sejarah lahirnya uupa no

48
SEJARAH LAHIRNYA UUPA NO. 5 TAHUN 1960 & ZAMAN KOLONIAL Sebagaimana diundangkannya UUPA no.5 tahun 1960 banyak yang harus kita simak tentang sejarah-sejarah hukum di Indonesia maupun diluar negeri diantaranya adalah zaman Hindia Belanda. Sebagai negara jajahan belanda di Indonesia berlaku azas corcodanti (penyetaraan) dengan hukum adat di Indonesia yaitu dengan suatu cara yaitu kodifikasi dan unifikasi tahun 1848. Diantara UU yang telah dikodifikasi adalah sbb : 1. Wet boek van Strafrecht (KUHP) 2. Bugerlijk wetboek (BW) kecuali hukum tanah menjadi UU hukum Agraria 3. wet boek van koop handel (KUHD). Azas korkodansi, kodifikasi dan unifikasi mewarnai hukum Indonesia sekarang paham liberalisme dan individualisme menjadi jiwa pembentukan hukum belanda. Misal : - negara berhak mengatur tentang hak-hak kebendaan seseorang, menggunakan hak-hak tanpa batas dengan demikian tugas-tugas negara menjaga agar hak-hak individu tidak dirusak orang lain. - Toesteming atau perjanjian persetujuan yang diadakan memikat kedua pihak atau persetujuan para pihak didalamnya adalah hak-hak para pihak tersebut (Liberal). Dalam hukum belanda agama dan adat terletak dibelakang dan tidak disinggung-singgung dalam pembentukan hukum artinya agama dan adat tidak termasuk dalam koridor hukum negara sehingga hukum-hukum yang diproduk lebih mengutamakan kepada unsur-unsur rasio pembuat UU tersebut. SEMINAR SEJARAH HUKUM PADA TANGGAL 05 APRIL 1975 Menteri kehakiman dalam seminar sejarah hukum pada tanggal 05 April 1975 menyatakan bahwa perbincangan sejarah

Upload: imam-mukhlasin

Post on 02-Aug-2015

399 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Sejarah Lahirnya Uupa No

SEJARAH LAHIRNYA UUPA NO. 5 TAHUN 1960 & ZAMAN KOLONIAL

Sebagaimana diundangkannya UUPA no.5 tahun 1960 banyak yang harus kita

simak tentang sejarah-sejarah hukum di Indonesia maupun diluar negeri diantaranya adalah

zaman Hindia Belanda.

Sebagai negara jajahan belanda di Indonesia berlaku azas corcodanti

(penyetaraan) dengan hukum adat di Indonesia yaitu dengan suatu cara yaitu kodifikasi

dan unifikasi tahun 1848.

Diantara UU yang telah dikodifikasi adalah sbb :

1.     Wet boek van Strafrecht (KUHP)

2.     Bugerlijk wetboek (BW) kecuali hukum tanah menjadi UU hukum Agraria

3.     wet boek van koop handel (KUHD).

Azas korkodansi, kodifikasi dan unifikasi mewarnai hukum Indonesia sekarang

paham liberalisme dan individualisme menjadi jiwa pembentukan hukum belanda.

Misal :

-       negara berhak mengatur tentang hak-hak kebendaan seseorang, menggunakan hak-hak

tanpa batas dengan demikian tugas-tugas negara menjaga agar hak-hak individu tidak

dirusak orang lain.

-       Toesteming atau perjanjian persetujuan yang diadakan memikat kedua pihak atau

persetujuan para pihak didalamnya adalah hak-hak para pihak tersebut (Liberal).

Dalam hukum belanda agama dan adat terletak dibelakang dan tidak

disinggung-singgung dalam pembentukan hukum artinya agama dan adat tidak

termasuk dalam koridor hukum negara sehingga hukum-hukum yang diproduk lebih

mengutamakan kepada unsur-unsur rasio pembuat UU tersebut.

SEMINAR SEJARAH HUKUM PADA TANGGAL 05 APRIL 1975

Menteri kehakiman dalam seminar sejarah hukum pada tanggal 05 April 1975

menyatakan bahwa perbincangan sejarah hukum mempunyai arti penting dalam rangka

pembinaan hukum nasional karena usaha pembinaan hukum tidak saja memerlukan bahan-

bahan tentang perkembangan hukum masa kininakan tetapi juga bahan-bahan mengenai

perkembangan hukum masa lalu.

Melalui sejarah hukum kita akan mampu menjajaki berbagai aspek hukum

Indonesia pada masa dulu, hal mana akan dapat memberikan bantuan kepada kita untuk

memahami kaedah-kaedah serta institusi hukum yang ada dewasa ini dalam masyarakat

bangsa indonesia mulai penelitian sejarah hukum dapat diketahui tentang adanya

kemungkinan lembaga-lembaga hukum yang tidak diperlukan lagi atau masih perlu

Page 2: Sejarah Lahirnya Uupa No

dikembangkan dalam membina hukum nasional.misal dalam hukum agraria kita

mengenal domein verklaring artinya semua tanah yang tidak bisa dibuktikan haknya

adalah tanah negara.

-eigendom adalah hak milik

-eigenaar adalah si pemilik / orangnya

- HGB adalah opstal

- HGU adalah Erfpacht

Politik hukum agraria berkembang tahun 1960 sampai dengan 1998 pemerintah

dalam melaksanakannya ambifalen (mendua) karena dalam UUPA No. 3:

1.     Mengakui tanah ulayat sepanjang menurut kenyataan masih ada kalau tidak

bertentangan dengan UU yang lebih tinggi.

2.     UUPA disusun berdasar hukum adat namun tidak dinyatakan hukum mana yang dipakai.

Untuk mengetahui proses perkembangan pengetahuan sistem hukum di

Indonesia kiranya perlu dikenal sistem hukum yang lama dan dengan mengetahui sistem

hukum yang lama tersebut kita akan dapat menganalisa seberapa jauh sistem ini

berpengaruh pada perkembangan hukum baru.

-       Ius constitutum yaitu hukum yang berlaku sekarang (hk. Positif)

-       Ius constituentum yaitu hukum yang dicita-citakan

Prof. DR. Soepomo mengemukakan 13 azas penting dan tatanan hukum yang

berlaku di Hindia belanda dulu diantaranya adalah sbb :

1.     azas dari BW dari Hindia Belanda

2.     azas hukum acara perdata eropa

3.     azas wet boek van straaf recht (HAP)

4.     azas hukum acara pidana

5.     azas hukum adat materil

6.     azas perdata laand raad (pengadilan negeri)

7.     acara schap geracht en distrik

8.     acara perdata pengadilan pribumi didaerah luar jawa dan madura

9.     acara perdata pengadilan daerah swapraja

10.   acara pidana laand raad

11.   acara pidana laand gerecht

12.   acara pidana pengadilan pribumi

13.   acara pidana pengadilan swapraja

BW di Indonesia berazaskan kepada azas korkodansi dan BW belanda

mencontoh kepada code civil de prancis sedangkan BW Hindia Belanda berlaku tahun

1848 pada mulanya tidak berubah namun perkembangan hukum semenjak satu abad

Page 3: Sejarah Lahirnya Uupa No

menuju kearah partisipasi masyarakat dan hukum melalui yurisprudensi akhirnya terjadi

perubahan.

Contoh : azas penggunaan kekuasaan sewenang-wenang (a bous of power/ misbruik van

recht) diubah menjadi emansipasi wanita di cabut.

Hukum acara perdata di Indonesia pada dasarnya sama dengan hukum acara

perdata belanda hukum acara perdata belanda meneladani code prosedur civil tetapi

kemudian hukum acara perdata mengalami beberapa kali peninjauan. Perlu kita ketahui

azas utama hukum acara perdata adalah sbb :

1.     Terbuka untuk umum,semua keputusan selalu diucapkan dalam sidang terbuka atas dasar

ketentuan UU

2.     Hakim harus bersifat pasif

3.     semua acara hampir semuanya tertulis

4.     pakai perantara atau pengacara

untuk azas 1,2,3,4 dipakai pada Hogeraaf recht (MA) dan raad van justitie

(Petinggi) sedangkan untuk pribumi resident recht.

Azas-azas beracara adalah :

1.     Beracara dengan lisan

2.     Hakim bersifat aktif

3.     tidak perlu pengacara

KUHP Belanda disusun berdasarkan culture barat Individualisme dan liberalisme. Jiwa

KUHP kurang sesuai dengan culture budaya dan agama yang dianut di Indonesia :

Ada 5 azas penting dari KUHP :

1.     Yang menjadi subjek dari tindak pidana adalah orang

2.     tindak pidana yang terdiri dari kejahatan dan pelanggaran.

      Kejahatan diatur dalam Buku II BW sedangkan oelanggaran dalm buku III. Antara

kejahatan dan pelanggaran secara kualitatif tidak ada perbedaan sedangkan secara

kuantitatif ada perbedaan.

      Misal : tindak pidana ringan digolongkan pelanggaran sedangkan tindak pidana berat

digolongkan kejahatan.

3.     Tidak ada suatu hukuman kalau tidak ada UU yang mengaturnya nolum delictum pune

sine lege.

4.     dikenal 4 sistem hukum dalam WvS (Wet boek van Straafrecht) KUHP:

a.     Hukuman mati

b.     Hukuman penjara

c.     Hukuman kurungan

d.     Hukuman denda

Page 4: Sejarah Lahirnya Uupa No

5.     Khusus untuk Hindia belanda dikenal 3 hukuman tambahan :

a.     Pencabutan hak – hak tertentu

b.     Perampasan barang – barang tertentu

c.     Diumumkan putusan hakim

POLITIK HUKUM PEMERINTAHAN TERHADAP

KEBIJAKSANAAN HUKUM PERTANAHAN

                

1.     Zaman Belanda

Pengaruh politik pertanahan terlihat dari tindakan / perbuatan yang dilakukan

pemerintah. Politik tersebut dimulai pada tahun 1830 (Perang Napoleon di Eropa)

diantara politik yang diterapkan oleh bangsa-bangsa Barat antara lain :

a.         Cultuure stelsel

b.         Agrarische Wet

c.         Agrarische Besluit

Dalam perkembangannya antara Agrarische Wet dan Agrarische Besluit ada

yang mengatakan domein verklaring.

 yang dikatakan Domein verklaring adalah dijelaskan pada pasal 1 Agrarische

wet menyebutkan tanah yang tidak bisa dibuktikan atas kepemilikan

(Eigendom/eigenaar).

Oleh karena itu UU atau Agrarische wet yang dikeluarkan oleh bangsa belanda

tersebut hukum belanda tersebut berisi ketentuan – ketentuan yang sangat berpihak

kepada kepentingan – kepentingan perusahaan swasta swasta. Namun ada juga

melindungi kepentingan orang Indonesia asli tapi melalui beberapa cara :

1.     Memberi kesempatan bagi orang Indonesia asli untuk memperoleh hak eigendom agraris atas

tanahnya sehingga dapat dihipotikkan.

2.     memperbolehkan rakyat meyewakan tanah kepada orang asing untuk rakyat yang

berekonomi lemah mendapat perlindungan terhadap orang yang berekonomi kuat.

Secara global agrarische wet bertujuan memberikan kemungkinan kepada

modal asing untuk berkembang di Indonesia dengan hak erfracht (HGU) selama 75

tahun, tanah dengan hak opstal (HGB). Hak sewa, hak pinjam pakai.

Jadi jelas disini pemerintah belanda berwenang memberikan hak tersebut

adalah pemilik/eigenaar dan karenanya negara dinyatakan sebagai pemilik tanah.

Overspel = anak diluar nikah

Pasal 21,22,96 --- UUPA ttg orang asing tidak boleh mempunyai hak milik.

Page 5: Sejarah Lahirnya Uupa No

Domein verklaring, dirumuskan sedemikian rupa sehingga tidak perlu

membuktikan haknya dalam proses perkara sebaliknya pihak lainlah yang selalu

membuktikan haknya itu. Jadi nyata ketentuan yang selalu membebankan kewajiban

pembuktian kepada rakyat itu, artinya tidak mempunyai keadilan. Oleh karena itu pernyataan

domein verklaring tahun 1870 tidak dapat dipertahankan lagi dalm NKRI. Sesungguhnya

dalam pembelian hak atas tanah negara, negara tidak perlu bertindak sebagai eigenaar

(kepemilikan) cukup bila UU memberi wewenang kepadanya untuk berbuat sesuatu kepada

penguasa atau overheid, UUPA berpendapat sama dengan ini terlihat dalam pendirian bahwa

untuk mencapai apa yang ditentukan didalam pasal 33 UUD 1945 tidak ada tempatnya negara

bertindak sebagai pemilik tanah dan adalah lebih tepat jika negara bertindak sebagao badan

penguasa begitu juga dalam larangan pengasingan hak atas tanah ditegaskan dalam Stb. 1875

Jo no. 179 menegaskan segala perjanjian yang bertujuan penyerahan atas tanah maka

dilakukan atas kesepakatan para pihak tapi dalam kenyataannya Belanda melakukan

pelanggaran (wanprestasi) dengan demikian sangat jelas sekali politik hukum agraria yang

pernah diterapkan di indonesia jelas tidak memihak kepada rakyat tetapi sangat

menguntungkan kepada perusahaan – perusahaan swasta belanda yang ada di Indonesia pada

saat itu. Oleh karena itu setelah 17 Agustus 1945 pemerintah di indonesia berusaha merobah

sestem hukum agraria belanda dengan menyesuaikan dari hukum negeri sendiri. Usaha ini

baru berhasil dengan keluarnya UU no. 5 tahun 1960 artinya setelah 15 tahun indonesia

merdeka dalam pasal 2 dijelaskan bahwa atas dasar ketentuan dalam pasal 33 ayat 3 UUD

1945 sebagaimana dimaksud dalam pasal tersebut bumi, air dan ruang angkasa termasuk

kekayaan alam yang terkandung didalamnya, pada tingkatan tertinggi dikuasai oleh negara

sebagai organisasi seluruh rakyat indonesia.

Dengan demikian kesimpulan tentang hukum pertanahan :

1. Tanah-tanah ulayat (rakyat) menimbulkan masalah yang berkepanjangan dengan

tanah yang telah di HGU kan.

2. Maksud yang terkandung dalam pasal 33 ayat 3 banyak yang telah disalah

gunakan artinya oleh pemerintah.

3. Politik pertanahan belanda sampai sekarang ± ¼ abad tidak menjamin hak-hak

rakyat atas tanah malah menghilang lenyapkan hak atas tanah.

4. Kiranya perlu ada suatu politikal will (kebijakan) dari pemerintah terhadap

eksistensi tanah adat yang dituangkan dalam peraturan per UU an dan

dihilangkan apa yang disebut security approach.

Page 6: Sejarah Lahirnya Uupa No

5. UUPA no.5 tahun 1960 dibandingkan dengan UU kehutanan No. 5 tahun 1967

pada UUPA mengakui adanya hak rakyat sedangkan UU kehutanan tidak megakui

yang hanya diakui adalah 2 hutan :

1.         Hutan milik

2.         Hutan negara

Penjabaran UUPA yaitu pada PP no. 10 tahun 1961, PP 24 1997 mengenal adanya

pendaftaran tanah sementara UU kehutanan tidak mengakuinya.

6. Pemerintah daerah sudah saatnya membuat PERDA untuk mempertahankan hak-

hak rakyat (Permenag) UU no. 5 tahun 1999 untuk menyelesaikan tanah – tanah

ulayat baik ditingkat propinsi maupun ditingkat kota. Oleh karena itu melakukan

pendaftaran tanah perlu pedoman umum untuk penggunaan tanah :

1. PMDN No. 15 tahun 1975 didalamnya termasuk pembebasan hak atas

tanah.

2. Keppres No. 5 tahun 1993 tentang pembebasan tanah dan penyerahan

hak atas tanah.

PERKEMBANGAN PASCA KOLONIAL

Pada tahun 1950 arah kebijakan kolonial belanda sudah dikatakan berobah dari

tahun sebelumnya karena para ahli hukum kita mulai belajar di negara belanda itu sendiri,

itupun berbagai cara dilakukan oleh bangsa belanda untuk menarik ahli-ahli hukum indonesia

agar mau menambah ilmu pengetahuan di negara belanda walaupun dengan secara halus dan

lain sebagainya, karena politik belanda sebelumnya datang ke Indonesia bukan untuk

menjajah namun belanda datang ke Indonesia adalah untuk berdagang, namun pada tahun

1602 terjadi persaingan dagang antara Inggris, perancis dan jepang tapi karena belanda

duluan yang menjajah di indonesia maka belandalah menerobos ke dalaam sistem tatanan

hidup bermasyarakat. Sehingga VOC yang pada mulanya sebagai serikat dagang akhirnya

bermaksud untuk yang lainnya, diantara tugas VOC itu ialah :

1.     Mengurus anak – anak negeri

Untuk itu belanda membuat KUHD yang kita kenal dengan WvK (Wet boek van

Kopenhandle). WvK dibentuk tidak lain adalah untuk kepentingan dagang di indonesia, maka

politik dagang yang muncul berobah menjadi politik etik, karena:

Page 7: Sejarah Lahirnya Uupa No

a.     Balas jasa bertujuan agar dapat mengeruk keuntungan belanda membuat bangunan

untuk bumiputra sebagai uang pelicin.

b.     Karena dilihat dari segi politik hukum. Dengan demikian pula dapat kita lihat untuk

melancarkan program – program kolonial maka tahun 1929 dibuatlah adat recht oleh Van

vollen Hoven. Sedangkan pada tahun 1931 dibuat KUHP berlaku untuk orang eropa daratan,

tahun 1938 dibuat KUHP untuk orang belanda sedangkan tahun 1948 dibuat KUHP untuk

orang indonesia.

Kalau kita hubungkan Domein verklaring dengan UUD 1945 pasal 33 ayat 3 dan peraturan

menteri agraria no. 5 tahun 1999 menjelaskan :

1.     Pelepasan hak atas tanah, UU no. 20 /1961

2.     Penyerahan hak atas tanah, Keppres no. 55 / 1963

3.     Pencabutan hak atas tanah, pasal 18 UUPA sedangkan untuk tanah – tanah rakyat yang

dikuasai oleh pemerintah harus di HGU- kan dan tanah – tanah tersebut bisa dikembalikan

kepada rakyat berdasarkan pasal 33 ayat 3 UUD 1945.

A.  SISTEMATIKA UU NO. 5 TAHUN 1960

Sistematika UU no. 5 tahun 1960 adalah :

1. Dasar – dasar dan ketentuan pokok terdiri dari 4 bab, yaitu pasal 1 s/d 58 terdiri

dari bagian 1 s/d 12.

2. Ketentuan – ketentuan konversi pasal I s/d IX.

3. Tentang perubahan susunan pemerintahan desa yang akan diatur sendiri.

4. Tentang hak dan wewenang ata bumi dan air dari swa praja dan bekas swa praja.

Beralih kepada negara dan diatur dengan peraturan pemerintah.

5. Nama UUPA, dengan berlakunya UUPA maka hukum tanah secara tertulis

sedangkan hukum adat akan menjadi hukum yang melengkapi.

B.   MASA SEJAK PROKLAMASI S/D UU NO. 5 / 1960 DI UNDANGKAN

Terdapat sejumlah UU antara lain :

1. UU no. 13/1946 yaitu penghapusan hak istimewa dari desa Verdikan di Banyumas.

2. UU. Bo. 13/1948 yang mencabut VGM yang berlaku di Surakarta dan yogyakarta.

3. UU. No. 5/1950 yang merupakan pelengkap UU no. 13/1948 menjelaskan hak

konversi dihapus secara tuntas :

a.     Tanah untuk perkebunan dataran rendah dikembalikan kepada desa

b.     Tanah untuk perkebunan pegunungan menjadi tanah negara.

Page 8: Sejarah Lahirnya Uupa No

4. UU. No. 1/1958 tentang penghapusan tanah partikulir kepada pemiliknya

dikenakan ganti rugi.

Yang dimaksud tanah partikulir adalah tanah eigendom dengan hak istimewa yang bersifat

kenegaraan (land heerlijke rechten).

5. PP no. 18/1958 sebagai pelaksana UU no. 1/1958.

6. UU no. 6/1952 yang mengganti UU no. 6/1951, tentang sewa tanah untuk

menanam tebu.

7. UU no. 24/1954 tentang perbuatan pemindahan hak atas tanah yang timbul pada

hukum eropa harus seizin menteri kehakiman dan UU no. 76/1957 wewenang

menteri kehakiman dialihkan ke menteri agraria.

8. UU no. 28/1956 tentang pengawasan terhadap pemindahan hak atas perkebunan.

9. UU no. 29/1956 tentang peraturan tindakan atas perkebunan.

10. UU no. 78/1957 tentang perubahan CANON, CIJSN, yang dimaksud dengan CANON

adalah uang yang wajib dibayarkan oleh pemegang Erfprach (HGB) setiap tahun

kepada negara., sedangkan CIJSN adalah uang wajib dibayarkan oleh hak

pemegang konsensi perkebunan besar.

11. UU no. 51 PrP 1960 tentang larangan pemakaian tanah tanpa izin yang berhak

atau kuasanya ada ancaman tanah yang tidak selalu dibenarkan.

C.   UUPA NO.5/1960 TERTANGGAL 24 SEPTEMBER 1960

1. Hukum tanah nasional berdasarkan kepada hukum adat

2. Hukum adat adalah sumber hukum tanah nasional

3. Hukum adat adalah sumber dari asas – asas konsep serta lembaga hukum tanah

nasional

4. Hukum adat yang dimaksud adalah hukum adat indonesia.

ASAS – ASAS HUKUM ADAT

1. Asas religius

2. Asas kebangsaan

3. Asas demokrasi

4. Asas kemasyarakatan, pemerataan dan keadilan sosial

Page 9: Sejarah Lahirnya Uupa No

5. Asas pengguna dan pemilihan secara berencana

6. Asas pemindahan horizontal, antara tanah dengan tanaman serta bangunan

diatasnya.

KONSEPSI HUKUM ADAT

a.     Komuna listik religius dengan memungkinkan penguasa tanah secara individual dengan

hak-hak atas tanah yang bersifat pribadi sekaligus mengandung unsur-unsur

kebersamaan.

b.     Komunalistik hak ulayat dari masyarakat hukum adat

c.     Masyarakat hukum adat bersifat :

-       teritorial

-       geneologis

d.     Individual terhadap penguasaan atas tanah oleh perorangan untuk memenuhi pribadi

dan keluarga.

HAK ULAYAT

a. Bersifat hukum perdata

Artinya hak kepercayaan bersama atas tanah

b. Beraspek hukum publik artinya mengandung kewajiban mengelola, mengatur

dengan memperhatikan penguasaan, pemeliharaan dan peruntukkannya

HAK ULAYAT DALAM UUPA

a. Eksistensi atau keberadaan hak ulayat diakui sepanjang kenyataan masih ada

b. Didaerah yang ulayatnya sudah lengkap tidak akan dihidupkan lagi.

c. Didaerah yang tidak mengenal adanya hak ulayat maka tidak akan diarahkan

kepada masyarakat tersebut.

PELAKSANAAN HAK ULAYAT PASAL 3 MENJELASKAN 

a. Harus sesuai dengan kepentingan nasional dan negara

b. Berdasarkan atas persatuan bangsa

c. Pelaksanaannya tidak boleh bertentangan dengan UU yang lebih tinggi.

Page 10: Sejarah Lahirnya Uupa No

SISTIM HUKUM ADAT DALAM HUKUM TANAH

Ketentuan hukum tanah tertulis disusun atau sistemnya adalah sistem hukum adat. Sistem

hak-hak atas penjualan atas tanah :

1. Hak-hak bangsa indonesia sebagai hak penguasaan atas tanah yang tertinggi dan

beraspek perdata dan publik.

2. Hak penguasaan dari negara yang beraspek hukum publik, pelaksanaannya dapat

dilimpahkan kepada pihak lain dalam bentuk hak pengelolaan.

3. Hak pengelolaam individual :

a. Hak-hak atas tanah

b. Wakaf, artinya hak individual menjadi hak milik.

c. Hak jaminan atas tanah yang disebut dengan hak tanggungan.

LEMBAGA-LEMBAGA YANG TIDAK DIKENAL DALAM HUKUM ADAT

1.     Pendaftaran tanah, dibuat buku tanah tempat didaftarkannya hak-hak atas tanah.

Adanya setifikat sebagai bukti kepemilikan hak atas tanah.

2.     Prosedur pembuatan sertifikat dari awal sampai akhir.

Alas hak :

-       Surat jual beli

-       Batas sepadan

-       PBB

-       Wakaf

-       Hibah

Alas hak adalah segala sesuatu yang menyangkut tentang keberadaan tanah yang merupakan

surat – surat untuk pendaftaran tanah.

Untuk menjamin kepastian hukum dari hak – hak atas tanah UUPA mengharuskan

pemerintah untuk mengadakan pendaftaran tanah diseluruh indonesia. Menurut peraturan

pemerintah no. 24 tahun 1997 pendaftaran tanah dilaksanakan berdasarkan azas sederhana,

aman, terjangkau, mutakhir dan terbuka (lihat pasal 2 PP no. 24 tahun 1997).

Azas – azas yang dimaksud dari PP no. 24 tahun 1997 adalah sebagai berikut :

1.     Azas sederhana

Page 11: Sejarah Lahirnya Uupa No

Dimaksudkan agar ketentuan – ketentuan pokok dan prosedurnya dengan mudah dapat

dipahami oleh pihak – pihak yang berkepentingan terutama pemegang hak atas tanah.

2.     Azas aman

Bahwa pendaftaran tanah perlu diselenggarakan secara teliti dan cermat sehingga hasilnya

dapat memberikan jaminan kepastian hukum sesuai dengan tujuan.

3.     Azas terjangkau

Dimaksudkan agar pihak – pihak yang memerlukan khususnya dapat memperhatikan

kebutuhan da keamanan golongan ekonomi lemah. Pelayanan yang diberikan dalam

rangka pendaftaran tanah harus bisa terjangkau oleh pihak – pihak yang

memerlukannya.

4.     Azas Mutakhir

Kelengkapan yang memadai dalam melaksanakan dan kesinambungan dalam pemeliharaan

datanya yang harus menunjukkan keadaan data – data yang mutakhir sehingga data – data

tersebut dapat sebagai bukti apabila terjadi permasalahan – permasalahn dikemudian hari.

5.     Azas terbuka

TUJUAN PENDAFTARAN TANAH

Pasal 19 ayat 1 UUPA sebagaimana dijelaskan diatas tadi bahwa setiap tanah

yang ada diseluruh wilayah indonesia diperintahkan untuk didatarkan ke BPN hal ini

dipertegas pada pasal 3 PP no. 24 tahun 1997 bahwa pendaftaran tanah bertujuan sbb :

a. Untuk memberikan kepastian hukum dan perlindungan hukum bagi pemegang

hak atas suatu bidang tanah, disamping itu agar dapat membuktikannya sebagai

pemegang hak yang bersangkutan.

b. Untuk menyediakan informasi kepada pihak – pihak yang berkepentingan

termasuk pemerintah dengan mudah dapat memperoleh data yang diperlukan,

dalam mengadakan perbuatan hukum mengenai tanah – tanah yang ada.

c. Untuk terselenggaranya tertib administrasi pertanahan

SISTEM PENDAFTARAN TANAH

Untuk mewujudkan tujuan pendaftaran tanah yaitu untuk menjamin kepastian

hukum maka didalam penyelenggaraan pendaftaran tanah dikenal 2 sistem pendaftaran

tanah :

1. Sistem Positif

2. Sistem Negatif

Page 12: Sejarah Lahirnya Uupa No

Menurut WANTJIK SALEH K, mengemukakan :

1. Yang dimaksud dengan sistem positif

Adalah pada sistem ini apa yang tercantum didalam buku pendaftaran tanah dan surat – surat

tanda bukti yang dikeluarkan pada pendaftaran tanah merupakan alat pembuktian yang

mutlak. Surat – surat tanda bukti hak itu berlaku sebagai alat pembuktian yang kuat sehingga

keterangan – keterangan yang tercantum didalamnya mempunyai kekuatan yang harus

diterima oleh hakim sebagai keterangan yang benar sepenjang tidak ada alat pembuktian lain

yang membuktikan sebaliknya.

2. Sistem Negatif

Pada saat ini apa yang tercantum dalam buku pendaftaran tanah dan surat – surat bukti tanah

tindakan merupakan alat pembuktian yang mutlak apabila keterangan dari pendaftaran tanah

ada yang tidak benar maka dapat diadakan perubahan pembetulan seperlunya oleh karena itu

jaminan perlindungan yang diberikan oleh sistem negatif tidaklah bersifat mutlak.

Seperti pada sistem positif, UUPA tidaklah menganut sistem positif karena sistem

ini dalam pelaksanaannya memerlukan ketelitian yang sangat tinggi tenaga dan biaya yang

banyak. Oleh karena itu memerintahkan agar pendaftaran tanah tidak menggunakan sistem

publikasi positif yang kebenaran datanya dijamin ole negara melainkan menggunakan sistem

publikasi negatif sedangkan kelemahan sistem publikasi negatif adalah pihak yang namanya

tercantum sebagai pemegang hak dalam buku tanah dan sertifikat selalu menghadapi

kemungkinan gugatan dari pihak lain yang merasa mempunyai tanah itu.

Menurut keterangan pemerintah no. 24 tahun 1997 terutama pasal 32 ayat 2

sistem publikasi negatif negara tidak menjamin kebenaran data yang disajikan. Namun

apabila dihubungkan dengan pasal 19 ayat 2 huruf c UUPA bahwa surat tanda bukti yang

diterbitkan berlaku sebagai alat bukti yang kuat hal ini diperkuat lagi oleh pasal 23,32 &

38 UUPA, yang menjelaskan bahwa pendaftaran sebagai peristiwa hukum merupakan

alat pembuktian yang kuat.

Dengan demikian dapat dikatakan bahwa pendaftaran tanah di indonesia

tidak menganut sistem negatif karena hak ini diungkapkan dengan jelas oleh pasal 32

ayat 2 PP no. 24 tahun 1997. menurut pasal 1 angka 20 PP. No. 24 tahun 1997.,

menjelaskan bahwa sertifikat itu adalah surat tanah bukti hak sebagai alat pembuktian

yang kuat untuk hak atas tanah. Hak pengelolaan, tanah wakaf, hak milik atas satuan

Page 13: Sejarah Lahirnya Uupa No

rumah susun dan hak tanggungan yang masing – masing sudah dibukukan dalam buku

tanah yang ersangkutan.

Menurut pasal 32 ayat 1 PP. No. 24 tahun 1997 menjelaskan sertifikat

merupakan surat tanda bukti hak yang berlaku sebagai alat pembuktian yang luas

mengenai data – data fisik dan data yuridis yang termuat didalamnya sepanjang data

fisik dan data yuridis sesuai dengan data yang ada dalam surat ukur dan buku tanah

yang bersangkutan.

MACAM – MACAM SERTIFIKAT

Ada 3 macam yaitu :

1.         Seritifikat hak atas tanah

         Yaitu surat tanda bukti sebagai alat pembuktian yang kuat yang diterbitkan atau

dikeluarkan oleh kantor pertanahan kabupaten / kota tempat dimana letak tanah

tersebut.

2.         Sertifikat hak tanggungan

         Yaitu suatu surat tanda bukti adanya hak tanggungan yang diterbitkan oleh kantor

pertanahan nasional sesuai dengan peraturan per UU an.

         Sertifikat hak tanggungan ini diatur dalam UU no. 4 tahun 1996 tentang hak tanggungan

atas tanah beserta benda – benda yang berkaitan dengan tanah. Sertifikat hak

tanggungan mempunyai kekuatan eksekutorial yang sama dengan putusan pengadilan

serta telah memperoleh kekuatan hukum tetap dan berlaku sebagai GROSSE ACTE.

Hipotik sepanjang mengenai hak atas tanah.

3.         Serifikat hak milik atas satuan rumah susun

         Yaitu surat tanda bukti hak pemilikan individual atas satuan rumah susun yang meliputi dan

merupakan kesatuan yang tidak terpisahkan dengan hak bersama atas apa disebut bagian

bersama benda bersama dan tanah bersama, tempat bangunan itu didirikan yang diterbitkan

oleh kantor pertanahan nasional

TANAH YANG DISERTIFIKATKAN

Terdiri dari 2 macam, yaitu :

1.         Tanah negara

         Yaitu tanah yang dikuasai langsung oleh negara yaitu tanah – tanah yang bukan tanah

menurut UUPA bukan tanah ulayat, bukan tanah kaum, bukan tanah hak pengelolaan dan

bukan tanah kawasan hutan.

2.         Tanah milik adat

Page 14: Sejarah Lahirnya Uupa No

            Yaitu tanah milik yang diatur menurut hukum adat atau hak atas tanah yang lahir

berdasarkan proses adat setempat.

TANAH NEGARA

Tanah negara yang diatas permohonannya kepada pemohon (Orang atau badan

hukum) telah diberikan sesuatu hak berdasarkan SK yang berwenang untuk mendapatkan

sertifikat tersebut SK harus didaftarkan ke kantor pertanahan Kabupaten / kota.

PROSES / TATA CARA UNTUK MEMPEROLEH SERTIFIKAT

a.         Penerimaan hak, membawa SK tersebut ke kantor pertanahan dn disana akan dilakukan

tahap – tahap :

1.         Pembayaran biaya tercantum dalam SK kebendaharawan khusus penerima.

2.         Pembayaran biaya pendaftaran tanah untuk pertama kali.

3.         Pendaftaran surat pendaftaran tersebut lengkap dengan bukti – bukti pembayaran dan

diserahkan diloket yang ditentukan.

b.         Berdasarkan SK dan bukti pembayaran itu kantor pertanahan membuat sertifikat tanah,

kemudian menyerahkan e si pemilik atau pemegang haknya.

TANAH MILIK ADAT

Tanah bekas hak milik adat yang lahir berdasarkan proses adat setempat. Misal

hak ganggam bauntuak, hak yayasan, andar beni, grand sultan yang sejak tanggal 24

september 1960 di konversikan menjadi hak  milik namun belum terdaftar.

Syarat pendaftarannya mengajukan permohonan keapda kepala BPN dengan

melampirkan :

1. Bukti kepemilikan tanah/penguasaan tanah secara tertulis.

2. Bukti lain yang dilengkapi persyaratan yang bersangkutan berupa pernyataan dan

keterangan 2 orang saksi.

Page 15: Sejarah Lahirnya Uupa No

3. Bukti penguasaan secara fisik atas sebidang tanah yang bersangkutan selam 20

tahun yang dituangkan dalam surat pernyataan penguasaan itu yang dilakukan

dengan itikad baik dan tidak perah diganggu gugat atau tidak dalam keadaan

sengketa.

4. Kesaksian dari kepala desa / lurah

5. Bukti pelunasan surat pemberitahuan pajak bumi dan bangunan terakhir

Berdasarkan permohonan tersebut kepala BPN :

a. Melakukan pemeriksaan data fisik (Penetapan dan pemasangan tanda batasn,

pengukuran, pemetaan) oleh petugas yang ditunjuk.

b. Melakukan pemeriksaan data yuridis (Riwayat kepemilikan tanah) oleh panitia

pemeriksaan tanah yang ditunjuk.

c. Mengadakan pengumuman data fisik dan yuridis selama 60 hari dikantor

pertanahan, kantor wali nagari, kantor lurah dan tempat – tempat umum.

d. Melaksanakan penegasan konversi atau pengakuan hak

e. Pembukuan hak

f. Menerbitkan sertifikat sebagai bukti hak.

Azas dan sistem pendaftaran tanah sebagaimana diterangkan dalam pasal 19

UUPA mengenal beberapa ciri – ciri khusus diantaranya adalah :

a. TORREN SISTEM

Sistem pendaftaran tanah di indonesia setelah berlakunya UUPA no. 5 tahun 1960ndan PP

no. 10 tahun 1961, mempergunakan sistem TORREN. Sistem torren ini juga dipergunakan

diluar indonesia khususnya asia tenggara seperti malaysia, singapura, philipana dan juga

termasuk australia serta bagian barat USA. Sebelum kita mempergunakan yang

dikembangkan oleh Belanda dalam pengeluaran dari bukti – bukti atas tanah. (Sebelum

berlakunya UUPA sangat tidak efisien karena disamping adanya kepala kantor juga adanya

pejabat balik nama).

Sistem Torren ini selain sederhana, efisien dan murah dan selalu dapat diteliti pada akta

pejabatnya dan siapa – siapasaja yang bertanda tangan pada sertifikat haka tas tanahnya

apabila terjadi mutasi maka nama yang sebelumnya dicoret dengan tinta halus sehingga

Page 16: Sejarah Lahirnya Uupa No

masih terbaca dan pada bagian bawahnya tertulis nama pemilik yang baru dan disertai dasar

hukumnya.

b. AZAS NEGATIVE

Pendaftaran menurut PP No. 10 tahun 1961 menganut azas negatif, artinya belum tentu

seorang yang tertulis namanya di sertifikat adalah mutlak milik dia sendiri oleh karena itu

pasal 23 ayat 2 dan pasal 32 ayat 2 serta pasal 38 ayat 2 bahwa pendaftaran itu merupakan

alat pembuktian yang kuat dan tidak tertulis sebagai bukti satu – satunya alat pembuktian.

c. AZAS PUBLISITAS

Pendaftaran ini bersifat umum dan terbuka dan berbeda dengan perbankan yang terdapat

kerahasiaan oleh karena itu setiap orang berhak untuk meminta informasi dari kantor

pendaftaran tanah demikian juga berhak untuk meminta, suatu surat keterangan pendaftaran

tanah yang berisikan jenis – jenis hak, luas, lokasi dalam keadaan sita dan dalam perkara atau

lebih tepat dinamakan surat keterangan informasi tanah.

d. AZAS SPESIALITAS

Bahwa pendaftaran tanah jelas dan diketahui lokasinya sehingga peranan dari surat ukur

adalah memperjelas lokasi dari tanah tersebut.

e. AZAS RECHTKADESTER

Seperti sudah disebutkan sebelumnya bahwa pendaftaran tanah hanya bertujuan demi untuk

pendaftaran saja, bukan sebagai tagihan pajak ataupun untuk keperluan lain – lainnya dengan

digalakannya PBB ada tendensi bahwa pendaftaran tanah akanterkait pada PBB.

f. AZAS KEPASTIAN HUKUM

Maksudnya adalah sebagaimana tersebut ayat 1 pasal 19 UUPA adalah demi kepastian

hukum dari hak – hak atas tanah tersebut.

g. AZAS PEMASTIAN LEMBAGA

Page 17: Sejarah Lahirnya Uupa No

Bahwa sesuai dengan PP no. 10 tahun 1961 maka timbullah lembaga pejabat pembuat akte

tanah (PPAT), sebagai satu-satunya pejabat yang berwenang untuk membuat akta – akta

peralihan, pendirian, hak – hak baru dan pengikatan tanah sebagai jaminan, dan kemudian

ada pejabat satu – satunya secara khusus untuk melakukan pendaftaran tanah yaitu BPN.

Pasal 19 ayat 3 UUPA pendaftaran itu mahal sekali anggarannya sehingga tergantung

anggaran yang tersedia, pendaftaran kepegawaian dan sarana maupun prasarana yang

diperlukan sehingga diprioritaskan didaerah tertentu terutama yang mempunyai lalu lintas

perdagangan yang tinggi menurut pertimbangan menteri yang bersangkutan dan organisasi

yang ada sungguhpun pada waktu itu diseluruh wilayah indonesia ditiap – tiap daerah,

kabupaten / kota sudah ada kantor – kantor  agraria dan pertanahan. Ayat 4 dari pasal 19

UUPA memberikan kejelasan tentang kemungkinan rakyat yang tidak mampu dibebaskan

dari pembayaran biaya – biaya tersebut dan kemungkinan dengan pendaftaran yang disubsidi

seperti PRONA (Proyek Operasi Nasional Agraria).

HAK MILIK

Pasal 20 UU no. 5 Tahun 1960nmenjelaskan :

Yang dimaksud dengan hak milik adalah hak turun temurun terkuat dan terpenuh yang

dapat dipunyai orang atas tanah dengan mengingat ketentuan dalam pasal 6 UU No. 5

Tahun 1960. Selanjutnya hak milik dapat beralih dan dialihkan kepada pihak lain sesuai

dengan memori penjelasan UU no. 5 tahun 1960 bahwa pemberian sifat terkuat dan

terpenuh tidak berarti, bahwa hak itu merupakan hak yang mutlak tidak terbatas dan

tidak diganggu gugat sebagai hak eigendom menurut pengertian yang asli. Sifat yang

demikian akan bertentangan dengan sifat-sifat hukum adat dan fungsi sosial dari tiap –

tiap hak.

Kata – kata terkuat dan terpenuh gunanya untuk membedakan hak guna usaha dan hak

guna bangunan dan hak – hak pakai ainnya. Dalam pembicaraan land reform sudah

dijelaskan, bahwa GBHN tahun 1983 dan 1988 mengakui bahwa perorangan berhak

mempunyai hak milik asalkan tidak bertentangan dengan fungsi sosial. Demikian pula

yang dimaksud dengan hak milik yaitu hak turun temurun berarti hak itu dapat

diwariskan kepada orang lain.

Bahwa hak milik dalam UUPA tidak sama dengan hak eigendom yang kita kenal dalam

UU hukum perdata disini tidak ada kemutlakan dari hak-hak tersebut sebagaimana

terlukis pada pasal 570 BW sehingga sangat kelirulah jika kita melihat hak milik itu dari

kacamata BW tersebut. Luas hak milik juga meliputi tubuh bumi, air dan ruang angkasa

yang ada diatasnya.

Page 18: Sejarah Lahirnya Uupa No

Sebagai suatu penjelmaan dari suatu ciri-ciri hukum adat yang menjadi dasar dari hukum

agraria nasional. Mengenai pertambangan ditubuh bumi diperlukan surat izin khusus

yang dinamakan kuasa pertambangan pasal 15 UU no. 11 tahun 1967 jadi dengn

demikian sungguhpun hak milik meliputi tubuh bumi, maupun ruang angkasa, hak milik

itu dibatasi tidak meliputi wewenang untuk mengambil dari hasil tubuh bumi tersebut.

Yang tidak ada kaitannya dengan penggunaan tanah. Demikian pula penggunaan ruang

angkasa harus terkait dengan penggunaan tanahnya. Dari ketentuan dari pasal 20 ini

tentang hak milik dapat kita bagi menjadi 4 bagian :

a. Turun temurun

b. Terkuat dan terpenuh

c. Fungsi sosial

d. Dapat beralih dan dialihkan

Bahwa pembatasan mengenai hak ini, turun temurun, terkuat dan terpenuh dan

berfungsi sosial sudah dijelaskan dalam poin tersebut diatas sedangkan masalah

keputusan pemerintah untuk pemberian hak ddan luas diatur dalam PMDN (Peraturan

menteri dalam negeri) no. 6 tahun 1972 yang mengatur tentang wewenang untuk

pemberian hak milik tanah pada umumnya yaitu pada sampai 200 mtr2 adalah

kewenangan dari kepala kanwil BPN propinsi. Demikian pula tanah-tanah pertanian yang

meliputi luasnya 20.000 m2 merupakan wewnang BPN propinsi dan begitu juga

pemberian hak milik kepada transmigrasi sebesar 20.000 m2 juga diberikan kanwil BPN

propinsi.

LAND REFORM INDONESIA

A. dalam arti luas keseluruhan program agraria reform.

B. Dalam arti sempit meliputi perombakan mengenai pemilikan serta penguasaan

tanah serta hubungan – hubungan hukum yang bersangkutan dengan

penguasaan tanah sedangkan tujuan land reform adalah mempertinggi taraf

hidup dan penghasilan terutama bafi petani kecil dan petani penggarap tanah

menuju masyarakat adil dan makmur dalam pemilikan ini juga diatur penguasaan

tanah tanpa batas.

1.     Pasal 7 melarang pemilikan/penguasaan tanpa batas menguasai termasuk hak gadai,

sewa, usaha bagi hasil dsb.

2.     Pasal 17 ayat 1 dan 2 perlu diatur luas masyarakat dan minimal tanah dimiliki dengan

suatu hak oleh suatu keluarga atau badan hukum

Page 19: Sejarah Lahirnya Uupa No

3.     pasal 17 ayat 3 tanah kelebihan batas masyarakat akan dialihkan pemerintah dengan

ganti rugi kepada rakyat yang membutuhkan dalam hal ini ada 3 hal yang diatur :

  luas maksimal pemilikan tanah dan penguasaan tanah pertanian.

  Luas minimal pemilikan tanah pertanian dan larangan pemecah pemilikan tanah menjadi

bagian yang kecil.

  Soal gadai tanah pertanian.

UU no. 6 PRT thn 1960 dijabarkan lebih lanjut dalam :

a.     Kep. Menteri agraria no. SK/978/KA/tahun 1960 tentang penegosan luas tanah maksimal

pertanian.

b.     Instruktur bersama menteri dalam negeri dan otonodo dan menteri agraria tahun 1961

No. SEKRA 9/1/12 tanah pertanian itu adalah :

1.         Tanah perkebunan

2.         tanah perikanan

3.         tanah pengembalaan ternak

4.         tanah belukar bekas ladang dan hutan

5.         tanah semua tanah selain tanah pemukiman dan perusahaan.

SEJARAH HUKUM AGRARIA DI INDONESIA

SEJARAH HUKUM AGRARIA SEBELUM UUPA

Menurut Boedi Harsono dalam bukunya Hukum Agraria, menyebutkan ada dua

tongggak sejarah, yaitu perundangan Agrarische Wet tahun 1870.

Berlandaskan tonggak sejarah tersebut sejarah hukum agraria Indonesia dapat

dibagi dalam periodesisasi sebagai berikut :

1. Masa sebelum kemerdekan tahun 1945

a. Masa sebelum Agrarische (1870)

b. Masa setelah Agrarische Wet , tahun 1870 sampai Proklamasi

kemerdekaan).

2. Masa kemerdekaan :

a. Masa sebelum UUPA (Tahun 1945 sampai tahun 1960)

b. Masa UUPA (Setelah terbitnya UU No. 5/1960) tentang ketentuan

dasar pokok – pokok agraria tanggal 24 September 1960.

Page 20: Sejarah Lahirnya Uupa No

POLITIK AGRARIA KOLONIAL

Penjelasan umum UUPA, merumuskan bahwa hukum agraria lama yang berlaku

sebelum tahun 1960 dalam banyak hal, tidak merupakan alat penting untuk membangun

masyarakat yang adil dan makmur, bahkan merupakan penghambat pencapaiannya, yang

disebutkan karena :

1. Hukum agraria lama sebagian tersusun berdasarkan tujuan dan sendi –

sendi dari pemerintah jajahan, dan sebagian lainnya dipengaruhi olehnya,

hingga bertentangan dengan kepentingan rakyat didalam melaksanakan

pembangunan nasional

2. sebagai akibat dari politik pemerintah jajahan itu, hukum agraria lama

bersifat dualisme, yaitu berlakunya peraturan – peraturan hukum adat

disamping peraturan – peraturan dari dan yang didasarkan atas hukum

barat, yang akan menimbulkan pelbagai masalah antar golongan yang

seba sulit juga tidak sesuai dengan cita – cita persatuan bangsa.

3. Bagi rakyat asli hukum agraria penjajahan tidak menjamin kepastian

hukum seluruh rakyat Indonesia.

Hukum Agraria yang pernah berlaku di Indonesia adalah :      

1. Agrarische Wet (Stb. 1870 : 55) yang termuat dalam pasal 51 Wet op de

Staatsinrichting voor Nederlands Indie (Stb. 1925 : 479) dan ditentukan

dari ayat – ayat pasal itu.

2.a. Algemeene Domein Verklaring tersebut dalam pasal 1 Agrarische

Besluit(Stb.1870 :118)

b. Speciale Domein Verklaring untuk Keresidenan Sumatra, Manado, Zuider en

Ooster afdeling van Borneo.

3. Koninklijke Besluit tanggal 16 April 1872 No. 29 (Stb. 1872:177) dan peraturan 

pelaksanannya.

4. Buku II Kitab Undang – Undang Hukum Perdata Indonesia sepanjang yang

mengenai bumi, air serta kekayaan alam yang terkandung di dalamnya, kecuali

ketentuan – ketentuan mengenai hipotik yang masih berlaku pada mulia berlaku

undang – undang ini.

Page 21: Sejarah Lahirnya Uupa No

Sejarah hukum belanda perlu diingat bahwa setelah kerajaan belanda menjadi

Negara monarki konstitusional. Pemerintah di Hindia Belanda dalam menjalankan tugas-

tugasnya terkuat dalam bentuk Undang-Undang (Wet) yang dikenal dengan RR (Regeling

Reglement) tahun 1855 (Stb. 1855:2).

                  Politik agraria tercantum daam pasal 62 RR yang terdiri dari 3 ayat

yang antara lain menggariskan bahwa gubernur jenderal tidak boleh menjual

tanah dan bahwa gubernur jenderal dapat menyewakan tanah berdsarkan

ketentuan ordonansi.

                  Tujuan dari Agrarische Wet adalah untuk memberi kemungkinan dan jaminan

kepada modal besar asing agar dapat berkembang di Indonesia, dengan pertama – tama

membuka kemungkinan untuk memperoleh tanah dengan hak erfpacht yang berjangka waktu

lama.

 Agrarische Wet lahir atas desakan masyarakat pemilik modal besar

swasta, yang pada masa kultur stelsel (tanam paksa) sebelumnya terbatas sekali

kemungkinannya untuk berusaha dalam lapangan perkebunan besar.

Kesempatan yang ada sebelumnya hanyalah melalui sewa tanah, yang pada

masa tanam paksa, kemungkinan itu sesuai dengan politik monopoli pemerintah

justru ditutup.

DUALISME HUKUM AGRARIA

                  Sejak Hindia Belanda resmi menjadi jajahan Belanda tahun 1815,

praktis kondisi hukum khususnya hukum perdata sudah bersifat dualisme.

Disamping hukum adat yang merupakan hukum perdata bagi golongan

penduduk pribumi, maka bagi golongan penduduk penjajah Belanda, mereka

perlakukan hukum perdata yang mereka bawa dari negara asalnya.

                  Peraturan perundang – undangan di bidang perdata kemudian

diperluas berlakunya bagi golongan penduduk Timur Asing untuk sebagian

kemudian seluruhnya khusus bagi golongan penduduk Tionghoa dan selanjutnya

sampai pula diperuntukkkan untuk golongan penduduk pribumi baik melalui

lembaga pernyataan berlaku atas beberapa bagian hukum perdata tertentu

ataupun melalui lembaga pernyataan tunduk secara sukarela.

                  Karena peraturan – peraturan mengenai pertanahan, merupakan

peraturan yang terdapat pada Buku II KUH Perdata, disamping peraturan

perundang – undangan yang lain, maka kondisi dualistis itu terjadi juga pada

bidang hukum agraria. Berlakunya peraturan – peraturan hukum tanah bagi

Page 22: Sejarah Lahirnya Uupa No

golongan penduduk eropa, disamping hukum adat mengenai tanah bagi

golongan penduduk pribumi.

LANDASAN FILSAFAT YANG BERLAINAN

Hukum perdata Barat demikian juga hukum tanahnya bertitik tolak dari

pengutamaan kepentingan pribadi (individualistis), sehingga pangkal dan pusat

pengaturan terletak pada eigendom – recht (hak eigendom) yaitu pemilikan

perorangan yang penuh dan mutlak, disamping domein verklaring atas pemilikan

tanah oleh negara.

Hukum adat demikian juga hukum adat tanahnya sebagai bagian terpenting dari

hukum adat, bertitik tolak dari pemungutan kepentingan masyarakat (komunalistis) yang

berakibat senantiasa mempertimbangkan antara kepentingan umum dan kepentingan

perorangan. Dalam hukum tanah adat, hak ulayat, yang merupakan hak persekutuan hukum

atas tanah merupakan pusat pengaturannya. Hak perseorangan warga masyarakat adat,

memperoleh izin dari penguasa adat. Apabila warga tersebut terus menggarap bidang tanah

termaksud secara efektif, maka hubungan hak miliknya menjadi lebih intensif dan dapat turun

temurun.

Tetapi apabila warga tersebut menghentikan kegiatan menggarapnya maka tanah

itu kembali ke dalam cakupan hak ulayat persekutuan hukumnya dan hak miliknya melebur.

ANEKA RAGAM JENIS HAK ATAS TANAH

BW atau KUHP Perdata mengenal pelbagai jenis hak atas tanah

sebagai barang tidak bergerak, yaitu :

1. Bezit (kedudukan berkuasa)

2. Eigendom ( hak milik )

3. Burenrecht (hak bertetangga = hak jiran )

4. Herendiest (hak kerja rodi)

5. Erfaienst baarheid (hak pengabdian tanah)

6. Het regt van opstaal (hak numpang karang)

7. Het erfpachtsregt (hak usaha)

8. Grondrenten en tienden (bunga tanah dan hasil sepersepuluh)

9. Het vrucht gebruik (hak pakai hasil)

10. Het recht van gebruik en de bewoning (hak pakai dan hak mendiami).

Page 23: Sejarah Lahirnya Uupa No

Sedang hukum adat mengenal peristilahan yang lain sekali.

1. Hak Persekutuan atas tanah ;

a. Hak Ulayat

b. Hak dari kelompok kekerabatan atau keluarga luas

2. Hak perorangan atas tanah;

a. Hak milik, hak yasan (inland bezitrecht)

b. Hak wewenang pilih, hak kima cek, hak mendahulu (voorkeursrecht)

c. Hak menikmati hasil (genotsrecht)

d. Hak pakai (gebruiksrecht) dan hak menggarap/mengolah

(ontginningsrecht)

e. Hak imbalan jabatan (amblelijk profift recht)

f. Hak wenang beli (naastingsrecht)

Tampaknya ada beberapa hak yang dilihat dari terjemahannya mirip satu sama

lain, tapi karena kita ketahui bahwa asas yang dianut masing – masing sistem hukum itu

berlainan, maka arti sebenarnya dari masing – masing hak itu berlainan pula.

USAHA PENYESUAIAN HUKUM AGRARIA KOLONIAL DENGAN

KEADAAN DAN KEPERLUAN SESUDAH KEMERDEKAAN.

Dalam alam kemerdekaan, masalah – masalah keagrariaan yang timbul telah

mendorong pihak – pihak yang berwenang untuk melakukan perubahan hukum agraria.

Tetapi usaha untuk melakukan perombakan hukum agraria, ternyata tidak mudah dan

memerlukan waktu.

Menurut pengamatan Boedi Harsono pertama-tama adalah menerapkan

kebijaksaan baru terhadap undang – undang keagrarian yang lama, melalui penafsiran baru

yang sesuai dengan situasi kemerdekaan, UUD 1945 dan dasar negara Pancasila. Seperti

halnya dalam menghadapi pemberian hak atas dasar pernyataan domein yang nyatanya

bertentangan dengan kepentingan hak ulayat yang nyatanya bertentangan dengan kepentingan

hak ulayat sebagai hak-hak rakyat atas tanah.

Page 24: Sejarah Lahirnya Uupa No

Langkah kedua menurut Boedi Harsono sambil menunggu terbentuknya hukum

agraria yang baru, adalah dikeluarkannya pelbagai peraturan yang dimaksudkan untuk

meniadakan beberapa lembaga feodal dan kolonial, misalnya :

a. Dengan UUPA No. 13/194/8 jo UU No. 5/1950 meniadakan lembaga

apanage suatu lembaga yang mewajibkan para penggarap tanah

raja untuk menyerahkan seperdua atau sepertiga dari hasil tanah

pertanian atau untuk kerja paksa bagi para penggarap tanah

pekarangan didaerah Surakarta dan Yogyakarta.

b. Dengan UU no. 1/1958 menghapuskan “tanah partikelir” yaitu

tanah-tanah eigendom yang diberi sifat dan corak istimewa (kepada

pemiliknya diberi hak – hak pertuanan/landheerlijk rechten), yang

bersifat ketatanegaraan, seperti mengesahkan hasil pemilihan /

menghentikan kepala – kepala desa/kampung, hak  untuk menuntut

kerja paksa atau memungut uang pengganti kerja paksa, dan lain –

lain.

c. Dengan UU no. 6 tahun 1951, mengubah peraturan persewaan

tanha rakyat. Pembatasan masa sewa dan besarnya sewa, dan

kemudian UU No. 38 Prp 1960.

d. Melakukan pengawasan atas pemindahan hak atas tanah dengan

UU. No. 1 (dar) 1952.

e. Melarang dan menyelesaikan soal pemakaian tanah tanpa izin

dengan UU No.8 (dar) tahun 1954 jo UU no. 1 (dar) 1956.

f. Dengan UU No. 2 tahun 1960, melakukan pembaruan pengaturan

perjanjian bagi hasil.

Page 25: Sejarah Lahirnya Uupa No

SEJARAH PEMBENTUKAN UUPA

1. PANITIA AGRARIA YOGYAKARTA

Pada tahun 1948 sudah dimulai usaha kongkret untuk menyusun dasar

– dasar hukum agraria yang baru, yang akan menggantikan hukum agraria

warisan pemerintah jajahan, dengan pembentukan Panitia Agraria yang

berkedudukan di Ibukota Republik Indonesia, Yogyakarta. Panitia dibentuk

dengan penetapan Presiden Republik Indonesia tanggal 21 Mei 1948 Nomor 16,

diketuai oleh Sarimin Reksodihardjo (Kepala Bagian Agraria Kementerian Dalam

Negeri) dan beranggotakn pejabat-pejabat dari berbagai kementerian dan

jawatan, anggota-anggota badan pekerja KNIP yang mewakili organisasi-

organisasi tani dan daerah, ahli-ahli hukum adat dan wakil dari serikat buruh

perkebunan. Panitia ini dikenal dengan panitia Agraria Yogyakarta.

Panitia bertugas memberi pertimbangan kepada pemerintah tentang soal-soal yang

mengenai hukum tanah seumumnya, merancang dasar-dasar hukum tanah yang memuat

politik agraria negara Republik Indonesia, merancang perubahan, penggantian, pencabutan

peraturan – peraturan lama, baik dari sudut legislatif maupun dari sudut praktek dan

menyelidiki soal-soal lain yang berhubungan dengan hukum tanah.

Page 26: Sejarah Lahirnya Uupa No

Panitia mengusulkan asas-asas yang akan merupakan dasar dari hukum agraria

baru:

a. Dilepaskannya asas domein dan pengakuan hak ulayat.

b. Diadakannya peraturan yang memungkinkan adanya hak

perseorangan yang kuat, yaitu hak milik yang dapat dibebabi hak

tanggungan.

c. Suapaya diadakan penyelidikan dahulu dalam peraturan-peraturan

negara-negara lain, terutama negara-negara tetangga, sebelum

menetukan apakah apakah orang-orang asing dapat pula

mempunyai hak milik atas tanah.

d. Perlunya diadakan penepan luas minimum tanah untuk

menghindarkan pauparisme diantara petani kecil dan memberi

tanah yang cukup untuk hidup yang patut sekalipun sederhana.

e. Perlunya ada penetapan luas maksimum.

f. Menganjurkan untuk menerima skema hak-hak tanah.

g. Perlunya diadakan registrasi tanah milik dan hak-hak menumpang

yang penting (annex kadaster).

2. PANITIA AGRARIA JAKARTA

Sesudah terbentuknya kembali Negara Kesatuan maka dengan

keputusan Presiden Republik Indonesia tanggal 19 Maret 1951 Nomor 36/1951

panitia terdahulu dibubarkan dan dibentuk Panitia Agraria Baru, yaitu

berkedudukan di Jakarta.

Tugas panitia hampir sama dengan panitia terdahulu diYogyakarta. Beberapa

kesimpulan panitia mengenai soal tanah untuk pertanian kecil (rakyat), yaitu:

a. Mengadakan batas minimum sebagai ide. Luas minimum ditentukan 2

hektar.

b. Ditentukan pembatasan maksimum 15 hektar untuk satu keluarga.

Page 27: Sejarah Lahirnya Uupa No

c. Yang dapat memiliki tanah untuk pertanian kecil hanya penduduk warga

negara Indonesia. Tidak diadakan perbedaan antara warga negara “asli”

dan “bukan asli”.

d. Untuk pertanian kecil diterima bangunan-bangunan hukum: hak milik,hak

usaha, hak sewa dan hak pakai.

e. Hak ulayat disetujui untuk diatur oleh atau atas kuasa undang-undang

sesuai dengan pokok-pokok dasar negara.

3. PANITIA SOEWAHJO

Dalam masa jabatan Menteri Agraria, Goenawan, dengan Keputusan Presiden

Republik Indonesia Nomor 1/1956 tanggal 14 Januari 1956, panitian lama dibubarkan dan

dibentuk suatu panitia baru Panitia Negara Urusan Agraria, berkedudukan di Jakarta.

Panitia yang baru diketuai oleh Soewahjo Soemodilogo, Sekretaris Jenderal

Kementerian Agraria dan beranggotakan pejabat-pejabat pelbagai Kementerian dan jawatan,

ahli-ahli hukum adat dan wakil-wakil beberapa organisasi tani.

Adapun pokok-pokok yang penting daripada Rancangan Undang-Undang Pokok

Agraria hasil karya panitia tersebut ialah :

a. Dihapuskannya asas domein dan diakuinya hak ulayat, yang harus

ditundukkan pada kepentinan umum (negara).

b. Asas domein diganti dengan hak kekuasaan negara atas dasar ketentuan

pasal 38 ayat (3) Undang-Undang Dasar sementara.

c. Dualisme hukum agraria dihapuskannya.

d. Hak-hak atas tanah, hak milik sebagai hak terkuat, yang berfungsi sosial.

e. Hak milik boleh dipunyai oleh orang-orang warga negara Indonesia.

f. Perlu diadakan penetapan batas maksimum dan minimum luas tanah yang

boleh menjadi milikmseseorang atau badan hukum.

g. Tanah pertanian pada asanya harus dikerjakan dan diusahakan sendiri

oleh pemiliknya.

h. Perlu diadakan pendaftaran tanah dan perencanaan penggunaan tanah.

4. RANCANGAN SOENARJO

Page 28: Sejarah Lahirnya Uupa No

Dengan adanya perubahan sistematik dan perumusan beberapa pasalnya, maka

rancangan “Panitia Soewahjo” tersebut diajukan oleh Menteri Agraria Soenarjo kepada

Dewan Menteri pada tanggal 14 Maret 1958. Rancangan undang-undang ini dikenal

kemudiab sebagai “Rancangan Soenarjo”, disetujui oleh Dewan Menteri dalam sidangnya ke

94 pada tanggal 1 April 1958 dan kemudian diajukan kepada Dewan Perwakilan Rakyat

dengan amanat Presiden tanggal 24 April 1958 Nomor 1307/HK.

Rancangan Soenarjo menggunakan lembaga-lembaga dan unsur-unsur yang baik

untuk hukum agraria yang baru, baik yang terdapat dalam hukum adat maupun hukum Barat,

yang disesuaikan dengan kesadaran hukum rakyat dan kebutuhan dalam hubungan

perekonomian. Sifat ketentuan dari hak-hak tertentu, dalam rancangan Soenarjo, dianggap

telah merupakan suatu pengertian yang erat hubungannya dengan soal kepastian hukum,

karenanya sangat diperhatikan.

Disebutkan dalam penjelasan umum bahwa rumusan mengenai hak

miliknya mempersatukan ketentuan hak eigendom atas tanah (menurut hukum

Barat) dan hak milik menurut hukum adat.

5. RANCANGAN SADJARWO

Setelah disesuaikan dengan UUD 1945 dan Pidato Presiden Soekarno pada

tanggal 17 Agustus 1959, dalam bentuk lebih sempurna dan lengkap diajukanlah Rancangan

undang-Undang Pokok Agraria yang baru oleh Menteri Agraria Sadjarwo sehingga dikenal

sebagai “Rancangan Sadjarwo”.

Rancangan Soejarwo berbeda prinsipiil dari rancangan Soenarjo. Ia hanya

menggunakan hukum adat sebagai dasar hukum agraria baru dan ia tidak mengoper

pengertian-pengertian “hak kebendaan” dan “hak perorangan” yang tidak dikenal daam

hukum adat,

Rumusan bahwa hak milik, hak usaha dan hak bangunan dapat dipertahankan

terhadap siapapun juga “dari rancangan Soenarjo, diubah dengan sengaja dalam

rancangan Sadjarwo menjadi hak milik, hak guna usaha dan hak guna bangunan,

dapat beralih dan dialihkan kepada pihak lain, karena tidak berkehendak untuk

memasukkannya pengertian-pengertian “hak kebendaan” dan “hak perorangan”

ke dalam hukum agraria yang baru.

DASAR – DASAR PENGATURAN UUPA

Page 29: Sejarah Lahirnya Uupa No

Pada tanggal 24 september 1960 RUU yang telah disetujui oleh DPR – GR itu

disyahkan oleh Presiden menjadi Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1960 tentang Peraturan

Dasar Pokok-Pokok Agraria, yang menurut diktumnya yang kelima dapat disebut dan

selanjutnya memang lebih terkenal sebagai Undang-Undang Pokok Agraria (UUPA).

UUPA diundangkan di dalam Lembaran Negara tahun 1960 Nomor 104, sedang

penjelasannya dimuat didalam tambahan Lembaran Negara Nomor 2043. UUPA mulai

berlaku pada tanggal diundangkannya, yaitu pada tanggal 24 september 1960

Dalam penjelasan UUPA dirumuskan tujuan yang hendak dicapai oleh

PA, yaitu meletakkan dasar-dasar :

1.      Bagi penyusunan hukum agraria nasional

2.      untuk mengadakan kesatuan dan kesederhanaan dalam hukum pertanahan.

3.      untuk memberikan kepastian hukum mengenai hak-hak atas tanah bagi rakyat

seluruhnya.

Ad.a. Dasar Kenasionalan

Secara formal UUPA memang telah dibuat oleh badan pembentuk undang-undang

(yaitu, Presiden dengan persetujuan DPR) di Indonesia, dalam bahasa Indonesia dan

dinyatakan berlaku untuk seluruh negara Republik Indonesia. Secara materil yaitu tujuan dan

asas dari isi UUPA juga mencerminkan dasal kenasionalan tersebut.

a. ayat 1,2,dan 3 dari pasal 1 UUPA merupakan perwujudan dari dasar

falsafah Pancasila terutama sila Ketuhanan Yang Maha Esa dan sila

Persatuan Indonesia.

b. Negara merupakan badan penguasa. Ditegaskan oleh pasal 2 ayat 1

bahwa bumi, air, ruang angkasa dan kekayaan yang terkandung di

dalamnya pada tingkatan tertinggi dikuasai oleh negara sebagai

organisasi kekuasaan dari rakyat Indonesia.

c. Hanya warga negara Indonesia yang mempunyai hubungan sepenuhnya.

Pasal 9 ayat 1 UUPA menegaskan kedudukan warga negara Indonesia

dalam hubungandengan penguasaan bumi, air, ruang angkasa dan

kekayaan yang terkandung didalamnya.

d. Pengutamaan kepentingan nasional. Pernyataan pasal 5, bahwa hukum

agraria yang baru berlaku ialah hukum adat sebagai hukum asli, disatu

pihak menunjukkan bahwa UUPA telah memilih hukum yang lebih sesuai

Page 30: Sejarah Lahirnya Uupa No

dengan kepribadian bangsa daripada hukum agraria berdasarkan hukum

perdata Barat (BW) dan politik agraria kolonial.

                     

Ad.b. Dasar Kesatuan dan Kesederhaan

Dihapuskannya dualisme hukum, dengan pencabutan hukum agraria

kolonial dan K.B. tentang Besluit, pencabutan BW (KUHPerdata) sepanjang

mengenai tanah (Diktum pertama UUPA) serta penetapan hukum adat sebagai

dasar hukum agraria (Pasal 5 UUPA), mencerminkan dsar kesatuan termaksud.

Dalam hal ini, hukum adat sebagai hukum asli bangsa Indonesia sesuai dengan sifat

dan tingkat pengetahunan bangsa Indonesia yang masih sederhana.

Ad.c. Dasar Kepastian Hukum

1.        Dikembangkannya peraturan –peraturan hukum tertulis sebagai pelaksanaan

UUPA, akan memungkinkan pihak-pihak yang berkepentinan untuk dengan

mudah mengetahui hukum yang berlaku dan wewenang serta kewajiban apa

yang ada padanya atas tanah yang dipunyainya.

2.        diselenggarakannya pendaftaran tanah yang efektif, akan memungkinkan pihak

– pihak yang berkepentingan dengan mudah membuktikan haknya atas tanah

yang dipunyainya dan mengetahui sesuatu atas tanah kepunyaan pihak lain.

PERATURAN PERALIHAN

Dalam UUPA terdapat 6 pasal kententuan peralihan, yaitu :

1. Pasal-pasal yang mengatur sendiri (kaidah berdiri sendiri):

a. Hak-hak yang sifatnya sementara (pasal 53)

b. Menanggalkan kewarganegaraan rangkap (Pasal 54)

c. Hak-hak asing (Pasal 55)

2. Pasal-pasal yang menunjuk (Kaidah penunjuk):

a. Peraturan mengenai hak milik, sebelum terbitnya UU hak milik

termaksud dalam pasal 50 UUPA

Page 31: Sejarah Lahirnya Uupa No

b. Peraturan mengenai hipotek dan creditverband, selama belum

terbitnya UU mengenai hak tanggungan termaksud dalam pasal 51

UUPA (Pasal 57)

c. Peraturan peralihan umumnya (Pasal 58)

TENTANG PELAKSANAAN UUPA

Catatan tentang berlakunya UUPA di beberapa propinsi :

1. Dengan telah selesainya Penentuan Pendapatan Rakyat pada tahun 1969

dan dibentuknya Irian Barat sebagai salah satu Propinsi di Indonesia (UU

No. 12/1969), maka dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 8

tahun 1971 (tanggal 26 September 1971)UUPA dan peraturan-peraturan

perundangan agraria lainnya untuk keseragaman dinyatakan berlaku

diwilayah Propinsi Irian Jaya mulai tanggal 26 September 1971.

2. berdasarkan undang-undang tentang pembentukan Daerah Istimewa

Yogyakarta (UU No. 3/1950), beberapa urusan diserahkan kepada Propinsi

Daerah Istimewa Yogyakarta sebagai kewenangan otonom. Salah atu

akibat dari penyerahan kewenangan ini adalah belum diberlakukannya

UUPA No. 5 tahun 1960 di Propinsi tersebut secara penuh.

Kemudian setelah Pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta

menyampaikan persyaratan untuk memberlakukan UUPA secara penuh, agar

dapat lebih berdaya guna dan berhasil guna, diterbitkanlah Keputusan Presiden

Republik Indonesia nomor 30 tahun 1984 bertanggal 1 April 1984.

Page 32: Sejarah Lahirnya Uupa No

Diposkan oleh SUMBER ILMU di 03:42 Kirimkan Ini lewat Email BlogThis! Berbagi ke Twitter Berbagi ke Facebook

Tidak ada komentar:

Poskan Komentar

saran, kritik, ide dan uneg-uneg

Posting Lebih Baru Posting Lama Beranda Langganan: Poskan Komentar (Atom)

Mesin Pencari Informasi

Arsip Blog

Maret (57) April (2)

serba serbi site/blog

Universitas Muhammadiyah Sumatera Barat

P2KK Angkatan I

1 minggu yang lalu

WINZA' LUCKY

Pedagang Kreatif Lapangan Jam Gadang Bukittinggi

7 bulan yang lalu

Cari

http://umsb.ac.id/

Page 33: Sejarah Lahirnya Uupa No

winzalucky

CERITA

8 bulan yang lalu

Skripsi | Proposal | Surat | Makalah

Judul-Judul Skripsi Manajemen Keuangan

1 tahun yang lalu

BERLAYAR DI ATAS PELANGI

New Music 6

1 tahun yang lalu

MAKALAH ILMU HUKUM

PENEGAKAN HUKUM UNDANG-UNDANG NOMOR 23 TAHUN 2004 TENTANG KEKERASAN DALAM RUMAH TANGGA DITINJAU DALAM PESPEKTIF SOSIOLOGI HUKUM

1 tahun yang lalu

www.kompas-news.com

VIVAnews

http://pusat-maka

http://www .komp

http://rss.vivanew

Page 34: Sejarah Lahirnya Uupa No

Universitas Muhammadiyah Sumatera Barat

Berita Hari Ini

Apple Google MicrosoftApple Pesan Komponen untuk 10 Juta iPad Mini KOMPAS.com- 09 Okt 2012- 10 jam laluUntuk iPad mini, Apple dikabarkan telah memesan ke beberapa pemasok komponen elektronik di Asia. Menurut laporan Wall Street Journal, beberapa pemasok komponen di Taiwan mendapatkan pesanan untuk menyuplai komponen bagi 10 juta unit iPad ...Artikel Terkait   » dicuplik dari Google - 10/2012Taiwan Minta " Apple " Mengaburkan Gambar Satelit KOMPAS.com- 09 Okt 2012- 13 menit laluTAIPEI, KOMPAS.com - Taiwan meminta Apple Inc untuk mengaburkan tampilan gambar peta Taiwan, terutama berkaitan dengan tampilan stasiun radar peringatan dini Taiwan bernilai 1,4 miliar dollar AS. Stasiun radar itu bisa mendeteksi kedatangan ...dicuplik dari Google - 10/2012Apple Menjawab Soal Sinar di Hasil Bidikan iPhone 5 Metro TV News- 09 Okt 2012- 11 jam laluPihak Apple akhirnya menanggapi dan mengatakan masalah itu tidak akan sampai pada permasalahan dalam teknologi perangkat canggih berharga fantastis itu. Menurut mereka, cahaya ungu itu muncul pada semua generasi iPhone dan dapat diatasi ...Artikel Terkait   » dicuplik dari Google - 10/2012Mengapa Apple Gemar Menuntut Perusahaan Lain? Chip Online Portal- 09 Okt 2012- 7 jam laluCHIP.co.id - Anda yang mengikuti berita mengenai sengketa hukum pelanggaran hak paten antara Apple dan Samsung di sejumlah pengadilan di Amerika Serikat dan Eropa mungkin bertanya-tanya, "Kenapa sih Apple seneng banget nuntut perusahaan ...dicuplik dari Google - 10/2012didukung oleh

Entri Populer

http://siaa.umsb.a

Page 35: Sejarah Lahirnya Uupa No

HUKUM PERDATA INTERNASIONAL (HPI)

PENGERTIAN HP I 1.   VAN BTAKEL Hukum perdata internasional adalah hukum nasional yang ditulis atau dia...

KRIMINOLOGI

Pengertian Kriminologi Menurut Bahasa Menurut bahasa kriminologi terdiri dari 2 kata      : -          ...

PANCASILA

Bab I LANDASAN MEMPELAJARI PANCASILA Landasan mempelajari pancasila di dasari atau bertitik tolak p...

HUKUM AGRARIA

HUKUM AGRARIA Pembahasan – pembahasan /skedul – skedul mata kuliah hokum agraria. Pokok pembahasan : Pe...

HUKUM SURAT – SURAT BERHARGA

ISTILAH o     Berharga Sesuatu yang memiliki  nilai,atau sesuatu yang dapat dinilai dengan uang o     Su...

HUKUM PERLINDUNGAN KONSUMEN

WACANA Kalau bicara perlindungan atau hubungan antara produsen dan konsumen maka masuk dalam kelompok huk...

HUKUM PENITENSIER

Aturan – aturan tentang pidana dan pemidanaan (Ruang lingkup). Seseorang itu dapat dipidanan (unsur) pe...

HUKUM ANTAR TATA HUKUM

HUKUM ANTAR TATA HUKUM A.       ISTILAH DAN PENGERTIAN Istilah dari hokum perselisihan (concriten recht)...

Hukum Jaminan

Latar belakang timbulnya apa yang dinamakan jaminan Ketika terjadi hubungan pinjam meminjam maka timbul ...

Hukum Acara PTUN

SILABUS BAB  I PENDAHULUAN Kedudukan PTUN di Negara hukum fungsi dan...

Page 36: Sejarah Lahirnya Uupa No

Mengenai Saya

SUMBER ILMU Lihat profil lengkapku

WINZA' LUCKY

Pedagang Kreatif Lapangan Jam Gadang Bukittinggi  - zamzami tanjung Penanggulangan Premanisme  - zamzami tanjung Pembelaan Hukum dalam Sidang Disiplin anggota Polri  - zamzami tanjung DPD dalam sistem ideal ketatanegaraan RI  - zamzami tanjung Pelaksanaan Fungsi Legislasi Badan Perwakilan Rakyat  - zamzami tanjung

BERLAYAR DI ATAS PELANGI

New Music 6  -  New Music 5  -  New Music 4  -  New Music 3  -  Quo Vadis Generasi Muda Minang  - 

winzalucky

CERITA  - winzalucky INGIN  - winzalucky TARI RASA (jawaban untuk Laila)  - winzalucky APA ITU CINTA…  - winzalucky RAYUAN  - winzalucky

Total Tayangan Laman

66,272

Page 37: Sejarah Lahirnya Uupa No