bab iii akuntabilitas kinerja - bandungkab.go.id iii lkip bpbd 2015.pdf · terbentuknya kelompok...

40
29 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA A. CAPAIAN KINERJA BPBD Laporan Kinerja Instansi Pemerintah dikatakan mampu mengkomunikasikan capaian kinerja unit kerja secara jujur, objektif, akurat dan transparan dalam satu tahun anggaran yang dikaitkan dengan proses pencapaian tujuan dan sasaran organisasi, apabila dalam penyajiannya memenuhi prinsip-prinsip dalam penyusunan LKIP, yaitu pertama, Prinsip Lingkup Pertanggungjawaban, yang mengandung pegertian bahwa hal-hal yang dilaporkan harus proporsional dengan lingkup kewenangan dan tanggungjawab masing-masing dan memuat baik mengenai kegagalan maupun keberhasilan, kedua, Prinsip Prioritas, yang mengandung pengertian bahwa yang dilaporkan adalah hal-hal yang penting dan relevan bagi pengambilan keputusan dan pertanggungjawaban instansi yang diperlukan untuk upaya-upaya tindak lanjutnya, ketiga, Prinsip Manfaat, yang mengandung pengertian bahwa manfaat laporan harus lebih besar daripada biaya penyusunannya dan laporan harus mempunyai manfaat bagi peningkatan pencapaian kinerja. Di samping itu pula bahwa, untuk dapat menjelaskan tentang capaian akuntabilitas kinerja unit kerja BPBD, sesuai dengan format baru penyusunan LKIP sebagaimana ditetapkan dalam Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Dan Reformasi Birokrasi Republik Indonesia Nomor 53 Tahun 2014 Tentang Petunjuk Teknis Perjanjian kinerja, Pelaporan Kinerja Dan Tata Cara Reviu Atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah, secara sederhana Pelaporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKIP) Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Bandung dapat dilihat secara langsung capaiannya pada setiap kegiatan sebagaimana tertuang dalam format Pengukuran Kinerja Tingkat Satuan Kerja Perangkat Daerah. Akuntabilitas kinerja digunakan sebagai dasar untuk menilai keberhasilan dan kegagalan pelaksanaan dengan kegiatan sesuai sasaran dan tujuan yang telah ditetapkan dalam rangka mewujudkan visi dan misi instansi pemerintah.

Upload: dinhnga

Post on 15-Mar-2019

225 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

29

BAB III

AKUNTABILITAS KINERJA

A. CAPAIAN KINERJA BPBD

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah dikatakan mampu mengkomunikasikan

capaian kinerja unit kerja secara jujur, objektif, akurat dan transparan dalam satu

tahun anggaran yang dikaitkan dengan proses pencapaian tujuan dan sasaran

organisasi, apabila dalam penyajiannya memenuhi prinsip-prinsip dalam penyusunan

LKIP, yaitu pertama, Prinsip Lingkup Pertanggungjawaban, yang mengandung

pegertian bahwa hal-hal yang dilaporkan harus proporsional dengan lingkup

kewenangan dan tanggungjawab masing-masing dan memuat baik mengenai

kegagalan maupun keberhasilan, kedua, Prinsip Prioritas, yang mengandung

pengertian bahwa yang dilaporkan adalah hal-hal yang penting dan relevan bagi

pengambilan keputusan dan pertanggungjawaban instansi yang diperlukan untuk

upaya-upaya tindak lanjutnya, ketiga, Prinsip Manfaat, yang mengandung pengertian

bahwa manfaat laporan harus lebih besar daripada biaya penyusunannya dan laporan

harus mempunyai manfaat bagi peningkatan pencapaian kinerja.

Di samping itu pula bahwa, untuk dapat menjelaskan tentang capaian

akuntabilitas kinerja unit kerja BPBD, sesuai dengan format baru penyusunan LKIP

sebagaimana ditetapkan dalam Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur

Negara Dan Reformasi Birokrasi Republik Indonesia Nomor 53 Tahun 2014 Tentang

Petunjuk Teknis Perjanjian kinerja, Pelaporan Kinerja Dan Tata Cara Reviu Atas

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah, secara sederhana Pelaporan Kinerja Instansi

Pemerintah (LKIP) Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Bandung

dapat dilihat secara langsung capaiannya pada setiap kegiatan sebagaimana tertuang

dalam format Pengukuran Kinerja Tingkat Satuan Kerja Perangkat Daerah.

Akuntabilitas kinerja digunakan sebagai dasar untuk menilai keberhasilan dan

kegagalan pelaksanaan dengan kegiatan sesuai sasaran dan tujuan yang telah

ditetapkan dalam rangka mewujudkan visi dan misi instansi pemerintah.

LKIP Badan Penanggulangan Bencana Daerah 2015 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA

30

Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Bandung, pada tahun

2015 telah menetapkan 7 sasaran yang akan dicapai. Selanjutnya ke 7 sasaran

diaplikasikan menjadi 9 indikator kinerja. Dari 9 indikator kinerja pencapaiannya

berhasil 8 dan 1 indikator kinerja tidak berhasil. Kriteria pencapaian indikator

dinyatakan berhasil adalah jika pencapaiannya melebihi 80%.

Untuk mempermudah interpretasi atas pencapaian sasaran dan kegiatan

dipergunakan nilai disertai makna dari nilai tersebut, yaitu :

> 85 s.d. 100 = Memuaskan

> 75 s.d. 85 = Sangat Baik

> 65 s.d. 75 = Baik

> 50 s.d. 65 = Cukup Baik

> 30 s.d. 50 = Agak Kurang

0 s.d. 30 = Kurang

Selanjutnya berdasarkan hasil evaluasi kinerja dilakukan analisis

pencapaian kinerja untuk memberikan informasi yang lebih transparan mengenai

sebab-sebab tercapai atau tidak tercapainya kinerja yang diharapkan.

Indikator Kinerja

Indikator kinerja adalah alat ukur spesifik secara kuantitatif dan/atau kualitatif

untuk masukan, proses, keluaran, hasil, manfaat, dan/atau dampak yang

menggambarkan tingkat capaian kinerja suatu program atau kegiatan.

Indikator Sasaran

Indikator Sasaran adalah alat ukur spesifik yang menggambarkan target atau

hasil yang diharapkan dari suatu program atau keluaran yang diharapkan dari suatu

kegiatan yang dapat menunjukkan secara signifikan mengenai keberhasilan atau

kegagalan pencapaian sasaran. Indikator Sasaran dilengkapi dengan target kuantitatif

dan satuannya untuk mempermudah pengukuran pencapaian sasaran.

Pada tahun anggaran 2015, Badan Penanggulangan Bencana Daerah telah

menetapkan 7 sasaran yang akan dicapai. Ke tujuh sasaran tersebut selanjutnya

diukur dengan menganalisa 9 indikator kinerja.

LKIP Badan Penanggulangan Bencana Daerah 2015 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA

31

3.1 Pengukuran Capaian Kinerja Tahun 2016

Pengukuran tingkat capaian kinerja Badan Penanggulangan Bencana Daerah

tahun 2016 dilakukan dengan cara membandingkan antara target dengan realisasi

masing-masing indikator kinerja terhadap target tahun 2016 sendiri dan terhadap

target 2017. Adapun perlunya dibandingkan terhadap target 2016 agar tergambar

sisa target yang harus dicapai pada 1 tahun terakhir mengukur dengan

kemampuan yang ada pada saai ini. Rincian tingkat capaian kinerja masing-

masing indikator tersebut dapat diilustrasikan dalam tabel berikut :

Tabel 3.11. Pengukuran Capaian Kinerja Tahun 2016

No Sasaran

Capaian Indikator Kinerja

Uraian Target

TA 2017 Target

TA 2016 Realisasi TA 2015

Persentase capaian terhadap target TA

2015

Persentase capaian terhadap target TA 2016

1. Terselenggaranya Pelayanan cepat penanggulangan bencana

Persentase Personil yang siaga bencana tiap hari selama 24 jam

100 100 100 100 100

Persentase wilayah tanggap darurat dan pasca bencana yang bisa ditanggulangi

100 100 100 100 100

2. Tersedianya perlengkapan pendukung penanggulangan bencana

Persentase bantuan logistik dan peralatan untuk kebutuhan korban bencana

100 100 99,8 99,8 100

Persentase kecamatan yang menerima bantuan pada saat tanggap darurat

100 100 100 100 100

3. Terbentuknya kelompok masyarakat penanggulangan bencana di tiap kecamatan

Persentese ketersedian personil kebencanaan yang handal

40 orang personil

pendampingan

psikososial paska bencana

100 100

4. Berkurangnya ancaman dan kerentanan bencana

Jumlah kecamatan yang telah dipetakan potensi bencananya

0 1 dok dan 31 Kec

94 31

LKIP Badan Penanggulangan Bencana Daerah 2015 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA

32

No Sasaran

Capaian Indikator Kinerja

Uraian Target

TA 2017 Target

TA 2016 Realisasi TA 2015

Persentase capaian terhadap target TA

2015

Persentase capaian terhadap target TA

2016

5. Tersusunnya produk hukum daerah penanggulangan bencana

Jumlah Dokumen perencanaan penanggulangan bencana yang disusun

1 dokumen Perbup

ttg Rencana Penanggulangan Bencana Daerah

1 dok profil

daerah

1 dok 100 100

6. Meningkatnya partisipasi masyarakat dalam penangulangan bencana, dengan sasaran utama masyarakat di wilayah rawan bencana

Jumlah Kecamatan yang siaga bencana di Kabupaten Bandung

1 Kec 31 Kec 31 Kec 100 100

7. Terbangunnya kembali kehidupan masyarakat pasca bencana

Persentase perbaikan sarana dan prasarana masyarakat pasca bencana

100 48 48 100

8. Terintegrasinya informasi kebencanaan daerah

Cakupan wilayah Kabupaten Bandung yang telah terbangun system data dan informasi kebencanaan daerah

31 Kec 100 100 88 100

9. Meningkatnya kapasitas SDM kebencanaan

Jumlah personil yang telah mengikuti pelatihan

40 orang personil

DAla dan 40 orang personil

PSP

250 250 98 250

Penanggulangan bencana di Kabupaten Bandung dimulai dari kegiatan

perencanaan sampai kepada tahap implementasi. Kegiatan ini tidak pernah

berhenti karena kegiatan penanggulangan bencana merupakan sebuah siklus

yang terus menyesuaikan dengan keadaan. Siklus penanggulangan bencana

dapat terlihat pada gambar di bawah ini:

3.2 Analisis Capaian Kinerja

Analisis dan evaluasi capaian kinerja tahun 201

2015) dari tabel 3.1 terdapat

yaitu :

1. Indikator Persentase bantuan logistik dan peralatan untuk kebutuhan korban

bencana hanya mencapai

peralatan kebutuhan korban.

kegiatan yang mendukung indikator tersebut didukung 2 kegiatan, untuk

logistik yang tersedia pada BPBD terlaksana

kebutuhan korban bencana hanya 7

pengadaan sarana dan prasarana bagi k

disebabkan karena :

1) Sisa penawaran dari pihak ketiga

2. Indikator jumlah kecamatan yang telah dipetakan potensi bencananya sudah

terealisasi 31 Kecamatan atau

LKIP Badan Penanggulangan Bencana Daerah 2015BAB III AKUNTABILITAS KINERJA

Analisis Capaian Kinerja

Analisis dan evaluasi capaian kinerja tahun 2015 terhadap tahun berjalan (tahun

dari tabel 3.1 terdapat 1 indikator kinerja yang capaiannya di bawah 100%

1. Indikator Persentase bantuan logistik dan peralatan untuk kebutuhan korban

bencana hanya mencapai 98% untuk bantuan logistik dan

peralatan kebutuhan korban. dibanding rencana 100%, dis

kegiatan yang mendukung indikator tersebut didukung 2 kegiatan, untuk

logistik yang tersedia pada BPBD terlaksana 98% dan untuk peralatan

kebutuhan korban bencana hanya 74% yang di dukung oleh kegiatan

pengadaan sarana dan prasarana bagi korban bencana alam

disebabkan karena :

Sisa penawaran dari pihak ketiga

2. Indikator jumlah kecamatan yang telah dipetakan potensi bencananya sudah

terealisasi 31 Kecamatan atau 89% tetapi pada pelaksanaanya terdapat

LKIP Badan Penanggulangan Bencana Daerah 2015 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA

33

terhadap tahun berjalan (tahun

indikator kinerja yang capaiannya di bawah 100%

1. Indikator Persentase bantuan logistik dan peralatan untuk kebutuhan korban

untuk bantuan logistik dan 74 % untuk

, disebabkan program/

kegiatan yang mendukung indikator tersebut didukung 2 kegiatan, untuk

% dan untuk peralatan

yang di dukung oleh kegiatan

orban bencana alam, tidak terserap

2. Indikator jumlah kecamatan yang telah dipetakan potensi bencananya sudah

% tetapi pada pelaksanaanya terdapat

LKIP Badan Penanggulangan Bencana Daerah 2015 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA

34

beberapa komponen pemetaan yang belum tercapai sesuai dengan Peraturan

Kepala BNPB Nomor 8 tahun 2011 tentang standarisasi data kebencanaan.

3. Indikator Persentase perbaikan sarana dan prasarana masyarakat pasca

bencana hanya mencapai 9,62% sangat rendah dibanding rencana yaitu 100%

, hal ini disebabkan karena program/ kegiatan yang mendukung indikator

mengalami beberapa kendala yaitu :

Hambatan dari tidak terserapnya anggaran sebesar Rp. 266.627.500,- atau

80,38% kegiatan ini karena beberapa alasan diantaranya :

1) Keterbatasan Sumber Daya Manusia (SDM) yang memiliki keahlian

tentang penghitungan kerusakan dan kerugian pasca bencana.

2) Proses kriteria dan besaran bantuan sosial yang lama, karena

melibatkan beberapa pihak luar seperti Dinas Pertasih, Pihak

Kecamatan dan Desa.

3) Pelaksanaan penyaluran bantuan material tersebut dengan proses

yang cukup lama, menyebabkan beberapa masyarakat korban bencana

melakukan rehabilitasi dan reknstruksi secara mandiri, mengingat

kebutuhan perbaikan rumah sangat mendesak. akhirnya sebagian besar

masyarakat korban bencana mengajukan permohonan bantuan berupa

uang. Hal ini bertentangan dengan Peraturan Bupati Bandung nomor 52

tahun 2014 tentang Pedoman Pemberian Bantuan Sosial Barang Yang

Diserahkan Kepada Pihak Ketiga/Masyarakat akibat Bencana Alam Yang

Bersumber Dari Anggaran Pendapatan Dan Belanja Daerah Kabupaten

Bandung.

Pada Pasal 2 ayat (1) berbunyi "Pemerintah Daerah memberikan Bantuan

Sosial berupa barang kepada individudan/atau keluargayang menjadi

korban bencana alam dengan kriteria kerusakan bangunan

ringansesuai kemampuan keuangan daerah yang dilakukan secara

selektif sesuai ketentuan peraturan perundang – undangan". ayat (2)

berbunyi "Barang sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berupa bahan

bangunan seperti genting, asbes, kaso dan bahan bangunan lainnya.

4) Dibutuhkan formulasi aturan tentang penyaluran bantuan sosial pasca

bencana bahwa bantuan untuk rehabilitasi dan rekonstruksi adalah berupa

dana hibah yang leading sektor pelaksananya disesuaikan dengan

ketentuan yang berlaku.

LKIP Badan Penanggulangan Bencana Daerah 2015 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA

35

3.3 Membandingkan antara target dan realisasi kinerja tahun ini, tahun lalu dan

target RPJMD

Tabel 3.12

Perbandingan capaian kinerja pada tahun Rencana Strategis 2011- 2015

No. Sasaran

Strategis

Indikator Kinerja Realisasi Tahun Renstra

2011 2012 2013 2014 2015

1. Terselenggaranya Pelayanan cepat penanggulangan bencana

Jumlah personil yang siap diturunkan pada tahapan pra, saat dan pasca bencana

0 200 orang 100 orang 80 orang 280 orang

2. Meningkatnya jangkauan pelayanan penanggulangan bencana

Persentase wilayah tanggap darurat dan pasca bencana yang bisa ditanggulangi

67% 38% 74% 64% 83%

3. Tersedianya perlengkapan pendukung penanggulangan bencana

Persentase bantuan logistik dan peralatan untuk kebutuhan korban bencana

0 99,4% 99,9% 99,8 97,72%

4. Terbentuknya kelompok masyarakat penanggulangan bencana di tiap kecamatan

Jumlah Kecamatan yang siaga bencana di Kabupaten Bandung

0 0 FKDM

(5 Kec)

31 Kec Peserta

sosialisasi perbup 52 tahun 2014

30 Kecamatan

peserta Sosialisasi

PRB

5. Berkurangnya ancaman dan kerentanan bencana

Jumlah Kecamatan yang telah melakukan mitigasi bencana

- sketsa peta rawan

bencana di 267 desa

dan 9 kelurahan

- 3 peta di kec. Baleendah, Bj. Soang

dan Dayeuhkolot

31 peta kecamatan

wilayah bencana longsor

6. Tersusunnya produk hukum daerah penanggulangan bencana

Jumlah ketersediaan produk hukum dalam upaya mendukung penanggulangan bencana di Kabupaten Bandung

- 1 dok Perda no. 2

ttg penyelengg

araan Penanggul

angan bencana di

Kab. Bandung

1 dok perbup no.

23 ttg pembagian kewenanga

n SKPD dalam

penyelenggaraan PB di Kabupaten Bandung

1 dok perbup no. 53 tentang

hibah bansos

-

7. Terbangunnya kembali kehidupan masyarakat pasca bencana

Persentase perbaikan sarana dan prasarana masyarakat pasca bencana

- - - 1 Kecamatan 9

Kecamatan

LKIP Badan Penanggulangan Bencana Daerah 2015 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA

36

Sasaran : Terselenggaranya Pelayanan cepat penanggulangan bencana

Sasaran ini dimaksudkan untuk menggambarkan keberhasilan peningkatan

pelayanan cepat dalam penanggulangan bencana. Indikator dan capaian kinerja

dari sasaran ini dapat digambarkan pada tabel sebagai berikut :

Tabel 3.13. Sasaran Terselenggaranya Pelayanan cepat penanggulangan

bencana

Indikator Target

2015

Realisasi

2015

% capaian

tahun 2015

Realisasi capaian kinerja (%)

2014 2013 2012 2011

Persentase Personil yang siaga bencana tiap hari selama 24 jam

100 100 100 100 100 0 0

Persentase wilayah tanggap darurat dan pasca bencana yang bisa ditanggulangi

100 100 100 100 100 0 0

Capaian indikator kinerja untuk sasaran ini ada 2 yaitu :

1. Indikator Persentase personil siaga bencana tiap hari selama 24 jam tercapai

100% pada tahun 2015 dan 2014, kegiatan yang mendukung indikator ini telah

dilaksanakan pada tahun 2013 berupa piket kebencanaan operator radio pusat

pengendalian operasional dan personil BPBD selama 24 jam, sehingga pada

tahun 2011 dan 2012 tidak tercapai.

2. Indikator Persentase wilayah tanggap darurat dan pasca bencana yang bisa

ditanggulangi tercapai 100% pada tahun 2015 karena telah melaksanakan 5

tahap kegiatan tanggap darurat. Pada tahun 2012 dan 2013 juga tercapai

100%, seluruh kejadian bencana telah ditanggulangi BPBD melalui bantuan

biaya tidak terduga Pemerintah Kabupaten Bandung.

Capaian kinerja tersebut selama tahun 2015 dicapai melalui program kegiatan :

1. Tanggap darurat bencana banjir Tahap II

Telah dilaksanakan tanggap darurat bencana berdasarkan Keputusan Bupati

Bandung Nomor 360/ Kep.636-BPBD/ 2014 tentang Perpanjangan Penetapan

Status Keadaan Darurat Penanganan Bencana Banjir, Tanah Longsor dan

LKIP Badan Penanggulangan Bencana Daerah 2015 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA

37

Puting Beliung di Kecamatan Ciwidey, Rancabali, Pasirjambu, Cimaung,

Pangalengan, Kertasari, Cicalengka, Rancaekek, Majalaya, Solokanjeruk,

Ciparay, Baleendah, Banjaran, Pameungpeuk, Katapang, Kutawaringin,

Margaasih, Dayeuhkolot, Bojongsoang dan Kecamatan Cileunyi di Wilayah

Kabupaten Bandung Provinsi Jawa Barat, yang telah diputuskan pada tanggal

30 Desember 2014.

Pelaksanaan tanggap darurat ini berlangsung selama 7 (tujuh) hari

terhitung dari tanggal 30 Desember 2014 s/d 5 Januari 2015, dengan pagu

anggaran sebesar Rp.675.453.000,- dan telah terealisasi sesuai SP2D

sebesar Rp. 659.054.650,- atau 97,5%.

2. Tanggap darurat bencana gerakan tanah Rawabogo

Telah dilaksanakan tanggap darurat bencana berdasarkan Keputusan Bupati

Bandung Nomor : 364/Kep.190-BPBD/ 2015 tentang Penetapan Status

Keadaan Darurat Penanganan Bencana Retakan Tanah / Tanah Longsor Di

Desa Rawabogo Dan Lebakmuncang Kecamatan Ciwidey Kabupaten

Bandung Provinsi Jawa Barat, yang berlangsung 9 Februari s.d 1 Maret 2015,

yang dibiayai oleh anggaran biaya tidak terduga (BTT) APBD Kabupaten

Bandung sebesar Rp. 675.990.000,- dengan realisasi sebesar

Rp.562.365.600,-

Pelaksanaan tanggap darurat ini bertahap, mulai dari pemindahan

pegungsi sebanyak 143 jiwa ke tempat pengungsian kemudian. Pembagian

bantuan berupa makanan pengungsi pembangunan hunian sementara dari

bambu, dengan rincian sebagai berikut :

a. Pemenuhan Kebutuhan Dasar

1 Beras

2 Lauk Pauk

3 Air Minum

b. Kebutuhan Posko

1. Makan Personil

2. Gas LPG

3. Air Minum

4. ATK dan Alat Listrik

c. Belanja Bahan Bakar

1. Roda 2 / Pertamax

2. Roda 4 Pertamax

LKIP Badan Penanggulangan Bencana Daerah 2015 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA

38

3. Roda 4 Pertamina Dex

4. Roda 6 Pertamina Dex

d. Kebutuhan Pembangunan Hunian Sementara

1 Rumah Bilik

2 Mushola

3 MCK

4 Instalasi ListrikPemindahan dan Pemasangan

5 Torn Air

6 Dudukan Torn Pipanisasi

e. Kebutuhan Pemadatan Lahan dan Pembuatan Rucuk Bambu

1. Cangkul

2. Skop

3. Sewa Baby Roller

4. Bambu Haur

5. Bambu Gombong

f. Kebutuhan Peralatan

1 Bor Listrik + Mata Bor

2 Circle Saw

3 Pisau Raut

4 Meteran

5 Tatah

g. Honorarium Relawan

1 Uang Lelah Personil dan Relawan

3. Tanggap darurat bencana tanah longsor di Kampung Cibitung Kecamatan

Pangalengan

Tanggap daurat bencana tanah longsor berlangsung 2 kali tahapan , yaitu :

a. Tahap I

Tanggap darurat bencana longsor tahap I berdasarkan

Keputusan Bupati Bandung Nomor : 360/Kep.334- BPBD/ 2015 tentang

Penetapan Status Keadaan Darurat Penanganan Bencana Tanah Longsor di

Kampung Cibitung Desa Margamukti Kecamatan Pangalengan Kabupaten

Bandung, dengan pagu anggaran yang dibiaya bantuan tidak terduga sebesar

Rp.400.200.000,- dan terealisasi sebesar Rp. 395.623.200,- atau 98,8%

LKIP Badan Penanggulangan Bencana Daerah 2015 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA

39

b. Tahap II

Tanggap darurat bencana longsor tahap ke II berdasarkan Keputusan

Bupati Bandung Nomor : 360/ Kep.344-BPBD/ 2015 tentang Perpanjangan

Penetapan Status Keadaan Darurat Penanganan Bencana Tanah Longsor di

Kampung Cibitung Desa Margamukti Kecamatan Pangalengan Kabupaten

Bandung Provinsi Jawa Barat terhitung tanggal 12 Mei 2015. Alokasi untuk

tanggap darurat bantuan tidak terduga ini adalah sebesar Rp. 423.020.000,-

teralisasi sebesar Rp.413.754.300,- atau 97,8%.

Pelaksanaan kegiatan ini bisa diuraikan sebagai berikut :

a. Kebutuhan Dapur Umum

1 Nasi Bungkus

2 Air Minum

3 Gas Elpiji 12 Kg

b. Kebutuhan Peralatan

1 Cangkul

2 Singkup

c. Belanja Bahan Bakar

1 Roda 2 / Pertamax

2 Roda 4 Pertamax

3 Roda 4 Solar

4 Roda 4 Pertamina Dex

5 Roda 6 Pertamina Dex

Jumlah

d. Kebutuhan Posko

1 Kebutuhan ATK

e. Honorarium Relawan

1 Uang Lelah Personil dan Relawan

4. Tanggap darurat bencana kekeringan berdasarkan Keputusan Bupati Bandung

nomor : 365/ Kep.522-BPBD/ 2015 tentang Penetapan Status Keadaan

Tanggap Darurat Bencana Kekeringan Berupa Kekurangan Air Bersih, Air

Minum dan Kebakaran Lahan Di Wilayah Kabupaten Bandung Provinsi Jawa

Barat. Kegiatan ini berlangsung pada 15 September 2015 s.d 05 Oktober

LKIP Badan Penanggulangan Bencana Daerah 2015 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA

40

2015,dengan bantuan tidak terduga APBD Kabupaten Bandung TA. 2015

sebesar Rp. 621.027.500,- dan terealisasi sebesar Rp.620.633.500,- atau

99,93% dengan rincian sebagai berikut :

a. BIAYA BELANJA PEGAWAI

1. Uang Lelah Personil

b. BIAYA BELANJA BAHAN BAKAR MINYAK ( BBM )

- Pengiriman Air Bersih

1. Kendaraan Tangki Air, Pertaminadex

- Pendistribusian Torn dan Kelengkapannya

1. Kendaraan Truck, Pertamina Dex

- Monitoring

1. Kendaraan Roda Empat ( Mobil ), Pertaminadex

c. BIAYA BELANJA BAHAN BAHU KEGIATAN

- Belanja Air Bersih

- Cangkul

- Singkup

- Parang

- Jerigen Plastik

- Torn 4000 Lt + Accessories

Jadi total untuk BTT Tahun anggaran 2015 adalah :

Tabel 3.14. Biaya Tidak Terduga Tanggap Darurat 2015

No. Dasar Pagu Anggaran Realisasi Pengembalian

1. Banjir Baleendah Tahap II : Keputusan Bupati Bandung Nomor 360/ Kep.636-BPBD/ 2014 tentang Perpanjangan Penetapan Status Keadaan Darurat Penanganan Bencana Banjir, Tanah Longsor dan Puting Beliung di Kecamatan Ciwidey, Rancabali, Pasirjambu, Cimaung, Pangalengan, Kertasari, Cicalengka, Rancaekek, Majalaya, Solokanjeruk, Ciparay, Baleendah, Banjaran, Pameungpeuk, Katapang, Kutawaringin, Margaasih, Dayeuhkolot, Bojongsoang dan Kecamatan Cileunyi di Wilayah Kabupaten Bandung Provinsi Jawa Barat, yang telah diputuskan pada tanggal

Rp. 675.453.000 Rp.659.054.650 Rp.16.398.350

LKIP Badan Penanggulangan Bencana Daerah 2015 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA

41

30 Desember 2014.

2. Bencana gerakan tanah desa Rawabogo : Keputusan Bupati Bandung Nomor : 364/Kep.190-BPBD/ 2015 tentang Penetapan Status Keadaan Darurat Penanganan Bencana Retakan Tanah / Tanah Longsor Di Desa Rawabogo Dan Lebakmuncang Kecamatan Ciwidey Kabupaten Bandung Provinsi Jawa Barat, yang berlangsung 9 Februari s.d 1 Maret 2015.

675.990.000 562.365.600 113.624.400

3. Bencana tanah longsor Cibitung I : Keputusan Bupati Bandung Nomor : 360/Kep.334- BPBD/ 2015 tentang Penetapan Status Keadaan Darurat Penanganan Bencana Tanah Longsor di Kampung Cibitung Desa Margamukti Kecamatan Pangalengan Kabupaten Bandung.

400.200.000

395.623.200 4.576.800

4. Bencana tanah longsor Cibitung II : Keputusan Bupati Bandung Nomor : 360/Kep.344- BPBD/ 2015 tentang Penetapan Status Keadaan Darurat Penanganan Bencana Tanah Longsor di Kampung Cibitung Desa Margamukti Kecamatan Pangalengan Kabupaten Bandung

423.020.000 413.754.300 9.265..700

5. Bencana kekeringan : Keputusan Bupati Bandung nomor : 365/ Kep.522-BPBD/ 2015 tentang Penetapan Status Keadaan Tanggap Darurat Bencana Kekeringan Berupa Kekurangan Air Bersih, Air Minum dan Kebakaran Lahan Di Wilayah Kabupaten Bandung Provinsi Jawa Barat

621.027.500 620.633.500 394.000

Jumlah Rp.2.795.690.500 Rp.2.651.431.250 Rp.144.259.250

LKIP Badan Penanggulangan Bencana Daerah 2015 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA

42

Tabel 3.15

Perbandingan Capaian Kinerja Pelayanan Tanggap Darurat Bencana

No. Uraian

Bencana Korban

BTT APBD (Rp.)

BNPB (Rp). BPBD

Provinsi (Rp).

1 Tanggap darurat 2012

Kebakaran di Maruyung Kec. Pacet

138 16.413.000 0 0

Kekeringan 117.974.400 Banjir dan Longsor 76.874 381.168.500 2 Tanggap

darurat 2013

banjir dan longsor di wilayah Kecamatan Baleendah, Pacet, Margaasih, Cicalengka, Nagreg, Cileunyi, Solokanjeruk, Majalaya, Rancaekek, Pasirjambu, Bojongsoang, Dayeuhkolot, Katapang, Margahayu, dan Kutawaringin

27.382 1.780.443.000 35.000.000 77.000.000

3 Tanggap darurat 2014

Banjir, Tanah Longsor dan Puting Beliung di Kecamatan Ciwidey, Rancabali, Pasirjambu, Cimaung, Pangalengan, Kertasari, Cicalengka, Rancaekek, Majalaya, Solokanjeruk, Ciparay, Baleendah, Banjaran, Pameungpeuk, Katapang, Kutawaringin, Margaasih, Dayeuhkolot, Bojongsoang dan Kecamatan Cileunyi di Wilayah Kabupaten Bandung

14.589 749.356.250 0 0

Jumlah 2.664.186.650 35.000.000 77.000.000,-

Analisis capaian kinerja pelayanan tanggap darurat bencana dapat diuraikan

sebagai berikut :

1. Tanggap darurat tahun 2012

a) Biaya tidak terduga untuk tanggap darurat bencana kebakaran di Maruyung

Kejadian bencana kebakaran ini mendapat anggaran sebesar

Rp.61,413,000,- yang digunakan untuk belanja bahan baku dumlap (dapur

umum lapangan) bagi korban di pengungsian, membuka posko lapangan,

menyalurkan logistik.

LKIP Badan Penanggulangan Bencana Daerah 2015 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA

43

Secara rinci kegiatan tersebut dapat diuraikan melalui table berikut :

Tabel 3.16

Indikator Tolak Ukur Kinerja

Target Realisasi

Masukan Tersedianya Dana, SDM, Bahan dan waktu

Rp. 61,413,000

Rp. 61,413,000

Keluaran Terlaksananya upaya tanggap darurat melalui penyediaan dumlap.

100% 100%

Hasil Terpenuhinya kebutuhan makanan dan bantuan logistik bagi korban.

100% 100%

b). Biaya tidak terduga untuk tanggap darurat bencana kekeringan

Kejadian bencana kekeringan mendapat anggaran on call tahn 2012

sebesar Rp.117,974,400,-, yang digunakan untuk membiayai mobilisasi air

bersih ke wilayah kekeringan, demobilisasi, belanja langsung untuk honorarium

personil tanggap darurat kekeringan, visibilitas dan belanja ATK pendukung

selama masa tanggap darurat yaitu 7 (tujuh) hari.

Secara rinci kegiatan tersebut dapat diuraikan melalui table berikut :

Tabel 3.17

Indikator Tolak Ukur Kinerja

kuantitas kebutuhan Realisasi

Masukan Tersedianya Dana, SDM, Bahan dan waktu

Rp.117,974,400

Keluaran

Tersedianya mobilisasi bahan bakar minyak :

Truk Quick responder Strada TritonToyota Hilux Toyota Kijang Minyak Pelumas untuk kendaraan Pembelian Tandon Air Selang Hydrant Selang Hydrant Kran Air

3 unit 1 unit 1 unit 1 unit 3 unit 19 buah 1 buah 1 buah 19 buah

23 liter 20 liter 20 liter 20 liter 7 liter

5000 Liter 2.5" x 20

M 2.5" x 30

M 2.5 "

724,500 630,000

1,372,000 1,372,000 3,441,900

86,735,000 2,250,000 3,375,000 1,425,000

Personil Visibilitas Demobilisasi

27 orang 4 buah spanduk Pemelihara

27 orang 9,450,000 1,600,000 3,150,000

LKIP Badan Penanggulangan Bencana Daerah 2015 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA

44

Alat Tulis Kantor

an 3 unit truk dan upah supir

1,000,000

Hasil Terpenuhinya kebutuhan dasar untuk tanggap darurat kekeringan di wilayah kekeringan

100%

c). Biaya tidak terduga untuk tanggap darurat bencana banjir & longsor

Kejadian banjir dan longsor yang terjadi pada November 2012

mendapat anggaran sebesar Rp.381,168,500,- yang digunakan untuk

membiayai mobilisasi belanja bahan bakar minyak, operasional dapur umum

lapangan, sewa alat berat dan uang lelah personil tanggap darurat banjir dan

longsor yang terjadi selama 7 (tujuh) hari yaitu tanggal 19-25 November 2012.

Secara rinci kegiatan tersebut dapat diuraikan melalui table berikut :

Tabel 3.18

Indikator Tolak Ukur Kinerja

kuantitas kebutuhan Realisasi

Masukan Tersedianya Dana, SDM, Bahan dan waktu

Rp 381,168,500

Keluaran

Tersedianya mobilisasi bahan bakar minyak :

Solar Truk DUMLAP Solar kendaraan roda 4 Pertamax kendaraan roda 4 Mobilisasi air bersih Solar kendaraan exsavator Bbm premium genset

2 unit 10 unit 5 unit 2unit

3 unit 2 unit

25 liter 25 liter 25 liter 25 liter 45 liter 7 Liter

1,575,000 7,875,000 8,575,000 1,575,000 4,252,500

441,000

Personil Sewa alat berat Opersional Dumlap,

belanja bahan baku kegiatan : 1.Makanan pokok

pengungsi dan relawan 2. Air mineral 3. Gas elpiji 12 Kg

253 orang 3 unit

2 x 1

75 dus 8 tabung

253 orang 20 jam

3500 orang

89,600,000 10,200,000

245,000,000

7,875,000 4,200,000

Hasil

Terpenuhinya kebutuhan dasar korban untuk tanggap darurat banjir dan longsor.

100%

LKIP Badan Penanggulangan Bencana Daerah 2015 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA

45

Jumlah Total sumber dana on call tanggap darurat bencana dari APBD

Kabupaten Bandung pada tahun 2012 adalah :

BTT untuk tanggap darurat bencana kebakaran sebesar Rp. 61,413,000,-

BTT untuk tanggap darurat bencana kekeringan sebesar Rp. 117,974,400,-

BTT untuk tanggap darurat bencana banjir & longsor sebesar

Rp.381,168,500,-

Jumlah Rp.560,555,900

2. Tanggap darurat tahun 2013 a). Kegiatan Yang Dibiayai Bantuan Tidak Terduga (APBD Kabupaten

Bandung)

Terlaksana 4 tahap, diantaranya :

1. Tanggap darurat bencana banjir di Kecamatan Ciwidey, Soreang,

Kutawaringin, Margaasih, Pangalengan, Cangkuang, Banjaran, Dayeuhkolot,

Bojongsoang, Majalaya, Rancaekek, Cileunyi dan Cicalengka berdasarkan

Surat Bupati Bandung Nomor : 360/ Kep.130-BPBD/ 2013 tanggal 19 Februari

2013 tentang Penggunaan Pos Belanja Tidak Terduga Tahun Anggaran 2013.

Pelaksanaan tanggap darurat ini terhitung dari tanggal 07 Februari s/d

28 Februari 2013, dengan pagu anggaran sebesar Rp. 649.620.500,-

terealisasi sebesar Rp.334.851.181,-. Sisa anggaran dikembalikan ke kas

daerah sebesar Rp.314.769.319,-.

2. Tanggap darurat bencana banjir dan longsor di Kecamatan Beleendah,

Bojongsoang, Dayeuhkolot, Banjaran, Cikancung, Cicalengka, Majalaya,

Rancaekek, Cileunyi, Ibun dan Kutawaringin berdasarkan Surat Bupati

Bandung Nomor : 360/ Kep.226-BPBD/ 2013 tanggal 03 April 2013 tentang

Penggunaan Pos Belanja Tidak Terduga Tahun Anggaran 2013 untuk Biaya

Tanggap Darurat Bencana Banjir dan Longsor..

Pelaksanaan tanggap darurat ini berlangsung selama sepuluh hari

terhitung dari tanggal 27 Maret s/d 05 April 2013, dengan pagu anggaran

sebesar Rp. 411.675.000,- terealisasi sebesar Rp.411.675.000,- atau

terealisasi 100 %.

LKIP Badan Penanggulangan Bencana Daerah 2015 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA

46

3. Surat Bupati Bandung Nomor : 360/ Kep 237- BPBD tanggal 09 April 2013

tentang penggunaan Pos Belanja Tidak Terduga Tahun Anggaran 2013 Untuk

Biaya Tanggap Darurat Bencana Banjir dan Longsor di Kecamatan

Baleendah, Bojongsoang, Dayeuhkolot, Banjaran, Cikancung, Cicalengka,

Majalaya, Rancaekek, Cileunyi, Ibun dan Kutawaringin selama tujuh hari mulai

tanggal 06 April s/d 12 April 2013. Pagu anggaran untuk kegiatan ini adalah

sebesar Rp.269.972.500,- dan terealisasi Rp. 269.972.500,- atau 100%.

4. Surat Pernyataan Status Darurat Bencana Banjir dan Longsor di Kecamatan

Cangkuang, Banjaran, Pameumpeuk, Baleendah, Dayeuhkolot, Bojongsoang,

Majalaya, Rancaekek, Cileunyi, Cicalengka, Pacet, Ibun, Katapang dan

Kutawaringin Kabupaten Bandung terhitung mulai tanggal 23 April s/d 02 Mei

2013. Pagu anggaran untuk kegiatan ini adalah sebesar Rp.449.175.000,- dan

terealisasi 100 %.

Jadi total untuk BTT Tahun anggaran 2013 adalah :

Tabel 3.19

No. Dasar Pagu Anggaran Realisasi Pengembalian

1. Surat Bupati Bandung Nomor : 360/ Kep.130-BPBD/ 2013 tanggal 19 Februari 2013 tentang Penggunaan Pos Belanja Tidak Terduga Tahun Anggaran 2013.

Rp. 649.620.500,- Rp.334.851.181,- (52%)

Rp.314.769.319,-

2. Surat Bupati Bandung Nomor : 360/ Kep.226-BPBD/ 2013 tanggal 03 April 2013 tentang Penggunaan Pos Belanja Tidak Terduga Tahun Anggaran 2013 untuk Biaya Tanggap Darurat Bencana Banjir dan Longsor.

Rp. 411.675.000,- Rp.411.675.000,- (100%)

3. Surat Bupati Bandung Nomor : 360/ Kep 237- BPBD tanggal 09 April 2013 tentang penggunaan Pos Belanja Tidak Terduga Tahun Anggaran 2013 Untuk Biaya Tanggap Darurat Bencana Banjir dan Longsor

Rp.269.972.500,- Rp.269.972.500,- (100%)

4. Surat Pernyataan Status Rp.449.175.000,- Rp.449.175.000,-

LKIP Badan Penanggulangan Bencana Daerah 2015 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA

47

Darurat Bencana Banjir dan Longsor

(100%)

Jumlah Rp. 1.780.443.000 Rp. 1.465.673.681,- Rp.314.769.319,-

b). Bantuan Dari BADAN NASIONAL PENANGGULANGAN BENCANA (BNPB)

KEGIATAN YANG DIBIAYAI DANA SIAP PAKAI BADAN NASIONAL

PENANGGULANGAN BENCANA

1. Tanggap darurat bencana banjir di Baleendah kabupaten Bandung dengan

dana DSP sebesar Rp. 360.000.000,- yang terealisasi sebesar 100 % , yang

berlangsung dari tanggal 06 mei sampai dengan 12 mei 2015 dengan rincian

sebagai berikut :

2. Tanggap darurat bencana longsor tahap I berdasarkan Keputusan Bupati

Bandung Nomor : 360/Kep.334- BPBD/ 2015 tentang Penetapan Status

Keadaan Darurat Penanganan Bencana Tanah Longsor di Kampung

Cibitung Desa Margamukti Kecamatan Pangalengan kabupaten Bandung,

dengan pagu anggaran yang dibiaya Dana Siap Pakai dari BNPB sebesar

Rp.396.174.000 dan terealisasi sebesar 100% , dengan rincian sebagai

berikut :

Kebutuhun Dapur Umum 1 Nasi Bungkus 2 Air Minum 3 Gas Elpiji 12 Kg Kebutuhan Dasar Pengungsi 1 Pangan

- Beras - Minyak Goreng - Mie Instan - Sarden - Kornet - Susu Bayi - Bubur / Makan Bayi 2 Sandang - Baju Putih Biru Laki-laki SMP - Baju Pramuka Laki-laki SMP - Baju Putih Biru Perempuan SMP - Baju Pramuka Perempuan SMP - Pakaian anak Laki-laki usia SMP - Pakaian anak Perempuan usia SMP - Baju Merah Putih Laki-laki SD

LKIP Badan Penanggulangan Bencana Daerah 2015 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA

48

- Baju Pramuka Laki-laki SD - Pakaian anak Laki-laki usia SD - Baju Merah Putih Perempuan SD - Baju Pramuka Perempuan SD - Pakaian anak Perempuan usia SD - Pakaian Remaja Laki-laki usia SMA - Pakaian Remaja Perempuan usia SMA - Pakaian Balita Laki-laki - Pakaian Balita Perempuan - Pakaian Lansia Laki-laki - Pakaian Lansia Perempuan - Pakaian Desawa Laki-laki - Pakaian Desawa Perempuan 3 Perlengkapan Sekolah - Tas - Sepatu - Buku Tulis - Ball Point - Penghapus 4 Family Kits - Sabun Mandi - Sabun Cuci - Sikat Gigi - Pasta Gigi - Minyak Kayu Putih 5 Perlengkapan Dapur 6 Selimut 7 Obat Kebutuhan Peralatan 1 Cangkul 2 Singkup 3 Kantong Sampah 4 Karung Plastik 5 Tenda Peleton 6 Tenda Posko 7 Velbed 8 Headlamp 9 Matras Belanja Bahan Bakar 1 Roda 2 / Pertamax 2 Roda 4 Pertamax 3 Roda 4 Pertamina Dex 4 Roda 6 Pertamina Dex 5 Bechoe Kecil Pertamina Dex 6 Dozer Pertamina Dex

LKIP Badan Penanggulangan Bencana Daerah 2015 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA

49

7 Genset Pertamax Kebutuhan Posko 1 Kebutuhan ATK 2 Spanduk Kebutuhan Jatah Hidup 1 Beras 2 Lauk Pauk 3 Air Minum

3. Tanggap darurat bencana kekeringan berdasarkan Keputusan Bupati Bandung

nomor : 365/ Kep.483-BPBD/ 2015 yang berlangsung dari tanggal 5 Agustus

s.d 31 Desember 2015, dengan pagu anggaran yang dibiayai oleh dana siap

pakai (DSP) BNPB sebesar Rp. 169.740.000 dengan rincian sebagai berikut :

Tabel 3.20

ANGGARAN BIAYA

SIAGA DARURAT BENCANA KEKERINGAN BERUPA KEKURANGAN AIR BERSIH DAN AIR MINUM

DI WILAYAH KAB. BANDUNG PROVINSI JAWA BARAT

NO U R A I A N RINCIAN PERHITUNGAN

JUMLAH (Rp) Volume

Satuan

Harga Satuan

1 2 3 4 5 6

1. Biaya Posko

25.000.000

Biaya Posko 1 Paket

Pkt

25.000.000

25.000.000

2. Uang Lelah dan Uang Makan

87.000.000

Uang Lelah dan

uang Makan 20 Org x 30 Hari

HOK

145.000

87.000.000

2.

BIAYA BELANJA BAHAN BAKAR MINYAK ( BBM )

10.440.000

Droping Air Bersih

- Droping Air bersih

(Solar) 1 Unit x 30 Hari x 20

Lt Liter 7.400

4.440.000

- Droping Air bersih

(Pertamina Dex) 1 Unit x 30 Hari x 20

Lt Liter

10.000

6.000.000

3.

BIAYA BELANJA BAHAN BAHU KEGIATAN

47.300.000

- Pengadaan Air Bersih

91 Desa x 6 Tangki

Tang

ki

50.000

27.300.000

- Pembuatan Tangkapan air dan Pipanisasi

1 Unit

Unit

20.000.000

20.000.000

Jumlah Total Rencana Anggaran Biaya 169.740.000

LKIP Badan Penanggulangan Bencana Daerah 2015 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA

50

Sasaran : Tersedianya perlengkapan pendukung penanggulangan bencana

Sasaran ini dimaksudkan untuk menggambarkan keberhasilan peningkatan

tersedianya perlengkapan pendukung penanggulangan bencana. Indikator dan

capaian kinerja dari sasaran ini dapat digambarkan pada tabel sebagai berikut :

Tabel 3.21. Sasaran Terselenggaranya Pelayanan cepat penanggulangan

bencana

Indikator Target

2015

Realisasi

2015

% capaian

tahun 2015

Realisasi capaian kinerja (%)

2014 2013 2012 2011

persentase bantuan logistik dan peralatan untuk kebutuhan korban bencana

100 98 100 99,8 100 99,6 0

Persentase kecamatan yang menerima bantuan pada saat tanggap darurat

100 100 74 100 100 100 0

Capaian indikator kinerja untuk sasaran ini ada 2 yaitu :

1. Indikator persentase bantuan logistik dan peralatan untuk kebutuhan korban

bencana, indikator ini didukung 2 kegiatan yaitu Kegiatan Pengadaan logistik

dan obat-obatan bagi penduduk di tempat penampungan Pengungsi tercapai

98% dari target 100% pada tahun 2015, di 2013 tercapai sebanyak 100% dan

pada 2014 tercapai 99,8% menurun 0,2% dan Kegiatan Pengadaan sarana

dan prasarana evakuasi penduduk dari ancaman/korban bencana alam

tercapai 74% dari target 100%, sarana prasarana dimaksud yaitu :

Uraian Jumlah

Peralatan yang diberikan pada masyarakat

:

1. Tenda Pleton

2. Tenda Pleton/ Tenda Regu,

3. Peralatan Dapur Umum Lapangan

4. Blankar/ Tandur

5. Mesin Pompa 3 inc

6. Mesin pompa 6 inc

7. Alat komunikasi. Handytalky

8. Alat Komunikasi/ RIG

9. Perahu Karet + Dayung

13 unit 6 buah 6 set

33 buah 14 unit 3 unit 49 unit 4 unit 3 unit

LKIP Badan Penanggulangan Bencana Daerah 2015 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA

51

10. Perahu Kayu + Dayung

11. Sepatu Boot

12. Rompi Pelampung

13. Lampu Darurat/ Headlamp

14. Genset

15. Gergaji mesin

16. Tabung Damkar YP-20NR 6 Kg

Peralatan kebutuhan Badan "

1. Alat penarik / Anhang

2. Tempat tidur lipat

3. Pengadaan alat komunikasi radio VHF

21 buah 70 satuan 56 buah 40 buah 10 unit 3 buah 2 buah

2 unit

100 buah 2 set

2. Indikator Persentase kecamatan yang menerima bantuan pada saat tanggap

darurat tercapai 100%. Pada indikator ini, kegiatan yang mendukung adalah

dianggarkan dari biaya tidak terduga tanggap darurat bencana. Artinya adalah,

karena bencana tidak dapat ditargetkan kejadian dan korbannya, maka untuk

setiap korban yang terkena bencana pada saat tanggap darurat, target BPBD

mengenai kebutuhan mereka akan terpenuhi 100% setiap tahunnya.

Berdasarkan data rekapitulasi peristiwa bencana yang terjadi di wilayah

Kabupaten Bandung selama tahun 2015 terjadi 4 kali tanggap darurat yaitu :

a) pada tanggal 30 desember 2014 - 5 Januari 2015 dengan korban dan

kerugian pada 20 Kecamatan Kabupaten Bandung. Tercatat sebanyak 32

kejadian bencana. Adapun rincian kejadian bencana yang terjadi selama

2015 yakni, tanah longsor sebanyak 1 kejadian, banjir 29 kejadian, retakan

tanah 1 kejadian, bencana kekeringan sebanyak 1 kali kejadian.

b) Bencana – bencana tersebut menimbulkan kerugian materil maupun non

materil diantaranya hilangnya tempat tinggal penduduk untuk sementara

waktu karena rumahnya terendam banjir maupun tertimbun longsoran tanah

atau hilangnya mata pencaharian karena rusaknya infrastruktur

perekonomian. Dengan kondisi tersebut, Para korban bencana tetap berhak

menerima bantuan untuk memenuhi kebutuhan dasar hidupnya.

Pemenuhan kebutuhan para korban bencana pada tahun 2015 tidak hanya

disediakan oleh pemerintah tetapi juga dari individu maupun kelompok

masyarakat serta dari pihak swasta. Bantuan – bantuan tersebut selalu

LKIP Badan Penanggulangan Bencana Daerah 2015 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA

52

direkapitulasi dan kemudian didistribusikan kepada para korban bencana

yang membutuhkan secara langsung ataupun melalui para relawan. Para

pemberi bantuan pada tahun 2015 diantaranya adalah sebagai berikut:

1. Pemerintah pusat melalui BNPB

2. Pemerintah Provinsi Jawa Barat

3. SKPD di Lingkungan Pemerintah Kabupaten Bandung

4. Individu maupun kelompok masyarakat

Sasaran : Terbentuknya kelompok masyarakat penanggulangan bencana di

tiap kecamatan

Sasaran ini dimaksudkan untuk menggambarkan keberhasilan peningkatan

terbentuknya kelompok masyarakat penanggulangan bencana di tiap kecamatan.

Indikator dan capaian kinerja dari sasaran ini dapat digambarkan pada tabel

sebagai berikut :

Tabel 3.22. Sasaran Terbentuknya kelompok masyarakat penanggulangan

bencana di tiap kecamatan

Indikator Target 2015

Realisasi 2015

% capaian tahun 2015

Realisasi capaian kinerja (%)

2014 2013 2012 2011

Ketersedian personil kebencanaan yang handal

40 orang

40 orang 100 100 110 100

Capaian indikator ketersediaan personil kebencanaan yang handal pada

tahun 2013 tercapai 100%; pada tahun 2014 tercapai 100% artinya dan pada

tahun 2015 tercapai 100%.

Capaian indikator kinerja untuk sasaran ini didukung oleh Kegiatan

Penyelenggaraan Pendidikan dan Pelatihan Tenaga Teknis dan Masyarakat. Pada

tahun 2014 tercapai 100% yaitu sebanyak 40 orang tenaga yang handal dalam

pendampingan psikososial korban pasca bencana. Pada tahun 2013 kegiatan

yang mendukung indikator ini adalah pelatihan Tim dalam mendukung upaya

pengurangan risiko bencana tercapai 100% yaitu sebanyak 200 orang dan pada

tahun 2014 tercapai 40 orang. Sehingga pada tahun 2015 BPBD telah melakukan

LKIP Badan Penanggulangan Bencana Daerah 2015 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA

53

pelatihan kebencanaan kepada aparatur maupun masyarakat sebanyak 40 orang

personil. Para peserta pelatihan kemudian dikelompokan sesuai dengan tugas dan

fungsinya. Ada dua kelompok besar penanggulangan bencana yaitu Unit Cegah

Siaga (UCS) yang beperan aktif dalam melakukan pengurangan risiko bencana

dalam fase pra bencana, Tim Reaksi Cepat (TRC) yang lebih berperan dalam

proses tanggap darurat bencana dengan tugas pokoknya melakukan kajian cepat

kebutuhan para korban bencana serta menghitung kerusakan sementara akibat

bencana.

Untuk membentuk personil kebencanaan yang handal diperlukan pelatihan

penanggulangan bencana baik dari segi teori maupun implementasi di lapangan.

Oleh karena itu, BPBD telah melaksanakan beberapa kegiatan baik kegiatan

internal BPBD maupun dengan bekerja sama dengan lembaga lain. Pelatihan yang

telah dilaksanakan oleh BPBD diantaranya:

a. Pelatihan Damages and Losses Assesment (DaLA) yaitu pelatihan perhitungan

kerusakan dan kerugian pasca bencana bagi aparatur kecamatan (2013 dan

2014).

b. Pelatihan penggunaan radio komunikasi dengan output jumlah kecamatan yang

terhubung dengan pusat informasi BPBD dan rambu evakuasi (2014)

c. Pelatihan pendampingan psikososial korban pasca bencana (2015)

d. Pelatihan penanggulangan bencana dasar

e. Pelatihan pengelolaan dapur umum lapangan

f. Pelatihan Search and rescue (SAR)

Sasaran : Berkurangnya ancaman dan kerentanan bencana

Sasaran ini dimaksudkan untuk menggambarkan keberhasilan peningkatan

Berkurangnya ancaman dan kerentanan bencana. Indikator dan capaian kinerja

dari sasaran ini dapat digambarkan pada tabel sebagai berikut :

LKIP Badan Penanggulangan Bencana Daerah 2015 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA

54

Tabel 3.23. Sasaran Berkurangnya ancaman dan kerentanan bencana

Indikator Target

2015

Realisasi

2015

% capaian

tahun 2015

Realisasi capaian

kinerja (%)

2014 2013 2012

Jumlah kecamatan yang telah dipetakan potensi bencananya

1 dok dan 31 Kec peta rawan longsor

1 dok dan 31 Kec

89 3 Kec 2 kec 1 kec

Capaian indikator kinerja untuk sasaran ini didukung oleh 2 kegiatan yaitu :

1. Kegiatan Pemetaan Kawasan Rawan Bencana, pada tahun 2015 terpetakan

wilayah rawan bencana di 31 kecamatan.

Adapun kendala yang dihadapi yaitu Kriteria teknis untuk kegiatan pemetaan

kawasan rawan bencana tidak sesuai perencanaan :

a) Tersusunnya peta rawan bencana se-Kabupaten Bandung per Kecamatan, dalam

hal ini wilayah rawan bencana longsor.

b) Tersusunnya Peta rawan bencana detail, tetapi sampai saat ini hasil

penyusunannya tidak sesuai dengan standarisasi peta.

Upaya yang dilakukan adalah :

Tersusunnya database kebencanaan harus sesuai standarisasi data BNPB yaitu

Peraturan Kepala BNPB nomor. 8 Tahun 2011 tentang Standarisasi Data

Kebencanaan

Pada tahun 2015 tercapai 89% atau 31 kecamatan dari tahun 2014 yang hanya

tercapai 3 kecamatan rawan bencana banjir. Artinya meningkat mencapai 28

kecamatan. Pada tahun 2013 hanya 31 kecamatan yg dipetakan, pada 2012

hanya 1 kecamatan dan pada 2011 wilayah rawan masih dalam bentuk sketsa

sebanyak 31 kecamatan.

2. Kegiatan lainnya yaitu terlaksananya sosialisasi pengurangan resiko bencana di 31

kecamatan di Wilayah Kabupaten Bandung. Dengan adanya kegiatan ini, diharapkan

seluruh masyarakat dapat menjadi lebih siaga dalam menghadapi bencana banjir,

angin kencang, gerakan tanah dan lonsor. yang bertujuan untuk merangsang

masyarakat agar berperan aktif dalam penyelanggaraan penanggulangan bencana

dengan membentuk kelompok di tiap wilayah rawan bencana.

LKIP Badan Penanggulangan Bencana Daerah 2015 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA

55

Sasaran : Tersusunnya produk hukum daerah penanggulangan bencana

Sasaran ini dimaksudkan untuk menggambarkan keberhasilan peningkatan

Tersusunnya produk hukum daerah penanggulangan bencana. Indikator dan

capaian kinerja dari sasaran ini dapat digambarkan pada tabel sebagai berikut :

Tabel 3.24. Sasaran Tersusunnya produk hukum daerah penanggulangan

bencana

Indikator Target 2014

Realisasi 2014

% capaian tahun 2014

Realisasi capaian kinerja (%)

2013 2012 2011

Jumlah Dokumen perencanaan penanggulangan bencana yang disusun

1 dok 1 dok 100 3 dok 1 dok 0

Capaian indikator kinerja untuk sasaran ini didukung oleh kegiatan

penyusunan rumusan kebijakan bencana daerah yang pada tahun 2014 tercapai 1

dokumen yaitu terusunnya Peraturan Bupati Bandung Nomor 52 Tahun 2014

Tentang Pedoman Pemberian Bantuan Sosial Barang Yang Diserahkan

Kepada Pihak Ketiga/ Masyarakat Akibat Bencana Alam Yang Bersumber Dari

Anggaran Pendapatan Dan Belanja Daerah Kabupaten Bandung.

Pada tahun 2013 tercapai 3 dokumen yaitu :

1. Peraturan Daerah Kabupaten Bandung Nomor 2 tahun 2013 Tentang

Penyelenggaraan Penanggulangan Bencana di Kabupaten Bandung

2. Peraturan Bupati Bandung Nomor 23 Tahun 2013 Tentang Pembagian

Kewenangan, Tugas, Dan Fungsi Satuan Kerja Perangkat Daerah Dalam

Penyelengaraan Penanggulangan Bencana Di Kabupaten Bandung

3. Dokumen Rencana Penanggulangan Bencana Daerah.

Pada tahun 2012 tercapai 1 dokumen yaitu dokumen rencana kontijensi

bencana banjir.

LKIP Badan Penanggulangan Bencana Daerah 2015 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA

56

Sasaran : Meningkatnya partisipasi masyarakat dalam penangulangan

bencana, dengan sasaran utama masyarakat di wilayah rawan

bencana

Sasaran ini dimaksudkan untuk menggambarkan keberhasilan peningkatan

Meningkatnya partisipasi masyarakat dalam penangulangan bencana, dengan

sasaran utama masyarakat di wilayah rawan bencana. Indikator dan capaian

kinerja dari sasaran ini dapat digambarkan pada tabel sebagai berikut :

Tabel 3.25. Sasaran Meningkatnya partisipasi masyarakat dalam

penangulangan bencana, dengan sasaran utama masyarakat di

wilayah rawan bencana

Indikator Target

2015

Realisasi

2015

% capaian

tahun 2015

Realisasi capaian kinerja (%)

2014 2013 2012 2011

Jumlah Kecamatan yang siaga bencana di Kabupaten Bandung

31 kec 31 kec 98 100% 100% 33% 0

Capaian indikator jumlah kecamatan yang siaga bencana pada tahun 2012

mencapai 33% ; pada tahun 2013 mencapai 100%, artinya meningkat sebesar

67%, pada tahun 2014 tercapai 100% dan pada tahun 2015 tercapai 98%.

Capaian indikator sasaran ini didukung oleh Kegiatan penyiapan tenaga

pengendali keamanan dan kenyamanan lingkungan. Output dari kegiatan ini

adalah terhubungnya 31 kecamatan dengan pusat informasi kebencanaan BPBD

dan berlangsungnya komunikasi dan tersampikannya informasi peringatan dini

bencana, diantaranya :

a) personil siaga bencana 24 jam

b) 1 alat early warning system untuk bencana banjir

c) 1 unit alat pemantau curah hujan

d) 1 alat disaster early warning system (DEWS)

Selain itu ada juga sub kegiatan seperti sosialisasi pengurangan resiko

bencana yang dilakukan ke 31 kecamatan serta tersedianya TRC pada setiap

kecamatan di Kabupaten Bandung. Pada tahun 2015 tersosialisasikannya PRB ke

1800 orang masyarakat dari beberapa unsur, tahun 2014 tercapai 31 kecamatan

LKIP Badan Penanggulangan Bencana Daerah 2015 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA

57

juga pada tahun 2013. Sedangkan pada tahun 2012 hanya tercapai 10 kecamatan,

artinya meningkat pada 2013 sebanyak 21 kecamatan yang siaga bencana.

Sasaran : Terbangunnya kembali kehidupan masyarakat pasca bencana

Sasaran ini dimaksudkan untuk menggambarkan keberhasilan peningkatan

Terbangunnya kembali kehidupan masyarakat pasca bencana, dengan sasaran utama

masyarakat di wilayah rawan bencana. Indikator dan capaian kinerja dari sasaran ini

dapat digambarkan pada tabel sebagai berikut :

Tabel 3.26. Sasaran Terbangunnya kembali kehidupan masyarakat pasca

bencana

Indikator Target

2015

Realisasi

2015

% capaian

tahun 2015

Realisasi capaian

kinerja (%)

2014 2013 2012

Persentase perbaikan sarana dan prasarana masyarakat pasca bencana

100 % 9,82% 9,82% 48% 90% 0

Capaian indikator sasaran ini didukung oleh Program perbaikan perumahan

akibat bencana alam/sosial dengan kegiatan Fasilitasi dan stimulasi rehabilitasi

rumah akibat bencana sosial yang pada tahun 2015 hanya tercapai 9,82%, artinya

mengalami penurunan kinerja sebesar 37,18% dari tahun 2014 yang juga hanya

tercapai 48% , pada tahun 2013 tercapai 90% artinya mengalami penurunan sebesar

42%.

Keluaran dari kegiatan ini adalah tersedianya bantuan stimulan untuk

korban pasca terjadi bencana. Wilayah yang mendapat bantuan stimulan yaitu

Kecamatan Pameungpeuk Desa Rancamulya sebanyak 40 Orang pada tahun

2014 dan pada tahun 2015 hanya melaksanakan survey bahan material. Bentuk

bantuan untuk para korban bencana adalah berupa barang bahan material,

seperti batu bata, pasir, semen, genting dan lain sebagainya.

Hambatan dari tidak tercapainya kegiatan ini karena beberapa alasan

diantaranya :

1) Keterbatasan Sumber Daya Manusia (SDM) yang memiliki keahlian

tentang penghitungan kerusakan dan kerugian pasca bencana.

2) Proses kriteria dan besaran bantuan sosial yang lama, karena

melibatkan beberapa pihak luar seperti Dinas Pertasih, Pihak

Kecamatan dan Desa.

LKIP Badan Penanggulangan Bencana Daerah 2015 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA

58

3) Pelaksanaan penyaluran bantuan material tersebut dengan proses

yang cukup lama, menyebabkan beberapa masyarakat korban bencana

melakukan rehabilitasi dan reknstruksi secara mandiri, mengingat

kebutuhan perbaikan rumah sangat mendesak. akhirnya sebagian

besar masyarakat korban bencana mengajukan permohonan bantuan

berupa uang. Hal ini bertentangan dengan Peraturan Bupati Bandung

nomor 52 tahun 2014 tentang Pedoman Pemberian Bantuan Sosial

Barang Yang Diserahkan Kepada Pihak Ketiga/Masyarakat akibat

Bencana Alam Yang Bersumber Dari Anggaran Pendapatan Dan

Belanja Daerah Kabupaten Bandung.

Pada Pasal 2 ayat (1) berbunyi "Pemerintah Daerah memberikan

Bantuan Sosial berupa barang kepada individudan/atau keluargayang

menjadi korban bencana alam dengan kriteria kerusakan bangunan

ringansesuai kemampuan keuangan daerah yang dilakukan secara

selektifsesuai ketentuan peraturan perundang – undangan". ayat (2)

berbunyi "Barang sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berupa

bahan bangunan seperti genting, asbes, kaso dan bahan bangunan

lainnya.

4) Dibutuhkan formulasi aturan tentang penyaluran bantuan sosial pasca

bencana bahwa bantuan untuk rehabilitasi dan rekonstruksi adalah

berupa dana hibah yang leading sektor pelaksananya disesuaikan

dengan ketentuan yang berlaku.

Pelaksanaan pemberian bantuan sosial korban bencana pada tahun 2015

dilaksanakan dalam 2 (dua) jenis bantuan sosial, yaitu uang melalui cek tunai atau

transfer ke rekening tabungan korban bencana, sesuai dengan Peraturan Bupati

Bandung Nomor 62 Tahun 2011 tentang Tata Cara Pemberian Hibah, Bantuan Sosial,

Bantuan Keuangan dan Belanja Tidak Terduga Yang Bersumber Dari Anggaran

Pendapatan dan Belanja Daerah Di Kabupaten Bandung (Berita Daerah Kabupaten

Bandung Tahun 2011 Nomor 62) sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir

dengan Peraturan Bupati Bandung Nomor 4 Tahun 2013 tentang Perubahan Kedua

Atas Peraturan Bupati Bandung Nomor 62 Tahun 2011 tentang Tata Cara Pemberian

Hibah, Bantuan Sosial, Bantuan Keuangan dan Belanja Tidak Terduga Yang

Bersumber Dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Di Kabupaten Bandung

(Berita Daerah Kabupaten Bandung Tahun 2013 Nomor 4) dan Keputusan Bupati

LKIP Badan Penanggulangan Bencana Daerah 2015 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA

59

Bandung Nomor 978/Kep.185-DPPK/2014 tentang Penetapan Penerima dan Besaran

Hibah dan Bantuan Sosial di Kabupaten Bandung Tahun Anggaran 2014 berupa

bantuan sosial yang tidak dapat direncanakan.

Selain itu bantuan lainnya yaitu bantuan sosial barang berupa material

bangunan, berdasar kepada Peraturan Bupati Bandung Nomor 52 Tahun 2014

tentang Pedoman Pemberian Bantuan Sosial Barang Yang Diserahkan Kepada Pihak

Ketiga/Masyarakat Akibat Bencana Alam Yang Bersumber Dari Anggaran Pendapatan

Belanja Daerah Kabupaten Bandung dan Keputusan Bupati Bandung Nomor

978/Kep.173-DPPK/2015 tentang Penetapan Penerima Dan Besaran Hibah Dan

Bantuan Sosial Di Kabupaten Bandung Tahun Anggaran 2015, tanggal 30 Januari

2015. Bantuan sosial yang tidak dapat direncanakan berupa cek tunai atau transfer ke

rekening tabungan untuk korban bencana pada tahun 2015 dilaksanakan sebanyak 2

(dua) tahap yang dikelola oleh DPPK Kabupaten Bandung.

1. 978/Kep.173-DPPK/2015 tentang Penetapan Penerima Dan Besaran Hibah

Dan Bantuan Sosial Di Kabupaten Bandung Tahun Anggaran 2015, tanggal 30

Januari 2015.

a. Jumlah pengajuan sebanyak 27 (dua puluh tujuh) penerima dengan total

nilai sebesar Rp. 21.000.000,- (dua puluh satu juta rupiah). Terdiri atas 2

(dua) kecamatan yaitu Kecamatan Pangalengan Desa Tribaktimulya dan

Kecamatan Ciparay Desa Ciparay;

b. Pelaksanaan Pembagian bantuan sosial berupa cek tunai langsung di

Kantor DPPK Kabupaten Bandung;

2. 978/Kep.173-DPPK/2015 tentang Penetapan Penerima Dan Besaran Hibah

Dan Bantuan Sosial Di Kabupaten Bandung Tahun Anggaran 2015, tanggal 30

Januari 2015

a. Jumlah pengajuan sebanyak 656 pemohon/ berkas yang diajukan ke DPPK

Kabupaten Bandung dan hanya 87 yang menjadi penerima dengan total

nilai sebesar Rp.495.500.000,- (Empat Ratus Sembilan Puluh Lima Juta

Lima Ratus Ribu Rupiah), terdiri dari 4 (empat) kecamatan dan 7 (tujuh)

desa.

LKIP Badan Penanggulangan Bencana Daerah 2015 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA

60

Tabel 3.27.

Calon Penerima Bantuan Sosial Berdasarkan

Keputusan Bupati Bandung nomor 978/Kep.173-DPPK/2015 tentang Penetapan

Penerima Dan Besaran Hibah Dan Bantuan Sosial Di Kabupaten Bandung

Tahun Anggaran 2015, tanggal 30 Januari 2015

KODE REKENING

URAIAN ANGGARAN

1 2 3

5 . 1 . 4 . 07 . 01

5 . 1 . 5 Belanja Bantuan Sosial 12.617.250.000,00

5 . 1 . 5 . 01 Belanja Bantuan Sosial kepada Organisasi Sosial Kemasyarakatan

12.617.250.000,00

5 . 1 . 5 . 01 . 01 Belanja Bantuan Sosial Organisasi Kemasyarakatan

12.617.250.000,00

5 . 1 . 5 . 01 . 01 BANTUAN SOSIAL YANG DIREKOMENDASI OLEH BPBD

495.500.000,00

5 . 1 . 5 . 01 . 01 1 Bantuan Sosial Korban LONGSOR Kepada DEDE SUTARMAN KP.RANCAGADOK RT 04/02 Desa TRIBAKTIMULYA Kec. PANGALENGAN

3.000.000,00

5 . 1 . 5 . 01 . 01 2 Bantuan Sosial Korban LONGSOR Kepada ADIH KP.RANCAGADOK RT 03/02 Desa TRIBAKTIMULYA Kec. PANGALENGAN

3.000.000,00

5 . 1 . 5 . 01 . 01 3 Bantuan Sosial Korban LONGSOR Kepada SARIP HIDAYAT KP. PATROL RT 02/04 Desa TRIBAKTIMULYA Kec. PANGALENGAN

3.000.000,00

5 . 1 . 5 . 01 . 01 4 Bantuan Sosial Korban Angin Putting Beliung/Angin Kencang Kepada ASEP SUPRIATNA KP. BABAKAN CARINGIN RT 01 RW 08 Desa CIPARAY Kec. CIPARAY

500.000,00

5 . 1 . 5 . 01 . 01 5 Bantuan Sosial Korban Angin Putting Beliung/Angin Kencang Kepada SOLIHIN KP. BABAKAN CARINGIN RT 01 RW 08 Desa CIPARAY Kec. CIPARAY

500.000,00

5 . 1 . 5 . 01 . 01 6 Bantuan Sosial Korban Angin Putting Beliung/Angin Kencang Kepada CACA RUKMANA KP. BABAKAN CARINGIN RT 03 RW 08 Desa CIPARAY Kec. CIPARAY

500.000,00

5 . 1 . 5 . 01 . 01 7 Bantuan Sosial Korban Angin Putting Beliung/Angin Kencang Kepada BASRI KP. BABAKAN CARINGIN RT 03 RW 08 Desa CIPARAY Kec. CIPARAY

500.000,00

5 . 1 . 5 . 01 . 01 8 Bantuan Sosial Korban Angin Putting Beliung/Angin Kencang Kepada ADE MAMAT KP. BABAKAN CARINGIN RT 03 RW 08 Desa CIPARAY Kec. CIPARAY

500.000,00

5 . 1 . 5 . 01 . 01 9 Bantuan Sosial Korban Angin Putting Beliung/Angin Kencang Kepada SAEPUDIN KP. BABAKAN CARINGIN RT 03 RW 08 Desa CIPARAY Kec. CIPARAY

500.000,00

LKIP Badan Penanggulangan Bencana Daerah 2015 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA

61

1 2 3

5 . 1 . 5 . 01 . 01 10 Bantuan Sosial Korban Angin Putting

Beliung/Angin Kencang Kepada IDAR KP.

BABAKAN CARINGIN RT 03 RW 08 Desa

CIPARAY Kec. CIPARAY

500.000,00

5 . 1 . 5 . 01 . 01 11 Bantuan Sosial Korban Angin Putting

Beliung/Angin Kencang Kepada ADE

WIHARMA KP. BABAKAN CARINGIN RT 03

RW 08 Desa CIPARAY Kec. CIPARAY

500.000,00

5 . 1 . 5 . 01 . 01 12 Bantuan Sosial Korban Angin Putting

Beliung/Angin Kencang Kepada RUKMANA

KP. BABAKAN CARINGIN RT 03 RW 10

Desa CIPARAY Kec. CIPARAY

500.000,00

5 . 1 . 5 . 01 . 01 13 Bantuan Sosial Korban Angin Putting

Beliung/Angin Kencang Kepada IYAN

SOPIAN KP. BABAKAN CARINGIN RT 03

RW 10 Desa CIPARAY Kec. CIPARAY

500.000,00

5 . 1 . 5 . 01 . 01 14 Bantuan Sosial Korban Angin Putting

Beliung/Angin Kencang Kepada IYAM KP.

BABAKAN CARINGIN RT 03 RW 10 Desa

CIPARAY Kec. CIPARAY

500.000,00

5 . 1 . 5 . 01 . 01 15 Bantuan Sosial Korban Angin Putting

Beliung/Angin Kencang Kepada WEWEN

KP. BABAKAN CARINGIN RT 03 RW 10

Desa CIPARAY Kec. CIPARAY

500.000,00

5 . 1 . 5 . 01 . 01 16 Bantuan Sosial Korban Angin Putting

Beliung/Angin Kencang Kepada MIMIN KP.

BABAKAN CARINGIN RT 03 RW 10 Desa

CIPARAY Kec. CIPARAY

500.000,00

5 . 1 . 5 . 01 . 01 17 Bantuan Sosial Korban Angin Putting

Beliung/Angin Kencang Kepada ENONG KP.

BABAKAN CARINGIN RT 03 RW 10 Desa

CIPARAY Kec. CIPARAY

500.000,00

5 . 1 . 5 . 01 . 01 18 Bantuan Sosial Korban Angin Putting

Beliung/Angin Kencang Kepada ELAN KP.

BABAKAN CARINGIN RT 03 RW 10 Desa

CIPARAY Kec. CIPARAY

500.000,00

5 . 1 . 5 . 01 . 01 19 Bantuan Sosial Korban Angin Putting

Beliung/Angin Kencang Kepada ENO

KARNO KP. BABAKAN CARINGIN RT 03

RW 10 Desa CIPARAY Kec. CIPARAY

500.000,00

5 . 1 . 5 . 01 . 01 20 Bantuan Sosial Korban Angin Putting

Beliung/Angin Kencang Kepada ISAK

JAELANI KP. BABAKAN CARINGIN RT 02

RW 10 Desa CIPARAY Kec. CIPARAY

500.000,00

LKIP Badan Penanggulangan Bencana Daerah 2015 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA

62

1 2 3

5 . 1 . 5 . 01 . 01 21 Bantuan Sosial Korban Angin Putting

Beliung/Angin Kencang Kepada OSID KP.

BABAKAN CARINGIN RT 01 RW 10 Desa

CIPARAY Kec. CIPARAY

500.000,00

5 . 1 . 5 . 01 . 01 22 Bantuan Sosial Korban Angin Putting

Beliung/Angin Kencang Kepada YAYAN KP.

BOJONG RT 02 RW 06 Desa CIPARAY

Kec. CIPARAY

500.000,00

5 . 1 . 5 . 01 . 01 23 Bantuan Sosial Korban Angin Putting

Beliung/Angin Kencang Kepada E KUSNADI

KP. BOJONG RT 03 RW 06 Desa CIPARAY

Kec. CIPARAY

500.000,00

5 . 1 . 5 . 01 . 01 24 Bantuan Sosial Korban Angin Putting

Beliung/Angin Kencang Kepada UUS

RUSMANA KP. BOJONG RT 03 RW 06

Desa CIPARAY Kec. CIPARAY

500.000,00

5 . 1 . 5 . 01 . 01 25 Bantuan Sosial Korban Angin Putting

Beliung/Angin Kencang Kepada WITARSA

KP. BOJONG RT 04 RW 06 Desa CIPARAY

Kec. CIPARAY

500.000,00

5 . 1 . 5 . 01 . 01 26 Bantuan Sosial Korban Angin Putting

Beliung/Angin Kencang Kepada IWAN

RIDWAN KP. BOJONG RT 04 RW 06 Desa

CIPARAY Kec. CIPARAY

500.000,00

5 . 1 . 5 . 01 . 01 27 Bantuan Sosial Korban Angin Putting

Beliung/Angin Kencang Kepada ANANG KP.

BOJONG RT 04 RW 06 Desa CIPARAY

Kec. CIPARAY

500.000,00

TOTAL 21.000.000,00

Sasaran : Terintegrasinya informasi kebencanaan daerah

Sasaran ini dimaksudkan untuk menggambarkan keberhasilan peningkatan

Terintegrasinya informasi kebencanaan daerah. Indikator dan capaian kinerja dari

sasaran ini dapat digambarkan pada tabel sebagai berikut :

Tabel 3.28. Sasaran Terintegrasinya informasi kebencanaan daerah

Indikator Target 2015

Realisasi 2015

% capaian tahun 2015

Realisasi capaian kinerja (%)

2014 2013 2012 2011

Persentase cakupan wilayah Kabupaten Bandung yang telah terbangun system data dan informasi kebencanaan daerah

100 % 100% 100% 100% 90% 50% 25%

LKIP Badan Penanggulangan Bencana Daerah 2015 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA

63

Capaian kinerja dari terintegrasinya informasi kebencanaan daerah pada

tahun 2011 mencapai 25%; pada tahun 2012 mencapai 50%; pada tahun 2013

mencapai 90% da pada tahun 2014 tercapai 100% artinya meningkat sebesar 10%.

Pada tahun 2015 juga kinerja untuk terintegrasinya informasi kebencanaan tercapai

100%.

Program kegiatan yang mendukung terhadap capaian kinerja dimaksud

selama tahun 2014 dan 2015 dengan kinerja 100% adalah :

1. Melaksanakan aktivitas roll call ke seluruh Kecamatan Kabupaten Bandung/

31 Kecamatan setiap pagi dan malam dalam 1 hari. aktivitas ini dilakukan

oleh pusat pengendalian operasional BPBD dengan memantau cuaca pada

setiap wilayah. 31 Kecamatan melalui kasi trantib telah dilengkapi radio

komunikasi, guna mendistribusikan informasi cuaca dan kondisi wilayah

masing-masing.

2. Sistem informasi data kebencanaan juga telah disusun pada kegiatan

pemantauan dan penyebarluasan informasi kebencaaan yang dilengkapi

dengan seperangkat alat pemantau.

3. BPBD bekerja sama dengan Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional

/LAPAN) Bandung untuk mensosialisasikan informasi peringatan dini

kebencanaan berbasis satelit, yang dapat diakses oleh masyarakat umum.

Sasaran : Meningkatnya kapasitas SDM kebencanaan

Sasaran ini dimaksudkan untuk menggambarkan keberhasilan peningkatan

Meningkatnya kapasitas SDM kebencanaan. Indikator dan capaian kinerja dari

sasaran ini dapat digambarkan pada tabel sebagai berikut :

Tabel 3.29. Sasaran Meningkatnya kapasitas SDM kebencanaan

Indikator Target

2015

Realisasi

2014

% capaian

tahun 2015

Realisasi capaian kinerja (%)

2014 2013 2012 2011

Jumlah personil yang telah mengikuti pelatihan

280 280 98% 100% 100% 125% 0

Capaian indikator jumlah personil yang telah mengikuti pelatihan pada tahun

2012 mencapai 125% atau melebihi target yang semula 200 orang, ternyata yang

LKIP Badan Penanggulangan Bencana Daerah 2015 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA

64

mengikuti jadi 250 orang dalam 4 kali angkatan pelatihan. Pada tahun 2013

mencapai 100% , pada tahun 2014 juga tercapai 100% dan tahun 2015 terealisasi

98% artinya menurun 2%.

Program kegiatan yang mendukung indikator ini pada tahun 2014 adalah sub

kegiatan pemantauan dan penyebarluasan informasi dan data kebencanaan, dimana

terdapat pelatihan radio komunikasi dan pelatihan penggunaan sistem informasi

geografis.

B. AKUNTABILITAS KEUANGAN

Pengukuran Pencapaian Sasaran adalah untuk mengetahui tingkat

pencapaian sasaran dan pencapaian target Badan Penanggulangan bencana Daerah

Kabupaten Bandung.

Tingkat capaian kinerja yang dapat diperoleh pada tahun anggaran 2014

secara umum mampu mencapai tujuan dan sasaran fungsional kegiatan secara

optimal sesuai masing-masing indikator kinerja khususnya pada indikator kinerja

output/keluaran sebagai bentuk langsung hasil kegiatan.

a. Belanja tidak langsung dengan alokasi anggaran setelah perubahan

sebesar Rp.3.011.374.861,- terealisasi sebesar Rp.2.747.242.466,-, untuk

31 orang pegawai BPBD yang terdiri dari kegiatan belanja pegawai dan

tunjangan penghasilan PNS.

b. Belanja SKPD setelah perubahan anggaran adalah sebesar

Rp.1.418.634.520,- yang terdiri atas kegiatan penyediaan kebutuhan

operasional kantor BPBD untuk mendukung peningkatan pelayanan

administrasi dan kewilayahan BPBD terealisasi sebesar Rp.

1.368.092.315,-

c. Belanja urusan untuk program prioritas oleh tiap bidang sebesar

Rp.6.250.893.750,- dan telah direalisasikan sebesar Rp.5.185.556.970,-.

d. Total Jumlah anggaran Badan Penanggulangan Bencana Daerah

kabupaten bandung tahun 2015 adalah sebesar Rp.10.680.903.131 dan

terealisasi sebesar Rp. 9.300.720.924 atau mencapai 87,08%

dengan rincian sebagai berikut :

LKIP Badan Penanggulangan Bencana Daerah 2015 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA

65

Tabel 3.30

Anggaran dan Realisasi Belanja Tidak Langsung dan Belanja Langsung Badang

Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD)

Kabupaten Bandung Tahun 2015

No. Urusan Program/ Kegiatan/

Sub Kegiatan

Alokasi Biaya (Rp)

Anggaran Sebelum

Perubahan

Anggaran Setelah

Perubahan Realisasi %

1 2 3 4 5

BELANJA 8.630.959.202 10.680.903.131 9.300.720.924 87,08

I BELANJA TIDAK LANGSUNG

2.764.824.000 3.011.374.861 2.747.242.466 91,23

A BELANJA PEGAWAI 2.764.824.000 3.011.374.861 2.188.857.683 72,69

1 Gaji dan Tunjangan 1.749.204.000 2.006.970.000 1.764.417.881 87,91

2 Tambahan Penghasilan PNS 1.015.620.000 1.004.404.861 982.824.585 97,85

II BELANJA LANGSUNG 5.866.135.202 7.669.528.270 6.553.478.458 85,45

A Program Pelayanan Administrasi Perkantoran

777.911.452 845.354.520 813.237.835 96,20

1 Penyediaan Jasa Surat Menyurat

26.100.000 26.100.000 26.100.000 100

2 Penyediaan jasa komunikasi Sumber daya air dan listrik

36.400.000 53.843.068 35.044.859 65,09

3 Penyediaan jasa jaminan pemeliharaan kesehatan PNS

- 50.000.000 40.036.000 80,07

4 Penyediaan jasa kebersihan kantor

41.000.000 41.000.000 41.000.000 100

5 Penyediaan alat tulis kantor 54.811.452 54.811.452 54.778.050 99,94

6 Penyediaan barang cetakan dan penggandaan

37.400.000 37.400.000 37.399.026 100

7 Penyediaan komponen instalasi listrik/penerangan bangunan kantor

20.000.000 20.000.000 20.000.000 100

8 Penyediaan peralatan dan perlengkapan kantor

198.500.000 198.500.000 198.429.900 99,96

LKIP Badan Penanggulangan Bencana Daerah 2015 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA

66

No. Urusan Program/ Kegiatan/

Sub Kegiatan

Alokasi Biaya (Rp)

Anggaran Sebelum

Perubahan

Anggaran Setelah

Perubahan Realisasi %

9 Penyediaan peralatan rumah tangga

6.900.000 6.900.000 6.900.000 100

10 Penyediaan bahan bacaan dan peraturan perundang-undangan

15.000.000 15.000.000 15.000.000 100

11 Penyediaan makanan dan minuman

95.000.000 95.000.000 91.750.000 96,58

12 Rapat-rapat koordinasi dan konsultasi ke luar daerah

86.000.000 86.000.000 86.000.000 100

13 Rapat-rapat kordinasi dan konsultasi ke Dalam Daerah

84.000.000 84.000.000 84.000.000 100

14 Penunjang Perayaan Hari-hari bersejarah

76.800.000 76.800.000 76.800.000 100

B Program Peningkatan sarana dan prasarana aparatur

447.480.000 447.480.000 431.054.480 99.78

1 Pengadaan Perlengkapan Gedung Kantor

40.000.000 40.000.000 40.000.000 100

2 Pengadaan Mebelair 100.000.000 100.000.000 98.955.000 98,96

3 Pemeliharaan rutin/berkala gedung kantor

70.000.000 70.000.000 68.812.000 98,30

4 Pemeliharaan rutin/berkala kendaraan dinas/operasional

163.480.000 163.480.000 149.287.480 91,32

5 Pemeliharaan rutin/berkala kendaraan dinas/operasional

74.000.000 74.000.000 74.000.000 100

C Program Peningkatan Disiplin Aparatur

73.200.000 73.200.000 73.200.000 100

1 Pengadaan Pakaian Dinas Beserta Perlengkapannya

30.000.000 30.000.000 30.000.000 100

2 Pengadaan Pakain Kerja Lapangan

18.000.000 18.000.000 18.000.000 100

3 Pengadaan Pakaian Khusus Hari-hari Tertentu

25.200.000 25.200.000 25.200.000 100

D Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan

52.600.000 52.600.000 50.600.000 96,20

1 Penyusunan Pelaporan Keuangan akhir tahun

52.600.000 52.600.000 50.600.000 96,20

LKIP Badan Penanggulangan Bencana Daerah 2015 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA

67

III BELANJA LANGSUNG URUSAN PROGRAM

A Program pengembangan data/informasi

260.000.000 260.000.000 231.967.950 89,22

1 Pemetaan Kawasan Rawan Bencana

260.000.000 260.000.000 231.967.950 89,22

B Program Peningkatan Keamanan dan Kenyamanan

206.500.000 413.000.000 205.500.000 49,76

1 Penyiapan Tenaga Pengendali Keamanan dan Keyamanan Lingkungan

206.500.000 413.000.000 205.500.000 49,76

C Program perbaikan perumahan akibat bencana alam/sosial

292.000.000 367.000.000 100.372.500 27,35

1 Fasilitasi dan stimulasi rehabilitasi rumah akibat bencana sosial

220.000.000 295.000.000 28.372.500 9,62

2 Monitoring, Evaluasi dan Pelaporan

72.000.000 72.000.000 72.000.000 100

D Program Peningkatan Keberdayaan Masyarakat Pedesaan

235.443.750 235.443.750 235.443.750 100

1 Penyelenggaraan Pendidikan dan Pelatihan Tenaga Teknis dan Masyarakat

235.443.750 235.443.750 235.443.750 100

E Program Perencanaan Pengembangan Kota-Kota Menengah dan Besar

387.000.000 387.000.000 365.832.800 94,53

1 Koordinasi Penanggulangan dan Penyelesaian Bencana Alam/ Sosial

387.000.000 387.000.000 365.832.800 94,53

F Program pencegahan dini dan penanggulangan korban bencana alam

3.314.000.000 4.588.450.000 4.046.508.405 88,19

1 Pemantauan dan penyebarluasan informasi potensi bencana alam

1.047.000.000 2.101.450.000 2.055.687.250

97,82

LKIP Badan Penanggulangan Bencana Daerah 2015 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA

68

No. Urusan Program/ Kegiatan/

Sub Kegiatan

Alokasi Biaya (Rp)

Anggaran Sebelum

Perubahan

Anggaran Setelah

Perubahan Realisasi %

2 Pengadaan Sarana dan Prasarana Evakuasi Dari Ancaman/ Korban Bencana Alam

1.825.000.000 .825.000.000 1.349.018.500 73,92

3 Pengadaan Logistik dan Obat-obatan bagi penduduk di tempat penampungan sementara

100.000.000 500.000.000 488.587.655 97,72

4 Penyusunan Rumusan Kebijakan Bencana Daerah

162.000.000 162.000.000 153.215.000 94,58