bab ii value of the firm) (s alvatore, ii.pdfperusahaan akan tercermin pada harga sahamnya. ......

22
15 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Nilai Perusahaan Tujuan utama perusahaan menurut theory of the firm adalah untuk memaksimalkan kekayaan atau nilai perusahaan (value of the firm) (Salvatore, 2011). Memaksimalkan nilai perusahaan sangat penting bagi perusahaan, karena dengan memaksimalkan nilai perusahaan berarti juga memaksimalkan kemakmuran pemegang saham yang merupakan hal penting yang harus dicapai oleh manajemen perusahaan (Brigham dan Daves, 2010). Memaksimalkan kemakmuran pemegang saham dapat diterjemahkan menjadi memaksimalkan harga saham perusahaan. Meskipun perusahaan memiliki tujuan-tujuan yang lain, namun memaksimalkan harga saham adalah tujuan yang paling penting (Brigham dan Houston, 2011). Mengetahui tujuan manajemen keuangan secara benar dapat membantu perusahaan dalam menentukan keputusan-keputusan keuangannya. Tujuan meningkatkan nilai perusahaan semestinya melandasi segala bentuk keputusan yang diambil oleh manajemen perusahaan. Nilai perusahaan yang dibentuk melalui indikator nilai pasar saham sangat dipengaruhi keputusan-keputusan keuangan yang ditetapkan oleh manajer keuangan. Keputusan yang tepat akan meningkatkan nilai perusahaan dan akhirnya akan berdampak pula pada kemakmuran pemilik perusahaan. Husnan (2008) menyatakan, yang dimaksud dengan nilai perusahaan merupakan harga yang bersedia dibayar oleh calon pembeli apabila perusahaan

Upload: nguyendung

Post on 13-May-2019

216 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II value of the firm) (S alvatore, II.pdfperusahaan akan tercermin pada harga sahamnya. ... yaitu perbandingan dividen dengan harga saham, ... Profitabilitas merupakan kemampuan

15

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1 Nilai Perusahaan

Tujuan utama perusahaan menurut theory of the firm adalah untuk

memaksimalkan kekayaan atau nilai perusahaan (value of the firm) (Salvatore,

2011). Memaksimalkan nilai perusahaan sangat penting bagi perusahaan, karena

dengan memaksimalkan nilai perusahaan berarti juga memaksimalkan

kemakmuran pemegang saham yang merupakan hal penting yang harus dicapai

oleh manajemen perusahaan (Brigham dan Daves, 2010). Memaksimalkan

kemakmuran pemegang saham dapat diterjemahkan menjadi memaksimalkan

harga saham perusahaan. Meskipun perusahaan memiliki tujuan-tujuan yang lain,

namun memaksimalkan harga saham adalah tujuan yang paling penting (Brigham

dan Houston, 2011).

Mengetahui tujuan manajemen keuangan secara benar dapat membantu

perusahaan dalam menentukan keputusan-keputusan keuangannya. Tujuan

meningkatkan nilai perusahaan semestinya melandasi segala bentuk keputusan

yang diambil oleh manajemen perusahaan. Nilai perusahaan yang dibentuk

melalui indikator nilai pasar saham sangat dipengaruhi keputusan-keputusan

keuangan yang ditetapkan oleh manajer keuangan. Keputusan yang tepat akan

meningkatkan nilai perusahaan dan akhirnya akan berdampak pula pada

kemakmuran pemilik perusahaan.

Husnan (2008) menyatakan, yang dimaksud dengan nilai perusahaan

merupakan harga yang bersedia dibayar oleh calon pembeli apabila perusahaan

Page 2: BAB II value of the firm) (S alvatore, II.pdfperusahaan akan tercermin pada harga sahamnya. ... yaitu perbandingan dividen dengan harga saham, ... Profitabilitas merupakan kemampuan

16

tersebut dijual. Apabila perusahaan menawarkan saham ke publik maka nilai

perusahaan akan tercermin pada harga sahamnya. Jadi, dengan meningkatnya

harga saham membuat nilai perusahaan menjadi tinggi. Nilai perusahaan yang

tinggi akan berdampak pada kepercayaan pasar, tidak hanya pada kinerja

perusahaan saat ini namun juga untuk melihat prospek perusahaan di masa depan.

Nilai perusahaan dapat diukur dengan menggunakan beberapa rasio antara

lain Earning per Share (EPS) merupakan rasio yang menunjukkan berapa besar

keuntungan (return) yang diperoleh investor atau pemegang saham per lembar

saham, Price Earning Ratio (PER) yang merupakan rasio harga saham suatu

perusahaan dengan pendapatan per saham perusahaan tersebut, Dividend Yield

yaitu perbandingan dividen dengan harga saham, dan Price to Book Value (PBV)

yang merupakan rasio yang membandingkan antara nilai saham menurut pasar

dengan harga saham berdasar harga buku /book value (Brigham and

Houston,2011).

Penelitian ini menggunakan Price to Book Value (PBV) sebagai proksi

dari nilai perusahaan. Price to Book Value yang tinggi akan meningkatkan

kepercayaan pasar terhadap prospek perusahaan dan mengindikasikan

kemakmuran pemegang saham yang tinggi (Soliha dan Taswan, 2002). Price to

Book Value digunakan untuk melihat berapa besar tingkat undervalued maupun

overvalued harga saham yang dihitung berdasarkan nilai buku setelah

dibandingkan dengan harga pasar (Brigham dan Houston,2011). Semakin tinggi

rasioprice to book value ini maka akan berpengaruh positif terhadap harga saham

dari perusahaan yang bersangkutan karena semakin tinggi rasio maka semakin

Page 3: BAB II value of the firm) (S alvatore, II.pdfperusahaan akan tercermin pada harga sahamnya. ... yaitu perbandingan dividen dengan harga saham, ... Profitabilitas merupakan kemampuan

17

berhasil perusahan menciptakan nilai (return) bagi pemegang saham dan semakin

besar rasio PBVnya, semakin tinggi perusahaan dinilai oleh para investor.

2.2 Profitabilitas

Profitabilitas merupakan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan

keuntungan dan mengukur tingkat efisiensi operasional dan efisiensi dalam

menggunakan harta yang dimilikinya (Chen, 2002). Menurut Brigham dan

Gapenski (2006) ”Profitability is the net results of a number of policies and

decisions”. Brigham dan Houston (2011) juga menyatakan bahwa profitabilitas

adalah hasil bersih dari serangkaian kebijakan dan keputusan dalam suatu

perusahaan.

Rasio profitabilitas menunjukkan keberhasilan perusahaan dalam

menghasilkan keuntungan (Ang, 1997). Kemampuan perusahaan dalam

menghasilkan laba merupakan kewajiban perusahaan kepada para pemegang

saham, dan juga laba merupakan elemen dalam menentukan nilai perusahaan.

Maka setiap perusahaan akan selalu berusaha meningkatkan profitabilitasnya,

karena semakin tinggi nilai profitabilitas maka perusahaan akan memiliki prospek

yang baik di masa depan.

Terdapat beberapa rasio yang digunakan untuk mengukur profitabilitas

perusahaan (Sartono, 2009) dalam (Pratiska, 2012) diantaranya:

Page 4: BAB II value of the firm) (S alvatore, II.pdfperusahaan akan tercermin pada harga sahamnya. ... yaitu perbandingan dividen dengan harga saham, ... Profitabilitas merupakan kemampuan

18

1) Gross profit margin (GPM)

Gross profit margin berfungsi untuk mengukur tingkat pengembalian

keuntungan kotor terhadap penjualan bersihnya. Nilai GPM semakin

mendekati satu, maka berarti semakin efisien biaya yang dikeluarkan untuk

penjualan dan semakin besar juga tingkat pengembalian keuntungan. GPM

dapat diketahui dengan perhitungan sebagai berikut:

= − … . (2.1)2) Net Proft Margin (NPM)

Net profit margin mengukur tingkat pengembalian keuntungan bersih terhadap

penjualan bersihnya. Nilai NPM juga berada diantara nol dan satu. Nilai NPM

semakin besar mendekati satu, maka berarti semakin efisien biaya yang

dikeluarkan dan juga berarti semakin besar tingkat pengembalian keuntungan

bersihnya.

= ℎ …………………………… . (2.2)3) Return On Investment (ROI)

Return on investment digunakan untuk mengukur efektivitas perusahaan

didalam menghasilkan keuntungan dengan memanfaatkan aktiva yang

dimilikinya. ROI dapat dikatakan juga sebagai Return On Assets (ROA).

Rasio ini merupakan rasio yang terpenting diantara rasio profitabilitas yang

ada.

= ℎ …………………………(2.4)

Page 5: BAB II value of the firm) (S alvatore, II.pdfperusahaan akan tercermin pada harga sahamnya. ... yaitu perbandingan dividen dengan harga saham, ... Profitabilitas merupakan kemampuan

19

4) Return On Equity (ROE)

Return on equity merupakan tingkat pengembalian atas ekuitas pemilik

perusahaan. Ekuitas pemilik adalah jumlah aktiva bersih perusahaan. Return

on equity atau return on net worth mengukur kemampuan perusahaan

memperoleh laba yang tersedia bagi pemegang saham perusahaan. Return on

equity dapat dirumuskan sebagai berikut:

= ℎ …………………………… . . . (2.5)Sesuai dengan kepentingan para investor terhadap pertumbuhan nilai

investasi dan berdasarkan beberapa pendapat di atas maka rasio keuangan yang

digunakan dalam penelitian ini sebagai alat untuk menganalisis kinerja keuangan

perusahaan adalah Return On Equity (ROE). Return On Equity adalah salah satu

rasio profitabilitas yang merupakan perbadingan antara laba bersih setelah pajak

dengan modal sendiri. Return On Equitymerupakan rasio untuk mengukur

kemampuan manajemen dalam mengelola capital yang ada untuk mendapatkan

net income. Husnan dan Pudjiastuti (2006) menjelaskan bahwa ROE adalah rasio

yang digunakan untuk mengetahui seberapa banyak keuntungan yang menjadi hak

pemilik modal sendiri, sedangkan menurut Harjanti dan Tandelilin (2007) ROE

merupakan rasio yang menggambarkan sejauh mana kemampuan perusahaan

menghasilkan laba yang dapat diperoleh pemegang saham.

Return on equity merupakan rasio yang penting bagi pemilik perusahaan

karena rasio ini dapat menunjukkan tingkat pengembalian yang dihasilkan oleh

manajemen perusahaan dari modal yang disediakan oleh pemegang saham dan

Page 6: BAB II value of the firm) (S alvatore, II.pdfperusahaan akan tercermin pada harga sahamnya. ... yaitu perbandingan dividen dengan harga saham, ... Profitabilitas merupakan kemampuan

20

rasio ini dapat menunjukkan keuntungan yang akan dinikmatinya. Pertumbuhan

return on equity (ROE) dapat menunjukkan prospek perusahaan yang semakin

baik karena ini berarti terdapat potensi peningkatan keuntungan yang akan

diperoleh perusahaan. Hal ini akan memberikan sinyal positif bagi investor

terhadap perusahaan, sehingga akan meningkatkan kepercayaan investor serta

akan mempermudah manajemen perusahaan menarik modal dalam bentuk saham

yang secara tidak langsung akan berdampak pada kenaikan harga saham di pasar

modal.

2.3 Struktur Modal

Struktur modal (capital structure) merupakan kombinasi hutang dan

ekuitas dalam struktur keuangan jangka panjang perusahaan. Tidak seperti debt

ratio atau leverage ratio yang hanya menggambarkan rasio hutang dan ekuitas

pada suatu saat tertentu, struktur modal lebih menggambarkan target komposisi

hutang dan ekuitas dalam jangka panjang suatu perusahaan (Arifin,2005). Husnan

(2008) menyebutkan keputusan pendanaan akan tercermin pada sisi pasiva.

Apabila hanya memperlihatkan dana yang tertanam dalam jangka waktu yang

lama, maka perbandingan tersebut disebut sebagai struktur modal. Lebih jauh lagi,

dijelaskan apakah terdapat pengaruh perubahan struktur modal terhadap nilai

perusahaan, kalau keputusan investasi dan kebijakan dividen dipegang konstan.

Maksudnya, apabila komposisi antara hutang jangka panjang dan modal sendiri

yang terdapat dalam struktur modal berubah apakah harga saham akan berubah,

dengan asumsi keputusan-keputusan lainnya tidak berubah. Struktur modal yang

Page 7: BAB II value of the firm) (S alvatore, II.pdfperusahaan akan tercermin pada harga sahamnya. ... yaitu perbandingan dividen dengan harga saham, ... Profitabilitas merupakan kemampuan

21

terbaik (optimal) adalah struktur modal yang dapat memaksimalkan harga saham

atau nilai perusahaan.

Brigham dan Houston (2011) mengatakan struktur modal yang optimal

dapat mengalami perubahan dari waktu ke waktu, di mana perubahan dalam

struktur modal akan mempengaruhi tingkat risiko dan biaya dari masing-masing

jenis modal, dan hal ini dapat mengubah rata-rata tertimbang biaya modalnya.

Perubahan dalam biaya modal juga dapat mempengaruhi keputusan penganggaran

modal dan akhirnya harga saham perusahaan tersebut.

2.3.1Teori Struktur Modal

Teori struktur modal menjelaskan pengaruh keputusan pendanaan terhadap

nilai perusahaan atau biaya modal. Keputusan pendanaan mempelajari bagaimana

pengaruh sumber dana yang berbeda yaitu antara hutang dan modal sendiri

terhadap nilai perusahaan, seandainya keputusan investasi dan kebijakan dividen

tidak berubah atau konstan. Sartono (2008) mengemukakan teori struktur modal

sebagai berikut :

Begitu banyak teori tentang struktur modal dikembangkan, namun belum

ada penjelasan yang memuaskan mengenai seberapa besar hutang yang ideal.

Berikut ini akan dikemukakan beberapa teori mengenai struktur modal:

1) Pendekatan Laba Bersih (Net Income)

Pendekatan laba bersih mengasumsikan bahwa investor

mengkapitalisasi atau menilai laba perusahaan dengan tingkat biaya hutang

yang konstan pula. Biaya modal sendiri dan biaya hutang konstan akan

Page 8: BAB II value of the firm) (S alvatore, II.pdfperusahaan akan tercermin pada harga sahamnya. ... yaitu perbandingan dividen dengan harga saham, ... Profitabilitas merupakan kemampuan

22

menyebabkan jumlah hutang yang digunakan perusahaan akan semakin

besar sehingga biaya modal rata-rata tertimbang akan semakin kecil. Jika

biaya modal rata-rata tertimbang semakin kecil sebagai akibat penggunaan

hutang yang semakin besar, maka nilai perusahaan akan meningkat.

2) Pendekatan Laba Operasi Bersih (NOI)

Pendekatan ini mengasumsikan bahwa investor memiliki reaksi

yang berbeda terhadap penggunaan hutang oleh perusahaan. Pendekatan

ini melihat bahwa biaya modal rata-rata tertimbang konstan berapapun

tingkat hutang yang digunakan oleh perusahaan. Pertama, diasumsikan

bahwa biaya hutang konstan seperti halnya dengan pendekatan laba bersih.

Kedua, penggunaan hutang yang semakin besar oleh pemilik modal sendiri

dilihat sebagai peningkatan risiko perusahaan. Tingkat keuntungan yang

disyaratkan oleh pemilik modal sendiri akan meningkat sebagai akibat

meningkatnya risiko perusahaan. Konsekuensinya biaya modal rata-rata

tertimbang tidak mengalami perubahan dan keputusan struktur modal

menjadi tidak penting.

3) Pendekatan tradisional

Pendekatan tradisional berpendapat akan adanya struktur modal

yang optimal, dengan kata lain struktur modal mempunyai pengaruh

terhadap nilai perusahaan. Pendekatan ini mengasumsikan bahwa hingga

satu leverage tertentu, risiko perusahaan tidak mengalami perubahan

sehingga baik biaya hutang (kd) maupun biaya modal sendiri (ke) relatif

konstan. Kendati demikian setelah leverage atau rasio hutang tertentu,

Page 9: BAB II value of the firm) (S alvatore, II.pdfperusahaan akan tercermin pada harga sahamnya. ... yaitu perbandingan dividen dengan harga saham, ... Profitabilitas merupakan kemampuan

23

biaya hutang dan biaya modal sendiri meningkat. Peningkatan biaya modal

sendiri ini akan semakin besar dan bahkan akan lebih besar daripada

penurunan biaya karena penggunaan hutang yang lebih murah. Akibatnya

biaya modal rata-rata tertimbang pada awalnya menurun dan setelah

leverage tertentu akan meningkat, oleh karena itu nilai perusahaan mula-

mula meningkat dan akan menurun sebagai akibat penggunaan hutang

yang semakin besar.

4) Pendekatan Modigliani-Miller (MM)

(1) Pendekatan MM Tanpa Pajak

Pertama kali MM memperkenalkan teori dtruktur modal dengan

asumsi tidak ada pajak pendapatan perusahaan. MM berpendapat

bahwa nilai perusahaan adalah tidak tergantung atau tidak

dipengaruhi oleh struktur modal. Hal ini dikarenakan adanya

proses arbitrase dimana nilai dua perusahaan berbeda hanya karena

kedua perusahaan tersebut memiliki struktur modal yang berbeda.

Investor akan menjual saham perusahaan yang memiliki hutang

dengan harga yang lebih tinggi, kemudian membeli saham

perusahaan yang tidak memiliki hutang atau unlevered dan

menginvestasikan kelebihan dananya pada investasi lain. Asumsi

akan tidak ada biaya transaksi maka investor dapat meningkatkan

tingkat keuntungan yang diterima dengan tingkat risiko yang sama.

Proses ini akan berlangsung terus hingga kedua perusahaan

memiliki nilai pasar yang sama. Harga saham perusahaan yang

Page 10: BAB II value of the firm) (S alvatore, II.pdfperusahaan akan tercermin pada harga sahamnya. ... yaitu perbandingan dividen dengan harga saham, ... Profitabilitas merupakan kemampuan

24

tidak memiliki hutang akan meningkat sementara harga saham

perusahaan yang memiliki hutang akan turun.

(2) Pendekatan MM Ada Pajak

MM juga mengembangkan teori struktur modal dalam kondisi ada

pajak penghasilan perusahaan. Dalam kondisi ada pajak

penghasilan, perusahaan yang memiliki leverage akan memiliki

nilai lebih tinggi jika dibandingkan dengan perusahaan tanpa

leverage. Kenaikan nilai perusahaan terjadi karena pembayaran

bunga atas hutang merupakan pengurang pajak, oleh karena itu

laba operasi yang mengalir kepada investor menjadi semakin besar.

5) Teori Pensinyalan

Teori ini muncul sebagai akibat dari adanya informasi yang tidak

simetris antara manajer dan investor. Manajer biasanya mempunyai

informasi yang lebih baik dibandingkan dengan pihak luar. Investor yang

merasa mempunyai informasi yang lebih sedikit, akan berusaha

menginterpretasikan perilaku manajer. Perilaku manajer dalam hal

menentukan struktur modal dapat dianggap sebagai sinyal oleh pihak luar

(investor)

Terdapatnya suatu informasi yang asimetris antara manajemen

dengan investor, membuat perusahaan akan memilih menggunakan hutang

daripada menerbitkan saham dalam pembentukan struktur modalnya.

Melakukan penerbitan saham akan memberikan sinyal yang negatif dan

Page 11: BAB II value of the firm) (S alvatore, II.pdfperusahaan akan tercermin pada harga sahamnya. ... yaitu perbandingan dividen dengan harga saham, ... Profitabilitas merupakan kemampuan

25

akibatnya malah menekan harga saham, meskipun prospek perusahaan

tersebut sebetulnya cerah.

6) Pecking Order Theory

Pada teori ini dalam keputusan struktur modalnya perusahaan

mempunyai urutan preferensi dalam penggunaan dana. Berdasarkan

Pecking Order Theory urutan penggunaan dana tersebut adalah sebagai

berikut:

a. Perusahaan memilih pendanaan internal

b. Perusahaan menghitung target rasio pembayaran didasarkan pada

perkiraan kesempatan investasi. Perusahaan berusaha menghindari

perubahan dividen yang tiba-tiba.

c. Jika perusahaan memiliki aliran kas yang cukup besar, perusahaan

akan membayar hutang atau membeli surat berharga. Sedangkan bila

aliran kas tersebut lebih kecil, perusahaan akan menggunakan kas yang

dipunyai atau menjual surat berharga.

d. Jika pendanaan eksternal diperlukan, perusahan akan mengeluarkan

surat berharga yang aman terlebih dahulu, mulai dengan hutang

kemudian yang terakhir saham.

2.4 Risiko Bisnis

Aktivitas yang dilakukan perusahaan tidak dapat dipisahkan dari adanya

suatu risiko. Risiko dapat diartikan sebagai kemungkinan terjadi akibat buruk atau

kerugian yang tidak diinginkan (Imam, 2007). Menurut Brigham dan Daves

Page 12: BAB II value of the firm) (S alvatore, II.pdfperusahaan akan tercermin pada harga sahamnya. ... yaitu perbandingan dividen dengan harga saham, ... Profitabilitas merupakan kemampuan

26

(2010) risiko didefinisikan dalam Webster’s sebagai ”a hazard; a peril; exposure

to loss or injury.” Dengan demikian, risiko mengacu pada kemungkinan bahwa

suatu peristiwa yang tidak menguntungkan/merugikan akan terjadi.

Brigham dan Houston (2011) menyatakan bahwa terdapat dua dimensi

risiko, yaitu risiko keuangan dan risiko bisnis. Risiko keuangan merupakan

tambahan risiko yang dikenakan pada pemegang saham biasa sebagai akibat dari

keputusan perusahaan menggunakan hutang. Sedangkan risiko bisnis merupakan

tingkat risiko dari operasi perusahaan apabila tidak menggunakan hutang.

Menurut Brigham dan Houston (2011) yang dimaksud dengan risiko bisnis

adalah suatu fungsi dari ketidakpastian yang inheren di dalam proyeksi

pengembalian atas modal yang diinvestasikan di dalam sebuah perusahaan. Jadi,

sebelum memutuskan menggunakan hutang sebaiknya manajemen perusahaan

mempertimbangkan terlebih dahulu risiko bisnisnya. Berdasarkan pertimbangan

tersebut maka penelitian ini menggunakan risiko bisnis sebagai variabel dalam

menentukan suatu nilai perusahaan.

Terdapat beberapa faktor yang dapat mempengaruhi risiko bisnis suatu

perusahaan. Faktor-faktor tersebut dapat dipengaruhi oleh karakteristik masing-

masing perusahan, namun pada tingkat tertentu perusahaan dapat

mengendalikannya. Menurut Brigham dan Houston (2011) faktor-faktor yang

mempengaruhi risiko bisnis antara lain:

1. Variabilitas permintaan

Tingkat risiko bisnis perusahaan akan semakin kecil apabila permintaan atas

produk perusahaan semakin konstan dimana hal-hal lainnya tetap.

Page 13: BAB II value of the firm) (S alvatore, II.pdfperusahaan akan tercermin pada harga sahamnya. ... yaitu perbandingan dividen dengan harga saham, ... Profitabilitas merupakan kemampuan

27

2. Variabilitas harga jual

Perusahaan akan menghadapi risiko bisnis yang lebih tinggi dari perusahaan

sejenis apabila harga jual atas produk perusahaan tersebut lebih fluktuatif.

3. Variabilitas harga input

Perusahaan yang memperoleh input dengan harga yang sangat tidak pasti juga

bisa menghadapi risiko bisnis yang tinggi.

4. Kemampuan menyesuaikan harga output terhadap harga input

Sejumlah perusahaan menghadapi kesulitan dalam meningkatkan harga

produknya apabila biaya inputnya meningkat. Semakin besar kemampuan

suatu perusahaan dalam menyesuaikan harga output, maka semakin kecil

risiko bisnisnya. Kemampuan ini sangat diperlukan perusahaan ketika tingkat

inflasi menjadi tinggi.

5. Proporsi biaya tetap

Risiko bisnis akan meningkat ketika sebagian besar biaya perusahaan

merupakan biaya tetap. Hal ini terjadi ketika permintaan menurun namun

biaya tetap yang ditanggung oleh perusahaan tetap.

Suatu perusahaan memiliki risiko bisnis kecil atau rendah apabila

perusahaan menghadapi permintaan produk yang stabil, harga-harga input dan

produknya relatif konstan, harga produknya dapat segera disesuaikan apabila

terjadi kenaikan biaya dan sebagian besar biayanya bersifat variabel sehingga

akan menurun. Apabila hal-hal lain konstan/tetap sama, maka semakin rendah

risiko bisnis perusahaan, semakin tinggi rasio hutang yang digunakannya

(Mulianti, 2010)

Page 14: BAB II value of the firm) (S alvatore, II.pdfperusahaan akan tercermin pada harga sahamnya. ... yaitu perbandingan dividen dengan harga saham, ... Profitabilitas merupakan kemampuan

28

2.5 Pertumbuhan Perusahaan

Pertumbuhan dinyatakan sebagai pertumbuhan total aset dimana

pertumbuhan aset masa lalu akan menggambarkan profitabilitas yang akan datang

dan pertumbuhan yang akan datang (Taswan, 2003). Growth adalah perubahan

(penurunan atau peningkatan) total aktiva yang dimiliki oleh perusahaan.

Pertumbuhan aset dihitung sebagai persentase perubahan aset pada saat tertentu

terhadap tahun sebelumnya (Saidi, 2004). Berdasarkan definisi di atas dapat

dijelaskan bahwa growth merupakan perubahan total aset baik berupa peningkatan

maupun penurunan yang dialami oleh perusahaan selama satu periode.

Pertumbuhan aset menggambarkan pertumbuhan aktiva perusahaan akan

mempengaruhi profitabilitas perusahaan yang meyakini bahwa persentase

perubahan total aktiva merupakan indikator yang lebih baik dalam mengukur

growth perusahaan (Putrakrisnanda, 2009). Ukuran yang digunakan adalah

dengan menghitung proporsi kenaikan atau penurunan aktiva. Pada penelitian ini,

pertumbuhan perusahaan diukur dari proporsi perubahan aset untuk

membandingkan kenaikan atau penurunan atas total aset yang dimiliki oleh

perusahaan.

Tingkat pertumbuhan suatu perusahaan akan menunjukkan sampai

seberapa jauh perusahaan akan menggunakan hutang sebagai sumber

pembiyaannya, hubungannya dengan leverage maka perusahaan dengan tingkat

pertumbuhan yang tinggi sebaiknya menggunakan ekuitas sebagai sumber

pembiayaannya agar tidak terjadi biaya keagenan (agency cost) antara pemegang

saham dengan manajemen perusahaan, sebaliknya perusahaan dengan tingkat

Page 15: BAB II value of the firm) (S alvatore, II.pdfperusahaan akan tercermin pada harga sahamnya. ... yaitu perbandingan dividen dengan harga saham, ... Profitabilitas merupakan kemampuan

29

pertumbuhan yang rendah sebaiknya menggunakan hutang sebagai sumber

pembiyaan karena penggunaan hutang akan mengharuskan perusahaan tersebut

membayar bunga secara teratur.

Perusahaan dengan tingkat pertumbuhan potensial yang tinggi memiliki

kecenderungan untuk menghasilkan arus kas yang tinggi di masa yang akan

datang dan kapitalisasi pasar yang tinggi sehingga memungkinkan perusahaan

untuk memiliki biaya modal rendah, oleh sebab itu leverage memiliki hubungan

negatif dengan tingkat pertumbuhan sehingga semakin tinggi pertumbuhan, maka

semakin rendah pula rasio hutang terhadap ekuitas dengan asumsi variabel yang

lain konsisten.

2.6 Hubungan Risiko Bisnis Terhadap Profitabilitas

Risiko adalah suatu fungsi yang menyangkut ketidakpastian dan

kompleksitas yang dihubungkan dengan lingkungan yang mempunyai suatu

dampak penting pada kesuksesan perusahaan Olsen et al (1998) dalam Andjarwati

dan Grahita (2006). Risiko bisnis akan menggambarkan suatu kegagalan

perusahaan yang mengakibatkan kerugian yang tak terduga yang dialami

perusahaan. Risiko bisnis merupakan suatu kegagalan pengawasan intern yang

mengakibatkan kerugian tak terduga dan ketidakberhasilan dari manajemen untuk

memastikan pengembalian kepada perusahaan. Apabila risiko bisnis tinggi maka

kinerja perusahaan akan rendah Veliyath (1996) dalam Andjarwati dan

Grahita(2006)

Page 16: BAB II value of the firm) (S alvatore, II.pdfperusahaan akan tercermin pada harga sahamnya. ... yaitu perbandingan dividen dengan harga saham, ... Profitabilitas merupakan kemampuan

30

Houston (2001) menyatakan bahwa pengaruh antara risiko bisnis terhadap

kinerja adalah negatif. Apabila risiko bisnis tinggi maka kinerja perusahaan

rendah. Wahyono (2005) menyatakan bahwa risiko bisnis berpengaruh negatif

terhadap kinerja perusahaan. Pengelolaan risiko dilakukan dengan

mengindentifikasi, menghitung dan mengantisipasi serta menyiasati risiko bisnis

yang mungkin terjadi sehingga dapat meminimalkan risiko dan mengoptimalkan

kinerja. Sedangkan Anwar (2008) menemukan bahwa risiko bisnis berpengaruh

positif dan tidak signifikan terhadap kinerja perusahaan. Hal ini disebabkan

perusahaan mengabaikan risiko bisnis dan lebih mengutamakan pertumbuhan

perusahaan dari aspek pertumbuhan aset.

2.7 Hubungan Pertumbuhan Perusahaan Terhadap Profitabilitas

Pertumbuhan perusahaan menggambarkan rata-rata pertumbuhan,

perubahan kekayaan perusahaan maupun peningkatan kinerja perusahaan. Secara

teoritis pertumbuhan perusahaan menggambarkan tolak ukur keberhasilan suatu

perusahaan. Keberhasilan tersebut juga menjadi tolak ukur investasi untuk

pertumbuhan di masa yang akan datang. Growth mempengaruhi profitabilitas

melalui aset yang dimiliki sehingga berpengaruh terhadap produktivitas dan

efisiensi. Analisis profitabilitas akan sangat berkepentingan bagi pemegang saham

untuk memprediksi keuntungan yang akan diterima dalam jangka panjang.

Penelitian yang dilakukan oleh Kim et al (1998), Kusumajaya (2011),

Kaptiana dan Asandimitra (2013), Memon et al. (2012) dan Kouser et al. (2012)

menemukan bahwa pertumbuhan perusahaan memiliki pengaruh positif terhadap

Page 17: BAB II value of the firm) (S alvatore, II.pdfperusahaan akan tercermin pada harga sahamnya. ... yaitu perbandingan dividen dengan harga saham, ... Profitabilitas merupakan kemampuan

31

profitabilitas. Namun pada penelitian Fitzsimons et al (2005), Kuncoro dan

Marlien (2009) menemukan bahwa pertumbuhan perusahaan berpengaruh positif

tidak signifikan terhadap profitabilias, dan pada penelitian Anwar (2008) dan

Wardjono (2010) membuktikan bahwa pertumbuhan perusahaan berpengaruh

negatif signifikan terhadap profitabilitas.

2.8 Hubungan Struktur Modal Terhadap Profitabilitas

Keputusan pendanaan adalah salah satu keputusan penting dalam

manajemen keuangan. Keputusan tersebut berkaitan dengan penentuan struktur

modal. Literatur-literatur manajemen keuangan cenderung menghubungkan

struktur modal optimal dengan nilai perusahaan yang ditunjukkan dengan

peningkatan harga saham. Struktur modal dapat juga dihubungkan dengan

kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba (profitabilitas) sebagai

pengukuran kinerja keuangan perusahaan. Kemampuan perusahaan menghasilkan

laba (profitabilitas) dapat diamati melalui rasio return on equity (ROE). Sartono

(2008) menjelaskan bahwa return on equity atau return on net worth mengukur

kemampuan perusahaan memperoleh laba yang tersedia bagi pemegang saham

perusahaan. Rasio ini juga dipengaruhi oleh besar kecilnya hutang perusahaan,

apabila proporsi hutang makin besar maka rasio ini juga akan semakin besar. Jika

rasio ROE semakin besar maka struktur modal perusahaan akan lebih besar

proporsi penggunaan hutang untuk menghasilkan laba perusahaan, dan bagian

laba yang akan dibagikan kepada pemegang saham akan lebih besar. Kondisi ini

menunjukkan bahwa semakin banyak penggunaan sumber pendanaan dengan

Page 18: BAB II value of the firm) (S alvatore, II.pdfperusahaan akan tercermin pada harga sahamnya. ... yaitu perbandingan dividen dengan harga saham, ... Profitabilitas merupakan kemampuan

32

hutang maka semakin besar laba (profitabilitas) perusahaan yang dihubungkan

dengan kemakmuran pemegang saham. Maka, pada penelitian ini kinerja

keuangan diukur dengan salah satu rasio profitabilitas yaituReturn On Equity

(ROE).

Penelitian yang dilakukan oleh Chathoth (2002), Tsatsaronis dan Roumpis

(2007), Anwar (2009) dan Kusumajaya (2011) membuktikan bahwa struktur

modal mempunyai pengaruh signifikan terhadap kinerja keuangan perusahaan,

hasil tersebut mengindikasi bahwa penggunaan hutang dapat mempengaruhi

kinerja keuangan perusahaan. Namun hasil penelitian yang dilakukan oleh

Kusumasari,dkk (2010) dalam penelitian Kusumajaya (2011) menemukan bahwa

variabel struktur modal berpengaruh tidak signifikan terhadap kinerja keuangan

suatu perusahaan.

2.9 Hubungan Risiko Bisnis Terhadap Nilai Perusahaan

Risiko dihubungkan dengan kemungkinan terjadinya akibat buruk yang

tidak diinginkan atau tidak terduga. Dengan kata lain, kemungkinan itu sudah

menunjukkan adanya ketidakpastian. Ketidakpastian ini merupakan kondisi yang

menyebabkan tumbuhnya risiko.Menurut Vaughan dalam Herman Darmawi

(2006) risiko adalah kans kerugian yang biasanya dipergunakan untuk

menunjukkan suatu keadaan terhadap kerugian atau kemungkinan kerugian.

Perusahaan dapat mengelola risiko yang dihadapi dengan mengindentifikasi

risiko. Adanya pengelolaan atas risiko menyebabkan ketidakpastian yang

Page 19: BAB II value of the firm) (S alvatore, II.pdfperusahaan akan tercermin pada harga sahamnya. ... yaitu perbandingan dividen dengan harga saham, ... Profitabilitas merupakan kemampuan

33

berkaitan dengan risiko tersebut dapat diminimalkan, dan pada dasarnya nilai

perusahaan dapat ditingkatkan dengan suatu pengelolaan risiko yang efektif.

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Muslimin (2006),

Wasnieski (2008) dan Efni,dkk (2012) menyatakan bahwa semakin tinggi risiko

suatu perusahaan akibat penggunaan hutang karena besarnya beban bunga tetap

yang harus dibayarkan dan mengurangi kemampuan perusahaan untuk

memperoleh pinjaman akan berdampak pada penurunan nilai perusahaan tersebut,

maka para peneliti dalam penelitiannya mereka masing-masing membuktikan

bahwa variabel risiko bisnis akan berpengaruh terhadap nilai perusahaan suatu

perusahaan. Namun penelitian yang dilakukan oleh Gama (2009) menemukan

bahwa variabel risiko bisnis yang mempunyai pengaruh terhadap struktur modal

tetapi tidak berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan.

2.10 Hubungan Pertumbuhan Perusahaan Terhadap Nilai Perusahaan

Perusahaan yang besar lebih diminati daripada perusahaan yang kecil

sehingga pertumbuhan perusahaan sangat mempengaruhi nilai suatu perusahaan.

Perusahaan yang tumbuh dengan cepat juga menikmati keuntungan dan citra

positif yang diperoleh. Agar pertumbuhan cepat tidak memiliki arti pertumbuhan

biaya yang kurang terkendali maka dalam mengelola pertumbuhan, perusahaan

harus memiliki pengendalian operasi dengan penekanan pengendalian biaya.

Stulz (1990) menemukan bahwa perusahaan yang menghadapi

pertumbuhan yang rendah, maka rasio hutang berhubungan secara positif dengan

nilai perusahaan. Sedangkan perusahaan yang menghadapi kesempatan

Page 20: BAB II value of the firm) (S alvatore, II.pdfperusahaan akan tercermin pada harga sahamnya. ... yaitu perbandingan dividen dengan harga saham, ... Profitabilitas merupakan kemampuan

34

pertumbuhan yang tinggi, maka rasio hutang berhubungan secara negatif dengan

nilai perusahaan. Oleh karena itu pengaruh hutang terhadap nilai perusahaan

sangat tergantung pada keberadaan kesempatan pertumbuhan.

Penelitian yang dilakukan oleh Nurmalasai (2002), Sriwardany (2006) dan

Ayuningtyas (2013) membuktikan bahwa pertumbuhan perusahaan mempunyai

pengaruh positif terhadap harga perubahan saham, hal ini berarti bahwa informasi

tentang adanya pertumbuhan perusahaan akan direspon positif oleh investor

sehingga akan meningkatkan harga saham, sedangkan hasil berbeda ditemukan

oleh Safrida (2008) dan Meythi,dkk (2012) membuktikan bahwa pertumbuhan

perusahaantidak berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan.

2.11 Hubungan Struktur Modal Terhadap Nilai Perusahaan

Struktur modal merupakan salah satu bentuk keputusan keuangan.

Keputusan keuangan tersebut ditetapkan oleh manajemen perusahaan

dimaksudkan untuk meningkatkan nilai perusahaan. Teori mengenai struktur

modal telah banyak berkembang terutama kaitannya terhadap nilai perusahaan.

Modigliani-Miller awalnya berpendapat bahwa penggunaan hutang tidak akan

meningkatkan nilai perusahaan karena adanya kemungkinan proses arbitrase yang

akan membuat nilai perusahaan yang tidak menggunakan hutang maupun

menggunakan hutang, akhirnya sama. Pendapatan ini berubah ketika Modigliani-

Miller mempertimbangkan adanya pajak. Pajak penghasilan perusahaan akan

menyebabkan penggunaan hutang dapat meningkatkan nilai perusahaan, karena

biaya bunga hutang adalah biaya yang mengurangi pembayaran pajak.

Page 21: BAB II value of the firm) (S alvatore, II.pdfperusahaan akan tercermin pada harga sahamnya. ... yaitu perbandingan dividen dengan harga saham, ... Profitabilitas merupakan kemampuan

35

Berdasarkan teori pensinyalan penggunaan hutang memberikan sinyal

positif pada pasar (Brigham dan Houston, 2011).Peningkatan hutang diartikan

oleh pihak luar tentang kemampuan perusahaan untuk membayar kewajiban masa

datang, sehingga akan berdampak pada peningkatan harga saham yang merupakan

cerminan dari nilai perusahaan. Penggunaan hutang yang terlampau besar juga

tidak dapat dibenarkan karena pada tingkat tertentu penambahan hutang akan

menurunkan nilai perusahaan, seperti apa yang disebutkan dalam teori trade-off

penggunaan hutang yang terlampau besar akan menimbulkan biaya kebangkrutan

yang tinggi pula.

. Beberapa penelitian yang dilakukan oleh Chowdury dan Chowdury

(2010), Kusumajaya (2011), Suadnyana (2012), Hermuningsih (2013)

menemukan bahwa penggunaan hutang pada struktur modal berpengaruh positif

dan signifikan terhadap nilai perusahaan. Hasnawati (2005) dalam penelitiannya

menunjukkan bahwa keputusan pendanaan berpengaruh positif terhadap nilai

perusahaan. Driffield et al (2007) dalam penelitiannya menunjukkan bahwa

adanya pengaruh yang signifikan untuk struktur kepemilikan terhadap leverage

(DAR) dan nilai perusahaan (Tobin’Q) di Indonesia, Korea, Malaysia dan tidak

signifikan di Thailand.

2.12 Hubungan Profitabilitas Terhadap Nilai Perusahaan

Kinerja keuangan adalah prestasi kerja di bidang keuangan yang telah

dicapai perusahaan yang dapat dianalisis melalui laporan keuangan. Analisis ini

sangat berguna bagi manajemen perusahaan untuk mengambil keputusan secara

Page 22: BAB II value of the firm) (S alvatore, II.pdfperusahaan akan tercermin pada harga sahamnya. ... yaitu perbandingan dividen dengan harga saham, ... Profitabilitas merupakan kemampuan

36

tepat, merencanakan dan mengendalikan perusahaan secara efisien sehingga dapat

memaksimalkan nilai perusahaan. Menurut Brigham dan Houston (2011), kinerja

keuangan memiliki hubungan yang positif terhadap nilai perusahaan, dimana

semakin tinggi kinerja yang dicapai suatu perusahaan maka semakin tinggi pula

nilai perusahaan yang dihasilkan. Awat dan Mulyadi (1995) mengungkapkan

ROE adalah rasio rentabilitas penting dalam analisis laporan keuangan yang

menunjukkan kemampuan perusahaan dengan menggunakan modal sendiri untuk

menghasilkan keuntungan, artinya ROE dapat digunakan untuk mengukur

efisiensi penggunaan model sendiri yang dioperasionalkan dalam perusahaan.

Semakin besar rasio ROE berarti semakin besar pula kemampuan perusahaan

menghasilkan laba bagi pemegang saham.

Beberapa penelitian yang dilakukan oleh Sari (2005), Yuniasih dan

Wirakusuma (2006), Carningsih (2008) dan Kusumajaya (2011) membuktikan

bahwa variabel kinerja keuangan yang menggunakan rasio return on equity(ROE)

mempunyai pengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan, karena semakin tinggi

nilai ROE maka semakin tinggi juga nilai price to book value perusahaan yang

dapat menarik minat investor untuk membeli saham suatu perusahaan