bab ii tinjauan pustaka a. konsep dasar teori pengetahuanrepository.ump.ac.id/9126/2/putri dian...
TRANSCRIPT
8
Pengetahuan Pasien Tentang..., Putri Dian Purnama, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2019
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Konsep Dasar Teori Pengetahuan
1. Pengertian
Pengetahuan merupakan hasil dari tahu yang terjadi setelah
melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu (Notoatmodjo,
2003). Penginderaan terjadi melalui panca indera manusia, yakni indera
penglihatan,pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Sebagian besar
pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga.
Pengetahuan (Knowledge) adalah hasil tahu dari manusia terdiri dari
sejumlah fakta dan teori yang memungkinkan seseorang untuk memecahkan
masalah yang dihadapinya (Notoatmodjo, 2003). Pengetahuan merupakan
domain yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang.
Apabila perilaku didasari pengetahuan dan kesadaran, maka perilaku
bersifat langgeng (Notoatmodjo,2003).
Yusra (2012) menambahkan bahwa pendidikan dan pengetahuan
yang dimiliki akan memberikan kecenderungan terhadap pengontrolan gula
guna mencegah komplikasi.
Notoatmodjo, (2005) mengatakan bahwa salah satu faktor yang
dapat mempengaruhi pengetahuan adalah informasi. Informasi mengenai
DM dapat diperoleh melalui edukasi DM. Dan edukasi DM termasuk
kedalam salah satu dari empat pilar penatalaksanaan DM (Waspadji, 2007).
9 Pengetahuan Pasien Tentang..., Putri Dian Purnama, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2019
2. Tingkat pengetahuan
Tingkat pengetahuan seseorang secara rinci dibagi menjadi enam tingkatan
(Notoatmodjo, 2003) :
a) Tahu (Know)
Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari
sebelumnya. Termassuk kedalam tingkat pengetahuan ini adalah
mengingat kembali (Recall) sesuatu yang spesifik dari seluruh bahan
yang dipelajari atau rangsangaan yang diterima. Oleh sebab itu tahu ini
adalah tigkat pengetahuan yang paling rendah (Notoatmodjo,2005).
b) Memahami (comprehension)
Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan
secara benar tentang objek yangdiketahui, dan dapat
menginterpretasikan materi tersebut secara benar (Notoatmodjo,2005).
c) Analisis (analysis)
Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu
objek ke dalam komponen-komponen,tetapi masih dalam satu struktur
organisasi, dan masih ada kaitannya satu sama lain.
d) Sintesis (synthesis)
Menunjuk kepada suatu kemampuan untuk meletakkan atau
mengubungkan bagian-bagian didalamsuatu bentuk keseluruhan yang
baru. Dengan kata lain sintesis adalah suatu kemampuan untuk
menyusun formulasi baru dari formulasi yang ada.
10 Pengetahuan Pasien Tentang..., Putri Dian Purnama, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2019
e) Evaluasi (evaluation)
Berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi atau
penilaian terhadap suatu materi atau objek. Penilaian-penilaian itu
didasarkan pada suatu kriteria yang ditentukan sendiri,atau
menggunakan kriteria-kriteria yang telah ada.
3. Faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan
Menurut (Notoatmodjo,2003) ada beberapa faktor yang mempengaruhi
pengetahuan, yaitu :
a) Umur
Makin tua umur seseorang maka proses-proses perkembangan
mentalnya bertambah baik, akan tetapi pada umur
tertentu,bertambahnya proses perkembangan mental ini tidak secepat
seperti ketika berumur belasan tahun. Daya ingat seseorang itusalah
satunya dipengaruhi oleh umur. Maka dapat disimpulkan bahwa
bertambahnya umur seseorang dapat berpengaruh pada pertambahan
pengetahuan yang diperolehnya.
b) Intelegensi
Intelegensi diartikan sebagai suatu kemampuan untuk belajar dan
berfikir abstrak guna menyesuaikan diri secara mntal dalam situasi
baru. Intelegensi merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi hasil
dari proses belajar.
11 Pengetahuan Pasien Tentang..., Putri Dian Purnama, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2019
c) Lingkungan
Lingkungan merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi
pengetahuan seseorang. Lingkungan memberikan pngaruh pertama
bagi seseorang, dimana seseorang dapat mempelajari hal-hal yang baik
juga hal-hal yang buruk tergantungpada sifat kelompoknya. Dalam
lingkungan seseorang akan memperoleh pengalaman yang akan
berpengaruh pada cara berfikir seseorang.
d) Sosial Budaya
Sosial budaya mempunyai pengaruh pada pengetahuan seseorang.
Seseorang memperoleh suatu kebudayaan dalam hubunganya dengan
orang lain, karena hubungan ini seseorang mengalamisuatuproses
belajar dan memperoleh suatu pengetahuan.
e) Pendidikan
Pendidikan adalah suatu kegiatan atau proses pembelajaran untuk
mengembangkan atau meningkatkan kemampuan tertentu sehingga
sasaran pendidikan itu dapat berdiri sendiri.
f) Informasi
Informasi akan memberikan pengaruh pada pengetahuan seseorang.
Meskipun seseorang memiliki pendidikan yang rendah tetapi jika ia
mendapatkan informasi yang baik dari berbagai media misalnya TV,
radio atau surat kabar maka hal itu akan dapat meningkatkan
pengetahuan seseorang.
12 Pengetahuan Pasien Tentang..., Putri Dian Purnama, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2019
g) Pengalaman
Pengalaman merupakan guru yang terbaik, pengalaman merupakan
sumber pengetahuan. Oleh sebab itu pengalaman pribadipun dapat
dijadikan sebagai upaya untuk memperoleh pengetahuan. Hal ini
dilakukan dengan cara mengulang kembalipengalaman yang diperoleh
dalam memecahkan permasalahan yang dihadapi pada masalalu.
4. Pengukuran Pengetahuan
Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan cara wawancara atau
angket yang menanyakan tentang isi materi yang ingin diukur dari subjek
penelitian atau responden. Pengetahuan yang ingin diukur atau diketahui
dapat disesuaikan dengan tingkat-tingkat tersebut diatas (Wawan & Dewi,
2010). Cara mengukur tingkat pengetahuan dengan memberikan
pertanyaan-pertanyaan, kemudian dilakukan penilaian nilai 1 untuk jawaban
benar dan nilai untuk jawaban salah. Kemudian digolongkan menjadi 3
kategori yaitu baik, sedang, kurang.dikatakan baik (>80%),cukup (60-80%),
dan kurang (<60%) (Wawan & Dewi, 2010).
B. Konsep Dasar Teori Pendidikan Kesehatan
1. Pengertian
Pendidikan kesehatan adalah upaya meningkatkan kemampuan
masyarakat melalui pembelajaran oleh, untuk dan bersama masyarakat
agar mereka dapat menolong diri mereka sendiri, serta mengembangkan
kegiatan yang bersumber daya masyarakat sesuai dengan kondisi sosial
13 Pengetahuan Pasien Tentang..., Putri Dian Purnama, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2019
budaya setempat dan didukung oleh kebijakan publik yang berwawasan
kesehatan (Depkes RI, 2008).
2. Tujuan Pendidikan Kesehatan
Promosi Kesehatan mempengaruhi 3 faktor penyebab terbentuknya
perilaku tersebut (Notoatmodjo, 2012) :
a) Promosi kesehatan dalam faktor predisposisi
Promosi kesehatan bertujuan untuk mengunggah kesadaran,
memberikan atau meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang
pemeliharaan dan peningkatan kesehatan bagi dirinya sendiri,
keluarga maupun masyarakat
b) Promosi kesehatan dalam faktor enabling (Penguat)
Bentuk promosi kesehatan ini dilakukan agar masyarakat dapat
memberdayakan masyarakat agar mampu mengadakan sarana dan
prasarana kesehatan dengan cara bantuan teknik, memberikan arahan,
dan cara-cara mencari dana untuk pengadaan sarana dan prasarana
c) Promosi kesehatan dalam faktor reinforcing (Pemungkin)
Promosi kesehatan dalaam faktor ini bermaksud untuk mengadakan
pelatihan bagi tokoh agama, tokoh masyarakat, dan petugas kesehatan
sendiri dengan tujuan agar sikap dan perilaku petugas dapat menjadi
teladan, contoh atau acuan bagi masyarakat tentang hidup sehat.
14 Pengetahuan Pasien Tentang..., Putri Dian Purnama, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2019
C. Ulkus Kaki Diabetik
1. Pengertian
Ulkus diabetik merupakan salah satu bentuk dari komplikasi kronik
penyakit diabetes melitus berupa luka terbuka pada permukaan kulit yang
dapat disertai adanya kematian jaringan setempat (Frykberg, 2002). Ulkus
diabetikum diakarakteristikan sebagai luka kronis yang mempunyai waktu
penyembuhan yang lama yang dapat mencapai 12-20 minggu. Luka diabetik
yang tidak sembuh menjadi faktor resiko infeksi dan penyebab utama
dilakukannya amputasi dan kematian (Rahmadiliyani,dkk, 2010: 63-68).
Ulkus diabetik merupakan luka terbuka pada permukaan kuulit
akibat adanya penyumbatan pada pembuluh darah ditungkai dan neuropati
perifer akibat kadar gula darah yang tinggi sehingga klien sering tidak
merasakan adanya luka, luka terbuka dapat berkembang menjadi infeksi
disebabkan oleh bakteri aerob maupun anaerob (Waspadji, 2009).
2. Etiologi
Menurut Suriadi, 2007 penyebab dari luka diabetes antara lain :
a) Diabetik Neuropati
Merupakan salah satu manifestasi dari diabetes melitus yang dapat
menyebabkan terjadinya luka diabetes. Pada kondisi ini, sistem syaraf
yang terlibat adalah syaraf sensori, motorik, dan otonom. Neuropati
perifer pada penyakit diabetes melitus dapat menimbulkan kerusakan
pada serabut motorik, sensoris, dan autonom. Kerusakan serabut
motorik dapat menimbulkan kelemahan otot sensorik, dan autonom.
15 Pengetahuan Pasien Tentang..., Putri Dian Purnama, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2019
Kerusakan serabut sensoris yang terjadi akibat rusaknya serabut mielin
mengakibatkan penurunan sensasi nyeri sehingga memudahkan
tejadinya ulkus kaki. Kerusakan serabut autonom akibat denervasi
simpatik menimbulkan kulit kering (Anhidrosis) dan terbentuknya
fisura kulit dan edema kaki. Kerusakan serabut sensoris, motorik, dan
autonom memudahkan terjadinya Artropati Charcot.
b) Pheripheral Vascular Diseases
Terjadi karena adanya arteriosklerosis dan ateoklerosis. Pada
arteriosklerosis terjadi penurunan elastisitas dinding arteri sedangkan
pada ateoklerosis terjadi akuumulasi “Plaques” pada dinding arteri
berupa kolesterol, lemak, sel-sel otot halus, monosit, pagosit, dan
kalsium. Faktor yang mengkontribusi antara lain perokok, diabetes,
hyperlipidemia, dan hipertensi.
c) Trauma
Penuruna sensai nyeri pada kaki dapat menyebabkan tidak disadarinya
trauma akibat pemaikaian alas kaki. Taruma yang kecil atau trauma
yang berulang, seperti pemaikaian sepatu yang sempit menyebabkan
tekanan yang berkepanjangan dapat menyebabkan ulserasi pada kaki.
d) Infeksi
Infeksi adalah keluhan yang sering terjadi pada pasien diabetes melitus,
infeksi biasanya terdiri dari polimikroba. Hiperglikemia merusak
respon immunologi, hal ini menyebabkan leukosit gagal melawan
16 Pengetahuan Pasien Tentang..., Putri Dian Purnama, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2019
patogen yang masuk, selain itu iskemia menyebabkan penurunan siplai
darah yang menyebabkan anttibiotik juga efektif sampai pada luka.
3. Penilaian Ulkus Kaki Diabetik
Untuk mencegah amputasi kaki dan penyembuhan ulkus berkepanjangan
maka perlu mengetahui akar penyebabnya. Untuk mendapatkan data ulkus
secara menyeluruh yang akan bermanfaat didalam perencanaan
pengobatan, perlu dilakukan penilaian-penilaian ulkus menurut (Van Baal,
2004; Khanolkar dkk, 2008) :
a) Penilaian Neuropati
Riwayat tentang gejala-gejala neuropati, pemeriksaan sensasi tekanan
dengan Semmes-Weinsteint monofilament 10g, pemeriksaan sensasi
vibrasi dengan garpu tala 128 Hz.
b) Penilaian Struktur
Identifikasi kelainan-kelainan struktur atau deformitas seperti
penonjolan tulang di plantar pedis : Claw toes, Flat toe, Hammer toe,
Callus, Halux rigidus, Charcot Foot.
c) Penilaian Vaskuler
Riwayat kaludikasio intermiten, perubahan tropi kulit dan otot,
pemeriksaan pulsasi arteri, ABI, doppler arteri, dilakukan secara
sistematis. Iskemia berat atau kritis, bila ditemukan tanda infeksi, kaki
teraba dingin, pucat, tidak ada palpasi, adanya nekrosis, tekanan darah
ankle <50mmHg (Ankle Brachial Index <0,5) TcPO2 <30 mmHg,
tekanan darah jari <30 mmHg.
17 Pengetahuan Pasien Tentang..., Putri Dian Purnama, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2019
d) Penilaian Ulkus
Pemeriksaan ulkus harus dilakukan dengan cermat, teliti dan sistematis.
4. Klasifikasi Derajat Ulkus Diabetik
Klasifikasi Wagner dikutip dari (Oyibo dkk, 2001) :
a) Grade 0 : Tidak ada ulkus pada penderita kaki resiko tinggi
b) Grade I : Ulkus superfisial terlokalisir
c) Grade II : Ulkus lebih dalam mengenai tendon, ligamen, otot,
sendi, namun belum mengenai tulang tanpa abses.
d) Grade III : Ulkus lebih dalam sudah mengenai tulang sering
komplikasi osteomielisis, abses.
e) Grade IV : Gangren jari kaki atau kaki bagian distal
f) Grade V : Gangren seluruh kaki.
5. Tanda dan Gejala Ulkus diabetik :
a. Sering merasa kesemutan pada daerah kaki
b. Nyeri pada kaki saat istirahat
c. Sensasi rasa berkurang (seperti mati rasa)
d. Kaki terasa dingin saat diraba
e. Kuku kaki menjadi menebal
f. Kulit kaki menjadi kering dan pecah-pecah
6. Faktor yang meningkatkan terjadinya ulkus diabetik :
a. Usia
b. Jenis kelamin (Laki-laki lebih beresiko terkenan ulkus kaki diabetik
dibandingkan wanita)
18 Pengetahuan Pasien Tentang..., Putri Dian Purnama, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2019
c. Lama menderita DM (Berkaitan dengan kadar gula darah yang kurang
terkontrol dalam waktu yang lama)
d. Kegemukan/Obesitas
e. Pernah menderita ulkus kaki diabetik sebelumnya
f. Pemilihan alas kaki yang tidak tepat
D. Pencegahan Ulkus Diabetik
Menurut Misnadiarly (2006) menjelaskan tentang beberapa cara yang dapat
dilakukan untuk mencegah ulkus kaki diabetik, antara lain :
a. Senam kaki diabetik, yang bertujuan untuk mencegah neuropati :
a) Duduk secara benar diatas kursi dengan meletakkan kaki dilantai
b) Kemudian jari-jari kaki diluruskan keatas lalu dibengkokan kembali
kebawah sebanyak 10 kali
c) Angkat telapak kaki keatas, jari-jari kaki diletakkan dilantai kemudian
tumit diangkat ke atas sebanyak 10 kali
d) Kemudian bagian depan kaki di angkat keatas buat putaran 360º
lakukan sebanyak 10 kali
e) Kemudian tumit kaki diangkat keatas dan lakukan gerakan memutar
sebanyak 10 kali
f) Kaki diangkat keatas dengan posisi lurus, dan buat putaran 360º
lakukan sebnayak 10 kali
g) Lutut di luruskan kemudian dibengkokkan lagi ke bawah sebanyak 10
kali
19 Pengetahuan Pasien Tentang..., Putri Dian Purnama, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2019
b. Pencegahan umum :
1. Olahraga teratur dan menjaga berat badan
2. Hindari merokok
3. Periksakan gula darah secara rutin
4. Hindari pemakaian obat yang bersifat vasokontruktor seperti orgat,
adrenalin, ataupun nikotin
5. Periksakan diri secara rutin ke dokter dan periksakan kaki setiap kali
kontrol walaupun ulkus/gangren telah sembuh
c. Perawatan kaki merupakan hal yang paling penting untuk pencegahan
terjadinya ulkus (Begum et al, 2010) :
1. Periksa kaki dan celah kaki setiap hari untuk mengetahui ada atau
tidaknya kalus (pengerasan), bula ( gelembung), luka dan lecet pada
kaki
2. Bersihkan dan cuci kaki setiap hari, lalu keringkan dengan handuk
terutama pada selah jari. Untuk kulit kaki yang kering gunakan cream
khusus tapi hindari penggunaan pada jari kaki
3. Potong kuku secara hati-hati dan jangan terlalu dalam
4. Pakailah kaos kaki yang pas bila kaki terasa dingin dan ganti kaos kaki
setiap hari
5. Gunakan alas kaki jika melakukan aktivitas dan cek terlebih dahulu
bagian dalam sepatu sebelum memakainya.
6. Hindari trauma berulang
20 Pengetahuan Pasien Tentang..., Putri Dian Purnama, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2019
E. Konsep Teori Diabetes Mellitus
1. Pengertian
Diabetes melitus adalah gangguan metabolisme karbohidrat, protein,
dan lemak yang ditandai oleh hiperglikemia. Hiperglikemia terjadi akibat
kekurangan insulin atau menurunnya kerja insulin (American Assosiation of
Diabetes Ed, 2009).
Diabetes Mellitus dapat diartikan individu yang mengalirkan volume
cairan urine yang banyak dengan kadar gula darah tinggi. Diabetes Mellitus
(DM) merupakan salah satu penyakit degeneratif, yaitu penyakit akibat
fungsi atau struktur dari jaringan atau organ tubuh yang secara progresif
menurun dari waktu ke waktu karena usia atau gaya hidup stres (Gevena,
2006).
Diabetes Mellitus merupakan suatu kelompok penyakit metabolik
dengan karakteristik hiperglikemia atau penyakit yang ditandai dengan
kadar glukosa darah yang melebihi normal. Hiperglikemia terjadi karena
kelainan sekresi insulin, kerja insulin atau kedua-duanya. Tingkat kadar
glukosa darah menentukan apakah seseorang penderita diabetes mellitus
atau tidak (Dyah Purnamasari, 2014).
2. Klasifikasi Diabetes Melitus
Menurut American Diabetes Association 2010, klasifikasi diabetes
mellitus meliputi empat klinis:
a. Diabetes Melitus tipe 1 dari kehancuran sel ß pankreas, biasanya
menyebabkan defisiensi insulin yang absolut.
21 Pengetahuan Pasien Tentang..., Putri Dian Purnama, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2019
b. Diabetes Melitus tipe 2 hasil dari gangguan sekresi insulin yang progresif
yang menjadi latar belakang terjadinya retensi insulin.
c. Diabetes tipe lain, misalnya : gangguan genetik pada fungsi sel ß,
gangguan genetik pada kerja insulin, penyakit eksokrin pankreas dan
yang dipicu oleh obat atau bahan kimia (seperti dalam pengobatan
HIV/AIDS atau setelah transplantasi organ).
d. Diabetes Mellitus gestasional merupakan diabetes yang berhubungan
dengan kehamilan.
3. Etiologi
Menurut Wijayakusuma (2004), penyakit DM dapat disebabkan oleh
beberapa hal, yaitu :
a. Pola makanan
Pola makan secara berlebihan dan melebihi jumlah kadar kalori yang
dibutuhkan oleh tubuh dapat memacu timbulnya Diabetes Melitus. Hal
ini disebabkan jumlah atau kadar insulin oleh sel pankreas mempunyai
kapasitas maksimum untuk disekresikan.
b. Obesitas
Orang yang gemuk dengan berat badan yang melebihi 90 kg mempunyai
kecenderungan lebih besar untuk terserang Diabetes Melitus
dibandingkan dengan orang yang tidak gemuk.
22 Pengetahuan Pasien Tentang..., Putri Dian Purnama, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2019
c. Faktor genetik
Seorang anak dapat diwarisi gen penyebab Diabetes Melitus dari orang
tua. Biasanya, seorang yang menderita DM mempunyai anggota keluarga
yang terkena juga.
d. Bahan-bahan kimia dan obat-obatan
Bahan kimiawi tertentu dapat mengiritasi pankreas yang menyebabkan
radang pankreas. Peradangan pada pankreas dapat menyebabkan
pankreas tidak berfungsi secara optimal dalam mensekresikan hormon
yang diperlukan untuk metabolisme dalam tubuh, termasuk hormon
insulin.
4. Tanda dan Gejala
Menurut Waspadji (2005), DM mempunyai gambaran klinis yang bervariasi
yang tidak bergejala sama sekali dan baru diketahui pada saat pemeriksaan
general check up sampai yang mempunyai gejala spesifik DM, menurut
Subekti (2011) gejala diabetes melitus tpe II dibedakan menjadi 2 gejala
yaitu gejala akut dan gejala kronis.
A. Gejala akut diabetes melitus antara lain :
1. Polidipsi
Peningkatan rasa haus sering dialami oleh penderita DM karena
banyaknya cairan yang keluar melalui sekresi urine lalu akan berakibat
pada terjadinya dehidrasi inrasel sehingga merangsang pengeluaran
ADH (Antidiuretik Hormone) dan menimbulkan rasa haus.
23 Pengetahuan Pasien Tentang..., Putri Dian Purnama, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2019
2. Poliuria
Kadar glukosa darah yang tinggi akan menyebabkan penderita diabetes
melitus lebih banyak mengeluarkan urine, terutama pada malam hari.
3. Polifagia
Kalori yang dihasilkan dari makanan setelah di metabolisasikan
menjadi glukosa dalam darah dan tidak seluruhnya dapat dimanfaatkan
sehingga penderita selalu merasakan lapar.
B. Gejala Kronis diabetes melitus yaitu :
1. Sering mengalami kesemutan
2. Kulit terasa panas atau seperti tertusuk-tusuk jarum
3. Sering mengalami kram
4. Cepat merasa lelah dan mudah mengantuk
5. Pandangan mulai kabur
6. Rasa gatal pada area kemaluan, terutama pada wanita
7. Menurunnya kemampuan seksual, atau bahkan impoten
8. Gigi mudah goyah dan mudah lepas
9. Keguguran atau kematian janin dalam kandungan pada ibu hamil atau
melahirkan dengan berat badan bayi >4 kg.
4. Patofisiologi
Diabetes melitus merupakan penyakit dengan gangguan metabolisme
karbohidrat, protein dan lemak karena insulin tidak dapat bekerja secara
optimal, jumlah insulin yang tidak memenuhi kebutuhan atau keduanya.
Gangguan metabolisme tersebut dapat terjadi karena 3 hal yaitu, karena
24 Pengetahuan Pasien Tentang..., Putri Dian Purnama, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2019
kerusakan sel-sel beta pankreas karena pengaruh dari luar, seperti zat kimia,
virus dak bakteri. Penyebab yang kedua adalah penurunan reseptor glukosa
pada kelenjar pankreas dan yang ketiga karena kerusakan reseptor insulin
dijaringan perifer (Fatimah, 2015).
Pada Diabetes Melitus tipe 1 kelainan terletak pada sel beta yang bisa
idiopatik atau imunologik. Penkreas tidak mampu mensintesis dan
mensekresi insulin dalam kuantitas dan kualitas yang cukup, bahkan
kadang-kadang tidak ada sekresi insulin sama sekali. Jadi pada kasus ini
terdapat kekurangan insulin secara absolut (Tjokroprawiro, 2007). Diabetes
Melitus tipe 1 biasanya terdiagnosa sejak kanak-kanak. Pada Diabetes
Melitus tipe 1 tubuh penderita hanya sedikit menghasilkan insulin bahkan
sama sekali tidak menghasilkan insulin, oleh karena itu untuk bertahan
hidup penderita harus mendapatkan suntikan insulin setiap harinya
(Riskesdas, 2007).
Pada diabetes melitus tipe 2 jumlah insulin berkurang atau dapat
normal, namun reseptor dipermukaan berkurang. Reseptor insulin ini dapat
diibaratkan lubang kunci masuk pintu kedalam sel. Meskipun anak kuncinya
(insulin) cukup banyak, namun karena jumlah lubangnya (reseptor)
berkurang maka jumlah glukosa yang masuk kedalam sel akan berkurang
juga (retensi insulin). Sementara produksi glukosa oleh hati terus
meningkat, kondisi ini menyebabkan kadar glukosa meningkat (Schteingart,
2006).
25 Pengetahuan Pasien Tentang..., Putri Dian Purnama, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2019
Penderita diabetes melitus sebaikanya melaksanakan 4 pilar
pengelolaan diabetes melitus yaitu edukasi, terapi gizi medis, latihan
jasmani dan intervensi farmakologi (ADA, 2010).
5. Komplikasi
a. Diabetes Ketoasidosis
Akibat adanya gangguan pada sekresi hormon insulin, kerja insulin atau
keduanya pada pasien DM tipe II dan kerusakan sel beta pulau
Langerhans pada DM tipe I, pasien DM akan mengalami hiperglikemia
akibat penurunan uptake glukosa ke dalam sel yang diikuti peningkatan
liposis, gluconeogenesis dihepar dan pemecahan protein. Peningkatan
liposis dapat mengakibatkan peningkatan oksidasi asam lemak bebas
disertai dengan pembentukan bendaketon (asetoasektat hidroksibutirat
dan aseton), benda keton keluar melalui urine (ketonuria), peningkatan
aseton dalam tubuh akan menyebabkan bau nafas seperti buah (aseton).
b. Gangguan Microvaskular dan Macrovaskular
Kekurangan insulin akan mengganggu jalur poliol (glukosa, sorbitol,
fruktosa) yang akhirnya menyebabkan penimbunan sorbitol.
Penimbunan sorbitol dalam lensa menyebabkan katarak dan kebutaan.
Sedangkan jaringan syaraf, penimbunan sorbitol dan fruktosa dan
penurunan kadar minionositol dapat berefek pada kondisi nefropati.
c. Sindrom Hiperglikemik Hiperosmolor Nonketon (HNNK)
Peningkatan glukosa darah oleh gangguan sekresi insulin, retensi insulin
dapat mengakibatkan hiperglikemia berat mencapai 300 mg/100 mL.
26 Pengetahuan Pasien Tentang..., Putri Dian Purnama, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2019
Peningkatan glukosa akan menyebabkan ambang batas ginjal untuk
glukosa. Sehingga muncul manifestasi glucosuria yang diikuti dengan
diuresis osmotik. Sebagai akibat dari kehilangan cairan dan elektrolit
yang berlebih pasien akan mengalami dehidrasi dan kehilangan banyak
elektrolit, pasien menjadi hipotensi dan mengalami syok.
6. Faktor Resiko
Faktor-faktor resiko terjadinya Diabetes Melitus tipe 2 (ADA, 2007) antara
lain :
a. Usia.
b. Riwayat keluarga dengan DM
c. Obesitas
d. Kurang aktivitas fisik
e. Ras/etnik
f. Hipertensi
g. Sebelumnya teridentifikasi sebagai IFG
h. Tidak terkontrol kolesterol dan HDL
i. Riwayat DM pada kehamilan
j. Sindroma polikistik ovarium
k. Kebiasaan merokok
l. Jenis kelamin
m. Faktor nutrisi
27 Pengetahuan Pasien Tentang..., Putri Dian Purnama, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2019
F. Glukosa Darah/ Gula Darah
a) Pengertian
Glukosa darah adalah gula yang terdapat dalam darah yang berasal
dari karbohidrat dalam makanan dan dapat disimpan dalam bentuk glikogen
didalam hati dan otot rangka (Joyce, 2007).
Hiperglikemia merupakan satu kondisi medik berupa peningkatan
kadar gula darah dalam darah melebihi batas normal (PERKENI, 2015).
Sedangkan, hipoglikemia merupakan keadaan dimana kadar gula darah
dalam keadaan rendah dari batas normal (Naughton, 2011).
b) Pemeriksaan Glukosa Darah
Berdasarkan Depkes RI ada beberapa macam pemeriksaan glukosa darah
yang dapat dilakukan, yaitu :
1. Glukosa Darah Sewaktu
Pemeriksaan gula darah yang dilakukan setiap waktu sepanjang hari
tanpa memperhatikan makanan terakhir yang dimakan dan kondisi tubuh
orang tersebut.
2. Glukosa Darah Puasa
Glukosa darah puasa adalah pemeriksaan gula darah yang dilakukan
setelah pasien melakukan puasa selama 8-10 jam.
3. Glukosa Darah 2 jam Post Prandial
Pemeriksaan glukosa ini adalah pemeriksaan glukosa yang dihitung 2
jam setelah pasien menyelesaikan makan.
28 Pengetahuan Pasien Tentang..., Putri Dian Purnama, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2019
c) Konsentrasi kadar Glukosa Darah Sewaktu dan Puasa (Perkeni, 2015)
(Tabel 2.1) Dasar pemeriksaan kadar glukosa darah
d) Kriteria Gula Darah
Menurut Perkeni (2015) kadar gula darah sewaktu dan puasa sebagai
patokan dan diagnosis DM (mg/dL) yaitu :
(Tabel 2.2) Kriteria Gula Darah
Jenis Pemeriksaan Bukan
DM
Belum
pasti DM
DM
Kadar Gula Plasma vena <100 100-199 ≥200
Sewaktu
(mg/dL)
Darah kapiler <90 90-199 ≥200
Kadar gula
darah Puasa
(mg/dL)
Plasma vena <100 100-125 ≥126
Darah kapiler <90 90-99 ≥100
Kriteria Baik Sedang Buruk
Gula Darah Puasa (mg/dL) 80-109 110-139 >140
Gula Darah Sewaktu (mg/dL) 110-159 160-199 >200