bab iii gambaran perusahaan - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/bab3/2008-1-00224-mn bab...

23
42 BAB III GAMBARAN PERUSAHAAN 3.1 Sejarah Singkat Perusahaan PT. Jacolintex adalah sebuah perusahaan yang bergerak pada usaha manufaktur dari bahan baku kain menjadi pakaian jadi (garmen), mengekspor hasil produk dan mengimpor bahan baku yang bermula dari suatu home industri . Home industri dimaksud bernama Jacolin Fitrab yang memulai usahanya sejak tahun 1976 dengan produk utamanya adalah kaos dan berlokasi di Jl. Dr. Saharjo, Jakarta Selatan. Pada tanggal 29 September 1979, Jacolin Fitrab berubah nama menjadi PT. Jacolintex. Masih dengan produk utamanya kaos namun jenis produk diperluas dengan kemeja dan celana. Dalam tahun-tahun pertama, hasil produksinya masih dikonsumsi untuk keperluan pasar lokal, baru pada tahun 1984 mulai dilakukan kegiatan eksportasi. Pada akhir tahun 80-an industri garmen di Indonesia mengalami booming, peningkatan pangsa pasar ini menginspirasi manajemen PT. Jacolintex untuk mengembangkan infrastruktur produksi dengan membuka fasilitas produksi baru di wilayah Bogor yang berbatasan dengan Jakarta Selatan. Seiring dengan lahirnya kota Depok pada tahun 2003 sebagai pemekaran atau pemecahan dari wilayah Bogor, wilayah tersebut masuk dalam daerah administratif Depok. Fasilitas produksi baru mulai beroperasi pada tahun 1991 dengan merekrut karyawan baru dan sebagian karyawan merupakan karyawan yang dipindahkan dari fasilitas produksi di Jl. Saharjo. Sejak tahun 1991 aktivitas PT. Jacolintex dilakukan di dua pabrik dengan pusat kendali barada di Jl. Saharjo. Merespon tren peningkatan pangsa pasar yang terus meningkat, manajemen PT. Jacolintex pada tahun 1992 memutuskan untuk kembali mengembangkan atau menambah

Upload: nguyenminh

Post on 30-Mar-2019

216 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

42

BAB III

GAMBARAN PERUSAHAAN

3.1 Sejarah Singkat Perusahaan

PT. Jacolintex adalah sebuah perusahaan yang bergerak pada usaha manufaktur dari

bahan baku kain menjadi pakaian jadi (garmen), mengekspor hasil produk dan mengimpor

bahan baku yang bermula dari suatu home industri. Home industri dimaksud bernama Jacolin

Fitrab yang memulai usahanya sejak tahun 1976 dengan produk utamanya adalah kaos dan

berlokasi di Jl. Dr. Saharjo, Jakarta Selatan.

Pada tanggal 29 September 1979, Jacolin Fitrab berubah nama menjadi PT.

Jacolintex. Masih dengan produk utamanya kaos namun jenis produk diperluas dengan

kemeja dan celana. Dalam tahun-tahun pertama, hasil produksinya masih dikonsumsi untuk

keperluan pasar lokal, baru pada tahun 1984 mulai dilakukan kegiatan eksportasi.

Pada akhir tahun 80-an industri garmen di Indonesia mengalami booming,

peningkatan pangsa pasar ini menginspirasi manajemen PT. Jacolintex untuk

mengembangkan infrastruktur produksi dengan membuka fasilitas produksi baru di wilayah

Bogor yang berbatasan dengan Jakarta Selatan. Seiring dengan lahirnya kota Depok pada

tahun 2003 sebagai pemekaran atau pemecahan dari wilayah Bogor, wilayah tersebut masuk

dalam daerah administratif Depok. Fasilitas produksi baru mulai beroperasi pada tahun 1991

dengan merekrut karyawan baru dan sebagian karyawan merupakan karyawan yang

dipindahkan dari fasilitas produksi di Jl. Saharjo. Sejak tahun 1991 aktivitas PT. Jacolintex

dilakukan di dua pabrik dengan pusat kendali barada di Jl. Saharjo.

Merespon tren peningkatan pangsa pasar yang terus meningkat, manajemen PT.

Jacolintex pada tahun 1992 memutuskan untuk kembali mengembangkan atau menambah

43

kapasitas produksi dengan menyewa PT. Minner Sabur sebuah perusahaan garmen berlokasi

di Bandung, kerjasama ini berlangsung hingga tahun 2001.

Sejalan dengan kebijakan Pemda DKI mengenai peruntukan wilayah di mana wilayah

Jl. Saharjo tidak diperuntukkan untuk kegiatan industri manufaktur, maka pada tahun 2001

manajemen menutup fasilitas produksi di Jl. Saharjo dan memindahkan ke fasilitas produksi

di Depok dengan melakukan sejumlah perluasan. Sementara kantor representative

dipindahkan dari Jl. Saharjo ke Jl. Prof. Dr. Supomo.

Saat ini dengan total karyawan sebanyak 700 orang (mayoritas perempuan), PT.

Jacolintex memproduksi garmen dengan merek; Tommy Hilfiger, Machupichu, Napapijry,

Replay, Abercrombie, Speedy dan lain - lain. Merek - merek tersebut untuk memenuhi order

dari buyer – buyer utama; seperti Lerner, Limited, Meijer, Swire, Tommy H, Wet Seal, Royal

Robin, Carter’s, Hollister, A & F, Esprit, Zara dan Sara Lee dengan kapasitas produksi

maksimum 7000 Dz/ bulan. Keseluruhan produk tersebut dikirim ke Negara tujuan ekspor,

antara lain Amerika Serikat, Jepang, Italia, Australia, Canada, Jerman dan lain – lain.

Sedangkan untuk supplier bahan sendiri berdasarkan atas keinginan buyer. Dan saat ini PT.

Jacolintex memiliki beberapa supplier, yaitu Ek – Fair Limited di Hongkong, Rimir Enterprise

di Singapura, Winnitex di Hongkong, Ming Shi Dyeing Factory Co. Ltd dan Rich Tide (Ching

Hing) Internasional Ltd.

Untuk menjamin kepercayaan buyer, PT. Jacolintex mengupayakan sertifikasi yang

secara luas dikenal dan diakui oleh komunitas buyer USA. Maka pada pertengahan tahun

2005, PT. Jacolintex memberlakukan program sertifikasi hingga akhirnya memperoleh

sertifikasi dari WRAP (Worldwide Responsible Apparel Production), suatu badan sertifikasi

untuk para produsen garmen (juga produsen sepatu) yang mendapat pengakuan terluas di

USA berbasis di Arlington, Virginia Amerika Serikat.

44

3.2 Program Kerja Manajemen PT. Jacolintex

Adapun visi dari PT. jacolintex adalah sebagai berikut:

• Menjalankan amanah yang dititipkan oleh Allah S.W.T di dalam kehidupan dunia

melalui (Alm) H.J.M. Pattiasina sebagai pencetus berdirinya PT. Jacolintex

sebagai bentuk amal beliau yang harus bersama – sama dijaga dan

dipertahankan keutuhannya.

• Turut memajukan Negara Republik Indonesia dengan membantu pemulihan

ekonomi bangsa yang saat ini sedang sulit yakni dengan jalan menampung

tenaga kerja lokal sekaligus meningkatkan ekspor yang dapat menjadi devisa

bagi Negara.

• Meningkatkan kesejahteraan para pemegang saham beserta para pekerja yang

selama ini telah mengabdikan dirinya dalam melakukan salah satu ibadah yakni

bekerja sebagai wujud rasa syukur kepada Allah S.W.T.

Sedangkan misi dari PT. Jacolintex yaitu:

• Memperbaiki sistem serta melakukan penyesuain seiring berkembangnya Sistem

Informasi Manajemen (SIM) yang sangat cepat sekali perkembangannya dalam

era globalisasi dan mengaplikasikannnya secara professional dalam semua

bidang terutama bidang marketing.

• Melakukan kerjasama dengan pihak yang mempunyai jaringan yang luas dengan

para pembeli di seluruh dunia, untuk menjamin kelangsungan order dalam

memenuhi kebutuhan pabrik sesuai dengan kapasitas mesin terpasang minimum

6.000 lusin per bulan. Dan mengupayakan fasilitas pendanaan dalam menunjang

kerjasama yang berorientasi 100% ekspor serta menguntungkan.

• Mengadakan rekonstruksi mesin tua yang kurang produktif dalam menekan biaya

produksi akibat dari timbulnya timecost waktu perbaikan yang seringkali terjadi.

45

Dan menambah beberapa mesin khusus untuk menunjang adanya lintasan kritis

dalam flowprocess di produksi agar dapat menekan biaya lembur.

• Memberi kesempatan kepada tenaga pimpinan produksi pribumi dalam

mengembangkan keahliannya agar lebih terambil dalam mengatur jalannya

proses produksi sebagai program proses alih teknologi.

• Menjalankan perencanaan proses produksi yang lebih tajam dalam hal kualitas

serta waktu pengiriman barang jadi, agar dapat meminimalkan terjadinya klaim

dari pihak pembeli. Dengan menerapkan sistem berdasarkan disiplin ilmu yang

dibutuhkan, antara lain Production Planning Control (PPC) yang terkait dengan

industrial Engineering.

• Meneruskan program inhouse training pada kepala bagian/ supervisor mengenai

Total Quality Control (TQC) dan Total Quality Manajemen (TQM) untuk

memotivasi jiwa sadar mutu sebagai bagian dari peningkatan sumber daya

manusia sebagai pengendali dalam proses produksi. Dalam meningkatkan saling

percaya di antara para pekerja agar terbentuk dan terbina kerjasama yang solid,

pelaksanaannya melalui program outbond dengan pihak terkait secara

professional.

• Memelihara beberapa fasilitas kemudahan yang diberikan Pemerintah di bidang

ekspor-impor terhadap perusahaan dan adanya penambahan fasilitas sesuai

dengan kebutuhan atas permintaan berdasarkan Business Plan yang dibuat. Dan

menghindari segala upaya yang berakibat mencemarkan nama baik perusahaan

dan reputasi pimpinan perusahaan

• Mengontrol secara professional dan berkesinambungan dalam menjalankan

sistem manajemen yang telah disepakati serta ditunjang dengan komitmen

diantara para pelaku manajemen terutama di bidang keuangan melalui audit,

46

agar seluruh aset perusahaan maupun semua fasilitas keuangan yang diberikan

oleh lembaga keuangan tetap terjaga kredibilitas perusahaan.

Strategi yang dijalankan PT. Jacolintex dalam menghadapi persaingan di perusahaan garmen

dewasa ini adalah sebagai berikut:

• Menjalin kerjasama dengan pihak – pihak yang memilki jaringan luas dengan

para pembeli di dunia.

• Mengutamakan pelanggan dengan mempertahankan kualitas dan pengiriman

tepat waktu.

• Membangun tenaga kerja yang bermutu.

• Meningkatkan penggunaan dan perkembangan teknologi informasi dalam

perusahaan.

Melalui Balanced Scorecard, strategi yang dijalankan perusahaan akan diperjelas ke dalam

setiap perspektif beserta inisiatif tindakan yang harus dilakukan perusahaan untuk mencapai

target atau tujuan yang ingin dicapai perusahaan.

3.3 Kondisi Bisnis Perusahaan

PT. Jacolintex sempat mengalami goncangan ekonomi akibat penurunan order dan

manajemen yang buruk, dan pada akhirnya memutuskan untuk bekerjasama dengan sebuah

Agen bernama PT. Holit; yaitu agen yang bertugas mencari serta menerima buyer dan

menyerahkan order kepada PT. Jacolintex. Dengan mengambil langkah tersebut, PT.

Jacolintex dapat meningkatkan kemampuannya menyediakan dana dan daya yang diperlukan

untuk mempertahankan keberadaan perusahaan. Kontrak di antara keduanya berlaku untuk

jangka waktu 3 tahun dan sudah berjalan selama 1 tahun. Akibat dari perjanjian tersebut,

semua line produksi telah dikontrak atau dengan kata lain PT. jacolintex hanya berhak

menerima order yang datang dari PT. Holit. PT. Holit bertanggung jawab langsung kepada

47

buyer sedangkan untuk kualitas dan produksi dijalankan oleh PT. Jacolintex. Karena itu, PT.

Holit berhak memberikan order ke factory lain jika order yang masuk melebihi kapasitas

produksi yang dimiliki PT. Jacolintex.

Baik PT. Holit sebagai agen maupun PT.Jacolintex sudah memiliki jaringan yang

cukup luas dengan para pembeli di dunia dan dapat melakukan penetrasi pasar internasional

dengan baik. Didukung dengan Sertifikasi (Worldwide Responsible Apparel Production)

WRAP yang dimiliki PT. Jacolintex, secara langsung akan memberi jaminan kepercayaan para

buyer di seluruh dunia. Berikut merupakan prinsip kerja yang harus dipatuhi PT. Jacolintex

berdasarkan sertifikasi WRAP;

Tabel 3.1 Prinsip Worldwide Responsible Apparel Production ( WRAP)

12 Prinsip WRAP

1. Ketaatan terhadap hukum

dan peraturan

2. Kerja paksa

3. Tenaga kerja sama-sama

4. Pelecehan atau perlakuan

semena-mena

5. Pengupahan

6. Jam Kerja

Pemasok produk akan tunduk terhadap hukum dan

peraturan di seluruh Negara dimana mereka berada.

Pemasok produk tidak akan mempekerjakan karyawan

secara paksa.

Pemasok produk tidak akan mempekerjakan tenaga

kerja di bawah usia 14 tahun atau di bawah usia wajib

sekolah, atau di bawah usia minimum yang telah

ditentukan pemerintah setempat.

Pemasok produk akan menjamin adanya lingkungan

kerja yang bebas dari tindakan pelecehan pelecehan,

tindakan semena – mena atau hukuman fisik dalam

bentuk apapun.

Pemasok produk akan membayar karyawan sesuai

dengan upah minimum yang ditetapkan oleh Pemerintah

setempat.

Jam kerja pada masing – masing hari, dan hari kerja

pada masing – masing minggu, tidak akan melebihi

48

7. Diskriminasi

8. Kesehatan dan keamanan

kerja

9. Kebebasan berserikat

10. Lingkungan

11. Kepatuhan dan kepabean

12. Keamanan

batasan maksimum sebagaimana ditetapkan oleh

peraturan yang berlaku di Negara setempat. Pemasok

produk akan menyediakan sekurang – kurangnya satu

hari libur setiap tujuh hari kerja.

Pemasok produk akan mempekerjakan, mempromosikan

dan memberhentikan karyawan hanya berdasarkan

kemampuan kerja mereka, bukan berdasarkan pada

karakteristik pribadi atau kepercayaan – kepercayaan

tertentu.

Pemasok produk akan menjamin ketersediaan

lingkungan kerja yang aman dan sehat, dan jika

pemasok produk memiliki asrama karyawan maka juga

harus menjamin kondisi asrama yang aman dan sehat.

Pemasok produk akan mengakui dan menghargai hak

karyawan untuk berserikat (membentuk serikat pekerja),

sebagaimana pemasok produk juga membebaskan

pilihan karyawan untuk bergabung atau tidak bergabung

dengan serikat pekerja.

Pemasok produk akan tunduk pada hukum dan

peraturan yang mengatur mengenai lingkungan hidup

yang berlaku di Negara setempat.

Pemasok produk akan tunduk pada hukum dan

peraturan kepabean yang berlaku, dan secara khusus

akan mengadakan program tertentu untuk mematuhi

peraturan kepabean dan menghindari terjadinya

transahipment produk garmen yang illegal.

Pemasok produk akan menjamin dan mempertahankan

prosedur pengamanan pabrik secara ketat untuk

menghindari terjadinya masuknya barang-barang

tertentu yang tidak dikehendaki (seperti obat – obat

terlarang, bahan peledak, bahan kimia berbahaya dll) ke

dalam cargo ekspor.

Sumber: Data Perusahaan

49

PT Jacolintex sendiri termasuk dalam pasar persaingan monopolistis. Menurut

Sadono Sukirno, Mikro Ekonomi (2002, p.297) Pasar persaingan monopolistis memiliki

beberapa karakteristik sebagai berikut: terdapat banyak penjual dalam persaingan aktual

maupun potensial, para pelanggan memandang perbedaan di antara produk-produk dari

berbagai pesaing, barang bersifat berbeda corak, kemasukan ke dalam industri relatiif mudah,

dapat meningkatkan laba penjualan dalam jangka waktu yang pendek maupun panjang

tergantung dari sejauh mana perusahaan dapat memberikan keunikan yang bernilai dalam

barang atau jasa mereka. Karakteristik produk yang dihasilkan PT. Jacolintex sendiri dapat

dilihat dari kerapihan jahitan yang dihasilkan maupun dari segi pengepakannya. Ancaman

yang ada bagi PT. Jacolintex adalah dengan makin ketatnya persaingan baik di

antara eksportir dalam negeri maupun luar negeri menyebabkan pembeli mempunyai lebih

banyak alternatif, sehingga bargaining power eksportir semakin melemah. Hal tersebut harus

menjadi motivator bagi PT. Jacolintex sendiri untuk dapat menciptakan produk yang memiliki

karakteristik kuat untuk memenangkan konsumen baru maupun mempertahankan pelanggan.

Di dalam merumuskan strategi menghadapi persaingan, perusahaan perlu melihat

kondisi-kondisi lingkungan industri yang dijalankannya. Untuk melihat kondisi lingkungan

bisnis dapat dilakukan salah satu cara perumusan stategi yaitu menggunakan analisis lima

model kekuatan porter yang terdiri dari:

Persaingan antar perusahaan

Kemungkinan masuknya pesaing baru

Potensi pengembangan produk subsitusi

Kekuatan tawar-menawar penjual/ pemasok

Kekuatan tawar-menawar pembeli/ konsumen

50

Gambar 3.1 Analisis Porter

Sumber : Hasil wawancara

Berikut ini adalah analisis porter untuk PT. Jacolintex:

1. Persaingan Antar Perusahaan

Pergerakan bisnis konveksi pada saat ini terlihat semakin kompetitif. Terlihat dari

banyaknya perusahaan yang saling berlomba untuk mendapatkan keuntungan tinggi dan

memperluas pangsa pasarnya. Persaingan perusahaan sejenis dalam sebuah industri adalah

wajar. Hal tersebut secara tidak langsung, akan meningkatkan performansi perusahaan

sendiri. Siapa yang kuat dan memiliki strategi perusahaan yang tepat, dialah yang akan

Persaingan antar perusahaan:

- PT. Inkordan - PT. Lestari Busana

Potensi Pengembangan Produk Subsitusi:

- Usaha konveksi berbahan Wool, Sutra, Sifon, Brokat, satin, dan kulit.

Kemungkinan Masuknya Pendatang Baru:

- Perusahaan-Perusahaan garmen di Bandung

Kekuatan Tawar Pemasok:

- Import : Winitex, Tairun, Sortusor, Paxar. - Lokal : Bratatex, Wahana, Indobaten

Kekuatan Tawar Pembeli: - Tommy Helfigher - Esprit Europe Service GMB - Oneill - Fashion Box Industries - American Sporwear SA - Tomasoni Topsail SPA

51

memenangkan persaingan. Beberapa pesaing yang dilihat oleh PT. Jacolintex adalah PT.

Inkordan dan PT. Lestari Busana, kedua pesaing ini sama dengan PT. Jacolintex usahanya

ditujukan untuk ekspor. Namun bisa dikatakan PT. Jacolintex lebih unggul dari kedua

pesaingnya, PT. Inkordan hanya berfokus kepada pembuatan produk berbahan Jeans saja,

dan PT. Lestari busana hanya berfokus kepada pembuatan produk baju atau jaket saja.

Sedangkan untuk PT. Jacolintex tidak hanya fokus kepada satu jenis produk saja, melainkan

memiliki diferensiasi produk, sehingga lebih besar peluang memperluas pangsa pasarnya.

Salah satu peluang yang dimiliki PT. Jacolintex dalam memasuki industri ini adalah, kebijakan

pemerintah di bidang ekspor - impor mengenai deregulasi di bidang industri dan

perdagangan secara bertahap. Kemauan yang kuat dari pemerintah untuk menggalakkan

ekspor terutama non-migas akan memberikan rangsangan bagi para eksportir untuk

meningkatkan volume ekspornya. Rangsangan tersebut dapat berupa kemudahan -

kemudahan dalam hal investasi maupun keringanan pajak bagi perusahaan -

perusahaan yang berorientasi ekspor. Serta meningkatnya kebutuhan pasar akan

perkembangan mode yang terus berganti.

2. Kemungkinan Masuknya Pendatang Baru

Masuknya pendatang baru dalam sebuah industri, sudah tentu menjadi ancaman

sekaligus peluang bagi perusahan – perusahaan di dalam industri tersebut. Karena

pendatang baru dapat merebut pangsa pasar yang dimiliki pemain lama bahkan mematikan

pemai lama. Namun ada beberapa hambatan untuk pesaing baru masuk kedalam industri ini

seperti: Besarnya kebutuhan modal, kurangnya pengalaman, tingginya kesetian buyers,

mesin atau teknologi yang sudah digunakan. Pendatang baru yang berkembang cukup pesat

adalah perusahaan-perusahaan konveksi di Bandung. Bandung sudah menghasilkan tidak

kurang dari 40 % dari produk tekstil nasional maupun untuk tujuan ekspor. Industri ini

52

memiliki persaingan yang dinamis, dimana memang terdapat banyak pelaku namun tidak ada

pelaku yang dominan. PT. Jacolintex harus selalu waspada dengan ancaman pendatang baru

yang datang. Karena itu, saat ini PT. Jacolintex melakukan kerja sama dengan sebuah agen

pencari buyer. Dengan harapan pangsa pasarnya meluas. Hal lain yang perlu

dipertimbangkan adalah masuknya pendatang baru yang terdiri dari perusahaan asing di

ruang lingkup bisnis lokal. Dengan memiliki modal yang cukup besar, dan jaringan yang lebih

luas, PT. Jacolintex harus selalu mewaspadai ancaman ini dalam jangka waktu panjang.

3. Potensi Pengembangan Produk Subsitusi

Produk subsitusi merupakan produk yang dapat menggantikan fungsi yang sama

namun tidak serupa. Di dalam industri konveksi produk subsitusi bisa ditempatkan kedalam

kategori perusahaan – perusahaan garmen yang sama –sama menghasilkan produk sejenis

namun memiliki bahan yang berbeda. Kehadiran produk substitusi, tentunya dipengaruhi

oleh tren yang berlangsung. Produk substitusi pada industri konveksi, misalnya perusahaan

konveksi yang menghasilkan produk berbahan wool, dan kulit. Tentu saja hal tersebut bisa

menjadi ancaman, karena untuk memasuki industri berbahan dasar tersebut dibutuhkan

modal yang besar untuk menyediakan alat –alat produksi dan ketrampilan sumber daya yang

berbeda. Bagi perusahaan yang dapat memberikan produk yang menggunakan bahan lain

dapat menjadi potensi adanya perpindah alihan pelanggan. Faktor yang dapat menyebabkan

perpindah alihan ini dapat dilihat dari kebutuhan pelanggannya, harga dan kualitas yang

kompetitif serta berbagai variasi yang dapat dipilih sesuai keinginan pelanggan. Namun

dalam industri ini, peluang produk substitusi tidaklah besar. Karena kebutuhan yang

berbeda-beda dari konsumennya. Untuk saat ini PT. Jacolintex memfokuskan posisi mereka

untuk produksi berbahan jeans, katun dan twill.

53

4. Kekuatan Tawar Menawar Pemasok

PT. jacolintex saat ini memiliki supplier tetap baik impor maupun lokal. Untuk bahan

impor didapat dari perusahaan Winitex dan PT. Tairun. Sedangkan aksesoris impor didapat

dari PT. Sortusor dan PT. Paxar. Untuk bahan dan asesoris lokal didapat dari perusahaan

Bratatex dan Wahana. Supplier tersebut sudah menjadi pemasok tetap PT. Jacolintex.

Namun tidak ada kontrak kerja sama diantara keduanya. Jadi PT. Jacolintex tidak hanya

berpaku pada satu supplier saja, namun pemilihannya disesuaikan dengan keinginan pembeli.

Dengan tidak adanya ketergantungan dari para supplier ini maka pemilihan supplier yang

tepat sangat menentukan ketepatan waktu produksi maupun pengiriman.

5. Kekuatan Tawar Menawar Pembeli

Dalam industri konveksi, pembeli pasti menginginkan kualitas tinggi dengan harga

yang rendah atau paling tidak sebanding dengan kualitas yang didapat. Karena itu para

konsumen cenderung memilih perusahaan garmen yang berlokasi di wilayah tertentu di

mana sumber daya manusianya memiliki upah yang tidak terlalu tinggi. Namun teknologi

yang digunakan dapat menunjang kualitas yang diinginkan. Saat ini PT. Jacolintex memiliki

beberapa pelanggan tetapnya, yaitu Tommy Hilfieger dan Oneill. Dengan berusaha

memperlakukan para pelanggannya secara istimewa baik dalam hal kualitas maupun

pelayanan yang diberikan, pelanggan tetapnya akan semakin setia pada PT. Jacolintex.

Penggunaan teknologi yang efektif dan efisien tentunya akan berpengaruh terhadap

produktivitas perusahaan dan meningkatkan daya saing perusahaan sehingga memberikan

peluang PT. Jacolintex merebut pelanggan yang baru.

3.3.1 Tujuan Perusahaan

Tujuan perusahaan dalam 1 sampai 2 tahun terakhir ini adalah meningkatkan

pemasaran terutama dengan peningkatan ekspor garmen dan berusaha agar kinerja

54

perusahaan berada pada tingkat yang sehat untuk pencapaian laba yang sesuai dengan

performansi perusahaan dalam persaingan yang makin ketat. Dengan menghasilkan jenis

produk yang mampu bersaing di pasar Internasional terutama ke pasar Eropa, Canada dan

Amerika mengingat harga jual produk garmen ke negara tersebut masih cukup tinggi

disamping itu perilaku distributor atau agen untuk negara-negara tersebut relatif baik.

Didukung dengan adanya kualitas berstandarkan internasional akan menjamin

kesinambungan penjualan dan menguatnya daya saing. Selain peningkatan pemasaran untuk

mencapai pertumbuhan financial perusahaan, peningkatan customer satisfaction dan retensi

pelanggan menjadi perhatian yang penting untuk menjalin customer relationship yang baik

antara buyer dengan perusahaan dalam mencapai keunggulan kompetitif. Dalam pencapaian

kualitas produk yang maksimal, perusahaan terus meningkatkan infrastruktur dalam teknologi

yang digunakan serta pembentukan sumber daya manusia yang unggul dan berkomitmen.

3.3.2 Fasilitas Pendukung Perusahaan

Adanya Jaminan kerja dan alat keselamatan kerja bagi semua karyawan PT.

Jacolintex. Selain itu PT. Jacolintex memiliki sebuah unit mobil box besar dan sebuah unit

mobil box kecil, pabrik juga dilengkapi dengan 20 buah alat pemadam kebakaran di setiap

sudut ruang. Masing – masing karyawan juga disediakan sebuah loker penyimpanan barang

pribadi serta adanya mushola kecil untuk beribadah. Di area pabrik pun tersedia kantin untuk

makan siang karyawan. Tersedia juga sebuah klinik beserta seorang dokter dan suster yang

berada di tempat, guna berjaga – jaga jika terjadi kecelakaan selama jam kerja berlangsung.

55

3.3.3 Proses Kegiatan Bisnis Perusahaan

Berikut merupakan tahap – tahap pra produksi sampai pengiriman barang sampai di

konsumen;

1. PT. Holit menerima buyer yang masuk, kemudian dimulailah pemesanan order

yang dilakukan oleh marketing PT. Jacolintex.

2. Perhitungan biaya pra – produksi oleh marketing dan perhitungan biaya

aksesoris dan bahan pendukung oleh bagian merchandiser.

3. Manajer Produksi membuat perencanaan target dan biaya insentif untuk style

yang sedang berlangsung dihitung berdasarkan biaya – biaya produksi dan

diajukan ke Dept. Keuangan dan Dept. Marketing untuk disetujui.

4. Dept. Marketing mengkonfirmasikan order – order kepada buyer berdasarkan

kalkulasi biaya beserta hal – hal yang mungkin dapat terjadi.

5. Tim PPMC (Production Planning Material Control) berdasar data – data yang

diajukan oleh Dept. Marketing dan Dept. Merchandiser dapat memulai pekerjaan

dasar dan membuat daftar proses material untuk masing – masing order.

6. Semua contoh Pra – produksi seperti ukuran dan proto sample dikerjakan oleh

Dept. Sample dengan berkordinasi dengan Manager Produksi dimana berperan

dalam memutuskan dan menyelesaikan pola pakaian selama hal tersebut

berlangsung.

7. Setelah mendapat persetujuan dari buyer atau sub agen setempat, maka harus

dilakukan perencanaan poduksi dan pertemuan pra – produksi yang dihadiri oleh

perwakilan pembeli, merchandiser, manager produksi, QC manager, Dept.

Sample dan Dept. Finishing dari PT. Jacolintex.

8. Produksi dimulai setelah pertemuan pra – produksi dilakukan dan seluruh aspek

mengenai garmen telah dimengerti oleh orang – orang departemen terkait.

56

9. Bagian Merchandiser mengirimkan purchase order kepada supplier.

10. Supplier mengkonfirmasi barang yang masuk dan kemudian bagian ekspor –

impor PT. Jacolintex mengurus surat – surat yang dibutuhkan.

11. Material masuk ke gudang dan dilakukan pengecekan barang, kurang lebih satu

minggu untuk return barang yang cacat.

12. Setelah material siap, dilakukan proses pemotongan (cutting).

13. Kemudian membagi line produksi untuk proses penjahitan (sewing), selama

proses dikontrol oleh supervisor line.

14. Proses sewing selesai dilanjutkan dengan pengiriman ke washing berdasarkan

standar dari buyer.

15. Sampainya produk setelah washing dilanjutkan dengan tahap finishing, yaitu

pemasangan aksesoris sesuai pesanan.

16. Terakhir adalah pengecekan barang dan pengepakan sesuai keinginan buyer

dengan memastikan bahwa list dari bagian merchandiser sudah terpenuhi.

17. Produk siap untuk diekspor.

57

Proses bisnis yang berlangsung di PT. Jacolintex dapat dilihat pada gambar berikut:

PRE-PRODUCTION FLOW CHART

INDUSTRIAL ENGINEER

MARKETINGOrder booking by Marketing

Costing as per target analysis by Production Manager

Lead time calculation and its corresponding report with no of over time hours

Incentive and target plan for this style to be calculated against costing and productivity

and submitted to the finance department and marketing department for approval

Total production and trims cost evaluation by marketing team for

feasibility

Trims and Accessory costing by Merchandiser

Pre Production costing by marketing

Marketing department to confirm the order with buyers based on the above calculations and feasibility

Raw material lead time report by merchandiser

Financial Analysis by Marketing Departement

After approvals of the samples by the buyer or its local sub agents the production planning and pre-production meeting shall be held in the presence of the Merchandiser/ buyer representative & Merchandiser, Production Manager, QC Manager, Sample Dept. & Finishing Dept. in charge/ PT. Jacolintex.

All pre production sampling such as size set and proto samples shall be developed by the samples room in close co-ordination with the Production Manager who shall decide and finalise the patterns during this stage.

The PPMC team based on the above details provided by the marketing and the merchandising team shall start the ground work and material flow chart for these orders

The Production shall commence only after the Pre-Production Meeting is conducted and all aspects of the garments are understood by the concerned person in charge.

PP Meeting

Production

Gambar 3.1 Pre-Production Flow Chart

58

3.4 Struktur Organisasi dan Uraian Pekerjaan

Struktur Organisasi PT. Jacolintex

Management;

Commissioner : Mr. H. J. M. Pattiasina (alm.)

President Director : Mrs. Jetty R. Pattiasina

Director : Mr. Sjamsul Hary

Marketing Manager : Mr. Yogi

Office Staff : 17 personel

Production : Mr. Kumaran, Mr. Jacob

Production Staff : 49 personel

Daily – Rated Worker : 363 Fix Employee

250 Contract Employee

Uraian Pekerjaan

Berikut ini adalah uraian pekerjaan dari masing – masing divisi di PT. Jacolintex;

a. Board of Director, yang terbagi dua:

President Director

- Membuat dan menentukan keputusan yang ada dalam perusahaan.

- Bertanggung jawab untuk memimpin perusahaan serta mengawasi jalannya

kegiatan dalam perusahaan.

- Bertangung jawab dalam pencapaiaan visi dan misi perusahaan.

Director

- Membuat dan menentukan keputusan yang ada dalam factory.

- Mengawasi dan memimpin factory.

- Memberikan pengarahan dan petunjuk kepada manajer dibawahnya dalam

melaksanakan tugas.

59

- Memberikan seluruh laporan kinerja factory kepada president director.

Board of Director memiliki sekretaris, dimana memiki tugas sebagai berikut:

- Membantu kelancaran tugas yang dijalankan oleh board of director.

- Menyiapkan agenda kerja board of director.

- Menyiapkan laporan yang dibutuhkan oleh board of director.

- Menyampaikan keputusan-keputusan yang dibuat oleh board of director.

Board of Director juga membawahi;

Accounting & Finance, tugasnya adalah:

- Memastikan bahwa semua jenis biaya sudah tercatat.

- Melakukan pembukuan transaksi rutin akuntansi dan keuangan.

- Mengelola penyimpanan dokumen dan catatan keuangan serta pembukuan dan

secara berkala mengkaji pengaturan pencatatan ini.

- Bertanggung jawab atas penggunaan semua aset perusahaan.

- Mengelola pengeluaran dan pendapatan perusahaan.

Accounting & Finance memiliki divisi sebagai berikut;

A. Bagian Cashier;

- Mengelola keuangan kas besar yang dibutuhkan oleh perusahaan yang dimana

kebutuhannya diatas satu juta rupiah dan hanya bisa dikeluarkan atas izin cost

accounting dengan membuat request payment terlebih dahulu. Seperti

pembelian aset perusahaan,gaji karyawan dan buruh, dll.

- Mengatur keperluan segala bentuk administrasi perusahaan.

- Membuat laporan keuangan besar.

B. Bagian Petty Cash;

- Mengelola keuangan untuk keperluan kas kecil yang jumlah pengeluaran kurang

dari satu juta rupiah. Seperti untuk kebutuhan transportasi dan supir.

60

- Membuat laporan keuangan kecil perusahaan.

C. Bagian Cost Accounting;

- Menyiapkan dan menyerahkan laporan mingguan dan bulanan kepada

Accounting & Finance.

- Membuat laporan buku penjualan dan pembelian.

- Mengelola request payment yang diperlukan perusahaan.

Marketing Manager, tugasnya adalah:

- Mengembangkan dan menjaga hubungan baik dengan pelanggan dengan

menjalin komunikasi secara rutin dan berkelanjutan.

- Menyetujui atau mengevaluasi order yang diberikan oleh buyer.

- Membuat laporan divisi marketing yang akan dipertanggung jawabkan kepada

director.

- Membangun hubungan yang baik antara supplier dan para buyer.

Marketing Manager, memiliki divisi sebagai berikut;

A. Bagian Merchandiser;

- Menghitung consumption berdasarkan pesanan

- Mencari supplier lokal maupun impor untuk aksesoris.

B. Bagian Follow Up;

- Melakukan meeting dan promosi kepada calon buyer.

- Briefing mengenai hasil pertemuan kepada marketing manager.

- Membuat laporan mengenai hasil pertemuan dan briefing.

C. Bagian Export;

- Mengurus semua surat-surat pengiriman produk untuk ekspor.

- Mengawasi produk-produk yang di expor sampai ke buyer.

61

D. Bagian Import;

- Memenuhi kebutuhan impor material yang dibutuhkan oleh buyer berdasarkan

pemesanan pihak buyer.

- Bertanggung jawab atas surat-surat yang dibutuhkan dalam impor.

Production Manager, tugasnya adalah:

- Mengawasi seluruh kegiatan produksi.

- Membuat laporan produksi yang akan dipertanggung jawabkan kepada director.

- Bertanggung jawab atas penentuan waktu pengerjaan dan selesainya produksi.

- Bertanggung jawab atas kecukupan material yang dibutuhkan pada proses

produksi.

- Bertanggung jawab atas kualitas produk yang dihasilkan.

Production Manager, memiliki divisi sebagai berikut;

A. Bagian Sample;

- Memilah bahan yang akan digunakan untuk membuat produk.

- Membuat sample produk sebelum diproduksi.

- Mengirim sample ke buyer untuk disetujui dan terlibat dalam pre production

meeting.

B. Bagian Cutting;

- Memotong material yang akan digunakan untuk produksi.

- Pemilihan bagian – bagian unit sebelum dilakukan penjahitan. Juga untuk

mengirim bagian unit ke perusahaan khusus bordir apabila terdapat proses

bordir.

C. Bagian Sewing;

- Membagi line produksi yang dibutuhkan berdasar jumlah order yang akan

dikerjakan.

62

- Melakukan proses penjahitan material sampai menjadi barang jadi.

D. Bagian Finishing;

- Mengerjakan pemasangan aksesoris sesuai pemesanan.

- Memeriksa kekurangan atau kecacatan produk.

- Melakukan penguapan produk akhir.

E. Bagian Warehouse;

- Mencatat dan mengecek bahan yang masuk untuk mengetahui adakah

kecacatan material dan melakukan return apabila kecacatannya melebihi 5%.

- Menyimpan stok material yang dikirim.

- Menyimpan sisa material setelah produksi.

- Bertanggung jawab atas keluar masuknya barang atau material ke gudang.

F. Bagian Quality Control;

- Monitoring pekerjaan secara keseluruhan, baik selama proses maupun produk

akhir.

- Mengidentifikasi peningkatan yang mungkin dibutuhkan dalam proses produksi

untuk meningkatkan efisiensi.

- Memastikan seluruh proses produksi dikerjakan sesuai dengan standar mutu.

G. Bagian Checking;

- Memastikan dan melakukan pengepakan berdasar list dari merchandiser yang

didasarkan pada keinginan buyer.

- Bertanggung jawab terhadap komplain kesalahan pengepakan.

Personnel & GA, tugasnya adalah:

- Menentukan Perencanaan tenaga kerja baik strategi, jadwal kerja, desain kerja,

pemekaran pekerjaan, pemberdayaan karyawan dan lain sebagainya.

63

- Bertanggung jawab menyeleksi karyawan yang akan dipekerjakan dalam

perusahaan.

- Memposisikan karyawan sesuai dengan kemampuan yang dimilikinya.

- Memberikan jenjang karir yang menjanjikan bagi karyawan perusahaan.

Personnel & GA, memiliki divisi sebagai berikut;

A. Bagian Pay Roll

- Bertanggung jawab terhadap pembayaran kompensasi bagi karyawan secara

tepat waktu.

- Memberi bonus maupun tunjangan hari raya bagi karyawan.

B. Public Relation;

- Penghubung sekaligus pengatur lalu lintas informasi dan komunikasi yang

terjadi antara PT. Jacolintex dengan pihak terkait baik dalam lingkup internal

maupun eksternal.

- Juru bicara perusahaan untuk public.

- Penengah isu-isu yang terjadi dalam perusahaan maupun luar perusahaan.

- Mengurus jaminan keselamatan dan kesehatan karyawan.

C. Security & Driver

Security :

- Bertanggung jawab terhadap keamanan wilayah PT. Jacolintex selama 24 jam

dan wajib melakukan tindakan untuk merespon suatu kejadian yang

mengganggu kenyamanan bekerja.

- Memberikan ID Card untuk tamu dan menghubungkan kepada bagian yang

berkepentingan.

- Mengawasi keluar masuknya karyawan ke dalam area produksi.

- Mengawasi barang yang akan dikirim.

64

Driver :

- Menjaga fasilitas kendaraan perusahaan.

- Mengantar dan menjemput tamu perusahaan maupun karyawan yang berkaitan

dengan proses bisnis perusahaan.

- Bertanggung jawab dalam membawa maupun menghantar barang sampai pada

tujuan yang diperintahkan atau pelabuhan.