bab iii imam

11
BAB III RUANG LINGKUP DAN METODE 3.1 Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan mengambil data primer dan sekunder. Data primer diolah dari wawancara langsung kepada sampel yaitu petani, pedagang pengumpul, pedagang besar, dan pedagang pengecer statistic (BPS). Melalui buku dan internetyang ada hubungannya dengan penelitian. Penelitian ini dilaksanakan dengan metode Survey tentang komoditi Kayu Manis, mulai dari farm gate (petani) sampai ke konsumen akhir dan dengan menggunakan pendekatan “apa yang terjadi” (what happens scholl). Alat analisis yang digunakan meliputi analisis margin pemasaran, yang terdiri dari biaya pemasaran, margin keuntungan, dan nisbah margin keuntungan yaitu sebagai berikut: Mji = Psi-Pbi Atau Mji = bti + i

Upload: muthiaranifs

Post on 12-Dec-2015

223 views

Category:

Documents


7 download

DESCRIPTION

ff

TRANSCRIPT

Page 1: Bab III Imam

BAB IIIRUANG LINGKUP DAN METODE

3.1 Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan mengambil data

primer dan sekunder. Data primer diolah dari wawancara langsung kepada sampel

yaitu petani, pedagang pengumpul, pedagang besar, dan pedagang pengecer

statistic (BPS). Melalui buku dan internetyang ada hubungannya dengan

penelitian.

Penelitian ini dilaksanakan dengan metode Survey tentang komoditi Kayu Manis,

mulai dari farm gate (petani) sampai ke konsumen akhir dan dengan

menggunakan pendekatan “apa yang terjadi” (what happens scholl). Alat analisis

yang digunakan meliputi analisis margin pemasaran, yang terdiri dari biaya

pemasaran, margin keuntungan, dan nisbah margin keuntungan yaitu sebagai

berikut:

Mji = Psi-Pbi

Atau

Mji = bti + i

i = Mji – bti

Total margin pemasarannya yaitu sebagai berikut:

Mji = Mji, atau Pr – Pf

Keterangan:

Mji : Margin pada lembaga pemasaran tingkat ke-i

Psi : harga jual kembaga pemasaran tingkat ke-i

Pbi : Harga beli lembaga pemasaran tingkat ke-i

Page 2: Bab III Imam

9

bti : Biaya pemasaran lembaga pemasaran tingkat ke-i

i : Keuntungan lembaga pemasaran tingkat ke-i

Mj : Total / Margin pemasaran

Pr : harga pada tingkat konsumen

Pf : harga pada tingkat produsen (petani)

Untuk analisis nisbah margin keuntungan, secara matematis dapat dituliskan

sebagai berikut :

Nisbah margin keuntungan = i/bti

Dengan menggunakan model penduga regresi linear sederhana (OLS Methods):

P = bo + b1 +c, maka

Sehingga hubungan harga pada tingkat petani (Pf) dan harga pada tingkat

eksportir (Pr), seperti halnya persamaan:

Pf = a + b Pr

Dari persamaan tersebut, akan didapatkan koefisien korelasi antara P f dan Pr.

koefisien korelasi (r) antara Pf dan Pr dapat diduga dengan mengggunakan formula

:

Keterangan:

Xi : harga ditingkat petani

Yi : harga ditingkat konsumen

Page 3: Bab III Imam

10

Koefisien korelasi yang tinggi merupakan indikator keeratan hubungan kerja

kedua tingkat dasar (kedua pasar terintegrasi sempurna).Sebaliknya koefisien

korelasi yang rendah atau mendekati nol menunjukkan hubungan pasar tidak

terintegrasi.Elastisitas tranmisi harga, merupakan persentase perubahan harga

ditingkat petani produsen akibat persentase perubahan harga ditingkat konsumen

akhir akhir.Analisis elastisitas transmisi harga digunakan untuk menggambarkan

respons harga Gambir ditingkat petani produsen karena perubahan harga ditingkat

eksportir melalui informasi harga. Untuk menghitung elastisitas transmisi harga

digunakan formula:

Keterangan :

Nj : elastisitas transmisi harga

b : Koefisien regresi

Pf : harga ditingkat petani

Pr : harga ditingkat eksportir/ Konsumen akhir

Perhitungan Efisiensi Tata Niaga (ε) dapat dirumuskan :

Dimana:

γ : Keuntungan lembaga tata niaga

γp : Keuntungan petani produsen

β : Ongkos lembaga tata niaga

βp : ongkos produksi yang dikeluarkan petani

Page 4: Bab III Imam

11

3.1 Definisi Dari Istilah – Istilah Yang Digunakan

1. Produsen/Petani kayu manis adalah orang yang melakukan usahatani kayu

manis

2. Pedagang pengumpul adalah pedagang yang membeli hasil produksi kayu

manis dari petani dan pedagang yang berasal dari kota atau daerah itu sendiri

3. Middleman adalah pedagang perantara

4. Pedagang Perantara merupakan unsur yang penting dalam saluran distribusi,

karena adanya perantara dalam distribusi akan membantu mengatasi

kesenjangan waktu antara proses produksi dengan pemakaian produk oleh

konsumen.

5. Konsumen adalah pembeli kayu manis untuk dikonsumsi yang merupakan

konsumen akhir yang langsung membeli kayu manis dari petani ataupun

pedagang pengecer.

6. Tataniaga adalah proses aliran barang dari produsen ke konsumen akhir yang

disertai penambahan guna tempat melalui proses pengangkutan dan guna

waktu melalui proses penyampaian.

7. Biaya tataniaga adalah biaya yang dikeluarkan oleh lembaga tataniaga dalam

menyalurkan kayu manis dari produsen hingga konsumen akhir (Rp).

8. Share Margin adalah persentase price spread terhadap harga beli konsumen.

9. Efisiensi tataniaga adalah perbandingan antara biaya tataniaga dengan nilai

produk yang dipasarkan yang dinyatakan dengan persen.

10. Price spread adalah kelompok harga beli dan jual, biaya-biaya tataniaga

menurut fungsi tataniaga yang dilakukan dan margin keuntungan dari setiap

lembaga tataniaga

Page 5: Bab III Imam

12

11. Marketing Margin adalah perbedaan harga yang diterima oleh produsen

dengan harga yang dibayarkan oleh konsumen akhir.

12. Retailer margin adalah selisih harga yang dibayarkan konsumen dengan

harga yang dibayarkan oleh sipengecer.

13. Profit margin adalah besarnya keuntungan/ balas jasa yang diterima oleh

setiap maddleman atau lembaga tataniaga.

14. Marketing Loss adalah Bagian yang hilang pada saat proses pengolahan

yang dihitung sebagai biaya

3.2 PEMILIHAN KUALITAS KOMODITI KAYU MANIS

Kualitas kayu manis di Desa Sampean sangat bagus karena kayu manis didaerah

Desa Sampean tumbuh samapai 10 tahun dan kualitas kulitnyaa bagus.

Kayu manis merupakan salah satu tanaman yang kulit batang, cabang dan

dahannya digunakan sebagai bahan rempah-rempah dan merupakan salah satu

komoditas ekspor Indonesia. Kulit kayu manis dapat digunakan langsung dalam

bentuk asli atau bubuk, minyak atsiri dan oleoresin. Minyak kayu manis dapat

diperoleh dari kulit batang, cabang, ranting dan daun pohon kayu manis dengan

cara destilasi, sedangkan oleoresinnya dapat diperoleh dengan cara ekstraksi kulit

kayu manis dengan pelarut organik.

Baik tidaknya kualitas tanaman kayu manis tentunya akan dipengaruhi oleh

spesies, teknik budidaya kayu manis  itu sendiri, pemanenan, dan perawatan pasca

panen. Umumnya belum semua pemilik usaha kayu manis mengetahui bagaimana

cara membudidayakan tanaman kayu manis secara benar dan tepat agar hasilnya

pun lebih optimal.

Page 6: Bab III Imam

13

Perlu 3-4 tahun bagi kayu manis untuk tumbuh. Tahun pertama pohon kayu manis

dibiarkan tumbuh, lalu tahun kedua dasar dari pohon ini atau batang pohon kayu

manis dipotong secara berulang ulang agar cabang pohon bermunculan.

Setelah satu atau dua tahun kemudian cabang pohon dipotong lalu dibuatlah

dalam bentuk batangan yang kecil-kecil yang biasa kita temui sekarang.

Diperlukan tangan yang handal dari pengrajin kayu atau tangan yang terampil

untuk memanen kayu manis ini.

Cara yang terbaik untuk mendapatkan batang kayu manis ini adalah pertama-tama

batang pohon kayu manis dipotong dasarnya lalu masukkan ke dalam kolam kayu

agar terendam. Merendam kayu dalam air membuat kayu lebih mudah dikuliti

bagian luarnya. Kuliti kulit kayu manis dengan pisau khusus untuk menguliti

sampai kulit bagian dalam yang lebih halus dari kulit kayu nampak dan warnanya

hampir putih.

Kemudian bagian dalam kulit kayu secara perlahan dikuliti. Hasil pengulitan ini

akan dikeringkan di bawah sinar matahari selama beberapa hari. Setelah kering

kayu manis digulung seperti rokok dan dipotong sesuai kebutuhan. Perlu

diketahui semakin tipis kayu manis semakin bagus kualitasnya.

3.3Area/Lokasi Serta Saluran (Chanel) Yang Dipilih

Humbang Hasundutan adalah sebuah kabupaten di Sumatera Utara,

Indonesia.Dibentuk pada 28 Juli 2003 , kabupaten ini mempunyai luas sebesar

2.335,33 km² dan beribukotakan Dolok Sanggul. Kondisi fisik kabupaten ini

berada pada ketinggian 330-2.075 meter dpl. Menurut data tahun Sensus

Penduduk 2010 penduduknya berjumlah 171.650 jiwa.

Page 7: Bab III Imam

14

Mayoritas penduduk Humbang Hasundutan adalah petani.Komoditas pertanian

terbesar adalah kopi dengan luas panen 9.246 Ha dan produksi 6.461 ton

(Humbahas Dalam Angka 2007).Perkebunan kopi terdiri dari 48.45% luas lahan

pertanian dan perkebunan.Selain kopi, kabupaten ini juga kaya dengan

kemenyan.Dengan luas panen 5.235 Ha menghasilkan 1.278 ton. Luas lahan

kemenyan mencapai 23,16%. Komoditas lainnya adalah karet, kulit manis,

kemikir, coklat, kelapa sawit, aren, kelapa, tebu, jahe, cengkeh, andaliman dan

jagung.

Komoditas pertanian andalan penduduk adalah cabe dengan luas panen 612 Ha

menghasilkan 3.086 ton. Tanaman cabe mencapai 39,97% lahan pertanian. Selain

cabe penduduk juga bertanam andaliman, kubis, tomat, kentang, sawi, wortel dan

bawang merah.

Penelitian dilaksanakan di Desa Sampean. Objek penelitian adalah petani dan

pengumpul kayu manis serta para pelaku ekonomi pemasaran yang terkait dalam

saluran pemasaran.  Saluran pemasaran untuk kayu manis di Desa Sampean

yaitu:Petani – Pengumpul - Pedagang Besar - Pedagang Kecil - Konsumen.

3.4 Hambatan – Hambatan Yang Dijumpai Dalam Penelitian

Hambatan – hambatan yang dijumpai dalam melakukan penelitian adalah akses

perjalanan menuju ke Desa Sampean yang belum diketahui para peneliti

sebelumnya sehingga perlunya peran supir dalam menemukan daerah penelitian.

Selain itu penurunan jumlah petani yang memiliki usaha tani kayu manis juga

menjadi penghambat, dikarenakan mereka mulai melirik komoditi lain yang lebih

menguntungkan seperti karet dan kemenyan.