bab iii kota sehat.docx

10
BAB III RANCANGAN PENGEMBANGAN KOTA SEHAT PANGKAL PINANG DI KELURAHAN KETAPANG A. Pengkajian Dalam melakukan pengkajian pada komunitas untuk membentuk suatu kabupaten/kota sehat, penulis menggunakan pendekatan model Community as patner oleh Betty Neuman yang dikemukan oleh Anderson & McFarlane (2007). Dengan menggunakan model Community as Patner ini, penulis akan mengkaji tentang hal-hal sebagai berikut: No . Variabel Observasi Data 1. Inti komunitas (Core) Sejarah kota Lhokseumawe kota yang berukuran sedang dan sedang berkembang ketersediaan lahan di kota Lhokseumawe masih luas kota lhokseumawe merupakan daerah pesisir pantai masih banyak daerah pesisir pantai yang

Upload: luqmanhermansyah

Post on 20-Oct-2015

24 views

Category:

Documents


5 download

TRANSCRIPT

BAB IIIRANCANGAN PENGEMBANGAN KOTA SEHAT PANGKAL PINANG DI KELURAHAN KETAPANG

A. PengkajianDalam melakukan pengkajian pada komunitas untuk membentuk suatu kabupaten/kota sehat, penulis menggunakan pendekatan model Community as patner oleh Betty Neuman yang dikemukan oleh Anderson & McFarlane (2007). Dengan menggunakan model Community as Patner ini, penulis akan mengkaji tentang hal-hal sebagai berikut:No.VariabelObservasiData

1. Inti komunitas (Core)

Sejarah kota Lhokseumawe kota yang berukuran sedang dan sedang berkembang ketersediaan lahan di kota Lhokseumawe masih luas kota lhokseumawe merupakan daerah pesisir pantai masih banyak daerah pesisir pantai yang dihuni oleh masyarakat

Demografi Luas kawasan kumuh 6 hektar Jumlah rumah 270 unit Jumlah KK 295 unit Lokasi berada pada bantaran sungai sehingga dipengaruhi oleh pasang surut air laut. Pada musim hujan mengakibatkan daerash tergenang air

Kondisi sosial Mayoritas masyarakat bugis

Lingkungan fisik 40% rumah yang ada dilokasi itu dapat dikatakan kumuh karena merupakan rumah temporer yang tidak memunuhi syarat-syarat kesehatan Ketersediaan infrastruktur tidak sebanding dengan kebutuhan masyarakat. Sumur bor yang di buat hanya 1 dan banyak mengandung zat besi Pada musim kemarau kekurangan air

3.Edukasi Kurangnya pengetahuan masyarakat kota pinang akan pentingnya lingkungan yang sehat

4.Keamanan dan transportasi Jalan lingkungan berupa jalan rabat beton

6.Kesehatan dan pelayanan social Kurangnya informasi masyarakat mengenai pentingnya akan lingkunagan sehat dan cara mengelola lingkungan yang sehat Penanganan limbah domestik dibuang ke perkarangan Banyak masyarakat membuag sampah ke selokan/sungai

7.Komunikasi Kurangnya kesadaran masyarakat akan pentingnya linkungan hidup sehat

8.Ekonomi

Pekerjaan masyarakat kota pangkal pinang umumnya nelayan 100% Penghasilan Rp.500.000Rp.750.000

B. Analisa Data Dan Diagnosa Keperawatan

NoData SubyektifData ObyektifEtiologiProblem

1 Kondisi bangunan yang umumnya berupa rumah kontempore Umumnya masyarakat sebagi nelayan Ketersediaan infrastruktur tidak sebanding dengan masyarakat bahkan cenderung tidak ada seperti air bersih dan sanitasi Lokasi berada pada bantaran sungai sehingga dipengaruhi oleh pasang surut air laut Pada musim hujan mengakibatkan tergenang airKurangnya pemahaman masyarakat akan pentingnya lingkungan yang sehat terliahat dari kebiasaan masya belum mampu memanfaatkan dan memelihara infrastruktur secara optimalPotensial peningkatan kawasan kumuh di kota pinang desa ketapang

Berdasarkan data diatas , maka diagnosa keperawatannya adalah :1. Peningkatan kawasan lingkungan kumuh berhubungan dengan Kurangnya pemahaman masyarakat akan pentingnya lingkungan yang sehat terliahat dari kebiasaan masya belum mampu memanfaatkan dan memelihara infrastruktur secara optimalC. PerencanaanDalam pelaksanaan perencanaan kota sehat pangkal pinang dan desa sehat keutapang program dan upaya pengendalian lingkungan kumuh adalah :1. Penyuluhan kesehatan lingkungan2. Pembinaan masyarakat sadar lingkungan 3. Pembangunan infrastruktur publik 4. Pemberdayaan ekonomi masyarakat 5. Peningkatan kulaitas pendidikan masyarakat 6. Pengelolaan kawasan bantaran/sampadan (sungai, pantai, danau)7. Peningkatan kesehatan masyarakatDalam melaksanakan program dari perencanaan kabupaten/kota sehat dapat melakukan langkah-langkah sebagi berikut1. Membuat surat tertulis dari bupati/walikota yang ditujukan ke gebernur dengan tembusan Dinas kesehatan propinsi jawa timur yang isinya menyatakan bahwa kab/kota bersangkutan akan melaksanakan kegiatan ini. Dengan adanya surta tersebut propinsi akan menentapkan kab/kota tersebut sebagai kab/kota sehat dan memberikan bantuan dana yang dibebankan pada apbn dan apbd 2. Melaksanakan lokakarya sebagai moment sosialisasi3. Membentuk forum kab/kota sehat 4. Melibatkan masyarakat terhadapat pelaksanaan kegiatan dan program

D. ImplementasiMelakukan implementasi untuk semua perencanaan yang telah disusun.1. Pelaksanaan (Implementasi)Perawat bertanggung jawab untuk melaksanakan tindakan yang telah direncanakan yang sifatnya:a. Menyadarkan masyarakat akan penting linkungan sehatb. Menyadarkan masyarakat akan pentingnya penggunaan fasilitas pelayanan kesehatanc. Sebagai advokat komunitas, untuk sekaligus menfasilitasi terpenuhinya kebutuhan komunitas2. Pada kegiatan praktik keperawatan komunitas berfokus pada tingkat pencegahan, yaitu :a. Upaya pencegahan dengan melakukan promosi kesehatan dalam pendekatan pencegahan primer, sekunder dan tersier.

E. EvaluasiHal-hal yang akan dievaluasi dalam pelaksanaan program adalah sebagai berikut:1. Melihat apakah program yang berjalan sesuai dengan keinginan masyarakat2. Menunjukkan bahwa program yang di jalankan menghasilkan respon yang bagus dari masyarakt3. Melihat apakah masyarkat secara aktif berkontribusi pada kegiatan dan program 4. Melihat apakah tujuan dan batas waktu yang ditargetkan selarah dengan program/kegiatan.5. Mendapatkan dukungan dan masukan dalam pengembangan program6. Melihat efektifitas pembiayaan pada kegiatan dan program.

BAB IVKESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan Kabupaten/Kota Sehat adalah suatu kondisi kabupaten/kota yang bersih, nyaman, aman, dan sehat untuk dihuni penduduk, yang dicapai melalui terselenggaranya penerapan beberapa tatanan dengan kegiatan yang terintegrasi yang disepakati masyarakat dan pemerintah daerahCiri-Ciri Kota Sehat 1. Pendekatan tergantung permasalahan yang dihadapi2. Berasal dari kebutuhan masyarakat, dikelola oleh masayarakat, sedangkan pemerintah sebagai fasilitator3. Mengutamakan pendekatan proses daripada target, tidak mempunyai batas waktu, berkembang sesuai sasaran yang diinginkan masyarakat yang dicapai secara bertahap.4. Penyelenggaraan kegiatan didasarkan kesepakatan dari masyarakat (Toma, LSM setempat) bersama Pemkab5. Pendekatannya juga merupakan master plan Kota.6. Pemkab merupakan partner kunci yang melaksanakan kegiatan7. Kegiatan tersebut dicapai melalui proses dan komitmen pimpinan daerah, kegiatan inovatif dari berbagai sektor yang dilakukan melalui partisipasi masyarakat dan kerjasama8. Dalam pelaksanaan kegiatan harus terintegrasi kondisi fisik, ekonomi, dan budaya setempat

B. Saran Untuk perawat kesehatan komunitas, memiliki pengetahuan dan ketrampilan yang dibutuhkan untuk bekerja dengan komunitas sebagai mitra dalam memfasilitasi promosi kesehatan komunita, kebijakan publik sehat, dan kota serta komunitas sehat pada masa yang akan datang