bab iii metode penelitian 3.1 setting dan karakteristik...
TRANSCRIPT
19
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Setting dan Karakteristik Subjek Penelitian
3.1.1 Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SDN Gedong 03. Sekolah terletak di
Kecamatan BanyuBiru Kabupaten Semarang. Jumlah guru dan karyawan SD
Negeri Gedong 03 adalah 13 orang yang meliputi 8 orang guru PNS, 4 orang
wiyata bakti, 1 guru olahraga, dan 1 penjaga sekolah.
Waktu pelaksanaan pada semester II ini yang dimulai dari bulan
Februari 2016. Perinciannya adalah bulan awal Februari meminta ijin kepada
kepala sekolah dan guru Maret persiapan untuk melakukan penelitian, bulan
April melaksanakan penelitian. Adapun rincian waktu penelitian ada pada
Tabel 3.
Tabel 3
Waktu Penelitian
No Hari/Tanggal Uraian Kegiatan
1. 15 Februari 2016 Meminta ijin observasi dan penelitian
kepada kepala sekolah dan guru kelas IV
untuk melakukan penelitian di SD Negeri
Gedong 03.
3. 3 Maret 2016 Meminta silabus dan SK KD materi yang
hendak akan dijadikan penelitian sehingga
bisa digunakan untuk penyusunan instrumen
dan RPP.
4. 7 – 11 Maret 2016 Menyusun perangkat pembelajaran dan
instrumen penelitian.
5 30 April 2016 Menyerahkan instrumen validasi kepada
dosen.
6. 01 April 2016 Memvalidasi instrumen tes oleh dosen.
7. 5 april 2016 Uji validitas instrumen di SD Pangudi
Luhur Ambarawa.
8. 8 April 2016 Pelaksanaan pembelajaran siklus 1
pertemuan 1 di SD Negeri Gedong 03..
9. 9 April 2016 Pelaksanaan pembelajaran siklus 1
pertemuan 2 di SD Negeri Gedong 03.
10. 13 April Persiapan Siklus 2
11. 15 April 2016 Pelaksanaan pembelajaran siklus 2
pertemuan 1 di SD Negeri Gedong 03.
12. 16 April 2016 Pelaksanaan pembelajaran siklus 2
pertemuan 2 di SD Negeri Gedong 03.
20
3.1.2 Subjek Penelitian
Subjek penelitian adalah siswa di kelas IV SDN Gedong 03 SDN
Kecamatan BanyuBiru Kabupaten Semarang. Dengan jumlah 14 siswa yang
terdiri dari 6 siswa laki-laki dan 8 siswa perempuan. Tempat tinggal siswa
berada di daerah pegunungan dimana sebagian besar penduduk desa berkerja
sebagai petani dan buruh.
3.2 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional
3.2.1 Variabel Penelitian
Menurut Sugiyono (2008:60), variabel penelitian pada dasarnya adalah
segala sesuatu berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk
mempelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut. Variabel
adalah fenomena yang bervariasi dalam bentuk kuantitas, mutu standar dan
sebagainya. Variabel dalam penelitian ini ada dua yaitu variabel bebas (X)
dan variabel terikat (Y):
1. Variabel bebas (X) pembelajaran Student Teams Achievement
Division(STAD)
2. Variabel terikat (Y) hasil belajar Matematika siswa.
3.2.2 Definisi Operasional
Penelitian ini terdiri dari dua variabel yang menjadi objek penelitian,
masing-masing variabel akan dijelaskan dalam definisi operasional berikut
ini:
1. Pembelajaran kooperatif tipe STAD adalah pembelajaran dengan
sintak: (1) Siswa menyimak materi, (2) Siswa berkelompok 4-5
siswa, (3) Siswa berdiskusi (4) presentasi hasil diskusi (5) memberi
evaluasi, (6) kesimpulan, yang keterlaksanaannya diukur melalui
lembar observasi.
2. Hasil belajar yang dimaksud yaitu hasil belajar sswa setelah
mengikuti pembelajaran matematika yang diukur melalui tes hasil
belajar.
21
3.3 Rencana Tindakan
Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas Kolaboratif.
Menurut Wallace, 1998 dalam (Madya, 2009) kolaborasi atau kerjasama
dalam melakukan penelitian tindakan dapat dilakukan dengan: sejawat
dengan wilayah keahlian yang berbeda (misalnya antara guru dan pendidik
guru, antara guru dan peneliti, antara guru dan manajer). Dalam penelitian ini
peneliti berperan sebagai pemberi ide, guru kelas yang melaksanakan
kegiatan pembelajaran.
Model Penelitian ini mengacu pada teori Kemmis dan Taggart dalam
(Wiriaatmadja, 2005) Penelitian ini dilakukan dengan empat komponen
penelitian tindakan yaitu: perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi
dalam sistem spiral yang saling terkait antara langkah satu dengan langkah
berikutnya. Kegiatan tindakan dan observasi dilaksanakan sekaligus dalam
satu waktu.
Rencana tindakan penelitian ini akan dilaksanakan pada siklus I dan
siklus II. Masing-masing siklus terdiri dari 2 pertemuan dengan diberikan
tindakan yang sama yaitu dengan model kooperatif STAD berbantu media
kartu soal. Setiap siklus dilaksanakan dalam empat tahapan yaitu
perencanaan, tindakan, pengamatan dan refleksi.
3.3.1 Pelaksanaan Siklus I
Kegiatan yang dilakukan dalam pelaksanaan siklus 1 antara lain adalah:
a. Perencanaan
Pada tahap ini kegiatan yang dilakukan yaitu penyusunan perangkat
pembelajaran meliputi Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
dengan SK, KD, Indikator. Yang dapat dilihat pada Tabel 4. Media
pembelajaran serta lembar observasi pelaksanaan RPP. Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dalam siklus ini dibuat untuk dua kali
pertemuan.
22
Tabel 4
SK, KD dan Indikator Siklus I
Standar Kompetensi Kompetensi Dasar Indikator
6. Menggunakan
pecahan dalam
pemecahan
masalah.
6.3 Menjumlahkan
pecahan
Pertemuan pertama
6.3.1 Menjumlahkan dua
pecahan berpenyebut
sama.
6.3.2 Menjumlahkan dua
pecahan yang
berpenyebut tidak sama.
Pertemuan kedua
6.3.3 Menjumlahkan tiga
pecahan yang
berpenyebut sama.
6.3.4 Menjumlahkan tiga
pecahan yang
berpenyebut tidak sama.
b. Pelaksanaan dan Observasi
Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini adalah menerapkan Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang telah disusun dalam
pembelajaran di kelas. Kegiatan observasi dilakukan untuk sarana
pengumpulan data. Kegiatan inti dilakukan oleh guru kelas yaitu ibu Ika
Yulianti, S.Pd. dan kegiatan observasi dilakukan oleh rekan sejawat
yaitu Bapak Rochmad, S.Pd. untuk mengetahui model pembelajaran
kooperatif tipe STAD sudah terlaksana dengan baik atau belum. Selain
itu observer juga mengamati aktifitas sisiwa selama proses
pembelajaran berlangsung.
c. Refleksi
Kegiatan refleksi dilakukan setelah pelaksanaan tindakan dan observasi
pada siklus 1. Refleksi ini dilakukan untuk mengevaluasi kelemahan
dan kelebihan dari tindakan pembelajaran yang telah dilakukan, hasil
tindakan serta hambatan-hambatan yang dihadapinya. Hasil refleksi
berguna sebagai menentukan tingkat keberhasilan dari tindakan yang
telah dilakukan. Siklus 2 akan dilakukan jika siklus 1 belum tuntas.
23
3.3.2 Siklus II
Kegiatan yang dilakukan dalam pelaksanaan siklus 2 antara lain adalah:
a. Perencanaan
Pada tahap ini kegiatan yang dilakukan yaitu penyusunan perangkat
pembelajaran meliputi Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP),
dengan SK, KD, Indikator. Yang dapat dilihat pada Tabel 5 Media
pembelajaran serta lembar observasi pelaksanaan RPP. Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dalam siklus ini dibuat untuk dua kali
pertemuan.
Tabel 5
SK, KD dan Indikator Siklus II
Standar
Kompetensi
Kompetensi Dasar Indikator
6.
Menggunaka
n pecahan
dalam
pemecahan
masalah.
6.4 Mengurangkan
pecahan
Pertemuan pertama
6.4.1 Mengurangkan dua
pecahan
berpenyebut sama.
6.4.2 Mengurangkankan
dua pecahan yang
berpenyebut tidak
sama.
Pertemuan kedua
6.4.3 Mengurangkankan
tiga pecahan yang
berpenyebut sama.
6.3.5 Mengurangkan
tiga pecahaan
berpenyebut tidak
sama.
b. Pelaksanaan dan Observasi
Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini adalah menerapkan Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang telah disusun dalam
pembelajaran di kelas. Kegiatan observasi dilakukan untuk sarana
pengumpulan data. Kegiatan inti dilakukan oleh guru kelas yaitu ibu Ika
Yulianti,S.Pd dan kegiatan observasi dilakukan oleh rekan sejawat
untuk mengetahui model pembelajaran kooperatif tipe STAD sudah
terlaksana dengan baik atau belum. Selain itu observer yaitu Bapak
24
Rochmad,S.Pd juga mengamati aktifitas sisiwa selama proses
pembelajaran berlangsung.
c. Refleksi
Kegiatan refleksi dilakukan setelah pelaksanaan tindakan dan observasi
pada siklus 1. Refleksi ini dilakukan untuk mengevaluasi kelemahan
dan kelebihan dari tindakan pembelajaran yang telah dilakukan, hasil
tindakan serta hambatan-hambatan yang dihadapinya. Hasil refleksi
berguna sebagai menentukan tingkat keberhasilan dari tindakan yang
telah dilakukan.
3.4 Data Dan Cara Pengumpulanya
3.4.1 Jenis Data
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini berupa data kualitatif
yaitu data yang diperoleh langsung dari hasil pengamatan siswa dan guru.
Data kuantitatif (nilai hasil belajar siswa) dapat dianalisis secara deskriptif.
3.4.2 Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang dipakai dalam penelitian ini adalah
teknik observasi, wawancara dan teknik tes. Teknik observasi digunakan
untuk mengetahui bahwa pembelajaran sudah sesuai dengan sintak
pembelajaran. Tehnik tes digunakan sebagai memperoleh hasil belajar siswa
secara kognitif yang berbentuk pilihan ganda 20 soal.
3.4.3 Instrumen Pengumpulan Data
Instrumen pengumpulan data dalam penelitian ini meliputi:
a. Observasi
Observasi adalah kegiatan pengamatan (pengambilan data) untuk
memotret seberapa jauh efek tindakan telah mencapai sasaran (Kusnandar,
2011:143). Dalam penelitian ini menggunakan observasi secara langsung
mengamati aktivitas guru dan siswa sesuai dengan pembelajaran dengan
menggunakan Model Kooperatif Tipe STAD. Sehingga akan mengetahui
bagaimana peneliti menguasai sintaks pembelajaran model ini.
25
b. Tes
Tes adalah sejumlah pertanyaan yang disampaikan pada seseorang atau
sejumlah orang untuk mengungkapkan keadaan atau tingkat perkembangan
salah satu atau beberapa aspek psikologis di dalam dirinya (Kusnandar,
2011:186).
Dalam penelitian ini tes yang akan diberikan adalah tes tertulis dimana
soal dan jawaban yang diberikan kepada peserta didik dalam bentuk tulisan.
Ada dua bentuk tes tertulis yaitu tes essay dan tes objektif dalam penelitian
ini peneliti menggunakan tes objektif atau pilhan ganda.
3.4.3.1 Lembar Observasi
Lembar observasi yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah
check list. Check list berisi daftar tanda dengan model kolom-kolom yang
telah ditetapkan oleh peneliti sesuai item tingkah laku yang akan diobservasi.
Lembar observasi digunakan sebagai pelaksanaan kegiatan
pembelajaran dengan melihat kesesuaian model STAD dengan pembelajaran
yang dilakukan. Pembuatan kisi-kisi lembar observasi sesuai dengan sintak
pembelajaran STAD. Pada Tabel 6 dan 7 dapat dilhat mengenai kisi-kisi
instrumen lembar observasi.
Tabel 6
Kisi-kisi Lembar Observasi Guru
Aspek Kegiatan
Pembelajaran
Indicator No
Item
Pelaksanaa
pembelajaran
dengan model
cooperative learning
tipe STAD (Student
pra pembelajaran 1. Guru menyiapkan ruang, alat
dan media pembelajaran
2. Guru mengatur siswa
menempati tempat duduknya
masing-masing
1
2
26
Teams Achievement
Division) berbantuan
media kartu soal
Kegiatan awal 1. Guru membuka pelajaran
dengan salam
2. Guru mengajak siswa berdoa
sebelum pembelajaran dimulai.
3. Guru memeriksa kehadiran
siswa.
4. Guru memeriksa kesiapan siswa.
5. Guru melakukan kegiatan
apersepsi.
6. Guru menyampaikan tujuan
pembelajaran.
3
4
5
6
7
8
Kegiatan Inti A. Langkah-langkah cooperative
learning tipe STAD (Student
Teams Achievement Division)
a. Guru presentasi, memberikan
materi yang akan dipelajari
secara garis besar.
1. Guru memberikan
penjelasan mengenai
materi yang akan
disajikan yaitu mengenai:
Menjumlahkan dua
pecahan berpenyebut
sama.
Menjumlahkan dua
pecahan yang
berpenyebut tidak sama.
b. Guru mengorganisasikan
peserta didik ke dalam
kelompok-kelompok belajar
Guru membagi siswa dalam
kelompok-kelompok kecil.
2. Guru menjelaskan kepada
peserta didik bagaimana
caranya membentuk
kelompok belajar agar
melakukan transisi secara
efisien yaitu dengan cara
mengambil undian
c. Siswa bekerja sama dalam
kelompok.
3. Guru memberi tugas
kepada siswa untuk
dikerjakan oleh anggota-
anggota kelompok tugas
kelompok dibagikan
menggunakan kartu soal.
d. guru memberikan bimbingan
4. Guru membimbing
kelompok-kelompok
belajar pada saat mereka
mengerjakan tugas
mereka
9
10
11
12
27
5. Guru memberikan batasan
waktu dan menyuruh
setiap kelompok untuk
bergilir menuliskan
jawabannya dipapan tulis.
6. Guru memeriksa
kebenaran dari hasil yang
di sampaikan oleh
kelompok yang
menjawab.
e. Evaluasi
7. Guru mengevaluasi hasil
belajar tentang materi
yang telah dipelajari.
f. Penghargaan kelompok
8. Guru memberikan
penghargaan tim kepada
masing-masing kelompok
berupa skor.
13
14
15
16
Kegiatan Penutup g. Menarik kesimpulan
9. Guru memberikan
kesimpulan.
h. Penutup
10. Guru menutup
pembelajaran dengan
berdoa.
17
18
Tabel 7
Kisi-Kisi Lembar Observasi Siswa
Aspek Kegiatan
Pembelajaran
Indicator No Item
Pelaksanaa
pembelajaran dengan
model cooperative
learning tipe STAD
(Student Teams
Achievement
Division) berbantuan
media kartu soal
pra pembelajaran 3. Siswa mempersiapkan diri.
4. siswa menempati tempat
duduknya masing-masing.
1
2
28
Kegiatan awal 7. siswa menjawab salam.
8. siswa berdoa sebelum
pembelajaran dimulai.
9. Siswa diperiksa
kehadirannya.
10. Siswa mempersiapkan diri
melakukan pembelajaran.
11. Siswa mnjawab
pertanyaan apersepsi guru.
12. Siswa mendengar tujuan
pembelajaran yang
disampaikan guru.
3
4
5
6
7
8
Kegiatan Inti A. Langkah-langkah
cooperative learning tipe
STAD(Student Teams
Achievement Division)
a. Presentasi, memberikan
materi.
1. Siswa mendengarkan
penjelasan guru.
b. Siswa membentuk
kelompok
2. Siswa dibagi menjadi
kelompok-kelompok
kecil dengan tiap
kelompok heterogen
beranggotakan 4 – 5
siswa dengan
mengambil undian.
c. Siswa bekerja sama dalam
kelompok.
3. Siswa mengambil
tugas kelompok yang
berupa kartu soal.
d. Siswa diberikan bimbingan
4. Siswa mengerjakan
tugas sesuai dengan
soal yang didapat.
5. Siswa maju
bergantian bersama
kelompok untuk
menuliskan jawaban.
6. Siswa memeriksa
kebenaran dari soal
yang dijawab
e. Evaluasi
7. Siswa bersama guru
melakukan evaluasi
terhadap kegiatan
pembelajaran yang
sudah dilakukan.
f. Penghargaan kelompok
9
10
11
12
13
14
15
29
8. Siswa mendapat
penghargaan.
16
Kegiatan Penutup g. Menarik kesimpulan
9. Siswa menyimpulkan
hasil pembelajaran.
h. Penutup
10. Siswa berdoa
bersama guru.
17
18
3.5.3.2 Lembar Soal
Soal tes ini digunakan dalam penelitian untuk mengetahui tes hasil
belajar Matematika siswa kelas IV. Sebelum pembuatan instrumen tes, dibuat
terlebih dahulu kisi-kisi instrumen hasil belajar. Kisi-kisi instrumen siklus I
dapat dilihat pada Tabel 8 sedangkan kisi-kisi instrumen siklus II dapat
dilihat pada Tabel 9.
Tabel 8
Kisi-kisi Instrumen Tes Hasil Belajar Siklus I
Standar
Kompetensi
Kompetensi
Dasar
Indikator Bentuk
soal
No Soal
6.Menggunakan
pecahan dalam
pemecahan
masalah.
6.3 Menjumlah
kan
pecahan
6.3.1Menjumlahkan dua
pecahan
berpenyebut
sama.
6.3.2Menjumlahkan dua
pecahan yang
berpenyebut
tidak sama.
6.3.3Menjumlahkan
tiga pecahan
yang
berpenyebut
sama.
6.3.4 Menjumlahkan
tiga pecahan
yang
berpenyebut
tidak sama.
Pilihan
Ganda
1, 2, 10,
15, 17, 30
3, 4, 7, 11,
12, 16, 21,
27, 28
5, 6, 13,
14, 22, 25,
29
8, 9, 18,
19, 20, 23,
24, 26
30
Tabel 9
Kisi-kisi Instrumen Tes Hasil Belajar Siklus II
Standar
Kompetensi
Kompetensi
Dasar
Indikator Bentuk
soal
No Soal
6.Menggunakan
pecahan dalam
pemecahan
masalah.
6.4 Mengurangk
an pecahan
6.4.1 Mengurangkan dua
pecahan
berpenyebut sama.
6.4.2 Mengurangkan dua
pecahan yang
berpenyebut tidak
sama.
6.4.3 Mengurangkan kan
tiga pecahan yang
berpenyebut sama.
6.4.4 Mengurangkankan
tiga pecahan
yang berpenyebut
tidak sama.
Pilihan
Ganda
1, 4, 6, 10,
11, 15,16,
21, 30
2, 3, 7, 12,
17, 19, 27
5, 8, 13,
18, 20, 22,
25, 29
9, 14, 23,
24, 26, 28
Instrumen soal tes harus memiliki kualitas yang baik sehingga benar-
benar dapat mengukur kemampuan siswa. Kusnandar (2011: 124)
memaparkan bahwa untuk memperoleh data baik maka instrumen yang
digunakan sebagai alat pengumpul data haruslah valid dan reliabel. Dalam
penelitian ini instrumen soal akan dilakukan uji validitas, reliabilitas dan
tingkat kesukaran soal.
Menurut Wardani Naniek Sulistya, dkk (2012) kemampuan alat ukur
yang memenuhi fungsinya sebagai alat ukur, alat ukur itu mampu mengukur
apa yang harus diukur. Metode pengambilan keputusan pada uji validitas
biasanya ada dua model yaitu menggunakan batasan r table dengan signifikan
0,005 dan uji 2 sisi atau menggunakan batasan 0,3 (Azwar, dalam Priyatno,
2010:21).
Menurut Azwar, semua item yang mencapai koefisien korelasi
minimal 0,30 daya pembedanya dianggap memuaskan. Untuk batasan r table
maka dengan n = 30 maka di dapat r table sebesar 0,361, artinya jika nilai
korelasi lebih dari batasan yang ditentukan maka item dianggap valid,
31
sedangkan jika kurang dari batasan yang ditentukan maka item dianggap
tidak valid.
Uji validitas ini peneliti menggunakan dua uji validitas yaitu:
a. Metode pearson correlation (Product Moment Pearson) yaitu dengan
mengkorelasikan antara skor tiap item dengan skor total. Hasil analisis
dapat dilihat secara rinci pada lampiran.
Tabel 10
Hasil Uji Soal Siklus 1
Analisis Data No Item Soal Evaluasi
Instrumen Valid Instrumen Tidak Valid
Analisis 1, 2, 3, 5, 6, 7, 8, 10, 12, 13,
14, 16, 17, 19, 20, 21, 23, 25,
26, 27, 28, 29, 30
4, 9, 11, 15, 18, 22, 24
Tabel 11
Hasil Uji Soal Siklus II
Analisis Data No Item Soal Evaluasi
Instrumen Valid Instrumen Tidak Valid
Analisis 2, 3, 5, 6, 7, 8, 10, 11, 12, 13,
14, 15, 16, 17, 18, 19, 20, 22,
23, 27, 28, 29,
2, 21, 25, 26, 27, 22, 24, 30
Menurut Gall dalam (Sukardi, 2013:69) reliabilitas dalam penelitian
studi kasus, peneliti studi kasus, adalah sejauh mana para peneliti lainnya
akan tiba pada hasil yang serupa, jika mereka mempelajari kasus yang sama
persis dengan menggunakan prosedur yang sama seperti peneliti pertama.
Taraf reliabilitas suatu tes dinyatakan dalam suatu koefisien yang
disebut dengan koefisien reliabilitas. Metode pengambilan keputusan pada uji
reliabilitas menurut Dwi Priyanto (2010: 32), berikut adalah kriteria nilai
realibilitas menurut Dwi Priyanto:
Tabel 12
Kriteria Nilai Reliabilitas
Koefisien reliabilitas (α) Katagori
≤ 0,6 Reliabilitas kurang
0,7 Dapat diterima
32
≥ 0,8 Baik
Instrumen dapat dikatakan reliabel apabila nilai alpha> 0,6.
Reliabilitas suatu instrumen dapat dihitung menggunakan bantuan software
SPSS 16.
Tabel 13
Realibilitas Instrumen Soal Siklus I
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
.937 23
Tabel 14
Realibilitas Instrumen Soal Siklus II
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
.908 22
Berdasarkan data tabel 13 hasil uji relialibitas instrumen soal siklus 1
dapat diuraikan bahwa hasil uji reliabilitas soal pilihan ganda sebanyak 23
soal memiliki nilai Cronbach's Alpha sebesar 0.937. Hal ini menunjukkan
bahwa reliabilitas instrumen diinterpretasikan baik, sehingga 23 soal yang
valid dan reliabel dapat digunakan dalam penelitian siklus 1.
Sedangkan berdasarkan data tabel 14 hasil uji realibitas instrumen soal
siklus II dapat diuraikan bahwa hasil uji reliabilitas soal pilihan ganda
sebanyak 22 soal memiliki nilai Cronbach's Alpha sebesar 0.908. Hal ini
menunjukkan bahwa reliabilitas instrumen diinterpretasikan baik, sehingga 22
soal yang valid dan reliabel dapat digunakan dalam penelitian siklus 2.
Tingkat kesukaran adalah angka yang menunjukkan proporsi peserta
didik yang menjawab betul suatu butir soal. Semakin besar indeks tingkat
kesukaran berarti soal itu semakin mudah, demikian juga sebaliknya semakin
33
rendah tingkat kesukaran berarti soal itu makin sukar. Indeks tingkat
kesukaran (P) dapat dihitung dengan rumus seperti berikut.
P = B
N
Keterangan rumus:
B = jumlah peserta didik menjawab betul
N= jumlah peserta didik
P = jumlah peserta didik yang menjawab benar dibagi dengan jumlah
keseluruhan peserta didik atau proporsi peserta didik yang menjawab dengan
benar.
Berdasarkan pendapat Aiken dalam (Naniek, dkk (2012:338-339)
dapat dikategorikan tingkat kesukaran soal sebagai berikut ini.
Tabel 15
Rentang Nilai Tingkat Kesukaran Soal oleh Aiken
Rentang nilai Tingkat Kesukaran
0,00- 0,25 Mudah
0,26- 0,75 Sedang
0,76 – 1,00 Sukar
Hasil perhitungan tingkat kesukaran instrumen soal siklus 1 dan
siklus 2 dapat dilihat dalam tabel 15 dan 16.
Tabel 16
Hasil Uji Tingkat Kesukaran Soal Siklus I
No Soal Indeks Kesukaran
1 0,5
2 0,29
3 0,64
5 0,29
6 0,43
7 0,5
8 0,43
10 0,71
12 0,5
13 0,29
14 0,57
16 0,43
17 0,64
34
Tabel 17
Hasil Uji Tingkat Kesukaran Soal Siklus II
No Soal Indeks Kesukaran
2 0,29
3 0,64
5 0,43
6 0,43
7 0,64
8 0,36
10 0,29
11 0,5
12 0,5
13 0,29
14 0,57
15 0,71
16 0,29
17 0,43
18 0,43
19 0,5
20 0,36
22 0,5
23 0,36
27 0,5
28 0,29
29 0,5
Dari data tabel 16 hasil uji tingkat kesukaran soal siklus 1, dapat
diuraikan bahwa hasil uji tingkat kesukaran soal pilihan ganda dengan jumlah
soal sebanyak 23 soal dengan kategori sedang dan 0 (tidak ada) soal dengan
kategori sukar.
Begitu pula pada siklus 2 dari tabel 17 hasil uji tingkat kesukaran
soal siklus 2, dapat diuraikan bahwa hasil uji tingkat kesukaran soal pilihan
ganda dengan jumlah soal sebanyak 22 soal dengan kategori sedang dan 0
(tidak ada) soal dengan kategori sukar.
19 0,36
20 0,5
21 0,29
23 0,5
25 0,43
26 0,43
27 0,71
28 0,5
29 0,29
30 0,29
35
3.4.4 Validasi Lembar Soal oleh Dosen
Lembar observasi guru, siswa dan lembar soal telah di validasi oleh
Dosen Romirio Torang Purba, S.Pd, M.Pd. lembar validasi dibuat oleh
peneliti dan dimodifikasi dari sumber internet dengan alamat berikut:
a. http://matstkipbjm.files.wordpress.com/2013/12/contoh-
validasi.pdf
b. http://harlona.blogspot.co.id/2013/08/contoh-lembar-validasi-
rencana.html.
3.5 Indikator Kerja
Penelitian tindakan kelas ini dapat dikatakan berhasil bila ketuntasan
belajar mencapai 80% yaitu 12 siswa dari 14 siswa berhasil memperoleh nilai
≥ 67 yang merupakan KKM yang sudah ditetapkan SD Negeri Gedong 03
untuk kelas IV pada mata pelajaran matematika.
3.6 Tehnik Analisis Data
Pada penelitian ini analisis data yang digunakan adalah analisis data
kualitatif dan kuantitatif. Seperti halnya yang diungkapkan oleh Creswell
dalam Kusnandar (2011) bahwa dalam penelitian tindakan metode
pengumpulan data sama dengan metode campuran yaitu menggunakan
metode kuantitatif dan kualitatif.
Analisis data kualitatif menggunakan analisis diskriptif kualitatif.
Kusnandar (2011) menyatakan bahwa pengolahan data PTK diinterpretasikan
dalam bentuk narasi (deskriptif) kualitatif. namun Kusnandar (2011)
menambahkan bahwa analisis data dalam PTK diperoleh dari hasil refleksi
tiap siklus.
Sedangkan analisis data kuantitatif yaitu untuk membandingkan hasil
belajar siswa prasiklus, siklus I dan siklus II. Arikunto (2014, 95)
menjelaskan bahwa penelitian tindakan kelas sebenarnya merupakan
penelitian kualitatif, namun dapat digunakan analisis data kuantitatif untuk
membandingkan hasil prestasi tiap siklus I dan siklus II.
36
3.6.1 Data Kuantitatif
Data kuantitaif dalam penelitian ini adalah hasil belajar siswa. Data
hasil belajar siswa diperoleh dari hasil prasiklus seperti yang sudah diuraikan
pada latar belakang masalah. Pada siklus 1 dan 2 diperlukannya koreksi
terhadap haasil evaluasi siswa. Cara untuk memberikan skor berbeda-beda.
Dalam penelitian ini soal yang digunakan adalah tes pilihan ganda.
a. Penskoran soal pilihan ganda
Menurut Rofieq dalam (Arifin, 2009) menjelaskan bahwa ada tiga cara
atau rumus untuk menentukan skor dalam tes bentuk pilihan ganda
yaitu dengan penskoran tanpa koreksi jawaban, penskoran ada koreksi
jawaban, dan penskoran dengan butir beda bobot. Dalam penelitian ini
akan digunakan cara atau rumus penskoran tanpa koreksi yaitu:
Rumus : S = 𝐵
𝑁 × 100
(Arifin, 2009: 229)
Keterangan: B = Jumlah jawaban benar
N = jawaban Soal
Setelah dilakukan penskoran selanjutnya diubah menjadi nilai. Arikunto
(2012: 271) memaparkan bahwa “nilai merupakan angka ubahan dari
skor dengan menggunakan acuan tertentu, yakni acuan normal atau
acuan standar”. Cara untuk memberikan nilai adalah dengan mengubah
skor mentah yang diperoleh menjadi skor berstandar 100 sebagai
berikut:
Keterangan: 100% dikatakan sebagai tujuan instruksional khusus, yaitu
jika hasil yang diperoleh 60 dapat dikatakan bahwa tujuan
instruksional khusus yang dikuasai 60% dan nilai yang
diperoleh adalah 60.
b. Menghitung rata-rata hasil belajar
𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 =Skor yang diperoleh
𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑀𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑢𝑚 X 100%
37
Untuk menghitung rata-rata hasil belajar dapat diperolh menggunakan
rumus:
(Arikunto, 2012: 298)
Keterangan: jumlah semua skor dibagi dengan banyaknya siswa yang
memiliki skor
c. Menentukan kriteria ketuntasan belajar individu
Ketuntasan belajar siswa ditentukan dengan membandingkannya
dengan KKM yang sudah ditetapkan SD Negeri Gedong 03 untuk kelas
IV yaitu ≥ 67. Berikut kriteria ketuntasan belajar dijelaskan dalam tabel
3.8
Tabel 18
Kriteria Ketuntasan Belajar
Kriteria Ketuntasan Kategori
≥ 67 Tuntas
< 67 Tidak Tuntas
d. Menentukan kriteria ketuntasan belajar klasikal
Kriteria ketuntasan belajar klasikal dihitung menggunakan cara sebagai
berikut:
𝐾𝑒𝑡𝑢𝑛𝑡𝑎𝑠𝑎𝑛 𝑘𝑙𝑎𝑠𝑖𝑘𝑎𝑙 =Jumlah siswa yang tuntas
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑒𝑙𝑢𝑟𝑢ℎ 𝑠𝑖𝑠𝑤𝑎 X 100%
3.6.2 Data Kualitatif
Dalam penelitian ini data kualitatif diperoleh dari hasil refleksi yang
diperoleh pada akhir siklus dan hasil pengamatan aktifitas guru dan siswa
dalam pembelajaran dengan menggunakan model STAD berbantu media kartu
soal yang dicatat dalam lembar observasi.
Lembar observasi guru dan siswa masing-masing terdiri dari 18
pernyataan yang terbagi dalam kegiatan pra pembelajaran, kegiatan awal,
kegiatan inti dan kegiatan penutup. Lembar observasi yang digunakan adalah
dalam bentuk check list. Observer memberikan tanda centang pada kolom
“ya” atau “tidak” untuk mengamati komponen atau indikator yang sudah
ditentukan.
𝑋 = 𝑋
𝑁