bab iii metode penelitian a. lokasi dan subjek penelitian...

20
Tetty P.W. Siburian, 2013 Hubungan Budaya Organisasi dan Emotional Quotient pada Prestasi Kerja Karyawan Divisi Produksi PT. Meprofarm Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Subjek Penelitian/ Sampel Penelitian 1. Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di sebuah perusahaan yang bergerak di bidang industri obat-obatan, yang terletak di Jl. Soekarno Hatta no. 789 km 11 Gede Bage, Bandung. 2. Populasi Penelitian Populasi penelitian adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: obyek/ subyek yang mempunyai kualitas dan karakterisistik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2012:117). Populasi dalam penelitian ini adalah karyawan pada divisi PRODUKSI PT. MEPROFARM Bandung yaitu sebanyak 243 orang. 3. Sample Penelitian Sampel penelitian adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut (Sugiyono, 2012:118). Adapun teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah simple random sampling adalah cara pengambilan anggota sampel dari populasi dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada dalam populasi itu (Sugiyono, 2012:120). Jadi, pengambilan sampel secara random ini dilakukan tanpa melihat perbedaan yang ada, dengan mempertimbangkan bahwa populasinya bersifat homogen (sama) sehingga semua berkemungkinan dijadikan sampel.

Upload: doankhanh

Post on 23-Mar-2019

216 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Subjek Penelitian ...repository.upi.edu/3268/6/S_PSI_0900813_Chapter3.pdf · teori emotional quotient oleh Daniel Goleman (1995). Sedangkan

Tetty P.W. Siburian, 2013 Hubungan Budaya Organisasi dan Emotional Quotient pada Prestasi Kerja Karyawan Divisi Produksi PT. Meprofarm Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Lokasi dan Subjek Penelitian/ Sampel Penelitian

1. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di sebuah perusahaan yang bergerak di bidang

industri obat-obatan, yang terletak di Jl. Soekarno Hatta no. 789 km 11 Gede

Bage, Bandung.

2. Populasi Penelitian

Populasi penelitian adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: obyek/

subyek yang mempunyai kualitas dan karakterisistik tertentu yang ditetapkan

oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono,

2012:117). Populasi dalam penelitian ini adalah karyawan pada divisi

PRODUKSI PT. MEPROFARM Bandung yaitu sebanyak 243 orang.

3. Sample Penelitian

Sampel penelitian adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang

dimiliki oleh populasi tersebut (Sugiyono, 2012:118). Adapun teknik

pengambilan sampel yang digunakan adalah simple random sampling adalah

cara pengambilan anggota sampel dari populasi dilakukan secara acak tanpa

memperhatikan strata yang ada dalam populasi itu (Sugiyono, 2012:120). Jadi,

pengambilan sampel secara random ini dilakukan tanpa melihat perbedaan yang

ada, dengan mempertimbangkan bahwa populasinya bersifat homogen (sama)

sehingga semua berkemungkinan dijadikan sampel.

Page 2: BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Subjek Penelitian ...repository.upi.edu/3268/6/S_PSI_0900813_Chapter3.pdf · teori emotional quotient oleh Daniel Goleman (1995). Sedangkan

44

Tetty P.W. Siburian, 2013 Hubungan Budaya Organisasi dan Emotional Quotient pada Prestasi Kerja Karyawan Divisi Produksi PT. Meprofarm Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

( )

Untuk menentukan jumlah sampel dengan menggunakan teknik Slovin

rumusnya adalah sebagai berikut:

Keterangan :

n = Jumlah sampel

N = Jumlah populasi

e = taraf kesalahan dalam pengambilan sampel yang masih bisa ditolerir

(e=0.1) = 10 %

Berdasarkan rumus di atas maka dapat diukur besarnya sampel dalam

penelitian ini. Jumlah populasi dalam penelitian ini sebanyak 243 orang

dimasukkan kedalam rumus diatas, maka diperoleh sebagai berikut :

n =

( ) =

n = 70.84 = 71

Berdasarkan perhitungan tersebut diperoleh jumlah sampel sebanyak 71

orang setelah dibulatkan. Sampel jaminan =10 %

10% x 71 = 7,1= 7

Maka jumlah sampel dalam penelitian ini adalah sebanyak 78 orang.

………………………………… Husain Umar 2002:59

dikutip oleh Dewi (2010)

Page 3: BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Subjek Penelitian ...repository.upi.edu/3268/6/S_PSI_0900813_Chapter3.pdf · teori emotional quotient oleh Daniel Goleman (1995). Sedangkan

45

Tetty P.W. Siburian, 2013 Hubungan Budaya Organisasi dan Emotional Quotient pada Prestasi Kerja Karyawan Divisi Produksi PT. Meprofarm Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

B. Desain Penelitian

Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah desain penelitian

deskriptif korelasional. Deskriptif digunakan untuk melukiskan secara sistematis

fakta atau karakteristik bidang atau populasi tertentu secara cermat dan aktual,

sedangkan korelasional digunakan untuk meneliti sejauh mana hubungan antara dua

variabel atau lebih (Sugiyono, 2008: 57). Untuk menguji korelasi antara ketiga

variabel, digunakan uji korelasi Spearman. Karena data yang diperoleh tidak

berdistribusi normal, dimana variabel yang dikorelasikan adalah budaya organisasi

sebagai variabel pertama, emotional quotient sebagai variabel kedua dan prestasi

kerja sebagai variabel ketiga.

C. Metode Penelitian

Metode yang digunakan untuk membuktikan hipotesis adalah dengan

pendekatan kuantitatif, metode korelasional statistik non parametrik. Analisis

korelasional ini bertujuan untuk melihat adanya hubungan antara variabel dependen

dengan variabel independen dengan menggunakan analisis spearman non parametrik,

yang bertujuan untuk melihat bagaimana hubungan budaya organisasi dan emotional

quotient dengan prestasi kerja karyawan tanpa mencoba untuk merubah atau

memberikan perlakuan terhadap variabel-variabel tersebut.

Untuk mengukur budaya organisasi digunakan angket atau kuesioner yang

diturunkan dari teori budaya organisasi oleh Robbins (2010) , untuk mengukur

emotional quotient karyawan digunakan angket atau kuesioner yang diturunkan dari

teori emotional quotient oleh Daniel Goleman (1995). Sedangkan untuk prestasi kerja

karyawan peneliti menggunakan data yang diperoleh dari instansi dengan pemetaan

sesuai dengan indikator yang dimiliki instansi. Setelah itu, hasil dari ketiga penilaian

akan dikorelasikan untuk menganalisis hubungan antara ketiga variabel tersebut

untuk mengambil kesimpulan.

Page 4: BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Subjek Penelitian ...repository.upi.edu/3268/6/S_PSI_0900813_Chapter3.pdf · teori emotional quotient oleh Daniel Goleman (1995). Sedangkan

46

Tetty P.W. Siburian, 2013 Hubungan Budaya Organisasi dan Emotional Quotient pada Prestasi Kerja Karyawan Divisi Produksi PT. Meprofarm Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

D. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel

1. Variabel penelitian

Dalam penelitian ini, variabelnya adalah budaya organisasi sebagai

variabel pertama (V1) , emotional quotient sebagai variabel ke dua (V2) dan

prestasi kerja karyawan sebagai variabel ketiga (V3).

2. Definisi Operasional

Untuk menghindari kekeliruan dalam menafsirkan masalah, maka

penulis menjelaskan defenisi istilah yang terkandung dalam judul penelitian

sehingga terdapat persamaan pandangan penulis dengan pembaca. Adapun

defenisi-defenisi operasional yang berhubungan dengan penelitian ini adalah :

a. Budaya Organisasi

Robbins (2010:63) mendefinisikan budaya organisasi

(organizational culture) sebagai nilai-nilai, prinsip-prinsip, tradisi dan

cara-cara bekerja yang dianut bersama oleh para anggota organisasi dan

memengaruhi cara mereka bertindak.

Budaya organisasi dalam penelitian ini adalah nilai-nilai yang

berlaku dalam PT. Meprofarm yang menjadi pegangan karyawan dalam

menjalankan kewajibannya dan juga perilakunya yang berpengaruh

terhadap prestasi kerja karyawan tersebut yang dilihat dari berbagai

dimensi, seperti 1) Inovasi dan pengambilan risik, 2) Perhatian pada detil,

3) Orientasi hasil 4) Orientasi manusia, 5) Orientasi tim, 6) Agresivitas, 7)

Stabilitas

Page 5: BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Subjek Penelitian ...repository.upi.edu/3268/6/S_PSI_0900813_Chapter3.pdf · teori emotional quotient oleh Daniel Goleman (1995). Sedangkan

47

Tetty P.W. Siburian, 2013 Hubungan Budaya Organisasi dan Emotional Quotient pada Prestasi Kerja Karyawan Divisi Produksi PT. Meprofarm Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

b. Emotional Quotient

Goleman (1995) yang dikutip oleh Luthans (2006:332)

mengatakan bahwa kecerdasan emosi adalah kapasitas untuk mengenali

perasaan diri sendiri dan orang lain, untuk memotivasi diri dan untuk

mengelola emosi diri sendiri dalam hubungannya dengan orang lain.

Emotional quotient dalam penelitian adalah kemampuan yang

dimiliki karyawan PT. Meprofarm divisi Produksi untuk mengontrol

hidupnya dalam melakukan pekerjaannya, yang dapat dilihat dari beberapa

dimensi seperti: 1) Kesadaran diri, 2) Pengelolaan diri, 3) Motivasi diri, 4)

Empati, 5) Kemampuan Sosial

c. Prestasi Kerja

Prestasi kerja menurut Malayu S. P Hasibuan (2009 : 94) adalah

suatu hasil kerja yang dicapai seseorang dalam melaksanakan tugas-tugas

yang dibebankan kepadanya yang didasarkan atas kecakapan, pengalaman,

dan kesungguhan serta waktu.

Dalam penelitian ini, prestasi kerja adalah hasil kerja yang dicapai

karyawan PT. Meprofarm divisi Produksi dalam melaksanakan tugas-

tugasnya yang dapat dilihat dari berbagai dimensi, diantaranya: 1)

Kehadiran, 2) Disiplin dan tanggungjawab, 3) Kreatifitas/ inisiatif kerja,

4) Kemampuan kerja/skill (Produktifitas, Compliance, Problem Solving,

Leadership), 5) Kerjasama dengan atasan/bawahan/rekan kerja, 6)

Manajemen mutu, 7) Manajemen lingkungan (Penilaian Karyawan PT.

MEPROFARM Bandung).

Page 6: BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Subjek Penelitian ...repository.upi.edu/3268/6/S_PSI_0900813_Chapter3.pdf · teori emotional quotient oleh Daniel Goleman (1995). Sedangkan

48

Tetty P.W. Siburian, 2013 Hubungan Budaya Organisasi dan Emotional Quotient pada Prestasi Kerja Karyawan Divisi Produksi PT. Meprofarm Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

E. Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan untuk variabel budaya organisasi dan emotional

quotient adalah angket. Menurut Sugiyono (2005:199), ”Kuesioner merupakan teknik

mengumpulkan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan

atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawab”. Pada penelitian ini

menggunakan angket tertutup, yaitu dimana dalam pertanyaan atau pernyataan

diberikan alternatif jawaban, sehingga responden dapat memilih alternatif jawaban

yang sesuai dengan pengalamannya. Sedangkan untuk variabel prestasi kerja peneliti

menggunakan data sekunder dari perusahaan yaitu hasil penilaian karyawan bagian

Produksi.

1. Instrumen Budaya Organisasi

Berdasarkan teori yang disampaikan oleh Robbins (2010:63) budaya

organisasi tampil dalam tujuh karakteristik. Indikator-indikator tersebut disusun

ke dalam item-item pernyataan yang mengukur budaya organisasi terhadap

karyawan PT. MEPROFARM. Item-item pernyataan disusun menjadi sebuah

instrument dengan menggunakan skala likert dengan pilihan jawaban berurutan

yakni Sangat Tidak Sesuai (STS), Tidak Sesuai (TS), Sesuai (S), Sangat Sesuai

(SS). Berikut ini kisi-kisi budaya organisasi terhadap karyawan PT

MEPROFARM Bandung yang berjumlah 25 item.

Page 7: BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Subjek Penelitian ...repository.upi.edu/3268/6/S_PSI_0900813_Chapter3.pdf · teori emotional quotient oleh Daniel Goleman (1995). Sedangkan

49

Tetty P.W. Siburian, 2013 Hubungan Budaya Organisasi dan Emotional Quotient pada Prestasi Kerja Karyawan Divisi Produksi PT. Meprofarm Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

Tabel 3.1

Kisi-kisi Instrumen Budaya Organisasi Karyawan PT. MEPROFARM

Variabel Dimensi Indikator Nomor Item Jumlah

Item

Budaya Organisasi

(X1)

Budaya organisasi

(organizational culture)

sebagai nilai-nilai,

prinsip-prinsip, tradisi

dan cara-cara bekerja

yang dianut bersama

oleh para anggota

organisasi dan

memengaruhi cara

mereka bertindak.

(Robbins, 2010:63)

Inovasi dan

Pengambilan

Risiko

Organisasi mendorong para

karyawan bersikap inovatif 1, 4 2

Seberapa besar organisasi

mendorong para karyawan

berani mengambil resiko

3, 7 2

Perhatian pada

Detil

Ketelitian yang dituntut oleh

organisasi dari para karyawan

dalam bekerja

5, 6 2

Analisis dan perhatian pada

detail yang dituntut oleh

organisasi dari para karyawan

2, 8 2

Orientasi Hasil

Seberapa besar organisasi

menekankan pada pencapaian

sasaran (hasil)

10, 11, 21 3

Orientasi

Manusia

Seberapa jauh organisasi

bersedia mempertimbangkan

faktor karyawan dalam

pengambilan keputusan

manajemen

12, 14 2

Page 8: BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Subjek Penelitian ...repository.upi.edu/3268/6/S_PSI_0900813_Chapter3.pdf · teori emotional quotient oleh Daniel Goleman (1995). Sedangkan

50

Tetty P.W. Siburian, 2013 Hubungan Budaya Organisasi dan Emotional Quotient pada Prestasi Kerja Karyawan Divisi Produksi PT. Meprofarm Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

Item-item pernyataan disusun berupa pernyataan positif (favorable),

yang disusun secara acak . setiap pernyataan memiliki empat alternatif jawaban

berdasarkan pilihan jawaban yang diberikan responden sebagai berikut.

Tabel 3.2

Bobot Pilihan Jawaban Item Budaya Organisasi

Jawaban Skor

Sangat Sesuai 4

Sesuai 3

Tidak Sesuai 2

Sangat Tidak Sesuai 1

Orientasi Tim

Seberapa besar organisasi

menekankan pada kerja

kelompok dalam

menyelesaikan tugas

15, 16 2

Agresivitas

Seberapa besar organisasi

mendorong karyawannya

untuk saling bersaing

18, 19, 23 3

Sejauh mana situasi kerja

mendorong karyawan untuk

bekerja keras

9, 13, 20, 22 4

Stabilitas

Seberapa besar organisasi

menekankan pada

pemeliharaan status quo dalam

pengambilan keputusan

17, 24, 25 3

Jumlah 25

Page 9: BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Subjek Penelitian ...repository.upi.edu/3268/6/S_PSI_0900813_Chapter3.pdf · teori emotional quotient oleh Daniel Goleman (1995). Sedangkan

51

Tetty P.W. Siburian, 2013 Hubungan Budaya Organisasi dan Emotional Quotient pada Prestasi Kerja Karyawan Divisi Produksi PT. Meprofarm Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

2. Instrumen Emotional Quotient

Berdasarkan teori yang disampaikan oleh Goleman (1995) yang dikutip

oleh Luthans (2006:332) emotional quotient tampil dalam lima karakteristik.

Indikator-indikator tersebut disusun ke dalam item-item pernyataan yang

mengukur emotional quotient karyawan PT. MEPROFARM. Item-item

pernyataan disusun menjadi sebuah instrument dengan menggunakan skala

likert dengan pilihan jawaban berurutan yakni Sangat Tidak Sesuai (STS),

Tidak Sesuai (TS), Sesuai (S), Sangat Sesuai (SS). Berikut ini kisi-kisi budaya

organisasi terhadap karyawan PT MEPROFARM Bnadung yang berjumlah 25

item.

Tabel 3.3

Kisi-kisi Instrumen Emotional Quotient Karyawan PT. MEPROFARM

Variabel Dimensi Indikator Nomor Item Jumlah

Item

Emotional

quotient

(X2)

Kesadaran Diri Mengenali perasaan sebenarnya

sewaktu perasaan itu terjadi 1, 2 2

Manajemen diri

Kemampuan dalam menangani

emosi agar terungkap dengan tepat 3, 5, 10 3

Berusaha menjauhi emosi negatif 4, 8, 14 3

Memotivasi Diri

Mempunyai tujuan dan usaha-usaha

untuk mencapainya 11, 13, 16 3

Meyakinkan diri 12, 17, 18 3

Empati Memahami dan sensitif dengan

perasaan orang lain 6, 7, 15 3

Page 10: BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Subjek Penelitian ...repository.upi.edu/3268/6/S_PSI_0900813_Chapter3.pdf · teori emotional quotient oleh Daniel Goleman (1995). Sedangkan

52

Tetty P.W. Siburian, 2013 Hubungan Budaya Organisasi dan Emotional Quotient pada Prestasi Kerja Karyawan Divisi Produksi PT. Meprofarm Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

Item-item pernyataan disusun berupa pernyataan positif (favorable) dan

pernyataan negatif (unfavorable), yang disusun secara acak . setiap pernyataan

memiliki empat alternatif jawaban berdasarkan pilihan jawaban yang diberikan

responden sebagai berikut.

Tabel 3.4

Bobot Pilihan Jawaban Item Emotional Quotient

Jawaban Skor Favorable Skor Unfavorable

Sangat Tidak Sesuai 1 4

Tidak Sesuai 2 3

Sesuai 3 2

Sangat Sesuai 4 1

3. Instrumen prestasi kerja

Prestasi kerja menurut Malayu S. P Hasibuan (2009 : 94) adalah suatu

hasil kerja yang dicapai seseorang dalam melaksanakan tugas-tugas yang

dibebankan kepadanya yang didasarkan atas kecakapan, pengalaman, dan

kesungguhan serta waktu.

Pada peneliti ini instrumen yang digunakan untuk mengukur prestasi

kerja karyawan ialah menggunakan data sekunder berupa hasil penilaian

Keterampilan

sosial

Mampu membaca situasi sosial 9, 19 2

Mampu membangun hubungan

dengan orang lain 20, 21, 22 3

Jumlah 22

Page 11: BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Subjek Penelitian ...repository.upi.edu/3268/6/S_PSI_0900813_Chapter3.pdf · teori emotional quotient oleh Daniel Goleman (1995). Sedangkan

53

Tetty P.W. Siburian, 2013 Hubungan Budaya Organisasi dan Emotional Quotient pada Prestasi Kerja Karyawan Divisi Produksi PT. Meprofarm Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

karyawan bagian Produksi pada tahun 2012 catur wulan terakhir. Data sekunder

tersebut digunakan mengingat setiap perusahaan mempunyai standar tersendiri

dalam melakukan penilaian terhadap prestasi kerja karyawannya sesuai dengan

posisi dan jobdesc masing-masing karyawan. Penilaian karyawan PT.

Meprofarm ini dilakukan tiga kali dalam setahun yaitu setiap 4 bulan sekali.

Yang menjadi alat ukur penilaian karyawan dalam instansi tersebut

adalah sebagai berikut:

Tabel 3.5

Alat Ukur Penilaian Karyawan PT. Meprofarm divisi Produksi yang Diperoleh

dari Perusahaan

No. Variabel Indikator

1 Prestasi Kerja

Karyawan

Kehadiran

Disiplin dan tanggungjawab

Kreatifitas/ inisiatif kerja

Kemampuan kerja/skill Produktifitas

Compliance

Problem Solving

Leadership

Kerjasama dengan atasan/bawahan/rekan kerja

Manajemen mutu

Manajemen lingkungan

Tabel 3.6

Kriteria Penilaiannya:

Kriteria Penilaian Nilai

Baik sekali 9-10

Baik 7-8

Page 12: BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Subjek Penelitian ...repository.upi.edu/3268/6/S_PSI_0900813_Chapter3.pdf · teori emotional quotient oleh Daniel Goleman (1995). Sedangkan

54

Tetty P.W. Siburian, 2013 Hubungan Budaya Organisasi dan Emotional Quotient pada Prestasi Kerja Karyawan Divisi Produksi PT. Meprofarm Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

Cukup 5-6

Kurang 1-4

F. Proses Pengembangan Instrumen

Untuk pengembangan instrumen dilakukan uji coba untuk memperoleh

instrumen yang layak digunakan dalam penelitian. Uji coba pada penelitian ini

dilakukan kepada 105 orang sampel uji coba, dimana data yang telah diperoleh

kemudian diolah dengan menggunakan bantuan software SPSS Versi 18.0 untuk

dilakukan uji validitas dan reliabilitas.

1. Uji Validitas

Dalam buku Sugiyono (2012:177) untuk menguji validitas konstruk,

dapat digunakan pendapat dari ahli (judgement expert). Dalam hal ini setelah

instrumen dikonstruksi tentang aspek-aspek yang akan diukur dengan

berlandaskan teori tertentu, maka selanjutnya dikonsultasikan dengan ahli.

Dalam penelitian ini, setelah instrumen budaya organisasi dan emotional

quotient disusun, peneliti mengkonsultasikan dengan para ahli. Jumlah para ahli

(judgement expert) yang dilibatkan dalam penelitian ini adalah sebanyak 2

dosen Psikologi Industri dan Organisasi yakni Ita Juwitaningrum, S.Psi.,M.Pd

dan Medianta Tarigan M.Psi. Setelah berkonsultasi dengan kedua dosen

tersebut, dihasilkan instrumen penelitian yaitu, 25 item untuk variabel budaya

organisasi dan 22 item untuk variabel emotional quotient.

Selanjutnya, instrumen yang sudah disusun diuji cobakan kepada 105

orang yang memiliki karakter yang sama dengan sampel penelitian.

2. Uji Koefisien Item

Berdasarkan kriteria yang diberikan oleh Sugiyono (2009: 134), butuh

angka koefisien minimal 0,3 untuk dapat sikatakan valid untuk setiap itemnya.

Page 13: BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Subjek Penelitian ...repository.upi.edu/3268/6/S_PSI_0900813_Chapter3.pdf · teori emotional quotient oleh Daniel Goleman (1995). Sedangkan

55

Tetty P.W. Siburian, 2013 Hubungan Budaya Organisasi dan Emotional Quotient pada Prestasi Kerja Karyawan Divisi Produksi PT. Meprofarm Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

Setelah melakukan uji validitas dengan menggunakan program SPSS 18.0.

diperoleh 25 item yang valid dengan kata lain semua item valid atau >0,3.

Tabel 3.7

Item-item yang Layak pada Instrumen Budaya Organisasi

No Dimensi Item yang layak

1 Inovasi dan Pengambilan Risiko 1, 3, 4, 7

2 Perhatian pada Detil 2, 5, 6, 8

3 Orientasi Hasil 10, 11, 21

4 Orientasi Manusia 12, 14

5 Orientasi Tim 15, 16

6 Agresivitas 9, 13, 18, 19, 20, 22, 23

7 Stabilitas 17, 24, 25

Total 25

Setelah melakukan uji validitas terhadap variabel emotional quotient

dengan menggunakan program SPSS 18.0, diperoleh 20 item yang valid atau >

0,3 dan 2 item lainnya tidak valid atau < 0,3.

Page 14: BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Subjek Penelitian ...repository.upi.edu/3268/6/S_PSI_0900813_Chapter3.pdf · teori emotional quotient oleh Daniel Goleman (1995). Sedangkan

56

Tetty P.W. Siburian, 2013 Hubungan Budaya Organisasi dan Emotional Quotient pada Prestasi Kerja Karyawan Divisi Produksi PT. Meprofarm Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

Tabel 3.8

Item-item yang Layak pada Instrumen Emotional quotient

No Dimensi Item yang layak

1 Kesadaran Diri 1, 2

2 Manajemen diri 3, 4, 8, 10, 14

3 Memotivasi Diri 11, 12, 13, 16, 17, 18

4 Empati 6, 7, 15

5 Keterampilan sosial 9, 19, 20, 21

Total 20

3. Uji Reliabilitas

Instrument penelitian disamping harus valid, juga harus dapat dipercaya

(reliabel). Reliabilitas menunjuk pada suatu pengertian bahwa instrumen cukup

dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data, karena

instrument itu sudah baik.

Setelah dilakukan uji validitas melalui pakar atau validitas isi dan

validitas konstruk, selanjutnya instrumen diuji tingkat reliabilitasnya dengan

menggunakan bantuan software SPSS versi 18.0.

Menurut Guilford dalam Sugiyono (2007: 18), kriteria koefisien

reliabilitas Alpha Cronbach dapat dikategorikan seperti pada tabel dibawah ini:

Page 15: BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Subjek Penelitian ...repository.upi.edu/3268/6/S_PSI_0900813_Chapter3.pdf · teori emotional quotient oleh Daniel Goleman (1995). Sedangkan

57

Tetty P.W. Siburian, 2013 Hubungan Budaya Organisasi dan Emotional Quotient pada Prestasi Kerja Karyawan Divisi Produksi PT. Meprofarm Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

Tabel 3.9

Koefisien Reliabilitas Alpha Cronbach

Kriteria Koefisien

Sangat Reliabel >0.900

Reliabel 0.700 – 0.900

Cukup Reliabel 0.400 - 0.700

Kurang Reliabel 0.200 – 0.400

Tidak Reliabel <0.200

Dari data yang diperoleh dari hasil uji coba instrumen yang kemudian

diolah dengan menggunakan bantuan software SPSS versi 18.0 tersebut, dapat

diperoleh hasil sebagai berikut:

Tabel 3. 10

Hasil Reliabilitas Uji Coba Instrumen Budaya Organisasi

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha N of Items

.921 25

Page 16: BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Subjek Penelitian ...repository.upi.edu/3268/6/S_PSI_0900813_Chapter3.pdf · teori emotional quotient oleh Daniel Goleman (1995). Sedangkan

58

Tetty P.W. Siburian, 2013 Hubungan Budaya Organisasi dan Emotional Quotient pada Prestasi Kerja Karyawan Divisi Produksi PT. Meprofarm Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

Tabel 3. 11

Hasil Reliabilitas Uji Coba Instrumen Emotional quotient

Dari hasil yang diperoleh dari uji coba instrumen, diperoleh koefisien

reliabilitas budaya organisasi sebesar 0,921 dan koefisien reliabilitas emotional

quotient sebesar 0,842. Dengan angka koefisien reliabilitas seperti yang

disebutkan diatas, dapat dkatakan bahwa instrumen menunjukkan angka

koefisien yang sangat reliabel untuk instrumen budaya organisasi dan reliabel

untuk emotional quotient, sehingga instrumen tersebut dapat digunakan dalam

penelitian.

G. Sumber Data dan Teknik Pengumpulan Data

1. Sumber Data

Sumber data bisa diperoleh dari sumber data internal perusahaan

maupun dari luar perusahaan.

a. Data Primer

Data primer juga diartikan sebagai data intern, yaitu data yang

didapat langsung dari perusahaan. Dalam penelitian ini yaitu data yang

langsung diperoleh dari PT. Meprofarm.

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha N of Items

.842 22

Page 17: BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Subjek Penelitian ...repository.upi.edu/3268/6/S_PSI_0900813_Chapter3.pdf · teori emotional quotient oleh Daniel Goleman (1995). Sedangkan

59

Tetty P.W. Siburian, 2013 Hubungan Budaya Organisasi dan Emotional Quotient pada Prestasi Kerja Karyawan Divisi Produksi PT. Meprofarm Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

b. Data Sekunder

Dalam penelitian ini yang menjadi sumber data sekunder adalah

buku-buku, literatur, artikel, situs dan tulisan-tulisan ilmiah.

2. Teknik Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini pengumpulan data meliputi teknik:

a. Wawancara

Peneliti melakukan dialog langsung dengan pihak perusahaan

sebagai narasumber yang dapat memberikan data keterangan yang

dibutuhkan. Yaitu pada tanggal 4 Mei 2013 dengan HRD PT.

Meprofarm. Yaitu tentang budaya organisasi, emotional quotient

karyawan dan prestasi kerja karyawan di perusahan tersebut.

b. Studi literatur

Peneliti mengumpulkan data dari buku-buku, jurnal dan karya

ilmiah lainnya.

c. Kuesioner

Dalam kuesioner ini, peneliti mengemukakan beberapa pernyataan

yang mencerminkan pengukuran indikator dari variabel X1 (budaya

organisasi), X2 (emotional quotient). Masing-masing kuesioner tersebut

menggunakan pola skala likert.

Page 18: BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Subjek Penelitian ...repository.upi.edu/3268/6/S_PSI_0900813_Chapter3.pdf · teori emotional quotient oleh Daniel Goleman (1995). Sedangkan

60

Tetty P.W. Siburian, 2013 Hubungan Budaya Organisasi dan Emotional Quotient pada Prestasi Kerja Karyawan Divisi Produksi PT. Meprofarm Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

Tabel 3.12

Alternatif Jawaban Berdasarkan Skala Likert

Alternatif

Jawaban

Tidak

Sesuai

Kurang

Sesuai

Cukup

Sesuai Sesuai

Sangat

Sesuai

Positif 1 2 3 4 5

Negatif 5 4 3 2 1

Sedangkan untuk variabel Y (prestasi kerja karyawan), peneliti

memutuskan untuk menggunakan data sekunder berupa hasil penilaian

karyawan bagian Produksi pada tahun 2012, cawu yang terakhir. Data sekunder

tersebut digunakan mengingat setiap perusahaan mempunyai standar tersendiri

dalam melakukan penilaian terhadap prestasi kerja karyawannya sesuai dengan

posisi dan jobdesc masing-masing karyawan. Penilaian karyawan PT.

H. Analisis Data

Analisis data adalah suatu kegiatan lanjutan setelah data dari seluruh responden

atau sumber data lain sudah terkumpul (Sugiyono, 2009). Adapun jenis analisis data

yang akan digunakan yaitu :

1. Uji Normalitas

Uji normalitas adalah uji yang dilakukan untuk mengetahui apakah data

berdistribusi normal atau tidak. Data yang berdistribusi normal akan dilanjut

dengan menggunakan parametric-test sedangkan data yang berdistribusi tidak

normal akan dilanjutkan dengan menggunakan non parametric-test. Uji

normalitas pada penelitian ini menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov dengan

menggunakan bantuan SPSS 18.0. Apabila tingkat signifikansi di bawah 0,05

berarti data yang akan diuji mempunyai perbedaan yang signifikan dengan data

normal baku, berarti data tersebut tidak normal. Apabila tingkat signifikansi di

Page 19: BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Subjek Penelitian ...repository.upi.edu/3268/6/S_PSI_0900813_Chapter3.pdf · teori emotional quotient oleh Daniel Goleman (1995). Sedangkan

61

Tetty P.W. Siburian, 2013 Hubungan Budaya Organisasi dan Emotional Quotient pada Prestasi Kerja Karyawan Divisi Produksi PT. Meprofarm Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

atas 0,05 maka tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara data yang akan

diuji dengan data normal baku, yang berarti data berdistribusi normal

(Sugiyono, 2009).

2. Uji Korelasi

Uji korelasi digunakan untuk melihat seberapa erat hubungan antara

variabel satu dan variabel lainnya, yaitu budaya organisasi, emotional quotient

dan prestasi kerja.

3. Uji Signifikansi

Menurut Sugiyono (2009), uji signifikansi dilakukan untuk menguji

apakah hubungan yang ditemukan signifikan atau tidak. Apabila hasil yang

diperoleh signifikan maka hasil korelasi tersebut dapat digeneralisasikan. Pada

penelitian ini, uji signifikan diukur dengan membandingkan angka signifikansi/

probabilitas yang dihasilkan oleh variabel penelitian dengan taraf

signifikansinya. Kriteria signifikansi korelasi dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 3.13

Kriteria Signifikan Variabel

Kriteria

Probabilitas > 0,05 Ho diterima

Probabilitas < 0,05 Ho ditolak

I. Prosedur Penelitian

Berikut ini adalah prosedur pelaksanaan penelitian secara garis besar:

1. Tahap Persiapan

a. Mempersiapkan perijinan yang diperlukan melakukan penelitian.

Page 20: BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Subjek Penelitian ...repository.upi.edu/3268/6/S_PSI_0900813_Chapter3.pdf · teori emotional quotient oleh Daniel Goleman (1995). Sedangkan

62

Tetty P.W. Siburian, 2013 Hubungan Budaya Organisasi dan Emotional Quotient pada Prestasi Kerja Karyawan Divisi Produksi PT. Meprofarm Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

b. Mencari fenomena di lapangan untuk dijadikan latar belakang penelitian.

c. Menentukan variabel yang akan diteliti

d. Melakukan studi kepustakaan untuk mendapatkan gambaran dan landasan

teoritis yang tepat mengenai masalah dan variabel penelitian.

e. Mengikuti seminar untuk mempresentasikan masalah yang akan diteliti

melalui mata kuliah Seminar PIO.

f. Mengajukan surat ijin penelitian dari kampus dan perusahaan tempat

diadakannya penelitian.

g. Menentukan dan menyiapkan alat ukur yang akan digunakan dalam

penelitian

h. Melakukan uji coba instrumen yang akan digunakan dalam penelitian untuk

mengetahui validitas dan reliabilitasnya.

2. Tahap Pelaksanaan

a. Mempersiapkan alat ukur yang akan dgunakan dalam penelitian dan

menetapkan jadwal pengambilan datanya.

b. Melaksanakan pengambilan data kepada subjek yang sudah ditentukan.

3. Tahap Pengolahan Data

a. Melakukan skoring untuk setiap hasil kuesioner dari kedua variabel.

b. Membuat dan menghitung tabel data.

c. Melakukan analisis data dengan menggunakan SPSS statistik untuk menguji

hipotesis penelitian dan korelasi antara kedua variabel penelitian.

4. Tahap Pembahasan

a. Menginterpretasikan dan membahas data hasil statistik berdasarkan teori

dan kerangka berpikir penelitian.

b. Merumuskan kesimpulan penelitian.

5. Tahap Pelaporan

a. Membuat laporan hasil penelitian

b. Merevisi dan menyempurnakan laporan hasil penelitian secara keseluruhan.