bab ii - hendraprijatna68.files.wordpress.com  · web viewkamus bahasa mendefinisikan diskursus...

63
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masalah yang selalu dianggap menarik dalam pembelajaran IPS selama ini, adalah temuan dari beberapa penelitian (Hasan 2002), dan tulisan (Al Mukhtar 2004, Aziz 2002, Supriatna 2002) mengisyaratkan bahwa pembelajaran IPS di sekolah selalu disajikan dalam bentuk faktual, konsep yang kering, guru hanya mengejar target pencapaian kurikulum, tidak mementingkan proses, karena itu pembelajaran IPS selalu menjenuhkan dan membosankan, dan oleh peserta didik dianggap sebagai pelajaran kelas dua (Somantri 2001). Pembelajaran IPS di sekolah juga belum berupaya melaksanakan dan membiasakan pengalaman nilai-nilai kehidupan demokratis, sosial kemasyarakatan dengan melibatkan siswa dan komunitas sekolah dalam berbagai aktifitas kelas dan sekolah. Selain itu dalam pembelajaran IPS lebih menekankan pada aspek pengetahuan, fakta dan 1

Upload: nguyenthu

Post on 27-Mar-2019

216 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II - hendraprijatna68.files.wordpress.com  · Web viewKamus bahasa mendefinisikan diskursus dan diskusi ... diskusi dengan merangkum atau mengungkapkan makna ... yang sedang

BAB IPENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Masalah yang selalu dianggap menarik dalam pembelajaran IPS selama ini,

adalah temuan dari beberapa penelitian (Hasan 2002), dan tulisan (Al Mukhtar 2004,

Aziz 2002, Supriatna 2002) mengisyaratkan bahwa pembelajaran IPS di sekolah selalu

disajikan dalam bentuk faktual, konsep yang kering, guru hanya mengejar target

pencapaian kurikulum, tidak mementingkan proses, karena itu pembelajaran IPS selalu

menjenuhkan dan membosankan, dan oleh peserta didik dianggap sebagai pelajaran kelas

dua (Somantri 2001).

Pembelajaran IPS di sekolah juga belum berupaya melaksanakan dan

membiasakan pengalaman nilai-nilai kehidupan demokratis, sosial kemasyarakatan

dengan melibatkan siswa dan komunitas sekolah dalam berbagai aktifitas kelas dan

sekolah. Selain itu dalam pembelajaran IPS lebih menekankan pada aspek pengetahuan,

fakta dan konsep yang bersifat hafalan belaka. Inilah yang dituding sebagai kelemahan

yang menyebab “kegagalan” pembelajaran IPS di sekolah-sekolah di Indonesia.

Jika pembelajaran IPS selama ini tetap diteruskan, (terutama hanya menekankan

pada informasi, fakta dan hafalan, lebih mementingkan isi dari pada proses, kurang

diarahkan pada proses berpikir (tingkat tinggi), dan kurang diarahkan pada pembelajaran

yang bermakna dan berfungsi bagi kehidupannya), maka pembelajaran IPStidak mampu

membantu peserta didik untuk dapat hidup secara efektif dan produktif dalam kehidupan

masa datang. Oleh karena itu semestinyalah pembelajaran IPS masa kini dan ke depan

mengikuti berbagai perkembangan yang terjadi di dunia secara global.

1

Page 2: BAB II - hendraprijatna68.files.wordpress.com  · Web viewKamus bahasa mendefinisikan diskursus dan diskusi ... diskusi dengan merangkum atau mengungkapkan makna ... yang sedang

Upaya meningkatkan mutu pendidikan di sekolah-sekolah dibutuhkan inovasi

dan kreatifitas yang tinggi dari guru dalam menghadapi segala hambatan dan kesulitan

yang ada demi berlangsungnya proses pembelajaran yang berkualitas. SMA N Jatinangor

memotivasi gurunya untuk meningkatkan proses belajar mengajar dengan menerapkan

metoda CTL (Contextual Teaching and learning).

Penerapan CTL tersebut membutuhkan kreativitas guru menggunakan variasi

metoda pembelajaran yang disesuaikan dengan tujuan pembelajaran. Penguasaan konsep

siswa SMA N Jatinangor terhadap bidang studi IPS masih rendah. Salah satu konsep

yang belum tercapai ketuntasan belajar setiap tatap muka adalah pada konsep inflasi.

Hasil belajar materi inflasi pada siswa tahun pelajaran 2006-2007 yang mencapai skor

ketuntasan baru 42% dan untuk tahun 2007-2008 yang mencapai skor hanya 45%. Hal

ini menunjukan penguasaan konsep oleh siswa masih rendah. Penyebabnya antara lain

karena proses belajar mengajar menerapkan metode ceramah, sehingga keterlibatan

siswa rendah dan proses belajar membosankan dan pada gilirannya siswa tidak

memperhatikan materi pelajaran.

Pada tahun pelajaran saat ini (2008-2009) materi inflasi diberikan pada kelas X.

diantara kelas X (X1 sd. X7) yang paling rendah daya serap pengusaan konsep bidang

studi IPS adalah kelas X3, untuk itu penelitian dilaksanakan pada kelas X3 dengan

anggapan jika kelas X3 berhasil ditingkatkan penguasaan konsep siswa, maka pada kelas

X lainnya akan sama meningkat. Melalui penerapan metoda diskusi ini diharapkan

penguasaan konsep siswa pada materi inflasi dapat meningkat.

2

Page 3: BAB II - hendraprijatna68.files.wordpress.com  · Web viewKamus bahasa mendefinisikan diskursus dan diskusi ... diskusi dengan merangkum atau mengungkapkan makna ... yang sedang

B. Rumusan Masalah.

Berdasarkan latar belakang di atas, maka peneliti merumuskan masalah dalam

penelitian ini adalah apakah penerapan metode diskusi dapat meningkatkan penguasaan

konsep inflasi siswa kelas X3 SMA N Jatinangor ? Masalah tersebut kemudian

diuraikan menjadi pertanyaan penelitian sebagai berikut :

1. Bagaimana peningkatan penguasaan konsep Inflasi siswa kelas X3 SMA N

Jatinangor dengan menerapkan metode diskusi ?

2. Bagaimana aktivitas siswa dalam penerapan metode diskusi pada saat

pembelajaran inflasi ?

3. Bagaimana aktivitas guru dalam penerapan metode diskusi pada saat

pembelajaran inflasi ?

C. Tujuan Penelitian.

Tujuan penelitian ini adalah ingin :

1. Mengetahui peningkatan penguasaan konsep Inflasi siswa kelas X3 SMA N

Jatinangor dengan menerapkan metode diskusi.

2. Mengetahui aktivitas siswa dalam penerapan metode diskusi pada saat

pembelajaran inflasi.

3. Mengetahui aktivitas guru dalam penerapan metode diskusi pada saat

pembelajaran inflasi.

3

Page 4: BAB II - hendraprijatna68.files.wordpress.com  · Web viewKamus bahasa mendefinisikan diskursus dan diskusi ... diskusi dengan merangkum atau mengungkapkan makna ... yang sedang

F. Manfaat

Bagi siswa :

1. Siswa lebih bertanggung jawab secara individu dan terlibat dalam belajar.

2. Siswa bekerja sama dengan temannya sehingga tercipta suasana belajar yang

menyenangkan.

3. Siswa terdorong untuk belajar dengan keberanian bertanya, menyatakan

pendapat, mengatakan persetujuan, menyatakan permasalahan.

Bagi guru :

1. Guru berpeluang memperhatikan siswa dalam proses belajar baik secara

individual, kelompok dan klasikal.

2. Guru mudah mengetahui kelemahan dan keunggulan siswa pada pemahaman

materi pelajaran.

3. Guru mudah memberikan kesimpulan materi pelajaran atas dasar temuan diskusi

siswa.

4

Page 5: BAB II - hendraprijatna68.files.wordpress.com  · Web viewKamus bahasa mendefinisikan diskursus dan diskusi ... diskusi dengan merangkum atau mengungkapkan makna ... yang sedang

BAB IIKAJIAN TEORITIS

A. Pengertian dan Model Pembelajaran

Pembelajaran adalah sesuatu yang dilakukan oleh siswa, bukan dibuat untuk

siswa (Learning is something students do, not something that is done to student)

(Johnson & Johnson, 1994:4). Sedangkan menurut Sudjana (2000:6) pembelajaran

adalah upaya pendidik untuk membantu peserta didik melakukan kegiatan belajar.

Tujuan pembelajaran adalah terwujudnya efisiensi dan efektivitas kegiatan belajar yang

dilakukan peserta didik. Pihak-pihak yang terlibat dalam pembelajaran adalah pendidik

(perorangan dan/atau kelompok) serta peserta didik (perorangan, kelompok, dan/atau

komunitas) yang berinteraksi edukatif antara satu dengan lainnya. Isi kegiatan adalah

bahan (materi) belajar yang bersumber dari kurikulum suatu program pendidikan. Proses

kegiatan adalah langkah-langkah atau tahapan yang dilalui pendidik dan perserta didik

dalam pembelajaran. Sumber pendukung kegiatan pembelajaran mencakup fasilitas dan

alat-alat bantu pembelajaran.

Piaget dalam Dimyati dan Mulyana (2002:13) berpendapat bahwa

pembelajaran merupakan interaksi terus menerus yang dilakukan oleh individu dengan

lingkungan, dimana lingkungan tersebut mengalami perubahan. Dengan adanya interaksi

dengan lingkungan maka fungsi intelek semakin berkembang. Dari beberapa definisi di

atas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran merupakan kegiatan yang dilakukan oleh

guru untuk membelajarkan siswa secara aktif yang menekankan pada penyediaan sumber

belajar. Hamalik (2001), mendefinisikan pembelajaran sebagai suatu kombinasi yang

tersusun meliputi unsur-unsur manusia, material, fasilitas, perlengkapan dan prosedur

5

Page 6: BAB II - hendraprijatna68.files.wordpress.com  · Web viewKamus bahasa mendefinisikan diskursus dan diskusi ... diskusi dengan merangkum atau mengungkapkan makna ... yang sedang

yang saling mempengaruhi guna mencapai tujuan pembelajaran. Manusia yang terlibat

dalam pembelajaran terdiri dari siswa, guru dan tenaga lainnya. Material meliputi buku-

buku, papan tulis, kapur, fotografi, slide, film, audio dan video tape. Fasilitas dan

perlengkapan terdiri dari ruangan kelas, perlengkapan audio visual, juga komputer.

Prosedur, meliputi jadwal dan metode penyampaian informasi (termasuk model

pembelajaran), praktik, belajar, ujian dan seterusnya.

Model pembelajaran perlu dipahami guru agar dapat melaksanakan

pembelajaran secara efektif dalam meningkatkan hasil pembelajaran. Dalam

penerapannya, model pembelajaran harus dilakukan sesuai dengan kebutuhan siswa

karena masing-masing model pembelajaran memiliki tujuan, prinsip dan tekanan utama

yang berbeda-beda. Walaupun demikian dalam prakteknya menurut Hasan (1996:43)

model pembelajaran seperti apapun bisa dilakukan asalkan memenuhi prinsip-prinsip

sebagai berikut:

1. Pembelajaran akan semakin baik jika upaya yang

dilakukan guru semakin kecil dan aktivitas belajar siswa semakin besar.

2. Semakin sedikit waktu yang diperlukan oleh guru dalam

mengaktifkan siswa untuk belajar maka pembelajaran akan semakin baik.

3. Sesuai dengan cara belajar yang dilakukan oleh siswa.

4. Dapat dilaksanakan dengan baik oleh guru.

5. Sebenarnya tidak ada satupun metode yang sempurna yang

paling sesuai dengan tujuan, jenis materi dan proses belajar yang ada.

6

Page 7: BAB II - hendraprijatna68.files.wordpress.com  · Web viewKamus bahasa mendefinisikan diskursus dan diskusi ... diskusi dengan merangkum atau mengungkapkan makna ... yang sedang

B. Pengertian dan Karakteristik Pembelajaran Model Diskusi.

Diskusi dan diskursus merupakan komunikasi seseorang berbicara satu dengan

yang lain, saling berbagi gagasan dan pendapat. Kamus bahasa mendefinisikan diskursus

dan diskusi hampir identik yaitu melibatkan saling tukar pendapat secara lisan, teratur,

dan untuk mengekspresikan pikiran tentang pokok pembicaraan tertentu. (Arends, 1997).

Sedang menurut Suryosubroto (1997:179), diskusi adalah suatu percakapan

ilmiah oleh beberapa orang yang tergabung dalam satu kelompok, untuk saling bertukar

pendapat tentang suatu masalah atau bersama-sama mencari pemecahan mendapatkan

jawaban dari kebenaran atas suatu masalah.

Dalam pembelajaran diskusi mempunyai arti suatu situasi di mana guru dengan

siswa atau siswa dengan siswa yang saling bertukar pendapat secara lisan, saling berbagi

gagasan dan pendapat. Pertanyaan yang ditujukan untuk membangkitkan diskusi berada

pada tingkat kognitif lebih tinggi (Arends, 1997).

Menurut Suryobroto (1997:181), bahwa diskusi oleh guru digunakan apabila

hendak :

1. memanfaatkan berbagai kemampuan yang ada (dimiliki) oleh siswa.

2. memberikan kesempatan kepada para siswa untuk menyalurkan kemampuannya

masing-masing.

3. memperoleh umpan balik dari siswa tentang apakah tujuan yang telah

dirumuskan telah tercapai.

4. membantu para siswa belajar berpikir teoritis dan praktis lewat berbagai mata

pelajaran dan kegiatan sekolah.

5. membantu para siswa menilai kemampuan dan peranan diri sendiri maupun

teman-temannya (orang lain).

7

Page 8: BAB II - hendraprijatna68.files.wordpress.com  · Web viewKamus bahasa mendefinisikan diskursus dan diskusi ... diskusi dengan merangkum atau mengungkapkan makna ... yang sedang

6. membantu para siswa menyadari dan mampu merumuskan berbagai masalah

yang di “lihat” baik dari pengalaman sendiri maupun dari pelajaran sekolah.

7. mengembangkan motivasi untuk belajar lebih lanjut.

Berdasarkan pengertian tersebut, pemanfaatan diskusi oleh guru mempunyai arti

untuk memahami apa yang ada di dalam pemikiran siswa dan bagaimana memproses

gagasan dan informasi yang diajarkan melalui komunikasi yang terjadi selama

pembelajaran berlangsung baik antar siswa maupun komunikasi guru dengan siswa.

Sehingga diskusi menyediakan tatanan sosial dimana guru dapat membantu siswa

menganalisis proses berpikir mereka.

Salah satu aspek diskusi adalah kemampuan untuk mengembangkan

pertumbuhan kognitif, aspek yang lain adalah kemampuan untuk menghubungkan dan

menyatukan aspek kognitif dan aspek social pembelajaran. Sesungguhnya, sistem diskusi

merupakan sentral untuk menciptakan lingkungan belajar positif. Diskusi membantu

menetapkan pola partisipasi dan secara konsekuen, memiliki dampak besar terhadap

manajemen kelas. Pembicaraan antara guru dan para siswanya menjadikan banyak ikatan

sosial sehingga kelas menjadi hidup bersama (Arends, 1997 yang disadur

Tjokrodihardjo, 2003).

8

Page 9: BAB II - hendraprijatna68.files.wordpress.com  · Web viewKamus bahasa mendefinisikan diskursus dan diskusi ... diskusi dengan merangkum atau mengungkapkan makna ... yang sedang

Table 1Langkah-Langkah Menyelenggarakan Diskusi

Tahapan Kegiatan GuruTahap 1

Menyampaikan tujuan dan mengatur (setting)

Guru menyampaikan tujuan pembelajaran khusus dan menyiapkan siswa untuk berpartisipasi.

Tahap 2Mengarahkan diskusi

Guru mengarahkan fokus diskusi dengan menguraikan aturan-aturan dasar, mengajukan pertanyaan-pertanyaan awal, menyajikan situasi yang tidak segera dijelaskan atau menyampaikan isu diskusi.

Tahap 3Menyelenggarakan diskusi

Guru memonitor antar aksi, mengajukan pertanyaan, mendengarkan gagasan siswa, menanggapi gagasan, melaksanakan aturan dasar, membuat catatan diskusi, menyampaikan gagasan sendiri.

Tahap 4Mengakhiri diskusi

Guru menutup diskusi dengan merangkum atau mengungkapkan makna diskusi yang telah diselenggarakan kepada siswa.

Tahap 5Melakukan tanya jawab singkat

tentang proses diskusi itu.

Guru menyuruh para siswa untuk memeriksa proses diskusi dan berpikir siswa

Sumber : Tjokrodihardjo (2003)

Untuk mengetahui sejauh mana keberhasilan belajar telah dicapai, diadakan tes

secara individual atau quiz, mengenai materi yang telah dipelajari dengan menggunakan

pertanyaan-pertanyaan open-ended tasks. Pada penelitian ini tes individu dilakukan pada

akhir setiap pertemuan. Tujuannya agar siswa dapat menunjukkan pemahaman dari apa

yang telah dipelajari sebelumnya. Skor yang diperoleh siswa per individu ini didata dan

diarsipkan sebagai bahan untuk perhitungan skor kelompok. Berikut contoh lembar skor.

9

Page 10: BAB II - hendraprijatna68.files.wordpress.com  · Web viewKamus bahasa mendefinisikan diskursus dan diskusi ... diskusi dengan merangkum atau mengungkapkan makna ... yang sedang

Tabel 2Lembar Skor Tes Untuk Diskusi

Nama Siswa

Hari/tgl Hari/tgl

Materi Tes Materi Tes

Skor Dasar

Skor Tes

Skor Peningkatan

Skor Dasar

Skor Tes

Skor Peningkatan

(Ibrahim, et al.,2000)

Nilai perkembangan inividu dihitung berdasarkan selisih perolehan skor tes awal

dan tes berikutnya, sehingga setiap anggota memiliki kesempatan yang sama untuk

memberikan sumbangan skor maksimal bagi kelompoknya. Kriteria sumbangan

individu terhadap kelompok dapat dilihat dalam tabel 3 di bawah ini:

Tabel 3Nilai Perkembangan individu

No Skor tes Nilai Perkembangan

12345

Lebih dari 10 poin dibawah skor dasar10 poin hingga 1 dibawah skor dasarSkor dasar sampai 10 poin di atasnyaLebih dari 10 poin di atas skor dasarNilai sempurna (tidak berdasarkan skor awal)

510203040

(Slavin, 1995:80)

Skor kelompok dihitung berdasarkan rata-rata nilai perkembangan yang

disumbangkan setiap kelompok. Berdasarkan rata-rata nilai perkembangan yang

ditetapkan penghargaan kelompok, yaitu:

Kelompok dengan rata-rata skor 15, kelompok

cukup baik.

10

Page 11: BAB II - hendraprijatna68.files.wordpress.com  · Web viewKamus bahasa mendefinisikan diskursus dan diskusi ... diskusi dengan merangkum atau mengungkapkan makna ... yang sedang

Kelompok dengan rata-rata skor 20, sebagai

kelompok baik.

Kelompok dengan rata-rata skor 30, sebagai

kelompok sangat baik.

Rata-rata nilai perkembangan yang ditetapkan untuk penghargaan kelompok,

menggunakan tabel berikut ini:

Tabel 4Lembaran penghargaan kelompok

Nama kelompok:Anggota Kelompok Total

Total Nilai KelompokRata-rata kelompokPenghargaan kelompok

(Slavin, 1995:178). Rata-rata kelompok = Total Nilai kelompok : Jumlah anggota kelompok

11

Page 12: BAB II - hendraprijatna68.files.wordpress.com  · Web viewKamus bahasa mendefinisikan diskursus dan diskusi ... diskusi dengan merangkum atau mengungkapkan makna ... yang sedang

BAB IIIMETODE PENELITIAN

A. Metode Penelitian Tindakan Kelas

Studi pengembangan model diskusi dalam pembelajaran IPS ini menggunakan

Penelitian Tindakan Kelas (classroom action research) sebagai metode penelitiannya.

( Elliot, 1991; McNiff,1992; Soedarsono, 1997; Kasbollah, 1999; Depdikbud, 1999;

Wardani, et al,2000; Sukidin, et al,2000). PTK mendorong guru untuk selalu

meningkatkan kinerjanya dengan refleksi, dengan selalu mencoba strategi pembelajaran

yang akan mengemansipasikan peserta didiknya dari pembelajaran yang “teacher

centered” dan mendorong siswanya untuk “discovery”, yakni mencari sendiri, sampai

mampu berdiri mandiri dalam kaitannya dengan ilmu pengetahuan di luar otoritas

gurunya (Hopkins dalam Wiriaatmadja, 2002:127). Ada tiga tingkat emansipasi

sebagaimana disebutkan di atas, yaitu :

1. Kemampuan guru untuk keluar sejenak dari otoritasnya di bidang ilmu

pengetahuan dan menemukannya sendiri bagaimana sesungguhnya penguasaan

ilmu pengetahuan tersebut di dalam kenyataannya.

2. Guru dapat membebaskan dirinya dari tekanan-tekanan pejabat di atasnya

seperti kepala sekolah, pengawas, buku teks, para pengembang kurikulum atau

ujian-ujian negara.

12

Page 13: BAB II - hendraprijatna68.files.wordpress.com  · Web viewKamus bahasa mendefinisikan diskursus dan diskusi ... diskusi dengan merangkum atau mengungkapkan makna ... yang sedang

3. Emansipasi bukan hanya pada guru melainkan juga pada tingkatan

sekolah di dalam menghadapi birokrasi di dalam pendidikan yang selalu

berorientasi pada pengawasan atau kontrol (Stenhouse dalam Wiriaatmadja,

2002:124).

Penelitian tindakan kelas itu bersifat situasional, yaitu berkaitan dengan

mendiagnosis masalah dalam konteks tertentu, misalnya di kelas dalam sekolah, dan

berusaha menyelesaikannya dalam konteks itu. Masalah yang diangkat dari praktek

pembelajaran sehari-hari yang benar-benar dirasakan oleh guru dan siswanya.

Kemudian diupayakan penyelesaiannya demi peningkatan mutu pendidikan, prestasi

siswa, profesi guru, dan mutu sekolahnya, dengan jalan merefleksi diri, yaitu sebagai

praktisi dalam pelaksanaan penuh keseharian tugas-tugasnya, sekaligus secara sistematik

meneliti praktisnya sendiri (Depdikbud, 1999:8).

Penelitian ini dimaksudkan untuk mendapatkan gambaran secara mendalam

tentang upaya meningkatkan hasil belajar peserta didik dalam pembelajaran IPS dengan

cara mengkaji dan menganalisis secara reflektif, partisipatif dan kolaboratif terhadap

pelaksanaan pembelajaran IPS melalui model diskusi, terhadap guru, siswa, kondisi

sosial kelas serta kendala dan masalah apa yang dihadapi selama berlangsungnya proses

pembelajaran di kelas.

Depdiknas (1999:9-10) menetapkan tujuan Penelitian Tindakan Kelas sebagai

berikut:

1. Tujuan utama Penelitian Tindakan Kelas demi perbaikan dan peningkatan

layanan profesional guru dalam menangani PBM dapat dicapai dengan

melakukan refleksi untuk mendiagnosis keadaan. Merefleksi adalah melakukan

analisis-sintesis-interpretasi-eksplanasi dan berkesimpulan. Kemudian

13

Page 14: BAB II - hendraprijatna68.files.wordpress.com  · Web viewKamus bahasa mendefinisikan diskursus dan diskusi ... diskusi dengan merangkum atau mengungkapkan makna ... yang sedang

mencobakan alternatif tindakan dan evaluasi efektifvitasnya. Ini merupakan satu

daur tindakan.

2. Mengembangkan kemampuan keterampilan guru untuk menghadapi

permasalahan aktual pembelajaran di kelasnya dan/atau di sekolahnya sendiri.

3. Tujuan penyerta Penelitian Tindakan Kelas ialah dapat ditumbuhkannya budaya

meneliti di kalangan guru dan pendidik.

PTK dilaksanakan demi perbaikan dan/atau peningkatan praktek pembelajaran

secara berkesinambungan, yang pada dasarnya melekat pada terlaksananya misi

profesional pendidikan yang diemban guru. Oleh karena itu, Penelitian Tindakan Kelas

merupakan salah satu cara strategis dalam memperbaiki dan meningkatkan layanan

pendidikan yang harus diselenggarakan dalam konteks, dan/atau dalam peningkatan

kualitas program sekolah secara keseluruhan, dalam mayarakat yang cepat berubah.

Proses PTK merupakan serangkaian spiral atau siklus tindakan dan penelitian yang

terdiri dari urutan perencanaan (plan), tindakan (act), pengamatan (observe) dan refleksi

(reflect).

B. Prosedur Penelitian

Prosedur penelitian yang dilakukan peneliti yaitu penelitian tindakan yang

berbentuk siklus ( tindakan ). Model Siklus yang digunakan dalam penelitian ini

berbentuk spiral yang dikembangkan oleh Kemmis dan Taggart (Hopkins, 1993:48;

Wiriaatmadja, 2002:127-128; Kasbollah, 1999; Soedarsono, 1997; Wardani, et al, 2000;

Sukidin, et al, 2002:84; Sukardi, 2003:212-213; Depdikbud, 1999:26-27). Penelitian

tindakan dilakukan dengan beberapa langkah siklus, hingga tercapai tujuan yang

diinginkan. Langkah-langkah penelitian terdiri atas empat komponen penelitian tindakan

14

Page 15: BAB II - hendraprijatna68.files.wordpress.com  · Web viewKamus bahasa mendefinisikan diskursus dan diskusi ... diskusi dengan merangkum atau mengungkapkan makna ... yang sedang

(perencanaan, tindakan, obsevasi, dan refleksi) dalam suatu sistem spiral yang saling

berkait , selanjutnya pada siklus kedua dan seterusnya jenis kegiatan yang dilaksanakan

peneliti bersama guru mitra adalah memperbaiki rencana (revised plan), pelaksanaan

(act), pengamatan (observed) dan refleksi (reflect). Demikian seterusnya, siklus akan

terus berulang hingga pembelajaran dirasakan berhasil.

Tahap-tahap dalam Penelitian Tindakan Kelas yang dikemukakan oleh

Kemmis & McTaggart (Hopkins, 1993:48) dapat dilihat dalam gambar berikut:

Gambar 1Siklus Tindakan Model Kemmis dan Taggart

(Hopkins, 1993:48)

Secara operasional tahap-tahap kegiatan penelitian dalam siklus dapat

dijelaskan sebagai berikut (Model Kemmis dan Taggart dalam Sukardi, 2003):

1. Perencanaan

Kegiatan perencanaan diawali dengan orientasi pendahuluan. Hal ini

dilaksanakan bersama antara peneliti dan guru yang mengajar IPS di kelas X

15

Page 16: BAB II - hendraprijatna68.files.wordpress.com  · Web viewKamus bahasa mendefinisikan diskursus dan diskusi ... diskusi dengan merangkum atau mengungkapkan makna ... yang sedang

SMA N Jatinangor terhadap proses pembelajaran yang sedang berlangsung dan

wawancara dengan guru. Kegiatan ini merupakan penelitian pendahuluan yang

bertujuan untuk mengidentifikasi masalah dan menemukan fakta di lapangan.

Berdasarkan temuan pada orientasi pendahuluan, peneliti bersama guru IPS

berdiskusi merencanakan langkah-langkah kegiatan tindakan yang akan

ditampilkan guru di kelas dalam proses pembelajaran berikutnya.

2. Pelaksanaan Tindakan

Pada tahap ini, guru melaksanakan kegiatan tindakan sesuai dengan

perencanaan yang telah dirumuskan bersama. Jenis tindakan yang dilaksanakan

merupakan hasil kesepakatan yang dilakukan bersama antara guru dan peneliti,

secara kolaboratif.

3. Observasi

Kegiatan tahap observasi, dilakukan oleh guru bersama peneliti dengan

menggunakan pedoman observasi yang telah disiapkan sebelumnya. Tahap ini

dilaksanakan untuk melihat hasil atau dampak dan siklus (tindakan) yang

dilaksanakan terhadap siswa. Hasil observasi merupakan bahan pertimbangan

untuk melakukan refleksi dan revisi terhadap tindakan yang telah dilakukan dan

untuk menyusun rencana tindakan yang akan dilakukan selanjutnya.

4. Refleksi

Temuan pada waktu kegiatan siklus yang diperoleh dari pelaksanaan proses

pembelajaran dianalisis dari hasil diskusi antara guru, peneliti, dan pembimbing.

Kesimpulan hasil diskusi dijadikan dasar bagi penyusunan rencana tindakan

dalam pelaksanaan kegiatan pembelajaran berikutnya.

16

Page 17: BAB II - hendraprijatna68.files.wordpress.com  · Web viewKamus bahasa mendefinisikan diskursus dan diskusi ... diskusi dengan merangkum atau mengungkapkan makna ... yang sedang

Dalam penelitian ini, jumlah siklus yang dilakukan tergantung kepada tingkat

pencapaian tujuan, berdasarkan pada rencana tindakan yang telah disusun sebelumnya.

Penelitian akan diakhiri bila permasalahan yang biasanya timbul di dalam pembelajaran

IPS sudah dapat diatasi dan respon dari siswa sudah sesuai dengan apa yang diharapkan.

C. Situasi Sosial Penelitian

1. Tempat Penelitian

Lokasi penelitian dilaksanakan di SMA N Jatinangor yang beralamat di Jalan

Raya 1 Subang.

2. Subyek Penelitian

Subyek penelitian berfokus pada siswa kelas X 3 dan guru yang mengajar dikelas

tersebut. Ini temasuk juga proses belajar mengajar yang ada di kelas ini selama

berlangsungnya program Penelitian Tindakan Kelas .

D. Instrumen Penelitian

Peningkatan kemampuan siswa di dalam kelas dapat diketahui dengan cara

observasi langsung didukung oleh wawancara dengan guru mitra dan peserta didik dan

melakukan observasi langsung di kelas. Pada dasarnya, dalam melakukan penelitian

tindakan, peneliti sendiri berperan sebagai instrumen utama dalam mengumpulkan

informasi yang diperlukan. Hal ini berdasarkan asumsi dari Nasution (1992:57) bahwa

hanya manusialah yang mampu memahami, memberikan makna terhadap interaksi antar

17

Page 18: BAB II - hendraprijatna68.files.wordpress.com  · Web viewKamus bahasa mendefinisikan diskursus dan diskusi ... diskusi dengan merangkum atau mengungkapkan makna ... yang sedang

manusia, gerak muka, menyelami perasaan dan nilai yang terkandung dalam ucapan atau

perbuatan yang mereka lakukan (dalam Atmadinata,2005:58-59).

E. Pengumpulan Data

Untuk mempermudah pekerjaan peneliti juga menggunakan alat bantu

pengumpulan data yaitu :

1. Observasi, dipergunakan untuk membantu peneliti mengamati proses

pelaksanaan model diskusi.

2. Lembar tes, untuk mengetahui perubahan kemampuan siswa setelah

mengikuti proses pembelajaran dengan menggunakan model diskusi.

F. Analisis Data

Pengolahan data dan analisis data dilakukan secara terus menerus sepanjang

penelitian ini berlangsung dari awal hingga akhir, yaitu mulai dari tahap orientasi sampai

pada tahap berakhirnya seluruh program tindakan sesuai dengan karakteristik pokok

permasalahan dan tujuan penelitian (Hopkins, 1993; McNiff, 1992).

Analisis data digunakan baik untuk data kualitatif dari hasil wawancara

maupun data kuantitatif dari tes hasil belajar. Analisis data merupakan usaha (proses)

memilih, memilah, membuang dan menggolongkan data untuk menjawab dua

permasalah pokok, yaitu (1) tema apa yang dapat ditemukan pada data-data ini dan (2)

seberapa jauh data-data ini dapat menyokong tema tersebut (Sukidin, dkk., 2002).

Analisis data ini dilakukan secara reflektif, partisipatif dan kolaboratif pada setiap tahap

refleksi sehingga dari hasil analisis refleksi ini dapat ditemukan alternatif jalan keluar

untuk menentukan rencana tindakan yang akan dilaksanakan pada tindakan berikutnya.

18

Page 19: BAB II - hendraprijatna68.files.wordpress.com  · Web viewKamus bahasa mendefinisikan diskursus dan diskusi ... diskusi dengan merangkum atau mengungkapkan makna ... yang sedang

Prosedur pengolahan dan analisis data mengacu pada pola pengolahan data dari

Hopkins (Hopkins, 1993:149) yang dilakukan melalui tahap-tahap sebagai berikut:

1. Kategorisasi Data

Data yang telah dikumpulkan melalui berbagai metode pengumpulan data,

akan diberi kode-kode berdasarkan kategori yang telah ditentukan untuk

memudahkan analisis (Miles & Huberman dalam Muhadjir N, 2002:45;

Atmadinata 2005:62). Kategori yang dimaksud adalah;

1) Situasi sekolah secara umum latar belakang

sekolah dan denah sekolah

2) Situasi kelas berupa informasi tentang kondisi fisik

kelas, guru dan siswa.

3) Proses pembelajaran berupa informasi tentang

hubungan sosial antara guru dengan siswa, antar siswa dan perubahan yang

terjadi selama berlangsungnya proses pembelajaran IPS

4) Semua tindakan baik yang dilakukan oleh guru

maupun siswa di dalam kelas.

Semua data dikumpulkan sehingga dapat memberikan penjelasan dan

makna terhadap hasil temuan peneliti.

2. Validasi Data

Suatu instrumen dikatakan valid jika instrumen yang digunakan dapat

mengukur apa yang hendak diukur (Gay, 1983 dalam Sukardi,2003:121).

Validasi data adalah suatu kegiatan pengujian terhadap keobjektifan dan

keabsahan data. Teknik validasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

19

Page 20: BAB II - hendraprijatna68.files.wordpress.com  · Web viewKamus bahasa mendefinisikan diskursus dan diskusi ... diskusi dengan merangkum atau mengungkapkan makna ... yang sedang

i. Triangulasi, merupakan pengecekan kebenaran data atau informasi tentang

pelaksanaan tindakan dengan cara mengkonfirmasikan kebenaran data

sebagai upaya mendapatkan informasi dari sumber-sumber lain mengenai

kebenaran data penelitian. Sumber lain yang dapat digunakan untuk

konfirmasi hasil penelitian ini adalah guru yang terlibat langsung dalam

penelitian ini, siswa dan guru-guru lain.

ii. Member check, dilakukan untuk mengecek kebenaran dan kesahihan data

temuan penelitian, yakni dengan cara mengkonfirmasikannya dengan

sumber data (Miles & Huberman dalam Rochmadi, 1997: 35; Muhadjir N,

2002:45). Dalam proses ini, data atau informasi yang diperoleh

dikonfirmasikan dengan guru kelas melalui kegiatan diskusi pada setiap

akhir pelaksanaan tindakan.

iii. Audit trail (Nasution,1992), yaitu mencek kebenaran hasil penelitian

sementara, beserta prosedur dan metode pengumpulan datanya, dengan

mengkonfirmasikan pada bukti-bukti temuan yang telah diperiksa dan dicek

kesahihannya pada sumber data tangan pertama (dalam Sunardi, 2003:112).

Diskusi juga dilakukan dengan teman-teman sejawat, pembimbing atau

dengan siapa saja yang dianggap berkompetensi.

iv. Expert Opinion, dilakukan dengan cara mengkonsultasikan hasil temuan

penelitian kepada para ahli, (Nasution dalam Rochmadi, 1997:35). Dalam

kegiatan ini, peneliti mengkonsultasikan hasil temuan penelitian kepada

pembimbing untuk memperoleh arahan dan masukan sehingga validasi

temuan penelitian dapat dipertanggungjawabkan.

3. Interpretasi

20

Page 21: BAB II - hendraprijatna68.files.wordpress.com  · Web viewKamus bahasa mendefinisikan diskursus dan diskusi ... diskusi dengan merangkum atau mengungkapkan makna ... yang sedang

Pada tahap ini peneliti berusaha menginterpretasikan temuan-temuan

penelitian berdasarkan kerangka teori yang dipilih dengan mengacu pada norma-

norma praktis yang disetujui atau instuisi guru itu sendiri yang menggambarkan

pelajaran yang baik (Hopkins, 1993). Hasil intepretasi ini diharapkan dapat

memberikan makna yang cukup berarti untuk kegiatan tindakan selanjutnya dan

dapat mengembangkan model diskusi pada siswa SMA N Jatinangor.

BAB IVPEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

Pada bagian ini akan dikemukakan temuan hasil penelitian yang telah

dilaksanakan sesuai dengan rangkaian tindakan yang telah dilakukan. Paparan data

temuan ini sebelumnya diawali dengan gambaran awal pembelajaran mata pelajaran IPS

dan diakhiri dengan proses dan hasil pelaksanaan tindakan mengembangkan proses

pembelajaran.

A. Deskripsi Hasil Penelitian

1. Profil Awal Pembelajaran IPS

Orientasi pertama yang peneliti lakukan di SMA N Jatinangor ini pada tanggal 18

Pebruari 2009 dengan melakukan wawancara dengan guru mitra. Setelah guru mitra

menyetujui untuk bekerja sama.

Melakukan refleksi tidak ubahnya seperti berdiri di depan cermin untuk melihat

kembali bayangan kita atau memantulkan kembali kejadian yang perlu kita kaji

(Wardani, dkk, 2000:224). Dengan dibantu dengan hasil analisis data, guru mencoba

21

Page 22: BAB II - hendraprijatna68.files.wordpress.com  · Web viewKamus bahasa mendefinisikan diskursus dan diskusi ... diskusi dengan merangkum atau mengungkapkan makna ... yang sedang

merenungkan mengapa satu kejadian berlangsung dan mengapa seperti itu terjadinya.

Guru dibantu peneliti mencoba merenungkan mengapa satu usaha perbaikan berhasil dan

mengapa yang lainnya gagal. Melalui refleksi, guru akan dapat menetapkan apa yang

telah dicapai, serta apa yang belum dicapai, serta apa yang perlu diperbaiki lagi dalam

pembelajaran berikutnya.

Pada hari Jumat, 20 Pebruari 2009 peneliti dan guru mitra melakukan refleksi

bersama di ruang guru untuk mendiskusikan beberapa temuan selama berlangsungnya

proses pembelajaran dari tahun ke tahun. Beberapa temuan yang belum dapat

dikategorikan sebagai tindakan belajar yang baik adalah:

1. Selama memberikan penjelasan dengan metode ceramah dan tanya jawab, guru

hanya berada di sekitar papan tulis dan meja guru atau di area depan saja, idealnya

untuk pengelolaan kelas, guru sesekali berjalan-jalan sambil mengecek, sejauh mana

siswa memperhatikan pelajarannya.

2. Guru mendominasi pembelajaran (teacher centered) dengan mendominasi sebagian

besar pembicaraan di kelas. Padahal dengan digabungkannya metode ceramah dan

tanya jawab, bisa menggairahkan siswa dalam berinteraksi selama pembelajaran

berlangsung bukan malah sebaliknya, pembelajaran terasa monoton dan

membosankan

3. Guru belum menggunakan alat peraga sebagai alat bantu selama proses pembelajaran

berlangsung. Penggunaan alat peraga dapat membantu guru dalam memberikan

penjelasan kepada siswa sehingga siswa pun dapat lebih paham dan cepat menangkap

maksud dan arah pembicaraan gurunya.

4. Guru tidak terlihat membawa buku paket, dan buku pegangan yang dipunyai siswa

hanya LKS saja. Sebenarnya guru bisa membawa beberapa buku paket untuk

22

Page 23: BAB II - hendraprijatna68.files.wordpress.com  · Web viewKamus bahasa mendefinisikan diskursus dan diskusi ... diskusi dengan merangkum atau mengungkapkan makna ... yang sedang

diperlihatkan kepada siswa sebagai bahan bacaan, daripada hanya mengandalkan

LKS saja.

5. Sebagian besar siswa tidak mempunyai buku pegangan IPS.

6. Guru langsung menjawab pertanyaan siswa, mestinya guru melemparkan terlebih

dahulu pertanyaan tersebut kepada siswa yang lain dan memberikan kesempatan

kepada siswa yang lain untuk memberikan jawabannya. Selain itu pula guru dapat

memberikan pujian (reward) kepada siswa yang bertanya maupun yang menjawab.

7. Masih ada siswa yang tidak memperhatikan pelajaran selama kegiatan pembelajaran

berlangsung, dan tidak ditegur oleh gurunya.

8. Guru tidak membuat kesimpulan pada akhir pembelajaran. Jika guru membuat

kesimpulan bersama dengan siswa maka diharapkan ada materi yang “menempel” di

benak siswa.

9. Guru tidak menegur dan mengingatkan siswa yang mencontek, sehingga memberikan

peluang kepada siswa untuk melakukan hal yang sama (mencontek) pada tes-tes yang

berikutnya. Seharusnya guru menegur dan memberikan sangsi kepada siswa yang

mencontek walaupun guru merasa bahwa kebiasaan mencontek tidak bisa dirubah.

10. Guru perlu merubah metode pembelajaran yang bisa menyenangkan siswa dan

membuat proses belajar mengajar menyenangkan, tidak monoton dan tidak

membosankan.

2. Perencanaan untuk Tindakan Pertama

Pada hari Rabu, 25 Pebruari 2009 setelah refleksi dilakukan, peneliti dan guru

mitra langsung menyusun rencana tindakan untuk siklus pertama, yaitu:

a. Kegiatan PTK dengan model diskusi dimulai dengan pokok bahasan inflasi

b. Guru melanjutkan dengan membuka pembelajaran terlebih dahulu dengan melakukan

entry behaviour, untuk mengetahui kemampuan awal siswa tentang materi inflasi.

23

Page 24: BAB II - hendraprijatna68.files.wordpress.com  · Web viewKamus bahasa mendefinisikan diskursus dan diskusi ... diskusi dengan merangkum atau mengungkapkan makna ... yang sedang

c. Guru membuat kelompok siswa yang terdiri dari 9 kelompok. Karena jumlah siswa

ada 38 orang, maka disepakati tiap-tiap kelompok beranggotakan 4 - 5 orang.

Sebelumnya kami sepakat untuk menawarkan terlebih dahulu pembuatan kelompok

ini kepada siswa dengan syarat bahwa setiap kelompok harus beranggotakan siswa

yang kemampuan masing-masing siswa berbeda sehingga terbentuklah kelompok

yang heterogen sesuai dengan syarat dari pembelajaran model diskusi.

d. Guru membentuk kelompok, sesuai dengan aturan yang ada dalam model diskusi

yaitu: membuat salinan lembar ringkasan siswa dan mengurutkan siswa mulai dari

peringkat tertinggi sampai peringkat terendah. Kemudian guru menentukan jumlah

anggota kelompok. Idealnya tiap kelompok beranggotakan 4 orang. Bila tidak bisa,

mungkin akan ada sisa kelompok yang beranggotakan ganjil. Setelah menentukan

jumlah anggota kelompok, guru melakukan pembentukan kelompok dimana setiap

kelompok terdiri dari siswa berkemampuan rendah hingga tinggi dan rata-rata

kemampuan tiap siswa di kelas merata. Terakhir guru mengisikan nama-nama

anggota kelompok ke dalam format yang sudah disediakan.

e. Pembelajaran dalam satu siklus disesuaikan dengan urut-urutan pelaksanaan model

diskusi yaitu, pertama guru melakukan presentasi kelas yang mencakup pembukaan,

pengembangan dan petunjuk dalam pelajaran. Setelah dirasakan memadai maka

membiarkan siswa belajar dalam kelompoknya dan yang terakhir melakukan tes

individu untuk mengetahui sejauh mana kemampuan siswa dalam memahami

pelajaran yang diberikan oleh guru. Tahapan dalam satu siklus bisa berbeda setiap

siklusnya tergantung dari kecepatan siswa dalam menyerap materi yang diajarkan

dan kemampuan guru dalam mengelola kelas.

24

Page 25: BAB II - hendraprijatna68.files.wordpress.com  · Web viewKamus bahasa mendefinisikan diskursus dan diskusi ... diskusi dengan merangkum atau mengungkapkan makna ... yang sedang

f. Tindakan pertama akan dimulai tanggal 27 Pebruari 2009 Pada saat tindakan yang

pertama guru menyiapkan materi, lembar kerja untuk kelompok dan daftar nama-

nama kelompok.

Sambil merencanakan tindakan, guru mitra merasa khawatir tentang hasil

yang akan dicapai, apalagi menurut guru, IPS merupakan pelajaran yang sulit

dipelajari jika guru tidak menerangkan secara langsung. Peneliti menjelaskan bahwa

model diskusi tidak begitu saja membiarkan siswa belajar dengan kelompoknya saja,

tapi ada urut-urutan yang harus dilakukan. Justru menurut penelitian-penelitian

terdahulu, model diskusi ini dapat membangkitkan motivasi dan semangat bersaing

siswa sehingga siswa yang paling tidak bisa pun akan berusaha untuk belajar dan

menjadi bisa.

B. Deskripsi Pelaksanaan Tindakan

1. Pelaksanaan Tindakan Siklus Pertama

1.%2%. Deskripsi Observasi Tindakan Siklus Pertama

Guru memperlihatkan skor dasar yang didapatkan dari rata-rata hasil dua kali tes,

yaitu tes awal dan tes akhir yang dilakukan guru pada tanggal 27 Pebruari 2009. Daftar

nilai tersebut sudah mengurutkan nilai siswa dari mulai nilai siswa yang paling besar

sampai siswa yang paling kecil. Penentuan skor dasar ini untuk menentukan pembagian

kelompok, mulai dari kelompok atas, kelompok tengah, sampai kelompok bawah. Selain

itu juga guru memperlihatkan hasil pembagian kelompok berdasarkan urutan dalam skor

dasar yang sudah dibuat oleh guru. Tabel penentuan skor dasar dan pengelompokan

siswa dapat dilihat dalam lampiran Tabel 5 (dibuat dalam skala penilaian 0 -100):

1.2. Refleksi Tindakan Siklus Pertama

25

Page 26: BAB II - hendraprijatna68.files.wordpress.com  · Web viewKamus bahasa mendefinisikan diskursus dan diskusi ... diskusi dengan merangkum atau mengungkapkan makna ... yang sedang

Pada hari Selasa, 3 Maret 2009 pukul 10.00 WIB peneliti dan guru mitra

melakukan refleksi bersama di ruang guru untuk mendiskusikan beberapa temuan

selama berlangsungnya proses pembelajaran hari Jumat, 27 Pebruari 2009. Beberapa

temuan yang belum dapat dikategorikan sebagai tindakan belajar yang baik adalah:

1. Guru tidak melakukan entry behaviour pada awal pelajaran melainkan langsung

menyarankan pembentukan kelompok siswa.

2. Guru belum memberikan pertanyaan yang bersifat analisa, pertanyaan yang

diajukan guru cenderung tidak membutuhkan jawaban siswa karena langsung

dijawab oleh siswa dan guru hanya mengekor saja.

3. Pada saat belajar kelompok, partisipasi siswa yang berinteraksi dengan guru

belum melibatkan seluruh kelompok.

4. Guru sudah berkeliling ke seluruh kelas, untuk mengontrol diskusi yang

dilakukan oleh siswa. Terlihat siswa banyak melakukan pertanyaan yang

langsung dijawab oleh guru.

5. Kebiasaan guru langsung menjawab pertanyaan siswa, masih ada dalam

pembelajaran kali ini, mestinya guru melemparkan terlebih dahulu pertanyaan

tersebut kepada siswa yang lain dan memberikan kesempatan kepada siswa yang

lain untuk memberikan jawabannya. Selain itu pula guru dapat memberikan

pujian (reward) kepada siswa yang bertanya maupun yang menjawab.

2. Perencanaan Tindakan Siklus Kedua.

Berdasarkan refleksi terhadap pelaksanaan tindakan pertama, peneliti dan guru

mitra mengadakan diskusi balikan untuk memperbaiki pelaksanaan tindakan pertama dan

merencanakan tindakan siklus kedua. Diskusi ini langsung dilaksanakan setelah refleksi

dengan guru mitra. Dari hasil diskusi ini kami memperoleh kesepakatan sebagai berikut:

26

Page 27: BAB II - hendraprijatna68.files.wordpress.com  · Web viewKamus bahasa mendefinisikan diskursus dan diskusi ... diskusi dengan merangkum atau mengungkapkan makna ... yang sedang

1. Kelompok belajar sudah berjalan dengan baik dan siswa sudah mampu untuk

berkomunikasi, mencari informasi, berpikir dan menganalisa juga membina kerja

sama kelompok.

2. Sifat teacher centered sudah tidak terlihat lagi, guru sudah memfungsikan diri

sebagai motivator dan fasilitator dalam belajar dengan memberikan kesempatan dan

pelayanan yang sama kepada masing-masing kelompok.

3. Supaya guru tetap bertindak sebagai motivator dan fasilitator selama proses belajar

mengajar berlangsung, dan tetap menjalankan model diskusi sesuai dengan tata cara

yang sudah dilatihkan.

4. Siklus pertama masih difokuskan pada kemampuan siswa dalam berkomunikasi,

mencari informasi, berpikir dan menganalisa juga membina kerja sama kelompok

ditambah dengan kemampuan siswa secara individual dalam mengerjakan tes

berikutnya.

3. Pelaksanaan Tindakan Siklus Kedua

Secara keseluruhan daftar nilai mulai dari tes yang pertama sampai dengan yang

terakhir dapat dilihat pada lampiran Tabel 6, dan rekapitulasi dapat dilihat pada table 7.

serta rekapitulasi penghargaan terhadap kelompok setelah dua kali tes dapat dilihat

dalam lampiran pada table 8.

Dari hasil refleksi ini disepakati:

1. Kinerja guru sudah optimal, guru sudah mampu menjadi fasilitator dan motivator

siswa dalam belajar kelompok.

2. Siswa sudah dapat bekerja kelompok secara maksimal. Siswa sudah

menunjukkan bahwa mereka sudah mampu untuk berkomunikasi, mencari

informasi, berpikir dan menganalisa juga membina kerja sama kelompok. Selain

27

Page 28: BAB II - hendraprijatna68.files.wordpress.com  · Web viewKamus bahasa mendefinisikan diskursus dan diskusi ... diskusi dengan merangkum atau mengungkapkan makna ... yang sedang

itu juga siswa yang selama ini merasa bisa, dapat membantu temannya yang

belum mampu memahami materi.

3. Peneliti dan guru menyepakati bahwa pada siklus kedua ini merupakan puncak

dari kemampuan guru dalam hal menumbuhkan semangat siswa dalam belajar

kelompok dan peduli kepada teman satu kelompoknya dan siswa pun sudah

menunjukkan bahwa mereka sudah berusaha agar kelompoknya menjadi

kelompok yang terbaik.

C. Analisis Penelitian

Berdasarkan pada pelaksanaan penelitian tindakan ini, sejak siklus pertama

hingga siklus kedua, beberapa analisis yang dilakukan oleh peneliti berdasarkan pada

penerapan model diskusi di kelas X3 SMA N Jatinangor, adalah sebagai berikut:

1. Analisis Tindakan Pertama

Beberapa temuan yang dapat dianalisis dalam tindakan pertama ini adalah: (1)

kemampuan guru dalam membuka pelajaran, (2) pemahaman guru terhadap model

diskusi (3) penggunaan sumber dan alat belajar (4) kemampuan guru dalam mengelola

kelas (5) kemampuan siswa membentuk kelompok belajar (6) kemampuan siswa belajar

dalam kelompoknya, dan (7) kemampuan guru menutup pelajaran.

Sesuai dengan rencana awal yang disusun oleh peneliti dengan guru mitra, pada

awal pembelajaran guru harus membuka pembelajaran terlebih dahulu. Guru membuka

pelajaran dengan mengabsen siswanya terlebih dahulu tetapi tidak dilanjutkan dengan

memberikan entry behaviour . Kemudian guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang

akan dilakukan pada hari ini. Guru meminta siswa untuk membuat kelompok dengan

berdasarkan prinsip heterogenitas (Slavin 1995:4). Guru menjelaskan apa itu prinsip

28

Page 29: BAB II - hendraprijatna68.files.wordpress.com  · Web viewKamus bahasa mendefinisikan diskursus dan diskusi ... diskusi dengan merangkum atau mengungkapkan makna ... yang sedang

heterogenitas, sehingga siswa lebih paham dalam pembentukan kelompok. Dalam

beberapa menit siswa mencoba untuk membentuk kelompoknya, walaupun pada saat

peneliti bertanya kepada salah seorang siswa (ASy ), mereka tidak terbiasa membentuk

kelompok dengan memperhatikan kemampuan masing-masing. Biasanya mereka

membentuk kelompok dengan cara-cara: membagi kelompok berdasarkan lokasi tempat

duduk atau berdasarkan absen (dilakukan oleh guru) atau siswa memilih sendiri

kelompoknya berdasarkan kedekatan dengan siswa yang lainnya. Setelah berlangsung

beberapa menit, seorang siswa (Dk) mengusulkan agar guru saja yang membentuk

kelompoknya, dan didukung oleh ASy dan Da , yang didasarkan dari nilai yang sudah

ada. Menurut mereka, guru lebih mengetahui kemampuan siswa berdasarkan dua kali tes

yang sudah dilakukan oleh guru.

Dalam hal pembentukan kelompok ini, guru sudah berusaha untuk bersikap

demokratis, walaupun dalam model diskusi pembentukan kelompok siswa mutlak adalah

wewenang guru (Slavin, 1995). Slavin menyebutkan jangan biarkan siswa menentukan

kelompoknya sendiri, karena cenderung mengikuti perasaan suka atau tidak suka.

Sebenarnya guru sudah menyiapkan kelompok-kelompok berdasarkan peringkat siswa,

sehingga pada saat siswa meminta guru yang membentuk kelompoknya, guru sudah siap

dengan susunan kelompok tersebut.

Penggunaan sumber belajar, pada tindakan yang pertama ini, buku yang digunakan

hanya LKS terbitan dari CV Aria Duta Depok, tidak ditunjang oleh buku paket yang

lainnya. Alasan penggunaan LKS ini, karena harganya murah dan banyak latihannya.

Tidak ada usaha dari guru maupun siswa untuk mempunyai sumber belajar yang lain

sehingga siswa hanya terpaku pada apa yang ada dalam LKS tersebut. Keadaan seperti

ini harus diatasi dengan mengganti model pembelajaran yang biasanya konvensional

sehingga diharapkan penerapan model diskusi merupakan upaya yang tepat karena

29

Page 30: BAB II - hendraprijatna68.files.wordpress.com  · Web viewKamus bahasa mendefinisikan diskursus dan diskusi ... diskusi dengan merangkum atau mengungkapkan makna ... yang sedang

menurut Johnson & Johnson (Lie, 2002:17) dapat menumbuhkan saling ketergantungan

yang positif dan tanggung jawab perseorangan. Alasan ini akan memacu siswa untuk

mencari sumber belajar karena tujuan dari model diskusi adalah memotivasi siswa agar

saling membantu mengerjakan materi yang diberikan oleh guru. Jika kelompoknya ingin

menang maka masing-masing anggota kelompok harus membantu satu sama lain.

Dalam hal kemampuan mengelola kelas, guru mitra sudah berusaha untuk melakukan

aspek pertama dalam model diskusi yaitu presentasi kelas. Hal ini sering dilaksanakan

dengan pengajaran langsung oleh sang guru, . Presentasi kelas yang diberikan harus

difokuskan pada materi yang akan diberikan agar siswa lebih jelas fokusnya dan

memperhatikan presentasi dengan baik. Dalam melakukan presentasi kelas, guru masih

bersifat teacher centered, sifat ini terlihat pada saat ada pertanyaan dari siswa, guru

langsung menjawab tanpa memberi kesempatan kepada siswa yang lain untuk

mengemukakan pendapatnya. Seharusnya guru memberi kesempatan terlebih dahulu

kepada siswa yang lain yang mungkin sudah mengetahui manfaatnya. Pada saat siswa

sudah duduk dalam kelompoknya, guru sudah berjalan berkeliling dan melayani

pertanyaan-pertanyaan yang dilontarkan oleh siswa. Sayangnya kelompok yang tidak

bertanya, tidak diberi perhatian oleh guru, mungkin guru menganggap kelompok tersebut

sudah bisa memahami sendiri. Alangkah lebih baiknya apabila guru singgah ke

kelompok tersebut dan guru berinisiatif untuk bertanya terlebih dahulu. Asumsi bahwa

kelompok yang tidak bertanya pasti sudah bisa, dapat menghambat kelangsungan materi

jika kenyataannya kelompok tersebut tidak mengerti sama sekali.

Kerjasama siswa dalam kelompok sudah berlangsung cukup baik, terlihat dalam

masing-masing kelompok siswa yang ada dalam peringkat atas menugaskan dirinya

sendiri untuk memberikan penerangan kepada teman-temannya yang lain. Sementara

teman yang lainnya ada yang mendengarkan. Beberapa kelompok terlibat diskusi yang

30

Page 31: BAB II - hendraprijatna68.files.wordpress.com  · Web viewKamus bahasa mendefinisikan diskursus dan diskusi ... diskusi dengan merangkum atau mengungkapkan makna ... yang sedang

diselingi dengan perdebatan-perdebatan kecil. Secara keseluruhan, siswa sudah mampu

berkomunikasi dan bekerja sama dengan kelompoknya secara baik.

Guru sudah mengambil kesimpulan pada saat menutup pembelajaran dengan

mengulas kembali sedikit materi yang sudah dilakukan pada proses belajar mengajar.

Hal ini sepertinya sudah menjadi kebiasaan guru tersebut. Mungkin karena guru memang

sudah memahami bahwa proses belajar harus ditutup dengan membuat kesimpulan.

2. Analisis Tindakan Kedua.

Kinerja guru pada siklus kedua ini sudah bagus, guru sudah bisa menjadi fasilitator

dan motivator siswa dalam belajar kelompok. Sifat-sifat pembelajar yang teacher

centered sudah tidak terlihat dari mulai siklus pertama. Tidak ada lagi ceramah yang

membosankan, dominasi dan sikap guru yang otoriter, menguasai proses belajar

mengajar. Pembelajaran sudah berpusat pada siswa, dimana guru melakukan

pembelajarannya sesuai dengan kebutuhan siswa. Guru sudah membuka pelajaran dan

mengawali pembelajaran dengan memberikan entry behaviour juga menyampaikan

tujuan pembelajaran. Menyimpulkan pembelajaranpun dilakukan oleh guru diakhir

proses sebagai upaya untuk menutup pembelajaran.

Kemampuan siswa dalam bekerja kelompok pun sudah semakin baik, ini terlihat

dari hasil tes individu yang dilakukan pada siklus kedua ini dimana nilai terkecil yang

dicapai siswa adalah 70 dan banyak yang memperoleh nilai 100 sehingga bisa dikatakan

tujuan pembelajaran model diskusi ini tercapai.

Suasana belajar yang terekam dalam siklus kedua ini adalah kegairahan dan

semangat siswa dalam mengikuti proses belajar mengajar. Siswa tetap bersemangat

sampai akhir, terlihat pada saat guru bersama siswa memeriksa hasil tes bersama-sama,

31

Page 32: BAB II - hendraprijatna68.files.wordpress.com  · Web viewKamus bahasa mendefinisikan diskursus dan diskusi ... diskusi dengan merangkum atau mengungkapkan makna ... yang sedang

siswa terlihat sangat antusias, apalagi ada peningkatan nilai yang diperoleh oleh masing-

masing individu.

Peneliti dan guru mitra menyepakati bahwa pada siklus kedua ini merupakan

puncak dari kemampuan guru dalam menerapkan pembelajaran model diskusi dan

siswapun telah menunjukkan bahwa siswa merasa nyaman dengan model diskusi dan

telah berhasil memperbaiki nilai yang diperoleh secara individual walaupun belajar

secara berkelompok. Dengan anggapan bahwa pembelajaran sudah stabil dan ada

harapan dari siswa walaupun peneliti sudah tidak meneliti lagi, tapi pembelajaran ingin

tetap dilakukan seperti yang sudah diterapkan oleh guru, maka tindakan kedua

merupakan siklus terakhir.

D. Implikasi Model Diskusi terhadap Pembelajaran IPS.

Upaya mengembangkan suatu model pembelajaran yang mampu meningkatkan

hasil belajar siswa dalam mata pelajaran IPS dengan menggunakan model diskusi

dilakukan dengan maksud agar siswa mampu memahami materi inflasi secara lebih

mendalam dilihat dari sudut pandang dan kebiasaan yang berbeda dari biasanya.

Berbeda disini dalam artian siswa mampu menerapkan, membiasakan dan

membudayakan cara-cara yang diperoleh dalam model diskusi dalam proses

pembelajaran IPS selanjutnya dan pada pembelajaran yang lainnya.

Selain itu pula upaya penerapan model diskusi dalam pembelajaran IPS,

dimaksudkan pula agar siswa dapat belajar konten akademik dan keterampilan-

keterampilan dalam bidang sosial dan beberapa perilaku sosial, sikap dan kemampuan

(Slavin, 1994:3). Belajar dengan menggunakan model diskusi akan menumbuhkan gairah

dalam belajar, karena dengan cara ini akan terjadi kompetisi di antara sesama anggota

32

Page 33: BAB II - hendraprijatna68.files.wordpress.com  · Web viewKamus bahasa mendefinisikan diskursus dan diskusi ... diskusi dengan merangkum atau mengungkapkan makna ... yang sedang

kelompok dan memungkinkan siswa untuk belajar secara nyata bagaimana terlibat,

bertingkah laku, bekerja sama, kompromi, saling memberikan dukungan antar individu

dalam kelompok, merasakan, bersikap, bernilai dan berpartisipasi dalam kelompok yang

sangat penting artinya bagi kehidupannya di masyarakat dan bangsanya pada masa

mendatang (Badeni, 1998:6; Atmadinata, 2005:9).

Dalam model diskusi guru bukan lagi berperan sebagai satu-satunya nara

sumber dalam pembelajaran, melainkan berperan sebagai motivator, fasilitator dan

manajer pembelajaran. Iklim belajar yang berlangsung dalam suasana keterbukaan dan

demokratis akan memberikan kesempatan yang optimal bagi siswa untuk memperoleh

informasi yang lebih banyak mengenai materi yang dibelajarkan dan sekaligus melatih

sikap, dan keterampilan sosialnya sebagai bekal dalam kehidupannya di masyarakat

(Slavin:1992).

Dalam penerapan model diskusi di kelas dari siklus pertama sampai siklus

kedua, maka siswa memperoleh beberapa hal, yaitu:

1. Siswa memperoleh pengalaman baru tentang model pembelajaran, sehingga siswa

bisa membandingkan antara model pembelajaran yang lama yang hanya

mengandalkan metode ceramah, tanya jawab dan pemberian tugas dengan model

diskusi.

2. Siswa memperoleh pelajaran tentang: bekerja sama, saling memberikan motivasi

antar teman, menjadi pemimpin dalam kelompok, keberanian mengemukakan

pendapat, berkomunikasi, berpikir, bertanggung jawab, memecahkan masalah dan

menganalisa. Siswa juga sudah mengembangkan kemampuan mencari informasi

dengan semakin banyaknya siswa yang membawa sumber belajar yang tidak hanya

dari satu penerbit tetapi bermacam-macam penerbit, sehingga siswa bisa saling

bertukar informasi.

33

Page 34: BAB II - hendraprijatna68.files.wordpress.com  · Web viewKamus bahasa mendefinisikan diskursus dan diskusi ... diskusi dengan merangkum atau mengungkapkan makna ... yang sedang

3. Siswa mempunyai tanggung jawab individu dengan berusaha mengerjakan tesnya

seorang diri dan menginginkan hasil yang bagus sehingga akan berpengaruh baik

terhadap kelompoknya

4. Siswa menjadi lebih bergairah dan bersemangat dalam belajar dilihat dari ‘denyut’

pembelajaran yang berlangsung sampai siklus kedua terasa hidup, dan tidak terlihat

ada siswa yang merasa bosan.

5. Siswa memperoleh hasil yang lebih baik. Hal ini ditunjukkan dengan adanya

peningkatan nilai yang baik dari tes yang satu ke tes yang berikutnya.

Dalam dua siklus yang dilakukan, ditemukan beberapa hal yang dapat

dikatakan sebagai implikasi meningkatnya hasil pembelajaran dengan model diskusi

dalam pembelajaran IPS, dalam hubungannya dengan fungsi dan tujuan pembelajaran

IPS di SMA itu sendiri yaitu:

1. Siswa mampu mengembangkan pengetahuan tentang IPS pada materi inflasi.

Dalam mengembangkan pengetahuan ini, siswa berusaha untuk menggali informasi-

informasi IPS tidak hanya dari satu sumber. Hal ini terbukti pada saat observasi

pertama buku yang dipergunakan hanya satu sumber saja berupa LKS (Lembar Kerja

Siswa) tetapi pada akhir siklus kedua sudah banyak siswa yang memiliki bahan ajar

berupa buku paket walaupun tidak sama penerbitnya, jadi tidak sekedar LKS sebagai

pedoman utama. Beragamnya buku paket yang ada di kelas, justru menambah

pengetahuan siswa.

2. Siswa mampu mengembangkan keterampilan IPS.

Keterampilan yang dimaksud dalam materi inflasi adalah menganalisa terjadinya

inflasi. Keterampilan ini digunakan untuk mengkaji informasi yang sampai kepada

siswa guna menentukan kesahihan informasi tersebut. siswa yang bertanya tersebut

bisa memahami, menganalisa ulang dan menyimpulkan pendapat dari temannya.

34

Page 35: BAB II - hendraprijatna68.files.wordpress.com  · Web viewKamus bahasa mendefinisikan diskursus dan diskusi ... diskusi dengan merangkum atau mengungkapkan makna ... yang sedang

Keterampilan lain yang dimiliki siswa adalah sudah mampu untuk berkomunikasi,

mencari informasi, berpikir dan menganalisa juga membina kerja sama kelompok.

Kemampuan siswa memiliki keterampilan ini menghasilkan peningkatan nilai dari

tes yang pertama ke tes yang berikutnya.

3. Siswa mampu bersikap rasional, teliti, jujur dan bertanggung jawab.

Dalam mengembangan sikap rasional siswa sudah menunjukkan sikap rasional

mereka dalam hal pembentukan kelompok di siklus satu. Siswa menyerahkan

pembentukan kelompok kepada guru karena merasa tidak sanggup untuk

melakukannya sendiri. Siswa beranggapan prinsip heterogenitas yang diinginkan

oleh guru tidak akan tercapai karena masing-masing siswa belum mengetahui

kemampuannya dalamIPS pada materi inflasi. Ketelitian ditunjukkan dengan tidak

begitu saja menerima pendapat dari teman yang lain juga dalam mengerjakan lembar

kerja yang diberikan oleh guru dan ini sudah ditunjukkan sejak siklus satu. Sikap

jujur ditunjukkan oleh siswa pada saat mengerjakan tes yang diberikan oleh guru.

Siswa berusaha mengerjakan tesnya seorang diri, walaupun ini dikondisikan oleh

guru dengan memberikan set soal yang berbeda kepada setiap siswa. Sikap

bertanggung jawab ditunjukkan oleh siswa dengan cara membantu teman dalam satu

kelompoknya yang belum memahami materi yang diberikan dan berusaha untuk

mendapatkan nilai yang terbaik bagi kelompoknya. Hal ini sudah ditunjukkan sejak

siklus yang pertama.

Berdasarkan analisis yang dilakukan pada setiap siklus, teori-teori diskusi

terhadap pembelajaran IPS, maka model diskusi dapat diterapkan dalam

pembelajaran IPS di kelas X3 SMA N Jatinangor telah mencapai tujuannya.

35

Page 36: BAB II - hendraprijatna68.files.wordpress.com  · Web viewKamus bahasa mendefinisikan diskursus dan diskusi ... diskusi dengan merangkum atau mengungkapkan makna ... yang sedang

BAB VKESIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. Kesimpulan.

1. Penguasaan konsep siswa kelas X3 SMA N Jatinangor dengan menerapkan

metode diskusi tampak jelas meningkat dan dari siklus pertama ketuntasan telah

mencapai 44,47% dan meningkat pada siklus kedua menjadi 79,34%. Maka

dengan demikian jelaslah bahwa dengan penerapan metode diskusi pada kegiatan

belajar mengajar IPS pada materi Inflasi telah terbukti berhasil.

2. Model diskusi merupakan suatu pembelajaran yang mengkondisikan siswa untuk

belajar dalam suatu kelompok kecil dengan tingkat kemampuan yang berbeda.

Dalam menyelesaikan tugas-tugasnya, setiap anggota kelompok bekerja sama

dan saling membantu untuk saling memahami materi yang diberikan, membantu

memberikan informasi kepada teman satu kelompok sehingga dapat

meningkatkan hasil belajar. Kegiatan belajar dinyatakan selesai jika semua

siswa dalam kelompok tersebut memahami dan menguasi materi pembelajaran.

36

Page 37: BAB II - hendraprijatna68.files.wordpress.com  · Web viewKamus bahasa mendefinisikan diskursus dan diskusi ... diskusi dengan merangkum atau mengungkapkan makna ... yang sedang

Model dapat dipergunakan pada semua tingkatan belajar sehingga

memungkinkan untuk mencapai keberhasilan belajar. Keberhasilan

pembelajaran diskusi tidak hanya ditentukan oleh guru tetapi juga ditentukan oleh

siswa yang tergabung dalam kelompoknya. pelaksanaan diskusi harus diiringi

dengan pembekalan keterampilan dalam melakukan kerja sama seperti berani

berbicara dan mengemukakan pendapat, berani bertanya, menghargai pendapat

teman, memberi semangat kepada teman untuk berbicara, tidak mendominasi

pembicaraan dalam kelompok, mempunyai kemampuan argumentasi dan

keterampilan-keterampilan lainnya yang dapat menunjang suksesnya strategi

diskusi.

3. Peran penting guru sebagai pemegang kebijakan dalam menentukan

pembelajaran di dalam kelas, tidak dapat diabaikan, karena itu guru mutlak harus

memiliki wawasan yang luas dan mengetahui berbagai metode dalam

pembelajaran sehingga dapat meningkatkan aktifitas dan kreatifitas siswa dalam

mengatasi kesulitan-kesulitan belajar pada mata pelajaran IPS. Guru dituntut

harus memahami keinginan siswa dalam belajar tetapi tidak melepas begitu saja.

Guru tetap bertanggung jawab sepenuhnya dalam proses belajar mengajar. Model

diskusi dengan sendirinya menjadikan pembelajaran yang asalnya bersifat

teacher centered menjadi student centered, karena kondisi sosial di dalam kelas

berbeda. Jika biasanya guru yang terus memberikan materi secara klasikal

individual, maka setelah model ini diterapkan, interaksi yang terjadi di dalam

kelas menjadi interaksi antar guru dengan siswa, siswa dengan siswa dalam satu

kelompok, siswa dengan siswa yang berbeda kelompok dan kelompok yang satu

dengan kelompok yang lainnya. Hal ini membuat suasana kelas lebih hidup dan

tidak membosankan bagi siswa. Peranan guru hanya sebagai fasilitator dan

37

Page 38: BAB II - hendraprijatna68.files.wordpress.com  · Web viewKamus bahasa mendefinisikan diskursus dan diskusi ... diskusi dengan merangkum atau mengungkapkan makna ... yang sedang

motivator dalam upaya membantu dan melatih siswa dalam menerapkan model

diskusi di dalam kelas.

Oleh karena itu, proses pembelajaran IPS sudah seharusnya diarahkan pada

penekanan proses yang dilakukan selama pembelajaran, bukan hanya dilihat dari hasil

akhir sehingga siswa tidak lagi menganggap bahwa IPS merupakan pelajaran yang sulit

dipelajari tetapi justru dalam prosesnya siswa diajak untuk menyenangi pelajaran IPS.

Dengan mementingkan proses siswa dibiasakan dan dilatih untuk melakukan segala hal

yang berkaitan dengan pembelajaran IPS.

B. Rekomendasi

Berdasarkan kesimpulan yang telah diuraikan, maka dapat dikemukakan

beberapa rekomendasi dalam penerapan model diskusi sebagai berikut:

1. Berdasarkan pada hasil temuan selama penelitian, maka model diskusi dapat

diterapkan dengan baik di dalam kelas dan dapat meningkatkan hasil belajar siswa

dan keterampilan yang dilakukan oleh siswa. Hal ini membuktikan bahwa penting

untuk mempertimbangkan model diskusi sebagai salah satu model pembelajaran

yang dapat dilakukan di dalam kelas. Untuk meningkatkan pemahaman siswa,

sebaiknya siswa banyak berlatih dan melakukan peer teaching sehingga pemahaman

siswa terhadap materi IPS menjadi lebih baik.

2. Model diskusi dapat dilaksanakan dengan baik, maka diperlukan kerja sama yang

baik antara guru dan siswa. Guru harus betul-betul memahami model yang akan

diterapkan di kelas sehingga jika ada siswa yang tidak mengerti model diskusi, guru

dapat menjelaskannya dengan baik. Dalam penerapan model diskusi, guru sebaiknya

dapat menjalankan perannya sebagai perancang, fasilitator, motivator dan pengelola

pembelajaran. Untuk memperoleh kinerja seperti itu, maka guru sebaiknya terus

38

Page 39: BAB II - hendraprijatna68.files.wordpress.com  · Web viewKamus bahasa mendefinisikan diskursus dan diskusi ... diskusi dengan merangkum atau mengungkapkan makna ... yang sedang

mengembangkan profesionalisme baik melalui pendidikan formal maupun kegiatan-

kegiatan pengembangan professional dalam jabatan seperti MGMP, workshop dan

kegiatan-kegiatan lain yang dapat mengembangkan wawasan.

3. Guru dapat mendorong siswa untuk menambah wawasannya dengan menyarankan

pencarian informasi tentang IPS dari berbagai buku sumber, media baik cetak

maupun elektronik bahkan dari internet. Hal ini dapat memberikan nilai tambah

kepada siswa dan pemahaman yang baru. Guru akan merasa termotivasi untuk

mengembangkan dirinya juga jika siswa dapat melakukan hal-hal yang disarankan

oleh gurunya.

39

Page 40: BAB II - hendraprijatna68.files.wordpress.com  · Web viewKamus bahasa mendefinisikan diskursus dan diskusi ... diskusi dengan merangkum atau mengungkapkan makna ... yang sedang

DAFTAR PUSTAKA

Al Muchtar, Suwarma. (2004). Pengembangan berpikir dan Nilai dalam Pendidikan IPS, Bandung: Gelar Pustaka Mandiri.

Departemen Pendidikan Nasional. (1999) Bahan Pelatihan Penelitian Tindakan (Action Research), Jakarta: tidak diterbitkan.

Dimyati dan Mulyana. (2002). Belajar dan Pembelajaran. Jakarta:Rineka Cipta.

Djahiri, Kosasih. (2004). Petikan Internet – 09.04: Cooperative/Collaborative Inquiry Learning Model and Social Learning Model. Bandung:Prodi PU – PPS UPI.

Djajadisastra, Y. (1982). Metode-metode Mengajar, Jilid I dan II, Bandung: Angkasa.

Elliott, John. (1991). Action Research for Educational Change. Great Britain:Rowland Phototypesetting,Ltd

Hamalik, Oemar. (2001). Proses Belajar Mengajar. Bandung: Bumi Aksara.

Hasan, Said Hamid.(1996) Pendidikan Ilmu Sosial, Jakarta, Proyek Pendidikan Tenaga Akademik, Dirjen Dikti, Depdikbud.

Ibrahim, Muslimin, et.al. ( 2000). Pembelajaran Kooperatif. Surabaya: Universitas Negeri Surabaya, University Press.

Mulyasa, E. (2005). Menjadi Guru Profesional: Menciptakan Pembelajaran Kreatif dan Menyenangkan. Bandung:Rosda.

Nasution, S. (1989) Berbagai Pendekatan Proses Belajar Mengajar, Jakarta,:Bina Aksara.

40

Page 41: BAB II - hendraprijatna68.files.wordpress.com  · Web viewKamus bahasa mendefinisikan diskursus dan diskusi ... diskusi dengan merangkum atau mengungkapkan makna ... yang sedang

Slavin, Robert. E. (1995). Cooperative Learning: Theory, Research and Practice. Second Edition. Boston-London-Toronto-Sidney-Tokyo-Singapore:Allyn and Bacon

Somatri, M. Numan. (2001), Menggagas Pembaharuan Pendidikan IPS, Bandung: Remaja Rosdakarya

Suryosubroto, (2002). Proses Belajar Mengajar di Sekolah. Jakarta: Rineka Cipta.

Wardani, I Gak, dkk. (2000). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Universitas Terbuka.

Wiriaatmadja, Rochiati & Wahab, Abdul Azis. (2003) Hand out Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research), Lokakarya Program Applied Aproach Bagi dosen Baru. Universitas Pendidikan Indonesia.

41