bab iii dosa dalam pandangan agama...

30
37 BAB III DOSA DALAM PANDANGAN AGAMA ISLAM A. Sejarah Agama Islam dan Ajaran Pokoknya Berbicara sejarah agama Islam harus berangkat dari sejarah perjuangan Nabi Muhammad SAW. Ia merupakan Nabi yang paling berhasil dalam berbagai aspek kehidupan. Ia bukan hanya mampu menjadi pemimpin negara yang cakap tapi juga dalam pergaulan dan dalam rumah tangga. Nabi Muhammad SAW merupakan penutup segala nabi. Ia mampu mengubah keadaan manusia di semenanjung Arabia dari kegelapan menuju titik terang. 1 Ia bukan hanya sebagai pemimpin agama tetapi juga pemimpin dari segala pemimpin karena itu Michael H. Hart mengatakan : Sebuah contoh yang mencolok mata tentang hal ini ialah tata urutan (rangking) yang saya susun yang menempatkan Muhammad lebih tinggi daripada Jesus (Isa), terutama disebabkan karena keyakinan saya bahwa Muhammad secara pribadi jauh lebih berpengaruh pada perumusan agama yang dianut orang Islam, daripada Jesus pada perumusan agama Kristen. 2 Jatuhnya pilihan saya kepada Muhammad untuk memimpin di tempat teratas dalam daftar pribadi-pribadi yang paling berpengaruh di dunia ini, mungkin mengejutkan beberapa pembaca dan mungkin pula dipertanyakan oleh yang lain, namun dia memang orang satu-satunya dalam sejarah yang telah berhasil secara unggul dan agung, baik dalam bidang keagamaan maupun dalam bidang keduniaan. 3 Agama Islam diajarkan dan disebarkan oleh Nabi Muhammad saw. Beliau dilahirkan pada tanggal 12 Rabiul Awwal tahun 52 sebelum Hijrah, bersamaan dengan tahun 571 Masehi. Ayahnya bernama Abdullah bin Abdul Muthalib, sedang ibunya bernama Siti Aminah binti Wahab. Keduanya dari keluarga Quraisy, yakni golongan bangsawan di Mekah, keturunan langsung 1 Bey Ariffin, Maria, Yesus dan Muhammad, PT Bina Ilmu, Surabaya, 1990, hlm. 94. 2 Michhael H. Hart, Seratus Tokoh Yang Paling Berpengaruh Dalam Sejarah, Pustaka Jaya, Jakarta, 1994, hlm. 15 3 Ibid, hlm., 27

Upload: dangdien

Post on 13-Mar-2019

234 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB III DOSA DALAM PANDANGAN AGAMA ISLAMlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/75/jtptiain-gdl...Sebuah contoh yang mencolok mata tentang hal ini ialah tata urutan (rangking)

37

BAB III

DOSA DALAM PANDANGAN AGAMA ISLAM

A. Sejarah Agama Islam dan Ajaran Pokoknya

Berbicara sejarah agama Islam harus berangkat dari sejarah perjuangan

Nabi Muhammad SAW. Ia merupakan Nabi yang paling berhasil dalam

berbagai aspek kehidupan. Ia bukan hanya mampu menjadi pemimpin negara

yang cakap tapi juga dalam pergaulan dan dalam rumah tangga. Nabi

Muhammad SAW merupakan penutup segala nabi. Ia mampu mengubah

keadaan manusia di semenanjung Arabia dari kegelapan menuju titik terang.1

Ia bukan hanya sebagai pemimpin agama tetapi juga pemimpin dari segala

pemimpin karena itu Michael H. Hart mengatakan :

Sebuah contoh yang mencolok mata tentang hal ini ialah tata urutan (rangking) yang saya susun yang menempatkan Muhammad lebih tinggi daripada Jesus (Isa), terutama disebabkan karena keyakinan saya bahwa Muhammad secara pribadi jauh lebih berpengaruh pada perumusan agama yang dianut orang Islam, daripada Jesus pada perumusan agama Kristen.2 Jatuhnya pilihan saya kepada Muhammad untuk memimpin di tempat teratas dalam daftar pribadi-pribadi yang paling berpengaruh di dunia ini, mungkin mengejutkan beberapa pembaca dan mungkin pula dipertanyakan oleh yang lain, namun dia memang orang satu-satunya dalam sejarah yang telah berhasil secara unggul dan agung, baik dalam bidang keagamaan maupun dalam bidang keduniaan.3

Agama Islam diajarkan dan disebarkan oleh Nabi Muhammad saw.

Beliau dilahirkan pada tanggal 12 Rabiul Awwal tahun 52 sebelum Hijrah,

bersamaan dengan tahun 571 Masehi. Ayahnya bernama Abdullah bin Abdul

Muthalib, sedang ibunya bernama Siti Aminah binti Wahab. Keduanya dari

keluarga Quraisy, yakni golongan bangsawan di Mekah, keturunan langsung

1Bey Ariffin, Maria, Yesus dan Muhammad, PT Bina Ilmu, Surabaya, 1990, hlm. 94. 2Michhael H. Hart, Seratus Tokoh Yang Paling Berpengaruh Dalam Sejarah,

Pustaka Jaya, Jakarta, 1994, hlm. 15 3Ibid, hlm., 27

Page 2: BAB III DOSA DALAM PANDANGAN AGAMA ISLAMlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/75/jtptiain-gdl...Sebuah contoh yang mencolok mata tentang hal ini ialah tata urutan (rangking)

38

dari Nabi Ismail, putra sulung Nabi Ibrahim (sesuai dengan nubuat dalam

Byble bahwa nabi akhir zaman itu adalah keturunan Nabi Ibrahim). Ayahnya,

Abdullah, wafat ketika beliau berumur 7 bulan dalam kandungan, sedangkan

ibunya wafat ketika beliau baru berumur 6 tahun. Kemudian beliau diasuh

oleh kakeknya, Abdul Muthalib, yang ketika itu menjadi Walikota Mekah,

hingga berumur 8 tahun. Setelah kakeknya meninggal, beliau diasuh dan diam

bersama pamannya, Abu Thalib, hingga beliau dewasa. Ketika berumur 25

tahun beliau kawin dengan Siti Khadijah, istri pertamanya.4

Nabi Muhammad sejak kecil sampai dewasa terkenal seorang yang

cerdas, jujur, sangat dipercaya, dan sopan tingkah lakunya hingga beliau diberi

julukan Al-Amin. Pada umur 40 tahun beliau menerima wahyu Allah pertama

ketika beliau berkhalwat di Gua Hira, dekat puncak Jabal Nur. Wahyu pertama

itu berupa surat Al-Alaq, ayat 1 – 5. Sejak saat itu, selama 23 tahun Nabi

Muhammad menerima wahyu Tuhan dengan perantaraan Malaikat Jibril

(Ruhul Qudus), dan selama itu pula beliau bertugas menjadi nabi dan rasul

untuk segenap manusia. Segala wahyu yang beliau terima itulah yang

sekarang terkumpul dalam Kitab Suci Al Qur'an. Beberapa bulan sebelum

beliau wafat, turunlah wahyu terakhir kepada beliau yaitu surat Al-Maidah

ayat 3.5

Selama 13 tahun menyebarkan agama Islam di Mekah, Nabi

Muhammad mendapat perlawanan yang hebat dari penduduk Mekah. Ada

lima macam keberatan yang menyebabkan perlawanan dari penduduk Mekah,

yaitu:

1. Mereka tidak bersedia mengganti atau mengubah agama yang mereka

warisi dari bapak-bapak mereka.

2. Islam menyatakan bahwa tidak ada perbedaan di sisi Allah antara hamba

dan majikan, antara laki-laki dan perempuan.

3. Penduduk Mekah terdiri dari beberapa suku Quraisy yang satu sama lain

saling bermegahan. Mereka tidak dapat menerima pimpinan mutlak dari

4Hasbullah Bakry, Ilmu Perbandingan Agama, Widyaya, Jakarta, 1986, hlm. 152 5Ibid, hlm. 153

Page 3: BAB III DOSA DALAM PANDANGAN AGAMA ISLAMlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/75/jtptiain-gdl...Sebuah contoh yang mencolok mata tentang hal ini ialah tata urutan (rangking)

39

salah satu anggota suku lain. Kalau mereka menerima ajaran Islam dari

Nabi Muhammad, berarti mereka menerima pimpinan dari .keluarga

Abdul Muthalib suku Bani Hasyim, dan ini mereka tidak mau.

4. Penduduk Mekah sudah biasa memperjualbelikan berhala-berhala Al

'Uzza dan Manna yang dipuja dan disembah orang di sekeliling Ka'bah.

Dan bagi orang-orang Arab di luar Mekah, berhala buatan orang Mekah

ini menjadi langganan tetap tempat membeli dan mencari. Menerima

agama Islam berarti menghilangkan sumber penghasilan yang tetap dari

penduduk Mekah.

5. Islam mengajarkan adanya Hari Kiamat, di mana semua amal perbuatan

manusia akan diberi ganjaran. Orang-orang yang berbuat kejahatan dan

menganiaya manusia akan disiksa dalam neraka. Hal ini menakutkan

orang-orang Mekah, terutama para pimpinannya yang telah biasa berbuat

salah, memeras, memperkosa keadilan, dan sebagainya. Oleh karena itu,

lebih baik mereka tidak perlu percaya saja agar mereka tetap merasa bebas

berbuat kejahatan.

Inilah hal-hal yang menyebabkan penduduk Mekkah itu menolak

ajaran Nabi Muhammad Saw. Mula-mula mereka menolak secara pasif karena

masih takut pada solidaritas Bani Hasyim (suku Nabi Muhammad). Akan

tetapi, setelah Abu Thalib dan Khadijah meninggal, maka anggota-anggota

suku Bani Hasyim sendiri mulai menentang Nabi Muhammad dengan cara

dihina, dianiaya, dan bahkan akan dibunuh secara bersama-sama agar menjadi

tanggung jawab semua suku di Mekah. Namun demikian, Tuhan Maha

Mengetahui. Sebelum mereka dapat menangkap Nabi Muhammad, beliau

telah diberi perintah untuk berhijrah ke Medinah. Demikianlah, setelah

berusaha tiga belas tahun di Mekah, lalu Nabi Muhammad memindahkan

daerah tugasnya ke kota Madinah. Hanya sedikit pengikut-pengikut Nabi

Muhammad di Mekah selama 13 tahun itu, Akan tetapi, yang sedikit itu

merupakan sahabat-sahabat beliau yang setia, yang di belakang hari

meneruskan penyebaran Islam dengan giat sekali. Mereka itu, di antaranya,

Page 4: BAB III DOSA DALAM PANDANGAN AGAMA ISLAMlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/75/jtptiain-gdl...Sebuah contoh yang mencolok mata tentang hal ini ialah tata urutan (rangking)

40

ialah Abu Bakar Siddik, Umar bin Khattab, Usman bin Affan, Ali bin Abu

Thalib, Abdurrahman bin Auf.

Nabi Muhammad di Medinah mendapat pengikut yang banyak sekali.

Mereka, penduduk Medinah, dari suku-suku Arab sangat solider terhadap

orang-orang Islam yang mengungsi dari Mekah. Orang-orang Arab Medinah

itu dinamakan kaum Anshar (kaum penolong), sedang orang-orang Mekah

dinamakan kaum Muhajirin (kaum pengungsi). Kedua golongan inilah

merupakan sayap kiri dan sayap kanan Nabi Muhammad dalam melanjutkan

penyebaran agama Islam.

Setelah Nabi berkedudukan tetap di Medinah, turunlah wahyu Allah

yang mewajibkan umat Islam mempertahankan diri dan membela agamanya

dari golongan yang menyerang mereka. Wahyu tersebut di antaranya,

tercantum dalam surat Al Baqarah ayat l90 dan 216.

Sebelum Nabi Muhammad Saw wafat pada tahun 11 Hijrah (632

Masehi), kerajaan Islam kuat telah berdiri di Semenanjung Arabia yang

berpusat di Medinah dan dipimpin oleh Nabi Muhammad saw sendiri. Setelah

beliau dapat menetapkan hukum dan kerajaan Allah lebih dulu di muka bumi

ini, barulah beliau diwafatkan Tuhan.

Kisah Nabi Muhammad SAW merupakan titik tolak sejarah lahirnya

agama Islam. Ia telah mampu menyebarkan Islam sebagai rahmat untuk

sekalian alam, dan ia telah mampu pula menebarkan suri teladan bagi semua

umat manusia. Menurut Philip K.Hitti, Muhammad adalah pembawa kitab

yang diyakini oleh seperdelapan penduduk bumi sebagai sumber ilmu

pengetahuan, kebijakan dan teologi.6 Muhammad Husain Haekal

menggambarkan keteladanan Nabi Muhammad SAW dengan mengatakan:

Muhammad sendiri teladan yang baik sekali dalam melaksanakan kebudayaan seperti dilukiskan al-Qur'an. Terlihat misalnya bagaimana rasa persaudaraannya terhadap seluruh umat manusia dengan cara yang sangat tinggi dan sungguh-sungguh itu dilaksanakan. Saudara-saudaranya di Mekkah semua sama dengan dia sendiri dalam

6Philip K.Hitti, History of The Arabs, Terj. R.Cecep Lukman Yasin dan Dedi Slamet

Riyadi, PT Serambi Ilmu Semesta, Jakarta, 2005, hlm. 153

Page 5: BAB III DOSA DALAM PANDANGAN AGAMA ISLAMlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/75/jtptiain-gdl...Sebuah contoh yang mencolok mata tentang hal ini ialah tata urutan (rangking)

41

menanggung duka dan sengsara. Bahkan dia sendiri yang lebih banyak menanggungnya.7 Seyyed Hossein Nasr menegaskan, Nabi muhammad merupakan

pemimpin dari umat-umat yang telah diciptakan, umat yang paling mulia,

rahmat semesta alam, umat manusia yang paling murni, dan penyempurna

abad-abad perubahan.8

Agama Islam mengenal adanya dua macam sumber agama, yaitu

sumber primer, yakni Al-Qur'an dan hadis, dan sumber sekunder atau sumber

dinamika, yaitu ijtihad.9 Ajaran Islam demikian luasnya, namun secara garis

besarnya dapat dikelompokkan sebagai berikut:

1. Akidah, yang meliputi:

a. Iman kepada Allah;

b. Iman kepada Malaikat-Nya;

c. Iman kepada Kitab-kitab-Nya;

d. Iman kepada Rasul-rasul-Nya;

e. Iman kepada hari akhir;

f. Iman kepada qadha-qadhar

2. Syari'ah

a. Ibadah (dalam arti khas): Thaharah, Sholat, Zakat, Shaum, Haji

b. Muamallah (dalam arti luas) meliputi: al-Qanunul Khas (hukum

Perdata), dan al-Qanunul 'am Muamalah (hukum niaga). Al-Qanunul

Khas (hukum Perdata) meliputi: Munakahat (hukum nikah),

Waratsah (hukum waris), dan sebagainya. Al-Qanunul 'am (hukum

publik) meliputi: Hinayah (hukum pidana), Khilafah (hukum negara),

Jihad (hukum perang dan damai), dan lain-lain

3. Akhlaq, yaitu meliputi:

a. Akhlak terhadap khaliq

7Muhammad Husain Haekal, 2003, Sejarah Hidup Muhammad, terj. Ali Audah,

Litera antar Nusa, Jakarta, hlm. 629 8Seyyed Hossein Nasr, Muhammad Hamba Allah, Terj. Soerjadi djojopranoto, CV

Rajawali, Jakarta, 1986, hlm. 1. 9Romdhon, et al, Agama-Agama di Dunia, IAIN Sunan Kalijaga Press, Yogyakarta,

1988, hlm. 432

Page 6: BAB III DOSA DALAM PANDANGAN AGAMA ISLAMlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/75/jtptiain-gdl...Sebuah contoh yang mencolok mata tentang hal ini ialah tata urutan (rangking)

42

b. Akhlak terhadap makhluk yang meliputi:

a) Akhlaq terhadap manusia

b) Diri sendiri

c) Tetangga

d) Masyarakat lainnya

− Akhlaq terhadap bukan manusia

1) Flora

2) Fauna.10

B. Pengertian Dosa dalam Agama Islam

Dalam bahasa Arab, dosa disebut dengan ungkapan ذنب ذنوب -جرم

اثم اثام-معصية . Keempat term tersebut secara lughawi mengandung arti

mengerjakan sesuatu yang tidak dibolehkan (مااليحل له ان يعمل) dan keempat

term tersebut digunakan semuanya dalam al-Qur'an.11 Selain itu, al-Qur'an

menyebut jenis perbuatan dosa dengan term lain, yaitu فاحشة فحشاء yang

mengandung arti perbuatan keji.12

Sedangkan menurut terminologi, dosa ialah segala sesuatu yang

bertentangan dengan perintah Allah SWT., baik yang berkaitan dengan

melakukan sesuatu ataupun meninggalkannya.13 TM Hasbi Ash Shiddieqy

merumuskan dosa adalah pelanggaran terhadap sesuatu ketentuan Tuhan.

Ketentuan Tuhan di sini ialah ketentuan Tuhan yang hukumnya wajib

dikerjakan atau wajib ditinggalkan. Jadi bukan ketentuan Tuhan yang

hukumnya hanya Sunat, Makruh atau Mubah.14

10Endang Saifuddin Anshari, Wawasan Islam, 1980, Rajawali, Jakarta, hlm. 71 11Term jirm dalam berbagai kata bentukannya disebut 66 kali, misalnya pada Q.S.

Thaha/20:73, Q.S. al-An'am/6:55, 147, term dzanb-dzunub disebut 37 kali seperti pada Q.S. al-A'raf/7:100, Q.S. al-Anfal/8:52-54, dan term ma'shiyah disebut 32 kali, misalnya pada Q.S. al-Tahrim/66:6, Q.S. al-Ahzab/33:36. Acmad Mubarok, Solusi Krisis Keruhanian Manusia Modern: Jiwa dalam al-Qur'an, Paramadina, Jakarta, 2000, hlm. 96 – 97

12Ibid, hlm. 97 13Imam Al-Ghazali, Rahasia Taubat, terj. Muhammad Bagir, Mizan Media Utama,

Bandung, 2003, hlm. 61. 14T.M. Hasbi Ash-Shiddieqy, Al-Islam I, PT Pustaka Rizki Putra, Semarang, 2001,

hlm. 468.

Page 7: BAB III DOSA DALAM PANDANGAN AGAMA ISLAMlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/75/jtptiain-gdl...Sebuah contoh yang mencolok mata tentang hal ini ialah tata urutan (rangking)

43

Secara lebih terperinci Sayyid Hasyim Ar-Rasuli Al-Mahallati

mengemukakan bahwa dalam Al-Qur'an kata dosa disebut beberapa kali

dalam kalimat yang berbeda-beda. Setiap kata itu menjelaskan macam-

macam akibat dosa atau aneka ragam bentuk dosa. Ada 17 kata yang

disebutkan oleh Al-Qur'an mengenai dosa:

1. Al-Dzanb: Artinya akibat, karena setiap amal-salah mempunyai

akibatnya sebagai balasan, baik di dunia maupun di akhirat. Kata ini

muncul 35 kali dalam Al-Qur'an.

2. Ma'shiyah: Berarti pembangkangan atau keluar dari perintah Tuhan.

Kata ini menjelaskan bahwa manusia sudah keluar dari batas abdi Tuhan

('ubudiyyah) jika melakukannya. Kata ini disebut 33 kali dalam Al-

Qur'an.

3. Itsm: Artinya kealpaan dan tidak mendapatkan pahala. Jadi pendosa

sebenarnya orang yang alpa tapi menganggap dirinya sadar atau pintar.

Kata ini disebut 48 kali.

4. Sayyi'ah: Berarti pekerjaan jelek yang mengakibatkan kesedihan, lawan

kata hasanah yang berarti kebaikan dan kebahagiaan. Disebut 165 kali.

Kata Su' juga berasal dari kata ini disebut sebanyak 44 kali.

5. Jurm: Arti harfiahnya memetik (melepaskan) buah dari pohonnya, atau

berarti rendah. Kata jarimah atau jara'im berasal dari kata ini. Jurm

adalah perbuatan yang melepaskan atau menjatuhkan manusia dari

tujuan, proses penyempurnaan, kebenaran dan kebahagiaan. Kata ini

tercantum 61 kali dalam Al-Qur'an.

6. Haram: Berarti larangan atau ketidak-bolehan. Pakaian ihram adalah

pakaian yang dikenakan oleh jemaah haji yang membuat mereka

terlarang untuk mengerjakan beberapa hal. Bulan haram adalah bulan di

mana umat Islam dilarang untuk berperang. Masjid Al-Haram adalah

masjid yang memiliki kesucian dan penghormatan khusus, sehingga

Page 8: BAB III DOSA DALAM PANDANGAN AGAMA ISLAMlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/75/jtptiain-gdl...Sebuah contoh yang mencolok mata tentang hal ini ialah tata urutan (rangking)

44

kaum musyrikin tidak berhak untuk memasukinya. Kata ini disebut

sekitar 75 kali dalam Al-Qur'an.15

7. Khathi'ah: Kebanyakan berarti dosa yang tidak disengaja. Kadang-

kadang juga digunakan untuk dosa besar, seperti dalam surah Al-

Baqarah 81 dan surah Al-Haqqah 37. Kata ini pada mulanya berarti

keadaan yang menimpa manusia setelah ia melakukan dosa . atau

perasaan yang timbul akibat dosa tersebut, dan yang membuat ia

terlepas dari pertolongan, dan yang menutup pintu masuk cahaya

hidayah ke kalbu manusia. Kata ini disebut 22 kali dalam Al-Qur'an.

8. Fisq: Pada asalnya berarti keluarnya butiran kurma dari kulitnya.

Dengan melakukan fisq, pendosa keluar dari ketaatan dan pengabdian

kepada Tuhan. Seperti pecahnya kulit kurma, pendosa dengan

perbuatannya ini memecahkan benteng perlindungan Tuhan, sehingga ia

akhirnya tidak dijaga sama sekali. Kata ini muncul 53 kali dalam Al-

Qur'an.

9. Fasad: Artinya melewati batas kesetimbangan. Akibatnya kesusahan

dan hilangnya potensi-potensi manusia. Disebut 50 kali.

10. Fujur: Berarti tersingkapnya tirai rasa malu, kehormatan dan agama

yang akan menyebabkan kehinaan. Kata ini hanya muncul 6 kali dalam

Al-Qur'an.

11. Munkar: Berasal dari kata inkar yang berarti tidak kenal atau ditolak,

karena dosa ditolak oleh fitrah dan akal sehat. Akal dan fitrah

menganggapnya asing dan jelek. Kata ini disebut sebanyak 16 kali

dalam Al-Qur'an dan kebanyakan dipaparkan dalam bagian Nahy 'an al-

munkar.

12. Fahisyah: Perkataan atau perbuatan buruk yang dalam keburukannya

tidak ada keraguan lagi. Dalam beberapa hal berarti pekerjaan yang

sangat kotor, memalukan dan tabu. Disebut 24 kali dalam Al-Qur'an.

15Sayyid Hasyim Ar-Rasuli Al-Mahallati, Akibat Dosa, Terj. Bahruddin Fannani,

Pustaka Hidayah, Bandung, 1994, hlm. 10

Page 9: BAB III DOSA DALAM PANDANGAN AGAMA ISLAMlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/75/jtptiain-gdl...Sebuah contoh yang mencolok mata tentang hal ini ialah tata urutan (rangking)

45

13. Khabth: Berarti tidak adanya keseimbangan ketika duduk dan bangun.

Menjelaskan bahwa dosa adalah sebuah gerakan yang tidak seimbang,

yang diiringi oleh kelimbungan dan kecondongan untuk jatuh.

14. Syarr: Perbuatan jelek yang seluruh manusia mempunyai rasa tidak

senang terhadapnya dan kebalikannya, khair, berarti pekerjaan baik

yang disukai oleh masyarakat. Dosa adalah tindakan yang bertentangan

dengan fitrah dan lubuk hati manusia yang paling dalam. Kata ini

disebut seringkali berhubungan dengan kesusahan dan kesulitan. Tapi

juga kadang-kadang disebut berhubungan dengan dosa. Seperti apa yang

tercantum dalam surah Al-Zilzalah 8.

15. Lamam: Artinya dekat dengan dosa. Juga berarti barang-barang yang

sedikit dan langka. Digunakan dalam penjelasan tentang dosa-dosa

kecil. Kata ini hanya disebut satu kali dalam Al-Quran, di dalam surah

Al-Najm 32.

16. Wizr: Berarti beban. Kebanyakan disebutkan perihal orang yang

menanggung atau memikul dosa orang lain. Wazir (perdana menteri)

adalah orang yang mempunyai beban dan tugas yang berat. Pendosa

adalah orang lalai yang memikulkan beban berat pada pundaknya

sendiri. Disebut 26 kali dalam Al-Qur'an. Dalam Al-Qur'an juga

disebutkan kata lain yang sama artinya yaitu tsiql, dan disebut dalam

hubungannya dengan dosa. Seperti dinyatakan dalam surah Al- 'Ankabut

13.

17. Hints: Pada asalnya berarti kecenderungan dan kemauan seseorang

untuk melakukan perbuatan-perbuatan batil atau salah. Kebanyakan

disebut dalam dosa-dosa yang berkaitan dengan pembatalan janji atau

sumpah. Atau penyelewengan dan pengkhianatan terhadap 'ahd (janji).

Kata ini disebut dua kali dalam Al-Qur'an.16

Rincian di atas tidak jauh berbeda dengan rincian Abu Ahmadi yang

menyatakan bahwa Al-Qur'an mengistilahkan perbuatan dosa yang

mengakibatkan turunnya siksaan Tuhan dengan istilah yang berbeda dan

16Ibid., hlm. 10-11

Page 10: BAB III DOSA DALAM PANDANGAN AGAMA ISLAMlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/75/jtptiain-gdl...Sebuah contoh yang mencolok mata tentang hal ini ialah tata urutan (rangking)

46

bermacam-macam: 1). Al-Khatiah (penyelewengan), 2). Adzdzanb

(perbuatan salah), 3). as-sayyiah (perbuatan jelek), 4). al itsm (perbuatan

dosa), 5). al-fusuq (fasik), 6). al-'ishyan (maksiat), 7). al-'utuw. (sombong).

dan 8). al-fasad (perbuatan merusak). Al-Qur'an menyebutkan semua istilah

tersebut dengan pengertian yang hampir bersamaan. Di samping itu, Al-

Qur'an juga menerangkan siksaan-siksaan yang akan menimpa pelaku dosa-

dosa tersebut, baik di dunia maupun di akhirat kelak.17

Status manusia berbeda dengan malaikat yang penuh dengan

kesucian dan kemuliaan dengan tabiatnya yang selalu patuh dan taat kepada

Tuhan. Tetapi hakikat manusia juga berlainan dengan iblis yang statusnya

durhaka selama-lamanya. Manusia berada di antara keduanya, yang

sewaktu-waktu dapat naik ke jenjang kemuliaan dan kesucian tetapi juga

sewaktu-waktu terjerumus ke dalam lembah kehinaan dan kedurhakaan bila

berkawan dengan iblis.

Setiap orang Mukmin sangat memerlukan dua perkara ini, yaitu

pengampunan dosa dan penghapusan kesalahan. Sebab tidak ada seorang

pun yang terlepas dari dosa dan kesalahan, selaras dengan kontruksi

kemanusiaannya, yang di dalam dirinya terkandung dua unsur yang saling

berbeda: Unsur tanah bumi dan unsur ruh langit. Yang satu membelenggu

untuk dibawa ke bawah, dan satunya lagi melepaskannya untuk dibawa ke

atas. Yang pertama memungkinkan untuk menurunkannya ke kubangan

binatang atau bahkan lebih sesat lagi jalannya, sedangkan yang kedua

memungkinkan untuk mengangkatnya ke ufuk alam malaikat atau bahkan

lebih baik lagi. Karena itu setiap manusia mempunyai peluang untuk

melakukan keburukan dan berbuat dosa.18

Manusia dianugerahi sejumlah keistimewaan tertentu dibandingkan

dengan makhluk-makhluk lainnya, namun juga kelemahan-kelemahan.

Salah satu kelemahannya ialah apabila dirayu oleh iblis dengan bujukan

17Abu Ahmadi, Dosa Dalam Islam, Rineka Cipta, Jakarta, 1991, hlm. 6-7 18Yusuf al-Qardhawy, Taubat, terj. Kathur Suhardi, Pustaka al-Kautsar, Jakarta

Timur, 2000, hlm.6.

Page 11: BAB III DOSA DALAM PANDANGAN AGAMA ISLAMlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/75/jtptiain-gdl...Sebuah contoh yang mencolok mata tentang hal ini ialah tata urutan (rangking)

47

yang manis kadang-kadang dapat tergoda dan terperosok mengikutinya.19

Di dalam diri manusia ada empat macam sifat yang menjadi asal mula

timbulnya dosa. Menurut Imam Ghazali, empat macam sifat ini ialah: (1)

sifat-sifat Rububiah (sifat-sifat Ketuhanan); (2) sifat-sifat Syaitaniah (sifat-

sifat kesyaithanan); (3) sifat-sifat Bahimiah (sifat-sifat Kebinatangan); (4)

sifat-sifat Sabu'iah (sifat-sifat kebuasan).20

Menurut fukaha, bentuk-bentuk perbuatan dosa antara lain adalah:

(1) sengaja melakukan perbuatan salah; (2) melanggar hukum yang telah

digariskan Allah SWT; (3) melanggar hak-hak Allah SWT dan hak manusia;

(4) menyiksa diri sendiri, jiwa, dan raga; (5) melakukan kesalahan berulang-

ulang; dan (6) melarikan diri dari kenyataan yang ada. Semua bentuk

perbuatan dosa tersebut, menurut fukaha, sama sekali tidak berasal dari

fitrah manusia. Manusia menurut fitrahnya lebih condong berbuat kebajikan

daripada kejahatan. Bila suatu ketika manusia dihadapkan pada pemilihan

alternatif mengerjakan dosa atau kebajikan, maka menurut fitrahnya pasti ia

akan memilih kebajikan, karena pada dasarnya manusia bersifat suci atau

baik. Tetapi kalau ia memilih berbuat dosa. pasti fitrahnya sudah

dipengaruhi oleh sesuatu yang berasal dari luar dirinya.21

C. Asal Usul Dosa

Berbicara asal-usul dosa, sangat berhubungan dengan kisah Adam dan

Hawa. Kisah Adam adalah kisah manusia dengan segala rahasianya,

kehidupannya merupakan kehidupan mahluk ini secara lengkap, semenjak

sang pencipta menghendaki agar dunia ini diramaikan, agar alam ini nampak,

dan agar kehidupan ini menjadi sempurna dan indah maka manusia menjadi

penghuni dunia.22

19Hamzah Yakub, Tingkat Ketenangan Dan Kebahagiaan Mu’min: Uraian Tasawuf

dan Takorub, PT. Al-Ma’arif, Bandung, 1978, hlm. 201 20Imam Al-Ghazali, Bimbingan Untuk Mencapai Tingkat Mukmin, CV.Diponegoro,

Bandung, 1975, hlm. 872-873 21Abdul Aziz Dahlan, dkk (Ed.). Ensiklopedi Hukum Islam, Ikhtiar Baru van Hoeve,

Jakarta, 1997, hlm. 281-282 22Muhammad Ali Ash-Shabuni, Kisah-kisah Nabi dan Masalah Kenabian, alih

bahasa, Muslich Shabir, Cahaya Indah, Semarang, 1994, hlm. 165

Page 12: BAB III DOSA DALAM PANDANGAN AGAMA ISLAMlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/75/jtptiain-gdl...Sebuah contoh yang mencolok mata tentang hal ini ialah tata urutan (rangking)

48

Banyak yang menguatkan bahwa Adam adalah manusia pertama dan

tidak ada jenis manusia sebelumnya. Demikian pula kitab samawi, semuanya

sepakat akan hal ini dan berita-berita dari semua ahli agama saling mendukung

terhadap hal itu bahwa Adam adalah bapak manusia dan bahwa dia secara

mutlak adalah manusia pertama yang diciptakan oleh sang pencipta.23

Adam adalah manusia pertama. Sebelum Adam, belum ada manusia.

Seluruh manusia selain Adam, semuanya adalah turunan Adam. Di antara

manusia turunan Adam itu, ada yang menjadi Nabi dan Rasul, menjadi orang-

orang suci. Di antaranya ada orang-orang pandai dalam berbagai bidang yang

menyebabkan kemajuan-kemajuan hebat bagi manusia dari abad ke abad.

Lihatlah kemajuan anak cucu Adam yang hidup di dalam abad kedua puluh

sekarang ini. Sekalipun ada pula di antara anak cucu Adam sendiri yang

menjadi perusak dan penjahat. Sebab itu, memang sudah sepantasnya kalau

para malaikat memberikan penghormatan kepada Adam sebagai manusia

pertama dan mempunyai turunan yang hebat-hebat itu.

Adam diciptakan Sang pencipta dengan Tangan-Nya sendiri. Sedang

makhluk-makhluk lainnya, seluruhnya diciptakan Tuhan dengan perkataan-

Nya "Bila Tuhan menghendaki sesuatu". Ia hanya mengatakan: Jadilah! Maka

jadilah apa yang dikehendaki Tuhan itu. Demikian semua agama sepakat."

Hanya Adam, yang Tuhan ciptakan dengan kedua "Tangan"-Nya. Maka sudah

sepantasnya kalau para malaikat diperintahkan Tuhan untuk menghormati

Adam. Karena ia diciptakan Tuhan dengan "Tangan"-Nya, Adam sungguh-

sungguh suatu makhluk terhormat yang tiada taranya di alam ini.24

Semua agama samawi sepakat bahwa Adam diberi tempat di syurga

dan baginya diciptakanlah Hawa untuk mendampinginya dan menjadi teman

hidupnya, menghilangkan rasa kesepiannya dan melengkapi kebutuhan

fitrahnya, untuk menurunkan turunan. Menurut ceritera kitab-kitab agama

samawi, Hawa diciptakan dari salah satu tulang rusuk Adam yang sebelah kiri

di waktu ia lagi tidur, sehingga ketika ia terjaga, ia melihat Hawa sudah berada

23Ibid, hlm. 169 24Bey Arifin, Rangkaian cerita dalam Al-Qur'an, Al-Ma'arif, Bandung, 1952, hlm.

11-12

Page 13: BAB III DOSA DALAM PANDANGAN AGAMA ISLAMlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/75/jtptiain-gdl...Sebuah contoh yang mencolok mata tentang hal ini ialah tata urutan (rangking)

49

di sampingnya. la ditanya oleh malaikat: "Wahai Adam! Apa dan siapakah

makhluk yang berada di sampingmu itu?" "Seorang perempuan", jawab Adam

sesuai dengan fitrah yang telah diilhamkan oleh Tuhan kepadanya. "Siapa

namanya?", tanya malaikat lagi. "Hawa", jawab Adam. "Untuk apa Tuhan

menciptakan makhluk ini?", tanya lagi sang malaikat. Adam menjawab:

"Untuk mendampingiku, memberi kebahagiaan bagiku dan mengisi kebutuhan

hidupku sesuai dengan kehendak Tuhan".25

Sesuai dengan ancaman yang diucapkan ketika diusir oleh Tuhan dari

surga akibat pembangkangannya dan terdorong pula oleh rasa iri hati dan

dengki terhadap Adam yang menjadi sebab sampai ia terkutuk dan terlaknat

selama-lamanya, tersingkir dari singgasana kebesarannya, Iblis mulai

menunjukkan rencana penyesatannya kepada Adam dan Hawa yang sedang

hidup berdua di surga tenteram, damai dan bahagia.

la menyatakan kepada mereka bahwa ia adalah kawan mereka dan

ingin memberi nasehat dan petunjuk untuk kebaikan dan kelestarian

kebahagiaan mereka. Segala cara dan kata-kata halus digunakan oleh Iblis

untuk mendapat kepercayaan Adam dan Hawa bahwa ia betul-betul jujur

dalam menasehati dan memberi petunjuk mereka. la membisikkan kepada

mereka bahwa larangan Tuhan kepada mereka memakan buah yang ditunjuk

itu adalah karena dengan memakan itu mereka akan menjelma menjadi

malaikat dan akan hidup kekal. Diulang-ulangilah bujukannya dengan sekali-

kali menunjuk akan harum baunya pohon yang dilarang, indah bentuk

buahnya dan lezat rasanya, sehingga pada akhirnya termakanlah bujukan yang

halus itu oleh Adam dan Hawa dan dilanggarlah larangan Tuhan.26

Adam dan Hawa mendengar perkataan Tuhan itu, sadarlah bahwa

mereka telah melanggar perintah Tuhan dan bahwa mereka telah melakukan

suatu kesalahan dan dosa yang besar. Seraya menyesal berkatalah mereka:

"Wahai Tuhan kami! Kami telah menganiaya diri kami sendiri dan telah

melanggar perintah-Mu, karena terkena bujukan Iblis. Ampunilah dosa kami

25Salim Bahreisy, (penyadur), Sejarah Hidup Nabi-Nabi, PT.Bina Ilmu, Surabaya, 1999, cet 5, hlm. 4-5

26Ibid, hlm. 4-5

Page 14: BAB III DOSA DALAM PANDANGAN AGAMA ISLAMlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/75/jtptiain-gdl...Sebuah contoh yang mencolok mata tentang hal ini ialah tata urutan (rangking)

50

karena niscaya kami akan tergolong dalam golongan orang-orang yang rugi

bila Engkau tidak mengampuni dan mengasihi kami".

Tuhan telah menerima taubat Adam dan Hawa serta mengampuni

perbuatan pelanggaran yang mereka telah lakukan, hal mana telah melegakan

dada mereka dan menghilangkan rasa sedih akibat kelalaian peringatan Tuhan

tentang Iblis sehingga terjerumus menjadi mangsa bujukan dan rayuannya

yang manis namun beracun itu.

Adam dan Hawa merasa tenteram kembali setelah menerima

pengampunan Tuhan dan selanjutnya akan menjaga jangan sampai tertipu lagi

oleh Iblis dan akan berusaha agar pelanggaran yang telah dilakukan tidak

menimbulkan murka dan teguran Tuhan. Hal itu menjadi pelajaran bagi

mereka berdua untuk lebih berhati-hati menghadapi tipu-daya dan bujukan

Iblis yang terlaknat itu. Harapan akan tinggal terus di surga yang telah pudar

karena perbuatan pelanggaran perintah Tuhan, hidup kembali dalam hati dan

pikiran Adam dan Hawa yang merasa kenikmatan dan kebahagiaan hidup

mereka di surga tidak akan terganggu oleh sesuatu dan bahwa kasih Tuhan

serta karunianya akan tetap melimpah di atas mereka untuk selama-lamanya.

Akan tetapi Tuhan telah menentukan dalam takdir-Nya apa yang tidak

terlintas dalam hati dan tidak terpikirkan oleh mereka.

Turunlah Adam dan Hawa ke bumi menghadapi cara hidup baru yang

jauh berlainan dengan hidup di surga yang pernah dialami dan yang tidak akan

berulang kembali. Mereka harus menempuh hidup di dunia yang fana ini

dengan suka dan dukanya dan akan menurunkan umat manusia yang

beraneka-ragam sifat dan tabiatnya, berbeda-beda warna kulitnya dan

kecerdasan otaknya. Umat manusia yang akan berkelompok-kelompok

menjadi suku-suku dan bangsa-bangsa, di mana yang satu menjadi musuh bagi

yang lain, saling bunuh membunuh, aniaya menganiaya dan tindas menindas,

sehingga dari waktu ke waktu Tuhan mengutus nabi-nabi-Nya dan rasul-rasul-

Nya menuntun hamba-hamba-Nya ke jalan yang lurus penuh damai, kasih

Page 15: BAB III DOSA DALAM PANDANGAN AGAMA ISLAMlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/75/jtptiain-gdl...Sebuah contoh yang mencolok mata tentang hal ini ialah tata urutan (rangking)

51

sayang di antara sesama manusia, jalan yang menuju kepada kasih-Nya dan

kebahagiaan manusia di dunia dan akhirat.27

Akal, hati, nafsu dan pancaindera yang diberikan Tuhan dapat

dimanfaatkan Adam dan Hawa untuk mencari segala keperluan hidup yang

memang sudah disediakan oleh Tuhan. Begitulah makin lama Adam dan

Hawa makin cerdas dan merasakan bahwa dunia ini sebagai Surga, lengkap

segala ada, tetapi harus dengan berjuang dan bekerja. Sedang di Surga segala-

galanya diperoleh secara otomatis, tanpa bersusah payah.

Adam dan Hawa dikarunia Tuhan anak dan turunan, laki-laki dan

perempuan, yang semakin lama semakin banyak. Setelah anak-anak itu

meningkat dewasa, yang laki-laki ingin isteri dan yang perempuan ingin

suami. Semua agama sepakat bahwa dengan petunjuk Tuhan, Adam

menetapkan bahwa anak laki-laki pertama tidak boleh kawin dengan adik

perempuannya sendiri melainkan harus kawin dengan adik perempuan anak

laki-laki kedua dan begitu seterusnya. Anak laki-laki pertama yang bernama

Habil harus kawin dengan adik-perempuan dari anak laki-laki kedua yang

bernama Qabil. Tentang ini Qabil tidak setuju, dia ingin kawin dengan

adiknya sendiri. Inilah perselisihan pertama di antara anak-anak Adam dan

Hawa.

Sang pencipta Maha Tahu, bahwa setelah perselisihan pertama itu,

akan muncul banyak dan bermacam ragam perselisihan di antara anak dan

cucu Adam (manusia). Makin banyak jumlah manusia makin banyak

perselisihan itu. Bahkan bukan hanya perselisihan atau pertengkaran, bahkan

akan terjadi yang lebih hebat, yaitu perkelahian, bahkan pembunuhan. Bukan

hanya antara 2 orang, bahkan akan timbul perselisihan antara kelompok, yang

menimbulkan perang-perangan, dalam format yang kecil sampai yang besar.

Bahkan perang menyeluruh, yang disebut perang dunia pertama, kedua dan

selanjutnya.28

27Ibid, hlm. 5-6 28Ibid, hlm. 28

Page 16: BAB III DOSA DALAM PANDANGAN AGAMA ISLAMlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/75/jtptiain-gdl...Sebuah contoh yang mencolok mata tentang hal ini ialah tata urutan (rangking)

52

Untuk mengurangi bahaya perselisihan, perkelahian, pembunuhan atau

perang itu itulah Tuhan menyatakan kepada Adam sebelum didaratkan di

permukaan bumi ini, bahwa akan datang petunjuk-petunjuk dari Tuhan. Siapa

yang mengikuti petunjuk Tuhan itu, maka ia tidak perlu takut atau sedih.

Maka Tuhan memberikan petunjuk pertama kepada Adam agar disampaikan

kepada anak-anak dan cucu-cucunya. Petunjuk pertama itu sederhana dan

ringkas sekali, tetapi menyeluruh dan amat luas jangkauannya. Dengan

petunjuk Tuhan ini Adam sudah diangkat Tuhan menjadi Nabi dan Rasul-Nya.

Adam menyampaikan petunjuk Tuhan dengan berkata: "Wahai anak-

anakku, ketahuilah olehmu bahwa jagad raya dan seluruh isinya ini adalah

ciptaan Tuhan, milik Tuhan. Semua harus tunduk menurut ketentuan Tuhan.

Termasuk kita manusia, juga harus tunduk kepada Tuhan. Kita diberi

kesempatan hidup di dunia dalam waktu terbatas, lalu kita akan mati, lalu akan

dibangkitkan Tuhan di alam akhirat yang kekal. Siapa yang banyak berbuat

baik akan ditempatkan di tempat bahagia, dan yang banyak melakukan

kejahatan akan dimasukkan dalam tempat sengsara".29

Mendengar petunjuk demikian itu memang anak-anak Adam menjadi

baik. Akhirnya datang perintah Tuhan untuk menguji kepercayaan anak-anak

anak Adam. Anak-anak Adam sudah pandai mengolah tanah, bercocok tanam

yang menghasilkan buah-buahan. Dan ada yang pandai berternak

menghasilkan binatang ternak. Tuhan memerintahkan agar semua hasil itu

jangan dimakan sendiri, tetapi sebahagian dikorbankan.

Habil ahli peternakan mempunyai banyak binatang ternak. Dia pilih

binatang ternak terbaik untuk dikorbankan. Sedang Qabil ahli pertanian

banyak menghasilkan buah-buahan. Dia milih buah-buah yang telah busuk

untuk dikorbankan. Korban Habil diterima oleh Tuhan, sedang korban Qabil

ditolak, karena Tuhan suka kepada yang baik, tidak dapat menerima yang

busuk. Qabil bertambah iri terhadap kakaknya Habil yang baik itu. Iblis

29Ibid, hlm. 29

Page 17: BAB III DOSA DALAM PANDANGAN AGAMA ISLAMlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/75/jtptiain-gdl...Sebuah contoh yang mencolok mata tentang hal ini ialah tata urutan (rangking)

53

datang menggoda, menghasung. Akhirnya Qabil membunuh Habil. Terjadilah

pembunuhan pertama dipermukaan bumi ini.30

"Maka hawa nafsunya (Qabil) menganggap mudah membunuh

saudaranya, maka dibunuhnyalah akan dia (Habil), maka jadilah ia seorang

dari orang yang merugi". Setelah terjadi pembunuhan itu, Adam dan Hawa

begitupun seluruh anak-anaknya menjadi sedih sesedih-sedihnya, termasuk

Qabil sendiri. Dia menyesal, tetapi sesal kemudian yang tidak berguna. Lama

ia tak karuan, tidak dapat apa yang harus dilakukannya terhadap jenazah

kakaknya yang terkapar berlumuran darah itu.

Tiba-tiba matanya melihat 2 ekor burung gagak yang berkelahi

memperebutkan sepotong daging busuk. Salah satu dari keduanya luka dan

patah lehernya lalu mati, terkapar di tanah berlumuran darah. Gagak yang

hidup lalu menggali lubang di tanah dengan paruhnya, lalu menarik bangkai

gagak yang mati itu dimasukkannya ke dalam lubang, lalu ditimbunnya. Qabil

meniru apa yang dilakukan oleh gagak itu, jenazah kakaknya dikuburnya.

Kemudian ia bertualang kemana saja menyesali diri tanpa tujuan, menyesal

dan menyesal.

Demikianlah riwayat manusia yang diceritakan secara umum oleh

semua agama samawi. Kejadian seperti itu terus menerus terjadi di kalangan

manusia bodoh dan pintar sampai hari ini. Manusia yang tidak beriman sama

saja, bodoh atau pintar, gampang membunuh sesamanya, bahkan terhadap

orang yang tak bersalah sama sekali. Adam dan Hawa serta anak-anaknya

menjadi semakin tua, karena begitulah sunnah Tuhan berlaku di alam ini.

Akhirnya keduanya meninggalkan dunia ini.31

D. Macam-Macam Dosa

Dosa dan kesalahan merupakan masalah penting dalam Islam, karena

keduanya menyangkut hubungan, baik antara manusia dengan Allah, dengan

30Ibid, hlm. 28-29 31Ibid, hlm. 29-30

Page 18: BAB III DOSA DALAM PANDANGAN AGAMA ISLAMlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/75/jtptiain-gdl...Sebuah contoh yang mencolok mata tentang hal ini ialah tata urutan (rangking)

54

masyarakat dan lingkungannya serta dengan dirinya sendiri. Ketenteraman,

kesejahteraan dan kebahagiaan manusia banyak ditentukan oleh seberapa jauh

ia terhindar atau bersih dari dosa dan kesalahan, ataupun sampai seberapa

banyak ketaatan dan kebaikan yang diperbuatnya. Sebaliknya penderitaan,

kesengsaraan dan ketidakbahagiaan manusia banyak pula ditentukan oleh

seberapa banyak dosa dan kesalahan yang telah dilakukannya. Orang-orang

yang berbuat dosa dan kesalahan diancam Allah dengan hukuman berat, balk

di dunia maupun di akhirat. Sebaliknya orang yang berbuat taat dan kebaikan

dijanjikan dan diberikan Allah pahala yang besar, baik di dunia maupun di

akhirat.32

Dosa itu dalam ajaran Islam dapat dikelompokkan dalam tiga

kelompok yaitu: (a) dosa besar yang tidak terampuni; (b) dosa besar yang

masih bisa diampuni; (c) dosa kecil yang terhapus karena rajin ibadah atau

karena banyak berbuat kebajikan.33 Atau dengan kata lain, mengenai dosa dan

kesalahan ditinjau dari segi bahaya dan mudarat pada bagian ketiga, yaitu dosa

kecil dan dosa besar, para ulama berbeda pendapat tentang definisi dan

jumlahnya. Tentang definisi atau pengertian dosa besar dan dosa kecil, ada

yang mengatakan bahwa dosa besar adalah kesalahan besar terhadap Allah

karena melanggar aturan pokok yang diancam dengan hukuman berat, dunia

dan akhirat, contohnya dosa syirik, zina dan durhaka kepada kedua ibu-bapak.

Dosa kecil adalah kesalahan ringan terhadap Allah berupa pelanggaran ringan

mengenai hal-hal yang bukan pokok yang hanya diancam dengan siksaan

ringan. Contohnya ucapan yang kurang baik dan melihat wanita dengan penuh

syahwat. Bagi Mu'tazilah yang dikatakan dosa besar ialah setiap perbuatan

maksiat yang ada ancamannya dari Allah, dan dosa kecil setiap perbuatan

maksiat yang tidak ada ancamannya. Sedangkan bagi Ja'afar bin Mubasysyir

yang dikatakan dosa besar itu ialah setiap niat yang digunakan untuk

32Yahya Jaya, Peranan Taubat dan Maaf Dalam Kesehatan Mental, Remaja

Rosdakarya, Bandung, 1995, hlm. 30-35 33Hasbullah Bakry, Pedoman Islam di Indonesia, UI Press, Jakarta, 1988, hlm. 29.

Page 19: BAB III DOSA DALAM PANDANGAN AGAMA ISLAMlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/75/jtptiain-gdl...Sebuah contoh yang mencolok mata tentang hal ini ialah tata urutan (rangking)

55

melakukan perbuatan dosa dan setiap orang yang melakukan perbuatan

maksiat dengan sengaja adalah dosa besar.34

Jadi pengertian dosa besar di sini bergantung pada niat dan

kesengajaan. Imam Harmain, Al-Ghazali dan Al-Razy mengemykakan bahwa

dosa besar ialah setiap sesuatu perbuatan yang ada unsur penghinaannya

terhadap agama dan ketiadaan mempedulikan larangan dan suruhan agama

serta tidak menghormati taklif agama.35 Sebagian ulama lain mengatakan:

"Apabila ingin mengetahui perbedaan antara dosa besar dengan dosa-dosa

kecil, maka bandingkanlah kerusakan-kerusakan yang diakibatkan oleh dosa-

dosa tersebut dengan dosa besar yang sudah ada nash-nya. Apabila pada

kenyataannya kerusakan yang ditimbulkan itu hanya sedikit, maka yang

demikian itu adalah dosa kecil. Tetapi apabila kerusakan yang ditimbulkannya

itu seimbang atau lebih besar, maka yang demikian itu adalah dosa besar.36

Pengertian dosa besar dan dosa kecil yang terakhir ini ditekankan pada

kerusakan yang ditimbulkannya, dibandingkan dengan dosa yang telah ada

nash-nya dalam Islam. Dari uraian tentang pengertian dosa di atas dapat

diambil suatu kesimpulan bahwa para ulama pada umumnya menyetujui

pembagian dosa itu atas dasar besar dan kecil. Dosa besar mengandung

bahaya dan mudarat yang lebih besar, dan dosa kecil mendatangkan bahaya

dan mudarat yang lebih ringan.

Adapun mengenai jumlah dosa besar para ulama berbeda pendapat.

Ada di antara mereka yang mengatakan jumlahnya 7, 17, 70 dan ada pula yang

mengatakan jumlahnya 700. Semua pendapat ini ada argumennya, baik

argumen akal maupun naqal. Pendapat jumlah dosa besar 17 dikemukakan

oleh Abu Thalib al-Makki. Setelah mengumpulkan berbagai hadis Nabi

Muhammad s.a.w. tentang dosa besar ia menyimpulkan, bahwa dosa besar itu

ada 17 dengan rincian sebagai berikut:

34Lutpi Ibrahim, “Konsep Dosa Dalam Pandangan Islam”, Studia Islamika No.

13/1980, hlm. 16. 35T.M. Hasbi Ash-Shiddieqy, op. cit, hlm. 470. 36Afif Abdullah Fattah Thabbarah, Dosa Dalam Pandangan Islam, terj. Bahrun

Abubakar dan Anwar Rasyidi, Risalah, Bandung, 1980, hlm. 4.

Page 20: BAB III DOSA DALAM PANDANGAN AGAMA ISLAMlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/75/jtptiain-gdl...Sebuah contoh yang mencolok mata tentang hal ini ialah tata urutan (rangking)

56

Empat terdapat di hati, yaitu:

1. Syirik.

إن الله ال يغفر أن يشرك به ويغفر ما دون ذلك لمن يشاء ومن }48{ يشرك بالله فقد افترى إثما عظيما

Artinya: Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik, dan

Dia mengampuni segala dosa yang selain dari itu, bagi siapa yang dikehendaki-Nya. Barangsiapa yang mempersekutukan Allah, maka sungguh ia telah berbuat dosa yang besar (Q.S. an-Nisa': 48).37

2. Senantiasa berbuat maksiat kepada Allah.

ه نارا خالدا فيهاومن يعص الله ورسوله ويتعد حدوده يدخل هنيم ذابع له14{ و{

Artinya: Dan barangsiapa yang mendurhakai Allah dan Rasul-Nya

dan melanggar ketentuan-ketentuan-Nya, niscaya Allah memasukkannya ke dalam api neraka sedang ia kekal di dalamnya; dan baginya siksa yang menghinakan. (Q.S. an-Nisa': 14).38

3. Merasa selamat dari genggaman Allah atau merasa bebas dari balasan

Allah.

}99{أفأمنوا مكر الله فال يأمن مكر الله إال القوم الخاسرون

37Depag RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya, Surya Cipta Aksara, Surabaya, 1993, hlm.

126 38Ibid., hlm. 118

Page 21: BAB III DOSA DALAM PANDANGAN AGAMA ISLAMlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/75/jtptiain-gdl...Sebuah contoh yang mencolok mata tentang hal ini ialah tata urutan (rangking)

57

Artinya: Maka apakah mereka merasa aman dari azab Allah? Tiada yang merasa aman dan azab Allah kecuali orang-orang yang merugi. (Q.S. Al-A'raf: 99).39

4. Merasa putus asa dari rahmat Allah.

وأوحينا إلى موسى وأخيه أن تبوءا لقومكما بمصر بيوتا }87{بلة وأقيموا الصالة وبشر المؤمنني واجعلوا بيوتكم ق

Artinya: Hai anak-anakku, pergilah kamu, maka carilah berita

tentang Yusuf dan saudaranya dan jangan kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya tiada berputus asa dari rahmat Allah, melainkan kaum yang kafir". (Q.S. Yusuf: 87).40

Empat di lidah, yaitu:

5. Memberi saksi palsu.

}72{والذين لا يشهدون الزور وإذا مروا باللغو مروا كراما

Artinya: Dan orang-orang yang tidak memberikan persaksian palsu, dan apabila mereka bertemu dengan yang mengerjakan perbuatan-perbuatan yang tidak berfaedah, mereka lalui dengan menjaga kehormatan dirinya. (Q.S. Al-Furqan: 72).41

6. Membuat tuduhan zina terhadap perempuan yang beriman.

الغافلات المؤمنات لعنوا فيإن الذين يرمون المحصنات ظيمع ذابع ملهة والآخرا وين23{ الد { همليع دهشت موي

}24{ألسنتهم وأيديهم وأرجلهم بما كانوا يعملون

39Ibid., hlm. 237 40Ibid., hlm. 362 41Ibid., hlm. 569

Page 22: BAB III DOSA DALAM PANDANGAN AGAMA ISLAMlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/75/jtptiain-gdl...Sebuah contoh yang mencolok mata tentang hal ini ialah tata urutan (rangking)

58

Artinya: Sesungguhnya orang-orang yang menuduh wanita yang baik-baik, yang lengah lagi beriman , mereka kena la'nat di dunia dan akhirat, dan bagi mereka azab yang besar, pada hari, lidah, tangan dan kaki mereka menjadi saksi atas mereka terhadap apa yang dahulu mereka kerjakan. (Q.S. Annur: 23-24).42

7. Membuat sumpah palsu.

القال خ لـئكنا قليال أوثم انهممأيد الله وهون بعرتشي إن الذينلهم في اآلخرة وال يكلمهم الله وال ينظر إليهم يوم القيامة وال

أليم ذابع ملهو كيهمز77{ي{

Artinya: Sesungguhnya orang-orang yang menukar janji Allah dan sumpah-sumpah mereka dengan harga yang sedikit, mereka itu tidak mendapat bahagian di akhirat, dan Allah tidak akan berkata-kata dengan mereka dan tidak akan melihat kepada mereka pada hari kiamat dan tidak akan mensucikan mereka. Bagi mereka azab yang pedih. (Q.S. Ali Imran : 77)43

8. Berkata bohong.

وقال رجل مؤمن من آل فرعون يكتم إميانه أتقتلون رجال أن يقول ربي الله وقد جاءكم بالبينات من ربكم وإن يك كاذبا

م فعليه كذبه وإن يك صادقا يصبكم بعض الذي يعدك كذاب رفسم وه ندي مهلا ي 28{إن الله{

Artinya: Dan seorang laki-laki yang beriman di antara pengikut-

pengikut Fir'aun yang menyembunyikan imannya berkata: "Apakah kamu akan membunuh seorang laki-laki karena dia menyatakan: "Tuhanku ialah Allah padahal dia telah datang kepadamu dengan membawa keterangan-keterangan dari

42Ibid., hlm. 547. 43Ibid., hlm. 88.

Page 23: BAB III DOSA DALAM PANDANGAN AGAMA ISLAMlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/75/jtptiain-gdl...Sebuah contoh yang mencolok mata tentang hal ini ialah tata urutan (rangking)

59

Tuhanmu. Dan jika ia seorang pendusta maka dialah yang menanggung dustanya itu; dan jika ia seorang yang benar niscaya sebagian yang diancamkannya kepadamu akan menimpamu". Sesungguhnya Allah tidak menunjuki orang-orang yang melampaui batas lagi pendusta. (Q.S. Ghofir/ al-Mukmin: 28).44

Tiga di perut, yaitu:

9. Minum khamar dan minuman keras

10. Memakan harta anak yatim.

11. Memakan harta riba

Dua di kemaluan, yaitu:

12. Berzina.

13. Homoseks.

Dua di badan khususnya pada tangan, yaitu:

14. Melakukan pembunuhan.

15. Melakukan pencurian.

Satu di kaki, yaitu:

16. Lari dari peperangan.

Satu lagi letaknya di seluruh badan, yaitu;

17. Tidak menghormati kedua ibu bapak.45

Adz-Dzahabi, pengarang kitab al-Kaba'ir menyebutkan tujuh

puluh buah dosa besar:

1. Menserikatkan Allah dan riya dalam amal perbuatan;

2. sengaja menghilangkan nyawa seseorang mukmin;

3. mengamalkan sihir;

4. meninggalkan salat;

5. enggan mengeluarkan zakat;

6. sengaja berbuka di hari bulan Ramadhan;

7. tidak menunaikan ibadah haji, padahal mempunyai kesanggupan

menunaikannya;

44Ibid., hlm. 763. 45Yahya Jaya, op. cit, hlm. 33-34

Page 24: BAB III DOSA DALAM PANDANGAN AGAMA ISLAMlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/75/jtptiain-gdl...Sebuah contoh yang mencolok mata tentang hal ini ialah tata urutan (rangking)

60

8. durhaka kepada kedua orang tua;

9. memutuskan hubungan silaturrahim;

10. berzina;

11. homoseksualitas;

12. makan riba;

13. makan harta anak yatim secara dhalim;

14. berdusta terhadap Allah dan Rasul-Nya;46

15. melarikan diri dari medan perang padahal kekuatan musuh tidak

melebihi kekuatan pasukan muslimin, kecuali mundur untuk mencari

tempat. bertahan yang lebih baik atau menggabungkan diri dengan

barisan muslimin lainnya;

16. menipu dan menganiaya rakyat yang dilakukan oleh para pemimpin;

17. takabur, bermegah-megah, sombong, dan 'ujub;

18. menjadi saksi palsu;

19. minum khamar;

20. berjudi;

21. menuduh perempuan baik-baik (muhshanat), berzina;

22. korupsi, mengambil harta ghanimah yang belum dibagi-bagikan

kepada yang berhak; mengambil sesuatu dari baital mal tanpa izin dari

yang berhak atau mengambil sesuatu dari zakat yang dikumpulkan

untuk para fuqara;

23. mencuri;

24. merampok, merompak, membegal, dan mehgadakan pengacauan;

25. sumpah palsu untuk mengambil hak orang lain;

26. memakan harta orang lain dengan cara memaksa atau memperlambat

membayar hutang oleh orang yang berpunya;

27. memungut pajak terhadap orang asing yang melewati perbatasan

dengan cara paksa (pungutan liar);

28. makan barang yang haram dan mencari kekayaan secara tidak halal;

46Imam Abu Abdullah Muhammad bin Ahmad bin Usman Az-Zahabi, Dosa-Dosa

Besar, Terj. Mu'amal Hamidy, dkk, PT Bina Ilmu, Surabaya, 1993, hlm. 5.

Page 25: BAB III DOSA DALAM PANDANGAN AGAMA ISLAMlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/75/jtptiain-gdl...Sebuah contoh yang mencolok mata tentang hal ini ialah tata urutan (rangking)

61

29. bunuh diri;

30. selalu berbohong;

31. tidak menghukum dengan hukum-hukum yang benar;

32. makan suap dalam mengadili perkara;

33. perempuan menyerupakan dirinya dengan laki-laki, dan laki-laki

menyerupakan dirinya dengan perempuan;

34. tidak merasa cemburu dan membiarkan orang lain berbuat cabul

terhadap keluarganya;

35. cinta buta;

36. tidak membersihkan diri dari kemih;47

37. riya';

38. belajar semata-mata karena dunia dan menyembunyikan ilmu

pengetahuan;

39. berkhianat;

40. mengungkit-ungkit sesuatu pemberian (sedekah) yang telah diberikan

kepada seseorang;

41. tidak percaya kepada qadar;

42. mencari-cari keaiban seseorang dan memata-matainya;

43. suka mengadu domba dan membawa fitnah untuk merusakkan

hubungan orang;

44. mengutuk;

45. menipu, tidak menepati janji;

46. membenarkan tukang tenung;

47. durhaka istri terhadap suami;

48. membuat gambar timbul pada kain, batu dan sebagainya;

49. memukul-mukul dada, menampar-nampar pipi, mencabik-cabik kain

dan meminta kecelakaan ketika ada musibah.

50. menganiaya sesuatu golongan;

51. berlaku kasar terhadap fakir miskin, kaum kerabat, pembantu rumah

tangga dan lain-lain;

47Ibid, hlm. 7-45

Page 26: BAB III DOSA DALAM PANDANGAN AGAMA ISLAMlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/75/jtptiain-gdl...Sebuah contoh yang mencolok mata tentang hal ini ialah tata urutan (rangking)

62

52. menyakiti tetangga;

53. memaki dan menyakiti kaum muslimin

54. memberi melarat kepada hamba Allah dan berlaku kasar terhadap

mereka;

55. memanjang-manjangkan secara berlebihan kain sarung, celana, atas

dasar sombong, angkuh, dan 'ujub;

56. memakai sutra dan emas oleh laki-laki;

57. lari hamba dari tuannya;

58. menyembelih untuk selain Allah;

59. membangsakan diri kepada bukan bapanya, sedang ia mengetahuinya;

60. mengadakan jidal, mira', khusumat untuk memperlihatkan kebodohan

orang lain;

61. tidak mau memberikan kelebihan air;

62. mengurangi sukatan, timbangan, dan ukuran;

63. merasa diri selamat dari hukuman Allah;

64. tidak takut mendapat azab di hari akhirat, dan tidak mengharap

ampunan dari Allah;

65. meninggalkan berjamaah, dan sembahyang sendirian tanpa uzur;

66. kekal meninggalkan shalat Jum'at dan jamaah tanpa uzur;

67. membuat wasiat yang memelaratkan ahli waris;

68. menipu dan mengicuh;

69. memata-matai muslimin dan memberitahukan tentang keadaan mereka

kepada musuh;

70. mencela sahabat Nabi SAW.48

Walau bagaimanapun kecilnya dosa-dosa itu, ia dapat saja dengan

segera menjadi dosa besar. Dosa kecil dapat menjadi dosa besar antara

lain disebabkan:

a. Karena dosa kecil itu dikerjakan terus menerus atau dikekalkan saja

mengerjakannya tanpa ada hentinya.

48Ibid, hlm. 45-402

Page 27: BAB III DOSA DALAM PANDANGAN AGAMA ISLAMlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/75/jtptiain-gdl...Sebuah contoh yang mencolok mata tentang hal ini ialah tata urutan (rangking)

63

b. Karena memandang kecil perbuatan dosa. Sebab dosa itu apabila

dipandang kecil (enteng), maka ia dipandang besar oleh Allah dan

apabila kita pandang besar, maka niscaya dipandang kecil oleh Allah.

c. Karena gembira berbuat dosa kecil itu dan tidak merasakan, bahwa

dosa dapat menjadi sebab kecelakaannya.

d. Merasa aman dari tipu daya Allah.49

Jadi pengertian kecil dan besarnya dosa itu sangat relatif, seperti

dosa kecil yang dilakukan secara terus menerus bisa berubah menjadi dosa

besar. Dari uraian di atas jelas bahwa sumber dan penyebab timbulnya

dosa dan kesalahan pada diri seseorang adalah usaha dan perbuatan

manusia itu sendiri. Oleh sebab itu, ia pulalah yang bisa

mempertanggungjawabkan dosa dan kesalahannya ataupun yang bisa

mengusahakan dosa dan kesalahannya itu hapus. Dosa dan kesalahan

seorang bapak tidak akan dapat dihapuskan oleh usaha dan perbuatan

anaknya, dan begitu pula sebaliknya. Penghapusan dosa dan kesalahan

hanya bisa terwujud, kalau orang-orang yang berdosa dan bersalah itu

sendiri berusaha untuk menghilangkannya.

E. Cara Penghapusan Dosa

Setiap manusia hidup di dunia ini tidak terlepas dari berbuat dosa. Ada

orang yang melakukan perbuatan dosa secara sengaja dan ada pula yang tanpa

disadari atau memang tidak tahu sama sekali. Maka dalam hal ini Allah SWT

memberi jalan kepada manusia untuk memilih tetap dalam dosa atau ingin

mendapatkan ampunan. Jika manusia memilih mendapat ampunan, maka

Allah telah memberi kesempatan kepada manusia untuk bertaubat. Jika

seseorang mendapat penyakit yang disebabkan oleh dosa-dosa yang

diperbuatnya, maka ia harus bertaubat. Itulah cara pengobatan yang Allah

49Humaidi Tatapangarsa, Akhlaq Yang Mulia, PT Bina Ilmu, Surabaya, 1980, hlm.

64-

Page 28: BAB III DOSA DALAM PANDANGAN AGAMA ISLAMlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/75/jtptiain-gdl...Sebuah contoh yang mencolok mata tentang hal ini ialah tata urutan (rangking)

64

SWT berikan kepada mereka yang mendapat penyakit secara metafisik.

Karenanya jalan keluar bagi orang yang berdosa hanya bertaubat.50

Menurut jumhur ulama, Allah SWT tidak menentukan berapa jumlah

dosa dalam Al-Qur'an, namun dosa dapat diklasifikasikan menjadi dua, yaitu

dosa besar (kabair) dan dosa kecil. Allah SWT berfirman: "Jika kamu

menjauhi dosa-dosa besar di antara dosa-dosa yang dilarang kamu

mengerjakannya, niscaya Kami hapus kesalahan-kesalahan (dosa-dosamu

yang kecil) dan Kami masukkan kamu ke tempat yang mulia (surga) (QS. An-

Nisa 4:31).

Dosa-dosa kecil itu dapat dihapuskan oleh ibadah-ibadah seperti salat

lima waktu, salat Jumat, dan puasa Ramadan. Jumhur ulama berpendapat

bahwa dosa besar tidak bisa terhapus hanya dengan melaksanakan perbuatan-

perbuatan baik, tetapi dosa-dosa kecil bisa terhapus dengan ibadah dan amal

saleh. Ulama sepakat bahwa dosa-dosa besar hanya bisa dihapus dengan tobat.

Pendapat ini didasarkan atas firman Allah SWT yang artinya: "...Allah

menyukai orang-orang yang melakukan kebajikan. Dan juga orang-orang yang

apabila mengerjakan perbuatan keji (dosa besar) atau menganiaya diri sendiri,

mereka ingat akan Allah, lalu memohon ampun terhadap dosa-dosa mereka;

dan siapa lagi yang dapat mengampuni dosa selain daripada Allah; dan mereka

tidak meneruskan perbuatan kejinya itu, sedang mereka mengetahui" (QS. Al-

Imran 3:134—135).

Dalam melakukan taubat ada syarat-syarat yang harus ditempuh oleh

setiap orang yang ingin membersihkan diri, misalnya menurut Imam al-

Nawawi bahwa taubat itu wajib dari tiap dosa, karenanya jika maksiat itu

hanya antara manusia dengan Allah, tidak ada hubungannya dengan manusia,

maka ada tiga syarat untuk melakukan taubat: (1) Harus menghentikan

maksiat; (2) harus menyesal atas perbuatan yang telah terlanjur dilakukannya;

(3) niat sungguh-sungguh untuk tidak mengulangi perbuatan itu. Sedangkan

apabila dosa itu ada hubungan dengan hak manusia maka taubatnya harus

50Maimunah Hasan, Al-Qur’an dan Pengobatan Jiwa, Bintang Cemerlang,

Yogyakarta, 2001, hlm. 41.

Page 29: BAB III DOSA DALAM PANDANGAN AGAMA ISLAMlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/75/jtptiain-gdl...Sebuah contoh yang mencolok mata tentang hal ini ialah tata urutan (rangking)

65

ditambah dengan syarat yang keempat yaitu: (4) menyelesaikan terlebih

dahulu urusannya dengan orang yang berhak, apakah dengan memohon maaf

atau meminta dihalalkan atau mengembalikan apa yang menjadi hak orang

itu. 51

Dalam konteks ini Imam al-Ghazali dalam bukunya menguraikan

masalah taubat dengan berbagai liku-liku permasalahan secara jelas dan

lengkap. la mengatakan berbagai kezaliman yang dilakukan seseorang

terhadap sesamanya, termasuk juga dalam dosa pembangkangan dan tindak

pidana terhadap hak Allah SWT. maka orang tersebut tidak bisa hanya

bertaubat kepada Allah SWT, akan tetapi ia harus menyelesaikan terlebih

dahulu dengan orang yang ia aniaya.52

Dalam Al-Qur’an surat al-Furqan ayat 71 ditegaskan:

)71: الفرقان (لحا فإنه يتوب إلى الله متاباومن تاب وعمل صا

Artinya:Dan orang-orang yang bertaubat dan mengerjakan amal saleh, maka sesungguhnya dia bertaubat kepada Allah dengan taubat yang sebenar-benarnya.(Q.S. al-Furqan 25:71).53

Dalam tafsir Al-Qur’anul Majid An-Nur, T.M.Hasbi Ash Shiddieqy

menafsirkan ayat tersebut sebagai berikut:

Barangsiapa bertaubat dari sesuatu dosa yang telah dikerjakan, dan menyesali keterlanjurannya serta mengheningkan jiwanya dengan amalan-amalan yang saleh, maka berartilah dia bertaubat kepada Allah taubat yang benar, taubat yang menghapuskan siksa dan menghasilkan pahala. Inilah syarat diterimanya taubat. 54

Sesungguhnya manusia yang melakukan taubat menunjukkan bahwa ia

menyadari akan segala kesalahannya. Oleh sebab itu Allah SWT mewajibkan

51Al-Nawawi, Riyadus-Salihin, PT. al-Ma'arif, Bandung, 1986, hlm. 12. 52Abu Hamid Muhammad Al-Ghazali, Rahasia Taubat, terj, Muhammad al-Baqir,

Karisma, Bandung, 2003, hlm. 130 53Depag RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya, Surya Cipta Aksara, Surabaya, 1993, hlm.

569 54T.M.Hasbi Ash Shiddieqy, Tafsir al-Qur’anul Majid an-Nur jilid 4 PT Pustaka

Rizki Putra, Semarang, 1995, hlm. 2821

Page 30: BAB III DOSA DALAM PANDANGAN AGAMA ISLAMlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/75/jtptiain-gdl...Sebuah contoh yang mencolok mata tentang hal ini ialah tata urutan (rangking)

66

setiap orang yang mengaku muslim atau muslihat bertaubat. Allah SWT

sangat mencintai orang yang bertaubat sebagaimana firmannya:

...ابنيوالت حبي إن الله رينطهتالم حبي222: البقرة ( و(

Artinya: Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertaubat dan menyukai orang-orang yang menyucikan diri (Q.S.Al-Baqarah: 222).55

55Depag RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya, op. cit, hlm. 31