bab iii kasus

Upload: bob-sha-dicky

Post on 16-Oct-2015

12 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

3

TRANSCRIPT

BAB IIIPEMBAHASAN

3.1 CONTOH KASUSSeorang laki-laki yang bernama Tn. D, umur 30 tahun, dengan diantar keluarganya datang kerumah sakit dengan keluhan sesak nafas, nyeri ulu hati, disertai batuk. Keadaan pasien saat itu tidak sadarkan diri, terlihat kesulitan bernafas, telihat kesakitan, batuk, akral dingin, Suhu 35,00 C. Pada axilla, nadi 92 x/menit, tidak teratur, Tensi : 160/90 mmHg. Lengan kanan, RR = 30 x/menit. Menurut informasi keluarga Tn. D batuk sejak 15 hari yang lalu, dan sudah diantar berobat ke dokter, tiga hari yang lalu di dekat rumah pasien tetapi tidak kunjung sembuh, dan kondisi tubuh pasien semakin menurun. Kemudian oleh keluarga langsung dibawa ke rumah sakit.

3.2 PENGKAJIANI. IDENTITASNama: Tn. DUmur: 30 tahunJeniskelamin: Laki-LakiSuku/bangsa: Jawa/IndonesiaAgama: IslamPekerjaan: Swasta/pedagang makananPendidikan: SLTAAlamat: SurabayaKeluhanUtama: SesakUpaya yang telah dilakukan: Telah diberikan bantuan oksigen 2 L/menit .Terapi/operasi yang pernah dilakukan: tidak ada

II. RIWAYAT KEPERAWATANA. Riwayat Penyakit yang LaluKeluarga mengatakan tidak pernah mengalami penyakit yang seperti diderita saat ini.B. Riwayat Penyakit SekarangSesak napas sejak 1 hari sebelum MRS, tanggal 23 9 2013 batuk berdahak putih, dan nyeri ulu hati. Lama-lama pasien tidak sadar lalu dibawa kerumah sakit.C. Riwayat Kesehatan KeluargaTidak mempunyai penyakit yang berbahaya, menular atau menurun. Kedua anaknya juga tidak mempunyai penyakit yang berat, hanya batuk pilek dibelikan obat sembuh.D. Keadaan Kesehatan LingkunganKlien bertempat tinggal di Surabaya, yang penduduknya padat, udara panas, lembab, pada daerah tempat tinggalnya antar rumah sangat rapat, ventilasi udara kurang, keadaan lingkungan yang tidak mendukung.E. Alat Bantu yang dipakaiKlien tidak memakai alat bantu, baik gigi, kacamata maupun pendengaran.

III. OBSERVASI DAN PEMERIKSAAN FISIKA. Keadaan UmumKlien dalam keadaan lemah, kelihatan tidur dalam posisi head down (trendenlenberg), kaki terpasan ginfus RL tetesan 20 tetes/menit, dan terpasang oksigen 2 L/menit.B. Tanda-Tanda VitalSuhu 35,00 C pada axilla, nadi 92 x/menit, tidak teratur, tensi: 160/90 mmHg lengan kanan, RR = 30 x/menit, dengan memakai pernapasan perut.C. Body System1. PernapasanHidung terpasang masker oksigen 2L/menit, trachea tidak ada kelainan, terdapat retraksi dada, napas dangkal, bentuk dada simestris.

2. CardioVaskulerKlien mengatakan dadanya terasa nyeri bila untuk membatukan dahak, palpitasi tidak ada, clubbing finger tidak ada,suara jantung normal.3. PersyarafanKesadaran Composmentis, GCS : 4 - 5 6Reflek batuk ada, tapi tidak keras.4. Kepala dan wajah : tak ada kelainan.Mata : sclera putih, Conjungtiva : merah muda, pupil : isokor.Leher : tak ada kelaianan.5. Pencernaan - EliminasiMulut dan tenggorokan : bersihAbdomen : tak ada kelainan.Rektum tak ada kelainan, BAB 1 x/hari,Diet TKTP, Bubur, tiap makan dihabiskan.6. Tulang - Otot - IntegumenKemampuan pergerakan bebas, Extrimitas atas dan bawah tidak ada kelainanTulang belakang tidak ada kelainan.7. Kulit : kuning kecoklatan, akral dingin basah. Turgor cukup.8. Sistem EndokrineTidak ada kelainan9. Sosial / InteraksiHubungan klien dengan keluarga : baikDukungan keluarga : aktifDukungan kelompok / teman / masyarakat : kurang.Reaksi saat interaksi : kooperatif10. SpiritualKonsep tentang penguasa kehidupan : AllahSumber kekuatan / harapan di saat sakit : Allah.Ritual agama yang bermakna / berarti / diharapkan saat ini : sholatSarana / peralatan / orang yang diperlukan untuk melaksanakan ritual agama yang diharapkan saat ini : lewat ibadah.Keyakinan / kepercayaan bahwa Tuhan akan menolong dalam menghadapi situasi sakit saat ini : Ya.Keyakinan / kepercayaan bahwa penyakit dapat disembuhkan : yaPersepsi terhadap penyebab penyakit : cobaan/peringatan.D. Pemeriksaan PenunjangPhoto thoraks terakhir : Infiltrat pada kedua apex paru ka-ki Laboratorium tanggal 23-9-2013Hb. 14,1 (13,5 - 18,9)Leukosit : 12.250 (4.000 - 11.000/cmm)Kreatinin Serum: 2,1 (0,7 - 1,3 mg/dl)BUN = 36 (10 - 20 mg/dl) Lab. Tanggal 23-9-2013TTH = negatif, Gram ;positip, negatif (saliva).Terapi InjeksiTransamin 3 x 1 amp. Ampicillin 4 x 1 gr.

3.3 Diagnosa Keperawatan1. Ketidakefektifan pola napasDefinisi : inspirasi yang tidak memberikan ventilasi yang memadai.Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1 x 24 jam adanya kefektifan pola napas.Kriteria Hasil : - Tidak ada retraksi dada Tidak terjadi sianosis Tidak ada clubbing fingger Saturasi oksigen normal Respirasi normal

Intervensi Keperawatan Untuk Penyelesaian Masalah:1) Manajemen napas.2) Pengurangan kecemasan.3) Oxigen terapi.4) Pengawasan respirasi5) Monitor vital sign.2. Gangguan Rasa nyamanDefinisi:dirasa kurang nyaman, transendensi secara fisik, psiko, spiritual, lingkungan, budaya, dandimensi sosial.Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1 x 24 jam gangguan rasa nyaman mengalami penurunan.Kriteria hasil : - Kesejahteraan fisik Kesejahteraan psikologis Dukungan sosial dari keluarga dan kerabatIntervensi Keperawatan Untuk Penyelesaian Masalah:1. Pengelolaan lingkungan: Kenyamanan2. Dukungan spiritual3. Manajemen nyeri4. Kelompok pendukung

3.4 PEMBAHASANSeperti telah dijelaskan pada bab sebelumnya, bahwa model konsep teori Florence Nightingale menitikberatkan pada aspek lingkungan, baik berupa lingkungan fisik, psikologis, dan sosial. Maka dari itu, penulis dapat menjabarkan pada contoh kasus di atas, dimana ketika pasien mulai dating dan dilakukan pengkajian, harus mencakup tiga aspek tersebut, yaitu pengkajian fisik, psikologis, dan sosial. Dimana pengkajian fisik yang meliputi pengkajian head to toe, pengkajian psikologis klien terkait rasa cemas, dan pengkajian sosial terkait interaksi pasien dengan lingkungan sekitarnya.Tidak hanya sebatas pengkajian, model yang dipilih, dalam hal ini model Florence Nightingale, juga mempunyai pengaruh utama pada praktek keperawatan dan masing - masing komponen dari proses keperawatan, seperti bagaimana cara kita menentukan diagnose keperawatan, menentukan rencana asuhan keperawatan, serta implementasi keperawatan terhadap pasien. Pada model Florence Nightingale, keseluruhan proses keperawatan menitikberatkan pada pemenuhan kebutuhan lingkungan.