bab ii tinjauan pustaka a. tinjauan teori 1. pengetahuanrepository.ump.ac.id/4422/3/rizki ramadhan...
TRANSCRIPT
10
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Teori
1. Pengetahuan
a. Definisi
Pengetahuan (knowledge) adalah merupakan hasil “tahu” dan ini
terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek
tertentu. Penginderaan terjadi melalui panca indera manusia yakni: indera
penglihatan, pendengaran, penciuman, perasa dan peraba. Sebagian besar
pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga (Notoatmodjo,
2007).
Pengetahuan merupakan domain yang sangat penting untuk
terbentuknya tindakan seseorang (over behaviour). Pengetahuan
diperlukan sebagai dukungan dalam menumbuhkan rasa percaya diri
maupun sikap dan perilaku setiap hari, sehingga dapat dikatakan bahwa
pengetahuan merupakan fakta yang mendukung tindakan seseorang
(Notoatmodjo, 2007).
b. Adopsi Pengetahuan
Rogers (1974) dalam Notoatmodjo (2007) menyatakan bahwa
apabila suatu pembuatan yang didasari oleh pengetahuan akan lebih
langgeng dari pada perbuatan yang tidak didasari oleh pengetahuan, dan
Hubungan Tingkat Pengetahuan..., Rizki Ramadhan, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017
11
apabila manusia mengadopsi perbuatan dalam diri seseorang tersebut
akan terjadi proses sebagai berikut:
1) Awareness (kesadaran) dimana orang tersebut menyadari dalam arti
mengetahui terlebih dahulu terhadap stimulus (objek).
2) Interest (merasa tertarik) terhadap stimulus atau objek tertentu disini
sikap subjek sudah mulai timbul.
3) Evaluation (menimbang-nimbang) baik dan tidaknya stimulus tersebut
bagi dirinya. Hal ini berarti sikap responden sudah lebih baik lagi.
4) Trial, dimana subjek mulai melakukan sesuatu sesuai dengan apa yang
dikehendaki oleh stimulus.
5) Adoption, dimana subjek telah berperilaku baru sesuai dengan
pengetahuan kesadaran dan sikapnya terhadap stimulus.
c. Tingkat Pengetahuan
Notoatmodjo (2007) menyatakan bahwa pengetahuan yang dicakup
dalam bidang atau ranah kognitif mempunyai enam tingkatan bergerak
dari yang sederhana sampai pada yang kompleks yaitu:
1) Tahu (Know)
Mengetahui berdasarkan mengingat kepada bahan yang sudah
dipelajari sebelumnya. Mengetahui dapat menyangkut bahan yang
luas atau sempit seperti fakta (sempit) dan teori (luas). Namun, apa
yang diketahui hanya sekedar informasi yang dapat disingkat saja.
Oleh karena itu tahu merupakan tingkat yang paling rendah.
Hubungan Tingkat Pengetahuan..., Rizki Ramadhan, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017
12
2) Memahami (Comprehension)
Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan menjelaskan
secara benar tentang objek yang diketahui, dapat menginterpretasi
materi tersebut secara benar.
3) Aplikasi (Aplication)
Penerapan adalah kemampuan menggunakan suatu ilmu yang
sudah dipelajari ke dalam situasi baru seperti menerapkan suatu
metode, konsep, prinsip atau teori.
4) Analisa (Analysis)
Analisa adalah kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu
objek ke dalam komponen-komponen, tetapi masih dalam satu
struktur organisasi tersebut dan masih ada kaitan suatu sama lainnya.
5) Sintesis (Synthesis)
Sintesis adalah suatu kemampuan untuk meletakkan atau
menghubungkan bagian-bagian dalam suatu bentuk keseluruhan yang
baru, misalnya dapat menyusun, merencanakan, meringkas.
6) Evaluasi (Evaluation)
Evaluasi berkenaan dengan kemampuan menggunakan
pengetahuan untuk membuat penelitian terhadap suatu berdasarkan
maksud atau kriteria tertentu.
Hubungan Tingkat Pengetahuan..., Rizki Ramadhan, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017
13
d. Cara pengukuran tingkat pengetahuan
Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara atau
kuisoner yang menanyakan tentang isi materi yang akan diukur dari
subjek penelitian atau responden (Notoatmodjo, 2007). Menurut
Arikunto (2006) dalam Wawan (2010) tingkat pengetahuan ada tiga
yaitu:
1) Tingkat pengetahuan baik bila jumlah jawaban benar 76%-100%
2) Tingkat pengetahuan cukup bila jumlah jawaban benar 56%-75%
3) Tingkat pengetahuan kurang bila jumlah jawaban benar <56%
e. Faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan
Menurut Notoatmodjo (2007), faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat
pengetahuan meliputi:
1) Umur
Umur adalah lamanya hidup seseorang di hitung sejak dia lahir
hingga penelitian ini dilakukan dan merupakan periode penyesuaian
terhadap pola kehidupan baru dan harapan baru. Pada masa ini
merupakan usia produktif, masa bermasalah, masa ketegangan emosi,
masa ketersaingan sosial, masa komitmen, masa ketergantungan, masa
perubahan nilai, masa penyesuaian dengan cara hidup baru, masa
kreatif. Dimana semakin tinggi umur seseorang maka semakin
banyak pula pengetahuan yang dimiliki. Umur yang lebih cepat
menerima pengetahuan adalah 18 – 40 tahun.
Hubungan Tingkat Pengetahuan..., Rizki Ramadhan, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017
14
Pembagian umur menurut Hurlock (2005) yaitu ;
a) Dewasa awal : dimulai pada umur 18 tahun sampai umur 40 tahun.
b) Dewasa madya : dimulai pada umur 41 tahun sampai umur 60
tahun
c) Dewasa lanjut : dimulai pada umur 60 tahun sampai kematian
2) Tingkat Pendidikan
Pendidikan secara umum adalah segala upaya yang di rencanakan
untuk mempengaruhi orang lain baik individu, kelompok, atau
masyarakat sehingga mereka melakukan apa yang diharapkan oleh
pelaku pendidikan (Notoatmodjo, 2007). Pendidikan adalah upaya
untuk memberikan pengetahuan sehingga terjadi perubahan perilaku
positif yang meningkat. Jenjang pendidikan formal terdiri atas
pendidikan yang melandasi jenjang pendidikan menengah.
Pendidikan dasar berbentuk SD / sederajat, SLTP / sederajat, SMA /
sederajat, dan Perguruan Tinggi. Semakin tinggi tingkat pendidikan
seseorang banyak pula menjadi tahu, dan ini juga didukung oleh
umur dan pengalaman yang didapat (Notoatmodjo, 2007).
Tingkat pendidikan berperan menentukan mudah tidaknya
seseorang menyerap dan memahami pengetahuan yang mereka
peroleh, pada umumnya semakin tinggi pendidikan seseorang semakin
mudah menerima informasi sehingga semakin banyak pula
pengetahuan yang dimiliki, sebaliknya pendidikan yang kurang akan
menghambat perkembangan sikap cukup seseorang (Herawati, 2005).
Hubungan Tingkat Pengetahuan..., Rizki Ramadhan, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017
15
3) Pekerjaan
Pekerjaan adalah seluruh aktivitas yang dilakukan sehari-hari,
dimana semua bidang pekerjaan umumnya diperlukan adanya
hubungan sosial dengan orang lain. Setiap orang harus bergaul dengan
teman sejawat maupun berhubungan dengan atasan (Notoatmodjo,
2007).
Pekerjaan digunakan dalam suatu tugas atau kerja yang
menghasilkan uang bagi seseorang. Dalam pembicaraan sehari-hari
istilah ini sering dianggap sinonim dengan profesi. Pekerjaan
seseorang sering dikaitkan pula dengan tingkat penghasilannya. Jenis
pekerjaan misalnya : tidak bekerja/IRT, swasta, wiraswasta, pegawai
negeri sipil (PNS), buruh dan tani (Notoatmodjo, 2007).
Seseorang yang bekerja akan berinteraksi dengan orang lain
sehingga akan mendapatkan berbagai macam informasi yang dapat
menambah pengetahuannya, hal ini juga akan menambah pengalaman
seseorang (Notoatmodjo, 2007).
4) Sumber Informasi
Sumber informasi diartikan sebagai sumber belajar sekalipun
banyak orang yang berpendapat bahwa pengalaman itu lebih luas dari
pada sumber belajar, sumber informasi yang disusun secara sistematis
oleh otak, maka hasilnya adalah ilmu pengetahuan (Soekanto, 2007).
Sumber informasi yang paling baik adalah tenaga kesehatan
karena lebih fokus pada pokok permasalahan (Notoatmodjo, 2007).
Hubungan Tingkat Pengetahuan..., Rizki Ramadhan, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017
16
Seseorang yang mempunyai sumber informasi yang lebih banyak akan
mempunyai pengetahuan yang lebih luas (Soekanto, 2002).
Pengetahuan diperoleh melalui kenyataan dengan melihat dan
medengar sendiri melalui alat komunikasi, misalnya surat kabar radio,
televisi, serta dari keluarga dan kerabat dekat. Seseorang yang
mempunyai sumber informasi yang lebih banyak akan mempunyai
pengetahuan yang lebih luas (Nursalam, 2005).
Seseorang mempunyai sumber informasi yang lebih banyak akan
mempunyai pengetahuan yang lebih luas. Informasi ini dapat
diperoleh dari beberapa sumber antara lain:
a) Media cetak
(1) Rubrik atau tulisan-tulisan pada surat kabar atau majalah yang
membahas suatu masalah kesehatan atau hal-hal yang
berkaitan dengan kesehatan.
(2) Leaflet ialah bentuk penyampaian informasi atau pesan-pesan
kesehatan melalui lembaran lipat.
(3) Poster ialah bentuk penyampaian informasi atau pesan-pesan
kesehatan yang biasanya ditempel di tembok-tembok, tempat -
tempat umum, atau kendaraan umum.
(4) Surat kabar merupakan media komunikasi yang efektif
sebagaimana diketahui pengaruh surat kabar sangat sulit
dielakan bahkan dapat dikatakan surat kabar sudah menjadi
kebutuhan setiap orang.
Hubungan Tingkat Pengetahuan..., Rizki Ramadhan, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017
17
(5) Majalah bisa menjadi media yang efektif bila isi majalah
disesuaikan dengan kepentingan kepentingan pembaca dan
harus berdasarkan materi yang banyak diketahui oleh pembaca.
(6) Buku-buku, diperpustakaan sekolah buku telah didefinisikan
dan di atur secara sistematis sehingga memudahkan orang
untuk mencari dan membacanya.
b) Media elektronik
Sebagai sarana untuk menyapaikan pesan-pesan atau informasi
kesehatan melalui media kesehatan, seperti:
(1) Televisi, penyampaian pesan atau informasi-informasi
kesehatan melalui media televisi dapat dalam bentuk forum
kesehatan.
(2) Radio, penyampaian informasi atau pesan-pesan kesehatan
melalui radio juga dapat bermacam-macam bentuknya, antara
lain: obrolan atau tanya jawab, ceramah.
(3) Vidio, penyampaian informasi atau pesan-pesan kesehatan
dapat melalui vidio.
5) Pengalaman
Pengalaman adalah sesuatu yang pernah dialami seseorang tentang
sesuatu. Interaksi dengan orang lain, memungkinkan pengalaman
yang dialami oleh orang lain akan menambah pengetahuannya.
Hubungan Tingkat Pengetahuan..., Rizki Ramadhan, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017
18
2. ASI Eksklusif
a. Definisi ASI Eksklusif
ASI eksklusif menurut WHO (World Health Organization)
adalah pemberian ASI saja tanpa tambahan cairan lain baik susu
formula, air putih, air jeruk ataupun makanan tambahan lain. Sebelum
mencapai usia 6 bulan sistem pencernaan bayi belum mampu berfungsi
dengan sempurna sehingga ia belum mampu mencerna makanan selain
ASI (Marimbi, 2010).
ASI adalah suatu cara yang tidak tertandingi dalam
menyediakan makanan ideal untuk pertumbuhan dan perkembangan
seorang bayi (Indiarti, 2009). ASI adalah suatu emulsi lemak dalam
larutan protein, laktose dan garam organik yang disekresi oleh kedua
belah kelenjar payudara ibu, sebagai makanan utama bagi bayi (Weni,
2011)
b. Manfaat ASI dan Menyusui
Menurut Weni (2011), manfaat ASI ada 4 yaitu:
1) Manfaat ASI bagi bayi
a) Dapat membantu memulai kehidupannya dengan baik
b) Mengandung antibodi
c) ASI mengandung komposisi yang tepa
d) Mengurangi kejadian karies gigi.
e) Memberi rasa nyaman dan aman pada bayi dan adanya ikatan
antar ibu dan bayi
Hubungan Tingkat Pengetahuan..., Rizki Ramadhan, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017
19
f) Terhindar dari alergi
g) ASI meningkatkan kecerdasan bagi bayi
h) Membantu perkembangan rahang dan merangsang pertumbuhan
gigi karena gerakan menghisap mulut bayi pada payudara
2) Manfaat ASI bagi ibu
a) Aspek kontrasepsi
Hisapan mulut bayi pada puting susu merangsang ujung
syaraf sensorik sehingga post anterior hipofise mengeluarkan
prolaktin. Prolaktin masuk ke indung telur, menekan produksi
estrogen akibatnya tidak ada ovulasi.
b) Aspek kesehatan ibu.
Isapan bayi pada payudara akan merangsang terbentuknya
oksitosin oleh kelenjar hipofisis. Oksitosin membantu involusi
uterus dan mencegah terjadinya perdarahan pasca persalinan.
Penundaan haid dan berkurangnya perdarahan pasca persalinan
mengurangi prevalensi anemia defisiensi besi. Kejadian
karsinoma mamae pada ibu menyusui lebih rendah dibanding ibu
yang tidak menyusui.
c) Aspek penurunan berat badan.
Ibu yang menyusui secara eksklusif ternyata lebih mudah
dan lebih cepat kembali ke berat badan semula sebelum hamil.
Pada saat hamil, badan bertambah berat selain karena ada janin
juga karena penimbunan lemak pada tubuh. Cadangan lemak ini
Hubungan Tingkat Pengetahuan..., Rizki Ramadhan, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017
20
sebetulnya memang disiapkan sebagai sumber tenaga dalam
proses produksi ASI. Dengan menyusui tubuh akan menghasilkan
ASI lebih banyak lagi sehingga timbunan lemak yang berfungsi
sebagai cadangan tenaga akan terpakai.
d) Aspek psikologis.
Ibu akan merasa bangga dan diperlukan, rasa yang
dibutuhkan oleh semua manusia.
3) Manfaat ASI bagi keluarga
a) Aspek ekonomi.
ASI tidak perlu dibeli, sehingga dana yang seharusnya
digunakan untuk membeli susu formula dapat digunakan untuk
keperluan lain.
b) Aspek psikologi.
Kebahagiaan keluarga bertambah karena kelahiran lebih
jarang sehingga suasana kejiwaan ibu baik dan dapat mendekatkan
hubungan bayi dengan keluarga.
c) Aspek kemudahan.
Menyusui sangat praktis, karena dapat diberikan dimana
saja dan kapan saja. Keluarga tidak perlu repot menyiapkan air
masak, botol dan dot yang harus dibersihkan.
Hubungan Tingkat Pengetahuan..., Rizki Ramadhan, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017
21
4) Manfaat ASI bagi Negara
a) Menurunkan angka kesakitan dan kematian bayi.
Adanya faktor protektif dan nutrien yang sesuai dalam ASI
menjamin status gizi bayi baik. Beberapa penelitian epidemiologis
menyatakan bahwa ASI melindungi bayi dan anak dari penyakit
infeksi. Bayi yang tetap diberikan ASI ternyata juga terlindungi
dari diare karena kontaminasi makanan yang tercemar bakteri
menjadi lebih kecil.
b) Menghemat devisa Negara.
ASI dianggap sebagai kekayaan nasional. Jika semua ibu
menyusui diperkirakan dapat menghemat devisa sebesar Rp. 8,6
milyar yang seharusnya digunakan untuk membeli susu formula.
c) Mengurangi subsidi untuk rumah sakit.
Subsidi untuk rumah sakit berkurang, karena rawat gabung
akan memperpendek lama rawat ibu dan bayi, mengurangi
komplikasi persalinan dan infeksi nosokomial serta mengurangi
biaya yang diperlukan untuk perawatan anak sakit.
d) Peningkatan kualitas generasi penerus.
Anak yang mendapat ASI dapat tumbuh kembang secara
optimal sehingga kualitas generasi penerus bangsa akan terjamin.
c. Komponen ASI
Susu menjadi salah satu sumber nutrisi bagi manusia, komponen
ASI sangat rumit dan berisi lebih dari 100.000 biologi komponen unik,
Hubungan Tingkat Pengetahuan..., Rizki Ramadhan, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017
22
yang memainkan peran utama dalam perlawanan penyakit pada bayi.
Berikut komponen penting dari ASI menurut Proverawati (2010) :
1) Kolostrum
Cairan susu kental berwarna kekuning-kuningan yang
dihasilkan pada sel alveoli payudara ibu. Sesuai untuk kapasitas
pencernaan bayi dan kemampuan ginjal baru lahir yang belum mampu
menerima makanan dalam volume besar. Jumlahnya tidak terlalu
banyak tetapi kaya gizi dan sangat baik bagi bayi. Kolostrum
mengandung karoten dan vitamin A yang sangat tinggi.
2) Protein
Protein dalam ASI terdiri dari casein (protein yang sulit
dicerna) dan whey (protein yang mudah dicerna). ASI lebih banyak
mengandung whey daripada casein sehingga protein ASI mudah
dicerna.
3) Lemak
Lemak ASI adalah penghasil kalori (energi) utama dan
merupakan komponen zat gizi yang sangat bervariasi. Lebih mudah
dicerna karena sudah dalam bentuk emulsi.
4) Laktosa
Merupakan karbohidrat utama pada ASI. Fungsinya sebagai
sumber energi, meningkatkan absorbs kalsium dan merangsang
pertumbuhan lactobacillus bifidus.
Hubungan Tingkat Pengetahuan..., Rizki Ramadhan, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017
23
5) Vitamin A
Konsentrasi vitamin A berkisar pada 200 UI/dl.
6) Zat Besi
Meskipun ASI mengandung sedikit zat besi (0,5-1,0 mg/ltr),
bayi yang menyusui jarang kekurangan zat besi (anemia). Hal ini
dikarenakan zat besi pada ASI mudah dicerna.
7) Taurin
Berupa asam amino dan berfungsi sebagai neurotransmitter,
berperan penting dalam maturasi otak bayi. DHA dan ARA
merupakan bagian dari kelompok molekul yang dikenal sebagai
omega fatty acids. DHA (docosahexaenoic acid) adalah sebuah blok
bangunan utama di otak sebagai pusat kecerdasan dan di jala mata.
Akumulasi DHA di otak lebih besar dari dua tahun pertama
kehidupan. ARA (arachidonic acid) yang ditemukan di seluruh tubuh
dan bekerja bersama-sama dengan DHA untuk mendukung visual dan
perkembangan mental bayi.
8) Lactobasilus
Berfungsi menghambat pertumbuhan mikoorganisme seperti
bakteri E.Coli yang sering menyebabkan diare pada bayi.
9) Lactoferin
Sebuah besi batas yang mengikat protein ketersediaan besi
untuk bakteri dalam intestines, serta memungkinkan bakteri sehat
tertentu untuk berkembang. Memiliki efek langsung pada antibiotic
Hubungan Tingkat Pengetahuan..., Rizki Ramadhan, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017
24
berpontensi berbahaya seperti bakteri Staphylococci dan E.Coli. Hal
ini ditemukan dalam konsentrasi tinggi dalam kolostrum, tetapi
berlangsung sepanjang seluruh tahun pertama bermanfaat
menghambat bakteri staphylococcus dan jamur candida.
10) Lisozim
Dapat mencegah dinding bakteri sekaligus mengurangi insiden
caries dentis dan maloklusi. Enzim pencernaan yang kuat akan
ditemukan dalam ASI pada tingkat 50 kali lebih tinggi daripada dalam
rumus. Lysozyme menghancurkan bakteri berbahaya dan akhirnya
menghambat keseimbangan rumit bakteri yang menghuni usus.
d. Produksi ASI
ASI dihasilkan oleh kelenjar payudara wanita melalui proses
laktasi. Keberhasilan laktasi ini dipengaruhi oleh kondisi sebelum dan
saat kehamilan berlangsung. Kondisi sebelum kehamilan ditentukan oleh
perkembangan payudara saat lahir dan pubertas. Sedangkan kondisi pada
saat kehamilan yaitu pada trimester II dimana payudara mengalami
pembesaran oleh karena pertumbuhan dan diferensiasi dari lobulo
alveolar dan sel epitel payudara. Pada saat pembesaran payudara, hormon
prolaktin dan laktogen placenta aktif bekerja dalam memproduksi ASI
(Proverawati, 2010).
Proses terjadinya pengeluaran ASI dimulai atau dirangsang oleh
isapan mulut bayi pada puting payudara ibu. Gerakan-gerakan tersebut
merangsang kelenjar pituitary anterior untuk memproduksi sejumlah
Hubungan Tingkat Pengetahuan..., Rizki Ramadhan, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017
25
prolaktin, yaitu hormone utama yang mengendalikan pengeluaran ASI.
Proses pengeluaran ASI juga tergantung pada let down reflek, dimana
isapan puting dapat merangsang serabut otot halus di dalam dinding
saluran susu agar membiarkan susu dapat mengalir secara lancar.
Keluarnya ASI terjadi sekitar hari ketiga setelah bayi lahir, dan kemudian
terjadi peningkatan aliran susu yang cepat pada minggu pertama,
meskipun kadang-kadang agak tertunda sampai beberapa hari. Larangan
bagi bayi untuk menghisap puting ibu akan banyak menghambat
keluarnya ASI, sementara menyusui bayi menurut permintaan bayi secara
naluriah akan memberikan hasil yang baik. Kegagalan dalam
perkembangan payudara secara fisiologis untuk menampung ASI serta
adanya faktor kelainan anatomis yang mengakibatkan kegagalan dalam
menghasilkan ASI sangat jarang terjadi (Proverawati, 2010).
Menurut Prasetyono (2009) berdasarkan waktu produksinya, ASI
dibedakan menjadi tiga yaitu, kolostrum, foremilk dan hindmilk.
1) Kolostrum
Kolostrum diproduksi pada beberapa hari pertama setelah
bayi dilahirkan. Kolostrum mengandung banyak protein dan antibodi.
Wujudnya sangat kental dan jumlahnya sangat sedikit. Pada masa
awal menyusui, kolostrum yang keluar mungkin hanya sesendok teh.
Meskipun sedikit, kolostrum mampu melapisi usus bayi dan
melindunginya dari bakteri, serta sanggup mencukupi kebutuhan
nutrisi bayi pada hari pertama kelahirannya. Selanjutnya, secara
Hubungan Tingkat Pengetahuan..., Rizki Ramadhan, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017
26
berangsur-angsur produksi kolostrum berkurang saat ASI keluar pada
hari ketiga sampai kelima.
Kolostrum adalah cairan yang pertama kali disekresi oleh
kelenjar mamae yang mengandung tissue debris dan redual material,
yang terdapat dalam alveoli dan ductus dari kelenjar mamae sebelum
dan sesudah melahirkan anak. Kolostrum disekresi oleh kelenjar
mamae pada hari pertama hingga ketiga atau keempat sejak masa
laktasi (Baskoro, 2008).
2) Foremilk
Air susu yang keluar pertama kali disebut susu awal
(foremilk). Air susu ini hanya mengandung sekitar1-2% lemak dan
terlihat encer, serta tersimpan dalam saluran penyimpanan. Air susu
tersebut sangat banyak dan membantu menghilangkan rasa haus pada
bayi.
3) Hindmilk
Hindmilk keluar setelah foremilk habis, yakni saat menyusui
hampir selesai. Hindmilk sangak kaya, kental dan penuh lemak
bervitamin, sebagaimana hidangan utama setelah sup pembuka. Air
susu ini sebagian besar energy. yang dibutuhkan oleh bayi.
e. Pola Pemberian ASI
ASI harus diberikan kepada bayinya sesering mungkin dan dalam
waktu lama, misalnya hingga bayi berusia 2 tahun. Sesungguhnya, ASI
bernutrisi tinggi hanya diproduksi oleh payudara ibu sampai bayi berusia
Hubungan Tingkat Pengetahuan..., Rizki Ramadhan, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017
27
6 bulan. Oleh karena itu ibu mesti memberikan ASI eksklusif selama 6
bulan. Meskipun setelah berumur 4 bulan atau 6 bulan bayi memperoleh
makanan tambahan pemberian ASI harus dilanjutkan minimal sampai 12
bulan atau sebaiknya 24 bulan. Sebab ASI memberikan sejumlah zat-zat
yang berguna untuk bayi, seperti lemak, protein bermutu tinggi, vitamin
dan mineral (Prasetyono, 2009).
Ketika bayi menangis, ibu harus segera menyusuinya, meskipun
hal itu terjadi pada malam hari, baik bayi tidur bersama ibu ataupun tidur
terpisah. Pemberian ASI pada beberapa hari pertama setelah kelahiran
bayi tidak harus dari satu payudara tetapi bayi mesti diberi ASI dari kedua
payudara secara bergantian. Tindakan tersebut mencegah terjadinya
pengerasan payudara (Prasetyono, 2009).
Biarkan bayi menyusui sesuai permintaannya. Bayi yang menyusu
sesuai permintaannya bisa menyusu sebanyak 12-15 kali dalam 24 jam.
Biasanya bayi langsung mengosongkan payudara pertama dalam
beberapa menit. Frekuensi menyusui dapat diatur sedemikian rupa dengan
membuat jadwal rutin (Prasetyono, 2009).
f. Masalah dalam Pemberian ASI
1) Puting susu nyeri
Umumnya ibu akan merasa nyeri pada waktu awal menyusui.
Perasaan sakit ini akan berkurang setelah ASI keluar. Bila posisi mulut
bayi dan puting susu ibu benar perasaan nyeri akan segera hilang
(Weni, 2011).
Hubungan Tingkat Pengetahuan..., Rizki Ramadhan, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017
28
Rasa nyeri pada puting dapat mempengaruhi proses menyusui,
memiliki puting yang luka dan cedera dapat membuat intensitas
menyusui berkurang. Bahkan adanya rasa nyeri tersebut akan
membuat ibu berhenti menyusui dan memilih untuk berpindah ke susu
formula (Proverawati, 2010)
2) Puting susu lecet
Puting susu terasa nyeri bila tidak ditangani dengan benar akan
menjadi lecet. Umumnya menyusui akan menyakitkan dan kadang-
kadang mengeluarkan darah. Puting susu lecet dapat disebabkan oleh
posisi menyusui yang salah, tapi dapat pula disebabkan oleh thrush
(candidates) atau dermatitis (Weni, 2011).
3) Payudara bengkak
Pada hari-hari pertama payudara sering terasa penuh dan nyeri
disebabkan oleh bertambahnya aliran darah ke payudara bersamaan
dengan ASI mulai diproduksi dalam jumlah banyak (Weni, 2011).
Payudara yang membengkak dapat membuat areola dapat
melembung, yang bisa membuat sulit untuk bayi menyusu dengan
benar. Bayi hanya mampu menghisap pada puting susu bukan areola.
Hal ini akan menyebabkan bayi untuk menghisap keras pada puting
susu sebagai tindakan untuk mencoba mendapatkan susu dan
menyebabkan puting crack dan sakit (Proverawati, 2010).
Untuk mencegah terjadinya bengkak maka diperlukan,
menyusui dini, perlekatan yang baik, menyusui “on demand”. Bayi
harus lebih sering disusui. Apabila terlalu tegang atau bayi tidak dapat
Hubungan Tingkat Pengetahuan..., Rizki Ramadhan, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017
29
menyusu sebaiknya ASI dikeluarkan dahulu agar ketegangan menurun
(Weni, 2011).
4) Mastitis atau abses payudara
Mastitis adalah peradangan pada payudara. Payudara menjadi
merah, bengkak kadangkala diikuti rasa nyeri dan panas, suhu tubuh
meningkat. Di dalam terasa ada masa padat (lump), dan diluarnya
kulit menjadi merah. Kejadian ini terjadi pada masa nifas 1-3 minggu
setelah persalinan diakibatkan oleh sumbatan saluran susu yang
berlanjut. Keadaan ini disebabkan kurangnya ASI di isap dikeluarkan
atau penghisapan yang tidak efektif. Dapat juga karena kebiasaan
menekan payudara dengan jari atau karena tekanan baju/BH (Weni,
2011).
5) Kurang atau salah informasi
Banyak ibu yang merasa bahwa susu formula itu sama baiknya
atau malah lebih baik dari ASI sehingga cepat menambah susu
formula bila merasa bahwa ASI kurang. Petugas kesehatanpun masih
banyak yang tidak memberikan informasi pada saat pemeriksaan
kehamilan atau saat memulangkan bayi (Weni, 2011).
6) Sindrom ASI kurang
Sering kenyataanya ASI tidak benar-benar kurang. Ibu dan bayi
dapat saling membantu agar produksi ASI meningkat dan bayi terus
memberikan isapan efektifnya. Pada keadaan-keadaan tertentu dimana
produksi ASI memang tidak memadai maka perlu upaya yang lebih,
Hubungan Tingkat Pengetahuan..., Rizki Ramadhan, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017
30
misalnya pada relaktasi maka bila perlu dilakukan pemberian ASI
dengan suplementer yaitu dengan pipa nasogastrik atau pipa halus
lainnya yang ditempelkan pada puting untuk diisap bayi dan ujung
lainnya dihubungkan dengan ASI (Weni, 2011).
Sering kali ibu mengeluh bahwa ASI-nya tidak keluar atau
tidak mencukupi kebutuhan bayi. Hal ini dapat dipengaruhi kondisi
psikis ibu, karena merasa tidak mampu menyusui bayi. Peningkatan
produksi ASI seiring jumlah ASI yang dikeluarkan. Semakin tinggi
kebutuhan bayi, ASI yang diproduksi semakin meningkat (Prastyono,
2009)
7) After pains
Hormon oksitosin yang menyebabkan refleks aliran air susu
menyebabkan kontraksi pada rahim saat melahirkan. Oksitosin yang
dihasilkan saat menyusui dapat menyebabkan kontraksi rahim. After
pains bisa berupa nyeri ringan dan kontraksi yang benar-benar
menyakitkan. Rasa sakit tersebut dapat muncul dan menghilang
selama 5-10 menit. Sebenarnya tidak semua wanita mengalami after
pains, tetapi hal ini dianggap normal dan akan berhenti setelah 4 hari.
Biasanya after pains lebih sering muncul dan menjadi semakin parah
setelah melahirkan anak kedua dan seterusnya (Prasetyono, 2009).
8) Puting payudara yang datar
Jika ibu memiliki puting payudara yang datar, hendaknya ibu
menarik-narik puting payudara hingga menonjol atau menggunakan
alat bantu pompa susu. Tindakan ini dapat dilakukan setelah ibu
Hubungan Tingkat Pengetahuan..., Rizki Ramadhan, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017
31
mandi pada periode kehamilan di atas 7 bulan. Penarikan puting
payudara dilakukan sampai bayi lahir (Prasetyono, 2009).
9) Masalah pada bayi
Beberapa kondisi bayi bisa mempersulit tindakan menyusui
pada bayi diantaranya adalah terdapat kelainan sumbing bibir,
kelainan bentuk mulut, bayi bingung puting bayi dengan lidah pendek
(Weni, 2011).
g. Perilaku Pemberian ASI Eksklusif
Perilaku pemberian ASI adalah suatu tindakan aktif dari seorang
ibu dalam pemberian ASI eksklusif yaitu tanpa tambahan makanan dari
bayi lahir sampai berusia 6 bulan (Dinkes, 2008). Rendahnya
pemberian ASI banyak ditemukan diantara perempuan yang bekerja
karena alasan seperti singkat cuti hamil, tempat bekerja dimana tidak
diperbolehkan membawa bayi atau tidak ada privasi untuk menyusui
bayi (Singh, 2010).
Penelitian Singh (2010) menunjukkan bahwa semakin tinggi
pendidikan ibu, pengetahuan ibu semakin baik. Hal ini akan
memberikan kecenderungan ibu dalam bersikap dengan memberikan
ASI eksklusif pada bayi. Penelitian serupa oleh Amosu, et. all (2011)
telah menunjukkan bahwa perilaku menyusui sangat rendah diantara
perempuan berpendidikan tinggi dan bekerja.
Dalam penelitian Fayed, at all (2012) menyatakan tentang
dampak pekerja terhadap praktek pemberian ASI, bahwa sebagian besar
Hubungan Tingkat Pengetahuan..., Rizki Ramadhan, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017
32
ibu – ibu bekerja menghentikan pemberian ASI setelah kembali bekerja.
Penelitian ini juga menunjukkan bahwa salah satu faktor yang
mempengaruhi penghentian ASI adalah kurangnya fasilitas di
tempatkerja terhadap proses pemberian ASI yaitu tempat memerah dan
penyimpanan ASI.
h. Faktor yang Mempengaruhi Pemberian ASI Eksklusif
Faktor-faktor yang mempengaruhi pemberian ASI Eksklusif
menurut Zakiyah (2012) antara lain:
1) Pengetahuan Ibu
Pengetahuan merupakan domain yang sangat penting untuk
terbentuknya perilaku seseorang (Notoadmodjo, 2007).
Pengetahuan merupakan penginderaan manusia, atau hasil tahu
seseorang terhadap objek melalui indera yang dimilikinya.
2) Pendidikan Ibu
Tingkat pendidikan tertinggi yang ditamatkan ibu
berhubungan dengan pola pemberian ASI eksklusif (Yuliandarin,
2009). Hal yang sama disampaikan Wardah (2013) bahwa terdapat
hubungan bermakna antara pendidikan dengan pemberian ASI
eksklusif.
3) Pekerjaan Ibu
Pekerjaan berhubungan dengan pemberian ASI eksklusif
dimana ibu yang tidak bekerja berpeluang memberikan ASI
eksklusif 16,4 kali dibandingkan ibu yang bekerja (Yuliandarin,
Hubungan Tingkat Pengetahuan..., Rizki Ramadhan, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017
33
2009). Dunia kerja akan mengubah peran ibu dalam mengasuh
anak. Sedikitnya lama cuti pasca melahirkan dan jam kerja yang
panjang menjadi faktor beralihnya ibu ke susu formula dan ibu
menyapih anak (Andini, 2006).
4) Usia Ibu
Ibu yang berumur 35 tahun atau lebih tidak dapat menyusui
bayinya dengan ASI yang cukup sehingga terdapat hubungan yang
bermakna antara usia ibu dengan pemberian ASI eksklusif
(Lestarie, 2004). Proporsi pemberian ASI eksklusif paling banyak
pada ibu berusia muda lebih besar dari proporsi pemberian ASI
eksklusif pada ibu berusia tua (Yuliandarin, 2009).
5) Kondisi kesehatan Ibu dan bayi
Hampir semua ibu dapat menyusui bayinya sejak awal
kelahiran bayi hingga 6 bulan dan meneruskan menyusui hingga
usia 2 tahun (WHO, 2009). Namun, sejumlah kecil kondisi
kesehatan ibu dan bayi dapat membenarkan alasan ibu tidak
menyusui secara permanen atau sementara. Berdasarkan Peraturan
pemerintah No. 33 Tahun 2012 tentang ASI, Setiap ibu harus
memberikan ASI eksklusif kepada bayi yang dilahirkannya
terkecuali jika ibu tersebut mengalami indikasi medis, ibu tidak ada
dan ibu terpisah dari bayi.
Hubungan Tingkat Pengetahuan..., Rizki Ramadhan, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017
34
6) Manajeman Laktasi
Manajemen laktasi adalah upaya-upaya yang dilakukan untuk
menunjang keberhasilan menyusui (Siregar, 2009). Kegiatan ini
dimulai pada masa kehamilan, segera setelah persalinan dan pada
masa menyusui selanjutnya. Laktasi adalah keseluruhan proses
menyusui, mulai dari ASI diproduksi sampai proses bayi menghisap
dan menelan ASI. Sementara itu, yang dimaksud dengan manajemen
laktasi ialah suatu upaya yang dilakukan oleh ayah, ibu dan keluarga
untuk menunjang keberhasilan menyusui. Ruang lingkup
pelaksanaan manajemen laktasi dimulai pada masa kehamilan,
setelah persalinan, dan masa menyusui (Prasetyono, 2009).
a) Masa Kehamilan (antenatal)
(1) Ibu mencari informasi tentang keunggulan ASI, manfaat
menyusui bagi ibu dan bayi, serta dampak negatif pemberian
susu formula.
(2) Ibu memeriksakan kesehatan tubuh, kehamilan dan kondisi
puting payudara. Selain itu, ibu perlu memantau kenaikan berat
badan selama hamil.
(3) Ibu melakukan perawatan payudara sejak kehamilan berumur 6
bulan hingga siap menyusui. Tindakan ini dimaksudkan agar
ibu mampu memproduksi dan memberikan ASI yang
mencukupi kebutuhan bayi.
(4) Ibu senantiasa mencari informasi tentang gizi dan makan
tambahan sejak kehamilan trimester II. Makanan tambahan
Hubungan Tingkat Pengetahuan..., Rizki Ramadhan, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017
35
yang dibutuhkan saat hamil sebanyak 11/3 kali dari makanan
yang dikonsumsi sebelum hamil.
(5) Ibu menciptakan suasana yang menyenangkan dalam keluarga,
termasuk mendapatkan dukungan suami yang dapat
memberikan rasa nyaman kepada ibu.
b) Masa setelah persalinan (prenatal)
(1) Masa persalinan merupakan masa yang paling penting dalam
kehidupan bayi selanjutnya. Dalam hal ini, bayi harus
mendapatkan cukup ASI, yang dilanjutkan dengan cara
menyusui yang baik dan benar, baik posisi maupun cara
melekatkan bayi pada payudara ibu.
(2) Membantu terjadinya kontak langsung antara bayi dan ibu
selama 24 jam agar menyusui dapat dilakukan tanpa jadwal.
(3) Ibu nifas diberi kapsul vitamin A dosis tinggi dalam waktu 2
minggu setelah melahirkan.
c) Masa menyusui (postnatal)
(1) Setelah bayi mendapat ASI pada minggu pertama kelahiran, ibu
harus menyusui bayi secara eksklusif selama 4 bulan pertama
setelah lahir. Saat itu, bayi hanya diberi ASI tanpa makanan
atau minuman lainnya.
(2) Ibu mesti mencari informasi tentang gizi makanan ketika masa
menyusi agar bayi tumbuh sehat. Saat menyusui ibu
memerlukan makanan 1½ kali lebih banyak daripada biasanya,
dan minum minimal 8 gelas sehari.
Hubungan Tingkat Pengetahuan..., Rizki Ramadhan, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017
36
(3) Ibu harus cukup istirahat untuk menjaga kesehatannya. Ibu
perlu ketenangan pikiran, serta menghindarkan diri dari
kelelahan yang berlebihan agar produksi ASI tidak terhambat.
(4) Ibu selalu mengikuti petunjuk petugas kesehatan (merujuk
Posyandu atau Puskesmas) bila ada permasalahan yang terkait
penyusuan.
(5) Ibu memperhatikan gizi/makanan anak, terutama pada bayi
berusia 4 bulan. Sebaiknya, bayi diberi ASI yang kualitas dan
kuantitasnya baik
7) Promosi Susu Formula
Promosi merupakan bentuk dari komunikasi pemasaran
dalam bentuk serangkaian aktivitas-aktivitas yang menyeluruh
untuk memasarkan sesuatu baik untuk tujuan finansial maupun
finansial (Shimp, 2009). Tujuan Promosi menurut Kotler (2008)
adalah mengkomunikasikan manfaat dari produksnya, membujuk
dan mengingatkan para konsumen sasaran agar membeli produk
tersebut. Susu formula adalah susu yang dibuat khusus untuk bayi
yang kandungannya menyerupai dengan kandungan Air Susu Ibu
(ASI), tetapi tidak seluruh zat gizi yang terkandung didalamnya
dapat diserap oleh bayi. Susu formula dibuat dengan menggunakan
ASI sebagai patokan nutrisi bergizi dan diproduksi secara
komersial (Sears, 2007).
Hubungan Tingkat Pengetahuan..., Rizki Ramadhan, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017
37
8) Status Ekonomi dan Demografi
Berdasarkan RISKESDAS 2010, terdapat hubungan antara
tingkat pengeluaran per kapita rumah tangga dengan pemberian
ASI eksklusif di kelompok bayi 0-1 bulan, 2-3 bulan maupun 4-5
bulan. Semakin tinggi tingkat pengeluaran seseorang maka semakin
sedikit presentase pemberian ASI. Menurut RIKESDAS 2010,
Cakupan ASI juga lebih tinggi di daerah pedesaan dibandingkan
daerah perkotaan. Presentase pemberian ASI di daerah perkotaan
pada usia 0-1 bulan sebanyak 41,7% dan semakin menurun pada
bayi berusia 2-3 bulan (34,8%) dan umur 4-5 bulan (26,9%).
9) Kebijakan Nasional dan Internasional
Pemerintah Indonesia telah mengeluarkan Peraturan
pemerintah Nomor 33 tahun 2012 tentang pemberian ASI eksklusif.
Peraturan ini bertujuan untuk menjamin pemenuhan hak bayi
mendapatkan ASI ekklusif sejak dilahrkan hingga berusia 6 bulan
dan untuk meningkatkan peran dan dukungan keluarga,
masyarakat, pemerintah daerah dan pemerintah terhadap pemberian
ASI eksklusif. Secara international WHO telah mengeluarkan
International Code of Marketing of Breastmilk Subtitudes pada
tahun 1981 yang mengatur mengenai penggunaan makanan
pengganti ASI.
Hubungan Tingkat Pengetahuan..., Rizki Ramadhan, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017
38
10) Dukungan Keluarga
Undang-Undang No. 52 tahun 2009 tentang perkembangan
kependudukan dan pembangunan keluarga menyatakan bahwa
keluarga adalah unit terkecil dalam masyarakat yang terdiri dari
suami istri, atau suami, istri dan anaknya, atau ayah dan anaknya,
atau ibu dan anaknya. Dukungan keluarga merupakan salah satu
unsur penting menyukseskan ASI eksklusif. Dukungan keluarga
akan menambah rasa percaya diri dan meningkatkan motivasi.
Interaksi positif dengan keluarga akan menghasilkan kasih sayang
dan dukungan moril.
Hasil penelitian Abdul (2010) membuktikan bahwa dukungan
keluarga berpengaruh terhadap pemberian ASI eksklusif oleh ibu.
Senada dengan hal tersebut, penelitian Simbolon (2011) juga
menguatkan bukti bahwa dukungan keluarga berpengaruh terhadap
pemberian ASI eksklusif. Dukungan keluarga, terbukti berpengaruh
secara emosional. Dukungan merupakan bagian dari membangun
kepercayaan. Selain meningkatkan kepercayaan diri, dukungan
jugameningkatkan kepercayaan atas hubungan diantara pasangan.
11) Dukungan suami
Dukungan suami merupakan faktor penting terhadap
keberhasilan ASI eksklusif. Dukungan suami dibutuhkan mulai dari
hamil sampai menyusi. Kepercayaan suami aka keberhasilan ibu
dalam menyusui serta kemampuan suami memberikan informasi
Hubungan Tingkat Pengetahuan..., Rizki Ramadhan, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017
39
mengenai ASI dapat menghilangkan kendala yang ada dan merubah
keadaan psikologis ibu. Keadaan psikologis ibu berpengaruh besar
terhadap keberhasilan ibu menyusui secara eksklusif (NMAA,
2011).
Penelitian yang dilakukan oleh Yuliandarin (2009)
menyatakan bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara
dukungan suami dengan pemberian ASI eksklusif. Ibu yang
mendapat dukungan suami yang baik berpeluang 12,98 kali lebih
besar memberikan ASI eksklusif dibandingkan ibu yang memiliki
dukungan suami yang rendah.
12) Dukungan Keluarga Ibu
Penelitian yang dilakukan Dykes (2008) di North West of
England menyatakan bahwa terdapat dukungan keluarga ibu
berpengaruh positif terhadap perilaku pemberian ASI eksklusif. Ibu
membutuhkan dukungan emosional, informasi dan bantuan dari
keluarganya. Senada dengan hal tersebut, penelitian yang dilakukan
oleh Ingram (2004) di South Bristol United Kingdom menyatakan
bahwa dukungan keluarga ibu penting untuk mendukung
pemberian ASI eksklusif. Keluarga ibu berperan dalam pemberian
informasi dan bantuan praktis dalam menyusui.
13) Dukungan Mertua
Berdasarkan penelitian yang dilakukan Ida (2012) di
Kelurahan Kemiri Muka, Depok, terdapat hubungan yang
Hubungan Tingkat Pengetahuan..., Rizki Ramadhan, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017
40
bermakna antara dukungan keluarga ibu dan mertua dengan
pemberian ASI eksklusif. Penelitian yang dilakukan oleh Ingram
(2004) dengan metode kualitatif berupa focus group discussion dan
wawancara dengan 10 orang mertua di South Bristol United
Kingdom menyatakan bahwa dukungan mertua berhubungan
dengan pemberian ASI eksklusif.
14) Pelayanan Kesehatan
Dukungan dari pelayanan kesehatan diperlukan untuk
mendukung ibu memberikan ASI eksklusif. Dukungan dari
pelayanan kesehatan berupa informasi mengenai menyusui selama
kehamilan dan setelah bayi lahir. Pemerintah telah mengeluarkan
“Sepuluh Langkah Menuju Keberhasilan Menyusui” dalam
Kepmenkes RI No. 450 tahun 2004 tentang Pemberian Air Susu
Ibu secara sksklusif pada Bayi di Indonesia.
3. Manajemen Laktasi
a. Defenisi Manajemen Laktasi
Manajemen Laktasi adalah merupakan segala daya upaya yang
dilakukan untuk membantu ibu mencapai keberhasilan dalam menyusui
bayinya. Usaha ini dilakukan terhadap dalam tiga tahap, yakni pada masa
kehamilan (antenatal), sewaktu ibu dalam persalinan sampai keluar
rumah sakit (perinatal), dan masa menyusui selanjutnya sampai anak
berumur 2 tahun (postnatal) (Suririnah, 2009).
Hubungan Tingkat Pengetahuan..., Rizki Ramadhan, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017
41
Manajemen Laktasi adalah tata laksana yang dipelukan untuk
menunjang keberhasilan menyusui. Dalam pelaksanaanya terutama
dimulai pada masa kehamilan, segera setelah persalinan dan pada masa
menyusui selanjutnya (Direktorat Gizi Masyarakat, 2005). Manajemen
Laktasi adalah upaya – upaya yang dilakukan untuk menunjang
keberhasilan menyusui (Siregar, 2009).
Laktasi adalah keseluruhan proses menyusui mulai dari ASI
diproduksi sampai proses bayi menghisap dan menelan ASI. Laktasi
merupakan bagian integral dari siklus reproduksi mamalia termasuk
manusia (Direktorat Gizi Masyarakat, 2005). Laktasi adalah produksi dan
pengeluaran ASI, dimana calon ibu ibu harus sudah siap baik secara
psikologis dan fisik. Jika laktasi baik maka bayi cukup sehat menyusu.
Produksi ASI disesuaikan dengan kebutuhan bayi, volume ASI 500 – 800
ml/hari (3000 ml/hari) (Rukiyah, 2011).
Ruang Lingkup manajemen laktasi adalah periode postnatal, antara
lain ASI eksklusif, teknik menyusui, memeras ASI, memberikan ASI
peras, menyimpan ASI peras, pemenuhan gizi selama periode menyusui
(Maryunani, 2012). Semua tahapan pada manajemen laktasi adalah
penting dan berperan untuk keberhasilan ASI eksklusif, sehingga semua
tahap harus dipersiapkan dengan baik supaya ASI eksklusif berjalan
dengan sukses adalah motivasi bidan, konseling dan perawatan payudara.
Hubungan Tingkat Pengetahuan..., Rizki Ramadhan, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017
42
b. Fisiologi Laktasi
Amosuat et.al (2011) mengungkapkan bahwa menyusui merupakan
cara terbaik dalam menyediakan makananideal untuk perkembangan dan
pertumbuhan bayi sehat. Dengan menyusukan lebih dini terjadi
perangsangan puting susu, terbentuklah prolaktin dan hipofisis. Sehingga
sekresi ASI semakin lancar. Pada ibu ada 2 macam refleks yang
menentukan keberhasilan dalam menyusui. Refleks tersebut adalah reflek
prolaktin dan reflek aliran (let down reflek) (Perinasia, 2009).
Kemampuan laktasi setiap ibu berbeda-beda. Sebagian mempunyai
kemampuan yang lebih besar dibandingkan dengan yang lain. Dari segi
fisiologi, kemampuan laktasi berhubungan dengan makanan, faktor
endokrin dan faktor fisiologi (Marmi, 2012).
Pada masa hamil terjadi perubahan payudara, terutama mengenai
besarnya. Hal ini disebabkan oleh berkembangnya kelenjar payudara
proliferasi sel-sel duktus laktiferus dan sel-sel kelenjar pembuatan air
susu ibu. Proses proliferasi dipengaruhi oleh hormone yang dihasilkan
plasenta, yaitu laktogen, prolaktin, kariogonadotropin, estrogen dan
progesteron. Selain itu, perubahan tersebut disebabkan bertambah
lancarnya peredaran darah pada payudara. Pada kehamilan lima bulan
atau lebih, kadang-kadang dari ujung puting keluar cairan yang disebut
kolostrum. Sekresi (keluarnya) cairan tersebut karena pengaruh hormon
laktogen dari plasenta dan hormon prolaktin dari hipofise. Keadaan
tersebut adalah normal, meskipun cairan yang dihasilkan tidak berlebihan
Hubungan Tingkat Pengetahuan..., Rizki Ramadhan, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017
43
sebab meskipun kadar prolaktin cukup tinggi, pengeluaran air susu juga
dihambat oleh hormon estrogen. Setelah persalinan kadar estrogen dan
progesteron menurun dengan lepasnya plasenta, sedangkan prolaktin
tetap tinggi sehingga tidak ada lagi hambatan terhadap prolaktin dan
estrogen. Oleh karena itu, airsusu ibu segera keluar. Biasanya,
pengeluaran air susu dimulai pada hari kedua dan ketiga setelah
kelahiran. Setelah persalinan, segera susukan bayi karena akan memacu
lepasnya prolaktin dari hipofise sehingga pengeluaran air susu bertambah
lancar (Marmi, 2012).
Reflek-reflek yang sangat penting dalam proses laktasi sebagai
berikut:
1) Reflek Prolaktin
Sewaktu bayi menyusu, ujung saraf peraba yang terdapat pada puting
susu terangsang, rangsangan tersebut dibawa ke hipotalamus oleh
serabut afferent, kemudian dilanjutkan ke bagian depan kelenjar
hipofise yang memacu pengeluaran hormon prolaktin ke dalam darah.
Melalui sirkulasi prolaktin memacu sel kelenjar memproduksi air
susu.
2) Reflek Aliran (let down reflek)
Rangsangan yang ditimbulkan bayi saat menyusu diantar sampai
bagian belakang kelenjar hipofise yang akan melepaskan hormone
oksitosin masuk ke dalam aliran darah. Oksitosin akan memacu otot-
otot polos yang mengelilingi alveoli dan duktus berkontraksi sehingga
Hubungan Tingkat Pengetahuan..., Rizki Ramadhan, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017
44
memeras air susu dari alveoli, duktus dan sinus menuju puting susu.
3) Reflek Menangkap (Rooting Reflek)
Jika disentuh pipinya, bayi akan menoleh ke arah sentuhan.
4) Reflek Menghisap
Reflek menghisap pada bayi akan timbul jika puting merangsang
langit-langit.
5) Reflek Menelan
Air susu yang penuh dalam mulut bayi akan ditelan sebagai
pernyataan reflek menelan dari bayi. Pada saat bayi menyusu, akan
terjadi peregangan puting susu dan areola untuk mengisi rongga mulut
(Marmi, 2012).
c. Upaya Memperbanyak AS
Menurut Marmi (2012), upaya tindakan yang dapat memperbanyak
ASI yaitu, sebagai berikut:
1) Bimbingan prenatal.
2) Perawatan payudara dan puting susu sedini mungkin dimulai sejak
kehamilan trimester III.
3) Menyusui sedini mungkin segera setelah melahirkan.
4) Menyusui secara on demand yaitu menyusui sesering mungkin
sesuai dengan kehendak bayi tanpa dijadwal.
5) Menyusui dengan posisi yang benar.
6) Memberikan ASI eksklusif.
7) Pemberian gizi pada ibu hamil dengan baik dan seimbang konsumsi
Hubungan Tingkat Pengetahuan..., Rizki Ramadhan, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017
45
nutrisi lengkap dengan cukup kalori dan cukup air
8) Dukungan pada ibu secara psikologis dari suami, keluarga dan bidan.
9) Sikap pelayanan, pengetahuan dan kesiapan petugas.
10) Saat menyusui, sebaiknya ibu berada di lingkungan yang tenang.
11) Pelayanan pascanatal.
12) Setiap menyusui, gunakanlah kedua payudara secara bergantian
tetapi diusahakan satu payudara sampai habis, lalu pindah ke
payudara yang lainnya.
d. Cara Menyusui yang Benar
Menurut Marmi (2012), cara menyusui yang benar adalah sebagai
berikut:
1) Posisi madona atau menggendong
Bayi berbaring menghadap ibu, leher dan punggung atas bayi
diletakkan pada lengan bawah lateral payudara. Ibu menggunakan
tangan lainnya untuk memegang payudara jika diperlukan.
2) Posisi football atau mengepit
Bayi berbaring atau punggung melingkar antara lengan dan samping
dada ibu. Lengan bawah dan tangan ibu menyangga bayi dan mungkin
menggunakan tangan sebelahnya untuk memegang payudara jika
diperlukan.
3) Posisi berbaring miring
Ibu dan bayi berbaring miring saling berhadapan. Posisi ini
merupakan posisi yang paling aman bagi ibu yang mengalami
Hubungan Tingkat Pengetahuan..., Rizki Ramadhan, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017
46
penyembuhan dari proses persalinan melalui pembedahan
e. Tata Laksana Menyusui yang Benar
Menurut Marmi (2012), tahap dan tata laksana menyusui yang
benar adalah sebagai berikut:
1) Posisi badan ibu dan badan bayi
a) Ibu harus duduk atau berbaring dengan santai.
b) Pegang bayi pada belakang bahunya, tidak pada dasar kepala.
c) Putar seluruh badan bayi sehingga menghadap ke ibu.
d) Rapatkan dada bayi dengan dada ibu atau bagian bawah payudara
ibu.
e) Tempelkan dagu bayi pada payudara ibu.
f) Dengan posisi ini maka telinga bayi akan berada dalam satu garis
dengan leher dan lengan bayi.
g) Jauhkan hidung bayi dari payudara ibu dengan cara menekan pantat
bayi dengan lengan ibu bagian dalam.
2) Posisi mulut bayi dan puting susu ibu
a) Keluarkan ASI sedikit oleskan pada puting dan areola.
b) Pegang payudara dengan pegangan seperti membentuk huruf C
yaitu payudara dipegang dengan ibu jari dibagian atas dan jari yang
lain menopang dibawah atau dengan pegangan seperti gunting
(puting susu dan areola dijepit oleh jari telunjuk dan jari tengah
seperti gunting) dibelakang areola
c) Sentuh pipi atau bibir bayi untuk merangsang rooting reflek (reflek
Hubungan Tingkat Pengetahuan..., Rizki Ramadhan, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017
47
menghisap).
d) Tunggu sampai mulut bayi terbuka lebar dan lidah menjulur
kebawah.
e) Dengan cepat dekatkan bayi ke payudara ibu dengan menekan bahu
belakang bayi bukan belakang kepala.
f) Posisikan puting susu di atas bibir atas bayi dan berhadap-hadapan
dengan hidung bayi.
g) Kemudian arahkan puting susu keatas menyusuri langit-langit
mulut bayi.
h) Usahakan sebagian besar areola masuk ke mulut bayi, sehingga
puting susu berada diantara pertemuan langit-langit yang keras
(palatum durum) dan langit-langit yang lunak (palatum molle).
i) Lidah bayi akan menekan dinding bawah payudara dengan gerakan
memerah sehingga ASI akan keluar.
j) Setelah bayi menyusu atau menghisap payudara dengan baik,
payudara tidak perlu dipegang atau disangga lagi.
k) Beberapa ibu sering meletakan jarinya pada payudara dengan
hidung bayi dengan maksud untuk memudahkan bayi bernafas. Hal
ini tidak perlu karena hidung bayi telah dijauhkan dari payudara
dengan cara menekan pantat bayi dengan lengan ibu.
l) Dianjurkan tangan ibu yang bebas untuk mengelus-elus bayi.
Hubungan Tingkat Pengetahuan..., Rizki Ramadhan, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017
48
f. Cara Memerah ASI
Mensah (2011) dalam risetnya mengungkapkan banyak ibu yang
kembali bekerja setelah melahirkan dan mereka harus meninggalkan bayi
mereka di rumah. Mereka tidak dapat menyusui bayinya dengan baik
seperti yang dipersyaratkan oleh WHO karena kurangnya fasilitas tempat
kerja. Dalam hal ini bekerja bukan alasan untuk menghentikan pemberian
ASI secara eksklusifselama paling sedikit 4 bulan. Dan ibu bakerja di
anjurkan memberikan ASI perah kepada bayinya selama ditinggal ibu
bekerja. Manfaat dari pemberian ASI menurut Roesli (2010) selain bayi
tetap memperolah ASI saat ibunya bekerja juga dapat menghilangkan
bendungan ASI, menghilangkan rembesan ASI, juga menjaga
kelangsungan persediaan ASI saat ibu sakit atau bayi sakit.
Menurut Bobak (2009) cara memerah ASI dengan tangan adalah
sebagai berikut:
1) Cuci tangan sampai bersih, pegang cangkir bersih untuk menampung
ASI.
2) Condongkan badan ke depan dan sanggah payudara dengan tangan.
3) Mulai dari letakkan jari di atas areola dan jari – jari lain di bawahnya.
4) Peras ASI dengan menekan payudara sambil ibu jari dan jari-jari lain
mengurut ke arah depan.
5) Ulangi gerakan tekan, pijat dan lepas beberapa kali dengan gerakan
berirama sampai ASI mulai mengalir keluar.
6) Jangan menarik atau memijat puting susu, karena tidak akan
Hubungan Tingkat Pengetahuan..., Rizki Ramadhan, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017
49
mengeluarkan ASI dan akan menyebabkan sakit.
4. Hubungan Pengetahuan Tentang Manajemen Laktasi dengan
Keberhasilan Pemberian ASI Eksklusif
Menurut Notoadmodjo (2007), pengetahuan merupakan domain yang
sangat penting untuk terbentuknya perilaku seseorang. Pengetahuan ibu
yang memadai mengenai ASI eksklusif akan mempengaruhi dan memotivasi
ibu untuk memberikan ASI eksklusif. Ibu yang berpengetahuan baik
mengetahui lama pemberian ASI tanpa makanan apapun, manfaat
pemberian ASI, hal yang mempengaruhi volume ASI, zat gizi yang
terkandung dalam ASI, pengetahuan mengenai kolostrum, frekuensi
menyusui dan tanda bayi cukup ASI.
Hal ini sesuai dengan penelitian di Wilayah Puskesmas Kotabaru
Bekasi Barat yang menunjukkan adanya hubungan bermakna antara
pengetahuan dengan pemberian ASI esklkusif. Ibu yang memiliki
pengetahuan baik akan memberikan ASI eksklusif 5,47 kali dibandingkan
ibu yang berpengetahuan kurang (Yuliandarin, 2009). Senada dengan hal
tersebut, penelitian di Puskesmas Garuda Kota Pekanbaru yang dilakukan
oleh Husna (2006) mengatakan bahwa 46,9% ibu yang berpengetahuan baik
memberikan ASI eksklusif kepada bayinya. Senada dengan hal tersebut,
penelitian yang dilakukan Chezem (2012) menunjukkan adanya hubungan
antara pengetahuan ibu dengan pemberian ASI. Pengetahuan yang tinggi
meningkatkan lama menyusui sampai 3 bulan sebanyak 6,5 kali dan sampai
dengan 6 bulan sebanyak 1,97 kali.
Hubungan Tingkat Pengetahuan..., Rizki Ramadhan, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017
50
Berbeda dengan hal tersebut, penelitian yang dilakukan Utaminingrum
(2010) di Kelurahan Muktiharjo dengan jumlah responden 62 ibu yang
memiliki bayi berusia 6-12 bulan menunjukkan bahwa tidak terbukti adanya
hubungan antara pengetahuan ibu dengan pemberian ASI eksklusif.
Penelitian yang dilakukan Setiawati (2013) di daerah Semarang dengan 117
responden menyatakan bahwa tidak terdapat hubungan antara tingkat
pengetahuan ibu dengan pemberian ASI eksklusif (p-value= 0,43).
Pengetahuan merupakan faktor penting dalam membentuk tindakan
seseorang (overt behavior) yang berasal dari hasil tahu dan terjadi setelah
orang melakukan penginderaan. Pengetahuan diperoleh dari pengalaman
sendiri atau orang lain (Notoadmodjo, 2007). Pemberian ASI eksklusif dapat
berhasil salah satunya karena pengetahuan responden mengenai manfaat dan
pentingnya memberikan ASI saja pada bayi selama 6 bulan
Hubungan Tingkat Pengetahuan..., Rizki Ramadhan, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017
51
B. Kerangka Teori
Kerangka teori adalah kesimpulan dari tinjauan pustaka yang berisi
tentang yang dipergunakan atau berhubungan dengan penelitian yang akan
dilaksanakan (Suparyanto, 2009). Kerangka teori dalam penelitian ini adalah:
Gambar 2.1 Kerangka Teori
Sumber : Notoatmodjo (2007), Proverawati (2010), Weni (2011), Prasetyomo
(2009)
Pengetahuan
Pemberian ASI Eksklusif
Masalah Pemberian ASI
Eksklusif:
1. Puting susu nyeri
2. Puting susu lecet
3. Pembengkakan payudara
4. Mastitis/abses payudara
5. After pains
6. Salah informasi
7. Puting payudara datar
8. Masalah pada bayi.
Faktor yang mempengaruhi
pemberian ASI:
Faktor Predisposisi:
1. Pengetahuan
2. Usia
3. Pekerjaan
4. Pendidikan
5. Demografi
6. Kesehatan ibu dan anak
Faktor Pendukung :
1. Promosi Susu Formula
2. Manajemen Laktasi
Faktor Pendorong :
1. Dukungan petugas kesehatan
2. Dukungan Keluarga
Manajemen Laktasi
Faktor yang mempengaruhi
pengetahuan manajemen laktasi
1. Umur
2. Tingkat Pendidikan
3. Pekerjaan
4. Sumber Informasi
5. Pengalaman
Hubungan Tingkat Pengetahuan..., Rizki Ramadhan, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017
52
C. Kerangka Konsep
Kerangka konsep/kerangka berfikir merupakan dasar pemikiran pada
penelitian yang dirumuskan dari fakta-fakta, observasi dan tinjauan pustaka
atau uraian dalam kerangka konsep menjelaskan hubungan dan keterkaitan
antar variabel peneliti (Saryono, 2010).
Variabel bebas (Independent) Variabel Terikat (Dependent)
Gambar 2.2 Kerangka Konsep
D. Hipotesis
Hipotesis dalam suatu penelitian berarti jawaban sementara penelitian,
patokan duga, atau dalil sementara, yang kebenarannya akan dibuktikan dalam
penelitian tersebut. Setelah melalui pembuktian, maka hipotesis dapat benar
atau salah, bisa diterima bisa ditolak (Notoatmodjo, 2010). Adapun hipotesis
dalam penelitian ini adalah ada hubungan tingkat pengetahuan tentang
manajemen laktasi dengan keberhasilan pemberian ASI eksklusif di Kecamatan
Kemangkon Kabupaten Purbalingga.
Keberhasilan Pemberian ASI
Eksklusif
Tingkat Pengetahuan
Tentang Manajemen Laktasi
Hubungan Tingkat Pengetahuan..., Rizki Ramadhan, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017