bab ii - universitas mercu buana yogyakartaeprints.mercubuana-yogya.ac.id/5738/3/bab ii.pdf18 dengan...

26
16 BAB II LANDASAN TEORI A. PENELITAN TERDAHULU Penelitian pertama yang dilakukan oleh Nurlaily Evi Andari mahasiswa Ilmu Komunikasi Unversitas Sebelas Maret Surakarta 2015, yang berjudul “ Pola Komu- nikasi Interpesonal Bermedia dalam menjalin Relationship antara pemerintah Kota Surakarta dengan masyarakat di Surakarta. (Studi Deskriptif mengenai pola komu- nikasi Interpesonal Bermedia dalam Menjalin Relationship antara pemerintah Kota Surakarta dengan Masyarakat di Surakarta Melalui Website ULAS suarakarta)”. Penilitian yang dilakukan oleh Nurlaily menggunakan metode deskriptif kualitatif, yang membahas mengenai pola komunikasi interpersonal bermedia dalam menjalin retationship antara pemerintah kota Surakarta dengan Masyarakarta di Surakarta. Hasil dari penlitian ini menunjukan bahwa pola komunikasi interpersonal bermedia terbentuk melalui pengaduan masyarakat dengan system online unit layanan aduan Surakarta. Persamaan dalam penlitian ini terletak pada metode yang digunakan dan pem- bahasan mengenai komunikasi interpersonal, sedangkan perbedaaan terletak pada para narasumber yang berbeda dan juga media yang du gunakan. Narasumber penelitian Naurlaiy merupakan masyarakat Surakarta, sedangkan penilitan yang akan di lakukan menggunakan narasumber anggota AOV Yogyakarta pada media Whatsapp.

Upload: others

Post on 04-Feb-2020

5 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

16

BAB II

LANDASAN TEORI

A. PENELITAN TERDAHULU

Penelitian pertama yang dilakukan oleh Nurlaily Evi Andari mahasiswa Ilmu

Komunikasi Unversitas Sebelas Maret Surakarta 2015, yang berjudul “ Pola Komu-

nikasi Interpesonal Bermedia dalam menjalin Relationship antara pemerintah Kota

Surakarta dengan masyarakat di Surakarta. (Studi Deskriptif mengenai pola komu-

nikasi Interpesonal Bermedia dalam Menjalin Relationship antara pemerintah Kota

Surakarta dengan Masyarakat di Surakarta Melalui Website ULAS suarakarta)”.

Penilitian yang dilakukan oleh Nurlaily menggunakan metode deskriptif kualitatif,

yang membahas mengenai pola komunikasi interpersonal bermedia dalam menjalin

retationship antara pemerintah kota Surakarta dengan Masyarakarta di Surakarta.

Hasil dari penlitian ini menunjukan bahwa pola komunikasi interpersonal bermedia

terbentuk melalui pengaduan masyarakat dengan system online unit layanan aduan

Surakarta.

Persamaan dalam penlitian ini terletak pada metode yang digunakan dan pem-

bahasan mengenai komunikasi interpersonal, sedangkan perbedaaan terletak pada

para narasumber yang berbeda dan juga media yang du gunakan. Narasumber

penelitian Naurlaiy merupakan masyarakat Surakarta, sedangkan penilitan yang

akan di lakukan menggunakan narasumber anggota AOV Yogyakarta pada media

Whatsapp.

17

Penilitian yang kedua, Hilda Farida Arifin, Mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial

dan Humaniora UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta 2015 dengan judul “ pengaruh

Whatsapp Terhadap perilaku tertutup Mahasiswa Islam Negeri Sunan Kalijaga

Yogyakarta Angakatan 2014. Metode penilitan yang di gunakan adalah metode sur-

vey. Kesimpulan dari penilitan tersebut adalah dari distirbusi item-item pada vari-

able pengaruh whatsapp terhadap perilaku tertutup mahasiswa dapat disimpulkan

bahwa whatsapp memang memudahkan mereka dalam kegiatan berkomunikasi dan

juga dapat mempengaruhi perilaku mahasiswa menjadi tertutup. Akan tetapi masih

ada faktor lain yang menyebabkan hal tersebut, karena dalam penilitan ini aplikasi

Whatsapp hanya berpengaruh sebesar 13,6% terhadap perilaku mahasiswa.

Persamaan penenilitian tersebut dengan penilitan yang akan peneliti lakukan

sama – sama meniliti tentang aplikasi media sosial Whatsapp . Adapun perbedaanya

adalah metode yang di gunkaan peneliti tersebut adalah metode kuantitafi dimana

meniliti pengaruh terhadap perilaku tertutup mahasiswa sedangkan penelitian yang

akan penulis gunakan adalah Kualitatif proses Komunikasi Virtual pada media

whatsapp.

B. PENGERTIAN KOMUNIKASI

Komunikasi Secara estimologi berasal dari kata communication yang berarti

pemberitahuan atau pertukaran pikiran dan communis yaitu sama, dalam arti sama

makna mengenai suatu hal.8 Menurut Horald Laswell, Komunikasi adalah proses

yang menggambarkan siapa, mengatakan apa, dengan cara apa, kepada siapa,

8 Onong Uchjana Effendi, Dinamika Komunikasi, Bandung: PT Remaja Rosdakarya,2000. Cet4.

Hal 3.

18

dengan efek apa. Frista Amanda dalam kamus lengkap Bahasa Indonesia ber-

pendapat komunikasi adalah pengerimian dan penerimaan pesan atau berita dua

orang atau lebih sehingga pesan yang di maksud dapat dipahami.9

Dari pengertian di atas penulis simpulkan dari komunikasi adalah proses pen-

yampaian informasi dari satu orang kepada orang lain untuk mengutarakan maksud

atau memberi tahu sesuatu dan mengubah sikap, pendapat, perilaku baik langsung

secara lisan maupun tidak langsung dengan menggunakan media serta kebersamaan

dalam menciptakan saling pengertian dari orang-orang yang ikut serta didalam

proses komunikasi.

Dalam berkomunikasi terdapat beberapa unsur yang merupakan syarat atau-

pun ketentuan, unsur-unsur tersebut adalah pengirim pesan (komunikator), pen-

erima pesan ( komunikan), Pesan saluran komunikasi dan media komunikasi, efek

komunikasi, umpan balik (feedback).10

1. Pengirim pesan ( Komunikator) adalah individu manusia ataupun kelompok

yang berperan untuk menyampaikan informasi dengan keahlianya untuk

mewujudkan motif komunikasinya.

2. Penerima pesan ( Komunikan) adalah orang yang berkaitan dengan komu-

nikator, sebagai penerima informasi/ pesan yang disampaikan oleh komu-

nikator.

3. Pesan adalah suatu gagasan yang dinyatakan oleh komunikator kepada komu-

nikan, bisa gagasan dalam bentuk verbal maupun non verbal.

9 Frista Amanda W, Kamus Lengkap Bahasa Indonesia, Jombang: Lintas Media. 2013 Hal 596 10 Dani vardianysah, Pengantar Ilmu Komunikasi. Jakarta : Ghalia Indonesia, 2004, Cet. Ke 1. Hal

18-28

19

4. Saluran dan media komunikasi adalah tempat ataupun jalan yang digunakan

sebagai penyalur pesan dari komunikator kepada komunikan. Hal ini dapat dil-

akukan dengan jalan, yaitu: tanpa media yang berlangsung secara tatap muka

(face to face ), dan menggunakan media komunikasi seperti telepon, internet

radio, televise, majalah dan surat kabar.

5. Efek komunikasi adalah proses pengaruh yang ditimbulkan akibat pesan yang

disampaikan komunkator dalam komunikanya. Hal ini dapat menimbulkan tiga

pengaruh dalam diri komunikan, pertama kognitif ( seseorang jadi tahu tentang

sesuatu) afektif ( sikap seseorang terebentuk misalnya setuju/ tidak setuju ter-

hadap sesuatu) dan koantif ( tingkah laku yang membuat sesorang bertindak

sesuatu).

6. Umpan balik (feedback) adalah reaksi komunikan terhadap suatu pesan yang

di sampaikan oleh komunikator, dalam komunikasi dinamis antara komunkator

dan komunikan terus-menerus selalu bertukar peran.

C. KOMUNIKASI INTERPERSONAL

Komunikasi Interpesnoal (Interpesnoal communication ) juga bias dikatakan

sebagai komunikasi antara orang- orang secara tatap muka, yang memungkinkan

setiap pesertanya menangkap reaksi orang lain secara langsung, baik verbal maupun

non verbal.11 Komunikasi interpersonal merupakan proses pengiriman dan pen-

erimaan pesan – pesan antara dua orang atau diantara sekelompok kecil orang –

orang dengan beberapa efek dan beberapa umpan balik seketika.

11 Deddy Mulyana, Ilmu Komunikasi : suatu pengantar, Bandung : Remaja Rosdakarya. 2004

Hlm.73

20

Setelah melalui proses interpersonal tersebut, maka pesan – pesan disam-

paikan kepada orang lain, proses pertukuran informasi antara seseorang dengan

seseorang lainnya atau biasanya diantara dua orang yang dapat langsung diketahui

baliknnya. Dengan bertambhanya orang – orang yang terlibat dalam komunikasi

menjadi bertambah kompleks komunikasi tersebut.12

Komunikasi interpersonal merupakan kegiatan aktif bukan pasif. Komunikasi

interpersonal bukan hanya komunikasi dari pengirim pada penerima pesan, begitu-

pula sebaliknya, melainkan komunikasi timbal balik antara pengirim dan penerima

pesan. Komunikasi interpersonal bukan sekedar serangkaian proses saling

menerima, penyeraan dan penyampian tanggapan yang telah diolah oleh masing –

masing pihak.

Komunikasi Interpersonal juga berperan untuk saling mengubah dan

mengembangkan. Dan perubahan tersebut melalui interaksi dalam komunikasi,

pihak – pihak yang terlibat untuk memberi inspirasi, semangat, dorongan agar dapat

merubah pemikiran, perasaan dan sikap sesuai dengan topik yang dikaji bersama.

Agar komunikasi interpersonal yang dilakukan menghasilkan hubungan in-

terpsonal yang efektif dan kerjasama bias di lakukan maka kita perlu bersikap ter-

buka, sikap percaya , sikap mendukung, dan terbuka yang mendorong timbulnya

sikap yang paling memahami, menghargai dan saling mengembangkan kualitas.

Hubungan interpersonal perlu ditimbuhkan dan ditingkatkan dengan memperbaiki

hubungan kerjasama antara berbagai pihak.

12 Amin Muhammad, Komunikasi organisasi Jakarta : Bumi Aksara, 2005, hal 159.

21

Pentingnya suatu komunikasi Interpersonal berlangsung secara dialogis yang

menunjukan terjadinya Interaksi, seseorang yang terlibat dalam komunikasi bentuk

ini berfungsi ganda, masing – masing menjadi pembicara dan pendengar secara ber-

gantian. Untuk terjadinya pergantian bersama ( mutual understanding ) dan empati.

Dari proses ini terjadi rasa saling menghormati bukan disebabkan status sosial

melainkan didasarkan pada anggapan bahwa masing – masing adalah manusia yang

berhak dan wajib, pantas dan wajar dihargai dan dihormati sebagai manusia.

Komunikasi interpersonal dibandingkan dengan komunikasi lainnya, dinilai

paling ampuh dalam kegiatan mengubah sikap, kepercayaan, opini dan perilaku

komunikan. Alasanya karena komunikasi ini berlangsung tatap muka, oleh karena

itu dengan komunikasi itu terjadilah kontak pribadi ( personal Contact), ketika pen-

yampaian pesan umpan balik berlangsung seketika ( immediate feedback ) menge-

tahui pada saat itu tanggapan komunikan terhadap pesan yang dilontarkan pada ek-

presi wajah dan gaya bicara.

Kecenderungan dalam mengubah sikap, kepercayaan, opini dan perilaku

komunikan maka bentuk komunikan interpersonal sering kali digunakan untuk

menyampaikan komunikasi persuasive ( persuasive communication) yakni suatu

teknik komunikasi secara psikologis manusiawi yang sifatnya halus, luwes beruapa

ajakan, bukan bujukan atau rayuan. Dengan demikian maka setiap pelaku komu-

nikasi akan melakukan empat tindakan yaitu membentuk, menyampaikan,

menerima dan mengolah pesan, keempat tindakan tersebut lazimnya berlangsung

secara berurutan dan membentuk pesan diartikan sebagai menciptakan ide atau ga-

gasan dengan tujuan tertentu.

22

1. Fungsi Komunikasi Interpersonal

Fungsi komunikasi antar pribadi atau komunikasi interpersonal adalah be-

rusaha meningkatkan hubungan insan, menghindari dan mengatasi konflik – kon-

flik antar pribadi, mengurangi ketidak pastian sesuatu, serta berbagai pengetahuan

dan pengalaman dengan orag lain.13 Komunikasi interpsonal, dapat meningkatkan

Hubungan kemanusiaan diantara pihak – pihak yang berkomunikasi. Dalam hidup

bermasyarakat seseorang bisa memperoleh kemudahan dalam hidupnya ber-

masyarakat sesorang bisa memperoleh kemudahan dalam hidupnya karena mem-

iliki pasangan hidup. Melalui komunikasi interpersonal juga dapat berusaha mem-

bina hubungan baik, sehingga menghindari dan mengatasi terjadinya konflik – kon-

flik yang terjadi.14

Adapun fungsi lain dari komunikasi interpersonal adalah :

a) Mengenal diri sendiri dan orang lain.

b) Komunikasi antar pribadi memungkinkan kita untuk mengetahui ling-

kungan kita secara baik.

c) Menciptkan dan memelihara hubungan baik antar personal.

d) Mengubah sikap dan perilaku.

e) Bermain dan mencari hiburan dengan berbagai kesenangan pribadi.

f) Membantu orang lain dalam menyelsaikan masalah.

Fungsi Global dari komunikasi antar pribadi adalah menyampaikan pesan

yang umpan baliknya diperoleh saat proses komunikasi tersebut berlangsung.

13 H. Hafied cangara, Pengantar Ilmu komunikasi. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada, 2004. Hal.33 14 Ibid, hal. 56

23

2. Sifat –sifat komunikasi

Menurut sifatnya, komunikasi antar pribadi dapat dibedakan atas dua mcam

yaitu.15

a. Komunikasi Diadik (Dyadic Communication ) ialah proses komunikasi

yang berlangsung antara dua orang dalam situasi tatap muka, komunikasi

Diadik menurut Pace dapat dilakukan dalam 3 bentuk yaitu :

1) Percakapan : berlangsung dalam suasana yang bersahabat dan informal.

2) Dialog : berlangsung dalam situasi yang lebih intim, lebih dalam dan

lebih personal.

3) Wawancara: sifatnya lebih serius, yakni adanya pihak yang dominan

pada posisi bertanya dan lainnya berada pada posisi menjawab.

b. Komunikasi kelompok kecil ( Small group Communication) ialah proses

komunikasi yang berlangsung tiga orang atau lebih secara tatap muka, di-

mana anggotanya saling berinteraksi satu sama lain dan komunikasi kecil

ini banyak dinilai dari sebagai tipe komunikasi antar pribadi karena :

1) Anggotanya terlibat dalam suatu proses komunikasi yang berlangsung

secara tatap muka.

2) Pembicaraan berlangsung secara terpotong-potong dimana semua pe-

serta bisa berbicara dalam kedudukan yang sama, dengan kata lain tidak

ada pembicaraan tanggal yang mendominasi.

15 Ibid, hal. 32

24

3) Sumber penerima sulit di identifikasi. Dalm situasi seperti saat ini,

semua anggota bisa berperan sebagai sumber dan juga sebagai pen-

erima. Karena itu, pengaruhnya bisa bermacam – macam, misalnya : Si

A bisa terpengaruh dari si B, dan si C bisa memperngaruhi si B. proses

komunikasi seperti ini biasanya banyak ditemukan dalam kelompok

studi dan kelompok diskusi.

Tidak ada batasa yang menentukan secara tegas berapa besar jumlah anggota

suatu kelompok kecil. Biasanya antara 2-3 atau bahkan ada yang mengembangkan

sampai 20-30 orang , tetapi tidak ada yang lebih dari 50 orang. Sebenarnya untuk

memberi batasan pengertian terhadap konsep komunikasi interpersonal tidak begitu

mudah. Hal ini disebabkan adanya pihak yang memberi definisi komunikasi inter-

personal sebagai proses komunikasi yang berlangsung antara dua orang atau secara

tatap muka.

3. Persepektif komunikasi interpersonal

Komunikasi antar pribadi dapat menjadikan sangat efektif dan juga bisa men-

jadi sangat tidak efektif. Konlfik yang terjadi dalam sebuah hubungan seperti hub-

ungan rumah tangga menjadikan komunikasi interpersonal perlu meningktakan

kualitas komunikasi dengan memperbaiki hubungan dan kerja sama antara berbagai

pihak.

Berikut ini terdapat tiga persepektif yang membahas tentang karakteristik

komunikasi interpersonal yang efektif, diantaranya :

a) Perspektif Humanistic

25

Perspektif Humanistic menekankanpada keterbukaan, empati sikap men-

dukung, sikap positif, dan kesetaraan menciptakan interaksi yang bermakna, ju-

jur, dan memuaskan. Berikut penjabaran yang lebih luas dalam sudut pandang

ini.16

1) Keterbukaan ( openness)

Memiliki pengertian bahwa dalam komunikasi antarpribadi yang efek-

tif , individu harus terbuka pada pasangan yang di ajak berinteraksi, kese-

diaan untuk membuka diri dan memberikan informasi, lalu kesediaan un-

tuk mengakui perasaan dan pikiran yang dimiliki, dan juga memper-

tanggung jawabkannya. Agar komunikasi interpersonal yang dilakukan

menghasilkan hubungan interpersonal yang efektif dan kerja sama bisa dit-

ingkatkan, maka kita perlu besrikap terbuka.

2) Empati (empathy)

Empati adalah kemampuan sesorang untuk menempatkan dirinya pada

posisi atau perana orang lain. Dalam arti bahwa sesorang secara emosinoal

maupun intelektual mampu memahami apa yang di rasakan dan di alami

orang lain.

3) Sikap Mendukung ( Supportiveness)

Komunikasi interpersonal akan efektif apabila dalam diri seseorang ada

perilaku supportiveness, maksudnya satu dengan yang lainnya saling mem-

berikan dukungan terhadap pesan yang di sampaikan. Sikap mendukung

adalah sikap yang mengurangi sikap defensive dalam berkomunikasi yang

16 Josep Devito, Komunikasi antar Manusia, Jakarta : Profesional Books, 2001. Hal. 259

26

dapat terjadi karena factor – factor personal seperti ketakutan, kecemasan

dan lain sebagainya yang menyebabkan komunikasi interpesnoal akan ga-

gal, karena orang defensive akan lebih banyak melindungi diri sendiri dari

ancaman yang di tanggapi dalam komunikasi dibandingkan memahami

orang lain.

4) Sikap positif ( postiviveness)

Memiliki perilaku positif yakni berfikir secara positif terhadap diri

sendiri dan orang lain.

5) Kesetaraan ( equality)

Keefektifan komunikasi interpersonal juga di tentukan oleh kesamaan

– kesamaan yang dimiliki pelakunya, seperti nilai, sikap, watak, perilaku,

kebiasaan, pengalaman, dan sebagainya.

b) Persepktif pragmatis.

Persepektif Pragmatis memusatkan pada manajemen dan kesegaran in-

teraksi yang di gunakan oleh komunikatir melalui perilaku yang spesifik un-

tuk mendapatkan hasil yang diinginkan. Model ini menawarkan lima kualti-

tas efektevitas, yakni :

1) Kepercayaan diri ( Confidence )

Komunikator yang efektif memiliki kepercyaan diri dalam bersosial-

isasi, dimana hal tersebut dapat dilihat pada kemampuannya untuk

menghadirkan suasana nyaman pada saat interaksi terjadi pada orang –

orang yang merasa gelisah, pemalu, atau khawatir dan membuat mereka

merasa lebih nyaman.

27

2) Kebersatauan

Mengacu pada penggabungan antara komunikan dan komunkator,

Dimana terciptanya rasa kebersamaan dan kesatuan yang mengisyarat-

kan minat dan perhatian untuk mau mendengerkan.

3) Manajemen Interaksi ( Interaction managnement)

Dalam melakukan suatu komunikasi dapat mengandalikan interaksi

untuk kepuasan kedua pihak, tokoh yang paling penting. Beberapa cara

yang tepat untuk melakukannya adalah dengan menjaga peran sebagai

komunikan dan komunikator melalui gerakan mata, ekpresi vocal,

gerakan tubuh dan wajah yang sesuai, dan juga dengan saling mem-

berikan kesempatan untuk berbicara. Hal ini merupakan wujud dari se-

buah manajemen interaksi.

4) Daya ekpresi ( expressiveness)

Mengacu pada kemampuan untuk mengkonsumiskan apa yang ingin

disampaikan dengan aktif. Bukan dengan menarik diri atau melempar-

kan tanggung jawab kepada orang lain.

5) Orentasi ke pihak lain ( other orientation )

Dalam hal ini dimaksudkan untuk lebih menyesuaikan diri pada

lawan bicara dan mengkomunikasikan perhatian dan minat terhadap

apa yang dikatakan oleh lawan bicara, mengkomunikasikan keinginan

untuk bekerja sama dalam mencari pemecahan masalah.

c) Persepektif pergaulan sosial.

28

Persektif pergaulan sosial pada model ekonomi imbalan (reward) dan

biaya ( cout ). Suatu hubungan di asumsikan sebagai suatu kemitraan di-

mana imbalan dan biaya saling dipertukarkan .

Ketiga persepktif ini tidak aktif dapat dipisahkan satu persatu, melain-

kan harus saling melengkapi, karena setiap persepektif tersebut membantu

kita untuk dapat memahami komunikasi dalam menyelsaikan konflik se-

buah hubungan secara efektif. Komunikasi Interpersonal dinyatakan efektif

bila pertemuan komunikasi merupakan hal yang menyenangkan.

4. Faktor – faktor yang menimbulkan Interpesnonal dalam komunikasi interpersonal

Banyak hal yang menjadi factor – factor yang meningkatkan hubungan inter-

personal, misalnya dari kwalitas komunikas itu sendiri. Faktor yang mem-

perangaruhinya antara lain : 17

a) Percaya (Trust)

Berbagai faktor yang paling memperngaruhi komunikasi antar pribadi ada-

lah faktor kepercayaan. Apabila antara suami dan istri memiliki rasa saling

percaya maka akan terbina saling pengertian sehingga terebentuk sikap saling

terbuka, saling mengisi, saling mengerti dan terhindar dari kesalah pahaman,

sejak tahap perkenalan dan tahap peneguhan, kepercayaan menentukan efek-

tivitas komunikasi.

Ada tiga faktor utama yang menimbulkan sikap percaya, yaitu :

17 Drs. Jalaludin Rakhmat, Psikolog Komunikasi, Bandung, Remaja Rosdakarya. Cet. 2 1986 Hal.

129 -138.

29

1) Menerima, adalah kemampuan berhubungan dengan orang lain tanpa

menilai dan tanpa berusaha mengendalikannya, sikap menerima tidak

semudah yang dikatakan. Kita selalu cenderung menilai dan sukar

menerima. Akibatnya, hubungan interpersonal tidak dapat berlangsung

seperti yang diharapkan.

2) Empati, hal ini dianggap sebagai memahami orang lain yang tidak mempu-

nyai arti emosinonal bagi kita.

3) Kejujuran, menyebabkan perilaku kita dapat diduga, ini mendorong orang

lain untuk dapat percaya pada kita. Dalam proses komunikasi interpersonal

pada pasangan suami istri, kejujuran dalam berkomunikasi amatlah pent-

ing.

Menurut psikolog humanistic, pemahaman interpersonal terjadi melalui self

disclouser, feedback, dan sensitivity to the disclouser of other, kesalahpahaman dan

tidak puasan dalam suatu jalinan antar pribadi diakibatkan oleh ketidak jujuran,

tidak adanya keselarasan antara tindak dan perasaan, serta hambatannya penguka-

pan diri.

b) Sikap Suportif

Sikap yang mengurangi sikap defensive dalam berkomunikasi yang dapat ter-

jadi karena faktor-faktor personal seperti ketakutan, kecemasan, dan lain seba-

gianya yang menyebabkan komunikasi interpersonal gagal, karena orang defensive

akan lebih banyak melindungi diri dari ancaman ditanggpainya dalam komunikasi

dibandingkan memahami pesan orang lain.

c) Sikap terbuka

30

Sikap ini amat besar pengaruhnya dalam menumbuhkan komunikasi interper-

sonal yang efektif dengan komunikasi ini yang terbuka diharapkan tidak akan ada

hal – hal yang tertutup. Sehingga apa yang ada pada diri suami juga diketahui oleh

istri, demikian sebaliknya, dengan sikap saling percaya dengan supportif, sikap ter-

buka mendorong timbulnya saling pengertian, saling menghargai, dan paling pent-

ing saling mengembangkan kualitas hubungan interpersonal. Walapaun berkomu-

nikasi merupakan salah satu kebiasaan dengan kegiatan sepanjang kehidupan, na-

mun tidak selamanya akan memberikan hasil seperti yang diharapkan.

Dalam buku psikolog komunikasi karya Jalaludin Rahkmat, M,Sc. Terdapat

beberapa tahap untuk hubungan interpersonal diantranya, yaitu:18

a) Pembentukan Hubungan Interpesonal, dimana pada tahap ini sering disebut

sebaya tahap perkenalan yang di tandai dengan usaha kedua belah pihak dalam

menggali secepatnya identitas, sikap, dan nilai dari pihak lain. Dan apaliba

mereka ada kesamaan, mulailah dilakukan proses mengkukapkan diri, bila

mereka merasa berbeda, mereka akan berusaha menyembunyikan diri.

b) Peneguhan hubungan interpersonal, untuk memelihara dan memperteguh hub-

ungan interpersonal ini ada empat faktor yang amat penting diantaranya :

Keakraban, control, respon yang tepat dan nada emosional yang tepat.

c) Pemutusan hubungan Interpsonal, hal ini dapat terjadi apa bila hubungan In-

terpesonal terdapat sebuah konflik atau hubungan yang tidak sehat dalam artian

adalah penyebab dari putusnya hubungan interpersonal tersebut.

18 Ibid, 125-129

31

5. Model Komunikasi Interpersonal

Dalam proses komunikasi interpsonal arus komunikasi yang terjadi adalah

sirkulasi atau berputar, artinya setiap individu setiap mempunyai kesempatan yang

sama untuk menjadi komunkator dan komunikan. Karena dalam komunikasi in-

terpsonal efek atau umpan balik dapat terjadi seketika. Untuk dapat mengetahui

komponen – komponen yang terlihat dalam komunikasi interpersonal dapat di

jelaskan melalui gambar berikut:

Dari gambar diatas dapat dijelaskan bahwa komoponen – komponen komu-

nikasi interpersonal adalah berikut:19

19 J.A.Devito, komunikasi Antar Manusia, Jakarta : profeisonal Books, 1997. Hal. 10

Bidang Pengalam

Pengirim – penerima

Encoding-Decoding

Pengirim –penerima

Encoding - decoding

Pesan - pesan

Saluran

Efek Efek

Gangguan

Umpan balik

Bidang Pengalam

Gambar 4- Proses komunikasi Interpersonal

J.A.Devito, komunikasi Antar Manusia, Jakarta : profeisonal Books, 1997. Hal. 10

32

a) Pengirim – penerima, Komunikasi Interpesonal paling tidak melibatkan dua

orang, setiap irang terlibat dalam komunikasi memfokuskan dan mengirimkan

serta mengirimkan pesan dan juga sekaligus menerima dan memahami pesan.

Istilah pengirim – penerima ini digunakan untuk menekankan bahwa, fungsi

pengirim dan penerima ini dilakukan oleh setiap orang yang terlibat dalam

komunikasi interpersonal.

b) Encoding – decoding, Encoding adalah tindakan menghasilkan pesan, artinya

pesan – pesan yang akan di sampaikan di kode dan diformulasikan terlebih da-

hulu dengan menggunakan kata – kata, simbol dan sebagainya. Sebaliknya tin-

dakan untuk mengenterpratasikan dan memami pesan- pesan yang diterima, di

sebut juga sebagai decoding. Dalam komunikasi interpersonal, karena pengirim

juga bertindak sekaligus sebagai penerima, maka fungsi encoding – decoding di

lakukan oleh setiap orang yang terlibat dalam komunikasi interpersonal.

c) Pesan – pesan. Dalam komunikasi interpersonal, pesan – pesan ini bisa ber-

bentuk verbal ( seperti kata-kata) dan non verbal ( gerak tubuh, Simbol) atau

gabungan antara bentuk verbal dan Non verbal.

d) Saluran, berfungsi sebagai media dimana dapat menghubungkan antara pengirim

dan penerima pesan atau informasi, saluran komunikasi personal baik yang ber-

sifat langsung perorangan maupun kelompok lebih persuasif dibandingkan

dengan saluran media masa. Hal ini disebabkan karena penyampaian pesan me-

lalui saluran komunikasi personal dapat dilakukan secara langsung kepada

khalayak.

33

e) Gangguan ( Noise). Seringkali Pesan-pesan yang dikirim berbeda dengan pesan

yang diterima. Hal ini dapat terjadi karena ganggungan saat berlangsung komu-

nikasi, yang terdiri dari :

1) Gangguan fisik, gangguan ini biasanya berasal dari luar dan menganggu

transmisi fisik pesan, seperti kegaduhan, interupsi, jarak dan sebagaianya.

2) Gangguan Psikologi, gangguan ini timbul karena adanya perbedaan gagasan

dan penilaian subyektif diantara orang yang terlibat diantara orang yang ter-

libat dalam komunikasi seperti emosi, perbedaan nilai-nilai, sikap dan se-

bagainya.

3) Gangguan Semantik, ganngguan ini terjadi kata – kata atau simbol yang di

gunakan dalam komunikasi, sering kali memeliki arti ganda, sehingga me-

nyebabkan penerima gagal paham menangkap dari maksud – maksud pesan

yang terjadi yang disampaikan, contoh perbedaan Bahasa yang di gunakan

dalam berkomunikasi.

f) Umpan balik. Umpan balik memainkan peranan yang sangat penting dalam proses

komunikasi Interpersonal, karena pengirim dan penerima secara terus menerus

dan beragantian memberikan umpan balik dalam berbagai cara, baik secara Verbal

maupun Non verbal, umpan balik ini bersifat positif apabila di rasa saling

menguntungkan, bersifat positif apabila tidak menimbulkan efek dan berfisat neg-

ative apabila merugikan.

g) Bidang Pengalaman, hal ini merupakan Faktor yang paling penting dalam komu-

nikasi Interpersonal, Komunikasi akan terjadi apabila para pelaku yang terlibat

dalam komunikasi mempunyai bidang pengalaman yang sama.

34

h) Efek. Dibandingkan dengan bentuk komunikasi lainya, komunikasi interpersonal

dinilai paling ampung untuk mengubah sikap, perilaku kepercayaan dan opini

komunikasi. Hal ini disebabkan komunikasi dilakukan dengan tatap muka.

35

D. TEORI SOLIDARITAS EMILE DURKHIEM

1. Teori Solidaritas Emile Durkhiem

Soldiaritas adalah sesuatu yang sangat dibutuhkan oleh sebuah masyara-

kat ataupun kelompok sosial karena pada dasarnya setiap masyarakat membu-

tuhkan solidaritas. Kelompok – kelompok sosial sebagai tempat berlang-

sungnya kehidupan bersama, masyarakat akan tetapi ada dan bertahan ketika

dalam kelompok sosial tersebut terdapat rasa solidaritas diantara anggota –

anggotanya. Istilah solidaritas dalam” kamus ilmiah popular diartikan sebagai

“kesetiakawanan atau perasaan sepenanggungan”. Sementara Paul Johson da-

lam bukunya mengukapkan:

Solidaritas menunjukan pada suatu keadaan hubungan antara indi-

vidu dan atau kelompok yang didasarkan pada keadan moral dan

kepercayaan yang dianut bersama. Ikatan ini lebih mendasar dari

pada hubungan kontraktual yang dibuat atas persetujuan rasional,

karena hubungan – hubungan serupa itu mengandaikan sekurang ku-

rangnya satu tingkat / derajat consensus terhadap prinsip – prinsip

moral yang menjadi dasar kontrak itu.20

Sependapat dengan Johnson, Lawang dalam bukunya juga mengukap-

kan tentang solidaritas sebagai berikut “ Dasar pengertian Solidaritas tetap

kita pegang yakni kesatuan, persahabatan, saling percaya yang muncul akibat

tanggung jawab bersama dan kepentingan bersama diantara para ang-

gotanya.21

20 Doyle Paul Johnson. Teori Sosiologi klasikan Modern. Jakarta : Granmedia Pustaka, 1994. Hal

181 21 Soedijati. Solidaritas dan masalah sosial kelompok waris. Bandung : UPPm STIE Bandung 1995.

Hal 12

36

Pengertian tentang solidaritas ini selanjutnya lebih diperjlas oleh

Durkhiem sebagai berikut:

Solidaritas adalah perasaan soling percaya antara para anggota da-

lam suatu kelompok atau komunitas. Kalau orang saling percaya

maka mereka akan menjadi satu/ menjadi persahabatan, menjadi sal-

ing hormat – menghormati, menjadi terdorong untuk bertanggung

jawab dan memperhatikan kepentingan sesamanya”.22

Dari beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa solidaritas

sosial adalah adanya rasa saling percaya cita - cita bersama kesetiawanan,

dan rasa sepenanggungan diantara individu sebagai anggota kelompok ka-

rena adanya perasaan emosional dan moral yang dianut bersama yang dapat

membuat individu merasa nyaman dengan kelompok atau komunitas.

E. MEDIA SOSIAL

1. Pengertian Media Sosial

“ Media “ menurut Association Of Education And Communication Tech-

nology ( AECFT ) adalah segala bentuk dan saluran yang digunakan ntuk

menyalurkan pesan atau informasi.23

Kata media merupakan bentuk jamak dari kata medium yang secara harf-

iah mempunyai arti perantara atau pengantar. Media juga dapat diartikan se-

bagai alat atau sarana yang dipergunakan untuk menyampaikan pesan sesorang

( Komunikator ) kepada orang lain ( Khalayak ). Media biasanya “ Bertujuan

22 Ibid, Hal 25 23 M. Basyridin Usman, Media Pembalajaran, Jakarta : ciputat Pers, 2002. Hal 1

37

memfasilitasi komunikasi antar tempat ( jarak) tanpa harus disaksikan langsung

secara fisik”.24

Sebelum tahun 1970-an, media definisikan berdasarakan system pen-

yampaian. Ada media cetak yang menggunakan kertas sebagai medianya, con-

tohnya seperti koran, majalah, dan buku. Ada yang menggunakan media el-

ektronik dan melalui sinyal seperti radio dan TV. Ada yang menggunakan Disk

untuk forman gambar hidupseperti film dan musik. Media – media tersebut

dibagi berdasarkan metode pengirimanya sebutan untuk perusahaan yang

membuat kora, majalah dan buku, sedangkan studio yang membuat tayangan

berupa gambar dan rekaman untuk televise dan radio.

Namun sejak munculnya internet yang dapat diakses melalui komputer

maka muncul pula era media yang baru yang disebut media digital. Media dig-

ital adalah semua bentuk media komunikasi yang mengkombinasikan teks,

grafik, suara, dan video menggunakan teknologi komputer.25 Saat ini dengan

internet kita dapat menyampaikan berbagai macam media ( cetak, siaran, Film,

dan rekaman ). Perpanjang dari munculnya media digital melalui internet ada-

lah munculnya sebuah ruang baru dalam internet. Ruang tersebut memung-

kinkan setiap orang untuk dapat bersosialisasi di dalamnya. Ruang baru terse-

but yang sekarang ini disebut dengan media sosial.

24 Ludwing Suparmo, Apsek Ilmu komunikasi dalam Public Relations, Jakarta : Indeks, 2011. Hal.

25 25 Shirley Biagi, Media / Impact : Pengantar Media Massa, Terj. Dari Media / Impact : An Introcution

to Mass Media Oleh Mochammad Irfan dan Wulung Wira Mahendra, Jakarta : Salemba Humanika,

2010. Hal 231

38

Berikut beberapa pengertian Media sosial menurut beberapa ahli :26

1. Menurut Mandibergh (2012), media sosial adalah media yang mewadahi

kerja sama di antara pengguna yang mengahasilkan Konten.

2. Menurut Shiky (2008) media sosial merupakan alat untuk meningkatkan

kemampuan pengguna untuk berbagi, bekerja sama di antara penggunadan

melakukan tindakan secara kolektif yang semuanya berada di luar angkasa

instusional maupun organisasi.

3. Menurut Boyd (2009), media sosial dijelaskan sebagai kumpulan

perangkat lunak yang memungkinkan Individu maupun komunitas untuk

berkumpul, berbagi , berkomunikasi, dan dalam kasus tertentu saling

berkolaborasi atau bermain.

4. Menurut Van Dijk (2013). Media sosial adalah platform media sosial yang

memfokuskan pada ekosistem pengguna yang memfasilitasi mereka dalam

beraktifivitas maupun berkolaborasi, karena itu, media sosial dapat dilihat

sebagai medium ( fasilitator) online yang menguatkan hubungan antar

pengguna sekaligus sebagai sebuah ikatan sosial.

5. Mike dan Young (2012) mengartikan media sosial sebagai konvergensi

antara komunikasi personal dalam arti saling berbagi di antara individu

dan media public untuk berbagi kepada siapa saja tanpa ada kekhususan

individu.

26 Rulli Nasrullah, Media Sosial: Perspektif Komunikasi, Budaya dan Sosioteknologi. Bandung :

Simbiosa Rekatama Media : 2015. Hal 11

39

Dari pengertian di atas, penulis menyimpulkan bahwa media sosial adalah

media yang memungkinkan penggunanya untuk saling melakukan aktivitas sosial

secara virtual melalui jejaring internet.

2. Karakteristik Media Sosial

Ada ciri khusus yang hanya dimiliki oleh media sosial dibandingkan media

lainnya. Salah satunya adalah media sosial beranjak dari pemahaman bagaimana

media tersebut digunakan sebagai sarana sosial di dunia virtual.

Adapun karakteristik media sosial yaitu : 27

1) Jaringan (Network) Antar Pengguna

Media sosial memiliki karakater jaringan sosial. Media sosial terbangun

dari struktur sosial yang terbentuk di dalamnya jaringan atau intrente.

2) Informasi

Infromasi menjadi entitas yang penting dari media sosial. Sebab tidak

seperti media –media lainnya di interent, pengguna media sosial

mengkreasikan identitasnya, memproduksi content, dan melalukan in-

teraksi berdasarkan infromasi.

3) Arsip

Bagi pengguna media sosial, arsip menjadi sebuah karakter yang men-

jelaskan bahwa infromasi telah tersimpan dan bisa menjadi akses kapan

pun dan melalui perangkat apapun.

4) Interaksi

27 Ibid. Hal 16 - 31

40

Secara sederhana interaksi yang terjadi di media sosial minimal

berebntuk saling mengomentari atau memberikan tanda.

5) Simulasi sosial

Media sosial memiliki karakter sebagai medium berlangsungnya

masyarakat ( society )di dunia virtual.

6) Konten Oleh pengguna

Karaktersitik media sosial lainya adalah konten oleh pengguna atau

lebih popular disebut dengan user generated conten (UGC).

7) Penyebaran

Penyebaran atau sharing merupakan karakter lainnya dari media sosial,

sharing merupakan ciri khas dari media sosial yang menunjukan bahwa

khalayak aktif menyebarkan konten sekaligus mengembangkanya.

F. Whatsapp

Whatsapp adalah aplikasi bertukar pesan untuk Smartphone dengan

menggunakan koneksi internet 3G,4G atau WiFi. Whatsapp menawarkan banyak

fitur yang dapat kamu gunakan, seperti kemampuan untuk mengirim gambar, video,

Gif, file audio, kontak, sampai dengan catatan suara.28

1. Fitur Whatsapp

a) Pesan

Kirim pesan ke teman dan keluarga secara gratis*. Whatsapp menggunakan

koneksi internet telepon Anda untuk mengirim pesan.

b) Chat Group

28

41

Tetap terhubung dengan orang-orang yang penting bagi Anda, seperti

keluarga atau rekan kerja Anda. Degan chat group, Anda dapat membagikan

pesan, foto, video hingga 256 orang sekaligus. Anda juga dapat memberi

nama group, membisukan, atau

c) Panggilan Suara dan Video whatsapp

Dengan panggilan suara, Anda dapat berbicara dengan teman dan keluarga

secara gratis*. Bahkan jika mereka berada di negara lain. dan dengan

panggilan video gratis*. Anda dapat melakukan pembicaraan tatap muka saat

suara atau teks saja tidak cukup.

d) Foto dan Video

Mengirim Foto dan Video di whatsapp dengan segara. Anda bahkan dapat

menangkap momen yang penting bagi Anda dengan kamera bawaan.29

29 http://www.whatsapp.com/features di akses 20 Januari 2019