bab iii adi baru1

Upload: heavenhoeven

Post on 31-Oct-2015

58 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

79

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1. Tempat dan Lokasi PenelitianPenelitian direncanakan akan dilakukan di Kelas kelas X SMA Negeri 5 Medan, serta rencana pelaksanaannya berlangsung pada bulan Juli selama 4 kali pertemuan (8 jam pelajaran = 8 x 40 menit) untuk masing-masing kelas sampel. Adapun alasan pemilihan lokasi penelitian ini adalah karena penelitian yang sejenis belum pernah dilaksanakan di sekolah tersebut. Selanjutnya pembelajaran matematika di SMA Negeri 1 Batang kuis selama ini masih konvensional dengan pendekatan didominasi guru, siswa pasif dan selalu menunggu perintah guru, interasksi siswa dengan siswa maupun guru jarang terjadi.3.2. Populasi dan Sampel

Populasi penelitian ini adalah semua Siswa kelas X SMA N.5 5 yang terdiri dari 7 kelas, dan 2 kelas dari 7 kelas tersebut akan ditetapkan menjadi kelompok eksperimen yang mana 1 kelas sebagai kelas eksperimen untuk pembelajaran menggunakan model pencapaian konsep, dan 1 kelas sebagai kelas kontrol dengan menggunakan pembelajaran konvensional. Pengambilan kelas sampel dan kelas kontrol di lakukan secara acak (cluster random sampling). Tahap pemilihan secara acak dapat dilakukan karena berdasarkan informasi dari kepala sekolah dan dan guru bahwa pendistribusian siswa pada tiap kelas merata secara heterogen. Salah satu cara memilih sampel mewakilinya populasinya adalah cara random sederhana, yaitu bila setiap anggota dari populasi mempunyai kesempatan yang sama untuk dipilih (Russefendi 1998). Salah satu cara untuk memperoleh sampel secara random adalah dengan memberi nomor anggota populasi pada kertas-kertas kecil, kemudian digulung, dimasukkan ke suatu tempat lalu diundi diambil sebanyak yang diperlukan (Russefendi 1998). Sehingga pemilihan sampel yang akan dilakukan dalam penelitian ini adalah dengan penomoran tiap kelas pada kertas lalu dilakukan undian.

3.3. Variabel PenelitianVariabel dalam penelitian ini terdiri dari dua jenis, yaitu: 1. variabel bebas yang meliputi: a) Pariabel perlakuan yang mana variable ini merupakan , pembelajaran dengan menggunakan model pencapaian konsep dengan; b) Variabel control yang meliputi 1) Guru. Guru mengajar kelompok eksperimen dan kelompok kontrol adalah sama atau setara, yaitu Guru bidang studi matematika dengan ijazah S1 pendidikan matematika. 2) Materi Pelajaran. Materi pelajaran yang diajarkan di kelompok eksperimen dan kelompok kontrol sama. 3) Waktu. Jumlah waktu yang digunakan dalam proses pembelajaran kelompok eksperimen dan kelompok kontrol sama; c) Variabel tak terkontrol, Variabel tak terkontrol dalam penelitian ini adalah sosial ekonomi dan kondisi kesehatan Siswa, gizi Siswa, IQ, cara belajar, pendidikan orang tua Siswa. Semua variabel ini tidak dapat dijangkau dalam penelitian ini, hal ini merupakan keterbatasan penelitian; d) Variabel penyerta, Variabel penyerta dalam penelitian ini adalah kemampuan awal Siswa yang ditunjukkan oleh skor pretes Siswa, yaitu kemampuan Siswa menguasai materi bangun ruang sisi datar sebelum eksperimen dilakukan. 2.Variabel Terikat (Variabel Tergantung) Variabel terikat adalah hasil belajar Siswa setelah diberi perlakuan yaitu Pemahaman Konsep matematik melalui pembelajaran menggunakan model pencapaian konsep, Pemahaman Konsep matematik melalui pembelajaran konvensional, kreativitas siswa melalui pembelajaran menggunakan model pencapaian konsep, kreativitas siswa melalui pembelajaran konvensional yang diperoleh dari posttest. Variabel lain yang dapat dianggap sebagai variabel terikat adalah aktivitas Siswa, kemampuan Guru mengelola pembelajaran, dan respon Siswa.3.4. Desain PenelitanPenelitian ini dikategorikan ke dalam penelitian eksperimen semu (quasi experiment). Desain yang digunakan dalam penelitian ini meliputi tiga tahapan, yaitu: (1) Tahap pennyusunan perangkat pembelajaran dan instrumen penelitian, (2) Tahap uji coba perangkat pembelajaran dan instrumen penelitian, (3) Tahap pelaksanaan eksperimen. Setiap tahapan dirancang sedemikian sehingga diperoleh data yang valid sesuai dengan karekteristik varabel sesuai dengan tujuan penelitian. Berikut rancangan setiap dalam tahapan dalam penelitian.

1. Tahap uji coba perangkat dan instrumen penelitian

Uji coba dilakukan untuk memperoleh masukan langsung dari lapangan terhadap perangkat pembelajaran yang telah disusun berupa pencatatan semua respon, reaksi, komentar dari siswa, guru dan pengamat dalam rangka revisi Draft II. Diawali dengan pemberian tes (pretest) dan diakhiri dengan posttest dengan tes yang sama. Data pretest dan posttest akan digunakan untuk mengetahui reliabilitas, validitas, dan sensitivitas tes dengan menggunakan rumus sebagai berikut.1) Rancangan uji coba

Rencana uji coba pengembangan perangkat dan instrumen menggunakan uji awal dan uji akhir (one group pretest- posttest desain).

Tabel 3.1. Rancangan uji coba

KelompokPretesPerlakuanPosttes

Uji cobaT1XT2

Keterangan :

T1: Pretest dan T2: Postest (tes setelah diberikan perlakuan)

X: Perlakuan berupa pembelajaran pencapaian konsepT1 = T2

Dalam pelaksanaan ujicoba ini pertemuan pertama peneliti memberikan contoh mengajar dengan pembelajaran pencapaian konsep Untuk pertemuan berikutnya guru mitra dilibatkan sebagai guru yang mensosialisasikan perangkat pembelajaran dan tes hasil belajar (Draf II) dan menyertakan dua orang pengamat. Dari uji coba draf II dilakukan revisi akhir untuk memperoleh draf final. Selanjutnya draf final digunakan untuk eksperimen.2) Reliabilitas butir soal.Reliabilitas instrumen tes dihitung untuk mengetahui ketetapan hasil tes.Untuk menghitung reliabilitas perangkat tes ini digunakan rumus yang sesuai dengan bentuk tes uraian (essay), yaitu rumus alpha sebagai berikut:r11 =

dengan :

r11:koefisien reliabilitas perangkat tes

n:banyaknya item tes

: jumlah varians skor setiap item tes

: varians total (Arikunto, 1999)Varians total: =

Varians masing-masing butir soal: =

Keterangan:N = Banyaknya sampel

= Jumlah total butir skorMenentukan thitung dengan mensubsitusikan r11 ke rumus:

thitung = (Sudjana, 1992:380)

Menentukan signifikansi koefisien reliabilitas tes. Kriteria yang harus dipenuhi agar koefisien reliabilitas tes termasuk signifikan adalah jika thitung > ttabel dengan ttabel = t(1-)(dk) untuk adalah taraf signifikansi dan dk = N-2

Mencocokkan koefisien reliabilitas tes dengan kriteria tolak ukur yang dimodifikasi dari Guilford (dalam Rusefendi, 198a:144) sebagai berikut:

Interval koefisien rKategori

r11 0,20

0,20 < r 11 0,40

0,40 < r 11 0,70

0,70 < r 11 0,90

0,90 < r 11 1,00reliabilitas : sangat rendah

reliabilitas : rendah

reliabilitas : sedang

reliabilitas : tinggi

reliabilitas : sangat tinggi

Untuk hasil perhitungan reliabilitas soal hasil uji coba instrument, akan disajikan pada tabel 3.2 berikut:

Tabel 3.2. Reliabilitas Butir Soal Hasil Uji Coba

No SoalKoef KorelasithitungttabelReliabilitasInterpretasi Reliabilitas

123.

.

.

.n

3) Validitas Butir Soal

Validitas butir soal dihitung untuk mengetahui seberapa jauh hubungan antara jawaban skor butir soal dengan skor total yang telah ditetapkan. Secara umum, suatu butir soal dikatakan valid apabila memiliki dukungan yang besar terhadap skor total. Skor pada suatu item menyebabkan skor total menjadi tinggi atau rendah. Dengan kata lain sebuah item tes memiliki validitas tinggi jika skor pada item itu mempunyai kesejajaran dengan skor total (Arikunto, 1999). Kesejajaran ini dapat diartikan dengan korelasi, sehingga untuk mengetahui validitas item ini digunakan rumus korelasi product moment sebagai berikut:

rxy =

dengan :

x = skor butir soal

y =skor total

rxy=koefisien korelasi antara skor butir dengan skor total

N=banyaknya siswa yang mengikuti tes (Arikunto, 1999).Besarnya koefisien rKategori

0,800 1,00

0,600 0,800

0,400 0,599

0,200 0,399

0,000 1,999Sangat Tinggi

Tinggi

Cukup

Rendah

Sangat Rendah

Sumber: Arikunto (1999).Sedangkan untuk mengetahui signifikansi korelasi yang didapat, maka digunakan uji-t (Sudjana, 1996:379). Menentukan thitung dengan mensubsitusikan rxy ke rumus:

thitung = (Sudjana, 1996:380)

Menentukan signifikansi koefisien validitas tes. Criteria yang harus dipenuhi agar koefisien validitas tes termasuk signifikan adalah jika thitung > ttabel dengan ttabel = t(1-)(dk) untuk adalah taraf signifikansi dan dk = N-2. Untuk hasil perhitungan Validitas soal hasil uji coba instrument, akan disajikan pada tabel 3.3 berikut:

Tabel 3.3 Validitas Butir Soal Hasil Uji Coba

No SoalKoef KorelasithitungttabelValiditasInterpretasi Validitas

123.

.

.

.6

4) Tingkat Kesukaran Butir Soal

Untuk mengidentifikasi soal-soal mana yang baik dan mana yang kurang baik atau jelek, dilakukan analisis butir soal, sehingga dapat diketahui tingkat kesukaran dan daya pembeda dari masing-masing soal. Dalam menganalisis tingkat kesukaran soal kita menggunakan asumsi validitas dan reliabilitas, dan juga ada kemungkinan keseimbangan dari tingkat kesulitan tersebut (Panjaitan, 2008). Keseimabang ayang dimaksud adalah adanya soal-soal yang dikategorikan soal mudah, sedang, dan sukar secara profesional (Panjaitan, 2008). Selanjutnya, tingkat kesukaran dapat dipandang sebagai kesanggupan siswa menjawab soal, tidak dapat dilihat dari segi kemampuan guru mendisain soal tersebut. Penentuan indeks kesukaran ditentukan oleh rumus sebagai berikut:

Dengan: DI= Indeks kesukaran butir soalHG = Jumlah skor siswa kelompok atas

LG= Jumlah skor siswa kelompok Bawah

N= Jumlah pesert a kelompok atas dan kelompok bawah

Kriteria interpretasi tingkat kesukaran (Suherman, 1990)

DI 27%

, soal sukar27% < DI 73%, soal sedangDI > 73%

, soal mudah

Untuk hasil perhitungan tingkat kesukaran soal hasil uji coba instrument, akan disajikan pada tabel 3.4 berikut:

Tabel 3.4 Tingkat Kesukaran Soal Hasil Uji Coba

No SoalTingkat KesukaranKeterangan

1

2

3

4

5

6

5) Daya Pembeda Butir Soal

Daya pembeda butir soal adalah kemampuan suatu butir soal untuk membedakan siswa yang pandai (menguasai materi yang ditanyakan) dengan siswa yang kurang pandai (belum atau tidak menguasai materi yang ditanyakan). Tahap-tahap perhitungan daya pembeda butir soal adalah:

1. Para siswa didaftarkan dalam peringkat pada sebuah tabel

2. Memisahkan 27%-33% nilai siswa dari kelompok atas dan kelompok bawah (Depdiknas, 2003).

3. Menghitung daya pembeda butir soal dengan rumus

DP = (Depdiknas, 2003)

Keterangan:

DP = daya pembeda butir soal

=nilai rataan kelompok atas

=nilai rataan kelompok bawah

XM = nilai maksimal setiap butir soal

Interpretasi nilai DP mengacu pada pendapat Ebel (Ruseffendi, 1991b: 203-204):

0,40 atau lebih: sangat baik0,30 0,39

: cukup baik, mungkin perlu diperbaiki

0,20 0,29

: minimum, perlu diperbaiki 0,19 ke bawah: jelek, dibuang atau dirombakUntuk hasil perhitungan daya pembeda soal hasil uji coba instrument, akan disajikan pada tabel 3.5 berikut:

Tabel 3.5 Daya Pembeda Soal Hasil Uji Coba

No SoalDaya PembedaKeterangan

1

2

3

4

5

6

2. Tahap Pelaksanaan EksperimenSetelah melakuakan pengembangan perangkat dan uji coba perangkat, penelitian ini dilanjutkan pada pelaksanaan eksperimen. Rancangan eksperimen ini menggunakan rancangan eksperimen pretes-postes dua kelompok yaitu kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Bentuk rancangan eksperimen dilaku sebagaimana pada tabel 3.6. berikut:

Tabel 3.6. Rancangan Penelitian

KelompokPretestTreatmentPostest

EksperimenO1XO2

KontrolO1YO2

Keterangan:

X : pendekatan penemuan terbimbing menggunakan software Autograph

Y: Pembelajaran KonvensionalUntuk mengetahui sejauh mana kesiapan siswa menerima pembelajaran pada pokok bahasan persamaan dan pertidaksamaan linier satu variabel dan perbandingan dan untuk mengetahui apakan kemampuan awal sama atau tidak, maka dilakukan tes awal (pretes).

Adapun pretes dilakukan untuk melihat kesetaraan antara subjek penelitian, sedangkan postes dilakukan untuk melihat perbedaan peningkatan kemampuan Pemahaman Konsep matematika dan kemampuan kreatifitas matematika siswa. Dengan menggunakan model Weinner, maka rancangan penelitian ini dapat disajikan sebagai berikut:

Tabel 3.7. Rangkuman Perhitungan Peningkatan (Gain) Kemampuan Pemahaman Konsep matematika Siswa

Kemampuan Yang DiukurPendekatan Pembelajaran

Model Pencapaian Konsep Pembelajaran Konvensional

GainGain

Pemahaman Konsep matematika

Tabel 3.8. Rangkuman Perhitungan Peningkatan (Gain) Kemampuan Kreatifitas Matematika Siswa

Kemampuan Yang DiukurPembelajaran

Model Pencapaian KonsepPembelajaran Konvensional

GainGain

Kreatifitas Matematika

Tabel 3.9. Rangkuman Perhitungan Peningkatan (Gain) Kemampuan Pemahaman Konsep matematika Siswa Berdasarkan Tingkat Kemampuan Matematika Siswa

Kemampuan Yang DiukurTingkat Kemampuan MatematikaPembelajaran

Model Pencapaian KonsepPembelajaran Konvensional

GainGain

Pemahaman Konsep matematika

Tabel 3.10 Rangkuman Perhitungan Peningkatan (Gain) Kemampuan Pemahaman Konsep matematika Siswa Berdasarkan Tingkat Kemampuan Kreatifitas Siswa

Kemampuan Yang DiukurTingkat Kemampuan MatematikaPendekatan Pembelajaran

Model Pencapaian KonsepPembelajaran Konvensional

GainGain

Kreatifitas Matematika

Data yang diperoleh dari hasil pretes dan postes dianalisis untuk mengetahui peningkatan kemampuan Pemahaman Konsep matematika siswa dan kreatifitas matematika siswa. Besarnya peningkatan sebelum dan sesudah pembelajaran dihitung dengan rumus gain ternormalisasi (normalized gain) dan akhirnya diperoleh peningkatan rata-rata kemampuan Pemahaman Konsep matematika dan kreatifitas matematika yang telah disusun sebelumnya dalam distribusi frekuensi. Pengolahan data diawali dengan menguji persyaratan statistik yang diperlukan sebagai dasar untuk menentukan uji statistik yang tepat digunakan untuk pengambilan keputusan.

2.5. Prosedur Pelaksanaan Penelitian

Berdasarkan rancangan penelitian di atas, penelitian ini mencakup tiga tahapan. Ketiga tahapan ini mencakup tahap persiapan, tahap pelaksanaan, eksperimen tahap analisa dan penulisan laporan, sebagai berikut:

3.5.1. Tahap Persiapan

Tahap persiapan yang dimaksud adalah kegiatan yang dilakukan untuk menyusun perangkat pembelajaran dan instrumen penelitian, variabel serta revisi para ahli terhadap perangkat pembelajaran dan instrumen penelitian. Termasuk survey ke SMA Negeri 1 Batang Kuis sekaligus melakukan kolaborasi antara peneliti yang melakukan eksperimen dengan pengamat agar memiliki persmaan pandangan dalam melakukan pengamatan terhadap proses pembelajaran.

3.5.2. Tahap Pelaksanaan Eksperimen

Pada tahap ini dilakukan tes awal, penyajian pembelajaran berbasis masalah pengumpulan data, dan tes akhir. Tes awal bertujuan untuk mengetahui keadaan awal siswa tentang materi fungsi dan fungsi kuadrat. Juga dilakukan pengamatan terhadap aktivitas siswa, pengamatan kemampuan guru mengelola pembelajaran dan pola jawaban siswa dalam mengerjakan tes yang diberikan.

3.5.3. Tahap Analisis Data dan Penulisan Laporan Data yang diperoleh dari hasil eksperimen kemudian dianalisis dengan membandingkan hasil antara kelompok kontrol dengan kelompok eksperimen, menguji mana yang lebih baik serta menarik kesimpulan sesuai dengan tujuan penelitian. Kemudian semua hasil penelitian ditulis untuk membuat laporan.2.6. Teknik Pengumpulan Data

Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian adalah tes Pemahaman Konsep matematik, tes kretivitas matematika, lembar pengamatan aktivitas siswa, dan lembar pengamatan kemampuan guru mengelola pembelajaran. Semua data akan dianalisis untuk penarikan kesimpulan.

2.6.1. Tes Kemampuan Pemahaman Konsep matematika Siswa.Tes kemampuan Pemahaman Konsep matematika siswa disusun dalam bentuk uraian berdasarkan kriteria kemampuan pemahaman dan materi ajar yang dipelajari siswa. Kriteria pemberian skor tiap butir soal dalam tes berpedoman pada penskoran soal, setiap butir soal mempunyai bobot maksimal 4 dan minimal 0. Panduan pemberian skor menggunakan Holistic Scoring Rubrics menurut Cai, Lane, dan Jakabcsin, (dalam Bagus, 2007) yang telah dimodifikasi. Penskoran tes kemampuan Pemahaman Konsep matematika siswa yang digunakan adalah yang disajikan pada tabel 3.11. sebagai berikut:

Tabel 3.11. Pedoman Penskoran Tes Kemampuan Pemahaman Konsep matematika Siswa

No.Kriteria pemahaman konsepdeskripsiskor

1Menyatakan ulang sebuah konsepTidak ada jawaban atau Tidak ada ide matematika yang muncul sesuai dengan soal.0

Ide matematik telah muncul namun belum dapat menyatakan ulang konsep dengan tepat dan masih banyak melakukan kesalahan.1

Telah dapat menyatakan ulang sebuah konsep namun belum dapat dikembangkan dan masih melakukan banyak kesalahan.2

Dapat menyatakan ulang sebuah konsep sesuai dengan definisi dan konsep esensial yang dimiliki oleh sebuah objek namun masih melakukan beberapa kesalahan.3

Dapat menyatakan ulang sebuah konsep sesuai dengan definisi dan konsep esensial yang dimiliki oleh sebuah objek dan hanya melakukan sedikit kesalahan operasi matematis.4

2Mengklasifikasikan objekTidak ada jawaban atau Tidak ada ide matematika yang muncul sesuai dengan soal.0

Ide matematik telah muncul namun belum dapat menganalisis suatu objek dan mengklasifikasikannya menurut sifat-sifat/ciri-ciri tertentu yang dimiliki sesuai dengan konsepnya.1

Telah dapat menganalisis suatu objek namun belim dapat mengklasifikasikannya menurut sifat-sifat/ciri-ciri dan konsepnya yang dimiliki.2

Dapat menganalisis suatu objek dan mengklasifikasikannya menurut sifat-sifat/ciri-ciri dan konsepnya tertentu yang dimiliki namun masih melakukan beberapa kesalahan operasi matematis.3

Dapat menganalisis suatu objek dan mengklasifikasikannya menurut sifat-sifat/ciri-ciri dan konsepnya tertentu yang dimiliki dengan tepat.4

No.Kriteria pemahaman konsepdeskripsiskor

3Memberikan contoh dan non contohTidak ada jawaban atau Tidak ada ide matematika yang muncul sesuai dengan soal.0

Ide matematik telah muncul namun belum dapat menyebutkan konsep yang dimiliki oleh setiap contoh yang diberikan.1

Telah dapat memberikan contoh dan non-contoh sesuai dengan konsep yang dimiliki objek namun belum tepat dan belum dapat dikembangkan.2

Telah dapat memberikan contoh dan non-contoh sesuai dengan konsep yang dimiliki objek namun pengembangannya belum tepat.3

Telah dapat memberikan contoh dan non-contoh sesuai dengan konsep yang dimiliki objek dan tlah dapat dikembangkan.4

4Mengaplikasikan konsepTidak ada jawaban atau Tidak ada ide matematika yang muncul sesuai dengan soal.0

Ide matematik telah muncul namun belum dapat menyajikan konsep dalam berbagai bentuk representasi matematis sebagai suatu logaritma pemecahan masalah.1

Dapat menyajikan konsep dalam berbagai bentuk representasi matematis namun belum memahami logaritma pemecahan masalah.2

Dapat menyajikan konsep dalam berbagai bentuk representasi matematis sebagai suatu logaritma pemecahan masalah namun masih melakukan beberapa kesalahan.3

Dapat menyajikan konsep dalam berbagai bentuk representasi matematis sebagai suatu logaritma pemecahan masalah dengan tepat.4

Adapun kisi-kisi soal kemampuan Pemahaman Konsep matematika siswa ditunjukkan pada tabel 3.12. sebagai berikut:

Tabel 3.12. Kisi-kisi Soal Kemampuan Pemahaman Konsep matematika Siswa

Indikator Pemahaman Konsep matematikIndikator Yang diukurNomor Soal

Menyatakan ulang sebuah konsepmenyebutkan definisi berdasarkan konsep esensial yang dimiliki oleh sebuah objek

Mengklasifikasikan objekmenganalisis suatu objek dan mengklasifikasikannya menurut sifat-sifat/ciri-ciri tertentu yang dimiliki sesuai dengan konsepnya

Memberikan contoh dan non contohmemberikan contoh lain sesuai konsep yang dimiliki sebuah objek baik untuk contoh maupun untuk non contoh

Mengaplikasikan konsepmenyajikan konsep dalam berbagai bentuk representasi matematis sebagai suatu logaritma pemecahan masalah.

3.5.2. Tes Kemampuan Kreativitas Matematika Siswa.Tes kemampuan kreativitas matematika siswa disusun dalam bentuk uraian berdasarkan kriteria kemampuan kreativitas dan materi ajar yang dipelajari siswa. Kriteria pemberian skor tiap butir soal dalam tes ini menurut pedoman penskoran soal-soal, di mana setiap butir soal mempunyai bobot nilai maksimal 4 (empat) dan minimal 0 (nol). Panduan pemberian skor menggunakan Holistic Scoring Rubrics menurut Cai, Lane, dan Jakabcsin, (dalam Bagus, 2007) yang telah dimodifikasi. Penskoran tes kemampuan kreatifitas matematika siswa yang digunakan adalah yang disajikan pada tabel 3.13. berikut:

Tabel 3.13. Pedoman Penskoran Tes Kreativitas Matematika Siswa

Kriteria kreativitas skor

Nomor 1

Fluency (Kelancaran)Nomor 2

Flexibility(Keluwesan)Nomor 3

Originality(Kebaruan)

Deskripsi Tidak menuliskan jawaban apapun Tidak ada ide matematika yang muncul sesuai dengan soal.0

Memunculkan satu ide penyelesaian namun belum tepat. Memunculkan satu ide penyelesaian namun belum tepat Memunculkan Ide matematika yang tapi bukan merupakan solus1

Memunculkan satu ide penyelesaian yang tepat

Banyak terjadi kesalahan dalam perhitungan Memunculkan hanya satu atau dua ide penyelesaian yang tepat Banyak terjadi kesalahan dalam perhitungan Ide matematika yang dipakai mengarah pada solusi

Banyak terjadi kesalahan

Masih merupakan cara yang umum2

Memunculkan suatu ide penyelesaian yang tepat

Terjadi sedikit kesalahan dalam perhitungan Memunculkan dua ide penyelesaian yang tepat

Terjadi sedikit kesalahan dalam perhitungan

Jawaban tepat namun belum sempurna Ide matematika yang dipakai mengarah pada solusi

Terjadi sedikit kesalahan

Jawaban tepat namun belum sempurna

Cara yang dipakai oleh sedikit siswa (paling banyak 5 siswa)3

Memunculkan suatu ide penyelesaian yang tepat

Prosedur yang dilakukan tepat

Jawaban seluruhnyatepat dan lengkap Memunculkan dua ide penyelesaian yang tepat

Prosedur yang dilakukan tepat

Jawaban seluruhnya tepat dan lengkap Ide matematika yang dipakai mengarah pada solusi

Jawaban tepat dan lengkap

Cara yang dipakai oleh sedikit siswa (paling banyak 5 siswa)4

Adapun kisi-kisi soal kemampuan kreativitas matematika siswa ditunjukkan pada tabel 3.14. sebagai berikut:

Tabel 3.14. Kisi-kisi Soal Kemampuan Kreatifitas Matematika Siswa

MateriIndikator Pemahaman MatematikaIndikator Yang DiukurJlh. Soal

Fungsi dan daerah asalFluency (Kelancaran) Mencetuskan banyak gagasan, jawaban, penyelesaian dari masalah. Memberikan banyak cara atau saran untuk melakukan berbagai hal.

Mampu mengaitkan sejumlah kategori yang berbeda dari pernyataan yang dihasilkan.

Flexibility (Keluwesan) Menghasilkan gagasan, jawaban atau pertanyaan yang bervariasi.

Dapat melihat masalah dari sudut pandang yang berbeda.

Mencari banyak alternatif atau arah yang berbeda-beda.

Dapat mengubah cara pendekatan atau cara pemikiran.

Originality

(Kebaruan) Mamapu memperkaya dan mengembangkan sesuatu gagasan atau produk.

Menambahkan atau memperinci detil-detil dari suatu objek, gagasan atau situasi sehingga lebih menarik.

3.5.3. Lemba Observasi Aktivitas Siswa.Lembar observasi aktivitas siswa meliputi aktivitas siswa dari awal pembelajaran sampai guru menutup pembelajaran. Data aktivitas siswa diperoleh melalui pengamatan terhadap siswa dengan memperhatikan aktivitas siswa selama proses pembelajaran berlangsung pada kelompok model pembelajaran pencapaian konsep. Pengamatan aktiviats siswa dilakukan oleh satu orang pengamat dalam setiap kali pertemuan. Pengamat menuliskan kategori-kategori yang skor yang muncul dengan memberi tanda cek (v) pada baris dan kolom sesuai dengan aspek yang dinilai. Kategori pengamatan aktivitas siswa pada kelas eksperimen adalah sebagai mana tertera pada tabel 3.15. berikut:

Tabel 3.15. Aktivitas Siswa selama Pembelajaran pada Kelas Eksperimen No.Fase model pencapaian konsepAspek yang diamatiIndikator Pengamatan

1Penyajian Data Membandingkan contoh berlabel Keaktifan belajar

Menjawab pertanyaan guru

Mengajukan dugaan sendiri Memeberi tanggapan

Bertanya.

Memberikan definisi Mengajukan tanggapan Menjawab pertanyaan guru

2Pengetesan Pencapaian Konsep Memberi komentar berdasarkan contoh lain yang tak berlabel Menjawab pertanyaan guru

Memberikan tanggapan mengenai contoh tak berlabel

Memberikan nama konsep Mengerjakan hasil kerja ke depan.

Mencari contoh yang alain Memberikan contoh lain dengan menuliskannya ke papan tulis

3Analisis Strategi Berpikir Mengungkapkan hasil pemikiran sendiri Keaktifan mengungkapkan ide sendiri

Melakukan diskusi dari keaneka ragaman hasil pemikiran Keaktifan dalam berdiskusi Keaktifan bertanya dan menjawab pertanyaan

Selanjutnya dihitung dengan rumus:

Persentase Rata-Rata Skor (RS) =

Dimana

90% RS 100%: Sangat Baik

80% RS< 90%: Baik

70% RS < 80%: Cukup

60% RS < 70%: Kurang

0% RS < 60%: Buruk

3.6. TEHNIK ANALISIS DATA

Berkaitan dengan pertanyaan penelitian, aktivitas siswa dan guru, kemampuan guru mengelola pembelajaran dan respon siswa dianalisis dengan analisis statistik deskriptif. Data tentang hasil belajar dianalisis dengan statistik inferensial.

3.6.1. Analisis Statistik DeskriptifAgung (1992) menyatakan bahwa statistik deskriptif dapat berbentuk tabel frekuensi, tabel silang, dan beberapa statistik dasar seperti rata-rata, median, modus, dan varians. Analisis statistik deskriptif dalam penelitian ini dimaksudkan untuk menjawab pertanyaan penelitian dengan menggunakan tabel frekuensi, rata-rata, varians, dan persentase. Data yang menggunakan analisis statistik deskriptif adalah:a. Data Aktivitas Siswa Dalam Pembelajaran

Data hasil pengamatan aktivitas siswa selama kegiatan pembelajaran dianalisis dengan menggunakan persentase. Persentase pengamatan aktivitas siswa yaitu frekuensi rata-rata setiap aspek pengamatan dibagi dengan banyaknya frekuensi rata-rata semua aspek pengamatan dikali 100% dengan batas toleransi 5%. b. Data Pola Jawaban SiswaUntuk melihat pola jawaban siswa dalam menyelesaikan masalah-masalh yang diberikan.2.6.2. Analisis Statistik InferensialData nilai gain yang diperoleh dari skor kemampuan pemahaman matematika dan kemampuan kreativitas matematika dikelompokkan menurut pendekatan penemuan terbimbing menggunakan Autograph dan pembelajaran pendekatan pembelajaran biasa. Untuk selanjutnya pengolahan data diawali dengan menguji persyaratan statistik yang diperlukan sebagai dasar dalam pengujian hipotesis antara lain uji normalitas dan homogenitas, selanjutnya dilakukan ANOVA 2 jalur untuk menguji hipotesis yang disesuaikan dengan permasalahannya. Seluruh perhitungan statistik menggunakan bantuan komputer yakni program Microsoft Exceel dan program SPSS 17. Selain dilakukan analisa kuantitatif, peneliti juga akan melakukan analisa kualitatif terhadap aktifitas siswa. Untuk lebih terarahnya penelitian ini berikut disajikan tabel keterkaitan antara permasalahan, hipotesis, dan jenis uji statistik yang digunakan dalam analisis kuantitatif.a. Menguji Normalitas

Menguji normalitas data menggunakan rumus khi-kuadrat (chi-square) dari Ruseffendi (1998:294)

Dengan :

= khi-kuadrat

fo = frekuensi dari yang diamati

fe = frekuensi yang diharapkanLangkah berikutnya adalah membandingkan 2hitung dengan 2tabel dengan derajat kebebasan (dk) = J-3. Dalam hal ini J menyatakan banyaknya kelas interval. Jika 2hitung < 2tabel , maka dapat dikatakan bahwa data tersebut berdistribusi normal.

b. Menguji Homogenitas

Uji ini digunakan untuk menentukan apakah sampel yang diperoleh berasal dari populasi dengan varians yang sama. Tes yang digunakan untuk menghitung homogenitas mengunakan rumus dari Ruseffendi (1998:295)Hipotesis yang akan di uji adalah:

H0 : (12 = (22

HA : (12 (22F =

Dengan:

= variansi terbesar

= variansi terkecilKriteria pengujiannya adalah tolak H0 jika dan terima H0 untuk kondisi lainnya. Dengan dk pembilang = (n1-1) dan dk penyebut = (n2-1) pada taraf signifikansi = 0,05Selanjutnya uji statistik sesuai dengan hipotesis yang diajukan dilakukan berikut:

1. Peningkatan kemampuan pemahaman konsep matematika siswa yang diajar dengan model pembelajaran pencapaian konsep lebih baik dari siswa yang diajar dengan Pembelajaran KonvensionalData yang diperoleh dari hasil tes awal dan tes akhir untuk kemampuan pemahaman konsep matematika dianalisis untuk mengetahui peningkatan kemampuan pemahaman konsep matematika siswa, sedangkan untuk kreativitas matematika siswa dianalisis untuk mengetahui peningkatan kreativitas matematika siswa. Skor diperoleh dari hasil tes siswa sebelum dan setelah belajar dengan pembelajaran pencapaian konsep dianalisa dengan cara membandingkan dengan skor siswa yang diperoleh dari hasil tes siswa sebelum dan setelah belajar dengan Pembelajaran Konvensional. Besarnya peningkatan sebelum dan sesudah pembelajaran secara keseluruhan dihitung dengan rumus gain ternormalisasi (normalized gain), yang dikembangkan oleh Hake dalam Siregar (2009) sebagai berikut:

Selanjutnya digunakan uji t untuk melihat apakah peningkatan kemampuan pemahaman konsep siswa yang ada di kelompok eksperimen lebih baik dibandingkan dengan siswa yang ada di kelompok kontrol. Dimana hipotesis yang akan diuji adalah:

H0 : 1 = 2 : Peningkatan kemampuan pemahaman konsep matematika siswa yang diajar dengan model pembelajaran pencapaian konsep tidak lebih baik dari Pembelajaran Konvensional.Ha : 1 > 2 : Peningkatan kemampuan pemahaman konsep matematika siswa yang diajar dengan model pembelajaran pencapaian konsep lebih baik dari Pembelajaran Konvensional.

Jika data yang diperoleh berdistribusi normal dan homogen maka digunakan uji t dengan rumus:

(Sudjana, 2001)Dengan:

= nilai rata-rata siswa kelompok eksperimen

= nilai rata-rata siswa kelompok kontroln1 = banyaknya siswa kelompok eksperimenn2 = banyaknya siswa kelompok kontrol

= varians kelompok eksperimen

= varians kelompok kontrolSgab= simpangan gabungan Jika data yang diperoleh berdistribusi normal tetapi tidak homogen maka digunakan uji (Sudjana, 2001) dengan rumus:

Kriteria pengujiannya adalah tolak H0 jika dan terima H0 untuk kondisi lainnya dengan taraf signifikansi yang telah ditentukan Jika data yang diperoleh tidak berdistribusi normal dan tidak homogen, maka digunakan uji statistik non parametrik yaitu uji Mann-Whitney.

Kriteria pengujiannya adalah tolak H0 jika dan terima H0 untuk kondisi lainnya dengan taraf signifikansi yang telah ditentukan

Jika datanya tidak berdistribusi normal tetapi homogen maka uji yang dilakukan adalah uji Wilcoxon (Russefendi, 1998).2. Peningkatan kemampuan kreativitas matematika siswa yang diajar dengan model pembelajaran pencapaian konsep lebih baik dari siswa yang diajar dengan Pembelajaran KonvensionalSama halnya seperti uji hipotesis pada point (1) diatas, data yang diperoleh dari hasil tes awal dan tes akhir untuk kemampuan kreativitas dianalisis untuk mengetahui peningkatan kemampuan kreativitas matematika siswa. Skor yang diperoleh dari hasil tes siswa sebelum dan setelah belajar dengan model pembelajaran pencapaian konsep dianalisa dengan cara membandingkan dengan skor siswa yang diperoleh dari hasil tes siswa sebelum dan setelah belajar dengan pendekatan pembelajaran biasa. Besarnya peningkatan sebelum dan sesudah pembelajaran dihitung dengan rumus gain ternormalisasi (normalized gain), yang dikembangkan oleh Hake dalam Siregar (2009) sebagai berikut:

Selanjutnya digunakan uji ANOVA 2 jalur yang dilanjutkan dengan uji Scheffe untuk melihat apakah peningkatan kemampuan kreativitas siswa yang ada di kelompok eksperimen lebih baik dibandingkan dengan siswa yang ada di kelompok kontrol (2). Dimana hipotesis yang akan diuji adalah:

H0 : 1 = 2 : Peningkatan kemampuan kreativitas matematika siswa yang diajar dengan model pembelajaran pencapaian konsep tidak lebih baik dari Pembelajaran Konvensional.

Ha : 1 > 2 : Peningkatan kemampuan kreativitas matematika siswa yang diajar dengan model pembelajaran pencapaian konsep lebih baik dari Pembelajaran Konvensional.3. Terdapat interaksi antara pendekatan pembelajaran dengan tingkat kemampuan matematika siswa terhadap peningkatan pemahaman konsep matematika siswa.Data peningkatan pemahaman konsep dan kreativitas matematika siswa yang telah diperoleh akan diuji menggunakan ANOVA 2 jalur setelah memenuhi syarat uji normalitas dan homogenitas untuk melihat apakah terdapat interaksi antara pendekatan pembelajaran dengan tingkat kemampuan matematika terhadap peningkatan kemampuan pemahaman matematika siswa. Setelah diujikan dengan ANOVA 2 jalur, kemudian dilanjutkan dengan uji Scheffe.. Adapun desain rancangan penelitian yang digunakan untuk mengetahui hubungan antara varibel penelitian adalah seperti pada tabel 3.4 yakni:Tabel 3.17 Desain faktorial 32 untuk mengetahui interaksi antara pendekatan pembelajaran dan tingkat kemampuan matematika siswa terhadap peningkatan pemahaman konsep matematika siswaKemampuan Yang DiukurTingkat Kemampuan Matematika

(A)Pendekatan Pembelajaran (B)

Kelas Eksperimen (B1)Kelas Kontrol

(B2)

GainGain

Pemahaman MatematikaTinggi (Ax1)Ax1B1Ax1B2

Sedang (Ax2)Ax2B1Ax2B2

Rendah (Ax3)Ax3B1Ax3B2

Keterangan :

Ax1B1: interaksi antara model pembaelajaran pencapaian konsep dan kemampuan matematika terhadap peningkatan pemahaman konsep pada kelompok tinggiAx1B1: interaksi antara model pembaelajaran pencapaian konsep dan kemampuan matematika terhadap peningkatan pemahaman konsep pada kelompok sedangAx3B1: interaksi antara model pembaelajaran pencapaian konsep dan kemampuan matematika terhadap peningkatan pemahaman konsep pada kelompok rendahAx1B2: interaksi antara pembaelajaran konvensional dan kemampuan matematika terhadap peningkatan pemahaman konsep pada kelompok tinggiAx2B2: interaksi antara pembaelajaran konvensional dan kemampuan matematika terhadap peningkatan pemahaman konsep pada kelompok sedangAx3B2: interaksi antara pembaelajaran konvensional dan kemampuan matematika terhadap peningkatan pemahaman konsep pada kelompok rendahSelanjutnya tabel ANOVA yang perlu diisi adalah sebagai berikut:Tabel 3.18 Rancangan Tabel ANOVA untuk Mengetahui Interaksi Antara Pendekatan Pembelajaran Dan Tingkat Kemampuan Matematika Siswa Terhadap Peningkatan Pemahaman Konsep Matematika SiswaSumberJKDkRJKF

T. Kemampuan Matematika (A)JKaJ-1JKa/(J-1)RJKa/RJKi

Model Pembelajaran pencapaian konsep (B)JKbK-1JKb/(K-1)RJKb/RJKi

ABJKab(J-1)(K-1)JKab/(J-1)(K-1)RJKab/RJKi

InterJKiJK(n-1)JKi/ JK(n-1)

Dengan F kritis diperoleh dari F tabel dengan dk {y, JK(n-1)} dan =0,5%

Keterangan:

JKa: Jumlah kuadrat menurut faktor A

JKb: Jumlah kuadrat menurut faktor B

JKab: Jumlah kuadrat menurut faktor A dan faktor B

JKi: Jumlah kuadrat inter kelompok

N: Banyak anggota per kelompok

n..:N = banyak anggota seluruhnya

K: Banyak kolom

J: Banyak barisAdapun masing-masing JKa, JKb, JKab, dan JKi diperoleh dengan rumus sebagai berikut:

Untuk memperoleh tabel nilai JKi kita harus mengetahui terlebih dahulu rerata per kotak, rerata menurut baris kotak, rerata menurut kolom kotak dan rerata seluruhnya. Secara singkat seperti tabel berikut:

Tabel 3.19 Tabel Perhitungan Rerata untuk Mengetahui Interaksi Antara Pendekatan Pembelajaran Dan Tingkat Kemampuan Matematika Siswa Terhadap Peningkatan Pemahaman Konsep Matematika SiswaKemampuan Yang DiukurTingkat Kemampuan Matematika (A)Pendekatan Pembelajaran (B)

Kelas Eksperimen (B1)Kelas Kontrol

(B2)

GainGain

Pemahaman konsep MatematikaTinggi (Ax1)

Sedang (Ax2)

Rendah(Ax3)

Selanjutnya dilakukan uji F berdasarkan tabel ANOVA yang telah diperoleh, dengan membandingkan Fhitung dengan Ftabel dengan dk (y,JK(n-1)) dan = 0,05. Kriteria pengujiannya adalah tolak H0 jika Fhitung>Ftabel dan terima H0 untuk kondisi lainnya. Adapun hipotesis H0 yang akan diuji adalah sebagai berikut:

H0 : 11 12 = 21 22 = 31 32: Tidak terdapat interaksi yang signifikan antara pendekatan pembelajaran dan tingkat kemampuan matematika siswa terhadap peningkatan kemampuan pemahaman matematika siswa

Apabila terdapat interaksi yang signifikan maka akan dilakukan uji lanjutan dengan menggunakan uji Scheffe. Adapun uji Scheffe dilakukan untuk melihat sejauh mana perbedaan interaksi masing-masing perlakuan. Apakah peningkatan pemahaman konsep matematika model pembelajaran pencapaian konsep lebih signifikan terlihat dari pada pembelajaran konvensional pada siswa yang kemampuan matematikanya tinggi atau sebaliknya? Demikian juga untuk siswa kemampuan matematika sedang dan rendah.4. Terdapat interaksi yang signifikan antara pendekatan pembelajaran dan tingkat kemampuan matematika siswa terhadap peningkatan kemampuan kreativitas matematika siswa.Data peningkatan kreativitas matematika siswa yang telah diperoleh akan diuji menggunakan ANOVA 2 jalur setelah memenuhi syarat uji normalitas dan homogenitas untuk melihat apakah terdapat interaksi antara pendekatan pembelajaran dengan tingkat kemampuan matematika terhadap peningkatan kemampuan pemahaman matematika siswa. Setelah diujikan dengan ANOVA 2 jalur, kemudian dilanjutkan dengan uji Scheffe.. Adapun desain rancangan penelitian yang digunakan untuk mengetahui hubungan antara varibel penelitian adalah seperti pada tabel 3.4 yakni:Tabel 3.17 Desain faktorial 32 untuk mengetahui interaksi antara pendekatan pembelajaran dan tingkat kemampuan matematika siswa terhadap peningkatan Kreativitas matematika siswaKemampuan Yang DiukurTingkat Kemampuan Matematika

(A)Pendekatan Pembelajaran (B)

Kelas Eksperimen (B1)Kelas Kontrol

(B2)

GainGain

Kreatifitas MatematikaTinggi (Ay1)Ay1B1Ay1B2

Sedang (Ay2)Ay2B1Ay2 B2

Rendah (Ay3)Ay3B1Ay3B2

Keterangan :

Ay1B1: interaksi antara model pembaelajaran pencapaian konsep dan kemampuan matematika terhadap kreativitas matematika pada kelompok tinggiAy2B1: interaksi antara model pembaelajaran pencapaian konsep dan kemampuan matematika terhadap kreativitas matematika pada kelompok sedangAy3B1: interaksi antara model pembaelajaran pencapaian konsep dan kemampuan matematika terhadap kreativitas matematika pada kelompok rendahAy1B2: interaksi antara pembaelajaran konvensional dan kemampuan matematika terhadap kreativitas matematika pada kelompok tinggiAy2 B2: interaksi antara pembaelajaran konvensional dan kemampuan matematika terhadap kreativitas matematika pada kelompok sedangAy3B2: interaksi antara pembaelajaran konvensional dan kemampuan matematika terhadap kreativitas matematika pada kelompok rendah

Selanjutnya tabel ANOVA yang perlu diisi adalah sebagai berikut:Tabel 3.18 Rancangan Tabel ANOVA untuk Mengetahui Interaksi Antara Pendekatan Pembelajaran Dan Tingkat Kemampuan Matematika Siswa Terhadap Peningkatan Kreativitas Matematika SiswaSumberJKdkRJKF

T. Kemampuan Matematika (A)JKaJ-1JKa/(J-1)RJKa/RJKi

Pendekatan Pembelajaran (B)JKbK-1JKb/(K-1)RJKb/RJKi

ABJKab(J-1)(K-1)JKab/(J-1)(K-1)RJKab/RJKi

InterJKiJK(n-1)JKi/ JK(n-1)

Dengan F kritis diperoleh dari F tabel dengan dk {y, JK(n-1)} dan =0,5%

Keterangan:

JKa: Jumlah kuadrat menurut faktor A

JKb: Jumlah kuadrat menurut faktor B

JKab: Jumlah kuadrat menurut faktor A dan faktor B

JKi: Jumlah kuadrat inter kelompok

N: Banyak anggota per kelompok

n..:N = banyak anggota seluruhnya

K: Banyak kolom

J: Banyak baris

Adapun masing-masing JKa, JKb, JKab, dan JKi diperoleh dengan rumus sebagai berikut:

Sesuai dengan apa yang telah dipaparkan di atas, rumusan masalah, hipotesis data, alat uji, dan statistik semuanya saling terkait. Keterkaitan antara rumusan masalah, hipotesis, data, alat uji dan uji statistik dalam penelitian ini dapat dilihat pada tabel 3.13 berikut:

Tabel 3.18 Rancangan Tabel ANOVA untuk Mengetahui Interaksi Antara Pendekatan Pembelajaran Dan Tingkat Kemampuan Matematika Siswa Terhadap Peningkatan Pemahaman Konsep Matematika SiswaSumberJKDkRJKF

T. Kemampuan Matematika (A)JKaJ-1JKa/(J-1)RJKa/RJKi

Model Pembelajaran pencapaian konsep (B)JKbK-1JKb/(K-1)RJKb/RJKi

ABJKab(J-1)(K-1)JKab/(J-1)(K-1)RJKab/RJKi

InterJKiJK(n-1)JKi/ JK(n-1)

Dengan F kritis diperoleh dari F tabel dengan dk {y, JK(n-1)} dan =0,5%

Keterangan:

JKa: Jumlah kuadrat menurut faktor A

JKb: Jumlah kuadrat menurut faktor B

JKab: Jumlah kuadrat menurut faktor A dan faktor B

JKi: Jumlah kuadrat inter kelompok

N: Banyak anggota per kelompok

n..:N = banyak anggota seluruhnya

K: Banyak kolom

J: Banyak barisAdapun masing-masing JKa, JKb, JKab, dan JKi diperoleh dengan rumus sebagai berikut:

Untuk memperoleh tabel nilai JKi kita harus mengetahui terlebih dahulu rerata per kotak, rerata menurut baris kotak, rerata menurut kolom kotak dan rerata seluruhnya. Secara singkat seperti tabel berikut:

Tabel 3.19 Tabel Perhitungan Rerata untuk Mengetahui Interaksi Antara Pendekatan Pembelajaran Dan Tingkat Kemampuan Matematika Siswa Terhadap Peningkatan Pemahaman Konsep Matematika SiswaKemampuan Yang DiukurTingkat Kemampuan Matematika (A)Pendekatan Pembelajaran (B)

Kelas Eksperimen (B1)Kelas Kontrol

(B2)

GainGain

Pemahaman konsep MatematikaTinggi (Ax1)

Sedang (Ax2)

Rendah(Ax3)

Selanjutnya dilakukan uji F berdasarkan tabel ANOVA yang telah diperoleh, dengan membandingkan Fhitung dengan Ftabel dengan dk (y,JK(n-1)) dan = 0,05. Kriteria pengujiannya adalah tolak H0 jika Fhitung>Ftabel dan terima H0 untuk kondisi lainnya. Adapun hipotesis H0 yang akan diuji adalah sebagai berikut:

H0 : 11 12 = 21 22 = 31 32: Tidak terdapat interaksi yang signifikan antara pendekatan pembelajaran dan tingkat kemampuan matematika siswa terhadap peningkatan kemampuan pemahaman matematika siswa

Apabila terdapat interaksi yang signifikan maka akan dilakukan uji lanjutan dengan menggunakan uji Scheffe. Adapun uji Scheffe dilakukan untuk melihat sejauh mana perbedaan interaksi masing-masing perlakuan. Apakah peningkatan kreativitas matematika model pembelajaran pencapaian konsep lebih signifikan terlihat dari pada pembelajaran konvensional pada siswa yang kemampuan matematikanya tinggi atau sebaliknya? Demikian juga untuk siswa kemampuan matematika sedang dan rendah.Tabel 3.13

Keterkaitan Antara Rumusan Masalah, Hipotesis, Data,

Alat Uji dan Uji Statistik NoRumusan MasalahHipotesisDataAlat UjiUji Statistik

1Apakah peningkatan pemahaman konsep matematika siswa yang diajarkan dengan model pencapaian konsep lebih tinggi dari pada pemahaman konsep matematika siswa yang diajarkan dengan?peningkatan pemahaman konsep matematika siswa yang diajarkan dengan model pencapaian konsep lebih tinggi dari pada pemahaman konsep matematika siswa yang diajarkan dengan pembelajaran konvensionalGain Ternormalisasi Kemampuan Pemahaman Kelas Eksperimen dan Gain Ternormalisai Kemampuan Kreativitas Kelas KontrolTes pemahaman konsepAnova Dua Jalur

2Apakah peningkatan kemampuan kreativitas matematika siswa yang diajarkan dengan model pencapaian konsep lebih tinggi dari pada kreativitas matematika siswa yang diajarkan dengan pembelajaran konvensional?peningkatan kemampuan kreativitas matematika siswa yang diajarkan dengan model pencapaian konsep lebih tinggi dari pada kreativitas matematika siswa yang diajarkan dengan pembelajaran konvensionalGain Ternormalisasi Kemampuan Pemahaman Kelas Eksperimen dan Gain Ternormalisai Kemampuan Kreativitas Kelas KontrolTes kreativitasAnova Dua Jalur

3Apakah ada interaksi antara model pembelajaran dengan tingkat kemampuan matematika siswa terhadap peningkatan kemampuan pemahaman konsep matematika siswa?Terdapat interaksi antara pendekatan pembelajaran dengan tingkat kemampuan matematika siswa terhadap peningkatan kemampuan pemahaman konsep matematika siswaGain Ternormalisasi Kemampuan Pemahaman Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrolkelompok tinggi, sedang, rendahData gainAnova Dua Jalur

4Apakah ada interaksi antara model pembelajaran dengan tingkat kemampuan matematika siswa terhadap pembelajaran konvensional peningkatan kemampuan kreativitas matematika siswa?Terdapat interaksi antara model pembelajaran dengan tingkat kemampuan matematika siswa terhadap peningkatan kemampuan kreativitas matematika siswa.Gain Ternormalisasi Kemampuan Pemahaman Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol kelompok tinggi, sedang, rendahData gainAnova Dua Jalur

5Bagaimanakah aktivitas siswa selama proses pembelajaran model pencapaian konsep berlangsung?

Aktivitas siswa yang memperoleh pembelajaran model pencapaian konsep lebih positif daripada siswa yang memperoleh pembelajaran konvensionalAktivitas siswa selama pembelajaranLembar Pengamatan Aktivitas SiswaDeskriptip.

6Bagaimana pola jawaban yang dibuat siswa saat menyelesaikan soal-soal pemahaman matematika dan kreativitas matematika pada masing-masing pembelajaran?Pola jawaban siswa dengan pembelajaran berbasis masalah lebih bervariasi dibandingkan dengan pembelajaran konvensionalPola jawaban siswaLembar Jawaban SiswaDeskriptip.

2.7. Prosedur Penelitian

Penelitian eksperimen ini dilakukan dengan prosedur yang melalui tahapan alur kerja penelitian yang diawali dengan studi pendahuluan untuk merumuskan identifikasi masalah, merumuskan masalah dan studi literatur yang pada akhirnya diperoleh perangkat penelitian berupa bahan ajar, pendekatan pembelajaran, instrumen penelitian. Perangkat penelitian ini sebelum diujicobakan telah dilakukan validasi baik isi dan wajah oleh para pakar pendidikan yang berkompetensi. Selama dilakukan tindakan berupa pendekatan pembelajaran yaitu pendekatan penemuan terbimbing dengan Autograph pada kelas eksperimen dan Pembelajaran Konvensional pada kelas kontrol juga dilakukan observasi. Hasil observasi ini digunakan untuk analisis data secara kualitatif. Sedangkan analisis secara kuantitatif dilakukan terhadap data yang diperoleh dari gain antara postes dan pretes untuk kemampuan pemahaman matematika dan kreatifitas matematika siswa. Bagan berikut ini merupakan rangkuman tahapan alur kerja penelitian yang dilakukan.

Bagan 3.1 Prosedur Penelitin

EMBED Equation.3

EMBED Equation.3

EMBED Equation.3

EMBED Equation.3

EMBED Equation.3

EMBED Equation.3

EMBED Equation.3

EMBED Equation.3

EMBED Equation.3

EMBED Equation.3

EMBED Equation.3

EMBED Equation.3

57

_1359458152.unknown

_1359466878.unknown

_1359621426.unknown

_1362907150.unknown

_1371449634.unknown

_1371449635.unknown

_1371449562.unknown

_1371449579.unknown

_1371449632.unknown

_1371449633.unknown

_1371449595.unknown

_1369559959.unknown

_1371449509.unknown

_1359621463.unknown

_1359621476.unknown

_1359621486.unknown

_1359621440.unknown

_1359621450.unknown

_1359466996.unknown

_1359621304.unknown

_1359621376.unknown

_1359621393.unknown

_1359621404.unknown

_1359621385.unknown

_1359621216.unknown

_1359466931.unknown

_1359466981.unknown

_1359466916.unknown

_1359465096.unknown

_1359465331.unknown

_1359466699.unknown

_1359466710.unknown

_1359466757.unknown

_1359465350.unknown

_1359466075.unknown

_1359465323.unknown

_1359464757.unknown

_1359464798.unknown

_1359459954.unknown

_1348549476.unknown

_1348549481.unknown

_1348549483.unknown

_1359439323.unknown

_1359457065.unknown

_1348549486.unknown

_1348549482.unknown

_1348549478.unknown

_1348549479.unknown

_1348549477.unknown

_1348549471.unknown

_1348549473.unknown

_1348549475.unknown

_1348549472.unknown

_1104391630.unknown

_1104391751.unknown

_1104391126.unknown

_1104390811.unknown