bab iii metode penelitian a. tempat dan waktu penelitian 1. · adapun perinciannya adalah sebagai...

21
28 BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Dalam melakukan penelitian diperlukan tempat penelitian untuk memperoleh data-data yang mendukung tercapainya tujuan penelitian. Adapun tempat-tempat yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: a. Pengujian agregat halus dilakukan di Laboratorium PTB FKIP Universitas Sebelas Maret Surakarta. b. Pengujian agregat kasar dilakukan di Laboratorium PTB FKIP Universitas Sebelas Maret Surakarta. c. Pembuatan benda uji dilaksanakan di Laboratorium PTB FKIP Universitas Sebelas Maret Surakarta. d. Pengujian kelecakan beton segar dilakukan di Laboratorium PTB FKIP Universitas Sebelas Maret Surakarta. e. Pengujian kuat lentur beton serat dilakukan di Laboratorium PTB FKIP Universitas Sebelas Maret Surakarta. Pemilihan pengujian bahan, kelecakan dan kuat lentur beton serat dilaksanakan di Laboratorium Pendidikan Teknik Bangunan Universitas Sebelas Maret Surakarta karena peneliti masih melakukan studi di kampus Pendidikan Teknik Bangunan Universitas Sebelas Maret Surakarta dan fasilitas pendukung lengkap sehingga akan didapatkan hasil yang akurat. 2. Waktu Penelitian Waktu penelitian yang dilaksanakan pada bulan Desember 2015 – Juli 2016. Adapun perinciannya adalah sebagai berikut: a. Persiapan Penelitian 1) Pengajuan Judul Pengajuan judul penelitian ini dilakukan pada bulan Desember 2015.

Upload: dinhthuy

Post on 15-Mar-2019

218 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. · Adapun perinciannya adalah sebagai berikut: a. Persiapan Penelitian 1) Pengajuan Judul ... serta persentase penambahan

28

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat Penelitian

Dalam melakukan penelitian diperlukan tempat penelitian untuk

memperoleh data-data yang mendukung tercapainya tujuan penelitian. Adapun

tempat-tempat yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

a. Pengujian agregat halus dilakukan di Laboratorium PTB FKIP Universitas

Sebelas Maret Surakarta.

b. Pengujian agregat kasar dilakukan di Laboratorium PTB FKIP Universitas

Sebelas Maret Surakarta.

c. Pembuatan benda uji dilaksanakan di Laboratorium PTB FKIP Universitas

Sebelas Maret Surakarta.

d. Pengujian kelecakan beton segar dilakukan di Laboratorium PTB FKIP

Universitas Sebelas Maret Surakarta.

e. Pengujian kuat lentur beton serat dilakukan di Laboratorium PTB FKIP

Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Pemilihan pengujian bahan, kelecakan dan kuat lentur beton serat

dilaksanakan di Laboratorium Pendidikan Teknik Bangunan Universitas

Sebelas Maret Surakarta karena peneliti masih melakukan studi di kampus

Pendidikan Teknik Bangunan Universitas Sebelas Maret Surakarta dan fasilitas

pendukung lengkap sehingga akan didapatkan hasil yang akurat.

2. Waktu Penelitian

Waktu penelitian yang dilaksanakan pada bulan Desember 2015 – Juli

2016. Adapun perinciannya adalah sebagai berikut:

a. Persiapan Penelitian

1) Pengajuan Judul

Pengajuan judul penelitian ini dilakukan pada bulan Desember 2015.

Page 2: BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. · Adapun perinciannya adalah sebagai berikut: a. Persiapan Penelitian 1) Pengajuan Judul ... serta persentase penambahan

29

2) Pembuatan Proposal

Pembuatan proposal pada penelitian ini dilaksanakan pada bulan

Desember 2015-Januari 2016.

3) Seminar Proposal

Seminar proposal dilakukan pada bulan Januari 2016.

4) Revisi Proposal

Revisi proposal ini dilaksanakan setelah melaksanakan seminar pada

bulan Januari 2016.

b. Pelaksanaan Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari 2016-April 2016.

c. Analisis Data dan Pelaporan

1) Analisis Data

Analisis data dilakukan setelah selesai melakukan penelitian. Analisis

data ini dilakukan pada bulan April 2016-Mei 2016.

2) Menyusun Laporan

Penyusunan laporan dilakukan pada bulan April 2016-Juni2016.

3) Ujian dan Revisi

Ujian dan revisi dilakukan pada bulan Juni 2016-Juli 2016.

4) Penggandaan dan Pengumpulan Laporan

Penggandaan dan pengumpulan laporan dilaksanakan pada bulan Juli

2016.

B. Desain Penelitian

Penelitian yang digunakan adalah jenis penelitian kuantitatif yaitu

memberikan suatu gambaran mengenai pengaruh penambahan potongan banner

pada campuran beton terhadap kelecakan dan kuat lentur beton serat. Metode

campuran yang digunakan adalah metode Mix Design SK-SNI 03-3449-2002.

Gambaran ini dibuat dengan mengadakan eksperimen terhadap sejumlah benda uji

untuk membandingkan dan mendapat jawaban dari tujuan penelitian.

Page 3: BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. · Adapun perinciannya adalah sebagai berikut: a. Persiapan Penelitian 1) Pengajuan Judul ... serta persentase penambahan

30

Penelitian kuantitatif yang dilakukan merupakan penelitian yang

menggunakan pendekatan eksperimen. Meurut Sugiyono (2013: 107) metode

penelitian eksperimen dapat diartikan sebagai metode penelitian yang digunakan

untuk mencari pengaruh perlakuan tertentu terhadap yang lain dalam kondisi yang

terkendali.

Dalam penelitian ini benda uji berupa balok dengan bahan tambah serat

potongan banner dengan variasi bentuk dan persentase yang berbeda. Adapun

variabel yang mempengaruhi langsung dalam penelitian ini adalah sebagai

berikut:

1. Variabel independen (bebas)

a. Variasi bentuk potongan banner (X1).

b. Variasi persentase potongan banner (X2).

2. Variabel dependen (terikat)

a. Nilai slump beton dengan penambahan potongan banner dengan variasi

bentuk dan persentase penambahan yang berbeda (Y1).

b. Kuat lentur beton dengan penambahan potongan banner dengan variasi

bentuk dan persentase penambahan yang berbeda (Y1).

C. Populasi dan Sampel

Populasi adalah kumpulan dari seluruh elemen sejenis tetapi dapat

dibedakan berdasarkan karakteristik atau ciri-cirinya. Populasi dalam penelitian

ini adalah balok uji beton dengan lebar 150 mm, tebal 150 mm, dan panjang 600

mm. Sedangkan sampel yaitu sebagian dari populasi yang sifat dan cirinya akan

diteliti kemudian bagian ini dianggap mewakili seluruh polulasi. Jadi sampel

dalam penelitian ini adalah benda uji balok beton dengan spesifikasi sebagai

berikut:

1. Beton direncanakan dengan mix design sesuai dengan SK-SNI 03-3449-2002.

2. Variasi persentase bentuk potongan banner dapat dilihat di tabel 3.1.

Page 4: BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. · Adapun perinciannya adalah sebagai berikut: a. Persiapan Penelitian 1) Pengajuan Judul ... serta persentase penambahan

31

Tabel 3.1 Jumlah Keseluruhan Sampel Benda Uji

No Bentuk

Potongan

Persentase Penambahan

Potongan Banner

Jumlah

Sampel

1 ˗ 0,00% 4 buah

2 Persegi

0,25% 4 buah

0,50% 4 buah

0,75% 4 buah

1,00% 4 buah

3 Segitiga

0,25% 4 buah

0,50% 4 buah

0,75% 4 buah

1,00% 4 buah

4 Persegi

panjang

0,25% 4 buah

0,50% 4 buah

0,75% 4 buah

1,00% 4 buah

Total Sampel 52 buah

D. Teknik Pengambilan Sampel

Teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah sampling

jenuh. Menurut Sugiyono (2013: 68), “Sampling jenuh adalah teknik penentuan

sampel bila semua anggota populasi digunakan sampel”. Istilah lain sampel jenuh

adalah sensus, dimana semua anggota populasi dijadikan sampel. Dalam

penelitian ini populasi terdiri dari 52 buah benda uji, yang semuanya digunakan

sebagai sampel dengan rincian sebagai berikut:

1. 4 buah benda uji dengan persentase 0% tanpa penambahan potongan banner.

2. 16 buah benda uji dengan penambahan potongan banner berbentuk persegi

serta persentase penambahan sebesar 0,25%, 0,5%, 0,75%, dan 1,0% dari berat

benda uji.

Page 5: BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. · Adapun perinciannya adalah sebagai berikut: a. Persiapan Penelitian 1) Pengajuan Judul ... serta persentase penambahan

32

3. 16 buah benda uji dengan penambahan potongan banner berbentuk segitiga

serta persentase penambahan sebesar 0,25%, 0,5%, 0,75%, dan 1,0% dari berat

benda uji.

4. 16 buah benda uji dengan penambahan potongan banner berbentuk persegi

panjang serta persentase penambahan sebesar 0,25%, 0,5%, 0,75%, dan 1,0%

dari berat benda uji.

E. Teknik Pengumpulan Data

1. Identifikasi Variabel

Menurut Sugiyono (2013: 61), “Variabel penelitian adalah suatu atribut

atau sifat atau nilai dari orang, obyek atau kegiatan yang mempunyai variasi

tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik

kesimpulannya”. Sugiyono (2013: 61-68), “Membedakan menjadi lima macam

variabel dalam penelitian yaitu: Variabel Independen (Variabel Bebas),

Variabel Dependen (Variabel Terikat), Variabel Moderator, Variabel

Intervening, dan Variabel Kontrol”.

Dalam penelitian ini akan dijelaskan tiga variabel yang digunakan yaitu

Variabel Independen (Variabel Bebas), Variabel Dependen (Variabel Terikat)

dan Variabel Kontrol, sebagai berikut:

a. Variabel Independen (Variabel Bebas)

“Variabel bebas adalah merupakan variabel yang mempengaruhi atau

menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen (terikat)”.

(Sugiyono, 2013: 61). Variabel bebas dalam penelitian ini adalah variasi

penambahan potongan banner dengan bentuk potongan dan persentase yang

berbeda.

b. Variabel Dependen

“Variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi

akibat, karena adanya variabel bebas”. (Sugiyono, 2013: 61). Variabel

terikat dalam penelitian ini adalah hasil uji nilai slump dan kuat lentur beton.

Page 6: BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. · Adapun perinciannya adalah sebagai berikut: a. Persiapan Penelitian 1) Pengajuan Judul ... serta persentase penambahan

33

c. Variabel Kontrol

“Variabel kontrol adalah variabel yang dikendaliakan atau dibuat konstan

sehingga hubungan variabel independen terhadap dependen tidak

dipengaruhi oleh faktor luar yang tidak diteliti”. (Sugiyono, 2013:64).

Variabel kontrol dalam penelitian ini adalah produk beton yang dibuat sama,

tempat penelitian, alat yang digunakan dan pembuatan benda uji tanpa

bahan tambah.

2. Data dan Sumber Data

Data yang diperlukan dalam penelitian ini dikelompokkan menjadi dua

macam, yaitu:

a. Data primer adalah data yang diperoleh dari hasil eksperimen dan

pengamatan di laboratorium yang berupa hasil uji kelecakan dan uji kuat

lentur beton serat.

b. Data sekunder didapat dari literatur/ referensi berupa buku-buku relevan

yang dapat menunjang berlangsungnya penelitian ini.

3. Teknik Mendapat Data

Data primer diperoleh dari pengujian yang dicatat dan digunakan

sebagai bahan masukan untuk pembahasan, analisis data dan laporan

penelitian.

a. Hasil uji kelecakan beton

Pemeriksaan ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh penambahan variasi

potongan banner terhadap kelecakan beton. Nilai kelecakan beton diperoleh

dari hasil pengukuran nilai slump beton segar.

b. Hasil uji kuat lentur beton

Pemeriksaan dilakukan untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh

penambahan potongan banner dengan variasi persentase dan bentuk

potongan yang berbeda pada beton serat terhadap kuat lentur beton serat.

Data pengujian ini diambil dari pembacaan pada UTM pada saat pengujian

kuat lentur.

Page 7: BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. · Adapun perinciannya adalah sebagai berikut: a. Persiapan Penelitian 1) Pengajuan Judul ... serta persentase penambahan

34

F. Teknik Analisis Data

Analisis data yang digunakan untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh

penambahan potongan banner terhadap kelecakan dan kuat lentur beton yaitu

dengan analisis regresi berganda. Namun sebelumnya diuji prasyarat analisis

berupa uji normalitas dan uji asumsi klasik yang berupa uji multikolinieritas dan

uji heteroskedastisitas.

1. Uji Prasyarat Analisis

Uji prasyarat analisis terdiri dari uji normalitas dan uji asumsi klasik.

Untuk lebih jelasnya akan dijabarkan sebagai berikut:

a. Uji Normalitas Data

Uji normalitas data adalah uji untuk mengukur apakah data

penelitian ini memiliki distribusi normal atau tidak. Untuk membuktikan

bahwa data yang diuji berdistribusi normal, maka dilakukan uji normalitas

data dengan menggunakan program SPSS 16, yaitu dengan menggunakan

uji one sample kolmogrov-smirnov. Untuk mengetahui diterima atau

ditolaknya hipotesis maka perlu membandingkan harga Asymp. Si. (2-tailed)

dengan melihat kriteria di bawah ini:

Ho = data distribusi normal

Ha = data berdistribusi tidak normal

Pengambilan keputusan/kriteria

Jika probabilitas (harga Asymp. Sig. 2-tailed) > 0,05; maka Ho diterima.

Jika probabilitas (harga Asymp. Sig. 2-tailed) < 0,05; maka Ho ditolak.

b. Uji Asumsi Klasik

Pengujian asumsi klasik ini terdiri dari uji multikolinieritas,

heteroskedastisitas dan autokorelasi. Pada penelitian ini data yang

digunakan adalah data cross section (penelitian dilakukan dalam satu

periode), sehingga asumsi klasik yang digunakan adalah uji multikolinieritas

dan uji heteroskedastisitas.

Page 8: BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. · Adapun perinciannya adalah sebagai berikut: a. Persiapan Penelitian 1) Pengajuan Judul ... serta persentase penambahan

35

1) Uji Multikolinieritas

Pengujian multikolinieritas bertujuan untuk mengetahui apakah

ada korelasi antara variabel bebas (variabel independen). Model regresi

yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi antara variabel bebas

(variabel independen). Jika variabel bebas (variabel independen) saling

berkorelasi, maka variabel-variabel ini tidak ortogonal. Variabel

ortogonal adalah variabel bebas (variabel independen) yang saling

korelasi antar sesama variabel bebas (variabel independen) sama dengan

nol.

Untuk mengetahui ada tidaknya multikolinieritas di dalam model

regresi menggunakan program SPSS 16.0 dengan metode Collinearity

Diagnostic dengan melihat nilai tolerance dan Variance Inflation Factor

(VIF). Jika nilai tolerance ≥ 0,10 dan nilai VIF < 10 maka tidak terjaadi

multikolinieritas.

Kriteria:

Ho = tidak mengandung multikolinieritas

Ha = mengandung multikolinieritas

Pengambilan keputusan/kriteria adalah sebagai berikut:

Jika VIF > 10, maka Ho ditolak.

Jika VIF < 10, maka Ho diterima.

2) Uji Heteroskedastisitas

Pengujian heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah

model regresi terjadi ketidaksamaan varians dari residual satu

pengamatan ke pengamatan lainnya. Perlu diketahui prasyarat regresi

ganda adalah tidak adanya gejala heteroskedastisitas. Untuk mengetahui

ada tidaknya gejala heteroskedastisitas, dapat dilakukan dengan

menggunakan SPSS 16.0 yaitu dengan mengamati model Scatterplot.

Kriteria:

Ho = tidak mengandung heteroskedastisitas

Ha = mengandung heteroskedastisitas

Pengambilan keputusan/kriteria adalah sebagai berikut:

Page 9: BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. · Adapun perinciannya adalah sebagai berikut: a. Persiapan Penelitian 1) Pengajuan Judul ... serta persentase penambahan

36

Jika pada grafik scatterplot pola titik menyebar di atas dan di bawah

sumbu Y, Ho diterima.

Jika pada grafik scatterplot pola titik tidak menyebar di atas dan di

bawah sumbu Y, maka Ho ditolak.

c. Analisis Regresi Linier Berganda

Analisis regresi dalam program SPSS 16.0 adalah dengan

menggunakan regresi (Regression). Analisis data yang digunakan untuk

mengetahui ada atau tidaknya pengaruh penambahan banner dengan bentuk

dan persentase yang berbeda terhadap nilai slump dan kuat lentur beton

yaitu dengan analisis regresi linier berganda. Analisis ini merupakan

gambaran dari variabel bebas dalam penelitian yang dilakukan dengan

variabel terikat yang dipengaruhi oleh variabel bebas yang ada. Dalam

penelitian ini variabel bebas adalah variasi penambahan banner dengan

bentuk dan persentase yang berbeda, sedangkan variabel terikatnya adalah

nilai slump dan kuat lentur beton.

Persamaan regresi linier berganda :

Y1 = a + β1X1 + β2X2

Y2 = a + β1X1 + β2X2

Dimana :

a = konstan

β1, β2 = koefisien regresi (variasi penambahan potongan banner dengan

dengan bentuk potongan dan variasi persentase yang berbeda)

X1 = bentuk potongan

X2 = persentase

Y1 = nilai slump

Y2 = kuat lentur

Analisis yang digunakan dalam SPSS 16.0 adalah Regression

(Linear). Selanjutnya untuk mengetahui apakah pengaruh pengujian ini

signifikan, maka perlu diuji signifikansi (uji F dan uji t).

Page 10: BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. · Adapun perinciannya adalah sebagai berikut: a. Persiapan Penelitian 1) Pengajuan Judul ... serta persentase penambahan

37

1) Secara Simultan (Uji F)

Uji F digunakan untuk mengetahui pengaruh variabel bebas secara

bersamaan (simultan) terhadap variabel terikat, dengan cara

membandingkan probabilitas (P Value) dengan taraf signifikan 0,05.

2) Secara Parsial (Uji t)

Uji t digunakan untuk mengetahui pengaruh variabel bebas secara

terpisah (parsial) terhadap variabel terikat, dengan cara membandingkan

probabilitas (P Value) dengan taraf signifikan 0,05.

2. Pengujian Hipotesis

a. Hipotesis Pertama

Hipotesis pertama pada penelitian ini bertujuan untuk mengetahui

pengaruh penambahan banner terhadap nilai slump yang diuji dengan

menggunakan persamaan regresi yang sebelumnya dicari terlebih dahulu

persamaan regresinya. Untuk mengetahui pengaruh penambahan banner

terhadap nilai slump beton menggunakan persamaan garis regresi dengan

menggunakan program SPSS 16.0 dengan uji Regression (Linear).

Pengambilan keputusan pada SPSS 16.0 adalah sebagai berikut:

1) Uji F

Hipotesis:

Ho = tidak ada pengaruh penambahan banner dengan bentuk potongan

dan persentase yang berbeda secara bersamaan.

Ha = ada pengaruh penambahan banner dengan bentuk potongan dan

persentase yang berbeda secara bersamaan.

Pengambil keputusan:

Jika probabilitas > 0,05 , maka Ho diterima

Jika probabilitas < 0,05 , maka Ho ditolak

2) Uji t

Hipotesis :

Ho = tidak ada pengaruh penambahan banner dengan bentuk potongan

dan persentase yang berbeda secara terpisah.

Page 11: BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. · Adapun perinciannya adalah sebagai berikut: a. Persiapan Penelitian 1) Pengajuan Judul ... serta persentase penambahan

38

Ha = ada pengaruh penambahan banner dengan bentuk potongan dan

persentase yang berbeda secara terpisah.

Pengambil keputusan :

Jika probabilitas > 0,05 , maka Ho diterima

Jika probabilitas < 0,05 , maka Ho ditolak

3) Koefisien Determinasi Simultan (R2)

Jika nilai R2 mendekati 1 (satu) maka dapat dikatakan semakin kuat

(persentase penambahan banner) terhadap nilai slump secara

bersamaan.

Jika nilai R2 mendekati 0 (nol) maka dapat dikatakan semakin lemah

(persentase penambahan banner) terhadap nilai slump secara

bersamaan.

b. Hipotesis Kedua

Hipotesis kedua pada penelitian ini bertujuan untuk mengetahui

pengaruh penambahan banner terhadap kuat lentur yang diuji dengan

menggunakan persamaan regresi yang sebelumnya dicari terlebih dahulu

persamaan regresinya. Untuk mengetahui pengaruh penambahan banner

terhadap kuat lentur beton menggunakan persamaan garis regresi dengan

menggunakan program SPSS 16.0 dengan uji Regression (Linear).

Pengambilan keputusan pada SPSS 16.0 adalah sebagai berikut:

1) Uji F

Hipotesis:

Ho = tidak ada pengaruh penambahan banner dengan bentuk potongan

dan persentase yang berbeda secara bersamaan.

Ha = ada pengaruh penambahan banner dengan bentuk potongan dan

persentase yang berbeda secara bersamaan.

Pengambil keputusan:

Jika probabilitas > 0,05 , maka Ho diterima

Jika probabilitas < 0,05 , maka Ho ditolak

Page 12: BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. · Adapun perinciannya adalah sebagai berikut: a. Persiapan Penelitian 1) Pengajuan Judul ... serta persentase penambahan

39

2) Uji t

Hipotesis:

Ho = tidak ada pengaruh penambahan banner dengan bentuk potongan

dan persentase yang berbeda secara terpisah.

Ha = ada pengaruh penambahan banner dengan bentuk potongan dan

persentase yang berbeda secara terpisah

Pengambil keputusan :

Jika probabilitas > 0,05 , maka Ho diterima

Jika probabilitas < 0,05 , maka Ho ditolak

3) Koefisien Determinasi Simultan (R2)

Jika nilai R2 mendekati 1 (satu) maka dapat dikatakan semakin kuat

(persentase penambahan banner) terhadap kuat lentur secara

bersamaan.

Jika nilai R2 mendekati 0 (nol) maka dapat dikatakan semakin lemah

(persentase penambahan banner) terhadap kuat lentur secara

bersamaan.

c. Hipotesis Ketiga

Hipotesis ketiga mengatakan bahwa ada nilai optimal pada variasi

penambahan banner dengan bentuk potongandan persentase berbeda

terhadap kuat lentur beton serat. Nilai optimal sesuai dengan standar yang

dihitung dengan mendefinisikan persamaan regresi. Persentase optimal

diperoleh dari tabel dan grafik dari hasil perhitungan.

G. Prosedur Penelitian

1. Studi Penelitian

Studi penelitian ini dilakukan dengan cara mencari penunjang dari buku

atau sumber lain yang sesuai dengan penelitian yang akan dilakukan.

2. Tahap Penelitian

Dalam penelitian ini ada beberapa tahap dalam pelaksanaannya, untuk

lebih jelasnya akan dibahas sebagai beikut:

Page 13: BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. · Adapun perinciannya adalah sebagai berikut: a. Persiapan Penelitian 1) Pengajuan Judul ... serta persentase penambahan

40

a. Tahap Pertama

Tahap pertama ini terdiri dari pemilihan bahan dan persiapan alat.

Jadi setiap alat dan bahan yang akan digunakan harus dipersiapkan pada

tahap ini, agar memperlancar tahap penelitian yang selanjutnya. Tahapan

yang pertama ini terdiri dari:

1) Pemilihan Bahan

a) Semen tipe I (umum)

Semen yang digunakan harus memenuhi persyaratan yang

telah ditentukan dalam spesifikasi bahan bangunan bagian A, SK-SNI-

04-1989-F. Penelitian ini menggunakan Semen Portland dengan merk

Gresik 40 kg.

b) Agregat

Agregat yang dipakai adalah agregat yang memenuhi

persyaratan yang telah ditentukan dalam spesifikasi bahan bangunan

bagian A, SK-SNI-04-1989-F. Agregat ini terdiri dari agregat kasar

dan agregat halus. Agregat kasar atau kerikil yang digunakan adalah

kerikil dari daerah Kaliworo, Klaten. Sedangkan agregat halus atau

pasir yang digunakan adalah pasir Muntilan, Magelang.

c) Air

Air yang digunakan adalah air yang memenuhi persyaratan

yang ditentukan dalam spesifikasi SK-SNI-S-04-1989-F yang sesuai

dengan spesifikasi bahan bangunan, yaitu air sumur. Air yang

digunakan dalam penelitian ini adalah air yang berasal dari

Laboratorium PTB FKIP Universitas Sebelas Maret Surakarta.

d) Banner

Banner yang digunakan adalah dalam bentuk segita, persegi,

dan persegi panjang. Banner tersebut diambil langsung dari pengepul

dengan ukuran utuh, yang kemudian dipotong sendiri sesuai dengan

bentuknya. Spesifikasi dari banner ini bisa dilihat pada tabel 3.2

sebagai berikut :

Page 14: BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. · Adapun perinciannya adalah sebagai berikut: a. Persiapan Penelitian 1) Pengajuan Judul ... serta persentase penambahan

41

Tabel 3.2 Variasi Bentuk, Dimensi dan Persentase Penambahan

Potongan Banner

No Bentuk

Potongan

Dimensi

Potongan

Banner

Persentase

Penambahan

Potongan

Banner

Keterangan

1 ─ ─ 0,00% -

2 Persegi 5 mm x 5 mm 0,25%

0,50%

0,75%

1,00%

3 Segitiga Alas = 5 mm 0,25%

Tinggi = 30

mm

0,50%

0,75%

1,00%

4 Persegi 5 mm x 30 mm 0,25%

panjang 0,50%

0,75%

1,00%

Page 15: BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. · Adapun perinciannya adalah sebagai berikut: a. Persiapan Penelitian 1) Pengajuan Judul ... serta persentase penambahan

42

2) Persiapan Alat

a) Timbangan

Dalam penelitian ini digunakan dua jenis timbangan, yaitu:

(1) Neraca merk “Murayama, elsakusho ltd japan” kapasitas 5 kg

dengan ketelitian mencapai 0,01 gram. Alat ini digunakan untuk

mengukur berat material yang tidak melebihi kapasitasnya.

(2) Timbangan “bascule” merk DSN bola dunia kapasitas 150 kg

dengan ketelitian 0,1 kg. Alat ini digunakan untuk mengukur

berat material yang tidak melebihi kapasitasnya.

b) Oven

Oven merk “Memmert West Germany” dengan temperatur

maksimum 2200ºC dan daya listrik 1500 Whatt. Oven ini digunakan

untuk mengeringkan material pasir dan kerikil.

c) Ayakan

Ayakan baja yang digunakan adalah merk “cotrols” italy

berbentuk bulat dengan lubang ayakan berbentuk bujur sangkar. Alat

ini digunakan untuk pengujian gradasi agergat baik kasar maupun

halus. Penggunaannya sesuai dengan ukuran lubang yang tersedia.

d) Mesin penggetar ayakan

Mesin penggetar ayakan yang dipakai adalah mesin penggetar

dengan merk “controls” italy. Mesin ini digunakan sabagai dudukan

dan penggetar ayakan. Alat ini digunakan pada saat uji gradasi agregat

kasar dan agregat halus.

e) Corong conik/ Conical Mould

Conical Mould dengan ukuran diameter atas 3,8 cm, daimeter

bawah 8,9 cm, dan tinggi 7,6 cm. Alat ini juga dilengkapi dengan

penumbuk. Fungsi dari conical mould adalah untuk pengujian SSD

(Saturated Surface Dry) agregat halus.

f) Kerucut Abrams

Kerucut Abrams terbuat dari baja dengan ukuran diameter atas

10 cm, diameter bawah 20 cm, dan tinggi 30 cm, dilengkapi dengan

Page 16: BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. · Adapun perinciannya adalah sebagai berikut: a. Persiapan Penelitian 1) Pengajuan Judul ... serta persentase penambahan

43

tongkat baja yang ujungnya ditumpulkan dengan diameter 16 mm dan

panjang 60 cm. Alat ini digunakan untuk mengetahui nilai slump pada

setiap adukan beton.

g) Molen

Molen yang digunakan berkapasitas 120 liter dan bertenaga

dinamo listrik sebesar 1500 rpm.

h) Cetakan benda uji

Cetakan benda uji berbentuk balok dengan panjang 60 cm

lebar 15 cm dan tebal 15 cm.

i) Universal Testing Machine (UTM)

UTM digunakan untuk melakukan pengujian kuat lentur beton

serat banner.

j) Alat Bantu

Untuk memperlancar dan mempermudah pelaksanaan

penelitian digunakan beberapa alat bantu antara lain:

(1) Gelas ukur berkapasitas 250 ml. Alat ini digunakan untuk

pengujian kandungan lumpur dalam agregat halus.

(2) Ember untuk tempat air.

(3) Cawan berfungsi untuk tempat agregat yang akan di oven

(4) Meteran untuk mengukur nilai slump

(5) Cetok sebagai alat bantu untuk memasukkan adukan beton ke

dalam cetakan silinder.

b. Tahap Kedua

Tahap kedua merupakan tahap pemeriksaan bahan. Hal ini bertujuan

untuk mengetahui sifat dan karakteristik bahan material penyusun beton.

Serta untuk mengetahui apakah material bahan penyusun beton sudah sesuai

dengan persyaratan atau belum.

1) Pengujian kadar air agregat halus sesuai dengan SNI 03-1971-1990.

2) Pengujian kadar lumpur agregat halus sesuai dengan SNI 03-4428-

1997.

Page 17: BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. · Adapun perinciannya adalah sebagai berikut: a. Persiapan Penelitian 1) Pengajuan Judul ... serta persentase penambahan

44

3) Pengujian gradasi agregat halus dan agregat kasar sesuai dengan SNI

03-1968-1990.

4) Pengujian kadar zat organik agregat halus sesuai dengan SNI 03-2816-

1992.

5) Pengujian specivic gravity agregat halus sesuai dengan SNI 1970: 2008.

6) Pengujian specivic gravity agregat kasar sesuai dengan SNI 1969: 2008.

7) Pengujian keausan agregat kasar sesuai dengan SNI 2417: 2008.

c. Tahap Ketiga

Tahap ketiga merupakan tahap perencanaan campuran (mix design)

yang sesuai dengan SK SNI 03-3449-2002 tentang perencanaan campuran

beton normal. Pada tahap ini dilakukan perhitungan kebutuhan bahan untuk

campuran beton berdasarkan hasil pengujian pada tahap dua, dengan mutu

beton yang digunakan 20 MPa, variasi bentuk potongan dan variasi

penambahan potongan banner terhadap berat total benda uji adalah sebagai

berikut:

1) Bentuk persegi : 0,25%, 0,5%, 0,75%, 1,00%

2) Bentuk persegi panjang : 0,25%, 0,5%, 0,75%, 1,00%

3) Bentuk segitiga : 0,25%, 0,5%, 0,75%, 1,00%

d. Tahap Keempat

Tahap keempat merupakan tahap pembuatan benda uji dan pengujian

kelecakan beton. Langkah-langkah yang dilakukan pada tahap ini adalah

sebagai berikut:

1) Mempersiapkan cetakan

Menyiapkan cetakan benda uji dengan membersihkan cetakan,

merakit cetakan, kemudian mengoleskan oli pada bagian dalam cetakan

agar mempermudah pada saat pelepasan cetakan.

2) Pembuatan Adukan

Pembuatan adukan dilakukan dengan penambahan potongan

banner 0,0 %, 0,25%, 0,5%, 0,75% dan 1,0% dari berat benda uji sesuai

dengan perencanaan campuran pada tahap ketiga. Pengadukan dilakukan

Page 18: BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. · Adapun perinciannya adalah sebagai berikut: a. Persiapan Penelitian 1) Pengajuan Judul ... serta persentase penambahan

45

dengan mesin agar mempermudah pekerjaan dan mendapatkan campuran

yang lebih baik.

3) Pengujian kelecakan beton

Setelah pembuatan adukan beton selesai maka dilakukan

pengujian kelecakan beton. Pengujian kelecakan beton ini

menggunakkan slump test. Pengujian slump test adalah kerucut

diberdirikan di atas alas yang telah dibersihkan, kemudian beton segar

dimasukkan ke dalam kerucut dengan sekop kecil, kira-kira sepertiga

tingginya kerucut. Dengan menggunakan batang besi, beton ditumbuk

sebanyak 25 kali sampai dasar. Tambahkan lapisan kedua dan tumbuk 25

kali dengan batang besi hingga sedikit menyentuh lapisan pertama (tidak

sampai dasar). Lakukan hal yang sama untuk lapisan yang ketiga. Setelah

lapisan ketiga selesai ditumbuk, permukaan atas kerucut diratakan

dengan cetok besi dan kelebihan beton dibersihkan. Angkat kerucut

perlahan ke atas dengan memegang kupingnya dalam waktu 5 – 7 detik.

Balikkan kerucut dan letakkan di samping sampel beton segar. Rebahkan

batang penumbuk di atas kerucut. Ukurlah perbedaan tinggi antara

kerucut dan beton segar. Setelah pengujian kelecakan beton maka

dilakukan pengecoran.

4) Pengecoran

Pengecoran dilakukan dengan cara menuangkan ke dalam cetakan

sedekat mungkin untuk mencegah terjadinya segresi. Pengecoran harus

dilakukan terus menerus pada setiap cetakan sampai penuh agar

mendapatkan benda uji yang baik.

5) Pembongkaran moulding atau cetakan

Cetakan dibongkar dengan hati-hati agar tidak merusak benda uji.

Page 19: BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. · Adapun perinciannya adalah sebagai berikut: a. Persiapan Penelitian 1) Pengajuan Judul ... serta persentase penambahan

46

Gambar 3.1 Gambar Benda Uji

(Sumber : SNI 03-4154-1996)

e. Tahap Kelima

Tahap kelima merupakan tahap perawatan benda uji. Tahap ini

dimulai setelah benda uji dilepas dari cetakan. Benda uji direndam di dalam

air yang mempunyai suhu normal, ruangan penyimpanan harus bebas dari

getaran terutama pada 48 jam pertama setelah benda uji disimpan.

Perendaman ini dilakukan selama 28 hari.

f. Tahap Keenam

Tahap keenam adalah tahap pengujian kuat lentur beton. Beton yang

sudah direndam selama 28 hari maka untuk selanjutnya dilakukan pengujian

kuat lentur beton. Pengujian ini menggunakan alat uji kuat lentur yaitu

mesin UTM. Adapun langkah-langkah pengujiannya adalah sebagai berikut:

1) Mengukur dimensi benda uji dengan menggunakan mistar atau meteran

dan jangka sorong.

2) Memasang benda uji pada alat uji kuat lentur.

3) Menghidupkan komputer dan mesin UTM.

4) Menjalankan program U60.

5) Memasukkan data-data benda uji pada layar “method” pada program

U60.

6) Menjalankan mesin UTM dengan mengklik ikon “test” pada program

U60.

7) Menghentikan pengujian setelah benda uji retak.

Page 20: BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. · Adapun perinciannya adalah sebagai berikut: a. Persiapan Penelitian 1) Pengajuan Judul ... serta persentase penambahan

47

8) Untuk mengetahui gaya terbesar yang tercatat, dapat dilihat pada layar

“report” pada porogram U60.

g. Tahap Ketujuh

Tahap ketujuh merupakan tahap analisis data. Tahap analisis data

dilakukan sesuai dengan hasil pengujian yang telah dilakukan pada tahap

sebelumnya. Analisa data yang digunakan adalah uji normalitas, uji

multikolinieritas, uji heteroskedastisitas dan uji regresi berganda.

h. Tahap Kedelapan

Tahap kedelapan merupakan tahap kesimpulan dari penelitian.

Kesimpulan ini berdasarkan dari analisis data pada tahap sebelumnya,

sebagai jawaban dari masalah yang telah dirumuskan. Untuk tahap alur

penelitian lebih jelasnya dapat dilihat pada gamabar 3.2.

Page 21: BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. · Adapun perinciannya adalah sebagai berikut: a. Persiapan Penelitian 1) Pengajuan Judul ... serta persentase penambahan

48

Gambar 3.2 Prosedur Penelitian

Agregat Halus (Pasir):

d. Kadar Air e. Kadar Lumpur f. Kandungan Zat

Organik g. Gradasi Pasir h. Specivic gravity

Agregat kasar (Kerikil) :

a. Specivic gravity

b. Gradasi c. Derajat

kehancuran

Semen Portland: a. Visual b. Kehalusan butiran

Persiapan alat dan penyediaan bahan

Pemeriksaan / Uji bahan

Memenuhi Syarat

Pembuatan Benda Uji dan Uji Kelecakan

Perawatan (Curing) Benda Uji

Pengujian Kuat Lentur beton

Analisis Data

TIDAK

Rencana Campuran (Mix Design)

YA

Tahap I

Tahap II

Tahap III

Tahap IV

Tahap V

Tahap VI

Tahap VII

Air : a. Tidak

berbau b. Tidak

berwarna

Penarikan Kesimpulan

Tahap VIII

Banner: a. Bersih b. Dimensi sesuai

dengan yang direncanakan