2. landasan teori dan identifikasi data 2.1 2.1.1 brand · universitas kristen petra 8 2. landasan...
TRANSCRIPT
Universitas Kristen Petra
8
2. LANDASAN TEORI DAN IDENTIFIKASI DATA
2.1 Tunjauan Teori
2.1.1 Brand
Brand adalah alat identitas bagi penjual atau produsen yang bisa berupa
nama, logo, trademark, atau berbagai symbol lainnya. Brand merupakan salah
satu alat komunikasi. Sebuah perusahaan sengaja menciptakan sebuah brand
untuk membuat sebuah identitas tentang perusahaanya.
Sebuah brand yang dibangun dengan baik akan menghasilkan nilai-nilai
dalam perusahaan tersebut. Nilai-nilai tersebut yang akan menjadi sebuah
pembeda dan dapat menempatkan perusahaan tersebut di atas para kompetitor.
Brand merupakan ekuitas perusahaan yang menambah value (nilai) bagi
produk dan jasa yang ditawarkan. Merek merupakan aset yang menciptakan value
bagi pelanggan dengan memperkuat kepuasan dan pengakuan atas kualitas.
(Kartajaya,2004)
2.1.2 Brand Identity
Brand Identity merupakan wujud nyata dari sebuah brand yang dapat
disentuh, dilihat dan dirasakan. Brand identity merupakan dasar utama bagi
konsumen untuk mengenal brand. Sebuah brand identity juga mampu
menampilkan perbedaan dan menjelaskan makna dari big idea yang dimiliki
brand tersebut. (Wheeler 4)
2.1.2.1 Logo
Apabila brand digambarkan sebagai seorang manusia, brand adalah
keseluruhan dari manusia tersebut. Penampilan fisik, komunikasi dan cara
berperilaku adalah sebuah brand. Ketika bertemu seseorang, wajah orang tersebut
yang pertama kali dilihat. Wajah itulah yang disebut dengan logo. Oleh karena itu,
logo adalah kunci utama untuk menampilkan identitas sebuah brand. (Rustan 54)
Universitas Kristen Petra
9
Konstruksi logo dibagi menjadi 3 jenis :
1. Picture mark dan letter mark. (elemen gambar dan elemen tulisan saling
terpisah)
Gambar 2.1 Logo Barclays Premier League
Sumber : http://www.thedrum.com/news/2016/01/14/premier-league-
turns-designstudio-new-logo-after-parting-barclays
2. Picture mark sekaligus letter mark. (elemen gambar sekaligus berupa
elemen tulisan)
Gambar 2.2 Logo Unilever
Sumber : http://logos.wikia.com/wiki/File:Unilever_logo_2004.png
Universitas Kristen Petra
10
3. Letter mark. (elemen tulisan saja)
Gambar 2.3 Logo Samsung
Sumber : http://www.areacucuta.com/samsung-y-despegar-com-lanzan-
promocion-para-usuarios-del-galaxy-s6/
4. Picture mark. (brand yang memiliki brand awareness yang cukup kuat,
logo mereka dapat berupa elemen gambar saja karena konsumen sudah
sangat mengenal brand mereka)
Gambar 2.4 Logo Starbucks
Sumber :
https://www.pinterest.com/pin/379217231097386510/?from_navigate=true
Menurut Wheeler, bentuk logo secara detil dapat dikategorikan sebagai
berikut :
1. Wordmarks
Nama perusahaan atau produk yang sudah didesain untuk menyampaikan
brand positioning.
Universitas Kristen Petra
11
2. Letterforms
Desain unik yang berdasar pada bentukan satu atau beberapa huruf dari
nama perusahaan yang membantu mengingat nama perusahaan.
3. Emblems
Logo yang membuat nama perusahaannya melekat pada sebuah elemen
gambar.
4. Pictorial marks
Bentuk logo yang berasal dari benda yang mudah dikenali dan kemudian
dibuat lebih simple dan stylish.
5. Abstarct marks
Sebuah symbol abstrak yang di desain untuk menyampaikan sebuah ide
utama.
2.1.2.2 Tagline
Tagline merupakan suatu atribut dalam identitas yang berisi satu kata atau
lebih dalam menyampaikan sebuah esensi, personality, maupun positioning
brand. Tagline terbentuk dari susunan kata yang ringkas dan sederhana. Tagline
biasanya ditempatkan bersama dengan logo dan memiliki pesan brand yang kuat.
(Capsule 31)
Membuat tagline bukan hal yang mudah. Menurut seorang penulis dan
pakar brand, Eric Swartz, tagline harus tampak simpel dan efektif karena
berfungsi membentuk brand image yang kuat di benak konsumen. (Rustan 69)
2.1.2.3 Warna dan Psikologi Warna
Penelitian yang dilakukan oleh Institute Color Research di Amerika
menemukan bahwa seseorang dapat mengambil keputusan terhadap orang lain,
lingkungan maupun produk dalam hanya 90 detik. Dan keputusan ini 90%
didasari oleh warna. (Rustan 72)
Universitas Kristen Petra
12
Warna mampu meningkatkan brand recognition sebanyak 80%. Oleh
karena itu pemilihan warna untuk sebuah desain perlu diperhitungkan budaya,
psikologi dan komunikasinya.
Memilih warna bukan hanya berdasarkan selera dan warna favorit. Warna
yang disukai belum tentu dapat menggambarkan personality dari brand itu.
Hal ini penting karena dengan warna, sebuah produk dapat menjadi
pembeda dengan kompetitornya. Warna juga berfungsi untuk mengklarifikasi
brand architecture. Pada umumnya warna primer sebuah brand berada di logo,
sedangkan warna sekundernya berada di logotype, tagline dan penjelasan bisnis.
Pemilihan warna sebuah brand akan menciptakan konsistensi dalam komunikasi
melalui berbagai media. (Wheeler 128)
2.1.2.4 Tipografi
Tipografi sebuah brand dibagi menjadi 2, yaitu tipografi dalam logo
(lettermarks / logotype) dan tipografi dalam media (corporate typhography).
Pada umumnya karakteristik logotype berbeda dengan corporate
thypography sebagaimana fungsinya yang berbeda.
Lettermarks memiliki keunikan dalam bentuknya. Biasanya proses
pembuatannya menggunakan desain khusus atau menggunakan jenis huruf yang
sudah ada namun dirubah bentuknya.
Corporate typeface memiliki fungsi menjaga kesatuan desain pada
pengaplikasiannya terhadap media-media lain. Sehingga tulisan ini dapat dengan
mudah dibaca dan dapat menyampaikan informasi yang jelas kepada audiens.
Seperti fungsi tipografi yaitu sebagai penyampai pesan yang nyaman dibaca
dengan segala kriteria-kriterianya (legible, readable, dan lain-lain). (Rustan 78)
Corporate Typeface banyak menggunakan huruf-huruf yang sudah beredar
di pasaran, tetapi tidak sedikit perusahan yang menggunakan huruf yang
dirancang khusus. Selain agar sesuai dengan personality perusahaan tersebut,
tujuannya untuk mempertahankan keunikan dan konsistensi identitas sampai ke
elemen terkecil. (Wheeler 136)
Universitas Kristen Petra
13
Sama seperti warna, jenis huruf bukan berdasarkan selera semata. Namun
pemilihan huruf harus benar-benar diperhatikan karena setiap jenis huruf memiliki
karakteristik dan pesan yang berbeda.
2.1.2.5 Visual Identity Guidelines
Visual Identity Guidelines atau yang juga disebut Graphic Standart
Manual (GSM) adalah sebuah pedoman bagi perusahaan atau identitas apapun
dalam menerapkan konsistensi identitasnya.
Pedoman identitas ini memiliki fungsi untuk mengukur keaslian sebuah
identitas. Selain untuk menghindari pembajakan, pedoman ini berguna agar klien
atau pemilik identitas tidak dibingungkan dengan elemen-elemen yang ada di
dalam identitasnya. Seorang desainer perlu mengkomunikasikan pedoman ini
kepada kliennya agar klien juga mengerti tentang identitas yang sedang dibangun
karena orang awam tidak memahami fungsinya.
Di setiap visual identity guidelines, terdapat spesifikasi penggunaan /
penerapan sistem identitas yang pada umumnya berisi :
1. Pembukaan
Berisi kata pengantar dari pemimpin perusahaan
2. Logo
Logo sebagai atribut utama identitas dijelaskan konstruksi bentuk dan
hubungannya dengan elemen yang lain.
3. Warna
Penggunaan warna yang digunakan perusahaan, alternative warna dalam
kondisi tertentu dan terdapat kode warna untuk percetakan, screen dan
media online.
4. Tipografi
Jenis huruf yang digunakan dan alternative huruf untuk berbagai media.
5. Elemen Visual
Fotografi, ilustrasi atau elemen lain yang dapat menciptakan suasana
brand.
6. Layout
Ketentuan dan pedoman bagi elemen dalam sebuah komposisi.
Universitas Kristen Petra
14
7. Penerapan identitas
Penerapan identitas pada media atau aplikasi yang digunakan oleh
perusahaan tersebut.
8. Incorret use
Penerapan yang salah dari seluruh poin serta disertai contoh kasusnya.
2.1.3 Lapis Legit
Lapis legit merupakan makanan kue yang berasal sejak jaman kolonial
Belanda. Lapis legit merupakan gabungan dari kue Indonesia – Belanda. Pada
jaman dulu, orang Belanda menggunakan rempah dari Indonesia seperti,
cardamom, kayu manis, cengkih dan adas manis sehingga kue ini sangat disukai
oleh orang Eropa.
2.2 Tinjauan Tentang Perusahaan
2.2.1 Nama Perusahaan
Fera’s Legit
Gambar 2.5 Logo Fera’s Legit
Sumber : Data Pribadi
2.2.2 Visi & Misi Perusahaan
1. Visi :
Ingin masyarakat Indonesia terutama Surabaya mengenal kue tradisional
yang sudah mulai jarang.
2. Misi :
Membuat hidangan kue lapis legit yang berbeda sehingga membuat
masyarakat tertarik untuk mencobanya.
Universitas Kristen Petra
15
2.2.3 Latar Belakang & Sejarah Perusahaan
Fera’s Legit merupakan usaha rumahan yang didirikan Ibu Fera pada
tahun 2008. Awal berdirinya, Ibu Fera membuat lapis legit untuk acara
persekutuan doa, dan ternyata banyak orang yang belum pernah mencicipi lapis
legit. Dari situ Ibu Fera timbul keinginan untuk mempopulerkan lapis legit yang
telah diketahuinya sejak kecil.
Lapis legit yang terkenal di Indonesia adalah lapis legit yang berasal dari
Sumatera, misalnya Bangka, Belitung. Ibu Fera sendiri berasal dari Belitung.
Melalui pertimbangan tersebut, Ibu Fera semakin yakin untuk mempopulerkan
sekaligus untuk melestarikan lapis legit yang merupakan ‘Ratu Kue” yang
dikarenakan tingkat kesulitan dalam proses pembuatannya melebihi dari kue-kue
yang lain, misalnya spiku.
Fera’s Legit mengembangkan usahanya dari mulut ke mulut, dan via BBM.
Lalu pada tahun 2015, Fera’s Legit membuat akun resminya melalui sosial media
Instagram.
Gambar 2.6 Instagram resmi Fera’s Legit
Sumber : Data Pribadi
Universitas Kristen Petra
16
2.2.4 Informasi Produk
Produk utama Fera’s Legit adalah kue lapis legit yang terdiri dari banyak
rasa, yaitu :
1. Lapis Legit Original
Rasa lapis legit yang asli tanpa adanya tambahan isi.
2. Lapis Legit Almond
Lapis legit yang beberapa lapisnya berisi almond berkualitas dari bawah
sampai atas.
3. Lapis Legit Choco Chip
Lapis legit yang beberapa lapisnya berisi chocochip berkualitas dari bawah
sampai atas.
4. Lapis Legit Cheese
Lapis legit yang beberapa lapisnya berisi keju berkualitas dari bawah
sampai atas.
5. Lapis Legit Prune
Lapis legit yang beberapa lapisnya berisi prune berkualitas dari bawah
sampai atas.
2.2.5 Informasi Wilayah Operasional Pemasaran
Sejak awal pembukaan usaha ini, Ibu Fera memasarkan produknya melalui
social media Blackberry Messenger dan Instagram. Ibu Fera tidak mempunyai
outlet dan dibuat jika ada pesanan.
2.2.6 Informasi Karakteristik Target Audience
1. Geografis : Indonesia.
2. Demografis :
- Usia : 30-50 tahun
- Jenis Kelamin : laki-laki dan perempuan
- Profesi : ibu rumah tangga dan business woman
- SES : B-A
Universitas Kristen Petra
17
3. Psikografis :
- Aktivitas : arisan, shopping, jalan-jalan bersama teman.
: bekerja, meeting, bertemu kolega.
- Sifat : ceria, mapan, dewasa
4. Behavioristis :
- Brand loyalty : loyal
- Peristiwa : arisan, event tahunan ( natal, tahun baru, lebaran, dll)
2.2.7 Informasi Kompetitor
Layer Speech merupakan sebuah usaha lapis legit yang berdiri sejak tahun
2011 di Surabaya. Pada awalnya owner Layer Speech, Jene Green Sabeth
menjalankan bisnisnya dengan media online. Namun pada tahun 2015, Layer
Speech memiliki sebuah outlet yang berada di jalan Indragiri 42 Surabaya.
Branding Layer Speech sudah cukup dikenal masyarakat Surabaya. Hal ini terlihat
dari akun istagram Layer Speech yang memiliki banyak followers.
Gambar 2.7 Outlet Layer Speech Surabaya
Sumber : http://www.foody.id/surabaya/jene-s-cake-layer-speech-jl-
indragiri/other-album
Universitas Kristen Petra
18
Gambar 2.8 Intagram Layer Speech
Sumber : https://www.instagram.com/lapislegit_layerspeech
2.2.7.1 Karakteristik Target Audience Kompetitor
1. Geografis : Indonesia
2. Demografis :
- Usia : 25-35 tahun
- Jenis Kelamin : perempuan
- Profesi : ibu rumah tangga
- SES : B-A
3. Psikografis :
- Aktivitas : -
- Sifat : -
4. Behavioristis :
- Brand loyalty : -
- Peristiwa : -
Universitas Kristen Petra
19
2.3 Tinjauan Permasalahan
Ibu Fera memiliki standart kualitas untuk bahan-bahan yang terkandung
dalam lapis legitnya. Rasa yang berbeda dengan lapis legit pada umumnya serta
banyaknya varian rasa, membuat produk lapis legit Ibu Fera sangat berpotensi
menjadi salah satu brand lapis legit yang kuat di Indonesia terutama Surabaya.
Namun brand awareness dari Fera’s Legit masih kurang. Banyak masyarakat
yang tidak mengetahui Fera’s Legit. Selain karena sistem promosinya yang
kurang, brand Fera’s Legit kurang memiliki karakteristik yang jelas.
Beberapa masalah yang dimiliki oleh brand Fera’s Legit adalah :
1. Logo :
Logo Fera’s Legit cukup terlihat mewah dan sederhana. Tetapi warna
yang masih belum mempunyai kode yang sama, mengakibatkan warna di
setiap media berbeda.
2. Aplikasi Visual Identity :
Penempatan logo dalam pengaplikasiannya ke berbagai media juga
masih tidak mempunyai pedoman yang kuat. Salah satu yang terlihat sangat
berbeda adalah segi kemasan yang berbeda. Untuk kemasan yang 18cm x
6cm memiliki desain yang cukup bagus. Tetapi untuk kemasan yang
berukuran 18cm x18cm, tidak ada desain khusus dan biasanya logo ditempel
melalui stiker di atas kotak.
Universitas Kristen Petra
20
Gambar 2.9 Kemasan Fera’s Legit 18x6 cm
Sumber : Data pribadi
Gambar 2.10 Kemasan Fera’s Legit 18x18 cm
Sumber : Data pribadi
Universitas Kristen Petra
21
2.4 Positioning Perusahaan
Berikut adalah analisis S.W.O.T (Strength, Weakness, Opportunity, Threat)
dari brand Fera’s Legit untuk mencari positioningnya :
1. Strength:
Varian rasa yang bermacam-macam dan bentuk lapisan yang rapi
membuat lapis legit Ibu Fera terlihat cantik untuk dijadikan oleh-oleh.
Fera’s Legit juga dapat memenuhi keinginan konsumen untuk membuat
rasa kue lapis legit sesuai dengan selera. Misalnya, jika ada konsumen
yang ingin membeli rasa asli rempah-rempah, Ibu Fera akan membuat
sesuai pesanan tersebut. Tetapi untuk rasa seperti rempah-rempah asli
hanya ada pada ukuran 18cm x 18cm. Hal itu disebabkan masyarakat
Surabaya kurang menyukai rasa lapis legit yang terdiri dari rempah-
rempah.
2. Weakness:
Brand awareness yang masih kurang di Surabaya dan pesan komunikasi
pada media juga masih kurang.
3. Opportunity:
Dengan kualitas dan bentuk yang cantik, membuat lapis legit sangat cocok
untuk digunakan sebagai oleh-oleh yang mewah. Sistem pesan membuat
Fera’s Legit menjadi lapis legit yang tidak diproduksi masal dan menjadi
spesialisasi brand ini.
4. Threat:
Harga yang relatif tinggi dapat membuat masyarakat Surabaya berpikir
dahulu sebelum membeli.
Fera’s Legit memiliki Unique Selling Proposition (USP) yaitu lapis legit
yang dibuat oleh Fera’s Legit dapat menyesuaikan dengan selera konsumen.
Selain dengan varian rasa, Fera’s Legit menyediakan lapis legit dengan cita rasa
asli rempah-rempah maupun cita rasa modern.
Universitas Kristen Petra
22
Dari analisa target audience, SWOT, dan USP, dapat disimpulkan bahwa
brand Fera’s Legit adalah brand lapis legit yang dapat memenuhi selera
konsumen dan sangat cocok dibuat untuk oleh-oleh.
2.5 Analisis Desain
2.5.1 Visibility
Daya tarik dari logo Fera’s Legit cukup mewah tetapi kurang menunjukan
karakteristik dari brand ini. Bentuk yang sangat sederhana membuat logo ini
sangat mudah ditiru.
Gambar 2.11 Logo Fera’s Legit
Sumber : Data Pribadi
2.5.2 Originality & Distinctivness
Logo Fera’s Legit masih belum menunjukan keunikan dari bentuk
tulisannya. Pesan dalam logo kurang kuat untuk menampilkan bahwa Fera’s Legit
merupakan nama brand dari produk lapis legit.
2.5.3 Legibility
Keterbacaan logo Fera’s Legit sudah sangat jelas karena jenis huruf yang
mudah dibaca meskipun dari jauh.
2.5.4 Simplicity
Fera’s Legit sudah menampilkan sisi simpel dari logonya.
Universitas Kristen Petra
23
2.5.5 Catchy
Logo Fera’s Legit kurang menarik perhatian karena bentuknya sangat
sederhana dan memiliki kode warna yang berbeda di setiap medianya.
2.5.6 Representation
Karakter dari brand ini dinilai kurang karena belum menunjukkan
konsistensi dalam bentuk dan warnanya.
2.5.7 Applicable
Logo Fera’s Legit mudah digunakan di berbagai media. Namun belum
memiliki kode warna sehingga membuat warna dari setiap media berbeda.
2.6 Kesimpulan
Dari analisis yang sudah dilakukan, dapat diambil kesimpulan bahwa
identitas Fera’s Legit akan dirancang lebih menampilkan sisi kemewahan dan
simplisitas dari brand ini. Konsistensi dari warna dan logo juga akan dirancang
khusus agar dapat menjadi brand yang memiliki karakter. Identitas juga harus
sesuai dengan brand positioningnya sehingga masyarakat akan mengenal Fera’s
Legit lebih jelas.
Dari sisi visual, identitas yang baru harus tampil dengan modern dan
memiliki fleksibilitas tinggi agar dapat dengan mudah diaplikasikan pada media-
media dan mampu bertahan dalam jangka waktu yang lama.