bab ii kajian pustaka dan hipotesis penelitian 2.1 ... ii.pdf18 yang diperdagangkan di pasar modal...

33
16 BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Landasan Teori dan Konsep 2.1.1 Teori Signal (Signalling Theory) Teori signal (signalling theory) menjelaskan tentang pentingnya informasi yang dikeluarkan oleh perusahaan terhadap keputusan investasi pihak di luar perusahaan. Informasi merupakan unsur penting bagi investor dan pelaku bisnis karena informasi pada hakekatnya menyajikan keterangan, catatan atau gambaran baik untuk keadaan masa lalu, saat ini maupun keadaan masa yang akan datang bagi kelangsungan hidup suatu perusahaan dan bagaimana pasaran efeknya. Menurut Brigham, et al. (1997:439) manajemen mempunyai informasi yang akurat mengenai nilai suatu perusahaan, sehingga apabila manajemen menyampaikan informasi ke pasar modal maka pasar akan merespon informasi tersebut sebagai sinyal terhadap adanya peristiwa tertentu yang dapat mempengaruhi nilai perusahan yang tercermin dari perubahan harga dan volume perdagangan saham. Menurut Nurrohman (2013), jika suatu perusahaan ingin sahamnya dibeli oleh investor, maka perusahaan harus melakukan pengungkapan laporan keuangan secara terbuka dan transparan. Informasi yang dipublikasi sebagai suatu pengumuman akan memberikan signal bagi investor dalam pengambilan keputusan investasi. Salah satu informasi yang menjadi pertimbangan investor dalam memprediksi saham adalah tingkat kesehatan bank. Reaksi pasar

Upload: duongkhuong

Post on 26-Jul-2019

214 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 ... II.pdf18 yang diperdagangkan di pasar modal meliputi saham, obligasi, reksadana dan intrumen derivatif lainnya. Masing-masing

16

BAB II

KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN

2.1 Landasan Teori dan Konsep

2.1.1 Teori Signal (Signalling Theory)

Teori signal (signalling theory) menjelaskan tentang pentingnya informasi

yang dikeluarkan oleh perusahaan terhadap keputusan investasi pihak di luar

perusahaan. Informasi merupakan unsur penting bagi investor dan pelaku bisnis

karena informasi pada hakekatnya menyajikan keterangan, catatan atau gambaran

baik untuk keadaan masa lalu, saat ini maupun keadaan masa yang akan datang

bagi kelangsungan hidup suatu perusahaan dan bagaimana pasaran efeknya.

Menurut Brigham, et al. (1997:439) manajemen mempunyai informasi yang

akurat mengenai nilai suatu perusahaan, sehingga apabila manajemen

menyampaikan informasi ke pasar modal maka pasar akan merespon informasi

tersebut sebagai sinyal terhadap adanya peristiwa tertentu yang dapat

mempengaruhi nilai perusahan yang tercermin dari perubahan harga dan volume

perdagangan saham.

Menurut Nurrohman (2013), jika suatu perusahaan ingin sahamnya dibeli

oleh investor, maka perusahaan harus melakukan pengungkapan laporan keuangan

secara terbuka dan transparan. Informasi yang dipublikasi sebagai suatu

pengumuman akan memberikan signal bagi investor dalam pengambilan

keputusan investasi. Salah satu informasi yang menjadi pertimbangan investor

dalam memprediksi saham adalah tingkat kesehatan bank. Reaksi pasar

Page 2: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 ... II.pdf18 yang diperdagangkan di pasar modal meliputi saham, obligasi, reksadana dan intrumen derivatif lainnya. Masing-masing

17

ditunjukkan dengan adanya perubahan harga saham pada waktu informasi tingkat

kesehatan bank diumumkan dan semua pelaku pasar sudah menerima informasi

tersebut, serta menginterpretasikan dan menganalisis informasi tersebut terlebih

dahulu sebagai sinyal baik (good news) atau sinyal buruk (bad news). Jika

pengumuman informasi tentang tingkat kesehatan perbankan dalam kondisi sehat,

maka akan menjadi sinyal baik bagi investor dan akan berimbas pada fluktuasi

harga saham perusahaan perbankan yaitu terjadinya kenaikan harga saham dan

sebaliknya.

2.1.2 Investasi

Investasi merupakan komitmen untuk menanamkan sejumlah dana pada

saat ini dengan tujuan memperoleh sejumlah keuntungan di masa datang

(Tandelilin, 2010:2). Haan, et. al (2009) membagi investasi menjadi dua jenis,

yaitu investasi langsung dan investasi tidak langsung. Investasi langsung adalah

investasi pada pasar keuangan secara langsung dan sedangkan investasi tidak

langsung adalah investasi yang melibatkan perantara atau pihak ketiga untuk

mengelola dana investasi tersebut. Aktivitas investasi pada umumnya dilakukan

pada sejumlah dana pada aset riil (tanah, emas, mesin atau bangunan) maupun

aset finansial (deposito, saham ataupun obligasi).

Salah sata lembaga lembaga keuangan yang dapat memfasilitasi kegiatan

investasi adalah pasar modal. Investasi pada pasar modal merupakan investasi

pada asset finansial yang dipandang memiliki tingkat keuntungan yang tinggi dan

tingkat risiko yang tertentu. Menurut Tandelilin (2001: 18) umumnya sekuritas

Page 3: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 ... II.pdf18 yang diperdagangkan di pasar modal meliputi saham, obligasi, reksadana dan intrumen derivatif lainnya. Masing-masing

18

yang diperdagangkan di pasar modal meliputi saham, obligasi, reksadana dan

intrumen derivatif lainnya. Masing-masing sekuritas tersebut memberikan return

dan tingkat risiko yang berbeda-beda, untuk itu diperlukan teknik analisis yang

efektif dalam menentukan keputusan investasi agar memperoleh keuntungan serta

terhindar dari risiko.

2.1.3 Pengertian dan Jenis-Jenis Saham

Saham adalah salah satu sekuritas yang banyak diperdagangkan di pasar

modal. Saham (stock) merupakan suatu bentuk penanaman modal pada suatu

badan usaha yang dilakukan dengan menyetorkan sejumlah dana tertentu dengan

tujuan untuk menguasai sebagian hak pemilikan atas perusahaan tersebut

(Sunariyah, 2004:6). Selain itu, saham merupakan tanda bukti kepemilikan sebuah

perusahaan. Bukti suatu pihak disebut sebagai pemegang saham adalah apabila

mereka sudah tercatat dalam buku yang disebut Daftar Pemegang Saham (DPS).

Pada umumnya DPS disajikan beberapa hari sebelum Rapat Umum Pemegang

Saham (RUPS) diselenggarakan. Wujud saham adalah selembar kertas yang

menerangkan bahwa pemilik kertas tersebut adalah pemilik perusahaan yang

menerbitkan surat berharga. Posisi kepemilikan ditentukan oleh seberapa besar

penyertaan yang ditanamkan di dalam perusahaan tersebut.

Saham merupakan sekuritas yang memberikan penghasilan yang tidak

tetap. Pemilik saham akan menerima penghasilan dalam bentuk dividen dan akan

dibagikan kepada pemegang saham apabila perusahaan memperoleh keuntungan.

Selain penghasilan berupa dividen, keuntungan yang diharapkan pemegang saham

Page 4: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 ... II.pdf18 yang diperdagangkan di pasar modal meliputi saham, obligasi, reksadana dan intrumen derivatif lainnya. Masing-masing

19

adalah selisih harga saham. Bila harga jual saham lebih tinggi dibandingkan

dengan harga belinya, maka investor akan memperoleh keuntungan yang disebut

dengan capital gain, tetapi bila harga jualnya lebih rendah dibanding dengan

harga beli saham, investor akan mengalami kerugian yang disebut dengan capital

loss.

Menurut Jogiyanto (2014:169) saham dapat dibedakan menjadi dua jenis

yaitu :

1) Saham preferen adalah saham yang mempunyai sifat gabungan antara obligasi

dan saham biasa. Saham preferen memiliki karakteristik ditengah-tengah

antara obligasi dan saham biasa. Hak saham preferen terhadap dividen adalah

hak untuk menerima dividen terlebih dahulu jika terjadi likuidasi

dibandingkan dengan pemegang saham biasa.

2) Saham biasa merupakan surat berharga yang biasa diperdagangkan tanpa

karakteristik khusus atau tambahan. Pemegang saham biasa hanya akan

mendapat dividen pada akhir tahun pembukuan, dan hanya saat perusahaan

tersebut mendapatkan keuntungan. Perusahaan yang menerbitkan saham biasa

dan menjualnya di bursa memungkinkan perusahaan untuk meningkatkan

modal tambahan dan relatif lebih mudah dibandingkan dengan sumber-sumber

modal lainnya (Levisauskaite, 2010).

2.1.4 Harga Saham

Harga saham adalah nilai yang membuat investor mengeluarkan dananya

untuk investasi di pasar modal agar memperoleh keuntungan. Menurut Jogiyanto

Page 5: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 ... II.pdf18 yang diperdagangkan di pasar modal meliputi saham, obligasi, reksadana dan intrumen derivatif lainnya. Masing-masing

20

(2014:8) harga saham yang terjadi di pasar bursa pada saat tertentu ditentukan

oleh pelaku pasar serta permintaan dan penawaran saham yang bersangkutan di

pasar modal. Menurut Widoatmodjo (2012:46) selembar saham mempunyai nilai

atau harga yang dapat dibedakan menjadi 3 (tiga), yaitu:

1) Harga Nominal

Harga nominal adalah harga yang tercantum dalam sertifikat saham yang

ditetapkan oleh emiten untuk menilai setiap lembar saham yang dikeluarkan.

Besarnya harga nominal memberikan arti penting saham karena dividen

minimal biasanya ditetapkan berdasarkan nilai nominal.

2) Harga Perdana

Harga ini merupakan harga saat saham itu dicatat di bursa efek. Harga saham

pada pasar perdana biasanya ditetapkan oleh penjamin emisi (underwriter) dan

emiten. Dengan demikian akan diketahui berapa harga saham itu akan dijual

kepada masyarakat biasanya untuk menentukan harga perdana.

3) Harga Pasar

Harga pasar adalah harga jual dari investor yang satu dengan investor yang

lain. Harga ini terjadi setelah saham tersebut dicatat di bursa.Transaksi di sini

tidak lagi melibatkan emiten dan penjamin emisi harga, ini disebut sebagai

harga di pasar sekunder dan harga inilah yang benar-benar mewakili harga

perusahaan penerbitnya, karena transaksi di pasar sekunder kecil sekali terjadi

negosiasi harga investor dengan perusahaan penerbit. Harga pasar setiap hari

diumumkan di surat kabar atau media lainnya.

Page 6: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 ... II.pdf18 yang diperdagangkan di pasar modal meliputi saham, obligasi, reksadana dan intrumen derivatif lainnya. Masing-masing

21

Harga saham tidak dapat diprediksi bisa naik dan turun sewaktu-

waktu. Menurut Salim (2012:55) pergerakan harga saham ada tiga macam yaitu :

1) Bullish, yaitu dimana harga saham naik terus-menerus dari waktu ke waktu.

Hal ini bisa terjadi karena berbagi macam sebab, bisa dikarenakan keadaan

finansial secara global atau kebijakan manajemen perusahaan.

2) Bearish, yaitu keadaan dimana harga saham turun terus-menurus dan

merugikan investor. Investor yang mempunyai saham ini dapat melakukan

penjualan di harga rendah dan rugi atau bisa juga melakukan pembelian ulang

bila ada informasi akurat harga saham bisa naik di masa depan.

3) Sideways, yaitu keadaan dimana harga saham stabil. Dikatakan stabil karena

harga saham bergerak naik atau turun sehingga membentuk grafik mendatar

dari waktu ke waktu.

Menurut Nurmala dan Evi (2007) formula dari penilaian harga saham

penutup tahunan adalah sebagai berrikut:

( )

( )

Keterangan :

HS : Nilai harga saham

ΣP bln : Jumlah harga saham penutup bulanan

Page 7: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 ... II.pdf18 yang diperdagangkan di pasar modal meliputi saham, obligasi, reksadana dan intrumen derivatif lainnya. Masing-masing

22

2.1.5 Teknik Analisis Saham

1) Analisis fundamental/fundamental analisys (analsisis perusahaan/

company analisys)

Analisis harga saham bertujuan untuk menilai saham-saham manakah

yang paling menguntungkan bagi investor. Salah satu teknik analisis yang

digunakan untuk menentukan keputusan investasi adalah teknik analisis

fundamental. Analisis fundamental atau analisis perusahaan yaitu cara penilaian/

analisis untuk menghitung nilai intrinsik saham dengan menggunakan data yang

bersasal dari data keuangan perusahaan misalnya laba, dividen yang dibayar,

penjualan dll (Jogiyanto, 2014:188). Melalui analisis fundemantal investor dapat

mengetahui saham-saham manakah yang harga pasarnya lebih rendah dari nilai

intrinsiknya (undervalued) sehingga layak untuk dibeli demikian juga sebaliknya

saham-saham manakah yang harga pasarnya lebih tinggi dari nilai intrinsiknya

(overvalued) sehingga layak untuk dijual.

Menurut Jogiyanto (2014:189) terdapat dua pendekatan untuk menghitung

nilai intrinsik saham dalam analisis fundamental yaitu:

(1) Pendekatan Nilai Sekarang (Present Value Approach)

Pendekatan nilai sekarang disebut juga metode kapitalisasi laba (capitalization

of income method) karena melibatkan proses kapitalisasi nilai-nilai masa

depan yang didiskontokan menjadi nilai sekarang (Jogiyanto, 2014:189).

(2) Pendekatan PER (P/R Ratio Approach)

Pendekatan PER (price earnings ratio) adalah pendekatan menggunakan nilai

earning untuk mengestimasi nilai intrinsik saham. PER adalah rasio yang

Page 8: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 ... II.pdf18 yang diperdagangkan di pasar modal meliputi saham, obligasi, reksadana dan intrumen derivatif lainnya. Masing-masing

23

menunjukkan berapa besar investor menilai harga dari saham terhadap

kelipatan earnings perusahaan. Pendekatan PER dalam penentuan nilai suatu

saham dilakukan dengan menghitung berapa rupiah uang yang diinvestasikan

ke dalam suatu saham untuk memperoleh satu rupiah pendapatan (earning)

dari saham tersebut (Tandelilin, 2010:320).

Sedangkan menurut Tryfino (2009:8) analisis fundamental merupakan

metode analisis berdasarkan kinerja keuangan suatu perusahaan. Analisis ini

bertujuan untuk memastikan bahwa saham yang dibeli merupakan saham

perusahaan dengan kinerja yang baik. Mempelajari dan mengamati berbagai

indikator pada laporan keuangan perusahaan sangat diperlukan untuk mengetahui

apakah kinerja perusahaan berjalan dengan sehat atau sebaliknya untuk

menentukan keputusan investasi saham. Aspek yang dinilai pada laporan

keuangan biasanya berupa rasio-rasio keuangannya. Dalam perusahaan

perbankan, Bank Indonesia menetapkan variabel khusus dalam menilai kinerja

perusahaan yang dikenal dengan variabel tingkat kesehatan bank. Menurut PBI

No. 13/1/PBI/2011 variabel tingkat kesehatan bank terdiri dari profil rsiko, good

corporate gavernance, earning dan capital.

2) Analisis Teknikal (Technical Analisys)

Analisis teknik menggunakan data pasar dari saham (misalnya harga dan

valume transaksi saham) untuk menentukan nilai dari saham (Jogiyanto,

2014:188). Analisis teknikal merupakan upaya untuk memperkirakan harga saham

dengan mengamati perubahan harga saham di periode yang lalu, dan upaya untuk

Page 9: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 ... II.pdf18 yang diperdagangkan di pasar modal meliputi saham, obligasi, reksadana dan intrumen derivatif lainnya. Masing-masing

24

menentukan kapan investor harus membeli, menjual atau mempertahankan

sahamnya dengan menggunakan indikator-indikator teknis atau menggunakan

analisis grafik. Menurut Tandelilin (2010:398) penilaian saham berdasarkan

analisis teknikal yaitu sebagai berikut :

(1) The Dow Theory

The Dow Theory bertujuan untuk mengidentifikasi trend harga pasar

saham dalam jangka panjang dengan berdasarkan pada data-data historis harga

pasar saham di masa lalu. Berdasarkan teori ini pergerakan harga saham dapat

dikelompokkan menjadi tiga :

a) Primary trend adalah pergerakan harga saham dalam jangka waktu yang

lama.

b) Secondary (intermediate) trend adalah pergerakan harga saham yang terjadi

karena penyimpangan dari pergerakan primer dan biasanya terjadi dalam

beberapa minggu atau bulan.

c) Minor trend (day-to-day move) adalah fluktuasi harga saham yang terjadi

setiap hari.

Pergerakan harga saham dalam primary trend cenderung untuk bergerak

naik, tapi sebaliknya pergerakan harga saham dalam secondary trend cenderung

untuk bergerak turun selama beberapa minggu.Pergerakan harga-harga saham

dalam minor trend yang terjadi sehari-hari cenderug tidak berpengaruh kuat

terhadap pergerakan harga dalam jangka panjang.

Page 10: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 ... II.pdf18 yang diperdagangkan di pasar modal meliputi saham, obligasi, reksadana dan intrumen derivatif lainnya. Masing-masing

25

(2) Rata- Rata Bergerak (Moving Average)

Teknik ini digunakan untuk mendeteksi arah pergerakan harga saham dan

besarnya tingkat pergerakan tersebut dengan perhitungan menggunakan data

harga penutupan saham (closing prices) untuk periode tertentu. Perhitungan rata-

rata bergerak harga saham dilakukan secara terus menerus sehingga menghasilkan

sebuah garis trend rata-rata bergerak. Garis trend yang dihasilkan menunjukkan

pergerakan harga saham yang berguna dalam pengambilan keputusan menjual

atau membeli saham.

(3) Relative Strength

Relative strength menggunakan pendekatan rasio, yaitu antara harga

saham dengan indeks pasar atau industri tertentu. Teknik ini digunakan sebagai

dasar penentuan sektor-sektor industri mana saja yang menarik dan

menguntungkan untuk berinvestasi. Dengan mengetahui indusrti-industri yang

menguntungkan, investor akan bisa menentukan seberapa besar proporsi dana

yang akan diinvestasikan pada saham-saham pada industri bersangkutan.

Sedangkan menurut Fahmi (2012:90) penilaian harga saham dari segi

perspektif investor jauh lebih sederhana terhadap kondisi suatu saham. Adapun

penilaian seorang investor terhadap suatu saham adalah:

1) Prospek usaha yang menjanjikan.

2) Kinerja keuangan dan non keuangan adalah bagus.

3) Penyajian laporan keuangan jelas atau bersifat disclosure (pengungkapan

secara terbuka dan jelas).

4) Terlihatnya sisi keuntungan yang terus meningkat.

Page 11: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 ... II.pdf18 yang diperdagangkan di pasar modal meliputi saham, obligasi, reksadana dan intrumen derivatif lainnya. Masing-masing

26

2.1.6 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Harga Saham

Menurut Alwi (2003:87) terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi

pergerakan harga saham atau indeks harga saham yaitu :

1) Faktor Internal (Lingkungan Mikro)

(1) Pengumuman tentang pemasaran, produksi, penjualan seperti

pengiklanan, rincian kontrak, perubahan harga, penarikan produk baru

dll.

(2) Pengumuman pendanaan (financing announcements), seperti

pengumuman yang berhubungan dengan ekuitas dan hutang.

(3) Pengumuman badan direksi manajemen (management board of director)

seperti GCG, perubahan dan pergantian direktur, manajemen, dan

struktur organisasi.

(4) Pengumuman pengambilalihan diversifikasi, seperti laporan merger,

investasi ekuitas, laporan take over oleh pengakuisisian dan diakuisisi.

(5) Pengumuman investasi (Investment announcements), seperti melakukan

ekspansi pabrik, pengembangan riset dan penutupan usaha lainnya.

(6) Pengumuman ketenaga kerjaan (Labour announcements), seperti

negosiasi baru, kontrak baru, pemogokan dan lainnya.

(7) Pengumuman laporan keuangan perusahaan, seperti peramalan laba

sebelum dan setelah akhir tahun fiscal, return on assets (ROA), net

interest margin (NIM), capital adequacy ratio (CAR), loan to deposit

ratio (LDR) dll.

Page 12: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 ... II.pdf18 yang diperdagangkan di pasar modal meliputi saham, obligasi, reksadana dan intrumen derivatif lainnya. Masing-masing

27

2) Faktor Eksternal (Lingkungan Makro)

(1) Pengumuman dari pemerintah seperti perubahan suku bunga tabungan

dan deposito, kurs valuta asing, inflasi, serta berbagai deregulasi ekonomi

yang dikeluarkan olehpemerintah.

(2) Pengumuman hukum (legal announcements) seperti tuntutan karyawan

terhadap perusahaan atau manajernya.

(3) Pengumuman industri sekuritas (securities announcements), seperti

laporan pertemuan tahunan, insider trading, harga saham perdagangan dll.

(4) Gejolak politik dalam negeri dan fluktuasi nilai tukar .

(5) Berbagai isu baik dari dalam maupun luar negeri.

2.1.7 Tinjauan Umum Perbankan Indonesia

Perbankan secara umum adalah lembaga keuangan yang melakukan

kegiatan berupa pengumpulan dana masyarakat dan menyalurkan kembali pada

masyarakat. Menurut Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 dan perubahan

Undang-undang Nomor 7 Tahun 1992 tentang perbankan, yang dimaksud dengan

bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk

simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau

bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak.

Said et al. (2011) menyebutkan bahwa bank adalah bagian dari sistem keuangan

yang berperan dalam kontribusi pembangunan ekonomi suatu negara.

Page 13: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 ... II.pdf18 yang diperdagangkan di pasar modal meliputi saham, obligasi, reksadana dan intrumen derivatif lainnya. Masing-masing

28

Fungsi utama perbankan Indonesia adalah menghimpun dana dari

masyarakat dan menyalurkan kembali dana itu ke masyarakat (pasal 3 UU No. 10

tahun 1998 tentang perbankan). Secara lebih spesifik fungsi bank yaitu :

1) Agent of Trust yaitu fungsi perbankan dimana dasar utama kegiatan

perbankan adalah kepercayaan, baik dalam hal penghimpunan dana maupun

penyaluran dana.

2) Agent of Development adalah fungsi perbankan dalam mengembangkan

kelancaran kegiatan investasi, distribusi dan konsumsi untuk pembangunan

perekonomian masyarakat.

3) Agent of Services adalah fungsi perbankan dalam memberikan penawaran

jasa-jasa perbankan yang lain kepada masyarakat berupa pengiriman uang,

jasa penitipan barang berharga, jasa pemberian jaminan, dan jasa penyelesaian

tagihan.

2.1.8 Kinerja Keuangan Bank

Menurut Husnan dan Enny (2007:68) kinerja keuangan bank adalah alat

untuk menilai prestasi dan kondisi keuangan suatu perusahaan bank, dimana

seorang analisis keuangan memerlukan ukuran tertentu biasanya menggunakan

rasio atau indeks untuk mengukur kinerja keuangan bank tersebut. Tingkat kinerja

suatu bank menjadi salah satu tolak ukur kinerja keuangan internal bank yang

sangat penting karena dari hasil penilaian ini akan dapat diketahui performance

pemilik dan profesionalisme. Pihak-pihak yang sangat membutuhkan hasil

penilaian tingkat kinerja bank yaitu: pengelola bank (pemilik, dewan komisaris,

Page 14: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 ... II.pdf18 yang diperdagangkan di pasar modal meliputi saham, obligasi, reksadana dan intrumen derivatif lainnya. Masing-masing

29

dan dewan direksi ), masyarakat pengguna jasa, Bank Indonesia (selaku pembina

dan pengawas bank) , investor dan counterparty bank.

Tingkat kinerja keuangan suatu perusahaan sangat erat kaitannya dengan

sehat atau tidak sehatnya perusahaan perbankan tersebut. Apabila tingkat

kinerjanya baik, maka baik pula tingkat kesehatan perusahaan perbankan tersebut.

Tingkat kinerja keuangan bank dalam posisi sehat atau tidak dapat dianalisis

melalui laporan keungan bank.

2.1.9 Laporan Keuangan Bank

Laporan keuangan adalah suatu informasi yang menggambarkan kondisi

keuangan suatu perusahaan dan dapat dijadikan sebagai gambaran kinerja

keuangan perusahaan (Fahmi, 2012:22). Menurut Riyadi (2006:12) laporan

keuangan bank umum terdiri dari neraca, perhitungan laba rugi dan saldo laba,

komitmen dan kontijensi, perhitungan kewajiban penyediaan modal minimum,

kualitas aktiva produktif dan informasi lainnya, transaksi valuta asing dan

derivative, perhitungan rasio keuangan dan pembelian kredit dari Badan

Penyehatan Perbankan Nasional (BPPN). Tujuan laporan keuangan secara umum

adalah untuk memberikan informasi keuangan suatu perusahaan dalam periode

waktu tertentu yang dapat digunakan oleh pihak yang membutuhkan laporan

keuangan. Salah satunya yaitu informasi laporan keuangan yang dapat digunakan

untuk memprediksi potensi bank dalam menghasilkan laba yang digunakan

investor dalam menentukan keputusan investasi. Laporan keuangan juga

Page 15: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 ... II.pdf18 yang diperdagangkan di pasar modal meliputi saham, obligasi, reksadana dan intrumen derivatif lainnya. Masing-masing

30

diperlukan untuk mengetahui posisi keuangan suatu perusahaan serta hasil yang

telah dicapai (Widyaningrum, dkk, 2014).

Taswan (2008:39) menegaskan bahwa bank komersial, baik bank umum

maupun Bank Perkreditan Rakyat (BPR) diwajibkan memberikan laporan

keuangan setiap periode tertentu. Jenis laporan keuangan yang dimaksud adalah:

1) Laporan keuangan bulanan merupakan laporan keuangan bank secara individu

yang merupakan gabungan antara kantor pusat bank dengan seluruh kantor

bank.

2) Laporan keuangan triwulan anadalah laporan keuangan untuk posisi akhir

Maret, Juni, September dan Desember. Laporan ini disusun untuk memberikan

informasi mengenai posisi kinerja keuangan atau hasil bank serta informasi

keuangan lainnya kepada berbagai pihak yang berkepentingan dengan

perkembangan usaha bank.

3) Laporan keuangan tahunan digunakan untuk memberikan informasi berkala

mengenai kondisi bank secara menyeluruh, termasuk perkembangan usaha dan

kinerja bank.

2.1.10 Tingkat Kesehatan Bank

Menurut Triandaru (2008:51) tingkat kesehatan bank dapat diartikan

sebagai kemampuan suatu bank untuk melakukan kegiatan operasional perbankan

secara normal dan mampu memenuhi semua kewajibannya dengan baik dengan

cara-cara yang sesuai dengan peraturan perbankan yang berlaku. Kesehatan bank

juga merupakan cerminan kondisi dan kinerja bank. Sesuai UU Nomor 10 Tahun

Page 16: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 ... II.pdf18 yang diperdagangkan di pasar modal meliputi saham, obligasi, reksadana dan intrumen derivatif lainnya. Masing-masing

31

1998 tentang perbankan, bank wajib memelihara kesehatannya sesuai dengan

ketentuan kecukupan modal, kualitas asset, kualitas manajemen, likuiditas,

rentabilitas dan likuiditas serta aspek lain yang berkaitan dengan usaha bank dan

wajib melakukan kegiatan usaha sesuai dengan prinsip kehati-hatian.

Menurut Surat Edaran (SE) Bank Indonesia Nomor: 6/23/DPNP tanggal

31 Mei 2004 penilaian tingkat kesehatan bank merupakan penilaian atas berbagai

aspek yang berpengaruh terhadap kondisi atau kinerja suatu bank. Penilaian

kesehatan bank ini dilakukan secara kuantitatif dan kualitatif pada aspek-aspek

permodalan (Capital), kualitas asset (Asset Quality), manajemen (Management),

rentabilitas (Earning), likuiditas (Liquidity) dan sensitivitas terhadap risiko pasar

(Sensitivity to Market Risk) atau yang lebih dikenal dengan CAMELS.

Sejalan dengan perkembangan industri perbankan yang semakin maju dan

tingkat risiko yang dihadapi bank semakin kompleks, maka metode CAMEL

dianggap belum mampu menilai secara menyeluruh tingkat kesehatan perbankan.

Oleh sebab itu, dilakukan penyempurnaan penilaian tingkat kesehatan bank

dengan pendekatan berdasarkan risiko dan menyesuaikan dengan faktor-faktor

tingkat kesehatan bank lainnya. Penyempurnaan ini dilakukan untuk

mengefektifkan penilaian tingkat kesehatan bank dalam mengevaluasi kinerja

bank termasuk dalam penerapan manajemen risiko dengan fokus pada risiko yang

signifikan dan kepatuhan terhadap ketentuan yang berlaku (Sutardisa, 2013).

Berdasarkan PBI No. 13/1/PBI/2011 tentang penilaian tingkat kesehatan

bank umum, bank wajib melakukan penilaian tingkat kesehatan bank dengan

menggunakan pendekatan berdasarkan risiko. Penilaian tingkat kesehatan bank ini

Page 17: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 ... II.pdf18 yang diperdagangkan di pasar modal meliputi saham, obligasi, reksadana dan intrumen derivatif lainnya. Masing-masing

32

dilakukan secara individual maupun secara konsolidasi melalui aspek-aspek profil

risiko (risk profile), tata kelola perusahaan (Good Corporate Governance/GCG),

rentabilitas (earnings), dan permodalan (capital) atau yang lebih dikenal dengan

penilaian variabel RGEC. Prinsip-prinsip umum yang harus diperhatikan

manajemen bank dalam menilai tingkat kesehatan bank adalah berorientasi risiko,

proporsionalitas, materialitas dan signifikansi serta komprehensif dan terstruktur

(SE BINo.13/24/DPNP).

Bagi investor bank dalam keadaan sehat memiliki potensi dalam

menghasilkan keuntungan yang besar dan meningkatkan usahanya, sehingga dapat

menjadi daya tarik investor yang berdampak pada tingginya nilai asset-aset yang

diperdagangkan misalnya saham. Kepuasan investor terhadap suatu saham

tercermin dalam kinerja saham di bursa efek. Semakin investor puas terhadap

saham, maka saham tersebut akan semakin aktif diperdagangkan yang secara

otomatis meningkatkan likuiditasnya dan harga sahamnya.

Menurut Sutian (2010) dalam menerbitkan saham perusahaan dituntut

untuk bisa menunjukan bahwa perusahaan adalah perusahaan yang prospektif agar

saham yang ditawarkan dapat diserap oleh pasar (investor potensial). Untuk

perbankan, prospek tersebut ditandai dengan sehatnya kondisi keuangan bank.

Oleh karena itu, perusahaan perbankan harus tetap menjaga tingkat kesehatan/

kinerjan perusahaannya berdasarkan ketentuan dari Bank Indonesia melalui

penilaian variabel tingkat kesehatan bank.

Page 18: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 ... II.pdf18 yang diperdagangkan di pasar modal meliputi saham, obligasi, reksadana dan intrumen derivatif lainnya. Masing-masing

33

2.1.11 Risk Profile (Profil Risiko)

Menurut Peraturan Bank Indonesia No.13/1/PBI/2011 pasal 7 ayat 1

penilaian terhadap faktor profil risiko merupakan penilaian terhadap risiko inheren

dan kualitas penerapan manajemen risiko dalam operasional bank. Adapun risiko

yang dinilai terdiri dari risiko kredit, risiko pasar, risiko operasional, risiko

likuiditas, risiko hukum, risiko strategik, risiko kepatuhan, dan risiko reputasi.

Berikut ini penjelasan dari masing-masing risiko tersebut.

1) Risiko Kredit

Risiko kredit adalah risiko akibat kegagalan debitur dan pihak lain dalam

memenuhi kewajiban kepada bank yang terdapat pada seluruh aktivitas bank yang

kinerjanya bergantung pada kinerja pihak lawan (counterparty), penerbit (issuer),

atau kinerja peminjam dana (borrower).

2) Risiko Pasar

Risiko pasar adalah risiko pada posisi neraca dan rekening administratif.

Risiko pasar meliputi risiko suku bunga, risiko nilai tukar, risiko ekuitas, dan

risiko komoditas.

3) Risiko Operasional

Risiko operasional adalah risiko akibat tidak berfungsinya proses internal,

kesalahan manusia, kegagalan sistem dan adanya kejadian eksternal yang

mempengaruhi operasional bank.

4) Risiko Likuiditas

Risiko likuiditas adalah risiko akibat ketidakmampuan bank untuk

memenuhi kewajiban yang jatuh tempo dari sumber pendanaan arus kas, dan dari

Page 19: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 ... II.pdf18 yang diperdagangkan di pasar modal meliputi saham, obligasi, reksadana dan intrumen derivatif lainnya. Masing-masing

34

aset likuid berkualitas tinggi yang dapat diagunkan. Risiko likuiditas juga dapat

disebabkan oleh ketidakmampuan bank melikuidasi aset karena tidak adanya

pasar aktif atau adanya gangguan pasar (market disruption) yang parah.

5) Risiko Hukum

Risiko hukum adalah risiko yang timbul akibat tuntutan hukum dan

kelemahan aspek yuridis seperti ketiadaan peraturan perundang-undangan yang

mendasari, dipenuhinya syarat sahnya kontrak atau agunan yang tidak memadai.

6) Risiko Strategik

Risiko strategik adalah risiko akibat ketidaktepatan bank dalam

mengambil keputusan dan pelaksanaan suatu keputusan strategik serta kegagalan

dalam mengantisipasi perubahan lingkungan bisnis.

7) Risiko Kepatuhan

Risiko kepatuhan adalah risiko yang timbul akibat bank tidak mematuhi

dan tidak melaksanakan peraturan perundang-undangan dan ketentuan yang

berlaku.

8) Risiko Reputasi

Risiko reputasi adalah risiko akibat menurunnya tingkat kepercayaan

pemegang saham yang bersumber dari persepsi negatif terhadap bank.

Hasil penilaian bank terhadap profil risikonya berupa peringkat. Peringkat

profil risiko merupakan kombinasi antara peringkat risiko inheren (low, low to

moderate, moderate, moderate to high dan high) dengan peringkat kualitas

penerapan manajemen risiko (strong, statisfactory, fair, marginal, dan

Page 20: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 ... II.pdf18 yang diperdagangkan di pasar modal meliputi saham, obligasi, reksadana dan intrumen derivatif lainnya. Masing-masing

35

unsatisfactory). Berikut ini indikator penilaian profil risiko berdasarkan PBI No.

13/1/PBI/2011 yaitu sebagai berikut :

Tabel 2.1 Penilaian Tingkat Profil Risiko dengan Penilaian terhadap

Risiko Inheren dan Kualitas Penerapan Manajemen Risiko

Risiko Inheren

Kualitas Penerapan Manajemen Risiko

Strong Satisfactory Fair Marginal Unsatisfactory

Low 1 1 2 3 3

Low to moderate 1 2 2 3 4

Moderate 2 2 3 4 4

Moderate to high 2 3 4 4 5

High 3 3 4 5 5

Sumber : PBI No. 13/1/PBI/2011

Berdasarkan Tabel 2.1 di atas, profil risiko bank yang termasuk peringkat

1 pada umumnya memiliki risiko yang tergolong sangat rendah (low) dengan

kualitas penerapan manajemen risiko sangat memadai (strong). Peringkat 2

dimiliki oleh bank yang risikonya tergolong rendah (low to moderate) dengan

kualitas penerapan manajemen risiko memadai (satisfactory). Profil risiko bank

pada peringkat 3 memiliki risiko yang tergolong cukup tinggi (moderate) dengan

kualitas penerapan manajemen risiko yang cukup memadai (fair). Profil risiko

bank yang memiliki peringkat 4 pada umumnya memiliki risiko yang tergolong

tinggi (moderate to high) dengan kualitas penerapan manajemen risiko kurang

memadai (marginal). Sedangkan, profil risiko bank yang termasuk peringkat 5

pada umumnya memiliki risiko yang tergolong sangat tinggi (high) dengan

kualitas penerapan manajemen risiko tidak memadai (unsatisfactory).

Page 21: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 ... II.pdf18 yang diperdagangkan di pasar modal meliputi saham, obligasi, reksadana dan intrumen derivatif lainnya. Masing-masing

36

Berdasarkan uraian di atas, bank dengan profil risiko yang tinggi

(peringkat 5) mencerminkan bank tersebut tengah menghadapi risiko yang tinggi

(high) dalam kegiatan operasionalnya sedangkan kualitas penerapan manajemen

risikonya tidak memadai (unstatisfactory). Hal ini berarti perusahaan perbankan

dalam keadaan bermasalah. Perusahaan dalam keadaan ini membuat investor takut

untuk berinvestasi. Kheder (2013) menyatakan bahwa sinyal profil risiko yang

tinggi bisa menjadi bad news bagi investor. Dampak yang akan terjadi adalah

penurunan minat investor akan saham perbankan sehingga permintaan akan

sahamnya kecil dan harga sahamnya pun akan turun. Oleh karena itu, semakin

kecil profil risiko perbankan maka semakin baik pula kondisi perbankan tersebut

dari sisi risiko yang dihadapi dan penerapan manajemen risikonya.

2.1.14 Good Corporate Governance (GCG)

Forum for Corporate Governance in Indonesia (FCGI) dalam Tadikapury

(2011) mendefinisikan Corporate Governance adalah seperangkat peraturan yang

mengatur hubungan antara pemegang saham, pengurus (pengelola) perusahaan,

pihak kreditur, pemerintah, karyawan, serta para pemegang kepentingan internal

dan eksternal lainnya yang berkaitan dengan hak-hak dan kewajiban mereka atau

dengan kata lain suatu sistem yang mengendalikan perusahaan. Tujuan utama

GCG adalah untuk meningkatkan nilai tambah bagi semua pihak yang

berkepentingan yaitu stakeholders (Samontaroy, 2010).

Prinsip-prinsip GCG menurut Peraturan Menteri Negara Badan Usaha

Milik Negara Nomor: Per-01/Mbu/2011 Tentang Penerapan Tata Kelola

Page 22: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 ... II.pdf18 yang diperdagangkan di pasar modal meliputi saham, obligasi, reksadana dan intrumen derivatif lainnya. Masing-masing

37

Perusahaan yang Baik (Good Corporate Governance) pada pasal 3 yaitu :

transparansi, akuntabilitas, pertanggungjawaban, kemandirian dan kewajaran.

Berdasarkan SE BI No.15/15/DPNP/2013 bank harus melakukan penilaian sendiri

(self assessment) secara berkala terhadap 11 faktor pelaksanaan GCG. Penilaian

tersebut meliputi: pelaksanaan tugas dan tanggung jawab dewan komisaris,

pelaksanaan tugas dan tanggung jawab direksi, kelengkapan dan pelaksanaan

tugas komite-komite, penanganan benturan kepentingan, penerapan fungsi

kepatuhan bank, penerapan fungsi audit intern, penerapan fungsi audit ekstern,

penerapan fungsi manajemen risiko dan pengendalian intern, penyediaan dana

kepada pihak terkait (related party) dan debitur besar (large exposures),

transparansi kondisi keuangan dan non keuangan, laporan pelaksanaan GCG dan

laporan internal dan rencana strategis bank.

Hasil penilaian terhadap faktor GCG adalah berupa peringkat komposit

yang terdiri dari 5 peringkat. Berikut ini peringkat komposit GCG menurut SE BI

No. 13/24/DPNP th 2011 :

Tabel 2.2 Peringkat Komposit Komponen GCG

Peringkat Predikat

1 Sangat Sehat

2 Sehat

3 Cukup Sehat

4 Kurang Sehat

5 Tidak Sehat

Sumber : Lampiran SE BI No. 13/24/DPNP th 2011

Berdasarkan Tabel 2.1 di atas semakin tinggi peringkat GCG

menunjukkan bahwa perusahaan sedang dalam keadaan bermasalah dan

mekanisme GCG tidak diimplementasikan dengan baik dan sebaliknya. Baik

Page 23: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 ... II.pdf18 yang diperdagangkan di pasar modal meliputi saham, obligasi, reksadana dan intrumen derivatif lainnya. Masing-masing

38

buruknya implementasi GCG akan mempengaruhi kinerja perusahaan itu sediri.

Bagi para pemegang saham dan kreditur mekanisme corporate governance yang

baik akan memberikan perlindungan untuk memperoleh kembali atas investasi

dengan wajar, tepat dan seefisien mungkin, serta memastikan bahwa manajemen

bertindak sebaik yang dilakukannya untuk kepentingan perusahaan.

Pelaksanaan good corporate governance yang baik dan sesuai dengan

peraturan yang berlaku, akan membuat investor memberikan respon positif

terhadap kinerja perusahaan, bahwa dana yang diinvestasikan dalam perusahaan

yang bersangkutan akan dikelola dengan baik dan kepentingan investor akan

aman. Kepercayaan investor pada manajemen perusahaan memberikan pengaruh

kepada perusahaan melalui peningkatan harga sahamnya di pasar modal.

2.1.15 Earning (Profitabilitas)

Rentabilitas adalah kemampuan bank untuk menghasilkan laba, yang dapat

dinilai berdasarkan pendekatan kuantitatif dan kualitatif. Penilaian terhadap

rentabilitas dilakukan dengan mempertimbangkan tingkat, trend, struktur,

stabilitas rentabilitas bank, dan perbandingan kinerja bank dengan kinerja per

grup. Rentabilitas sering digunakan untuk mengukur efisiensi penggunaan modal

dalam suatu perusahaan dengan memperbandingkan antara laba dengan modal

yang digunakan dalam operasi. Adapun rasio yang digunakan dalam mengukur

rentabilitas dalam penelitian ini, yaitu rasio Return on Asset (ROA) dan Net

Interest Margin (NIM).

Page 24: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 ... II.pdf18 yang diperdagangkan di pasar modal meliputi saham, obligasi, reksadana dan intrumen derivatif lainnya. Masing-masing

39

1) Return on Asset (ROA)

ROA adalah rasio yang menunjukan perbandingan antara laba (sebelum

pajak) dengan total asset bank, rasio ini menunjukan tingkat efisiensi pengelolaan

asset yang dilakukan oleh bank yang bersangkutan (Riyadi, 2006:156). Secara

matematis rasio ROA dapat dirumuskan sebagai berikut :

( )

Penilaian terhadap ROA perbankan mengacu pada standar PBI No. 13/ 1/

PBI/ 2011 tentang penilaian tingkat kesehatan bank umum yaitu :

Tabel 2.3 Peringkat Komposit Komponen ROA

Peringkat

Komposit

(PK)

Bobot Predikat

PK 1 2% < ROA Sangat Sehat

PK 2 1,25% < ROA = 2% Sehat

PK 3 0,5% < ROA = 1,25% Cukup Sehat

PK 4 0% < ROA = 0,5% Kurang Sehat

PK 5 ROA = 0% ( atau negatif ) Tidak Sehat

Sumber: Lampiran SE BI No. 13/24/DPNP th 2011

Berdasarkan Tabel 2.3 di atas semakin besar ROA berarti bank dalam

keadaan kinerja yang sehat. Hal ini menunjukkan semakin besar pula kemampuan

perusahaan menghasilkan laba atas asset yang dimilikinya dan sebaliknya.

Kegunaan laba bagi investor adalah untuk menyediakan prediksi arus kas dan

keuntungan di masa yang akan datang. Bagi investor saham prediksi ini

merupakan salah satu faktor yang dipertimbangkan dalam menentukan keputusan

investasi karena menunjukkan besarnya keuntungan yang dapat dihasilkan dari

investasinya pada perusahaan.

Page 25: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 ... II.pdf18 yang diperdagangkan di pasar modal meliputi saham, obligasi, reksadana dan intrumen derivatif lainnya. Masing-masing

40

Apabila perusahaan dapat menghasilkan ROA tinggi, maka investor

menganggap bahwa perusahaan telah menggunakan assetnya dengan seefisien dan

seefektif mungkin, berarti akan memberikan jaminan pada investor untuk

memperoleh laba yang diharapkan. Dampak yang timbul adalah minat investor

terhadap saham perusahaan semakin tinggi dan mendorong pula kenaikan

likuiditas sahamnya. Sebaliknya jika ROA perusahaan turun maka akan

menyebabkan likuiditas saham stagnan, bahkan turun dan mengurangi minat

investor untuk membeli saham perusahaan (Kusumawati, 2009).

Menurut Dendawijaya (2010), semakin besar ROA suatu bank, maka

semakin baik pula posisi bank tersebut dari segi penggunaan aset. Dengan

pencapaian laba yang tinggi, maka investor dapat mengharapkan keuntungan dari

dividen karena pada hakekatnya dalam ekonomi konvensional, motif investasi

adalah untuk memperoleh laba yang tinggi, maka apabila suatu saham

menghasilkan dividen yang tinggi ketertarikan investor juga akan meningkat,

sehingga kondisi tersebut akan berdampak pada peningkatan harga saham.

2) Net Interest Margin (NIM)

NIM merupakan rasio yang menggambarkan tingkat jumlah pendapatan

bunga bersih yang diperoleh dengan menggunakan aktiva produktif yang dimiliki

oleh bank. Semakin besar rasio ini maka semakin meningkatnya pendapatan

bunga atas aktiva produktif yang dikelola bank sehingga kemungkinan bank

dalam kondisi bermasalah semakin kecil (Amalia dan Herdiningtyas, 2005). Jadi

semakin besar nilai NIM maka akan semakin besar pula keuntungan yang

Page 26: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 ... II.pdf18 yang diperdagangkan di pasar modal meliputi saham, obligasi, reksadana dan intrumen derivatif lainnya. Masing-masing

41

diperoleh dari pendapatan bunga dan akan berpengaruh pada kenaikan harga

saham. Secara matematis maka rasio NIM dapat dirumuskan sebagai berikut :

( )

Penilaian terhadap rasio NIM perbankan mengacu pada standar yang telah

ditetapkan PBI No. 13/ 1/ PBI/ 2011 tentang penilaian tingkat kesehatan bank

umum yaitu:

Tabel 2.4 Peringkat Komposit Komponen NIM

Peringkat Komposit

(PK)

Bobot Predikat

PK 1 5% < NIM Sangat Sehat

PK 2 2% < NIM = 5% Sehat

PK 3 1,5% < NIM = 2% Cukup Sehat

PK 4 0% < NIM = 1,5% Kurang Sehat

PK 5 Negatif Tidak Sehat

Sumber: Lampiran SE BI No. 13/24/DPNP th 2011

Berdasarkan Tabel 2.4 di atas semakin tinggi rasio NIM maka semakin

sehat dan baik kinerja perusahaan perbankan dari segi kemampuan bank

menghasilkan pendapatan bunga. Peningkatan NIM menandakan bahwa

perbankan mampu meningkatkan pendapatan bunga bersih atau pihak perbankan

mampu memperbesar spread antara suku bunga kredit dengan suku bunga dana.

Spread bunga perbankan yang tinggi ini dapat menjadi sinyal positif bagi para

pelaku pasar modal terutama investor saham. Dampak yang terjadi adalah investor

akan mulai mempertimbangkan untuk berinvestasi pada perbankan dengan spread

yang tinggi dan kecenderungan investor akan memilih investasi dengan melihat

kondisi perusahaan yang tidak bermasalah (Setyawan, 2012). Jadi, semakin baik

kinerja NIM, maka semakin tinggi minat investor untuk berinvestasi pada

Page 27: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 ... II.pdf18 yang diperdagangkan di pasar modal meliputi saham, obligasi, reksadana dan intrumen derivatif lainnya. Masing-masing

42

perbankan. Hal ini senantiasa berdampak pada peningkatan harga saham yang

ditawarkan perbankan di pasar modal.

2.1.16 Capital (Kecukupan Modal)

Secara umum modal adalah sejumlah dana yang ditanamkan kedalam

suatu perusahaan oleh para pemiliknya untuk pembentukan suatu badan usaha dan

menghendaki agar uang yang ditanamkannya memberikan hasil. Sedangkan

modal bank adalah dana yang diinvestasikan oleh pemilik dalam rangka pendirian

badan usaha yang dimaksudkan untuk membiayai kegiatan usaha bank di samping

untuk memenuhi regulasi yang ditetapkan oleh otoritas moneter (Taswan dalam

Wati., dkk, 2014)

Penilaian atas faktor permodalan meliputi evaluasi terhadap kecukupan

permodalan dan kecukupan pengelolaan permodalan. Bank wajib mengacu pada

ketentuan Bank Indonesia yang mengatur mengenai Kewajiban Penyediaan Modal

Minimum (KPMM) bagi bank umum dalam melakukan perhitungan permodalan.

Selain itu, bank juga harus mengaitkan kecukupan modal dengan profil risiko

bank. Semakin tinggi risiko bank, semakin besar modal yang harus disediakan

untuk mengantisipasi risiko tersebut.

Rasio yang dapat digunakan untuk mengukur kecukupan modal yang

dimiliki bank adalah Capital Adequacy Ratio (CAR). Menurut Riyadi (2006:161)

CAR adalah rasio kewajiban pemenuhan modal minimum yang harus dimiliki

oleh bank. Minimal CAR yang harus dimiliki bank adalah sebesar 8% dari Aktiva

Tertimbang Menurut Risiko (ATMR), atau ditambahkan dengan risiko pasar,

Page 28: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 ... II.pdf18 yang diperdagangkan di pasar modal meliputi saham, obligasi, reksadana dan intrumen derivatif lainnya. Masing-masing

43

risiko operasional dan risiko kredit. ATMR adalah nilai total masing-masing

aktiva bank setelah dikalikan dengan masing-masing bobot risiko aktiva tersebut.

Secara matematis maka rasio CAR dapat dirumuskan sebagai berikut :

( )

Penilaian terhadap permodalan perbankan menggunakan rasio CAR

didasarkan oleh standar PBI No.13/1/PBI/2011 tentang penilaian tingkat

kesehatan bank umum yaitu:

Tabel 2.5 Peringkat Komposit Komponen CAR

Peringkat Komposi (PK) Bobot Predikat

PK 1 12% < CAR Sangat Sehat

PK 2 9% < CAR = 12% Sehat

PK 3 8% < CAR = 9% Cukup Sehat

PK 4 5% < CAR = 8% Kurang Sehat

PK 5 Negatif Tidak Sehat

Sumber : Lampiran SE BI No. 13/24/DPNP th 2011

Menurut Siamat (1998:84), semakin besar CAR yang dimiliki oleh suatu

bank maka kinerja bank tersebut akan semakin baik. Permasalahan modal

umumnya adalah berapa modal yang harus disediakan oleh pemilik sehingga

keamanan pihak ketiga dapat terjaga. CAR bank yang tinggi berarti bank tersebut

semakin solvable, bank memiliki modal yang cukup guna menjalankan usahanya

sehingga akan meningkatkan keuntungan perusahaan.

Menurut Zulfa (2013) CAR juga dihubungkan dengan tingkat risiko bank,

semakin tinggi nilai rasio CAR maka akan semakin rendah tingkat risiko yang

dimiliki perusahaan sehingga akan meningkatkan kepercayaan investor untuk

berinvestasi pada suatu bank. Hal ini akan mempengaruhi permintaan akan saham

Page 29: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 ... II.pdf18 yang diperdagangkan di pasar modal meliputi saham, obligasi, reksadana dan intrumen derivatif lainnya. Masing-masing

44

karena investor yakin bahwa perusahaan akan mampu memberikan return

optimal. Apabila permintaan akan saham perbankan meningkat, maka akan terjadi

peningkatan pula pada harga saham yang ditawarkan.

2.2 Hipotesis Penelitian

Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah

penelitian, dimana rumusan masalah penelitian telah dinyatakan dalam bentuk

pertanyaan (Sugiyono, 2013:96). Berdasarkan tinjauan teori serta penelitian

sebelumnya yang telah diuraikandi atas, maka hipotesis dari penelitian ini adalah

sebagai berikut.

1) Pengaruh Risk Profile (Profil Risiko) Terhadap Harga Saham

Variabel profil risiko digunakan untuk menilai risiko inheren dan kualitas

penerapan manajemen risiko dalam operasional bank. Menurut Kheder (2013)

teori sinyal profil risiko perusahaan yang tinggi dapat menyebabkan penurunan

harga saham sehingga hal tersebut akan berpengaruh pada nilai pemegang saham

dan tingkat pengembalian yang diharapkan begitu pula sebaliknya. Hal ini sesuai

dengan PBI No. 13/1/PBI/2011 yang menyatakan bank dengan peringkat profil

risiko tinggi (peringkat 5) menunjukkan bahwa bank tersebut memiliki risiko yang

tergolong tinggi (high risk) dengan kualitas penerapan manajemen risiko yang

tidak memadai (unstatisfactory). Oleh sebab itu, perusahaan dengan profil risiko

yang tinggi mencerminkan bahwa bank dalam keadaan bermasalah. Hal ini dapat

menjadi bad news bagi investor dan menyebabkan menurunnya permintaan

Page 30: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 ... II.pdf18 yang diperdagangkan di pasar modal meliputi saham, obligasi, reksadana dan intrumen derivatif lainnya. Masing-masing

45

investor akan saham perbankan sehingga berdampak pada penurunan harga

sahamnya.

Penelitian Hendrayana dan Gerianta (2015) menunjukkan bahwa profil

risiko berpengaruh negatif dan signifikan terhadap perubahan harga saham

perbankan. Berdasarkan uraian di atas, maka dapat dirumuskan hipotesis sebagai

berikut:

H1 : Profil risiko berpengaruh negatif dan signifikan terhadap harga saham.

2) Pengaruh Good Corporate Governance (GCG) Terhadap Harga Saham

GCG adalah tata kelola manajemen bank yang baik yang sangat

menentukan keberhasilan suatu bank dalam mengelola bank agar terus tumbuh

dan maju. Menurut SK BI No. 9/12/DPNP, semakin tinggi GCG maka kualitas

manajemen dalam menjalankan operasional bank sangat baik sehingga bank bisa

mendapatkan laba. Hal ini mampu menjadi good news bagi investor karena

investor percaya bahwa perusahaan yang pengelolaannya baik berarti mampu

menjaga serta mengelola dana yang dititipkan dengan baik pula sehingga mampu

menghasilkan laba. Kepercayaan investor ini akan tercermin melalui peningkatan

permintaannya akan saham perusahaan yang secara tidak langsung akan

mendorong kenaikan harga sahamnya.

Penelitian dari Malik (2012), Luu, et al. (2013), Kassar dan Mostafa

(2014) menunjukkan bahwa GCG berpengaruh positif dan signifikan terhadap

harga saham. Berdasarkan uraian di atas, maka dapat dirumuskan hipotesis

sebagai berikut :

Page 31: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 ... II.pdf18 yang diperdagangkan di pasar modal meliputi saham, obligasi, reksadana dan intrumen derivatif lainnya. Masing-masing

46

H2 : GCG berpengaruh positif dan signifikan terhadap harga saham.

3) Pengaruh Return On Assets (ROA) Terhadap Harga Saham

ROA adalah rasio yang digunakan untuk mengetahui kemampuan bank

dalam menghasilkan laba melalui aktiva yang dimilikinya setelah disesuaikan

dengan biaya-biaya untuk mendanai asset tersebut. Menurut Kusumawati (2009)

semakin tinggi ROA, maka bank telah menggunakan assetnya dengan seefisien

dan seefektif mungkin sehingga mampu menghasilkan laba yang diharapkan.

Perusahaan dengan laba yang tinggi dan stabil mampu memberi jaminan pada

pemegang saham untuk memperoleh deviden yang tinggi pula. Hal ini bisa

menjadi good news bagi investor lainnya yang menginginkan laba tinggi dari

investasiya, sehingga menyebabkan minat investor akan semakin meningkat

terhadap saham yang ditawarkan dan harga saham perusahaan pun akan ikut

meningkat.

Hasil penelitian dari Kusumawati (2009) menemukan bahwa ROA dengan

nilai t-hitung < t-tabel dan tingkat signifikasi 0,000 < 0,05 yang berarti variabel

ROA secara parsial berpengaruh terhadap harga saham. Hendrayana dan Gerianta

(2015 ) juga menemukan bahwa ROA berpengaruh positif dan signifikan pada

perubahan harga saham. Berdasarkan uraian di atas, maka dapat dirumuskan

hipotesis sebagai berikut :

H3 : ROA berpengaruh positif dan signifikan terhadap harga saham.

Page 32: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 ... II.pdf18 yang diperdagangkan di pasar modal meliputi saham, obligasi, reksadana dan intrumen derivatif lainnya. Masing-masing

47

4) Pengaruh Net Interest Margin (NIM) Terhadap Harga Saham

Rasio NIM digunakan untuk mengukur kemampuan manajemen bank

dalam mengelola aktiva produktifnya untuk menghasilkan pendapatan bunga

bersih. Menurut Setyawan (2012) perusahaan dengan NIM yang besar dapat

menjadi sinyal positif bagi investor dalam menentukan keputusan investasi.

Semakin tinggi rasio ini, menunjukkan kemungkinan laba bank yang diperoleh

dari spread bunga kredit dan tabungan akan meningkat. Bank dengan pendapatan

bunga bersihnya yang tinggi mampu meningkatkan minat investor untuk

berinvestasi saham yang ditawarkan dan berdampak pada peningkatan harga

sahamnya.

Penelitian Hasan (2011) menunjukkan bahwa NIM mempunyai pengaruh

positif dan signifikan terhadap harga saham. Berdasarkan uraian di atas, maka

dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut:

H4 : NIM berpengaruh positif dan signifikan terhadap harga saham.

5) Pengaruh Capital Adequacy Ratio (CAR) Terhadap Harga Saham

CAR adalah rasio yang digunakan untuk mengetahui kemampuan

permodalan yang ada untuk menutup kemungkinan kerugian di dalam kegiatan

perkreditan dan perdagangan surat-surat berharga. Jika rasio CAR meningkat,

maka modal sendiri yang dimiliki bank meningkat sehingga tersedia dana murah

yang cukup besar untuk mempercepat pemberian kredit dan pengembangan. Hal

ini akan memberikan dampak pada peningkatan penilaian kinerja bank. Persepsi

pasar yang meningkat terhadap kinerja perbankan akan meningkatkan permintaan

Page 33: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 ... II.pdf18 yang diperdagangkan di pasar modal meliputi saham, obligasi, reksadana dan intrumen derivatif lainnya. Masing-masing

48

saham sehingga akan dapat memicu meningkatnya harga saham dan pada

akhirnya akan meningkatkan return saham (Suardana, 2007).

Menurut Siamat (1993:56) besar kecilnya permodalan bank akan

mempengaruhi tingkat kepercayaan masyarakat terhadap kemampuan keuangan

bank yang bersangkutan. Semakin tinggi modal bank (CAR) berarti bank semakin

solvable dan memiliki modal yang cukup guna menjalankan usahanya sehingga

dapat meningkatkan keuntungan yang diperoleh sehingga akan menaikan harga

saham (Siamat, 1993:84)

Wijayanti (2010) dalam penelitiannya tentang analisis kinerja keuangan

dan harga saham perbankan di Bursa Efek Indonesia (BEI) menemukan bahwa

nilai koefisien regresi CAR sebesar 5,257, artinya CAR mempunyai pengaruh

positif terhadap harga saham. Selain itu, penelitian Praditasari (2009) dan Haryetti

(2012) juga memperoleh hasil CAR berpengaruh positif dan signifikan terhadap

harga saham. Berdasarkan uraian di atas, maka dapat dirumuskan hipotesis

sebagai berikut :

H5 : CAR berpengaruh positif dan signifikan terhadap harga saham.