bab iii metode penelitian 3.1. jenis dan lokasi...

20
18 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Jenis dan Lokasi Penelitian Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas secara kolaboratif. PTK kolaboratif yaitu kerja sama antara peneliti dengan guru kelas, ide berasal dari peneliti dan yang melakukan tidakan adalah guru kelas. Dalam penelitian ini proses pembelajaran siklus I dan siklus II dilaksanakan guru kelas. Disebut PTK karena penelitian ini hanya dilakukan oleh guru di dalam kelas yang sedang berlangsung kegiatan belajar mengajar. PTK timbul atau dilaksanakan karena ada kesenjangan atau perbedaan antara harapan dan kenyataan, sehingga setelah PTK ini dilaksanakan diharapkan kesenjangan atau perbedaan tersebut tidak ada. Adapun lokasi yang dipilih dalam melakukan penelitian adalah di SD Negeri Gabahan Lokasi SD Negeri Gabahan terletak di Desa Gabahan Kecamatan Mlati Kabupaten Sleman. Penelitian ini hanya dilakukan di kelas II siswanya terdiri dari 25 orang. 3.2. Setting dan Karakteristik Subjek Penelitian Penelitian akan dilaksanakan di SD Negeri Gabahan Kecamatan Mlati Kabupaten Sleman. Subyek dari penelitian tindakan kelas siswa kelas II SD Negeri Gabahan ini terletak di Desa Gabahan Kecamatan Mlati, Kabupaten Sleman. Jumlah siswa 25, terbagi menjadi 12 siswa perempuan dan 13 siswa laki-laki. Siswa kelas II ini rata-rata berumur antara 8 sampai 9 tahun yang menuju tahap operasional konkret artinya anak akan memahami dengan hal yang nyata. Sebagian besar orang tua siswa berprofesi sebagai petani, sehingga dalam hal ini mempengaruhi hasil belajar khususnya dalam mata pelajaran matematika yang rendah. Dikarenakan orang tua siswa lebih mementingkan mencari kebutuhan dengan bekerja daripada memantau belajar putra-putrinya.

Upload: ngodan

Post on 27-May-2019

221 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Jenis dan Lokasi Penelitianrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/774/4/T1_292008002_BAB III.pdf · Tahap ini mencakup judul, ... Penelitian tindakan

18

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1. Jenis dan Lokasi Penelitian

Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas secara

kolaboratif. PTK kolaboratif yaitu kerja sama antara peneliti dengan guru kelas,

ide berasal dari peneliti dan yang melakukan tidakan adalah guru kelas. Dalam

penelitian ini proses pembelajaran siklus I dan siklus II dilaksanakan guru

kelas. Disebut PTK karena penelitian ini hanya dilakukan oleh guru di

dalam kelas yang sedang berlangsung kegiatan belajar mengajar. PTK

timbul atau dilaksanakan karena ada kesenjangan atau perbedaan antara

harapan dan kenyataan, sehingga setelah PTK ini dilaksanakan diharapkan

kesenjangan atau perbedaan tersebut tidak ada.

Adapun lokasi yang dipilih dalam melakukan penelitian adalah di SD

Negeri Gabahan Lokasi SD Negeri Gabahan terletak di Desa Gabahan

Kecamatan Mlati Kabupaten Sleman. Penelitian ini hanya dilakukan di

kelas II siswanya terdiri dari 25 orang.

3.2. Setting dan Karakteristik Subjek Penelitian

Penelitian akan dilaksanakan di SD Negeri Gabahan Kecamatan

Mlati Kabupaten Sleman. Subyek dari penelitian tindakan kelas siswa kelas

II SD Negeri Gabahan ini terletak di Desa Gabahan Kecamatan Mlati,

Kabupaten Sleman. Jumlah siswa 25, terbagi menjadi 12 siswa perempuan

dan 13 siswa laki-laki. Siswa kelas II ini rata-rata berumur antara 8 sampai 9

tahun yang menuju tahap operasional konkret artinya anak akan memahami

dengan hal yang nyata. Sebagian besar orang tua siswa berprofesi sebagai

petani, sehingga dalam hal ini mempengaruhi hasil belajar khususnya dalam

mata pelajaran matematika yang rendah. Dikarenakan orang tua siswa lebih

mementingkan mencari kebutuhan dengan bekerja daripada memantau

belajar putra-putrinya.

Page 2: BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Jenis dan Lokasi Penelitianrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/774/4/T1_292008002_BAB III.pdf · Tahap ini mencakup judul, ... Penelitian tindakan

19

Karakteristik siswa di kelas ini juga berbeda-beda, iklim kelasnya

sangat dipengaruhi oleh beberapa siswa yang menjadi pemicu keributan di

dalam kelas.

3.3. Waktu Penelitian

Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas Kolaborasi ini dilaksanakan

pada bulan Januari 2012 sampai dengan bulan April 2012 dan dilakukan

secara bertahap. (Adapun jadwal lengkap penelitian tertera pada lampiran).

Adapun tahapannya meliputi :

a. Tahap persiapan (Januari 2012 – Februari 2012)

Tahap ini mencakup judul, pembuatan proposal, pembuatan instrument,

permohonan izin serta survey disekolah yang direncanakan sebagai

tempat penelitian.

b. Tahap pelaksanaan (Februari 2012 – Maret 2012 )

Tahap ini mencakup kegiatan-kegiatan yang dilakukan disekolah yang

meliputi uji coba instrumen dan pengambilan data.

c. Tahap penyusunan (Maret 2012 – April 2012 )

Yaitu tahap penelitian serta pengelolaan data dan konsultasi yang

diikuti penyusunan skripsi serta persiapan ujian skripsi.

3.4. Variabel Penelitian

Menurut Sugiyono (2010:3) variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari seseorang, obyek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan ditarik kesimpulannya.

Dalam penelitian ini ada 2 variabel yang digunakan, yaitu variabel

bebas (independent) dan variabel terikat (dependent).

Page 3: BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Jenis dan Lokasi Penelitianrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/774/4/T1_292008002_BAB III.pdf · Tahap ini mencakup judul, ... Penelitian tindakan

20

a. Variabel Bebas

Menurut (Sugiyono, 2008: 61).Variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi atau menjadi sebab berubahnya variabel terikat.

Variabel bebas dalam penelitian ini adalah tahapan belajar menurut teori

Dienes.

b. Variabel terikat

(Sugiyono, 2008 : 61) “Variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi atau menjadi akibat karena adanya variabel bebas”.

Paradigma penelitian dapat dilihat pada gambar 2.

Gambar 3.1 Paradigma Penelitian

Keterangan :

X = Tahapan belajar menurut teori Dienes

Y = Hasil belajar matematika

3.5. Definisi Operasional Variabel Penelitian

3.5.1.Variabel bebas X : Tahapan belajar menurut teori Dienes.

Menurut Dienes (dalam Ruseffendi, 1992:125-127), “konsep-konsep matematika akan berhasil jika dipelajari dalam tahap-tahap tertentu".

Dienes membagi tahap-tahap belajar menjadi tahap, yaitu :

X Y

Page 4: BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Jenis dan Lokasi Penelitianrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/774/4/T1_292008002_BAB III.pdf · Tahap ini mencakup judul, ... Penelitian tindakan

21

a. Tahap Permainan Bebas (Free Play)

Permainan bebas merupakan tahap belajar konsep yang aktifitasnya

tidak berstruktur dan tidak diarahkan. Anak didik diberi kebebasan untuk

mengatur benda dalam permainan.

b. Tahap Permainan yang menggunakan aturan (games)

Dalam permainan yang disertai aturan dari guru, siswa sudah mulai

meneliti pola-pola dan keteraturan yang terdapat dalam konsep materi

yang diajarkan. Melalui permainan yang digunakan diawal tersebut siswa

memahami materi yang disajikan dalam bentuk-bentuk disesuaikan dengan

benda yang digunakan dalam permainan diberikan dalam konsep tertentu

sehingga konsep benda tersebut dipahami siswa.

c. Tahap Kesamaan Sifat (Searching for communalities)

Dalam tahap ini siswa mulai diarahkan untuk menunjukkan kesamaan

sifat yang terdapat dalam benda yang digunakan dalam permainan sesuai

dengan konsep materi yang diajarkan.

d. Tahap Representasi (Representation)

Representasi adalah tahap pengambilan sifat dari benda yang sejenis.

Para siswa menentukan kesamaan sifat dari konsep benda yang digunakan

dalam permainan dengan cara menemukan banyaknya benda tersebut

sesuai konsep materi yang sedang dipelajari.

e. Tahap Simbolisasi (Symbolization)

Simbolisasi termasuk tahap belajar konsep materi yang

membutuhkan kemampuan menentukan rumus sesuai materi yang

diajarkan.

Page 5: BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Jenis dan Lokasi Penelitianrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/774/4/T1_292008002_BAB III.pdf · Tahap ini mencakup judul, ... Penelitian tindakan

22

f. Tahap Formalisasi (Formalization)

Formalisasi merupakan tahap belajar konsep yang terakhir yaitu

dengan cara siswa membuktikan rumus dari materi yang dipelajari tersebut.

3.5.2. Variabel terikat (Y) : Hasil belajar

Hasil belajar dapat dijelaskan dengan memahami dua kata yang

membentuknya, yaitu, “hasil” dan “belajar”. Pengertian hasil menunjuk

pada suatu perolehan akibat dilakukannya suatu aktivitas atau proses yang

mengakibatkan berubahnya input secara fungsional. Dalam siklus input-

proses-hasil, hasil dapat dengan jelas dibedakan dengan input akibat

perubahan oleh proses. Begitu pula dalam kegiatan belajar mengajar, setelah

mengalami belajar siswa mengalami perubahan perilaku dibanding

sebelumnya.

Belajar dilakukan untuk mengusahakan adanya perubahan perilaku

pada individu yang belajar. Perubahan perilaku itu merupakan perolehan

yang menjadi hasil belajar.

(Winkel,1996:51).“Hasil belajar adalah perubahan yang mengakibatkan manusia berubah dalam sikap dan tingkah lakunya”.

Aspek perubahan itu mengacu kepada taksonomi tujuan pengajaran yang dikembangkan oleh Bloom, Simpson, dan Harrow mencakup aspek kognitif, afektif dan psikomotorik (Winkel, 1996: 244).

(Zainal dan Nasoetion, 1996 : 28) mengemukakan bahwa :

Proses pengajaran merupakan sebuah aktivitas sadar untuk membuat siswa belajar. Proses sadar mengandung implikasi bahwa pengajaran merupakan sebuah proses yang direncanakan untuk mencapai tujuan pengajaran. Dalam konteks demikian maka hasil belajar merupakan perolehan dari proses belajar siswa sesuai dengan tujuan pengajaran. Tujuan pengajaran menjadi hasil belajar potensial yang akan dicapai oleh anak melalui kegiatan belajarnya. Oleh karenanya, tes hasil belajar sebagai alat untuk mengukur hasil belajar harus mengukur apa yang ada dalam proses belajar mengajar sesuai dengan tujuan instruksional yang tercantum dalam kurikulum yang berlaku.

Page 6: BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Jenis dan Lokasi Penelitianrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/774/4/T1_292008002_BAB III.pdf · Tahap ini mencakup judul, ... Penelitian tindakan

23

Tujuan pengajaran adalah tujuan yang menggambarkan pengetahuan,

keterampilan dan sikap yang harus dimiliki oleh siswa sebagai akibat dari

hasil pengajaran yang dinyatakan dalam bentuk tingkah laku yang dapat

diamati dan diukur.

Oleh karenanya, menurut Arikunto dalam merumuskan tujuan instruksional harus diusahakan agar tampak bahwa setelah tercapainya tujuan tersebut terjadi adanya perubahan pada diri anak yang meliputi kemampuan intelektual, sikap atau minat maupun keterampilan (Arikunto, 1995:131).

Perubahan perilaku akibat kegiatan belajar mengakibatkan siswa

memiliki penguasaan terhadap materi pengajaran yang disampaikan dalam

kegiatan belajar-mengajar untuk mencapai tujuan pengajaran.

(Soedijarto, 1993:49). mendefinisikan “hasil belajar adalah tingkat penguasaan yang dicapai oleh peserta didik dalam mengikuti proses belajar mengajar sesuai dengan tujuan pendidikan yang ditetapkan”.

Dengan memperhatikan berbagai pendapat dari ahli di atas dapat

disimpulkan bahwa hasil belajar adalah perubahan perilaku peserta didik

akibat belajar. Perubahan perilaku disebabkan karena siswa mencapai

penguasaan atas sejumlah bahan yang diberikan dalam proses belajar

mengajar. Pencapaian didasarkan atas tujuan pengajaran yang telah

ditetapkan. Hasil tersebut berupa perubahan dalam aspek kognitif, afektif

maupun psikomotorik.

Page 7: BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Jenis dan Lokasi Penelitianrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/774/4/T1_292008002_BAB III.pdf · Tahap ini mencakup judul, ... Penelitian tindakan

24

3.6. Rencana Tindakan

Penelitian tindakan kelas ini diadakan 2 siklus dengan sasaran untuk

mengetahui peningkatan hasil belajar matematika melalui tahapan belajar

menurut teori Dienes. Tiap siklus 3 kali pertemuan. Tiap-tiap siklus disajikan

dengan materi yang berbeda tetapi sejenis dan berkesinambungan, artinya

proses dan hasil siklus I akan ditindak lanjuti dalam siklus 2.

Desain prosedur penelitian tindakan kelas yang digunakan dalam

penelitian ini adalah desain putaran spiral.

Menurut Kemmis dan Taggart (Endang Mulyatiningsih, 2011: 70). “Model spiral yang dikemukakan oleh Kemmis dan Taggart ini terdiri atas empat komponen utama, yaitu perencanaan (planning), tindakan (acting), observasi (observing), dan refleksi (reflecting)”.

Penelitian tindakan kelas ini terdiri dari 2 siklus, setiap siklus terdiri

atas 4 tahap, yaitu : perencanaan (planning), tindakan (acting), observasi

(observing), dan refleksi (reflecting). Tahapan siklus diartikan sebagai

perputaran tahapan dalam penelitian tindakan kelas. Pada bagian ini

dipersiapkan segala sesuatu yang akan digunakan dalam kegiatan penelitian

tindakan kelas untuk meningkatkan hasil belajar matematika.

Adapun perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi adalah sebagai berikut

3.6.1. Siklus I (pertemuan 1, 2, dan 3) meliputi :

a.Tahap Perencanaan

1) Meminta izin mengajar pada jam pelajaran matematika dengan materi

Perkalian Bilangan.

2) Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

3) Merancang alat peraga perkalian yang akan dipakai dalam pembelajaran.

4) Menyiapkan soal evaluasi.

Page 8: BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Jenis dan Lokasi Penelitianrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/774/4/T1_292008002_BAB III.pdf · Tahap ini mencakup judul, ... Penelitian tindakan

25

b. Tahap Pelaksanaan

Pelaksanaan tindakan merupakan implementasi kegiatan pembelajaran

sesuai dengan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran. Langkah-langkah

pelaksana pembelajaran adalah sebagai berikut:

1) Pertemuan 1 (2 x 35 menit)

Sebelum proses pembelajaran dimulai guru menyiapkan peralatan

yang dibutuhkan dalam pembelajaran, seperti Rencana Pelaksanaan

Pembelajaran (RPP), lembar kerja kelompok, dan buku pelajaran. Pada awal

pembelajaran guru mengajak peserta didik untuk berdoa, presensi, guru

memberikan apersepsi dan motivasi, serta guru menjelaskan tujuan

pembelajaran yang akan dicapai.

Setelah kegiatan awal selesai disampaikan, kemudian dilanjutkan

kegiatan inti. Peserta didik dalam kelompok berdiskusi melaksanaan

permainan pensi X dengan benda pensil dan sedotan tentang perkalian

bilangan dengan tahapan belajar menurut teori Dienes, kemudian membahas

hasil diskusi dalam permainan, setelah itu guru memberikan penguatan dan

menarik kesimpulan. Guru bertanya jawab dengan peserta didik tentang

perkalian bilangan. Pada kegiatan akhir guru memberikan tindak lanjut

untuk mempelajari materi berikutnya.

2) Pertemuan 2 (2 x 35 menit)

Pelaksanaan tindakan siklus I pada pertemuan II sebagai tindak lanjut

dan perbaikan proses pembelajaran dan pemahaman siswa pada pertemuan

I, maka pada pelaksanaan pertemuan II ini guru menyiapkan peralatan yang

dibutuhkan dalam pembelajaran, seperti Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

(RPP), alat peraga kartu perkalian, lembar kerja kelompok, lembar

observasi, dan buku pelajaran. Pada awal pembelajaran guru mengajak

peserta didik untuk berdoa, presensi, guru memberikan motivasi, peserta

didik mengadakan , serta guru menjelaskan tujuan pembelajaran yang akan

dicapai.

Page 9: BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Jenis dan Lokasi Penelitianrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/774/4/T1_292008002_BAB III.pdf · Tahap ini mencakup judul, ... Penelitian tindakan

26

Setelah kegiatan awal selesai disampaikan, kemudian dilanjutkan

kegiatan inti. Peserta didik melakukan diskusi menggunakan alat peraga

kartu perkalian, kemudian membahas hasil diskusi, setelah itu guru

memberikan penguatan dan menarik kesimpulan. Pada kegiatan akhir guru

memberikan tindak lanjut untuk mempelajari materi berikutnya.

3) Pertemuan 3 (2 x 35 menit)

Pelaksanaan tindakan siklus I pada pertemuan III sebagai kegiatan

untuk mengerjakan soal evaluasi. Pada pelaksanaan pertemuan III ini guru

menyiapkan peralatan yang dibutuhkan dalam pembelajaran, seperti

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan lembar evaluasi. Pada awal

pembelajaran guru mengajak peserta didik untuk doa, presensi, guru

memberikan motivasi, melakukan tanya jawab berkaitan dengan materi

sebelumnya, guru menjelaskan tujuan pembelajaran yang akan dicapai.

Peserta didik mengerjakan soal evaluasi, kemudian guru memberi

kata-kata pujian kepada peserta didik atas keaktifan dan kesungguhannya

mengerjakan soal serta memberikan tindak lanjut mengingatkan peserta

didik untuk mempelajari materi selanjutnya.

c. Tahap Observasi

Dalam proses pembelajaran yang dilakukan peneliti mengamati beberapa hal:

1) Siswa tidak berani dalam bertanya dan kurangnya keaktifan siswa dalam

kerjasama kelompok.

2) Hasil evaluasi di akhir pembelajaran sebagai tingkat pemahaman siswa

tentang materi yang telah disampaikan rendah.

d. Tahap Refleksi

Pada pembelajaran matematika yang dilakukan di kelas II ini, pada saat

guru menyampaikan materi, ada beberapa siswa yang tidak berani dalam

bertanya dan kurangnya keaktifan siswa dalam kerjasama kelompok.

Page 10: BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Jenis dan Lokasi Penelitianrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/774/4/T1_292008002_BAB III.pdf · Tahap ini mencakup judul, ... Penelitian tindakan

27

3.6.2. Siklus II (pertemuan 1, 2, dan 3) meliputi :

a. Tahap Perencanaan

1) Meminta izin dan persetujuan guru kelas untuk mengajar pokok bahasan

yang berbeda dengan siklus I, yaitu Pembagian.

2) Membuat Rencana Pelaksanan Pembelajaran

3) Merancang alat peraga pembagian yang akan dipakai dalam pembelajaran

4) Menyiapkan soal evaluasi.

b. Tahap Pelaksanaan

1) Pertemuan 1 (2 x 35 menit)

Sebelum proses pembelajaran dimulai guru menyiapkan peralatan yang

dibutuhkan dalam pembelajaran, seperti Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

(RPP), lembar kerja kelompok, alat peraga permen, dan buku pelajaran. Pada

awal pembelajaran guru mengajak peserta didik untuk doa, presensi, serta

guru menjelaskan tujuan pembelajaran yang akan dicapai.

Setelah kegiatan awal selesai disampaikan, kemudian dilanjutkan

kegiatan inti. Peserta didik dibagi dalam kelompok melaksanaan permainan

permen perkalian dengan tahapan belajar menurut teori Dienes (permainan

bebas, permainan menggunakan aturan , kesamaan sifat, representasi, dan

formulalisasi), kemudian membahas hasil diskusi kelompok, setelah itu guru

memberikan penguatan dan menarik kesimpulan. Guru bertanya jawab

dengan peserta didik tentang arti pembagian sebagai pengurangan berulang.

Pada kegiatan akhir guru memberikan tindak lanjut untuk mempelajari materi

berikutnya.

2) Pertemuan 2 (2 x 35 menit)

Pelaksanaan tindakan siklus II pada pertemuan II sebagai tindak lanjut

dan perbaikan proses pembelajaran dan pemahaman siswa pada pertemuan I,

maka pada pelaksanaan pertemuan II ini guru menyiapkan peralatan yang

dibutuhkan dalam pembelajaran, seperti Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

(RPP), alat peraga bola dan tomat, lembar kerja kelompok, lembar observasi,

dan buku pelajaran. Pada awal pembelajaran guru mengajak peserta didik

Page 11: BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Jenis dan Lokasi Penelitianrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/774/4/T1_292008002_BAB III.pdf · Tahap ini mencakup judul, ... Penelitian tindakan

28

untuk doa, presensi, guru memberikan apersepsi dan motivasi, serta guru

menjelaskan tujuan pembelajaran yang akan dicapai.

Setelah kegiatan awal selesai disampaikan, kemudian dilanjutkan

kegiatan inti. Peserta didik melakukan permainan Ball Colour pembagian

menggunakan alat peraga bola dan tomat berdasarkan tahapan belajar

menurut teori Dienes, kemudian membahas hasil diskusi, setelah itu guru

memberikan penguatan dan menarik kesimpulan. Pada kegiatan akhir guru

memberikan tindak lanjut untuk mempelajari materi berikutnya.

3) Pertemuan 3 (2 x 35 menit)

Pelaksanaan tindakan siklus II pada pertemuan III sebagai kegiatan

untuk mengerjakan soal evaluasi. Pada pelaksanaan pertemuan III ini guru

menyiapkan peralatan yang dibutuhkan dalam pembelajaran, seperti Rencana

Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan lembar evaluasi. Pada awal

pembelajaran guru mengajak peserta didik untuk doa, presensi, guru

memberikan motivasi, melakukan tanya jawab berkaitan dengan materi

sebelumnya, guru menjelaskan tujuan pembelajaran yang akan dicapai.

Peserta didik mengerjakan soal evaluasi, kemudian guru memberi kata-

kata pujian kepada peserta didik atas keaktifan dan kesungguhannya

mengerjakan soal serta memberikan tindak lanjut mengingatkan peserta didik

untuk mempelajari materi selanjutnya.

c. Tahap Observasi

Dalam proses pembelajaran yang dilakukan peneliti mengamati beberapa

hal :

1) Siswa lebih terlihat aktif dan lebih berani untuk mengerjakan soal dan

berinteraksi dengan kelompoknya.

2) Adanya kerjasama dalam kelompok.

d. Tahap Refleksi

Pada saat pembelajaran berlangsung siswa terlihat lebih memperhatikan

penjelasan guru. Pada saat guru meminta perwakilan dari kelompok untuk

maju mengerjakan soal di papan tulis, siswa terlihat lebih antusias dan

bersemangat untuk mengerjakan. Hasil belajar mereka sangat memuaskan.

Page 12: BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Jenis dan Lokasi Penelitianrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/774/4/T1_292008002_BAB III.pdf · Tahap ini mencakup judul, ... Penelitian tindakan

29

3.7. Instrumen dan Teknik Pengumpulan Data

3.7.1. Instrumen pengumpulan data

Sesuai dengan penelitian tindakan kelas secara kolaboratif dan sumber

data maka Instrument pengumpulan data yang digunakan oleh peneliti

dalam penelitian ini meliputi :

3.7.1.1 Tes tertulis

Soal tes tertulis berupa pemberian soal tes objektif atau pilihan

ganda yang digunakan untuk mengetahui tingkat pemahaman siswa

terhadap pembelajaran dan sebagai pembanding peningkatan hasil belajar

pra siklus, siklus I dan siklus II. Tes ini diberikan setelah pembelajaran.

Adapun kisi-kisi soal test tertera pada lampiran 11.

3.7.1.2 Observasi

Sutrisno Hadi (1986) mengemukakan bahwa, “observasi merupakan suatu proses yang kompleks, suatu proses yang tersusun dari berbagai proses biologis dan psikologis”. (dikutip dalam Sugiyono, 2010 : 203)”.

Observasi yang dilakukan dalam penelitian ini yaitu melakukan

pengamatan saat pembelajaran berlangsung yang dilakukan oleh observer

yaitu dari guru sebagai pengamat.

Adapun yang di obervasi ada dua hal yaitu aktivitas siswa dan

keterampilan guru. Observasi terhadap guru berfungsi untuk mengontrol

apakah pembelajaran yang dilakukan sesuai dengan perencanaan.

Sedangkan observasi terhadap siswa berfungsi untuk mengetahui seberapa

besar minat belajar siswa dalam proses kegiatan belajar mengajar. Adapun

kisi-kisi observasi pada lampiran 14.

Page 13: BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Jenis dan Lokasi Penelitianrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/774/4/T1_292008002_BAB III.pdf · Tahap ini mencakup judul, ... Penelitian tindakan

30

3.7.1.3 Dokumentasi

Dokumentasi adalah teknik pengumpulan data dengan sumber tertulis

yang sudah ada. Dokumentasi dilakukan dengan cara mengadakan

pencatatan-pencatatan dari dokumen-dokumen yang berkaitan dengan

belajar siswa. Pada penelitian ini dokumentasi digunakan untuk memperoleh

informasi tentang hasil belajar matematika yang dilihat dari nilai hasil

evaluasi setiap siklus, foto kegiatan pembelajaran dikelas dan daftar nilai tes

akhir yang diperoleh setiap siklus.

3.7.2. Teknik pengumpulan data

Teknik pengumpulan data yang digunakan peneliti untuk

mengumpulkan data adalah soal tes pilihan ganda (objektif) dengan tujuan

untuk mengetahui pemahaman siswa mengenai pokok bahasan perkalian

dan pembagian bilangan dua angka. Tes objektif adalah tes yang

keseluruhan informasi yang diperlukan untuk menjawab tes yang telah

tersedia dengan memilih salah satu jawaban.

3.8. Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen Penelitian

Sebelum digunakan untuk mengukur, instrumen penelitian harus

diujicobakan. Hal ini bertujuan untuk mengetahui kesahihan (validitas) dan

keandalan (reliabilitas) instrumen penelitian tersebut. Instrumen penelitian

yang baik harus memenuhi dua persyaratan, yaitu valid dan reliabel.

Instrumen penelitian dikatakan valid apabila instrumen tersebut dapat

digunakan untuk mengukur apa yang hendak diukur.

Instrumen penelitian yang reliabel adalah instrumen yang bila digunakan beberapa kali untuk mengukur objek yang sama akan menghasilkan data yang sama. (Sugiyono, 2010 : 173).

Page 14: BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Jenis dan Lokasi Penelitianrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/774/4/T1_292008002_BAB III.pdf · Tahap ini mencakup judul, ... Penelitian tindakan

31

a. Uji validitas instrumen tes hasil belajar

Validitas adalah salah satu syarat tes hasil belajar yang baik. Validitas

berhubungan dengan kemampuan tes hasil belajar untuk mengukur keadaan

yang akan diukurnya. Instrumen yang valid berarti alat ukur yang digunakan

untuk mendapatkan data (mengukur) itu valid.

Validitas merupakan derajad sejauh mana tes mengukur apa yang ingin diukur (Borg dan Gall, 1983: 275); Poppham,1981:98).

Jenis validitas tes menurut the American Psychological Association, the American Education Resesearch Association, dan the National Council on Measurement Used in Education (Kerlinger, 1986) : Validitas isi (Content Validity), Validitas kriteria (Criteriation Related validity), Validitas konsepsi (Construct Validity).

Pengujian validitas isi dapat dilakukan dengan cara menelaah butir,

meminta pertimbangan ahli dan menghitung korelasi butir dengan total,

Pengujian validitas kriteria dapat berupa validitas konstrak, dapat dilakukan

dengan menelaah butir, meminta pertimbangan ahli dan analisis faktor dan

pengujian validitas eksternal instrumen diuji dengan cara membandingkan

(untuk mencari kesamaan) antara kriteria yang ada pada instrumen dengan

fakta-fakta empiris yang terjadi di lapangan.

1) Tes

Tes merupakan alat ukur untuk mengumpulkan data yang berupa

respons representasi kemampuan siswa yang diberikan oleh guru.

Beberapa pendapat mengenai definisi tes sebagai berikut :

a) Menurut Webster’s Collegiate, tes adalah serangkaian pertanyaan yang digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan, intelegensia, kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok (Arikunto, 1988: 29).

Page 15: BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Jenis dan Lokasi Penelitianrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/774/4/T1_292008002_BAB III.pdf · Tahap ini mencakup judul, ... Penelitian tindakan

32

b) Cronbach mendefinisikan tes sebagai “a systematic procedure for observing a person’s behaviour and describing it with the aid of a numerical scale or category system” (Azwar, 1997: 3).

c) Menurut Goodenough, tes adalah suatu tugas atau serangkaian tugas yang diberikan kepada individu atau sekelompok individu, dengan maksud untuk membandingkan kecakapan mereka, satu dengan yang lain (Sudijono,2009: 67).

Dari definisi-definisi tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa tes

adalah cara yang dapat dipergunakan dalam rangka pengukuran dan

penilaian di bidang pendidikan, yang berbentuk pemberian tugas atau

serangkaian tugas (baik berupa pertanyaan-pertanyaan yang harus dijawab

atau dikerjakan oleh test, sehingga atas dasar data yang diperoleh dari hasil

pengukuran tersebut dapat dihasilkan nilai tes. Dalam penelitian tindakan

kelas ini menggunakan Uji validitas instrumen test dilakukan dengan uji

validitas isi. Untuk menguji validitas isi setelah dikonsultasikan dengan ahli,

maka selanjutnya diujicobakan, dan dianalisis dengan analisis item.

Pengujian validitas isi dilakukan dengan cara mengujicobakan test.

Menurut Suharsimi Arikunto (2006:210), subjek uji coba instrumen adalah

25 – 40 orang. Dalam penelitian ini, test diujicobakan pada 30 siswa kelas II

di SD Negeri Dalangan 02 yang tidak digunakan sebagai sampel penelitian.

Data uji coba test kemudian dianalisis dengan bantuan SPSS dengan

rumus korelasi product moment. Berdasarkan hasil analisis item dari jumlah

total 30 item yang gugur yaitu item 2,9,15,23 sehingga jumlah item yang

valid adalah 26 item. Item yang gugur tidak diganti dengan item yang baru

karena item yang valid masih dapat mewakili indikator. Analisis item

dilakukan dengan menghitung korelasi antara skor butir dengan skor total.

Untuk menghitung validitas test menggunakan SPSS versi 16 dengan cara

klik Analyze - correlate – Bivariate - klik tes I dan test II - pindahkan tes I

dan tes II ke kotak variable - klik option : pada statistic, pilih means and

standar deviation - klik continue dan klik OK.

Page 16: BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Jenis dan Lokasi Penelitianrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/774/4/T1_292008002_BAB III.pdf · Tahap ini mencakup judul, ... Penelitian tindakan

33

Dalam hal analisis item tersebut menurut Masrun (1979) menyatakan “Item yang mempunyai korelasi positif dengan skor total serta korelasi yang tinggi, menunjukkan bahwa item tersebut mempunyai validitas yang tinggi pula. Biasanya syarat minimum untuk dianggap memenuhi syarat adalah kalau r = 0,3”.

Maka apabila korelasi antara butir dengan skor total kurang dari 0,3

maka butir dalam instrumen tersebut dinyatakan tidak valid.

Dari 30 responden pada uji coba instrumen I yang tidak valid terdapat

5 siswa sedangkan pada uji coba instrumen II yang tidak valid terdapat 6

siswa. Kemudian setelah di uji cobakan lagi data yang memenuhi (valid)

diolah lagi dan hasilnya dapat dilihat pada lampiran 17. Dapat dibaca pada

lampiran bahwa, korelasi antara skor butir 1 dengan skor total = 0,75 antara

butir item 5 dengan skor total = 0,46 dan seterusnya. Korelasi yang

digunakan adalah korelasi pearson product moment. Seperti telah

dikemukakan bahwa, bila koefisien korelasi sama dengan 0,3 atau lebih

maka butir instrumen dinyatakan valid. Dari uji coba tersebut ternyata

koefisien korelasi semua butir dengan skor total di atas 0,3, sehingga semua

butir instrumen test dinyatakan valid. Butir yang mempunyai validitas

tertinggi adalah butir satu, dengan koefisien korelasi 0,75 dan paling rendah

adalah butir nomor 18 dengan koefisien korelasi 0,35.

2) Lembar observasi

Uji validitas lembar observasi dilakukan dengan mendeskripsikan skor

observasi yang terbanyak, yaitu membandingkan antara isi lembar

observasi siklus I dan II.

Page 17: BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Jenis dan Lokasi Penelitianrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/774/4/T1_292008002_BAB III.pdf · Tahap ini mencakup judul, ... Penelitian tindakan

34

a. Uji Reliabilitas instrumen tes hasil belajar

Reliabilitas dapat diartikan dapat dipercaya, keterpercayaan

berhubungan dengan ketetapan dan konsistensi. Tes hasil belajar dapat

dipercaya apabila memberikan hasil pengukuran hasil belajar yang relatif

tetap secara konsisten.

Beberapa ahli memberikan batasan reliabilitas sebagai berikut : Menurut Thorndike dan Hagen (1977), “Reliabilitas berhubungan dengan akurasi instrumen dalam mengukur apa yang diukur, kecermatan hasil ukur dan seberapa akurat seandainya dilakukan pengukuran ulang”.

Sedangkan, Menurut Hopkins dan Antes (1979: 5) menyatakan “Reliabilitas sebagai konsistensi pengamatan yang diperoleh dari pencatatan berulang baik pada satu subjek maupun sejumlah subjek”.

Uji reliabilitas tes pada penelitian ini menggunakan SPSS versi 16

dengan cara klik Analyze- klik scale - klik Reliability Analysis– klik butir

1 sampai butir 30- pindahkan butir 1 sampai butir 30 ke kotak items

dengan mengklik tanda- klik Statistic (pilih item, scale, scale if item

deleted) – klik Continue – klik OK. digunakan untuk mencari reliabilitas

instrumen yang skornya 1 dan 0. Instrumen dikatakan reliabel apabila

nilai α hitung di atas 0,70. (Alfa Cronbach)

Berdasarkan hasil analisis dengan bantuan program SPSS versi 16,

diperoleh nilai α hitung sebesar 0,888. Sehingga dapat disimpulkan bahwa

instrumen reliabel karena nilai α hitung > 0,70.

Page 18: BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Jenis dan Lokasi Penelitianrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/774/4/T1_292008002_BAB III.pdf · Tahap ini mencakup judul, ... Penelitian tindakan

35

Uji Taraf Kesukaran

Taraf kesukaran suatu item dapat diketahui dari banyak siswa yang

menjawab benar. Taraf kesukaran item dinyatakan dalam suatu bilangan indeks

yang disebut indeks kesukaran yang sering disingkat, IK. Indeks kesukaran

yang dimaksud adalah bilangan yang merupakan hasil perbandingan antara

jawaban benar yang diperoleh siswa dengan jawaban benar yang seharusnya

diperoleh dari suatu item.

Menurut Crocker dan Algina, 1986: 311) Tingkat Kesukaran dapat didefinisikan sebagai proporsi siswa peserta tes yang menjawab benar.

Definisi tersebut dapat dinyatakan dengan sebuah rumus IK adalah

jumlah peserta yang menjawab benar dibagi dengan jumlah peserta.

I =

Keterangan :

IK = Indeks kesukaran B = jumlah siswa yang menjawab benar n = jumlah siswa peserta tes

Tabel 3.2

Taraf kesukaran soal siklus I

No. Kategori Jumlah soal 1. Mudah 5 2. Sedang 15 3. Sukar 5

Dari tabel Taraf kesukaran siklus I terlihat dari 25 item soal yang

termasuk kategori mudah yaitu 5 soal, kategori sedang 15 soal, dan kategori

sukar sebesar 5 soal.

Page 19: BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Jenis dan Lokasi Penelitianrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/774/4/T1_292008002_BAB III.pdf · Tahap ini mencakup judul, ... Penelitian tindakan

36

Tabel 3.3 Taraf kesukaran soal siklus 2

No. Kategori Jumlah soal

1. Mudah 5

2. Sedang 15

3. Sukar 6

Dari tabel Taraf kesukaran siklus II terlihat dari 26 item soal yang termasuk

kategori mudah yaitu 5 soal, kategori sedang 15 soal, dan kategori sukar sebesar

6 soal

Kriteria untuk menentukan rentang nilai tingkat kesukaran sebagai berikut :

Rentang Tingkat Kesukaran Kategori

0,00 – 0,32 Sukar

0,33 – 0,66 Sedang

0,67 – 1,00 Mudah

Purwanto (2008 : 101)

3.9. Indikator Kinerja

Indikator hasil belajar matematika dihitung dengan peningkatan hasil

belajar matematika yang dilihat dari hasil sebelum dan sesudah

pembelajaran yang menggunakan tahapan belajar menurut teori Dienes.

Indikator keberhasilan dalam penelitian tindakan kelas ini adalah

presentase siswa yang memperoleh skor ≥ 65 minimal 75% dari jumlah 25

siswa. Hal tersebut berdasarkan Standar Ketuntasan Belajar Mengajar

(SKBM) yang ditetapkan di SD Negeri Gabahan untuk mata pelajaran

matematika.

Page 20: BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Jenis dan Lokasi Penelitianrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/774/4/T1_292008002_BAB III.pdf · Tahap ini mencakup judul, ... Penelitian tindakan

37

4.0 Teknik Analisis Data

Analisis data yang digunakan adalah kuantitatif. Teknik kuantitatif

digunakan untuk menganalisis pencapaian hasil belajar matematika diperoleh

dari tes yaitu tes tertulis yang berbentuk objektif atau pilihan ganda.

Adapun penyajian data kuantitatif yang berupa hasil belajar kognitif

dianalisis dengan menentukan rata-rata (mean), nilai maksimum, nilai

minimum. Penyajian data kuantitatif dipaparkan dalam bentuk distribusi

rentang nilai (tabel), persentase, diagram batang dan diagram garis. Data hasil

penelitian dianalisis secara deskriptif untuk menguraikan data hasil penelitian

setiap siklus dan membandingkan dengan data siklus sebelumnya.