bab iii konsep manajemen qolbu aa...
TRANSCRIPT
BAB III
KONSEP MANAJEMEN QOLBU AA GYM
Tidak dapat kita pungkiri bahwa adanya krisis multidimensi yang melanda
Indonesia beberapa tahun terakhir dan sampai saat ini belum terselesaikan, telah
membawa dampak negatif yang luar biasa terhadap masyarakat. Pengangguran,
harga-harga yang tidak terjangkau, sampai pada tindak kriminal yang bermotif
ekonomi menjadi berita yang sudah biasa kita dengar. Yang lebih memprihatinkan
lagi ketika pengaruh globalisasi informasi dan budaya turut pula menambah pelik
masalah hidup. Gaya hidup materialis, konsumeris yang mengarah pada gaya hidup
hedonis telah pula mengajak banyak orang menempuh jalan pintas dengan
menganiaya bahkan membunuh demi uang. Tidak hanya itu, banyaknya kasus-kasus
amoral seperti perkosaan, maraknya prostitusi yang tidak hanya dilakukan orang
dewasa tapi juga oleh anak-anak sekolah akibat tayangan-tayangan yang tidak
mendidik, juga semakin melengkapi krisis akhlak di negeri ini. Belum lagi kasus para
koruptor yang seolah tidak ada ujung pangkalnya.
Semua itu terjadi karena akhlak bangsa ini yang mulai pudar dan iman yang
tidak lagi dipegang. Tidak sabar menghadapi musibah, tidak sabar dalam berusaha.
Iman yang lemah yang akhirnya terbujuk menempuh jalan pintas, lemahnya iman
sehingga tidak mampu mengendalikan syahwat, dan hati serta keinginan yang selalu
tertambat pada hal-hal yang bersifat duniawi belaka. Yang lebih memprihatinkan lagi
semua ini dilakukan oleh bangsa yang mayoritas penduduknya adalah umat Islam,
yang sangat memperhatikan akhlak dan cara hidup yang mulia dengan jalan yang
halal sesuai dengan tuntunan Allah.
Semua ini juga menjadi bukti bahwa masyarakat telah jauh dari nilai-nilai
Islam dan jauh dari melaksanakan perintah Allah. Dengan menyadari semua ini sudah
seharusnya bangsa ini bangkit dari keterpurukan dengan terus menerus melakukan
perbaikan diri, agar hidup ini tidak sia-sia dan lebih bermakna. Inilah yang ingin
diwujudkan oleh K.H. Abdullah Gymnastiar dengan dakwahnya Manajemen Qolbu
28
(MQ). Manajemen Qolbu mengajak untuk selalu sadar akan makna hidup dan tujuan
hidup ini, dan apa yang seharusnya dilakukan dalam mengisi hidup ini. Meskipun
MQ belum menjadi solusi bagi masalah negeri ini, namun kehadirannya telah
manjadi angin segar di tengah hiruk-pikuknya masalah yang dihadapi masyarakat
Islam khususnya. Hal ini terbukti dengan antusiasnya masyarakat umun, pemerintah,
pengusaha, karyawan, tentara dan berbagai kalangan untuk mengikuti pengajian rutin
yang diadakan oleh MQ dan pelatihan-pelatihan yang diselenggarakan oleh K.H.
Abdullah Gymnastiar.
Manajemen Qolbu yang mengutamakan kebersihan hati sebagai dasar setiap
tindakan yang dilakukan setiap individu mencakup setiap sisi kehidupan. Namun
dalam penelitian ini akan difokuskan pada bidang pengajaran PAI di sekolah.
Bagaimana Manajemen Qolbu dapat menjadi bagian dari solusi untuk meningkatkan
kualitas guru PAI. Dan untuk mengetahui siapa K.H. Abdullah Gymnastiar dan apa
serta bagaimana konsep Manajemen Qolbu, akan peneliti uraikan dalam bab berikut.
A. Biografi Aa Gym
K.H. Abdullah Gymnastiar, atau yang akrab dipanggil Aa Gym lahir di
Bandung, 29 Januari 1962. Nama lahirnya adalah Yan Gymnastiar, Yan diambil
dari Januari sebagai bulan kelahirannya. Nama belakang Gymnastiar yang unik
diambil dari kata gymnastic (senam) sebab ayah beliau kala itu senang olahraga
ini. Kemudian panggilan akrab Aa dalam bahasa Sunda artinya kakak, karena
kebanyakan jamaah beliau adalah kawula muda, dan Aa Gym senang dipanggil
Aa agar terkesan akrab.
Aa Gym adalah anak pertama dari empat bersaudara, ayahnya bernama H.
Engkus Kuswara seorang perwira menengah Angkatan Udara, dan ibunya
bernama Hj. Yetty Rohayati. Bersama dengan ketiga saudaranya Aa dididik di
29
keluarga yang cukup religius, dan ayahnya yang seorang militer mendidik anak-
anaknya dengan gaya militer, disiplin tinggi namun tetap demokratis.1
Sosok Aa Gym terkenal sebagai seorang yang ulet, suka bekerja keras dan
tidak suka mengerjakan sesuatu dengan setengah-setengah. Hal ini dapat dilihat
dari banyaknya prestasi yang beliau raih mulai SD sampai Perguruan Tinggi. Dan
satu hal kebiasaan yang sekarang membawanya sukses adalah kegemarannya
berdagang sejak kecil.
Pendidikan formal Aa Gym dimulai dari TK, kemuadian masuk SD
Sukarasa 3 dengan prestasi cukup membanggakan dengan menjadi siswa terbaik
kedua. Dan bakatnya dalam bidang seni mulai kelihatan yaitu menggambar, dan
bernyanyi serta aktif dalam gerakan Pramuka. Sekolah Menengah Pertama 12
Bandung kemudian menjadi tempat belajarnya setelah SD. Di SMP ini gelar
siswa terbaik berhasil diraihnya, yang kemudian memudahkannya masuk ke SMA
5 Bandung yang merupakan salah satu SMA favorit di Bandung.
Masa kuliah Aa Gym dimulai di kampus Universitas Padjadjaran dengan
mengambil Pendidikan Ahli Administrasi Perusahaan (PAAP). Kemudian
dilanjutkan ke Akademi Teknik Jendral Ahmad Yani (ATA, sekarang UNJANI).
Berbagai prestas pernah diraihnya tetap di bidang seni, bernyanyi, menggambar
dan pidato dan pernah menjabat sebagai senat dan komandan Resimen Mahasiswa
(Menwa). Ditengah-tengah kesibukan kuliah dan prestasi yang Aa Gym raih
kebiasaan berdagang masih tetap dilakukan bahkan kuliahnya hampir gagal
karena lebih sibuk berdagang.
Aa Gym yang dikenal banyak orang saat ini adalah seorang suami dari Hj.
Ninih Muthmainnah putri kyai dari Cijulang Tasikmalaya, dan ayah ketujuh
putra-putrinya, yaitu Ghaida Tsuraya, Ghazi al-Ghifari, Ghina Roudhotul Jannah,
1 Abdullah Gymnastiar, Aa Gym Apa Adanya; Sebuah Qolbugrafi, (Bandung: MQ Publishing,
2003). hlm. 2-6.
30
Ghaitsa Zahira Shofa, Ghefira Nur Fatimah, M. Ghaza al-Ghazali, dan Gheriya
Rahima.2
Beliau adalah pimpinan dari pondok pesantren Daarut Tauhiid dan
seorang yang dikenal karena gagasan yang ditemukannya yaitu Manajemen
Qolbu, yang sangat khas karena disampaikan dengan bahasa yang sederhana dan
dekat dengan realitas kehidupan sehari-hari. Kehadiran Aa Gym di dunia dakwah
dengan konsep yang diusungnya Manajemen Qolbu, menjadikan Aa Gym dikenal
sebagai dai yang ramah dan menjadikan dakwah sebagai gerakan bersama untuk
membangun diri dan bangsa dengan kemuliaan Islam sebagai agama yang
rahmatan lil alamin.
Tentang ilmu keagamaan yang dimilikinya saat ini banyak dari kalangan
ulama yang mengatakan sebagai ilmu laduni, yaitu ilmu yang diberikan oleh
Allah kepada hamba yang dikehendaki-Nya dengan proses yang tidak biasa
seperti orang pada umumnya. Kaitannya dengan hal ini Aa Gym mengakui ada
hal-hal yang tidak biasa dalam perjalanan hidupnya, yang secara syariat memang
sulit bagaimana beliau bisa menjadi seperti sekarang ini. Karena memang beliau
tidak pernah belajar secara khusus sebelumnya. Keluarganya meskipun cukup
religius namun pendidikan agama yang diajarkan sama dengan keluarga lain.
Ayahnya juga bukan seorang kyai atau ustadz, juga Aa Gym tidak pernah nyantri
sampai beberapa tahun layaknya ahli agama lainnya. Dalam perjalanan
spiritualnya beliau hanya mendapat bimbingan dari beberapa guru, yaitu, K. H.
Tasdikhin, K.H. Djunaidi dari Garut, dan K.H. Choer Affandi dari Manonjaya
Tasikmalaya.
Pengalaman spiritual Aa Gym, sebagaimana dituturkannya berawal dari
kehidupan yang dilaluinya bersama adiknya yang ketiga, Agung Gunmartin yang
memiliki tubuh lemah dan cacat, bahkan lumpuh karena pernah diambil sumsum
tulang belakangnya. Saat SMA tubuh adiknya mulai kaku, namun tetap gigih
2 Abdullah Gymnastiar, Aa Gym Apa Adanya.....Op. Cit., hlm. 12-16.
31
sekolah bahkan saat kuliah ia harus digendong karena sudah tidak mampu
berjalan bahkan kemampuan pendengaran dan penglihatannya juga semakin
berkurang, namun keadaan fisiknya tidak pernah menyurutkan kegigihan dan
kesabarannya untuk terus belajar dan tidak pernah lepas dari ketaatan, tahajud dan
shaum tidak pernah ditinggalkan dengan tanpa mengeluh. Sampai akhirnya adik
ketiga Aa Gym, Agung Gunmartin yang biasa dipanggil Aa Gung ini meninggal
dipangkuan Aa Gym.
Satu hal, dari pengalaman hidup bersama adiknya yang sampai saat ini
terus diingat dan menjadi semangat hidup Aa Gym adalah pesan sang adik saat
sebelum meninggal. “Aa tidak pernah bahagia kecuali Aa mengenal dan
mencintai Allah. Dan Aa tidak akan pernah mencapai kemuliaan yang hakiki,
kecuali Aa mengenal dan meniru Rasulullah.”3 Kegigihan dan kesabaran adik
yang lemah dan banyak memiliki kekurangan inilah yang menjadi titik balik
perjalanan hidup Aa Gym sebagai seorang muslim.
Hidup bersama sang adik membawa banyak perubahan hidup Aa Gym
sebagai muslim, dan ditengah-tengah pencarian jati dirinya ini Aa Gym banyak
menemui beberapa peristiwa “aneh” yang hanya bisa disimak lewat pendekatan
imani, yaitu mimpi bertemu Rasulullah.
Bermula dari sebuah pengalaman langka: nyaris sekeluarga pada suatu ketika secara bergiliran bermimpi bertemu Rasulullah SAW. Sang ibu bermimpi bertemu Rasulullah sedang mencari-cari seseorang. Pada malam lain, giliran salah seorang adiknya bermimipi Rasulullah mendatangi rumah mereka. Ketika itu ayahnya langsung menyuruh Gymnastiar, “Gym, ayolah temani Rasul.” Ketika ditemui, ternyata Rasul menyuruh Gymnastiar untuk menyeru orang mendirikan shalat. Beberapa malam setelah itu Aa memimpikan hal yang sama. Dalam mimpinya ini dia sempat ikut berjamaah dengan Rasulullah dan empat sahabat. Sementara sebelum mimpi ini terlebih dahulu ia bermimpi didatangi seorang tua berjubah putih bersih yang kemudian mencuci mukanya dengan ekor bulu merak yang disaputi madu. Setelah itu, orang tua tersebut berkata bahwa, insya Allah kelak ia akan menjadi orang mulia.
3 Abdullah Gymnastiar, Aa Gym dan Fenomena Daarut Tauhiid Memperbaiki Diri Lewat
Manajemen Qobu, (Bandung: Mizan, 2002), Cet. 8, hlm. 250.
32
Setelah peristiwa mimpi itu Aa Gym merasakan guncangan batin, rasa
takutnya akan perbuatan dosa membuatnya berperilaku aneh di hadapan orang
lain, seperti menangis ketika disebut nama Allah, dan kata Bismillah dan
Alhamdulillah yang tidak pernah lepas dari bibirnya. Perubahan aneh pada diri
Aa Gym inilah yang membawanya pada beberapa ulama untuk menanyakan
perihal apa yang terjadi pada dirinya. Seorang ulama mengatakan bahwa dirinya
telah dikaruniai tanazzul oleh Allah, yakni secara langsung dibukakan hati untuk
mengenal Allah, tanpa melalu proses riyadhah. Sementara K.H. Choer Affandi,
ulama tasawuf terkenal pimpinan pondok pesantren Miftahul Huda, Manonjaya,
mengatakan dirinya telah dikaruniai ma’rifatullah.4 Dari sinilah seorang Aa Gym
benar-benar memulai kehidupan baru dengan terus menerus memperbaiki diri
sampai ditemukannya konsep populer Manajemen Qolbu.
B. Latar Belakang Pemikiran
Konsep Manajemen Qolbu atau yang dikenal dengan MQ adalah sebuah
konsep format dakwah yang membawa nama Aa Gym berkibar di dunia dakwah.
Konsep ini ditemukannya bersama perjalanan hidupnya melalu proses introspeksi
diri yang dilakukannya, baik bersama seluruh santri, keluarga, dan para sahabat
maupun dengan dirinya sendiri. Istilah MQ kali pertama dikembangkan oleh Aa
Gym di lingkungan Daarut Tauhiid yang dipimpinnya setelah terbukti ada
manfaatnya kemudian mulai tahun 1998 dikembangkan kebeberapa lembaga di
luar pesantren.
Sebenarnya isi dari MQ bukanlah sesuatu yang baru dalam Islam. Konsep
ini hanyalah sebuah konsep yang bersumber dari al-Quran dan hadits. Hanya inti
dari pembahasannya lebih diperdalam pada masalah pengelolaan hati (qolbu).
Mengelola hati atau membersihan hati untuk kemudian mampu mengendalikan
4 Abdullah Gymnastiar, Aa Gym dan Fenomena .....Op. Cit., hlm. 23-24.
33
dan memperbaiki diri bukanlah bukan sesuatu yang baru, al-Ghazali juga
membahas hal yang sama, demikian pula dalam tasawuf karena memang
membersihkan hati merupakan inti dari ajaran Islam yang kemudian dengan hati
yang dibuat bersih seseorang dapat mengenal dan dekat dengan Allah.
Aa Gym juga mengakui bahwa referensi yang digunakan kebanyakan dari
buku-buku karya imam al-Ghazali. Yang menjadikan konsep ini sebagai konsep
Aa Gym adalah beliau mengemas apa yang tertuang dalam al-Quran maupun
hadits dengan bahasa yang lebih aktual, dan telah melalui proses perenungan dan
telah diterapkannya dalam kehidupannya sendiri sehingga memunculkan rumus-
rumus hidup, seperti langkah-langkah MQ, 5S, 7T dan sebagainya. Disinilah letak
keaslian konsep Manajemen Qolbu sebagai konsep yang ditemukan oleh Aa
Gym.
C. Pengertian Manajemen Qolbu.
Dalam MQ diyakini bahwa hati atau qolbulah yang mampu membuat kita
berprestasi semata demi Allah. Apabila hati bersih, bening dan jernih, tampaknya
seluruh perilaku kita juga akan menampakkan kebersihan, kebeningan dan
kejernihan. Penampilan setiap insan merupakan refleksi dari hatinya sendiri.5
Pandangan ini berdasar pada firman Allah dalam surat asy- Syams ayat 9-10:
“Sesungguhnya beruntunglah orang yang mensucikan jiwa itu, dan sesungguhnya merugilah orang yang mengotorinya.” (Q.S. asy-Syams: 9-10).6
5 Abdullah Gymnastiar, Aa Gym dan Fenomena.....Op. Cit., .hlm. 25. 6 R.H.A. Soenarjo, Al-Quran dan Terjemahnya, (Semarang: CV. Toha Putra, 1989), hlm 1064.
34
Dan hadits rasulullah saw:
’’Ketahuilah bahwa dalam tubuh manusia ada sepotong organ, yang apabila organ itu sehat maka seluruh tubuh juga sehat. Tetapi jika ia sakit, maka seluruh tubuhnya juga akan sakit, ketahuilah organ itu adalah qolbu.” (H.R. Bukhori).7 Menyimak dari hadits dan ayat tersebut kemudian Aa Gym mengemasnya
dalam bahasa yang aktual yaitu Manajemen Qolbu. Yang artinya, mengelola hati
supaya potensi positifnya bisa berkembang maksimal mengiringi kemampuan
berpikir dan bertindak sehingga sekujur sikapnya jadi positif, dan potensi
negatifnya segera terdeteksi dan dikendalikan sehingga tidak menjadi tindakan
yang negatif.8
Manusia yang diciptakan Allah sebagai khalifah di bumi telah
dipersiapkan oleh Allah dengan seperangkat potensi untuk dapat melaksanakan
tugasnya. Namun potensi itu tidak sendirinya “siap pakai”, melainkan harus ada
usaha dari setiap individu agar potensi-potensi tersebut dapat berkembang
maksimal. Secara sederhana manusia diciptakan dengan tiga potensi, yaitu potensi
jasad, akal, dan qolbu.
Jasad adalah potensi luar biasa yang dikaruniakan Allah, karena jasadlah
manusia itu dianggap ada dan dijadikan dalam bentuk yang paling sempurna
pembeda dengan makhluk Allah yang lain. Dengan kerja tenaga jasad atau fisik
manusia, apa yang ada dalam pikiran bisa terwujud, berbagai keahlian, kreatifitas
manusia nampak dari apa yang dilakukan jasad. Namun fisik tidak dapat
mengambil keputusan, fisik hanya menyalurkan proses akal.
7 Imam Muslim al-Hajjaj al-Qusyairi al-Naisaburi, Shahih Muslim, Juz V, (Beirut – Libanon:
dar al-Kutub al-Ilmiyah, t.th), hlm. 508. 8 Abdullah Gymnastiar, Aa Gym dan Fenomena......Op Cit, hlm. 150.
35
Demikian halnya akal, secerdas apapun akal pikiran bila tidak disertai hati
yang bersih, kecerdasan itu akan bisa terjerumus dalam kezaliman.
Adapun hati atau “qolbu” adalah hati nurani atau lubuk hati paling dalam,
yang merupakan sarana terpenting yang telah dikaruniakan Allah kepada
manusia. Hati adalah tempat bersemayamnya niat, yakni yang menentukan nilai
perbuatan seseorang. Berharga ataukah sia-sia, mulia ataukah nista.9
Dari pengertian tersebut dan dengan melihat kembali hadits yang
menyatakan bahwa, jika hati itu baik maka baiklah seluruh tubuh dan sebaliknya
jika hati itu rusak maka rusaklah seluruh tubuh, dapat diambil kesimpulan bahwa
hatilah yang menjadi inti atau esensi kemanusiaan, karena walaupun manusia
memiliki akal dan jasad, namun keduanya bukan inti kemanusiaan, karena
qolbulah yang menerima kebenaran dari Allah dan menjadi penentu baik
buruknya manusia.
Komputer, ponsel, alat perekam adalah produk akal, ia bebas nilai. Pistol
adalah juga produk akal. Pistol dapat digunakan untuk hal yang bermanfaat atau
untuk kejahatan. Dan qolbu membuat apa yang diwujudkan oleh fisik dan akal
menjadi bernilai.
Misalnya ada seseorang yang memiliki fisik yang sangat kuat. Apabila
tidak didasari hati yang bersih bisa jadi kekuatan fisiknya digunakan untuk
menzalimi orang lain. Demikian pula dengan akal pikiran. Secerdas apapun akal
pikiran bila tidak dilandasi hati yang bersih bisa terjerumus dalam kezaliman.
Koruptor, mereka bukanlah orang yang bodoh melainkan mereka adalah para
kaum intelek. Inilah bahayanya jika seseorang tidak mau melandasi tindakannya
dengan hati yang bersih dan tidak mau berusaha membersihkan hatinya. Maka
dari itu wajib kiranya bagi setiap orang, siapapun, dan berprofesi apapun untuk
mempelajari ilmu membersihkan hati.
9 Abdullah Gymnastiar, Jagalah Hati: MQ for Beginners, (Bandung: MQ Publishing, 2004),
hlm. XVI.
36
Upaya membersihkan hati ini harus dilaksanakan secara kontinu dan
konsisten, harus dikelola dan dimanaj sehingga dapat terus mengalami
perkembangan dan percepatan. Aa Gym mengatakan bahwa dengan kemampuan
memanaj qolbu, seseorang akan mampu membersihkan hatinya, dan jika
seseorang telah mampu membuat hatinya bersih, maka ia akan menjadi “pusat”
segala aktifitas di bumi. Ia akan menyedot seluruh perhatian manusia. Baik orang
yang suka berbisnis, berdakwah atau siapa saja. Orang yang hatinya bersih akan
membuat geraknya memiliki magnet luar biasa, kata-katanya akan meyakinkan
lawan bicaranya. Sikapnya menunjukkan bahwa ia senantiasa diawasi oleh Allah
SWT. Dan totalitas dirinya menampakkan sebuah keadaan bahwa hanya ridho
Allahlah yang diharapkannya.10
D. Kunci Manajemen Qolbu.
Inti dari Manajemen Qolbu adalah memahami diri kemudian mau dan
mampu mengendalikan diri setelah mamahami benar siapa diri kita sebenarnya.
Dan tempat untuk memahami diri dan mengendalikan diri itu adalah hati.
Memahami diri diartikan secara keseluruhan dan utuh, menyadari akan
kedudukan sebagai manusia, tugas dan kewajiban serta tanggung jawab, baik
terhadap Allah maupun manusia dan seluruh yang diciptakan Allah. Juga
memahami potensi-potensi yang dimiliki dan berusaha memaksimalkannya untuk
mensejahterakan kehidupan. Jadi memahami diri tidak hanya paham siapa diri
kita saja tapi juga tindakan apa yang harus dilakukan.
Kaitannya dengan memahami dan mengendalikan diri, ada dua kunci
menyelenggarakan MQ; Pertama, biasakanlah sekuat tenaga untuk melakukan
pembersihan dan pelurusan hati; dan kedua, senantiasalah berkemauan kuat untuk
meningkatkan kemampuan (keprofesionalan) diri, dalam bidang apapun.
10 Abdullah Gymnastiar, Aa Gym dan Fenomena…..Op. Cit., hlm. 226.
37
1. Melakukan Pembersihan dan Pelurusan Hati.
Hati yang bersih adalah hati yang terbebas dari ketamakan terhadap
duniawi dan tidak pernah digunakan untuk menzalimi sesama.11
“Sesungguhnya beruntunglah orang yang mensucikan jiwa itu. Dan sesungguhnya merugilah orang yang mengotorinya.” (Q.S. asy-Syams: 9-10).12
Tak jarang kita melihat berbagai sikap orang ketika mereka
menghadapi suatu masalah. Sikap setiap orang akan berbeda meskipun
menghadapi masalah yang sama. Ketika tersandung misalnya, ada yang
spontan mengucap Inna lillah, ada yang “aduh” ada yang sedikit jengkel
dengan mengucap “sialan” bahkan ada yang geram dan sambil memaki batu
yang tak bersalah yang menyandung kakinya. Ada juga orang yang selalu
diliputi gelisah, cemas, merasa tidak aman. Melihat tetangga mampu membeli
kendaraan langsung dongkol, temannya mendapat nilai bagus langsung panas,
sampai pada tindakan serakah, para koruptor yang justru dilakukan oleh
orang–orang yang pintar. Alangkah sengsaranya hidup ini jika setiap hari
dipenuhi oleh kekesalan, kegelisahan, ketakutan, dan kecemasan. Padahal
hidup ini belum tentu lama. Dan yang menjadi penyebab ketidaktenangan
hidup adalah hati yang tertambat pada hal-hal duniawi yang bersifat
sementara, yang memberi peluang hati berpenyakit iri, dengki, serakah,
ghibah dan sebagainya.
Berbeda dengan orang yang selalu menjaga hatinya, keyakinannya
yang amat sangat kepada Allah menjadikannya tenang. Tantangan apapun
yang dihadapinya, seberat apapun diterimanya dengan ikhlas. Dihadapinya
dengan sunggingan senyum dan lapang dada. Baginya tak ada masalah yang
11 Abdullah Gymnastiar, Basyar Isya, Bening Hati; Menjadikan Hidup Tentram, Nyaman, dan Lapang, (Bandung: MQS Pustaka Grafika, 2001), hlm. 29.
12 R.H.A. Soenarjo, Op. Cit., hlm. 1064.
38
tak terselesaikan. Baginya tak ada masalah dengan masalah yang menjadi
masalah adalah sikapnya yang salah dalam menghadapi masalah. 13
Tersandung bukan hal yang mengesalkan, bisa jadi itu adalah peringatan dari
Allah karena kaki jarang melangkah ke masjid. Teman dapat nilai bagus
adalah peluang bertanya, peluang bekerjasama agar apa yang belum diketahui
bisa ditemukan jawabannya, akhirnya manjadi jalan untuk bertambah ilmu
demikian halnya ketika diberi kesuksesan, tak ada sombong atau takabur
karena yakin semuanya dari Allah. Sesungguhnya keyakinan yang kuat
kepada Allah karena hati yang bersih akan membuat seseorang mampu
melihat hikmah dari setiap peristiwa yang dihadapi.
Memang Qolbulah tempat ketenangan dan ketentraman atau
sebaliknya tempat segala macam kegundahan. Apa yang diucapkan atau
dilakukan adalah refleksi hati. Syeikh Ibnu Atho’ilah mengatakan bahwa hati
itu ibarat teko. Teko hanya mengeluarkan isinya. Bila ia berisi air kopi, maka
yang keluar pun air kopi. Demikian pula jika isinya air bening, maka yang
keluar pun air bening. Potensi kebaikan hati akan berkembang atau sebaliknya
potensi negatif akan mendominasi dan membentuk perilaku seseorang, semua
itu tergantung pada usahanya menjaga dan membersihkan hati.
a. Karakteristik Hati.
Aa Gym dengan mengutip pendapat al-Ghazali mengungkapkan
bahwa sesuai dengan keadaannya hati memiliki tiga karakter, yaitu: hati
yang mati (qolbun mayyit), hati yang sakit (qolbun maridh), dan hati yang
sehat (qolbun salim).
1) Hati yang mati.
Jika seseorang hatinya telah mati, ia tidak bisa membedakan
antara baik dan buruk, yang dia lakukan hanyalah menurutkan hawa
nafsu. Hati yang mati tak ubahnya dengan jasad yang tidak bernyawa,
13 Abdullah Gymnastiar, Basyar Isya,. Op.Cit., hlm. 45.
39
tidak akan merasakan apapun. Sehingga bagi orang yang hatinya mati
tidak akan merasakan dosa ketika melakukan kesalahan bahkan
bangga dengan perbuatan buruk yang dilakukannya.
Ciri utama pemilik qolbun mayyit adalah menolak kebenaran
dari Allah dan selalu gemar berlaku kezaliman terhadap sesama. Hati
yang mati adalah hati yang tidak mengenal Allah, dan menjadikan
hawa nafsu yang memperbudak dirinya.
2) Hati yang sakit.
Hati yang sakit atau qolbun maridh adalah hati yang hidup
namun mengandung penyakit. Di dalam qolbun maridh disatu pihak
terdapat mahabbah, kecintaan kepada Allah. Iman, ikhlas, dan tawakal
kepada-Nya. Di pihak lain terdapat rasa cinta terhadap hawa nafsu,
rasa tamak untuk meraih kesenangan dan mementingkan kehidupan
duniawi.
Dengan demikian qolbun maridh memiliki dua kecenderungan,
dan tergantung usaha seseorang untuk memperbaiki dan
membersihkan hatinya. Jika dibiarkan tidak dikendalikan untuk
mengikuti hawa nafsu maka bisa menjadi qolbun mayyit. Namun jika
segera dideteksi dan berusaha keras untuk dibersihkan akan semakin
dekat dengan qolbun salim.
3) Hati yang sehat.
Orang yang memiliki hati yangs sehat (qolbun salim) tak
ubahnya memiliki tubuh yang sehat. Ia akan dapat berfungsi dengan
optimal. Orang yang hatinya sehat hidupnya akan senantiasa
diselimuti mahabbah (kecintaan) dan tawakal kepada Allah. Jika ia
membenci, membenci karena Allah. Dan jika ia mencintai, akan
mencintai karena Allah.
Hati yang sehat akan menjadikan pemiliknya tidak pernah lalai
dalam menyikapi segala yang ditentukan atasnya. Nikmat yang datang
40
tidak pernah membuatnya lalai dari bersyukur, sementara sekalipun
musibah yang menimpa tidak akan pernah mengurangi keyakinan akan
kasih sayang Allah.14
b. Penyakit Hati dan Cara Penyembuhannya.
1) Dengki
Dengki merupakan penyakit yang menyerang tubuh bagian
dalam, tepatnya hati. Kedengkian adalah perasaan seseorang yang
mengharapkan lenyapnya nikmat dari orang yang didengki.
Kedengkian seseorang akan memakan kebaikan yang telah dilakukan
sebagaimana api memakan kayu bakar.
Ciri-ciri orang yang mengidap penyakit dengki dalam hatinya
adalah perasaan senang dalam diri ketika melihat penderitaan orang
lain dan perasaan sedih ketika orang lain lebih sukses. Dengki juga
dapat diukur, caranya adalah dengan merenungkan seberapa banyak
kebahagiaan yang didapat saat melihat orang lain susah dan berapa
banyak pula penderitaan yang kita rasakan saat melihat orang lain
senang.
Dengki bisa timbul karena ujub (bangga diri), merasa dirinya
paling hebat tidak mau ada saingan. Dan ketika dengki itu menjadi
penyakit kritis bagi seseorang, akan menyebabkan orang tersebut
menjadi pendengki yang takabur yang selalu merendahkan orang lain.
Itulah bahayanya dengki, sifat dengki menjadikan pemiliknya
menjadi orang yang berakhlak buruk dan dapat menghancurkan
hidupnya. Dan untuk menyembuhkan penyakit ini adalah dengan terus
menerus membersihkan hati dengan menambah ilmu dan riyadhah
(latihan).
14 Abdullah Gymnastiar, Amanah: Manajemen Qolbu untuk Kepemimpinan, (Bandung: MQ
Publishing, 2004), hlm. 28-36.
41
Ilmu yang dimaksud adalah ilmu tentang keyakinan yang kuat
yang harus dimiliki, bahwa hanya Allahlah yang mampu mengatur
rizki kepada hamba-Nya dan telah terukur sesuai dengan keadaan
hamba-Nya. Kemudian riyadhah adalah latihan mengatasi kedengkian.
Belajar dengan mengakui bahwa orang lain lebih sukses dan lebih
baik.
2) Riya’
Orang yang riya’ adalah orang yang melakukan kebaikan baik
ibadah yang bersifat ritual, shalat, puasa, haji, atau kebaikan lainnya,
namun tidak tertuju kepada Allah melainkan hanya untuk mendapat
pujian, penghargaan dan penghormatan dari makhluk. Oleh karena itu
riya’ disebut juga syirik kecil, perbuatan menyekutukan Allah
meskipun tidak bersifat terang-terangan seperti menyembah matahari
atau berhala.
Riya’ akan menyebabkan sengsara karena jika kebaikan yang
dilakukan tidak mendatangkan pujian, penghargaan dan penghormatan
dari orang lain akan memunculkan kemarahan dan kekecewaan.
Penyakit riya’ muncul karena kurang benar menata niat ketika
melakukan kebaikan. Untuk itu sebagai usaha mengikis riya’ dalam
hati adalah dengan menjaga niat ketika akan melakukan kebaikan
sekecil apapun, tujukan semua amal ikhlas karena Allah, dan yakin
bahwa hanya Allah yang Maha Pemberi sebaik-baik balasan.
3) Amarah
Seorang pemarah adalah orang yang belum mampu manahan
hawa nafsu dalam dirinya, sehingga masalah yang datang sering
disikapi dengan luapan emosi yang tidak terkendali. Jika ditimbang
dari sudut kemarahan, ternyata manusia dapat digolongkan dalam
empat golongan.
42
Pertama, orang yang lambat marah, lambat reda, dan lama
bermusuhannya. Jenis ini adalah orang yang paling jelek. Seseorang
yang sedang marah dan durasinya lama akan kesulitan saat harus
mengambil keputusan yang tepat. Selain itu, akibat kemarahannya,
orang lain akan menjauhinya karena takut terjerumus dalam
permusuhan.
Kedua, cepat marah dan lambat redanya. Jenis kedua ini lebih
jelek dari yang pertama. Sebab apapun yang terjadi akan disikapi
dengan kemarahan. Orang seperti ini bisa tiba-tiba marah dan
membutuhkan waktu lama untuk meredakan kemarahannya.
Ketiga, cepat marah, cepat redanya. Seseorang yang memiliki
sifat ini kondisinya cenderung turun-naik. Ia bisa marah tiba-tiba dan
sedetik kemudian kembali pada kondisi semula, seolah tidak terjadi
apa-apa.
Keempat, lambat marah dan cepat redanya. Orang yang
memiliki sifat ini sangat sulit tersinggung. Ia akan mencari seribu
alasan untuk memaafkan orang lain, lalu melupakan kesalahannya.
Namun jika ia marah, akan cepat memaafkan kesalahan orang lain.
Marah bisa muncul karena berbagai faktor yang pada dasarnya
adalah jika ada sesuatu yang tidak sesuai dengan apa yang kita
inginkan atau harapkan. Meskipun demikian orang yang dapat
menahan dan mengekang perasaan amarahnya dan tidak
melampiaskannya dialah yang terbaik, sebagaimana dicontohkan oleh
Rasulullah. Dan sebagai ikhtiar untuk dapat mengekang kemarahan
adalah dengan memperbanyak istighfar dan wudhu.
4) Dendam
Dendam merupakan buah dari hati yang terluka, tersakiti,
teraniaya, atau merasa terambil haknya. Wujud yang paling konkrit
adalah kemarahan, dan puncak dari rasa dendam adalah dia akan
43
sekuat tenaga mencari jalan untuk mencemarkan, mencoreng bahkan
mencelakakan “musuh” sampai binasa. Inilah bahayanya dendam.
Memang sesuatu yang manusiawi jika seseorang yang tersakiti
ia akan merasa sakit dan marah. Namun jika kemarahan itu kemudian
menyebabkan hati kita tertutup dan melahirkan kezaliman, itu yang
tidak dibenarkan.
Islam mengajarkan “Idfa’ billatii hiya ahsan” (balaslah sikap
buruk dengan sikap yang lebih baik). Maka untuk mencegah
munculnya dendam adalah dengan terus berlatih mensikapi apapun
yang menyakitkan, sikap buruk orang lain dengan sikap terbaik
sebagai sarana melatih kesabaran dan sarana menuju kemuliaan.
Cukup serahkan semua balasan kepada Allah, dan mendoakan agar
orang yang telah berbuat zalim diberikan kesadaran.15
c. Tahap-tahap Membersihkan Hati.
Dalam MQ, Aa Gym merumuskan adanya tahap-tahap
membersihkan hati yang dapat dilakukan oleh setiap individu agar setiap
upayanya dalam membersihkan hati dapat dilakukan secara kontinu dan
terkontrol. Tahap-tahap tersebut adalah:
1) Tekad yang kuat.
Harus disadari bahwa sesungguhnya tidak ada kesuksesan
hakiki yang dicapai oleh seseorang di dunia ini. Apabila seseorang
menganggap bahwa telah mengalami kesuksesan, maka sebenarnya ia
sedang ditawari untuk meraih sukses berikutnya yang harus diraih
lewat usaha-usaha yang lebih tinggi daripada sebelumnya. Untuk itu
tekad yang kuat dalam upaya membersihkan hati, memahami diri dan
memperbaiki diri yang dilakukan setiap hari harus terus dinyalakan
untuk mengimbangi setiap permasalahan yang muncul kemudian.
15 Abdullah Gymnastiar, Meraih Bening Hati dengan Manajemen Qolbu, (Jakarta: Gema Insani Press, 2003), Cet. 2, hlm. 108-125.
44
Contoh sederhana, bisa dikatakan setiap orang mampu
melaksanakan shalat malam, atau puasa Senin-Kamis. Namun orang
yang mampu itu tidak semua mau melaksanakannya. Di sinilah
pentingnya tekad, tanpa tekad yang kuat konsistensi itu menjadi tidak
dapat terwujud.
2) Ilmu pemahaman dan pengenalan diri.
Setelah tekad yang kuat yang harus terus dinyalakan, harus
juga dimiliki “ilmu” mengenai pemahaman dan pengenalan diri.
Karena orang akan dapat membersihkan hatinya dengan jalan
memperbaiki diri apabila ia telah sadar tentang keadaan dirinya.
Ilmu memahami diri ini berbanding lurus dengan tekad. Begitu
seseorang dapat meraih keuntungan dalam upaya memahami diri,
tentulah tekad untuk terus menerus memperbaiki diri akan bertambah
besar pula. Dan semakin besar tekad untuk terus menerus mempebaiki
diri, semakin ingin ditambah ilmu tentang pengenalan dirinya.
3) Evaluasi diri.
Berapa banyak waktu yang disediakan untuk melakukan
evaluasi diri. Setelah tahu ilmunya bahwa sombong itu begini dan
begitu kriterianya, juga telah tahu bahwa sombong itu akan
mengakibatkan begini dan begitu. Dengan pengetahuan itu, apakah
kemudian seseorang dapat mengendalikan kesombongan dalam diri?
Apakah sudah mengetahui bahwa dirinya tidak sombong? Inilah
tahapan ketiga yang bisa disebut sebagai menafakuri diri sendiri.
4) Evaluasi oleh orang lain.
Proses mengevaluasi diri itu perlu terus menerus diperluas.
Apabila tahapan ketiga hanyalah menyangkut diri sendiri, yaitu dinilai
oleh diri sendiri. Pada tahapan keempat ini seseorang dinilai oleh
orang lain di luar dirinya. Tentu saja tidak usah mencari orang yang
45
jauh, cukup pada awalnya yang menilai adalah keluarga, istri, suami
dan anak.
Setelah itu dikembangkan lagi penilaian oleh sahabat dan
orang-orang disekitarnya. Menerima kritikan dan masukan dari orang
lain, jika semua itu dilakukan secara kontinu dan konsisten untuk
memperbaiki diri maka akan membuat seseorang dapat mengendalikan
diri lantaran ada orang-orang yang secara konkret mengawasi
perkembangan dirinya.
5) Belajar kepada orang lain.
Tahap terakhir ini berkaitan dengan proses pembelajaran, yaitu
bagaimana seseorang mau belajar kepada orang lain. Misalnya, apabila
melihat seseorang menunjukkan kesombongannya, lantas ia hanya
berkata. “Ah, sombong betul orang itu.” Atau kemudian sifat sombong
itu dikembalikan kepada dirinya, tentulah tidak ada gunanya jika ia
mengatakan bahwa, orang itu sombong. Yang akan bermanfaat bila
kesombongan yang terjadi dalam diri orang lain itu kemudian
dikendalikan agar dirinya tidak menjadi sombong. Hidup akan
menjadi lebih efektif karena perilaku orang-orang disekitarnya dapat
dipelajari untuk memperbaiki dirinya.
2. Berkemauan Kuat untuk Meningkatkan Kemampuan (keprofesionalan)
Diri di Bidang Apapun.
Hati yang bersih adalah hati yang senantiasa membuat pikiran bekerja
efektif lantaran hanya kebaikan yang dipikirkannya. Hati yang bersih akan
mampu membuat pemiliknya bertindak profesional dalam bidang apapun.
Untuk menjelaskan hal ini akan digambarkan bagaimana penerapan MQ di
Daarut Tauhiid.
Daarut Tauhiid, sebagaimana dituturkan oleh Aa Gym, didirikan untuk
membangun SDM yang unggul dengan kekuatan sinergi, zikir, pikir, dan
46
ikhtiar. Dengan kata lain MQ hendak mewujudkan SDM yang ahli zikir, ahli
pikir, dan ahli ikhtiar, ketiganya adalah satu kesatuan yang tidak dapat
dipisahkan.
Dengan zikir, seseorang akan memiliki kekuatan yang mendalam dan
benar sehingga mentalnya akan sangat kuat, penuh semangat, tidak kenal
putus asa karena ingat pertolongan Allah. Zikir juga akan menumbuhkan sifat
tawadhu, zuhud, dan wara’. Kesuksesan akan membuat semakin tawadhu,
karena keikhlasan berjuang hanya mengharap ridho Allah. Sifat zuhud pun
akan terbentuk dan menjadikan dunia sebagai sarana bukan tujuan. Dan wara’,
hati-hati dalam menjalani hidup. Pendamping zikir adalah ibadah yang benar
dan istiqamah.
SDM unggul lainnya bercirikan sebagai ahli pikir. Allah menjadikan
pikiran untuk digunakan secara cepat, kreatif, efisien, dan efektif. Ini harus
dilatih terus menerus, bahkan Allah menantang manusia dengan firman-Nya,
afala tatafakkarun (“apakah kamu tidak berpikir?”). Si jenius Einstein, pernah
mengatakan bahwa kejeniusan yang dimilikinya adalah hasil kerja sepuluh
persen dari kapasitas pikirannya. Bayangkan betapa luar biasanya potensi
pikiran, jika sepuluh persennya saja sudah mampu melahirkan seorang
Einstein.
Ciri ketiga dari SDM yang ingin dibentuk adalah unggul dalam ikhtiar.
Melatih fisik, kecepatan dan daya tahan kerja. Kombinasi ibadah yang bagus,
strategi yang tepat dan ikhtiar yang all out akan menjadikan sebuah karya
yang mendekati sempurna.16
Menjadi seoarang yang memiliki keprofesionalan atau bersikap
profesional tidak hanya milik mereka para pengusaha atau bisnisman saja
melainkan milik semua manusia. Allah menciptakan semua manusia lengkap
dengan potensi masing-masing. Pekerjaan yang dianggap paling rendah
16 Abdullah Gymnastiar, Aa Gym dan Fenomena…..Op. Cit., hlm. 235-250.
47
sekalipun adalah pekerjaaan profesional, jika orang tersebut melakukannya
dengan niat dan cara yang benar. Jika ada seorang akuntan yang profesional
maka ada juga seorang tukang sapu yang profesional, niatnya yang ikhlas,
jujur, tepat waktu, mutu pekerjaan yang bagus dan akhlak yang mulia selalu
mengiringi dan bersyukur, itulah prestasi atau sukses seorang tukang sapu
yang profesional sehingga dia benar-benar dipercaya melakukan tugasnya
yang tidak semua orang mau dan mampu melakukannya. Dan bagi seorang
muslim penilaian kerja tidak semata karena manusia, bos atau direktur tetapi
penilaian Allah yang menjadi standar kerjanya, sehingga dalam keadaan
apapun, ada pengawasan atau tidak dari atasan tetap bekerja dengan usaha
terbaik.
Menurut Aa Gym seorang yang profesional adalah orang yang benar-
benar dipercaya karena kejujuran, cakap dan selalu tidak pernah berhenti
untuk berkreasi dan berinovasi. Inilah yang menjadi syarat bagi muslim yang
kredibel dipercaya dan terpercaya sebagai seorang yang profesional.
a. Kejujuran yang terbukti dan teruji.
Kejujuran merupakan sifat penting yang menjadi indikator
kebenaran perilaku dan ketinggian akhlak seseorang. Kejujuran yang
terbukti dan teruji telah dibuktikan oleh Rasulullah, sejak kecil beliau
sangat menjaga perilakunya sehingga mendapat gelar al–Amin, orang
yang sangat terpercaya.17
b. Menggalang kecakapan
Nabi Muhammad selalu melakukan sesuatu yang membuat orang
lain puas. Siapapun yang bertemu dengan beliau akan merasa puas.
Contoh, ketika berdagang. Cara berdagangnya memuaskan,
menimbangnya memuaskan, dan harganya pun memuaskan. Singkatnya,
17 Abdullah Gymnastiar, Jagalah.....Op. Cit., hlm. 113.
48
sebelum dan sesudah bertransaksi dengan beliau setiap orang hanya akan
memperoleh kepuasan.
Kepuasan yang diperoleh adalah buah dari kecakapan, kedalaman
ilmu tentang bagaimana berdagang dengan benar. Kecakapan disebut juga
kemampuan yang mendalam dan benar dalam suatu bidang. Dengan bekal
kecakapan ini kemudian orang akan berkomitmen kepada kita.18
c. Mengembangkan kreasi dan inovasi
Manusia selalu dihadapkan pada berbagai bentuk perubahan, untuk
itu kita harus selalu siap untuk menghadapi perubahan karena jika tidak,
kita sendiri yang akan tergilas oleh perubahan.19 Manusia harus selalu
berpikr kreatif inovatif, menemukan solusi-solusi baru dengan terus
menambah ilmu dan wawasan sehingga setiap perubahan baru atau pun
permasalahan baru yang muncul dapat diimbangi dengan pemecahan
masalah yang benar.
Begitulah orang yang profesional dipercaya dan terpercaya karena
kecakapan dan kreatifitas, dan ide-idenya yang cemerlang buah dari kegigihan
menambah ilmu, pengalaman, dan wawasan. Dan tetap semua itu akan lebih
efektif jika lahir dari kebersihan hati. Karena hati yang bersihlah yang dapat
membuahkan kajujuran dan tekat memperbaki diri, dan hati yang bersihlah
yang akan membuat pikiran bekerja dengan efektif dan dapat memunculkan
gagasan kreatif dan inovatif.
Membersihkan hati dan meningkatkan keprofesionalan diri sebagai
langkah untuk menyelenggarakan MQ untuk terus menerus memperbaiki diri
merupakan rangkaian yang berjalan bersama sebagai proses sekaligus produk.
Dengan kebersihan hati mampu mengarahkan tindakan yang baik dan efektif,
demikian halnya dari tindakan-tindakan tersebut akan semakin terasa
18 Abdullah Gymnastiar, Amanah......Op. Cit., hlm. 19-21. 19 Abdullah Gymnastiar, Jagalah......Op. Cit., hlm. 119.
49
manfaatnya yang kemudian memacu untuk terus membuat hati semakin
cemerlang.