bab iii metode penelitian a. lokasi dan subjek penelitian...
TRANSCRIPT
Tetty P.W. Siburian, 2013 Hubungan Budaya Organisasi dan Emotional Quotient pada Prestasi Kerja Karyawan Divisi Produksi PT. Meprofarm Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Lokasi dan Subjek Penelitian/ Sampel Penelitian
1. Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan di sebuah perusahaan yang bergerak di bidang
industri obat-obatan, yang terletak di Jl. Soekarno Hatta no. 789 km 11 Gede
Bage, Bandung.
2. Populasi Penelitian
Populasi penelitian adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: obyek/
subyek yang mempunyai kualitas dan karakterisistik tertentu yang ditetapkan
oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono,
2012:117). Populasi dalam penelitian ini adalah karyawan pada divisi
PRODUKSI PT. MEPROFARM Bandung yaitu sebanyak 243 orang.
3. Sample Penelitian
Sampel penelitian adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang
dimiliki oleh populasi tersebut (Sugiyono, 2012:118). Adapun teknik
pengambilan sampel yang digunakan adalah simple random sampling adalah
cara pengambilan anggota sampel dari populasi dilakukan secara acak tanpa
memperhatikan strata yang ada dalam populasi itu (Sugiyono, 2012:120). Jadi,
pengambilan sampel secara random ini dilakukan tanpa melihat perbedaan yang
ada, dengan mempertimbangkan bahwa populasinya bersifat homogen (sama)
sehingga semua berkemungkinan dijadikan sampel.
44
Tetty P.W. Siburian, 2013 Hubungan Budaya Organisasi dan Emotional Quotient pada Prestasi Kerja Karyawan Divisi Produksi PT. Meprofarm Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
( )
Untuk menentukan jumlah sampel dengan menggunakan teknik Slovin
rumusnya adalah sebagai berikut:
Keterangan :
n = Jumlah sampel
N = Jumlah populasi
e = taraf kesalahan dalam pengambilan sampel yang masih bisa ditolerir
(e=0.1) = 10 %
Berdasarkan rumus di atas maka dapat diukur besarnya sampel dalam
penelitian ini. Jumlah populasi dalam penelitian ini sebanyak 243 orang
dimasukkan kedalam rumus diatas, maka diperoleh sebagai berikut :
n =
( ) =
n = 70.84 = 71
Berdasarkan perhitungan tersebut diperoleh jumlah sampel sebanyak 71
orang setelah dibulatkan. Sampel jaminan =10 %
10% x 71 = 7,1= 7
Maka jumlah sampel dalam penelitian ini adalah sebanyak 78 orang.
………………………………… Husain Umar 2002:59
dikutip oleh Dewi (2010)
45
Tetty P.W. Siburian, 2013 Hubungan Budaya Organisasi dan Emotional Quotient pada Prestasi Kerja Karyawan Divisi Produksi PT. Meprofarm Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
B. Desain Penelitian
Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah desain penelitian
deskriptif korelasional. Deskriptif digunakan untuk melukiskan secara sistematis
fakta atau karakteristik bidang atau populasi tertentu secara cermat dan aktual,
sedangkan korelasional digunakan untuk meneliti sejauh mana hubungan antara dua
variabel atau lebih (Sugiyono, 2008: 57). Untuk menguji korelasi antara ketiga
variabel, digunakan uji korelasi Spearman. Karena data yang diperoleh tidak
berdistribusi normal, dimana variabel yang dikorelasikan adalah budaya organisasi
sebagai variabel pertama, emotional quotient sebagai variabel kedua dan prestasi
kerja sebagai variabel ketiga.
C. Metode Penelitian
Metode yang digunakan untuk membuktikan hipotesis adalah dengan
pendekatan kuantitatif, metode korelasional statistik non parametrik. Analisis
korelasional ini bertujuan untuk melihat adanya hubungan antara variabel dependen
dengan variabel independen dengan menggunakan analisis spearman non parametrik,
yang bertujuan untuk melihat bagaimana hubungan budaya organisasi dan emotional
quotient dengan prestasi kerja karyawan tanpa mencoba untuk merubah atau
memberikan perlakuan terhadap variabel-variabel tersebut.
Untuk mengukur budaya organisasi digunakan angket atau kuesioner yang
diturunkan dari teori budaya organisasi oleh Robbins (2010) , untuk mengukur
emotional quotient karyawan digunakan angket atau kuesioner yang diturunkan dari
teori emotional quotient oleh Daniel Goleman (1995). Sedangkan untuk prestasi kerja
karyawan peneliti menggunakan data yang diperoleh dari instansi dengan pemetaan
sesuai dengan indikator yang dimiliki instansi. Setelah itu, hasil dari ketiga penilaian
akan dikorelasikan untuk menganalisis hubungan antara ketiga variabel tersebut
untuk mengambil kesimpulan.
46
Tetty P.W. Siburian, 2013 Hubungan Budaya Organisasi dan Emotional Quotient pada Prestasi Kerja Karyawan Divisi Produksi PT. Meprofarm Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
D. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel
1. Variabel penelitian
Dalam penelitian ini, variabelnya adalah budaya organisasi sebagai
variabel pertama (V1) , emotional quotient sebagai variabel ke dua (V2) dan
prestasi kerja karyawan sebagai variabel ketiga (V3).
2. Definisi Operasional
Untuk menghindari kekeliruan dalam menafsirkan masalah, maka
penulis menjelaskan defenisi istilah yang terkandung dalam judul penelitian
sehingga terdapat persamaan pandangan penulis dengan pembaca. Adapun
defenisi-defenisi operasional yang berhubungan dengan penelitian ini adalah :
a. Budaya Organisasi
Robbins (2010:63) mendefinisikan budaya organisasi
(organizational culture) sebagai nilai-nilai, prinsip-prinsip, tradisi dan
cara-cara bekerja yang dianut bersama oleh para anggota organisasi dan
memengaruhi cara mereka bertindak.
Budaya organisasi dalam penelitian ini adalah nilai-nilai yang
berlaku dalam PT. Meprofarm yang menjadi pegangan karyawan dalam
menjalankan kewajibannya dan juga perilakunya yang berpengaruh
terhadap prestasi kerja karyawan tersebut yang dilihat dari berbagai
dimensi, seperti 1) Inovasi dan pengambilan risik, 2) Perhatian pada detil,
3) Orientasi hasil 4) Orientasi manusia, 5) Orientasi tim, 6) Agresivitas, 7)
Stabilitas
47
Tetty P.W. Siburian, 2013 Hubungan Budaya Organisasi dan Emotional Quotient pada Prestasi Kerja Karyawan Divisi Produksi PT. Meprofarm Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
b. Emotional Quotient
Goleman (1995) yang dikutip oleh Luthans (2006:332)
mengatakan bahwa kecerdasan emosi adalah kapasitas untuk mengenali
perasaan diri sendiri dan orang lain, untuk memotivasi diri dan untuk
mengelola emosi diri sendiri dalam hubungannya dengan orang lain.
Emotional quotient dalam penelitian adalah kemampuan yang
dimiliki karyawan PT. Meprofarm divisi Produksi untuk mengontrol
hidupnya dalam melakukan pekerjaannya, yang dapat dilihat dari beberapa
dimensi seperti: 1) Kesadaran diri, 2) Pengelolaan diri, 3) Motivasi diri, 4)
Empati, 5) Kemampuan Sosial
c. Prestasi Kerja
Prestasi kerja menurut Malayu S. P Hasibuan (2009 : 94) adalah
suatu hasil kerja yang dicapai seseorang dalam melaksanakan tugas-tugas
yang dibebankan kepadanya yang didasarkan atas kecakapan, pengalaman,
dan kesungguhan serta waktu.
Dalam penelitian ini, prestasi kerja adalah hasil kerja yang dicapai
karyawan PT. Meprofarm divisi Produksi dalam melaksanakan tugas-
tugasnya yang dapat dilihat dari berbagai dimensi, diantaranya: 1)
Kehadiran, 2) Disiplin dan tanggungjawab, 3) Kreatifitas/ inisiatif kerja,
4) Kemampuan kerja/skill (Produktifitas, Compliance, Problem Solving,
Leadership), 5) Kerjasama dengan atasan/bawahan/rekan kerja, 6)
Manajemen mutu, 7) Manajemen lingkungan (Penilaian Karyawan PT.
MEPROFARM Bandung).
48
Tetty P.W. Siburian, 2013 Hubungan Budaya Organisasi dan Emotional Quotient pada Prestasi Kerja Karyawan Divisi Produksi PT. Meprofarm Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
E. Instrumen Penelitian
Instrumen yang digunakan untuk variabel budaya organisasi dan emotional
quotient adalah angket. Menurut Sugiyono (2005:199), ”Kuesioner merupakan teknik
mengumpulkan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan
atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawab”. Pada penelitian ini
menggunakan angket tertutup, yaitu dimana dalam pertanyaan atau pernyataan
diberikan alternatif jawaban, sehingga responden dapat memilih alternatif jawaban
yang sesuai dengan pengalamannya. Sedangkan untuk variabel prestasi kerja peneliti
menggunakan data sekunder dari perusahaan yaitu hasil penilaian karyawan bagian
Produksi.
1. Instrumen Budaya Organisasi
Berdasarkan teori yang disampaikan oleh Robbins (2010:63) budaya
organisasi tampil dalam tujuh karakteristik. Indikator-indikator tersebut disusun
ke dalam item-item pernyataan yang mengukur budaya organisasi terhadap
karyawan PT. MEPROFARM. Item-item pernyataan disusun menjadi sebuah
instrument dengan menggunakan skala likert dengan pilihan jawaban berurutan
yakni Sangat Tidak Sesuai (STS), Tidak Sesuai (TS), Sesuai (S), Sangat Sesuai
(SS). Berikut ini kisi-kisi budaya organisasi terhadap karyawan PT
MEPROFARM Bandung yang berjumlah 25 item.
49
Tetty P.W. Siburian, 2013 Hubungan Budaya Organisasi dan Emotional Quotient pada Prestasi Kerja Karyawan Divisi Produksi PT. Meprofarm Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
Tabel 3.1
Kisi-kisi Instrumen Budaya Organisasi Karyawan PT. MEPROFARM
Variabel Dimensi Indikator Nomor Item Jumlah
Item
Budaya Organisasi
(X1)
Budaya organisasi
(organizational culture)
sebagai nilai-nilai,
prinsip-prinsip, tradisi
dan cara-cara bekerja
yang dianut bersama
oleh para anggota
organisasi dan
memengaruhi cara
mereka bertindak.
(Robbins, 2010:63)
Inovasi dan
Pengambilan
Risiko
Organisasi mendorong para
karyawan bersikap inovatif 1, 4 2
Seberapa besar organisasi
mendorong para karyawan
berani mengambil resiko
3, 7 2
Perhatian pada
Detil
Ketelitian yang dituntut oleh
organisasi dari para karyawan
dalam bekerja
5, 6 2
Analisis dan perhatian pada
detail yang dituntut oleh
organisasi dari para karyawan
2, 8 2
Orientasi Hasil
Seberapa besar organisasi
menekankan pada pencapaian
sasaran (hasil)
10, 11, 21 3
Orientasi
Manusia
Seberapa jauh organisasi
bersedia mempertimbangkan
faktor karyawan dalam
pengambilan keputusan
manajemen
12, 14 2
50
Tetty P.W. Siburian, 2013 Hubungan Budaya Organisasi dan Emotional Quotient pada Prestasi Kerja Karyawan Divisi Produksi PT. Meprofarm Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
Item-item pernyataan disusun berupa pernyataan positif (favorable),
yang disusun secara acak . setiap pernyataan memiliki empat alternatif jawaban
berdasarkan pilihan jawaban yang diberikan responden sebagai berikut.
Tabel 3.2
Bobot Pilihan Jawaban Item Budaya Organisasi
Jawaban Skor
Sangat Sesuai 4
Sesuai 3
Tidak Sesuai 2
Sangat Tidak Sesuai 1
Orientasi Tim
Seberapa besar organisasi
menekankan pada kerja
kelompok dalam
menyelesaikan tugas
15, 16 2
Agresivitas
Seberapa besar organisasi
mendorong karyawannya
untuk saling bersaing
18, 19, 23 3
Sejauh mana situasi kerja
mendorong karyawan untuk
bekerja keras
9, 13, 20, 22 4
Stabilitas
Seberapa besar organisasi
menekankan pada
pemeliharaan status quo dalam
pengambilan keputusan
17, 24, 25 3
Jumlah 25
51
Tetty P.W. Siburian, 2013 Hubungan Budaya Organisasi dan Emotional Quotient pada Prestasi Kerja Karyawan Divisi Produksi PT. Meprofarm Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
2. Instrumen Emotional Quotient
Berdasarkan teori yang disampaikan oleh Goleman (1995) yang dikutip
oleh Luthans (2006:332) emotional quotient tampil dalam lima karakteristik.
Indikator-indikator tersebut disusun ke dalam item-item pernyataan yang
mengukur emotional quotient karyawan PT. MEPROFARM. Item-item
pernyataan disusun menjadi sebuah instrument dengan menggunakan skala
likert dengan pilihan jawaban berurutan yakni Sangat Tidak Sesuai (STS),
Tidak Sesuai (TS), Sesuai (S), Sangat Sesuai (SS). Berikut ini kisi-kisi budaya
organisasi terhadap karyawan PT MEPROFARM Bnadung yang berjumlah 25
item.
Tabel 3.3
Kisi-kisi Instrumen Emotional Quotient Karyawan PT. MEPROFARM
Variabel Dimensi Indikator Nomor Item Jumlah
Item
Emotional
quotient
(X2)
Kesadaran Diri Mengenali perasaan sebenarnya
sewaktu perasaan itu terjadi 1, 2 2
Manajemen diri
Kemampuan dalam menangani
emosi agar terungkap dengan tepat 3, 5, 10 3
Berusaha menjauhi emosi negatif 4, 8, 14 3
Memotivasi Diri
Mempunyai tujuan dan usaha-usaha
untuk mencapainya 11, 13, 16 3
Meyakinkan diri 12, 17, 18 3
Empati Memahami dan sensitif dengan
perasaan orang lain 6, 7, 15 3
52
Tetty P.W. Siburian, 2013 Hubungan Budaya Organisasi dan Emotional Quotient pada Prestasi Kerja Karyawan Divisi Produksi PT. Meprofarm Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
Item-item pernyataan disusun berupa pernyataan positif (favorable) dan
pernyataan negatif (unfavorable), yang disusun secara acak . setiap pernyataan
memiliki empat alternatif jawaban berdasarkan pilihan jawaban yang diberikan
responden sebagai berikut.
Tabel 3.4
Bobot Pilihan Jawaban Item Emotional Quotient
Jawaban Skor Favorable Skor Unfavorable
Sangat Tidak Sesuai 1 4
Tidak Sesuai 2 3
Sesuai 3 2
Sangat Sesuai 4 1
3. Instrumen prestasi kerja
Prestasi kerja menurut Malayu S. P Hasibuan (2009 : 94) adalah suatu
hasil kerja yang dicapai seseorang dalam melaksanakan tugas-tugas yang
dibebankan kepadanya yang didasarkan atas kecakapan, pengalaman, dan
kesungguhan serta waktu.
Pada peneliti ini instrumen yang digunakan untuk mengukur prestasi
kerja karyawan ialah menggunakan data sekunder berupa hasil penilaian
Keterampilan
sosial
Mampu membaca situasi sosial 9, 19 2
Mampu membangun hubungan
dengan orang lain 20, 21, 22 3
Jumlah 22
53
Tetty P.W. Siburian, 2013 Hubungan Budaya Organisasi dan Emotional Quotient pada Prestasi Kerja Karyawan Divisi Produksi PT. Meprofarm Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
karyawan bagian Produksi pada tahun 2012 catur wulan terakhir. Data sekunder
tersebut digunakan mengingat setiap perusahaan mempunyai standar tersendiri
dalam melakukan penilaian terhadap prestasi kerja karyawannya sesuai dengan
posisi dan jobdesc masing-masing karyawan. Penilaian karyawan PT.
Meprofarm ini dilakukan tiga kali dalam setahun yaitu setiap 4 bulan sekali.
Yang menjadi alat ukur penilaian karyawan dalam instansi tersebut
adalah sebagai berikut:
Tabel 3.5
Alat Ukur Penilaian Karyawan PT. Meprofarm divisi Produksi yang Diperoleh
dari Perusahaan
No. Variabel Indikator
1 Prestasi Kerja
Karyawan
Kehadiran
Disiplin dan tanggungjawab
Kreatifitas/ inisiatif kerja
Kemampuan kerja/skill Produktifitas
Compliance
Problem Solving
Leadership
Kerjasama dengan atasan/bawahan/rekan kerja
Manajemen mutu
Manajemen lingkungan
Tabel 3.6
Kriteria Penilaiannya:
Kriteria Penilaian Nilai
Baik sekali 9-10
Baik 7-8
54
Tetty P.W. Siburian, 2013 Hubungan Budaya Organisasi dan Emotional Quotient pada Prestasi Kerja Karyawan Divisi Produksi PT. Meprofarm Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
Cukup 5-6
Kurang 1-4
F. Proses Pengembangan Instrumen
Untuk pengembangan instrumen dilakukan uji coba untuk memperoleh
instrumen yang layak digunakan dalam penelitian. Uji coba pada penelitian ini
dilakukan kepada 105 orang sampel uji coba, dimana data yang telah diperoleh
kemudian diolah dengan menggunakan bantuan software SPSS Versi 18.0 untuk
dilakukan uji validitas dan reliabilitas.
1. Uji Validitas
Dalam buku Sugiyono (2012:177) untuk menguji validitas konstruk,
dapat digunakan pendapat dari ahli (judgement expert). Dalam hal ini setelah
instrumen dikonstruksi tentang aspek-aspek yang akan diukur dengan
berlandaskan teori tertentu, maka selanjutnya dikonsultasikan dengan ahli.
Dalam penelitian ini, setelah instrumen budaya organisasi dan emotional
quotient disusun, peneliti mengkonsultasikan dengan para ahli. Jumlah para ahli
(judgement expert) yang dilibatkan dalam penelitian ini adalah sebanyak 2
dosen Psikologi Industri dan Organisasi yakni Ita Juwitaningrum, S.Psi.,M.Pd
dan Medianta Tarigan M.Psi. Setelah berkonsultasi dengan kedua dosen
tersebut, dihasilkan instrumen penelitian yaitu, 25 item untuk variabel budaya
organisasi dan 22 item untuk variabel emotional quotient.
Selanjutnya, instrumen yang sudah disusun diuji cobakan kepada 105
orang yang memiliki karakter yang sama dengan sampel penelitian.
2. Uji Koefisien Item
Berdasarkan kriteria yang diberikan oleh Sugiyono (2009: 134), butuh
angka koefisien minimal 0,3 untuk dapat sikatakan valid untuk setiap itemnya.
55
Tetty P.W. Siburian, 2013 Hubungan Budaya Organisasi dan Emotional Quotient pada Prestasi Kerja Karyawan Divisi Produksi PT. Meprofarm Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
Setelah melakukan uji validitas dengan menggunakan program SPSS 18.0.
diperoleh 25 item yang valid dengan kata lain semua item valid atau >0,3.
Tabel 3.7
Item-item yang Layak pada Instrumen Budaya Organisasi
No Dimensi Item yang layak
1 Inovasi dan Pengambilan Risiko 1, 3, 4, 7
2 Perhatian pada Detil 2, 5, 6, 8
3 Orientasi Hasil 10, 11, 21
4 Orientasi Manusia 12, 14
5 Orientasi Tim 15, 16
6 Agresivitas 9, 13, 18, 19, 20, 22, 23
7 Stabilitas 17, 24, 25
Total 25
Setelah melakukan uji validitas terhadap variabel emotional quotient
dengan menggunakan program SPSS 18.0, diperoleh 20 item yang valid atau >
0,3 dan 2 item lainnya tidak valid atau < 0,3.
56
Tetty P.W. Siburian, 2013 Hubungan Budaya Organisasi dan Emotional Quotient pada Prestasi Kerja Karyawan Divisi Produksi PT. Meprofarm Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
Tabel 3.8
Item-item yang Layak pada Instrumen Emotional quotient
No Dimensi Item yang layak
1 Kesadaran Diri 1, 2
2 Manajemen diri 3, 4, 8, 10, 14
3 Memotivasi Diri 11, 12, 13, 16, 17, 18
4 Empati 6, 7, 15
5 Keterampilan sosial 9, 19, 20, 21
Total 20
3. Uji Reliabilitas
Instrument penelitian disamping harus valid, juga harus dapat dipercaya
(reliabel). Reliabilitas menunjuk pada suatu pengertian bahwa instrumen cukup
dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data, karena
instrument itu sudah baik.
Setelah dilakukan uji validitas melalui pakar atau validitas isi dan
validitas konstruk, selanjutnya instrumen diuji tingkat reliabilitasnya dengan
menggunakan bantuan software SPSS versi 18.0.
Menurut Guilford dalam Sugiyono (2007: 18), kriteria koefisien
reliabilitas Alpha Cronbach dapat dikategorikan seperti pada tabel dibawah ini:
57
Tetty P.W. Siburian, 2013 Hubungan Budaya Organisasi dan Emotional Quotient pada Prestasi Kerja Karyawan Divisi Produksi PT. Meprofarm Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
Tabel 3.9
Koefisien Reliabilitas Alpha Cronbach
Kriteria Koefisien
Sangat Reliabel >0.900
Reliabel 0.700 – 0.900
Cukup Reliabel 0.400 - 0.700
Kurang Reliabel 0.200 – 0.400
Tidak Reliabel <0.200
Dari data yang diperoleh dari hasil uji coba instrumen yang kemudian
diolah dengan menggunakan bantuan software SPSS versi 18.0 tersebut, dapat
diperoleh hasil sebagai berikut:
Tabel 3. 10
Hasil Reliabilitas Uji Coba Instrumen Budaya Organisasi
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
.921 25
58
Tetty P.W. Siburian, 2013 Hubungan Budaya Organisasi dan Emotional Quotient pada Prestasi Kerja Karyawan Divisi Produksi PT. Meprofarm Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
Tabel 3. 11
Hasil Reliabilitas Uji Coba Instrumen Emotional quotient
Dari hasil yang diperoleh dari uji coba instrumen, diperoleh koefisien
reliabilitas budaya organisasi sebesar 0,921 dan koefisien reliabilitas emotional
quotient sebesar 0,842. Dengan angka koefisien reliabilitas seperti yang
disebutkan diatas, dapat dkatakan bahwa instrumen menunjukkan angka
koefisien yang sangat reliabel untuk instrumen budaya organisasi dan reliabel
untuk emotional quotient, sehingga instrumen tersebut dapat digunakan dalam
penelitian.
G. Sumber Data dan Teknik Pengumpulan Data
1. Sumber Data
Sumber data bisa diperoleh dari sumber data internal perusahaan
maupun dari luar perusahaan.
a. Data Primer
Data primer juga diartikan sebagai data intern, yaitu data yang
didapat langsung dari perusahaan. Dalam penelitian ini yaitu data yang
langsung diperoleh dari PT. Meprofarm.
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
.842 22
59
Tetty P.W. Siburian, 2013 Hubungan Budaya Organisasi dan Emotional Quotient pada Prestasi Kerja Karyawan Divisi Produksi PT. Meprofarm Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
b. Data Sekunder
Dalam penelitian ini yang menjadi sumber data sekunder adalah
buku-buku, literatur, artikel, situs dan tulisan-tulisan ilmiah.
2. Teknik Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini pengumpulan data meliputi teknik:
a. Wawancara
Peneliti melakukan dialog langsung dengan pihak perusahaan
sebagai narasumber yang dapat memberikan data keterangan yang
dibutuhkan. Yaitu pada tanggal 4 Mei 2013 dengan HRD PT.
Meprofarm. Yaitu tentang budaya organisasi, emotional quotient
karyawan dan prestasi kerja karyawan di perusahan tersebut.
b. Studi literatur
Peneliti mengumpulkan data dari buku-buku, jurnal dan karya
ilmiah lainnya.
c. Kuesioner
Dalam kuesioner ini, peneliti mengemukakan beberapa pernyataan
yang mencerminkan pengukuran indikator dari variabel X1 (budaya
organisasi), X2 (emotional quotient). Masing-masing kuesioner tersebut
menggunakan pola skala likert.
60
Tetty P.W. Siburian, 2013 Hubungan Budaya Organisasi dan Emotional Quotient pada Prestasi Kerja Karyawan Divisi Produksi PT. Meprofarm Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
Tabel 3.12
Alternatif Jawaban Berdasarkan Skala Likert
Alternatif
Jawaban
Tidak
Sesuai
Kurang
Sesuai
Cukup
Sesuai Sesuai
Sangat
Sesuai
Positif 1 2 3 4 5
Negatif 5 4 3 2 1
Sedangkan untuk variabel Y (prestasi kerja karyawan), peneliti
memutuskan untuk menggunakan data sekunder berupa hasil penilaian
karyawan bagian Produksi pada tahun 2012, cawu yang terakhir. Data sekunder
tersebut digunakan mengingat setiap perusahaan mempunyai standar tersendiri
dalam melakukan penilaian terhadap prestasi kerja karyawannya sesuai dengan
posisi dan jobdesc masing-masing karyawan. Penilaian karyawan PT.
H. Analisis Data
Analisis data adalah suatu kegiatan lanjutan setelah data dari seluruh responden
atau sumber data lain sudah terkumpul (Sugiyono, 2009). Adapun jenis analisis data
yang akan digunakan yaitu :
1. Uji Normalitas
Uji normalitas adalah uji yang dilakukan untuk mengetahui apakah data
berdistribusi normal atau tidak. Data yang berdistribusi normal akan dilanjut
dengan menggunakan parametric-test sedangkan data yang berdistribusi tidak
normal akan dilanjutkan dengan menggunakan non parametric-test. Uji
normalitas pada penelitian ini menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov dengan
menggunakan bantuan SPSS 18.0. Apabila tingkat signifikansi di bawah 0,05
berarti data yang akan diuji mempunyai perbedaan yang signifikan dengan data
normal baku, berarti data tersebut tidak normal. Apabila tingkat signifikansi di
61
Tetty P.W. Siburian, 2013 Hubungan Budaya Organisasi dan Emotional Quotient pada Prestasi Kerja Karyawan Divisi Produksi PT. Meprofarm Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
atas 0,05 maka tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara data yang akan
diuji dengan data normal baku, yang berarti data berdistribusi normal
(Sugiyono, 2009).
2. Uji Korelasi
Uji korelasi digunakan untuk melihat seberapa erat hubungan antara
variabel satu dan variabel lainnya, yaitu budaya organisasi, emotional quotient
dan prestasi kerja.
3. Uji Signifikansi
Menurut Sugiyono (2009), uji signifikansi dilakukan untuk menguji
apakah hubungan yang ditemukan signifikan atau tidak. Apabila hasil yang
diperoleh signifikan maka hasil korelasi tersebut dapat digeneralisasikan. Pada
penelitian ini, uji signifikan diukur dengan membandingkan angka signifikansi/
probabilitas yang dihasilkan oleh variabel penelitian dengan taraf
signifikansinya. Kriteria signifikansi korelasi dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 3.13
Kriteria Signifikan Variabel
Kriteria
Probabilitas > 0,05 Ho diterima
Probabilitas < 0,05 Ho ditolak
I. Prosedur Penelitian
Berikut ini adalah prosedur pelaksanaan penelitian secara garis besar:
1. Tahap Persiapan
a. Mempersiapkan perijinan yang diperlukan melakukan penelitian.
62
Tetty P.W. Siburian, 2013 Hubungan Budaya Organisasi dan Emotional Quotient pada Prestasi Kerja Karyawan Divisi Produksi PT. Meprofarm Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
b. Mencari fenomena di lapangan untuk dijadikan latar belakang penelitian.
c. Menentukan variabel yang akan diteliti
d. Melakukan studi kepustakaan untuk mendapatkan gambaran dan landasan
teoritis yang tepat mengenai masalah dan variabel penelitian.
e. Mengikuti seminar untuk mempresentasikan masalah yang akan diteliti
melalui mata kuliah Seminar PIO.
f. Mengajukan surat ijin penelitian dari kampus dan perusahaan tempat
diadakannya penelitian.
g. Menentukan dan menyiapkan alat ukur yang akan digunakan dalam
penelitian
h. Melakukan uji coba instrumen yang akan digunakan dalam penelitian untuk
mengetahui validitas dan reliabilitasnya.
2. Tahap Pelaksanaan
a. Mempersiapkan alat ukur yang akan dgunakan dalam penelitian dan
menetapkan jadwal pengambilan datanya.
b. Melaksanakan pengambilan data kepada subjek yang sudah ditentukan.
3. Tahap Pengolahan Data
a. Melakukan skoring untuk setiap hasil kuesioner dari kedua variabel.
b. Membuat dan menghitung tabel data.
c. Melakukan analisis data dengan menggunakan SPSS statistik untuk menguji
hipotesis penelitian dan korelasi antara kedua variabel penelitian.
4. Tahap Pembahasan
a. Menginterpretasikan dan membahas data hasil statistik berdasarkan teori
dan kerangka berpikir penelitian.
b. Merumuskan kesimpulan penelitian.
5. Tahap Pelaporan
a. Membuat laporan hasil penelitian
b. Merevisi dan menyempurnakan laporan hasil penelitian secara keseluruhan.