bab 2 tinjauan pustakaeprints.umm.ac.id/39301/3/bab 2.pdf · 2018-11-05 · mineral tulang (bone...

32
5 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Komposisi Tubuh Komposisi tubuh terdiri dari empat komponen utama, yaitu jaringan lemak tubuh total (total body fat), jaringan bebas lemak (free fat mass), mineral tulang (bone mineral), dan cairan tubuh (body water) (Williams, 2007). Tubuh manusia sebagian besar terdiri dari air, bila dianalisis, komposisi kimianya terdiri dari rata- rata 60% kandungan air atau sekitar 45 liter per orang dewasa (Je’quier, 2009). Menurut WHO tahun 2011 tubuh manusia dibagi menjadi 4 macam komposisi yang komplek yang terdiri dari: 1. Komposisi atomik. Berat badan merupakan akumulasi sepanjang hidup dari 6 elemen utama yaitu: oksigen, karbon, hidrogen, nitrogen, kalsium, dan fosfor. Kurang dari 2 % berat badan terdiri dari sulfur, kalium, natrium, klorida, magnesium dan 40 elemen lain yang secara normal terdapat dalam jumlah kurang dari 10 gram. 2. Komposisi molekolar. Elemen terbagi dalam komponen molekular yang dikelompokkan dalam 5 kategori besar, yaitu: lemak, protein, glikogen, air, dan mineral. Tingkat molekular ini secara praktis seringkali dibagi atas: lemak dan massa bebas lemak. Komposisi ini menyusun dasar untuk sel yang fungsional. 3. Komposisi selular. Komposisi ini terdiri dari 3 komponen: sel, cairan ekstrasel dan bagian padat ekstrasel. Massa sel dibagi lagi atas lemak(komponen molekular) dan bagian yang aktif secara metabolik yaitu

Upload: others

Post on 27-Dec-2019

0 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKAeprints.umm.ac.id/39301/3/BAB 2.pdf · 2018-11-05 · mineral tulang (bone mineral), dan cairan tubuh (body water) (Williams, 2007). Tubuh manusia sebagian besar

5

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Komposisi Tubuh

Komposisi tubuh terdiri dari empat komponen utama, yaitu jaringan lemak

tubuh total (total body fat), jaringan bebas lemak (free fat mass), mineral tulang

(bone mineral), dan cairan tubuh (body water) (Williams, 2007). Tubuh manusia

sebagian besar terdiri dari air, bila dianalisis, komposisi kimianya terdiri dari rata-

rata 60% kandungan air atau sekitar 45 liter per orang dewasa (Je’quier, 2009).

Menurut WHO tahun 2011 tubuh manusia dibagi menjadi 4 macam

komposisi yang komplek yang terdiri dari:

1. Komposisi atomik. Berat badan merupakan akumulasi sepanjang hidup

dari 6 elemen utama yaitu: oksigen, karbon, hidrogen, nitrogen, kalsium,

dan fosfor. Kurang dari 2 % berat badan terdiri dari sulfur, kalium,

natrium, klorida, magnesium dan 40 elemen lain yang secara normal

terdapat dalam jumlah kurang dari 10 gram.

2. Komposisi molekolar. Elemen terbagi dalam komponen molekular yang

dikelompokkan dalam 5 kategori besar, yaitu: lemak, protein, glikogen,

air, dan mineral. Tingkat molekular ini secara praktis seringkali dibagi

atas: lemak dan massa bebas lemak. Komposisi ini menyusun dasar untuk

sel yang fungsional.

3. Komposisi selular. Komposisi ini terdiri dari 3 komponen: sel, cairan

ekstrasel dan bagian padat ekstrasel. Massa sel dibagi lagi atas

lemak(komponen molekular) dan bagian yang aktif secara metabolik yaitu

Page 2: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKAeprints.umm.ac.id/39301/3/BAB 2.pdf · 2018-11-05 · mineral tulang (bone mineral), dan cairan tubuh (body water) (Williams, 2007). Tubuh manusia sebagian besar

6

4. massa sel tubuh. Sehingga pada akhirnya akan terdiri dari body cell mass,

cairan ekstrasel dan solid ekstrasel.

5. Komposisi jaringan dan organ. Sel akan membentuk jaringan dan organ

tubuh, seperti jaringan adiposa, otot skelet, tulang, kulit, jantung, dan

organ visceral lainnya. Jaringan dan organ tubuh akan membentuk tubuh

manusia yang merupakan perpaduan 5 komponen tubuh, yaitu atomik,

molekular, selular, jaringan dan organ serta tubuh secara keseluruhan.

Komposisi tubuh tersusun atas massa lemak (fat mass) dan jaringan bebas

lemak (free fat mass). Komposisi tubuh seperti lemak, otot, cairan badan,

kerangka akan mengalami perubahan (Sudibjo, 2012).

2.1.1 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Komposisi Tubuh

Menurut Williams (2007), komposisi tubuh dapat dipengaruhi oleh

beberapa faktor, antara lain:

1. Usia

Efek usia signifikan pada masa pertumbuhan dan perkembangan karena

terjadi proses pembentukan otot dan jaringan tubuh lain, sedangkan pada usia

dewasa massa otot mulai berkurang yang dapat disebabkan oleh penurunan

aktivitas fisik.

2. Jenis kelamin

Terdapat perbedaan komposisi tubuh yang kecil antara anak dan laki-laki

sebelum usia pubertas. Namun, pada usia pubertas perbedaan menjadi sangat

besar dimana mulai saat pubertas, memiliki lebih banyak deposit lemak,

sedangkan pada laki-laki terbentuk lebih banyak jaringan otot.

Page 3: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKAeprints.umm.ac.id/39301/3/BAB 2.pdf · 2018-11-05 · mineral tulang (bone mineral), dan cairan tubuh (body water) (Williams, 2007). Tubuh manusia sebagian besar

7

3. Diet

Diet dapat mempengaruhi komposisi tubuh dalam jangka waktu singkat,

seperti pada saat kekurangan air dan kelaparan ataupun dalam jangka waktu lama,

seperti pada chronic overeating yang dapat meningkatkan simpanan lemak tubuh.

4. Tingkat aktivitas fisik

Menjalani program latihan fisik dapat membantu membangun massa otot

dan mengurangi lemak. Menurut WHO (2010), aktivitas fisik didefinisikan

sebagai setiap pergerakan anggota tubuh yang dihasilkan oleh otot-otot rangka

dan kegiatan tersebut memerlukan pengeluaran energi. Dari data CDC, National

Center for Health Statistics (2005) menyatakan bahwa hanya 26% orang dewasa

terlibat dalam aktivitas fisik sedang hingga kuat 3 kali atau lebih per minggu,

rendahnya aktivitas fisik secara teratur dapat menimbulkan masalah, karena orang

dengan aktivitas rendah lebih mungkin menderita masalah terkait dengan obesitas,

insiden kardiovaskuler dan beberapa penyakit metabolik.

Komposisi tubuh dipengaruhi faktor internal dan faktor eksternal yang

berbeda pada masing-masing individu (Sakina, 2013). Hal tersebut dipengaruhi

oleh beberapa faktor internal yaitu usia, faktor genetik, jenis kelamin, suku/ras

(Sakina, 2013). Dan faktor eksternal yaitu lingkungan termasuk pola dan jenis

makanan yang sering dikonsumsi, aktivitas fisik, kondisi sosio-ekonomi, penyakit,

stres psikososial, dan hipoksia (Sakina, 2013). Pada keadaan hipoksia defisiensi

oksigen pada tingkat jaringan sehingga sel-sel tidak memperoleh oksigen yang

cukup akibatnya metabolisme sel terganggu dengan dampak yang terjadi dapat

berupa kesulitan dalam koordinasi,bicara, dan konsentrasi, kesulitan bernafas,

mengantuk, kelelahan, sianosis,penurunan pada penglihatan, pendengaran, dan

Page 4: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKAeprints.umm.ac.id/39301/3/BAB 2.pdf · 2018-11-05 · mineral tulang (bone mineral), dan cairan tubuh (body water) (Williams, 2007). Tubuh manusia sebagian besar

8

fungsi sensorik, keringat dingin,serta ketidak sadaran dan kematian tergantung

ketinggian dan kondisi pasien (Pranata, 2013).

Unsur penyusun tubuh manusia terdiri atas cairan dan zat padat.

Pembagian 60 % dari komposisi cairan, 20 % merupakan cairan ekstraselular dan

40 % nya adalah cairan intraselular. Zat padat menyusun 40 % tubuh manusia

seperti protein, lemak, mineral, karbohidrat, material organik dan non organic, 60

% sisanya adalah cairan. (Corwin, 2009).

2.2 Total Body Water (TBW)

2.2.1 Definisi TBW

Total jumlah cairan atau Total body water (TBW) adalah jumlah seluruh

cairan tubuh yang terdiri dari cairan intrasel dan ekstrasel, jumlahnya berkisar 50-

60% berat badan. Yang merupakan persentase dari berat air dibandingkan dengan

berat badan total, bervariasi menurut kelamin, umur, dan kandungan lemak tubuh.

(Surya, 2011).

Cairan intraseluler (CIS) merupakan cairan yang berada di dalam sel,

jumlahnya berkisar 60% dari TBW (Sherwood, 2012). Sel seperti otot dan

beberapa organ (hati, ginjal, dan otak,dll) berisi lebih banyak air dibanding sel

lemak. ICW yang ideal, memiliki jumlah sel yang banyak untuk metabolisme

tubuh. (Sherwood, 2012). Cairan ekstraseluler (CES) dalah cairan yang

bersirkulasi diluar sel. Ini meliputi darah, kelenjar getah bening dan Extracellular

Matrix (ECM) Sherwood, 2012. Haruslah dicatat bahwa kandungan oksigen

terhadap sel dengan jelas atau nyata akan berkurang ketika terdapat kadar cairan

yang berlebihan di ekstrasel (edema). Dehidrasi atau kehilangan cairan dalam

jumlah yang banyak akan menyebabkan menurunnya total cairan tubuh (Williams,

Page 5: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKAeprints.umm.ac.id/39301/3/BAB 2.pdf · 2018-11-05 · mineral tulang (bone mineral), dan cairan tubuh (body water) (Williams, 2007). Tubuh manusia sebagian besar

9

2007). Jika dijumpai adanya infeksi maka total cairan tubuh akan meningkat bila

dibandingkan dengan kondisi normal. (Sofyan, 2008).

Gambar 2.1 Distribusi Cairan Tubuh

Pemenuhan kebutuhan cairan dan elektrolit merupakan salah satu kebutuhan

dasar manusia secara fisiologis, sebagian besar tubuh manusia terdiri dari cairan

yang dikenal sebagai TBW dengan persentase 60% - 80%. Seluruh cairan tubuh

didistribusikan diantara dua kompartemen utama, yaitu (CIS) dan (CES). Pada

orang normal dengan berat 70 kg, TBW rata-ratanya sekitar 60% berat badan atau

sekitar 42 L. persentase ini dapat berubah, bergantung pada umur, jenis kelamin

dan derajat obesitas ( Guyton & Hall, 2014). Secara keseluruhan, kategori

persentase cairan dan elektrolit tubuh bervariasi bergantung pada faktor usia,

lemak dalam tubuh dan jenis kelamin. (Aziz, 2008).

Kebutuhan air sekitar 2,5 liter per hari berasal dari 1,5 liter air minum dan

sekitar 1 liter dari bahan makanan yang dikonsumsi, sementara lemak tubuh tidak

mengandung air. Meskipun demikian kandungan air terdapat pada seluruh

jaringan bebas lemak, yang diperkirakan mengandung air rata-rata 73,2% (Pace,

2012). Hilangnya 20% air dalam tubuh menyebabkan fungsi organ tidak bekerja

dengan baik (Je’quier dan Constant, 2010).

(Guyton, 2014)

Page 6: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKAeprints.umm.ac.id/39301/3/BAB 2.pdf · 2018-11-05 · mineral tulang (bone mineral), dan cairan tubuh (body water) (Williams, 2007). Tubuh manusia sebagian besar

10

Pemeliharaan homeostasis cairan tubuh adalah penting bagi kelangsungan

hidup semua organisme. Pemeliharaan tekanan osmotik dan distribusi beberapa

kompartemen cairan tubuh manusia adalah fungsi utama empat elektrolit mayor,

yaitu natrium (Na+ ), kalium (K+ ), klorida (Cl- ), dan bikarbonat (HCO3 - ).

Gangguan keseimbangan cairan dapat menyebabkan syok dan dehidrasi (Moore et

al, 2009).

2.2.2 Faktor yang mempengaruhi TBW

Ada beberapa faktor yang mempengaruhi kebutuhan air seseoang,

antara lain jenis kelamin, usia, persen lemak tubuh, aktivitas fisik dan suhu

lingkungan.

1) Jenis kelamin

Total cairan tubuh pada laki-laki muda sekitar 60% dari BB sementara pada

wanita adalah 50% dari BB. Hal ini terjadi karena laki-laki memiliki otot (kaya

akan cairan) daripada wanita (Janssen, 2014). Oleh karena itu, kebutuhan air pada

laki-laki lebih banyak dibanding wanita.

Menurut Bredbenner et al (2009), rata-rata konsumsi cairan untuk laki-laki

adalah ± 922 ml, sedangkan pada perempuan ± 581 ml atau secara umum

konsumsi cairan rata-rata pada laki-laki lebih besar daripada perempuan.

Natrium yang berperan dalam metabolisme air dan bersifat mengikat cairan

dalam jaringan sehingga mempengaruhi keseimbangan cairan tubuh pada ibu

hamil. Kebutuhan natrium meningkat seiring dengan meningkatnya kerja ginjal,

sehingga kebutuhan natrium ibu hamil sekitar 3,3 gram per minggu (Surya, 2011).

Page 7: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKAeprints.umm.ac.id/39301/3/BAB 2.pdf · 2018-11-05 · mineral tulang (bone mineral), dan cairan tubuh (body water) (Williams, 2007). Tubuh manusia sebagian besar

11

2) Usia

Komposisi air pada nenoatus lebih banyak daripada dewasa yakni 75-80%

dengan proporsi CES lebih banyak daripada dewasa. Saat lahir, proporsi cairan

intersisil tiga kali lebih besar daripada dewasa. Saat usia 12 bulan, akan terjadi

penurunan cairan tubuh sampai 60% setara dengan nilai cairan tubuh pada

dewasa. Persentase TBW dalam tubuh menurun secara signifikan sejalan dengan

pertambahan usia. Usia 60 tahun, TBW hanya turun sampai 50% dari BB

khususnya pada laki-laki yang berkaitan dengan peningkatan lemak (Bellisle et al,

2010)

3) Persen lemak tubuh

Lemak merupakan salah satu sumber utama energi dan mengandung lemak

esensial. Konsumsi lemak berlebihan dapat merugikan kesehatan, misalnya

kolesterol dan lemak jenuh. Jaringan lemak memiliki persentase H2O yang paling

rendah dibandingkan dengan jaringan lain (Mastria, 2014). Jumlah cairan tubuh

total ± 55-60% dari BB, persentase tersebut berhubungan juga dengan jumlah

lemak tubuh, jenis kelamin dan umur. Namun, jumlah lemak tubuh memberikan

pengaruh besar terhadap jumlah cairan tubuh. Kandungan air dalam sel otot lebih

tinggi dibandingkan dengan sel lemak, sehingga total cairan tubuh pada orang

gemuk (obese) lebih rendah daripada orang yang tidak obese. Pada orang gemuk,

perbandingan kandungan air dengan lemak adalah 50% : 50%, orang kurus 67% :

7%, sementara pada orang yang normal 60% : 16% (Elisabeth,2013).

Selama masa pubertas terjadi perubahan jumlah jaringan lemak pada remaja

yang dimulai pada usia 8 tahun sampai menjelang awal masa pubertas. Sel lemak

menjadi lebih banyak sehingga keseluruhan 25% dari berat badannya.

Page 8: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKAeprints.umm.ac.id/39301/3/BAB 2.pdf · 2018-11-05 · mineral tulang (bone mineral), dan cairan tubuh (body water) (Williams, 2007). Tubuh manusia sebagian besar

12

Penimbunan jaringan lemak subkutan pada remaja putri terdapat di daerah truncal

(sub scapular, suprailiaca, dan abdomen), anggota gerak, tubuh bagian bawah dan

paha bagian belakang yang berlawanan dengan remaja laki-laki (Siswianti, 2012).

4) Aktivitas fisik

Menurut Depdiknas (2008) aktivitas fisik adalah gerakan tubuh karena otot

meningkatkan pengeluaran tenaga dan energi atau kalori. Aktivitas fisik antara

lain adalah akitivitas waktu kerja, waktu senggang dan aktivitas sehari-hari,

sedangkan latihan fisik adalah aktivitas fisik yang direncanakan dan dilakukan

dengan terstruktur (Adisapoetra, 2008 dalam Rosmaida, 2011). Penelitian di

Amerika pada orang dewasa menunjukkan bahwa aktivitas fisik memiliki

hubungan dengan intake air putih dan total asupan air, yakni semakin tinggi

aktivitas fisiknya maka semakin tinggi pula jumlah asupan air dan total asupan

airnya (Guricci, 2009). Aktivitas fisik merupakan salah satu aktivitas yang

didapatkan dari adanya pergerakan tubuh manusia. Aktivitas ini memenuhi semua

kehidupan manusia. Menurut WHO (2010), aktivitas fisik didefinisikan sebagai

setiap pergerakan anggota tubuh yang dihasilkan oleh otot-otot rangka dan

kegiatan tersebut memerlukan pengeluaran energi. Aktivitas fisik yang teratur

mempunyai banyak manfaat kesehatan dan merupakan salah satu bagian penting

dari gaya hidup sehat. Aktivitas fisik yang rendah dan kesehatan sistem

kardiorespirasi yang buruk mengarah pada meningkatnya risiko penyakit jantung

koroner (PJK), bahkan aktivitas fisik yang rendah dapat meningkatkan angka

mortalitas penyakit kardiovaskuler sampai 2 kali lipat (Ranggadwipa, 2014).

Aktifitas fisik juga dapat berupa latihan yang bersifat aerobik maupun

anaerobik (Tamsuri, 2009). Latihan aerobik adalah latihan yang memerlukan

Page 9: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKAeprints.umm.ac.id/39301/3/BAB 2.pdf · 2018-11-05 · mineral tulang (bone mineral), dan cairan tubuh (body water) (Williams, 2007). Tubuh manusia sebagian besar

13

oksigen untuk pembentukan energinya yang dilakukan secara terus menerus,

ritmis, dengan melibatkan kelompok otot – otot besarterutama otot tungkai pada

intensitas latihan 60-90% dari Maximal Heart Rate (MHR) dan 50 – 85 % dari

penggunaan maksimal oksigen selama 20 – 50 menit dengan frekuensi latihan tiga

kali perminggu (Iskandar, 2008). Aktititas aerobik atau yang biasa disebut latihan

kardiovaskular meningkatkan fungsi kerja paru, jantung dan melancarkan

sirkulasi darah, sehingga tubuh mendapatkan dan menggunakan oksigen lebih

baik untuk metabolisme sel (Kusmaningtyas, 2011). Frekuensi adalah jumlah

latihan per minggunya sehingga frekuensi latihan untuk endurance training untuk

aktifitas aerobik adl 2-5 kali per minggu. Durasi minimal yang harus dlakukan

pada aktivitas aerobic adalah 15-20 menit (Egger, 2013). Latihan harus lebih lama

dari 35 menit, hal ini mungkin karena proporsi metabolisme lemak terus naik pada

30 menit pertama latihan, namun tidak ada rekomendasi latihan melebihi 60 menit

(Sharkey, 2013). Bagi atlet yang berlatih lebih 60 menit, bertujuan memantapkan

stamina, bukan untuk mendapatkan kesehatan (Egger, 2013).

Aktivitas anaerobik merupakan aktivitas dengan intensitas tinggi yang

membutuhkan energi secara cepat dalam waktu durasi singkat (berlangsung

selama sekitar 2-3 menit), namun tidak dapat dilakukan secara kontinu untuk

durasi waktu yang lama (Briawan, 2011). Ambang anaerobik (anaerobic

threshold) adalah saat mulainya asam laktat terkumpul dalam jaringan otot dan

darah sebagai hasil sampingan glikolisis anaerobik akibat dari suatu intensitas

latihan. Aktivitas anaerobik biasanya akan membutuhkan interval istirahat agar

ATP dapat diregenerasi sehingga kegiatannya dapat dilanjutkan kembali (Habut,

2015). Latihan anaerobic adalah kebutuhan O2 pada saat latihan tidak dapat

Page 10: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKAeprints.umm.ac.id/39301/3/BAB 2.pdf · 2018-11-05 · mineral tulang (bone mineral), dan cairan tubuh (body water) (Williams, 2007). Tubuh manusia sebagian besar

14

langsung terpenuhi oleh tubuh, sehingga latihan tidak dapat berlangsung lama,

hanya berkisar 10-15 detik dan metabolisme energi didominasi oleh

sistem phosphagen. Hal ini berakibat cepatnya meningkat kadar asam laktat

(Habut, 2015). Ciri-ciri latihan anaerobic adalah memiliki gerakan cepat,

intensitas latihan yang tinggi sekitar 80%VO2Max, yang terlibat dalam latihan

hanya kelompok otot tertentu, pengulangan gerak tidak perlu banyak dan latihan

dapat dilakukan sesering mungkin (Iskandar, 2008). Proses metabolisme energi

secara aerobik juga dikatakan merupakan proses yang bersih karena selain akan

menghasilkan energi, proses tersebut hanya akan menghasilkan produk samping

berupa karbondioksida (CO2) dan air (H2O) (Knechtle, 2011). Hal ini berbeda

dengan proses metabolisme secara anaerobik yang juga akan menghasilkan

produk samping berupa asam laktat yang apabila terakumulasi dapat menghambat

kontraksi otot dan menyebabkan rasa nyeri pada otot (Guyton and Hall, 2014).

Atlet menurut kamus besar bahasa Indonesia adalah olahragawan, terutama

yang mengikuti perlombaan atau pertandingan dalam beradu ketangkasan,

kecepatan, keterampilan, dan kekuatan (Tamsuri, 2009). Individu yang berperan

dalam suatu aktivitas dibidang keolahragaan dan bakat, keterampilan, maupun

motivasi sangat dibutuhkan pada cabang olahraga tersebut untuk mencapai suatu

prestasi yang setinggi-tingginya dan dikumpulkan dalam satu program pelatihan

yang lebih khusus dan intensif sesuai dengan cabang olahraga masing-masing

(Ranggadwipa, 2014). Pada Knechtle B (2011) beranggapan bahwa peningkatan

otot pada kemampuan fisiologis akan sangat dibatasi oleh potensi genetic atlet

tersebut, sistem dan fungsi ditentukan secara genetic; sistem asam laktat sampai

81,4%, heart rate 85,9% dan VO2max 93,4%. Proporsi antara serat otot merah

Page 11: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKAeprints.umm.ac.id/39301/3/BAB 2.pdf · 2018-11-05 · mineral tulang (bone mineral), dan cairan tubuh (body water) (Williams, 2007). Tubuh manusia sebagian besar

15

dan putih pada manusia sudah tertentu secara genetic, fungsi metabolic dari kedua

otot ini berbeda. Serat otot merah/otot lambat/slow twitch mempunyai mioglobin

lebih banyak (sebagai penyimpan oksigen yang dibawah darah untuk sel yang

bekerja) secara biokimiawi lebih baik untuk kerja aerobik/ketahanan (Knechtle,

2011) . Serat otot putih/otot cepat/fast twitch mengandung banyak glikogen

(karbohidrat) dan lebih baik dalam kerja anaerobic, singkat dan tipe latihan

intensif (Knechtle B, 2011). Hal ini dapat mempengaruhi jumlah kandungan air

pada tubuh seorang atlet dan persentase serat otot tidak dapat dirubah, namun

dengan latihan yang ekstensif dan spesifik dapat meningkatkan kapabilitas dari

serat-serat otot dan mengubah struktur biokimianya (Diyani, 2012).

5) Suhu lingkungan

Suhu lingkungan juga mempengaruhi kebutuhan cairan dan elektrolit

seseorang. Disaat suhu lingkungan mengalami peningkatan, maka keringat akan

lebih banyak dikeluarkan untuk menjaga kelembaban kulit dan mendinginkan

permukaan kulit yang panas (Pranata, 2013). Individu yang tinggal di lingkungan

yang iklimnya tidak terlalu panas tidak akan mengalami pengeluaran cairan yang

ekstrem melalui kulit dan pernapasan. Besarnya IWL (insensible water loss ) (Jae,

2012). Pada tiap individu bervariasi, dipengaruhi oleh suhu lingkungan, tingkat

metabolisme,dan usia. Individu yang tinggal di lingkungan yang bertsuhu tinggi

atau di dearah dengan kelembapan yang rendah akan lebih sering mengalami

kehilangan cairandan elektrolit (Coyle, 2014). Ion natrium dan klorida juga

dilepaskan bersamaan dengan keringat, sedangkan pada kondisi suhu lingkungan

dingin, respon tubuh kita berbeda (Dougherty, 2009). Saat itu, pori-pori tubuh

mengecil dan sedikit untuk memproduksi keringat karena kulit kita sudah lembab

Page 12: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKAeprints.umm.ac.id/39301/3/BAB 2.pdf · 2018-11-05 · mineral tulang (bone mineral), dan cairan tubuh (body water) (Williams, 2007). Tubuh manusia sebagian besar

16

(Dougherty, 2009). Akan tetapi, berbeda di ginjal dimana aldosteron akan

menurun. Sehingga urine yang dieksresikan akan lebih banyak, hal ini merupakan

kompensasi tubuh untuk menjaga regulasi cairan dan elektrolit dalam tubuh (Jae,

2011). Oleh karena itu, untuk menjaga keseimbangan cairan dan elektrolit tersebut

diperlukan asupan yang adekuat (Pranata, 2013). Demikian pula pada orang yang

bekerja berat di lingkungan yang bersuhu tinggi, mereka dapat kehilangan cairan

sebanyak lima litet sehari melalui keringat. Umumnya, orang yang biasa berada di

lingkungan panas akan kehilangan cairan sebanyak 700 ml per jam saat berada

ditempat yang panas, sedangkan orang yang tidak biasa berada di lingkungan

panas dapat kehilangan cairan hingga dua liter per jam (Kenefick,2012).

6) Diet

Diet seseorang berpengaruh terhadap intake cairan dan elektrolit. Ketika

intake nutrisi tidak adekuat maka tubuh akan membakar protein dan lemak

sehingga serum albumin dan cadangan protein akan menurun padahal keduanya

sangat diperlukan dalam proses keseimbangan cairan sehingga hal ini akan

menyebabkan edema (Kantachuvessiri, 2010).

7) Stres

Menurut Wagner (2007) stres adalah suatu proses yang menilai suatu

peristiwa sebagai sesuatu yang mengancam, ataupun membahayakan dan individu

merespon peristiwa itu pada level fisiologis, emosional, kognitif dan perilaku.

Lazarus dan Folkman (dalam Evanjeli, 2012) yang menjelaskan stres

sebagai kondisi individu yang dipengaruhi oleh lingkungan. Kondisi stres terjadi

karena ketidakseimbangan antara tekanan yang dihadapi individu dan kemampuan

Page 13: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKAeprints.umm.ac.id/39301/3/BAB 2.pdf · 2018-11-05 · mineral tulang (bone mineral), dan cairan tubuh (body water) (Williams, 2007). Tubuh manusia sebagian besar

17

untuk menghadapi tekanan tersebut. Individu membutuhkan energi yang cukup

untuk menghadapi situasi stres agar tidak mengganggu kesejahteraan mereka.

Pada saat seseorang mengalami stres ada dua aspek utama dari dampak yang

ditimbulkan akibat stres yang terjadi, yaitu aspek fisik dan aspek psikologis (Lal,

2014) yaitu :

a. Aspek fisik

Berdampak pada menurunnya kondisi seseorang pada saat stres sehingga

orang tersebut mengalami sakit pada organ tubuhnya, seperti sakit kepala,

gangguan pencernaan.

b. Aspek psikologis Terdiri dari gejala kognisi, gejala emosi, dan gejala

tingkah laku. Masing-masing gejala tersebut mempengaruhi kondisi

psikologis seseorang dan membuat kondisi psikologisnya menjadi negatif,

seperti menurunnya daya ingat, merasa sedih dan menunda pekerjaan. Hal

ini dipengaruhi oleh berat atau ringannya stres. Berat atau ringannya stres

yang dialami seseorang dapat dilihat dari dalam dan luar diri mereka yang

menjalani kegiatan akademik di kampus.

Salah satu sudut pandang biologis adalah somatic weakness model. Model ini

memiliki asumsi bahwa hubungan antara stres dan gangguan psikofisiologis

terkait dengan lemahnya organ tubuh individu. Faktor biologis seperti misalnya

genetik ataupun penyakit yang sebelumnya pernah diderita membuat suatu organ

tertentu menjadi lebih lemah daripada organ lainnya, hingga akhirnya rentan dan

mudah mengalami kerusakan ketika individu tersebut dalam kondisi tertekan

(Nikhita, 2014).

Page 14: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKAeprints.umm.ac.id/39301/3/BAB 2.pdf · 2018-11-05 · mineral tulang (bone mineral), dan cairan tubuh (body water) (Williams, 2007). Tubuh manusia sebagian besar

18

Menurut Yusuf (2008) organ tubuh dan otak saling bekerja sama untuk

menerjemahkan proses stres yang pada akhirnya akan mempengaruhi sistem

fungsi kerja tubuh bisa berupa sakit kepala, tidur tidak teratur, nafsu makan

menurun, mudah lelah atau kehilangan daya energi, otot dan urat tegang pada

leher dan bahu, sakit perut, telapak tangan berkeringat dan jantung berdebar.

Kemudian sudut yang kedua berupa gejala psikis yang menyangkut keadaan

mental, emosi dan pola pikir seseorang yang ditunjukkan dengan susah

berkonsentrasi, daya ingat menurun atau mudah lupa, produktivitas atau prestasi

kerja menurun, sering merasa jenuh, gelisah, cemas, frustrasi, mudah marah dan

mudah tersinggung (Evanjeli, 2012).

Gambar 2.2 Hubungan Antara Stressor dengan Kelenjar dan Hormon dalam Tubuh Manusia (Yusuf, 2008).

Page 15: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKAeprints.umm.ac.id/39301/3/BAB 2.pdf · 2018-11-05 · mineral tulang (bone mineral), dan cairan tubuh (body water) (Williams, 2007). Tubuh manusia sebagian besar

19

Stres dapat menimbulkan peningkatan metabolisme sel, konsentrasi darah dan

glikolisis otot, mekanisme ini dapat menimbulkan retensi sodium dan air. Proses

ini dapat meningkatkan produksi ADH dan menurunkan produksi urine (Tarwoto

dan Wartonah, 2010).

8) Kondisi Sakit

Kondisi sakit sangat berpengaruh terhadap kondisi keseimbangan cairan dan

elektrolit tubuh Misalnya, trauma seperti luka bakar akan meningkatkan

kehilangan air melalui insensible water lost (IWL), penyakit ginjal dan

kardiovaskuler sangat mempengaruhi proses regulator keseimbangan cairan dan

elektrolit tubuh, pasien dengan penurunan tingkat kesadaran akan mengalami

gangguan pemenuhan intake cairan karena kehilangan kemampuan untuk

memenuhinya secara mandiri (Armstrong, 2007). Trauma pada jaringan dapat

menyebabkan kehilangan cairan dan elektrolit dasar sel atau jaringan yang rusak

(mis., Luka robek, atau luka bakar) (Armstrong,2005). Pasien yang menderita

diare juga dapat mengalami peningkatan kebutuhan cairan akibat kehilangan

cairan melalui saluran gastro intestinal (Rhinsilva, 2010). Gangguan jantung dan

ginjal juga dapat menyebabkan ketidakseimbangan cairan dan elektrolit (Bellisle,

2010). Saat aliran darah ke ginjal menurun karena kemampuan pompajantung

menurun, tubuh akan melakukan penimbunan cairan dan natrium sehingga terjadi

retensi cairan dan kelebihan beban cairan (hipervelomia) lebih lajut, kondisi

inidapat menyebabkan edema paru (Briawan, 2011). Normalnya, urine akan

dikeluarkan dalam jumlah yang cukup untukmenyeimbangkan cairan dan

elektrolit serta kadar asam dan basa dalam tubuh (Campbell, 2008). Apabila

asupan cairan banyak, ginjal akan memfiltrasi cairan lebih banyak dan menahan

Page 16: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKAeprints.umm.ac.id/39301/3/BAB 2.pdf · 2018-11-05 · mineral tulang (bone mineral), dan cairan tubuh (body water) (Williams, 2007). Tubuh manusia sebagian besar

20

ADH sehingga produksi urine akan meningkat (Campbell, 2008). Sebaliknya,

dalam keadaan kekurangan cairan, ginjal akan menurunkanproduksi urine dengan

berbagi cara, diantaranya peningkatan reapsorpsi tubulus, retensi natrium dan

pelepasan renin (Prayitno, 2012). Apabila ginjal mengalami kerusakan,

kemampuan ginjal untuk melakukan regulasi akan menurun. Karenanya, saat

terjadi gangguan ginjal (mis., gagal ginjal) individu dapat mengalami oliguria

(produksi urine kurang dari 40ml/ 24 jam) sehingga anuria (produksi urine kurang

dari 200 ml/ 24 jam) (Matfin, 2009).

Resiko defisit volume cairan merupakan kondisi seorang pasien mengalami

risiko kekurangan cairan pada ekstraseluler dan vaskuler (Hardinsyah, 2012).

Kemungkinan berhubungan dengan: kehilangan cairan secara berlebihan,

berkeringat secara berlebihan, menurunnya intake oral, penggunaan diuretik, atau

pendarahan. Kemungkinan data yang ditemukan: hipotensi, takhikardia, pucat,

kelemahan, konsentrasi urine pekat. Kondisi klinis kemungkinan terjadi pada:

penyakit Addison, koma, ketoasidosis pada diabetik, anoreksia nervosa,

perdarahan gastrointestinal, muntah, diare, intake cairan tidak adekuat, AIDS,

pendarahan, ulcer kolon (Prayitno, 2010).

Volume cairan berlebih dimana suatu kondisi terjadinya peningkatan retensi

dan edema Dougherty, 2009). Kemungkinan berhubungan dengan: retensi garam

dan air, efek dari pengobatan, dan malnutrisi (Darwis, 2008). Kemungkinan data

yang ditemukan: orthopnea, oliguria, edema, distensi vena jugularis, hipertensi,

distres pernapasan, anasarka, edema paru (Darwis, 2008). Kondisi klinis

kemungkinan terjadi pada: obesitas, hipothiroidism, pengobatan dengan

Page 17: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKAeprints.umm.ac.id/39301/3/BAB 2.pdf · 2018-11-05 · mineral tulang (bone mineral), dan cairan tubuh (body water) (Williams, 2007). Tubuh manusia sebagian besar

21

kortikosteroid, imobilisasi yang lama, cushings syndrome, gagal ginjal, sirosis

hepatis, kanker, dan toxemia (Tarwoto & Wartonah,2006).

2.3 Indeks Massa Tubuh (IMT)

2.3.1 Definisi IMT

Indeks massa tubuh ditentukan dengan persamaan berat badan dalam

kilogram (kg) dibagi tinggi badan dalam meter dikuadratkan (m²) (Habut, 2015).

Menurut Harahap, 2005, IMT merupakan altenatif untuk tindakan

pengukuran lemak tubuh karena murah serta metode skrining kategori berat badan

yang mudah dilakukan. Untuk mengetahui nilai IMT ini, dapat dihitung dengan

rumus berikut: Menurut rumus metrik:

Berat badan (Kg)

IMT = -------------------------------------------------------

[Tinggi badan (m)] 2

2.3.2 Kategori Indeks Massa Tubuh

Untuk orang dewasa yang berusia 20 tahun keatas, IMT diinterpretasi

menggunakan kategori status berat badan standard yang sama untuk semua umur

bagi pria dan wanita. Untuk anak-anak dan remaja, intrepretasi IMT adalah

spesifik mengikut usia dan jenis kelamin (CDC, 2009).

Batas ambang IMT ditentukan dengan merujuk ketentuan (Food and

Agriculture Organization) FAO/WHO 2009, yang membedakan batas ambang

untuk laki-laki dan perempuan. Disebutkan bahwa batas ambang normal untuk

laki-laki adalah: 20,1–25,0; dan untuk perempuan adalah : 18,7-23,8. Untuk

Page 18: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKAeprints.umm.ac.id/39301/3/BAB 2.pdf · 2018-11-05 · mineral tulang (bone mineral), dan cairan tubuh (body water) (Williams, 2007). Tubuh manusia sebagian besar

22

kepentingan pemantauan dan tingkat defesiensi kalori ataupun tingkat

kegemukan, lebih lanjut FAO/WHO menyarankan menggunakan satu batas

ambang antara laki-laki dan perempuan. Ketentuan yang digunakan adalah

menggunakan ambang batas laki-laki untuk kategori kurus tingkat berat dan

menggunakan ambang batas pada perempuan untuk kategorigemuk tingkat berat

(Depkes, 2011).

Terdapat klasifikasi IMT tersendiri untuk Wilayah Asia Pasifik, yaitu :

Tabel 2.1 Klasifikasi IMT untuk Wilayah Asia Pasifik menurut WHO

Klasifikasi IMT

Underweight <18,50

Normal 18,5 – 24,9

Overweight 25,0-29,9

Obese >30,0

Sumber : Sudoyo et.al., 2009

Penggunaan IMT sebagai metode antropometri dalam penilaian komposisi

tubuh memiliki kelebihan dan kekurangan (Habut, 2015). Kelebihannya adalah

IMT dapat memperkirakan total lemak tubuh melalui pengukuran dan perhitungan

yang sederhana, cepat dan tidak memerlukan banyak biaya. Selain itu,

pengukuran IMT juga rutin dilakukan dan sering digunakan dalam berbagai studi

epidemiologi. Kelemahannya adalah IMT tidak dapat menjelaskan mengenai

distribusi lemak dalam tubuh dan bervariasi dalam ras/etnik serta tidak

membedakan jenis kelamin (Amelia, 2009).

Indeks massa tubuh (IMT) juga berfungsi untuk menilai status gizi

seseorang, namun tak mampu secara langsung menilai lemak yang terkandung

Page 19: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKAeprints.umm.ac.id/39301/3/BAB 2.pdf · 2018-11-05 · mineral tulang (bone mineral), dan cairan tubuh (body water) (Williams, 2007). Tubuh manusia sebagian besar

23

dalam tubuh dan paling sering digunakan dan praktis untuk mengukur tingkat

populasi berat badan lebih dan obese pada orang dewasa (Amelia, 2009). Obesitas

merupakan kelainan dari sistem pengaturan berat badan yang ditandai oleh

akumulasi lemak tubuh. Jumlah lemak tubuh masih terus berubah seiring dengan

pertumbuhan dan perkembangan tubuh badan seseorang (Ayvas, 2011). Jumlah

lemak tubuh pada lelaki dan perempuan juga berbeda selama pertumbuhan

(Buanasita, 2015). Nilai IMT yang tinggi belum tentu karena jaringan lemak tapi

dapat juga karena jaringan otot yang mendomonasi pada tubuh seseorang

(Knechtle, 2011).

Secara rata-rata, lelaki mempunyai massa otot yang lebih banyak dari wanita.

Lelaki menggunakan kalori lebih banyak dari wanita bahkan saat istirahat karena

otot membakar kalori lebih banyak berbanding tipetipe jaringan yang lain.

Dengan demikian, perempuan lebih mudah bertambah berat badan berbanding

lelaki dengan asupan kalori yang sama (Janssen, 2014). Berat badan yang

tertimbang ialah berat badan total, terdiri dari atas lean body mass (LBM) dan

berat lemak. LBM meliputi otot,tulang, dan darah (Lisa, 2009). Berat badan harus

selalu dimonitor agar memberikan informasi yang memungkinkan intervensi gizi

yang preventif sedini mungkin guna mengatasi kecenderungan penurunan atau

penambahan berat badan yang tidak dikehendaki (Amelia, 2009).

Tipe obesitas pada wanita ginekoid menunjukkan akumulasi jaringan adiposa

dijumpai secara dominan pada bagian bawah tubuh yaitu di daerah panggul dan

paha yang mempunyai gambaran seperti buah pear (Riza, 2011). Obesitas tipe

android adalah merupakan salah satu resiko penyebab penyakit kardiovaskular

dan lebih banyak jika dibandingkan dengan obesitas tipe ginekoid (Elisabeth,

Page 20: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKAeprints.umm.ac.id/39301/3/BAB 2.pdf · 2018-11-05 · mineral tulang (bone mineral), dan cairan tubuh (body water) (Williams, 2007). Tubuh manusia sebagian besar

24

2013). Obesitas android berhubungan dengan kelainan metabolik yaitu resistensi

insulin, hipertensi arterial, dan dislipidemia (Elisabeth, 2013). Kecenderungan

seseorang dengan obesitas android menjadi diabetes adalah terletak pada faktor

keturunan dan faktor lingkungan (Buanasita, 2015).

Gambar 2.3 Bentuk tubuh wanita

Penyebab utamanya adalah gaya hidup yang tidak aktif, hal ini dikarenakan

aktivitas otot adalah cara terpenting untuk mengeluarkan energi dari tubuh

sehingga ini merupakan satu cara paling efektif untuk mengurangi simpanan

lemak (Guyton, 2014).

Ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi IMT, antara lain :

1. Usia

Penelitian yang dilakukan oleh Harahap tahun 2005 menunjukkan bahwa

terdapat hubungan yang signifikan antara usia yang lebih tua dengan IMT

kategori obesitas. Subjek penelitian pada kelompok usia 40-49 dan 50-59 tahun

memiliki risiko lebih tinggi mengalami obesitas dibandingkan kelompok usia

kurang dari 40 tahun. Keadaan ini dicurigai oleh karena lambatnya proses

metabolisme, berkurangnya aktivitas fisik, dan frekuensi konsumsi pangan yang

lebih sering (Kantachuvessiri. 2010).

Page 21: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKAeprints.umm.ac.id/39301/3/BAB 2.pdf · 2018-11-05 · mineral tulang (bone mineral), dan cairan tubuh (body water) (Williams, 2007). Tubuh manusia sebagian besar

25

2. Jenis kelamin

IMT dengan kategori kelebihan berat badan lebih banyak ditemukan pada

laki-laki. Namun, angka kejadian BBI laki-laki = (TBcm- 100) – (TBcm −150 ) 4

BBI perempuan= (TBcm- 100) – (TBcm −150 ) 2,5 1, obesitas lebih tinggi pada

perempuan dibandingkan dengan laki-laki (Prayitno, 2011). Data dari National

Health and Nutrition Examination Survey (NHANES) periode 2009-2010

menunjukkan tingkat obesitas pada laki-laki sebesar 27,3% dan pada perempuan

sebesar 30,1% di Amerika.

3. Genetik

Penelitian terdahulu menunjukkan bahwa lebih dari 40% variasi IMT

dijelaskan oleh faktor genetik. IMT sangat berhubungan erat dengan generasi

pertama keluarga.24 Studi lain yang berfokus pada pola keturunan dan gen

spesifik telah menemukan bahwa 80% keturunan dari dua orang tua yang obesitas

juga mengalami obesitas dan kurang dari 10% memiliki berat badan normal

(Elisabeth, 2013).

4. Pola makan

Pola makan adalah pengulangan susunan makanan yang terjadi saat

makan. Pola makan berkenaan dengan jenis, proporsi dan kombinasi makanan

yang dimakan oleh seorang individu, masyarakat atau sekelompok populasi

(Bredbenner et al. 2009). Makanan cepat saji berkontribusi terhadap peningkatan

indeks massa tubuh sehingga seseorang dapat menjadi obesitas (M. Powell, 2009).

Hal ini terjadi karena kandungan lemak dan gula yang tinggi pada makanan cepat

saji. Selain itu peningkatan porsi dan frekuensi makan juga berpengaruh terhadap

peningkatan obesitas (Bredbenner et al. 2009). Orang yang mengkonsumsi

Page 22: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKAeprints.umm.ac.id/39301/3/BAB 2.pdf · 2018-11-05 · mineral tulang (bone mineral), dan cairan tubuh (body water) (Williams, 2007). Tubuh manusia sebagian besar

26

makanan tinggi lemak lebih cepat mengalami peningkatan berat badan dibanding

mereka yang mongkonsumsi makanan tinggi karbohidrat dengan jumlah kalori

yang sama (Buanasita, 2015).

5. Aktifitas fisik

Aktifitas fisik menggambarkan gerakan tubuh yang disebabkan oleh kontraksi

otot menghasilkan energi ekspenditur (Calvin, 2013). Menjaga kesehatan tubuh

membutuhkan aktifitas fisik sedang atau bertenaga serta dilakukan hingga kurang

lebih 30 menit setiap harinya dalam seminggu (Diyani, 2012). Penurunan berat

badan atau pencegahan peningkatan berat badan dapat dilakukan dengan

beraktifitas fisik sekitar 60 menit dalam sehari (Iskandar, 2008).

2.4 Remaja

2.4.1. Definisi remaja

Remaja yang dalam bahasa aslinya disebut Adolescence, berasal dari

bahasa latin Adolescere yang artinya tumbuh kembang untuk mencapai

kematangan. Fase remaja merupakan segmen perkembangan individu yang sangat

penting, yang diawali dengan matangnya organ-organ fisik (seksual) sehingga

mampu bereproduksi (Sitompul, 2010).

Masa remaja merupakan masa transisi dari anak-anak menjadi dewasa.

Terjadi berbagai macam perubahan dalam periode transisi ini, baik perubahan

hormonal, fisik, psikologis maupun sosial. Perubahan ini terjadi dengan sangat

cepat dan terkadang tanpa kita sadari. Perubahan fisik yang menonjol adalah

perkembangan tanda-tanda seks sekunder, terjadinya pacu tumbuh, perubahan

perilaku serta hubungan sosial dengan lingkungannya (Batubara, 2010). Masa

remaja umumnya dikatakan berawal dari usia 11 sampai 12 tahun dimana

Page 23: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKAeprints.umm.ac.id/39301/3/BAB 2.pdf · 2018-11-05 · mineral tulang (bone mineral), dan cairan tubuh (body water) (Williams, 2007). Tubuh manusia sebagian besar

27

karakteristik seks sekunder mulai tampak untuk pertama kalinya sampai dengan

akhir usia belasan ketika pertumbuhan fisik hampir lengkap, yaitu pada usia 18

hingga 20 tahun (Kaplan, 2008 ; Wong et al., 2009).

Remaja adalah masa di mana terjadi gejolak yang menggelisahkan karena

dalam tubuh terjadi perubahan-perubahan hormonal. Perubahan hormonal ini

menyebabkan perilaku yang kadang tidak terduga pada para remaja, dan

menimbulkan ketidakmengertian pada orang-orang di sekelilingnya (Kaplan,

2008). Apalagi, pada saat yang bersamaan, terjadi perubahan dari sisi morfologis,

di mana mulai nampak dimorfisme seksual (perbedaan antara laki-laki dan

perempuan), yang disebabkan oleh berfungsinya jenis-jenis hormon yang berbeda

di antara kedua jenis kelamin (Santrock, 2008)

Menurut WHO 2009, remaja adalah mereka yang berada pada tahap

transisi antara masa kanak-kanak dan dewasa. Batasan usia remaja menurut

Departemen Kesehatan Republik Indonesia (Depkes RI) tahun 2011 adalah antara

10 sampai 19 tahun dan belum kawin. Remaja adalah anak usia 10-20 tahun yang

merupakan usia antara masa kanak-kanak dan masa dewasa dan sebagai titik awal

proses reproduksi (Santrock, 2008).

2.4.2 Tahapan remaja

Perubahan fisik yang cepat dan terjadi secara berkelanjutan pada remaja

menyebabkan para remaja sadar dan lebih sensisitif terhadap bentuk tubuhnya dan

mencoba membandingkan dengan kehidupan sosialnya yaitu dengan teman-teman

sebaya. (Batubara, 2010).

Perubahan psikososial pada remaja dibagi dalam tiga tahapan. Tahapan

untuk mencapai kematangan tersebut dapat dikelompokkan sebagai berikut: 1)

Page 24: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKAeprints.umm.ac.id/39301/3/BAB 2.pdf · 2018-11-05 · mineral tulang (bone mineral), dan cairan tubuh (body water) (Williams, 2007). Tubuh manusia sebagian besar

28

masa remaja awal/dini (Early adolescence): umur 11-13 tahun; 2) masa remaja

pertengahan (Middle adolescence): umur 14-16 tahun; 3) masa remaja lanjut (Late

adolescence): umur 17-20 tahun (Soetjiningsih, 2004 ; Kemenkes, 2011).

1) Masa remaja awal/dini (Early adolescence).

Karakteristik remaja awal yaitu mengalami pertumbuhan fisik dan seksual.

Tahapan perkembangan masa remaja awal pada proses pertumbuhan fisik kerap

kali membandingkan sesuatu dengan teman sebayanya dan sangat mementingkan

penerimaan oleh teman sebaya (Bangun, 2012). Perkembangan seksualnya

mengalami pematangan sehingga seringkali terangsang secara seksual.

Rangsangan ini diakibatkan oleh faktor internal yaitu meningkatnya kadar

testosteron pada laki-laki dan estrogen pada remaja perempuan (Huda, 2013).

Rangkaian akibat perubahan somatik dan fisiologis ini meningkatkan kecepatan

kematangan seksual dari remaja awal (early adolescene) (Ramadan, 2013).

2) Masa remaja pertengahan (Middle adolescence)

Masa remaja pertengahan ini ditandai dengan berkembangnya kemampuan

berpikir yang baru. Teman sebaya masih memiliki peran yang penting, namun

individu sudah lebih mampu mengarahkan diri sendiri (Bangun, 2012) . Belajar

mengendalikan impulsivitas dan membuat keputusan-keputusan awal yang

berkaitan dengan tujuan yang ingin dicapai (Ramadan, 2013).).

Masa remaja pertengahan sudah mengalami pematangan fisik secara

penuh yaitu anak laki-laki sudah mengalami mimpi basah sedangkan anak

perempuan sudah mengalami haid (Batubara, 2010). Bentuk tubuh sudah terlihat

dan sering remaja merasa tidak puas dengan bentuk tubuh mereka (Huda, 2013).

Page 25: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKAeprints.umm.ac.id/39301/3/BAB 2.pdf · 2018-11-05 · mineral tulang (bone mineral), dan cairan tubuh (body water) (Williams, 2007). Tubuh manusia sebagian besar

29

Usaha untuk merubah citra tubuh sesuai yang mereka inginkan sering ditemukan

pada tahapan ini (Santrock, 2007).

Rata-rata kecepatan pertumbuhan pada masa remaja pertengahan anak

perempuan dengan puncak pertumbuhan cepat pada usia 11,5 tahun dengan

kecepatan tertinggi 8,3 cm pertahun dan kemudian melambat dan berhenti pada

usia 16 tahun. Rata-rata anak laki-laki pertumbuhan cepatnya mulai memuncak

pada usia 13,5 tahun dengan 9,5 cm pertahun, kemudian melambat dan berhenti

pada usia 18 tahun (Soetjiningsih, 2004).

3) Masa remaja lanjut (Late adolescence)

Karakteristik pada tahap ini umumnya sudah merasa nyaman dengan nilai

dirinya (Soetjiningsih, 2004). Selama periode ini remaja berusaha memantapkan

tujuan dan mengembangkan Sense of Personal Identity (Santrock, 2007).

Keinginan yang kuat untuk menjadi matang dan diterima dalam kelompok teman

sebaya dan orang dewasa (Muftika, 2011). Tahap terakhir perkembangan

payudara, penis, dan rambut kemaluan pada usia 17-18 tahun pada 95% pria dan

wanita juga menjadi ciri dalam tahapan ini (Soetjiningsih, 2004).

Kesimpulan secara umum pada ciri-ciri yang dimiliki remaja berdasarkan

uraian diatas adalah sebagai berikut : terjadi pematangan fisik-biologik,

meningkatnya empati sesamanya, meningkatnya keinginan untuk bebas dari

ketergantungan, suka mengganggu sesamanya, meningkatnya hubungan dengan

teman sebayanya, meningkatnya orientasi seksual, memasuki masa menahan

birahi, dan masa mencoba-coba aktifitas seksual (Kemenkes, 2011 ; Siswianti

2012).

Page 26: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKAeprints.umm.ac.id/39301/3/BAB 2.pdf · 2018-11-05 · mineral tulang (bone mineral), dan cairan tubuh (body water) (Williams, 2007). Tubuh manusia sebagian besar

30

2.4.3 Perubahan fisik remaja

Fisik atau tubuh manusia merupakan system organ yang kompleks dan

sangat mengagumkan. Organ-organ yang terdapat padah tubuh manusia terbentuk

pada periode prenatal (dalam kandungan) (Bangun, 2012). Perkembangan fisik

individu meliputi empat aspek, yaitu system saraf, otot-otot yang mempengaruhi

perkembangan kekuatan dan kemampuan motorik, kelenjar endokrin yang

menyebabkan munculnya pola-pola tingkah laku baru serta struktur fisik/tubuh,

yang meliputi tinggi, berat dan proporsi tubuh (Ramadan, 2013).

Remaja tumbuh pada kecepatan yang bervariasi, sehingga terjadi variasi

ukuran dan bentuk yang pada masa anak-anak masih belum tampak (Bangun,

2012). Perbedaan itu dapat dilihat pada laki-laki dan perempuan, di mana anak

perempuan 2 tahun lebih cepat memasuki masa remaja bila dibandingkan anak

laki-laki (Huda, 2013). Parameter pertumbuhan umum pada remaja salah satunya

adalah tinggi badan. Tinggi badan (TB) remaja adalah sekitar 20% sampai 25%

dari tinggi badan saat dewasa (Batubara, 2010).

Berat badan (BB) juga sering digunakan untuk menyatakan pertumbuhan.

Berat badan remaja perempuan sebelum pacu tumbuh sekitar 2 kg pertahun, saat

masuk usia pacu tumbuh rata-rata kenaikan berat badan sekitar 3 – 3,5 kg

pertahun (Calvin, 2013). Puncak peningkatan berat badan remaja perempuan pada

usia 18 tahun dengan peningkatan sebanyak 8 kg pertahun. Pacu tumbuh otot

tertinggal 3-6 bulan dari pacu tumbuh berat badan (Calvin, 2013). Bagi anak laki-

laki, permulaan periode pertumbuhan pesat tinggi badan dimulai rata-rata pada

usia 12,8 tahun dan berakhir rata-rata pada usia 15,3 tahun, dengan puncaknya

pada empat belas tahun (Hardinsyah, 2102). Peningkatan tinggi badan yang

Page 27: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKAeprints.umm.ac.id/39301/3/BAB 2.pdf · 2018-11-05 · mineral tulang (bone mineral), dan cairan tubuh (body water) (Williams, 2007). Tubuh manusia sebagian besar

31

terbesar terjadi setahun sesudah dimulainya masa pubertas (Hardinsyah, 2012).

Pertumbuhan mulai menurun dan berlangsung lambat sampai usia dua puluh atau

dua puluh satu. Karena periode pertumbuhan yang lebih lama, anak laki-laki lebih

tinggi daripada anak perempuan pada saat sudah matang (Bangun, 2012).

Di Norwegia, menarche atau haid pertama, sekarang terjadi pada usia 13

tahun ke atas, dibandingkan dengan usia 17 tahun pada tahun 1840-an (Bellisle,

2010). Menarche adalah sebuah peristiwa yang menandai masa pubertas, namun

bukan satu –satunya ciri yang muncul (Santrock, 2007). Perkembangan seks

sekunder diakibatkan oleh perubahan sistem hormonal tubuh yang terjadi selama

proses pubertas (Bellisle, 2010). Perubahan komposisi tubuh terjadi karena

pengaruh hormon steroid seks dan perubahan hormonal akan menyebabkan

terjadinya Breast Budding atau tunas payudara pertumbuhan rambut pubis,

meningkatnya aktivitas kelenjar keringat, pertumbuhan rambut di lengan dan

muka serta menarche pada anak perempuan (Bellisle, 2010). Pubertas pada anak

laki-laki ditandai dengan pertumbuhan penis, perubahan suara, pertumbuhan

rambut di lengan dan muka, terjadinya peningkatan produksi minyak tubuh,

meningkatnya aktivitas kelenjar keringat, meningkatnya volume testis dan

timbulnya jerawat (Batubara, 2010).

Rambut aksila akan tumbuh setelah rambut pubis tumbuh, sedangkan

kumis dan janggut baru tumbuh belakangan, rambut aksila bukan merupakan

petanda pubertas yang baik oleh karena variasi yang sangat besar (Costello,

2006). Perubahan suara terjadi karena bertambah panjangnya pita suara akibat

pertumbuhan laring dan pengaruh testosteron terhadap pita suara dan perubahan

suara terjadi bersamaan dengan pertumbuhan penis, umumnya pada pertengahan

Page 28: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKAeprints.umm.ac.id/39301/3/BAB 2.pdf · 2018-11-05 · mineral tulang (bone mineral), dan cairan tubuh (body water) (Williams, 2007). Tubuh manusia sebagian besar

32

pubertas (Moore, 2010). Mimpi basah atau Wet Dream terjadi sekitar usia 13-17

tahun, bersamaan dengan puncak pertumbuhan tinggi badan (Batubara, 2010).

Pada anak perempuan awal pubertas ditandai oleh timbulnya Breast Budding atau

tunas payudara pada usia kira-kira 10 tahun, kemudian secara bertahap payudara

berkembang menjadi payudara dewasa pada usia 13-14 tahun (Moore, 2010).

Rambut pubis mulai tumbuh pada usia 11-12 tahun dan mencapai pertumbuhan

lengkap pada usia 14 tahun. Menarche terjadi pada fase akhir perkembangan

pubertas yaitu sekitar 12,5 tahun (Batubara, 2010).

2.5 Antropometri

2.5.1. Definisi antropometri

Pengukuran antropometri ada 2 tipe yaitu pertumbuhan, dan ukuran

komposisi tubuh yang dibagi menjadi pengukuran lemak tubuh dan massa tubuh

yang bebas lemak (Kemenkes RI. 2010). Penilaian pertumbuhan merupakan

komponen esensial dalam surveilan kesehatan anak karena hampir setiap masalah

yang berkaitan dengan fisiologi, interpersonal, dan domain sosial dapat

memberikan efek yang buruk pada pertumbuhan anak (Kemenkes RI, 2010). Alat

yang sangat penting untuk penilaian pertumbuhan adalah kurva pertumbuhan

(growth chart) pada gambar terlampir, dilengkapi dengan alat timbangan yang

akurat, papan pengukur, stadiometer dan pita pengukur (Calvin, 2013).

Antropometri berasal dari kata anthropos yang berarti Man (orang) dan

Metron (ukur). Antropometri adalah studi tentang pengukuran individu manusia

untuk mengetahui variasi fisik manusia dan berkembang sebagai ilmu yang

mempelajari klasifikasi dan identifikasi perbedaan ras dan jenis kelamin

(Kemenkes RI, 2011).

Page 29: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKAeprints.umm.ac.id/39301/3/BAB 2.pdf · 2018-11-05 · mineral tulang (bone mineral), dan cairan tubuh (body water) (Williams, 2007). Tubuh manusia sebagian besar

33

Pengukuran yang dapat dilakukan pada manusia secara umum meliputi

pengukuran massa, panjang, tinggi, lebar, dalam, circumference (putaran),

curvatur (busur), pengukuran jaringan lunak (lipatan kulit)( Knechtle, 2011). Pada

intinya pengukuran dapat dilakukan pada tubuh secara keseluruhan maupun

membagi tubuh dalam bagian yang spesifik (M. Powell, 2009).

2.5.2. Tujuan antropometri

Tujuan antropometri menurut National Health and Nutrition Examination

Surveys (NHANES) adalah untuk mengumpulkan data pengukuran tubuh yang

berkualitas dengan menggunakan prosedur yang baku dan alat yang sudah

terkalibrasi dengan tepat (CDC, 2007).

Antropometri adalah pengukuran yang digunakan untuk menentukan

keadaan gizi seseorang yang digambarkan salah satunya melalui IMT. IMT adalah

cara yang sederhana untuk memantau status gizi. Status gizi optimal merupakan

cara untuk menghindari malnutrisi karena status gizi yang baik merupakan salah

satu dasar pembentuk sumber daya manusia yang berkualitas (Habut, 2015).

2.5.3 Pengukuran Antropometri

Pengukuran antropometri antara lain untuk mengetahui Indeks Massa

Tubuh (IMT) dengan mengukur berat badan (BB), tinggi badan (TB) saat berdiri,

panjang tubuh (PB) saat berbaring (Amelia, 2009). Indeks Massa Tubuh (IMT)

direkomendasikan sebagai indikator yang baik untuk menentukan status gizi

(Harahap, 2005).

a. Berat Badan (BB)

Page 30: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKAeprints.umm.ac.id/39301/3/BAB 2.pdf · 2018-11-05 · mineral tulang (bone mineral), dan cairan tubuh (body water) (Williams, 2007). Tubuh manusia sebagian besar

34

Pengukuran BB dilakukan menggunakan timbangan yang diukur dalam

posisi berdiri di atas timbangan badan tanpa sepatu dan pakaian yang

minimum dengan satuan kilogram (Kg) (CDC, 2007)

b. Tinggi Badan (TB)

Pengukuran tinggi dengan berdiri merupakan penilaian ukuran tinggi

badan yang maximal. Penilaian ini digunakan untuk anak di atas usia 2 tahun

atau lebih tua yang dapat berdiri tanpa membutuhkan bantuan. Pengukuran

dilakukan dalam posisi berdiri tegak (boleh bersandar), kaki rapat, kepala

dalam posisi dataran Frankfurt, dan menggunakan antropometer dengan

satuan centimeter (cm) salah satunya dapat diukur dengan menggunakan

pengukur tinggi badan MIC health scale. (CDC, 2007).

Gambar 2.4 Posisi Pengukuran Tinggi Badan yang Benar

2.5.4 Pengukuran TBW dengan BIA

Bioelectrical Impedance Analysis(BIA) berguna untuk memprediksi Fat-

Free Mass(FFM) di seluruh dan beberapa bagian tubuh (Ohta, 2016). Meskipun

(CDC, 2007)

Page 31: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKAeprints.umm.ac.id/39301/3/BAB 2.pdf · 2018-11-05 · mineral tulang (bone mineral), dan cairan tubuh (body water) (Williams, 2007). Tubuh manusia sebagian besar

35

dual energy X-ray absorptiometry(DXA), computed tomography dan magnetic

resonance imaging(MRI) dianggap sebagai metode referensi untuk

mengidentifikasi konduktor silinder ionik dimana lemak bebas ekstrasellular dan

intrasellular berfungsi sebagai resistor dan kapasitor . Arus listrik dalam tubuh

adalah jenis ionik dan berhubungan dengan jumlah ion bebas dari garam, basa dan

asam, juga berhubungan dengan konsentrasi, mobilitas, dan temperatur medium.

Jaringan terdiri dari sebagian besar air dan elektrolit yang merupakan penghantar

listrik yang baik, sementara lemak dan tulang merupakan penghantar listrik yang

buruk (Dehghan, 2008).

Metode non-invasif dan cepat, BIA(Bioelectrical Impedance Analysis)

adalah yang paling umum digunakan memperkirakan komposisi tubuh.

Dibandingkan dengan metode lain seperti hydrodensitometry, Magnetic

Resonance Imaging(MRI), dual-energy X-ray absorptiometry (DXA), BIA

mempunyai beberapa keunggulan, selain lebih terjangkau, teknik BIA aman,

cepat, membutuhkan sedikit keterampilan dari operator, mudah dibawa dan akurat

dalam menentukan massa otot dan massa lemak (Knechtle, 2011)

(Tanita Instruction Manual)

Gambar 2.5 BIA

Page 32: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKAeprints.umm.ac.id/39301/3/BAB 2.pdf · 2018-11-05 · mineral tulang (bone mineral), dan cairan tubuh (body water) (Williams, 2007). Tubuh manusia sebagian besar

36

2.6 Hubungan TBW dengan kesehatan tubuh

Perubahan komposisi dan volume cairan tubuh seperti gangguan

keseimbangan cairan dan elektrolit disebabkan oleh berbagai macam keadaan atau

penyakit. Sebagian besar gangguan ini disebabkan oleh penyakit saluran cerna

(Guricci, 2009). Kehilangan cairan dalam jumlah yang banyak akan menyebabkan

menurunnya total cairan tubuh (Hardinsyah, 2012).

Terlalu banyak mengonsumsi air juga akan berdampak tidak baik. Efek

samping yang mungkin timbul akibat minum air dalam jumlah terlalu banyak

adalah timbul rasa mual, selain itu konsumsi air yang berlebih akan

mempengaruhi keseimbangan elektrolit yang dapat menyebabkan tubuh tidak

berfungsi dengan baik. Efek lain yang muncul antara lain gangguan ginjal dan

timbul sakit kepala, pandangan kabur ataupun kejang (Corwin, 2009).