bab ii tinjauan umum a. pengertian pengadilan dan administrasi...

22
22 BAB II TINJAUAN UMUM A. Pengertian Pengadilan dan Administrasi Pengadilan Pengadilan dalam istilah Inggris disebut court, dan recthbank dalam bahasa Belanda, yang dimaksud adalah badan yang melakukan peradilan berupa memeriksa, mengadili, dan memutus perkara. 15 Kata “Peradilan” berasal dari kata “adil” dengan awalan”per” dan dengan imbuhan “an”. Kata “Peradilan” sebagai terjemahan dari qadha, yang berarti “memutuskan”, “melaksanakan”, “menyelesaikan” dan adapula yang menyatakan bahwa umumnya kamus tidak membedakan antara peradilan dan pengadilan. 16 Kata Pengadilan dan Peradilan memiliki kata dasar yang sama yakni “adil” yang memiliki pengertian: a. Proses mengadili b. Upaya untuk mencari keadilan c. Penyelesaian sengketa hukum di hadapan badan perradilan d. Berdasar hukum yang berlaku Administrasi peradilan yang dimaksud adalah segala kegiatan perkantoran melaksanakan sebagai tugas negara dalam menegakkan hukum 15 Ahmad Fathoni Ramli,Administrasi Peradilan Agama Pola bindalmin dan Hukum Acara Peradilan Agama dalam Praktek. (Bandung:Mandar Maju. 2013). hlm.2 16 Op cit. hlm. 1. Djalil Basiq

Upload: others

Post on 16-Dec-2020

8 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II TINJAUAN UMUM A. Pengertian Pengadilan dan Administrasi …repository.radenfatah.ac.id/7046/2/Skripsi BAB II.pdf · 2020. 6. 19. · c. Penyelesaian sengketa hukum di hadapan

22

BAB II

TINJAUAN UMUM

A. Pengertian Pengadilan dan Administrasi Pengadilan

Pengadilan dalam istilah Inggris disebut court, dan recthbank dalam

bahasa Belanda, yang dimaksud adalah badan yang melakukan peradilan

berupa memeriksa, mengadili, dan memutus perkara.15

Kata “Peradilan” berasal dari kata “adil” dengan awalan”per” dan

dengan imbuhan “an”. Kata “Peradilan” sebagai terjemahan dari qadha, yang

berarti “memutuskan”, “melaksanakan”, “menyelesaikan” dan adapula yang

menyatakan bahwa umumnya kamus tidak membedakan antara peradilan dan

pengadilan.16

Kata Pengadilan dan Peradilan memiliki kata dasar yang sama yakni

“adil” yang memiliki pengertian:

a. Proses mengadili

b. Upaya untuk mencari keadilan

c. Penyelesaian sengketa hukum di hadapan badan perradilan

d. Berdasar hukum yang berlaku

Administrasi peradilan yang dimaksud adalah segala kegiatan

perkantoran melaksanakan sebagai tugas negara dalam menegakkan hukum

15

Ahmad Fathoni Ramli,Administrasi Peradilan Agama Pola bindalmin dan

Hukum Acara Peradilan Agama dalam Praktek.(Bandung:Mandar Maju. 2013). hlm.2 16

Op cit. hlm. 1. Djalil Basiq

Page 2: BAB II TINJAUAN UMUM A. Pengertian Pengadilan dan Administrasi …repository.radenfatah.ac.id/7046/2/Skripsi BAB II.pdf · 2020. 6. 19. · c. Penyelesaian sengketa hukum di hadapan

23

dan keadilan dengan cara menerima, memeriksa, mengadili, memutus dan

menyelesaikan perkara yang diajukan kepadanya.17

17

Op cit. hlm.2. Ahmad Fathoni Ramli

Page 3: BAB II TINJAUAN UMUM A. Pengertian Pengadilan dan Administrasi …repository.radenfatah.ac.id/7046/2/Skripsi BAB II.pdf · 2020. 6. 19. · c. Penyelesaian sengketa hukum di hadapan

24

B. Kompetensi Pengadilan Agama

Kompetensi (wewenang) Penngadilan Agama terdiri dari

kompetensi relatif dan kompetensi absolut. Kompetensi absolut adalah

kewenangan pengadilan untuk mengadili berdasarkan materi hukum (hukum

materi). Kompetensi relatif adalah kekuasaan mengadili berdasarkan wilayah

atau daerah. Kompetensi relatif Pengadilan Agama merujuk pada pasal 118

HIR atau pasal 142 R.Bg jo pasal 66 dan pasal 73 undang-undang Nomor 7

Tahun 1989 tentang Pengadilan Agama berdasarkan pada ketentuan pasal 54

undang-undang Nomor 7 Tahun 1989 yaitu acara yang berlaku pada

lingkungan peradilan agama adalah hukum acara perdata yang berlaku pada

lingkungan peradilan umum.18

Wewenang dan kekuasaan Pengadilan Agama, Pada Undang-

Undang Nomor 50 Tahun 2009 yakni;

a. Pengadilan agama bertugas dan berwenang memeriksa, memutus, dan

menyelesaikan perkara di tingkat pertama antara orang-orang yang

beragama Islam di bidang:19

1) Perkawinan

2) Waris

3) Wasiat

4) Hibah

5) Wakaf

18

Mardani.Hukum AcaraPerdata Peradilan Agama dan Mahkamah Syari’ah.

(Jakarta : Sinar Grafika. 2017) 19

Pasal 49 UU Nomor 50 Tahun 2009 Tentang Pengadilan Agama

Page 4: BAB II TINJAUAN UMUM A. Pengertian Pengadilan dan Administrasi …repository.radenfatah.ac.id/7046/2/Skripsi BAB II.pdf · 2020. 6. 19. · c. Penyelesaian sengketa hukum di hadapan

25

6) Zakat

7) Infaq

8) Shadaqah; dan

9) Ekonomi syari'ah

b. Mengadili perkara yang menjadi kewenangan Pengadilan Agama dalam

tingkat banding.20

c. Mengadili di tingkat pertama dan terakhir sengketa kewenangan

mengadili antar-Pengadilan Agama di daerah hukumnya.21

d. Memberikan keterangan, pertimbangan, dan nasihat tentang hukum

Islam kepada instansi pemerintah di daerah hukumnya, apabila

diminta.22

e. Memberikan istbat kesaksian rukyat hilal dalam penentuan awal bulan

pada tahun Hijriyah.23

f. Ketua pengadilan melakukan pengawasan atas pelaksanaan tugas

hakim.24

g. Ketua pengadilan melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan tugas

dan perilaku panitera, sekretaris, dan juru sita di daerah hukumnya

Ketua Pengadilan Tinggi Agama melakukan pengawasan terhadap

jalannya peradilan di tingkat pengadilan agama dan menjaga agar

peradilan diselenggarakan dengan seksama dan sewajarnya.25

20

Pasal 51 UU Nomor 50 Tahun 2009 Tentang Pengadilan Agama 21

Pasal 51 UU Nomor 50 Tahun 2009 Tentang Pengadilan Agama 22

Pasal 52 UU Nomor 50 Tahun 2009 Tentang Pengadilan Agama 23

Pasal 52aUU Nomor 50 Tahun 2009 Tentang Pengadilan Agama 24

Pasal 53 ayat (1) UU Nomor 50 Tahun 2009 Tentang Pengadilan Agama 25

Pasal 53 ayat (2) UU Nomor 50 Tahun 2009 Tentang Pengadilan Agama

Page 5: BAB II TINJAUAN UMUM A. Pengertian Pengadilan dan Administrasi …repository.radenfatah.ac.id/7046/2/Skripsi BAB II.pdf · 2020. 6. 19. · c. Penyelesaian sengketa hukum di hadapan

26

C. Sistem Administrasi Perkara di Pengadilan Agama

Mahkamah Agung merupakan Pengadilan Negara tertinggi dari

badan peradilan yang berada di dalam keempat lingkungan peradilan

sebagaimana dimaksud dalam pasal 18.26

Badan Peradilan yang di bawah Mahkamah Agung meliputi badan

peradilan dalam lingkungan peradilan umum, peradilan agama, peradilan

militer, dan peradilan tata usaha negara.27

Administrasi yang dimaksudkan di sini yakni administrasi peradilan

agama, dalam pelaksanaan adimistrasi peradilan agama adanya asas hukum

yang berlaku di lingkungan peradilan agama. Sesuai hukum materil dan

formilnya untuk mengadili perkara yang sesuai dengan kompentensi

pengadilan agama itu sendiri dan sesuai zona wilayah, kemudian berdasarkan

adanya surat Keputusan Ketua Mahakamah Agung Nomor

026/KMA/SK/II/2012 tentang Standar Peradilan dan Peraturan Perudangan

lainnya yang berlaku, maka berlakunya sistem Pelayanan Terpadu Satu Pintu

(PTSP) yang menjadi kewajiban Pengadilan Agama untk melaksanakan

sistem PTSP.

Pada prinsipinya, prosedur penerimaan perkara di Pengadilan Agama

ditentukan dengan model unit, yang disebut meja I (satu) , meja II (dua),

26

Pasal 20 ayat (1) UU No. 48 Tahun 2009 Tentang Kekuasaan Kehakiman 27

Pasal 25 ayat (1) UU No. 48 Tahun 2009 Tentang Kekuasaan Kehakiman

Page 6: BAB II TINJAUAN UMUM A. Pengertian Pengadilan dan Administrasi …repository.radenfatah.ac.id/7046/2/Skripsi BAB II.pdf · 2020. 6. 19. · c. Penyelesaian sengketa hukum di hadapan

27

meja III (tiga) yang masing-masing unit mempunyai tugas dan tanggung

jawab sendiri-sendiri tetapi berkaitan satu dengan yang lain. Adapun tugas

dari setiap meja yakni ;28

a. Meja I, bertugas;

1. Menerima perkara-perkara (Gugatan, Permohonan, Perlawanan

(Verzet), Derden Verzet, Banding, Kasasi, Permohonan

peninjauan kembali, Ekseskusi, penjelasan dan penaksiran biaya

perkara dan biaya eksekusi)

2. Membuat surat kuasa untuk membayar (SKUM) dalam rangkap

empat dan menyerahkan SKUM tersebut kepada calon

penggugat/pemohon.

3. Menyerahkan kembali surat gugatan/permohonan kepada calon

penggugat/pemohon.

4. Selain tugas penerimaan perkara, maka meja sattu berkewajiban

memberikan penjelasan yang dianggap perlu berkenaan dengan

perkara yang diajukan.

b. Meja II, bertugas :

1. Menerima surat gugatan/perlawanan dari calon

penggugat/pelawan dalam rangkap sebanyak jumlah

tergugat/terlawan ditambah dua rangkap.

28

Op Cit. Hlm 65 – 69. Ahmad Fathoni Ramli

Page 7: BAB II TINJAUAN UMUM A. Pengertian Pengadilan dan Administrasi …repository.radenfatah.ac.id/7046/2/Skripsi BAB II.pdf · 2020. 6. 19. · c. Penyelesaian sengketa hukum di hadapan

28

2. Menerima surat permohonan dari calon sekurang-kurangnya

sebanyak dua rangkap.

3. Menerima tindasan pertama SKUM dari calon

penggugat/pemohon/pelawan.

4. Mendaftar/mencatat surat gugatan/permohonan dalam register

yang bersangkutan serta memberi nomor register pada surat

gugatan/permohonan tersebut.

5. Nomor register diambil dari nomor pendaftaran yang diberikan

oleh pemegang kas (kasir).

6. Menyerahkan kembali satu rangkap surat gugatan /permohonan

yang ttelah diberi nomor register kepada penggugat atau

pemohon.

7. Asli surat gugatan/permohonan dimasukkan dalam sebuah map

khusus dengan melampirkan tindasan SKUM dan surat-surat yang

berhubungan dengan gugatan/permohonan, disampaikan kepada

wakil panitera, untuk selanjutnya berkas gugatan /permohonan

tersebut disampaikan kepada ketua Pengadilan Agama (PA)

melalui penitera.

8. Mendaftar/mencatat putusan PA/PTA/MA dalam semua buku

register yang bersangkutan.

Page 8: BAB II TINJAUAN UMUM A. Pengertian Pengadilan dan Administrasi …repository.radenfatah.ac.id/7046/2/Skripsi BAB II.pdf · 2020. 6. 19. · c. Penyelesaian sengketa hukum di hadapan

29

c. Meja III, bertugas;

1. Menyerahkan salinan putusan PA/PTA/MA kepada yang

berkepentingan.

2. Menyerahkan salinan penetapan PA kepada pihak yang

berkepentingan.

3. Menerima memori/kontra memori banding/ memori/kontra kasasi,

jawaban/tanggapan peninjauan kembali dan lain-lain.

4. Menyusun/menjahit/mempersiapkan berkas.

Sedangkan Proses prosedur administrasi berperkara di Pengadilan Agama

meliputi ;29

a. Pendaftaran Perkara, meliputi;

1. Pemohon/Penggugat datang menghadap ke Pengadilan Agama

dengan membawa surat gugatan atau permohonan.

2. Pemohon/Penggugat menghadap petugas Meja I dan menyerahkan

surat gugatan atau permohonan.

3. Petugas Meja I (dapat) memberikan penjelasan yang dianggap

perlu berkenaan dengan perkara yang diajukan dan menaksir

panjar biaya perkara yang kemudian ditulis dalam Surat Kuasa

Untuk Membayar (SKUM). Besarnya panjar biaya perkara

diperkirakan harus telah mencukupi untuk menyelesaikan perkara

29

https://papalembang.org/index.php?option=com_content&view=article&id=1112

&Itemid=724 diakses Pada 28 november 2019 Pukul 21.00 WIB

Page 9: BAB II TINJAUAN UMUM A. Pengertian Pengadilan dan Administrasi …repository.radenfatah.ac.id/7046/2/Skripsi BAB II.pdf · 2020. 6. 19. · c. Penyelesaian sengketa hukum di hadapan

30

tersebut, didasarkan pada pasal 182 ayat (1) HIR atau pasal 90

Undang Undang Republik Indonesia Nomor 3 Tahun 2006

Tentang Perubahan Atas Undang Undang Nomor : 7 Tahun 1989

Tentang Peradilan Agama, atau bisa berperkara secara Cuma-

Cuma (prodeo).

4. Petugas Meja I menyerahkan kembali surat gugatan atau

permohonan kepada Pemohon/Penggugat disertai dengan Surat

Kuasa Untuk Membayar (SKUM) rangkap 3 (tiga).

b. Pembayaran Biaya Perkara

1. Pemohon/Penggugat menyerahkan kepada pemegang kas

(KASIR) surat gugatan atau permohonan tersebut dan Surat Kuasa

Untuk Membayar (SKUM).

2. Pemegang kas menandatangani Surat Kuasa Untuk Membayar

(SKUM), membubuhkan nomor urut perkara dan tanggal

penerimaan perkara dalam Surat Kuasa Untuk Membayar

(SKUM) dan dalam surat gugatan atau permohonan.

3. Pemegang kas menyerahkan asli Surat Kuasa Untuk Membayar

(SKUM) kepada Pemohon/Penggugat sebagai dasar penyetoran

panjar biaya perkara ke bank.

4. Pemohon/Penggugat datang ke loket layanan bank dan mengisi

slip penyetoran panjar biaya perkara. Pengisian data dalam slip

Page 10: BAB II TINJAUAN UMUM A. Pengertian Pengadilan dan Administrasi …repository.radenfatah.ac.id/7046/2/Skripsi BAB II.pdf · 2020. 6. 19. · c. Penyelesaian sengketa hukum di hadapan

31

bank tersebut sesuai dengan Surat Kuasa Untuk Membayar

(SKUM), seperti nomor urut, dan besarnya biaya penyetoran.

Kemudian Pemohon/Penggugat menyerahkan slip bank yang telah

diisi dan menyetorkan uang sebesar yang tertera dalam slip bank

tersebut kepada teller Bank.

5. Setelah Pemohon/Penggugat menerima slip bank yang telah

divalidasi dari petugas layanan bank, Pemohon / Penggugat

menunjukkan slip bank tersebut dan menyerahkan Surat Kuasa

Untuk Membayar (SKUM) kepada pemegang kas.

6. Pemegang kas setelah meneliti slip bank kemudian menyerahkan

kembali kepada Pemohon / Penggugat. Pemegang kas kemudian

memberi tanda lunas dalam Surat Kuasa Untuk Membayar

(SKUM) dan menyerahkan kembali kepada pihak berperkara asli

dan tindasan pertama Surat Kuasa Untuk Membayar (SKUM)

serta surat gugatan atau permohonan yang bersangkutan.

5. Pemohon/Penggugat menyerahkan kepada petugas Meja II surat

gugatan atau permohonan serta tindasan pertama Surat Kuasa

Untuk Membayar (SKUM).

6. Petugas Meja II mendaftar/mencatat surat gugatan atau

permohonan dalam register bersangkutan serta memberi nomor

register pada surat gugatan atau permohonan tersebut yang

Page 11: BAB II TINJAUAN UMUM A. Pengertian Pengadilan dan Administrasi …repository.radenfatah.ac.id/7046/2/Skripsi BAB II.pdf · 2020. 6. 19. · c. Penyelesaian sengketa hukum di hadapan

32

diambil dari nomor pendaftaran yang diberikan oleh pemegang

kas.

7. Petugas Meja Kedua menyerahkan kembali 1 (satu) rangkap surat

gugatan atau permohonan yang telah diberi nomor register kepada

pihak berperkara.

8. Pihak/pihak-pihak berperkara akan dipanggil oleh jurusita/jurusita

pengganti untuk menghadap ke persidangan setelah ditetapkan

Susunan Majelis Hakim (PMH) dan hari sidang pemeriksaan

perkaranya yang disebut penetapan hari sidang (PHS).

c. Menerima Panggilan Sidang

1. Pihak-pihak yang berperkara akan dipanggil oleh jurusita dengan

menghantarkan surat relaas panggilan kealamat pihak yang

berperkara, untuk menghadiri sidang yang telah ditentukan sesuai

PHS.

2. Para pihak datang ke Pengadilan Agama dan kemudian mendaftar

nomor urut sidang di loket pendaftaran antrian dengan

menyerahkan relaas panggilan.

d. Pemeriksaan dalam Sidang

Mekanisme pemeriksaan perkara perdata peradilan Agama yang

dilakukan di depan sidang pengadilan secara sistematik;

Page 12: BAB II TINJAUAN UMUM A. Pengertian Pengadilan dan Administrasi …repository.radenfatah.ac.id/7046/2/Skripsi BAB II.pdf · 2020. 6. 19. · c. Penyelesaian sengketa hukum di hadapan

33

1. Melakukan perdamaian (mediasi), upaya perdamaian dapat timbul

dari hakim, penggugat/tergugat atau pemoho/termohon.

2. Pembacaan mediasi dilanjutkan pembacaan surat gugatan, majelis

hakim akan membacakan hasil mediasi, jika mediasi berhasil

maka sidang ditutup dan jika tidak berhasil maka dilanjutkan

dengan pembacaan surat gugatan.

3. Jawaban terggugat/termohon, pihak tergugat/termohon diberi

kesempatan untuk membela diri dan mengajukan segala

kepentingannya terhadap penggugat/pemohon melalui majelis

hakim dalam persidangan.

4. Replik dari penggugat/pemohon, penggugat atau pemohon dapat

menegaskan kembali gugatannya/permohonannya yang disangkal

oleh tergugat atau termohon dan juga mempertahankan diri dari

serangan-serangan tergugat/termohon.

5. Duplik dari tergugat/termohon, tergugat/termohon menjelaskan

kembali yang disangkal oleh penggugat.

6. Tahap pembuktian, Penggugat/pemohon mengajukan semua bukti

untuk mendukung dalil-dalil gugatan/permohonan.

7. Tahap kesimpulan, masing-masing penggugat/pemohon maupun

tergugat/termohon mengajukan pendapat akhir tentang akhir

pemeriksaan.

Page 13: BAB II TINJAUAN UMUM A. Pengertian Pengadilan dan Administrasi …repository.radenfatah.ac.id/7046/2/Skripsi BAB II.pdf · 2020. 6. 19. · c. Penyelesaian sengketa hukum di hadapan

34

8. Tahap pembacaan putusan, Hakim menyampaikan segala

pendapatnya tentang perkara itu dan menyimpulkan dalam amar

putusan, sebagai alat persengketaan, kemudian selanjutnya

pemberian salinan putusan .

Adapun dalam kegiatan administrasi peradilan diperlukan adanya asas

peradilan sebagaimana tercantum dalam pasal 4 ayat (2) UU Nomor 48

Tahun 2009 Tentang Kekuasaan Kehakiman, yakni asas sederhana, cepat

dan biaya ringan. Berlandaskan pasal 4 ayat (2) UU Nomor 48 Tahun 2009

ini, maka sistem pengadilan yang lebih dulu telah menggunakan sistem

kepaniteraan dengan pola bindalmin dan sistem satu pintu pada administrasi

pengadilan yang telah diterapkan ditambah tuntutan perkembangan zaman,

maka administrasi secara elektronik dilahirakan dan diterpakan.

Dalam pertimbangan Putusan Direktur Jenderal Peradilan Umum,

Mahkamah Agung Republik Indonesia Nomor: 271/DJU/SK/PS01/4/2018

Tentang Administrasi Perkara di Pengadilan Secara Elektronik: pada point b

menyatakan, “bahwa sesuai dengan tuntutan dan perkembangna zaman,

mengharuskana adanya pelayanan administrasi perkara di pengadilan secara

lebih efektif dan efesien”.

Page 14: BAB II TINJAUAN UMUM A. Pengertian Pengadilan dan Administrasi …repository.radenfatah.ac.id/7046/2/Skripsi BAB II.pdf · 2020. 6. 19. · c. Penyelesaian sengketa hukum di hadapan

35

D. Sistem Beracara di Pengadilan Agama Secara E-Court

Pengaturan administrasi perkara di pengadilan Agama secara

elektronik dalam petunjuk pelaksanaan ini berlaku untuk semua jenis perkara

perdata agama yang meliputi :30

a. Pendaftaran

b. Pembayaran, penambahan dan pengembalian panjar biaya erkara

c. Pemanggilan

d. Jawaban

e. Replik

f. Duplik

g. Kesimpulan

h. Pemberitahuan

i. Pengiriman salinan putusan

j. Tata kelola administrasi perkara

Paparan dasar pelaksanaan beracara di Pengadilan Agama secara e-court,

sebagai berikut ;

a. Tata cara pendaftaran perkara

Adapun tata cara mendaftarkan perkara sesuai dengan petunjuk

tekhnis PERMA Nomor 3 Tahun 2018. Pengguna terdaftar

mendaftarakan perakara secara daring melalui aplikasi e-court dengan

tahapan ; 31

30

Pasal 2 Keputusan Direktur Jenderal Badan Peradilan Agama Mahkamah

Agung Republik Indonesia Nomor 1294/DjA/HK.00.6/SK/05/2018 Tentang Petunjuk

Pelaksaan Peraturan Mahkamah Agung Nomor 3 Tahun 2018 Tentang Administrasi Perkara

Di Pengadilan Secara Elektronik 31

Pasal 9 Keputusan Direktur Jenderal Badan Peradilan Agama Mahkamah

Agung Republik Indonesia Nomor 1294/DjA/HK.00.6/SK/05/2018 Tentang Petunjuk

Pelaksaan Peraturan Mahkamah Agung Nomor 3 Tahun 2018 Tentang Administrasi Perkara

Di Pengadilan Secara Elektronik

Page 15: BAB II TINJAUAN UMUM A. Pengertian Pengadilan dan Administrasi …repository.radenfatah.ac.id/7046/2/Skripsi BAB II.pdf · 2020. 6. 19. · c. Penyelesaian sengketa hukum di hadapan

36

1. Memilih Pengadilan yang berwenang

2. Mendaftarkan surta kuasa khusus

3. Membayar PNBP pendaftaran surat kuasa

4. Mendapatkan Nomor pendaftaran online (bukan nomor perkara)

5. Menginput data para pihak

6. Mengunggah dokumen gugatan/permohonan dan surat persetujuan

prinsipal untuk beracara secara elektronik

7. Mendpatkan perhitungan taksiran biaya panjar (e-SKUM)

8. Melakukan pembayaran panjar biaya perkara

b. Tata cara pembayaran panjar biaya perkara.

Pada aplikasi e-court menyediakan perhitungan panjar biaya

perkara secara otomatis dan mengeluarkan e-SKUM. Adapun

komponen panjar biaya perkara dalam e-court terdiri dari :32

1. Biaya pendaftaran

2. Biaya proses

3. Panggilan penggugat (nihil)

4. Panggilan tergugat x3

5. Materai

6. Redaksi

Adapun nominal panjar biaya perkara dalam e-court ditetapkan

melalui keputusan ketua pengadilan.

c. Tata cara penomoran perkara

Setelah pengguna terdaftar mengajukan pendaftaran perkara

dan membayar perkara secara elektronik, Panitera Muda Gugatan/

Permohonan melakukan proses pengecekkan dengan tahapan: 33

32

Pasal 11 Keputusan DIRJEN Badan Peradilan Agama Mahkamah Agung

Republik Indonesia Nomor 1294/DjA/HK.00.6/SK/05/2018 Tentang Petunjuk Pelaksaan

Peraturan Mahkamah Agung Nomor 3 Tahun 2018 Tentang Administrasi Perkara Di

Pengadilan Secara Elektronik.

Page 16: BAB II TINJAUAN UMUM A. Pengertian Pengadilan dan Administrasi …repository.radenfatah.ac.id/7046/2/Skripsi BAB II.pdf · 2020. 6. 19. · c. Penyelesaian sengketa hukum di hadapan

37

1. Melakukan login pada aplikasi e-court berdasarkan nama

pengguna (username) dan kata kunci (password) petugas yang

diberikan oleh Administrator SIPP.

2. Mencetak pembayaran dan erkas yang diajukan oleh Penggua

Terdaftar dalam menu pendaftaran perkara baru

3. Memilih klasifikasi perkara,dan

4. Memberi status terverifikasi terhadap pendaftaran perkara baru.

d. Tata cara pemanggilan dan pemberitahuan.

Tata cara pemanggilan dan pemberitahuan yakni dilakukan sebagai

berikut ;34

1) Panggilan disampaikan secara elektronik kepada:

a) Pengguna terdaftar yag telah melakukan pendaftaran

perkara secara elektronik; dan

b) Kuasa hukum tergugat yang telah menyataka

persetujuannya secara tertulis untuk dipanggil secara

elektronik di persidangan

33

Pasal 16 Keputusan DIRJEN Badan Peradilan Agama Mahkamah Agung

Republik Indonesia Nomor 1294/DjA/HK.00.6/SK/05/2018 Tentang Petunjuk Pelaksaan

Peraturan Mahkamah Agung Nomor 3 Tahun 2018 Tentang Administrasi Perkara Di

Pengadilan Secara Elektronik. 34

Pasal 18 Keputusan DIRJEN Badan Peradilan Agama Mahkamah Agung

Republik Indonesia Nomor 1294/DjA/HK.00.6/SK/05/2018 Tentang Petunjuk Pelaksaan

Peraturan Mahkamah Agung Nomor 3 Tahun 2018 Tentang Administrasi Perkara Di

Pengadilan Secara Elektronik.

Page 17: BAB II TINJAUAN UMUM A. Pengertian Pengadilan dan Administrasi …repository.radenfatah.ac.id/7046/2/Skripsi BAB II.pdf · 2020. 6. 19. · c. Penyelesaian sengketa hukum di hadapan

38

2) Panggilan pertama untuk tergugat dilaksanakan dengan

menggunakan prosedur biasa

3) Panggilan selanjutnya untuk tergugat dapat dilaksanakan

secara elektronik melalui domisili elektronik tergugat yang

telah tedaftar dengan ketentuan;

a) Tergugat hadir pada sidang pertama

b) Tergugat telah mengisi formulir persetujuan perkara secara

elektronik dan menggunkan domisili elektronik melalui

aplikasi e–court

c) Tergugat mendapatkan notifikasi bahwa domisili

elektroniknya telah terdaftar dalam 2x24 jam sejak

selesainya sidang

d) Tergugat harus megubah kata kunci (password) akun

pengguna terdaftar setelah login pertama

e) Tergugat menyerahkan persetujuan prinsipal untuk

beracara secara elektronik

4) Pada hari sidang pertama, pengguna terdaftar harus

menyerahkan surat-surat asli berupa surta kuasa, surat gugatan

dan surat persetujuan prinsipal untuk beracara secara

elektronik.

Page 18: BAB II TINJAUAN UMUM A. Pengertian Pengadilan dan Administrasi …repository.radenfatah.ac.id/7046/2/Skripsi BAB II.pdf · 2020. 6. 19. · c. Penyelesaian sengketa hukum di hadapan

39

5) Pada hari sidang pertama, hakim menawarkan kepada tergugat

untuk berperkara secara elektronik.

e. Tata cara jawaban, replik duplik, dan/atau kesimpulan.

Para pihak dapat mengirimkan jawaban, replik, duplik,

dan/atau kesimpulan secara elektronik melalui aplikasi e-court.

Dalam hal tergugat tidak setuju berperkara secara elektronik maka

tahap jawab menjawab dan/atau kesimpulan untuk tergugat tidak

dapat dilakukan secara elektronik. Permohonan untuk beracara secara

elektronik dapat dilakukan dalam semua tahapan pemeriksaan perkara

sebelum putusan, sepanjang memenuhi syarat dan ketentuan

penggunaan administrasi perkara secara elektronik.35

E. Pengertian dan Sejarah Lahirnya Aplikasi E-Court di Indonesia

a. Pengertian E-Court

Aplikasi e-court adalah aplikasi yang digunakan untuk

memproses gugatan/permohonan, pembayaran biaya perkara secara

elektronik, melakukan panggilan sidang dan pemberitahuan secara

elektronik serta layanan aplikasi perkara lainnya yang ditetapkan

35

Pasal 25 Keputusan DIRJEN Badan Peradilan Agama Mahkamah Agung

Republik Indonesia Nomor 1294/DjA/HK.00.6/SK/05/2018 Tentang Petunjuk Pelaksaan

Peraturan Mahkamah Agung Nomor 3 Tahun 2018 Tentang Administrasi Perkara Di

Pengadilan Secara Elektronik.

Page 19: BAB II TINJAUAN UMUM A. Pengertian Pengadilan dan Administrasi …repository.radenfatah.ac.id/7046/2/Skripsi BAB II.pdf · 2020. 6. 19. · c. Penyelesaian sengketa hukum di hadapan

40

Mahkamah Agung RI. Aplikasi e-court terintegrasi dan tidak

terpisahkan dengan SIPP.36

E-Court adalah sebuah instrumen Pengadilan sebagai bentuk

pelayanan terhadap masyarakat dalam hal pendaftaran perkara secara

online, pembayaran secara online, mengirim dokumen persidangan

(Replik, Duplik, Kesimpulan, Jawaban) dan Pemanggilan secara

online . Aplikasi e-court perkara diharapkan mampu meningkatkan

pelayanan dalam fungsinya menerima pendaftaran perkara secara

online dimana masyarakat akan menghemat waktu dan biaya saat

melakukan pendaftaran perkara.37

b. Sejarah Lahirnya Aplikasi E-Court di Indonesia

Kota Minyak/Banua Patra (julukan bagi Kota Balikpapan)

menjadi saksi sejarah lahirnya era baru dalam beracara di Dunia

Peradilan Indonesia. Setelah penantian yang cukup panjang, tepatnya

sejak kali pertama dirancang pada November 2017 hingga

diperkenalkan kepada media pada Juni 2018, akhirnya Mahkamah

Agung Republik Indonesia secara resmi merilis Aplikasi e-Court pada

Hari Jumat 13 Juli 2018. Ibarat air dengan tebing, lahirnya Aplikasi e-

36

Pasal 1 ayat (3) Peraturan Mahkamah Agung Nomor 3 Tahun 2018 Tentang

Administrasi Perkara di Pengadilan SecaraElektronik 37

Mahkamah Agung Republik Indonesia.Buku Panduan E-Court.

(https://ecourtmahkamahagung.go.id. 2018). hlm. 3

Page 20: BAB II TINJAUAN UMUM A. Pengertian Pengadilan dan Administrasi …repository.radenfatah.ac.id/7046/2/Skripsi BAB II.pdf · 2020. 6. 19. · c. Penyelesaian sengketa hukum di hadapan

41

Court tidak terlepas dari Peraturan Mahkamah Agung Nomor 03

Tahun 2018. Aplikasi e-court merupakan perwujudan dari

implementasi Peraturan Mahkamah Agung Nomor 03 Tahun 2018

yaitu Administrasi Perkara di Pengadilan Secara Elektronik. Peraturan

Mahkamah Agung Nomor 03 Tahun 2018 merupakan inovasi

sekaligus komitmen bagi Mahkamah Agung Republik Indonesia

dalam mewujudkan reformasi di Dunia Peradilan Indonesia (Justice

Reform) yang mensinergikan peran Teknologi Informasi (IT) dengan

Hukum Acara (IT for Judiciary). Peraturan Mahkamah Agung yang

dicetuskan pada Maret 2018 tersebut sangat relevan dengan kondisi

geografis Indonesia sebagai negara maritim yang memiliki issue

utama dalam Access to Justice. Dengan disahkannya Peraturan

Mahkamah Agung Nomor 3 tahun 2018, hal ini menjadi tonggak awal

dalam revolusi administrasi perkara di pengadilan. Peraturan

Mahkamah Agung ini juga merupakan pondasi dari implementasi

Aplikasi e-Court di Dunia Peradilan Indonesia, sehingga Pengadilan

berwenang untuk menerima pendaftaran perkara dan menerima

pembayaran panjar biaya perkara secara elektronik. Secara

substansial, Peraturan Mahkamah Agung tersebut tidak menghapus

Page 21: BAB II TINJAUAN UMUM A. Pengertian Pengadilan dan Administrasi …repository.radenfatah.ac.id/7046/2/Skripsi BAB II.pdf · 2020. 6. 19. · c. Penyelesaian sengketa hukum di hadapan

42

ataupun menganulir norma yang berlaku, melainkan menambah

ataupun menyempurnakannya.38

F. Perkara-Perkara yang Menggunakan Prosedur Beracara Secara E-

Court

Aplikasi e-Court di dalamnya terdiri dari modul pendaftaran perkara

secara elektronik (E-Filing), modul pembayaran perkara secara elektronik (E-

Payment), modul Pemberitahuan secara Elektronik (E-Pbt), dan modul

Pemanggilan secara Elektronik (E-Pgl). Adapun di dalam aplikasi E-Filing

dapat digunakan untuk melakukan pendaftaran perkara secara elektronik

dalam perkara gugatan dan/atau permohonan perdata, agama, tata usaha

militer, atau tata usaha negara. Aplikasi ini dapat digunakan untuk melakukan

pendaftaran gugatan dan/atau permohonan sekaligus memasukkan dokumen

elektronik yang apabila kemudian terverifikasi dan diterima secara

prosedural, akan memulai suatu perkara perdata atau untuk memasukkan

dokumen elektronik atas perkara yang sudah ada.39

Pada pasal 2 PERMA

Nomor 3 Tahun 2018 disebutkan bahwa “Pengaturan administrasi perkara

secara elektronik dalam petunjuk pelaksanaan ini berlaku untuk semua jenis

perkara perdata dan perdata khusus”, yang berarti berdasarkan makna pada

38

https://www.ditjenmiltun.net/index.php?option=com_content&view=article&id=

2816:e-court-era-baru-beracara-di-pengadilan&catid=114:umum diakses pada 04 Oktober

2019, Pukul: 08.40 WIB 39

https://ecourt.mahkamahagung.go.id/ (diakses Pada 29 desember 2019. Pukul

10.22 WIB)

Page 22: BAB II TINJAUAN UMUM A. Pengertian Pengadilan dan Administrasi …repository.radenfatah.ac.id/7046/2/Skripsi BAB II.pdf · 2020. 6. 19. · c. Penyelesaian sengketa hukum di hadapan

43

pasal tersebut Pengadilan Agama diperbolehkan melakukan proses beracara

di persidangan secara e-court terhadap semua perkara yang diajukan

kepadanya sesuai dengan kewenangan.

Pengadilan Agama Palembang merupakan wilayah wewenang

melakukan persidangan melalui e-court. Wilayah kewenangan Pengadilan

Agama merupakan wilayah perdata yang wewenangnya mengadili perkara

dalam bidang sesuai yang disebutkan pada pasal 49 Undang-undang Nomor

50 Tahun 2009 Tentang Pengadilan Agama, sehingga perkara-perkara

perdata pengadilan Agama yang bisa beracara secara e-court yakni meliputi,

Perkawinan, Waris, Wasiat, Hibah, Wakaf, Zakat, Infaq, Shadaqah, dan

Ekonomi syari'ah.