pgri sejak lahirnya orde baru
TRANSCRIPT
PGRI sejak lahirnya
Orde Baru
1.Kesatuan Aksi Guru Indonesia
2.Konsolidasi organisasi pada Awal
Orde Baru
3.Arti Lambang PGRI
4.Berdirinya YPLP-PGRI dan Wisma
Guru
5.Refleksi tentang Masa Depan PGRI
KESATUAN AKSI GURU
(KAGI)
Dilihat dari perspektif PGRI :
1. Peristiwa G 30 S PGRI merupakan puncak dari
apa yang sebelumnya berlangsung dalam
tubuh PGRI ,yaitu perebutan pengaruh antara
kekuatan anti – PKI dan pro PKI, berdirinya
PGRI Non- Vaksentral ,Infiltrasi dan fitnah oleh
sekelompok pro PKI, dll.
2. Setelah meletusnya G 30 S PKI , PGRI
Konggres/Vak Sentral dibawah pimpinan ME
Subiadinata dan para Pelajar,Mahasiswa,
Sarjana,dan lain – lain turun ke jalan dengan
meneriakkan “TRITURA”.
Tri Tuntutan Rakyat (Tritura)
Bubarkan PKI.
Retul Kabinet Dwikora/Kabinet
100 menteri.
Turunkan harga-harga sandang
pangan.
Kesatuan Aksi (2 Pebruari
1966)
1. KAMI ( Kesatuan Aksi MahasiswaIndonesia)
2. KAPPI (Kesatuan Asksi Pemuda danPelajar
Indonesia)
3, KASI ( Kesatuan Aksi Sarjana Indonesia)
4. KAGI Jaya( Kesatuan Aksi Guru Indonesia
Jakarta Raya )
5. KAGI (Kesatuan Aksi Guru Indonesia )
6. KAPPP(Kesatuan Aksi PembelaPendidikan
Pancasila) /KAGI Jawa Barat.
KAGI
Bagi PGRI Konggres , KAGI merupakan
wahana untuk menyatukan semua organisasi
guru yang tadinya terkotak-kotak sebagai
akibat produk politik Orde Lama.
PGRI bersama-sama Persatuan Guru NU,
Ikatan Guru Muhammadiyah, Ikatan Guru PSII
(Serikat Islam Indonesia), Ikatan Guru
Marhaenis ( PNI Osa-Usep), Persatuan Guru
Kristen Indonesia, Ikatan Guru Katholik,
Persatuan Guru Islam Indonesia,dan
Persatuan Guru Perti membentuk KAGI.
Pembentukan KAGI di JawaTengah dan Jawa Timur antara lainadalah untuk menyelamatkan PGRIdari kemelut politik waktu itu.
Hasilnya:
telah mengadakan Konferda danterpilhnya Pengurus Daerah PGRIyang baru.
Tugas Utama KAGI
1. Membersihkan dunia pendidikan Indonesia
dari unsur-unsur PKI dan Orde Lama, yaitu
PGRI Non Vaksentral ,Serikat Sekerja
Pendidikan ,dan PGTI (Persatuan Guru
Teknik Indonesia).
2.Menyatukan guru didalam Suatu Wadah
Organisasi Guru (PGRI)
3. Memperjuangkan agar PGRI ,menjadi
Organisasi Guru yang tidak hanya bersifat
Unitaristik tetapi juga Independen dan Non
partai Politik.
Konggres PGRI ke IX
Konggres PGRI ke IX dua kali mengalamikegagalan :
1. Rencana bulan November 1965 -gagalkarena adanya peristiwa G 30 S PKI &Keuangan.
2. Recana bulan November 1966 – gagalkarena terjadinya dualisme kepemimpinannasional dan kehidupan politik diIndonesia.
3.Ada anjuran dari pemerintah untuk tidakmenyelenggarakan konggres sehubungandengan akan dilaksanakannya SidangUmum MPRS 1966.
Konggres PGRI X
Bulan Oktober 1962 di Jakarta.
Periode 1962 s.d 1965 merupakan periode yang paling sulit bagi kepengurusan PGRI ,karena terjadinya perpecahan dalam tubuh PGRI.
Sehingga prinsip “ siapa kawan dan siapa lawan “ berlaku pula pada tubuh PGRI.
Kawan adalah semua golongan Pancasilais anti PKI.
Lawan adalah PKI yang memaksakan “Pendidikan Panca Cinta” dan “ Panca Tinggi”
Tahun 1964 dibentuknya PGRI Non Vaksentral di berbagai daerah oleh PKI.
KONSOLIDASI PGRI
Berkaitan dengan ketiga (3) ketentuan
diatas maka :
Kegiatan PGRI terpusat pada penanganan
KAGI dan konsolidasi Organisasi (melalui
persiapan konggres XI pada Zaman Orde
Baru).
Konggres PGRI XI terlaksana pada tgl,15
s.d 20 Maret 1967 di Bandung .
HASIL KONGGRES XI
BIDANG UMUM
1. Memenangkan perjuangan untukmenengakkan dan mengembangkan OrdeBaru demi suksesnya Dwi Dharma dan CaturKarya Kabinet Ampera.
2. Mendukung sepenuhnya keputusan danketetapan Sidang Umum Istimewa MPRS 1966.
3.Pancasila sebagai Dasar dan Falsafah Negarasebagaimana tercantum dalam PembukaanUUD1945.
4. Menolak Manifesto Politik(Manipol) sebagaihaluan negara.
5. Menjunjung tinggi hak asasi manusia.
6. Semua lembaga negara yang ekstrakonstitusional supaya segera dibubarkan.
7. Mengikis habis sisa – sisa Gestapu /PKIdengan berpegang teguh kepada instruksiKOTI 22 dan KOGAM 09.
8. PGRI Non Vaksentral PKI ,Serikat SekerjaPendidikan,PGTI,dinyatakan sebagai ormasterlarang karena merupakan organisasi antekPKI.
9. Diaktifkannya kembali 27 pejabat kementrianP &K , mereka mempertahankan pendidikanyang berdasarkan Pancasila serta menolakPanca Cinta dan Panca Tinggi.
10. Disetujuinya PGRI untuk bergabung
dalam
barisannya Sekber Golkar
11. PGRI diwakili secara resmi dalam
DPRGR
/MPRS.
12. Front Nasional dibubarkan.
13. PGRI ditegaskan kembali sebagai
organisasi
yang bersifat Unitaristik, independen
dan non
HASIL KONGGRES PGRI XI DI BIDANGORGANISASI ANTARA LAIN :
1. Konsolidasi dan pengembanganorganisasi ke dalam dan keluar daerahuntuk menciptakan kekompakan padaseluruh potensi pendidikan.
2. Perubahan dan penyempurnaan AD/ARTPGRI yang sesuai dengan perkembanganPolitik Orde Baru.
3. Istilah Panitera umum diganti denganSekretaris Jendral ,dan Panitera digantidengan sekretaris.
4. Perluasan keanggotaan PGRI dari GuruTK,sampai dengan Dosen PerguruanTinggi.
5. Penentuan Kriteria /persaratan pengurus
PGRI mulai tingkat Pengurus
Besar,Pengurus Daerah,pengurus Cabang
hingga ranting.
6.Intensifikasi penerangan tentang kegiatan
organisasi melalui Pers, radio, TV, dan
Majalah Suara Guru.
7. Pendidikan Kader Organisasi secara
teratur dan berencana.
8.KAGI dapat berjalan terus selama masih
dipertlukan dalam menanggapi situasi
perjuangan Tritura Ampera.
9.PGRI menjadi anggota WCOTP ( World
Confederation of Organization of The
Teacher Profession).
10. Menyatakan PGRI siap untuk menjadi
tuan rumah pelaklsanaan Asian Regional
Conference (ARC WCOTP)
KOALISI ORGANISASI PADA
AWAL ORBA
Konsolidasi PGRI dilakukan kedaerah-daerah dan cabang-cabang denganprioritas ke Jawa Tengah, dan Jawa Timur .
- karena akibat kuatnya pengaruh PGRINon Vaksentral/PKI pada waktu itu.
- berawal dari zaman ORLA ketika Politikmenjadi panglima sehingga banyak gurudan pengurus PGRI yang harus memilihdan berlindung dibawah Partai Politik yangberkuasa pada waktu itu.
PORAK PORANDANYA KERETA
PGRI DI JAWA TENGAH ( Harian
Kompas tahun1967)
Kepada PB PGRI pada masa Konggres XI
di Bandung ,
Tulisan ini merupakan “serangan “
karena :
- kelompok tertentu merasa tidak terwakili
dalam susunan Pengurus Besar PGRI .dan
- PGRI dianggap terlalu dekat dengan TNI
Angkatan Darat serta Sekber Golkar.
Kunjungan PB PGRI secara intensip ke
Jawa Tengah dan jawa Timur melalui
Panglima Militer setempat untuk
menghimbau Pengurus Daerah yang
masih merasa ragu-ragu agar mengerti
aspirasi Orde Baru dan menyadari
bahwa sikap “ kepala batu “ mereka
dapat menyebabkan PGRI dibekukan
atau dibubarkan oleh penguasa militer.
PENGURUS PB PGRI YANG DITUGASI
UNTUK MENGADAKAN KUNJUNGAN
ADALAH :
1. ME.Subiyadinata ( Ketua Umum PB
PGRI)
2. Slamet ( Sekretaris Kemasyarakatan/
Kebudayaan)
3. Drs.M.Rusli Yunus (Sekretaris Sosial
Ekonomi)
4. Drs.WDF Rindorindo (Sekretaris
Pendidikan )
5. T.Simbolon ( ( Sekretaris Penerangan
/Humas)
Pada awal tahun 1969 atas desakan Panitia
Perbaikan Nasib Guru yang dibentuk oleh
PGRI , “ Pemerintah setuju untuk mencairkan
kembali tunjangan kelebihan jam mengajar
bagi guru-guru SD di seluruh Indonesia” .
PB PGRI diundang untuk hadir di Jl . Merdeka
Barat No 15 Jakarta, oleh Menteri P &
K.Menteri Dalam Negeri, dan Menteri
Keuangan untuk menyampaikan persetujuan
Presiden tentang tunjangan kelebihan jam
mengajar bagi guru-guru tersebut.
Bulan Juni 1966 PGRI secara resmi diterima
sebagai anggota WCOTP (World
Confederation of Organization of the
Teaching Profession ) Dalam Konggres
Guru di Seoul ,Korea Selatan.
Bulan April 1969 PGRI (Indonesia ) sebagai
tuan rumah pelaksanaan Asian Regional
Conference (ARC-WCOTP) konferensi
internasional organisasi guru di Jakarta.
Diketuai oleh Slamet 1 ,dan H.M Hidayat
sebagai sekretaris.
Keberhasilan Konferensi tersebut
merupakan cakrawala baru dalam hubungan
PGRI diundang untuk mengikuti Trade Union LeaderCou di Negeri Belanda selama 4 bulan denganbantuan Departemen Tenaga Kerja dan bekerjasamadengan Serikat Buruh Belanda.
Kursus ini dilakan 2 angkatan :
1. Tahun 1969
2. Tahun 1970.
Drs.M.Rusli Yunus ( PGRI) diundang oleh IFFTU (TheInternational Federation of Free Teaachers Union)dan EEC (European Economic Community)-sekarang menjadi Uni Eropa ( European Union,EU)-Satu (1) minggu di Brussel Belgia dan satu (1)minggu di Jerman Barat . Atas undangan dari FES(Frederich Eiber Stiftung).
KONGGRES PGRI XII DI
BANDUNG
Tanggal 29 Juni s.d 4 Juli 1970 di Bandungdengan Ketua PB PGRI BasyuniSuriamihardja (1970-1998):
Hasil Konggres
1. Perubahan Struktur dan basis - basisOrganisasi PGRI ,yaitu tingkat cabangmeliputi wilayahKabupaten/Kotamadya,Wilayah AnakCabang adalah Kecamatan.
2. administrasi organisasi disederhanakandan diseragamkan untuk seluruhIndonesia.
3. lambang PGRI dan Mars PGRI dilampirkandalam buku AD/ART PGRI.
4. Dalam rangka peringatan 25 tahun PGRI(November 1970) PB PGRI hendaknyamenerbitkan Buku Sejarah Perjuangan PGRI,yang juga menegaskan sifat-sifat PGRI yangUnitaristik , Independen dan non Partai Politik.
5. Memanfaatkan keanggotaan PGRI dalamWCOTP untuk meningkatkan kerjasamaInternasional yang berorientasi kepadakepentingan nasional serta mengindahkandengan sunguh-sunguh politik bebas aktifyang dianut oleh Indonesia.
6. Menjetujui PGRI menjadi anggota IFFTU
sepanjang tidak merugikan identitas PGRi.
7. Dalam rangka kerjasama dengan negara –
negara Asean PGRI hendaknya memainkan
perannya ,terutama dalam pembangunan
pendidikan dan kebudayaan Indonesia.
8. PB PGRI hendaknya menetapkan pedoman
tentang kebijaksanaan pengiriman petugas-
petugas PGRI keluar negeri agar
petugas/pengurus daerah dapat memperoleh
kesempatan.
KONGGRES XIII PGRI
Tanggal, 21 s.d 25 November 1973 diJakarta.
Menetapkan perubahan – perubahan yangmendasar dalam bidang organisasi PGRI.Yaitu :
1. Berubahnya sifat PGRI dari organisasiSerikat Pekerja menjadi organisasi profesiguru.
2. Ditetapkannya Kode Etik Guru Indonesia .
3. Perubahan Lambang dan Panji organisasiPGRI yang sesuai dengan organisasiprofesi guru.
4. Adanya Dewan Pembina PGRI .
1. Nyala api 5 sinar warna merah melambangkan arti
ideologi Pancasila
2. 4 buku mengapit suluh 2 datar dan 2 tegak
(simetris) melambangkan sumber ilmu
3. Bentuk cakra atau lingkaran melambangkan cita-cita
luhur dan daya upaya manaikan pengapdian
4. Suluh berdiri tegak bercorak 4 garis tegak dan datar
berwarna kuning melambangkan fungsi guru
5. Warna dasar tengah hijau melambangkan
kemakmuran generasi.
ARTI KESELURUHAN LAMBANG
PGRI
Guru Indinesia dengan iktikad dan
kesadaran pengabdian yang murni dengan
segala keberanian, keluhuran jiwa,dan
kasih sayang senantiasa menunaikan
darma baktinya kepada negara, tanah air
dan bangsa Indonesia dalam mendidik budi
pekerti , cipta , rasa , karsa dan karya ,
generasi bangsa menjadi manusia
Pancasila yang memiliki moral
,pengetahuan ,ketrampilan dan akhlak yang
tinggi.
PENGGUNAAN LAMBANG
PGRI
Penggunaan Lambang sebagai berikut :
1. sebagai lambang/lencana.
2. sebagai panji resmi dalam upacara dan
panji hiasan.
3. dipancangkan mendampingi bendera
nasional merah putih dalam
upacara/pertemuan organisasi dan
pertemuan lain yang diselenggarakan oleh
PGRI.
Berdirinya YPLP-PGRI dan Wisma Guru
Kongres XIV PGRI pada tanggal 26-30 Juni 1979 di Jakarta
menghasilkan salah satu keputusan penting yaitu mengenai
wisma guru.
manfaat yang dapat diambil dari ketetapan PGRI sebagai
organisasi profesi adalah
1. medan perjuangan, pengabdian dan kekaryaan anggota PGRI
dapat makin ditingkatkan dan dimantapkan
2. upaya peningkatan mutu profesionalisme para anggota PGRI
dapat diperhatikan selaras dengan perkembangan IPTEK
3. dapat dipupuk rasa persatuan dan kesatuan yang makin
kokoh diantara anggota PGRI
SAMPAI AKHIR 1979 PGRI
BELUM ADA PEMBINAAN
Ada beberapa sekolah PGRI yangdinegerikan .
Sekolah saat itu ditangani oleh Provinsi,Kabupaten ,Kecamatan, bahkan pribadipengurus PGRI dan belum ada keseragamanditingkat nasional terhadap sekolah - sekolahtersebut, sehingga peraturan tentangpengelolaan dan pembinaannya sangatberaneka ragam.
Hal ini membuat tidak efektif dan efisiennyapengelolaan sekolah PGRI ,bahkan merusakcitra PGRI di masyarakat karena pengelolaanyang tidak profesional.
Berdasarkan kenyataan tersebut ......
Kogres XIV memutuskan dan menegaskan
bahwa pembinaan lembaga pendidikan
PGRI perlu dilakukan secara konsepsional,
nasional, dan terkendali secara
organisatoris.
Keputusan ini dilakukan karena sudah
pada waktunya PGRI memberikan
perhatian yang lebih serius terhadap
pembinaan lembaga pendidikan PGRI.
YPLP PGRI Untuk melaksanakankeputusan Konggres XIV
.....
PB PGRI membentuk YPLP- PGRI dengan
Akta Notaris Moh.Ali No.21 tanggal 31
Maret 1980 yang berlaku surut sejak
tanggal 1 Januari 1980.
Dengan Surat Keputusan PB PGRI
No.951/SK/PB/XIV/1980 tanggal 10 Oktober
1980 diangkat Pengurus Pusat YPLP-PGRI
yang pertama.
Dalam surat keputusan tersebut ditetapkan
pula tugas pokok YPLP-PGRI.
Tugas pokok YPLP-PGRI.
Melakukan :
-- Pembinaan,
- Pengelolaan, dan
- Pengembangan Lembaga pendidikan
PGRI di seluruh Indonesia dan
- Bertanggung jawab langsung kepada PB
PGRI.
Inventarisasi
lembaga PGRI April1981
Jumlah TK/SD/SMTP/SMTA PGRI = 1,530
buah.
Jumlah Guru = 18,711 Orang
Jumlah Murid = 221,063 Orang
Jumlah Perguruan Tinggi PGRI = 29 buah
Jumlah Dosen = 213 Orang
Jumlah Mahasiswa = 1,729 Orang
Untuk menetapkan pola dan Landasan
Organisasi bagi pelaksanaan tugas YPLP
PGRI
Tanggal, 18- 20 - Mei 1981diadakan Mukernasdi Jakarta .
Dihadiri oleh Pengurusdati 1 PGRI, yayasan –yayasan pendidikan PGRI yang sudah adadiseluruhIndonesia.
Hasil Mukernas:
1. Penyeragaman nama Yayasan menjadi YPLP– PGRI ,
2. Penetapan AD/ART.YPLP –PGRI.
3. Penetapan pedoman pembinaan lembagapendidikan PGRI yang bersifat Nasional.
Konggres PGRI XV
Tanggal, 16 s.d 21 Juli 1984 di Jakarta
Hasil :
Menggariskan pokok pokok program PGRIuntuk kurun waktu 5 tahun mendatang (1984-1989) meliputi :
1. Ruang lingkup pembinaan danpengembangan organisasi PGRI.
2. Tanggungjawab dan peranan PGRI dalammenyukseskan Sidang Umum MPR1983,Repelita IV dan PancaKrida KabinetPembangunan V,
3. tanggung jawab dan peranan PGRI dalamikut menciptakan kerangka landasan yangkokoh bagi pertumbuhan dan pengembasnganpembangunan nasional.
4. tanggung jawab dan peranan PGRI sebagaikomponen Orde Baru dalam menghadapipelaksanaan Pemilu 1987 dan mensukseskanSU MPR 1998
Salah satu karya besar PGRI pada masa baktiXV adalah berhasilnya PEMBANGUNANGEDUNG GURU INDONESIA ( WISMA GURU)JL.Tanah Abang III/24 Jakarta.
KARYA BESAR PGRI
PERIODE XV
Salah satu karya besar PGRI pada masa
bakti XV adalah berhasilnya
PEMBANGUNAN GEDUNG GURU
INDONESIA ( WISMA GURU )JL.Tanah
Abang III/24 Jakarta.
Konferensi III PGRI Masa bakti XV tahun
1986 menghasilkan :
Dalam AD/ART PGRI ditegaskan bahwa
PGRI merupakan Organisasi Profesi.
HIKMAH
1. Medan perjuangan,pengabdiandan kekaryaananggota PGRI dapat semakin ditingkatkan dandimantapkan.
2. upaya peningkatan mutu profesionalisme paraanggota PGRI dapat semakin diperhatikan selarasdengan perkembangan ilmu pengetahuan danteknologi.
3. dapat dipupuk rasa persatuan dan kesatuanyang makin kokoh diantara para anggota PGRIsehingga organisasi in i dapat terhindar dariperpecahan akibat tarik menarik antara berbagaikekuatan politik di luar organisasi seperti pernahterjadi pada tahun 1950 an dan 1960 an.
Refleksi tentang Masa Depan
PGRI
Pada hakikatnya PGRI adalah sebuah organisasi profesi
pendidik dan pekerja pada umumnya dan para guru pada
khususnya
Masa depan menuntut semakin tingginya kualitas dari
pada kuantitas (jumlah anggota). PGRI sangat
berpengalaman dalam melayani para anggotanya yang
sebagian besar guru
Untuk itu, PGRI dituntut untuk lebih akrab dengan
berbagai permasalahan yang di hadapi oleh para guru
sekolah menengah dan bahkan para dosen di perguruan
tinggi.
CATUR KARYA(PROGRAM)
KABINET AMPERA
1. Memperbaiki kehidupan rakyat ,terutama di
bidang sandang dan pangan.
2. Melaksanakan pemilihan umum.
3. Melalaksanakan politik luar negeri bebas
dan aktif, yang mencerminkan kepentingan
nasional yang sejati.
4. Melanjutkan perjuangan melawan
imperalisme dan kolonialisme dalam segala
bentuk dan manifestasinya .