bab iii deskripsi wilayah 3.1 sejarah kota kediri
TRANSCRIPT
50
BAB III
DESKRIPSI WILAYAH
3.1 SEJARAH KOTA KEDIRI
Penemuan artefak di Kediri menjadi salah satu bukti bahwa dulunya Kediri
merupakan suatu kerajaan hindu pada abad ke-11. Dimana diketahui bahwa awal
mula Kediri sebagai pemukian dimulai ketika Airlangga memindahkan pusat
pemerintahan kerajaan. Sepeninggalnya Airlangga waktu itu membuat wilayah
medang dibagi menjadi dua yaitu Panjalu bagian barat dan Janggala bagian Timur.
Daha menjadi pusat pemerintah kerajaan panjalu dan kahuripan menjadi pusat
kerajaan Jenggala, Panjalu sendiri digadang-gadang sebagai Kerajaan Kediri
dengan wilayah kira-kira Kabupaten Kediri hingga Kabupaten Madiun Sekarang.
Tahun 1678 VOC (Vereenigde Oost-Indische Compaigne) menyerbu
Kediri, yang ketika itu dijadika sebagai Ibukota oleh Trunojaya, alhasil Kediri jatuh
ke tangan VOC sebagai konsekuensi geger pecinaan. Jawa timur pada saat itu
dikuasasi oleh seseorang adipati yang berasal dari madura bernama Cakraningrat
IV, Cakraningrat memihak kepada VOC dan menginginkan bebasnya Madura daro
Kasunanan Kartasura. Akan tetapi keinginan tersebut ditolak oleh VOC yang
akhirnya membuat Cakraningrat murka dan memberontak, namun
pemeberontakkan ini tidak membuahkan hasil, karena dimenangkan oleh VOC
yang dibantu oleh Pakubuwana II dibantu oleh Sunan Kartasura. Sebagai
Kekalahan Cakraningrat waktu pemberontakan VOC meminta Kediri menjadi
51
bagian yang dikuasai oleh VOC, yang mana kekuasaan VOC berlangsung hingga
perang kemerdekaan Indonesia.
Perkembangan Kota Kediri dimulai ketika sebuah Gemeente atau
pembagaian administratif atau bisa disebut tata negara, jika diartikan ke Indonesia
berarti “Kotamadya” pada tanggal 1 april 1906. Kedudukan Residen Kediri dengan
sifat pemerintah otonnom terbatasdan mempunyai Dewan Kota/DPRD sebanyak 13
orang. Dengan delapan orang golongan eropa, empat orang pribumi, dan satu
bangsa timur asing. Pada Tahun 1928 Kota Kediri menjadi kota swapraja dengan
menjadi otonomi penuh. Pada masa-masa revolusi tahun 1945-1949 Kediri menjadi
salah satu titik ture gerilya panglima besar yaitu Jendral Sudirman. Kediri juga
mencatat sejarah yang kelam juga ketika era pemberontakan G30S PKI karena
banyaknya pernduduk Kediri yang ikut menjadi korban.
3.2 Gambaran Umum Kota Kediri Demografis
Kota Kediri mempunyai luas wilayah hingga 63,40 km dengan berposisi di
provinsi Jawa Timur, Kota Kediri sendiri dikelilingi beberapa gunung, gunung
berapi yang masih aktif yaitu gunung Kelud dan gunung sudah tidak aktif adalah
gunung Wilis, Kota Kediri mempunyai penduduk berjumlah 312.000 jiwa dengan
data tahun 2012. . Kota Kediri sendiri tebelah 2 bagian oleh Sungai Brantas Yang
mana dataran rendah terletak pada wilayah bagian timur sungai meliputi kecamatan
Kediri dan Kecamatan Pesantren, sedangkan dataran tinggi sendiri terletak pada
bagian barat yaitu kecamatan Mojorot, adapun daerah yang kurang subur yaitu di
52
lereng gunung klotok dan Gunung Maskumambang, Kota Kediri mempunyai iklim
yang sama pada kota-kota lainnya, yaitu musim kemarau dan musim penghujan.
Untuk secaara administrasi pemeintah Kota Kediri dipimpin oleh seorang wali kota
dan wakil wali kota yang mana pemilihannya langsung dipilih oleh rakyat Kediri,
dengan masa jabatan lima tahun. Admisnistrasi kecamatan dikepalai oleh camat,
kecamatan sendiri dibagi lagi menjadi kelurahan-kelurahan yang dikepelai oleh
seorang lurah, camat dan lurah merupakan jajaran pegawai negeri sipil di
lingkungan pemerintah kota.
Tabel 3.1 Luas Wilayah Kota Kediri
No Kecamatan Luas (KM)
1 Mojoroto 24,601
2 Kota 14,900
3 Pesantren 23,903
Table 1. Luas Wilayah Kota Kediri
Sumber: Kota Kediri Dalam Angka 2013
Orientasi Wilayah Kota Kediri terletak di anatara 111,05 derajat - 112,03
derajat bujur timur dan 7,45 derajat - 7,55 derajat lintang selatan dengan luas 63,404
km2. Kota Kediri terbagai menjadi tiga kecamatan yaitu kecamatan Mojoroto,
Kocamatan Kota, dan Kecamatan Pesantren dan terditi kurang lebih 46 kelurahan
53
yang berada di tengah wilayaj kabupaten kediri dengan batas wilayah sebagai
berikut:
1. Batas Utaa : Kec. Gampengrejo dan Kec. Grogol
2. Batas Selatan : Kec. Kandat, Kec. Ngadiluwih, dan Kec. Ringin
Rejo
3. Batas Timur : Kec. Wates dan Kec. Gurah
4. Batas Barat : Kec. Grogol dan Kec. Semen
Gambar 1. Petaw Wilayah Kota Kediri
Gambar 3.1 : Peta Wilayah Kota Kediri
Sumber : Bappeda Kota Kediri
Masyarakat yang tinggal di Kota Kediri sebagian besar berasal dari suku
Jawa, akan tetapi selain suku Jawa, terdapat pula sejumlah suku-shuku minoritas
54
yang mendiami Kota Kediri yaitu Tionghoa, Batak, Manado, Ambon, Madura,
Sunda Arab, dan berbagai perantau di luar suku jawa lainnya. Mayoritas agama
masyarakat Kediri adalah Islam, Kristen, Khatolik, dan sebagian kecil agama Hindu
serta Budha, Bahasa yang digunakan oleh sebagaian masyarakat di Kota Kediri
adalah Bahasa Indonesia sebagai bahasa resmi dan Bahasa jawa sebagai proses
interaksi masyarakat. Bahasa Jawa yang digunakan oleh masyrakat kediri lebih
halus dari segi pemakaian kata dan penuturan
3.3 Ekonomi Kota Kediri
Perekonomian Kota Kediri sendiri berkembang seiring meningkatnya
kualitas dalam berbagai aspek yang mana aspek tersebut adalah pendidikan,
pariwisata, perdagangan, birokrasi pemerintah, olahra, hingga pusat-pusat
pembelajaaan layaknya pasar tradisional dan pasar modern. Salah satu yang sangat
membantu menopang perkonomian masyrakat kediri adalah perusahaan Gudang
Garam yang merupakan perusahaan rokok terbesar di Indonesia, sekitar 16.000
warga kediri menggantungkan hidupnya kepada perusahaan ini. Perusahaan
Gudang Garam menyumbangkan pajak dan cukainya yang relatif besar kepada
pemerintah kota. Dalam bidang Pariwisata kota ini sendiri mempunyai beragam
tempat wisata yang meliputi Goa yang berada di leren Gunung Klotok, Taman
Sekartadji, Kolam Renang, dan Monumen Simpang Lima Gumul. Untuk Kuliner
sendiri Kota Kediri merupakan Tahu Kuning, adpu juga pusat perbelanjaan seperti
Mall dan lainnya.
Tabel 3.2 Daftar Pusat Perbelanjaan di Kota Kediri
55
Pusat Perbelanjaan (Mall) Alamat
Ramayan Mall Kediri & Cinema XX1 Jl. Panglima Sudirman No 50, Kediri
Kediri Town Square Jl. Hasanuddin ni 2 Rt. 22, Rw. 6
Balowerti, Kediri, Jawa Timur.
Golden Swalayan & Golden Theatre Jl. Hayam Wuruk 121-125 Kediri
Kediri Mall CGV Cinema & Ace
Hardware
Jl. Hayam Wuruk 46 Kota Kediri
Pertokoan Dhoho Jl. Dhoho Kota Kediri
Pasar Setono Betek Jl. Pattimura Kota Kediri
Pasar Grosir Jl. Supersemar Ngronggo Kota Kediri
Table 2. Daftar Pusat Perbelanjaan di Kota Kediri
Sumber : kedirikota.go.id
Pada hal ini memperlihatkan Kota kediri mempunyai perkembangan
ekonomi yang lumayan pesat apalagi sekarang Pemerintah kota sedang menerapkan
berbagai layanan untuk memberikan kemudahan bagi calon investor. Salah satunya
adalah pembentukan Badan Penanaman Modal Kota Kediri yang mempunyai Tugas
melaksanakan sebagian urusan pemerintah daerah dibidang penanaman modal yang
meliputi perencanaan, pelaksanaan dan pengendalian sesuai dengan kebijakkan
Walikota Kediri, Makan dari itu Kota Kediri menerima penghargaan sebagai kota
56
yang paling kondusif untuk berinvestasi dari sebuah ajang yang berkaitan dengan
pelayanan masyarakat dan kualitas otonomi. Kota Kediri menjadi rujukan para
investor yang ingin menanamkan modalnya di kota ini. Beberapa perguruan tinggi
swasta, pondok pesantren, dan lain sebagainya juga memberi dampak ke sektor
perekonomian kota ini.
3.4 Komunitas Renjana Kolektif Kediri
Komunitas sendiri merupakan satu-kesatuan yang terdiri dari individu-
individu masyarakat yang mana dalam masyarakat tersebut mempunyai sebuah
kesatuan yang terhubungkan berdasarkan perasaan, cita-cita, senasib,
sepenanggungan, pada komunitas musik indie ini sendiri nantinya akan
menciptakan sebuah kerjasama dan tujuan yang sama guna menhasilkan tindakan
yang kolektif. Kota kediri salah satunya, di Kota Kediri ini terdapat beberapa jenis
komunitas dalam kalangan musik, dari komunitas keroncong, jazz, hingga musik
keras atau bisa disebut underground, serta masih banyak lagi, dalam setiap
komunitas mempunyai pengikut masing-masing, dari umur 24 hingga 50 tahun ke
atas. Namun pada komunitas Underground ini banyak diikuti oleh para remaja,
tidak melihat perempuan atau laki-laki. Setiap tebentuknya komunitas pasti
didalamnya mempunyai anggota dengan kesukaan dan tujuan yang sama. Pada
Komunitas pecinta musik Underground sendiri salah satunya mmepunyai anggota
tidak memandang gender, ada perempuan dan laki-laki, Komunitas Ini bernama
Renjana Kolektif.
57
Sejarah Terbentuknya Renjana Kolektif ini dibangun dengan spirit pemuda
Kediri dengan beridir sejak tahun 2000, yang mana awalnya mereka adalah para
penyuka musik, dan sebagian ada juga yang musisi, sebelum tahun 2000 banyak
acara lokal yang bisa disebut dengan gigs, yang mana sifatnya adalah kolektif, tidak
terduga ternyata banyak antusias dari para kalangan masyarakat di Kota Kediri,
untuk ikut serta membuat acara gigs tersebut. Pada akhirnya tahun 2000 lah mereka
memutuskan untuk membuat komunitas tesebut. Renjana Kolektif ini juga memiliki
anggota dengan anggota kurang lebih hanya 150 orang untuk sekarang, karena
banyak yang sudah tidak aktif. Mempunyai anggota perempuan bertato sekitar 6-7
orang, dengan umur masih remaja. Renjana Kolektif ini tidak mempunyai
basecamp atau rumah yang digunakan sebagai berkumpul, mereka berpindah-
pindah, terkadang dirumah para anggota atau rumah Romy, yang paling banyak
mereka bisa ditemui di suatu kedai yang bernama teras kopi pukul 19.00 wib yang
berlokasi di Jl. Brawijaya Kota Kediri, depan Bank Central Asia, Seperti yang
diungkapkan oleh Romy Sebagai ketua komunitas ini bahwa:
“Untuk yang membentuk pertama kali komunitas ini sebenarnya
bukan saya mas, ini keputusan bersama, ya keinginannya anak-anak,
saya sendiri pun jadi ketua juga bukan keinginan saya sendiri, tapi ya
dipilih sama anak-anak secara bersama, untuk awal mulanya
komunitas ini dibentuk karena kesukaan kami yang sama mas, salah
satunya dari selera musik, kita sering nonton acara mas ada juga yang
jadi panitia acara, ada juga yang main di acara tersebut, biasanya kita
sebut gigs, pada tahun 2000-an pada saat itu ada seseorang ada yang
bilang ayolah kita bikin ini jadi komunitas, siapa tau kita bisa bikin
58
acara dan bikin kompilasi dari band-band di Kota Kediri, akhirnya
terbentuk lah komunitas ini sampai sekarang, dari tahun 2000 sampai
tahun 2021 ini kita udah bikin acara 50 acara dan acara amal ada 21
kayaknya ya mas, ini sebelum covid ada. Untuk anggota di Renjana
Kolektif ini tuh kisaran 200 lebih lah ya yang akhirnya pada gtw
kemana hahaha, lebih tepatnya pada tua dan udah punya keluarga
sendiri mas, jadi ya sibuk ngurus keluarganya sendiri masing-masing
mas, dan akhirnya sisanya ya sekitarran 150 an lah yang masih
kelihattan, ada juga anggota perempuan, kalau perempuan bertato ada
6 sampai 7 orang kayaknya mas.”
Berdasarkan pernyataan diatas dapat dijelaskan bahwa terbentuknya
komunitas berawal dari mereka pada pemuda yang suka melihat acara dan adapaun
juga mereka yang menjadi anggota salah satu band yang tampir pada acara yang
sering mereka lihat tersebut. Karena adanya interaksi dan saling mengenal satu
sama lain akhirnya ada inisiatif untuk membentuk komunitas tersebut. Yang
akhirnya masih bertahan sampai sekarang.
Kegiatan-Kegiatan yang dilakukan oleh Renjana Kolektif seperti menrima
band-band tour dalam negri maupun luar negri, karena jaringan yang kuat
komunitas ini mempunyai banyak teman, yang menyebabkan mereka bisa
menampung untuk kegiatan tour-tour band tersebut, dengan menrima band-band
tour-tour menyebabkan banyaknya relasi pada komunitas satu dengan komunitas
lainnya, yang akhirnya membuat solidaritas antara komunitas semakin kuat. apalagi
dengan dimudahnya zaman semakin modern, salah satunya adalah sosmed, sosmed
sangat membantu untuk memperluaskan jaringan pada komunitas ini. Selain
59
menerima band tour untuk dibuatkan suatu acara, komunitas ini juga membuat
suatu agenda yang bernama food not bomb yang mana agenda ini merupakan
bentuk dari perlawanan komunitas ini dari mahalnya harga sayur dan bahan-bahan
pokok dikarenakan ulah para oknum-oknum yang menyebabkan tidak bisanya
masyarakat sebagian untuk membeli bahan-bahan pokok, selain itu komunitas ini
juga pernah mengadakan pemutaran film pendek. Seperti diungkapkan oleh Romy
:
Renjana Kolektif iki mas, lek ngadakne acara ki pindah-pindah mas,
ya namanya aja kolektif yo, mengandalkan patungan dari cah-cah
wae, kalau dulu tahun 2000 an ki neng balai desa-balai desa, terus
pindah karena ga dapet ijin, neng balai desa-balai desa ki dari tahun
2000 an sampek 2006 lah paling mas, tapi ora iso tiap bulan kami
bikin acara, paling setahun pisan, setahun peng loro kui yo pas le ono
band tour njalok main ndek kediri mas, setelah kui mandek sek sui
karena ga nemu panggon, akhirre nemu meneh kui neng studio,
jenenge studio 35, panggone paling ukuran ruanganne 6x6 cm paling
mas, kui bertahan sampek tahun 2016, neng studio 35 kui dari band-
band endi ae maen mas, tekan Palembang, Jawa Barat, Jawa Tengah,
Jawa Timur, Bali, sampek luar negri mas, biasane band-band luar
negri iki karena relasi mas, contoh enek wong Swedia pas kui ndue
band kenal karo wong bandung, nah terus akhire wong bandung
ngabari wong-wong dari jawa tengah, jawa timur sopo seng gelem
nompo band kui mas, band-band e cah-cah yo pernah mas tour ndek
pulai Jawa- Bali sampek ke luar negri seperti malaysia, Thailand.
Nah tekan tour-tour kui akhirre membangun jaringan relasi mas
antara komunitas satu dengan komunitas lainne, lah untuk sekarang
iki dengan keadaan seng koyok ngene, enek e pandemi covid-19 kami
kesusahan gae acara, selain kui kami juga kesusahan mas golek
panggon gae acara, soalle wes ga oleh ijin maneh dan semakin mahal
tempat-tempat acara. Selain Acara band-bandnan, cah-cah yo gae
acara bagi-bagi makanan seng bisa disebut food not bombs,
pemutaran film.
(Renjana Kolektif ini, kalau mengadakan suatu acara berpindah-
pindah, namanya juga kolektif mengandalkan patuhan per-anggota,
dulu tahun 2000 Balai Desa ke Balai Desa lainnya, terus pindah
karena ga dapet ijin, di Balai Desa dari tahun 2000 sampai 2006 , tapi
kami tida bisa bikin acara tiap bulan, paling Cuma satu tahun sekali,
jika satu tahun sampai dua kali kami bikin acara, itu karena ada band
tour yang akan main, setelah itu berhenti lumayan lama karena
sulitnya mencari tempat untuk acara, akhrnya nemu tempat di sebuah
studio, namanya studio 35, mungkin tepatnya berukuran 6x6 cm, itu
bertahan sampai 2016, di studio 35 itu sudah banyak menampung
band-band tour dari mana saja, dari Palembang, Jawa Barat, Jawa
Tengah, Jawa Timur, Bali, Hingga Luar negri, biasanya band-band
60
luar negir ini bisa tour kesini karena relasi. Contohnya ada orang
Swedia puna kenalan orang Bandung, lalu orang Bandung ini
menginformasikan ke komunitas-komunitas lainnya salah satunya
Renjana Kolektif ini dan menanyakan siapa yang mau nrima dan
membuatkan acara untuk band yang sedang tour tersebut, band-band
dari Kota Kediri sendiri juga ada yang pernah tour ke Pulau Jawa-
Bali, ada juga yang sampai ke luar negri seperti Malaysia, Thailand.
Dari tour – tour ini akhirnya membangun jaringan relasi antara
komunitas satu dengan komunitas lain, untuk saat ini dengan keadaan
seperti ini adanya covid 19 membuat kami kesusahan membuat acara,
selain itu juga kami kesusahan juga mencari tempat untuk membikin
acara karena susahnya ijin dari pihak berwajib dan mahalnya harga
sewa tempat. Selain bikin acara untuk band, kami juga membuat acara
bagi-bagi makanan bisa disebut Food Not Bombs, lalu kita juga
pernah mengadakan acara film pendek.
Berdasarkan pernyataan diatas dapat dijelaskan bahwa Komunitas Renjana
Kolektif mempunyai jaringan dan solidaritas yang kuat antara komunitas, dalam
setiap acara mereka menggunakan uang sendiri dalam membuat acara, Bisa saja
disebut sebagai komunitas D I Y ( Do It Yourself) yang berarti berdiri di kaki
sendiri. Komunitas Renjana Kolektfi sendiri juga sangat kritis, dari melihat
permasalahan-permasalahan kelas dan kesenjangan sosial yang terjadi, mereka
membuat agenda bagi-bagi makanan yang bernama Food Not Bombs, dan
pemutaran film –film pendek karya anak-anak yang menceritakan tentang genre
musik hingga masalah perempuan.
Makna pada Komunitas Renjana Kolektif sendiri mempunyai arti masing-
masing, renjana sendiri berarti sebuah perasaan antusiasme yang kuat, dan spirit
atau kekaguman terhadap ide, tujuan, dan kegiatan terhadap sesuatu yang disukai,
dan sedangkan Kolektif sendiri merupakan sekumpulan individu yang bekerja sama
dan tujuan sama dalam membentuk suatu komunitas, dan bersifat sukarela, mau
bergabung atau tidak. Pada Komunitas Renjana Kolektif ini mereka tidak
memandang dari kalangan mana yang akan bergabung, tidak memandang
61
penampilan seperti apa yang mereka kenakan, karena mereka hanya ingin membuka
suatu ruang untuk para pemusik di Kota Kediri tetap aktif di era label yang susah
di tembus tersebut. Pada anggotanya salah satunya pengguna bertato, mereka sangat
paham sekali bagaiamana perempuan masih dijadikan kelas kedua dalam ranah
masyarakat.
Presepsi Masyaraat sendiri dalam melihat Komunitas renjana kolektif menjadi
dualisme baik dan buruk, dimana pada kelompok masyrakat tertentu melihatnya
dengan baik karena tidak hanya melihat penampilan para anggota komunits, mereka
melihat ini adalah bagian dari realita sosial yang ada, berbeda dengan mereka yang
melihat komunitas ini buruk, masyarakat meletakkan stigma negatif pada
komunitas ini, melihat sebagai sesorang pemuda yang lontang-lanting dan hanya
bergerombol, melihat penampilan, apalagi didalamnya banyak anggota
perempuanyang menggunakan tatto pada tubuhnya, stigma negatif ini semakin
menguat pada kelompok masyarakat. akan tetapi perempuan bertatto sangat
diterima di komunitas Renjana Kolektif, dan tidak ada perlakuaan buruk atau
memberi stigma negatif pada perempuan bertato.
Pada 2020 hingga saat ini Komunitas Renja Kolektif Sedikit berkumpul dan
kebingungan untuk membuat kegiatan apa tentang musik, alhasil ada satu kegiatan
yang dilakukan dalam keadan pandemi seperti ini, yaitu dengan mengadakan konser
secara online, yang mana menurut mereka ini adalah hal yang lumayan aman untuk
mengadakan kegiatan, kegiatan tersebut akan dilakukan di aplikasi yang bernama
zoom, aplikasi yang sama dibuat oleh masyarakat untuk melakukan kegiatan dalam
keadaa pandemi. Yang mana mereka akan mengundang teman-teman sendiri dalam
62
rangka bersilaturahmi, walaupun mereka berada di satu Kota yang sama tapi
mereka sibuk dengan kegiatan mereka sendiri seperti bekerja dirumah, dan
susahnya cari tempat nongkrong dengan keadaan seperti ini. Seperti yang
diungkapkan oleh Romy :
Setelah puasa iki mas, cah-cah arepe gae acara lewat zoom,
ben cah-cah ki rindune terbayarkan saat pengen ndelok gigs
atau acara band-bandnan, la neng zoom wi ngko enek acara
band-band nan, silaturahmi lah intine karo cah-cah seng wes
suwe ra tau ketemu, seng arepe dilaksanakne setelah bulan suci
romadhan mas.
(Setelah puasa ini mas, anak-anak ingin membuat acara melalui
zoom, biar anak-anak ini rindunya terbayarkan ketika ingin
melihat acara gigs atau musik, di zoom ini nanti ada acara yang
menampilkan band-band, silaturahmi intinya bersama anak-
anak karena udah lama ga pernah ketemu, yang akan dibuat
setelah bulan suci romadhan)
Dari pernyataan diatas dimana terlihat solidaritas komunitas ini sangat kuat, dari
Romy sebagai ketua dan anggota yang mempunyai tujuan yang sama, menjadi mudah
dalam melakukan koordinasi dalam membentuk sebuah acara, selain itu para Komunitas
ini juga mempunyai Logo dalam memperkenalkan eksistensinya kepada masyarakat.
berikut logonya.
63
Gambar 3.3 Logi Komunitas Renjana Kolektiva
Gambar 2. Logo Komuitas Renjana Kolektif