bab ii tinjauan teori 2.1 teori 2.1.1 keperawatan€¦ · tinjauan teori . 2.1 teori . 2.1.1...
TRANSCRIPT
7
BAB II
Tinjauan Teori
2.1 Teori
2.1.1 Keperawatan
Keperawatan merupakan salah satu bentuk
pelayanan kesehatan professional. Selain itu pelayanan
keperawatan menjadi salah satu faktor penentu mutu dan
citra rumah sakit (Depkes, 1995). Keperawatan adalah
suatu bentuk pelayanan professional yang merupakan
bagian integral dari pelayanan kesehatan yang didasarkan
pada ilmu dan kiat keperawatan dan ditujukan kepada
individu kekuarga, kelompok dan masyarakat baik sehat
maupun sakit yang mencakup seluruh proses kehidupan
manusia (PPNI, 2010). Keperawatan merupakan diagnosis
dan penanganan respon manusia terhadap masalah
kesehatan aktual maupun potensial (Depkes, 2000).
Keperawatan merupakan penilaian klinis dalam
penyediaan pelayanan perawatan untuk meningkatkan,
mempertahankan, atau memulihkan kesehatan, mengatasi
8
masalah kesehatan, dan untuk meningkatkan kualitas
hidup, apapun penyakit atau kecacatan, sampai mati
(Clark, 2003).
2.1.2 Pelayanan Keperawatan
Pelayanan keperawatan adalah suatu bentuk
pelayanan professional yang merupakan bagian integral
dari layanan kesehatan, berbentuk layanan bio-psiko-
sosio-spiritual yang komprehensif, yang ditujukan kepada
individu, keluarga dan masyarakat baik yang sakit maupun
sehat yang mencakup seluruh proses kehidupan manusia.
Perawat profesional memiliki bertanggung jawab di dalam
masyarakat sebagai profesi yang memiliki pengetahuan
dan keterampilan untuk memberikan pelayanan
keperawatan yang aman dan menggunakan penilaian yang
tepat dalam penyediaan pelayanan keperawatan (DeLaune
& Ladner, 2002).
2.1.3 Penerapan Praktik Keperawatan
Praktik keperawatan adalah tindakan perawat
melalui kolaborasi dengan klien dan atau tenaga
kesehatan lain dalam memberikan asuhan keperawatan
pada berbagai tatanan pelayanan kesehatan yang
9
dilandasi dengan substansi keilmuan khusus, pengambilan
keputusan dan keterampilan perawat berdasarkan aplikasi
prinsip-prinsip ilmu biologis, psikolologi, sosial, kultural dan
spiritual (PPNI, 2010). Inti praktek keperawatan ialah
pelaksanaan dalam pemberian asuhan keperawatan
profesional yang bertujuan mengatasi masalah
keperawatan. Sebagai suatu praktek professional,
pendekatan yang digunakan untuk melaksanakan praktik
keperawatan tersebut dengan pendekatan proses
keperawatan yang merupakan urutan proses yang
terorganisasi untuk mengidentifikasi dan mengatasi
masalah kesehatan pasien.
Pemberian pelayanan asuhan keperawatan
merupakan bentuk pelayanan profesional yang bertujuan
untuk membantu klien dalam pemulihan dan peningkatan
kemampuan dirinya memalui tindakan pemenuhan
kebutuhan dasar klien secara berkelanjutan sampai klien
mampu untuk melakukan kegiatan rutinitasnya dan
memenihi kebutuhan tanpa bantuan (Palestin, 2007).
Proses keperawatan adalah tindakan aktivitas yang ilmiah
dan rasional yang dilakukan secara sistematis terdiri dari
lima tahap yaitu pengkajian ,diagnosis keperawatan,
10
perencanaan, pelaksanaan dan penilaian (Depkes, 1997 &
Timbi, 2009).
2.1.4. Model Asuhan Keperawatan
Sistem pemberian asuhan keperawatan
merupakan metode yang digunakan dalam memberikan
pelayanan keperawatan yang dirancang untuk memberikan
pelayanan yang aman, efektif dan efisien (Sunartini,
Werdati, Priharjo, Meidiana & Nuryandari, 2001). Di
Indonesia, metode ini dikenal dengan Model Praktik
Keperawatan Professional (MPKP) dan sejak tahun 2006
menjadi Sistem PemberianP Keperawatan Professional
(SP2KP). SP2KP merupakan kegiatan pengelolaan
asuhan keperawatan di setiap unit ruang rawat di rumah
sakit (Depkes, 2009). Metode keperawatan yang
digunakan adalah metode fungsional, metode kasus,
metode tim, metode keperawatan primer (Sunartini,
Werdati, Priharjo, Meidiana & Nuryandari, 2001; Huber,
2006).
Metode fungsional (bukan model asuhan
keperawatan professional) merupakan metode pemberian
asuhan keperawatan yang dilakukan perawat sesuai satu
11
atau dua jenis intervensi saja (Depkes, 2009; Huber,
2006). Metode kasus merupakan metode asuhan
keperawatan dengan menugaskan setiap perawat untuk
memenuhi kebutuhan pasien saat dinas yang diterapkan
satu perawat satu pasien. Metode tim merupakan metode
yang digunakan yang terdiri dari anggota yang berbeda-
beda dalam memberikan asuhan keperawatan kepada
sekelompok pasien. Metode keperawatan primer adalah
metode penugasan dimana satu perawat bertanggung
jawab secara penuh selama 24 jam dari pasien masuk
sampai keluar dari rumah sakit. Metode keperawatan case
managemen adalah metode dengan koordinasi,
monitoring, dan memperbolehkan pelayanan dengan
memberikan berbagai kebutuhan pasien. Case
managemen hanya dapat digunakan pada rumah sakit
dengan dasar perawatan pasien secara individual (Huber,
2006).
Metode asuhan keperawatan tim merupakan
metode pemberian asuhan yang dikoordinasi oleh perawat
yang terintregrasi dengan anggota yang terdiri dari tingkat
pendidikan yang berbeda mulai dari perawat yang
professional sampai asisten perawat. Anggota tim
memberikan asuhan keperawatan kepada sekelompok
12
pasien. Metode keperawatan tim merupakan metode
dengan biaya dan tenaga keperawatan yang efektif
(Huber, 2006). Metode ini membutuhkan kepemimpinan
dan komunikasi yang baik untuk menyatukan kelompok
perawat agar dapat bekerja sama dan kooperatif dalam
memberikan asuhan keperawatan yang lebih baik
dibandingkan dengan bekerja secara individual (Dobson &
Tranter, 2008). Keefektifan kepemimpinan ketua tim
sangat mempengaruhi kinerja anggota tim.
2.1.5 Komponen dalam metode keperawatan tim.
Komponen dalam metode keperawatan tim dapat dilihat
pada tabel 2.1 berikut.
Table 2.1 Komponen dalampelaksanaan SP2KP metode keperawatan tim
SDM Keperawatan Jumlah perawat mempengaruhi kinerja, kurangnya tenega membuat peningkatan kinerja sehingga mengganggu proses keperawatan
Nilai professional Nilai intelektual, nilai moral, serta otonomi, kendali dan tanggung gugat.
kepemimpinan Sebagai suport, pengawasan dan evaluasi dalam pelaksanaan asuhan keperawatan
Hubungan professional
Hubungan yang terjalin antar profesi perawat dan praktisi kesehatan, dan hubungan perawat dengan pasien
Kompensasi dan penghargaan
Merangsang motivasi dalam melksanakan tugas
13
2.1.5.1 Ketenagaan atau SDM Perawat
Menurut Depkes RI (2009) faktor yang
mendukung pemberian pelayakan keperawatan
professional SDM. Pendidikan profesional
merupakan bagian dari pningkatan mutu SDM di
bidang keperawatan (Swansburg, 2001).
2.1.5.2 Nilai Profesional
Pengembangan Model Praktik Keperawatan
Profesional didasarkan pada nilai professional . Nilai
professional merupakan inti dari Model Praktik
Keperawatan Profesional. Nilai-nilai yang terkait
keperawatan professional (Kusnanto,2003):
a. Nilai intelektual
Nilai intelektual terdiri dari dari body of
knowledge yang melandasi praktik professional,
pendidikan spesialisasi untuk meneruskan
kelompak ilmu pengetahuan, dan pengunaan
pengetahuan den gan berpikir kritis dan kreatif.
14
b. Komitmen moral
Aspek moral meliputi tidak merugikan
pasien, adil tanpa ada diskriminasi, serta caring
terhadap kebutuhan pasien.
c. Otonomi, kendali dan tanggung gugat.
Perawat memiliki kebebasan melakukan
tindakan mandiri serta bertanggung jawab
terhadap tindakan yang dilakukan.
2.1.5.3 Kepemimpinan
Menurut Tiedman dan Lookinland (2004)
kepemimpinan ketua tim merupakan faktor yang
sangat penting dalam penerapan metode
keperawatan tim. Tugas ketua tim sebagai support,
pengawas, dan mengevaluasi pemberian asuhan
keperawatan yang diberikan anggota tim
keperawatan.
Ada beberapa pendapat mengenai sebab-
sebab timbulnya pemimpin antara lain:
1. Teori Genetis
Teori ini menyatakan:
15
a. Pada dasarnya pemimpin itu tidak dibuat
melainkan lahir sebagai pemimpin, dan sudah
ada sejak dia lahir.
b. Memang sudah ditakdirkan jadi pemimpin.
2. Teori Sosial
Teori ini menyatakan:
a. Seorang pemimpin harus ditetapkan dan
dibentuk, dengan kata lain tidak lahir begitu
saja.
b. Setiap orang dapat jadi pemimipin.
3. Teori Ekologi
Teori ini muncul sebagai reaksi dari kedua
teori di atas, menyatakan bahwa seorang akan
sukses sebagai pemimpin jika sejak lahir sudah
memiliki bakat kepemimpinan kemudian bakat itu
dikembangkan melalui pengalaman dan usaha
pendidikan, juga sesuai dengan tuntutan
ekologinya/lingkungan.
Kepemimpinan merupakan bakat yang
dimiliki setiap orang yang dimiliki sejak lahir dan
setiap orang memilki karakteristik yang berbeda
16
yang membuat mereka unik (Mrarqis dan Huston,
1998). Gaya kepemimpinan menurut teori x
merupakan gaya dictator yang dijalankan dengan
menimbulkan ancaman dan hukuman. Gaya
kepemimpinan y merupakan kepemimpinan
demokrasi dengan melakukan penentuan dan
pengambilan keputusan dengan cara
musyawarah.
2.1.5.4 Hubungan professional
MPKP memungkinkan terjadinya hubungan
professional di antar perawat dan praktisi kesehatan
lainnya serta pasien . Hubungan professional
perawat terjalin dalam dua bidang yaitu dalam
lembaga internal sendiri dan hubungan dengan
lembaga lain dan individu di masyarakat (Picket &
Hanlon, 1990). Hubungan antar perawat terjadi
dalam hal dokumentasi keperawatan, operan tugas
jaga, konferensi awal dan akhir, dan pembahasan
kasus. Hubugan perawat dengan pasen mengacu
pada sistem interaksi yang positif atau hubungan
17
terapeutik yang berarti interaksi yang memberikan
dampak terapeutik bagi pasien (Kusnanto, 2003).
2.1.5.5 Kompensasi dan penghargaan
Kompensasi dan penghargaan berhubungan
dengan penilaian kinerja pegawai sesuai standar
tertentu yang sudah ditetapkan manajemen.
Tujuannya adalah merangsang motivasi pegawai
untuk melaksanakan tugas dan mewujudkan tujuan
dan organisasi. Bentuknya dapat berupa promosi,
penghargaan,adanya kompensasi, kesempatan untuk
mengikuti pendidikan, dan kenaikan upah (Rusel,
2000).
2.4 Penelitian Terkait
2.4.1 Ketenagaan atau SDM
Hasil penelitain Neni Lya Wati, Juniar Ernawaty&
Nurju'ah (2011) mengatakan bahwa jumlah SDM
merupakan faktor yang mempengaruhi kinerja perawat.
Penelitian ini melihat kekurangan tenaga membuat
peningkatan beban kerja sehingga mengganggu
pelaksanaan proses keperawatan. Menurut Kurnia,
18
Damayanti & Nursalam (2011) yang melakukan penelitian
perhitungan tenaga keperawatan bahwa cara
penghitungan tenaga keperawatan sesuai dengan metode
keperawatan tim. Jadi dalam pelaksanaan praktik
keperawatan terutama dalam penerapan SP2KP
diperlukan tenaga perawat yang memadai juga perlu
mengetahui metode penghitungan tenaga keperawatan
yang sesuai untuk penerapan SP2KP keperawatan tim.
2.4.2 Kepemimpinan
Pentingnya kepemimpinan dalam metode
keperawatan tim yaitu pada menejemen keperawatan. Hal
yang paling disoroti yaitu dimana adanya pengawasan dan
dukungan dari supervisi. Dampak positifnya adalah
peningkatan kualitas dari perawat junior yang memberikan
asuhan keperawaran karena adanya pengawasan juga
penigkatan keamanan bagi pasien. Secara keseluruhan
juga memberikan penigkatan kualitas pelayanan dengan
adanya perencanaan dan konsultasi dengan staf yang lain
(Ferguson dan Cioffi, 2009; Nagi, Davies, Williams,
Roberts & Lewis, 2011).
19
Dalam hal ini bukan hanya kepemimpinan menajer
keperawatan tapi staf perawat lain juga dapat belajar
tentang kepemimpinan klinis. Staf perawat senior diberikan
tanggung jawab memimpin anggota tim sebagai ketua tim
(Ferguson dan Cioffi, 2009).
Hasil penelitian Hyrkas & Kaiji (2003) keperawatan
tim memberikan aspek pada kebersamaan, komunikasi
dan ekspresi berpendapat, hubungan antar tim, kinerja
serta motivasi kera dalam tim tersebut. Keperawatan tim
dapat meningkatkan pengetahuan perawat dengan adanya
kerja sama antar disiplin ilmu dan juga kerja sama dengan
perawat spesialis atau perawat senior yang berperan
sebagai ketua tim (Nagi, Davis, Marie, Catherine & Roger,
2011). Model keperawatan ini juga membantu perawat
baru beradaptasi, terlibat dalam kegiatan keperawatan dan
meningkatkan kepuasan kerja (Greg, Jones & Ketty, 2010).