bab ii tunjauan pustaka a. tinjauan teori 1. pengetahuanrepository.ump.ac.id/9263/4/afif agung...
TRANSCRIPT
16 Gambaran Tingkat Pengetahuan..., Afif Agung Nugroho, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2019
BAB II
TUNJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Teori
1. Pengetahuan
a. Pengertian Pengetahuan
Menurut Notoatmodjo (2011) pengetahuan adalah hasil dari tahu
setelah seseorang dalam melakukan penginderaan suatu objek tertentu.
Pengindraan terjadi melalui pancaindra manusia yaitu indra
penglihatan, indra penciuman, indra pendengaran, indra perasa, dan
indra peraba. Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat
penting dalam tindakan seseorang.
Menurut Amsal Bahtiar, pengetahuan merupakan hasil proses dari
usaha manusia untuk tahu. Adapun menurut Maufur, pengetahuan
adalah sesuatu atau semua yang diketahui dan dipahami atas dasar
kemampuan kita berpikir, merasa, maupun mengindera, baik diperoleh
secara sengaja maupun tidak sengaja (Susanto, 2011).
Sedangkan Soerjono Soekanto, berpendapat bahwa pengetahuan
adalah kesan di dalam pikiran manusia sebagai hasil penggunaan panca
inderanya, yang berbeda sekali dengan kepercayaan (beliefs), takhayul
(superstitions), dan penerangan-penerangan yang keliru (mis-
informations) (Soekanto, 2010).
17
Gambaran Tingkat Pengetahuan..., Afif Agung Nugroho, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2019
b. Tingkat Pengetahuan
Pengetahuan merupakan suatu dasar terbentuknya suatu perilaku
atau tindakan seseorang. Seseorang dikatakan memiliki pengetahuan
yang kurang apabila orang tersebut tidak mampu mengenal,
menjelaskan dan menganalisis suatu keadaan. Ada 6 tingkat
pengetahuan yang dicapai dalam domain kognitif menurut Notoatmodjo
dalam (Dewanti, 2012), yaitu:
1) Tahu (know)
Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah
dipelajari sebelumnya atau rangsangan yang telah diterima.
Pengetahuan tingkat ini adalah mengingat kembali terhadap
suatu yang spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari.
2) Memahami (Comprehension)
Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk
menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui dan
dapat menarik kesimpulan materi tersebut secara benar.
3) Aplikasi (Application)
Aplikasi diartikan sebagai kemampuan menggunakan materi
yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi sebenarnya.
4) Analisis (Analysis)
Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi
atau suatu objek kedalam komponen-komponen, tetapi masih di
dalam suatu struktur yang sama dan masih berkaitan
18
Gambaran Tingkat Pengetahuan..., Afif Agung Nugroho, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2019
5) Sintesis (Synthesis)
Sintesis adalah suatu kemampuan untuk menggabungkan
bagian-bagian ke dalam suatu bentuk keseluruhan yang baru,
dengan kata lain sintesis adalah suatu kemampuan untuk
menyusun formasi baru dari informasi-informasi yang ada
misalnya dapat menyusun, dapat menggunakan, dapat
meringkaskan, dapat menyesuaikan terhadap suatu teori atau
rumusan yang telah ada.
6) Evaluasi (Evaluation)
Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan seseorang untuk
melakukan penilaian terhadap suatu materi atau objek. Penilaian
itu berdasarkan suatu kriteria yang ditentukan sendiri atau
menggunakan kriteria yang sudah ada.
c. Faktor yang mempengaruhi pengetahuan
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi pengetahuan seseorang
menurut Budiman (2013) yaitu :
1) Pendidikan
Pendidikan adalah suatu usaha untuk mengembangkan
kepribadian dan kemampuan di dalam dan di luar sekolah dan
berlangsung seumur hidup. Pendidikan adalah sebuah proses
pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau kelompok yang
mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan
pelatihan. Pendidikan mempengaruhi proses belajar, makin
19
Gambaran Tingkat Pengetahuan..., Afif Agung Nugroho, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2019
tingggi pendidikan seseorang makin mudah orang tersebut
untuk menerima informasi. Seseorang yang memiliki
pendidikan tinggi cenderung untuk mendapatkan informasi,
baik dari orang lain maupun dari media massa. Semakin
banyak informasi yang masuk semakin banyak pula
pengetahuan yang didapat tentang kesehatan. Pengetahuan
sangat erat kaitannya dengan pendidikan dimana diharapkan
seseorang dengan pendidikan tinggi, maka orang tersebut akan
semakin luas pula pengetahuannya.
2) Media masa / informasi
Informasi yang diperoleh baik dari pendidikan formal maupun
non formal dapat memberikan pengaruh jangka pendek
(immediate impact), sehingga menghasilkan perubahan atau
peningkatan pengetahuan. Perkembangan teknologi
menyediakan bermacam-macam media masa yang dapat
mempengaruhi pengetahuan masyarakat tentang inovasi baru.
Sebagai sarana komunikasi, berbagai bentuk media masa seperti
televisi, radio, surat kabar, majalah dan lain-lain mempunyai
pengaruh besar terhadap pembentukan opini dan kepercayaan
orang. Media dalam penyampaian informasi merupakan tugas
utama, media masa membawa pula pesan-pesan yang berisi
sugesti yang dapat mengarahkan opini seseorang.
3) Sosial budaya dan ekonomi
20
Gambaran Tingkat Pengetahuan..., Afif Agung Nugroho, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2019
Tingkah laku manusia atau kelompok manusia dalam
memenuhi kebutuhan yang meliputi sikap dan kepercayaan.
Status ekonomi seseorang juga akan menentukan tersedianya
suatu fasilitas yang diperlukan untuk kegiatan tertentu,
sehingga status sosial ekonomi ini akan mempengaruhi
pengetahuan seseorang.
4) Lingkungan
Lingkungan adalah segala sesuatu yang ada disekitar individu,
baik lingkungan fisik, biologis, maupun sosial. Lingkungan
berpengaruh terhadap proses masuknya pengetahuan ke dalam
individu yang berbeda dalam lingkungan tersebut.
5) Pengalaman
Pengalaman sebagai sumber pengetahuan merupakan suatu cara
untuk memperoleh kebenaran pengetahuan dengan cara
mengulang kembali pengatahuan yang diperoleh dalam
memecahkan masalah yang dihadapi di masa lalu. Pengalaman
belajar dalam bekerja yang dikembangkan memberikan
pengetahuan dan keterampilan profesional serta dapat
mengembangkan kemampuan mengambil keputusan yang
merupakan menifestasi dari keterpaduan menalar secara ilmiah
dan etik yang berasal dari masalah nyata dalam bidang kerjanya.
21
Gambaran Tingkat Pengetahuan..., Afif Agung Nugroho, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2019
6) Usia
Usia mempengaruhi terhadap daya tangkap dan pola pikir
seseorang. Semakin bertambah usia, maka akan bertambah pula
daya tangkap dan pola pikirnya, sehingga pengetahuan yang
diperolehnya semakin baik. Akan tetapi pada umur-umur
tertentu atau menjelang usia lanjut kemampuan penerimaan atau
mengingat suatu pengetahuan akan berkurang.
d. Pengukuran Pengetahuan
Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara atau
angket yang menanyakan tentang isi materi yang ingin diukur dari
subjek penelitian atau responden. Kedalaman pengetahuan yang ingin
kita ketahui atau kita ukur dapat kita sesuaikan dengan tingkatan
pengetahuan (Notoatmodjo, 2011). Adapun beberapa tinkatan
pengetahuan yaitu :
1) Pengetahuan baik, apabila responden berpengetahuan antara
76% - 100%.
2) Pengetahuan cukup, apabila responden berpengetahuan antara
56% -75%.
3) Pengetahuan kurang, apabila responden berpengetahuan kurang
dari <56%.
22
Gambaran Tingkat Pengetahuan..., Afif Agung Nugroho, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2019
2. Keperawatan
a. Pengertian keperawatan
Keperawatan sebagai profesi modern secara luas diyakini diawali
oleh Florence Nightale adalah seorang perempuan abad 19 yang
berpendidikan baik yang berasal dari keluarga kaya di Inggris. Dia
meyakini keperawatan merupakan kebutuhan dan panggilan sosial yang
terhormat bagi wanita yang saat itu belum banyak pilihan karir
(Sullivan, 2013)
Keperawatan menurut Asosiasi Perawat Amerika pada tahun 2012
adalah sebagai upaya perlindungan, promosi dan optimaliasi kesehatan
dan kemampuan pencegahan dari penyakit dan luka, kemudian
meringankan penderitaan melalui diagnosa dan upaya pengobatan
terhadap respon dan pendampingan atau asuhan individual, keluarga,
komunitas dan populasi (Sullivan, 2013).
Perawat adalah seseorang yang telah selesai serta lulus menempuh
pendidikan pada perguruan tinggi di bidang keperawatan baik di dalam
maupun luar negeri yang diakui oleh pemerintah sesuai dengan
ketentuan perundang undangan yang berlaku ( UU No 38 tahun 2014).
23
Gambaran Tingkat Pengetahuan..., Afif Agung Nugroho, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2019
b. Fungsi perawat
Dalam prakteknya, fungsi perawat terdiri atas tiga fungsi, yaitu
independen, interdependen, dan dependen (Praptianingsih, 2008).
1) Fungsi Independen
Fungsi Independen perawat adalah those activities that are
considered to be within nursing of diagnosis and treatment.
Dalam fungsi ini, tindakan perawat tidak memerlukan perintah
dokter. Tindakan perawat bersifat mandiri, berdasarkan pada
ilmuan dan kiat keperawatan. Oleh karena itu, perawat
bertanggung jawab terhadap akibat yang muncul daeri tindakan
yang diambil. Contoh tindakan perawat dalam menjalankan
fungsi independen adalah: Pengkajian seluruh sejarah kesehatan
pasien/keluarganaya dan menguji secara fisik untuk menentukan
status kesehatan.
2) Fungsi Interdependen
Fungsi Interdependen perawat adalah carried out conjuction
with other health team members. Tindakan perawat berdasar
pada kerjasama dengan team perawat bersama tenaga kesehatan
lainnya berkolaborasi mengupayakan kesembuhan pasien.
Mereka biasanya bergabung dalam sebuah team yang dipimpin
oleh seorang dokter. Sebagai tenaga kesehatan, masing-masing
tenaga kesehatan mempunyai kewajiban untuk memberikan
pelayanan kesehatan kepada pasien sesuai bidang ilmunya.
24
Gambaran Tingkat Pengetahuan..., Afif Agung Nugroho, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2019
3) Fungsi Dependen
Fungsi dependen perawat adalah the performed based on the
phyician’s order. Dalam fungsi ini, perawat bertindak
membantu dokter memberikan pelayanan pengobatan dan
tindakan khusus yang menjadi wewenang dokter dan seharusnya
dilakukan dokter, seperti pemasangan infus, pemberian obat, dan
melakukan suntikan. Oleh karena itu, setiap kegagalan tindakan
medis menjadi tanggung jawab dokter. Setiap tindakan perawat
yang berdasarkan perintah dokter, dengan menghormati hak
pasien tidak termasuk dalam tanggung jawab perawat.
c. Peran Perawat
Aktifitas keperawatan meliputi peran dan fungsi pemberi asuhan
keperawatan, praktek keperawatan, pengelola institusi keperawatan,
pendidikan klien, serta kegiatan penelitian di bidang keperawatan
(Nursalam, 2008) :
1) Peran Pelaksana
Peran ini dikenal dengan peran perawat dalam memberikan
asuhan keperawatan secara langsung atau tidak langsung kepada
klien sebagai individu, keluarga dan masyarakat dengan metoda
pendekatan pemecah masalah yang disebut proses keperawatan.
Dalam melaksanakan peran ini, perawat bertindak sebagai
comforter, protector, advocate, communicator dan rehabilitator.
25
Gambaran Tingkat Pengetahuan..., Afif Agung Nugroho, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2019
Sebagai comforter, perawat berusaha memberi kenyamanan dan
rasa aman pada klien. Peran protector dan advocate lebih
berfokus kepada kemampuan perawat melindungi dan menjamin
hak dan kewajiban klien agar terlaksana dengan seimbang dalam
memperoleh pelayanan kesehatan. Peran sebagai communictor,
perawat bertindak sebagai penghubung antara klien dengan
anggota kesehatan lainnya. Peran ini erat kaitannya dengan
keberadaan perawat mendampingi klien sebagai pemberi asuhan
keperawatan selama 24 jam, sedangkan rehabilitator
berhubungan erat dengan tujuan pemberian keperawatan, yakni
mengembalikan fungsi organ atau bagian tubuh agar sembuh dan
dapat berfungsi normal.
2) Peran Pendidik
Sebagai pendidik, perawat berperan dalam mendidik individu,
keluarga, kelompok, dan masyarakat serta tenaga kesehatan
yang berada di bawah tanggung jawabnya. Peran ini berupa
penyuluhan kepada klien, maupun bentuk desiminasi ilmu
kepada peserta didik keperawatan.
3) Peran Pengelola
Sebagai pengelola, perawat melakukan pemantauan dan
menjamin kualitas asuhan atau pelayanan keperawatan serta
mengordinasikan dan mengendalikan sistem pelayanan
keperawatan. Secara umum, pengetahuan keperawatan tentang
26
Gambaran Tingkat Pengetahuan..., Afif Agung Nugroho, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2019
fungsi, posisi, lingkup, kewenangan, dan tanggung jawab,
sebagai pelaksana, belum maksimal. Mayoritas perawat hampir
tidak berpengaruh dalam perencanaan dan pengambilan
keputusan.
d. Karakteristik Perawat
1) Usia
Menurut Mangkunegara (2009) karyawan yang lebih tua
mempunyai pengalaman menyesuaikan diri dengan lingkungan
pekerjaannya sedangkan karyawan yang lebih muda cenderung
merasa kurang puas karena apa yang mereka harapkan lebih tinggi
sehingga harapan dan realita kerja terjadi kesenjangan atau
ketidakseimbangan yang dapat menyebabkan perawat tidak puas.
2) Jenis Kelamin
Menurut Muadi (2009) menyatakan bahwa secara konsisten tidak
ada perbedaan antara kinerja laki-laki dan perempuan dalam
kemampuan memecahkan masalah, keterampilan analisis, dorongan
kompetisi, motivasi, dan kemampuan belajar.
3) Pendidikan
Individu yang lebih tinggi pendidikannya akan lebih mampu
berpikir luas dan memiliki inisiatif serta kreatif sehingga dapat
menemukan upaya-upaya yang lebih efesien dalam pekerjaan yang
menyebabkan terciptanya kepuasan kerja (Mangkunegara, 2009)
27
Gambaran Tingkat Pengetahuan..., Afif Agung Nugroho, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2019
4) Lama Kerja
Menurut Robbins (2006), senioritas sebagai lama seseorang
menjalankan pekerjaan tertentu secara konsisten berhubungan
negatif dengan masuk keluarnya karyawan. Sedangkan menurut
Siagian (2009), lama kerja menyebabkan seseorang semakin
terampil dan berpengalaman dalam menyelesaikan problematika
kerja sehingga hasil kerja yang diperoleh mendatangkan kepuasan
kerja.
5) Level jenjang karier
Menurut Marquis dan Hustoan (2010) jenjang karier akan
meningkatkan kualitas kerja perawat, perawat akan berusaha untuk
mengontrol karirnya dan memilih karier yang lebih baik sehingga
akan terus berprestasi dan memperoleh kepuasan kerja.
3. Puskesmas
a. Pengertian Puskesmas
Puskesmas dibangun untuk menyelenggarakan pelayanan kesehatan
dasar, menyeluruh, dan terpadu bagi seluruh masyarakat yang tinggal di
wilayah kerjanya. Kunjungan masyarakat pada suatu unit pelayanan
kesehatan tidak saja dipengaruhi oleh kualitas pelayanan tetapi juga
dipengaruhi oleh faktor lain diantaranya: sumber daya manusia,
motivasi pasien, ketersediaan bahan dan alat, tarif dan lokasi.
Puskesmas adalah salah satu sarana pelayanan kesehatan masyarakat
yang amat penting di Indonesia. Puskesmas adalah unit pelaksana teknis
28
Gambaran Tingkat Pengetahuan..., Afif Agung Nugroho, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2019
dinas kabupaten/kota yang bertanggungjawab menyelenggarakan
pembangunan kesehatan di suatau wilayah kerja (Depkes, 2011).
Puskesmas merupakan kesatuan organisasi fungsional yang
menyelenggarakan upaya kesehatan yang bersifat menyeluruh, terpadu,
merata dapat diterima dan terjangkau oleh masyarakat dengan peran
serta aktif masyarakat dan menggunakan hasil pengembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi tepat guna, dengan biaya yang dapat dipikul
oleh pemerintah dan masyarakat luas guna mencapai derajat kesehatan
yang optimal, tanpa mengabaikan mutu pelayanan kepada perorangan
(Depkes RI, 2009).
Jika ditinjau dari sistim pelayanan kesehatan di Indonesia, maka
peranan dan kedudukan puskesmas adalah sebagai ujung tombak sistim
pelayanan kcsehatan di Indonesia. Sebagai sarana pelayanan kesehatan
terdepan di Indonesia, maka Puskesmas bertanggung jawab dalam
menyelenggarakan pelayartan kesehatan masyarakat, juga bertanggung
jawab dalam menyelenggarakan pelayanan keperawatan.
b. Tujuan Puskesmas
Tujuan pembangunan kesehatan yang diselenggarakan oleh
puskesmas adalah mendukung tercapainya tujuan pembangunan
kesehatan nasional, yakni meningkatkan kesadaran, kemauan dan
kemampuan hidup sehat bagi orang yang bertempat tinggal di wilayah
kerja Puskesmas agar terwujud derajat kesehatan yang setinggi-
tingginya (Trihono, 2010).
29
Gambaran Tingkat Pengetahuan..., Afif Agung Nugroho, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2019
c. Fungsi Puskesmas
Puskesmas memiliki wilayah kerja yang meliputi satu kecamatan
atau sebagian dari kecamatan. Faktor kepadatan penduduk, luas daerah,
keadaan geografi dan keadaan infrastruktur lainnya merupakan bahan
pertimbangan dalam menentukan wilayah kerja puskesmas. Untuk
perluasan jangkauan pelayanan kesehatan maka puskesmas perlu
ditunjang dengan unit pelayanan kesehatan yang lebih sederhana yang
disebut puskesmas pembantu dan puskesmas keliling. Khusus untuk
kota besar dengan jumlah penduduk satu juta jiwa atau lebih, wilayah
kerja puskesmas dapat meliputi satu kelurahan. Puskesmas di ibukota
kecamatan dengan jumlah penduduk 150.000 jiwa atau lebih,
merupakan Puskesmas Pembina yang berfungsi sebagai pusat rujukan
bagi puskesmas kelurahan dan juga mempunyai fungsi koordinasi
(Effendi, 2009).
Menurut Trihono (2010) puskesmas mempunyai 3 fungsi yaitu :
1) Pusat penggerak pembangunan berwawasan kesehatan yang
berarti puskesmas selalu berupaya menggerakkan dan memantau
penyelenggaraan pembangunan lintas sektor termasuk oleh
masyarakat dan dunia usaha di wilayah kerjanya, sehingga
berwawasan serta mendukung pembangunan kesehatan.
2) Disamping itu puskesmas aktif memantau dan melaporkan
dampak kesehatan dari penyelenggaraan setiap program
pembangunan diwilayah kerjanya.
30
Gambaran Tingkat Pengetahuan..., Afif Agung Nugroho, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2019
3) Khusus untuk pembangunan kesehatan, upaya yang dilakukan
puskesmas adalah mengutamakan pemeliharaan kesehatan dan
pencegahan penyakit tanpa mengabaikan penyembuhan
penyakit dan pemulihan kesehatan.
Pusat pemberdayaan masyarakat berarti puskesmas selalu berupaya
agar perorangan terutama pemuka masyarakat, keluarga dan masyarakat
termasuk dunia usaha memiliki kesadaran, kemauan dan kemampuan
melayani diri sendiri dan masyarakat untuk hidup sehat, berperan aktif
dalam memperjuangkan kepentingan kesehatan termasuk sumber
pembiayaannya, serta ikut menetapkan, menyelenggarakan dan
memantau pelaksanaan program kesehatan. Pemberdayaan perorangan,
keluarga dan masyarakat ini diselenggarakan dengan memperhatikan
kondisi dan situasi, khususnya sosial budaya masyarakat setempat.
d. Tanggung jawab puskesmas
Menurut Effendi (2009) Pusat pelayanan kesehatan strata pertama
berarti puskesmas bertanggung jawab menyelenggarakan pelayanan
kesehatan tingkat pertama secara menyeluruh, terpadu dan
berkesinambungan. Pelayanan kesehatan tingkat pertama yang menjadi
tanggungjawab puskesmas meliputi :
1) Pelayanan kesehatan perorangan adalah pelayanan yang bersifat
pribadi (privat goods) dengan tujuan utama yaitu pemeriksaan,
pengobatan penyakit, perawatan dan pemulihan kesehatan
perorangan, tanpa mengabaikan pemeliharan kesehatan dan
31
Gambaran Tingkat Pengetahuan..., Afif Agung Nugroho, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2019
pencegahan penyakit. Pelayanan perorangan tersebut adalah
rawat jalan dan untuk puskesmas tertentu ditambah dengan
rawat inap.
2) Pelayanan kesehatan masyarakat adalah pelayanan yang bersifat
publik (public goods) dengan tujuan utama memelihara dan
meningkatkan kesehatan serta mencegah penyakit tanpa
mengabaikan penyembuhan penyakit dan pemulihan kesehatan.
Pelayanan kesehatan masyarakat tersebut antara lain adalah
promosi kesehatan, pencegahan dan pemberantasan penyakit
menular, kesejahteraan ibu dan anak, kebersihan dan sanitasi
lingkungan, pendidikan kesehatan pada masyarakat, perawatan
kesehatan masyarakat, peningkatan gizi, kesehatan jiwa,
kesehatan gigi dan mulut, kesehatan mata, kesehatan sekolah,
laboratorium, kesehatan olahraga, kesehatan usia lanjut,
pembinaan pengobatan tradisional.
e. Peran Puskesmas
Puskesmas mempunyai peran yang sangat vital sebagai institusi
pelaksana teknis, dituntut memiliki kemampuan manajerial dan
wawasan jauh ke depan untuk meningkatkan kualitas pelayanan
kesehatan. Peran tersebut ditunjukkan dalam bentuk keikutsertaan
dalam menentukan kebijakan daerah melalui sistem perencanaan yang
matang dan realistis, tata laksana kegiatan yang tersusun rapi, serta
sistem evaluasi dan pemantauan yang akurat. Pada masa mendatang,
32
Gambaran Tingkat Pengetahuan..., Afif Agung Nugroho, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2019
puskesmas juga dituntut berperan dalam pemanfaatan teknologi
informasi terkait upaya peningkatan pelayanan kesehatan secara
komprehensif dan terpadu (Effendi, 2009).
Adapun syarat-syarat pelayanan kesehatan yang baik menurut
Azwar (2010) adalah :
1) Tersedia dan berkesinambungan
Syarat pokok pertama pelayanan kesehatan yang baik adalah
pelayanan tersebut harus tersedia di masyarakat (available) serta
bersifat berkesinambungan (continuous). Artinya semua jenis
pelayanan kesehatan yang dibutuhkan oleh masyarakat dan
mudah dicapai oleh masyarakat.
2) Dapat diterima dan wajar
Syarat pokok kedua pelayanan kesehatan yang baik adalah apa
yang dapat diterima (acceptable) oleh masyarakat serta bersifat
wajar (appropriate). Artinya pelayanan kesehatan tersebut tidak
bertentangan dengan adat istiadat, kebudayaan, keyakinan,
kepercayaan masyarakat dan bersifat wajar.
3) Mudah dicapai
Syarat pokok ketiga pelayanan kesehatan yang baik adalah yang
mudah dicapai (accessible) oleh masyarakat. Pengertian
ketercapaian yang dimaksud disini terutama dari sudut lokasi.
Dengan demikian untuk mewujudkan pelayanan kesehatan yang
baik, maka pengaturan sarana kesehatan menjadi sangat penting.
33
Gambaran Tingkat Pengetahuan..., Afif Agung Nugroho, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2019
4) Mudah dijangkau
Syarat pokok pelayanan kesehatan yang ke empat adalah mudah
dijangkau (affordable) oleh masyarakat. Pengertian
keterjangkauan di sini terutama dari sudut biaya. Pengertian
keterjangkauan di sini terutama dari sudut jarak dan biaya.
Untuk mewujudkan keadaan seperti ini harus dapat diupayakan
pendekatan sarana pelayanan kesehatan dan biaya kesehatan
diharapkan sesuai dengan kemampuan ekonomi masyarakat.
5) Bermutu
Syarat pokok pelayanan kesehatan yang kelima adalah yang
bermutu (quality). Pengertian mutu yang dimaksud adalah yang
menunjuk pada tingkat kesempurnaan pelayanan kesehatan yang
diselenggarakan, yang disatu pihak dapat memuaskan para
pemakai jasa pelayanan, dan pihak lain tata cara
penyelenggaraannya sesuai dengan kode etik serta standar yang
telah ditetapkan.
4. Community Mental Heath Nursing (CMHN)
a. Pengertian CMHN
CMHN atau Keperawatan Kesehatan Jiwa Komunitas (KKJK)
merupakan salah satu upaya yang di gunakan untuk membantu
masyarakat menyelesaikan masalah kesehatan jiwa akibat konflik,
bencana alam, dan permasalahan sosial lainnya (Keliat et all, 2011).
34
Gambaran Tingkat Pengetahuan..., Afif Agung Nugroho, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2019
CMHN adalah pelayanan keperawatan yang komprehensif, holistik
dan paripurna, pengabdian ini dilakukan sebagai upaya pengoptimalan
penanganan masalah kesehatan jiwa di masyarakat yang berfokus pada
masyarakat yang sehat jiwa, rentan terhadap stress dan sedang dalam
tahap pemulihan serta pencegahan kekambuhan agar pasien yang
mengalami gangguan jiwa dapat menjadi mandiri dan produktif,
mencegah terjadinya kekambuhan dan mendeteksi serta melakukan
intervensi untuk kelompok yang rentan terjadi gangguan jiwa. Perawat
bekerjasama dengan klien, keluarga dan tim kesehatan lainnya dalam
melakukan tindakan (Keliat, B.A. Daulima & Nurhaeni, 2011).
Sejalan dengan perkembangan ilmu kesehatan jiwa maka perawat
CMHN perlu dibekali pelatihan (pengetahuan dan kemampuan) untuk
menstimulasi perkembangan individu di masyarakat maupun
mengantisipasi dan mengatasi penyimpangan yang menyertai
perkembangan psikososial individu di masyarakat. Perawat CMHN
sebagai tenaga kesehatan yang bekerja dimasyarakat dan bersama
masyarakat harus mempunyai kemampuan melibatkan peran serta
masyarakat terutama tokoh masyarakat dengan cara melatih para tokoh
masyarakat untuk menjadi kader kesehatan jiwa (Depkes, 2009).
b. Tujuan CMHN
1) Tujuan Umum
Meningkatkan pengetahuan, ketrampilan dan sikap perawat dalam
memberikan pelayanan keperawatan kesehatan jiwa bagi
35
Gambaran Tingkat Pengetahuan..., Afif Agung Nugroho, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2019
masyarakat sehingga tercapai kesehatan jiwa masyarakat secara
optimal
2) Tujuan Khusus
a) Menjelaskan konsep keperawatan kesehatan jiwa komunitas
b) Menerapkan komunikasi terapeutik dalam memberikan
pelayanan / asuhan keperawatan jiwa
c) Menjelaskan peran dan fungsi perawat kesehatan jiwa dalam
memberikan pelayanan keperawatan
d) Bekerjasama dengan tim kesehatan dalam memberikan
pelayanan keperawatan sesuai dengan peran dan fungsinya
e) Menerapkan konsep pengorganisasian masyarakat dalam
memberikan pelayanan keperawatan kesehatan jiwa
f) Memberikan asuhan keperawatan pada anak dan remaja dengan
gangguan jiwa : depresi dan perilaku kekerasan
g) Memberikan asuhan keperawatan pada usia dewasa yang
gangguan jiwa dengan masalah : harga diri rendah, perilaku
kekerasan, resiko bunuh diri, isolasi diri, halusinasi, waham dan
defisit perawatan diri
h) Memberikan asuhan keperawatan pada lansia dengan gangguan
jiwa : depresi dan demensia
i) Mendokumentasikan asuhan keperawatan jiwa komunitas
36
Gambaran Tingkat Pengetahuan..., Afif Agung Nugroho, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2019
c. Fungsi CMHN
1) Perencanaan pelayanan keperawatan kesehatan jiwa komunitas
Jenis perencanaan terdiri dari rencana jangka pendek, menengah dan
panjang. Perencanaan jangka panjang disebut juga perencanaan
strategis yang disusun untuk 3 sampai 10 tahun. Perencanaan jangka
menengah dibuat dan berlaku 1 sampai 5 tahun sedangkan
perencanaan jangka pendek dibuat 1 jam sampai dengan satu tahun
(Marquia & Houston, 1998 dalam Depkes, 2009).
Kegiatan perencanaan yang akan digunakan dipelayanan
keperawatan kesehatan jiwa komunitas meliputi perumusan visi,
misi, filosofi dan kebijakan. Untuk jenis perencanaan yang
diterapkan adalah perencanaan jangka pendek yang meliputi
rencana kegiatan tahunan dan bulanan. Perencanaan di pelayanan
keperawatan kesehatan jiwa komunitas adalah perencanaan kegiatan
yang akan dilakukan oleh perawat supervisor, perawat CMHN di
puskesmas dan kader kesehatan jiwa. Rencana jangka pendek yang
diterapkan pada pelayanan keperawatan kesehatan jiwa komunitas
terdiri dari rencana bulanan dan tahunan (Keliat et.al, 2011).
a) Rencana bulanan perawat CMHN
Rencana bulanan adalah kegiatan yang akan dilaksanankan
oleh perawat CMHN dan kader dalam waktu satu bulan.
Rencana bulanan perawat meliputi dua aspek, yaitu kegiatan
managerial dan kegiatan keperawatan
37
Gambaran Tingkat Pengetahuan..., Afif Agung Nugroho, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2019
b) Rencana tahunan perawat CMHN
Setiap akhir tahun perawat melakukan evaluasi hasil
kegiatan dalam satu tahun yang dijadikan sebagai acuan
rencana tindak lanjut serta penyusunan rencana tahun
berikutna. Rencana kegiatan tahunan mencakup :
i. Menyusun laporan tahunan yang berisi tentang
kinerja pelayanan keperawatan kesehatan jiwa
komunitas berupa kegiatan yang dilaksanakan dan
hasil evaluasi (wilayah kerja puskesmas dan Desa
Siaga Sehat Jiwa).
ii. Penyegaran terkait dengan materi pelayanan
keperawatan kesehatan jiwa komunitas khusus
kegiatan yang masih rendah pencapaiannya. Ini
bertujuan untuk memantapkan hal-hal yang masih
rendah.
iii. Pengembangan SDM (perawat CMHN dan kader
kesehatan jiwa) dalam bentuk rekomendasi untuk
melanjutkan pendidikan formal dan informal.
2) Pengorganisasian pelayanan keperawatan kesehatan jiwa komunitas
Pengorganisasian kegiatan dan tenaga dalam pelayanan kesehatan
jiwa komunitas menggunakan pendekatan lintas sektoral dan lintas
program. Setiap perawat CMHN di puskesmas bertanggung jawab
terhadap sejumlah desa yang menjadi area binaan. Desa siaga sehat
38
Gambaran Tingkat Pengetahuan..., Afif Agung Nugroho, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2019
jiwa dipimpin oleh perawat CMHN puskesmas yang bertanggung
jawab terhadap dua desa atau lebih. Tokoh masyarakat didesa
berperan sebagai penasehat dan penanggung jawab kader kesehatan
jiwa. Beberapa kader kesehatan jiwa bertanggung jawab terhadap
masing-masing dusun yang melakukan kegiatan desa siaga sehat
jiwa. Mekanisme pelaksanaan pengorganisasian desa siaga sehat
jiwa adalah :
a) Wilayah kerja puskesmas dibagi dua untuk 2 orang perawat
CMHN. Misalnya ada 20 desa maka masing-masing perawat
bertanggung jawab pada 10 desa
b) Perawat CMHN bersama tokoh masyarakat menetapkan satu
desa untuk dikembangkan menjadi desa siaga sehat jiwa.
c) Perawat CMHN bersama tokoh masyarakat pada tingkat
desa menetapkan calon kader kesehatan jiwa pada tingkat
dusun. Tiap dusun minimal 2 kader kesehatan jiwa.
3) Pengarahan pelayanan keperawatan kesehatan jiwa komunitas
Kegiatan pengarahan yang akan dilaksanakan pada pelayanan
keperawatan kesehatan jiwa komunitas adalah menciptakan budaya
motivasi, menerapkan manajemen waktu, melaksanakan
pendelegasian, melaksanakan supervisi dan komunikasi yang
efektif, melakukan manajemen konflik.
39
Gambaran Tingkat Pengetahuan..., Afif Agung Nugroho, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2019
d. Jenis – jenis CMHN
1) Basic Course (BC) CMHN
Sasaran : Perawat puskesmas
Kegiatan : Perawat diberikan pelatihan cara memberikan
asuhan keperawatan (7 Dx Keperawatan) pada klien dan keluarga
pasien gangguan jiwa dirumah.
2) Intermediate Course (IC) CMHN
Sasaran : Kader Keswa dan Perawat Keswa (Puskesmas)
Kegiatan :
a) Membentuk desa siaga sehat jiwa
b) Merekrut dan melatih kader keswa untuk sekreening dan
pelatihan tentang gangguan jiwa di masyarakat, masalah
psikososial dan sehat jiwa.
c) Melatih perawat keswa mengintervensi klien dengan
masalah psikososial dan mengembangkan rehabilitasi pasien
gangguan jiwa.
3) Advance Course (AC) CMHN
Sasaran : individu, keluarga, staff puskesmas, kelompok
formal dan informal serta masyarakat luas
Kegiatan :
a) Manajemen keperawatan kesehatan jiwa
b) Kerjasama Lintas sektoral
40
Gambaran Tingkat Pengetahuan..., Afif Agung Nugroho, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2019
e. Tahapan pembentukan CMHN
Pembentukan Kader Sehat Jiwa yang meliputi : Pelatihan
Kompetensi Kader Sehat Jiwa (Deteksi Dini, TAK, Pendkes, Rujukan,
Dokumentasi Terbentuknya kader sehat jiwa per posyandu yang
memiliki skill terlatih di bidang kesehatan jiwa : Setiap dusun
memiliki kader kesehatan jiwa dengan rasio 1 kader terhadap 15-20
keluarga yang ada disekitar tempat tinggalnya Seluruh keluarga di
Desa Siaga Sehat Jiwa memiliki kader kesehatan jiwa.
Tahapan pembentukan Desa Siaga Sehat Jiwa adalah
1) Rekruitment kader kesehatan jiwa
2) Pelatihan kader kesehatan jiwa
3) Deteksi keluarga di desa siaga sehat jiwa
4) Menggerakan keluarga sehat untuk mengikuti penyuluhan
kesehatan jiwa
5) Terbentuknya struktur organisasi kader kesehatan jiwa
f. Bentuk pelayanan keperawatan komprehensif CMHN
Pelayanan keperawatan komprehensif dapat diberikan pada
masyarakat pasca bencana dengan kondisi masyarakat yang sangat
beragam dalam rentang sehat-sakit yang memerlukan pelayanan
keperawatan pada tingkat pencegahan primer, sekunder dan tersier.
Pelayanan keperawatan kesehatan jiwa yang komprehensif mencakup
tingkat pencegahan yaitu :
41
Gambaran Tingkat Pengetahuan..., Afif Agung Nugroho, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2019
1) Pencegahan Primer
Fokus pelayanan keperawatan jiwa pada peningkatan kesehatan
dan pencegahan terjadinya gangguan jiwa. Tujuan pelayanan
adalah mencegah terjadinya gangguan jiwa, mempertahankan
dan meningkatkan kesehatan jiwa. Target pelayanan yaitu
anggota masyarakat yang belum mengalami gangguan sesuai
dengan kelompok umur yaitu anak-anak, remaja, dewasa dan
lanjut usia lanjut. Aktivitas pada pencegahan primer adalah
program pendidikan kesehatan, program stimulasi
perkembangan, program sosialisasi kesehatan jiwa, manajemen
stress, persiapan menjadi orang tua. Beberapa kegiatan yang
dilakukan adalah :
a) Memberikan pendidikan kesehatan pada orangtua.
b) Pendidikan kesehatan mengatasi stress.
c) Program dukungan sosial diberikan pada anak yatim
piatu, individu yang kehilangan pasangan, pekerjaan,
kehilangan rumah/ tempat tinggal, yang semuanya ini
mungkin terjadi akibat bencana.
d) Program pencegahan penyalahgunaan obat / narkotika.
Penyalahgunaan obat sering digunakan sebagai koping
untuk mengtasi masalah.
42
Gambaran Tingkat Pengetahuan..., Afif Agung Nugroho, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2019
e) Program pencegahan bunuh diri. Bunuh diri merupakan
salah satu cara penyelesaian masalah oleh individu yang
mengalami keputus asaan.
2) Pencegahan Sekunder
Fokus pelayanan keperawatan pada pencegahan sekunder adalah
deteksi dini masalah psikososial dan gangguan jiwa serta
penanganan dengan segera. Tujuan pelayanan adalah
menurunkan kejadian gangguan jiwa. Target pelayanan adalah
anggota masyarakat yang beresiko atau memperlihatkan tanda-
tanda masalah dan gangguan jiwa. Aktivitas pada pencegahan
sekunder adalah: Menemukan kasus sedini mungkin dengan cara
memperoleh informasi dari berbagai sumber seperti masyarakat,
tim kesehatan lain dan penemuan langsung serta melakukan
penjaringan kasus.
3) Pencegahan Tersier
Pencegahan tersier adalah pelayanan keperawatan yang berfokus
pelayana keperawatan adalah : pada peningkatkan fungsi dan
sosialisasi serta pencegahan kekambuhan pada pasien gangguan
jiwa. Tujuan pelayanan adalah mengurangi kecacatan atau
ketidakmampuan akibat gangguan jiwa. Target pelayanan yaitu
anggota masyarakat mengalami gangguan jiwa pada tahap
pemulihan. Aktifitas pada pencegahan tersier meliputi :
43
Gambaran Tingkat Pengetahuan..., Afif Agung Nugroho, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2019
a) Program dukungan sosial dengan menggerakan sumber-
sumber dimasyarakat seperti : sumber pendidikan,
dukungan masyrakat (tetangga, teman dekat, tokoh
masyarakat), dan pelayan terdekat yang terjangkau
masyarakat
b) Program rehabilitas untuk memberdayakan pasien dan
keluarga hingga mandiri berfokus pada kekuatan dan
kemampuan pasien dan keluarga.
c) Program sosialisasi
d) Program mencegah stigma. Stigma merupaka anggapan
yang keliru dalam masyarakat terhadap gangguan jiwa,
oleh karena itu, perlu diberikan program mencegah
stigma untuk menghindari isolasi dan deskriminasi
terhadap pasien gangguan jiwa.
44
Gambaran Tingkat Pengetahuan..., Afif Agung Nugroho, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2019
B. Kerangka Teori
Gambar 2.1. Kerangka teori modifikasi
Sumber : Notoatmodjo dalam Dewanti (2012), Dalami (2009), Nursalam (2008), Keliat et all (2011).
Community Mental
Health Nursing
Definisi CMHN
Pelaksanaan
CMHN
Sumber: Keliat et all
(2011)
Masalah Kesehatan Jiwa
Masyarakat
Skizofrenia
Depresi
Kecemasan
Gangguan kepribadian
Retradasi mental
Sumber: Dalami (2009)
Pilar-pilar keperawatan
CMHN
Perencana
Pengorganisasian
Pengarahan
DESA SIAGA
SEHAT JIWA
Peran Perawat jiwa
puskesmas
Sebagai Pelaksana
Sebagai Pendidik
Sebagai Pengelola
Sumber: (Nursalam, 2008)
Individu
Keluarga
Tokoh masyarakat
Tenaga kesehatan
Pengetahuan perawat
tentang model
keperawatan CMHN
45
Gambaran Tingkat Pengetahuan..., Afif Agung Nugroho, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2019
C. Kerangka Konsep
Gambar 2.2 Kerangka konsep penelitian
= Area yang diteliti
= Area yang tidak titeliti
Bagan 2.2. dalam penelitian ini hanya terdiri dari satu variabel yaitu tingkat pengetahuan perawat. Penelitian ini merupakan penelitian
deskriptif jadi tidak menggunakan hipotesa
Pilar CMHN
1. Perencanaan pelayanan
keperawatan
2. Pengorganisasian
pelayanan keperawatan
3. Pengarahan pelayanan
keperawatan
Baik
Cukup
Kurang
Pengetahuan perawat tentang
Pilar CMHN
1. Kegiatan perencanaan yang
akan digunakan
2. Mekanisme pengorganisasian
desa binaan (DSSJ)
3. Jenis kegiatan pengarahan
yang akan diterapkan
Faktor yang mempengaruhi
pengetahuan 1. Usia
2. Pendidikan
3. Jenis kelamin
4. Pengalaman kerja