukan treatment pada
klien masih sama untuk melanjutkan tahap
pertama, tanpa tegang. Jika klien merasa belum
bisa santai, maka konselor mengulang seperti
tahapan pertama. Bila klien sudah merasa
nyaman dan rileks, maka konselor memberikan
tahapan lanjutan secara individu dan jika perlu
tahapan pertama dipakai kembali berulang-ulang
agar otot-otot tidak tegang serta sedikit
memberikan variasi kecil (data treatment
terlampir halaman ix).
c) Sesi III (tahap desensitisasi)
Di sesi ini dilakukan hari ke-5 sampai hari
ke-7 konselor memberikan arahan pada klien
untuk masuk tahap sesi pertama dan kedua
sepuluh menit, selanjutnya bila klien sudah
merasa benar-benar santai dan rileks, maka
konselor meminta klien untuk membayangkan
situasi yang menurut klien sangat menakutkan
dengan cara menutup matanya. Selanjutnya
29
29
konselor memberikan diskripsi dari klien yang
menakutkan dan perlahan dengan tempo yang
teratur menggiring klien menuju bayangan yang
rileks dari sedikit demi sedikit. Konselor
memberikan kata-kata yang berbeda pada klien
agar kata-kata yang diucapkan konselor tidak
jenuh atau merasa bosan didengarkan klien. Dan
jika ada klien bila diberikan tahapan desensitisasi
masih merasa tegang, maka konselor mengulang
kembali seperti tahapan sesi pertama dan kedua
hingga klien benar-benar merasa rileks, santai
dan nyaman (data treatment terlampir halaman
ix).
d) Sesi IV (tahapan desensitisasi lanjutan)
Dalam sesi ini konselor melakukan
desensitisasi lanjutan selama hari ke-8 dan hari
ke-9. Konselor memberikan arahan pada klien
untuk memejamkan mata dan membayangkan
seperti tahapan sesi tiga dan berulang-ulang
sampai klien merasa rileksasi. Ini dilakukan
kurang lebih 30 menit dan bila klien benar-benar
merasa rileks, maka klien dapat menunjukkan
jarinya sehingga tahapan ini sudah dilalui dan
klien dapat duduk dengan nyaman, rileks dan
santai (data treatment terlampir halaman ix).
e) Sesi V (tahapan desentisasi lanjutan)
Karena dalam catatan konselor masih
terdapat klien yang mengalami cemas walaupun
tidak seperti sesi pertama, maka konselor
memberikan arahan kembali secara berulang-
30
ulang dari sesi pertama hingga tahapan
desensitisasi lanjutan secara kelompok dengan
konsentrasi individu. Bila tahapan ini sudah
selesai, maka klien mengajungkan jarinya
membuktikan bahwa secara diskripsi klien
benar-benar dalam keadaan rileks, santai dan
nyaman. Sesi ini dilakukan hanya satu hari,
namun temponya kurang lebih 30 – 40 menit
(data treatment terlampir halaman ix).
f) Sesi VI (tahapan evaluasi desensitisasi)
Dalam tahapan ini konselor memastikan
bahwa sudah tidak ada klien yang mengalami
kecemasan. Dan kondisinya benar-benar rileks
dan santai dengan duduk. Dan konselor
memberikan arahan pada klien bila mengalami
kecemasan lagi pada hari-hari mendatang, maka
pengalaman yang diberikan dari konselor dapat
dicoba kembali. Pada sesi ini membutuhkan
waktu kurang lebih 30 - 45 menit (data treatment
terlampir halaman ix).
3.3.3 Post-test
Pada tahap ini, peneliti menyebarkan
instrumen kecemasan yang samadengan
instrumen pada saat pelaksanaan pre-test,
tujuannya adalah peneliti dapat melihat
perubahan yang terjadi dalam diri konseli setelah
pelaksanaan bantuan (treatment) yang dilihat dari
skor rata-rata setiap aspek maupun jumlah
skorsecara keseluruhan yang diperoleh siswa.
31
31
3.4 Instrumen Penelitian Data
3.4.1 Pengujian Instrumen
3.4.1.1 Uji Validitas Item
Validitas adalah suatu ukuran
yang menunjukkan tingkat-tingkat
kevalidan atau kesahihan suatu
instrumen. Suatu instrumen yang valid
atau sahih mempunyai validitas tinggi.
Sebaliknya instrumen yang kurang valid
berarti memiliki validitas rendah. Sebuah
instrumen dikatakan valid apabila mampu
mengukur apa yang diinginkan dan
apabila dapat mengungkapkan data dari
variabel yang diteliti secara tepat.
Kriteria penentuan validitas
instrumen yang dipakai dalam penelitian
ini mengacu pendapat Sugiyono (2013)
“analisis faktor dilakukan dengan cara
mengkorelasikan jumlah skor faktor
dengan skor total. Bila korelasi tiap faktor
tersebut positif dan besarnya 0,3 ke atas,
maka faktor tersebut merupakan construct
yang kuat”. Jadi berdasarkan analisis
faktor itu dapat disimpulkan bahwa
instrumen tersebut mempunyai validitas
yang baik.
32
Tabel 3.3
Kriteria Validitas Butir Instrumen
Koefisien Validitas Kriteria
0,800 ≤ Rxy < 1,00
Sangat Tinggi
0,600 ≤ Rxy < 0,800
Tinggi
0,400 ≤ Rxy < 0,600
Sedang
0,300 ≤ Rxy < 0,400
Rendah
Rxy < 0,300
Sangat Rendah
(Tidak Valid)
Pengujian validitas instrumen
menggunakan uji validitas Pearson dengan
uji validitas Corrected Item-Total Correlation
dengan menggunakan Statistical Package
for the Social Sciences (SPSS) versi 19.0 for
Windows. Dasar perhitungan validitas
menggunakan ketentuan Azwar (2013)
“yaitu untuk setiap item dikatakan valid
apabila 𝑟≥ 0,3 dengan taraf signifikan 5%
untuk 30 responden 0,361”. Apabila
Corrected Item-Total Correlation bernilai
positif dan lebih besar dari 0,3, maka item
tersebut dikatakan valid. Sedangkan jika
Corrected Item-Total Correlation bernilai
negatif dan lebih kecil dari 0,300, maka
item tersebut dikatakan tidak valid.
Hasil dari perhitungan 33 item dari
instrumen kecemasan Burns, bahwa sudah
memenuhi persyaratan dan kriteria
diperlukan untuk mengukur kevalidan
33
33
dalam sebuah item dalam sebuah
instrument, namun bila diterapkan dalam
penelitian kevalidan data instrumen di uji
cobakan selama 3 kali (bukti terlampir pada
halaman tabel ix), karena mencari
kevalidan data. Hasil uji coba yang pertama
pada instrumen Burns ada beberapa item
yang memiliki korelasi rendah dan sangat
rendah, yaitu dapat ditunjukkan bahwa
item soal nomor 3, 7, 8, 9, 11, 12, 14, 16,
18, 19, 20, 22, 25, 31, dan 33 (15 item soal)
yang tidak valid dari 33 item yang ada
dikategorikan tidak valid. Sedangkan item
yang valid hanya berjumlah 18 item.
Demikian pula dengan hasil Corrected Item-
Total Correlation masih dibawah 0,300
dapat dinyatakan tidak valid.
Kemudian hasil uji coba yang kedua
pada instrumen Burns ada beberapa item
yang memiliki korelasi rendah dan sangat
rendah, yaitu dapat ditunjukkan bahwa
item soal nomor 22, 25, 31, dan 33 (4 item
soal) yang tidak valid dari 33 item yang ada
dikategorikan tidak valid. Sedangkan item
yang valid hanya berjumlah 28 item.
Demikian pula dengan hasil Corrected Item-
Total Correlation masih dibawah 0,300
dapat dinyatakan tidak valid.
Kemudian hasil uji coba yang ketiga
pada instrumen Burns dinyatakan valid.
34
Sedangkan item yang valid hanya
berjumlah 33 item. Demikian pula dengan
hasil Corrected Item-Total Correlation di
atas 0,300dapat dinyatakan valid. Hasil uji
validitas yang ketiga dapat dilihat pada
tabel 3.4 sebagai berikut:
Tabel 3.4
Hasil Perhitungan Pengujian Validitas Kecemasan
No. Item Soal Corrected Item-
Total
Correlation
Perhitungan Validitas
Azwar
Keputusa
n
r₁y 0,554 0,300 Valid
r₂y 0,647 0,300 Valid
r₃y 0,595 0,300 Valid
r₄y 0,465 0,300 Valid
r₅y 0,711 0,300 Valid
r₆y 0,590 0,300 Valid
r₇y 0,761 0,300 Valid
r₈y 0,650 0,300 Valid
r₉y 0,793 0,300 Valid
r₁₀y 0,451 0,300 Valid
r₁₁y 0,563 0,300 Valid
r₁₂y 0,563 0,300 Valid
r₁₃y 0,391 0,300 Valid
r₁₄y 0,492 0,300 Valid
r₁₅y 0,530 0,300 Valid
r₁₆y 0,711 0,300 Valid
r₁₇y 0,391 0,300 Valid
r₁₈y 0,381 0,300 Valid
r₁₉y 0,368 0,300 Valid
r₂₀y 0,442 0,300 Valid
r₂₁y 0,514 0,300 Valid
r₂₂y 0,504 0,300 Valid
r₂₃y 0,554 0,300 Valid
r₂₄y 0,647 0,300 Valid
r₂₅y 0,595 0,300 Valid
r₂₆y 0,442 0,300 Valid
r₂₇y 0,793 0,300 Valid
r₂₈y 0,793 0,300 Valid
r₂₉y 0,353 0,300 Valid
r₃₀y 0,549 0,300 Valid
r₃₁y 0,492 0,300 Valid
r₃₂y 0,793 0,300 Valid
r₃₃y 0,514 0,300 Valid
35
35
3.4.1.2 Uji Reliabilitas
“Instrumen reliabel adalah
instrumen yang bila digunakan beberapa
kali untuk mengukur obyek yang sama,
akan menghasilkan data yang sama”
Sugiyono (2013). Hasil penelitian yang
diberikan oleh instrumen harus sama dan
konsisten memberikan jaminan bahwa
instrumen tersebut dapat dipercaya. Cara
untuk mendapatkan reliabilitas dengan
bantuan Statistical Package for the Social
Sciences (SPSS) versi 19.0 for Windows
menggunakan teknik uji reliabilitas Alpha
Cronbanch. Berikut ini adalah Tabel 3.5
sebagai berikut:
Tabel 3.5
Uji Reliabilitas
Instrumen Kecemasan
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
,942 33
Hasil Reliabilitas yang diperoleh
dengan program SPSS Alpha Cronbach’s
adalah 0,942 setelah dibandingkan dengan
rtabel pada taraf signifikan 5% dengan
jumlah responden sebanyak 30 adalah
0,361, maka 0,942 > 0,361 dikatakan
36
bahwa instrumen kecemasan Burns
Reliabel (terpercaya).
3.4.2 Instrumen Pengumpulan Data
Instrumen penelitian digunakan untuk
mengukur nilai variabel yang diteliti dengan
menghasilkan data yang akurat, maka setiap
instrumen harus mempunyai skala. Instrumen
dalam penelitian ini adalah instrumen kecemasan
siswa dalam menghadapi ulangan umum
semester. Skala yang digunakan untuk
mengukur instrumen kecemasan siswa dalam
menghadapiulangan umum semester dengan
menggunakan skala Likert. Variabel yang akan
diukur dijabarkan menjadi sub indikator, lalu
sub indikator tersebut terdiri dari beberapa
indikator empiris yang kemudian menjadi titik
tolak untuk menyusun item pernyataan.
Instrumen yang dibuat menggunakan skala
Likert dimana menggunakan empat kategori
jawaban, yaitu (STS) Sangat Tidak Setuju, (TS)
Tidak Setuju, (S) Setuju, (SS), danSangat Setuju.
Tiap indikator dibuat dari pernyatan-pernyataan
dalam tiga bentuk yaitu (1) cemas karena
permasalahan, (2) cemas pikiran, (3) gejala fisik.
Penyusunan dari tiap item pernyataan dibuat
acak guna menghindari pengaruh jawaban
tersembunyi, karena ini merupakan
kecenderungan responden untuk memberikan
penilaian satu posisi saja dalam angket (Sugiyono
37
37
(2013). Berikut ini adalah Tabel 3.6 mengenai
pola penskoran alat pengumpul data:
Tabel 3.6
Pola Peskoran Instrumen Kecemasan Pengumpul Data
Pilihan Favorable
Sangat Tidak Setuju 3
Tidak Setuju 2
Setuju 1
Sangat Setuju 0
Instrumen yang digunakan dalam
penelitian ini adalah untuk mengurangi
kecemasan siswa dalam menghadapi ulangan
umum semester, yang bertujuan untuk
memperoleh informasi tentang tingkat kecemasan
siswa dalam menghadapi ulangan umum
semester. Tingkat kecemasan dalam penelitian ini
dapat diketahui dari skor yang diperoleh sehingga
bila skor yang diperoleh tinggi, maka tingkat
kecemasan dalam menghadapi ulangan umum
semester pada siswa mengalami tingkatan panik,
sebaliknya jika skor yang diperoleh rendah maka
tingkat kecemasan dalam menghadapi ulangan
umum semester pada siswa mengalami tingkatan
kecemasan ringan.
Instrumen kecemasan siswa dalam
menghadapi ulangan umum semester disusun
berdasarkan gejala-gejala kecemasan menurut
instrumen kecemasan Burns, yang mencakup
38
tiga bentuk yaitu (1) cemas karena permasalahan,
(2) cemas pikiran, (3) gejala fisik. Tabel 5.1
mengenai kisi-kisi kecemasan Burns kecemasan
siswa dalam menghadapi ulangan umum
semester dapat dilihat dalam halaman tabel 67.
3.5 Teknik Analisis Data
Teknik analisa data dalam penelitian ini terdiri
dari teknik analisis deskriptif dan analisis uji beda dua
mean.
3.5.1 Deskritif Analisis Data
Analisis deskriptif digunakan untuk
mendeskripsikan hasil pengukuran variabel
kecemasan siswa kelas XII SMA Negeri 1
Kaliwungu. Pendeskripsian hasil pengukuran
analisis deskriptif yaitu dengan mendiskripsikan
dan memaknai data dari masing-masing
komponen yang dievaluasi melalui pretest,
treatment dan posttest. Data yang terkumpul
dianalisis dengan teknik deskriptif yaitu dengan
menyajikan hasil perhitungan statistik deskriptif
berupa tabel frekuensi dan persentase yang
didapat dari hasil penelitian. Dalam menganalisis
data yang telah terkumpul dilakukan beberapa
langkah yaitu; (1) penskoran jawaban responden,
(2) menjumlahkan skor total masing-masing
komponen, (3) mengelompokkan skor yang
didapat oleh responden berdasarkan tingkat
kecenderungan. Dengan bantuan komputer
39
39
didapat total skor masing-masing responden dan
komponen, nilai rerata (M), modus (Mo), median
(Me), dan standart deviasi (SD).
Statistik deskriptif digunakan untuk
mengartikan skor yang dijadikan acuan pada
posisi relatif skor dalam suatu kelompok yang
telah dibatasi terlebih dahulu. Dalam hal ini
dilakukan dengan bantuan software komputer
dan melalui interpretasi dan distribusi data
kelompok yang umumnya mencakup banyaknya
subyek (n) dalam kelompok, rerata skor skala
atau mean (Mi) atau (μ), simpangan baku skor
skala atau standart deviasi (SD) atau ( ), skor
minimum (Xmin), skor maksimum (Xmax), serta
distribusi dan normalitas data. Berikut tabel
teknik penilaian dan kriteria yang digunakan:
Tabel 3.7
Kriteria Penilaian dan Pemaknaan Evaluasi Menurut
Saifuddin Azwar (2012)
No. Norma Penilaian Rentang
Skor Interpretasi
1 Mi+1,5SDi s/d Mi+3Sdi 3,26 – 4,00 Baik
2 Mi s/d Mi+1,5SDi 2,51 – 3,25 Cukup Baik
3 Mi-1,5SDi s/d Mi 1,76 – 2,50 Kurang Baik
4 Mi-3SDi s/d Mi-1,5Sdi 1,00 – 1,75 Tidak Baik
Rerata dan simpangan baku yang
digunakan adalah rerata dan simpangan baku
ideal yang diperoleh dengan membagi dua
40
rentang ideal dan menambahkan dengan nilai
minimum ideal.
3.5.2 Analisis Uji Beda Dua Mean
Sebelum diuji korelasi, terlebih dahulu
dilakukan uji normalitas dengan Kolmogorov
Smirnov dan uji linearitas. Uji normalitas
dilakukan untuk mengetahui datanya
berdistribusi normal atau tidak, yaitu dengan
menggunakan uji t. Sedangkan uji linieritas
digunakan untuk mengetahui linearitas
hubungan antara variabel bebas dengan variabel
terikat. Analisis data yang akandilakukan dalam
penelitian ini adalah denganmenggunakan teknik
Correlate Pearson Product Moment yang terdapat
dalam program Package for the Social Sciences
(SPSS) versi 19.0 for Windows.
Untuk mengetahui dari hasil penelitian
sebelum dan setelah diberi treatment, maka perlu
diukur dengan rumus uji normalitas
Kolomogorov-Smirnov Paired Sample Test. Rumus
ini berfungsi untuk melihat hasil penelitian pre
test dan post test setelah mendapatkan treatment
dengan bantuan program Package for the Social
Sciences (SPSS) versi 19.0 for Windows.