laport,zneualuasi program ftmgsi agama di hadapan peserta materi

8
laport,zneualuasi program ftmgsi agama di hadapan peserta Evaluasi Pelaksanaan Program Bimas Islam Triwulan I dan III di hotel Aryaduta, Jakarta (29/10). Ketika ditanyakan peserta dari Direktorat Urusan Agama Islam dan Pembinaan Syariah, Siti Aminah, terkait dengan tidak adanya dukungan Bappenas atas usulan Ditjen Simas Islam mengenai perlunya anggaran trasportasi dan jasa profesi bgi pengulu, Dadang membantah hal terse but. "Bappenas pada prinsipnya menyetujui perlunya transportasi dan jasa profesi bagi penghul u yang menikahkan di luar jama kerja dan di luar kantor. Hanya saja kami juga ada diskusi, apakah semua masyarakat yang akan menikahkan diperlakukan sama? Bagaimana dengan orang yang menikahkan anaknya di hotel-hotel mewah? Jika hal ini disamakan, berarti ada ketidakadilan. Di negara-negara maju, persoalan pernikahan itu persoalan privat, sehingga Negara tidak perlu membiayainya. Sehingga, kalau mau adil, harusnya ada pembayaran nikah secara berjenjang sesuai 'kemampuan masyarakat, yang mampu membayar Iebih mahal, yang tidak mampu mendapat subsidi. Tapi inilah sulitnya, karena pasti akan merepotkan dan membutuhkan keterlibatan banyak pihak", jelas Dadang dengan semangat. Lebih lanjut Dadang menambahkan, bahwa isu gratifikasi yang muncul belakangan ini memang cukup kompleks. Masyarakat yang memberikan ucapan terima kasih kepada penghulu tanpa diminta atas asas keikhlasan sesungguhnya tidak bisa dibilang gratifikasi. Saya sendiri kalau menikahkan anak saya, saya sering memberikan penghulunya tanpa say a merasa ada yang memaksa dan saya senang penghulu datartg di pernikahan keluarga saya. "[ika Menteri Agama atau Irjen Kemenag berani mengatakan bahwa itu bukan gratifikasi, selesai. Saya mendapat informasi dari penegak hukum begitu, katanya, (bieb/foto:bimasislam) Jakarta, bimasislam - Pembangunan bidang agama merupakan salah satu kornitmen pemerintahan Kabinet Indonesia Bersatu II, sehingga menjadi prioritas pembangunan nasional yang mendapat perhatian. Hanya saja, kenapa pembangunan bidang agama agak sulit meningkatkan anggarannya, karena para pelaksananya belum secara tepat memberikan uraian yang rinei melalui pembuatan indikator program (input, output, ouicome), indeks pembangunan yang telah dicapai dan penjelasan manfaat-manfaat program kegiatan. "Kami dari Bappenas akan mensupport penuh pembangunan bidang agama, apalagi itu menjadi tugas saya, dan saya sangat ingin melakukan diskusi khusus dengan Bimas Islam dalam meningkatkan kualitas perencanaan pembangunan bidang agama. Demikian dikatakan oleh Dadang Rizki R, Direktur Agama Kebudayaan, Pemuda, dan Olah Raga Bappenas RI, ketika menyampaikan materi mekanisme penyusunan 1 2 2 2-3 3-4 4 4-5 5 5-6 r 6 6-7 7 7-8 • Direktur Agama Bappenas: Masalah KUA Selesai Jika Menag Berani Bilang Bukan Gratifikasi • Profil: Abdul Latief, MM Direktur Pemberdayaan Wakaf: Mari Kita Wakafkan Apa yang Kita Mampu • Misi IDB Jajaki Program Pemberdayaan Zakat di Indonesia • PCDM Tingkat Nasional Angkatan XVI Terlaksana Secara Mengesankan • Dirjen Bimas Islam: Jauhkan Dakwah yang Mengancam, Menghardik, dan Memarahi • Karo Keuangan: Hindari Penyimpangan, Pimpinan dan Staf Harus Saling Mengingatkan • Lampaui Perkiraan, Realisasi Pendapatan UAPA dari PNBP Jasa KUA Capai 357%! • Dirjen Bimas Islam: Jadikan Masjid sebagai Pusat Pemberdayaan Umat Kepala KUA Pontianak Kota: SIMKAH Sangat Meringankan Pekerjaan KUA • Dlrjen Bimas Islam: Segera Cairkan Anggaran Bansos, Masyarakat Sangat Membutuhkanl Bantuan Kepada Imam Masjid, Program Inisiatif Baru Bimas Islam _- __ ..... _-' • Opini : Strategi Peningkatan Image Building Bimas Islam di Mata Publik. Oleh : Dr. H. Thobib AI-Asyhar, M.Si www.bimasislam.kemena~.go.id

Upload: hoangdieu

Post on 12-Jan-2017

220 views

Category:

Documents


3 download

TRANSCRIPT

Page 1: laport,zneualuasi program ftmgsi agama di hadapan peserta materi

laport,zneualuasi program ftmgsi agama di hadapan pesertaEvaluasi Pelaksanaan Program Bimas Islam Triwulan Idan III di hotel Aryaduta, Jakarta (29/10).

Ketika ditanyakan peserta dari Direktorat UrusanAgama Islam dan Pembinaan Syariah, Siti Aminah,terkait dengan tidak adanya dukungan Bappenas atasusulan Ditjen Simas Islam mengenai perlunya anggarantrasportasi dan jasa profesi bgi pengulu, Dadangmembantah hal terse but. "Bappenas pada prinsipnyamenyetujui perlunya transportasi dan jasa profesi bagipenghul u yang menikahkan di luar jama kerja dan di luarkantor. Hanya saja kami juga ada diskusi, apakah semuamasyarakat yang akan menikahkan diperlakukan sama?Bagaimana dengan orang yang menikahkan anaknya dihotel-hotel mewah? Jika hal ini disamakan, berarti adaketidakadilan. Di negara-negara maju, persoalanpernikahan itu persoalan privat, sehingga Negara tidakperlu membiayainya. Sehingga, kalau mau adil,harusnya ada pembayaran nikah secara berjenjang sesuai'kemampuan masyarakat, yang mampu membayar Iebihmahal, yang tidak mampu mendapat subsidi. Tapi inilahsulitnya, karena pasti akan merepotkan danmembutuhkan keterlibatan banyak pihak", jelas Dadangdengan semangat.

Lebih lanjut Dadang menambahkan, bahwa isugratifikasi yang muncul belakangan ini memang cukupkompleks. Masyarakat yang memberikan ucapan terimakasih kepada penghulu tanpa diminta atas asaskeikhlasan sesungguhnya tidak bisa dibilang gratifikasi.Saya sendiri kalau menikahkan anak saya, saya seringmemberikan penghulunya tanpa say a merasa ada yangmemaksa dan saya senang penghulu datartg dipernikahan keluarga saya. "[ika Menteri Agama atauIrjen Kemenag berani mengatakan bahwa itu bukangratifikasi, selesai. Saya mendapat informasi daripenegak hukum begitu, katanya, (bieb/foto:bimasislam)

Jakarta, bimasislam - Pembangunan bidang agamamerupakan salah satu kornitmen pemerintahan KabinetIndonesia Bersatu II, sehingga menjadi prioritaspembangunan nasional yang mendapat perhatian.Hanya saja, kenapa pembangunan bidang agama agaksulit meningkatkan anggarannya, karena parapelaksananya belum secara tepat memberikan uraianyang rinei melalui pembuatan indikator program (input,output, ouicome),indeks pembangunan yang telah dicapaidan penjelasan manfaat-manfaat program kegiatan."Kami dari Bappenas akan mensupport penuhpembangunan bidang agama, apalagi itu menjadi tugassaya, dan say a sangat ingin melakukan diskusi khususdengan Bimas Islam dalam meningkatkan kualitasperencanaan pembangunan bidang agama. Demikiandikatakan oleh Dadang Rizki R, Direktur AgamaKebudayaan, Pemuda, dan Olah Raga Bappenas RI,ketika menyampaikan materi mekanisme penyusunan

122

2-33-44

4-55

5- 6 r6

6-77

7-8

• Direktur Agama Bappenas: Masalah KUA Selesai Jika Menag Berani Bilang Bukan Gratifikasi

• Profil: Abdul Latief, MM

• Direktur Pemberdayaan Wakaf: Mari Kita Wakafkan Apa yang Kita Mampu

• Misi IDB Jajaki Program Pemberdayaan Zakat di Indonesia

• PCDM Tingkat Nasional Angkatan XVI Terlaksana Secara Mengesankan

• Dirjen Bimas Islam: Jauhkan Dakwah yang Mengancam, Menghardik, dan Memarahi

• Karo Keuangan: Hindari Penyimpangan, Pimpinan dan Staf Harus Saling Mengingatkan

• Lampaui Perkiraan, Realisasi Pendapatan UAPA dari PNBP Jasa KUA Capai 357%!

• Dirjen Bimas Islam: Jadikan Masjid sebagai Pusat Pemberdayaan Umat

• Kepala KUA Pontianak Kota: SIMKAH Sangat Meringankan Pekerjaan KUA

• Dlrjen Bimas Islam: Segera Cairkan Anggaran Bansos, Masyarakat Sangat Membutuhkanl

• Bantuan Kepada Imam Masjid, Program Inisiatif Baru Bimas Islam

_- __ ..... _-' • Opini : Strategi Peningkatan Image Building Bimas Islam di Mata Publik. Oleh : Dr. H. Thobib AI-Asyhar, M.Si

www.bimasislam.kemena~.go.id

Page 2: laport,zneualuasi program ftmgsi agama di hadapan peserta materi

Jakarta, bimaislam-: Misi kerjasama dari IslamicDevelopment Bank (IDB) yang berpusat di [eddah ArabSaudi dalam agenda kunjungannya ke Indonesia pekaniniSelasa (8/10) diterima oleh jajaran Ditjen Bimas Islamdi kantor J1.MH.Thamrin No 6[akarta,

Tamu yang terdiri dari pakar IDB Mohamed IshthiaqAkbar, Ph.D dan Ahmed Faruk Diken diterima oleh

Misi lOBJaiaki Program Pemberdavaan Zakatdi Indonesia

Tangerang, bimasislam=Direktur Pemberdayaan Wakaf,Dr. H. M. Attamimy, M.Ag memberikan support kepadapara Nazhir di Kota Tangerang agar memberikan contohuntuk mewakafkan apa yang kita miliki walaupun kecil.Hal tersebut disampaikan oleh Attamimy di hadapan 50Nazhir Wakaf di Kota Tangerang dalam acara TemuKonsultasi Program Wakaf, yang digelar oleh DirektoratPemberdayaan Wakaf, di Hotel Istana Nelayan,Tangerang, Banten (24/10).

Menurut Mantan Kepala Kanwil Provinsi MalukuKementerian Agama ini, dimensi wakaf sangat luas,tidak hanya pada aset-aset yang besar saja. Dengan uangRp1,- atau tenaga dapat sesungguhnya dapatdiwakafkan. Komunitas pembersih mukena dari satumasjid ke masjid yang lainmerupakan wakaf tenaga. Rp1,- yang diwakafkan dari setiap muslim di KotaTangerang dapat membantu sesama yangmembutuhkan. Man kita wakajkan terhadap apa yang kitapunya, mulai dan hal keeil. Jangan hanyfJ memahami wakafpada benda-benda yang besarsaja, tegasnya.Dalam pengarahannya, Attamimi mengajak danmendorong terbentuknya Paguyuban Nazhir Wakaf diKota Tangerang setelah terlaksananya kegiatan TemuKonsultasi Program Wakaf. Tujuannya adalah untukmempermudah pembinaan dan koordinasi denganpejabat teknis wakaf di Kemenag, ungkapnya.(nia/foto:bimasislam)

Profil edisi kali ini menampilkansosok H. Abdul Latief, MM. KabagPerencanaan dan Sistem InformasiDitjen Simas Islam ini biasa dlpariggil"Pak Latief" atau "Mas Latlef". Prlaasll Yogyakarta yang lahlr 2S Januarl1963 inl dikenal low-profile, kalemdalam berbicara, sabar, santai, danenakjika diajak ngobrol.

OJ lingkungan Simas Islam, baik Pusatmaupun Daerah, Pak Latief cukupdikenal karena tugas dan fungsinya

bersentuhan langsung dengan perencanaan dan sistem Informasi sebagaiunsur penting dalam pekerjaan sebuah institusi. Setiap unit Simas Islam,suka tidak suka, harus bersentuhan dengan beliau dan kebetulan beliaumemiliki kemampuan menjaga hubungan dengan banyak kolega.

Di mata kawan-kawan Sagian I, Pak Latief adalah sosok yang mengayomilayaknya orang tua yang mendampingi anak-anaknya. Sehingga, dalambanyak hal, Pak Latief cukup disegani bawahannya karena sikapnya yangterbuka, loyal, tidak menyukai konflik, dan cenderung tidak ambil pusingterhadap penilaian negatlf orang lain. Saginya, masalah persepsi yangdimunculkan oleh orang lain tidak perlu dihadapi atau dlrespon secaraberlebihan, tetapl cukup dibiarkan dan nunggu hingga dimengerti dengansendirinya. Kalau "dicemooh" orang lain tanpa kebenaran logika, ya gakusah gusar, biar Gusti Allah saja yang menilai. Segitu kira-kira filosofihidupnya dalam menyikapi sebuah konflik.

Satu hal penting dari pribadi lulusan Pascasarjana UHAMKA ini adalahsikapnya yang akomodatif terhadap berbagai gagasanbaru dan cemerlangdari siapapun untuk mengembangkan program-program Simas Islam.Saginya, ide yang bagus itu bisa datang dari mana saja. Selama ide itu baikuntuk Simas Islam, kenapa mesti alergl untuk diterima. Dalam membagitugas, Pak Latief memberikan kepercayaan penuh kepada para stafnya,dipersilahkan untuk mengembangkan kreatifitas rnaslng-rnaslng, namuntetap memperhatikan semua rambuyang ada.

Dalam memandang urgensi perencanaan ke depan, lulusan pesantren AI­Munawwir, Krapyak, Yogyakarta, ini melihat bahwa perencanaanmerupakan unit sentral Simas Islam dalam menjalankan tugas danfungsinya. Jika perencanaan Simas Islam lemah, maka dapat dipastikankinerjanya tidak bagus. Karenanya, setiap unit Simas Islam, khususnyaDirektorat di lingkungan Ditjen Simas Islam, unit Simas Islam di Kanwilmaupun di Kabupaten/Kota harus memillki kualitas perencanaan yangbaik. Menjadi sangat berat jika seluruh konsepsi perencanaan dibebankankepada Sagian Perencanaan Ditjen Simas Islam sendiri. Alangkah idealnyajika setiap unit telah mempersiapkan perencanaan dengan balk, matang,dan terukur, dengan mengacu pada Renstra, sedangkan Bagian I sebagaipusat penggodokan dan pemunculan program-program inovatif, sehinggaSimas Islam akanleoding dengan baik.

Selain itu, satu tugas penting yang menjadi konsennya selama ini adalahpengembangan sistem informasi Simas Islam. Saginya, sistem informasiadalah jantung Simas Islam untuk merespon kemajuan teknologi umatIslam. "Jika umat Islam saat ini sudah well educated dan well informed,seharusnya Simas Islam tidak boleh ketinggalan", katanya suatu ketika.Kalauumat Islam sudah sangatakrab dengan layananonline dl institusi lain,moso kita melavani mereka dengan manual, menggunakan mesin ketikjadul, dan sikapyangtidak professional?, ungkapnya.

Menanggapi keinginan Pak Dirjen yang akan menjadikan tahun 2014sebagai tahun IT Simas Islam, Pak Latief sangat serius untukmewujudkannya. Dengan program pengembangan IT secara bertahap,Simas Islam akan menyediakan sarana pra-sarana IT untuk kepentinganlayanan kepada masyarakat. Tekad suami Hj. Ana Munifah ini adalahmenjadikan sistem informasi Simas Islam sebagai pelopor ITdi lingkunganKementerian Agama. Jika selama ini website Ditjen Simas Islam dinllaiterbaik diantara eselon I yang lain, maka target ke depan adalahmenjadikan Simas Islam sebagai the pioneer of information technology.(bieb/foto:dokumen-pribadi)

H. Abdul Latief, MM

Page 3: laport,zneualuasi program ftmgsi agama di hadapan peserta materi

Jakarta, bimasislam-- Program Pernbibitan Calon Da'iMuda (PCDM) Tingkat Nasional Angkatan XVITahun2013 hari Kamis (17/9) rnalam kemarin telah resmiditutup. Tidak seperti tahun-tahun sebelurnnya yangditutup secara resmi oleh (setidaknya) Pejabat Eselon 3,acara penutupan yang ditempatkan di Hotel GrandTropic Jakarta kemarin ditutup oleh Kasie PembinaanKetenagaan Majelis Taklim dan Lembaga Dakwah, Drs.Faiz Fayadl, selaku Ketua Panitia kegiatan PCDM tahunini. Saat ditanya bimasislam kenapa bisa begitu, sangketua panitia hanya rnenjawab secara diplomatis bahwapak Dirjen, pak Sekretaris, dan ibu Direktur sedang adakesibukan semua di tempat lain, sedangkan PakKasubdit lagi kurang sehat.

Acara yang dibuka secara resmi oleh Dirjen Bimas Islampada tanggal 04 Oktober 2013lalu di Hotel Aston Ancolitu dirasa sangat mengesankan bagi sebagian besarpeserta. Di samping pemberian materi pembibitantentang "kedirian" oleh Bambang Prihadi & Tim danmateri "public speaking" oleh Tubagus Wahyudi, yangtidak kalah mengesankan adalah kesempatan rnagang ditiga Pondok Pesantren, Ponpes AI-Masthuriyah. SukabumiJawa Barat, Ponpes DarulRahman BogorJawaBarat, dan Ponpes Darul Qolam Tangerang Banten.

Selama 8 hari ditempa untuk praktek dakwah di sana, 66orang peserta yang dibagi tiga ternpat itu, rnendapatkanpelajaran berharga tentang seluk-beluk kehidupan di

pembangunan sarana ibadah yaitu masjid dan mushalla.Adapun fasilitas umum seperti [alan, irigasi, dansejenisnya tidak masuk dalam program zakat karenapenerima manfaatnya tidak hanya warga miskin. Danazakat yang disalurkan kepada mustahik, baik individumaupun kelompok, bersifat hibah, namun tidak hanyadalam bentuk uang tunai, juga bisa berupa alat untukbekerja, pelatihan keterampilan, beasiswa, dansebagainya. Kunjungan rnisi IDBini memerlukan tindak­lanjut dari kedua pihak. (Mfnslfoto:bimasislam)

Pihak IDB tertarik dan ingin tahu lebih jauh programpendayagunaan zakat yang dijelaskan oleh DirekturPetnberdayaan Zakat (Hamka), KasubditPemberdayaan Zakat (Muhammad Adib), serta KasubditPengawasan Lernbaga Zakat M. Fuad Nasar yangsekaligus mewakili lernbaga BAZNAS. Dijelaskan,BAZNAS mendistribusikan zakat kepada mustahiksesuai kriteria yang ditentukan rnelalui pola bantuankonsumtif dan bantuan produktif, termasuk

Sekretaris Ditjen Bimas Islam Prof. Dr. H.Muhammadiyah Amin, MA didampingi DirekturPemberdayaan Zakat Drs. H. Hamka, M.Ag. Juga hadirKabag Perencanaan dan Sistem Informasi A.Latief, sertabeberapa pejabat Direktorat Pemberdayaan Zakat danDirektoratPemberdayaan Wakaf.

Sekretaris Ditjen Bimas Islam, Muhammadiyah Amin,menjelaskan kilas perkembangan pengelolaan zakat danwakaf di Indonesia, tantangan dan peluangnya.Pemerintah memfasilitasi pengelolaan zakat denganregulasi, kebijakan, anggaran dan sebagainya.Sedangkan lembaga yang mengelola dana zakat infakdan sedekah adalah BAZNAS dan perwakilannya diseluruh Indonesia. BAZNAS berstatus sebagai lembaganon-struktural di bawah koordinasi Kementerian Agamadibantu oleh UPZ Kernentetian/Lembaga dan BUMNsertaLAZ.

Muhammadiyah Amin rnengemukakan, !DB pernahmembantu pembangunan gedung kampus beberapaUniversitas Islam Negeri (UIN) di Indonesia. Sangat baiksekiranya kerjasama ke depan bisa dijajaki untukpernbangunan gedung kantor BAZNAS di Indonesia.Sesditjen Bimas Islam menarnbahkan kalau selama iniIBD telah menjalin MoU kerjasama dengan Direktorat[enderal Pendidikan Islam, diharapkan MoU serupadapat dilakukan dengan DitjenBirnasIslam.

Dalam pertemuan yang berlangsung akrab danmendengatkan penjelasan singkat ten tang peranKementerian Agama dalam pernberdayaan zakat danwakaf serta program BAZNAS, hadir perwakilan daripengelola program PNPM Kementerian PekerjaanUmum serta perwakilan Kementerian Keuangan dalamhal ini Direktorat Pinjaman dan Hibah serta BadanKebijakan Fis.kal.

Page 4: laport,zneualuasi program ftmgsi agama di hadapan peserta materi

Ioi__ L

Hal tersebut menjadi penting dalam era reformasibirokrasi dimana penggunaan keuangan Negara harusdilaksanakan secara amanah, profesional dantrasnparan. Terlebih, menurutnya, KementerianAgama

Jakarta, bimasislam - Kepala Biro Keuangan dan BarangMillik Negara Kementerian Agama, Syihabuddin Latief,mengatakan bahwa seluruh staf pelaksana dan pimpinandi setiap unit kerja Kementerian Agama dapat salingmengingatkan agar tidak terjadi penyimpangan dalampelaksanaan anggaran. Hal tersebut disampaikanSyihabuddin dalam kegiatan Workshop SistemAkuntansi Instansi Pusat dan Daerah Angkatan II yangdiselenggarakan oleh Sekretariat Ditjen Bimas Islam diHotel Santika, Bogor, Jawa Barat (10/10/2013)

Haro Henangan: Hindari Penvimpangan,Pimpinan dan Stal Haros Saling Mengingalkan

Dikatakan Prof Djamil, Rasulullah SAW telahmemberikan contoh yang nyata bagaimana seharusnyaseorang pemimpin, salah satu sifatnya adalah egaliter,memperhatikan ummatnya, memiliki etos kerja yangtinggi, dan menjadi contoh yang baik. "Rasulullan Tidakmeninggalkan harta karun kepadaummatnya, karenaharia itucepat atau lambat pasii akan habis, pangkat (jabatan-red)jugaakan lenyap, yang diuiariskan Rasulullah adalah nilai-nilailuhur dansun tauladan", ujarnya.Lebih lanjut, Prof Djamil berharap kepada ummat Islamagar kecintaannya kepada Rasulullah tidak hanyasebatas jargon tetapi harus direalisasikan. "Kita harusterus untuk menginiemalisasikan nilai-nilai yang ditoariskanRasulullan SAW", tegas Djamil.

Terkait salah tugas para Penyuluh Agama Islam (PAl)yaitu melakukan dakwah ke berbagai lapis an masyarkat,Prof Djamil menghimbau agar dakwah Islam terusdilakukan dengan cara-cara yang santun dan sesuaidengan ajaran Nabi Muhammad Saw. "Ditanganpenyuluh Iah umat ini dibina, bukan dakwah yangmengancam, menghardik, memarahi, tetapi mengajak orangkedalam Islam pada kebenaran bil hikmah, kebijaksanaan,dengan wisdom, kalaupuri harus berdebatmaka dengan camyang baiku,pungkasnya. (syam/foto:PHBI)

Jakarta, bimasislam-- Pemimpin adalah seorang pencipta,inovator, juga sebagai teacherguru untuk anak buahnya,jangan menjadi pemimpin kalau masih mengabaikananak buahnya yang butuh pengetahuan. Saat ini kitamemerlukan pemimpin yang bisa memberikanketeladanan seperti yang dicontohkan RasulullahSaw.

Hal tersebut diungkapkan oIeh Direktur [enderalBimbingan Masyarakat Islam, Kemenag RI, Prof Dr HAbdul Djamil, MA saat membuka sekaligus memberikanpengarahan kepada peserta Seminar Hari Besar Islamyang di selenggarakan Direktorat Penerangan AgamaIslam, di Grand Cempaka Hotel, Jakarta, Sabtu (26/10).

Pesantren, pelajaran hidup seorang Kyai, keprihatinanpara santri, juga persoalan dakwah yang terjadi ditengah-tengah masyarakat. Apalagi, kurun waktumagang sejak tanggal 08 sampai 16 Oktober itumenyempatkan mereka saat 'IduI Adha berada diPondok Pesantren. Sebuah pengalaman yang berkesanbagi mereka bisa berlebaran dan menyembelih Qurbansebagai tamu resmi di sebuah Pond ok Pesantren."Mengesankan sekali, bisa belajar banyak tentangkeikhlasan dan kesederhanaan seorang Kyai dalamberdakwah kepada santri juga masyarakatnya", timpalNa'am Seknun peserta dari Provinsi Maluku saat dialogreview tentang Laporan Hasil Magang.

Saat acara penutupan ini, sebagai apresiasi PanitiaPCDM terhadap peserta, juga diumumkan para pesertaterbaik PCDM Tingkatan Nasional XVI Tahun 2013 -­yang dibacakan oleh Kasie Pembinaan Lembaga Dakwahdan Majelis Taklim, Sri Waluyani. Para peserta terbaiktersebut secara berurutan antara lain: (1) M.Taufiqurrahman dari Yogyakarta; (2) M. Raja PerkasaHarahap dari Sumatera Utara: (3) Abdul Hakim dariJawa Tengah: (4) M. Ramdhan dari [awa Barat: (5)Rahmat Bustomi dari Bali; (6) Nikmatul Lailiyah dari[awa Timur: (7) Ramdana dari Kalimantan Timur; (8)Na'am Seknun dari Maluku: (9) Rahmayanti dariSulawesi Bar a t: (10) Delva Nora dari Riau.(edijun/foto:bimasislam)

www.bimasislam.kemenag.go.id

Page 5: laport,zneualuasi program ftmgsi agama di hadapan peserta materi

anbimbingan bagi pengurus dalam mengelola keuanganmasjid, Subdit Kemasjidan Direktorat Urusan AgamaIslam dan Pembinaan Syariah menyelenggarakanOrientasi Manajemen Pengelolaan Keuangan MasjidTahun 2013. Kegiatan ini dilaksanakan tanggal 2 s.d 3Oktober 2013 di Hotel Grand Candi, Semarang (2/10).

Dalam sambutan pembukaannya, Dirjen Bimas Islam,Prof. Dr. H. Abdul Djamil, MA, mengatakan bahwakegiatan ini merupakan bentuk pembinaan danperhatian Pemerintah dhi Kementerian Agama kepadapengurus masjid dan mushalla, dalam rangkamembangun kualitas hidup masyarakat yang Islami dansejahtera. "Masjid harus ditingkatkan fungsinya, bukanhanya murni untuk shalat, tetapi dijadikan pusatpemberdayaan umat, tegasnya.

Dalam kesempatan yang sarna Direktur Urusan AgamaIslam dan Pembinaan Syariah Dr.H.Muchtar Ali,M.Hum menambahkan, bahwa Masjid dan Mushallaadalah cermin pelayanan umat yang harus dapat dijagakesuciananya tidak hanya ternpatnya saja, tetapi bersihdan tertibnya pengelolaan sumber day a yangdimilikinya, termasuk pengelolaan keuangan sehinggameningkatkan kepercayaan umat. Hal tersebut selaras

Maman mengatakan, hanya ada dua sektor realisasipendapatan UAPA dari PNBP yang melampaui estimasi,yaitu [asa KUA yang mecapai 357%, dan [asa BadanLayanan Umum (BLU) yang mencapai 302,52%.Selebihnya, lanjut Maman, semua berada di bawah 40%.

Untuk diketahui, UAPA adalah Unit Akuntansi Instansipada tingkat Kementerian Negara/Lembaga (PenggunaAnggaran) yang melakukan kegiatan penggabunganlaporan, baik keuangan maupun barang seluruh UAPPAtingkat Eselon Satu yang berada di bawahnya.Sedangkan PNBP adalah seluruh penerimaanpemerintah pusat yang tidak berasal dari perpajakan.(Ska/foto:bimasislam)

Bogor, bimasislam - Realisasi Pendapatan UAPA dariPenerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) KementerianAgama, secara khusus dari [asa Kantor Urusan Agama(KUA) melampaui perkiraan. Hal tersebut disampaikanoleh auditor dari Inspektorat Jenderal KementerianAgama, Maman Saepulloh, dalarn Workshop SAl Pusatdan Daerah Angkatan IT,yang digelar oleh Ditjen BimasIslam, Kementerian Agama, di Hotel Santika, Bogor,Jawa Barat (10/10).

Dalarn presentasinya yang berjudul "PermasalahanHasil Review Laporan Keuangan", Mamanmenyampaikan bahwa perkiraan Pendapatan UAPAKementerian Agarna dari PNBP Semester Satu Tahun2013 dari [asa KUA adalah sebesar Rp 9.201.996.000,-.Narnun hingga Juni2013,Realisasinya menyentuh angkaRp 32.851.758.275 atau setara dengan 357 % dariperkiraan.

merupakan instansi pemerintah yang disorot langsungoleh publik. "di Kementerian Agama, terdapat dua halyang paling disorot oleh masyarakat, yaitu PelayananHaji dan pelayanan di KUA", katanya kepada 120 orangpeserta dari seluruh Indonesia tersebut. Tentu sajasorotan masyarakat ini juga akan melebar pada unit-unitlain yang ada di Kementerian Agama itu sendiri.

Cara untuk saling mengingatkan antara staf danpimpinan dalam setiap unit kerja adalah denganmengetahui seluk beluk anggaran, sehingga sebelumterjadi penggunaan anggaran yang tidak tepat padaposnya, staf pelaksana atau pimpinan dapatmenyampaikan kekeliruan tersebut.

Dalam kesempatan yang sarna, pejabat yang dilantikpada 3 [uli 2013 ini juga menyampaikan bahwa jikadilihat dari Daya Serap Anggaran Menurut Program,maka sampai tanggal 8 Oktober 2013, Bimas Islammenempati urutan ketiga nasional sebesar 60,09%, dibawah Bimas Kristen (62,42%), dan Bimas Katholik(60,33%), dengan rata-rata program nasional 55,23%.Namun jika dilihat dari Daya Serap Anggaran UnitEselon I Pusat, Bimas Islam masih tertinggal 25,83% dibawahrata-rata 28,42%. (Ska,foto: bimasislam)

Page 6: laport,zneualuasi program ftmgsi agama di hadapan peserta materi

Jakarta, bimaeielam - Sebagai langkah evaluasipelaksanaan program Bimas Islam, Direktorat JenderalBimbingan Masyarakat Islam melaksanakan kegiatanEvaluasi Pelaksanaan Program Bimas Islam Triwulan Idan III di hotel Aryaduta, Jakarta (28/10). Dalamsambutan pengarahannya, Dirjen Bimas Islam, Prof. Dr.H.Abdul Djamil, MA menegaskan bahwa di penghujungtahun anggaran ini semua pegawai pemerintahmenggenjot pelaksanaan program untuk mencapaitarget sera pan anggaran. "Dalam situasi seperti saat ini,kita harus memperhatikan rambu-rambu, perhatikankualitas proses dan capaian, sehingga program dalamdilaksanakan dengan baik", katanya.

Di awal sambutannya, Djamil menyampaikan bahwakegiatan evaluasi triwulan I dan III ini dimulai dari bulanberapa. Jika evaluasinya dimulai sejak Januari, maka initentu tidak realistis, karena praktis kegiatan baru mulaisejak bulan Juli atau baru empat bulan yang lalu. Artinya,jika kita mau evaluasi mulai Januari, maka kita akanmenemukan fakta bahwa selama enam bulan pertama

digital yang secara otomatis dapat langsung diuploadseperti yang seharusnya. "Ini langkah awal kami yangsudah menggunakan SIMKAH di Pontianak", jelasMusa.Dalam pantauan bimasislam, KUA Pontianak Kotatermasuk telah melaksanakan keterbukaan informasimengenai biaya nikah yang harus dibayar oleh catin,serta ada kotak pengaduan (saran) yang disediakanuntuk masyarakat yang tidak puas terhadap pelayananKUA. "Karni di sini terbuka dengan berapa biaya nikah,kami memasang semua mekanisme pendaftaran berikutbiayanya sesuai dengan ketentuan", ujarnya.Ketika bimasislam meminta data-data keagamaanlainnya, Musa menunjukkan data rumah ibadah (masjiddan mushalla) yang terhitung lengkap disertai denganfoto-fotonya. "Ini merupakan inisiatif kami untukmendata rumah ibadah, mungkin di tempat lain tidakdilakukan hal sama, karena ini program inisiatif",tutupnya (bieb/foto:bimasislam)

j

Lebih lanjut Musa mengatakan bahwa SIMKAH inipraktis dan dapat mempermudah pekerjaan buatpegawai KUA. Ketika bimasislam minta disimulasikantentang bagaimana calon pengantin mendaftarkan nikah,Musa secara detail menjelaskan dengan terang danmudah dipaharni. Menurutnya, pelaksanaan SIMKAH disini memang belum ideal pak, karena foto catin masihdengan metode scan karena belum memiliki photo

Pontianak, bimasislam-Sistem Informasi ManajemenNikah (SIMKAH) yang saat ini disosialisasikan olehDitjen Bimas Islam agar digunakan untukmemodernisasi pelayanan administrasi nikah memangbetul-betul dirasakan manfaatnya oleh kalangan KUA."Dengan adanya SIMKAH, kami sangat terbantu, yangtadinya memerlukan minimal dua atau tuga orang,sekarang hanya butuh satu orang". Demikian dikatakanoleh Musa, Kepala KUA Pontianak Kota ketikaberbincang dengan kru bimasislam saat meninjaulangsung pelaksanakaan aplikasi SIMKAH di Pontianak(25/10).

Hepala HUAPontianak Hota:SIMKAH Sangat Meringankan Pekeriaan HUA

dengan tema kegiatan "Akuntabilitas Keuangan MasjidMewujudkan Kepercayaan dan Peningkatan KualitasPelayanan Umat".Kegiatan yang dibuka oleh Dirjen Bimas Islam inidihadiri oleh Pejabat Kanwil Kemenag Provinsi JawaTengah, Kepala Bagian Tata Usaha Drs. H. Ahmad, M.Agdan Kepala Bidang Urais dan Binsyar Drs. H.A Saifullah,M. Ag. Kegiatan ini diikuti 50 Takmir Masjid danMushalla se-Provinsi Jawa Tengah sebagai peserta.Berdasarkan laporan panitia, sebelumnya kegiatanserupa diadakan pad a tgl 27 sd 29 September di hotelMillenium Jakarta, yang diikuti oleh 50 Takmir Masjiddan Mushalla dari Provinsi Jawa Barat dan Banten.Melalui kegiatan ini, diharapkan semakin banyaknyaTakmir dan Pen gurus Masjid/Mushalla yang memilikiketerampilan baik dalam mengelola keuangan masjid.(fa/foto:bimasislam)

Page 7: laport,zneualuasi program ftmgsi agama di hadapan peserta materi

lanjut halB

BimasIslammerupakan salahsatu unit KementerianAgamayangsecaralangsungbersentuhan denganpelayanan masyarakat, khususnya layananan administrasi pernikahan, perwakafan, dan penyuluhanserta bimbingan keagamaan lainnya. Tugas dan fungsi Bimas Islam berada di garda depan bagipembangunan bidangagamaIslam,dan Kantor UrusanAgama(KUA)menjadi ujungtombaknya.

Posisi pelayanan langsung kepada umat tersebut secara otomatis memunculkan berbagaipemahaman, pandangan,dan perasaanyangbermuara pada persepsi tentang kualitas layanan,bahwalayanan itu bisa disebut memuaskan atau tidak. Artinya ada jarak yang begitu dekat antara layananyangdiberikan dengan pemahaman dan perasaan masyarakat itu sendiri.

Strategi Peningkatan Image Building Blmas Islam di Mata PubllkOleh: Dr. H. Thobib AI-Asyhar, M.Si.

o~

kegiatan Bimas Islam yang hanya bersifat artificialdengan kesibukan luar biasa selama ini masih hanyamengurusi internal, belum menyentuh secara signifikanpermasaIahan masyarakat Islam. Jika hanya sibukworkshop, seminar, temu konsultasi, orientasi, dansemacamnya, terus kapan harus bertindak riil untukkepentingan masyarakat. Jika kita ingin membinamasyarakat muallaf, misalnya, maka kita harusmembuat program/kegiatan yang langusngbersentuhan dengan muallaf, bukan pembinaanterhadap orang yang membina", tegas Dirjen BimasIslam, Prof. Dr. Abdul Djamil, MA, di hadapan parapimpinan Ditjen Bimas Islam dalam rapat evaluasipelaksanaan anggaran 2013 dan perencanaan 2014, diSeruniHotel, Puncak, Bogor (12/10).

Lebih lanjut Dj am il menegaskan bahwaprogram/kegiatan inisiatif baru harus dibuat. Program/kegiatan yang bukan prioritas harus diganti atauminimal dikurangi anggarannya. Masyarakatmembutuhkan peran nyata kita sehingga Bimas Islambenar-benar dapat memberikan bimbingan, pelayanan,pemberdayaan, dan pengembangan masyarakat Islam."Janganlah kita sibuk sendiri, sementara masyarakatmembutuhkan banyak perhatian. Kita harus menyisirulang program/kegiatan yang telah disusun danmembuat peta mana yang prioritas dan bukan", ujarman tan rektor lAIN Walisongo ini serius.

Beberapa program inisiatif yang menjadi usulan dalamforum tersebut diantaranya adalah perlunya bantuankepada para imam masjid, baik di tingkat provinsi,kabupaten/kota, maupun kecamatan. "Mereka paraimam masjid adalah tokoh rill di lapangan yangmemerlukan perhatian kita, sehingga wajar pemerintahmemberikan bantuan", tambah Djamil,

Dalam pantauan bimasislam, beberapa program inisiatifbaru adalah pelatihan wirausaha bagi muallaf danbantuan usahanya, pond ok Lapas, penanganan kasus­kasus internal umat Islam, image building Bimas Islam,Bimas Islam Expo, pengembangan IT Bimas Islam, danlain-lain. (bieb/foto:bimasislam)

Jakarta, bimasislam- Untuk meningkatkan kualitas peranBimas Islam kepada masyarakat, Ditjen Bimas Islamharus berani keluar dari program-program rutin yanghanya memenuhi kesibukan internal. "Kegiatan-

l

kita vakum. dan hanya modar mandir ke kantor danpulang ke rumah karena DIPA belum turun. [ika harusdilakukan evaluasi, maka harusnya dapat dijadikandasar untuk diberikan kepada pihak terkait agar tahundepan tidak terulang lagi, imbuhnya.

Lebih lanjut Djamil mengimbuhkan bahwa kondisiobyektif serapan anggaran di lingkungan Bimas Islamsudah melebihi 50 persen, tepatnya 54%. Ini sera pananggaran tertinggi dibandingkan unit-unit lain dilingkungan Kementerian Agama. Meskipun terhitungtertinggi, namun serapan di Pusat baru sekitar 29%,selebihnya disumbang oleh serapan daerah. Sebagaikritik internal, Pusat perlu memaksimalkan waktu yangada, khususnya penyaluran anggaran bantuan sosiaIuntuk masyarakat. "Anggaran Bansos segera cairkan,jangan tunda-tunda lagi, karena masyarakat sangatmembutuhkan. Jika ada pihak yang mengatakan bahwamengurus Bansos setelah semua pencairan belanjamodal, maka hal itu tidak benar", sindir mantan KepaIaBalitbang Kemenag ini. (bieblfoto:bimasislam)

Page 8: laport,zneualuasi program ftmgsi agama di hadapan peserta materi

Bagi unit yang ingin peliputan berita dapat SMS di 08164817993atau email: [email protected] I

[email protected]

RedakturAlatief

Thobib AI-AsyharAndy Pabenteng, M. Fuad Nasar, Yayat Supriyadl,

M Nakip, Edi Junaedi,Ahmad Syamsudin, Jaja Zarkasy,

Jamaluddin Marky

EditorYoesni, Barokah Indah Sari

Farhan Muchalik, HastomoAjiIhsan Bayu Merdeka, Endah Tn Fahriati

Rahmania, MyrnaYulianti

FotograferAsfan Shabri (Koord)

Penanggung JawabMuhammadiyahAmin

PengarahAbdul Djamil

Redaksi www.bimasislam.kemenag.go.idmenerima kiriman artikelpembaca yang mengandung unsur keilmuan. hasil penelitian.

aktual, menarik. dan tidak pernah dipublish di media lain. Panjangtulisan maksimal 2 halamanA4 dengan spasi 1.

Islam sendiri. Persepsi dan penilaian masyarakat tidak dapatdipaksakan, karena orang bebas menilai berdasarkan carapandang, kapasitas wawasan, dan kepentingannya, Oleh karenaitu, Simas Islam perlu melakukan evaluasi diri dari waktu kewaktu agar citra Simas Islam semakin posit if di mata masyarakat.

Ada beberapa langkah untuk mewujudkan citra Simas Islam agardapat semakin positif di mata masyarakat: pertama, Simas Islamharus memiliki arah yang jelas tentang pandangan publik yangdiharapkan, sehingga Simas Islam dapat merumuskan langkah­langkah yang tepat, baik dalam frame kebijakan maupunprogram. Kedua, perencanaan kegiatan yang dilakukan SimasIslam harus memiliki fokus, yaitu bertumpu pada 4 IndikatorKinerja Utama (IKU), yaitu pembimbingan, pelayanan,pemberdayaan, dan pengembangan masyarakat Islam. Ketiga,Simas Islam harus melakukan publikasi yang memadai melaluiberbagai media sebagai upaya untuk menyampaikan informasiatau pesan kepada masyarakat secara lebih luas, khususnyamedia website yang perlu terus disempurnakan.

Keempat,perlunya pembentukan budaya organisasi yangmemiliki karakter, yaitu kebiasaan-kebiasaan yang lebihmengarah pada pembentukan sikap dan perilaku para pegawaidi lingkungan Simas Islam. Ketima, mobilisasi Sumber Daya (SDMdan SDA) untuk mengoptimalkan kinerja agar citra semakinmembaik dari waktu ke waktu. Keenam, perlunya penetapantarget yang terukur dan bertahap dalam setiap kebijakan SimasIslam, karena pembangunan citra bukanlah pekerjaan instantetapi membutuhkan konsistensi dalam pencapaian kinerja danwaktu yang lama.

Dengan melakukan berbagai langkah di atas diharapkan SimasIslam akan menorehkan sejarah pelayanan kepada masyarakatyang baik dan memuaskan. Amin. Wallahu a 'lam bish-shawab.

Penulis adalah K'asubag Data dan Sistem Informasi Ditjen BimasIslam dan Dosen PPsUI.

Penggambaran di atas dapat menjelaskan, jika pengemasaninformasi tentang citra terhadap lembaga (Simas Islam, pen)atau seseorang dapat dilakukan dengan baik, meskipun masihmemiliki berbagai kekurangan kinerja, maka akan berdampakpada persepsi positif, dan juga dengan sendirinya Simas Islamterus terpacu untuk memberikan pelayanan terbaiknya (prima).

Dalam posisi inilah, upaya pencitraan Simas Islam di mata publikmelalui berbagai media menjadi penting dalam rangka untukmeningkatkan kepercayaan dari masyarakat. Apalagi pada tahun2012 merupakan tahun kesedihan ('amul huzni) dan belakanganditerpa isu tentang pelayanan pernikahan di KUA, yang perludisikapi dengan baik melalui peningkatan kinerja danpembangunan image building.

Urgensi Image Building

Membangun citra (image) secara sederhana diartikan bahwadalam proses kehidupan kita selalu mempunyai cita-cita atautujuan agar hal yang ingin kita raih dapatterwujud. Salah satunyakita harus mencoba memahami bahwa kita ini sebenarnya maudicitrakan seperti apa, dan itu akan bergulir seiringberkembangnya waktu. Dalam konteks Simas Islam, sumberdaya yang ada cukup terbatas, sehingga perlu dilakukaneksplorasi atau pengembangan lingkungan yang cepat untukmengambil strategi yang disebut dengan image building.

Ada satu pernyataan William Shakespiere yang menarik, bahwakekayaan abadi pada saat kematian adalah reputasi yang takternoda. Artinya, reputasi Simas Islam saat ini menjadi taruhandalam berbagai level, baik di tingkat individu maupun di tingkatorganisasi. Karena reputasi ini adalah sesuatu yang menjadiasset atau modal untuk mendapatkan benefit yang lebih luas.

Jika dikaji lebih detail, image atau citra yaitu persepsi orang lainterhadap siapa Simas Islam sesungguhnva. Persepsi ataupenilaian orang lain tidak selalu sarna dengan yang diinginkanSimas Islam. Seringkali masyarakat melihat sisi lain dari SimasIslam, yang mungkin kurang mendapat perhatian dari Simas

Dari kondisi ini, maka tidak semua pelayanan atau performanceSimas Islam yang baik dengan serta merta memunculkanpersepsi atau pandangan positif dari masyarakat, apalagilayanan yang buruk. Karena itu, layanan yang baik atau kurangoptimal sekalipun dapat menjadi positif jika Simas Islam mampumemberikan informasi tentang image (citra)-nya dengan baik.

Contoh yang paling mudah untuk dipahami adalah upayapencitraan yang dilakukan oleh para politisi. Sanyak orangmemahami tentang seorang politisi x, misalnya, nampak begitubagusnya karena upayanya yang intensif terhadappembangunan citra positlf Namun, masyarakat cukup kagetketika si xternyata terlibat dalam berbagai skandal tindak pidanakorupsi.

II>-~ •l •www.bimasislam.kemenag.go.id