bab i - bandungkab.go.id · tahun 2011 – 2015 seperti yang tertuang dalam rencana strategis badan...
TRANSCRIPT
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dengan ditetapkannya UU No. 25 tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan
Pembangunan Nasional (SPPN), diamanatkan bahwa setiap daerah harus menyusun rencana
pembangunan daerah secara sistematis, terarah, terpadu, menyeluruh dan tanggap terhadap
perubahan, dengan jenjang perencanaan yaitu perencanaan jangka panjang, perencanaan
jangka menengah maupun perencanaan tahunan. Untuk setiap daerah (kabupaten/kota) harus
menetapkan Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJP) Daerah, Rencana Pembangunan
Jangka Menengah (RPJM) Daerah dan Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD).
Sementara itu paralel dengan pembuatan Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD),
sesuai dengan pasal 7 UU Nomor 25 tahun 2004 juga mewajibkan setiap SKPD membuat dan
memiliki Rencana Kerja (Renja) SKPD, yang disusun dengan berpedoman kepada Renstra
SKPD dan mengacu kepada RKPD. Sedangkan RKPD dijadikan dasar penyusunan
Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (RAPBD), Kebijakan Umum
Aanggaran (KUA) dan Prioritas dan Plafon Anggaran Sementara (PPAS).
Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kabupaten Bandung tahun 2014 yang
berfungsi sebagai dokumen perencanaan tahunan, penyusunannya dengan memperhatikan
seluruh aspirasi pemangku kepentingan pembangunan melalui penyelenggaraan Musrenbang
tahunan yang diselenggarakan secara berjenjang untuk keterpaduan Rancangan Renja SKPD.
Sesuai amanat tersebut maka Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD)
Kabupaten Bandung sebagai Satuan Kerja Perangkat Daerah pada tahun 2013 ini menyusun
Rencana Kerja Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bandung tahun
2014. Renja SKPD merupakan dokumen rencana pembangunan SKPD yang berjangka waktu
1 (satu) tahun guna mengoperasionalkan RKPD yang disertai dengan upaya mempertahankan
dan meningkatkan capaian kinerja pelayanan masyarakat yang sudah dicapai oleh SKPD,
sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya.
Rencana Kerja Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bandung
tahun 2014, merupakan rencana pembangunan tahunan yang pada dasarnya disusun untuk
mewujudkan visi Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bandung
tahun 2011 – 2015 seperti yang tertuang dalam Rencana Strategis Badan Penanggulangan
Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bandung Tahun 2011 – 2015 yaitu : “Terwujudnya
Kabupaten Bandung Siaga dan Sabilulungan dalam menghadapi bencana”
Untuk mewujudkan visi tersebut diatas, diperlukan tindakan nyata dalam bentuk misi.
Sesuai dengan peran Badan Penanggulangan Bencana Daerah, misi Badan Penanggulangan
Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bandung Tahun 2011 – 2015 adalah sebagai berikut :
1. Mempercepat jangkauan pelaksanaan penanggulangan bencana.
2. Mengembangkan sarana dan prasarana penanggulangan bencana.
3. Meningkatkan profesionalitas aparatur dan masyarakat terlatih dalam penanggulangan
bencana.
4. Meningkatkan kesadaran dan kepedulian masyarakat dalam mengantisipasi bencana.
2
5. Meningkatkan koordinasi dan kerjasama lintas sektor dalam pelaksanaan saat tidak
terjadi bencana maupun saat bencana, yang disusun sesuai dengan tugas dan fungsi
BPBD serta berpedoman kepada RPJM Daerah..
Rencana Kerja (Renja) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten
Bandung tahun 2014, akan dijadikan sebagai pedoman dan rujukan dalam menyusun program
dan kegiatan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bandung tahun
2014 yang telah ditetapkan Prioritas Pembangunan Daerah, yang mengarah pada pencapaian
sasaran-sasaran pembangunan yang dalam penyusunannya juga memperhatikan program dan
kebijakan dari Pemerintah Pusat yang dilaksanakan di daerah.
1.2 Landasan Hukum
Peraturan perundang-undangan yang melatar belakangi penyusunan Rencana Kerja
Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Bandung Tahun 2014 adalah:
1. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara;
2. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan
Tanggung Jawab Keuangan Negara;
3. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan
Nasional;
4. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah sebagaimana
telah beberapa kali diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008
tentang Perubahan Kedua atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang
pemerintahan Daerah;
5. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara
Pemerintah Pusat dan Daerah;
6. Peraturan Pemerintah Nomor 58 tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah;
7. Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2005 tentang Pedoman Pembinaan dan
pengawasan Atas Penyelenggaraan pemerintah Daerah;
8. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintah
Antara Pemerintah, Pemerintah Daerah Provinsi dan Pemerintah Daerah
Kabupaten/Kota;
9. Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2008 tentang Pedoman Evaluasi
Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah;
10. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan Tata Cara, Penyusunan,
Pengendalian dan Evaluasi Rencana Pembangunan Daerah;
11. Peraturan Presiden Nomor 5 Tahun 2010 tentang Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Nasional Tahun 2010 – 2014;
12. Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun 2010 tentang Rencana Kerja Pemerintah Tahun
2011;
13. Instruksi Presiden Nomor 1 Tahun 2010 tentang Percepatan Pelaksanaan Prioritas
Pembangunan Tahun 2010;
14. Instruksi Presiden Nomor 3 Tahun 2010 tentang Program Pembangunan yang
Berkeadilan;
3
15. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan
Keuangan Daerah sebagaimana telah diubah dengan Peraturan menteri Dalam Negeri
Nomor 59 Tahun 2007;
16. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pedoman Penyusunan
Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Tahun Anggaran 2010;
17. Peraturan Menteri dalam negeri Nomor 54 tahun 2010, tentang pelaksanaan peraturan
pemerintah Nomor 8 tahun 2008 tentang tahapan, tata cara penyusunan pengendalian,
dan evaluasi pelaksanaan Rencana pembangunan daerah.
18. Peraturan Bersama Menteri Dalam Negeri, Menteri Perencanaan Pembangunan
Nasional/Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional dan Menteri Keuangan
Nomor 28 Tahun 2010, Nomor 0199/M PPN/04/2010, Nomor PMK 95/PMK 07/2010
tentang Penyelarasan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)
dengan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2010 – 2014;
19. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 9 Tahun 2008 tentang Rencana
Pembangunan jangka Panjang Daerah Provinsi Jawa Barat 2005 – 2025;
20. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 2 Tahun 2009 tentang Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Daerah Provinsi Jawa Barat 2008 – 2014;
21. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 6 Tahun 2009 tentang Sistem
Perencanaan Pembangunan Provinsi Jawa Barat;
22. Peraturan Gubernur Nomor 72 Tahun 2005 tentang Tata Cara Perencanaan
Pembangunan Tahunan Daerah;
23. Peraturan Gubernur Nomor 28 Tahun 2010 tentang RKPD Provinsi Jawa Barat tahun
2011;
24. Peraturan Daerah Kabupaten Bandung Nomor 6 Tahun 2004 tentang Transparansi dan
Partisipasi dalam Penyelenggaraan Pemerintahan di Kabupaten Bandung;
25. Peraturan Daerah Kabupaten Bandung Nomor 8 Tahun 2005 tentang Tata Cara
Penyusunan Perencanaan Pembangunan Daerah;
26. Peraturan Daerah Kabupaten Bandung Nomor 5 Tahun 2006 tentang Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Bandung Tahun 2005-
2010;
27. Peraturan Daerah Kabupaten Bandung Nomor 2 Tahun 2007 tentang Pokok-Pokok
Pengelolaan Keuangan Daerah;
28. Peraturan Daerah Kabupaten Bandung Nomor 22 Tahun 2007 tentang Pembentukan
Organisasi kecamatan Dan Kelurahan di Wilayah Kabupaten Bandung;
29. Peraturan Daerah Kabupaten Bandung Nomor 11 Tahun 2010 tentang Pembentukan
Organisasi Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Bandung (Lembaran
Daerah Kabupaten Bandung Tahun 2010 Nomor 11)
30. Peraturan Bupati Nomor 41 Tahun 2011 Tentang RKPD Kab. Bandung Tahun 2012.
4
1.3 Maksud dan Tujuan
1.3.1 Maksud
Terciptanya sinergitas dan sinkronisasi pelaksanaan pembangunan antar desa,
antarwilayah, antar sektor pembangunan desa, kecamatan dan derah kabupaten serta
terciptanya efektivitas dan efisiensi alokasi sumber daya dalam pembangunan daerah.
1.3.2 Tujuan
Tujuan penyusunan Rencana Kerja (Renja) Badan Penanggulangan Bancana
Daerah Tahun 2014 adalah:
1. Terwujudnya penjabaran Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten
Bandung Tahun 2014;
2. Terwujudnya integrasi, sinkronisasi dan sinergitas pembangunan antar desa, antar
sektor, antar wilayah, antar fungsi di semua tingkatan pemerintahan;
3. Terwujudnya keterkaitan dan konsistensi antara perencanaan, penganggaran,
pelaksanaan serta evaluasi hasil pembangunan;
4. Tercapainya penggunaan sumber daya secara efisien, efektif, berkeadilan dan
berkelanjutan.
1.4 Sistematika Penyusunan Rencana Kerja
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.2 Landasan Hukum
1.3 Maksud dan Tujuan
1.4 Sistematika Penyusunan Rencana Kerja
BAB II EVALUASI PELAKSANAAN RENJA SKPD TAHUN LALU
2.1 Evaluasi Pelaksanaan Renja SKPD dan Capaian Renstra SKPD, memuat
kajian (review) terhadap hasil evaluasi pelaksanaan Renja SKPD tahun
lalu (tahun n-2) dan perkiraan capaian tahun berjalan (tahun n-1),
mengacu pada APBD tahun berjalan yang seharusnya pada waktu
penyusunan Renja SKPD sudah disahkan. Selanjutnya dikaitkan dengan
pencapaian target Renstra SKPD berdasarkan realisasi program dan
kegiatan pelaksanaan Renja SKPD tahun-tahun sebelumnya.
2.2 Analisis Kinerja Pelayanan Renja SKPD, berisikan kajian terhadap
capaian kinerja pelayanan SKPD berdasarkan indikator kinerja yang
sudah ditentukan dalam SPM, maupun terhadap IKK sesuai dengan
Peraturan Pemerintah No.6 tahun 2008, dan Peraturan Pemerintah
Nomor 38 tahun 2007. Jika indikator yang dikaji, disesuaikan dengan
5
tugas dan fungsi masing-masing SKPD, serta ketentuan peraturan
perundang-undangan yang terkait dengan kinerja pelayanan.
2.3 Isu-Isu Penting penyelenggaraan tugas dan Fungsi, berisikan uraian
mengenai: Sejauh mana tingkat kinerja pelayanan SKPD dan hal kritis
yang terkait dengan pelayanan SKPD, Permasalahan dan hambatan yang
dihadapi dalam menyelenggarakan tugas dan fungsi SKPD, Tantangan
dan peluang serta Formulasi isu-isu penting berupa rekomendasi dan
catatan yang strategis untuk ditindaklanjuti dalam perumusan program
dan kegiatan prioritas tahun yang direncanakan.
2.4 Review terhadap Rancangan Awal RKPD
BAB III TUJUAN, SASARAN PROGRAM DAN KEGIATAN
3.1 Telaahan Terhadap Kebijakan Nasional, telaahan terhadap kebijakan
nasional dan sebagaimana maksud, yaitu penelaahan yang menyangkut
arah kebijakan dan prioritas pembangunan nasional dan yang terkait
dengan tugas pokok dan fungsi SKPD
3.2 Tujuan dan Sasaran Renja, perumusan tujuan dan sasaran didasarkan
atas rumusan isu-isu penting penyelenggaraan tugas dan fungsi SKPD
yang dikaitkan dengan sasaran target kinerja Renstra SKPD
3.3 Program dan Kegiaran, berisikan penjelasan mengenai: faktor-faktor
yang menjadi bahan pertimbangan terhadap rumusan program dan
kegiatan, rekapitulasi program dan kegiatan serta penjelasan jika
rumusan program dan kegiatan tidak sesuai dengan rancangan awal
RKPD, baik jenis program/kegiatan, pagu indikatif, maupun kombinasi
keduanya
BAB IV PENUTUP
6
BAB II
EVALUASI PELAKSANAAN RENJA TAHUN LALU
2.1 Evaluasi Pelaksanaan Renja BPBD Tahun Lalu
Rencana Kerja BPBD Kabupaten Bandung adalah penjabaran perencanaan tahunan
dari Rencana Strategis BPBD Kabupaten Bandung. Tercapai tidaknya pelaksanaan kegiatan –
kegiatan atau program yang telah disusun dapat dilihat berdasarkan Laporan Akuntabilitas
Kinerja Pemerintah. Akuntabilitas merupakan suatu bentuk perwujudan kewajiban untuk
mempertanggungjawabkan keberhasilan atau kegagalan pelaksanaan misi organisasi dalam
mencapai tujuan-tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan, melalui suatu media
pertanggungjawaban yang dilaksanakan secara periodik. Terkait dengan hal tersebut Rencana
Kerja (RENJA) BPBD Kabupaten Bandung ini menyajikan dasar pengukuran kinerja
kegiatan dan Pengukuran Kinerja Sasaran dari hasil apa yang telah diraih atau dilaksanakan
oleh BPBD Kabupaten Bandung selama tahun 2012 dan perkiraan target tahun 2013.
Pengukuran kinerja kegiatan dan Pengukuran Kinerja Sasaran melalui tahapan sebagai
berikut :
A. Penetapan Indikator Kinerja
Penetapan indicator kinerja merupakan ukuran kuantitaf dan kualitatif yang
menggambarkan tingkat pencapaian suatu kegiatan yang telah ditetapkan. Indikator kinerja
Kegiatan meliputi indikator masukan (inputs), keluaran (outputs), hasil (outcomes), manfaat
(benefits) dan dampak (impacts). Indikator-indikator tersebut dapat berupa dana, sumber daya
manusia, laporan, buku dan indikator lainnya. Penetapan indikator kinerja ini diikuti dengan
penetapan besaran indikator kinerja untuk masing-masing jenis indikator yang telah
ditetapkan.
B. Capaian Analisis Kinerja
Pengukuran kinerja dilakukan dengan menggunakan indikator kinerja kegiatan.
Pengukuran ini dilakukan dengan memanfaatkan data kinerja.
1. Evaluasi Program Tahun 2012
Anggaran BPBD pada tahun 2012 sebelum perubahan anggaran adalah,
sebesar Rp.4.317.187.900,- (Empat Milyar Tiga Ratus Tujuh Belas Juta Seratus Delapan
Puluh Tujuh Ribu Sembilan Ratus Rupiah) dan setelah perubahan anggaran adalah sebesar
Rp. 5.038.711.150,- (Lima Milyar Tiga Puluh Delapan Juta Tujuh Ratus Sebelas Ribu
Seratus Lima Puluh Rupiah), terealisasi sebesar Rp.4.975.283.860,- (Empat Milyar Sembilan
Ratus Tujuh Puluh Lima Juta Dua Ratus Delapan Puluh Tiga Ribu Delapan Ratus Enam
Puluh Rupiah).
Pencapaian 98.74%, dengan belanja tidak langsung sebesar Rp.1.705.492.349,- (Satu
Milyar Tujuh Ratus Lima Juta Empat Ratus Sembilan Puluh Dua Ribu Tiga ratus Empat
Puluh Sembilan Rupiah) dan belanja langsung sebesar Rp.3.269.791.511.- (Tiga Milyar Dua
Ratus Enam Puluh Sembilan Juta Tujuh Ratus Sembilan Puluh Satu Ribu Lima Ratus Sebelas
Rupiah) yang dijabarkan melalui 8 Program dan 23 Kegiatan yaitu sebagai berikut:
7
Anggaran dan Realisasi Belanja Tidak Langsung dan Belanja Langsung Badang
Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bandung
Tahun 2012
No. Urusan Program/ Kegiatan/ Sub
Kegiatan
Alokasi Biaya (Rp)
Anggaran Realisasi %
I BELANJA TIDAK LANGSUNG
SEBELUM PERUBAHAN 1,616,028,000 -
BELANJA TIDAK LANGSUNG
SETELAH PERUBAHAN 1,737,551,250 1,705,492,349 98,5
A BELANJA PEGAWAI 1,737,551,250 1 ,705,492,349 98,15
1 Gaji dan Tunjangan 1,273,455,000 1 ,255,229,849 98,57
2 Tambahan Penghasilan PNS 464,096,250 450,262,500 99,52
II BELANJA LANGSUNG SEBELUM
PERUBAHAN 2,701,159,000 -
BELANJA LANGSUNG SETELAH
PERUBAHAN 3,301,159,900 3,269,791,511 99,05
A Program Pelayanan Administrasi
Perkantoran 637,771,900 631,041,761 99.94
1 Penyediaan Jasa Surat Menyurat 1,800,000 1,800,000 100
1 Pelayanan jasa komunikasi Sumber
daya air dan listrik 15,665,000 11,096,111 70,83
2 Penyediaan jasa kebersihan kantor 31,514,600 31,339,600 99.44
3 Penyediaan alat tulis kantor 50,000,000 49,368,150 98,74
4 Penyediaan barang cetakan dan
penggandaan 31,321,000 31,182,600 99,56
5 Penyediaan komponen instalasi
listrik/penerangan bangunan kantor 9,992,300 9,992,300 100
6 Penyediaan peralatan dan
perlengkapan kantor 137,689,000 136,330,000 99.01
7 Penyediaan peralatan rumah tangga 6,250,000 6,250,000 100
8 Penyediaan bahan bacaan dan
peraturan perundang-undangan 13,680,000 13,680,000 100
9 Penyediaan makanan dan minuman 74,675,000 74,675,000 100
10 Rapat-rapat koordinasi dan konsultasi
ke luar derah 206,685,000 206,653,000 99,98
11 Rapat-rapat kordinasi dan konsultasi
ke Dalam Daerah 58,500,000 58,500,000 100
8
No. Urusan Program/ Kegiatan/ Sub
Kegiatan
Alokasi Biaya (Rp)
Anggaran Realisasi %
B Program Peningkatan sarana dan
prasarana aparatur 830,853,000 814,090,000 97.98
1 Pengadaan kendaraan Dinas/
Operasional 449,000,000 437,260,000 97,39
2 Pengadaan meubelair 98,388,000 97,145,000 98,74
3 Pemeliharaan rutin/ berkala gedung
kantor 93,800,000 93,800,000 100
4 Pemeliharaan rutin/ berkala kendaraan
dinas/ operasional 189,665,000 185,885,000 98,01
C Program Peningkatan Disiplin
Aparatur 14,875,000 14,822,500 99,65
1. Pengadaan Pakaian Dinas Hari-Hari
Tertentu 14,875,000 14,822,500 99,65
D Program Peningkatan Pengembangan
Sistem Pelaporan Capaian Kinerja dan
Keuangan
17,660,000 17,660,000 100
1 Penyusunan Pelaporan Keuangan
akhir tahun 17,660,000 17,660,000 100
III BELANJA LANGSUNG URUSAN
PROGRAM
A Program Pencegahan dini dan
penanggulangan korban bencana alam 825,000,000 823,471,000 99,81
1 Pemantauan dan Penyebarluasan
Informasi Potensi Bencana Alam 525,000,000 524,549,800 99,91
2 Pengadaan Logistik dan Obat-obatan
bagi Penduduk di Tempat
Pengungsian
300,000,000 298,921,200 99,64
B Program Perencanaan Pengembangan
Kota-Kota Menengah dan Besar 475,000,000 475,000,000 100
1 Koordinasi Penanggulangan dan
Penyelesaian Bencana 475,000,000 475,000,000 100
C Program Perencanaan Pembagunan
Daerah Rawan Bencana 135,000,000 135,000,000 100
1 Pemetaan Kaawasan Rawan Bencana 135,000,000 135,000,000 100
D Program Penataan Peraturan
Perundang-Undangan 365,000,000 358,706,250 98,28
9
No. Urusan Program/ Kegiatan/ Sub
Kegiatan
Alokasi Biaya (Rp)
Anggaran Realisasi %
1 Kajian Peraturan Perundang-
Undangan Daerah Terhadap
Peraturan Perundang-Undangan yang
Baru, Lebih Tinggi dari Keserasian
Antar Peraturan Perundang-Undangan
Daerah.
365,000,000 358,706,250 98,28
Jumlah Total Sebelum Perubahan
Jumlah Total Setelah Perubahan
4,317,187,900
5,038,711,150
-
4,975,283,860
2. Perkiraan pencapaian Tahun Anggaran 2013
Sedangkan untuk tahun berjalan yakni Anggaran tahun 2013 dengan anggaran sebesar
Rp. 4.354.569.532 terurai dalam 8 program dan 26 kegiatan, diharapkan keberhasilan kinerja
mencapai 100% atau minimal sama dengan tahun 2012.
Apabila dikaitkan dengan pencapaian visi Kabupaten Bandung “Terwujudnya
Kabupaten Bandung yang Maju, Mandiri dan Berdaya Saing, melalui Tata Kelola
Pemerintahan yang Baik dan Pemantapan Pembangunan Perdesaan, Berlandaskan
Religius, Kultural dan Berwawasan Lingkungan” dan misi nomor tujuh yaitu Memulihkan
keseimbangan lingkungan dan menerapkan pembangunan berkelanjutan”, pada dasarnya
kegiatan BPBD Kabupaten Bandung mendukung misi ketujuh Kabupaten Bandung. Untuk
mencapai misi ketujuh tersebut, BPBD mempunyai fungsi komando, koordinasi dan
pelaksana terkait penyelenggaraan penanggulangan bencana di Kabupaten Bandung baik pra
bencana, saat bencana maupun pasca bencana.
Berdasarkan hasil yang diperoleh melalui penilaian kinerja terhadap program maupun
kegiatan yang telah dilaksanakan pada tahun 2012 serta perkiraan capaian program dan
kegiatan tahun 2013, dapat dikemukakan beberapa permasalahan dalam pelaksanaan program
dan kegiatan BPBD sebagai berikut:
a. Rendahnya Aksesibiltas informasi kebencanaan di seluruh wilayah Kabupaten Bandung
b. Belum optimalnya kemampuan dan jumlah sumber daya manusia dalam penyelenggaraan
penanggulangan bencana;
c. Belum optimalnya koordinasi dalam penyelenggaraan penanggulangan bencana yang
menyebabkan rendahnya keterpaduan dalam fungsi komando dan pelaksanaan.
d. Belum dipahaminya secara utuh tentang outcome yang ingin dicapai dari setiap kegiatan,
sehingga masih adanya kesulitan merealisasikan sasaran program menjadi outcome
kegiatan yang menunjang efektivitas program/kegiatan
e. Rendahnya komitmen dan pemahaman untuk mempedomani indikasi kegiatan dalam
Renstra, RKPD maupun dalam RPJMD dalam merencanakan kegiatan.
Dari identifikasi terhadap permasalahan yang dihadapi oleh BPBD dalam
penyelenggaraan penanggulangan bencana, maka peningkatan kinerja organisasi melalui
kegiatan tahunan yang dilaksanakannya, menjadi hal yang mutlak dilakukan secara sistematis
dan terstruktur.
10
Dalam rangka mewujudkan tercapainya tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan
berdasarkan Renstra BPBD Kabupaten Bandung tahun 2011 – 2015, maka strategi dan
kebijakan yang akan ditempuh BPBD Kabupaten Bandung pada tahun 2014 adalah sebagai
berikut :
1. Strategi Mendorong berkembangnya tanggung jawab aparatur atas tugas– tugasnya
dalam pelaksanaan tugas dilaksanakan dengan arah kebijakan :
a. Pengembangan sumber daya manusia melalui peningkatan kapabilitas dan kapasitas
aparatur kebencanaan.
b. Peningkatan kemampuan teknis aparat kebencanaan.
c. Peningkatan kemampuan aparatur dalam melaksanakan tugas dan kewajibannya
sehingga dapat menyelenggarakan urusan pemerintahan dengan optimal.
d. Memberikan dukungan sarana dan prasarana bagi aparat pemerintah yang
menyelenggarakan urusan pemerintahan sehingga tercapai effektivitas dan effisiensi.
2. Strategi Mendorong masyarakat untuk mengetahui, memahami dan bertindak cepat
dalam kondisi siaga bencana dan tanggap darurat bencana dilaksanakan dengan arah
kebijakan :
a. Membangun kemampuan dan kolektifitas masyarakat melalui pelatihan dan sosialisasi
penanggulangan bencana.
b. Pemantapan partisipasi masyarakat dalam proses penanggulangan bencana.
c. Mewujudkan penyelenggaraan penanggulangan bencana di Kabupaten Bandung yang
terintegrasi antara pemerintah, masyarakat dan kelembagaan non-pemerintah.
3. Strategi Pemberdayaan seluruh sumber daya yang ada pada Badan Penanggulangan
Bencana Daerah dalam rangka mewujudkan good governance dilaksanakan dengan arah
kebijakan :
a. Meningkatkan pelayanan kebencanaan pada saat pra bencana, tanggap darurat
bencana dan pasca bencana.
4. Strategi Membangun koordinasi yang efektif dan semangat kebersamaan untuk membuat
kesepakatan terbaik bagi kepentingan penanggulangan bencana di Kabupaten Bandung
dengan arah kebijakan :
a. Melaksanakan koordinasi melalui mekanisme yang ada dalam rangka
penyelenggaraan penanggulangan bencana sesuai dengan kebijakan publik, dan
melaksanakan langkah inovatif dalam rangka mendorong terwujudnya visi dan misi
Kabupaten Bandung dan BPBD Kabupaten Bandung.
b. Melaksanakan penanggulangan bencana yang terintegrasi satu daerah dengan yang
lainnya dan antar SKPD.
Rekapitulasi hasil pelaksanaan renja SKPD ada pada tabel 2.1 (terlampir) :
11
2.2 Analisis kinerja Pelayanan BPBD
Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Bandung Dibentuk melalui
peraturan daerah Kabupaten Bandung Nomor 11 Tahun 2010 Tentang Pembentukan
Organisasi Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Bandung dan Peraturan
Bupati Bandung Nomor 53 Tahun 2010 Tentang Rincian Tugas, Fungsi dan Tata Kerja
Badan penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Bandung, Bahwa Badan Penanggulangan
Bencana Daerah Dipimpin oleh seorang ex officio adalah Sekretaris Daerah yang memiliki
tugas pokok memimpin, merumuskan, mengatur, membina, mengendalikan,
mengkoordinasikan dan mempertanggungjawabkan kebijakan teknis penyusunan dan
pelaksanaan kebijakan daerah yang bersifat spesifik di bidang penanggulangan bencana.
Dalam melaksanakan tugas pokok tersebut, Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah
(BPBD) menyelenggarakan fungsi:
a. Perumusan kebijakan teknis sesuai dengan lingkup tugasnya
b. Pemberian dukungan atas penyelenggara tugas sesuai dengan lingkup tugasnya
c. Pembinaan dan pelaksanaan tugas sesuai dengan lingkup tugasnya
d. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh bupati sesuai dengan tugas dan fungsinya
Adapun pencapaian kinerja pelayanan BPBD Kabupaten Bandung dapat dilihat pada
tabel 2.2 (terlampir) :
12
1.3 Isu-Isu Penting Penyelenggaraan Tugas dan Fungsi BPBD Tugas, Pokok dan
Fungsi BPBD
Sejak dibentuk pada tahun 2010 dengan terbitnya peraturan daerah Kabupaten
Bandung Nomor 11 Tahun 2010 Tentang Pembentukan Organisasi Badan Penanggulangan
Bencana Daerah Kabupaten Bandung dan Peraturan Bupati Bandung Nomor 53 Tahun 2010
Tentang Rincian Tugas, Fungsi dan Tata Kerja Badan penanggulangan Bencana Daerah
Kabupaten Bandung, Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Bandung
dalam melaksanakan tugas dan fungsinya dibantu oleh Unsur Pelaksana, yaitu :
a. Unsur Pelaksana dipimpin oleh seorang Kepala Pelaksana.
b. Kepala Pelaksana mempunyai tugas pokok memimpin, mengkoordinasikan dan
mengendalikan tugas-tugas di bidang penanggulangan bencana secara terintegrasi yang
meliputi prabencana, saat tanggap darurat dan pasca bencana.
c. Dalam melaksanakan tugas pokok, Kepala Pelaksana menyelenggarakan fungsi :
1. Penetapan rumusan kebijakan rencana dan program penanggulangan bencana.
2. Penetapan rumusan kebijakan pengkoordinasian penyelenggaraan penanggulangan
bencana.
3. Penetapan rumusan kebijakan pengomandoan penyelenggaraan penanggulangan
bencana.
4. Penetapan rumusan kebijakan pelaksanaan dalam penyelenggaraan penanggulangan
bencana.
5. Penetapan rumusan kebijakan evaluasi dan pelaksanaan tugas penanggulangan
bencana.
6. Pelaksanaan tugas dinas lain sesuai dengan bidang tugas dan fungsinya.
7. Pelaksanaan koordinasi/ kerjasama dan kemitraan dengan unit kerja/ instansi/ lembaga
atau pihak ketiga di bidang penanggulangan bencana.
Unsur Pelaksana dalam melaksanakan tugas dan fungsinya dibantu oleh Sekretariat
Unsur Pelaksana, yaitu :
a. Sekretariat Unsur pelaksana dipimpin oleh seorang Sekretaris
b. Sekretaris mempunyai tugas pokok memimpin, mengkoordinasikan dan mengendalikan
tugas-tugas di bidang pengelolaan pelayanan kesekretariatan yang meliputi
pengkoordinasian penyusunan program, pengelolaan umum, kepegawaian, pengelolaan
keuangan dan pengembangan pola kerjasama penanggulangan bencana.
c. Dalam melaksanakan tugas pokok, Sekretaris menyelenggarakan fungsi :
1. Penetapan penyusunan rencana dan program kerja pengelolaan pelayanan
kesekretariatan.
2. Penetapan rumusan kebijakan koordinasi penyusunan program dan penyelenggaraan
tugas-tugas Bidang secara terpadu.
3. Penetapan rumusan kebijakan pengelolaan administrasi umum dan kerumahtanggaan.
4. Penetapan rumusan kebijakan pengelolaan kelembagaan dan ketatalaksanaan serta
hubungan masyarakat.
13
5. Penetapan rumusan kebijakan pengelolaan administrasi kepegawaian dan keuangan
Badan.
6. Penetapan rumusan kebijakan pelaksanaan, monitoring, evaluasi dan pelaporan
pelaksanaan tugas Badan.
7. Penetapan rumusan kebijakan pengkoordinasian publikasi pelaksanaan tugas Badan.
8. Penetapan rumusan kebijakan pengkoordinasian penyusunan dan penyampaian bahan
pertanggungjawaban pelaksanaan tugas Badan.
9. Pelaporan pelaksanaan tugas pengelolaan pelayanan kesekretariatan.
10. Evaluasi pelaksanaan tugas pengelolaan pelayanan kesekretariatan.
11. Pelaksanaan tugas dinas lain sesuai dengan bidang tugas dan fungsinya.
12. Pelaksanaan koordinasi/ kerjasama dan kemitraan dengan unit kerja/ instansi/ lembaga
atau pihak ketiga di bidang pengelolaan pelayanan kesekretariatan.
d. Sekretaris, membawahkan :
1. Sub Bagian Penyusunan Program
2. Sub Bagian Umum
3. Sub Bagian Keuangan
(1). Sub Bagian Penyusunan Program dipimpin oleh seorang Kepala Sub Bagian.
(2). Kepala Sub Bagian Penyusunan Program mempunyai tugas pokok merencanakan,
melaksanakan, mengevaluasi dan melaporkan pelaksanaan tugas pelayanan dan
pengkoordinasian penyusunan rencana dan progran Badan.
(3). Dalam melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada ayat (2) Pasal ini
Kepala Sub Bagian Penyusunan Program menyelenggarakan fungsi :
a. Penyusunan rencana dan program kerja operasional kegiatan pelayanan dan
pengkoordinasian penyusunan rencana dan program kerja Badan.
b. Penyusunan rencana operasional dan koordinasi kegiatan dan program kerja Badan.
c. Pelaksanaan penyusunan rencana strategis Badan.
d. Pelaksanaan Penyusunan rancangan peraturan perundang-undangan penunjang
pelaksanaan tugas.
e. Pelaksanaan penyusunan dan pengembangan pola kerjasama penanggulangan
bencana.
f. Pelaksanaan evaluasi dan pelaporan pelaksanaan tugas.
g. Pelaksanaan tugas dinas lain sesuai dengan bidang tugas dan fungsinya.
h. Pelaksanaan koordinasi penyusunan rencana dan program kerja dengan sub unit
kerja lain di lingkungan Badan.
(1). Sub Bagian Umum dipimpin oleh seorang Kepala Sub Bagian.
(2). Kepala Sub Bagian Umum mempunyai tugas pokok merencanakan, melaksanakan,
mengevaluasi dan melaporkan pelaksanaan tugas pelayanan administrasi umum,
kepegawaian dan kerumahtanggaan.
14
(3). Dalam melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada ayat (2) Pasal ini
Kepala Sub Bagian Umum menyelenggarakan fungsi :
a. Penyusunan rencana dan program kerja operasional kegiatan pelayanan administrasi
umum, kepegawaian dan kerumahtanggaan.
b. Pelaksanaan penerimaan, pendistribusian dan pengiriman surat-surat, naskah dinas
dan pengelolaan dokumentasi dan kearsipan.
c. Pelaksanaan pembuatan dan pengadaan naskah dinas.
d. Pelaksanaan Pengelolaan dan penyiapan bahan pembinaan dokumentasi dan
kearsipan kepala sub unit kerja di lingkungan Badan.
e. Penyusunan dan penyiapan pengelolaan dan pengendalian administrasi perjalanan
dinas.
f. Pelaksanaan pelayanan keprotokolan dan penyelenggaraan rapat-rapat dinas.
g. Pelaksanaan dan pelayanan hubungan masyarakat.
h. Pelaksanaan kepengurusan kerumahtanggaan, keamanan dan ketertiban kantor.
i. Pelaksanaan pngelolaan perpustakaan dan pendokumentasian peraturan perundang-
undangan.
j. Pelaksanaan pengumpulan, pengolahan, penyimpanan dan pemeliharaan data
dokumentasi kepegawaian Badan.
k. Fasilitasi pembinaan umum kepegawaian dan pengembangan karier serta disiplin
pegawai di lingkungan Badan.
l. Penyusunan dan penyiapan pengurusan administrasi pensiun dan cuti pegawai di
lingkungan Badan.
m. Pelaksanaan evaluasi dan pelaporan pelaksanaan tugas.
n. Pelaksanaan tugas dinas lain sesuai dengan bidang tugas dan fungsinya.
o. Pelaksanaan koordinasi pelayanan administrasi umum dengan sub unit kerja lain di
lingkungan Badan
(1). Sub Bagian Keuangan dipimpin oleh seorang Kepala Sub Bagian.
(2). Kepala Sub Bagian Keuangan mempunyai tugas pokok merencanakan, melaksanakan,
mengevaluasi dan melaporkan pelaksanaan tugas pengelolaan administrasi dan
pertanggungjawaban pengelolaan keuangan Badan.
(3). Dalam melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada ayat (2) Pasal ini
Kepala Sub Bagian Keuangan menyelenggarakan fungsi :
a. Penyusunan rencana dan program kerja operasional kegiatan administrasi dan
pertanggungjawaban pengelolaan keuangan Badan.
b. Pelaksanaan pengumpul, belanja dan pembiayaan Badan.
c. Pelaksanaan pembuatan dan pengadaan naskah dinas.
d. Pelaksanaan Pengelolaan administrasi keuangan anggaran pendapatan dan belanja.
e. Pelaksanaan penyusunan dan pengkoordinasian pembuatan daftar gaji serta
tambahan penghasilan bagi pegawnegeri sipil.
f. Pelaksanaan penatausahaan pengelolaan anggaran pendapatan dan belanja Badan
15
g. Pelaksanaan pembinaan administrasi keuangan dan penyiapan bahan administrasi
akuntansi anggaran pendapatan, belanja dan pembiayaan Badan.
h. Penyiapan bahan pertanggungjawaban pengelolaan anggaran pendapatan, belanja
dan pembiayaan Badan.
i. Pelaksanaan pengkoordinasian penyusunan rencana dan program kerja pengelolaan
keuangan dengan para kepala Bidang di lingkungan Badan.
j. Pelaksanaan penyusunan rencana penyediaan tugas pengelolaan keuangan.
k. Pelaksanaan koordinasi teknis perumusan penyusunan rencana dan dukungan
anggaran pelaksanaan tugas Badan.
l. Pelaksanaan evaluasi dan pelaporan pelaksanaan tugas.
m. Pelaksanaan tugas dinas lain sesuai dengan bidang tugas dan fungsinya.
n. Pelaksanaan koordinasi pngelolaan keuangan dengan sub unit kerja lain di
lingkungan Badan.
Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Bandung, dalam
melaksanakan tugas dan fungsinya dibantu oleh 3 Bidang, yaitu :
(1). Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan
(2). Bidang Kedaruratan dan Logistik
(3). Bidang Rehabilitasi dan Rekonstruksi.
(1). Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan dipimpin oleh seorang Kepala Bidang.
(2). Kepala Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan mempunyai tugas pokok memimpin,
membina dan mengendalikan tugas-tugas di bidang pengkoordinasian, pengkomandoan
dan pelaksanaan penanggulangan bencana yang meliputi pencegahan, mitigasi dan
kesiapsiagaan penanganan bencana secara adil dan setara sesuai dengan kebijakan
pemerintah daerah dan Badan Penanggulangan Bencana.
(3) Dalam melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada ayat (2) Pasal ini
Kepala Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan menyelenggarakan fungsi :
a. Penetapan penyusunan rencana dan program kerja pengkoordinasian,
pengkomandoan dan pelaksanaan pencegahan, mitigasi dan kesiapsiagaan
penaggulangan bencana.
b. Penyelenggaraan pelaksanaan tugas di bidang pengkoordinasian, pengkomandoan
dan pelaksanaan pencegahan, mitigasi dan kesiapsiagaan penanggulangan bencana.
c. perumusan sasaran pelaksanaan tugas di bidang pengkoordinasian, pengkomandoan
dan pelaksanaan pencegahan, mitigasi dan kesiapsiagaan penanggulangan bencana.
d. Pembinaan dan pengarahan pelaksanaan tugas di bidang pengkoordinasian,
pengkomandoan dan pelaksanaan pencegahan, mitigasi dan kesiapsiagaan
penanggulangan bencana.
e. Penetapan rumusan kebijakan dan panduan pengetahuan dan kesiapsiagaan
penanggulangan bencana.
f. Penetapan rumusan kebijakan sistem peringatan bencana dan rencana untuk kead
aan darurat bencana.
16
g. Penetapan rumusan kebijakan pemberdayaan masyarakat, kemampuan memobilisasi
sumber daya, pemeliharaan sumber daya dan pelatihan personil.
h. Pemantauan, evaluasi dan analisis pelaporan pelaksanaan tugas pencegahan dan
kesiapsiagaan penanggulangan bencana.
i. Pelaksanaan tugas dinas lain sesuai dengan bidang tugas dan fungsinya.
j. Pelaksanaan koordinasi/ kerjasama dan kemitraan dengan unit
kerja/instansi/lembaga atau pihak ketiga di bidang pencegahan dan kesiapsiagaan
penanggulangan bencana.
Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan, membawahkan :
a. Seksi Pencegahan Bencana
b. Seksi Kesiapsiagaan Bencana
(1). Seksi Pencegahan Bencana dipimpin oleh seorang Kepala Seksi.
(2). Kepala Seksi Pencegahan Bencana mempunyai tugas pokok merencanakan,
melaksanakan, mengevaluasi dan melaporkan pengkoordinasian, pengkomandoan dan
pelaksanaan penanganan pencegahan bencana.
(3) Dalam melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada ayat (2) Pasal ini Seksi
Pencegahan Bencana menyelenggarakan fungsi :
a. Penyusunan rencana operasional dan program kerja kegiatan pencegahan bencana
dan mitigasi pada prabencana.
b. Pelaksanaan bimbingan peningkatan pengetahuan pencegahan dan sikap terhadap
resiko bencana.
c. Penyusunan bahan rumusan kebijakan dan panduan penanganan pencegahan
bencana.
d. Penyusunan bahan rumusan kebijakan rencana dan program untuk keadaan darurat
bencana.
e. Pelaksanaan dan penyusunan bimbingan dan pembinaan serta pelatihan
penanggulangan dan pencegahan bencana.
f. Penyusunan bahan rumusan kebijakan di bidang pencegahan bencana dan mitigasi
pada prabencana.
g. Penyusunan bahan rumusan kebijakan di bidang pemberdayaan dan peningkatan
masyarakat terhadap pencegahan bencana dan mitigasi pada prabencana.
h. Penyusunan dan pelaksanaan penyuluhan, pendidikan dan pelatihan gladi/simulasi
sistem dan mekanisme pencegahan dan dan mitigasi pada prabencana.
i. Pelaksanaan pengawasanevaluasi terhadap perencanaan penyelenggaraan sistem
pengendali bencana
j. Pelaksanaan pengawasan dan pengendalian bencana.
k. Pelaksanaan evaluasi dan analisis pelaporan pelaksanaan tugas.
l. Pelaksana tugas kedinasan lain sesuai dengan bidang tugas dan fungsinya.
m. Pelaksanaan koordinasi penanganan pencegahan bencana dengan sub unit kerja lain
di lingkungan Badan.
17
(1). Seksi Kesiapsiagaan Bencana dipimpin oleh seorang Kepala Seksi
(2). Kepala Seksi Kesiapsiagaan Bencana mempunyai tugas pokok merencanakan,
melaksanakan, mengevaluasi dan melaporkan pengkoordinasian, pengkomandoan dan
pelaksanaan penanganan Kesiapsiagaan Bencana (3). Dalam melaksanakan tugas
pokok sebagaimana dimaksud pada ayat (2) Pasal ini Seksi Kesiapsiagaan Bencana
menyelenggarakan fungsi :
a. Penyusunan rencana operasional dan program kerja kegiatan penanganan
kesiapsiagaan pada prabencana.
b. Penyusunan bahan rumusan kebijakan mekanisme sistem pencegahan dini
kebencanaan.
c. Penyusunan bahan rumusan kebijakan pemeliharaan sumberdaya dan pelatihan
personil.
d. Penyusunan bahan rumusan kebijakan kem memobilisasi sumber daya.
e. Penyusunan bahan rumusan kebijakan di bidang kesiapsiagaan pada prabencana
serta pemberdayaan dan peningkatan masyarakat terhadap kesiapsiagaan pada
prabencana.
f. Penyusunan dan pelaksanaan penyuluhan, pendidikan dan pelatihan gladi/simulasi
sistem dan mekanisme kesiapsiagaan pada prabencana .
g. Pelaksanaan evaluasi dan analisis pelaporan pelaksanaan tugas.
h. Pelaksana tugas kedinasan lain sesuai dengan bidang tugas dan fungsinya.
i. Pelaksanaan koordinasi penanganan pencegahan bencana dengan sub unit kerja lain
di lingkungan Badan.
(1). Bidang Kedaruratan dan Logistik dipimpin oleh seorang Kepala Bidang.
(2). Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik mempunyai tugas pokok memimpin,
membina dan mengendalikan tugas-tugas di bidang pengkoordinasian, pengkomandoan
dan pelaksanaan penanggulangan bencana yang meliputi penanganan kedaruratan,
pengumpulan dan penyaluran uang dan barang secara adil dan setara sesuai dengan
kebijakan pemerintah daerah dan Badan Nasional Penanggulangan Bencana.
(3) Dalam melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada ayat (2) Pasal ini
Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik menyelenggarakan fungsi :
a. Penetapan penyusunan rencana dan program kerja pengkoordinasian,
pengkomandoan dan pelaksanaan penanganan darurat, pengumpulan dan
penyaluran uang dan barang.
b. Penyelenggaraan pelaksanaan tugas di bidang pengkoordinasian, pengkomandoan
dan pelaksanaan penanganan kedaruratan, pengumpulan dan penyaluran uang dan
barang.
c. perumusan sasaran pelaksanaan tugas di bidang pengkoordinasian, pengkomandoan
dan pelaksanaan penanganan kedaruratan, pengumpulan dan penyaluran uang dan
barang.
d. Pembinaan dan pengarahan pelaksanaan tugas di bidang pengkoordinasian,
pengkomandoan dan pelaksanaan kedaruratan, pengumpulan dan penyaluran uang
dan barang.
18
e. Penetapan rumusan kebijakan tanggap darurat dan panduan pengetahuan dan
kesiapsiagaan penanggulangan bencana.
f. Penetapan rumusan kebijakan sistem peringatan belogistik yang meliputi
penyelenggaraan dapur umum, pendirian tenda-tenda penampungan untuk
pengungsian, darat dan air pencarian, penyelamatan dan pengungsian korban serta
harta benda, penyiapan air bersih, percepatan akselerasi bantuan darurat dan
pendirian tenda posko komando serta penyediaan tempat bermain, olah raga,
hiburan dan sarana informasi.
g. Pelaksanaan tugas dinas lain sesuai dengan bidang tugas dan fungsinya.
h. Pelaksanaan koordinasi/ kerjasama dan kemitraan dengan unit
kerja/instansi/lembaga atau pihak ketiga di bidang logistik penanggulangn bencana.
Bidang Kedaruratan dan Logistik, membawahkan :
a. Seksi Tanggap Darurat Penanggulangan Bencana
b. Seksi Logistik Penanggulangan Bencana
(1). Seksi Tanggap Darurat Penanggulangan Bencana dipimpin oleh seorang Kepala Seksi.
(2). Kepala Seksi Tanggap Darurat Penanggulangan Bencana mempunyai tugas pokok
merencanakan, melaksanakan, mengevaluasi dan melaporkan pengkoordinasian,
pengkomandoan dan pelaksanaan tanggap darurat penanganan penanggulangan
bencana.
(3) Dalam melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada ayat (2) Pasal ini Seksi
Tanggap Darurat Penanggulangan Bencana menyelenggarakan fungsi:
a. Penyusunan rencana operasional dan program tanggap darurat dan penanganan
pengungsian penanggulangn bencana.
b. Penyusunan bahan rumusan kebijakan penyelenggaraan dapur umum.
c. Penyusunan bahan rumusan kebijakan pendirian tenda-tenda penampungan
sementara atau tenda-tenda keluarga.
d. Penyusunan bahan rumusan kebijakan evakuasi para korban ke tempat yang aman.
e. Penyusunan bahan rumusan kebijakan pendirian posko komando di lokasi bencana.
f. Penyusunan dan bahan rumusan kebijakan penyediaan tempat bermain, olah raga,
hiburan dan sarana informasi.
i. g. Pelaksanaan penanganan bencana alam tingkat lokal.
h. Penyusunan bahan rumusan kebijakan prosedur tetap penanganan bencana.
i. Pelaksanaan evaluasi dan analisis pelaporan pelaksanaan tugas.
j. Pelaksana tugas kedinasan lain sesuai dengan bidang tugas dan fungsinya.
k. Pelaksanaan koordinasi tanggap darurat penanggulangn bencana dengan sub unit
kerja lain di lingkungan Badan.
(1). Seksi Logistik Penanggulangan Bencana dipimpin oleh seorang Kepala Seksi
(2). Kepala Seksi Logistik Penanggulangan Bencana mempunyai tugas pokok
merencanakan, melaksanakan, mengevaluasi dan melaporkan pengkoordinasian,
pengkomandoan dan pelaksanaan dukungan logistik penanggulangan bencana.
19
(3). Dalam melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada ayat (2) Pasal ini Seksi
Logistik Penanggulangan Bencana menyelenggarakan fungsi :
a. Penyusunan rencana operasional dan program kerja kegiatan dukungan logistik
penanggulangan bencana.
b. Pelaksanaan dan pengkoordinasian pengumpulan dan penyaluran uang dan barang.
c. Penyusunan bahan rumusan kebijakan penyiapan logistik.
d. Penyusunan bahan rumusan kebijakan penyelenggaraan pelaksanaan dapur umum
dan pendirian tenda-tenda.
e. Penyusunan bantuan rehabilitasi sosial kepada korban bencana.
f. Pelaksanaan bantuan bagi kelompok masyarakat atau lembaga sosial yang
memerlukan penanganan sosial penanggulangan bencana.
g. Pelaksanaan evaluasi dan analisis pelaporan pelaksanaan tugas.
h. Pelaksana tugas kedinasan lain sesuai dengan bidang tugas dan fungsinya.
i. Pelaksanaan koordinasi pelayanan logistik penanggulangan bencana dengan sub
unit kerja lain di lingkungan Badan.
(1). Bidang Rehabilitasi dan Rekonstruksi dipimpin oleh seorang Kepala Bidang.
(2). Kepala Bidang Rehabilitasi dan Rekonstruksi mempunyai tugas pokok memimpin,
membina dan mengendalikan tugas-tugas di bidang pengkoordinasian, pengkomandoan
dan pelaksanaan penanggulangan bencana yang meliputi rehabilitasi dan rekonstruksi
pasca bencana secara adil dan setara sesuai dengan kebijakan pemerintah daerah dan
Badan Nasional Penanggulangan Bencana.
(3) Dalam melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada ayat (2) Pasal ini
Kepala Bidang Rehabilitasi dan Rekonstruksi menyelenggarakan fungsi :
a. Penetapan penyusunan rencana dan program kerja pengkoordinasian,
pengkomandoan dan pelaksanaan rehabilitasi dan rekonstruksi pasca bencana.
b. Penyelenggaraan pelaksanaan tugas di bidang pengkoordinasian, pengkomandoan
dan pelaksanaan rehabilitasi dan rekonstruksi pasca bencana.
c. perumusan sasaran pelaksanaan tugas di bidang pengkoordinasian, pengkomandoan
dan pelaksanaan rehabilitasi dan rekonstruksi pasca bencana.
d. Pembinaan dan pengarahan pelaksanaan tugas di bidang pengkoordinasian,
pengkomandoan dan pelaksanaan rehabilitasi dan rekonstruksi pasca bencana.
e. Penetapan rumusan kebijakan perbaikan dan pemulihan semua aspek pelayanan
publik.
f. Penetapan rumusan kebijakan normalisasi aspek pemerintahan dan kehidupan
masyarakat pada wilayah pasca bencana.
g. Penetapan rumusan kebijakan pembangunan prasarana dan sarana serta
kelembagaan pada wilayah rehabilitasi dan rekonstruksi pasca bencana.
h. Penetapan rumusan kebijakan pertumbuhan perekonomian, sosial dan budaya,
tegaknya hukum dan ketertiban.
i. Penetapan rumusan kebijakan peningkatan peranserta masyarakat dalam segala
aspek kehidupan bermasyarakat pada wilayah pasca bencana.
20
j. Penetapan rumusan kebijakan penguatan komunitas yang terkena bencana.
k. Penetapan rumusan kebijakan pemberdayaan sosial ekonomi yang terintegrasi
dalam program pembangunan daerah.
l. Pelaksanaan tugas dinas lain sesuai dengan bidang tugas dan fungsinya.
m. Pelaksanaan koordinasi/ kerjasama dan kemitraan dengan unit
kerja/instansi/lembaga atau pihak ketiga di bidang rehabilitasi dan rekonstruksi
penanggulangan bencana
Bidang rehabilitasi dan rekonstruksi, membawahkan :
a. Seksi Rehabilitasi Pasca Bencana
b. Seksi Rekonstruksi Pasca Bencana
(1). Seksi Rehabilitasi Pasca Bencana dipimpin oleh seorang Kepala Seksi.
(2). Kepala Seksi Rehabilitasi Pasca Bencana mempunyai tugas pokok merencanakan,
melaksanakan, mengevaluasi dan melaporkan pengkoordinasian, pengkomandoan dan
pelaksanaan tanggap darurat penanganan rehabilitasi pasca bencana.
(3) Dalam melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada ayat (2) Pasal ini Seksi
Rehabilitasi Pasca Bencana menyelenggarakan fungsi :
a. Penyusunan rencana operasional dan program kerja kegiatan penanganan rehabilitasi
pasca bencana.
b. Penyusunan bahan rumusan kebijakan perbaikan dan pemulihan semua aspek
pelayanan publik.
c. Penyusunan bahan rumusan kebijakan normalisasi aspek pemerintahan dan
kehidupan masyarakat pada wilayah pasca bencana.
d. Penyusunan bahan rumusan kebijakan percepatan akselerasi bantua darurat berupa
sandang, lauk-pauk, famili kit, kid ware serta beras dan obat-obatan serta makanan
tambahan.
e. Penyusunan bahan rumusan kebijakan pembangunan kembali semua prasarana dan
sarana serta kelembagaan pada wilayah pasca bencana.
f. Pelaksanaan evaluasi dan analisis pelaporan pelaksanaan tugas.
g. Pelaksana tugas kedinasan lain sesuai dengan bidang tugas dan fungsinya.
h. Pelaksanaan koordinasi tanggap darurat penanggulangn bencana dengan sub unit
kerja lain di lingkungan Badan.
(1). Seksi Seksi Rekonstruksi Pasca Bencana dipimpin oleh seorang Kepala Seksi
(2). Kepala Seksi Rekonstruksi Pasca Bencana mempunyai tugas pokok merencanakan,
melaksanakan, mengevaluasi dan melaporkan pengkoordinasian, pengkomandoan dan
pelaksanaan rekonstruksi pasca bencana.
(3). Dalam melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada ayat (2) Pasal ini Seksi
Rekonstruksi Pasca Bencana menyelenggarakan fungsi :
a. Penyusunan rencana operasional dan program kerja kegiatan penanganan
rekonstruksi pasca bencana.
21
c. Penyusunan bahan rumusan kebijakan tumbuh dan berkembangnya kegiatan
perekonomian, sosial dan budaya.
d. Penyusunan bahan rumusan kebijakan penegakan aspek hukum dan ketertiban pasca
bencana.
e. Penyusunan bantuan rumusan kebijakan penguatan komunitas yang terkena
bencana.
f. Penyusunan bantuan rumusan kebijakan pemberdayaan sosial ekonomi yang
terintegrasi dalam program pembangunan daerah.
g. Pelaksanaan evaluasi dan analisis pelaporan pelaksanaan tugas.
h. Pelaksana tugas kedinasan lain sesuai dengan bidang tugas dan fungsinya.
i. Pelaksanaan koordinasi rekonstruksi penanggulangan bencana dengan sub unit
kerja lain di lingkungan Badan.
Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Bandung, dalam
melaksanakan tugas dan fungsinya dibantu oleh Satuan Tugas
(1). Satuan Tugas mempunyai tugas pokok membantu Kepala Pelaksana Badan
Penanggulangan Bencana Daerah melaksanakan kaji cepat bencana dan dampak
bencana.
(2). Satuan Tugas dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1) Pasal
menyelenggarakan fungsi :
a. Pelaksanaan kaji cepat bencana dan dampak bencana terhadap penilaian kebutuhan
dan penilaian kebutuhan dan penilaian kerusakan/ kerugian.
b. Pelaksanaan pemberian dukungan dan pendampingan terhadap Kepala Pelaksana
BPBD dalam penanganan tanggap darurat bencana.
c. Pelaksanaan analisa dan pengkajian terhadap jumlah korban dan kerusakan sarana
dan prasarana.
d. Pelaksanaan analisa dan pengkajian terhadap gangguan terhadap fungsi pelayanan
umum, pe terhadap meintahan dan kemampuan sumber daya.
e. Pelaksanaan pemberian saran terhadap upaya penanganan bencana.
f. Pelaksanaan evaluasi dan analisis pelaporan pelaksanaan tugas.
g. Pelaksanaan tugas kedinasan lain sesuai dengan bidang tugas dan fungsinya.
h. Pelaksanaan koordinasi dan hubungan kerja dengan sektor dan instansi terkait
dalam penangana darurat bencana.
BPBD Kabupaten Bandung telah melaksanakan beberapa kegiatan dan rencana
pendanaan penanggulangan bencana dalam rangka peningkatan kinerja pelayanan publik.
Kegiatan tersebut diantaranya:
1. Pada tahun 2012, dana tanggap darurat bencana dianggarkan dalam pos belanja tidak
terduga (BTT) sebesar Rp. 560,555,900,-
BTT untuk tanggap darurat bencana kebakaran sebesar Rp. 61,413,000,-
BTT untuk tanggap darurat bencana kekeringan sebesar Rp. 117,974,400,-
BTT untuk tanggap darurat bencana banjir & longsor sebesar Rp. 381,168,500,-
22
Jumlah Total sumber dana on call tanggap darurat bencana dari APBD Kabupaten Bandung sebesar Rp. 560,555,900,-
2. Untuk tahun 2012, berdasarkan permendagri 21 Tahun 2011 anggaran tanggap darurat
masuk dalam pos belanja tidak terduga sedangkan untuk dana pasca belanja dianggarkan
dalam belanja sosial.
3. Dalam Perda tentang Penyelenggaraan Penanggulangan Bencana di Kabupaten Bandung,
diatur mengenai pendanaan penanggulangan pra bencana dalam dana kontinjensi, tanggap
darurat bencana dalam dana siap pakai dan dana pasca bencana dalam belanja sosial.
Bentuk Pendanaan ini mengacu kepada PP 22 tahun 2008 tentang Pendanaan dan
Pengelolaan Bantuan Bencana.
Permasalahan dan Hambatan Penyelenggaraan Penanggulangan Bencana di
Kabupaten Bandung adalah:
1. fungsi BPBD yaitu koordinasi, komando sekaligus pelaksana akan memperbesar
kemungkinan terjadinya tumpang tindih tupoksi penanggulangan bencana di daerah.
2. Unsur pengawas sebagai pengawas dan evaluator akan berbenturan dengan tugas SKPD
lain dan alur laporan pertanggungjawaban kepada Kepala Daerah.
3. Keterbatasan SDM akan menimbulkan masalah tersendiri terutama jika dikaitkan dengan
fungsi BPBD.
4. Mekanisme kerjasama antar daerah dalam penanggulangan bencana yang belum jelas.
5. Nomenklatur dan Kode Rekening Dana Kontinjensi, Dana Siap Pakai dan Dana Pasca
Bencana dalam APBD belum mencerminkan sinergitas pendanaan penanggulangan
bencana.
Pemasalahan dalam penanggulangan bencana berdampak terhadap Pencapaian Visi dan
Misi Kabupaten Bandung terutama misi ketujuh. Perubahan paradigma penanggulangan
bencana yang sebelumnya responsif (tanggap darurat) menjadi preventif (siaga bencana)
berdampak langsung terhadap pengelolaan lingkungan dan pembangunan berkelanjutan.
Siaga bencana merupakan tujuan dari peningkatan kapasitas aparatur dan masyarakat dalam
menghadapi bencana dan tindakan untuk selalu menjaga lingkungan terutama di daerah
rawan bencana. Pengawasan dan pengendalian lingkungan tidak bisa dilaksanakan oleh
BPBD tetapi merupakan kegiatan multisektor sehingga perlu dibangun sebuah komitmen
bersama penanggulangan bencana antar SKPD dengan seluruh pemangku kepentingan
kebencanaan di Kabupaten Bandung.
Dengan lahirnya Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan
Bencana kemudian terbitnya Peraturan Pemerintah nomor 21 tahun 2008 tentang
Penyelenggaraan Penanggulangan Bencana, Peraturan Pemerintah nomor 22 tahun 2008
tentang Pendanaan Penanggulangan Bencana, dan Peraturan Pemerintah nomor 23 tahun
2008 tentang Peran serta lembaga internasional dan lembaga asing dalam penanggulangan
bencana memberikan tantangan dan peluang dalam penyelenggaraan penanggulangan
bencana. Tantangan dan peluang tersebut yaitu:
1. Penanggulangan bencana yang sudah terstruktur dari pemerintah pusat sampai ke
pemerintah daerah memudahkan komando dan koordinasi antar dan lintas instansi
pemerintah sekaligus tantangan bagi Pemerintah Kabupaten Bandung untuk
meningkatkan pelayanan kebencanaan.
2. Perubahan paradigma penanggulangan bencana berdampak luas terhadap peraturan
perundang-undangan terkait penanggaran dan pengelolaan keuangan daerah, karena
23
pemerintah daerah dituntut untuk mengalokasikan anggaran kebencanaan yang harus
selalu siap digunakan ketika terjadi darurat bencana.
3. Keterlibatan pihak swasta baik lokal maupun asing dalam penanggulangan bencana
menuntut pemerintah daerah untuk selalu mengawasi dan mengendalikan proses bantuan
baik dalam penerimaan maupun penyalurannya.
Rekomendasi Strategis Penanggulangan Bencana di Kabupaten Bandung
1. Perlu adanya kejelasan payung hukum dari pemerintah pusat yang mengatur tentang
alokasi dana kontinjensi dan dana siap pakai dalam APBD karena keberadaannya telah
diamanatkan dalam PP Nomor 22 tahun 2008 tentang Pendanaan dan Pengelolaan
Bantuan Bencana.
2. Perlunya penguatan kerjasama antar pemerintah daerah dalam penanggulangan bencana.
3. Perlu adanya sinkronisasi dalam membuat peraturan perundangan-undangan yang harus
dilaksanakan di daerah dengan peraturan yang berkaitan dengan pengelolaan keuangan
daerah, sehingga peraturan tersebut dapat dilaksanakan atau diimplementasikan kepada
masyarakat.
4. Kelembagaan penanggulangan bencana harus dapat bertindak lintas sektor dan lintas
wilayah serta memiliki rantai komando yang jelas dan efektif
2.4 Review Terhadap rancangan awal RKPD Kabupaten Bandung Tahun 2014
Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kabupaten Bandung Tahun 2014 disusun
dengan berpedoman kepada RPJPD dan RPJMD Kabupaten Bandung. Dalam kedua
dokumen perencanaan jangka menengah dan jangka penjang tersebut, penanggulangan
bencana belum menjadi kebijakan utuh pemerintah Kabupaten Bandung karena masih
menjadi bagian dalam kebijakan pengelolaan lingkungan. Atas dasar tersebut, perlu adanya
komitmen pemerintah Kabupaten Bandung terkait penyelenggaraan penanggulangan bencana
yang tertuang dalam RKPD Kabupaten Bandung untuk tahun-tahun mendatang.
Berdasarkan kebutuhan pendanaan penanggulangan bencana di Kabupaten Bandung,
BPBD yang masih baru terbentuk membutuhkan anggaran untuk perbaikan dan pembenahan
secara internal maupun ekternal. Secara internal, masih banyak kebutuhan peralatan
kebencanaan terutama alat berat dan sebuah gudang representatif untuk menyimpan dan
mengelola peralatan tersebut. Selain itu, diperlukan juga peningkatan kapasitas aparatur
BPBD yang siap siaga bencana melalui pendidikan dan pelatihan baik dilakukan oleh BPBD
sendiri maupun oleh instansi kebencanaan lain yang kompeten. Secara ekternal, penguatan
kelembagaan BPBD harus menjadi prioritas untuk menunjang tiga fungsi BPBD yaitu fungsi
koordinasi, komando, dan pelaksana. Penguatan kelembagaan BPBD harus melibatkan
seluruh SKPD yang terlibat penanggulangan bencana seperti Sekretariat Daerah, Bappeda,
BPLH, BKBPP, DPPK, Dinas Sdape, Dinas Sosial, Dinas Pertasih, Dinas Bina Marga, Dinas
Kesehatan, Dinas Pendidikan, seluruh kantor kecamatan dan kelurahan di Wilayah
Kabupaten Bandung.
Review terhadap rancangan awal RKPD 2014 ada pada tabel 2.3 (terlampir) :
24
BAB III
TUJUAN, SASARAN, PROGRAM DAN KEGIATAN
Rencana Kerja Badan Penanggulangan Bencana Daerah Tahun 2014 merupakan
penjabaran dari RKPD kabupaten Bandung Tahun 2014. Sedangkan RKPD Kabupaten
Bandung Tahun 2014 itu sendiri merupakan penjabaran dari Perda RPJPD Tahun 2005 –
2015 terutama pembangunan jangka menengah tahap ke-3 tahun 2012 – 2015. Selain itu,
dengan melihat pencapaian hasil kinerja tahun sebelumnya, isu strategis, serta merujuk pada
prioritas pembangunan Nasional sebagaimana termuat dalam RKP Tahun 2014 dan RKPD
Provinsi Jawa Barat 2014.
3.1 Telaahan Terhadap Kebijakan Nasional
Prioritas nasional dalam Rencana Kerja Pemerintah (RKP) Tahun 2014 memuat 14
prioritas dimana prioritas nomor sembilan berbunyi “lingkungan hidup dan pengelolaan
bencana”, ini sesuai dengan arah kebijakan pembangunan Pemerintah Provinsi Jawa Barat
yaitu “Pengelolaan bencana, peningkatan kualitas lingkungan dan antisipasi perubahan iklim.
Sedangkan penanggulangan bencana di Kabupaten Bandung masuk dalam misi ketujuh yaitu
“Memulihkan keseimbangan lingkungan dan menerapkan pembangunan berkelanjutan”.
Untuk mendukung pencapaian misi ketujuh Kabupaten Bandung serta tujuan dan sasaran
BPBD, disusunlah empat strategi penanggulangan bencana di Kabupaten Bandung yaitu:
1. Mendorong berkembangnya tanggung jawab aparatur BPBD
2. Mendorong masyarakat untuk mengetahui, memahami dan bertindak cepat dalam kondisi
siaga bencana dan tanggap darurat
3. Memberdayakan seluruh sumber daya kebencanaan di Kabupaten Bandung dalam rangka
mewujudkan good governance
4. Membangun koordinasi yang efektif dan semangat kebersamaan untuk membuat
kesepakatan terbaik bagi kepentingan penanggulangan bencana di Kabupaten Bandung
3.2 Tujuan dan Sasaran Renja BPBD Tahun 2014
Penetapan tujuan dan sasaran didasarkan pada identifikasi faktor-faktor kunci
keberhasilan (Critical Success Factor) yang ditetapkan setelah penetapan visi dan misi.
Penetapan tujuan akan mengarah kepada perumusan sasaran, kebijakan, program dan
kegiatan dalam rangka merealisasikan Visi dan Misi. Sedangkan sasaran menggambarkan
hal-hal yang ingin dicapai melalui tindakan-tindakan terfokus yang bersifat spesifik, terinci,
terukur dan dapat dicapai.
BPBD sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya sebagai lembaga teknis daerah yang
melaksanakan penyelenggaraan penanggulangan bencana di Kabupaten Bandung. Untuk itu,
disusun visi dan misi BPBD yang akan dicapai melalui pencapaian tujuan dan pelaksanaan
kegiatan utama dan kegiatan pendukungnya. Dalam hal ini, visi dan misi yang disusun harus
dikaitkan dengan RPJMD 2011 – 2015. VISI Badan Penanggulangan Bencana Daerah
(BPBD) Kabupaten Bandung Tahun 2011 – 2015 yaitu : “Terwujudnya Kabupaten Bandung
Siaga dan Sabilulungan dalam menghadapi bencana”
Untuk mewujudkan visi tersebut diatas, diperlukan tindakan nyata dalam bentuk misi.
Sesuai dengan peran Badan Penanggulangan Bencana Daerah, misi Badan Penanggulangan
Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bandung Tahun 2011 – 2015 adalah sebagai berikut :
1. Mempercepat jangkauan pelaksanaan penanggulangan bencana.
2. Mengembangkan sarana dan prasarana penanggulangan bencana.
25
3. Meningkatkan profesionalitas aparatur dan masyarakat terlatih dalam penanggulangan bencana.
4. Meningkatkan kesadaran dan kepedulian masyarakat dalam mengantisipasi bencana.
5. Meningkatkan koordinasi dan kerjasama lintas sektor dalam pelaksanaan saat tidak terjadi bencana maupun saat bencana, yang disusun sesuai dengan tugas dan fungsi
BPBD serta berpedoman kepada RPJM Daerah.
Adapun tujuan dan sasaran yang ingin dicapai dalam Renja BPBD Kabupaten Bandung
Tahun 2014, seperti yang tertuang dalam Rencana Strategis BPBD Kabupaten Bandung
Tahun 2011-2015 untuk program dan kegiatan di tahun 2014 adalah sebagai berikut:
a. Berkurangnya potensi kerugian dan korban akibat bencana
b. Tersedianya daya dukung yang memungkinkan pelaksanaan penanggulangan berjalan
dengan efektif.
c. Efektifnya setiap penanggulangan bencana dengan berbasis masyarakat pada daerah
rawan bencana
d. Meningkatnya partisipasi masyarakat dalam pengurangan resiko dan mitigasi bencana.
e. Meningkatkan koordinasi dan kerjasama lintas sektor dalam pelaksanaan saat tidak
terjadi bencana maupun saat bencana, yang disusun sesuai dengan tugas dan fungsi
BPBD serta berpedoman kepada RPJM Daerah
Adapun sasaran dari tujuan misi yang akan dilaksanakan, yaitu :
1. Meningkatnya kecepatan penanggulangan bencana
2. Meningkatnya peralatan kerja dan perlengkapan tanggap darurat bencana.
3. Meningkatnya pemenuhan operasional tanggap daruat bencana
4. Penyediaan perlengkapan pendukung Rescue yang diperlukan dalam penanggulangan
bencana
5. Mengakomodir dan mengkoordinir masyarakat peduli bencana dalam unit cegah siaga
maupun unit reaksi cepat
6. Membangun komunitas masyarakat siaga bencana
7. Pemetaan kawasan rawan bencana
8. Pembangunan peringatan dini pada kawasan rawan bencana
9. Pemberdayaan masyarakat dalam rangka penanggulangan bencana
10. Penguatan kelembagaan penanggulangan bencana
11. Akselerasi tanggap darurat bencana
12. Pemulihan kondisi traumatik dan dampak bencana lainnya
13. Rehabilitasi sarana dan prasarana umum
14. Rekonstruksi infrastruktur, sosial, ekonomi dan kelembagaan
Tujuan BPBD Kabupaten Bandung merupakan sesuatu yang akan dicapai dimasa yang
akan datang. Perumusan tujuan akan mengarahkan kepada perumusan sasaran, kebijakan,
program dan kegiatan dalam merealisasikan misi dari BPBD kabupaten Bandung. Untuk
26
mewujudkan misi BPBD Kabupaten Bandung, maka perlu dijabarkan kembali menjadi tujuan
dan sasaran strategis yang lebih operasional
3.3 Program dan Kegiatan
Apabila dikaitkan dengan pencapian Visi dan Misi Kabupaten Bandung, pada dasarnya
kegiatan BPBD Kabupaten Bandung adalah sebagai SKPD pendukung dalam pengelolaan
lingkungan dan pembangunan berkelanjutan. Sejalan dengan Misi ketujuh Kabupaten
Bandung, maka program dan kegiatan yang dirancang BPBD Kabupaten Bandung Tahun
2014 terdiri dari :
1. Program Peningkatan Keamanan dan Kenyamanan Lingkungan dengan kegiatan
Pengendalian Keamanan Lingkungan sebesar Rp.109.250.000,- kegiatan ini bertujuan
untuk peningkatan kesiapsiagaan dalam menghadapi bencana.
2. Program Pengembangan data/informasi dengan kegiatan Penyusunan dan analisis data
informasi perencanaan pembangunan kawasan rawan bencana sebesar Rp.500.000.000,-
bertujuan untuk menyediakan Sistem Informasi Geografis (SIG) kebencanaan di Wilayah
Kabupaten Bandung
3. Program Pengembangan data/informasi dengan kegiatan Penyusunan dan analisis data
informasi perencanaan pembangunan ekonomi sebesar Rp. 200.000.000,- kegiatan ini
bertujuan menyusun dokumen perencanaan pengembangan ekonomi di daerah bencana di
Kab. Bandung dalam rangka pemulihan sektor ekonomi bagi masyaakat korban bencana.
4. Program Pengembangan data/informasi dengan kegiatan Pemetaan kawasan rawan
bencana sebesar Rp. 300.000.000,-. Kegiatan ini bertujuan untuk penyusunan peta rawan
bencana di Wilayah Kabupaten Bandung.
5. Program Perencanaan Pengembangan Kota-kota Menengah dan Besar dengan kegiatan
Koordinasi penanggulangan dan penyelesaian bencana alam/sosial sebesar Rp.
500.000.000,-. Kegiatan ini bertujuan untuk mengurangi dampak kerusakan infrastruktur
akibat bencana.
6. Program Perencanaan Pembangunan Daerah Rawan Bencana Alam dengan kegiatan
Monitoring, evaluasi dan pelaporan sebesar Rp. 240.000.000,-. Kegiatan ini bertujuan
untuk pemantauan daerah rawan bencana.
7. Program Pencegahan dini dan penanggulangan korban bencana alam dengan kegiatan
Pemantauan dan penyebarluasan informasi potensi bencana alam sebesar Rp.
300.000.000,-. Kegiatan ini bertujuan untuk terlaksananya Bimbingan dan Pelatihan
Personil kebencanaan serta peyebarluasan informasi kebencanaan.
8. Program Pencegahan dini dan penanggulangan korban bencana alam dengan kegiatan
Pengadaan sarana dan prasarana evakuasi penduduk dari ancaman/ korban bencana alam
sebesar Rp. 2.320.000.000,-. Kegiatan ini bertujuan untuk pengadaan perahu untuk
korban banjir.
9. Program Pencegahan dini dan penanggulangan korban bencana alam dengan kegiatan
Pengadaan logistik dan obat-obatan bagi penduduk di tempat penampungan sementara
sebesar Rp. 1.000.000.000,- kegiatan ini bertujuan untuk menyediakan kebutuhan logistik
dan obat-obatan bagi korban bencana.
10. Program Pencegahan dini dan penanggulangan korban bencana alam dengan kegiatan
Sosialisasi Perundang-undangan tentang penanggulangan bencana sebesar Rp.
200.000.000,-. Kegiatan ini bertujuan untuk Penyeberluasan informasi kebencanaan ke
masyarakat.
11. Program Pencegahan dini dan penanggulangan korban bencana alam dengan kegiatan
Penyusunan rumusan kebijakan Penanggulangan Bencana Daerah sebesar Rp.
180.000.000,-. Kegiatan ini bertujuan untuk penyusunan rencana penanggulangan
bencana, Rencana Aksi Daerah dan terbentuknya forum Pengurangan Resiko Bencana.
27
12. Program Peningkatan Keberdayaan Masyarakat Pedesaan dengan Penyelenggaraan
Pendidikan dan Pelatihan Tenaga Teknis dan Masyarakat sebesar Rp. 200.000.000,-.
Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan Damage And Losses Assasment
(DaLA) bagi masyarakat dan Aparatur Pemerintah di daerah rawan bencana di Kabupaten
Bandung
Untuk lebih jelasnya rumusan program dan kegiatan BPBD tahun 2014 dapat dilihat
di tabel 3.1 (terlampir):
28
BAB IV
PENUTUP
Rencana Kerja (Renja) menjadi sangat penting artinya dalam mengaplikasikan
berbagai persoalan-persoalan terkait dengan penanggulangan bencana daerah sebagai wujud
nyata dari tanggung jawab pemerintah dalam mengadopsi berbagai kebutuhan masyarakat
dengan keterlibatan lebih banyak para pelaku-pelaku (stakeholders) dalam menciptakan
Good Governance sesuai dengan tuntutan paradigma baru penanggulangan bencana.
Output Rencana Kerja BPBD Kabupaten Bandung adalah Program Tahunan BPBD
Kabupaten Bandung yang sesuai dengan Tupoksi dan sasaran Program BPBD Kabupaten
Bandung. Rencana Kerja BPBD Kabupaten Bandung selain menjadi pelaksanaan kegiatan
selama Tahun 2014 berfungsi pula sebagai sarana peningkatan kinerja BPBD Kabupaten
Bandung. Sebagai bahan pelaksanaan kegiatan selama Tahun 2014, RENJA juga dapat
digunakan sebagai sarana untuk melakukan kegiatan yang dilaksanakan dalam satu tahun
bagi seluruh jajaran BPBD Kabupaten Bandung. Renja juga memberikan umpan balik yang
sangat diperlukan dalam pengambilan keputusan dan penyusunan rencana di masa mendatang
oleh para pimpinan dan seluruh staf BPBD Kabupaten Bandung sehingga akan diperoleh
peningkatan kinerja ke arah yang lebih baik dimasa datang.
Rencana Kerja (Renja) Badan Penanggulangan Bencana Daerah Tahun 2014
dimaksudkan untuk memberikan pedoman bagi perangkat BPBD Kabupaten Bandung selama
kurun waktu Satu tahun. Rencana kerja Badan Penanggulangan Bencana Daerah, Disamping
sebagai bahan untuk penyusunan rencana pembangunan jangka pendek kabupaten Bandung
juga sebagai pedoman dalam penyusunan Rencana Kerja dan Anggaran (RKA) BPBD Tahun
2014. Adapun fungsi dari Renja tahun 2014 ini sebagai tolak ukur dalam mengevaluasi
laporan kinerja selama tahun 2012 bagi BPBD, sehingga dapat mengukur kemampuan dalam
pencapaian sasaran.
Demikian Rencana Kerja (Renja) BPBD Kami susun secara Objektif dengan mengacu
kepada Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010.
Soreang, Pebruari 2013
KEPALA PELAKSANA
BADAN PENANGGULANGAN BENCANA
DAERAH
KABUPATEN BANDUNG
M A R L A N, S.Ip., M.Si Pembina
NIP. 19671223 198803 1 007