bab iii laporan studi kasusrepository.poltekkes-tjk.ac.id/763/9/bab iii.pdf34 mineral 3 kali sehari...

44
30 BAB III LAPORAN STUDI KASUS A. Pengkajian Ruang : Ruang Bedah RSD Mayjend HM Ryacudu No. MR : 232669 Tanggal pengkajian : 15 Mei 2019, pukul 13.00 WIB 1. Data Dasar a. Identitas pasien Nama (inisial pasien) : Tn. S Usia : 76 tahun Status perkawinan : Menikah Pekerjaan : Wirausaha Agama : Islam Pendidikan terakhir : SD Suku : Jawa Bahasa yang digunakan : Indonesia Alamat rumah : Tanjung Aman Blok 4 Sumber biaya : Berdagang bakso Tanggal masuk rumah sakit : 15 Mei 2019, pukul 13.30 WIB Diagnosa medis : Benigna Prostat Hyperplasia (BPH) b. Sumber informasi Nama : Tn. R

Upload: others

Post on 26-Dec-2019

5 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB III LAPORAN STUDI KASUSrepository.poltekkes-tjk.ac.id/763/9/BAB III.pdf34 mineral 3 kali sehari dan cairan ringer laktat 3 kali perhari. Total cairan yang masuk , air mineral ±

30

BAB III

LAPORAN STUDI KASUS

A. Pengkajian

Ruang : Ruang Bedah RSD Mayjend HM Ryacudu

No. MR : 232669

Tanggal pengkajian : 15 Mei 2019, pukul 13.00 WIB

1. Data Dasar

a. Identitas pasien

Nama (inisial pasien) : Tn. S

Usia : 76 tahun

Status perkawinan : Menikah

Pekerjaan : Wirausaha

Agama : Islam

Pendidikan terakhir : SD

Suku : Jawa

Bahasa yang digunakan : Indonesia

Alamat rumah : Tanjung Aman Blok 4

Sumber biaya : Berdagang bakso

Tanggal masuk rumah sakit : 15 Mei 2019, pukul 13.30 WIB

Diagnosa medis : Benigna Prostat Hyperplasia

(BPH)

b. Sumber informasi

Nama : Tn. R

Page 2: BAB III LAPORAN STUDI KASUSrepository.poltekkes-tjk.ac.id/763/9/BAB III.pdf34 mineral 3 kali sehari dan cairan ringer laktat 3 kali perhari. Total cairan yang masuk , air mineral ±

31

Umur : 35 tahun

Hubungan dengan pasien : anak ke 5

Pendidikan : D3 Pertanian

Pekerjaan : Wirausaha

2. Riwayat kesehatan

a. Riwayat kesehatan masuk rumah sakit

Pasien datang ke rumah sakit tanggal 15 Mei 2019 pukul

10.00 WIB dengan mengeluh nyeri saat buang air kecil dan

urinnya keluar hanya sedikit sudah sejak ± 1 bulan. Saat dilakukan

pemeriksaan fisik, terdapat nyeri tekan pada bagian kandung

kemih.

b. Riwayat kesehatan saat pengkajian (PQRST)

1) Keluhan utama : tidak bisa buang air kecil

Provokatif : nyeri ketika akan berkemih

Quality : nyeri berdenyut

Quantity : nyeri sedang

Region : nyeri pada perut bagian bawah

Radiation : nyeri hanya pada perut bagianbawah

Severity :tidak dapat melakukan aktiftas seperti biasa

Scale : skala nyeri yang dirasakan 5 (0-10)

Time :nyeri yang dirasakan hilang timbul, nyeri dirasakan

pada saat akan berkemih

c. Riwayat kesehatan lalu

Page 3: BAB III LAPORAN STUDI KASUSrepository.poltekkes-tjk.ac.id/763/9/BAB III.pdf34 mineral 3 kali sehari dan cairan ringer laktat 3 kali perhari. Total cairan yang masuk , air mineral ±

32

Pasien mengatakan tidak ada alergi obat, tidak pernah

mengalami kecelakaan. Pasien mengatakan pernah dirawat di

rumah sakit± 2 tahun lalu yang dengan malaria. Pasien

mengatakan tidak punya penyakit kronis dan tidak pernah

melakukan operasi sebelumnya.

d. Riwayat psikososial – spiritual

1) Sumber stres adalah cemas karena akan dilakukan operasi

2) Kebiasaan menghadapi stres dengan cara menonton tv

3) Support sistem adalah dari keluarga yang selalu mendukung

untuk menjaga kesehatannya

4) Komunikasi sangat baik

5) Sistem nilai kepercayaan pasien dengan mengatakan percaya

bahwa penyakit yang diderita adalah pemberian Allah SWT.

e. Lingkungan

1) Rumah

Kebersihan rumah pasien terjaga, jauh dari polusi dan jauh dari

jangkauan bahaya.

2) Pekerjaan

Kebersihan tempat bekerja pasien terjaga, jauh dari polusi dan

jauh dari jangkauan bahaya.

f. Pola kebiasaan sehari-hari sebelum sakit dan saat sakit

1) Pola nutrisi dan cairan

a) Pola nutrisi

- Sebelum sakit

Page 4: BAB III LAPORAN STUDI KASUSrepository.poltekkes-tjk.ac.id/763/9/BAB III.pdf34 mineral 3 kali sehari dan cairan ringer laktat 3 kali perhari. Total cairan yang masuk , air mineral ±

33

Asupan nutrisi pasien secara oral dengan makanan

biasa, frekwensi makan 3 kali sehari dengan takaran 8

sendok makan nasi, nafsu makan pasien baik, tidak ada

alergi ataupantangan terhadap makanan, kebiasaan makan

menggunakan sendok. Berat badan 3 bulan terakhir 56 kg.

- Saat sakit

Asupan nutrisi pasien secara oral dengan makanan

biasa, frekwensi makan 3 kali sehari sebanyak porsi

makanan yang disediakan oleh rumah sakit, nafsu makan

baik dengan makanan tambahan buah pepaya, tidak ada

alergi atau pantangan terhadap makanan, kebiasaan makan

menggunakan sendok dan disuapi. Berat badan saat ini 56

kg.

b) Pola cairan

- Sebelum sakit

Asupan cairan pasien secara oral sebanyak 3 gelas

dengan ukuran ± 200 cc/gelas, jenis cairan air mineral,

frekwensi 3 kali sehari. Total cairan yang masuk ± 600

cc/hari.

- Saat sakit

Asupan cairan pasien secara oral sebanyak 2 gelas

dengan ukuran ± 200 cc/gelas, asupan parenteral cairan

ringer laktat sebanyak ± 500 cc selama 8 jam. Jenis cairan

air mineral dan cairan ringer laktat. Frekwensi cairan air

Page 5: BAB III LAPORAN STUDI KASUSrepository.poltekkes-tjk.ac.id/763/9/BAB III.pdf34 mineral 3 kali sehari dan cairan ringer laktat 3 kali perhari. Total cairan yang masuk , air mineral ±

34

mineral 3 kali sehari dan cairan ringer laktat 3 kali perhari.

Total cairan yang masuk , air mineral ± 400 cc/hari dan ±

1500 cc/hari adalah ± 1900 cc/hari.

2) Pola eliminasi

a) Buang air kecil

- Sebelum sakit

Pasien berkemih dengan frekwensi 4 x/hari dengan

waktu berkemih pagi, sore dan malam. Jumlah urin yang

keluar sebanyak ± 100 cc sekali berkemih. Warna urin

kuning jernih dengan bau khas urin dan tidak ada keluhan

saat berkemih. Out put perhari sebanyak ± 400 cc/hari.

- Saat sakit

Pasien tidak bisa buang air kecil, nyeri saat

berkemih, urin keluar hanya sedikit tapi sering, urin keluar

menetes. Warna urin kuning jernih dengan bau khas urin.

b) Buang air besar

- Sebelum sakit

Pasien buang air besar dengan frekwensi 2 kali

sehari dengan waktu pagi dan sore. Warna feses kuning

kecoklatan dengan bau khas feses, konsistensi feses padat

tidak keras. Tidak ada keluhan saat buang air besar.

- Saat sakit

Pola buang air besar pasien masih sama seperti saat

sebelum sakit.

Page 6: BAB III LAPORAN STUDI KASUSrepository.poltekkes-tjk.ac.id/763/9/BAB III.pdf34 mineral 3 kali sehari dan cairan ringer laktat 3 kali perhari. Total cairan yang masuk , air mineral ±

35

c) IWL

15 x 56 kg

8 jam = 105 cc/8 jam

3) Pola personal higiene

- Sebelum sakit

Pasien mandi dengan frekwensi 2 kali/hari, oral

higiene dengan frekwensi 3 kali/hari dan mencuci rambut

dengan frekwensi 1 kali/hari.

- Saat sakit

Pasien mandi dengan frekwensi 2 kali/hari dengan

dilap, oral higiene dengan frekwensi 2 kali/hari dibantu

keluarga dan mencuci rambut belum dilakukan sejak masuk

rumah sakit.

4) Pola istirahat dan tidur

- Sebelum sakit

Lama tidur pasien ± 8 jam/hari dengan waktu

malam hari, siang tidak pernah tidur siang. Tidak memiliki

kebiasaan sebelum tidur dan tidak mengalami kesulitan

sebelum tidur.

- Saat sakit

Lama tidur pasien ± 6 jam/hari dengan waktu siang

hari ± 2 jam dan malam hari ± 4 jam. Pasien mengatakan

sering/mudah terbangun saat tidur, merasa tidak puas

setelah bangun tidur karena cemas akan operasi yang akan

Page 7: BAB III LAPORAN STUDI KASUSrepository.poltekkes-tjk.ac.id/763/9/BAB III.pdf34 mineral 3 kali sehari dan cairan ringer laktat 3 kali perhari. Total cairan yang masuk , air mineral ±

36

dilaksanakan, tampak gelisah, sering menguap, kurang

konsentrasi saat diajak bicara.

5) Pola aktifitas dan latihan

- Sebelum sakit

Kegiatan pasien sehari-hari adalah berjualan bakso

dengan waktu bekerja dari pukul 10.00 WIB sampai pukul

21.00 WIB. Pasien tidak ada keluhan saat beraktifitas.Tidak

ada mengalami keterbatasan dalam melakukan aktifitas

seperti mandi, menggunakan pakaian, berhias, buang air

besar dan buang air kecil,makan minum.

- Saat sakit

Kegiatan pasien saat ini hanya berbaring ditempat

tidur. Aktifitas semua dibantu seperti mandi, menggunakan

pakaian, berhias, buang air kecil dan buang air besar,

makan minum.

6) Pola persepsi dan manajemen kesehatan

Pengetahuan pasien tentang penyakitnya yaitu kurang

mengetahui tentang resiko dari BPH, tampak bingung saat

ditanya tentang BPH, kurang memahami tanda dan gejala dari

BPH, kurang mengetahui cara pengobatan dan perawatan dari

penyakit BPH. Pasien/keluarga tidak mengetahui tentang

perisapan operasi, tidak mengetahui tentang pengajaran

preoperasi oparasi dan tidak mengetahui koordinasi

Page 8: BAB III LAPORAN STUDI KASUSrepository.poltekkes-tjk.ac.id/763/9/BAB III.pdf34 mineral 3 kali sehari dan cairan ringer laktat 3 kali perhari. Total cairan yang masuk , air mineral ±

37

pembedahan. Pasien/keluarga pergi ke dokter apabila sakitnya

datang. Pasien tidak merokok, tidak minum-minuman keras,

tidak ada ketergantungan terhadap obat.

7) Pola seksual reproduksi

Perubahan pada pola seksual tidak terkaji dikarenakan

situasidan kondisi pasien tidak memungkinkan untuk

dilakukannya pengkajian seksual reproduksi.

g. Pengkajian fisik

1) Pemeriksaan umum

- Kesadaran : composmentis

- Tekanan darah : 130/90 mmHg

- Frekwensi nadi : 80 x/menit

- Ferkwensi pernafasan : 22 x/menit

- Suhu aksila : 36,6 °C

- TB/BB : 170 cm / 56 kg

2) Pemeriksaan fisik per sistem

a) Sistem penglihatan

Posisi mata pasien simetris, pergerakan bola mata

normal, konjungtiva anemis. Pengelihatan pasien sudah

mulai rabun dikarenakan faktor usia, tidak menggunakan

alat bantu penglihatan.

b) Sistem pendengaran

Page 9: BAB III LAPORAN STUDI KASUSrepository.poltekkes-tjk.ac.id/763/9/BAB III.pdf34 mineral 3 kali sehari dan cairan ringer laktat 3 kali perhari. Total cairan yang masuk , air mineral ±

38

Posisi telinga simetris, tidak ada tanda radang, tidak

keluar cairan dari telinga, fungsi pendengaran baik,tidak

menggunakan alat bantu pendengaran.

c) Sistem wicara

Pasien bicara kurang jelas karena faktor usia.

d) Sistem pernafasan

Pasien bernafas melalui hidung, tidak mengalami

keluhan pada pernafasan, frekwensi nafas 22 x/menit, irama

nafasteratur, kedalaman pernafasan dangkal, tidak ada suara

nafas tambahan, tidak ada batuk, tidak menggunakan alat

bantu pernafasan.

e) Sistem kardiovaskuler

- Sirkulasi perifer

Frekwensi nadi 80 x/menit dengan irama teratur dan

teraba kuat, temperatur kulit hangat, warna kulit pucat,

pengisian kapiler (CRT) 1 detik dan tidak ada edema.

- Sirkulasi jantung

Kecepatan denyut apikal 60 x/menit, irama teratur,

bunyi jantung sinus rhythm, tidak ada kelainan bunyi

jantung, tidak ada keluhan pada jantungnya.

f) Sistem neurologi

Kesadaran pasiencomposmentis dengan (GCS)

E4M6V5, pemeriksaan motorik kekuatan otot baik.

g) Sistem pencernaan

Page 10: BAB III LAPORAN STUDI KASUSrepository.poltekkes-tjk.ac.id/763/9/BAB III.pdf34 mineral 3 kali sehari dan cairan ringer laktat 3 kali perhari. Total cairan yang masuk , air mineral ±

39

Pasien tidak mengalami masalah pencernaan,

keadaan mulut bersih, tidak mengalami kesulitan

menelan,tidak ada mual muntah, ada nyeri perut, bising

usus 16x/menit.

h) Sistem imunologi

Pasien tidak mengalami masalah pembesaran pada

kelenjar getah bening.

i) Sistem endokrin

Pasien tidak mengalami masalah pada sistem

endokrin dan tidak mengalami pembesaran kelenjar tiroid.

Tidak ada tanda-tanda peningkatan kadar gula darah

sewaktu dengan hasil 105 mg/dl.

j) Sistem urogenital

Pasien mengalami distensi kandung kemih dengan

adanya nyeri tekan pada perut bagian bawah, ada nyeri

perkusi, pasien mengatakan nyeri saat berkemih. Terpasang

kateter 18F, kateter menetap, terpasang sudah sepuluh hari.

k) Sistem integumen

Keadaan kulit kepala tampak bersih, kuat, sudah

banyak uban. Keadaan kuku pasien pendek dan bersih.

Keadaan kulit pasien tidak elastis dikarenakan faktor usia.

Tidak terdapat radang pada kulit, tidak ada luka.

l) Sistem muskuloskeletal

Page 11: BAB III LAPORAN STUDI KASUSrepository.poltekkes-tjk.ac.id/763/9/BAB III.pdf34 mineral 3 kali sehari dan cairan ringer laktat 3 kali perhari. Total cairan yang masuk , air mineral ±

40

Pasien mengalami keterbatasan bergerak karena

terpasang kateter, tidak ada sakit pada tulang dan sendi,

tidak ada tanda-tanda fraktur, tidak menggunakan alat bantu

untuk bergerak. Pemeriksaan kekuatan otot 5555 5555

5555 5555

h. Pemeriksaan penunjang

1) Pemeriksaan diagnostik

a) EKG dengan hasil sinus rhythm.

b) Rontgen thorax dengan hasil tidak mengalami kelainan

pada thorax.

c) USG abdomen bawah dengan hasil didapati terjadi

pembesaran prostat dengan diameter 3.7 cm.

2) Pemeriksaan laboratorium

Hasil pemeriksaan laboratorium pada Tn.Sditampilkan

pada tabel 3.1.

Table 3.1

Hasil Laboratorium pada Tn.Sdi Ruang Bedah RSD Mayjend HM Ryacudu Kotabumi Lampung Utara

Nama Pemeriksaan

Hasil Nilai Normal

1 3 4 SGOT/AST 20 U/L 5-40 U/L SGPT/ALT 12 U/L 5-41 U/L Ureum 25 mg/dL 15-39 mg/dL Kreatinin 1,1 L : 0,9-1,2 ; P : 0,6-1,1 Glukosa Sewaktu

105 mg/dL 100-200/dl

Leukosit 7.67x10˄3/uL 4.00-10.00 Eritrosit 4.16x10˄6/uL 3.50-5.50 Hemoglobin 14.8 g/dL L:14,0-18,0 ; P:12,0-16,0

Page 12: BAB III LAPORAN STUDI KASUSrepository.poltekkes-tjk.ac.id/763/9/BAB III.pdf34 mineral 3 kali sehari dan cairan ringer laktat 3 kali perhari. Total cairan yang masuk , air mineral ±

41

Hematokrit 37.1% 37.0-54.0 MCH 27.5 pg 27.0-34.0 MCHC 32.8 g/dL 32.0-36.0 PLT 283x10˄3/uL 150-450

i. Penatalaksanaan

1) Penatalaksanaan medis

Terapi yang diberikan pada Tn.S adalah terapi medika

mentos selama 3 hari yaitu tanggal 15-17 Mei 2019 dan dapat

dilihat dan terlampir pada tabel 3.2.

Tabel 3.2

Terapi pengobatan pada Tn.S di Ruang Bedah RSD Mayjend HM Ryacudu Kotabumi Lampung Utara

15 Mei 2019 16 Mei 2019 17 Mei 2019

Cefuroxime 2 x 1 gr / IV Keterolac 3 x 1 ml / IV

Cefuroxime 2 x 1 gr / IV Keterolac 3 x 1 ml/ IV Asam Tranexamat 3x 5 ml / IV

Cefuroxime 2 x 1 gr / IV Keterolac 3 x 1 ml/ IV Asam Tranexamat 3x 5 ml / IV

j. Pengkajian pascaoperasi

Pada tanggal 16 Mei 2019 Tn.S dilakukan operasi pada

pukul 09.00 WIB sampai pukul 11.00 WIB. Setelah operasi

dilakukan pengkajian terhadap Tn.S dengan hasil mengatakan

nyeri pada daerah operasi, mengatakan nyeri berdenyut,

mengatakan nyerinya terus-menerus, mengatakan skala nyeri 7 (0-

10), tekanan darah : 140/90 mmHg, frekwensi nafas : 22 x/menit,

frekwensi nadi : 88 x/menit, suhu aksila : 37,0 oC, terapi obat

keterolak 30 mg/IV, tampak gelisah karena nyeri pada bekas

Page 13: BAB III LAPORAN STUDI KASUSrepository.poltekkes-tjk.ac.id/763/9/BAB III.pdf34 mineral 3 kali sehari dan cairan ringer laktat 3 kali perhari. Total cairan yang masuk , air mineral ±

42

pembedahan, terpasang irigasi kateter dengan urin bercampur

darah ± 300 cc selama 3 jam, terpasang kateter ukuran 24F.

k. Data Fokus

Dari hasil pengkajian di atas dapat ditemukan data-data

yang menjadi masalah dan keluhan pasien. Adapun data yang

ditemukan dapat dilihat pada tabel 3.3.

Table 3.3

Data Fokus pada Tn.S di Ruang Bedah RSD Mayjend HM Ryacudu Kotabumi Lampung Utara

Tanggal Data Subjektif Data Objektif 1 2 3

15 Mei 2019 (praoperasi)

- Pasien mengatakan nyeri pada perut bagian bawah

- Pasien mengatakan nyeri saat berkemih

- Pasien mengatakan skala nyeri 5 (0-10)

- Pasien mengatakan urinnya keluar hanya sedikit dan menetes

- Pasien mengatakan sering berkemih

- Pasien mengatakan nyerinya seperti berdenyut

- Pasien mengatakan tidak dapat melakukan aktifitas seperti biasa

- Pasien mengatakan nyerinya hilang timbul

- Pasien mengatakan cemas karena akan

- Tekanan darah : 130/90 mmHg

- Frekwensi pernafasan : 22 x/menit

- Frekwensi nadi : 80 x/menit

- Suhu aksila : 36,6 °C - Distensi kandung

kemih - Pasien tampak

cemas - Pasien mendapatkan

terapi obat cefuroxime 1 gr / IV, keterolac 30 mg / IV dan asam tranexamat250 mg

- Pasien tampak gelisah

- Pasien tampak hanya berbaring di tempat tidur

- Aktifitas semua dibantu seperti

Page 14: BAB III LAPORAN STUDI KASUSrepository.poltekkes-tjk.ac.id/763/9/BAB III.pdf34 mineral 3 kali sehari dan cairan ringer laktat 3 kali perhari. Total cairan yang masuk , air mineral ±

43

dilakukan operasi

- Pasien mengatakan sudah terpasang kateter sejak tanggal 05 Mei 2019

- Pasien mengatakan tidurnya ± 6 jam

- Pasien mengatakan sering /mudahterbangun saat tidur

mandi, menggunakan pakaian, berhias, buang air kecil dan buang air besar, makan minum

- Pasien terpasang kateter ukuran 18F sejak 10 hari yang lalu

1 2 3 - Pasien mengatakan

merasa tidak puas setelah bangun tidur

- Pasien/keluarga mengatakan kurang mengetahui tanda dan gejala BPH

- Pasien/keluarga mengatakan kurang mengetahui cara mengobati penyakit BPH

- Pasien/keluarga mengatakan tidak mengetahui tentang perisapan operasi

- Pasien/keluarga mengatakan tidak mengetahui tentang pengajaran preoperasi

- Pasien mengatakan tidak mengetahuitentang koordinasi pembedahan

- Pasien mengatakan aktifitas dibantu keluaraga

- USG : ukuran prostat 3.7 cm

- Pasien kurang konsetrasi saat diajak bicara

- Pasien tampak bingung saat ditanya tentang BPH

- Pasien sering menguap

Page 15: BAB III LAPORAN STUDI KASUSrepository.poltekkes-tjk.ac.id/763/9/BAB III.pdf34 mineral 3 kali sehari dan cairan ringer laktat 3 kali perhari. Total cairan yang masuk , air mineral ±

44

16 Mei 2017

- Pasien mengatakan nyeri pada daerah operasi

- Pasien mengatakan nyeri berdenyut

- Pasien mengatakan nyerinya terus-menerus

- Pasien mengatakan skala nyeri 7 (0-10)

- Tekanan darah : 140/90 mmHg

- Frekwensi nafas : 22 x/menit

- Frekwensi nadi : 88 x/menit

- Suhu aksila : 37,0 oC - Terapi obat keterolak

30 mg/IV - Tampak gelisah

karena nyeri pada bekas pembedahan

1 2 3

- Irigasi kateter dengan urin bercampur darah ± 300 cc selama 3 jam

- Terpasang kateter ukuran 24F

l. Analisa Data

Dari hasil pengkajian dan setelah dilakukan

pengelompokan data, selanjutnya dilakukan analisa data, adapun

analisa data dapat dilihat pada table 3.4.

Tabel 3.4

Analisa Data pada Tn.S di Ruang Bedah RSD Mayjend HM Ryacudu Kotabumi Lampung Utara

No Tanggal Data Masalah Etiologi 1 2 3 4 5 1. 15 Mei

2019 DS - Pasien mengatakan

nyeri saat berkemih - Pasien mengatakan

nyeri pada perut bagian bawah

- Pasien mengatakan

Retensi urin

Peningkatan tekanan uretra karena BPH

Page 16: BAB III LAPORAN STUDI KASUSrepository.poltekkes-tjk.ac.id/763/9/BAB III.pdf34 mineral 3 kali sehari dan cairan ringer laktat 3 kali perhari. Total cairan yang masuk , air mineral ±

45

urinnya keluar hanya sedikit dan menetes

- Pasien mengatakan sering berkemih

- Pasien mengatakan skala nyeri 5 (0-10)

DO - Distensi kandung

kemih - USG : ukuran

prostat 3.7 cm

1 2 3 4 5 - Cefuroxime 1 gr /

IV

2. DS - Pasien mengatakan

nyeri pada perut bagian bawah

- Pasien mengatakan nyerinya seperti berdenyut

- Pasien mengatakan nyerinya hilang timbul

- Pasien mengatakanskala nyeri 5 (0-10)

DO - Tekanan darah :

130/90 mmHg - Frekwensi

pernafasan : 22 x/menit

- Frekwensi nadi : 80 x/menit

- Suhu aksila : 36,6 °C

- Pasien mendapatkan terapi obat keterolac 30

Nyeri Akut

Retensi urin

Page 17: BAB III LAPORAN STUDI KASUSrepository.poltekkes-tjk.ac.id/763/9/BAB III.pdf34 mineral 3 kali sehari dan cairan ringer laktat 3 kali perhari. Total cairan yang masuk , air mineral ±

46

mg/ml / IV

- Pasien tampak gelisah

3. DS - Pasien mengatakan

tidurnya ± 6 jam - Pasien mengatakan

sering/mudahterbangun saattidur

- Pasien mengatakan merasa tidak puas setelah bangun tidur

DO : - Pasien sering

Gangguan Pola Tidur

Kecemasan akan proses pembedahan

1 2 3 4 menguap

- Pasien kurang konsetrasi saat diajak bicara

4. DS - Pasien

mengatakancemas karenaakan dilakukan operasi

- Pasien/keluarga mengatakan tidak mengetahui tentang persiapan operasi

- Pasien/keluarga mengatakan tidak mengetahui tentang pengajaran preoperasi

- Pasien mengatakan tidak mengetahui tentang koordinasi pembedahan

DO - Pasien tampak

gelisah - Pasien kurang

konsetrasi saat

Ansietas Rencana pembedahan

Page 18: BAB III LAPORAN STUDI KASUSrepository.poltekkes-tjk.ac.id/763/9/BAB III.pdf34 mineral 3 kali sehari dan cairan ringer laktat 3 kali perhari. Total cairan yang masuk , air mineral ±

47

diajak bicara

5. DS - Pasien mengatakan

tidak dapat melakukan aktifitas seperti biasa

DO - Pasien tampak

hanyaberbaring ditempat tidur

- Aktifitas semua dibantu seperti mandi,menggunakanpakaian, berhias,

Gangguan Mobilitas Fisik

Nyeri

1 2 3 4 5 buang air kecil dan

buang air besar, makan minum

6. DS - Pasien/keluarga

mengatakan kurang mengetahuitentang resiko BPH

- Pasien/keluarga mengatakan kurang mengetahui tanda dan gejala BPH

- Pasien/keluarga mengatakan kurang mengetahui cara mengobati penyakit BPH

DO - Pasien tampak

bingung saat ditanya tentang BPH

Defisit Pengetahuan

Kurang terpaparinformasi tentang BPH

7. DS - Pasien mengatakan

sudah terpasang kateter sejaktanggal 05 Mei 2019

Risiko infeksi

Tindakan invasif

Page 19: BAB III LAPORAN STUDI KASUSrepository.poltekkes-tjk.ac.id/763/9/BAB III.pdf34 mineral 3 kali sehari dan cairan ringer laktat 3 kali perhari. Total cairan yang masuk , air mineral ±

48

DO - Pasien terpasang

kateter menetap ukuran 18F sejak 10 hari yang lalu

8. 16 Mei 2019

DS - Pasien mengatakan

nyeri pada daerah operasi

- Pasien mengatakan nyeri berdenyut

- Pasien mengatakan nyerinya terus-

Nyeri akut Agen cedera fisik : pembedahan

1 2 3 4 menerus

- Pasien mengatakan skala nyeri 7 (0-10)

DO - Tekanan darah

140/90 mmHg - Frekwensi nafas 22

x/menit - Frekwensi nadi 88

x/menit - Suhu aksila 37,0 oC - Terapi obat

keterolak 30 mg/IV - Tampak gelisah

karena nyeri pada bekas pembedahan

9. DS - Pasien mengatakan

nyeri pada daerah operasi

DO - Irigasi kateter urin

bercampur darah ± 300 cc selama 3 jam

Risiko perdarahan

Prosedur pembedahan

10. DS - Pasien mengatakan

nyeri pada daerah

Risiko infeksi

Prosedur invasif

Page 20: BAB III LAPORAN STUDI KASUSrepository.poltekkes-tjk.ac.id/763/9/BAB III.pdf34 mineral 3 kali sehari dan cairan ringer laktat 3 kali perhari. Total cairan yang masuk , air mineral ±

49

operasi

DO - Terpasang kateter

ukuran 24F

B. Diagnosa Keperawatan

Dari hasil analisa data diatas dapat ditegakan diagnosa

keperawatan dengan prioritas masalah sebagai berikut :

Diagnosa Praoperasi tanggal 15 Mei 2019

1. Retensi urin berhubungan dengan peningkatan tekanan uretra karena

BPH ditandai dengan mengatakan nyeri saat berkemih, mengatakan

nyeri pada perut bagian bawah, mengatakan sering berkemih, urinnya

keluar hanya sedikit dan menetes, mengatakan skala nyeri 5 (0-10),

distensi kandung kemih, USG : ukuran prostat 3.7 cm, cefuroxime 1 gr

/ IV.

2. Nyeri akut berhubungan dengan retensi urin ditandai dengan

mengatakan nyeri pada perut bagian bawah, mengatakan nyerinya

seperti berdenyut, mengatakan nyerinya hilang timbul, mengatakan

skala nyeri 5 (0-10), tekanan darah : 130/90 mmHg, frekwensi

pernafasan : 22 x/menit, frekwensi nadi : 80 x/menit, suhu aksila : 36,6

°C, terapi obat keterolac 30 mg/ml / IV, tampak gelisah.

3. Ansietas berhubungan dengan rencana pembedahan ditandai dengan

mengatakan cemas karena akan dilakukan operasi, mengatakan tidak

mengetahui tentang persiapan operasi, mengatakan tidak mengetahui

tentang pengajaran praoperasi, mengatakan tidak mengetahui tentang

Page 21: BAB III LAPORAN STUDI KASUSrepository.poltekkes-tjk.ac.id/763/9/BAB III.pdf34 mineral 3 kali sehari dan cairan ringer laktat 3 kali perhari. Total cairan yang masuk , air mineral ±

50

koordinasi pembedahan, tampak gelisah, kurang konsetrasi saat diajak

bicara.

4. Gangguan pola tidur berhubungan dengan kecemasan akan proses

pembedahan ditandai dengan, mengatakan tidurnya ± 6 jam,

mengatakan sering/mudah terbangun saat tidur, mengatakan merasa

tidak puas setelah bangun tidur, sering menguap, kurang konsetrasi

saat diajak bicara.

5. Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan nyeri ditandai dengan

mengatakan tidak dapat melakukan aktifitas seperti biasa, tampak

hanya berbaring ditempat tidur, aktifitas semua dibantu seperti mandi,

menggunakan pakaian, berhias, buang air kecil dan buang air besar,

makan minum.

6. Defisit pengetahuan berhubungan dengan kurang terpapar informasi

tentang BPH ditandai dengan mengatakan kurang mengetahui tentang

resiko BPH, kurang mengetahui tanda dan gejala BPH, kurang

mengetahui cara mengobati penyakit BPH, tampak bingung saat

ditanya tentang BPH.

7. Risiko infeksi berhubungan dengan tindakan invasif ditandai dengan

mengatakan sudah terpasang kateter sejak tanggal 05 Mei 2019,

terpasang kateter ukuran 18F sejak 10 hari yang lalu.

Diagnosa Pascaoperasi tanggal 16 Mei 2019

1. Nyeri akut berhubungan dengan agen cedera fisik : pembedahan

ditandai dengan mengatakan nyeri pada daerah operasi, mengatakan

nyeri berdenyut, mengatakan nyerinya terus menerus, mengatakan

Page 22: BAB III LAPORAN STUDI KASUSrepository.poltekkes-tjk.ac.id/763/9/BAB III.pdf34 mineral 3 kali sehari dan cairan ringer laktat 3 kali perhari. Total cairan yang masuk , air mineral ±

51

skala nyeri 7 (0-10), tekanan darah : 140/90 mmHg, frekwensi nafas :

22 x/menit, frekwensi nadi : 88 x/menit, suhu aksila: 37,0 °C, terapi

obat keterolac 30 mg / IV, tampak gelisah karena nyeri pada bekas

pembedahan.

2. Risiko perdarahan berhubungan dengan tindakan pembedahan ditandai

dengan mengatakan nyeri pada daerah operasi, irigasi kateter dengan

urin bercampur darah ± 300 cc selama 3 jam.

3. Risiko infeksi berhubungan dengan efek prosedur invasif ditandai

dengan mengatakan nyeri pada daerah operasi dan terpasang kateter

ukuran 24F.

a. Prioritas Masalah Keperawatan

Prioritas Praoperasi

1. Retensi urin berhubungan dengan peningkatan tekanan uretra karena

BPH ditandai dengan mengatakan nyeri saat berkemih, mengatakan

nyeri pada perut bagian bawah, mengatakan sering berkemih, urinnya

keluar hanya sedikit dan menetes, mengatakan skala nyeri 5 (0-10),

distensi kandung kemih, USG : ukuran prostat 3.7 cm, cefuroxime 1 gr

/ IV.

2. Nyeri akut berhubungan dengan retensi urin ditandai dengan

mengatakan nyeri pada perut bagian bawah, mengatakan nyerinya

seperti berdenyut, mengatakan nyerinya hilang timbul, mengatakan

skala nyeri 5 (0-10), tekanan darah : 130/90 mmHg, frekwensi

pernafasan : 22 x/menit, frekwensi nadi : 80 x/menit, suhu aksila : 36,6

°C, terapi obat keterolac 30 mg/ml / IV, tampak gelisah.

Page 23: BAB III LAPORAN STUDI KASUSrepository.poltekkes-tjk.ac.id/763/9/BAB III.pdf34 mineral 3 kali sehari dan cairan ringer laktat 3 kali perhari. Total cairan yang masuk , air mineral ±

52

3. Ansietas berhubungan dengan rencana pembedahan ditandai dengan

mengatakan cemas karena akan dilakukan operasi, mengatakan tidak

mengetahui tentang persiapan operasi, mengatakan tidak mengetahui

tentang pengajaran praoperasi, mengatakan tidak mengetahui tentang

koordinasi pembedahan, tampak gelisah, kurang konsetrasi saat diajak

bicara.

Prioritas pascaoperasi

1. Nyeri akut berhubungan dengan agen cedera fisik : pembedahan

ditandai dengan mengatakan nyeri pada daerah operasi, mengatakan

nyeri berdenyut, mengatakan nyerinya terus menerus, mengatakan

skala nyeri 7 (0-10), tekanan darah : 140/90 mmHg, frekwensi nafas :

22 x/menit, frekwensi nadi : 88 x/menit, suhu aksila: 37,0 °C, terapi

obat keterolac 30 mg / IV, tampak gelisah karena nyeri pada bekas

pembedahan.

C. Rencana Keperawatan

Setelah ditemukan prioritas masalah yang harus segera dilakukan

pembuatan rencana keperawatan dapat dilihat pada tabel 3.5.

Tabel 3.5

Rencana Keperawatan pada Tn.S di Ruang Bedah RSD Mayjend HM Ryacudu Kotabumi Lampung Utara

No Diagnosa

Keperawatan Tujuan

Rencana Tindakan

1 2 3 4

1. Retensi urin berhubungan dengan peningkatan tekanan uretra karena BPH

Eliminasi urin Setelah dilakukan asuhan keperawatan selama 3 x 24 jam diharapkan retensi urin teratasi dengan kriteria

Kateterisasi urin 1. Jelaskan prosedur

dan rasionalisasi kateterisasi

2. Pasang kateter urin sesuai dengan SOP

Page 24: BAB III LAPORAN STUDI KASUSrepository.poltekkes-tjk.ac.id/763/9/BAB III.pdf34 mineral 3 kali sehari dan cairan ringer laktat 3 kali perhari. Total cairan yang masuk , air mineral ±

53

ditandai dengan mengatakan nyeri saat berkemih, mengatakan nyeri pada perut bagian bawah, mengatakan sering berkemih, urinnya keluar hanya sedikitdan menetes,

hasil : 1. Nyeri saat

berkemih tidak terjadi

2. Retensi urin tidak terjadi

3. Pola emilinasi tidak terganggu

4. Jumlah urin dalam batas normal (400-2000 cc)

3. Monitor intake dan output

4. Lakukan pengosongan urin bag jika diperlukan

Manajemen pengobatan 1. Tentukan obat yang

diperlukan

Perawatan selang : Perkemihan 1. Pertahankankepaten

an sistem

1 2 3 4 mengatakan

skala nyeri 5 (0-10), distensi kandung kemih, USG : ukuran prostat 3.7 cm, cefuroxime 1 gr / IV.

kateter kemih 2. Lakukan perawatan

rutin meatus dengan sabun dan air selama mandi setiap hari

3. Posisikan pasien dan sistem drainase urin untuk meningkatkan drainase urin (yaitu, memastikan kantung drainase berada di bawah permukaan kandung kemih)

Irigasi kandung kemih 1. Bersihkan

sambungan kateter atau ujung-Y dengan kapas alkohol

2. Monitor dan pertahankan

Page 25: BAB III LAPORAN STUDI KASUSrepository.poltekkes-tjk.ac.id/763/9/BAB III.pdf34 mineral 3 kali sehari dan cairan ringer laktat 3 kali perhari. Total cairan yang masuk , air mineral ±

54

kecepatan aliran yang tepat

3. Catat jumlah cairan yang digunakan, karakteristikcairan, jumlah cairan yang keluar, dan respon pasien sesuai prosedur tetap yang ada

2. Nyeri akut berhubungan dengan retensi urin ditandaidengan

Kontrol nyeri Setelah dilakukan asuhankeperawatan selama 3 x 24 jam diharapkan nyeri

Manajemen nyeri 1. Lakukan pengkajian

nyeri komprehensif yang meliputi lokasi, karakteristik,

1 2 3 4 mengatakan

nyeri pada perut bagian bawah, mengatakan nyerinya sepertiberdenyut, mengatakan nyerinyahilang timbul, mengatakan skala nyeri 5 (0-10), tekanan darah : 130/90 mmHg, frekwensi pernafasan : 22 x/menit, frekwensi nadi : 80x/menit, suhu aksila :

terkontrol dengan kriteria hasil :

1. Melaporkan nyeri yang terkontrol

2. Menggunakan tindakan pengurangan [nyeri] tanpaanalgesik

3. Menggunakan analgesik yang direkomendasikan

4. Skala nyeri 1-3 (0-10)

durasi, frekuensi, kualitas dan beratnya nyeri dan faktor pencetus

2. Ajarkan teknik non farmakologi untuk menurunkan nyeri

Pemberian analgesik 1. Berikan analgesik

sesuai waktu paruhnya, terutama pada nyeri yang berat

2. Monitor tanda tanda vital sebelum dan sesudah memberikan analgesik

Page 26: BAB III LAPORAN STUDI KASUSrepository.poltekkes-tjk.ac.id/763/9/BAB III.pdf34 mineral 3 kali sehari dan cairan ringer laktat 3 kali perhari. Total cairan yang masuk , air mineral ±

55

36,6 °C, terapi obat keterolac 30 mg/ml / IV, tampak gelisah.

3. Ansietas berhubungan dengan rencana pembedahan ditandai dengan mengatakan cemas karena akandilakukan operasi,

Tingkat kecemasan Setelah dilakukan asuhan keperawatan selama 3 x 24 jam diharapkan ansietas tidak terjadi dengan kriteria hasil : 1. Perasaan gelisah

teratasi 2. Rasa cemas yang

disampaikan secara lisan

Pengurangan kecemasan Gunakan pendekatan yang tenang dan meyakinkan 1. Berikan informasi

faktual terkait diagnosis, perawatan dan prognosis

2. Kaji tanda verbal dan non verbal

1 2 3 4 mengatakan

tidak mengetahui tentang persiapan operasi, mengatakan tidakmengetahui tentangpengajaran preoperasi, mengatakan tidak mengetahui tentang koordinasi pembedahan, tampak gelisah, kurang konsetrasi saat diajak bicara.

teratasi 3. Tidak dapat

beristirahat teratasi

kecemasan

Pengajaran : Perioperatif 1. Informasikan pada

pasien dan keluarga untuk menjadwalkan tanggal, waktu dan lokasi operasi

2. Informasikan pada pasien dan keluarga perkiraan lama operasi

3. Jelaskan prosedur persiapan praoperasi (misalnya, jenis anatesi, diit yang sesuai, pemeriksaan lab yang dibutuhkan,persiapan areaoperasi, terapi intravena, pakaianoperasi,

Page 27: BAB III LAPORAN STUDI KASUSrepository.poltekkes-tjk.ac.id/763/9/BAB III.pdf34 mineral 3 kali sehari dan cairan ringer laktat 3 kali perhari. Total cairan yang masuk , air mineral ±

56

ruang tunggu keluarga, transportasi menuju ruang operasi, danlain-lain).

4. Diskusikan kemungkinan nyeri yang akan dialami

5. Jelasakan tujuan pengkajian berkelanjutan paska operasi

6. Jelaskan peralatan dan perawatan paska operasi (misalnya, obat- obatan, terapi

1 2 3 4 oksigen, selang

yang terpasang, alat-alat yang terpasang, balutan operasi, ambulasi, diit, kunjungan keluarga) danjelaskan masing- masing tujuannya

7. Instruksikan pasien mengenai teknik mobilisasi, batuk dan nafas dalam

Persiapan pembedahan 1. Identifikasi tingkat

kecemasan/ketakutan pasien mengenai prosedur pembedahan

2. Pastikan riwayat dan pemeriksaan fisik lengkap

Page 28: BAB III LAPORAN STUDI KASUSrepository.poltekkes-tjk.ac.id/763/9/BAB III.pdf34 mineral 3 kali sehari dan cairan ringer laktat 3 kali perhari. Total cairan yang masuk , air mineral ±

57

tercatat dalam catatan perkembangan

3. Periksa lembar persetujuan tindakan pembedahan telah ditandatangani dengan benar

4. Periksa terhadap pemeriksaan laboratorium dan diagnostik yang dibutuhkan tersedia dalam catatan perkembangan

1 2 3 4 5. Periksa bahwa EKG

telah dilakukan, sesuai kebutuhan

6. Lepaskan perhiasan dan atau rekatkan cicin dengan plaster pada tempatnya, sesuai kebutuhan.

7. Berikan terapi IV, sesuai intruksi

8. Bawa obat-obatan dan alat yang dibutuhkan bersama pasien ke ruang operasi

9. Anjurkan pasien/keluarga berdoa

10. Dorong pasien ke ruang operasi

Koordinasi Perioperatif 1. Review operasi

Page 29: BAB III LAPORAN STUDI KASUSrepository.poltekkes-tjk.ac.id/763/9/BAB III.pdf34 mineral 3 kali sehari dan cairan ringer laktat 3 kali perhari. Total cairan yang masuk , air mineral ±

58

yang direncanakan

2. Selesaikanpengkajian fisik, dengan tepat

3. Dapatkan persetujuan tertulis untuk perawatan [yang dilakukan]

4. Diskusikan rencana kepulangan paska operasi

D. Implementasi Dan Evaluasi

Setelah ditegakkan rencana keperawatan untuk Tn.S diatas

dilakukan implementasi dan evaluasi tindakan keperawatan tersebut yang

ditampilkan pada tabel 3.6.

Tabel 3.6

Implementasi dan Evaluasi Tn.S di Ruang Bedah RSD Mayjend HM Ryacudu Kotabumi Lampung Utara

Catatan Perkembangan tanggal 15-17 Mei 2019

No Dx

Hari/ Tanggal

Implementasi Evaluasi Paraf

1 2 3 4 5 1. Rabu, 15

Mei 2019 Pukul 08.15 WIB - Menjelaskan tujuan

pemasangan kateter Pukul 08.25 WIB - Memasang kateter

ukuran 18F - Mengevaluasi

karakteristik urin yang keluar setelah terpasang kateter

Pukul 11.20 WIB - Mengosongkan urin

bag Pukul 18.00 WIB - Memberikan terapi

obat cefuroxime 1 gr / IV

S : Pukul 08.25 WIB - Pasien

mengatakan mengerti tujuan dipasang kateter

- Pasien mengatakan nyeri saat ditekan pada kandung kemih dengan skala nyeri 5 (0-10)

O : Pukul 08.40 WIB - Kateter

Page 30: BAB III LAPORAN STUDI KASUSrepository.poltekkes-tjk.ac.id/763/9/BAB III.pdf34 mineral 3 kali sehari dan cairan ringer laktat 3 kali perhari. Total cairan yang masuk , air mineral ±

59

Pukul 23.00 WIB

Mengosongkan urin bag

Pukul 06.00 WIB - Memberikan terapi

obat cefuroxime 1 gr / IV

terpasang - Urin bag terisi ±

350 cc dengan warna urin kuning jernih, bau khas urin

- Nyeri palpasi masih ada

Pukul 11.25 WIB - Setelah 3 jam

urin dikosongkan dengan volume urin ± 300 cc

Pukul 18.20 WIB - Obat cefuroxime

sudah diberikan secara IV

1 2 3 4 5

Pukul 23.05 WIB - Setelah 12 jam

urin dikosongkan dengan volume urin ± 900 cc

Pukul 06.20 WIB - Obat cefuroxime

sudah diberikan secara IV

A : Retensi urin teratasi sebagian Tn.S akan dilakukan operasi pada tanggal 16 Mei 2019 pukul 09.00 WIB dengan rencana keperawatan. P : Lanjutkan intervensi - Pertahankan

kepatenan kateter urin

Page 31: BAB III LAPORAN STUDI KASUSrepository.poltekkes-tjk.ac.id/763/9/BAB III.pdf34 mineral 3 kali sehari dan cairan ringer laktat 3 kali perhari. Total cairan yang masuk , air mineral ±

60

pascaoperasi

- Lakukan perawatan kateter

- Posisikan pasien dan drainase kateter

- Lakukan pengosongan urin

- Catat jumlah cairan yang digunakan

Galih

2. Rabu, 15 Mei 2019

Pukul 08.30 WIB - Mengkaji nyeri

secara komprehensif

S : Pukul 08.45 WIB - Pasien

mengatakan

1 2 3 4 5 Pukul 09.00 WIB

- Mengajarkan teknik relaksasi nafas dalam

Pukul 14.00 WIB - Memeriksa tanda-

tanda vital - Memberikan terapi

analgesik ketorolac 30 mg/IV

Pukul 22.00 WIB - Memeriksa tanda-

tanda vital - Memberikan

terapi analgesik ketorolac 30 mg/IV

Pukul 06.00 WIB - Memeriksa tanda-

tanda vital - Memberikan

terapi analgesik ketorolac 30 mg/IV

nyeri saat akan berkemih

- Pasien mengatakan skala nyeri 5 (0-10)

O : Pukul 08.45 WIB - Pasien tampak

menahan nyeri saat dilakukan palpasi kandung kemih

Pukul 09.15 WIB - Pasien tampak

rileks setelah melakukan teknik relaksasi nafas dalam

Pukul 14.10 WIB - Tekanan darah :

130/90 mmHg, frekwensipernafa

Page 32: BAB III LAPORAN STUDI KASUSrepository.poltekkes-tjk.ac.id/763/9/BAB III.pdf34 mineral 3 kali sehari dan cairan ringer laktat 3 kali perhari. Total cairan yang masuk , air mineral ±

61

san : 20 x/menit, frekwensi nadi : 80 x/menit, suhu aksila : 36,7oC

Pukul 16.00 WIB - Nyeri pasien

tampak berkurang

Pukul 22.10 WIB - Tekanan darah :

120/80 mmHg, frekwensi pernafasan : 20 x/menit , frekwensi nadi :

- 1 2 3 4 5 80 x/menit, suhu

aksila : 36,2 oC Pukul 23.00 WIB - Pasien tampak

tidak menahan nyeri

Pukul 06.15 WIB - Tekanan darah :

120/80 mmHg, frekwensi pernafasan : 20x/menit, frekwensi nadi : 80 x/menit, suhu aksila : 36,2 oC

Pukul 08.00 WIB - Pasien tampak

tidak menahan nyeri

A : Nyeri akut belum teratasi

P :

Page 33: BAB III LAPORAN STUDI KASUSrepository.poltekkes-tjk.ac.id/763/9/BAB III.pdf34 mineral 3 kali sehari dan cairan ringer laktat 3 kali perhari. Total cairan yang masuk , air mineral ±

62

- Melakukan

pengkajian nyeri - Evaluasi teknik

relaksasi nafas dalam

- Berikan terapi analgesik sesuai anjuran Monitor tanda-tanda vital

Galih

3. Rabu, 15 Mei 2019

Pukul 09.00 WIB - Memberitahukan

pasien & keluarga perkiraan waktu operasi

S : Pukul 09.20 WIB - Pasien

mengatakan mengerti denganinformasi yang

1 2 3 4 5 - Memberitahukan

persiapan sebelum operasi meliputi puasa ± 8 jam, pemeriksaan laboratorium lengkap, mencukur area operasi, jenis anastesi yang akan diberikan.

Pukul 12.00 WIB - Mengkaji tingkat

kecemasan Pukul 21.05 WIB - Memberitahukan

kemungkinan yang timbul paska operasi meliputi nyeri, peralatan yang terpasangpada pasien seperti kateter irigasi dan oksigen.

- Mengajarkan teknik

diberikan O : Pukul 09.20 WIB - Pasien tampak

paham dengan informasi yang diberikan

Pukul 12.10 WIB - Pasien tampak

cemas - Tingkat

kecemasan pasien sedang

- Pasien tampak memahami

Pukul 21.15 WIB - Pasien mampu

melakukan relaksasi nafas dalam

A : Ansietas teratasi sebagian

Page 34: BAB III LAPORAN STUDI KASUSrepository.poltekkes-tjk.ac.id/763/9/BAB III.pdf34 mineral 3 kali sehari dan cairan ringer laktat 3 kali perhari. Total cairan yang masuk , air mineral ±

63

relaksasi nafas dalam

Tn.S akan dilakukan operasi pada tanggal 16 Mei 2019 pukul 09.00 WIB dengan rencana keperawatan: P : Lanjutkan intervensi - Kaji tingkat

kecemasan praoperasi

- Periksa kelengkapan laboratorium dan EKG sebelum operasi

1 2 3 4 5 - Periksa

kelengkapan pemeriksaan fisik sebelum operasi

- Lepas perhiasan pasien

- Siapkan obat-obatan yang akan digunakan

- Anjurkan pasien/keluarga berdoa

- Dorong pasien ke ruang operasi

Galih

1. Kamis, 16 Mei 2019 di ruang ICU

Pukul 07.00 WIB - Membersihkan

kateter dengan air dan sabun

- Mengosongkan urin bag

Pukul 11.10 WIB - Mengatur posisi

pasien dan

S : Pukul 07.10 WIB - Pasien

mengatakan nyaman setelah kateter urin dibersihkan

Pukul 16.35 WIB - Pasien

Page 35: BAB III LAPORAN STUDI KASUSrepository.poltekkes-tjk.ac.id/763/9/BAB III.pdf34 mineral 3 kali sehari dan cairan ringer laktat 3 kali perhari. Total cairan yang masuk , air mineral ±

64

meletakkan drainase kateter dibawah kandung kemihpaska operasi

Pukul 16.00 WIB - Mempertahankan

kepatenan kateter urin pascaoperasi

Pukul 16.30 WIB - Mencatat jumlah

cairan yang digunakan paska operasi

Pukul 18.00 WIB - Memberikan terapi

obat cefuroxime 1 gr / IV

mengatakan nyeri pada daerah operasi dengan skala nyeri 7 (0-10)

O : Pukul 07.10 WIB - Setelah 8 jam

setelah urin dikosongkan dengan volume urin ± 500 cc

Pukul 07.40 WIB - Kateter tampak

bersih Pukul 11.20 WIB

1 2 3 4 5 Pukul 22.00 WIB

- Mengosongkan urin bag

Pukul 22.10 WIB - Mencatat jumlah

cairan yang digunakan paska operasi

Pukul 06.00 WIB - Mengosongkan urin

bag

- Pasien tidur dengan posisisemi fowler tidak menggunakan bantal dan drainase kateter digantung disamping tempat tidur, tepat di bawah kandung kemih.

Pukul 16.15 WIB - Kateter

terpasang tepat, tidak bergeser dan kepatenan terjaga

Pukul 16.30 WIB - Sodium klorida

0,9% 5 kolf Pukul 18.20 WIB - Obat cefuroxime

Page 36: BAB III LAPORAN STUDI KASUSrepository.poltekkes-tjk.ac.id/763/9/BAB III.pdf34 mineral 3 kali sehari dan cairan ringer laktat 3 kali perhari. Total cairan yang masuk , air mineral ±

65

sudah diberikan secara IV

Pukul 22.05 WIB - Setelah 15 jam

urin bag dikosongkan dengan volumeurin ± 1200 cc dengankarakteristik urin bercampur darah berwarna merah terang, urin tidak berbau.

Pukul 22.20 WIB - Sodium klorida

0,9% 14 kolf Pukul 06.05 WIB

1 2 3 4 5 - Setelah 8 jam

urin bag dikosongkandengan volume urin ± 600 cc dengan karakteristik urin bercampur darah berwarna merah terang, urin tidak berbau.

A :

Retensi urin teratasi sebagian

P : - Pertahankan

kepatenan kateter urin

- Lakukan perawatan kateter

Page 37: BAB III LAPORAN STUDI KASUSrepository.poltekkes-tjk.ac.id/763/9/BAB III.pdf34 mineral 3 kali sehari dan cairan ringer laktat 3 kali perhari. Total cairan yang masuk , air mineral ±

66

- Lakukan

pengosongan urin

- Catat jumlah cairan yang digunakan

Galih

2. Kamis, 16 Mei 2019 di ruangICU

Pukul 14.00 WIB - Mengkaji nyeri

komprehensif paska operasi

Pukul 14.15 WIB - Mengevaluasi

teknik relaksasi nafas dalam

Pukul 14.30 WIB - Memonitor tanda-

tanda vital

S : Pukul 14.15 WIB - Pasien

mengatakan nyeri pada daerah operasi, nyeri berdenyut, nyeri terus menerus dengan skala nyeri 7 (0-10)

1 2 3 4 5 Pukul 17.00 WIB

- Monitor tanda-tanda vital

- Memberikan terapi analgesik keterolak 30 mg/IV dan asam tranexamat 250 mg/IV

Pukul 22.00 WIB - Memonitor tanda-

tanda vital - Memberikan terapi

analgesik keterolak 30 mg/IV dan asam tranexamat 250 mg/IV

Pukul 06.00 WIB - Memonitor tanda-

tanda vital - Memberikan terapi

analgesik keterolak 30 mg/IV dan asam tranexamat 250

O : Pukul 14.05 WIB - Pasien tampak

gelisah karena nyerinya

Pukul 14.25 WIB - Pasien dapat

melakukan teknik relaksasi nafas dalam secara mandiri

Pukul 14.15 WIB Tekanan darah : 140/90 mmHg, frekwensi nafas : 22 x/menit, frekwensi nadi : 88 x/menit, suhuaksila : 37.0oC, SPO2 90%

Pukul 17.10 WIB - Tekanan darah :

Page 38: BAB III LAPORAN STUDI KASUSrepository.poltekkes-tjk.ac.id/763/9/BAB III.pdf34 mineral 3 kali sehari dan cairan ringer laktat 3 kali perhari. Total cairan yang masuk , air mineral ±

67

mg/IV

140/90 mmHg, frekwensi nafas : 22 x/menit, frekwensi nadi : 88 x/menit, suhu aksila : 36.7oC, SPO2 99%

Pukul 18.00 WIB - Obat keterolak

sudah masuk dan pasien tampak tidak menahan nyeri

Pukul 22.10 WIB - Tekanan darah :

130/90 mmHg, frekwensi nafas : 22 x/menit, frekwensi nadi :

1 2 3 4 5 88 x/menit, suhu

aksila : 36.6oC, SPO2 97%

Pukul 23.00 WIB - Obat keterolak

sudah masuk dan nyeri tampak berkurang

A : Nyeri akut belum teratasi P : - Kaji skala nyeri - Evaluasi teknik

relaksasi nafas dalam

- Berikan terapi analgesik sesuai anjuran

- Monitor tanda-

Page 39: BAB III LAPORAN STUDI KASUSrepository.poltekkes-tjk.ac.id/763/9/BAB III.pdf34 mineral 3 kali sehari dan cairan ringer laktat 3 kali perhari. Total cairan yang masuk , air mineral ±

68

tanda vital Galih

3. Kamis, 16 Mei 2019 di ICU

Pukul 08.00 WIB - Mengecek

kelengkapan pemeriksaan fisik, hasil laboratorium dan EKG pada list pasien

Pukul 08.20 WIB - Menyiapkan RL,

NaCl 0,9% dan ketorolac 30 mg/IV untuk dibawa ke ruang operasi

Pukul 08.35 WIB - Melepaskan

perhiasan pasien - Menggantikan

pasien dengan baju

S : Pukul 08.50 WIB - Pasien

mengatakan sangat cemas akan dilakukan operasi

O : Pukul 08.15 WIB - Pemeriksaan

fisik, laboratorium danEKG sudah lengkap

Pukul 08.30 WIB - Obat-obatan

sudah disiapkan

1 2 3 4 5 operasi

Pukul 08.45 WIB - Mengkaji tingkat

kecemasan pasien - Menganjurkan

pasien/keluarga untuk berdoa

- Mendorong pasien ke ruang operasi menggunakan brankar

Pasien berada di ruang ICU setelah operasi Pukul 17.00 WIB - Mengkaji tingkat

kecemasan - Mengkaji tanda-

tanda kecemasan - Mengajarkan teknik

relaksasi nafas

Pukul 08.45 WIB - Perhiasan sudah

dilepas - Pasien sudah

menggukan baju operasi

Pukul 08.55 WIB - Pasien ada pada

tingkat kecemasan sedang

- Pasien/keluarga berdoa dengan seksama

- Pasien berada di ruang tunggu di ruang operasi

Pukul 17.30 WIB - Pasien sudah

tidak cemas - Pasien tampak

rileks

Page 40: BAB III LAPORAN STUDI KASUSrepository.poltekkes-tjk.ac.id/763/9/BAB III.pdf34 mineral 3 kali sehari dan cairan ringer laktat 3 kali perhari. Total cairan yang masuk , air mineral ±

69

dalam

- Pasien mampu

melakukan relaksasi nafas dalam secara mandiri

A : Ansietas teratasi P : Hentikan intervensi

Galih

1. Jumat, 17 Mei 2019

Pukul 08. 30 WIB - Mempertahankan

kepatenan kateter urin

- Membersihkan kateter urin dengan air dan sabun

S : Pukul 08.40 WIB - Pasien

mengatakan nyeri pada daerah operasidengan skala nyeri 4 (0-10)

1 2 3 4 5 Pukul 08.50 WIB

- Mengosongkan urin bag

Pukul 15.00 WIB - Mengosongkan urin

bag Pukul 18.00 WIB - Mencatat jumlah

cairan yang digunakan

Pukul 18.15 WIB - Memberikan terapi

obat cefuroxime 1 gr / IV

Pukul 22.00 WIB - Memberikan terapi

obat cefuroxime 1 gr / IV

O : Pukul 08.50 WIB - Kateter urin

terpasang tepat, tidak bergeser dan kepatenanterjaga

- Kateter tampak bersih

Pukul 09.00 WIB - Setelah 3 jam

urin bag dikosongkan dengan volume ± 500 cc, urin bercampur darah berwarna merah muda, urin tidak berbau.

Pukul 15.05 WIB - Setelah 6 jam

Page 41: BAB III LAPORAN STUDI KASUSrepository.poltekkes-tjk.ac.id/763/9/BAB III.pdf34 mineral 3 kali sehari dan cairan ringer laktat 3 kali perhari. Total cairan yang masuk , air mineral ±

70

urin bag dikosongkan dengan volume ± 700 cc, urin bercampur darah berwarna merah muda, urin tidak berbau.

Pukul 18.10 WIB - Sodium klorida

0,9% yangmasuk 31 kolf dalam waktu 18 jam

Pukul 18.30 WIB - Obat cefuroxime

sudah diberikan secara IV

Pukul 22.20 WIB

1 2 3 4 5 - Obat cefuroxime

sudah diberikan secara IV

A : Retensi urin teratasi sebagian P : - Pertahankan

kepatenan kateter urin

- Lakukan perawatan kateter

- Lakukan pengosongan urin

- Catat jumlah cairan yang digunakan

Galih

2. Jumat, 17 Mei 2019

Pukul 09.30 WIB - Mengkaji skala

S ; Pukul 09.40 WIB

Page 42: BAB III LAPORAN STUDI KASUSrepository.poltekkes-tjk.ac.id/763/9/BAB III.pdf34 mineral 3 kali sehari dan cairan ringer laktat 3 kali perhari. Total cairan yang masuk , air mineral ±

71

nyeri paska operasi

Pukul 14.25 WIB - Mengevaluasi

teknik relaksasi nafas dalam

Pukul 17.00 WIB - Memeriksa tanda-

tanda vital - Memberikan terapi

analgesik ketorolac 30 mg/IV dan asam tranexamat 250 mg/IV

Pukul 22.00 WIB - Memeriksa tanda-

tanda vital - Memberikan terapi

analgesik ketorolac 30 mg/IV dan asam

- Pasien mengatakan skala nyeri 4 (0-10)

Pukul 19.00 WIB - Pasien

mengatakan nyeri berkurang setelah diberi obat

O : Pukul 14.35 WIB - Pasien mampu

melakukan teknik relaksasi secara mandiri

Pukul 17.10 WIB - Tekanan darah

130/90 mmHg, 1 2 3 4 5 tranexamat 250

mg/IV frekwensi nafas : 18 x/menit, frekwensi nadi : 80 x/menit, suhu aksila : 36,5oC

Pukul 18.00 WIB - Obat ketorolac

dan asam tranexamat sudah diberikan dan pasien tampak tidak menahan nyeri

Pukul 22.10 WIB - Tekanan darah

120/80 mmHg, frekwensi nafas : 18 x/menit, frekwensi nadi : 80 x/menit, suhu aksila : 36,0oC

Page 43: BAB III LAPORAN STUDI KASUSrepository.poltekkes-tjk.ac.id/763/9/BAB III.pdf34 mineral 3 kali sehari dan cairan ringer laktat 3 kali perhari. Total cairan yang masuk , air mineral ±

72

Pukul 23.00 WIB - Obat ketorolac

dan asam tranexamat sudah diberikan dan pasien tampak tidak menahan nyeri

A : Nyeri akut teratasi sebagian P : - Kaji skala nyeri - Monitor tanda-

tanda vital - Berikan terapi

analgesik

Galih

Flow Sheet pada Tn.S di Ruang ICU pada Tanggal 16 Mei 2019 pascaoperasi

Pukul 14.00 WIB

Tekanan Darah : 140/90 mmHg

Frekwensi nafas : 22 x/menit

Frekwensi nadi : 88 x/menit

Suhu aksila : 37,0oC

SPO2 : 90 %

Urin : ± 300 cc

Pukul 18.00 WIB

Page 44: BAB III LAPORAN STUDI KASUSrepository.poltekkes-tjk.ac.id/763/9/BAB III.pdf34 mineral 3 kali sehari dan cairan ringer laktat 3 kali perhari. Total cairan yang masuk , air mineral ±

73

Tekanan darah : 130/90 mmHg

Frekwensi nafas : 22 x/menit

Frekwensi nadi : 80 x/menit

Suhu aksila :36,9 oC

SPO2 : 99 %

Urin : ± 400 cc

Pukul 22.00 WIB

Tekanan darah : 130/90 mmHg

Frekwensi nafas : 22 x/menit

Frekwensi nadi : 88 x/menit

Suhuaksila : 36,6oC

SPO2 : 97 %

Urin : ± 500 cc