bab iii delh fisip 2010 revisi 13-10-11

Upload: ibnu-hasan-sunandar

Post on 18-Jul-2015

119 views

Category:

Documents


6 download

TRANSCRIPT

III. KAJIAN EVALUASI TERHADAP PEMBANGUNAN GEDUNG FISIP UIN3.1. KOMPONEN KEGIATAN YANG MENIMBULKAN DAMPAK (SUMBER DAMPAK) 3.2. JENIS,PARAMETER,SIFAT DAN JUMLAH BAHAN PENCEMAR SUMBER DAMPAK 3.3. RONA LINGKUNGAN AWAL3.1 3.1.1 Aspek Tata Ruang Tata Guna Lahan Gedung FISIP UIN menempati lahan seluas 4.186 m2 dari total lahan FISIP UIN seluas 45.315 m2 yang terletak di Jl. Tarumanegara No. Kelurahan Cirendeu Ciputat. Penggunaan lahan FISIP UIN saat ini (eksisting) telah sesuai dengan peruntukan lahan dalam FISIP UIN sesuai Surat Ketetapan Rencana Kota No: 203/GSB/JS/TB/II/2007 tanggal 15 Juni 2007 seperti dapat dilihat pada Tabel 3.1. berikut. Tabel 3.1. Peruntukan Lahan dan Penggunaan Lahan EksistingPENGGUNAAN LAHAN EKSISTING Kantor Menara UIN Kantor YKKBI Birawa Assembly Hall Auditorium Binakarna Hotel Bumikarsa FISIP UIN Taman Jl. Deposito VI Jembatan Penyeberangan LUAS (m2) 11.650 28.371

NO 1. 2. KKT/KPD SPD (FISIP 3. 4.

PERUNTUKAN LAHAN Karya Kantor/Karya Perdagangan Sarana Pendidikan

UIN) PHU Penyempurna Hijau Umum Rencana Jalan Total

800 4.494 45.315

Sumber: Surat Ketetapan Rencana Kota No: 203/GSB/JS/TB/II/2007 tanggal 15 Juni 2007 & Survei Lapangan, Juli 2008

Gedung FISIP UIN yang akan dibangun menempati lahan yang diperuntukkan sebagai Sarana Pendidikan (SPD) dalam FISIP UIN sesuai Surat Ketetapan Rencana Kota No: 203/GSB/JS/TB/II/2007 tanggal 15 Juni 2007.

1

Kegiatan ini berbatasan langsung dengan Jl. Deposito II, Lapangan Tenis, Mesjid Al-Hidayah, Sekolah TK, SD, SMP & SMA Yasporbi, pemukiman/perumahan Bank Indonesia dan Toko Kopebi di sebelah Utara; Jl. Tabanas dan pemukiman/ perumahan Bank Indonesia di sebelah Timur; Jl. Jend. Gatot Subroto di sebelah Selatan dan Jl. Rasamala serta pemukiman/perumahan Bank Indonesia di sebelah Barat. 3.1.2 Sistem Transportasi/Bangkitan Lalu Lintas

1) Ketersediaan Tempat Parkir Kompleks FISIP UIN menyediakan tempat parkir motor di lantai Basement dan parkir mobil dengan total kapasitas .....mobil dari total kapasitas rencana ......mobil sesuai Block Plan No : 13/TLB/JS/SDTK/V/07, yaitu di lantai Basement FISIP UIN (kapasitas mobil), untuk memenuhi kebutuhan parkir karyawan dan dosen serta mahasiswa dan pengguna gedung FISIP UIN. Terdapat jalan penghubung antara tempat parkir di lantai Basement Fisip UIN dengan tempat parkir Fakultas Psikologi UIN. Perparkiran di FISIP UIN ini dikelola oleh pihak ketiga yaitu PT. UIN Parking yang bekerja sama perparkiran Fisip UIN. Berdasarkan data perparkiran perhari bulan Juli 2011 diperoleh rata-rata jumlah kendaraan yang masuk FISIP UIN pada hari kerja adalah ..... mobil/hari dan ...... motor/hari dengan perbandingan jumlah kendaraan karyawan dan mahasiswa seimbang. Sementara pada hari libur (Sabtu dan Minggu) diperoleh rata-rata jumlah kendaraan yang masuk FISIP UIN adalah .... mobil/hari dan .....motor/hari dengan mayoritas berasal dari kendaraan Tamu. Jumlah kendaraan yang parkir di FISIP UIN per hari tersebut dapat dilihat pada tabel berikut. Tabel 3.2. Jumlah Kendaraan yang Parkir di FISIP UIN Bulan Juli 2011MOBIL/HARI Parkir Langganan 723 766 843 734 304 200 708 768 809 788 789 MOTOR/HARI Parkir Langganan 901 844 907 812 438 320 827 904 918 830 882

NO 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11

TGL 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11

HARI Selasa Rabu Kamis Jumat Sabtu Minggu Senin Selasa Rabu Kamis Jumat

Parkir Sesaat/Tamu 882 823 821 733 660 1,112 736 877 739 728 1.080

Total 1.605 1.589 1.664 1.467 964 1.312 1.444 1.645 1.548 1.516 1.869

Parkir Sesaat/Tamu 781 847 741 740 391 131 716 714 868 864 885

Total 1.682 1.691 1.648 1.552 829 451 1.543 1.618 1.786 1.694 1.767

2

NO 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31

TGL 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 19 30 31

HARI

Parkir Sesaat/Tamu 1.007 496 692 799 897 895 994 814 754 740 821 920 889 797 761 854 896 941 352 958 25.468 848 807

MOBIL/HARI Parkir Langganan 242 162 717 784 821 892 842 301 236 829 837 828 814 785 239 184 856 871 183 840 19.695 802 234

Total 1.249 658 1.409 1.583 1.718 1.787 1.836 1.115 990 1.569 1.658 1.748 1.703 1.582 1.000 1.038 1.752 1.812 535 1.798 45.163 1.650 1.041 535

Parkir Sesaat/Tamu 276 140 677 808 790 896 880 338 192 703 630 790 917 781 308 167 713 893 82 864 19.523 795 243 82

MOTOR/HARI Parkir Langganan 578 259 874 920 909 875 971 457 292 874 1,004 906 897 927 514 296 909 935 298 919 23.197 898 394 298

Total 854 399 1.551 1.728 1.699 1.771 1.851 795 484 1.577 1.634 1.696 1.814 1.708 822 463 1.622 1.828 380 1.783 42.720 1.693 637 380

Sabtu Minggu Senin Selasa Rabu Kamis Jumat Sabtu Minggu Senin Selasa Rabu Kamis Jumat Sabtu Minggu Senin Selasa Rabu Kamis TOTAL Hari Kerja Ratarata Weekend Ratarata Hari Libur

352 183 Nasional Sumber : EZ Parking PT. Anugerah Bina Karya, Juli 2010

2) Sistem Transportasi Berdasarkan pengamatan langsung di lapangan maka kondisi transportasi eksternal di sekitar lokasi kegiatan adalah sebagai berikut: a. Jaringan Jalan

FISIP UIN dapat diakses dari 4 (empat) arah yang berlainan yaitu jalur Jl. ......., jalur Jl. .............. dan jalur ......... Pintu Keluar Masuk FISIP UIN dari arah Jl........ dapat melalui Pintu Keluar Masuk di Jl. Kmpus II. Jl. ....sebagai jalan .....berupa jalan satu arah dengan lebar 7 m digunakan sebagai............

3

Hasil pengukuran volume lalu lintas dan kapasitas jalan di sekitar FISIP UIN sebelum pembangunan FISIP UIN dapat dilihat pada Tabel 3.3. berikut: Tabel 3.3. Volume Lalu Lintas dan Kapasitas Jalan di Sekitar FISIP UINVOLUME LALIN (SMP/Jam) 3.292 3.677 5.554 93 74 250 117 101 0,51 0,56 0,85 0,03 0,03 0,09 0,04 0,04 V/C TINGKAT PELAYANAN C C E A A A A A

NO 1 a.

LOKASI

KAP (SMP/jam) 6.500 Pagi Siang Sore Pagi Siang Sore Siang Sore

WAKTU SURVAI 07.00-09.00 12.00-14.00 17.00-18.00 07.00-09.00 12.00-14.00 17.00-18.00 12.00-14.00 17.00-18.00

Jl.

b.

Jl.

2.800

Sumber : Dokumen ..2010

Dari hasil pengukuran volume lalu lintas di jalan-jalan sekitar lokasi kegiatan sebelum pembangunan FISIP UIN diperoleh tingkat pelayanan Jl. dan Jl 18.00 sudah jelek (E) dengan nilai V/C > 0,8. Beroperasinya FISIP UIN menimbulkan bangkitan lalu lintas yang menurunkan tingkat pelayanan jalan-jalan di sekitar lokasi kegiatan. pada sore hari saat pulang kerja (jam 17.00-

b.

Ruas

Dari hasil pengukuran volume lalu lintas sebelum pembangunan FISIP UIN yang terdapat pada Dokumen ANDAL ..dengan hasil pengamatan langsung di lapangan saat survey bulan Juli 2010 diperoleh kondisi jalan-jalan di sekitar lokasi kegiatan sedikit berubah. Kondisi Jl. pada saat jam puncak yaitu jam 11.00-12.00 WIB dan jam 16.00-19.00 WIB sangat macet. Hal ini mengingat Jl. .. merupakan jalur yang menghubungkan daerah dan daerah. Ang banyak dilalui kendaraan pribadi, dan sepeda motor. 3.2 3.2.1 Komponen Fisik Kimia Iklim

Ciputat terletak pada ketinggian berkisar antara + 0 meter (Tanjung Priok) sampai dengan 50 meter diatas permukaan laut pada bagian paling Selatan Kota Jakarta. Secara umum Ciputat beriklim Tropis seperti umumnya kota-kota lain di Indonesia.

4

Data suhu udara, kelembaban, curah hujan dan kecepatan angin rata-rata bulanan serta arah angin terbanyak bulanan dari Stasiun Halim Perdana Kusuma pada tahun 2003-2007 dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 3.4. Kondisi Iklim Tahun 2003-2007Tahun 2003 2004 2005 2006 2007 Tahun 2003 2004 2005 2006 2007 Jan 27.9 26.7 24.8 x 28.6 Jan 73 x 92 x 80.4 Peb 27.4 26.6 24.7 x 26.6 DATA SUHU UDARA RATA-RATA BULANAN ( C ) Maret April Mei Juni Juli Agt Sep 27.9 28.9 28.1 27.7 25.5 28.2 26.8 28.2 28.2 28.3 28.3 28.5 28.7 29.2 25.0 25.3 25.4 24.8 24.3 24.5 25.1 X x x x 28.8 28.7 29.3 28.4 28.5 28.8 28.2 28.6 28.9 30.0 DATA KELEMBABAN UDARA RATA-RATA BULANAN ( % ) Peb Maret April Mei Juni Juli Agt Sep 74 77 71 69 69 66 67 66 80 75 73 73 64 69 x 63 94 92 90 91 93 88 88 88 x X x x x 79.3 74.1 72.6 91 83.1 86.4 84 83.5 78.6 74.2 72 Okt 27.7 29.2 25.3 30.2 34.1 Okt 69 68 87 73.8 80.2 Nop 27.5 28.6 25.6 30.1 34.8 Nop 66 73 76 78.3 79.5 Des 21.2 28.2 x 27.8 31.6 Des 71 74 x 87.9 86.2

Tahun 2003 2004 2005 2006 2007 Tahun 2003 2004 2005 2006 2007 Tahun 2003 2004 2005 2006 2007

Jan 149.5 136 251.7 298.2 235.4 Jan 4 3.7 4.4 x 5.3 Jan 270 270 270 x 270

DATA CURAH HUJAN BULANAN (mm) Peb Maret April Mei Juni Juli Agt Sep Okt 287.1 236.8 170.2 123.8 0.7 0 2.8 66.9 235.7 354.6 330.2 257.4 238.2 33 134.1 0.1 4 145.3 259.2 264.93 85.33 71.3 220.2 205.4 65.6 185 153 347.5 350.1 348.5 272.1 53.9 47.0 x 1.0 11.6 1055.5 139.5 315.2 47.8 131.8 6.6 14 3.4 51 DATA KECEPATAN ANGIN RATA-RATA BULANAN ( knot ) Peb Maret April Mei Juni Juli Agt Sep Okt 4.2 4.4 3.9 3.9 3.9 3.8 3.9 2.5 5.7 4 4 3.4 3.7 3.6 3.8 4.2 4.9 4.1 3.4 4.5 5.3 4.7 4.2 3.7 5.5 4 4.6 x x x x x 4.4 4.7 4.5 5.5 3 4.9 2.1 3.4 4.0 3.9 4.0 4.5 4.5 DATA ARAH ANGIN TERBANYAK BULANAN ( ) Peb Maret April Mei Juni Juli Agt Sep Okt 290 200 60 250 60 130 90 150 140 250 270 90 230 60 60 30 30 360 360 300 60 90 90 90 360 360 360 x x x x x 000 000 000 000 000 000 000 000 000 000 000 000 000

Nop 240.8 127.2 0.01 48.6 140.1 Nop 5 4.2 3.8 5.1 3.8 Nop 225 360 250 000 000

Des 219.9 286.7 0.01 338.2 334.3 Des 4.1 4.3 x 4.3 4.9 Des 220 270 x 000 000

Sumber : Stasiun Halim Perdana Kusuma, BMG, 2008

Dari data iklim tabel di atas dapat disimpulkan : Suhu udara rata-rata bulanan berkisar antara 21,2-34,8 oC dengan suhu terendah terjadi pada bulan Desember 2003 dan suhu tertinggi terjadi pada bulan Nopember 2007.

5

Kelembaban udara rata-rata bulanan berkisar antara 63-91 % dengan kelembaban udara terendah terjadi pada bulan September 2004 dan kelembaban udara tertinggi terjadi pada bulan Pebruari 2007. Curah hujan dalam 1 bulan berkisar antara 0-1.055,5 mm dengan curah hujan bulanan tertinggi terjadi pada bulan Pebruari 2007. Kecepatan angin rata-rata bulanan berkisar antara 2,5-5,5 Knot dengan arah angin terbanyak kearah Utara. Sedangkan dari hasil pengukuran langsung pada saat sampling tanggal 28 Juli 2008 di lokasi kegiatan dan sekitarnya diperoleh suhu udara (temperatur) antara 31-34 oC, kelembaban relatif antara 64-68 % dan kecepatan angin rata-rata 2,9-5,5 km/jam dengan arah angin dominan dari Barat.

3.2.2

Kualitas Udara

Kondisi kualitas udara di lokasi kegiatan dan sekitarnya berdasarkan hasil pengukuran pada saat cuaca cerah tanggal 28 Juli 2008 dan titik sampling pada gambar 3.1 dapat dilihat pada tabel berikut. Tabel 3.5 Kondisi Kualitas Udara di Lokasi Kegiatan dan Sekitarnya UDARA AMBIEN NO PARA METER WAKTU PENGUKURAN 24 Jam 3 Jam 1 Jam 1 Jam 1 Jam 24 Jam BAKU MUTU (*) 230 160 26.000 400 900 2 KONDISI EKSISTING SATUAN ug/Nm3 ug/Nm3 ug/Nm3 ug/Nm3 ug/Nm3 ug/Nm3 24 Nopember 2008 1 2 3 147 198 166 131 2.635 18,36 17,87 0,06 Utara 92 1.833 12,89 10,26 < 0,03 Barat 144 3.093 31,40 35,80 0,18 Barat

1 Debu 2 Gas a. HC b. CO c. NO2 d. SO2 e. Pb 3 Arah Angin Dominan

Sumber : Hasil Analisa Sampling, 2008 Keterangan : (*) : Baku Mutu sesuai SK. Gub. Prop. Banten No. 551 Tahun 2001 untuk Baku Mutu Udara Ambien dan Baku Tingkat Kebisingan Lokasi Sampling : 1 2 3 : Pemukiman penduduk Jl. Rasamala Raya (Up Wind) : Lokasi Tapak Proyek : Pemukiman penduduk depan SMA Yasporbi (Down Wind)

6

Dari hasil pengukuran diketahui kualitas udara di lokasi pembangunan dan sekitarnya serta di lingkungan kerja masih memenuhi baku mutu untuk semua parameter.

3.2.3

Kebisingan

Tingkat kebisingan di lokasi pembangunan dan sekitarnya berdasarkan hasil pengukuran pada tanggal . dan titik sampling pada gambar 3.1 adalah sebagai berikut :

Tabel 3.6. Kebisingan di Lokasi Pembangunan dan SekitarnyaBAKU MUTU (dBA) * 55 55 85 HASIL (dBA) 70,5 64,6 72,4

NO 1. 2. 3.

LOKASI TITIK SAMPLING Pemukiman Penduduk Jl. Rasamala Raya (Up Wind) Pemukiman Penduduk depan SMA Yasporbi (Down Wind) Tapak Proyek

Sumber : Hasil Pengukuran, 2008 Keterangan (*) : Baku Mutu sesuai SK. Gub. Prop. DKI Jakarta No. 551 Tahun 2001 untuk Baku Mutu Udara Ambien dan Baku Tingkat Kebisingan untuk : - Kawasan Perumahan dan Pemukiman : 55 dBA - Lingkungan Sekolah - Kawasan Perkantoran - Lingkungan Kerja : 55 dBA : 65 dBA : 85 dBA

Hasil pengukuran kebisingan saat konstruksi tahun 2008 menunjukkan tingkat kebisingan di pemukiman penduduk dan depan SMA Yasporbi menunjukkan hasil yang melebihi baku mutu lingkungan (55 dBA) sedangkan kebisingan di tapak proyek nilainya masih dibawah baku mutu lingkungan.

7

Gambar 3.1 Lokasi Sampling

8

3.2.4

Geologi

Berdasarkan Laporan Akhir Penyelidikan Tanah yang dilakukan oleh PT.Pratama Widya (Bulan Maret 2007) diketahui susunan lapisan tanah di lokasi kegiatan dapat dilihat pada tabel berikut. Tabel 3.7. Susunan Lapisan Tanah di Lokasi Kegiatan

NO 1.

LAPI SAN -

KEDALA MAN 2,0-4,0 m MT

MATERIAL Lapisan Filling Material berupa Beton, Pasir & Silty Clay Tanah Kohesi : Lempung Lanau an, CH, Lanau Lempungan, MH dengan Lensa-Lensa Pasir Tanah Non Kohesi : Pasir Lanauan, SM, Pasir, SP Berukuran halus sampai sedang, bergradasi buruk, mengandung gravel, tak tersemen sampai tersemen lemah, kepadatan relatif Dense Tanah Kohesi : Lempung Lanau an, CH, Lanau Lempungan, MH, Lanau MH Mengandung sedikit gravel Tanah Non Kohesi : Pasir Lanauan, SM, Pasir, SP Berukuran halus sampai sedang, bergradasi buruk, tersemen kuat, kepadatan

WARNA Coklat Kemera han Coklat Gelap

PLASTISITAS Tinggi

N value -

qc (kg/cm ) 2

KONSISTENSI -

2.

4

Sampai 6,5/12,0 m MT

Sedang sampai Tinggi

7-13

10-30

Medium Stiff-Stiff

3.

3

11,0/15,0 m MT

Hitam, Coklat Terang sampai Coklat Gelap

-

45-60

15-80

-

4.

2

21,0/23,0 m MT

Coklat Terang sampai AbuAbu

Sedang sampai Tinggi

29-> 60

-

Very StiffHard

5.

1

-

Abu-Abu-AbuAbu Gelap

-

> 60

-

-

relatif Very Dense Sumber: Laporan Penyelidikan Tanah, 2007

3.2.5

Kuantitas Air Tanah

9

Berdasarkan Laporan Akhir Penyelidikan Tanah yang dilakukan oleh PT.Pratama Widya bulan Maret 2007 diketahui kondisi muka air tanah pada - 6,00 m MT sesuai hasil pengamatan disetiap titik uji selama pengeboran. Berdasarkan Peta Hidrologi hasil pemetaan Geologi Lingkungan dan Tata Guna Air Tanah Kawasan Jabodetabek-Punjer (Direktorat Tata Lingkungan Geologi & Kawasan Pertambangan, 1999) diperoleh lokasi FISIP UIN dan sekitarnya berada pada daerah Akuifer Produktif Tinggi dengan Penyebaran Luas dan arah aliran air tanah ke Utara sesuai Peta Luahan dan Keluaran DAS Ciliwung (Assegaf & Deny Juanda, 1998), seperti dapat dilihat pada gambar 3.2 berikut.

10

Gambar 3.2 Peta Hidrologi Kawasan Jabodetabek-Punjer

11

Gambar 3.3 Peta Luahan dan Keluaran DAS Ciliwung (Assegaf & Deny Juanda, 1998)

12

Adanya kegiatan pengambilan air tanah yang terus menerus dapat menimbulkan terjadinya penurunan Muka Air Tanah di masing-masing lapisan (Dampak Pemanfaatan Air Tanah, Heru Hendrayana, 2002) sebagai berikut : 1) Muka Air Tanah Pada Sistem Akuifer Tidak Tertekan (Kedalaman 0-40 m)

Muka air tanah pada sistem akuifer ini menunjukkan pola fluktuasi dengan kecenderungan turun selama periode pemantauan > 2 tahun (periode panjang). Di wilayah DKI Jakarta, kecepatan penurunan antara 0,12 m/tahun (Tongkol) dan 0,46 m/tahun (Kuningan) sedangkan pada periode 1994 antara 0,06 m/tahun (Cibinong) dan 4,44 m/tahun (Cilandak). Pola perubahan muka air tanah pada sistem akuifer tidak tertekan dipengaruhi pola curah hujan di daerah sekitarnya. Pada saat musim hujan, muka air tanah cenderung naik akibat proses pengisian kembali sementara penurunan muka air tanah secara alamiah terjadi pada musim kemarau. Di daerah Monas, Senayan, Pasar Rebo dan Cilandak perubahan muka air tanah sangat terkait dengan pola pemompaan di sekitar lokasi pemantauan. 2) Muka Air Tanah Pada Sistem Akuifer Tertekan Atas (Kedalaman 40-100 m)

Pada sistem akuifer ini terjadi penurunan muka air tanah pada semua lokasi pemantauan selama periode pemantauan > 2 tahun sedangkan pada periode Januari-Desember 1994 diperoleh kenaikan muka air tanah hanya terjadi di Cakung sebesar 0,12 m/tahun. Di wilayah DKI Jakarta kecepatan penurunan muka air tanah antara 0,08 m/tahun (Cakung) dan 1,71 m/tahun (Joglo) sedangkan di luar wilayah DKI Jakarta kecepatannya antara 0,74 m/tahun (Cipondoh) dan 1,81 m/tahun (Porisgaga). Selama periode 1994, kecepatan penurunan muka air tanah terhitung antara 0,12 m/tahun (Kompleks PT. Yamaha Motor) dan 5,76 m/tahun (Kompleks National Gobel). Faktor utama perubahan muka air tanah pada sistem akuifer tertekan atas adalah jumlah pengambilan air tanah dan pola curah hujan di daerah sekitarnya. Di daerah Senayan, Duren Sawit, Jagakarsa, Pasar Minggu, Joglo, Cilodong dan Pondok Cina pola curah hujan merupakan faktor dominan. 3) Muka Air Tanah Pada Sistem Akuifer Tertekan Tengah (Kedalaman 100-140 m)

Pada sistem akuifer ini kenaikan muka air tanah hanya terjadi di Tongkol sebesar 0,43 m/tahun sedangkan pada tahun 1994 terjadi di Kompleks PAM Darmawangsa sebesar 0,24 m/tahun. Di wilayah DKI Jakarta kecepatan penurunan muka air tanah antara 0,22 m/bulan (Sunter) dan 2,47 m/bulan (Kompleks Jakarta Land) sedangkan diluar wilayah DKI Jakarta mencapai 0,81 m/bulan

13

(Teluk Pucung). Selama periode 1994, kecepatan penurunan muka air tanah di wilayah DKI Jakarta antara 0,72 m/tahun (Walang Baru dan Kompleks Hotel Borobudur) dan 3,96 m/tahun (Senayan) sedangkan di luar wilayah DKI Jakarta mencapai 1,20 m/tahun (Teluk Pucung). Perubahan muka air tanah berkaitan dengan jumlah pengambilan air tanah di daerah sekitarnya dan pengaruh curah hujan diduga tidak berarti mengingat kedudukan lapisan akuifer tertekan tengah cukup dalam, kecuali jika terjadi kebocoran pada konstruksi sumur. 4) Muka Air Tanah Pada Sistem Akuifer Tertekan Bawah (Kedalaman 140-250 m)

Pola muka air tanah pada periode pemantauan > 2 tahun menunjukkan gejala penurunan pada semua lokasi pemantauan sedangkan pada tahun 1994 kenaikan muka air tanah terjadi di Kompleks DPRD Kebon Sirih sebesar 4,20 m/tahun dan Cengkareng-Pedongkelan sebesar 0,24 m/tahun. Kecepatan penurunan muka air tanah antara 0,19 m/bulan (Sunter) dan 2,25 m/bulan (Porisgaga) sementara selama periode periode 1994 antara 0,24 m/tahun (Tongkol) dan 4,70 m/tahun (Kompleks PT. BASF). Perubahan muka air tanah pada sistem akuifer tertekan bawah berhubungan dengan jumlah pengambilan air tanah di daerah sekitarnya. Di daerah Jakarta Utara pemanfaatan air tanah sudah tidak memungkinkan untuk dikembangkan lebih lanjut terutama untuk proses industri.

3.2.6

Kualitas Air Tanah

Untuk mengetahui kualitas air tanah saat ini (eksisting) di lokasi kegiatan dan sekitarnya dilakukan analisa laboratorium terhadap sampel contoh air tanah yang diambil dari air tanah Hotel Bumikarsa dan Pemukiman Penduduk di Jl. Tabanas di sekitar lokasi kegiatan (kedalaman sumur 15 m) sebagaimana gambar 3.1. Hasil analisa laboratorium air tanah dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel 3.8. Kualitas Air Tanah di Lokasi Kegiatan dan Sekitarnya

NO

PARAMETER

SATUAN

BAKU MUTU (*)

HASIL ANALISIS DI DI LOKASI PEMUKIMAN KEGIATAN PENDUDUK

A.

FISIKA

14

NO

PARAMETER

SATUAN

BAKU MUTU (*) Tdk Berbau 1.500 25 Tdk Berasa Udara 3 C 50o

1 2 3 4 5 6 B. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19

Bau Zat Padat Terlarut (TDS) Kekeruhan Rasa Suhu Warna KIMIA pH Air Raksa (Hg) Arsen (As) Besi (Fe) Fluorida (F) Kadmium (Cd) Kesadahan Total (CaCO3) Klorida (Cl) Khromium VI (Cr6+) Mangan (Mn) Nitrat (NO3-N) Nitrit (NO2-N) Selenium (Se) Seng (Zn) Sianida (CN) Sulfat (SO4) Surfactan Anion (MBAS) Timbal (Pb) Nilai Permanganat (KMnO4)

-

mg/l NTU o C Pt-Co

HASIL ANALISIS DI DI LOKASI PEMUKIMAN KEGIATAN PENDUDUK Tdk Berbau Tdk Berbau 246 174 3 1 Tdk Berasa Tdk Berasa 31,8 31,0 4 3

mg/l mg/l mg/l mg/l mg/l mg/l mg/l mg/l mg/l mg/l mg/l mg/l mg/l mg/l mg/l Mg/l mg/l mg/l

6,5-9,0 0,001 0,05 1,0 1,5 0,005 500 600 0,05 0,5 10 1,2 0,01 15 0,1 400 0,5 0,05 10

7,04 < 0,0005 < 0,005 0,21 0,57 < 0,003 < 2,0 8,3 < 0,01 0,12 0,3 0,031 < 0,002 0,14 < 0,005 1,6 0,06 < 0,01 0,6

7,05 < 0,0005 < 0,005 < 0,06 0,19 < 0,003 28,4 32,1 < 0,01 < 0,02 1,3 < 0,002 < 0,002 0,05 < 0,005 6,4 0,04 < 0,01 0,4

C. 1

MIKROBIOLOGI Total Koliform

MPN/ 100ml

50

21

0

Sumber: Hasil Analisa Sampling, 1996 Keterangan : (*) : Baku Mutu sesuai Permenkes RI No. 416/MENKES/PER/IX/1990 tentang Syarat-Syarat dan Pengawasan Kualitas Air untuk Baku Mutu Air Bersih.

Hasil analisa kualitas air tanah menunjukkan bahwa kualitas air tanah di lokasi kegiatan dan sekitarnya masih memenuhi baku mutu untuk semua parameter.

3.2.7

Sistem Drainase

15

Saluran yang menerima dan mengalirkan air hujan dan air limbah dari kegiatan FISIP UIN adalah saluran di Jl. Deposito VI, Jl. Tabanas, Jl. Deposito II dan Jl. Rasamala, terutama saluran yang terletak di sekeliling lahan FISIP UIN. Dari hasil pengamatan dan pengukuran di lapangan pada diperoleh kondisi saluran sebagai berikut: Saluran di sisi kiri dan kanan Jl. Deposito VI berupa saluran tertutup dari beton dengan lebar 0,50-0,60 meter dan kedalaman 1 m. Saluran di Jl. Tabanas berupa saluran terbuka dari beton dengan lebar 0,55 meter dan kedalaman 1,10 serta kedalaman air didalam saluran 0,25 meter. Saluran di Jl. Deposito II berupa saluran terbuka dari beton dengan lebar 0,50-0,60 meter dan kedalaman 1 m. Saluran di Jl. Rasamala berupa saluran terbuka dan tertutup dari beton dengan lebar 0,60 meter dan kedalaman 1,40 m serta kedalaman air didalam saluran 0,15 meter. Air limbah dan air hujan dari pemukiman penduduk di sepanjang Jl. Tabanas dan Jl. Rasamala serta toko, pemukiman, Sekolah Yasporbi, Mesjid dan Lapangan Tenis di sepanjang Jl. Deposito II dibuang ke saluran kota di depan lokasi masing-masing kegiatan yang terpisah dengan saluran yang menerima air limbah dan air hujan dari FISIP UIN. Air limbah dan air hujan dari saluran di Jl. Deposito II bertemu dengan air limbah dan air hujan dari saluran Jl. Rasamala untuk selanjutnya mengalir ke saluran di Jl. Prof. Dr. Supomo dan Kali Cideng yang menuju Kali Ciliwung. Pada saat hujan lebat terjadi genangan setinggi 0,20 meter di sekitar saluran pada persimpangan Jl. Rasamala dengan Jl. Deposito II ini namun segera kering setelah hujan berhenti. Plot saluran di sekitar lokasi kegiatan dapat dilihat pada gambar 3.4.

16

Gambar 3.4

17

3.2.8

Kualitas Air Saluran

Kualitas air saluran dipengaruhi oleh air limbah dari instalasi pengolahan air limbah (IPAL) terpusat yang berasal dari Menara UIN, Birawa Assembly Hall, Auditorium Binakarna, Hotel Bumikarsa dan FISIP UIN Binasentra eksisting. Debit air limbah yang diolah IPAL FISIP UIN rata-rata antara 366-408 m3/hari sesuai hasil pencatatan flowmeter Inlet IPAL bulan April-Agustus 2008. Hasil analisa laboratorium terhadap kualitas air limbah sebelum (inlet) dan setelah pengolahan (outlet) IPAL FISIP UIN dapat dilihat pada tabel berikut. Tabel 3.9. Kualitas Air Limbah Inlet dan Outlet IPAL FISIP UINHASIL ANALISIS INLET 28 Juli 2008 1 6,32 125,4 124 22,83 14,5 1,24 74 230 30 April 1998 1 6,47 15,55 2 0,93 < 0,2 < 0,05 11,85 30,01 28 Des 2006 2 7,2 43,15 37,00 5,90 0,16 0,17 31,65 58,37 OUTLET 28 Mar 07 3 7,5 22,00 10,00 18,16 0,06 0,05 12,90 33,68 29 Juni 07 4 7,3 23,59 6,00 0,14 0,08 0,08 11,45 43,81 28 Sep 07 5 8,0 21,67 8,00 11,02 Ttd 0,08 10,55 39,90 9 Jan 08 6 7,1 17,02 5,00 5,60 0,09 0,01 10,20 37,62 27 Mar 08 7 7,2 17,92 4,0 6,68 0,01 Ttd 13,75 27,77 28 Juli 08 8 6,54 10,1 12 0,02 < 0,2 0,11 6 33

BA SA NO PARAMETER TU AN KU MU TU (*) 1. 2. 3. pH Nilai Permanganat (KMnO4) Zat Padat mg/l mg/l 6-9 85 50 10 10 2 50 80

Tersuspensi (TSS) 4. Amonia (NH3-N) mg/l 5. Minyak & Lemak mg/l 6. Detergen (MBAS) mg/l 7. BOD mg/l 8. COD mg/l Sumber: Hasil Analisa Sampling, 2008 Keterangan : Ttd: Tidak Terdeteksi

(*): Baku Mutu sesuai Baku Mutu Limbah Cair Domestik Komunal Per Gub Prop DKI Jakarta No. 122 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Air Limbah Domestik di Propinsi DKI Jakarta.

Dari tabel diatas dapat disimpulkan sistem pengolahan IPAL FISIP UIN cukup efektif mengolah air limbah dari kegiatan Menara UIN, Birawa Assembly Hall, Auditorium Binakarna, Hotel Bumikarsa dan FISIP UIN Binasentra eksisting. Hal ini dapat dilihat dari hasil analisa kualitas air limbah hasil pengolahan (Outlet) IPAL FISIP UIN selama ini yang

18

telah memenuhi baku mutu kecuali untuk parameter Amonia (NH3-N) hasil analisis tanggal 28 Maret 2007 dan 28 September 2007 yang melewati baku mutu.Analisa kualitas air saluran dilakukan dengan pengambilan sampling sebelum dan sesudah lokasi kegiatan (Up Stream dan Down Stream) dengan hasil analisa laboratorium studi ANDAL Tahun 1996 dan studi ini dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel 3.10. Kualitas Air Saluran di Sekitar Lokasi Kegiatan

BAKU NO A. 1 2 3 4 B. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 C. 1. 2 PARAMETER FISIKA Temperatur Zat Padat Terlarut (TDS) Zat Padat Tersuspensi (TSS) Daya Hantar Listrik KIMIA Air Raksa (Hg) Arsen (As) Boron (B) Kadmium (Cd) Kobalt (Co) Khrom Heksavalen (Cr6+) Mangan (Mn) Garam Alkali (Na) Oksigen Terlarut (DO) pH Selenium (Se) Seng (Zn) Nikel (Ni) Sulfat (SO42-) Residual Sodium Carbonat (RSC) Tembaga (Cu) Timbal (Pb) Sodium Absorption Ratio (SAR) Minyak & Lemak Detergen (MBAS) Phospat (PO4-P) Nilai Permanganat (KMnO4) BOD5 COD MIKROBIOLOGI Koliform Tinja Total Koliform SATUAN MUTU (*) C mg/l mg/l Umhos/cm mg/l mg/l mg/l mg/l mg/l mg/l mg/l % mg/l mg/l mg/l mg/l mg/l me/l mg/l mg/l mg/l mg/l mg/l mg/l mg/l mg/l Jml/100 ml Jml/100 mlo

HASIL ANALISIS Up Stream 1 31,7 177 15 374 < 0,0005 < 0,005 < 0,01 < 0,003 < 0,02 < 0,01 0,12 7,0 2,5 6,77 < 0,002 0,05 < 0,02 33,8 0 < 0,02 < 0,01 0,2 < 0,2 0,45 0,81 24,4 15 63 24 x 103 24 x 103 Down Stream 2 31,5 158 19 336 < 0,0005 < 0,005 < 0,01 < 0,003 < 0,02 < 0,01 < 0,02 11,5 2,9 6,93 < 0,002 0,01 < 0,02 8,9 0 < 0,02 < 0,01 0,3 < 0,2 0,10 0,33 6,4 3 14 15 x 103 15 x 103

Normal 200 200 1.000 0,0005 0,050 1,0 0,01 0,20 0,05 1,0 50,0 3 6,0-8,5 0,050 1,0 0,10 100 1,252,50 0,10 0,10 10,018,0 Nihil 0,50 0,50 25,0 20 30 4.000 20.000

Sumber: Hasil Analisa Sampling, 1996

19

Keterangan : (*) : Baku Mutu sesuai Lampiran III Baku Mutu Gol. D SK Gub Kepala DKI Jakarta No. 582 Tahun 1995 tentang Penetapan Peruntukan dan Baku Mutu Air Sungai/Badan Air serta Baku Mutu Limbah Cair di Wilayah Daerah Khusus Ibukota Jakarta. Lokasi Sampling : 1 2 : dipertemuan saluran Jl. Deposito VI dengan Jl. Tabanas (Up Stream) : di saluran Jl. Rasamala (Down Stream)

Dari hasil analisa kualitas air saluran tersebut diperoleh beberapa parameter yang telah melewati baku mutu yaitu Oksigen Terlarut (DO), Residual Sodium Carbonat (RSC), Sodium Absorption Ration (SAR), Minyak & Lemak, Koliform Tinja dan Total Koliform di air saluran sebelum dan sesudah lokasi kegiatan (Up Stream dan Down Stream) serta parameter Phospat (PO4-P) dan COD di air saluran sebelum lokasi kegiatan (Up Stream). Hal ini menunjukkan sumber pencemar air di saluran terutama berasal dari kegiatan domestik (mandi, cuci, toilet, dll) dan kemungkinan terjadinya rembesan dari Septic Tank mengingat pemukiman penduduk dan kegiatan sekitar masih menggunakan Septic Tank untuk mengolah Tinja (Black Water) dari toilet penduduk.

3.3. Komponen Biologi Hasil survey lapangan terhadap flora dan fauna di lingkungan sekitar lokasi kegiatan pembangunan Gedung FISIP UIN dapat dilihat pada Tabel 3.11 dan Tabel 3.12 berikut ini. Tabel 3.11. Jenis Flora di Kawasan Proyek Gedung FISIP UIN No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 Nama Indonesia Pohon bambu Pisang Palem botol Palem merah Kembang kertas Lidah mertua Pohon tanjung Nangka Jambu Pepaya Mangga Kelapa Nama Latihan Bambuseae Musa sp. Hyophorbe lagenicaulis Cyrtostachys lakka Bougainvillea glabra Sansevieria trifasciata Mimusops elengi Arthocarpus heterophyllus Eugenia aquea Carica papaya Mangifera indica Cocos nucifera

20

13 14 15 16 17 18

Kelapa sawit Belimbing Pohon kupu-kupu Dendrum Cempaka Kembang sepatu

Elaeis guineensis Averrhoa carambola Bauhinea purpurea Acropora dendrum Michelia Hibiscus rosasonensis

Sumber: Hasil Survei, 2008

Tabel 3.12. Jenis Fauna di Kawasan Proyek Gedung FISIP UIN No. 1 2 3 4 Nama Indonesia Burung gereja Burung kutilang Burung cinenen kelabu Kupu-kupu Nama Latihan Passer domestika Pycnonotus aurigaster Orthotomus ruficeps Papilonidae

Sumber: Hasil Survei, 2008

3.4. Komponen Sosial, Ekonomi, dan Budaya Secara administrasi lokasi pembangunan terletak di Kelurahan Menteng Dalam, Kecamatan Tebet, Jakarta Selatan. Wilayah Kelurahan Menteng Dalam memiliki luas 2,106 km2 (210,6 ha) yang terbagi atas 13 RW dan 139 RT, dengan batas-batas sebagai berikut : Sebelah Utara Sebelah Selatan Sebelah Barat Sebelah Timur : Jl. Menteng Pulo, Kel. Menteng Atas, Kec. Setiabudi : Jl. Jend. Gatot Subroto, Kel. Pancoran, Kec. Pancoran : Kali Cideng, Kel. Kuningan Timur, Kec. Setiabudi : Jl. Prof. Dr. Supomo, Jl. Dr. Saharjo dan Kel. Tebet Barat

Dalam mengidentifikasikan rona lingkungan aspek sosial, ekonomi dan budaya disajikan data primer yang diperoleh melalui penyebaran kuesioner dan wawancara dengan penduduk, yang didukung data sekunder dari Kantor Kelurahan Menteng Dalam. Rona lingkungan hidup yang berhubungan dengan kegiatan ini adalah sebagai berikut: 1) Jumlah Penduduk dan Kependudukan

21

Jumlah penduduk di Kelurahan Menteng Dalam adalah total 37.175 jiwa (10.195 KK) yang terdiri dari 37.168 orang WNI dan 7 orang WNA dengan tingkat kepadatan penduduk sebesar 17.652 jiwa/km2. Dari total 37.168 orang tersebut terdiri dari 19.654 jiwa penduduk laki-laki dan 17.514 jiwa penduduk perempuan dengan sex ratio 112. Dari data mobilitas penduduk di Kelurahan Menteng Dalam Tahun 2007 diperoleh jumlah penduduk yang masuk (pendatang) sebesar 393 orang jauh lebih sedikit dibandingkan dengan jumlah penduduk yang keluar (pindah) ke wilayah lainnya sebesar 660 orang. Sementara jumlah penduduk yang meninggal hanya sebesar 26 orang, jauh lebih sedikit dibandingkan jumlah kelahiran yang sebesar 128 orang. 2) Komposisi Penduduk Berdasarkan Umur

Komposisi penduduk berdasarkan umur di Kelurahan Mentang Dalam dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 3.13. Komposisi Penduduk Berdasarkan Umur UMUR (TAHUN) 0-5 6 - 10 11 - 17 18 - 24 25 - 30 31 - 40 41 - 50 51 - 60 61 - 70 70 keatas Total

JUMLAH (ORANG) 921 3.979 4.732 3.895 4.302 6.358 6.332 3.587 2.391 784 37.281

PERSENTASE (%) 2,47 10,67 12,69 10,45 11,54 17,06 16,99 9,62 6,41 2,10 100

Sumber: Data Monografi Kelurahan Menteng Dalam, 2007

Dari tabel di atas dapat disimpulkan persentase jumlah penduduk usia produktif (18-60 tahun) mencapai 65,66 % dan persentase jumlah penduduk usia non produktif mencapai 34,34 % sehingga rasio ketergantungan mencapai 52 %. Hal ini berarti bahwa setiap 100 orang usia produktif

22

menanggung 52 orang usia non produktif termasuk kelompok umur balita (dibawah 5 tahun) yang mencapai 2,47 %. 3) Struktur Mata Pencaharian Penduduk

Sebagian besar penduduk di Kelurahan Menteng Dalam adalah pedagang (30,90 %) dan buruh (19,41 %). Gambaran Struktur Mata Pencaharian Penduduk di Kelurahan Menteng Dalam dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel 3.12 Struktur Mata Pencaharian Penduduk JUMLAH (ORANG) 1.168 2.569 534 4.207 1.734 2.640 453 297 13.602 PERSENTASE (%) 8,59 18,89 3,93 30,9 12,75 19,41 3,33 2,18 100

JENIS PEKERJAAN 1. Karyawan Pegawai Negeri Sipil Swasta ABRI 2. Pedagang 3. Pensiunan 4. Buruh 5. Swasta lainnya 6. Lain-lain TotalSumber :

Data Monografi Kelurahan Menteng Dalam, 2007

4)

Fasilitas Perekonomian

Infrastruktur perekonomian yang terdapat di Kelurahan Menteng Dalam dapat dilihat pada tabel berikut ini. Tabel 3.14. Infrastruktur Ekonomi di Kelurahan Menteng Dalam NO 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. FASILITAS EKONOMI Pusat Perdagangan/Mall Pertokoan Showroom Pasar Toko/Mini Market Kios Warung Restoran Lokasi Kaki Lima Kafe JUMLAH (Unit) 1 2 2 2 97 90 199 14 2 1

23

NO 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22.

FASILITAS EKONOMI Industri Besar Industri Kecil Industri Rumah Tangga Bank Milik Pemerintah Bank Milik Swasta Lembaga Perkreditan Koperasi Asuransi SPBU Telpon Umum Wartel Warnet

JUMLAH (Unit) 2 1 1 1 7 2 9 1 1 38 28 2

Sumber: Data Monografi Kelurahan Menteng Dalam, 2007

5)

Tingkat Pendidikan Penduduk

Tingkat pendidikan adalah salah satu point penting yang perlu dianalisis dalam upaya memahami persepsi masyarakat terhadap perubahan lingkungan yang ada di wilayahnya. Hal ini disebabkan pada beberapa kasus tingkat pendidikan memberi pengaruh besar pada persepsi yang muncul dan pengetahuan pada permasalahan sangat bergantung pada tingkat pendidikan yang dimiliki. Tingkat pendidikan penduduk di Kelurahan Menteng Dalam dapat dilihat pada tabel 3.15 berikut.

Tabel 3.15. Tingkat Pendidikan Penduduk di Kelurahan Menteng Dalam JUMLAH (Orang) 1.417 2.887 16.480 5.107 364 177 29 PERSENTASE (%) 5,36 10,91 62,28 19,30 1,38 0,67 0,10

TINGKAT PENDIDIKAN A. Pendidikan Umum 1. Sekolah Dasar (SD) 2. Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama (SLTP) 3. Sekolah Menengah Umum (SLTA) 4. Akademi (D1-D3) 5. Universitas (S1) 6. Universitas (S2) 7. Universitas (S3)

24

TINGKAT PENDIDIKAN Total B. Tamatan Pendidikan 1. Sekolah Dasar (SD) 2. Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama (SLTP) 3. Sekolah Menengah Umum (SLTA) 4. Akademi 5. Universitas TotalSumber : Data Monografi Kelurahan Menteng Dalam, 2007

JUMLAH (Orang) 26.461 1.417 2.887 16.480 5.107 570 10.728

PERSENTASE (%) 100 5,36 10,91 62,28 19,30 2,15 100

6)

Sarana Pendidikan

Tingkat pendidikan juga dipengaruhi oleh banyak faktor diantaranya ketersediaan sarana pendidikan yang dapat diakses oleh masyarakat dan berkaitan dengan berapa jumlah sarana pendidikan yang ada di wilayah tersebut. Sarana pendidikan yang terdapat di Kelurahan Menteng Dalam dapat dilihat pada tabel berikut ini. Tabel 3.16. Sarana Pendidikan di Kelurahan Menteng Dalam JUMLAH (UNIT) NEGERI SWASTA 1 6 2 2 1 3 1 2 1 1 1 1 1 2 1

NO 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12.Sumber :

SARANA PENDIDIKAN Taman Bermain/Playgroup Taman Kanak-Kanak (TK) Sekolah Dasar (SD) Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama (SLTP) Sekolah Lanjutan Tingkat Atas (SLTA) Akademi Universitas Pasca Sarjana Madrasah Ibtidaiyah Madrasah Tsanawiyah Kursus Bahasa Kursus KomputerData Monografi Kelurahan Menteng Dalam, 2007

7)

Agama

Mayoritas penduduk di Kelurahan Menteng Dalam beragama Islam (86,05 %) dengan struktur penduduk menurut agama yang dianut dapat dilihat pada tabel berikut.

25

Tabel 3.17. Struktur Penduduk Berdasarkan Agama yang Dianut JUMLAH (ORANG) 31.566 3.108 1.227 780 36.681 PERSENTASE (%) 86,05 8,47 3,35 2,13 100

AGAMA 1. Islam 2. Katholik 3. Kristen 4. Budha 5. Hindu Total

Sumber : Data Monografi Kelurahan Menteng Dalam, 2007

Sarana peribadatan yang ada di wilayah Kelurahan Menteng Dalam adalah 16 buah Mesjid, 28 buah Musholla dan 2 buah Gereja. Perkumpulan keagamaan yang terdapat di Kelurahan Menteng Dalam adalah 13 buah perkumpulan Majelis Taklim, 2 buah Persekutuan Gereja, 16 orang anggota Remaja Mesjid dan 2 orang anggota Remaja Gereja. 8) Fasilitas Umum (Fasilitas Sosial)

Fasilitas umum yang terdapat di wilayah Kelurahan Menteng Dalam adalah sebagai berikut: Tabel 3.18. Fasilitas Umum di Kelurahan Menteng Dalam JUMLAH (UNIT) 2 4 19 5 18 1 2

SARANA OLAH RAGA 1. Lapangan Basket 2. Lapangan Bola Volly 3. Lapangan Bulu Tangkis 4. Lapangan Tenis 5. Lapangan Tenis Meja 6. Perkumpulan Olah Raga Bela Diri 7. Sasana TinjuSumber : Data Monografi Kelurahan Menteng Dalam, 2007

9)

Kamtibmas

Untuk menjaga keamanan dan ketertiban di Kelurahan Menteng Dalam terdapat 1 buah Pos Polisi, 10 buah Pos Hansip, 6 buah Pos Kamling dan 10 orang Hansip.

26

10)

Persepsi Masyarakat

Untuk mengetahui persepsi masyarakat sekitar lokasi proyek, maka dilakukan kuisioner dengan total responden yang terlibat adalah 40 orang yang terdiri dari 22 orang (55 %) responden dari penduduk di sekitar FISIP UIN, dan 18 orang (45 %) responden dari Karyawan di FISIP UIN dengan jenis pekerjaan dan tingkat pendapatan responden adalah sebagai berikut : a. Total Responden Berdasarkan Jenis Pekerjaan Responden yang ada secara umum adalah para pegawai negeri (PNS), karyawan FISIP UIN, pelajar, wiraswasta, buruh, tukang ojek/taxi, pedagang dan jasa yang hidup dan beraktivitas di wilayah Kelurahan Menteng Dalam, sekitar lokasi FISIP UIN, seperti dapat dilihat pada tabel berikut. Tabel 3.19. Jenis Pekerjaan Responden JUMLAH (Orang) 5 2 3 18 5 5 2 40

NO 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.

JENIS PEKERJAAN Pedagang & Jasa Buruh Pelajar Karyawan FISIP UIN Wiraswasta Aparat Pemerintah Tukang Ojek & Taxi Total

PERSENTASE (%) 12,5 5 7,5 45 12,5 12,5 5 100

Sumber: Data Primer Tim Sosial, tahun 2008

b. Penghasilan / Pendapatan Responden Perhitungan menyeluruh dari informasi responden tentang total penghasilan/ pendapatan dan lain-lain diperlukan untuk menunjukkan pendapatan rata-rata mereka. Hanya beberapa yang mau menyatakan total pendapatannya. Pendapatan responden dapat di lihat pada Tabel 3.20 berikut ini.

Tabel 3.20.Pendapatan Responden

ASUMSI NO 1. JENIS PEKERJAAN Pedagang dan Jasa- jasa sekitar INFORMASI RESPONDEN Penghasilan satu hari : PENDAPATAN BRUTO/BULAN Rp. 900.000 - 4.500.000

27

ASUMSI NO JENIS PEKERJAAN INFORMASI RESPONDEN Rp 30.000 - 150.000 2. Buruh 1 bulan = 30 hari Penghasilan satu hari : Rp 25.000- 70.000 3. Usaha Penyewaan Rumah/ Kost 1 bulan = 30 hari Umumnya tergantung dari fasilitas yang mereka sediakan. Tiap kamar 4. Wiraswasta Rp 500.000 - 1.000.000/bulan Penghasilan satu hari : Rp 40.000 - 150.000 5. 6. 7. Pegawai Swasta & Karyawan Pegawai Negeri Sipil (PNS) Tukang Ojek & Taxi 1 bulan = 30 hari Umumnya tergantung dari Jabatan Umumnya tergantung Golongan/Jabatan Penghasilan satu hari tergantung ramai tidaknya penumpang Rp 20.000 - 75.000 1 bulan = 30 hariSumber: Data Primer Tim Sosial, Juli 2008

PENDAPATAN BRUTO/BULAN

Rp. 750.000 - 2.100.000

-

Rp. 1.200.000 4.500.000 Rp. 600.000 - 2.250.000

c. Persepsi Responden Berdasarkan hasil wawancara dengan responden di wilayah Kelurahan Menteng Dalam yang menjadi lokasi kegiatan diperoleh persepsi masyarakat seperti dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 3.21 Persepsi RespondenTOTAL PERSENTASE

NO 1.

2.

3.

RESPONDEN (%) Mengetahui kegiatan pembangunan Gedung FISIP UIN a. Ya 37 92,50 b. Tidak 3 7,50 Sub Total 1 40 100 Pendapat Responden tentang kegiatan pembangunan Gedung FISIP UIN a. Setuju 35 87,50 b. Tidak Setuju 0 0 c. Netral 5 12,50 d. Lain-lain 0 0 Sub Total 2 40 100 Faktor Positif yang ditimbulkan dari kegiatan pembangunan Gedung FISIP UIN 1. Dapat bekerja di proyek (pada saat Konstruksi) 5 12,50 2. Kesempatan bekerja di Perkantoran saat operasi 15 37,50 Ingin berusaha dan berupaya menunjang kegiatan pembangunan Gedung FISIP UIN berupa: 3 7,50 Warung Makan 2 5 Warung Kebutuhan Sehari-hari

PERSEPSI

28

NO

PERSEPSI Kontrakan/Kost Keamanan/Satpam Service AC Cleaning Service 3. Tidak berminat karena telah memiliki usaha sendiri Sub Total 3

TOTAL RESPONDEN 5 5 0 0 20 40

PERSENTASE (%) 12,50 12,50 0 0 50 100

4.

5. 5.1

Faktor Negatif yang ditimbulkan dari kegiatan pembangunan Gedung FISIP UIN a. Jalanan macet 30 b. Jalanan kotor akibat ceceran material konstruksi 5 c. Udara berdebu 5 d. Bising 3 e. Air tanah berkurang 0 f. Air tanah tercemar 0 g. Air saluran tercemar 2 h. Banjir/Genangan 0 i. Bangunan rumah retak-retak 0 j. Penurunan tanah 0 k. Siaran Televisi terganggu 5 l. Kamtibmas terganggu 2 Sub Total 4 52 Kondisi Existing a. Kualitas Udara 10 Tidak berdebu 25 Kadang-kadang berdebu 5 Sering berdebu Sub Total 5.1 a 40 b. Kebisingan 7 Tidak bising 30 Kadang-kadang bising 3 Sering bising Sub Total 5.1 b 40 c. Getaran 40 Tidak bergetar 0 Kadang-kadang bergetar 0 Selalu bergetar saat pembuatan pondasi Bore Pile Sub Total 5.1 c d. Gangguan Lalu lintas Sering macet Kadang-kadang Tidak pernah Sub Total 5.1 d e. Banjir Banjir Kadang-kadang Tidak banjir Sub Total 5.1 e 40 30 7 3 40 0 5 35 40

75 12,50 12,50 7,50 0 0 5 0 0 0 12,5 5 100

25 62,50 12,50 100 17,50 75 7,50 100 100 0 0 100 75 17,50 7,50 100 0 12,50 87,5 100

29

NO

PERSEPSI

TOTAL RESPONDEN

PERSENTASE (%)

5.2

5.3

Kondisi Sosial-Budaya a. Kegiatan yang dilakukan bersama Ada Tidak ada Sub Total 5.2 a b. Konflik Sosial Ada kecemburuan sosial Tidak ada kecemburuan sosial Sub Total 5.2 b Perselisihan Sosial antara Penduduk setempat dengan pendatang Terganggu Tidak terganggu Sub Total 5.2 c d. Gangguan Keamanan Sering Kadang-kadang Tidak pernah Sub Total 5.2 d Kesehatan Lingkungan & Kondisi Sanitasi Lingkungan a. Prasarana Air Bersih Sumur gali Sumur dangkal/ pompa sanyo PAM Sub Total 5.3 a b. Suplai Air Bersih Baik Cukup Kurang Sub Total 5.3 b c. Kesehatan Masyarakat Sehat Terjangkit Penyakit Ringan Sub Total 5.3 c

40 0 40 4 36 40 3 37 40 0 5 35 40

100 0 100 10 90 100 7,50 92,50 100 0 12,50 87,50 100

0 5 35 40 35 0 5 40 12 28 40

0 12,50 87,50 100 87,5 0 12,5 100 30,00 70,00 100

Sumber: Data Primer Tim Sosial, Juli 2008

Dari hasil wawancara dengan masyarakat diperoleh 37 orang responden (92,5 %) mengetahui adanya kegiatan pembangunan Gedung FISIP UIN dan sisanya sebesar 3 orang responden (7,50 %) tidak mengetahui kegiatan pembangunan ini akibat mereka kurang memperhatikan lingkungan sekitar dan tempat tinggalnya jauh dari lokasi kegiatan. Sebanyak 87,50 % responden menyatakan setuju atas pembangunan ini sedangkan sebesar 12,50 % responden menyatakan netral karena mereka sadar bahwa itu adalah hak pemrakarsa.

30

Menurut persepsi responden, faktor positif yang ditimbulkan dari kegiatan pembangunan Gedung FISIP UIN adalah sebesar 12,50 % responden dapat bekerja di proyek pada saat konstruksi dan sebesar 37,50 % responden dari masyarakat sekitar mengharapkan adanya kesempatan bekerja pada saat operasi sebagai petugas keamanan/satpam (12,50 % responden). Beberapa responden ingin berusaha dan berupaya menunjang kegiatan Gedung FISIP UIN dengan membuka warung makan (7,50 % responden), warung kebutuhan sehari-hari (5 % responden) dan Kontrakan/Kost (12,50 % responden). Sedangkan 50 % responden tidak berminat bekerja di Gedung FISIP UIN karena telah memiliki pekerjaan sendiri. Sementara faktor negatif yang timbul dari kegiatan pembangunan Gedung FISIP UIN menurut persepsi responden adalah sebesar 75 % responden menyatakan terjadinya kemacetan/kepadatan lalu lintas di Jl. Jend. Gatot Subroto dan Jl. Rasamala terutama pada pagi hari saat berangkat kerja dan sore hari saat pulang kerja akibat tingginya volume kendaraan yang melalui jalan tersebut. Sebesar 12,50 % responden menyatakan jalanan sedikit kotor di sekitar Pintu Keluar Masuk kendaraan konstruksi akibat ceceran material dari kendaraan pengangkut material konstruksi terutama pada saat musim hujan. Sebesar 12,50 % responden yang tinggal dekat jalan menyatakan udara di sekitar tempat tinggalnya berdebu akibat kegiatan transportasi. Sementara sebesar 7,5 % responden khususnya yang tinggal di RW. 08 Kelurahan Menteng Dalam merasa bising di sekitar tempat tinggalnya akibat lalu lintas kendaraan dan lokasi tempat tinggalnya yang dekat dengan jalan. Tidak ada responden (0 %) yang menyatakan di daerah sekitar tempat tinggalnya pernah terjadi banjir, bangunan rumah retak-retak, penurunan tanah, air tanah berkurang dan tercemar. Hanya sebesar 5 % responden yang menyatakan air saluran tercemar akibat beroperasinya FISIP UIN. Sebesar 12,5 % responden menyatakan penerimaan siaran TV di sekitar tempat tinggalnya sudah terganggu sejak sebelum pembangunan FISIP UIN sementara sebesar 5 % responden menyatakan kamtibmas terganggu. d. Persepsi Responden terhadap Kondisi Eksisting Sebesar 12,50 % responden menyatakan kualitas udara di sekitar tempat tinggalnya sering berdebu khususnya bagi responden yang tinggal berdekatan dengan lokasi kegiatan dan lalu lintas kendaraan terutama pada waktu musim kemarau. Sebesar 62,50 % reponden menyatakan kualitas udara kadangkadang berdebu akibat dari kegiatan pembangunan sedangkan 25 % responden menyatakan kondisi udara tidak berdebu mengingat lokasi tempat tinggalnya berjauhan dengan lokasi kegiatan dan jalan.

31

Hanya sebesar 7,5 % responden yang sering merasa bising akibat lokasi tempat tinggalnya dekat dengan jalan. Sementara sebesar 75 % responden kadang-kadang mengalami gangguan kebisingan dari kegiatan ini sedangkan 17,50 % responden tidak merasa bising mengingat lokasi tempat tinggalnya berjauhan dengan lokasi kegiatan dan jalan. Seluruh responden (100 %) menyatakan tidak mengalami getaran akibat kegiatan pembangunan. Mayoritas responden (75 %) menyatakan kondisi lalu lintas di wilayahnya terutama di Jl. Jend. Gatot Subroto dan Jl. Rasamala cukup padat pada hari kerja pagi dan sore hari. Kepadatan lalu lintas ini membuat semua responden setuju bahwa kondisi udara disekitarnya telah tercemar dan bising. Sebesar 87,5 % responden menyatakan bahwa disekitar daerah tempat tinggalnya tidak mengalami banjir pada saat hujan dan hanya sebesar 12,5 % responden yang menyatakan terjadinya genangan/banjir sesaat di jalan-jalan dan daerah yang rendah pada saat hujan lebat. e. Persepsi Responden Terhadap Kondisi Fisik, Sosial, Ekonomi dan Budaya Seluruh responden (100 %) menyatakan bahwa disetiap wilayah RT/RW di Kelurahan Menteng Dalam masih ada kebiasaan/upacara adat yang dilakukan bersama-sama maupun sendiri-sendiri, misalnya: kematian, perkawinan, kesenian, arisan, pengajian, gotong-royong, khitanan, HUT RI, dll. Sebagian besar responden (90 %) menyatakan tidak terjadi kecemburuan sosial antara penduduk setempat dan pendatang pada saat konstruksi. Hanya sebesar 10 % responden lainnya yang menyatakan adanya kecemburuan sosial antara penduduk setempat dengan pendatang pada saat konstruksi akibat kesempatan bekerja dan berusaha di lingkungan proyek didominasi oleh pendatang. Sebesar 92,50 % responden menyatakan tidak terjadi perselisihan antara penduduk setempat dengan pendatang di sekitar FISIP UIN. Sebesar 87,50 % responden aparat pemerintah dan anggota masyarakat sekitar menyatakan bahwa kondisi keamanan di Kelurahan Menteng Dalam masih baik sedangkan sebesar 12,50 % responden menyatakan kadang-kadang masih ada gangguan keamanan berupa pencurian, keributan/kekacauan di sekitar lingkungannya akibat kesalah pahaman, perbedaan pendapat dan kepentingan antar individu maupun kelompok namun semua permasalahan itu masih bisa diatasi dan diselesaikan secara damai. f. Persepsi Masyarakat Terhadap Kesehatan Lingkungan dan Kondisi Sanitasi Lingkungan

32

Sebagian besar penduduk di Kelurahan Menteng Dalam atau 87,50 % responden menggunakan air PAM dan hanya sebesar 12,50 % responden lainnya yang menggunakan air tanah dari sumur bor/pompa sanyo untuk siram tanaman, mandi dan mencuci. Persepsi terhadap suplai air bersih karyawan FISIP UIN dan masyarakat sekitar sebesar 87,5 % responden menyatakan pemenuhan air bersih mereka baik sedangkan 12,5 % responden lainnya di pemukiman RW. 01 Kelurahan Menteng Dalam pengguna air tanah dalam menyatakan pemenuhan air bersihnya kurang terutama pada musim kemarau. Menurut 30 % responden yang diwawancarai menyatakan bahwa tubuh mereka dalam kondisi baik dan sehat sedangkan 70 % responden lainnya mengatakan hanya menderita sakit ringan seperti influenza, demam dan sakit ringan lainnya.

3.5 3.5.1.

Kesehatan Masyarakat dan Lingkungan Kesehatan Masyarakat

Komponen kesehatan masyarakat yang disajikan meliputi jenis dan jumlah fasilitas kesehatan yang ada di Kelurahan Menteng Dalam yaitu : 3 buah Rumah Sakit Bersalin, 2 buah Puskesmas, 2 buah Poliklinik, 3 buah Balai Pengobatan, 14 buah Posyandu, 1 buah Klinik KB, 7 buah Tempat Praktek Dokter Umum, 3 buah Tempat Praktek Dokter Gigi, 1 buah Tempat Praktek Dokter Kandungan, 1 buah Tempat Praktek Dokter THT, 4 buah Tempat Praktek Dokter Anak, 2 buah Tempat Praktek Bidan, 4 buah Apotik, 2 buah Depo Obat dan 1 buah Laboratorium.

3.5.2.

Kondisi Sanitasi Lingkungan 1) Suplai Air Bersih

Suplai air bersih penduduk di sekitar lokasi kegiatan mayoritas menggunakan PAM dan air tanah (sumur) dengan kedalaman 15 m yang hanya digunakan untuk siram tanaman dan cuci mobil. 2) Pengelolaan Limbah Cair Pengelolaan limbah tinja di daerah pemukiman di sekitar lokasi kegiatan dilakukan dengan Septic Tank disetiap rumah sedangkan air limbah domestik dan air hujan langsung dibuang ke saluran kota.

33

3) Pengelolaan Limbah Padat Sampah dari masing-masing rumah ditampung dalam kantong plastik, keranjang, bak sampah, dll, sebelum diangkut oleh 15 orang petugas kebersihan kelurahan menggunakan 42 buah gerobak sampah ke Tempat Penampungan Sementara (TPS). Selanjutnya sampah diangkut oleh 4 buah truk sampah ke Tempat Pengelolaan Akhir (TPA).

Penelitian aspek/parameter lingkungan yaug ditelaah dalam Dokumen Evaluasi Lingkungan Hidup (DELH) didasarkan pada penjabaran komponen lingkungan yang mempunyai potensi untuk terkena dampak penting. Hal ini dimaksudkan sebagai langkah awal untuk memperkirakan dampak secara lebih mendalam. 3.3.1.1.Komponen Fisik-Kimia Komponen lingkungan geofisik-kimia yang akan dikaji secara lebih mendalam dalam studi ini meliputi : 3.3.1.2.Iklim Dikaji berkaitan dengan keperluan data untuk memprediksi dampak terhadap aspek lainnya terutama peningkatan aliran air permukaan dan erosi. Parameter yang akan dikaji yaitu temperatur, kelembaban, curah hujan, arah angin dan tipe iklim. Disamping itu juga dikaji kualitas udara mencakup NOx, SO2, NH3, H2S, Pb, CO. dan debu serta kebisingan (intensitas kebisingan). Data iklim diambil dan stasiun klimaologi terdekat dengan lokasi kegiatan, selain itu masukan-masukan dan informasi dan masyarakat petani perlu mendapat perhatian, dengan pertimbangan bahwa mereka sudah lama tinggal dan menetap di lokasi studi. Data yang diperoleh meliputi temperatur udara, kelembaban udara, kecepatan angin, dan intensitas penyinaran matahari.

3.3.1.3.Geologi Lingkungan

34

Tanah/batuan, dikaji berkaitan dengen peluang terjadinya dampak peningkatan erosi dan sedimentasi serta peningkatan produktivitas tanaman. Parameter tanah yang dikaji, antara lain, meliputi: sifat fisika-kimia tanah, erosivitas dan erodibilitas. Geologi juga dikaji dalam kaitannya dengan formasi geologi untuk pondasi dan kegempaan. 3.3.1.4.Hidrologi dan Kulitas Air Dikaji berkaitan dengan peluang terjadinya dampak peningkatan aliran air permukaan (run-off), erosi dan sedimentasi, penurunan kualitas air dan terganggunya peruntukkan air. Parameter lingkungan hidrologi yang dikaji meliputi debit air tanah, tata guna air. Untuk kualitas air yang akan dikaji adalah kualitas air tanah meliputi parameter fisik, kimia dan bakteriologis. 3.3.1.5.Hidrogeologi Dikaji dalam kaitannya dengan kemungkinan pengambilan air tanah untuk aktivitas operasional FISIP UIN. 3.3.1.6.Ruang dan Lahan Dikaji berkaitan dengan peluang terjadinya dampak perubahan penggunaan lahan yang peluang terjadinya keresahan sosial akibat kegiatan pembangunan gedung. Parameter ruang dan lahan yang dikaji meliputi pengunaan lahan eksisting (sebelum adanya proyek), dan rencana penggunaan lahan menurut produk tata ruang. 3.3.2. Komponen Biologi Komponen lingkungan biologi yang akan dikaji secara lebih mendalam dalam studi ini meliputi : 3.3.2.1.Flora Dikaji berkaitan dengan peluang terjadinya dampak kemungkinan hilangnya beberapa individu/ jenis dari tapak proyek yang meliputi lokasi gedung, dan bangunan penunjang. Parameter yang akan dikaji secara lebih mendalam yaitu keberadaan jenis dan jumlah tegakan pohon pelindung, untuk kemudian di rancang jenis dan jumlah tegakan pohon pengganti dalam jumlah yang sepadan sesuai ketentuan yang berlaku.

35

3.3.2.2.Fauna Dikaji berkaitan dengan peluang terjadinya gangguan terhadap habitat fauna sebagai akibat perubahan penggunaan lahan dan perubahan komunitas. Parameter yang dikaji meliputi keberadaan jenis fauna dan pola penanganannya setelah bangunan gedung berdiri dan dioperasinalkan. 3.3.3. Komponen Sosial Komponen lingkugan sosial yang dikaji meliputi: 3.3.3.1.Kependudukan (Demografi) Kajian terhadap aspek kependudukan berkaitan dengan peluang terjadi dampak perkembangan daerah, serta dijadikan data pendukung untuk memprediksi dampak yang diperkirakan akan terjadi terhadap aspek sosial ekonomi dan budaya, parameter kependudukan yang dikaji yaitu: 3.3.3.1.1. Jumlah dan kepadatan penduduk 3.3.3.1.2. Komposisi penduduk menurut kelompok umur dan jenis kelamin 3.3.3.1.3. Komposisi penduduk menurut mata pencaharian 3.3.3.1.4. Komposisi penduduk menurut pendidikan 3.3.3.1.5. Komposisi penduduk menurut Agama yang dianut 3.3.3.1.6. Ketenagakerjaan 3.3.3.2.Sosial Ekonomi Kajian terhadap aspek sosial ekonomi berkaitan dengan peluang terjadinya dampak terbukanya peluang kerja dan peluang usaha dan adanya peningkatan perekonomian rakyat di daerah studi. Parameter sosial ekonomi yang dikaji yaitu : 3.3.3.2.1. Mata pencaharian penduduk 3.3.3.2.2. Kesempatan kerja dan peluang usaha 3.3.3.2.3. Tingkat pendapatan rata-rata penduduk 3.3.3.2.4. Keberadaan fasilitas perekonomian penduduk 3.3.3.2.5. Aktivitas non-formal penduduk 3.3.3.3.Sosial Budaya

36

Kajian terhadap aspek budaya berkaitan dengan peluang terjadinya dampak interaksi sosial antara masyarakat setempat dan masyarakat pendatang, Parameter sosial budaya yang dikaji, yaitu : 3.3.3.3.1. Adat istiadat masyarakat setempat 3.3.3.3.2. Nilai dan norma budaya 3.3.3.3.3. Peninggalan sejarah 3.3.3.3.4. Proses sosial 3.3.3.3.5. Stratifikasi sosial 3.3.3.3.6. Multiplayer efek ekonomi proyek untuk usaha kecil dan menengah bagi masyarakat sekitar; 3.3.3.4.Prasarana Sosial / Kelembagaan Masyarakat Kajian terhadap pranata sosial atau kelembagaan masyarakat berkaitan dengan peluang terjadinya dampak parameter pranata sosial atau kelembagaan masyarakat yang dikaji, yaitu : 3.3.3.4.1. Prasarana dan sarana perokonomian 3.3.3.4.2. Prasarana dan sarana pendidikan 3.3.3.4.3. Prasarana dan sarana tempat peribadata 3.3.3.5.Kesehatan Masyarakat Kajian terhadap aspek kesehatan masyarakat berkaitan dengan peluang terjadinya dampak peningkatan penyakit yang disebabkan adanya perubahan penggunaan lahan, parameter kesehatan yang dikaji yaitu : 3.3.3.5.1. Banyaknya penyakit dominan yang terkait dengan masalah sanitasi lingkungan dan factor penyakit berdasarkan dengan masalah sumberdaya air. 3.3.3.5.2. Fasilitas Kesehatan diantaranya: Puskesmas, Dokter, Bidan dan Mantri kesehatan. 3.3.3.6.Prasana dan Sarana Umum Kajian terhadap aspek prasarana dan sarana umum yang berdasarkan dengan peluang terjadinya dampak terbuka atau perkembangan daerah parameter keberadaan prasarana dan sarana umum yang dikaji meliputi : 3.3.3.6.1. Prasarana dan sarana telekomunikasi 3.3.3.6.2. Prasarana dan sarana listrik 3.3.3.6.3. Prasarana dan sarana transportasi 37

3.3.3.6.4. Prasarana dan sarana air bersih 3.3.3.6.5. Prasarana dan sarana energi 3.3.3.7.Persepsi Masyarakat 3.3.3.7.1. Persepsi masyarakat terhadap rencana atau kegiatan proyek 3.3.3.7.2. Persepsi masyarakat terhadap perubahan dan inovasi 3.4. BAKU MUTU 3.5. UPAYA PENGELOLAAN DAN PEMANTAUAN YANG TELAH DILAKUKAN 3.6. INFORMASI KEGIATAN DAN KONDISI LINGKUNGAN SEKITAR

Kajian Evaluasi seharusnya dapat menjawab keterkaitan antara tersebut di atas, sehingga dapat dianalisis dan diambil kesimpulan

komponen-komponen mengenai dampak-

dampak yang dihasilkan, pengaruhnya terhadap lingkungan serta upaya pengelolaan yang seharusnya dilakukan sehingga tidak mencemari lingkungan. Hasil evaluasi dan kesimpulan dijadikan arahan-arahan pengelolaan dan pemantauan yang kemudian digunakan sebagai dasar penetapan RKL- RPL.

1

38

39