bab iii (1)

22
20 BAB III METODE PENELITIAN & PENGEMBANGAN A. Model Penelitian & Pengembangan Untuk mencapai tujuan pengembangan perlu ditetapkannya suatu model pengembangan. Dalam mengembangkan sebuah media, hendaknya ditentukan terlebih dahulu prosedur yang akan dilakukan. Pengembang merujuk pada langkah-langkah yang digambarkan dalam bentuk flow chart oleh Sadiman (2010:101). Alasan pengembang memilih model pengembangan Sadiman karena dalam sistematika pengembangan model Sadiman terdapat tahap dalam mengembangkan media pendidikan. Tahapan-tahapan tersebut merupakan langkah- langkah dalam pembuatan sebuah media yang sempurna karena melalui persiapan dan perencanaan yang teliti. Mulai dari merancang media apakah yang tepat untuk pembelajaran pada sebuah sekolah hingga mengevaluasi

Upload: rikko-anggara

Post on 22-Jan-2016

90 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB III (1)

20

BAB III

METODE PENELITIAN & PENGEMBANGAN

A. Model Penelitian & Pengembangan

Untuk mencapai tujuan pengembangan perlu ditetapkannya suatu model

pengembangan. Dalam mengembangkan sebuah media, hendaknya ditentukan

terlebih dahulu prosedur yang akan dilakukan. Pengembang merujuk pada

langkah-langkah yang digambarkan dalam bentuk flow chart oleh Sadiman

(2010:101).

Alasan pengembang memilih model pengembangan Sadiman karena

dalam sistematika pengembangan model Sadiman terdapat tahap dalam

mengembangkan media pendidikan. Tahapan-tahapan tersebut merupakan

langkah-langkah dalam pembuatan sebuah media yang sempurna karena melalui

persiapan dan perencanaan yang teliti. Mulai dari merancang media apakah yang

tepat untuk pembelajaran pada sebuah sekolah hingga mengevaluasi media

tersebut dengan melalui beberapa tahap. Di dalam proses pengembangan media

video pembelajaran dibutuhkan beberapa proses, diantaranya: (1) tahap pra

produksi, (2) tahap produksi, dan (3) tahap pasca produksi. Dibangdingkan

dengan model ADDIE yang memiliki proses lebih sedikit yaitu hanya (analisis,

desain, pengembanga, implementasi dan evaluasi) sehingga untuk

melaksanakannya dirasa kurang maksimal.

20

Page 2: BAB III (1)

21

B. Prosedur Penelitian & Pengembangan

Berdasarkan pada prosedur penelitian pengembangan media khususnya

media video pembelajaran Tindakan Keperawatan Nebulizer & Fisioterapi Dada

pada Bayi dan Anak melalui langkah-langkah berikut: (1) identifikasi kebutuhan,

(2) analisis tujuan pembelajaran, (3) pengembangan materi pembelajaran, (4)

mengembangkan alat evaluasi, (5) menyusun naskah, (6) menyususn petunjuk

pemanfaatan, (7) produksi, (8) validasi, (9) revisi dan penyempurnaan.

langkah-langkah tersebut ditunjukkan dalam bentuk flowchart oleh

Sadiman (2010:101), maka akan diperoleh model pengembangan sebagai

berikut:

Page 3: BAB III (1)

Analisis Kebutuhan

22

Bagan 3.1 Model Pengembangan Flowchart oleh Sadiman (2010:101)

1. Analisis Kebutuhan

Arti kebutuhan menurut Sadiman (2010:100) adalah kesenjangan antara

kemampuan, keterampilan dan sikap siswa yang kita inginkan dengan

kemampuan, keterampilan, dan sikap siswa yang mereka miliki sekarang.

Analisis Tujuan

Mengembangkan Alat Evaluasi

Produksi

Menyususun Petunjuk Pemanfaatan

ValidasiAhli MediaAhli Materi

Uji Coba Lapangan

Revisi Produk

Menyusun naskah

REVISI

Mengembangkan Materi pembelajaran

Page 4: BAB III (1)

23

Sebelum program dibuat, harus diteliti terlebih dahulu baik dengan

pengetahuan awal maupun pengetahuan prasyarat yang dimiliki siswa yang

menjadi sasaran program. Penelitian ini digunakan menggunakan tes, atau

setidaknya pengembangan program harus dapat membuat asumsi mengenai

pengetahuan dan keterampilan prasyarat yang harus dimiliki serta pengetahuan

awal yang diduga telah dimiliki siswa.

2. Analisis Tujuan

Tujuan merupakan bagian terpenting dalam kehidupan khususnya dalam

proses belajar. Pembelajaran akan lebih terarah apabila tujuan pembelajaran

ditetapkan dengan benar. Tujuan ini juga dapat dijadikan acuan ketika mengukur

apakah tindakan kita berhasil atau gagal. Tujuan pembelajaran yang ingin dicapai

dalam pengembangan media video pembelajaran ini adalah pada pokok bahasan

Tindakan Keperawatan Nebulizer & Fisioterapi Dada pada Bayi dan Anak.

3. Mengembangkan Materi Pembelajaran

Langkah selanjutnya setelah merumuskan tujuan pembelajaran adalah

mengembangkan materi pembelajaran. Untuk mengembangkan materi

pembelajaran ini, pengembang melakukan konsultasi dengan dosen pengajar mata

kuliah Keperawatan Anak I. Berdasarkan hasil konsultasi maka perkuliahan yang

Page 5: BAB III (1)

24

akan dikembangkan adalah pokok bahasan Tindakan Keperawatan Nebulizer &

Fisioterapi Dada pada Bayi dan Anak.

4. Mengembangkan Alat Evaluasi

Tujuan pengembangan alat evaluasi adalah untuk mengukur tingkat

pemahaman mahasiswa terhadap materi yang dipelajari. Alat evaluasi ini disusun

berdasarkan materi yang dikembangkan dan disesuaikan dengan SOP (Standard

Operating Procedure). Maka perlu digunakan alat evaluasi berupa non tes dan tes.

Bentuk alat evaluasi non tes berupa instrumen dan angket.

Instrumen angket merupakan alat pengumpulan data melalui daftar

tertulis yang disusun dan disebarkan ke suatu tempat untuk mendapatkan

informasi. Menggunakan instrumen angket yang dipilih pengembang karena

keefektifannya dan praktis. Sedangkan untuk bentuk tes berupa tes hasil belajar.

Pengembang merumuskan tes hasil belajar berdasarkan materi yang akan

dikembangkan dengan kurikulum dan SOP (Standard Operating Procedure).

5. Menyusun Naskah

Penulisan naskah untuk video pembelajaran berfungsi untuk menjadi

penuntun pengembang dalam mengambil gambar dan merekam suara. Nasakah

berisi urutan gambar dan grafis yang perlu diambil oleh kamera serta bunyi suara

yang direkam. Tahapan dalam menyusun naskah video pembelajaran dimulai dari

Page 6: BAB III (1)

25

pembuatan sinopsis, treatment, storyboard, skrip atau naskah program dan

skenario. Setelah menyusun naskah selanjutnya naskah tersebut diperlihatkan

pada ahli media dan ahli materi berkaitan dengan kesesuaian materi ataupun

langkah pengambilan gambar dengan naskah yang dibuat.

6. Produksi

Produksi merupakan proses pelaksanaan suatu rancangan (naskah) yang

telah dibuat. Menurut Setyosari dan Sihkanbuden (2005:182) langkah-langkah

produksi tersebut diantaranya: (a) menetapkan tujuan dan calon penonton, (b)

penulisan naskah film, (c) pengambilan gambar (shooting), (d) editing, (e)

distribusi dan evaluasi.

7. Menyusun Petunjuk Pemanfaatan

Petunjuk pemanfaatan pengembangan media video pembelajaran ini

adalah petunjuk pemanfaatan sebelum menggunakan, petunjuk pemanfaatan

selama penggunakan dan petunjuk pemanfaatan setelah menggunakan media

video pembelajaran.

Page 7: BAB III (1)

26

8. Validasi

Kegiatan validasi ini bertujuan untuk mengumpulkan data sebagai dasar

untuk menetapkan apakah media pembelajaran ini layak digunakan dalam

kegiatan pembelajaran serta apakah media yang dibuat dapat digunakan untuk

mencapai tujuan pembelajaran yang ditetapkan.

Kegiatan validasi/ uji coba ini meliputi:

a. Uji coba ahli media dan ahli materi

Media video yang telah diproduksi selanjutnya diuji cobakan kepada ahli

materi dan ahli media. Tujuan uji coba ini untuk mengetahui kualitas dari

media video yang diproduksi, sebagai pertimbangan untuk perbaikan atau

revisi jika terdapat kekurangan.

b. Uji coba audiens (mahasiswa) individual

Uji coba ini mengambil sampel sebanyak 2 orang yang dipilih secara acak.

c. Uji coba kelompok kecil

Uji coba ini mengambil sampel sebanyak 6 orang yang dipilih secara acak.

Dengan 2 orang kategori kurang, 2 orang kategori sedang dan 2 orang

kategori tinggi.

d. Uji coba audiens klasikal

Uji coba kelompok besar ini mengambil 1 kelas sesebanyak 56 orang.

e. Tes hasil belajar

Menurut Arikunto (2009) tes hasil belajar digunakan untuk

menghasilkan data sejauh mana materi dalam media video pembelajaran

dapat diterima oleh semua siswa dan sesuai dengan tujuan yang telah

Page 8: BAB III (1)

27

ditentukan. Tes hasil belajar meliputi tes subjektif dan tes objektif. Tes

subjektif umumnya berbetuk esai (uraian) sedangkan tes tes objektif adalah

tes yang bersifat pembahasan atau uraian kata-kata. Beberapa tes objektif

dipilih untuk tes hasil belajar dalam pengembangan ini diantaranya: (1) tes

pilihan ganda dan (2) tes isian. Langkah yang digunakan diatas untuk

mengetahui apakah mahasiswa mengalami perubahan hasil belajar setelah

menggunakan media video pembelajaran tentang Tindakan Keperawatan

Nebulizer & Fisioterapi Dada pada Bayi dan Anak.

9. Revisi dan Penyempurnaan

Revisi dan penyempurnaan dilakukan untuk memperbaiki atau

menyempurnakan media video pembelajaran yang telah diproduksi apabila

terdapat kekurangan setelah uji coba kepada ahli media, ahli materi dan audiens.

C. Uji Coba Produk

Kegiatan uji coba produk digunakan untuk mengumpulkan data sebagai

dasar untuk menetapkan tingkat kevalidan dari media video pembelajaran yang

telah diproduksi.

Dalam kegiatan ini akan ditemukan secara langsung tentang:

Page 9: BAB III (1)

28

1. Desain Uji Coba

Desain uji coba dalam pengembangan media video pembelajaran ini

terdiri dari uji coba perorangan, uji coba individual, uji coba kelompok kecil

dan uji coba hasil belajar mahasiswa. Desain uji coba tersebut dilaksanakan

sebagai berikut:

a. Uji coba perorangan yaitu ahli media dan ahli materi

Dalam uji coba ini, sebagai ahli media adalah 1 orang dosen

Jurusan Teknologi Pendidikan Universitas Negeri Malang yang memiliki

keahlian dibidang media pembelajaran dan 1 orang dosen ahli materi dari

Prodi Keperawatan Poltekkes Kemenkes Malang yang memiliki latar

belakang menguasi meteri Tindakan Keperawatan Nebulizer &

Fisioterapi Dada pada Bayi dan Anak.

b. Uji coba individual

Uji coba ini mengambil sampel sebanyak 2 orang yang dipilih

secara acak.

c. Uji coba kelompok kecil

Uji coba kelompok kecil ini mengambil sampel sebanyak 6 orang

yang dipilih secara acak. Dengan 2 orang kategori kurang, 2 orang

kategori sedang dan 2 orang kategori tinggi mahasiswa Poltekkes

Kemenkes Malang Prodi Keperawatan

d. Uji coba klasikal

Uji coba kelompok besar ini mengambil sample 1 kelas sebanyak

56 orang mahasiswa Poltekkes Kemenkes Malang Prodi Keperawatan.

Page 10: BAB III (1)

29

e. Uji coba hasil belajar mahasiswa

Uji coba lapangan ini dilakukan dengan mengambil sample 1

kelas dengan jumlah 56 mahasiswa Poltekkes Kemenkes Malang Prodi

Keperawatan yang memiliki karakteristik (tingkat kecerdasan, jenis

kelamin, usia, latar belakang, dan kemajuan belajar) karena keterbatasan

subjek coba maka pada sampel mahasiswa untuk uji coba lapangan ini

juga menggunakan subjek pada kelompok kecil dan individu. Namun

mereka tetap melakukan pengisian angket sebanyak 1 kali. Uji coba ini

bertujuan untuk mengetahui keefektifan penggunaan media video

pembelajaran dalam kegiatan belajar mahasiswa.

2. Subjek Uji Coba

Subjek uji coba yang terlibat dalam pengembangan video pembelajaran

ini yaitu ahli materi, ahli media dan audiens dengan kriterian subjek uji coba

dijelaskan sebagai berikut:

a. Ahli Materi

1) Dosen pengajar mata kuliah Keperawatan Anak I, Prodi Keperawatan

Potekkes Kemenkes Malang.

2) Menguasai materi yang berkaitan dengan Keperawatan Anak

b. Ahli Media

1) Memiliki latar belakang pendidikan Sarjana (S1) bidang Teknologi

Pendidikan.

Page 11: BAB III (1)

30

2) Memiliki keahlian tentang media pembelajaran dan memahami

perancangan pembelajaran.

3) Sebagai pengajar mata kuliah Media Pembelajaran pada program S1.

c. Uji coba audiens

Uji coba audiens adalah mahasiswa Poltekkes Kemenkes Malang Prodi

Keperawatan.

3. Jenis Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian pengembangan ini adalah

data kualitatif dan data kuantitatif. Menurut Mohammad Ali (dalam Saiful Arifin,

2002:67) data kualitatif yaitu data yang berhubungan dengan kategorisasi,

karakteristik atau sifat tertentu, misalnya baik, sedang, kuang baik, dan tidak baik.

Hal ini biasanya tidak berhubungan dengan angka-angka. Sedangkan data

kualitatif yaitu data yang berhubungan dengan angka-angka yang diperoleh

dengan jalan mengubah kualitatif ke dalam kuantitatif, misalnya skor tes hasil

belajar.

4. Instrumen Pengumpulan Data

Intrumen pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian

pengembangan media video pembelajaran ini berupa angket tertutup. Angket

Page 12: BAB III (1)

31

tertutup adalah angket yang sudah disediakan jawabannya sehingga responden

tinggal memilih.

5. Teknik Analisis Data

a. Analisis Data Angket

Adapun rumusan yang digunakan dalam mengolah data dikelompokkan

menjadi dua yaitu:

1) Rumusan untuk mengolah data tanggapan ahli media, ahli materi, dan

audiens

Keterangan:

P = Persentase

∑So = Jumlah keseluruhan jawaban responden

∑S max = Jumlah keseluruhan nilai ideal dalam satu item

100% = Konstanta

Diadaptasi dari Arikunto, (1993:210)

Tabel 3.1 Dimodifikasi dari Kriteria Tingkat Kelayakan (Arikunto, 2002)

Kategori Persentase Kriteria KualifikasiA 85-100 Valid LayakB 70-84 Cukup Valid Cukup LayakC 55-69 Kurang Valid Kurang LayakD Dibawah 55 Tidak Valid Tidak Layak

∑SoP= X 100% ∑S max

Page 13: BAB III (1)

32

Keterangan:

1. Apabila hasil analisis memperoleh kategori A(85-100) maka media tersebut

termasuk criteria valid, dan layak digunakan untuk proses pembelajaran.

2. Apabila hasil analisis memperoleh kategori C (70-84) maka media tersebut

termasuk criteria cukup valid, dan layak digunakan untuk proses

pembelajaran.

3. Apabila hasil analisis memperoleh kategori B (55-69) maka media tersebut

termasuk criteria kurang valid, dan media video pembelajaran harus direvisi.

Artinya tidak layak digunakan untuk proses pembelajaran.

4. Apabila hasil analisis memperoleh kategori D (dibawah 55) maka media

tersebut termasuk criteria tidak valid, dan media pembelajaran harus diganti.

2) Kriteria interpretasi media video pembelajaran

Video pembelajaran yang dikembangkan bisa dikatakan berhasil dan

sesuai dengan tingkat kriteria apabila mencapai kriteria skor 70%. Maka

video pembelajaran ini sudah dapat dimanfaatkan sebagai media instruksional

dalam kegiatan belajar mengajar. Dan dalam menghitung data setiap item

angket, pengembangan menentukan yaitu: a:4, b:3, c:2, d:1.

Page 14: BAB III (1)

33

b. Analisis Data Tes Hasil Belajar

Pengelolaan data tes hasil belajar dalam pengembangan media video

pembelajaran tentang tindakan keperawatan nebulizer & fisioterapi dada pada

bayi dan anak dengan menghitung hasil belajar peserta didik setelah

menggunakan video pembelajaran.

Adapun pengolahan data sebagai berikut:

1) Menskor tes pilihan ganda

Cara menskor untuk bentuk tes ini adalah item yang dijawab betul diberi

skor 1 (satu) dan yang salah diberi skor 0 (nol).

2) Menskor tes isian

Cara menskor untuk bentuk tes ini adalah item yang dijawab betul diberi

skor 2 (dua), dan yang salah diberi skor 0 (nol).

3) Menskor soal essay (uraian)

Soal essay dengan jawaban terbuka (extended-response quetions),

nilailah dengan rating method; gunakan criteria tertentu sebagai pedoman

penilaian. Extended-response item menuntut jawaban yang terbuka dan bebas

sehingga sering kali tidak mungkin untuk menyiapkan pedoman jawaban. Oleh

karena itu, pembuat tes menilai tiap jawaban dengan menimbang-nimbang

kualitasnya dalam hubungannya dengan kriteria yang telah ditetapkan

sebelumnya, jadi bukan menskor point demi point dengan kunci jawaban. Untuk

itu dilakukan dengan mengklasifikasikan jawaban-jawaban itu ke dalam lima

tingkat, yang selanjutnya diberi nilai 0, 1, 2, 3, 4.

Page 15: BAB III (1)

34

Cara menskor untuk bentuk tes ini adalah item yang dijawab betul diberi

nilai 4 (empat), dan yang salah diberi skor 0 (nol). Jika jawaban yang harus

menyebutkan beberapa nomor, jika penyebutan kurang dari keharusan, maka

menerapkan klarifikasi jawaban mulai dari point 1 hingga 4.

Adapun rumusan untuk mengolah data hasil belajar yang dimodifikasi

dari (Sudjana, 1996:47) adalah sebagai berikut:

Tabel 3.2 Kriteria Tingkat Efektifitas Pembelajaran

No. Kategori Rentangan Persentase Kriteria1. A 85-100 Efektif2. B 70-84 Cukup Efektif3. C 55-69 Kurang Efektif4. D Dibawah 55 Tidak Efektif

Keterangan:

1. Apabila hasil analisis memperoleh kategori A (85-100) maka pembelajaran

dikategorikan efektif.

2. Apabila hasil analisis memperoleh kategori B (70-84) maka pembelajaran

dikategorikan cukup efektif.

3. Apabila hasil analisis memperoleh kategori C (55-69) maka pembelajaran

dikategorikan kurang efektif.

Jumalah skor totalHasil Belajar = X 100 skor maksimum

KKM (Kriteria Ketuntasan Minimum) Poltekkes Kemenkes Malang = 65

Jumalah siswa yang mencapai KKMPersentase Siswa yang mencapai KKM = X 100 Jumlah Total Siswa

Page 16: BAB III (1)

35

4. Apabila hasil analisis memperoleh kategori D (Dibawah 55) maka

pembelajaran dikategorikan tidak efektif.