pemerintah kabupaten...

42
RPJMD Kab. Majalengka Tahun 2014 - 2018 Pemerintah Kabupaten Majalengka Hal II - 1 BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI KABUPATEN MAJALENGKA 2.1. Aspek Geografi dan Demografi 2.1.1. Karakteristik Lokasi dan Wilayah Kabupaten Majalengka merupakan salah satu kabupaten di wilayah Provinsi Jawa Barat, memiliki luas 1.204,24 Km 2 atau 3,25% dari luas wilayah daratan Provinsi Jawa Barat (37.095,28 Km 2 ). Secara geografis Kabupaten Majalengka berbatasan dengan wilayah sebagai berikut : a. Sebelah Utara, berbatasan dengan Kabupaten Indramayu; b. Sebelah Timur, berbatasan dengan Kabupaten Cirebon dan Kuningan, sebagaimana yang telah ditetapkan dalam Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 246 Tahun 2004 tentang Batas Wilayah Kabupaten Cirebon Provinsi Jawa Barat, dan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 14 Tahun 2009 tentang Batas Daerah Kabupaten Kuningan Provinsi Jawa Barat; c. Sebelah Selatan, berbatasan dengan Kabupaten Ciamis dan Tasikmalaya; d. Sebelah Barat, berbatasan dengan Kabupaten Sumedang, sebagaimana yang telah ditetapkan dalam Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2008 tentang Batas Daerah Kabupaten Sumedang Provinsi Jawa Barat. Secara geografis Kabupaten Majalengka berada di bagian Timur Provinsi Jawa Barat, dengan posisi astronomis : Bagian Barat antara 108° 03’-108° 19’ Bujur Timur, bagian Timur antara 108° 12’-108° 25’ Bujur Timur, bagian Utara antara 6° 36’-6° 58’ Lintang Selatan dan bagian Selatan antara 6° 43’-7° 03’ Lintang Selatan. Temperatur rata-rata di Kabupaten Majalengka adalah 26,7°C hingga 29,7°C. Suhu udara maksimum terjadi pada bulan Oktober yaitu 35,4°C, sedangkan suhu

Upload: nguyentu

Post on 16-Jun-2019

230 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Pemerintah Kabupaten Majalengkabappelitbangda.majalengkakab.go.id/web/images/stories/RPJMD/bab2a1.pdfa. Sebelah Utara, berbatasan dengan Kabupaten Indramayu; b. Sebelah Timur, berbatasan

RPJMD Kab. Majalengka Tahun 2014 - 2018

Pemerintah Kabupaten Majalengka

Hal II - 1

BAB II GAMBARAN UMUM

KONDISI KABUPATEN MAJALENGKA

2.1. Aspek Geografi dan Demografi

2.1.1. Karakteristik Lokasi dan Wilayah

Kabupaten Majalengka merupakan salah satu kabupaten di wilayah Provinsi

Jawa Barat, memiliki luas 1.204,24 Km2 atau 3,25% dari luas wilayah daratan Provinsi

Jawa Barat (37.095,28 Km2).

Secara geografis Kabupaten Majalengka berbatasan dengan wilayah sebagai

berikut :

a. Sebelah Utara, berbatasan dengan Kabupaten Indramayu;

b. Sebelah Timur, berbatasan dengan Kabupaten Cirebon dan Kuningan,

sebagaimana yang telah ditetapkan dalam Keputusan Menteri Dalam Negeri

Nomor 246 Tahun 2004 tentang Batas Wilayah Kabupaten Cirebon Provinsi Jawa

Barat, dan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 14 Tahun 2009 tentang

Batas Daerah Kabupaten Kuningan Provinsi Jawa Barat;

c. Sebelah Selatan, berbatasan dengan Kabupaten Ciamis dan Tasikmalaya;

d. Sebelah Barat, berbatasan dengan Kabupaten Sumedang, sebagaimana yang

telah ditetapkan dalam Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2008

tentang Batas Daerah Kabupaten Sumedang Provinsi Jawa Barat.

Secara geografis Kabupaten Majalengka berada di bagian Timur Provinsi

Jawa Barat, dengan posisi astronomis : Bagian Barat antara 108° 03’-108° 19’ Bujur

Timur, bagian Timur antara 108° 12’-108° 25’ Bujur Timur, bagian Utara antara 6°

36’-6° 58’ Lintang Selatan dan bagian Selatan antara 6° 43’-7° 03’ Lintang Selatan.

Temperatur rata-rata di Kabupaten Majalengka adalah 26,7°C hingga 29,7°C.

Suhu udara maksimum terjadi pada bulan Oktober yaitu 35,4°C, sedangkan suhu

Page 2: Pemerintah Kabupaten Majalengkabappelitbangda.majalengkakab.go.id/web/images/stories/RPJMD/bab2a1.pdfa. Sebelah Utara, berbatasan dengan Kabupaten Indramayu; b. Sebelah Timur, berbatasan

RPJMD Kab. Majalengka Tahun 2014 - 2018

Pemerintah Kabupaten Majalengka

Hal II - 2

udara minimum terjadi pada bulan juni dengan suhu sebesar 22,7°C. Indonesia

merupakan negara tropis yang mempunyai 3 wilayah waktu yaitu WIB (Waktu

Indonesia Barat), WITA (Waktu Indonesia Tengah) dan WIT (Waktu Indonesia Timur),

seluruh wilayah Kabupaten Majalengka termasuk ke dalam zona WIB (Waktu

Indonesia Barat). Kelembaban di Kabupaten Majalengka sepanjang tahun 2013

berkisar antara 66% - 88%.

Secara geostrategis Kabupaten Majalengka diapit oleh 2 PKN Cirebon Raya

dan Bandung Raya dan berada di perlintasan antara Jawa Barat (Bandung) dan Jawa

Tengah (Semarang) sebagai PKN Gerbang Kertosusila. Kondisi Kabupaten

Majalengka yang strategis di dukung dengan adanya kebijakan pemerintah pusat

melalui Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia

(MP3EI) dan Bandara Internasional Jawa Barat yang akan dibangun di Kabupaten

Majalengka, diharapkan mampu mengakselerasi perwujudan koridor dan sekaligus

mengurangi beban aktivitas ekonomi di Jawa Barat Bagian Barat melalui PKW

Kadipaten guna mendukung kepada Pusat Kegiatan Nasional (PKN) Cirebon dan

pengembangan Jawa Barat Bagian Timur.

Secara adminstratif, wilayah Kabupaten Majalengka terdiri dari 26

kecamatan, 13 kelurahan dan 330 desa dapat dilihat pada tabel 2.1.

Tabel 2.1.

Nama Kecamatan dan Jumlah Desa/Kelurahan di Kabupaten Majalengka Tahun 2013

No. Nama

Kecamatan Jumlah Desa

Jumlah Kelurahan

No. Nama Kecamatan

Jumlah Desa

Jumlah Kelurahan

1. Majalengka 5 9 14. Sindangwangi 10 -

2. Panyingkiran 9 - 15. Sukahaji 13 -

3. Kadipaten 7 - 16. Sindang 7 -

4. Dawuan 11 - 17. Cigasong 6 4

5. Kasokandel 10 - 18. Maja 18 -

6. Kertajati 14 - 19. Argapura 14 -

Page 3: Pemerintah Kabupaten Majalengkabappelitbangda.majalengkakab.go.id/web/images/stories/RPJMD/bab2a1.pdfa. Sebelah Utara, berbatasan dengan Kabupaten Indramayu; b. Sebelah Timur, berbatasan

RPJMD Kab. Majalengka Tahun 2014 - 2018

Pemerintah Kabupaten Majalengka

Hal II - 3

No. Nama Kecamatan

Jumlah Desa

Jumlah Kelurahan

No. Nama Kecamatan

Jumlah Desa

Jumlah Kelurahan

7. Jatitujuh 15 - 20. Banjaran 13 -

8. Jatiwangi 16 - 21. Talaga 17 -

9. Palasah 13 - 22. Cikijing 15 -

10. Ligung 19 - 23. Cingambul 13 -

11. Sumberjaya 15 - 24. Bantarujeg 13 -

12. Leuwimunding 14 - 25. Lemahsugih 19 -

13. Rajagaluh 13 - 26. Malausma 11 -

Jumlah Kecamatan 26

Desa 330 Kelurahan 13

Sumber : Kabupaten Majalengka Dalam Angka , tahun 2012

Topografis Kabupaten Majalengka secara umum dapat dibedakan menjadi 3

(tiga) bagian yaitu : landai atau dataran rendah (0 – 15 persen), berbukit

bergelombang (15 – 40 persen) dan perbukitan terjal (>40 persen). Sebesar 13,21

persen dari luas wilayah Kabupaten Majalengka berada pada kemiringan lahan di

atas 40 persen, 18,53 persen berada dalam kelas kemiringan lahan 15 - 40 persen,

dan 68,26 persen berada pada kelas kemiringan lahan 0 - 15 persen. Kondisi

bentang alam yang melandai ke daerah Barat Laut, menyebabkan sebagian besar

aliran sungai dan mata air mengalir ke arah Utara, sehingga pada wilayah bagian

Utara Kabupaten Majalengka terdapat banyak persawahan. Perbukitan dengan

lereng yang curam terdapat di lereng Gunung Ciremai dan daerah lereng Gunung

Cakrabuana. Kondisi topografis ini sangat berpengaruh terhadap pemanfaatan

ruang dan potensi pengembangan wilayah, juga menyebabkan dampak yang

mengakibatkan terdapatnya daerah yang rawan terhadap gerakan tanah yaitu

daerah yang mempunyai kelerengan curam.

Adapun distribusi ketiga topografi yang ada di Kabupaten Majalengka

sebagaimana disebutkan di atas, adalah sebagai berikut :

Page 4: Pemerintah Kabupaten Majalengkabappelitbangda.majalengkakab.go.id/web/images/stories/RPJMD/bab2a1.pdfa. Sebelah Utara, berbatasan dengan Kabupaten Indramayu; b. Sebelah Timur, berbatasan

RPJMD Kab. Majalengka Tahun 2014 - 2018

Pemerintah Kabupaten Majalengka

Hal II - 4

1. Dataran rendah, mempunyai kemiringan tanah antara 0-15%, meliputi semua

kecamatan yang ada di Kabupaten Majalengka. Kecamatan yang mempunyai

kemiringan 0-15% seluruh wilayahnya terdiri atas Kecamatan Cigasong,

Jatitujuh, Jatiwangi, Kadipaten, Kertajati, Ligung, dan Palasah.

2. Berbukit gelombang, kemiringan tanahnya berkisar antara 15%-40%, meliputi

Kecamatan Argapura, Banjaran, Bantarujeg, Malausma, Cikijing, Cingambul,

Dawuan, Kasokandel, Lemahsugih, Maja, Majalengka, Rajagaluh, Sindangwangi,

Sukahaji, Sindang, dan Talaga.

3. Perbukitan terjal, kemiringan tanahnya >40%, meliputi daerah sekitar Gunung

Ciremai, Kecamatan Argapura, Banjaran, Bantarujeg, Malausma, Cikijing,

Cingambul, Lemahsugih, Leuwimunding, Maja, Majalengka, Panyingkiran,

Rajagaluh, Sindangwangi, Sukahaji, Sindang, Sumberjaya, dan Talaga.

Sedangkan berdasarkan ketinggian, wilayah Kabupaten Majalengka

diklasifikasikan dalam 3 klasifikasi utama yaitu dataran rendah (0 - 100 m dpl),

dataran sedang (>100 - 500 m dpl) dan dataran tinggi (> 500 m dpl). Dataran

rendah sebesar 42,21 persen dari luas wilayah, berada di Wilayah Utara Kabupaten

Majalengka, dataran sedang sebesar 20,82 persen dari luas wilayah, umumnya

berada di Wilayah Tengah, dan dataran tinggi sebesar 36,97 persen dari luas wilayah,

mendominasi Wilayah Selatan Kabupaten Majalengka, termasuk di dalamnya

wilayah yang berada pada ketinggian di atas 2.000 m dpl yaitu terletak di sekitar

kawasan kaki Gunung Ciremai.

Page 5: Pemerintah Kabupaten Majalengkabappelitbangda.majalengkakab.go.id/web/images/stories/RPJMD/bab2a1.pdfa. Sebelah Utara, berbatasan dengan Kabupaten Indramayu; b. Sebelah Timur, berbatasan

RPJMD Kab. Majalengka Tahun 2014 - 2018

Pemerintah Kabupaten Majalengka

Hal II - 5

Gambar 2.1.

Peta Administrasi Kabupaten Majalengka

Page 6: Pemerintah Kabupaten Majalengkabappelitbangda.majalengkakab.go.id/web/images/stories/RPJMD/bab2a1.pdfa. Sebelah Utara, berbatasan dengan Kabupaten Indramayu; b. Sebelah Timur, berbatasan

RPJMD Kab. Majalengka Tahun 2014 - 2018

Pemerintah Kabupaten Majalengka

Hal II - 6

Berdasarkan sebaran dan struktur batuannya, kondisi geologis Kabupaten

Majalengka meliputi: Aluvium seluas 17.162 Ha (14,25%), Pleistocene Sedimentary

Facies seluas 13.716 Ha (13,39%), Miocene Sedimentary Facies seluas 23,48 Ha

(19,50%), Undiferentionet Vulcanic Product seluas 51.650 Ha (42,89%), Pliocene

Sedimentary Facies, seluas 3.870 Ha (3,22%), Liparite Dacite seluas 179 Ha (0,15%),

Eosene, seluas 78 Ha (0,006%), Old Quartenary Volkanik Product seluas 10.283 Ha

(8,54%). Kondisi geologi Kabupaten Majalengka juga terdapat formasi Sesar Baribis

yang berpotensi menyebabkan patahan rawan gempa, terutama untuk daerah

Selatan dan Timur.

Kondisi hidrologi Kabupaten Majalengka dibagi ke dalam dua bagian yaitu

air permukaan dan air tanah. Air permukaan, dilewati 2 (dua) sungai besar yaitu

Sungai Cimanuk dan Cilutung yang menjadi sumber air baku terutama untuk

kegiatan pertanian. Selain itu, Kabupaten Majalengka mempunyai beberapa potensi

air permukaan lainnya berupa situ/danau yaitu di wilayah Desa Cipadung, Payung,

Sangiang, dan Talagaherang. Air Tanah, berdasarkan kondisi potensi yang ada

secara umum Wilayah Utara dan Tengah Kabupaten Majalengka merupakan daerah

yang memiliki potensi Air Bawah Tanah (ABT) yang cukup baik. Untuk lebih jelasnya

gambaran kondisi hidrologi Kabupaten Majalengka dapat dilihat pada Tabel 2.2.

dan Tabel 2.3.

Tabel 2.2.

Potensi Air Permukaan di Kabupaten Majalengka

No. Nama Sungai Bendungan Areal Layanan (Ha)

Debit (Liter/detik) Maksimal Minimal

1. Cilutung Kamun 9.289 50,73 0,41

2. Cideres Tirtanegara, Cigasong

2.741 3,94 0,65

3. Cikeruh Cikeruh, Cibutul 3.354 10,68 0,99

4. Ciherang Ciherang 1.009 1,76 0,3

5. Cikadongdong Cikemangi, Cikondang

2.411 1,47 0,4

6. Ciwaringin Ciwaringin 3.387 6,36 0,44

Page 7: Pemerintah Kabupaten Majalengkabappelitbangda.majalengkakab.go.id/web/images/stories/RPJMD/bab2a1.pdfa. Sebelah Utara, berbatasan dengan Kabupaten Indramayu; b. Sebelah Timur, berbatasan

RPJMD Kab. Majalengka Tahun 2014 - 2018

Pemerintah Kabupaten Majalengka

Hal II - 7

No. Nama Sungai Bendungan Areal Layanan (Ha)

Debit (Liter/detik) Maksimal Minimal

7. Cilongkrang Ciminggiri Suplai ke Bd Ciawi 0,79 0,29

8. Ciawi Ciawi 151 1,02 0,28

9. Cimanuk Rentang 571 900 500

10. Cihikeu Citeureup 348 1.252 0,26

11. Cihieum Cihieum 556 4.512 0,25

12. Cisampora Cimingking 383 1.439 0,18 JUMLAH 24.230 8.179,75 504,45

Sumber : Materi Teknis RTRW Kabupaten Majalengka Tahun 2011 – 2031

Tabel 2.3.

Potensi Air Bawah Tanah di Kabupaten Majalengka

No. Kisaran

Indeks Rata-Rata

Kecamatan Kelas Keterangan

1. 1,64 – 2,01 Kertajati – Ligung – Dawuan dan Kasokandel – Jatiwangi

D Kurang Berpotensi

2. 2,01 – 2,31 Palasah – Leuwimunding - Panyingkiran – Majalengka – Cigasong – Sukahaji dan Sindang – Bantarujeg dan Malausma– Talaga – Cingambul

C Potensi Sedang

3. 2,31 – 2,61 Sumberjaya – Rajagaluh – Maja – Lemahsugih – Banjaran

B Berpotensi

4. 2,61 - 3,14 Kadipaten – Sindangwangi – Argapura – Jatitujuh – Cikijing

A Sangat Berpotensi

Sumber : Materi Teknis RTRW Kabupaten Majalengka Tahun 2011 – 2031

Kondisi klimatologis di Kabupaten Majalengka diantaranya curah hujan

dipengaruhi oleh keadaan iklim, geografis dan perputaran arus udara. Selama

periode tahun 2008-2012, curah hujan tahunan di Kabupaten Majalengka terendah

yaitu sebesar 1.953 mm/tahun yang terjadi pada tahun 2009 dan tertinggi sebesar

yaitu sebesar 3.459 mm/tahun pada tahun 2010, dengan rata-rata selama 5 tahun

tahun sebesar 2.723 mm/tahun. Kecepatan angin rata-rata berkisar 3 knot/jam

sampai 5 knot/jam dengan kecepatan tertinggi pada bulan Maret sebesar 28

knot/jam, hal ini menjadikan Kabupaten Majalengka dijuluki Kota Angin.

Page 8: Pemerintah Kabupaten Majalengkabappelitbangda.majalengkakab.go.id/web/images/stories/RPJMD/bab2a1.pdfa. Sebelah Utara, berbatasan dengan Kabupaten Indramayu; b. Sebelah Timur, berbatasan

RPJMD Kab. Majalengka Tahun 2014 - 2018

Pemerintah Kabupaten Majalengka

Hal II - 8

Gambar 2.2. Data Perkembangan Curah Hujan

Kabupaten Majalengka Tahun 2008 - 2012

Sumber : BMG Jatiwangi, tahun 2013

Penggunaan lahan suatu wilayah merupakan perwujudan fisik dari semua

kegiatan sosial ekonomi penduduk. Pengenalan pola penggunaan lahan ini sangat

diperlukan, baik untuk memperoleh gambaran mengenai potensi daerah maupun

untuk mengetahui pola distribusi kegiatan sosial ekonomi serta intensitas

penggunaan lahan dan berbagai kegiatan yang ada.

Tabel 2.4.

Perkembangan Penggunaan Lahan Kabupaten Majalengka Tahun 2007-2011

No. Penggunaan Lahan Tahun (Ha)

2007 2008 2009 2010 2011

Lahan Sawah

1. Irigasi Teknis 17.462 17.441 17.982 17.982 17.982

Page 9: Pemerintah Kabupaten Majalengkabappelitbangda.majalengkakab.go.id/web/images/stories/RPJMD/bab2a1.pdfa. Sebelah Utara, berbatasan dengan Kabupaten Indramayu; b. Sebelah Timur, berbatasan

RPJMD Kab. Majalengka Tahun 2014 - 2018

Pemerintah Kabupaten Majalengka

Hal II - 9

No. Penggunaan Lahan Tahun (Ha)

2007 2008 2009 2010 2011

2. Irigasi ½ Teknis 8.008 7.935 7.970 7.970 7.970

3. Irigasi Sederhana Milik PU

6.032 6.224 5.534 5.534 5.533

4. Irigasi Non PU 7.118 6.738 7.901 7.901 7.989

5. Tadah Hujan 12.412 12.660 12.512 12.512 12.422

6. Polder dan sawah lainnya

20 139 - - -

Luas Lahan Sawah 51.052 51.137 51.899 51.899 51.896

Lahan Bukan Sawah

1. Pekarangan/bangunan 12.245 12.273 12.025 12.137 12.243

2. Tegal/Kebun 23.740 23.723 27.275 26.990 26.946

3. Ladang/Huma 463 463 - - -

4. Pengembalaan/Padang Rumput

779 779 693 702 752

5. Sementara tidak diusahakan

93 46 28 28 28

6. Ditanami pohon/Hutan Rakyat

4.544 4.507 4.739 4.747 4.697

7. Hutan Negara 20.140 20.140 17.217 17.217 17.217

8. Perkebunan 214 214 370 370 370

9. Lahan lainnya 6.435 6.383 5.536 6.651 5.591

10. Rawa-rawa 164 164 99 99 99

11. Tambak - - - - -

12. Kolam/empang 555 595 543 584 585

Luas Lahan Bukan Sawah 69.372 69.287 68.525 68.525 68.528

Luas Lahan Keseluruhan 120.424 120.424 120.424 120.424 120.424 Sumber : Data Sektoral Kabupaten Majalengka, tahun 2011

Berdasarkan data sekunder, penggunaan lahan Kabupaten Majalengka

sampai dengan tahun 2011 didominasi lahan non sawah, yaitu seluas 68.528 Ha,

dengan sub sektor yang dominan pada penggunaan untuk tegal/kebun seluas

Page 10: Pemerintah Kabupaten Majalengkabappelitbangda.majalengkakab.go.id/web/images/stories/RPJMD/bab2a1.pdfa. Sebelah Utara, berbatasan dengan Kabupaten Indramayu; b. Sebelah Timur, berbatasan

RPJMD Kab. Majalengka Tahun 2014 - 2018

Pemerintah Kabupaten Majalengka

Hal II - 10

26.946 Ha, serta lahan Hutan Negara mengingat Kabupaten Majalengka termasuk

dalam kawasan TNGC seluas 17.217 Ha. Penggunaan lahan sawah seluas 51.896 Ha

merupakan penggunaan lahan terbesar kedua, walaupun demikian jika dilihat lebih

rinci dari data tersebut di atas menunjukkan dominasi sektor kerja penduduk

Kabupaten Majalengka adalah pada sektor pertanian.

2.1.2. Potensi Pengembangan Wilayah

Potensi pengembangan wilayah terkait dengan kawasan budidaya yang telah

ditetapkan dengan Peraturan Daerah Kabupaten Majalengka Nomor 11 Tahun 2011

tentang Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Majalengka Tahun 2011 -

2031. Berdasarkan Perda dimaksud kawasan budidaya Kabupaten Majalengka terdiri

atas :

a. Kawasan peruntukkan hutan produksi;

b. Kawasan peruntukkan pertanian;

c. Kawasan peruntukkan perikanan;

d. Kawasan peruntukkan pertambangan;

e. Kawasan peruntukkan industri;

f. Kawasan peruntukkan pariwisata;

g. Kawasan peruntukkan permukiman; dan

h. Kawasan peruntukkan lainnya.

Kawasan peruntukkan hutan produksi. Kawasan peruntukkan hutan

produksi terdiri dari hutan produksi tetap dan hutan produksi terbatas seluas kurang

lebih 12.934 hektar. Kawasan peruntukkan hutan produksi tetap seluas kurang lebih

10.779 Ha, meliputi: Kecamatan Kertajati; Kecamatan Kadipaten; Kecamatan

Sindangwangi; Kecamatan Rajagaluh; dan Kecamatan Bantarujeg.

Kawasan peruntukkan hutan produksi terbatas seluas kurang lebih 2.135 Ha

hektar, meliputi: Kecamatan Sindangwangi; Kecamatan Leuwimunding; Kecamatan

Bantarujeg; Kecamatan Talaga; Kecamatan Cingambul; dan Kecamatan Lemahsugih.

Page 11: Pemerintah Kabupaten Majalengkabappelitbangda.majalengkakab.go.id/web/images/stories/RPJMD/bab2a1.pdfa. Sebelah Utara, berbatasan dengan Kabupaten Indramayu; b. Sebelah Timur, berbatasan

RPJMD Kab. Majalengka Tahun 2014 - 2018

Pemerintah Kabupaten Majalengka

Hal II - 11

Kawasan peruntukkan pertanian. Kawasan peruntukkan pertanian seluas

43.946 Ha terdiri atas :

(1) Kawasan peruntukkan pertanian tanaman pangan;

(2) kawasan peruntukkan hortikultura;

(3) kawasan peruntukkan perkebunan;dan

(4) kawasan peruntukkan peternakan.

Kawasan peruntukkan pertanian tanaman pangan terdiri atas; kawasan

peruntukkan pertanian lahan basah dan kawasan peruntukkan pertanian lahan

kering. Kawasan peruntukkan pertanian lahan basah seluas kurang lebih 38.374

hektar berupa lahan pertanian pangan berkelanjutan terdiri atas:

a. Sawah irigasi teknis meliputi: Kecamatan Kertajati; Kecamatan Jatitujuh;

Kecamatan Ligung; Kecamatan Sumberjaya; Kecamatan Palasah; Kecamatan

Jatiwangi; Kecamatan Dawuan; Kecamatan Kasokandel; Kecamatan Kadipaten;

Kecamatan Panyingkiran; Kecamatan Majalengka; Kecamatan Cigasong;

Kecamatan Maja; Kecamatan Sukahaji; Kecamatan Sindang; Kecamatan

Rajagaluh; Kecamatan Sindangwangi; Kecamatan Leuwimunding; Kecamatan

Bantarujeg; dan Kecamatan Lemahsugih.

b. Sawah irigasi setengah teknis meliputi: Kecamatan Kertajati; Kecamatan

Jatitujuh; Kecamatan Ligung; Kecamatan Sumberjaya; Kecamatan Palasah;

Kecamatan Jatiwangi; Kecamatan Dawuan; Kecamatan Kasokandel; Kecamatan

Kadipaten; Kecamatan Panyingkiran; Kecamatan Majalengka; Kecamatan

Cigasong; Kecamatan Maja; Kecamatan Sukahaji; Kecamatan Malausma;

Kecamatan Rajagaluh; Kecamatan Sindangwangi; Kecamatan Leuwimunding;

dan Kecamatan Lemahsugih; Kecamatan Cikijing; Kecamatan Talaga; Kecamatan

Banjaran; Kecamatan Argapura; Kecamatan Bantarujeg.

c. Sawah tadah hujan meliputi: Kecamatan Kertajati; Kecamatan Jatitujuh;

Kecamatan Ligung; Kecamatan Sumberjaya; Kecamatan Jatiwangi; Kecamatan

Kasokandel; Kecamatan Kadipaten; Kecamatan Panyingkiran; Kecamatan

Page 12: Pemerintah Kabupaten Majalengkabappelitbangda.majalengkakab.go.id/web/images/stories/RPJMD/bab2a1.pdfa. Sebelah Utara, berbatasan dengan Kabupaten Indramayu; b. Sebelah Timur, berbatasan

RPJMD Kab. Majalengka Tahun 2014 - 2018

Pemerintah Kabupaten Majalengka

Hal II - 12

Majalengka; Kecamatan Cigasong; Kecamatan Malausma; Kecamatan

Sindangwangi; Kecamatan Leuwimunding; dan Kecamatan Lemahsugih;

Kecamatan Cikijing; Kecamatan Talaga; Kecamatan Banjaran; Kecamatan

Argapura; Kecamatan Bantarujeg; Kecamatan Cingambul.

Kawasan peruntukkan pertanian lahan kering seluas kurang lebih 626 hektar

berada di seluruh kecamatan.

Kawasan peruntukkan hortikultura seluas kurang lebih 1.465 hektar berada di

seluruh kecamatan dan tidak terdapat di Kecamatan Kadipaten;

Kawasan peruntukkan perkebunan seluas 1.881 hektar, meliputi: kawasan

peruntukkan perkebunan rakyat seluas kurang lebih 1.357 hektar berada di seluruh

kecamatan; dan kawasan peruntukkan perkebunan dengan fungsi lindung seluas

kurang lebih 524 hektar berada pada ketinggian lebih dari 500 meter di atas

permukaan laut meliputi: Kecamatan Lemahsugih; Kecamatan Rajagaluh; Kecamatan

Malausma; Kecamatan Argapura; Kecamatan Maja; dan Kecamatan Sindang.

Kawasan peruntukkan peternakan seluas kurang lebih 784 hektar meliputi:

Kecamatan Majalengka; Kecamatan Jatitujuh; Kecamatan Maja; Kecamatan Banjaran;

Kecamatan Lemahsugih; dan Kecamatan Panyingkiran.

Kawasan peruntukkan perikanan. Kawasan peruntukkan perikanan seluas 1.717

hektar, terdiri atas:

(1) Peruntukkan kawasan perikanan tangkap, berupa sungai sepanjang 536 km

meliputi Kecamatan Jatitujuh, Kecamatan Kertajati dan Kecamatan Kadipaten

dan situ dan rawa seluas 266 Ha dengan prioritas pengembangan meliputi

Kecamatan Kertajati dan Kecamatan Jatitujuh;

(2) Peruntukkan kawasan perikanan budidaya, meliputi : 1) kolam air tenang

seluas 696 hektar dan kolam air deras seluas 35 hektar dengan prioritas

pengembangan di Kecamatan Rajagaluh; Kecamatan Sindangwangi; dan

Kecamatan Jatitujuh; 2) sungai sepanjang kurang lebih 536 kilometer dengan

prioritas pengembangan meliputi: Kecamatan Jatitujuh; Kecamatan Kertajati;

Page 13: Pemerintah Kabupaten Majalengkabappelitbangda.majalengkakab.go.id/web/images/stories/RPJMD/bab2a1.pdfa. Sebelah Utara, berbatasan dengan Kabupaten Indramayu; b. Sebelah Timur, berbatasan

RPJMD Kab. Majalengka Tahun 2014 - 2018

Pemerintah Kabupaten Majalengka

Hal II - 13

dan Kecamatan Kadipaten; 3) situ dan rawa dengan luas kurang lebih 266

hektar dengan prioritas pengembangan meliputi: Kecamatan Jatitujuh;

Kecamatan Palasah; dan Kecamatan Rajagaluh dan 4) Sawah atau mina padi

seluas kurang lebih 219 hektar dengan prioritas pengembangan meliputi:

Kecamatan Majalengka; Kecamatan Maja; Kecamatan Palasah; dan Kecamatan

Sindangwangi.

(3) pengembangan pengolahan perikanan.

Kawasan peruntukkan pertambangan. Kawasan peruntukkan pertambangan

seluas kurang lebih 1.724 hektar meliputi:

1. Kawasan peruntukkan mineral dan batuan terdiri atas : 1) Logam berupa emas

meliputi: Kecamatan Bantarujeg; Kecamatan Maja; dan Kecamatan Argapura; 2)

Non Logam, terdiri atas: a) Batu gamping, meliputi: Kecamatan Dawuan; dan

Kecamatan Cigasong; b) Lempung, meliputi: Kecamatan Jatiwangi; Kecamatan

Sindangwangi; Kecamatan Jatitujuh; Kecamatan Palasah; Kecamatan Ligung;

Kecamatan Sumberjaya; Kecamatan Kertajati; Kecamatan Dawuan; Kecamatan

Majalengka; Kecamatan Cigasong; Kecamatan Sindang; Kecamatan Maja;

Kecamatan Banjaran; Kecamatan Leuwimunding; 3) Batuan, terdiri atas: a)

Batuan beku, meliputi: Kecamatan Argapura; Kecamatan Bantarujeg;

Kecamatan Cikijing; Kecamatan Talaga; Kecamatan Dawuan; Kecamatan

Sindangwangi; Kecamatan Sukahaji; Kecamatan Majalengka; b) Batu pasir,

meliputi: Kecamatan Panyingkiran; Kecamatan Kadipaten; Kecamatan Jatitujuh;

Kecamatan Dawuan; Kecamatan Majalengka; c) Pasir endapan sungai purba,

meliputi: Kecamatan Majalengka; Kecamatan Dawuan; Kecamatan

Panyingkiran; d) Pasir endapan alluvial meliputi: Kecamatan Kadipaten;

Kecamatan Jatitujuh; Kecamatan Panyingkiran; Kecamatan Ligung; e) Sirtu,

meliputi: Kecamatan Panyingkiran; Kecamatan Majalengka; Kecamatan

Kadipaten; Kecamatan Sukahaji; Kecamatan Kertajati; Kecamatan Kasokandel;

Page 14: Pemerintah Kabupaten Majalengkabappelitbangda.majalengkakab.go.id/web/images/stories/RPJMD/bab2a1.pdfa. Sebelah Utara, berbatasan dengan Kabupaten Indramayu; b. Sebelah Timur, berbatasan

RPJMD Kab. Majalengka Tahun 2014 - 2018

Pemerintah Kabupaten Majalengka

Hal II - 14

2. Kawasan peruntukkan minyak dan gas bumi, meliputi : Desa Bongas

Kecamatan Sumberjaya; Kecamatan Maja; dan Desa Kodasari di Kecamatan

Ligung; dan

3. Kawasan peruntukkan panas bumi berada di Kecamatan Cikijing.

Kawasan peruntukkan industri. Kawasan peruntukkan industri seluas

kurang lebih 1.324 hektar terdiri atas:

a. Kawasan peruntukkan industri besar, meliputi : Kecamatan Jatitujuh;

Kecamatan Kadipaten; Kecamatan Kertajati; Kecamatan Ligung; Kecamatan

Dawuan; Kecamatan Kasokandel; Kecamatan Jatiwangi; Kecamatan

Sumberjaya; Kecamatan Leuwimunding; dan Kecamatan Palasah;

b. Kawasan peruntukkan industri menengah, meliputi : 1) sebaran lokasi kawasan

peruntukkan industri menengah berada di : Kecamatan Jatitujuh; Kecamatan

Kadipaten; Kecamatan Kertajati; Kecamatan Ligung; Kecamatan Dawuan;

Kecamatan Kasokandel; Kecamatan Jatiwangi; Kecamatan Sumberjaya;

Kecamatan Leuwimunding; dan Kecamatan Palasah; 2) pengembangan klaster

Industri Kecil Menengah (IKM) berupa mebel dan konveksi; dan 3)

pengembangan agroindustri;

c. Kawasan peruntukkan industri kecil dan mikro, berada di seluruh kecamatan

pengembangan klaster industri dan kerajinan etnik meliputi: wisata industri;

dan pengembangan ekonomi berbasis kerajinan.

d. Rencana Pembangunan Kawasan Industri Terpadu berada di Kecamatan

Kertajati.

Kawasan peruntukkan pariwisata. Kawasan peruntukkan pariwisata terdiri

atas:

a. Pariwisata budaya, meliputi : Jatiwangi Festival Budaya Kreatif Tradisional

(Jatiwangi Art Factory) berada di Kecamatan Jatiwangi; Kuliner Nusantara

Kecap Majalengka berada di Kecamatan Majalengka; Petilasan Prabu

Page 15: Pemerintah Kabupaten Majalengkabappelitbangda.majalengkakab.go.id/web/images/stories/RPJMD/bab2a1.pdfa. Sebelah Utara, berbatasan dengan Kabupaten Indramayu; b. Sebelah Timur, berbatasan

RPJMD Kab. Majalengka Tahun 2014 - 2018

Pemerintah Kabupaten Majalengka

Hal II - 15

Siliwangi berada di Kecamatan Rajagaluh; Situ Sangiang berada di

Kecamatan Banjaran dan Rumah Adat Panjalin di Kecamatan Sumberjaya;

b. Pariwisata alam, meliputi : Bendung Rentang Water Festival berada di

Kecamatan Jatitujuh; Curug Muara Jaya berada di Kecamatan Argapura;

Agrowisata Gedong Gincu Panyingkiran berada di Kecamatan Panyingkiran;

dan Agrowisata Sadarehe berada di Kecamatan Rajagaluh; Eko Wisata Batu

Luhur berada di Kecamatan Sindangwangi; dan Sindangwangi Mina Wisata

berada di Kecamatan Sindangwangi; dan Paralayang Gunung Panten di

Kecamatan Majalengka.

c. Pariwisata buatan, meliputi : Majalengka Spektakuler berada Kecamatan

Majalengka; Jabar Education Park berada di Kecamatan Sindangwangi;

Jurassic Park Lemah Putih berada di Kecamatan Lemahsugih; Gagaraji

Sircuit berada di Kecamatan Jatitujuh; Galeri Bola Majalengka berada di

Kecamatan Kadipaten; dan Road race di Kecamatan Majalengka.

Kawasan peruntukkan permukiman. Kawasan peruntukkan permukiman

seluas kurang lebih 13.455 hektar terdiri atas:

a. Permukiman perkotaan seluas kurang lebih 9.480 hektar meliputi: permukiman

perkotaan PKW; permukiman perkotaan PKL; dan permukiman perkotaan PPK

termasuk pembangunan kawasan permukiman di Kertajati Aerocity;

b. Permukiman perdesaan seluas kurang lebih 3.975 hektar meliputi :

permukiman perdesaan PPL; dan permukiman desa.

Kawasan peruntukkan lainnya. Kawasan peruntukkan lainnya terdiri atas:

a. Kawasan peruntukkan perdagangan dan jasa, meliputi : pengembangan

perdagangan dan jasa pada pusat kegiatan PKW dan PKL; peningkatan sistem

informasi pasar dan penguasaan akses pasar lokal, regional, nasional dan

internasional apabila dikaitkan dengan pembangunan BIJB, Jalan Tol, dan Jalur

Kereta Api; peningkatan sistem distribusi penyediaan kebutuhan pokok

Page 16: Pemerintah Kabupaten Majalengkabappelitbangda.majalengkakab.go.id/web/images/stories/RPJMD/bab2a1.pdfa. Sebelah Utara, berbatasan dengan Kabupaten Indramayu; b. Sebelah Timur, berbatasan

RPJMD Kab. Majalengka Tahun 2014 - 2018

Pemerintah Kabupaten Majalengka

Hal II - 16

masyarakat yang efektif dan efisien; peningkatan perlindungan konsumen,

pasar tradisional dan kesadaran penggunaan produksi dalam negeri; dan

penguatan akses dan jaringan perdagangan ekspor;

b. Kawasan peruntukkan BIJB dan Kertajati Aerocity, meliputi : pengembangan

BIJB seluas kurang lebih 1.800 hektar; dan pengembangan kawasan Kertajati

Aerocity seluas kurang lebih 3.200 hektar; dan

c. Kawasan peruntukkan pertahanan dan keamanan, meliputi : Batalyon Infanteri

321 di Kecamatan Cigasong; Komando Distrik Militer (Kodim) 0617 di

Kecamatan Majalengka; Pangkalan Udara S. Sukani di Kecamatan Ligung; dan

Komando Rayon Militer (Koramil) berada di seluruh wilayah kabupaten.

Secara administrasi Kabupaten Majalengka terbagi dalam 26 kecamatan,

dengan karakteristik wilayah yang berbeda menimbulkan keberagaman; baik potensi

sumberdaya alam, sumberdaya binaan maupun kegiatan sosial ekonomi. Untuk

mengurangi kesenjangan perkembangan tiap wilayah, maka diperlukan adanya

kebijakan yang dapat memberikan fungsi dan peran yang jelas untuk setiap wilayah

sesuai dengan potensi, hambatan, dan tantangannya. Dalam RTRW Kabupaten

Majalengka Tahun 2011-2031 telah ditetapkan rencana struktur ruang yang akan

dikembangkan di Kabupaten Majalengka. Tujuannya untuk mengoptimalkan

masing-masing wilayah, sehingga tercipta pemenuhan kebutuhan antara wilayah

satu terhadap wilayah yang lainnya, dan didasarkan pada tujuan yang ingin dicapai

melalui pengembangan suatu pusat kegiatan dalam kerangka rencana

pengembangan dalam kurun waktu perencanaan 20 (dua puluh) tahun kedepan.

Sistem pusat kegiatan perkotaan dan perdesaaan di Kabupaten Majalengka

berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Majalengka Nomor 11 Tahun 2011

tentang RTRW Kabupaten Majalengka Tahun 2011-2031 adalah sebagai berikut :

1. Pusat Kegiatan Perkotaan :

a. Pusat Kegiatan Wilayah (PKW), adalah kawasan perkotaan yang berfungsi

untuk melayani kegiatan skala provinsi atau beberapa kabupaten/kota.

Page 17: Pemerintah Kabupaten Majalengkabappelitbangda.majalengkakab.go.id/web/images/stories/RPJMD/bab2a1.pdfa. Sebelah Utara, berbatasan dengan Kabupaten Indramayu; b. Sebelah Timur, berbatasan

RPJMD Kab. Majalengka Tahun 2014 - 2018

Pemerintah Kabupaten Majalengka

Hal II - 17

Kondisi ini terjadi di Perkotaan Kadipaten yang terletak pada simpul

perlintasan utama (regional) yang menghubungkan PKN Bandung dan PKN

Cirebon, sehingga merupakan kawasan perkotaan dan atau pusat

kecamatan dengan kemampuan pelayanan dan kelengkapan fasilitas dan

utilitas paling tinggi dibandingkan dengan pusat kecamatan lainnya. Ruang

wilayah yang termasuk dalam PKW Kadipaten adalah Kecamatan Kadipaten

dan Kecamatan Dawuan.

b. Pusat Kegiatan Lokal (PKL), adalah kawasan perkotaan yang berfungsi untuk

melayani kegiatan skala kabupaten/kota atau beberapa kecamatan. PKL

diharapkan dapat berfungsi sebagai pusat koleksi dan distribusi lokal di

setiap kabupaten dan atau beberapa kecamatan terdekat. Untuk itu, setiap

PKL akan dilengkapi dengan fasilitas minimum yang perlu ada untuk

mendorong berfungsinya PKL. Adapun wilayah yang mempunyai fungsi

sebagai PKL adalah Perkotaan Majalengka, Kertajati, Jatiwangi, Rajagaluh,

Cikijing dan Talaga.

c. Pusat Pelayanan Kawasan (PPK) adalah kawasan perkotaan yang berfungsi

untuk melayani kegiatan skala kecamatan atau beberapa desa/kelurahan.

Adapun wilayah yang mempunyai fungsi sebagai PPK adalah Perkotaan

Kasokandel, Leuwimunding, Palasah, Jatitujuh, Ligung, Sumberjaya,

Sindangwangi, Sukahaji, Lemahsugih, Bantarujeg, Maja, Argapura dan

Banjaran.

2. Pusat Kegiatan Perdesaan :

Pusat Kegiatan Perdesaan meliputi Pusat Pelayanan Lingkungan (PPL) yaitu

kawasan permukiman yang berfungsi untuk melayani kegiatan skala antar desa,

yang terdiri dari PPL Sindang, PPL Cingambul, dan PPL Malausma. Untuk lebih

jelas mengenai sistem pusat kegiatan perkotaan dan perdesaaan beserta

fungsinya di Kabupaten Majalengka dapat dilihat pada tabel 2.5.

Page 18: Pemerintah Kabupaten Majalengkabappelitbangda.majalengkakab.go.id/web/images/stories/RPJMD/bab2a1.pdfa. Sebelah Utara, berbatasan dengan Kabupaten Indramayu; b. Sebelah Timur, berbatasan

RPJMD Kab. Majalengka Tahun 2014 - 2018

Pemerintah Kabupaten Majalengka

Hal II - 18

Tabel 2.5.

Sistem Pusat Kegiatan Perkotaan dan Perdesaan Kabupaten Majalengka

No. Pusat Kegiatan Kecamatan Fungsi Pelayanan

A. Pusat Kegiatan Perkotaan

1. Pusat Kegiatan Wilayah

PKW Kadipaten Kadipaten, Dawuan

Sebagai simpul transportasi regional, pusat komersial, pusat pelayanan sosial, serta pendukung kegiatan industri.

2. Pusat Kegiatan Lokal

a. Perkotaan Majalengka

Majalengka, Cigasong, Panyingkiran

Sebagai pusat pemerintahan, pusat pendidikan, pelayanan sosial, komersial, industri, pengembangan perumahan, pariwisata, pertanian, perikanan dan peternakan.

b. Perkotaan Kertajati

Kertajati, Jatitujuh, Ligung

Sebagai kawasan komersial dan jasa, kawasan industri terpadu, kawasan BIJB, pengembangan kawasan perkotaan “aerocity”, dan pertanian.

c. Perkotaan Jatiwangi

Jatiwangi, Kasokandel, Sumberjaya, Palasah, Leuwimunding

Sebagai kawasan pengembangan industri, kawasan komersial, pelayanan sosial termasuk pengembangan perumahan dan pertanian.

d. Perkotaan Rajagaluh

Rajagaluh, Sukahaji, Sindang, Sindangwangi

Sebagai pusat pelayanan sosial dan umum, pengembangan kawasan perkotaan, komersial, industri, pengembangan pariwisata, terminal regional, pertanian, perikanan dan peternakan.

e. Perkotaan Cikijing Cikijing, Cingambul, Banjaran, Argapura

Sebagai pusat pelayanan sosial dan umum, pengembangan pertanian dan peternakan, komersial, pengembangan pariwisata, pengembangan kawasan perkotaan, terminal regional dan industri kecil.

f. Perkotaan Talaga Talaga, Maja, Bantarujeg, Lemahsugih, Malausma

Sebagai pusat pelayanan sosial dan umum, pengembangan pertanian, pengembangan kawasan perkotaan, komersial, industri, pengembangan pariwisata dan terminal regional.

Page 19: Pemerintah Kabupaten Majalengkabappelitbangda.majalengkakab.go.id/web/images/stories/RPJMD/bab2a1.pdfa. Sebelah Utara, berbatasan dengan Kabupaten Indramayu; b. Sebelah Timur, berbatasan

RPJMD Kab. Majalengka Tahun 2014 - 2018

Pemerintah Kabupaten Majalengka

Hal II - 19

No. Pusat Kegiatan Kecamatan Fungsi Pelayanan

3. Pusat Pelayanan Kawasan

a. Perkotaan Kasokandel

Kasokandel Sebagai kawasan pengembangan perumahan, pelayanan sosial dan jasa, industri dan kawasan perdagangan dan pertanian.

b. Perkotaan Leuwimunding

Leuwimunding Sebagai pusat pelayanan sosial dan umum, pengembangan pertanian, pengembangan kawasan perkotaan, industri dan pendukung kawasan perumahan.

c. Perkotaan Palasah

Palasah Sebagai pusat pelayanan sosial dan umum, pengembangan perkotaan, industri, pendukung kawasan perumahan dan pertanian.

c. Perkotaan Jatitujuh

Jatitujuh Sebagai kawasan pengembangan perumahan, jasa, industri, pendukung komersial dan pertanian.

e. Perkotaan Ligung Ligung Sebagai kawasan pertahanan keamanan, pengembangan industri, pelayanan sosial dan pertanian.

f. Perkotaan Sumberjaya

Sumberjaya Sebagai kawasan pengembangan industri, kawasan perdagangan, pelayanan sosial dan pertanian.

g. Perkotaan Sindangwangi

Sindangwangi Sebagai pusat pelayanan sosial dan umum, komersial, pengembangan pariwisata dan sarana pendukung pariwisata, pertanian, perikanan dan peternakan.

h. Perkotaan Sukahaji

Sukahaji Sebagai pusat pelayanan sosial dan umum, komersial, pendukung kawasan perumahan dan pengembangan pariwisata, serta pertanian, dan peternakan.

i. Perkotaan Lemahsugih

Lemahsugih Sebagai pusat pelayanan sosial dan umum, komersial, pengembangan pertanian (tanaman pangan, perkebunan dan peternakan), serta pengembangan pariwisata.

j. Perkotaan Bantarujeg

Bantarujeg Sebagai pusat pelayanan sosial dan umum, komersial, pengembangan pertanian, dan pengembangan pariwisata.

Page 20: Pemerintah Kabupaten Majalengkabappelitbangda.majalengkakab.go.id/web/images/stories/RPJMD/bab2a1.pdfa. Sebelah Utara, berbatasan dengan Kabupaten Indramayu; b. Sebelah Timur, berbatasan

RPJMD Kab. Majalengka Tahun 2014 - 2018

Pemerintah Kabupaten Majalengka

Hal II - 20

No. Pusat Kegiatan Kecamatan Fungsi Pelayanan

k. Perkotaan Maja Maja Sebagai pusat pelayanan sosial dan umum, komersial, pengembangan pertanian, perikanan, pengembangan pariwisata dan terminal regional.

l. Perkotaan Argapura

Argapura Sebagai pusat pelayanan sosial dan umum, komersial, pengembangan pertanian (tanaman pangan, perkebunan dan peternakan), dan pengembangan pariwisata.

m. Perkotaan Banjaran

Banjaran Sebagai pusat pelayanan sosial dan umum, komersial, pengembangan pertanian (tanaman pangan, perkebunan dan peternakan), dan pengembangan pariwisata.

B. Pusat Kegiatan Perdesaan

1. Pusat Pelayanan Lingkungan

a. PPL Sindang Sindang Sebagai pusat pelayanan sosial dan umum, komersial, pendukung kawasan perumahan dan pengembangan pariwisata, serta pertanian, perikanan dan peternakan.

b. PPL Malausma Malausma Sebagai pusat pelayanan sosial dan umum, komersial, pengembangan pertanian, pengembangan kawasan perbatasan.

c. PPL Cingambul Cingambul Sebagai pusat pelayanan sosial dan umum, komersial, pengembangan pertanian, pariwisata, dan industri kecil.

Sumber : RTRW Kabupaten Majalengka, tahun 2011 – 2031

Selain adanya sistem pusat kegiatan perkotaan dan perdesaaan beserta

fungsinya sebagaimana dijelaskan di atas, dalam RTRW Kabupaten Majalengka

2011-2031 juga direncanakan penetapan Kawasan Strategis, sebagai berikut :

1. Kawasan Strategis Provinsi

Kawasan Strategis Provinsi (KSP) adalah wilayah yang penataan ruangnya

diprioritaskan karena mempunyai pengaruh sangat penting dalam lingkup

provinsi terhadap ekonomi, sosial, budaya, dan atau lingkungan. Penetapan KSP

Jawa Barat dilakukan dengan mempertimbangkan aspek kepentingan, kriteria,

Page 21: Pemerintah Kabupaten Majalengkabappelitbangda.majalengkakab.go.id/web/images/stories/RPJMD/bab2a1.pdfa. Sebelah Utara, berbatasan dengan Kabupaten Indramayu; b. Sebelah Timur, berbatasan

RPJMD Kab. Majalengka Tahun 2014 - 2018

Pemerintah Kabupaten Majalengka

Hal II - 21

dan arahan penanganan di masing-masing KSP yang ditetapkan. KSP di

Kabupaten Majalengka adalah:

a. KSP Bandara Internasional Jawa Barat dan Kertajati Aerocity

Bandara Internasional Jawa Barat yang didukung dengan Kertajati Aerocity

ditetapkan di Kabupaten Majalengka diharapkan dapat memberikan

pengaruh sangat penting dalam lingkup provinsi terhadap aspek

pertahanan keamanan negara, lingkungan hidup, ekonomi, sosial dan

budaya, dan atau pendayagunaan sumber daya alam dan teknologi.

Arahan pemanfaatan ruang pada kawasan bandara meliputi upaya untuk :

1) Mengembangkan kawasan bandara dengan menganut keserasian

antara prinsip keamanan dan prinsip kesejahteraan masyarakat;

2) Mengembangkan bandara;

3) Mengintegrasikan dengan pengembangan wilayah di sekitarnya;

4) Kerjasama dengan pihak swasta;

5) Mengembangkan dan memberdayakan potensi bandara.

b. KSP Koridor Bandung-Cirebon

Kawasan Koridor Bandung-Cirebon disusun sebagai alat untuk memadukan

pengembangan wilayah Jawa Barat yang terkait dengan wilayah Kabupaten

Majalengka. Kawasan koridor Bandung-Cirebon didefinisikan sebagai

kawasan yang membentuk koridor sepanjang jalan Bandung-Cirebon.

Kawasan tersebut memiliki keterkaitan fungsional meliputi keterkaitan fisik

secara langsung, dan memiliki orientasi (ekonomi, pergerakan dan sosial

budaya) sangat kuat dari dan ke jalur jalan tersebut pada kabupaten/kota

terkait. Pengembangan kawasan diarahkan pada pertumbuhan wilayah

yang efektif, sumber daya mengalir ke seluruh wilayah secara efisien dan

menstimulasi perkembangan daerah di kawasan koridor. Arahan

Page 22: Pemerintah Kabupaten Majalengkabappelitbangda.majalengkakab.go.id/web/images/stories/RPJMD/bab2a1.pdfa. Sebelah Utara, berbatasan dengan Kabupaten Indramayu; b. Sebelah Timur, berbatasan

RPJMD Kab. Majalengka Tahun 2014 - 2018

Pemerintah Kabupaten Majalengka

Hal II - 22

pemanfaatan ruang pada kawasan pengembangan koridor Bandung-

Cirebon meliputi upaya untuk :

1) Meningkatkan fungsi dan peran strategis sebagai pusat pertumbuhan

ekonomi lokal, regional, nasional;

2) Mendorong peran kawasan-kawasan andalan sebagai penggerak

pengembangan ekonomi;

3) Mengembangkan kawasan budidaya secara berkelanjutan;

4) Menjaga kawasan yang berfungsi lindung dan kawasan kritis;

5) Membangun pusat pengembangan wilayah di kawasan kepadatan

rendah untuk menyeimbangkan distribusi penduduk dan kegiatan;

6) Meningkatkan kerjasama antara instansi pemerintah terkait dalam

rangka pembangunan koridor dan penanganan permasalahan;

7) Memfasilitasi kerjasama antara Pemerintah Provinsi Jawa Barat dengan

kabupaten/kota;

8) Mengembangkan pola-pola kerjasama pembangunan lintas batas

dengan kabupaten;

9) Mengembangkan pusat-pusat pertumbuhan pada kawasan koridor

secara selektif yang didukung oleh prasarana dan sarana yang

memadai;

10) Mengembangkan kawasan agroindustri;

11) Memanfaatkan hasil pertanian sebagai bahan olahan industri yang

dikembangkan.

2. Kawasan Strategis Kabupaten

Kawasan Strategis Kabupaten adalah wilayah yang penataan ruangnya

diprioritaskan karena mempunyai pengaruh yang sangat penting dalam lingkup

kabupaten terhadap ekonomi, sosial, budaya, dan/atau lingkungan.

Pengembangan kawasan strategis di Kabupaten Majalengka diharapkan dapat

meningkatkan kualitas kehidupan masyarakat, serta dapat berperan sebagai

Page 23: Pemerintah Kabupaten Majalengkabappelitbangda.majalengkakab.go.id/web/images/stories/RPJMD/bab2a1.pdfa. Sebelah Utara, berbatasan dengan Kabupaten Indramayu; b. Sebelah Timur, berbatasan

RPJMD Kab. Majalengka Tahun 2014 - 2018

Pemerintah Kabupaten Majalengka

Hal II - 23

“motor penggerak” pembangunan wilayah di sekitarnya demi keseimbangan

pembangunan antara pusat-pusat distrik dengan kawasan perdesaan.

Berdasarkan pengembangan potensi unggulan daerah, serta mendorong

terwujudnya koordinasi, sinkronisasi, keterpaduan dan kerjasama antar-sektor,

antar-pemerintah, dunia usaha, dan masyarakat dalam mendukung peluang

usaha dan berinvestasi di daerah, maka direncanakan beberapa kawasan

strategis, yaitu :

a. Kawasan Potensial Tumbuh

Kawasan potensial tumbuh meliputi :

1) Sekitar jalan tembus Majalengka - Lemahsugih meliputi Kecamatan

Majalengka, Maja, Bantarujeg dan Lemahsugih;

2) Sekitar Jalan Lingkar Luar Kota Majalengka meliputi Kecamatan

Panyingkiran, Cigasong dan Majalengka.

b. Kawasan Agropolitan

Kawasan agropolitan adalah kawasan pengembangan agropolitan yang

berada Kecamatan Ligung dan Kecamatan Lemahsugih.

c. Kawasan Wisata Sindangwangi

Kawasan wisata Sindangwangi adalah kawasan wisata terintegrasi yang

berada di wilayah Kecamatan Sindangwangi.

2.1.3. Wilayah Rawan Bencana

Secara umum dilihat dari kondisi geografis, wilayah Kabupaten Majalengka

dibagi menjadi 2 (dua) bagian yaitu bagian selatan terdiri dari pegunungan dan

perbukitan terjal dengan ketinggian 400 - 500 m diatas permukaan laut dan

berhawa relatif panas.

Berdasarkan posisi tersebut di atas, maka hampir seluruh wilayah Kabupaten

Majalengka mempunyai potensi bencana yang mungkin dapat terjadi setiap saat

dan sangat sukar diperkirakan kapan dan dimana persisnya bencana tersebut akan

Page 24: Pemerintah Kabupaten Majalengkabappelitbangda.majalengkakab.go.id/web/images/stories/RPJMD/bab2a1.pdfa. Sebelah Utara, berbatasan dengan Kabupaten Indramayu; b. Sebelah Timur, berbatasan

RPJMD Kab. Majalengka Tahun 2014 - 2018

Pemerintah Kabupaten Majalengka

Hal II - 24

terjadi. Kabupaten Majelengka termasuk daerah rawan terjadinya bencana seperti

halnya daerah lain di Indonesia, karena di wilayah ini selain kondisi geologisnya

menunjang terjadinya sejumlah bencana, juga banyak terdapat perbukitan dan aliran

sungai yang cukup besar.

Wilayah Selatan Kabupaten Majalengka yang kondisi geologisnya terdiri dari

pegunungan dan perbukitan sangat berpotensi terjadinya longsor, sebagaimana

hasil pemetaan Badan Vulkanologi dan Mitigasi Jawa Barat.

Sedangkan wilayah utara yang merupakan dataran rendah sangat berpotensi

terjadinya bencana banjir, dan abrasi sungai, hal ini sebagai konsekwensi adanya

beberapa aliran sungai yang cukup besar serta banyaknya sungai – sungai kecil yang

bermuara di sungai – sungai besar. Curah hujan yang cukup tinggi menjadi

penyebab utama timbulnya bencana abrasi dan banjir.

Selain hal tersebut di atas Kabupaten Majalengka mendapat julukan Kota

Angin karena sepanjang tahun hembusan angin yang cukup kencang sering terjadi.

Hal ini dapat menyebabkan terjadinya puting beliung yang melanda Kabupaten

Majalengka dan sering menimbulkan kerugian harta bencana masyarakat.

Peristiwa bencana tersebut tidak mungkin dihindari tetapi yang dapat kita

lakukan adalah memperkecil terjadinya korban jiwa, harta benda maupun

lingkungan. Banyaknya korban jiwa maupun harta benda peristiwa bencana yang

selama ini terjadi, lebih sering disebabkan kurangnya kesadaran dan pemahaman

pemerintah maupun masyarakat terhadap potensi kerentanan bencana serta upaya

mitigasinya. Mengamati fenomena – fenomena diatas, Kabupaten Majalengka yang

relatif tidak aman dari bencana, harus waspada agar dampak negatif bencana

berupa korban jiwa dan harta benda dapat diminimalisir pada kasus terjadinya

bencana.

Menurut Undang-Undang Nomor 24 tahun 2007 tentang Penanggulangan

Bencana disebutkan bahwa rawan bencana adalah kondisi atau karakteristik

geologis, biologis, hidrologis, klimatologis, geografis, sosial, budaya, politik,

Page 25: Pemerintah Kabupaten Majalengkabappelitbangda.majalengkakab.go.id/web/images/stories/RPJMD/bab2a1.pdfa. Sebelah Utara, berbatasan dengan Kabupaten Indramayu; b. Sebelah Timur, berbatasan

RPJMD Kab. Majalengka Tahun 2014 - 2018

Pemerintah Kabupaten Majalengka

Hal II - 25

ekonomi, dan teknologi pada suatu wilayah untuk jangka waktu tertentu yang

mengurangi kemampuan mencegah, meredam, mencapai kesiapan, dan mengurangi

kemampuan untuk menanggapi dampak buruk bahaya tertentu. Data potensi

bencana di wilayah Kabupaten Majalengka dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel.2.6.

Data Potensi Bencana di Wilayah Kabupaten Majalengka

NO. KECAMATAN DESA BENCANA LONGSOR TEKTONIK VULKANIK

1. Argapura Cikaracak Longsor bahan rombakan Potensi terlanda hujan abu dan lontaran batu KRB I

Cibunut Longsor bahan rombakan Gunungwangi Longsor bahan rombakan Argamukti Longsor bahan rombakan Potensi aliran awan

panas, lava, lahar (KRB II dan potensi terlanda hujan abu dan lontaran batu KRB 1)

Argalingga Longsor bahan rombakan Potensi aliran awan panas, lava, lahar (KRB II dan potensi terlanda hujan abu dan lontaran batu KRB 1)

Haurseah Longsor bahan rombakan Mekarwangi Longsor bahan rombakan Potensi aliran awan

panas, lava, lahar (KRB II dan potensi terlanda hujan abu dan lontaran batu KRB 1)

Tejamulya Longsor bahan rombakan Gunungwangi Nendatan Potensi aliran awan

panas, lava, lahar (KRB II dan potensi terlanda hujan abu dan lontaran batu KRB 1)

Sukasari Kidul Longsor bahan rombakan

Sukamanah Potensi terlanda hujan abu dan lontaran batu KRB I

Page 26: Pemerintah Kabupaten Majalengkabappelitbangda.majalengkakab.go.id/web/images/stories/RPJMD/bab2a1.pdfa. Sebelah Utara, berbatasan dengan Kabupaten Indramayu; b. Sebelah Timur, berbatasan

RPJMD Kab. Majalengka Tahun 2014 - 2018

Pemerintah Kabupaten Majalengka

Hal II - 26

NO. KECAMATAN DESA BENCANA LONGSOR TEKTONIK VULKANIK

Sukadana Longsor bahan rombakan 2. Bantarujeg Sukamenak Longsor bahan rombakan 3. Banjaran Sangiang Longsor bahan rombakan Cimeong Longsor bahan rombakan

4. Cingambul Sedaraja Longsor bahan rombakan Potensi terlanda hujan abu dan lontaran batu KRB I

Cikondang Longsor bahan rombakan Nagara Kembang Longsor bahan rombakan Wangkelang Longsor bahan rombakan Cintaasih Longsor bahan rombakan Rawa Longsor bahan rombakan Sukamukti Longsor bahan rombakan

5. Cikijing Cipulus Longsor bahan rombakan 6. Lemahsugih Kalapadua Longsor bahan rombakan Sukajadi Longsor bahan rombakan Lemahputih Longsor bahan rombakan Sadawangi Longsor bahan rombakan

7. Maja Anggrawati Longsor bahan rombakan Cengal Longsor bahan rombakan Retakan

8. Majalengka Cibodas Longsor bahan rombakan Retakan Sidamukti Longsor bahan rombakan Retakan

9. Malausma Ciranca Nendatan dan Retakan Buninagara Longsor bahan rombakan Cimuncang Longsor bahan

rombakan, nendatan,retakan

Lebakwangi Nendatan dan Retakan 10. Panyingkiran Panyingkiran Retakan 11. Rajagaluh Sindangpano Longsor bahan

rombakan, Retakan

12. Sindangwangi Ujungberung Longsor bahan rombakan Bantaragung Longsor bahan rombakan Lengkong Kulon Longsoran

13. Sindang Pasirayu potensi terlanda hujan abu dan lontaran batu KRB I)

14. Talaga Gunungmanik potensi terlanda hujan abu dan lontaran batu KRB I)

Sumber : BPBD Kabupaten Majalengka, tahun 2014

Potensi bencana lainnya di wilayah Kabupaten Majalengka disebabkan oleh

adanya abrasi, adapun wilayah yang termasuk kedalam bencana tersebut dapat

dilihat pada tabel berikut :

Page 27: Pemerintah Kabupaten Majalengkabappelitbangda.majalengkakab.go.id/web/images/stories/RPJMD/bab2a1.pdfa. Sebelah Utara, berbatasan dengan Kabupaten Indramayu; b. Sebelah Timur, berbatasan

RPJMD Kab. Majalengka Tahun 2014 - 2018

Pemerintah Kabupaten Majalengka

Hal II - 27

Tabel.2.7.

Data Potensi Bencana Akibat Abrasi di Wilayah Kabupaten Majalengka

NO KECAMATAN DESA / KELURAHAN ABRASI KETERANGAN

1 2 3 4 5 1 Majalengka Kelurahan Cigasong

Kelurahan Cicurug

Kelurahan Tonjong Kelurahan Tarikolot Kelurahan Cijati Kelurahan Babakan Jawa Kelurahan Munjul Desa Cibodas Desa Kulur Kelurahan Sindangkasih

Pengikisan Tanah Pengikisan Tanah Pengikisan Tanah Pengikisan Tanah Pengikisan Tanah Pengikisan Tanah Pengikisan Tanah Pengikisan Tanah Pengikisan Tanah Pengikisan Tanah

Sungai Cideres Sungai Cideres dan Sungai Cijurey Sungai Cideres Sungai Cideres Sungai Cideres Sungai Cijurey Sungai Cijurey Sungai Cijurey Sungai Cideres Sungai Cideres

2 Panyingkiran Desa Pasirmuncang Desa Bonang

Desa Jatipamor Desa Panyingkiran Desa Bantrangsana Desa Leuwiseeng

Pengikisan Tanah Pengikisan Tanah Pengikisan Tanah Pengikisan Tanah Pengikisan Tanah Pengikisan Tanah

Sungai Cijurey Sungai Cijurey dan Sungai Cilitung Sungai Cideres Sungai Cideres Sungai Cijurey Sungai Cideres

3 Kertajati Desa Pakubeureum Desa Sukawana Desa Kertajati Desa Bantarjati Desa Palasah Desa Kertawinangun Desa Babakan Desa Pasiripis Desa Mekarjaya Desa Syahbandar Desa Sukamulya

Pengikisan Tanah Pengikisan Tanah Pengikisan Tanah Pengikisan Tanah Pengikisan Tanah Pengikisan Tanah Pengikisan Tanah Pengikisan Tanah Pengikisan Tanah Pengikisan Tanah Pengikisan Tanah

Sungai Cimanuk Sungai Cimanuk Sungai Cimanuk Sungai Cimanuk Sungai Cimanuk Sungai Cimanuk Sungai Cimanuk Sungai Cimanuk Sungai Cimanuk Sungai Cimanuk Sungai Cimanuk

4 Ligung Desa Ligung Lor Desa Ligung Desa Bantarwaru Desa Leuweunghapit Desa Sukawera Desa Wanasalam

Pengikisan Tanah Pengikisan Tanah Pengikisan Tanah Pengikisan Tanah Pengikisan Tanah Pengikisan Tanah

Sungai Cikeruh Sungai Cikeruh Sungai Cilutung Sungai Cikamangi Sungai Cikamangi Sungai Cilutung

5 Jatitujuh Desa Jatitujuh Desa Randegan Wetan Desa Randegan Kulon Desa Panongan Desa Panyidangan

Pengikisan Tanah Pengikisan Tanah Pengikisan Tanah Pengikisan Tanah Pengikisan Tanah

Sungai Cimanuk Sungai Cimanuk Sungai Cimanuk Sungai Cimanuk Sungai Cimanuk

6 Sumberjaya Desa Loji Kobong Desa Pancasuji Desa Panjalin Kidul Desa Banjaran Desa Gelokmulya

Pengikisan Tanah Pengikisan Tanah Pengikisan Tanah Pengikisan Tanah Pengikisan Tanah

Sungai Cikamangi Sungai Cikamangi, Cibugang Sungai Cikadongdong Sungai Cikadongdong Sungai Cikadongdong

Page 28: Pemerintah Kabupaten Majalengkabappelitbangda.majalengkakab.go.id/web/images/stories/RPJMD/bab2a1.pdfa. Sebelah Utara, berbatasan dengan Kabupaten Indramayu; b. Sebelah Timur, berbatasan

RPJMD Kab. Majalengka Tahun 2014 - 2018

Pemerintah Kabupaten Majalengka

Hal II - 28

NO KECAMATAN DESA / KELURAHAN ABRASI KETERANGAN

1 2 3 4 5 Desa Sumberjaya Desa Rancaputat Desa Bongas Wetan Desa Garawangi

Pengikisan Tanah Pengikisan Tanah Pengikisan Tanah Pengikisan Tanah

Sungai Cibugang Sungai Cikadongdong Sungai Cikamangi Sungai Cibungang

Sumber : BPBD Kabupaten Majalengka, tahun 2014

Untuk data banjir berdasarkan RTRW Kabupaten Majalengka Tahun 2011-

2031, daerah yang rawan terkena bencana banjir, sebarannya adalah di sepanjang

tanggul di Desa Pakubeureum (S. Cimanuk) sampai Bendung Rentang, diantaranya

melalui wilayah Kecamatan Kertajati dan Jatitujuh dikarenakan jebolnya tanggul di

sungai tersebut. Sedangkan berdasarkan data dari Badan Penanggulangan Bencana

Daerah (BPBD) Kabupaten Majalengka, wilayah yang rawan terkena banjir adalah

sebagai berikut :

Tabel 2.8. Kondisi Genangan/Banjir di Kabupaten Majalengka Tahun 2011

NO DESA KECAMATAN

LUAS (Ha)

TINGGI (m)

LAMA GENANGAN

(JAM)

FREKWENSI GENANGAN (Pertahun)

1 2 3 4 5 6

1. 2. 3. 4. 5. 6.

I. KECAMATAN JATITUJUH Jatitujuh Pangkalanpari Pilangsari Randegan Wetan Panyingkiran Biyawak

10 44 1 - 1 6

0,5 0,5 0,5 -

0,5 1

2 3 2 - 3 6

- - - - - -

1. 2. 3. 4.

II. KECAMATAN KERTAJATI Kertajati Bantarjati Pasiripis Pakubeureum

20 5 -

40

1 1

0,5 0,5

- - -

Setiap Musim Hujan

1.

III. CIKIJING Kasturi

2

0,5

3

Setiap Musim Hujan

1.

IV. LIGUNG Leuweung Hapit

80

1,5

36

Setiap Musim Hujan

Page 29: Pemerintah Kabupaten Majalengkabappelitbangda.majalengkakab.go.id/web/images/stories/RPJMD/bab2a1.pdfa. Sebelah Utara, berbatasan dengan Kabupaten Indramayu; b. Sebelah Timur, berbatasan

RPJMD Kab. Majalengka Tahun 2014 - 2018

Pemerintah Kabupaten Majalengka

Hal II - 29

NO DESA KECAMATAN

LUAS (Ha)

TINGGI (m)

LAMA GENANGAN

(JAM)

FREKWENSI GENANGAN (Pertahun)

1 2 3 4 5 6

2. 3. 4. 5.

Ampel Sukawera Cibogor Ligung Lor

115 25 30 -

0,5 0,5 0,5 0,5

24 5 5 5

1. 2.

V. SUMBERJAYA Lojikobong Pancaksuji

60 -

1,5 1

24 12

Setiap Musim Hujan

Sumber : BPBD Kabupaten Majalengka, tahun 2014

2.1.4. Demografi

Sumberdaya manusia atau aspek kependudukan di Kabupaten Majalengka

mencakup data jumlah dan perkembangan penduduk, kepadatan penduduk dan

sebarannya, kecenderungan konsentrasi penduduk, struktur penduduk menurut

mata pencaharian serta tingkat angkatan kerja dan orientasi pergerakan penduduk.

1. Jumlah dan Perkembangan Penduduk

Jumlah penduduk Kabupaten Majalengka pada tahun 2012 mencapai 1.176.117

jiwa dengan Laju Pertumbuhan Penduduk (LPP) 0,4%. Pertumbuhan jumlah

penduduk tersebut tergolong ideal jika dibandingkan dengan target capaian

pada RPJPD Kabupaten Majalengka yaitu pada tingkat LPP 0,80%. Untuk lebih

jelasnya jumlah penduduk, LPP, dan kepadatan penduduk dapat dilihat pada

tabel 2.9., sebagai berikut :

Tabel 2.9.

Jumlah Penduduk, LPP, dan Kepadatan Penduduk Kabupaten Majalengka Tahun 2009-2012

No. Indikator 2008 2009 2010 2011 2012

1. Jumlah Penduduk (Jiwa) 1.160.070 1.163.533 1.166.473 1.171.478 1.176.117

Page 30: Pemerintah Kabupaten Majalengkabappelitbangda.majalengkakab.go.id/web/images/stories/RPJMD/bab2a1.pdfa. Sebelah Utara, berbatasan dengan Kabupaten Indramayu; b. Sebelah Timur, berbatasan

RPJMD Kab. Majalengka Tahun 2014 - 2018

Pemerintah Kabupaten Majalengka

Hal II - 30

No. Indikator 2008 2009 2010 2011 2012

Laki-laki (jiwa) 564.981 600.396 582.892 585.393 587.711

Perempuan (jiwa) 601.830 606.306 583.581 586.085 588.406

2. LPP (%) - 0,30 0,40 0,40 0,40

3. Kepadatan Penduduk (jiwa/km2)

963 966 969 973 977

Sumber : BPS Kabupaten Majalengka, tahun 2013

2. Karateristik Penduduk berdasarkan Jenis Kelamin

Kesejahteraan penduduk merupakan sasaran utama dari pembangunan.

Sasaran ini tidak mungkin tercapai bila pemerintah tidak dapat memecahkan

permasalahannya. Permasalahan tersebut diantaranya besarnya jumlah

penduduk dan tidak meratanya penyebaran penduduk. Jumlah penduduk

Kabupaten Majalengka pada tahun 2012 berdasarkan hasil estimasi penduduk

2012 adalah 1.176.117 jiwa terdiri dari 587.711 jiwa laki-laki dan 588.406 jiwa

perempuan. Dari data tersebut terlihat bahwa jumlah penduduk perempuan

hampir sama dibandingkan jumlah penduduk laki-laki dengan sex ratio 99,88.

Tabel 2.10. Jumlah Penduduk berdasarkan Jenis Kelamin

di Kabupaten Majalengka Tahun 2012

No Kecamatan Jenis Kelamin Sex Ratio Laki-laki Perempuan

1 Lemahsugih 28.845 28.855 99,97 2 Bantarujeg 21.445 21.575 99,40 3 Malausma 20.215 20.985 96,33 4 Cikijing 31.129 29.213 106,56 5 Cingambul 18.177 17.920 101,43 6 Talaga 22.115 21.499 102,87 7 Banjaran 11.974 12.093 99,02 8 Argapura 16.664 17.029 97,86 9 Maja 24.549 24.364 100,76

10 Majalengka 34.398 35.272 97,52 11 Cigasong 17.520 16.957 103,32

Page 31: Pemerintah Kabupaten Majalengkabappelitbangda.majalengkakab.go.id/web/images/stories/RPJMD/bab2a1.pdfa. Sebelah Utara, berbatasan dengan Kabupaten Indramayu; b. Sebelah Timur, berbatasan

RPJMD Kab. Majalengka Tahun 2014 - 2018

Pemerintah Kabupaten Majalengka

Hal II - 31

No Kecamatan Jenis Kelamin Sex Ratio Laki-laki Perempuan

12 Sukahaji 19.949 20.021 99,64 13 Sindang 7.180 7.270 98,76 14 Rajagaluh 20.765 20.868 99,51 15 Sindangwangi 15.174 15.333 98,96 16 Leuwimunding 26.940 28.737 93,75 17 Palasah 22.360 23.551 94,94 18 Jatiwangi 41.675 41.536 100,33 19 Dawuan 22.217 22.820 97,36 20 Kasokandel 23.059 23.399 98,55 21 Panyingkiran 14.788 15.061 98,19 22 Kadipaten 20.025 21.679 101,60 23 Kertajati 21.511 20.852 103,16 24 Jatitujuh 25.705 25.313 101,55 25 Ligung 28.308 28.101 100,74 26 Sumberjaya 29.024 28.103 103,28 Kabupaten Majalengka 587.711 588.406 99,88

Sumber : Data Sektoral Kabupaten Majalengka 2012, tahun 2013

3. Kepadatan dan Distribusi Penduduk

Berdasarkan sensus penduduk tahun 2010 rata-rata tingkat kepadatan

penduduk Kabupaten Majalengka mencapai 969 jiwa/km2, pada tahun 2012

tingkat kepadatan mencapai 977 jiwa/km2. Kecamatan Jatiwangi merupakan

wilayah yang memiliki kepadatan penduduk tertinggi dengan jumlah kepadatan

sebesar 2.071 jiwa/km2, sedangkan kecamatan yang paling jarang penduduknya

adalah Kecamatan Kertajati yaitu 306 jiwa/km2.

4. Karakteristik Penduduk Berdasarkan Mata Pencaharian

Karakteristik penduduk Kabupaten Majalengka dilihat dari struktur penduduk

(usia 15 tahun ke atas) menurut mata pencaharian pada tahun 2012 masih

dominan bekerja pada sektor pertanian sebesar 35,71%, dengan kata lain bahwa

sektor pertanian masih menjadi sumber pendapatan utama bagi sebagian

penduduk Kabupaten Majalengka. Persentase penduduk Kabupaten Majalengka

berdasarkan mata pencaharian dapat dilihat pada Tabel 2.11.

Page 32: Pemerintah Kabupaten Majalengkabappelitbangda.majalengkakab.go.id/web/images/stories/RPJMD/bab2a1.pdfa. Sebelah Utara, berbatasan dengan Kabupaten Indramayu; b. Sebelah Timur, berbatasan

RPJMD Kab. Majalengka Tahun 2014 - 2018

Pemerintah Kabupaten Majalengka

Hal II - 32

Tabel 2.11.

Persentase Penduduk Usia 15 Tahun Ke Atas Yang Bekerja Menurut Lapangan Usaha di Kabupaten Majalengka

Tahun 2009-2012

No. Kegiatan Sektor Usaha Tahun

2008 2009 2010 2011 2012 1. Pertanian 37,53 33,85 37,03 31,02 35,71 2. Pertambangan dan

Penggalian 0,42 0,39 0,83 1,43 0,56

3. Industri Pengolahan 13,90 14,73 15,05 14,78 16,06 4. Listrik, Gas dan Air Minum 0,24 0,31 0,17 0,24 0,14 5. Konstruksi 5,50 5,79 5,55 5,33 6,48 6. Perdagangan 26,65 25,16 23,91 27,77 23,17 7. Angkutan dan Komunikasi 5,51 6,33 4,57 4,92 3,80 8. Keuangan 1,25 0,84 0,53 0,54 0,49 9. Jasa-jasa/Lainnya 9,00 12,60 12,37 13,97 13,59

Jumlah 100 100 100 100 100 Sumber : BPS Kabupaten Majalengka, tahun 2013

5. Karakteristik Penduduk Berdasarkan Agama

Kehidupan beragama yang diatur dalam UUD 1945 Pasal 29 dan Sila Pertama

Falsafah Negara, yaitu kehidupan beragama dikembangkan dan diarahkan untuk

peningkatan akhlak demi kepentingan bersama untuk membangun masyarakat adil

dan makmur. Jumlah tempat peribadatan umat Islam tahun 2012 sebanyak 7.516,

sementara untuk gereja ada 11 dan vihara sebanyak 2 buah. Jumlah penduduk

beragama Islam pada tahun 2012 sebanyak 1.243.155, Katolik sebanyak 683,

Protestan sebanyak 2.170, Hindu sebanyak 117, Budha sebanyak 145 orang, dan

pemeluk agama lainnya sebanyak 40 orang.

Tabel 2.12. Jumlah Penduduk berdasarkan Agama di Kabupaten Majalengka Tahun 2012

No Kecamatan Islam Kristen

Hindu Budha Jumlah Katolik Protestan 1 Lemahsugih 57.700 57.700 2 Bantarujeg 43.020 43.020 3 Malausma 41.200 41.200

Page 33: Pemerintah Kabupaten Majalengkabappelitbangda.majalengkakab.go.id/web/images/stories/RPJMD/bab2a1.pdfa. Sebelah Utara, berbatasan dengan Kabupaten Indramayu; b. Sebelah Timur, berbatasan

RPJMD Kab. Majalengka Tahun 2014 - 2018

Pemerintah Kabupaten Majalengka

Hal II - 33

No Kecamatan Islam Kristen Hindu Budha Jumlah Katolik Protestan 4 Cikijing 60.342 60.342 5 Cingambul 36.058 18 21 36.097 6 Talaga 43.614 43.614 7 Banjaran 24.067 24.067 8 Argapura 33.693 33.693 9 Maja 48.913 48.913

10 Majalengka 69.177 163 228 81 21 69.670 11 Cigasong 34.419 46 5 7 34.477 12 Sukahaji 39.909 61 39.970 13 Sindang 14.450 14.450 14 Rajagaluh 41.610 23 41.633 15 Sindangwangi 30.507 30.507 16 Leuwimunding 55.677 55.677 17 Palasah 45.898 2 9 2 45.911 18 Jatiwangi 82.713 257 190 51 83.211 19 Dawuan 44.688 54 293 2 45.037 20 Kasokandel 45.708 750 46.458 21 Panyingkiran 29.832 6 10 1 29.849 22 Kadipaten 43.042 183 387 30 62 43.704 23 Kertajati 42.363 46.493 24 Jatitujuh 51.018 52.783 25 Ligung 56.409 56.337 26 Sumberjaya 57.127 63.045 Kab. Majalengka 1.173.154 683 2.018 117 145 1.176.117 Sumber : Data Sektoral Kabupaten Majalengka, tahun 2012

6. Karateristik Penduduk berdasarkan Pendidikan

Salah satu faktor utama keberhasilan pembangunan disuatu daerah adalah

tersedianya sumber daya manusia yang berkualitas, maka melalui jalur

pendidikan pemerintah secara konsisten berupaya meningkatkan SDM penduduk

melalui berbagai program. Salah satu indikator yang digunakan untuk melihat

keberhasilan bidang pendidikan adalah tingkat buta huruf, artinya dengan

rendahnya tingkat buta huruf menunjukan keberhasilan program pengentasan

buta huruf dan untuk mencapai program tersebut harus didukung oleh sarana

pendidikan yang memadai, berikut jumlah penduduk di Kabupaten Majalengkan

berdasarkan tingkat pendidikan pada tahun 2012.

Page 34: Pemerintah Kabupaten Majalengkabappelitbangda.majalengkakab.go.id/web/images/stories/RPJMD/bab2a1.pdfa. Sebelah Utara, berbatasan dengan Kabupaten Indramayu; b. Sebelah Timur, berbatasan

RPJMD Kab. Majalengka Tahun 2014 - 2018

Pemerintah Kabupaten Majalengka

Hal II - 34

Tabel 2.13. Jumlah Penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan

di Kabupaten Majalengka Tahun 2012

No Pendidikan Jumlah Penduduk %1 Tidak/Belum Sekolah 240.231 19,762 Tidak Tamat SD/Sederajat 125.725 10,343 Tamat SD/Sederajat 515.248 42,394 SLTP/Sederajat 177.146 14,575 SLTA/Sederajat 122.787 10,16 Diploma I/II 6.849 0,567 Akademi/Diploma III/S. Muda 7.131 0,598 Diploma IV/Strata I 19.246 1,589 Strara II 1.082 0,09

10 Strata III 28 -Jumlah 1.215.473 100

Sumber : Profil Perkembangan Kependudukan Kabupaten Majalengka, tahun 2012

2.2. Aspek Kesejahteraan Masyarakat

2.2.1. Fokus Kesejahteraan dan Pemerataan Ekonomi

1. Pertumbuhan PDRB

PDRB atas dasar harga konstan selama lima tahun terakhir selalu mengalami

peningkatan, yaitu dari Rp4,042 triliun pada tahun 2008 menjadi Rp4,855 triliun

pada tahun 2012, atau mengalami peningkatan rata-rata 4,66% per tahun.

Tabel 2.14. PDRB Kabupaten Majalengka

Tahun 2008-2012

Sumber : BPS Kabupaten Majalengka, tahun 2013

No. Uraian Tahun

2008 2009 2010 2011 2012*

1. PDRB (miliar rupiah) 4.042 4.233 4.427 4.634 4.855

2. Laju PDRB (%) 4,57 4,73 4,59 4,67 4,76

Page 35: Pemerintah Kabupaten Majalengkabappelitbangda.majalengkakab.go.id/web/images/stories/RPJMD/bab2a1.pdfa. Sebelah Utara, berbatasan dengan Kabupaten Indramayu; b. Sebelah Timur, berbatasan

RPJMD Kab. Majalengka Tahun 2014 - 2018

Pemerintah Kabupaten Majalengka

Hal II - 35

Peningkatan PDRB tersebut menunjukkan meningkatnya secara riil kondisi

kegiatan perekonomian masyarakat di Kabupaten Majalengka. Namun

demikian, apabila dibandingkan dengan target yang tertuang dalam RPJPD

Kabupaten Majalengka tahun 2008-2025, capaian tersebut masih dibawah

angka proyeksi yang telah ditetapkan, yaitu pada akhir tahap ke 2 (tahun 2009-

2013) diproyeksikan PDRB sebesar Rp5.201 miliar dan LPE berkisar 5,34%-6,52%.

Secara sektoral, selama kurun waktu 2008-2012, seluruh sektor perekonomian

mengalami peningkatan. Ini berarti kegiatan seluruh sektor perekonomian

daerah telah tumbuh secara positif. Terdapat 4 sektor yang cukup dominan

dalam kegiatan perekonomian daerah, yaitu sekor pertanian, industri,

perdagangan, dan sektor jasa, dengan nilai PDRB atas dasar harga konstan,

masing masing sebesar Rp1,113 triliun, Rp691 miliar, Rp797 miliar dan Rp550

miliar pada tahun 2008, meningkat menjadi Rp1,274 triliun, Rp1,858 triliun,

Rp2,259 triliun dan Rp641 miliar pada tahun 2012. Sedangkan berdasarkan

harga berlaku, nilai PDRB ke 4 sektor tersebut masing-masing Rp2,695 triliun,

Rp1,302 triliun, Rp1,454 triliun, dan Rp1,290 triliun pada tahun 2008, meningkat

menjadi Rp3,893 triliun, Rp1,858 triliun, Rp2,259 triliun dan Rp1,837 triliun pada

tahun 2012.

Page 36: Pemerintah Kabupaten Majalengkabappelitbangda.majalengkakab.go.id/web/images/stories/RPJMD/bab2a1.pdfa. Sebelah Utara, berbatasan dengan Kabupaten Indramayu; b. Sebelah Timur, berbatasan

RPJMD Kab. Majalengka Tahun 2014 - 2018

Pemerintah Kabupaten Majalengka

Hal II - 36

Tabel. 2.15. Nilai Sektor Dalam PDRB Tahun 2008 s.d. 2012

Atas Dasar Harga Konstan Tahun 2000 dan Atas Dasar Harga Berlaku Kabupaten Majalengka

No. Sektor 2008 2009 2010 2011 2012 Hk Hb Hk Hb Hk Hb Hk Hb Hk Hb

1.

Perta

nian

1.13

3.64

8,71

2.69

5.25

5,45

1.18

4.97

3,86

2.94

7.38

8,50

1.20

5.94

5,49

3.40

5.26

3,87

1.23

3.23

4,80

3.60

9.68

7,29

1.27

4.27

8,82

3.89

3.76

7,65

2.

Perta

mba

ngan

&

peng

galia

n

166.

138,

45

318.

088,

69

169.

783,

58

298.

568,

94

173.

295,

46

322.

287,

54

181.

082,

12

353.

380,

76

188.

075,

13

373.

921,

31

3.

Indu

stri

peng

olah

an

691.

093,

64

1.30

2.86

2,74

724.

330,

61

1.44

6.17

7,64

751.

381,

24

1.58

2.94

2,66

782.

437,

81

1.71

2.65

8,00

817.

284,

31

1.85

8.31

2,20

4.

List

rik, g

as

&

air

bers

ih

27.5

40,8

6

42.3

64,9

2

28.8

10,2

7

45.4

79,7

4

31.3

26,9

0

51.0

84,3

3

33.6

89,8

7

56.4

78,2

3

36.3

32,9

4

61.8

50,8

6

5.

Bang

unan

185.

168,

46

324.

344,

11

195.

870,

26

363.

265,

40

214.

226,

78

418.

316,

05

232.

753,

75

477.

145,

18

253.

376,

89

532.

139,

10

6.

Perd

agan

gan,

ho

tel &

rest

oran

797.

726,

94

1.45

4.00

6,55

838.

517,

68

1.58

7.59

1,63

913.

194,

72

1.83

1.65

7,26

981.

378,

27

2.03

8.21

3,23

1.04

8.99

2,33

2.25

9.24

1,86

7.

Peng

angk

utan

&

kom

unik

asi

260.

476,

07

514.

932,

97

271.

937,

70

557.

571,

88

287.

521,

17

607.

717,

43

302.

629,

33

644.

646,

98

313.

412,

99

669.

960,

49

Page 37: Pemerintah Kabupaten Majalengkabappelitbangda.majalengkakab.go.id/web/images/stories/RPJMD/bab2a1.pdfa. Sebelah Utara, berbatasan dengan Kabupaten Indramayu; b. Sebelah Timur, berbatasan

RPJMD Kab. Majalengka Tahun 2014 - 2018

Pemerintah Kabupaten Majalengka

Hal II - 37

No. Sektor 2008 2009 2010 2011 2012 Hk Hb Hk Hb Hk Hb Hk Hb Hk Hb

8. Ke

uang

an,

se

wa,

& ja

sa

Peru

saha

an

229.

950,

10

354.

955,

15

240.

097,

63

386.

138,

98

252.

674,

74

419.

893,

94

266.

677,

84

450.

896,

01

281.

677,

.1

483.

355,

27

9.

Jasa

-jasa

550.

497,

06

1.29

0.89

2,24

579.

121,

25

1.36

2.24

4,59

598.

318,

62

1.51

8.25

5,93

620.

920,

61

1.65

0.96

0,46

6419

34,1

4

1.83

7.22

1,53

10.

PDRB

4.04

2.24

0,29

8.29

7.70

2,82

4.23

3.44

2,84

8.99

4.42

7,30

4.42

7.88

5,12

10.1

57.4

19,0

1

4.63

4.80

4,40

10.9

94.0

66,1

4

4.85

3.36

4,56

11.9

69.7

70,2

7

Sumber : BPS Kabupaten Majalengka, tahun 2013

Struktur perekonomian daerah dapat dilihat dari konstribusi setiap sektor

usaha terhadap PDRB. Selama periode 2008-2012, sektor pertanian yang

merupakan penyumbang terbesar, sektor perdagangan terbesar kedua, sektor

indusri terbesar ketiga, dan sektor jasa terbesar ke empat. Namun kondisi ini selalu

dinamis. Selama kurun waktu 2008-2012, terjadi kecenderungan menurunnya

konstribusi sektor pertanian, yang diiringi dengan meningkatnya konstribusi sektor

perdagangan yang cukup signifikan, ini menunjukkan adanya kecenderungan

peralihan kegiatan perekonomian daerah dari sektor pertanian ke sektor

perdagangan, dapat dilihat pada tabel 2.16. sebagai berikut :

Page 38: Pemerintah Kabupaten Majalengkabappelitbangda.majalengkakab.go.id/web/images/stories/RPJMD/bab2a1.pdfa. Sebelah Utara, berbatasan dengan Kabupaten Indramayu; b. Sebelah Timur, berbatasan

RPJMD Kab. Majalengka Tahun 2014 - 2018

Pemerintah Kabupaten Majalengka

Hal II - 38

Tabel. 2.16. Perkembangan Kontribusi Sektor dalam PDRB Tahun 2008 s.d. 2012

Atas Dasar Harga Berlaku (Hb) dan Harga Konstan (Hk) Kabupaten Majalengka

No. Sektor 2008 2009 2010 2011 2012

Hb Hk Hb Hk Hb Hk Hb Hk Hb Hk % % % % % % % % % %

1. Pertanian 32

,48

28,0

5

32,7

7

27,9

9

33,5

2

27,2

4

32,8

3

26,6

1

32,5

3

26,2

4

2. Pertambangan dan penggalian 3,

83

4,11

3,32

4,01

3,17

3,91

3,21

3,91

3,12

3,87

3. Industri pengolahan 15

,70

17,1

0

16,0

8

17,1

1

15,5

8

16,9

7

15,5

8

16,8

8

15,5

3

16,8

3

4. Listrik,gas dan air bersih 0,

51

0,68

0,51

0,68

0,50

0,71

0,51

0,73

0,52

0,75

5. Bangunan

3,91

4,58

4,04

4,63

4,12

4,84

4,34

5,02

4,45

5,22

6. Perdagangan, hotel, dan restoran 17

,52

19,7

3

17,6

5

19,8

1

18,0

3

20,6

2

18,5

4

21,1

7

18,8

7

21,6

0 7.

Pengangkutan dan komunikasi 6,

21

6,44

6,20

6,42

5,98

6,49

5,86

6,53

5,66

6,45

8. Keuangan, sewa, dan jasa perusahaan 4,

28

5,69

4,29

5,67

4,13

5,71

4,10

5,75

4,04

5,80

9. Jasa-jasa

15,5

6

13,6

2

15,1

5

13,6

8

14,9

5

13,5

1

15,0

2

13,4

15,3

5

13,2

2

PDRB

100,

00

100,

00

100,

00

100,

00

100,

00

100,

00

100,

00

100,

00

100,

00

100,

00

Sumber : BPS Kabupaten Majalengka

Page 39: Pemerintah Kabupaten Majalengkabappelitbangda.majalengkakab.go.id/web/images/stories/RPJMD/bab2a1.pdfa. Sebelah Utara, berbatasan dengan Kabupaten Indramayu; b. Sebelah Timur, berbatasan

RPJMD Kab. Majalengka Tahun 2014 - 2018

Pemerintah Kabupaten Majalengka

Hal II - 39

2. Laju Inflasi Tingkat Provinsi Jawa Barat

Berdasarkan publikasi dari BPS selama kurun waktu tahun 2008-2012, rata-rata

inflasi selama periode tahun tersebut sebesar 5,52% capaian terendahnya

adalah 3,09% pada tahun 2009 dan inflasi tertinggi adalah 11,11% pada tahun

2008. Terkendalinya inflasi yang mencapai angka di bawah dua digit, kecuali

tahun 2008 tidak lepas dari peran kolaborasi otoritas moneter dengan

pemerintah daerah melalui forum pengendalian inflasi daerah. Data laju inflasi

dari tahun 2008-2012 sebagai berikut:

Tabel 2.17.

Laju Inflasi Jawa Barat Tahun 2008-2012

Uraian Tahun

2008 2009 2010 2011 2012

Inflasi 11,11 3,09 6,46 3,10 3,86

Sumber : BPS Jawa Barat, tahun 2013

3. PDRB Per Kapita

Berdasarkan asumsi bahwa, pendapatan faktor produksi dan transfer yang

mengalir ke luar sama dengan pendapatan faktor produksi dan transfer yang

masuk, maka nilai pendapatan regional diasumsikan sama besar dengan nilai

PDRB. Angka pendapatan per kapita diperoleh dengan cara membagi PDRB

dengan jumlah penduduk pertengahan tahun. Untuk lebih jelas dapat dilihat

pada tabel 2.18. sebagai berikut :

Tabel 2.18. PDRB per Kapita Atas Dasar Harga Konstan Kabupaten Majalengka Tahun 2008-2012

No. Tahun PDRB Per Kapita Atas Dasar Harga Konstan (Rp)

1. 2008 3.484.480

2. 2009 3.638.438

Page 40: Pemerintah Kabupaten Majalengkabappelitbangda.majalengkakab.go.id/web/images/stories/RPJMD/bab2a1.pdfa. Sebelah Utara, berbatasan dengan Kabupaten Indramayu; b. Sebelah Timur, berbatasan

RPJMD Kab. Majalengka Tahun 2014 - 2018

Pemerintah Kabupaten Majalengka

Hal II - 40

No. Tahun PDRB Per Kapita Atas Dasar Harga Konstan (Rp)

3. 2010 3.795.960

4. 2011 3.903.266

5. 2012 4.082.914 Sumber : BPS Kabupaten Majalengka, tahun 2013

Dari tabel di atas, terlihat pendapatan per kapita atas dasar harga konstan

selama periode tahun 2008-2012 selalu mengalami peningkatan, yaitu pada

tahun 2008 pendapatan per kapitanya sebesar Rp3.484.480 naik menjadi

Rp4.082.914 pada tahun 2012 atau meningkat sebesar 17,17% selama 4 tahun

atau sebesar 4,29% per tahun. Dari sisi pendapatan per kapita tersebut terlihat

bahwa tingkat pendapatan masyarakat Kabupaten Majalengka secara riil selalu

meningkat setiap tahunnya. Namun demikian, apabila dibandingkan dengan

proyeksi yang tertuang dalam RPJPD Kabupaten Majalengka tahun 2008-2025,

capaian tersebut masih dibawah angka yang telah ditetapkan, yaitu pada akhir

tahap ke 2 (tahun 2009-2013), diproyeksikan pendapatan per kapita sebesar

Rp4.172.977,00.

4. Gini ratio

Salah satu ukuran keberhasilan pembangunan adalah dengan melihat

pemerataan pendapatan masyarakat. Tingkat pemerataan pendapatan antara

lain dihitung dengan Gini Ratio. Makin besar angkanya, maka makin tidak merata

sebaran pendapatan. Data Gini ratio di Kabupaten Majalengka dapat dilihat pada

gambar 2.3.

Page 41: Pemerintah Kabupaten Majalengkabappelitbangda.majalengkakab.go.id/web/images/stories/RPJMD/bab2a1.pdfa. Sebelah Utara, berbatasan dengan Kabupaten Indramayu; b. Sebelah Timur, berbatasan

RPJMD Kab. Majalengka Tahun 2014 - 2018

Pemerintah Kabupaten Majalengka

Hal II - 41

Gambar 2.3. Perkembangan Gini Ratio

Kabupaten Majalengka Tahun 2008-2012

Tahun2008 2009 2010 2011 2012

Gini ratio 0,289 0,232 0,26 0,313 0,41

0

0,05

0,1

0,15

0,2

0,25

0,3

0,35

0,4

0,45

Gini ratio

Sumber : BPS Kabupaten Majalengka, tahun 2013

Dari data terlihat bahwa selama kurun waktu 2008-2012 terjadi kecendurungan

meningkatnya angka Gini Ratio, yaitu dari 0,289 pada tahun 2008 menjadi 0,41

pada tahun 2012 artinya pendapatan masyarakat cenderung semakin tidak

merata.

5. Kemiskinan

Selama kurun waktu 2008-2012, angka kemiskinan di Kabupaten Majalengka

terus menurun yaitu 225.720 jiwa atau 18,79 % pada tahun 2008 menjadi

169.800 jiwa atau 14,44 % pada tahun 2012. Angka ini telah melampaui

target/proyeksi yang tertuang dalam RPJPD Kabupaten Majalengka Tahun 2008-

2025, yaitu pada akhir tahap ke 2 (tahun 2009-2013), diproyeksikan jumlah

penduduk miskin sebesar 16,06%. Tentunya program-pogram penanggulangan

Page 42: Pemerintah Kabupaten Majalengkabappelitbangda.majalengkakab.go.id/web/images/stories/RPJMD/bab2a1.pdfa. Sebelah Utara, berbatasan dengan Kabupaten Indramayu; b. Sebelah Timur, berbatasan

RPJMD Kab. Majalengka Tahun 2014 - 2018

Pemerintah Kabupaten Majalengka

Hal II - 42

kemiskinan masih perlu terus dilanjutkan untuk dapat mengurangi angka

kemiskinan dalam rangka meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

Tabel. 2.19. Angka Kemiskinan Kabupaten Majalengka

Tahun 2008-2012

Uraian TAHUN Rata-rata

partum-buhan 2008 2009 2010 2011 2012

Jumlah Penduduk Miskin (Jiwa) 225.720 207.154 181.061 178.600 169.800 11.184

Jumlah Penduduk (Jiwa) 1.160.070 1.163.533 1.166.473 1.171.478 1.176.117 3.209 Persentase Penduduk Miskin (%) 18,79 17,12 15,52 14,98 14,44 0,87

Sumber : BPS Kabupaten Majalengka, tahun 2013

Pada tahun 2012 posisi relatif kemiskinan di Kabupaten Majalengka masih

berada di atas presentase penduduk miskin Provinsi Jawa Barat dan nasional.

Pada kontek antar wilayah, penduduk miskin yang berada di atas provinsi

diantaranya Kabupaten Cianjur, Kabupaten Garut, Kabupaten Kuningan,

Kabupaten Cirebon, Kabupaten Majalengka, Kabupaten Indramayu, Kabupaten

Subang, Kabupaten Bandung Barat dan Kota Tasikmalaya. Kondisi persentase

penduduk miskin di Kabupaten Majalengka masih cukup tinggi dibandingkan

dengan persentase tingkat Provinsi Jawa Barat (9,89%) dan Nasional (11,66%).

Posisi relatif/perbandingan antar wilayah ini dapat kami gambarkan dalam

gambar sebagai berikut: