bab ii kajian pustaka 2.1 teori keagenan (agency theory) ii.pdfperusahaan dan berkewajiban untuk...

30
10 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Teori Keagenan (Agency Theory) Teori keagenan pada dasarnya merupakan teori yang muncul karena adanya konflik kepentingan antara prinsipal dan agen. Teori ini mengasumsikan bahwa masing-masing individu semata-mata termotivasi oleh kepentingan dirinya sendiri sehingga menimbulkan konflik kepentingan antara prinsipal dan agen. Prinsipal mengontrak agen untuk melakukan pengelolaan sumber daya dalam perusahaan dan berkewajiban untuk memberikan imbalan kepada agen sedangkan agen berkewajiban melakukan pengelolaan sumber daya yang dimiliki oleh perusahaan dan bertanggungjawab atas tugas yang dibebankan kepadanya (Jensen dan Meckling, 1976). Lane (2000:31) menyatakan bahwa hubungan prinsipal dan agen terjadi apabila tindakan yang dilakukan seseorang memiliki dampak pada orang lain atau ketika seseorang sangat tergantung pada tindakan orang lain. Pengaruh atau ketergantungan ini diwujudkan dalam kesepakatan-kesepakatan dalam struktur institusional pada berbagai tingkatan, seperti norma perilaku dan konsep kontrak antara keduanya. Teori keagenan dilandasi oleh 3 (tiga) asumsi yaitu (a) asumsi tentang sifat manusia; (b) asumsi tentang keorganisasian dan (c) asumsi tentang informasi. Asumsi tentang sifat manusia menekankan bahwa manusia memiliki sifat mementingkan diri sendiri (self interest) memiliki keterbatasan rasionalitas (bounded rationality) dan tidak menyukai resiko (risk aversion). Asumsi keorganisasian menekankan adanya konflik antar anggota organisasi, efisiensi sebagai kriteria produktivitas. Asimetri informasi (asimmetric information)

Upload: tranquynh

Post on 05-May-2019

229 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Teori Keagenan (Agency Theory) II.pdfperusahaan dan berkewajiban untuk memberikan imbalan kepada agen sedangkan ... sebagai kriteria produktivitas. ... DPRD

10

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1 Teori Keagenan (Agency Theory)

Teori keagenan pada dasarnya merupakan teori yang muncul karena

adanya konflik kepentingan antara prinsipal dan agen. Teori ini mengasumsikan

bahwa masing-masing individu semata-mata termotivasi oleh kepentingan dirinya

sendiri sehingga menimbulkan konflik kepentingan antara prinsipal dan agen.

Prinsipal mengontrak agen untuk melakukan pengelolaan sumber daya dalam

perusahaan dan berkewajiban untuk memberikan imbalan kepada agen sedangkan

agen berkewajiban melakukan pengelolaan sumber daya yang dimiliki oleh

perusahaan dan bertanggungjawab atas tugas yang dibebankan kepadanya (Jensen

dan Meckling, 1976). Lane (2000:31) menyatakan bahwa hubungan prinsipal dan

agen terjadi apabila tindakan yang dilakukan seseorang memiliki dampak pada

orang lain atau ketika seseorang sangat tergantung pada tindakan orang lain.

Pengaruh atau ketergantungan ini diwujudkan dalam kesepakatan-kesepakatan

dalam struktur institusional pada berbagai tingkatan, seperti norma perilaku dan

konsep kontrak antara keduanya.

Teori keagenan dilandasi oleh 3 (tiga) asumsi yaitu (a) asumsi tentang sifat

manusia; (b) asumsi tentang keorganisasian dan (c) asumsi tentang informasi.

Asumsi tentang sifat manusia menekankan bahwa manusia memiliki sifat

mementingkan diri sendiri (self interest) memiliki keterbatasan rasionalitas

(bounded rationality) dan tidak menyukai resiko (risk aversion). Asumsi

keorganisasian menekankan adanya konflik antar anggota organisasi, efisiensi

sebagai kriteria produktivitas. Asimetri informasi (asimmetric information)

Page 2: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Teori Keagenan (Agency Theory) II.pdfperusahaan dan berkewajiban untuk memberikan imbalan kepada agen sedangkan ... sebagai kriteria produktivitas. ... DPRD

11

merupakan informasi yang tidak seimbang karena perbedaan distribusi informasi

antara prinsipal dan agen (Giraldi, 2001).

Teori keagenan akan terjadi pada berbagai organisasi termasuk dalam

organisasi pemerintahan dan berfokus pada persoalan ketimpangan/asimetri

informasi antara pengelola (agen/pemerintah) dan publik (diwakili prinsipal/

dewan). Prinsipal harus memonitor kerja agen, agar tujuan organisasi dapat

dicapai dengan efisien serta tercapainya akuntabilitas publik (Lane, 2002:82;

Petrie, 2002). Mardiasmo (2007: 20-21) menjelaskan bahwa pengertian

akuntabilitas publik sebagai kewajiban pihak pemegang amanah (agent) untuk

memberikan pertanggungjawaban, menyajikan, melaporkan, dan mengungkapkan

segala aktivitas dan kegiatan yang menjadi tanggung jawabnya kepada pihak

pemberi amanah (prinsipal) yang memiliki hak untuk meminta

pertanggungjawaban tersebut. Akuntabilitas publik terdiri dari dua macam, yaitu:

(a) pertanggungjawaban atas pengelolaan dana kepada otoritas yang lebih tinggi

(akuntabilitas vertikal), dan (b) pertanggungjawaban kepada masyarakat luas

(akuntabilitas horizontal).

Praktek pelaporan keuangan dalam organisasi sektor publik merupakan suatu

konsep yang didasari oleh teori keagenan. Pemerintah yang bertindak sebagai agen

mempunyai kewajiban menyajikan informasi yang bermanfaat bagi para pengguna

informasi keuangan pemerintah yang bertindak sebagai prinsipal dalam menilai

akuntabilitas dan membuat keputusan baik keputusan ekonomi, sosial, maupun politik

serta baik secara langsung atau tidak langsung melalui wakil-wakilnya (Irwan, 2011).

2.1.1 Hubungan keagenan dalam pengelolaan keuangan daerah

Keagenan dalam pengelolaan keuangan daerah diinterpretasikan dalam

2 (dua) hubungan yaitu: 1) hubungan yang terjadi rakyat sebagai prinsipal dan

Page 3: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Teori Keagenan (Agency Theory) II.pdfperusahaan dan berkewajiban untuk memberikan imbalan kepada agen sedangkan ... sebagai kriteria produktivitas. ... DPRD

12

kepala daerah sebagai agen serta 2) hubungan kepala daerah sebagai prinsipal dan

kepala SKPD sebagai agen.

1) Hubungan rakyat sebagai prinsipal dan kepala daerah sebagai agen

Undang-Undang Nomor 32 tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah,

menyatakan kepala daerah dipilih oleh rakyat. Mekanisme pemilihan ini

merupakan pemberian otoritas eksekutif dan pelimpahan wewenang rakyat

kepada pemerintah daerah (gubernur, bupati/walikota). Pemerintah daerah

juga menerima pelimpahan wewenang atas pengelolaan sumber daya yang

ada di daerah. Pertanggungjawaban pemerintah daerah selaku agen terhadap

wewenang yang diberikan rakyat, wajib memberikan laporan

pertanggungjawaban atas perencanaan dan pelaksanaan pengelolaan sumber

daya yang tertuang dalam APBD kepada rakyat dalam bentuk LKPD yang

telah diaudit oleh BPK. DPRD yang merupakan representasi keterwakilan

rakyat selaku prinsipal adalah pengemban fungsi kontrol terhadap jalannya

pemerintahan di daerah. Fungsi ini sesuai dengan pendapat Lane (2002:81)

dan Petrie (2002) yang menyatakan bahwa prinsipal harus memonitor kerja

agen, agar tujuan organisasi dapat dicapai dengan efisien. Kinerja kepala

daerah akan dinilai dalam laporan pertangungjawabannya kepada DPRD

tentang keberhasilan berbagai program dan kebijakannya yang tercermin pada

realisasi APBD serta opini LKPD yang diperoleh pemerintah daerah.

2) Hubungan kepala daerah sebagai prinsipal dan kepala SKPD sebagai agen

Hubungan kepala daerah sebagai prinsipal dan kepala SKPD sebagai

agen tercermin dalam Permendagri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman

Pengelolaan Keuangan Daerah yang menyatakan bahwa kekuasaan

pengelolaan keuangan daerah dilaksanakan oleh kepala SKPKD selaku PPKD

dan kepala SKPD selaku pejabat pengguna anggaran (PA) atau pengguna

Page 4: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Teori Keagenan (Agency Theory) II.pdfperusahaan dan berkewajiban untuk memberikan imbalan kepada agen sedangkan ... sebagai kriteria produktivitas. ... DPRD

13

barang daerah. Kedudukan kepala SKPD dan PPKD adalah menerima

wewenang dari kepala daerah selaku pemegang kekuasaan pengelolaan

keuangan daerah. Kepala daerah selaku prinsipal wajib melaksanakan sistem

kontrol melalui SPI untuk menjamin bahwa progam dan kegiatan yang

tertuang dalam APBD serta penatausahaan atas pengelolaan keuangan daerah

dapat dijalankan secara baik sehinga tujuan organisasi dapat dicapai. Kepala

SKPD dan PPKD selaku agen wajib bertanggung jawab atas pelaksanaan

wewenang yang telah diterimanya kepada kepala daerah melalui sekretaris

daerah selaku koordinator pengelolaan keuangan daerah.

Wujud tanggung jawab tersebut sesuai amanat PP Nomor 8 Tahun

2006 tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah, adalah

dalam bentuk laporan keuangan dan laporan kinerja. Kepala SKPD selaku PA

menyusun laporan keuangan sebagai pertanggungjawaban pelaksanaan

APBD pada SKPD yang bersangkutan melalui PPK dan menyampaikannya

kepada gubernur/ bupati/ walikota selaku kepala daerah melalui PPKD.

PPKD menyusun laporan keuangan pemerintah daerah berdasarkan laporan

keuangan SKPD serta laporan pertanggungjawaban pengelolaan

perbendaharaan daerah yang setidak-tidaknya terdiri dari laporan realisasi

anggaran, neraca, laporan arus kas dan catatan atas laporan keuangan (PP

Nomor 8, 2006). Gilardi (2001) mengemukakan bahwa hubungan tersebut

merupakan salah satu bentuk hubungan pendelegasian (chains of delegation).

Pendelegasian terjadi ketika seseorang atau sekelompok orang/prinsipal

memilih orang atau kelompok lain/agen untuk melakukan tindakan sesuai

dengan kepentingan prinsipal (Lupia dan McCubbins, 2000). Hubungan

Page 5: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Teori Keagenan (Agency Theory) II.pdfperusahaan dan berkewajiban untuk memberikan imbalan kepada agen sedangkan ... sebagai kriteria produktivitas. ... DPRD

14

pendelegasian kekuasaan pengelolaan keuangan daerah dapat dilihat pada

Gambar 2.1

Sumber: Departemen Dalam Negeri, 2007

Gambar 2.1

Kekuasaan Pengelolaan Keuangan Daerah

Pada tingkatan SKPD, kewenangan Kepala SKPD selaku pengguna

anggaran, didelegasikan kepada pejabat-pejabat di lingkungan SKPD yang

bersangkutan. Pendelegasian tersebut digambarkan pada gambar 2.2.

Sumber: Departemen Dalam Negeri, 2007

Gambar 2.2

Struktur Pengelolaan Keuangan Daerah SKPD

Kepala SKPD dapat melimpahkan sebagian kewenangannya kepada

kepala unit kerja pada SKPD yang bersangkutan selaku kuasa pengguna

anggaran (KPA). Pelimpahan sebagian kewenangan tersebut berdasarkan

KEPALA SKPD Selaku Pengguna Anggaran

Kuasa Pengguna Anggaran

PPK - SKPD

PPTK Bendahara

KEPALA DAERAH

(Pemegang Kekuasaan Pengelolaan Keuangan Daerah)

SEKRETARIS DAERAH (Koordinator Pengelolaan Keuangan Daerah)

PPKD selaku Bendahara Umum Daerah

KEPALA SKPD selaku Pengguna Anggaran

Page 6: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Teori Keagenan (Agency Theory) II.pdfperusahaan dan berkewajiban untuk memberikan imbalan kepada agen sedangkan ... sebagai kriteria produktivitas. ... DPRD

15

pertimbangan tingkatan daerah, besaran SKPD, besaran jumlah uang yang

dikelola, beban kerja, lokasi, kompetensi, rentang kendali, dan/atau

pertimbangan objektif lainnya (Pasal 11 Permendagri Nomor 21 Tahun

2011). Kepala SKPD menetapkan pejabat yang melaksanakan fungsi tata

usaha keuangan pada SKPD sebagai PPK-SKPD untuk melaksanakan

wewenang atas penggunaan anggaran yang dimuat dalam DPA-SKPD (Pasal

13 Permendagri Nomor 13 Tahun 2006). Hubungan ini menimbulkan

kewajiban dan tanggung jawab pejabat tata usaha selaku PPK atas

pelaksanaan wewenang yang telah diterimanya kepada kepala SKPD selaku

PA. Permendagri Nomor 13 Tahun 2006 telah mengatur tugas dari PPKD, PA

dan PPK dalam pengelolaan keuangan daerah adalah sebagai berikut:

a) PPKD memiliki tugas untuk: (1) menyusun dan melaksanakan kebijakan

pengelolaan keuangan daerah; (2) menyusun rancangan APBD dan

rancangan perubahan APBD; (3) melaksanakan pemungutan pendapatan

daerah yang telah ditetapkan dengan peraturan daerah; (4) melaksanakan

fungsi BUD; serta (5) menyusun laporan keuangan daerah dalam rangka

pertanggung-jawaban pelaksanaan APBD;

b) Kepala SKPD selaku PA, wajib untuk: (1) menyelenggarakan

penatausahaan atas pertanggungjawaban anggaran pada SKPD yang

dipimpinnnya; (2) menyusun dan menyampaikan laporan keuangan SKPD

yang dipimpinnya, serta (3) mengawasi pelaksanaan anggaran SKPD yang

dipimpinnya.

c) PPK-SKPD memiliki tugas: (1) melaksanakan verifikasi penatausahaan

keuangan atas pertanggung jawaban yang disampaikan oleh bendahara

Page 7: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Teori Keagenan (Agency Theory) II.pdfperusahaan dan berkewajiban untuk memberikan imbalan kepada agen sedangkan ... sebagai kriteria produktivitas. ... DPRD

16

pengeluaran dan PPTK; (2) melaksanakan akuntansi SKPD serta

(3) menyiapkan laporan keuangan SKPD.

Perbedaan ruang lingkup tugas dalam pengelolaan dan penyusunan laporan

keuangan antara PPKD dan PPK-SKPD dimana PPKD menyusun LKPD yang

melingkupi satu instansi sebagai entitas pelaporan dan PPK-SKPD menyusun

laporan keuangan SKPD yang melingkupi satu unit kerja sebagai entitas akuntansi,

dapat menciptakan masalah keagenan akibat adanya hubungan asimetri informasi

antara PPK dan PPKD. Kualitas laporan keuangan SKPD sebagai entitas

pelaporan sangat dipengaruhi oleh pemahaman PPK-SKPD terhadap aturan

pelaporan keuangan, SPIP dan SAP. Laporan keuangan SKPD ini kemudian

dikonsolidasikan oleh PPKD menjadi LKPD. LKPD sebagai pertanggungjawaban

kepala daerah atas pelaksanaan APBD wajib disajikan berdasarkan SPIP yang

memadai dan sesuai dengan SAP. Kompetensi PPK-SKPD dan PPKD dalam

menerapkan SPIP dan SAP menentukan kualitas laporan keuangan daerah.

2.2 Teori Pembelajaran (Learning Theory)

Pembelajaran menurut Weiss (1990) dalam Robbins dan Judge (2008:69)

adalah setiap perubahan perilaku yang relatif permanen dan terjadi sebagai hasil

dari pengalaman. Pembelajaran tidak hanya dilakukan dan didapat dari

lingkungan pendidikan seperti sekolah saja tetapi pembelajaran terjadi setiap

waktu. Tiga komponen yang dilibatkan dalam pengertian pembelajaran, yaitu:

(a) pembelajaran melibatkan perubahan; (b) perubahan tersebut harus relatif

permanen; serta (c) perlu pengalaman, yang bisa didapat secara langsung melalui

pengamatan atau latihan, ataupun didapat secara tidak langsung.

Robbins dan Judge (2008:70-74) mengemukakan bahwa terdapat 3 (tiga)

teori pembelajaran yaitu:

Page 8: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Teori Keagenan (Agency Theory) II.pdfperusahaan dan berkewajiban untuk memberikan imbalan kepada agen sedangkan ... sebagai kriteria produktivitas. ... DPRD

17

2.2.1 Pengkondisian klasik (classical conditioning),

Pengkondisian klasik merupakan suatu jenis pengkondisian di mana

sebuah individu menanggapi stimulus tertentu yang diperoleh sebagai respon

terhadap sesuatu yang dikenali. Sifat pengkondisian ini adalah pasif.

2.2.2 Pengkondisian operant (operant conditioning)

Pengkondisian operant yaitu suatu jenis pengkondisian yang diinginkan

perilaku untuk mendapatkan sesuatu yang diinginkan atau menghindari sesuatu

yang tidak diinginkan. Teori ini menyatakan bahwa perilaku merupakan fungsi

dari konsekuensi-konsekuensinya. Perilaku operant adalah perilaku secara

sukarela atau yang dipelajari dan merupakan kebalikan dari perilaku refleksi atau

yang tidak dipelajari. Konsep pengondisian operant merupakan bagian dari

konsep Skinner mengenai paham perilaku (behaviorism) menyatakan bahwa

perilaku mengikuti rangsangan dalam cara yang relatif tidak terpikirkan. Konsep-

konsep seperti perasaan dan pikiran tidak diperhitungkan dalam hal ini. Artinya,

individu belajar untuk mengasosiasikan rangsangan dan respon tetapi pikiran

sadar mereka terhadap asosiasi ini adalah tidak relevan.

2.2.3 Pembelajaran sosial

Pembelajaran sosial merupakan pandangan dimana individu dapat belajar

melalui pengalaman tidak langsung ataupun pengalaman langsung yang dirasakan.

Pembelajaran sosial merupakan perluasan dari pengondisian operant yang

mengasumsikan bahwa perilaku adalah akibat dari konsekuensi. Empat proses yang

menjadi dasar untuk menentukan pengaruh model pada individu, yaitu (a) proses

perhatian, individu belajar dari sebuah model hanya ketika mereka mengenali dan

mencurahkan perhatian terhadap fitur-fitur penting, cenderung terpengaruh oleh

model yang menarik. (b) proses penyimpanan, pengaruh sebuah model akan

bergantung pada seberapa baik individu mengingat tindakan model. (c) proses

Page 9: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Teori Keagenan (Agency Theory) II.pdfperusahaan dan berkewajiban untuk memberikan imbalan kepada agen sedangkan ... sebagai kriteria produktivitas. ... DPRD

18

reproduksi motor merupakan proses mengamati model dan diubah menjadi tindakan.

(d) proses penegasan terjadi saat individu akan termotivasi untuk menampilkan

perilaku yang dicontohkan jika tersedia insentif positif atau penghargaan.

2.3 Pendekatan Kontijensi

Teori kontinjensi muncul sebagai bagian yang sangat mendasar karena

berbagai studi dilakukan untuk mencari sifat kontinjensi dalam akuntansi

(Albernathy dan Lillis, 1995 dalam Parkinson, 2012). Donalson (2001) dan Gerdin

dan Greve (2008) berpendapat bahwa pendekatan kontinjensi dapat dilakukan jika

memenuhi asumsi yang menjadi ide dari pendekatan kontijensi sebagai berikut: (a)

tidak ada satupun desain organisasional yang terbaik, yang terstruktur secara pasti dan

tidak terstruktur secara pasti, yang diaplikasikan dalam suatu organisasi serta (b)

beragam desain organisasional tersebut memiliki peluang hasil atau kinerja yang

sama. Terpenuhinya kedua asumsi tersebut merupakan syarat untuk dapat

dilakukannya pengujian kontinjensi dalam bentuk seleksi natural yaitu dengan

menyesuaikan perubahan jumlah populasi (Donalson, 2001; Gerdin dan Greve, 2008).

Tujuan penggunaan pendekatan kontijensi dalam beberapa penelitian adalah

untuk mengidentifikasi berbagai variabel kontijensi yang memengaruhi

perancangan dan penggunaan sistem pengendalian. Hasil penelitian sebelumnya

menunjukkan bahwa ada ketidakkonsistenan antara antara satu peneliti dengan

peneliti lainnya, sehingga disimpulkan bahwa terdapat variabel lain yang

memengaruhinya. Perbedaan hasil temuan tersebut dapat dilakukan dengan

melakukan pendekatan kontijensi (Govindarajan, 1988). Pendekatan kontijensi

memungkinkan adanya variabel-variabel yang dapat bertindak sebagai moderating

maupun intervening. Tuckman (1988) dalam Sugiyono (2013:61) mengemukakan

bahwa variabel intervening merupakan variabel penyela/antara yang memengaruhi

hubungan antara variabel independen dengan variabel dependen, sehingga

Page 10: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Teori Keagenan (Agency Theory) II.pdfperusahaan dan berkewajiban untuk memberikan imbalan kepada agen sedangkan ... sebagai kriteria produktivitas. ... DPRD

19

variabel independen tidak langsung mempengaruhi berubahnya atau timbulnya

variabel dependen. Pendekatan kontijensi dalam penelitian ini akan digunakan

untuk mengevaluasi hubungan antara kompetensi SDM dengan kualitas laporan

keuangan daerah. Berdasarkan pendekatan diatas, ada dugaan bahwa penerapan

SPIP dan SAP akan memediasi hubungan antara kompetensi SDM dengan

kualitas laporan keuangan.

2.4 Kualitas Laporan Keuangan

2.4.1 Pengertian laporan keuangan menurut PP nomor 71 tahun 2010

Laporan keuangan menurut PP nomor 71 tahun 2010 merupakan laporan

terstruktur mengenai laporan posisi keuangan dan transaksi-transaksi yang

dilakukan oleh suatu entitas pelaporan. Laporan keuangan merupakan bentuk

pertanggungjawaban atas kepengurusan sumber daya ekonomi yang dimiliki

oleh suatu entitas. Laporan keuangan yang diterbitkan harus disusun berdasarkan

standar akuntansi yang berlaku agar laporan keuangan tersebut dapat dibandingkan

dengan laporan keuangan periode sebelumnya atau dibandingkan dengan laporan

keuangan entitas lain.

2.4.2 Kualitas laporan keuangan

Kualitas laporan keuangan merupakan persyaratan normatif yang harus

dipenuhi dalam penyusunan laporan keuangan agar laporan keuangan yang

dihasilkan dapat memberikan informasi yang bermanfaat bagi para pengguna

laporan keuangan tersebut. Kualitas pelaporan keuangan adalah informasi yang

lengkap dan transparan, dirancang tidak menyesatkan kepada pengguna (Jonas

dan Blanchett, 2000). Laporan keuangan dalam penelitian ini dikatakan

berkualitas jika memenuhi karakteristik kualitatif laporan keuangan yang terdapat

dalam PP Nomor 71 tahun 2010.

Page 11: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Teori Keagenan (Agency Theory) II.pdfperusahaan dan berkewajiban untuk memberikan imbalan kepada agen sedangkan ... sebagai kriteria produktivitas. ... DPRD

20

PP Nomor 71 tahun 2010 menyatakan bahwa karakteristik kualitatif laporan

keuangan adalah ukuran-ukuran normatif yang perlu diwujudkan dalam informasi

akuntansi sehingga dapat memenuhi tujuannya. Keempat karakteristik berikut

merupakan prasyarat normatif yang diperlukan agar laporan keuangan pemerintah

dapat memenuhi kualitas yang dikehendaki yakni :

1) Relevan

Laporan keuangan bisa dikatakan relevan jika informasi yang termuat

di dalamnya dapat memengaruhi keputusan pengguna dengan membantu

mereka mengevaluasi peristiwa masa lalu atau masa kini, dan memprediksi

masa depan, serta menegaskan atau mengoreksi hasil evaluasi mereka di

masa lalu. Informasi keuangan yang relevan dapat dihubungkan dengan

maksud penggunaannya. Informasi yang relevan antara lain memiliki

karakteristik:

(a) memiliki manfaat umpan balik (feedback value), yaitu informasi

memungkinkan pengguna untuk menegaskan atau mengoreksi

ekspektasi di masa lalu.

(b) memiliki manfaat prediktif (predictive value), yaitu informasi dapat

membantu pengguna untuk memprediksi masa yang akan datang

berdasarkan hasil masa lalu dan kejadian masa kini.

(c) tepat waktu, yakni informasi disajikan tepat waktu sehingga dapat

berpengaruh dan berguna dalam pengambilan keputusan.

(d) lengkap, yakni informasi akuntansi keuangan pemerintah disajikan

selengkap mungkin, yaitu mencakup semua informasi akuntansi yang

dapat memengaruhi pengambilan keputusan. Informasi yang

melatarbelakangi setiap butir informasi utama yang termuat dalam

Page 12: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Teori Keagenan (Agency Theory) II.pdfperusahaan dan berkewajiban untuk memberikan imbalan kepada agen sedangkan ... sebagai kriteria produktivitas. ... DPRD

21

laporan keuangan diungkapkan dengan jelas agar kekeliruan dalam

penggunaan informasi dapat dicegah.

2) Andal

Informasi dalam laporan keuangan bebas dari pengertian yang

menyesatkan dan kesalahan yang material, menyajikan setiap fakta secara

jujur, serta dapat diverifikasi. Informasi yang andal memenuhi karakteristik:

(a) penyajian jujur, yaitu informasi menggambarkan dengan jujur transaksi

serta peristiwa lainnya yang seharusnya disajikan atau yang secara wajar

dapat diharapkan untuk disajikan.

(b) dapat diverifikasi (veriability), yaitu informasi yang disajikan dalam

laporan keuangan dapat diuji, dan apabila pengujian dilakukan lebih dari

sekali oleh pihak yang berbeda, hasilnya tetap menunjukkan simpulan

yang tidak berbeda jauh.

(c) netralitas, yaitu informasi diarahkan pada kebutuhan umum dan tidak

berpihak pada kebutuhan pihak tertentu.

3) Dapat dibandingkan yaitu informasi yang termuat dalam laporan keuangan

akan lebih berguna jika dapat dibandingkan dengan laporan keuangan periode

sebelumnya atau laporan keuangan entitas pelaporan lain pada umumnya.

Perbandingan dapat dilakukan secara internal dan eksternal. Perbandingan

secara internal dapat dilakukan bila suatu entitas menerapkan kebijakan

akuntansi yang sama dari tahun ke tahun. Perbandingan secara eksternal dapat

dilakukan bila entitas yang diperbandingkan menerapkan kebijakan akuntansi

yang sama. Apabila entitas pemerintah akan menerapkan kebijakan akuntansi

yang lebih baik daripada kebijakan akuntansi yang sekarang diterapkan,

perubahan tersebut diungkapkan pada periode terjadinya perubahan.

Page 13: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Teori Keagenan (Agency Theory) II.pdfperusahaan dan berkewajiban untuk memberikan imbalan kepada agen sedangkan ... sebagai kriteria produktivitas. ... DPRD

22

4) Dapat dipahami yaitu informasi yang disajikan dalam laporan keuangan dapat

dipahami oleh pengguna dan dinyatakan dalam bentuk serta istilah yang

disesuaikan dengan batas pemahaman para pengguna untuk mempelajari

informasi yang dimaksud.

2.4.3 Faktor-faktor yang memengaruhi kualitas laporan keuangan

Macmillan (2003) menyatakan bahwa untuk meningkatkan kualitas

laporan keuangan pemerintah dibutuhkan sumber daya dan arahan yang terdiri

dari: pernyataan konsep akuntansi (statements of accounting concepts),

pernyataan standar akuntansi (statements of accounting standards), kebijakan

akuntansi (accounting policies), petunjuk, pelatihan, bahan-bahan dan tulisan

(manuals, training materials, and text), petunjuk laporan keuangan (financial

statement instruction), akuntan yang memiliki kompetensi dan professional

(accountants with the competence and the professional), kemampuan dalam

teknologi informasi (capabilities in information technology), hukum dan

peraturan yang terkait dengan laporan keuangan (laws and regulations related to

financial reporting), hubungan dengan asosiasi dan badan akuntansi internasional

(links to international accounting bodies and associations).

Arens et al. (2012:349) menyebutkan bahwa tujuan penerapan SPIP adalah

tercapainya laporan keuangan yang berkualitas. Penerapan SPIP yang meliputi

menciptakan lingkungan pengendalian yang baik, melakukan penilaian risiko

yang mungkin dihadapi, melakukan aktifitas pengendalian fisik maupun terhadap

dokumen penting lainnya, menjaga kelancaran arus informasi dan komunikasi serta

melakukan pengawasan terhadap seluruh proses akuntansi dan keuangan yang terjadi

didalam entitas akuntansi sehingga dengan berjalannya seluruh tahapan pengendalian

intern tersebut maka akan tercipta laporan keuangan yang berkualitas.

Page 14: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Teori Keagenan (Agency Theory) II.pdfperusahaan dan berkewajiban untuk memberikan imbalan kepada agen sedangkan ... sebagai kriteria produktivitas. ... DPRD

23

Bastian (2006:55) menyatakan bahwa penyiapan dan penyusunan laporan

keuangan yang berkualitas memerlukan SDM yang menguasai akuntansi

pemerintahan. SDM menjadi faktor kunci dalam menciptakan laporan keuangan

yang berkualitas karena yang menyusun laporan keuangan adalah mereka yang

menguasai SAP. Betapapun bagusnya SAP, tanpa didukung SDM yang handal,

maka laporan keuangan yang berkualitas sulit dicapai.

Nordiawan (2006:49) menyatakan bahwa penerapan SAP berdampak pada

peningkatan kualitas laporan keuangan di pemerintah pusat dan daerah. SAP

adalah prinsip-prinsip akuntansi yang diterapkan dalam menyusun dan

menyajikan laporan keuangan pemerintah sehingga SAP merupakan persyaratan

yang mempunyai kekuatan hukum dalam upaya meningkatkan kualitas laporan

keuangan pemerintah di Indonesia. Penerapan SAP akan mengarahkan sistem

akuntansi dan manajemen keuangan pemerintah yang lebih baik sehingga laporan

keuangan yang dihasilkan mempunyai informasi yang lebih baik.

Agami (2006) mengemukakan tuntutan untuk menerapkan standar

akuntansi telah diamanatkan undang-undang. Dalam menerapkan SAP ini,

pemerintah daerah perlu mempersiapkan SDM yang handal serta memahami

masalah penyusunan laporan keuangan dan sosialisasi SAP. Buruknya kompetensi

SDM dapat mengakibatkan kesalahan dalam memahami dan melaksanakan

metode, teknik dan ketentuan baku yang terdapat dalam standar akuntansi

pemerintahan, sehingga laporan keuangan yang dibuat juga akan salah.

Pengendalian intern yang efektif juga sangat diperlukan agar penerapan

SAP dapat berjalan sebagaimana mestinya, seperti yang dikatakan Arens et al.

(2008:203) bahwa pengendalian internal yang efektif akan memengaruhi

pelaksanaan standar akuntansi dalam menciptakan laporan keuangan yang andal.

Pengendalian intern adalah proses yang dilakukan untuk memberikan keyakinan

Page 15: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Teori Keagenan (Agency Theory) II.pdfperusahaan dan berkewajiban untuk memberikan imbalan kepada agen sedangkan ... sebagai kriteria produktivitas. ... DPRD

24

memadai atas tercapainya tujuan organisasi melalui kegiatan yang efektif dan

efisien, keandalan pelaporan keuangan, pengamanan aset negara, dan ketaatan

terhadap peraturan perundang-undangan termasuk didalamnya penerapan SAP.

Pernyataan Arens et al. (2008:203) sesuai dengan pernyataan yang tercantum

dalam PP No 8 Tahun 2006 yang menyebutkan SPIP adalah suatu proses yang

dipengaruhi oleh manajemen yang diciptakan untuk memberikan keyakinan yang

memadai dalam pencapaian efektivitas, efisiensi, ketaatan terhadap peraturan

perundang-undangan yang berlaku, dan keandalan penyajian laporan keuangan

pemerintah. Kesimpulan yang diperoleh berdasarkan beberapa pendapat diatas

adalah kualitas laporan keuangan pemerintah dipengaruhi oleh beberapa faktor,

diantaranya: kompetensi SDM, kualitas penerapan SPIP serta SAP. Pengaruh

faktor-faktor tersebut terhadap kualitas laporan keuangan dapat secara langsung

maupun tidak langsung.

2.5 Kompetensi SDM

2.5.1 Pengertian Kompetensi

Spencer dan Spencer (1993:41) menyatakan bahwa kompetensi adalah

“an underlying characteristic of an individual that is casually related to criterion

– referenced effective and/or superior performance in a job or situation”.

(karakteristik dasar seseorang yang memengaruhi cara berpikir dan bertindak,

membuat generalisasi terhadap segala situasi yang dihadapi, serta bertahan cukup

lama dalam diri manusia). Kompetensi menurut Boyatzis (1982:96) merupakan

kombinasi pengetahuan, keterampilan, dan kemampuan dalam bidang karir tertentu

yang memungkinkan seseorang untuk melakukan tugas atau fungsi sesuai

keahliannya. Jing (1998) mendefinisikan kompetensi dalam akuntansi sebagai

seperangkat pengetahuan, keterampilan dan sikap yang diperlukan bagi seseorang

untuk bekerja sebagai seorang akuntan. Pendapat ini sejalan dengan pasal 1 ayat 10

Page 16: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Teori Keagenan (Agency Theory) II.pdfperusahaan dan berkewajiban untuk memberikan imbalan kepada agen sedangkan ... sebagai kriteria produktivitas. ... DPRD

25

Undang-Undang No. 13 tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan yang menyatakan

bahwa kompetensi adalah kemampuan kerja setiap individu yang mencakup aspek

pengetahuan, keterampilan dan sikap kerja yang sesuai standar yang ditetapkan.

Efendy (2010) memberikan batasan bahwa kompetensi adalah segala

bentuk perwujudan, ekspresi, dan representasi dari motif, pengetahuan, sikap,

perilaku utama agar mampu melaksanakan pekerjaan dengan sangat baik atau

yang membedakan antara kinerja rata-rata dengan kinerja superior. Sudarmanto

(2009:86) mengemukakan bahwa kompetensi dapat digambarkan sebagai

kemampuan untuk melaksanakan satu tugas, peran atau tugas, kemampuan

mengintegrasikan pengetahuan, ketrampilan-ketrampilan, sikap-sikap dan nilai-

nilai pribadi, dan kemampuan untuk membangun pengetahuan dan keterampilan

yang didasarkan pada pengalaman dan pembelajaran yang dilakukan. Kompetensi

menurut Sudarmanto (2009:86) disimpulkan sebagai sebuah pernyataan terhadap

apa yang seseorang harus lakukan ditempat kerja untuk menunjukan

pengetahuannya, keterampilannya dan sikap sesuai standar yang dipersyaratkan.

Definisi kompetensi dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai

kemampuan seseorang yang mencakup pengetahuan, keterampilan dan sikap

dalam pelaksanaan tugas jabatannya secara professional, efektif, dan efisien sesuai

dengan standar yang ditetapkan.

2.5.2 Karakteristik kompetensi

Sebagai karakteristik individu yang melekat, kompetensi terlihat pada cara

berperilaku seseorang di tempat kerja. Kompetensi memiliki ciri atau karakteristik

yang dipakai untuk membedakan antara seseorang yang berkinerja unggul dengan

seseorang yang berkinerja rata-rata atau seseorang yang perilaku efektif dan

perilaku yang tidak efektif. karakteristik kompetensi bagi organisasi, dapat

Page 17: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Teori Keagenan (Agency Theory) II.pdfperusahaan dan berkewajiban untuk memberikan imbalan kepada agen sedangkan ... sebagai kriteria produktivitas. ... DPRD

26

membantu proses rekruitmen, seleksi, menentukan imbalan, pengembangan

sumber daya manusia dan penilaian kinerja.

Spencer dan Spencer (1993:73) serta Tucker dan Cofsky (1994),

mengemukakan terdapat lima jenis sumber kompetensi yang berbeda yaitu;

1) Motif (motives), adalah sesuatu yang konsisten dipikirkan atau diinginkan

sehingga menyebabkan suatu tindakan. Motif akan mendorong, mengarahkan

perilaku, terhadap tindakan atau tujuan tertentu dan tidak pada yang lainnya.

2) Karakter (traits), merupakan karakteristik mental seseorang dan konsistensi

respon terhadap rangsangan, tekanan, situasi atau informasi.

3) Konsef diri (self concepts), adalah gambaran tentang nilai luhur, yang dijunjung

tinggi seseorang, serta bayangan diri atau sikap terhadap sesuatu yang ideal,

dicita-citakan yang diwujudkan dalam pekerjaan dan kehidupannya. Sebetulnya

sikap itu tidak sesederhana yang dibayangkan orang kalau belum diwujudkan

dalam bentuk perilaku. Sikap yang dalam psikologi sosial disebut sebagai

attitude dapat saja mengarah kepada benda, orang, peristiwa, pandangan,

lembaga, norma, nilai, dan lain-lain.

4) Pengetahuan (knowledge), merupakan kemampuan seseorang yang terbentuk

dari informasi yang dimiliki dalam bidang kajian tersebut. Sumber-sumber

pengetahuan diperoleh dari hasil telaah (study, learning) dan pengalaman

(experience) serta intuisi (intuition). Sofo (1999:78) lebih lanjut menyatakan

pengetahuan sebagai kemampuan untuk menyelesaikan tugas tertentu melalui

belajar. Belajar adalah mengaitkan secara bersama-sama antara data dengan

informasi, pengalaman, dan sikap yang dimiliki seseorang.

Page 18: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Teori Keagenan (Agency Theory) II.pdfperusahaan dan berkewajiban untuk memberikan imbalan kepada agen sedangkan ... sebagai kriteria produktivitas. ... DPRD

27

5) Keterampilan (skill), adalah kemampuan untuk melakukan aktifitas fisik dan

mental. Kompetensi keterampilan mental atau kognitif meliputi, pemikiran

analitis (memproses pengetahuan atau data, menentukan sebab dan pengaruh,

mengorganisasi data dan rencana), dan pemikiran konseptual.

Motif dan karakter termasuk dalam hidden competency karena sulit untuk

dikembangkan dan sulit mengukurnya. Pengetahuan dan keterampilan disebut

visible competency yang cenderung terlihat, mudah dikembangkan dan mudah

mengukurnya, konsep diri berada di antara kedua kriteria kompetensi tersebut

(Spencer dan Spencer, 1993:54; Tucker dan Cofsky, 1994). McClelland

menganalogikan kompetensi seperti gunung es yang mana keterampilan dan

pengetahuan membentuk puncaknya yang berada di atas air. Bagian yang ada di

bawah permukaan air tidak terlihat dengan mata telanjang, namun menjadi fondasi

dan memiliki pengaruh terhadap bentuk dari bagian yang berada di atas air. Peran

sosial dan citra diri berada pada bagian sadar seseorang, sedangkan motif dan

karakter seseorang berada pada alam bawah sadar.

Wyatt dalam Ruky (2003:106) menyatakan kompetensi merupakan kombinasi

dari keterampilan, pengetahuan, dan perilaku yang dapat diamati dan diterapkan

secara kritis untuk suksesnya sebuah organisasi dan prestasi kerja serta kontribusi

pribadi karyawan terhadap organisasinya. Pendapat Wyatt ini serupa dengan pendapat

Sudarmanto (2009:86) dan Irwan (2011) yang mengemukakan bahwa secara umum

sistem kompetensi yang digunakan perusahaan/organisasi terdiri dari pengetahuan,

keterampilan dan perilaku, yang diberlakukan terhadap SDM dalam mencapai tujuan

organisasi perusahaan/organisasi. Konsep kompetensi menurut Ruky (2003:107-108)

dipergunakan dalam suatu organisasi dengan alasan dan tujuan yang bervariasi

sebagai berikut: (a) memperjelas standar kerja dan harapan yang ingin dicapai;

(b) menjadi alat seleksi pegawai; (c) memaksimalkan produktivitas; (d) dasar dalam

Page 19: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Teori Keagenan (Agency Theory) II.pdfperusahaan dan berkewajiban untuk memberikan imbalan kepada agen sedangkan ... sebagai kriteria produktivitas. ... DPRD

28

pengembangan sistem remunerasi; (e) memudahkan adaptasi terhadap perubahan, dan

(f) menyelaraskan perilaku kerja dengan nilai-nilai organisasi.

2.5.3 Klasifikasi kompetensi

Muins (2000:40) menyatakan bahwa terdapat tiga jenis kompetensi, yaitu:

kompetensi profesi, kompetensi individu dan kompetensi sosial. Kompetensi

profesi merupakan kemampuan untuk menguasai keterampilan/keahlian pada

bidang tertentu, sehingga tenaga kerja maupun bekerja dengan tepat, cepat teratur

dan bertanggung jawab. Kompetensi individu merupakan kemampuan yang

diarahkan pada keunggulan tenaga kerja, baik penguasaan ilmu pengetahuan dan

teknologi (iptek) maupun daya saing kemampuannya. Kompetensi sosial

merupakan kemampuan yang diarahkan pada kemampuan tenaga kerja dalam

menyesuaikan diri dengan lingkungan, sehingga mampu mengaktualisasikan

dirinya di lingkungan masyarakat maupun lingkungan kerjanya.

Penetapan standar kompetensi menurut Maarif (2003:16), dapat diprioritaskan

pada pengetahuan, keterampilan dan sikap, baik yang bersifat hard competencies

maupun soft competencies. Soft/generic competencies menurut Spencer dan Spenser

(1993:86) meliputi enam kelompok kompetensi, yaitu:

1) Kemampuan merencanakan dan mengimplementasikan (motivasi untuk

berprestasi, perhatian terhadap kejelasan tugas, ketelitian dan kualitas kerja,

proaktif dan kemampuan mencari dan menggunakan informasi).

2) Kemampuan melayani (empati, berorientasi pada pelanggan).

3) Kemampuan memimpin (kemampuan mengembangkan orang lain, kemampuan

mengarahkan kerjasama kelompok, kemampuan memimpin kelompok).

4) Kemampuan berpikir (berpikir analisis, berpikir konseptual, keahlian

teknis/profesional/manajerial).

Page 20: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Teori Keagenan (Agency Theory) II.pdfperusahaan dan berkewajiban untuk memberikan imbalan kepada agen sedangkan ... sebagai kriteria produktivitas. ... DPRD

29

5) Kemampuan bersikap dewasa (kemampuan mengendalikan diri, fleksibilitas,

komitmen terhadap organisasi).

2.5.4 Kompetensi Aparatur

Keputusan Kepala Badan Kepegawaian Negara Nomor 46A Tahun 2003

menyatakan bahwa kompetensi adalah kemampuan dan karakteristik yang dimiliki

seorang PNS berupa pengetahuan, keterampilan, dan sikap perilaku yang diperlukan

dalam pelaksanaan tugas jabatannya, sehingga PNS tersebut dapat melaksanakan

tugasnya secara professional, efektif, dan efisien. Pengertian kompetensi menurut

Surat Keputusan Mendiknas Nomor 045/U/2002 tentang Kurikulum Inti Perguruan

Tinggi adalah seperangkat tindakan cerdas, penuh tanggungjawab yang dimiliki

seseorang sebagai syarat untuk dianggap mampu oleh masyarakat dalam

melaksanakan tugas-tugas di bidang pekerjaan tertentu.

Suprapto (2002:3) berpendapat bahwa standar kompetensi minimal

mengandung empat komponen pokok, yaitu: (a) pengetahuan; (b) keterampilan;

(c) perilaku dan (d) kemampuan untuk mengembangkan pengetahuan dan

keterampilan kepada orang lain. Suprapto (2002:3) menjelaskan bahwa kualifikasi

PNS dapat ditinjau dari tiga unsur utama, yaitu: keahlian, kemampuan teknis dan

sifat-sifat personil yang baik. Keahlian PNS antara lain: (a) memiliki pengalaman

yang sesuai dengan tugas dan fungsinya; (b) memiliki pengetahuan yang mendalam

dibidangnya; (c) memiliki wawasan yang luas dan (d) beretika. Memahami tugas-

tugas dibidangnya merupakan kemampuan teknis yang harus dimiliki PNS dan sifat-

sifat pegawai yang baik antara lain harus memiliki disiplin yang tinggi, jujur, sabar,

menaruh minat, terbuka, objektif, pandai berkomunikasi, selalu siap dan terlatih.

Pengembangan kompetensi aparatur dilakukan melalui program pendidikan

dan pelatihan. Pelatihan menurut Smith (2000:2) adalah proses terencana untuk

mengubah sikap/perilaku, pengetahuan dan keterampilan melalui pengalaman belajar

untuk mencapai kinerja yang efektif dalam sebuah kegiatan atau sejumlah kegiatan.

Page 21: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Teori Keagenan (Agency Theory) II.pdfperusahaan dan berkewajiban untuk memberikan imbalan kepada agen sedangkan ... sebagai kriteria produktivitas. ... DPRD

30

Pendidikan dan pelatihan bagi pegawai harus diberikan secara berkala agar setiap

pegawai terpelihara kompetensinya untuk peningkatan kinerja organisasi melalui

peningkatan produktivitas, efektitas dan efisiensi organisasi (Donalson dan Scannel,

1993; Schuler dan Jackson, 1997: 325, Simanjuntak, 2007: 58; Rivai, 2009: 213).

Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara (ASN)

mengatur tentang pengembangan kompetensi pegawai melalui pendidikan dan

pelatihan. Pasal 70 disebutkan bahwa setiap pegawai ASN memiliki hak dan

kesempatan untuk mengembangkan kompetensi. Setiap instansi pemerintah wajib

menyusun rencana pengembangan kompetensi ASN dalam rangka pengembangan

karir PNS. Pengukuran kompetensi ASN dalam pengembangan karir PNS antara lain:

a) Kompetensi teknis yang diukur dari tingkat dan spesialisasi pendidikan,

pelatihan teknis fungsional dan pengalaman bekerja secara teknis.

b) Kompetensi manajerial yang diukur dari tingkat pendidikan, pelatihan struktural

atau manajemen, dan pengalaman kepemimpinan.

c) Kompetensi sosial kultural yang diukur dari pengalaman kerja berkaitan dengan

masyarakat majemuk dalam hal agama, suku, dan budaya sehingga memiliki

wawasan kebangsaan.

2.6 Sistem Pengendalian Intern Pemerintah

2.6.1. Konsep dan pengertian

Rai (2011:283) menyatakan bahwa SPI merupakan kebijakan dan prosedur

yang dirancang untuk memberikan keyakinan yang memadai bagi manajemen bahwa

organisasi mencapai tujuan dan sasarannya. Mulyadi (1997) menyebutkan bahwa

sistem pengendalian intern meliputi struktur organisasi, metode dan ukuran-ukuran

yang dikoordinasikan untuk menjaga kekayaan organisasi, mengecek ketelitian dan

keandalan data akuntansi, mendorong efisiensi dan mendorong terpenuhinya

kebijaksanaan manajemen. PP No 8 Tahun 2006 menyebutkan bahwa SPIP adalah

suatu proses yang dipengaruhi oleh manajemen yang diciptakan untuk memberikan

Page 22: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Teori Keagenan (Agency Theory) II.pdfperusahaan dan berkewajiban untuk memberikan imbalan kepada agen sedangkan ... sebagai kriteria produktivitas. ... DPRD

31

keyakinan yang memadai dalam pencapaian efektivitas, efisiensi, ketaatan terhadap

peraturan perundang-undangan yang berlaku, dan keandalan penyajian laporan

keuangan pemerintah.

2.6.2 Unsur-unsur sistem pengendalian intern pemerintah

Unsur-unsur SPIP menurut PP No 60 Tahun 2008, mengacu pada unsur SPI

yang telah dipraktikan pada lingkungan pemerintahan di berbagai negara, meliputi:

1) Lingkungan pengendalian

Pimpinan instansi pemerintah dan seluruh pegawai harus menciptakan dan

memelihara lingkungan pengendalian dalam keseluruhan organisasi yang

menimbulkan perilaku positif dan mendukung terhadap pengendalian intern dan

manajemen yang sehat. Lingkungan pengendalian mencakup (a) penegakan integritas

dan nilai etika; (b) komitmen terhadap kompetensi; (c) kepemimpinan yang kondusif;

(d) pembentukan struktur organisasi yang sesuai dengan kebutuhan; (e) pendelagasian

wewenang dan tanggung jawab yang tepat; (f) penyusunan dan penerapan kebijakan

yang sehat tentang pembinaan sumber daya manusia; (g) perwujudan peran aparat

pengawasan intern pemerintah yang efektif; serta (h) hubungan kerja yang baik

dengan instansi pemerintah terkait.

2) Penilaian risiko

Pengendalian intern harus memberikan penilaian atas risiko yang dihadapi

unit organisasi baik dari luar maupun dari dalam. Penilaian risiko terdiri atas

(a) identifikasi risiko; dan (b) analisis risiko.

3) Kegiatan pengendalian

Kegiatan pengendalian membantu memastikan bahwa arah pimpinan Instansi

Pemerintah dilaksanakan. Kegiatan pengendalian harus efisien dan efektif dalam

pencapaian tujuan organisasi. Kegiatan pengendalian terdiri atas: (a) reviu atas

kinerja instansi pemerintah yang bersangkutan; (b) pembinaan sumber daya manusia;

(c) pengendalian atas pengelolaan sistem informasi; (d) pengendalian fisik atas aset;

Page 23: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Teori Keagenan (Agency Theory) II.pdfperusahaan dan berkewajiban untuk memberikan imbalan kepada agen sedangkan ... sebagai kriteria produktivitas. ... DPRD

32

(e) pemisahan fungsi; (f) pencatatan yang akurat dan tepat waktu atas transaksi dan

kejadian; (g) dokumentasi yang baik atas sistem pengendalian intern serta transaksi

dan kejadian penting serta (h) pembatasan akses atas sumber daya dan pencatatannya.

4) Informasi dan komunikasi

Informasi harus dicatat dan dilaporkan kepada instansi pemerintah dan pihak

lain yang ditentukan. Informasi disajikan dalam suatu bentuk dan sarana tertentu serta

tepat waktu sehingga memungkinkan pimpinan instansi pemerintah melaksanakan

pengendalian dan tanggung jawabnya. Penyelenggaraan sistem informasi yang efektif

oleh pimpinan instansi pemerintah mesti: (a) menyediakan dan memanfaatkan

berbagai bentuk dan sarana komunikasi; (b) mengelola, mengembangkan, dan

memperbaharui sistem informasi secara terus menerus.

5) Pemantauan

Pemantauan harus dapat menilai kualitas kinerja dari waktu ke waktu dan

memastikan bahwa rekomendasi hasil audit dan reviu lainnya dapat segara ditindak

lanjuti. Pemantauan sistem pengendalian intern dilaksanakan melalui pemantauan

berkelanjutan, evaluasi terpisah, tindak lanjut hasil rekomendasi audit dan reviu

lainnya.

2.7 Standar Akuntansi Pemerintahan menurut PP 71 Tahun 2010

Mahsun (2006) menyatakan bahwa standar akuntansi sektor publik

adalah prinsip-prinsip akuntansi yang diterapkan dalam menyusun dan

menyajikan laporan keuangan organisasi sektor publik. SAP mengatur penyajian

laporan keuangan untuk tujuan umum dalam rangka meningkatkan

keterbandingan laporan keuangan baik terhadap anggaran, antar periode, maupun

antar entitas. Untuk mencapai hal tersebut, SAP menetapkan seluruh

pertimbangan dalam rangka penyajian laporan keuangan, pedoman struktur

laporan keuangan dan persyaratan minimum isi laporan keuangan (Zeyn, 2011).

Page 24: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Teori Keagenan (Agency Theory) II.pdfperusahaan dan berkewajiban untuk memberikan imbalan kepada agen sedangkan ... sebagai kriteria produktivitas. ... DPRD

33

Pengembangan SAP menurut Nordiawan (2006:68) mengacu pada praktik-praktik

terbaik di tingkat internasional dengan tetap mempertimbangkan kondisi di

Indonesia, baik peraturan perundangan dan praktik-praktik akuntansi yang berlaku

maupun kondisi sumber daya manusia. Penerapan SAP akan berdampak pada

peningkatan kualitas laporan keuangan di pemerintah pusat dan daerah. Informasi

keuangan pemerintahan akan dapat menjadi dasar pengambilan keputusan dan

terwujudnya transparansi serta serta akuntabilitas pemerintah.

Pemerintah Indonesia sudah menetapkan standar akuntansi untuk

pemerintahan yang disebut SAP yang tertuang dalam PP Nomor 71 Tahun 2010

tentang SAP. Lingkup Peraturan Pemerintah ini meliputi SAP berbasis akrual dan

SAP berbasis kas menuju akrual. SAP berbasis akrual dapat segera diterapkan

oleh setiap entitas sejak tanggal ditetapkan yaitu 22 Oktober 2010 sedangkan SAP

berbasis kas menuju akrual berlaku selama masa transisi bagi entitas yang belum

siap untuk menerapkan SAP berbasis akrual (PP No. 71 Tahun 2010).

Ketidaksiapan ini pada umumnya terjadi karena: (a) keterbatasan kemampuan

SDM yang dimiliki oleh pemerintah daerah; (b) belum intensifnya pelaksanaan

pelatihan dan sosialisasi PP Nomor 71 Tahun 2010; (c) belum diterbitkannya

peraturan daerah mengenai penerapan akuntansi berbasis akrual dan (d) belum

memiliki sistem/aplikasi pengelolaan keuangan yang mendukung terlaksananya

penerapan akuntansi berbasis akrual (IHPS I, 2014).

Kabupaten Tabanan sebagai obyek dalam penelitian ini sampai dengan

tahun 2014 masih menerapkan SAP berbasis kas menuju akrual sebagai persiapan

penerapan SAP berbasis akrual pada tahun 2015. Standar ini dinyatakan dalam

bentuk pernyataan standar akuntansi sektor publik dan memuat rumusan secara

terperinci elemen-elemen standar akuntansi yang terdiri atas sebuah kerangka

konseptual dan 11 (sebelas) pernyataan. Kerangka konseptual akuntansi

Page 25: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Teori Keagenan (Agency Theory) II.pdfperusahaan dan berkewajiban untuk memberikan imbalan kepada agen sedangkan ... sebagai kriteria produktivitas. ... DPRD

34

pemerintahan merumuskan konsep yang mendasari penyusunan dan penyajian

laporan keuangan pemerintah pusat dan daerah serta berfungsi sebagai pedoman

jika terdapat masalah akuntansi yang belum dinyatakan dalam SAP.

Laporan keuangan pokok pemerintah daerah menurut PP Nomor 71 tahun

2010 terdiri dari: (a) laporan realisasi anggaran (LRA); (b) neraca; (c) laporan arus

kas (LAK) dan (d) catatan atas laporan keuangan (CaLK). Penyajian laporan kinerja

dan laporan perubahan ekuitas diperkenankan untuk disajikan selain laporan

keuangan pokok pemerintah daerah. Penjelasan PP Nomor 71 tahun 2010 memuat

pernyataan standar akuntansi pemerintahan, yang selanjutnya disebut PSAP. PSAP

terdiri dari 11 (sebelas) pernyataan standar yaitu:

1) PSAP No 01 tentang penyajian laporan keuangan

Pernyataan standar ini memiliki tujuan untuk mengatur penyajian laporan

keuangan untuk tujuan umum (general purpose financial statements) dalam rangka

meningkatkan keterbandingan laporan keuangan baik terhadap anggaran, antar

periode, maupun antar entitas. Laporan keuangan untuk tujuan umum adalah laporan

keuangan yang ditujukan untuk memenuhi kebutuhan bersama sebagian besar

pengguna laporan. Standar ini menetapkan seluruh pertimbangan dalam rangka

penyajian laporan keuangan, pedoman struktur laporan keuangan, dan persyaratan

minimum isi laporan keuangan untuk mencapai tujuan umum laporan keuangan.

Laporan keuangan disusun dengan menerapkan basis kas untuk pengakuan pos-pos

pendapatan, belanja, dan pembiayaan, serta basis akrual untuk pengakuan pos-pos

aset, kewajiban, dan ekuitas dana. Pengakuan, pengukuran, dan pengungkapan

transaksi-transaksi spesifik dan peristiwa-peristiwa yang lain, diatur dalam standar

akuntansi pemerintahan lainnya.

2) PSAP No 02 tentang LRA

Tujuan standar LRA adalah menetapkan dasar-dasar penyajian LRA untuk

pemerintah dalam rangka memenuhi tujuan akuntabilitas sebagaimana ditetapkan

Page 26: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Teori Keagenan (Agency Theory) II.pdfperusahaan dan berkewajiban untuk memberikan imbalan kepada agen sedangkan ... sebagai kriteria produktivitas. ... DPRD

35

oleh peraturan perundang-undangan. Pelaporan realisasi anggaran bertujuan untuk

memberikan informasi tentang realisasi dan anggaran entitas pelaporan secara

tersanding. Penyandingan antara anggaran dan realisasinya menunjukkan tingkat

ketercapaian target-target yang telah disepakati antara legislatif dan eksekutif

sesuai dengan peraturan perundang-undangan

3) PSAP No 03 tentang LAK

Tujuan pernyataan standar LAK adalah mengatur penyajian laporan arus

kas yang memberikan informasi historis mengenai perubahan kas dan setara kas

suatu entitas pelaporan dengan mengklasifikasikan arus kas berdasarkan aktivitas

operasi, investasi aset nonkeuangan, pembiayaan, dan nonanggaran selama satu

periode akuntansi. Pelaporan arus kas memiliki tujuan untuk memberikan

informasi mengenai sumber, penggunaan, perubahan kas dan setara kas selama

suatu periode akuntansi dan saldo kas dan setara kas pada tanggal pelaporan.

Informasi ini disajikan untuk pertanggungjawaban dan pengambilan keputusan.

4) PSAP No 04 tentang CaLK

PSAP ini bertujuan untuk mengatur penyajian dan pengungkapan yang

diperlukan pada CaLK. CaLK dimaksudkan agar laporan keuangan dapat

dipahami oleh pembaca secara luas, tidak terbatas hanya untuk pembaca tertentu

ataupun manajemen entitas pelaporan. Laporan keuangan mungkin mengandung

informasi yang dapat mempunyai potensi kesalahpahaman di antara pembacanya,

sehingga dalam laporan keuangan harus dibuat CaKL yang berisi informasi untuk

memudahkan pengguna dalam memahami laporan keuangan.

5) PSAP No 05 tentang akuntansi persediaan

Pernyataan standar ini untuk mengatur perlakuan akuntansi persediaan dan

informasi lainnya yang dianggap perlu disajikan dalam laporan keuangan.

Persediaan mencakup barang atau perlengkapan yang dibeli dan disimpan untuk

Page 27: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Teori Keagenan (Agency Theory) II.pdfperusahaan dan berkewajiban untuk memberikan imbalan kepada agen sedangkan ... sebagai kriteria produktivitas. ... DPRD

36

digunakan, misalnya barang habis pakai seperti alat tulis kantor, barang tak habis

pakai seperti komponen peralatan dan pipa, dan barang bekas pakai seperti

komponen bekas. Persediaan dalam hal pemerintah memproduksi sendiri meliputi

barang yang digunakan dalam proses produksi seperti bahan baku pembuatan alat-

alat pertanian. Barang hasil proses produksi yang belum selesai dicatat sebagai

persediaan, contohnya alat-alat pertanian setengah jadi.

6) PSAP No 06 tentang akuntansi investasi

Pernyataan standar ini bertujuan untuk mengatur perlakuan akuntansi untuk

investasi dan pengungkapan informasi penting lainnya yang harus disajikan dalam

laporan keuangan. Investasi pemerintah dibagi atas dua yaitu investasi jangka pendek

dan investasi jangka panjang. Investasi jangka pendek merupakan kelompok aset

lancar sedangkan investasi jangka panjang merupakan kelompok aset nonlancar.

7) PSAP No 07 tentang akuntansi aset tetap.

Tujuan pernyataan standar ini adalah mengatur perlakuan akuntansi untuk

aset tetap. Permasalahan utama akuntansi untuk aset tetap adalah saat pengakuan

aset, penentuan nilai tercatat, serta penentuan dan perlakuan akuntansi atas

penilaian kembali dan penurunan nilai tercatat (carrying value) aset tetap.

Pernyataan standar ini mensyaratkan bahwa aset tetap dapat diakui sebagai aset

jika memenuhi definisi dan kriteria pengakuan suatu aset dalam kerangka

konseptual akuntansi pemerintahan.

8) PSAP No 08 tentang akuntansi konstruksi dalam pengerjaan.

Tujuan pernyataan standar konstruksi dalam pengerjaan adalah mengatur

perlakuan akuntansi untuk konstruksi dalam pengerjaan dengan metode nilai

historis. Permasalahan utama akuntansi untuk konstruksi dalam pengerjaan adalah

jumlah biaya yang diakui sebagai aset yang harus dicatat sampai dengan

konstruksi tersebut selesai dikerjakan. Pernyataan standar ini memberikan

Page 28: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Teori Keagenan (Agency Theory) II.pdfperusahaan dan berkewajiban untuk memberikan imbalan kepada agen sedangkan ... sebagai kriteria produktivitas. ... DPRD

37

panduan untuk (a) identifikasi pekerjaan yang dapat diklasifikasikan sebagai

konstruksi dalam pengerjaan; (b) penetapan besarnya biaya yang dikapitalisasi

dan disajikan di neraca; (c) penetapan basis pengakuan dan pengungkapan biaya

konstruksi.

9) PSAP No 09 tentang akuntansi kewajiban.

Pernyataan standar tentang akuntansi kewajiban bertujuan untuk mengatur

perlakuan akuntansi kewajiban meliputi saat pengakuan, penentuan nilai tercatat,

amortisasi, dan biaya pinjaman yang dibebankan terhadap kewajiban. Kewajiban

umumnya timbul karena konsekuensi pelaksanaan tugas atau tanggungjawab untuk

bertindak di masa lalu. Kewajiban dalam konteks pemerintahan antara lain muncul

karena penggunaan sumber pembiayaan pinjaman dari masyarakat, lembaga

keuangan, entitas pemerintahan lain atau lembaga internasional. Kewajiban

pemerintah juga terjadi karena perikatan dengan pegawai yang bekerja pada

pemerintah, kewajiban kepada masyarakat luas yaitu kewajiban tunjangan,

kompensasi, ganti rugi, kelebihan setoran pajak dari wajib pajak, alokasi/realokasi

pendapatan ke entitas lainnya, atau kewajiban dengan pemberi jasa lainnya.

10) PSAP No 10 tentang koreksi kesalahan.

Tujuan pernyataan standar ini adalah mengatur perlakuan akuntansi atas

koreksi kesalahan, perubahan kebijakan akuntansi, dan peristiwa luar biasa.

Laporan keuangan untuk melaporkan pengaruh kesalahan, perubahan kebijakan

akuntansi dan peristiwa luar biasa suatu entitas harus disusun dan disajikan

dengan menerapkan pernyataan standar ini.

11) PSAP No 11 tentang laporan keuangan konsolidasi.

Pernyataan standar ini untuk mengatur penyusunan laporan keuangan

konsolidasian pada unit-unit pemerintahan dalam rangka menyajikan laporan

keuangan untuk tujuan umum (general purpose financial statements) demi

Page 29: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Teori Keagenan (Agency Theory) II.pdfperusahaan dan berkewajiban untuk memberikan imbalan kepada agen sedangkan ... sebagai kriteria produktivitas. ... DPRD

38

meningkatkan kualitas dan kelengkapan laporan keuangan dimaksud. Laporan

keuangan untuk tujuan umum adalah laporan keuangan untuk memenuhi

kebutuhan bersama sebagian besar pengguna laporan termasuk lembaga legislatif

sebagaimana ditetapkan dalam ketentuan peraturan perundang-undangan.

2.8 Penelitian Terdahulu

Syarif dan Aldiani (2009) meneliti tentang faktor-faktor pendukung

keberhasilan penerapan PP No.71 tahun 2010 pada Pemkab Labuhan Batu dengan

hasil SDM, komitmen dan perangkat pendukung secara simultan berpengaruh

terhadap keberhasilan PP No.71 tahun 2010 di Pemerintahan Kabupaten Labuhan

Batu. Hasil penelitian Fistarini (2009) mengenai penerapan SAP pada

Pemerintahan Kota Padang menunjukkan bahwa Pemerintah Kota Padang secara

implisit belum mampu menerapkan SAP, yang dapat dilihat dari banyaknya dinas

di Kota Padang yang belum selesai dalam menyusun laporan keuangan. SDM

yang bukan dari bidang ilmu akuntansi dan kurangnya pelatihan-pelatihan yang

dilakukan oleh Pemerintah Kota Padang merupakan salah satu faktor penyebab

lemahnya penerapan SAP di Kota Padang. Penelitian Indriasari dan Nahartyo

(2008), menemukan bukti empiris bahwa SDM di sub bagian akuntansi/ tata usaha

keuangan yang ada di Kota Palembang dan Kabupaten Ogan Ilir masih sangat

kurang dari sisi jumlah maupun kualifikasinya. Hasil penelitian ini berbeda

dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Roviyantie (2011) yang memberikan

temuan empiris bahwa sumber daya manusia di sub bagian/tata usaha keuangan

yang ada di Pemerintah Daerah Kota Tasikmalaya sudah mencukupi, baik dari sisi

jumlah maupun kualifikasinya.

Choirunisah (2008) menyimpulkan kemampuan SDM dan organisasi tim

secara simultan berpengaruh terhadap relevansi informasi sebagai karakteristik

kualitas informasi laporan keuangan. Darman (2009) meneliti pengaruh penerapan

Page 30: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Teori Keagenan (Agency Theory) II.pdfperusahaan dan berkewajiban untuk memberikan imbalan kepada agen sedangkan ... sebagai kriteria produktivitas. ... DPRD

39

SAP dan SPIP terhadap kualitas laporan keuangan pemerintah dengan populasi

seluruh auditor pada Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan Provinsi

Sumatera Barat. Hasil penelitian menunjukan adanya pengaruh yang signifikan

positif antara penerapan standar akuntansi pemerintahan dan penerapan sistem

pengendalian internal pemerintah terhadap kualitas laporan keuangan pemerintah.

Indriasih (2014) meneliti pengaruh kompetensi aparatur pemerintah dan efektifitas

SPIP menuju kualitas pelaporan keuangan pemerintah daerah Kota Tegal, Jawa

Tengah, dan menyimpulkan bahwa kompetensi aparatur pemerintah dan

efektifitas SPIP merupakan penyebab utama lemahnya kualitas pelaporan

keuangan di seluruh unit pemerintah daerah.

Xu, et al. (2003) meneliti faktor kunci dari kualitas informasi akuntansi

studi kasus di Australia. Hasil penelitiannya menyatakan sumber daya manusia,

sistem, organisasi, dan faktor eksternal merupakan faktor kritis menentukan

kualitas informasi akuntansi. Keandalan sistem harus didukung oleh keandalan

SDM dan harus dikontrol agar dapat berjalan dengan baik. Arens et al. (2012:290)

memaparkan bahwa pengendalian dalam perusahaan akan mendorong pemakaian

sumber daya secara efektif dan effisien untuk mengoptimalkan sasaran

perusahaan. Penelitian mengenai kualitas laporan keuangan juga dilakukan oleh

Belkoui (1989) Jonas dan Blanchet (2000) serta McDaniel et al. (2010) yang

menyatakan bahwa kualitas pelaporan keuangan harus menghasilkan informasi

yang lengkap, transparan dan bermanfaat bagi penggunanya. Lobo dan Zhou

(2006); Cohen et al. (2008); Bartov dan Cohen (2009); serta Chambers dan Payne

(2009) membuktikan bahwa adanya undang-undang yang membahas tentang

pengendalian internal atas pelaporan keuangan dapat meningkatkan kualitas

pelaporan di Sarbanes.