bab ii kajian pustaka a. kebahagiaan 1. pengertian ...repository.ump.ac.id/9216/3/davina wahyu...

23
BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kebahagiaan 1. Pengertian Kebahagiaan Seligman (2005) menjelaskan bahwa kebahagiaan merupakan sesuatu yang penting bagi kehidupan. Kebahagiaan diartikan sebagai emosi positif atau perasaan positif dan kegiatan positif yang tidak lepas dari cakupan pembentuk kebahagiaan. Individu yang mengalami kebahagiaan lebih sering menunjukkan emosi positif daripada emosi negatif. Emosi memiliki unsur perasaan, indrawi, pemikiran dan tindakan. Individu yang behagia lebih mengingat peristiwa yanng menyenangkan. Hurlock (2012) berpendapat kebahagiaan adalah sejahtera dan kepuasan hati, yaitu kepuasan yang menyenangkan yang timbul bila kebutuhan dan harapan individu terpenuhi. Kebahagiaan juga timbul dari pemenuhan kebutuhan atau harapan, dan merupakan penyebab atau sarana menikmati sesuatu. Sedangkan Chalil (2006) mengatakan kebahagiaan adalah suatu kondisi pikiran dan hati yang menyenangkan. Kebahagiaan merupakan kebiasaan mental, sikap mental, dan dapat dipelajari. Menurut Argyle (dalam Csikszentmihalyi, 2014) kebahagiaan ada pada individu yang memiliki suasana hati positif karena individu tersebut berada dalam situasi yang membuat senang atau individu menafsirkan 11 Kebahagiaan pada Tunanetra…, Davina Wahyu Kumala, Fakultas Psikologi UMP, 2019

Upload: others

Post on 17-Nov-2020

1 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kebahagiaan 1. Pengertian ...repository.ump.ac.id/9216/3/Davina Wahyu Kumala_BAB II.pdf18-40 tahun yang ditandai oleh eksperimen dan eksplorasi. 2. Ciri-Ciri

11

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Kebahagiaan

1. Pengertian Kebahagiaan

Seligman (2005) menjelaskan bahwa kebahagiaan merupakan

sesuatu yang penting bagi kehidupan. Kebahagiaan diartikan sebagai

emosi positif atau perasaan positif dan kegiatan positif yang tidak lepas

dari cakupan pembentuk kebahagiaan. Individu yang mengalami

kebahagiaan lebih sering menunjukkan emosi positif daripada emosi

negatif. Emosi memiliki unsur perasaan, indrawi, pemikiran dan

tindakan. Individu yang behagia lebih mengingat peristiwa yanng

menyenangkan.

Hurlock (2012) berpendapat kebahagiaan adalah sejahtera dan

kepuasan hati, yaitu kepuasan yang menyenangkan yang timbul bila

kebutuhan dan harapan individu terpenuhi. Kebahagiaan juga timbul dari

pemenuhan kebutuhan atau harapan, dan merupakan penyebab atau

sarana menikmati sesuatu. Sedangkan Chalil (2006) mengatakan

kebahagiaan adalah suatu kondisi pikiran dan hati yang menyenangkan.

Kebahagiaan merupakan kebiasaan mental, sikap mental, dan dapat

dipelajari.

Menurut Argyle (dalam Csikszentmihalyi, 2014) kebahagiaan ada

pada individu yang memiliki suasana hati positif karena individu tersebut

berada dalam situasi yang membuat senang atau individu menafsirkan

11

Kebahagiaan pada Tunanetra…, Davina Wahyu Kumala, Fakultas Psikologi UMP, 2019

Page 2: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kebahagiaan 1. Pengertian ...repository.ump.ac.id/9216/3/Davina Wahyu Kumala_BAB II.pdf18-40 tahun yang ditandai oleh eksperimen dan eksplorasi. 2. Ciri-Ciri

12

situasi dengan cara-cara yang menimbulkan kebahagiaan. Rusydi (2007)

mengatakan kebahagiaan merupakan sebongkah perasaan yang hanya

dapat dirasakan berupa perasaan senang, tentram, damai dan letak

kebahagiaan berada di batin. Kebahagiaan sulit diidentifikasi melalui

penalaran logika formal, bahagia hanya dapat dirasakan. Menurut

Muhadjir (2013) kebahagiaan bersifat lebih subyektif dengan

menampilkan emosi rasa senang, puas, dan tampil sehat fisik maupun

mental.

Dari beberapa pendapat para ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa

kebahagiaan adalah suatu emosi positif atau perasaan positif kegiatan

positif yang dimunculkan melalui perasaan senang, tentram dalam

aktivitas-aktivitas yang dilakukan serta perasaan puas dari kebutuhan dan

harapan yang terpenuhi.

2. Aspek-Aspek Kebahagiaan

Aspek-aspek kebahagiaan menurut Seligman (2005), yaitu :

a. Kepuasan akan masa lalu mencakup kepuasan, kedamaian,

kebanggaan, sampai pada kegetiran yang tak terpendamkan, dan

kemarahan penuh dendam. Hal tersebut sepenuhnya ditentukan oleh

pikiran tentang masa lalu. Kepuasan terhadap masa lalu dapat

dicapai oleh dua cara :

1) Rasa syukur merupakan respons perasaan akan suatu pemberian

sebagai bentuk apresiasi yang dirasakan setelah mendapatkkan

sesuatu yang baik (Emmons & Clumber, dalam Mukhlis &

Koentjoro, 2015).

Kebahagiaan pada Tunanetra…, Davina Wahyu Kumala, Fakultas Psikologi UMP, 2019

Page 3: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kebahagiaan 1. Pengertian ...repository.ump.ac.id/9216/3/Davina Wahyu Kumala_BAB II.pdf18-40 tahun yang ditandai oleh eksperimen dan eksplorasi. 2. Ciri-Ciri

13

2) Memaafkan dan melupakan merupakan hal yang penting untuk

memberikan emosi positif. Emosi positif dapat muncul

tergantung bagaimana pola pikir yang dimiliki. Jalan keluar agar

memiliki emosi positif yaitu dengan memaafkan dan melupakan

dengan menata ulang masa lalu. Menurut Lestari dan Agung

(2016) memaafkan merupakan salah satu cara untuk melepaskan

emosi-emosi negatif yang muncul akibat perlakuan

menyakitkan.

b. Kebahagiaan pada masa sekarang dipengaruhi oleh pleasure

(kenikmatan) dan gratifikasi.

1) Pleasure (kenikmatan) merupakan komponen sensori dan

emosional yang kuat, sifatnya sementara dan melibatkan sedikit

pemikiran. Pleasure (kenikmatan) terbagi menjadi dua, yaitu

bodily pleasures yang didapat melalui indera dan sensori, dan

higherpleasures yang didapat melalui aktivitas yang lebih

kompleks. Ada tiga hal yang dapat meningkatkan kebahagiaan

sementara, yaitu menghindari habituasi (berkurangnya respon

terhadap stimulus) dengan cara memberi selang waktu yang

cukup panjang antar kejadian menyenangkan; savoring

(menikmati), memperhatikan kenikmatan dengan sadar dan

secara sengaja; serta mindfulness (kecermatan) yaitu mencermati

dan menjalani segala pengalaman dengan tidak terburu–buru

dan melalui perspektif yang berbeda.

Kebahagiaan pada Tunanetra…, Davina Wahyu Kumala, Fakultas Psikologi UMP, 2019

Page 4: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kebahagiaan 1. Pengertian ...repository.ump.ac.id/9216/3/Davina Wahyu Kumala_BAB II.pdf18-40 tahun yang ditandai oleh eksperimen dan eksplorasi. 2. Ciri-Ciri

14

2) Gratifikasi adalah kegiatan yang sangat disukai individu, namun

tidak selalu melibatkan perasaan dasar. Hobi membuat individu

terlibat sepenuhnya dalam aktivitas yang dilakukan, ikut

tenggelam merasakannya bahkan bisa sampai kehilangan

kesadaran diri.

c. Optimisme akan masa depan mencakup faith (keyakinan), trust

(kepercayaan), confidence (kepastian), harapan, dan optimism

(optimisme).

1) Faith (keyakinan) merupakan kepercayaan yang tidak

menyisakan keraguan untuk meraih sesuatu (Purwanto, 2012).

2) Trust (kepercayaan) adalah kesediaan untuk menerima

kerentanan berdasar pada harapan-harapan positif tentang

perilaku individu (Dunn & Schweitzer, dalam Utami, 2015).

3) Confidence (kepastian) adalah sebuah ketetapan terkait peran

yang dijalani dengan mempertahankan prinsip dan kewajiban

untuk mencapai peran-peran tertentu (Seligman, dalam

Guichard, Gratz & Diallo, 2014).

4) Harapan adalah keadaan emosional positif untuk mencapai

tujuan dan mencari jalan lain untuk mencapai tujuan (Luthans,

Youssef & Avolio, dalam Nugroho, Mujiasih & Prihatsanti,

2013).

5) Optimism (optimisme) yaitu selalu memiliki harapan baik dalam

segala hal serta kecenderungan untuk mengharapkan hasil yang

menyenangkan (Carver & Scheier, dalam Suseno, 2013).

Kebahagiaan pada Tunanetra…, Davina Wahyu Kumala, Fakultas Psikologi UMP, 2019

Page 5: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kebahagiaan 1. Pengertian ...repository.ump.ac.id/9216/3/Davina Wahyu Kumala_BAB II.pdf18-40 tahun yang ditandai oleh eksperimen dan eksplorasi. 2. Ciri-Ciri

15

Rusydi (2007) memaparkan dua aspek kebahagiaan,

yaitu :

a. Objektif adalah kebahagiaan yang berasal dari luar ranah diri

individu. Seperti yang dikatakan Aristoteles (dalam Rusydi, 2007)

individu yang bahagia adalah individu yang memiliki good birth,

good health, good look, good luck, good reputation, good friends,

good money, and goodness.

b. Subjektif merupakan aspek kebahagiaan berasal dari dalam diri

individu dan mendasari kebahagiaan pada tingkat kepuasan diri.

Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa aspek-aspek

yang membentuk kebahagiaan adalah aspek kepuasan terhadap masa lalu

yang mencakup rasa syukur, memaafkan, dan melupakan. Kebahagiaan

pada masa sekarang yang melibatkan kesenangan dan gratifikasi.

Optimisme pada masa depan meliputi keyakinan, kepercayaan, kepastian,

harapan dan optimisme.

3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kebahagiaan

Hurlock (2012) mengemukakan tiga belas faktor yang

mempengaruhi kebahagiaan, yaitu:

a. Kesehatan mempengaruhi kebahagiaan karena kesehatan yang baik

akan mempermudah individu melakukan sesuatu yang ingin

dilakukan.

b. Daya tarik fisik mengakibatkan individu dapat diterima dan disukai

oleh masyarakat.

c. Tingkat otonomi yang semakin besar akan semakin merasa bahagia.

Kebahagiaan pada Tunanetra…, Davina Wahyu Kumala, Fakultas Psikologi UMP, 2019

Page 6: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kebahagiaan 1. Pengertian ...repository.ump.ac.id/9216/3/Davina Wahyu Kumala_BAB II.pdf18-40 tahun yang ditandai oleh eksperimen dan eksplorasi. 2. Ciri-Ciri

16

d. Kesempatan-kesempatan interaksi di luar keluarga menyebabkan

individu merasa bahagia karena mempunyai kesempatan untuk

mengadakan hubungan sosial dengan orang-orang di luar

lingkungannya, bukan hanya sebatas dengan anggota keluarga.

e. Jenis pekerjaan mempengaruhi kebahagiaan karena semakin sering

melakukan pekerjaan dan semakin besar kesempatan untuk otonomi

dalam pekerjaan maka akan mengalami bahagia.

f. Status kerja akan mempengaruhi kebahagian dikarenakan semakin

berhasil individu melaksanakan tugas pekerjaan maka hal itu akan

dihubungkan dengan martabat sehingga akan semakin besar

kepuasan yang dihasilkan.

g. Kondisi kehidupan individu untuk berinteraksi dengan orang lain,

baik dalam keluarga maupun dengan teman-teman dan tetangga di

dalam masyarakat akan memperbesar kepuasan hidup.

h. Pemilikan harga benda artinya individu yang merasakan kepemilikan

akan lebih mengalami kebahagiaan.

i. Keseimbangan antara harapan dan pencapaian, yang dimaksud

dalam hal ini adalah jika individu memiliki harapan-harapan yang

realistis, maka akan merasa puas dan bahagia apabila tujuan yang

diinginkan tercapai.

j. Penyesuaian emosional memunculkan kebahagiaan jika individu

dapat menyesuaian diri dengan baik, jarang sekali mengungkapkan

perasaan-perasaan negatif, seperti takut, marah dan iri hati akan lebih

merasakan kebahagiaan.

Kebahagiaan pada Tunanetra…, Davina Wahyu Kumala, Fakultas Psikologi UMP, 2019

Page 7: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kebahagiaan 1. Pengertian ...repository.ump.ac.id/9216/3/Davina Wahyu Kumala_BAB II.pdf18-40 tahun yang ditandai oleh eksperimen dan eksplorasi. 2. Ciri-Ciri

17

k. Sikap terhadap periode usia tertentu ini ditentukan oleh pengalaman-

pengalaman yang dialami pada usia tertentu dan sebagian oleh

penilaian berdasarkan persepsi budaya.

l. Realisme dari konsep diri mempengaruhi keyakinan dan kemampuan

yang dimiliki. Ketidakbahagiaan tersebut juga akibat dari anggapan

bahwa kurang dimengerti dan tidak diberlakukan secara adil.

m. Realisme dari konsep-konsep peran berpengaruh apabila peran

tersebut tidak sesuai dengan harapan, maka akan merasa tidak

bahagia kecuali jika mau menerima kenyataan peran yang baru.

Menurut Seligman (2005) faktor-faktor yang mempengaruhi

kebahagiaan, yaitu:

a. Uang, yaitu dalam hal penilaian terhadap uang. Hal yang

mempengaruhi kebahagiaan bukanlah nominal uang.

b. Perkawinan berpengaruh karena kesejahteraan perkawinan

mempengaruhi kebahagiaan seseorang. Hubungan perkawinan yang

harmonis akan menyebabkan individu semakin bahagia, sebaliknya

individu yang memiliki hubungan perkawinan tidak harmonis akan

memperoleh kebahagiaan yang rendah.

c. Kehidupan sosial, yaitu cara individu bersosialisasi dengan individu

lain. Invididu yang berbahagia sedikit menghabiskan waktu sendiri.

Individu yang memiliki kehidupaan sosial memuaskan dan

menghabiskan banyak waktu bersosialisasi umumnya memiliki

tingkat kebahagiaan yang lebih tinggi.

Kebahagiaan pada Tunanetra…, Davina Wahyu Kumala, Fakultas Psikologi UMP, 2019

Page 8: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kebahagiaan 1. Pengertian ...repository.ump.ac.id/9216/3/Davina Wahyu Kumala_BAB II.pdf18-40 tahun yang ditandai oleh eksperimen dan eksplorasi. 2. Ciri-Ciri

18

d. Emosi negatif merupakan emosi tidak menyenangkan yang

ditunjukkan dengan perasaan sedih. Terdapat sedikit korelasi negatif

antara emosi negatif dan emosi positif. Ini berarti jika memiliki

banyak emosi negatif mungkin memiliki lebih sedikit emosi positif

dibandingkan dengan rata-rata. Meskipun demikian, ini tidak berarti

kehilangan kehidupan yang bahagia.

e. Usia mempengaruhi intensitas emosi individu. Afek menyenangkan

akan mengalami sedikit penurunan, sedangkan afek tidak

menyenangkan tidak berubah.

f. Kesehatan sangat berpengaruh karena individu yang berpresepsi

subjektif tentang seberapa sehat dirinya, akan mempengaruhi

seberapa kebahagiaan yang dirasakan. Permasalahan kesehatan yang

ringan tidak begitu berpengaruh terhadap kebahagiaan. Namun,

permasalahan kesehatan yang serius berupa menderita penyakit yang

parah cenderung akan menyebabkan individu menjadi tidak bahagia.

g. Agama memberikan makna hidup bagi manusia serta memberikan

harapan akan masa depan sehingga sangat efektif untuk melawan

keputusasaan dan meningkatkan kebahagiaan. Individu yang

memiliki tingkat religiusitas tinggi akan lebih bahagia dan merasa

puas atas kehidupan dibandingkan dengan individu yang memiliki

tingkat religiusitas rendah.

Dari penjelasan tersebut dapat disimpulkan bahwa faktor-faktor

yang mempengaruhi kebahagiaan yaitu uang, perkawinan, kehidupan

sosial, emosi negatif, usia, kesehatan, dan agama.

Kebahagiaan pada Tunanetra…, Davina Wahyu Kumala, Fakultas Psikologi UMP, 2019

Page 9: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kebahagiaan 1. Pengertian ...repository.ump.ac.id/9216/3/Davina Wahyu Kumala_BAB II.pdf18-40 tahun yang ditandai oleh eksperimen dan eksplorasi. 2. Ciri-Ciri

19

B. Dewasa Awal

1. Pengertian Dewasa Awal

Hurlock (2012) menjelaskan istilah adult berasal dari kata kerja

latin yang berarti tumbuh menjadi kedewasaan. Akan tetapi, kata adult

berasal dari bentuk lampau partisiple dari kata kerja adultus yang berarti

telah tumbuh menjadi individu yang mandiri dan mencapai ukuran yang

sempurna atau telah menjadi dewasa. Masa dewasa awal dimulai pada

usia 18-40 tahun.

Jahja (2011) mengemukakan setelah mengalami masa kanak-

kanak dan remaja yang panjang, individu akan mengalami masa dewasa.

Masa dewasa awal melibatkan periode transisi yang panjang, dimulai

pada usia 18 sampai 40 tahun ditandai dengan selesainya pertumbuhan

pubertas dan organ kelamin telah berkembang dan mampu bereproduksi.

Individu dewasa awal mengalami perubahan fisik dan psikologis

bersamaan dengan masalah-masalah penyesuaian diri dan harapan-

harapan.

Menurut Arnett (dalam Upton, 2012) usia dewasa awal

merupakan usia dengan berbagai macam kemungkinan, dimasa awal

mulai merasakan optimis dengan rencana-rencana masa depan. Arnett

(dalam Santrock, 2012) juga berpendapat menjadi individu dewasa

melibatkan periode transisi yang panjang. Transisi masa remaja ke masa

dewasa disebut beranjak dewasa (emerging adulthood) yang terjadi dari

usia 18 sampai 25 tahun. Menurut Santrock (2012) masa dewasa ditandai

Kebahagiaan pada Tunanetra…, Davina Wahyu Kumala, Fakultas Psikologi UMP, 2019

Page 10: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kebahagiaan 1. Pengertian ...repository.ump.ac.id/9216/3/Davina Wahyu Kumala_BAB II.pdf18-40 tahun yang ditandai oleh eksperimen dan eksplorasi. 2. Ciri-Ciri

20

oleh eksperimen dan eksplorasi. Individu masih mengeksplorasi jalur

karier yang akan diambil, ingin menjadi individu dan gaya hidup seperti

apa, seperti hidup melajang, atau menikah.

Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa masa dewasa

awal adalah masa transisi dari masa remaja ke dewasa. Terjadi pada usia

18-40 tahun yang ditandai oleh eksperimen dan eksplorasi.

2. Ciri-Ciri Dewasa Awal

Menurut Arnett (dalam Santrock, 2012) terdapat lima ciri

individu yang beranjak dewasa, yaitu :

a. Eksplorasi identitas merupakan pencarian identitas, dalam hal ini

dikhususnya dalam relasi romantis dan pekerjaan. Menurut Cote

(dalam Santrock, 2012) beranjak dewasa adalah masa di mana di

dalam diri sebagian besar individu terjadi perubahan penting yang

menyangkut identitas.

b. Ketidakstabilan, individu dewasa awal sering mengalami perubahan

tempat tinggal sering terjadi selama masa dewasa awal sebuah masa

di mana juga sering terjadi ketidakstabilan dalam hal relasi romantis,

pekerjaan, dan pendidikan.

c. Self-focused (terfokus pada diri), usia dewasa awal memiliki otonomi

yang besar dalam mengatur kehidupannya sendiri.

d. Feeling in-between (merasa seperti berada/di peralihan), yaitu

individu tidak menganggap dirinya sebagai remaja ataupun

sepenuhnya sudah dewasa.

Kebahagiaan pada Tunanetra…, Davina Wahyu Kumala, Fakultas Psikologi UMP, 2019

Page 11: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kebahagiaan 1. Pengertian ...repository.ump.ac.id/9216/3/Davina Wahyu Kumala_BAB II.pdf18-40 tahun yang ditandai oleh eksperimen dan eksplorasi. 2. Ciri-Ciri

21

e. Usia dengan berbagai kemungkinan, di masa ini individu memiliki

peluang untuk mengubah kehidupan. Ada dua cara dimana dewasa

awal merupakan usia yang memiliki berbagai kemungkinan.

Individu dewasa awal yang optimis akan masa depannya dan

individu yang mengalami kesulitan ketika bertumbuh besar

menjadikan masa dewasa awal merupakan sebuah kesempatan untuk

mengarahkan kehidupan ke arah yang lebih positif.

Menurut Hurlock (2012) terdapat ciri-ciri masa dewasa awal, yaitu :

a. Masa pengaturan, pada masa ini individu dewasa awal mencoba

berbagai pekerjaan untuk menentukan mana yang paling sesuai

untuk memenuhi berbagai kebutuhan individu yang paling

memberikan kepuasan yang lebih permanen.

b. Usia reproduktif, usia dewasa awal diharuskan menikah dan

berperan sebagai orangtua pada saat berusia duapuluhan atau pada

awal tiga puluhan.

c. Masa bermasalah ini terjadi karena sedikit sekali dewasa awal yang

mempunyai persiapan untuk menghadapi jenis-jenis masalah yang

perlu diatasi sebagai seorang dewasa, mencoba menguasai dua atau

lebih ketrampilan serempak yang biasanya menyebabkan keduanya

kurang berhasil, dewasa awal tidak memperoleh bantuan dalam

menghadapi dan memecahkan masalah.

d. Masa ketegangan emosional terjadi karena dewasa awal mengalami

kebingungan dan keresahan emosional.

Kebahagiaan pada Tunanetra…, Davina Wahyu Kumala, Fakultas Psikologi UMP, 2019

Page 12: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kebahagiaan 1. Pengertian ...repository.ump.ac.id/9216/3/Davina Wahyu Kumala_BAB II.pdf18-40 tahun yang ditandai oleh eksperimen dan eksplorasi. 2. Ciri-Ciri

22

e. Masa keterasingan sosial terjadi karena dewasa awal mamasuki ke

dalam pola kehidupan karier, perkawinan dan rumah tangga,

hubungan dengan teman-teman kelompok sebaya masa remaja

menjadi renggang dan bersamaan dengan itu keterlibatan dalam

kegiatan kelompok di luar rumah terus berkurang.

f. Masa komitmen adalah masa yang menjadikan individu mandiri,

individu menentukan pola hidup baru, memikul tanggungjawab baru

dan membuat komitmen-komitmen baru.

g. Masa ketergantungan adalah masa dimana individu masih

mengandalkan individu lain selama jangka waktu yang berbeda.

h. Masa perubahan nilai adalah masa dimana individu ingin diterima

oleh individu lain. Maka individu dewasa awal harus menerima nilai

kelompok, menyadari kelompok sosial berpedoman pada nilai-nilai

konvensional dalam hal keyakinan-keyakinan dan perilaku seperti

juga halnya dalam hal penampilan, orang dewasa awal menjadi

bapak-ibu cenderung lebih cepat daripada individu yang tidak

menikah atau tidak punya anak.

i. Masa penyesuaian diri dengan cara hidup baru ini terjadi karena

masa dewasa awal merupakan periode yang paling banyak

menghadapi perubahan. Mengalami gaya-gaya hidup baru dan yang

paling menonjol yaitu di bidang perkawinan dan peran orangtua.

j. Masa kreatif disebabkan karena masa dewasa awal tidak terikat lagi

oleh ketentuan dan aturan orangtua maupun guru. Individu dewasa

awal bebas untuk berbuat apa yang diinginkan.

Kebahagiaan pada Tunanetra…, Davina Wahyu Kumala, Fakultas Psikologi UMP, 2019

Page 13: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kebahagiaan 1. Pengertian ...repository.ump.ac.id/9216/3/Davina Wahyu Kumala_BAB II.pdf18-40 tahun yang ditandai oleh eksperimen dan eksplorasi. 2. Ciri-Ciri

23

Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa ciri-ciri masa

dewasa awal yaitu beranjak dewasa, yaitu eksplorasi identitas,

ketidakstabilan, terfokus pada diri, masa peralihan, dan usia dengan

berbagai kemungkinan.

3. Tugas Perkembangan Dewasa Awal

Santrock (2012) mengungkapkan beberapa tugas perkembangan

dewasa awal, yaitu:

a. Bekerja, berguna untuk memperoleh identitas di kehidupan.

Pekerjaan juga menciptakan rancangan dan alur dalam hidup yang

sering kali hilang jika individu tidak bekerja.

b. Mencari pasangan hidup, dalam mencari pasangan hidup individu

dewasa memilih pasangan yang memiliki kesamaan-kesamaan,

kesamaan tersebut berupa kegiatan dalam kehidupan yang sama serta

memiliki sikap yang sama. Kesamaan tersebut dapat memberikan

kenyamanan dalam menjalani kehidupan.

c. Menikah adalah berkomitmen atas ikatan yang dilakukan dengan

melakukan pendekatan yang tidak terkesan terburu-buru, tidak

memaksa, mengatur emosi, dan menerima kekurangan satu sama

lain.

d. Menjadi orangtua berarti mengasuh anak dengan caranya sendiri dan

menetapkan gaya pengasuhan yang harus diterapkan ketika

berinteraksi dengan anak.

Kebahagiaan pada Tunanetra…, Davina Wahyu Kumala, Fakultas Psikologi UMP, 2019

Page 14: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kebahagiaan 1. Pengertian ...repository.ump.ac.id/9216/3/Davina Wahyu Kumala_BAB II.pdf18-40 tahun yang ditandai oleh eksperimen dan eksplorasi. 2. Ciri-Ciri

24

Hurlock (2012) mengemukakan tugas-tugas perkembangan

dewasa awal, yaitu :

a. Mendapatkan suatu pekerjaan, yaitu dengan memilih suatu pekerjaan

yang cocok sesuai dengan bakat, minat, dan faktor psikologis lainnya

akan meninggikan kepuasaan yang diperoleh.

b. Memilih seorang teman hidup, dimana menurut Havighurst (dalam

Agustina, 2018) individu dewasa awal memilih dan menemukan

yang tidak hanya cocok dan selaras, tetapi menyesuaikan dengan

kondisi dan latar belakang pasangan.

c. Belajar hidup bersama suami atau isteri membentuk keluarga dimana

pada tugas ini yaitu menyesuaikan kedua kehidupan individu secara

bersama-sama. Terdiri dari pembelajaran untuk menyatakan dan

mengontrol perasaan (Havighurst, dalam Agustina, 2018)

d. Membesarkan anak, yang dimaksudkan dalam tugas ini yaitu

individu memiliki tanggungjawab yang lebih besar. Artinya individu

tidak hanya memikirkan diri sendiri, namun lebih kepada anak

(Havighurst, dalam Agustina, 2018)

e. Mengelola rumah tangga, dewasa awal dalam mengelola rumah

tangga harus terhindar dari percekcokan agar rumah tangga tetap

harmonis.

f. Menerima tanggungjawab sebagai warga negara adalah individu

dewasa awal dituntut taat dan patuh pada tata aturan perundang-

undangan yang berlaku (Dariyo, 2008).

Kebahagiaan pada Tunanetra…, Davina Wahyu Kumala, Fakultas Psikologi UMP, 2019

Page 15: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kebahagiaan 1. Pengertian ...repository.ump.ac.id/9216/3/Davina Wahyu Kumala_BAB II.pdf18-40 tahun yang ditandai oleh eksperimen dan eksplorasi. 2. Ciri-Ciri

25

g. Bergabung dalam suatu kelompok sosial yang cocok, individu

dewasa diharuskan bersosialisasi dan menemukan kelompok sosial

yang cocok dan dapat menyesuaikan diri.

Dari penjelasan yang telah dipaparkan, disimpulkan bahwa tugas-

tugas perkembangan dewasa awal yaitu mendapatkan suatu pekerjaan,

memilih seorang teman hidup, belajar hidup bersama suami atau isteri

membentuk suatu keluarga, membesarkan anak, mengelola sebuah rumah

tangga, menerima tanggungjawab sebagai warga negara, dan bergabung

dalam suatu kelompok sosial yang cocok.

C. Tunanetra

1. Pengertian Tunanetra

Mata sebagai indra penglihatan dalam tubuh individu menduduki

peringkat utama karena mata akan membantu individu untuk menjalani

aktivitas. Begitu besar peran mata sebagai salah satu pancaindra yang

sangat penting dan individu yang memiliki gangguan pada indra

penglihatannya maka individu kehilangan fungsi visualnya. Organ mata

yang tidak berfungsi dengan normal atau berkelainan dalam proses

fisiologis melihat, yaitu bayangan benda yang ditangkap oleh mata tidak

dapat diteruskan oleh kornea, lensa mata, retina, dan ke saraf karena

kornea mata mengalami kerusakan, kering, keriput, lensa mata menjadi

keruh atau saraf yang menghubungkan mata dengan otak mengalami

Kebahagiaan pada Tunanetra…, Davina Wahyu Kumala, Fakultas Psikologi UMP, 2019

Page 16: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kebahagiaan 1. Pengertian ...repository.ump.ac.id/9216/3/Davina Wahyu Kumala_BAB II.pdf18-40 tahun yang ditandai oleh eksperimen dan eksplorasi. 2. Ciri-Ciri

26

gangguan dapat disebut sebagai penderita kelainan penglihatan atau

tunanetra (Efendi, 2009).

Tunanetra merupakan individu yang memiliki gangguan pada

indra penglihatan. Tunanetra merupakan istilah yang digunakan pada

individu yang tidak dapat melihat sama sekali maupun individu yang

mampu melihat tetapi terbatas sekali dan kurang dapat dimanfaatkan

untuk kepentingan hidup sehari-hari (Atmaja, 2017). Menurut Nur’aeni

(2017) tunanetra adalah isitilah yang digunakan untuk kondisi individu

yang mengalami gangguan atau hambatan dalam indra penglihatannya.

Somantri (2012) mengungkapkan tunanetra adalah keadaan dimana indra

penglihatan (kedua-duanya) tidak berfungsi sebagai saluran penerima

informasi dalam kegiatan sehari-hari seperti orang awas.

Berdasarkan teori yang telah dipaparkan, tunanetra adalah

ketidakberfungsian indra penglihatan yang dapat disebabkan karena

beberapa faktor dan ketunanetraan menghambat individu dalam

kehidupan sehari-hari.

2. Faktor-Faktor Penyebab Tunanetra

Menurut Somantri (2012) faktor-faktor penyebab tunanetra

adalah:

a. Faktor internal terjadi saat individu masih di dalam kandungan

disebabkan oleh keturunan atau genetik, kondisi psikis ibu,

kekurangan gizi, keracunan obat.

Kebahagiaan pada Tunanetra…, Davina Wahyu Kumala, Fakultas Psikologi UMP, 2019

Page 17: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kebahagiaan 1. Pengertian ...repository.ump.ac.id/9216/3/Davina Wahyu Kumala_BAB II.pdf18-40 tahun yang ditandai oleh eksperimen dan eksplorasi. 2. Ciri-Ciri

27

b. Faktor eksternal terjadi saat atau setelah lahir, misalnya kecelakaan,

terkena penyakit siphilis yang mengenai matanya saat dilahirkan,

pengaruh alat bantu medis (tang) saat melahirkan sehingga sistem

persyarafannya rusak, kurang gizi atau kurang vitamin, terkena

racun, virus trachoma, panas badan yang terlalu tinggi serta

peradangan mata karena penyakit, bakteri ataupun virus.

Nur’aeni (2017) menjelaskan dua penyebab tunanetra, yaitu:

a. Pre-natal merupakan faktor ketunanetraan yang terjadi sebelum

individu lahir dan sangat erat hubungannya dengan masalah

keturunan serta pertumbuhan seorang anak dalam kandungan.

b. Post-natal adalah faktor penyebab ketunanetraan yang terjadi terjadi

sejak atau setelah bayi lahir. Misalnya, kerusakan pada mata atau

saraf mata pada waktu persalinan, pada waktu persalinan ibu

mengalami penyakit gonorhoe sehingga menular, dan mengalami

penyakit mata yang menyebabkan ketunanetraan.

Berdasarkan penjelasan tersebut, dapat disimpulkan bahwa faktor

penyebab tunanetra adalah faktor internal yaitu saat individu masih di

dalam kandungan dan eksternal saat atau setelah lahir.

3. Kondisi Psikologis Tunanetra

Menurut Manurung (dalam Pascayani, 2013) menjelaskan

perkembangan psikologis yang dialami individu tunanetra, yaitu:

a. Emosional individu tunanetra mengalami hambatan dibandingkan

dengan orang awas (normal). Kesulitan yang dialami individu

tunanetra yaitu tidak mampu untuk belajar secara visual mengenai

Kebahagiaan pada Tunanetra…, Davina Wahyu Kumala, Fakultas Psikologi UMP, 2019

Page 18: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kebahagiaan 1. Pengertian ...repository.ump.ac.id/9216/3/Davina Wahyu Kumala_BAB II.pdf18-40 tahun yang ditandai oleh eksperimen dan eksplorasi. 2. Ciri-Ciri

28

stimulus-stimulus apa saja yang harus diberikan untuk mendapatkan

respon balik yang sesuai dengan kemampuan perkembangannya.

Invidu tunanetra memiliki keterbatasan yang sangat berpengaruh,

khususnya dalam hal berkomunikasi secara emosional melalui

ekspresi atau reaksi wajah dan tubuh lainnya untuk menyampaikan

perasaan yang dirasakan kepada orang lain. Perkembangan emosi

penyandang tunanetra yang dimunculkan berupa gejala-gejala emosi

yang tidak seimbang atau pola-pola emosi yang negatif dan

berlebihan, yaitu perasaan takut, malu, khawatir, cemas, dan lain-

lain.

b. Sosial individu tunanetra tidak mudah, karena individu tunanetra

mengalami ketakutan menghadapi lingkungan sosial yang lebih luas

atau baru, kurang motivasi, perasaan rendah diri, malu, sikap

masyarakat yang sering tidak menguntungkan, seperti penolakan,

penghinaan, dan lain-lain.

c. Kepribadian individu tunanetra mengalami gangguan yang lebih

besar yang banyak dicirikan, seperti introvert (tertutup), neurotik,

frustasi, dan gangguan mental, namun sebaliknya ada juga

penyandang tuna netra yang justru memiliki kepribadian ekstrovert

(terbuka), ramah kepada siapa saja, dan selalu ingin bergabung

dengan lingkungan sekitarnya.

Kebahagiaan pada Tunanetra…, Davina Wahyu Kumala, Fakultas Psikologi UMP, 2019

Page 19: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kebahagiaan 1. Pengertian ...repository.ump.ac.id/9216/3/Davina Wahyu Kumala_BAB II.pdf18-40 tahun yang ditandai oleh eksperimen dan eksplorasi. 2. Ciri-Ciri

29

Sulthon (2016) mengatakan kondisi psikologis individu yang

mengalami tunanetra yaitu :

a. Menarik diri dari lingkungan sosial berarti individu menghindar

dalam menghadapi kesulitan ataupun tekanan dengan mengambil

sikap pasif yang diikuti dengan adanya perasaan putus asa, acuh tak

acuh, dan merasa tidak aman dengan lingkungannya sehingga

memilih untuk menghindar dari lingkungan sosial (Amilin, 2014).

b. Rendah diri adalah perasaan atau sikap yang timbul karena

ketidakmampuan psikologis atau sosial yang di dasari kekurangan

fisik ataupun perasaan yang merasa jasmani yang kurang sempurna.

Yang ditandai dengan sikap menarik diri, penakut, menyendiri, tidak

percaya atas kemampuan dirinya, dan mudah putus asa (Nugroho &

Pratiwi, 2016).

c. Merasa tidak mampu, dimana individu berpikir dan merasa tidak

sanggup atau tidak memiliki kualifikasi cukup untuk memenuhi

suatu situasi (Muis, dalam Parli, 2018)

Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa ketunanetraan

yang dialami individu dapat berdampak pada kondisi emosional, sosial,

dan kepribadian.

4. Kondisi Psikologis Tunanetra Tidak Sejak Lahir

Seperti yang telah disebutkan, tunanetra yang tidak sejak lahir

disebabkan karena faktor eksternal dan memiliki dampak psikologis yang

lebih berat dibanding tunanetra sejak lahir. Dampak psikologis yang

Kebahagiaan pada Tunanetra…, Davina Wahyu Kumala, Fakultas Psikologi UMP, 2019

Page 20: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kebahagiaan 1. Pengertian ...repository.ump.ac.id/9216/3/Davina Wahyu Kumala_BAB II.pdf18-40 tahun yang ditandai oleh eksperimen dan eksplorasi. 2. Ciri-Ciri

30

dialami individu tunanetra tidak sejak lahir menurut Sulthon (2016) akan

berdampak pada sikap negatif yang dialami. Dampak psikologis yang

dialami individu yang mengalami tunanetra tidak sejak lahir, yaitu :

a. Merasa bahwa dalam dirinya ada yang kurang.

b. Merasa tertekan dalam menjalani hidup.

c. Kurang dapat menerima dirinya.

d. Menyalahkan keadaan ketunanetraannya.

e. Lebih meratapi hidup sebagaimana cobaan.

f. Mengalami frustasi.

5. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Psikologis dan

Penyesuaian Sosial Tunanetra

Menurut Sulthon (2016) faktor-faktor yang mempengaruhi

perkembangan psikologis dan penyesuaian sosial tunanetra adalah :

a. Sikap keluarga

Sikap orang tua menjadi dasar bagi perkembangan psikis. Baik

yang menyangkut perkembangan emosi, sosial, atau kepribadian.

Secara kodrati orang tua cenderung memiliki sikap kasih sayang,

melindungi, memberi perlindungan, memberi nasehat, dan berusaha

melakukan yang terbaik bagi anaknya. Orangtua dari individu

tunanetra yang memiliki wawasan yang cukup tentang menghadapi

individu berkelainan ini akan berpengaruh terhadap sikap anaknya

yang mengalami tunanetra. Pengetahuan yang dimiliki dapat

memberikan kesadaran dan penerimaan yang baik karena apa yang

Kebahagiaan pada Tunanetra…, Davina Wahyu Kumala, Fakultas Psikologi UMP, 2019

Page 21: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kebahagiaan 1. Pengertian ...repository.ump.ac.id/9216/3/Davina Wahyu Kumala_BAB II.pdf18-40 tahun yang ditandai oleh eksperimen dan eksplorasi. 2. Ciri-Ciri

31

terjadi pada anaknya itu bukan semata-mata suatu yang jelek tapi

semua itu ada hikmah dibaliknya, hal ini juga akan menambah sikap

yang positif.

b. Sikap masyarakat

Ketunanetraan umumnya dipandang sebagai kecacatan yang

paling berat oleh masyarakat karena dianggap sebagai individu yang

penuh dengan sifat-sifat negatif, seperti kesedihan, keputusasaan,

ketidak berdayaan, kelemahan dan ketergantungan kepada orang

lain. Tunanetra sangat mudah dilihat, beserta akibat-akibatnya (Tien

Supartinah, dalam Sulthon, 2016).

Anggapan semacam itu akan menumbuhkan rasa penolakan,

rasa kasihan dan merangsang untuk memperhatikan kepada masalah

tunanetra. Anggapan tersebut akan menimbulkan sikap penolakan

terhadap tunanetra, sikap masyarakat yang demikian juga akan

mengakibatkan individu kurang percaya diri, menyendiri, dan isolasi

sosial bahkan anggapan masyarakat yang negatif terhadap tunanetra

juga bisa timbul karena rasa kasihan

c. Sikap tunanetra terhadap kondisi yang dihadapi

Sikap indvidu terhadap ketunanetraan dapat berupa sikap

menolak dan menerima, berupa penerimaan, sikap menolak berarti

individu tunanetra masih mengingkari kenyataan atas

ketunanetraannya. Sikap menerima adalah mengakui secara realitas

bahwa ketunanetraannya adalah sebagai bagian dari dirinya, dengan

Kebahagiaan pada Tunanetra…, Davina Wahyu Kumala, Fakultas Psikologi UMP, 2019

Page 22: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kebahagiaan 1. Pengertian ...repository.ump.ac.id/9216/3/Davina Wahyu Kumala_BAB II.pdf18-40 tahun yang ditandai oleh eksperimen dan eksplorasi. 2. Ciri-Ciri

32

menerima segala konsekuensinya (Tien Supartinah, dalam Sulthon,

2016).

D. Kerangka Berfikir

Masa dewasa awal adalah masa transisi dari masa remaja ke dewasa di

mana usia dewasa awal, yaitu 18 tahun sampai 40 tahun yang melibatkan

periode transisi yang panjang, ditandai oleh eksperimen dan eksplorasi.

Schulenberg & Zarret (dalam Upton, 2012) mengatakan menjalani masa

dewasa awal tidak mudah karena tanggungjawab meningkat serta

kemandirian di masa dewasa terbukti merupakan hal yang sulit dihadapi.

Gigilan (dalam Papalia, Old, & Bradley, 2008) mengungkapkan individu pria

lebih memikirkan tanggungjawab terhadap orang lain.

Individu sudah memainkan banyak peranan baru pada masa dewasa

awal, banyak sekali tugas-tugas perkembangan yang seharusnya dicapai.

Tugas perkembangan dewasa awal adalah yaitu mendapatkan suatu

pekerjaan, memilih seorang teman hidup, belajar hidup bersama suami atau

isteri membentuk suatu keluarga, membesarkan anak, mengelola sebuah

rumah tangga, menerima tanggungjawab sebagai warga negara, dan

bergabung dalam suatu kelompok sosial yang cocok (Hurlock, 2012). Namun,

kondisi ketunanetraan yang dialami pria dewasa awal akan menyulitkan untuk

menjalankan tugas-tugas perkembangan ini sehingga menyebabkan pria

dewasa awal sulit mencapai kebahagiaan, sedangkan kebahagiaan itu sendiri

sebenarnya dapat dicapai dengan terpenuhinya kebutuhan hidup.

Kebahagiaan pada Tunanetra…, Davina Wahyu Kumala, Fakultas Psikologi UMP, 2019

Page 23: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kebahagiaan 1. Pengertian ...repository.ump.ac.id/9216/3/Davina Wahyu Kumala_BAB II.pdf18-40 tahun yang ditandai oleh eksperimen dan eksplorasi. 2. Ciri-Ciri

33

Kebahagiaan merupakan suatu emosi positif atau perasaan positif

kegiatan positif yang dimunculkan melalui perasaan senang, tentram dalam

aktivitas-aktivitas yang dilakukan serta perasaan puas dari kebutuhan dan

harapan yang terpenuhi. Kebahagiaan akan tercapai jika aspek-aspek

kebahagiaan dapat terpenuhi, yaitu aspek kepuasan terhadap masa lalu yang

mencakup rasa syukur, memaafkan, dan melupakan. Kebahagiaan pada masa

sekarang yang melibatkan kenikmatan dan gratifikasi. Optimis pada masa

depan meliputi keyakinan, kepercayaan, kepastian, harapan dan optimisme

(Seligman, 2005).

Berdasarkan penjelasan di atas, dapat digambarkan dalam skema di

bawah ini:

Gambar 1. Kerangka berfikir

Pria Dewasa Awal yang Mengalami

Tunanetra

Tugas Perkembangan :

1. Mendapatkan suatu pekerjaan

2. Memilih seorang teman hidup

3. Belajar hidup bersama suami

atau istri membentuk keluarga

4. Membesarkan anak

5. Mengelola sebuah rumah tangga

6. Menerima tanggungjawab

sebagai warga negara

7. Bergabung dalam suatu

kelompok sosial yang cocok

Kebahagiaan :

1. Kepuasan akan masa lalu

mencakup rasa syukur,

memaafkan, dan melupakan

2. Kebahagiaan pada masa

sekarang melibatkan

kesenangan dan gratifikasi

3. Optimisme pada masa depan

meliputi keyakinan,

kepercayaan, kepastian,

harapan, dan optimisme

Kebahagiaan pada Tunanetra…, Davina Wahyu Kumala, Fakultas Psikologi UMP, 2019