pendidikan agama kristen dan dampaknya bagi peserta...

32
1 PENDIDIKAN AGAMA KRISTEN DAN DAMPAKNYA BAGI PESERTA DIDIK BERAGAMA SUKU MARAPU ANDRIARTO KAPU ENDA 1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan sangat penting bagi setiap warga negara karena “pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa” (Pasal 3, UU Sisdiknas No 20/2003). Di Indonesia, ada tiga lembaga yang melaksanakan pendidikan agama Kristen (PAK), yaitu lembaga keluarga, gereja dan sekolah. Penulisan ini akan difokuskan pada PAK di sekolah. Pertama-tama perlu dijelaskan sejarah singkat PAK, PAK dalam Perjanjian Lama dimulai ketika Abraham, Ishak dan Yakub menjadi guru/pendidik bagi seluruh keluarganya 1 . PAK yang dimulai dari ruang lingkup keluarga, kemudian berkembang ke Bait Allah yang diselenggarakan oleh imam-imam dalam Bait Suci, merekalah yang menerangkan serta memelihara undang-undang mengenai kebaktian, mereka juga yang mengajarkan hukum tentang kebersihan dan kesehatan, makanan pantangan dan perhubungan kelamin, dan banyak hukum lagi yang harus diketahui dan dituruti oleh umat Israel 2 . PAK dalam Perjanjian Baru diteladankan oleh :Pertama, Tuhan Yesus yang menjadi seorang guru yang agung. Orang- orang menyebut Yesus dengan sebutan “rabbi”.Kedua, Rasul Paulus juga seorang guru yang ulung. Paulus sendiri dididik untuk menjadi seorang rabbi bagi bangsanya, ia mahir dalam pengetahuan akan Taurat, dan ia dilatih untuk mengajar orang lain tentang agama kaum Yahudi. Selain itu, sejak mulai berdirinya jemaat mula-mula, jemaat Kristen menjujung pengajaran agama, dan di dalam perkumpulan-perkumpulan yang dilakukan, jemaat Kristen berdoa, belajar dan mengajar tentang perbuatan-perbuatan Tuhan Yesus Kristus, makan bersama dan merayakan perjamuan kudus 3 . Di Indonesia PAK tidak saja menjadi tugas gereja, tetapi juga menjadi tanggungjawab dari sekolah formal, baik sekolah negeri maupun sekolah swasta. PAK di sekolah mempunyai 1 E.G. Homrighausen, I.H. Enklaar, Pendidikan Agama Kristen, (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 1984), 13 2 Ibid.,14-15 3 Ibid., 16-19

Upload: tranhanh

Post on 10-Feb-2018

246 views

Category:

Documents


7 download

TRANSCRIPT

Page 1: Pendidikan Agama Kristen Dan Dampaknya Bagi Peserta …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/8887/3/T1_712009033_Full... · pendidikan agama kristen dan dampaknya bagi peserta didik

1

PENDIDIKAN AGAMA KRISTEN DAN DAMPAKNYA BAGI PESERTA DIDIK

BERAGAMA SUKU MARAPU

ANDRIARTO KAPU ENDA

1. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Pendidikan sangat penting bagi setiap warga negara karena “pendidikan nasional

berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang

bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa” (Pasal 3, UU Sisdiknas No

20/2003).

Di Indonesia, ada tiga lembaga yang melaksanakan pendidikan agama Kristen (PAK),

yaitu lembaga keluarga, gereja dan sekolah. Penulisan ini akan difokuskan pada PAK di

sekolah. Pertama-tama perlu dijelaskan sejarah singkat PAK, PAK dalam Perjanjian Lama

dimulai ketika Abraham, Ishak dan Yakub menjadi guru/pendidik bagi seluruh keluarganya1.

PAK yang dimulai dari ruang lingkup keluarga, kemudian berkembang ke Bait Allah yang

diselenggarakan oleh imam-imam dalam Bait Suci, merekalah yang menerangkan serta

memelihara undang-undang mengenai kebaktian, mereka juga yang mengajarkan hukum

tentang kebersihan dan kesehatan, makanan pantangan dan perhubungan kelamin, dan banyak

hukum lagi yang harus diketahui dan dituruti oleh umat Israel2. PAK dalam Perjanjian Baru

diteladankan oleh :Pertama, Tuhan Yesus yang menjadi seorang guru yang agung. Orang-

orang menyebut Yesus dengan sebutan “rabbi”.Kedua, Rasul Paulus juga seorang guru yang

ulung. Paulus sendiri dididik untuk menjadi seorang rabbi bagi bangsanya, ia mahir dalam

pengetahuan akan Taurat, dan ia dilatih untuk mengajar orang lain tentang agama kaum

Yahudi. Selain itu, sejak mulai berdirinya jemaat mula-mula, jemaat Kristen menjujung

pengajaran agama, dan di dalam perkumpulan-perkumpulan yang dilakukan, jemaat Kristen

berdoa, belajar dan mengajar tentang perbuatan-perbuatan Tuhan Yesus Kristus, makan

bersama dan merayakan perjamuan kudus3.

Di Indonesia PAK tidak saja menjadi tugas gereja, tetapi juga menjadi tanggungjawab

dari sekolah formal, baik sekolah negeri maupun sekolah swasta. PAK di sekolah mempunyai

1E.G. Homrighausen, I.H. Enklaar, Pendidikan Agama Kristen, (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 1984),

13 2Ibid.,14-15

3Ibid., 16-19

Page 2: Pendidikan Agama Kristen Dan Dampaknya Bagi Peserta …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/8887/3/T1_712009033_Full... · pendidikan agama kristen dan dampaknya bagi peserta didik

2

peranan yang khas karena proses belajar mengajar dalam arti formal terjadi secara sistematis

dan dalam waktu yang cukup lama (berkesinambungan) dengan kurikulum yang jelas dan ini

sangat membantu perkembangan pengertian, pemahaman dan pengetahuan mengenai

religiusitas dan iman Kristen4.

Pemberian mata pelajaran PAK bagi peserta didik di sekolah disesuaikan dengan

latar belakang sekolah negeri dan sekolah swasta. Bagi sekolah negeri PAK diberikan hanya

bagi peserta didik yang beragama Kristen Protestan, sedangkan yang beragama lain

menyesuaikan dengan agama yang dianutnya. Hal ini berbeda dengan sekolah swasta Kristen,

PAK wajib diikuti oleh setiap peserta didik tanpa memandang peserta didik menganut agama

lain. Visi dari pendirian sekolah swasta Kristen adalah sebagai sarana kesaksian dan

pelayanan agar peserta didik diberi kesempatan untuk mendengarkan kabar baik dan terbuka

untuk menerima nilai-nilai Kristiani.Dalam kenyataannya, seringkali terjadi kesenjangan

dalam pencapaian visi ini karena kurangnya pembinaan bagi pendidik PAK dalam merancang

kurikulum, membuat rencana pengajaran yang sesuai dengan kebutuhan peserta didik serta

metode pengajaran yang relevan bagi peserta didik. Selama ini pengajaran PAK hanya

direduksi sebatas pemahaman kognitif saja, kurang mengembangkan aspek afektif dan

psikomotorik.

PAK di sekolah seharusnya memiliki peran yang sangat penting. Pertumbuhan iman

peserta didik kepada Tuhan merupakan dambaan dari setiap proses penyelenggaraan belajar

mengajar. Pendidik memiliki peranan yang sangat besar untuk membantu peserta didik

mencapai iman yang bertumbuh, karena itu pendidik harus menggunakan berbagai metode

dan media dalam pengajaran iman dan bertanggungjawab menyesuaikan rencana pengajaran.

Selain itu, pendidik perlu mengajar PAK sesuai dengan taksonomi Bloom yang menekankan

aspek kognitif, afektif dan psikomotorik, sehingga hasil pengajarannya akan lebih optimal.

Bloom (dalam Degeng)5telah mengklasifikasikan hasil dari proses belajar-mengajar

menjadi tiga, yaitu :Pertama, kognitif adalah ranah yang menaruh perhatian pada

pengembangan kapabilitias dan keterampilan intelektual. Kedua, afektif adalah ranah yang

berkaitan dengan pengembangan perasaan, sikap, nilai, dan emosi.Ketiga, psikomotorik

adalah ranah yang berkaitan dengan kegiatan-kegiatan manipulatif atau keterampilan

motorik.

4Daniel Nuhamara, Pembimbing PAK, (Bandung : Jurnal Info Media, 2007), 105

5I Nyoman Sudana Degeng, Ilmu Pengajaran: Taksonomi Variable, (Jakarta: Departemen Pendidikan

dan Kebudayaan, 1989), 176

Page 3: Pendidikan Agama Kristen Dan Dampaknya Bagi Peserta …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/8887/3/T1_712009033_Full... · pendidikan agama kristen dan dampaknya bagi peserta didik

3

Taksonomi Bloom sudah tercantum di dalam kurikulum pendidikan nasional yang

berlaku di sekolah-sekolah termasuk di Sekolah Dasar Masehi (SDM) Mbatakapidu.SDM

Mbatakapidu merupakan sekolah swasta Kristen dibawah Yayasan Persekolahan Masehi

Sumba (YAPMAS).SDM Mbatakapidu berdiri pada tahun 1967 dan diselenggarakan

berdasarkan azas agama Kristen. Salah satu cara yang dilakukan dalam menerapkan nilai dan

dasar Kekristenan di sekolah ialah dengan pemberian mata pelajaran PAK yang wajib diikuti

oleh seluruh peserta didik, baik yang beragama Kristen Protestan maupun yang tidak

beragama Kristen Protestan dalam hal ini agama suku Marapu.

Agama suku Marapu merupakan kepercayaan kepada arwah para leluhur yang

terdapat dalam masyarakat asli suku Sumba 6.Permohonan atas pertolongan Marapu

disampaikan melalui ritual atau hamayangu yang dilaksanakan diberbagai tempat, sesuai

dengan maksud dan tujuan dari ritual7.Dalam realita, ternyata dijumpai peserta didik kelas 4-6

yang berasal dari latar belakang agama suku Marapu, menghafal cerita-cerita Alkitab, rajin ke

sekolah minggu, membaca Alkitab, rajin berdoa karena mengikuti proses belajar mengajar

PAK di sekolah tersebut. Hal inilah yang melatarbelakangi penulis untuk meneliti mengenai

cara pengajaran PAK dan dampaknya bagi peserta didik beragama suku Marapu. Penulisan

ini diberi judul :

Pendidikan Agama Kristen dan Dampaknya bagi Peserta Didik Beragama Suku

Marapu

1.2 Rumusan Masalah

Bagaimana cara pendidik PAK mengajarkan PAK ditinjau dari perspektif taksonomi

Bloom di SDM Mbatakapidu ?

Bagaimana dampak pengajaran PAK bagi peserta didik beragama suku Marapu ?

1.3 Tujuan Penelitian

Mendeskripsikan cara Pendidik PAK mengajarkan PAK ditinjau dari perspektif

taksonomi Bloom di SDM Mbatakapidu.

Mendeskripsikan dampak pengajaran PAK bagi peserta didik beragama suku Marapu.

6 F.D.Wellem, Injil dan Marapu, (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2004), 41-45

7 Dharmaputra Palekahelu, Marapu, Kekuatan di Balik Kekeringan, (Salatiga: FTI UKSW, 2010), 113-

116

Page 4: Pendidikan Agama Kristen Dan Dampaknya Bagi Peserta …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/8887/3/T1_712009033_Full... · pendidikan agama kristen dan dampaknya bagi peserta didik

4

1.4 Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode deskriptif, dengan jenis penelitian

kualitatif.Metode deskriptif yaitu metode dalam meneliti status kelompok manusia, suatu

obyek, suatu kondisi, suatu sistim pemikiran ataupun suatu kelas peristiwa pada masa

sekarang8.Jenis penelitian kualitatif, yaitu penelitian yang mengembangkan perspektif yang

digunakan untuk memahami dan mengggambarkan realitas, yang bertujuan untuk

menampilkan data bukan dalam bentuk hitungan angka-angka melainkan dalam bentuk

kalimat-kalimat untuk memperjelas maksud 9. Dalam penelitian ini penulis akan

mendeskripsikan bagaimana cara pendidik PAK mengajarkan PAK dan mendeskripsikan

bagaimana dampak pengajaran PAK bagi peserta didik beragama suku Marapu. Data

penelitian dikumpulkan melalui beberapa teknik dan sumber data sebagai berikut :

a. Wawancara

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah melalui

wawancara mendalam kepada informan kunci dan responden.Teknik ini digunakan

untuk mendapatkan keterangan – keterangan secara lisan dan tertulis dari informan10.

Yang akan diwawancarai dalam penelitian ini adalah pendidik PAK, kepala sekolah

dan pengurus yayasan.

b. Focus Group Discusion/ FGD

FGD merupakan suatu metode pengumpulan data dengan memusatkan teknik

pengambilan data melalui diskusi kelompok dan terarah 11. Dalam diskusi FGD,

penulis akan dibantu satu orang teman sebagai pecatat proses dan pengatur logistik,

sedangkan penulis sendiri sebagai penghubung dengan peserta merangkap blocker.

Yang akan diwawancarai dalam FGD ini terdiri dari peserta didik dan orang tua

peserta didik beragama suku Marapu

c. Observasi

Observasi partisipan merupakan suatu bentuk observasi khusus dimana

peneliti tidak hanya menjadi pengamat yang pasif, melainkan juga mengambil

8 Mo. Natsir, Metode Penelitian, (Jakarta: Ghalia Indonesia, 1988),63

9 Lexy J. Moleong, Metode Penelitian Kualitatif, (Bandung: Remaja Karya,1989),2

10 Koentjaraningrat, Metode-Metode Penelitian Masyarakat, (Jakarta: PT Gramedia,1991), 130

11 Richard A. Krueger, Focus Groups : A Practical Guide For Applied Research, (Newburg Park, Calif

: Sage Publications, 1998)

Page 5: Pendidikan Agama Kristen Dan Dampaknya Bagi Peserta …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/8887/3/T1_712009033_Full... · pendidikan agama kristen dan dampaknya bagi peserta didik

5

perenan penuh (aktif) dalam situasi tertentu dan berpartisipasi dalam peristiwa-

peristiwa yang akan diteliti sehingga mempermudah peneliti untuk menghasilkan

gambaran yang akurat dari penelitian tersebut. Yang akan diobservasi dalam

penelitian ini adalah pendidik yang mengajar PAK di sekolah.

d. Kepustakaan

Studi kepustakaan digunakan untuk mengumpulkan bahan atau data dari

berbagai buku dan dokumen lainnya yang sebagai tolak ukur dalam menganalisa

data penelitian lapangan.

1.5 Signifikansi penelitian

Akademis, penulisan ini dapat menjadi masukan bagi Fakultas Teologi UKSW untuk

memahami secara khusus mengenai mendidik anak berdasarkan nilai-nilai Kristiani.

Praktis, penulisan ini diharapkan dapat menjadi masukan bagi pendidik PAK di

Sumba yang mendidik peserta didik bergama suku Marapu, dalam mengevaluasi

maupun upaya pendidikan iman/rohani secara optimal.

II. TEORI RUJUKAN

Pada bagian ini akan dirujuk teori yang berkaitan dengan PAK di sekolah yaitu : PAK,

PAK di sekolah swasta Kristen, metode dan media pembelajaran PAK serta taksonomi

Bloom.

2.1. Pendidkan Agama Kristen

Istilah Pendidikan merupakan terjemahan dari “education” dalam bahasa Inggris. Kata

“education” berasal dari bahasa latinducere yang berarti membimbing (to lead). Tambahan

awalan “e” berarti keluar (out).Jadi arti dasar dari pendidikan adalah suatu tindakan untuk

membimbing keluar12. Pendidikan merupakan sebuah proses yang membantu menumbuhkan,

mengembangkan mendewasakan, membuat yang tidak tertata dan liar menjadi semakin

tertata. Selain itu pendidikan juga berarti proses pengembangan berbagai macam potensi yang

ada dalam diri manusia, seperti kemampuan akademis, spiritualitas, relasional, bakat-bakat,

kemampuan fisik, daya-daya seni13.

12

Daniel Nuhamara. Pembimbing PAK , (Bandung : Jurnal Info Media, 2007),8 13

Doni Koesoema A. Pendidikan Karakter, (Jakarta: PT Grasindo, 2007 ), 53

Page 6: Pendidikan Agama Kristen Dan Dampaknya Bagi Peserta …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/8887/3/T1_712009033_Full... · pendidikan agama kristen dan dampaknya bagi peserta didik

6

Pendidikan Agama Kristen adalah Pendidikan agamawi yang dilakukan oleh

persekutuan iman Krtisten (orang Kristen) dari perspektif agama Kristen 14. Nuhamara

menguraikan elemen-elemen inti yang bisa menjelaskan hakikat Pendidikan Agama Kristen

sebagai berikut15:Pertama, PAK itu adalah suatu usaha pendidikan. Oleh karena itu, PAK

merupakan usaha yang sadar, sistematis, dan berkesinambungan, apapun bentuknya.Ini tak

berarti bahwa pendidikan hanya terbatas pada pendidikan yang formal baik di sekolah atau di

dalam gereja, melainkan juga pendidikan yang dilakukan dengan pendekatan sosialisasi

asalkan sosialisasi tersebut sengaja.Kedua, PAK juga merupakan pendidikan yang khusus

yakni dalam dimensi religius manusia. Ini berarti usaha tersebut dikhususkan pada bagaimana

pencarian akan yang transenden serta pemberian ekspresi dari seseorang terhadap yang

transenden tadi dikembangkan, serta dimungkinkan tetap terjadi pada manusia masa kini.

Ketiga, secara khusus PAK menunjuk kepada persekutuan iman yang melakukan tugas

pendidikan agamawi, yakni persekutuan iman Kristen. Karenanya pencarian manusia

terhadap yang transenden serta ekspresi dari hubungan itu diwarnai oleh ajaran Kristen

sebagaimana dinyatakan kepada kita dalam Alkitab sebagai warisan usaha ini, tidak hanya

untuk transmisi warisan Kristen tetapi bagaimana membentuk masa depan sesuai dengan visi

Allah berdasarkan warisan masa lampau dan tindakan kreatif masa kini. Keempat, PAK

sebagai usaha pendidikan bagaimana pun juga mempunyai hakikat politis.Karena itu, PAK

juga turut berpartisipasi dalam hakikat politis secara umum. Artinya dalam PAK tidak hanya

ada intervensi dalam dalam kehidupan individual seseorang di bidang kerohanian saja, tetapi

juga mempengaruhi cara dan sikap mererka ketika menjalani kehidupan dalam konteks

masyarakat.

Tujuan Pendidikan Agama Kristen di Indonesia, komisi PAK dari Dewan Gereja di

Indonesia pernah merumuskan tujuan akhir dari PAK dengan kata-kata sebagai berikut:

“Mengajak, membantu, menghantar seseorang untuk mengenal kasih Allah yang nyata dalam

Yesus Kristus, sehingga dengan pimpinan Roh Kudus ia datang kedalam suatu persekutuan

yang hidup dengan Tuhan.

Sekolah adalah salah satu partner dalam pendidikan disamping keluarga dan

masyarakat.PAK di sekolah merupakan bagian yang tak terpisahkan dari sistem pendidikan

14

Daniel Nuhamara. Pembimbing PAK , (Bandung : Jurnal Info Media, 2007), 23 15

Ibid.,25-26

Page 7: Pendidikan Agama Kristen Dan Dampaknya Bagi Peserta …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/8887/3/T1_712009033_Full... · pendidikan agama kristen dan dampaknya bagi peserta didik

7

Nasional16.Dalam Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 tahun 2003 Tentang Sistem

Pendidikan Nasional, bab 1 pasal 1 disebutkan:

“Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan

proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya

untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian,

kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat,

bangsa dan negara”17.

Dalam Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 tahun 2003 Tentang Sistem

Pendidikan Nasional, bab 1 pasal 1, dimensi spiritual manusia mendapat tempat yang

penting. Pentingnya peranan pendidikan dalam pembangunan nasional seperti yang

dirumuskan oleh wakil-wakil rakyat bertujuan untuk meningkatkan ketakwaan terhadap

Tuhan Yang Maha Esa, berbudi pekerti luhur, berkepribadian, berdisiplin, bekerja keras,

tangguh, bertanggung jawab, mandiri, cerdas, terampil, sehat jasmani dan rohani, cinta pada

tanah air dan tebal semangat kebangsaan, dan tebal rasa kesetiakawanan sosialnya18.

2.2 Pendidikan Agama Kristen di Sekolah Swasta Kristen

Landasan pendirian sekolah-sekolah Kristen berbeda dari satu zaman ke zaman, dari

satu tempat ke tempat lain, bahkan dari satu lembaga ke lembaga lain. Banyak pakar dalam

bidang ini berpendapat bahwa pendirian sekolah Kristen dilandasi oleh suatu filsafat

pendidikan Kristen yang hendak menyelenggarakan suatu pendidikan umum dengan dasar

atau perspektfi Kristen.Ada juga yang mendirikan sekolah Kristen sebagai sarana penginjilan

atau kesaksian.Artinya, sekolah-sekolah Kristen didirikan agar melalui sekolah itu anak-anak

diberi kesempatan untuk mendengarkan injil lalu menjadi Kristen. Kemungkinan lain adalah

bahwa sekolah sekolah Kristen didirikan demi pelayanan terhadap sesama manusia. Dalam

hal ini, pendidikan di anggap sebagai kebutuhan manusia untuk bisa hidup lebih manusiawi,

dibebaskan dari kebodohan, keterbelakangan, dan lain-lain. Dengan pendidikan yang

ditawarkan ini, maka pelayanan Kristen dilakukan tanpa perlu menobatkan para pelajar19.

Secara historis sekolah-sekolah Kristen di Indonesia telah hadir sebelum

kemerdekaan.Para utusan zending pada waktu itu dalam usaha penginjilannya menggunakan

pendekatan sekolah.Ini tidak berarti bahwa didalamnya tidak ada motivasi dan unsur

16

B. Samuel Sidjabat, Strategi Pendidikan Kristen (Yogyakarta: ANDI, 1994) 49 17

Departemen Pendidikan Nasional Republik Indonesia, Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20

tahun 2003 Tentang Sistim Pendidikan Nasional (Jakarta, 2003) 5 18

B. Samuel Sidjabat, Strategi Pendidikan Kristen (Yogyakarta: ANDI, 1994) 52-53 19

Nuhamara.Pembimbing PAK , (Bandung : Jurnal Info Media, 2007), 106

Page 8: Pendidikan Agama Kristen Dan Dampaknya Bagi Peserta …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/8887/3/T1_712009033_Full... · pendidikan agama kristen dan dampaknya bagi peserta didik

8

pelayanan, sudah pasti dengan hadirnya sekolah-sekolah Kristen tersebut banyak orang-orang

muda yang dibebaskan dari kebodohan dan keterbelakangan.Sebagai badan penginjilan,

logislah kalau tekanan yang utama adalah kesaksian dan penginjilan, oleh karena itu

pendidikan agama mendapat tempat yang sangat penting, ini membuktikan bahwa tujuan

kesaksian dan penginjilan sangatlah dominan.Setelah kemerdekaan, sekolah Kristen dilihat

sebagai alat pelayanan kepada masyarakat dan juga sebagai alat komunikasi antara gereja dan

masyarakat20.

Pada tahun 1970 konferensi Nasional Pendidikan Kristen merumuskan fungsi-fungsi

sekolah Kristen sebagai berikut 21 : Pertama, sebagai alat kesaksian Tuhan dan alat yang

mendemonstrasikan Injil pemasyuran Kerajaan Allah. Kedua, sebagai alat pelayanan yang

terpanggil untuk berpartisipasi dalam meningkatkan pendidikan rakyat baik secara kualitatif

maupun kuantitatif.Ketiga, sebagai alat komunikasi antara gereja dan masyarakat, yakni

menumbuhkan pengertian tentang keberadaan, sifat dan maksud gereja dan umat Kristen

dalam kehidupan di tengah-tengah masyarakat.

Ada beberapa hal tertentu yang membedakan setting sekolah negeri dan sekolah Kristen

dalam kaitannya dengan pendidikan agama pada umumnya atau PAK pada khususnya

sebagai berikut22: Pertama, sekolah Kristen diselenggarakan berdasarkan pandangan filsafat

yang Kristen, maka dasar ini sejalan dengan PAK, dalam arti keduanya harus saling

menunjang. Kedua, karena sekolah Kristen diharapkan dapat mempraktikkan nilai-nilai

Kristiani baik itu dalam suasana kerja serta hubungan antar pendidik maupun dalam

hubungan antar pendidik dan peserta didik.Ketiga, dalam setting sekolah-sekolah Kristen

tersedia kemungkinan-kemungkinan untuk kegiatan-kegiatan religius seperti kebaktian

bersama, perayaan hari raya gerejani.Keempat, menyangkut guru, dalam semua pendidikan,

guru atau pendidik memiliki peran yang sangat penting. Pada umumnya dalam sekolah

Kristen tidak ada kontradiksi dalam setiap mata pelajaran karena diberikan dari perspektif

yang kurang lebih sama yakni perspektif Kristen.

2.3 Metode dan Media Pengajaran PAK di Sekolah

Dalam PAK, metode adalah suatu pelayanan, suatu pekerjaan yang aktif yang

dilakukan bagi Firman Tuhan dan bagi sesama manusia supaya kedua pihak itu bertemu satu

20

Ibid. 21

N.K. Atmadja Hadinoto, Dialog dan Edukasi,(Jakarta: BPK Gunung Mulia, 1999), 158 22

Nuhamara.Pembimbing PAK , (Bandung : Jurnal Info Media, 2007), 108-109

Page 9: Pendidikan Agama Kristen Dan Dampaknya Bagi Peserta …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/8887/3/T1_712009033_Full... · pendidikan agama kristen dan dampaknya bagi peserta didik

9

sama lain. Metode senantiasa hanya jalan dan alat saja bukan tujuan.Ada dua teori mengenai

metode ini.Pertama, metode otoriter yaitu metode yang memakai kuasa (otoritas) dari pihak

yang di atas (pendidik sendiri).Kedua, metode kreatif ialah metode yang hendak menciptakan

sesuatu23.

Penggunaan metode yang tepat akan turut menentukan efektivitas dan efisiensi

pembelajaran. Penggunaan metode yang bervariasi akan sangat membantu peserta didik

dalam mencapai tujuan pembelajaran. Pengalaman belajar di sekolah harus fleksibel dan

tidak kaku, serta perlu menekankan pada kreativitas, rasa ingin tahu, bimbingan dan

pengarahan kearah kedewasaan. Metode pembelajaran harus dipilih dan dikembangkan untuk

meningkatkan aktivitas dan kreativitas peserta didik24, seperti Tuhan Yesus sewaktu berada di

dunia Ia di sebut sebagai seorang rabbi, di dalam pengajaranNya selalu menggunakan

berbagai cara atau metode agar pengajaranNya dapat dipahami 25. Pendidik sebaiknya

memperhatikan hal-hal berikut 26 : mengurangi metode ceramah, memberikan tugas yang

berbeda-beda atau beberapa alternatif tugas bagi peserta didik, selalu menyiapkan proses

pembelajaran dan mengikuti perkembangan pengetahuan muktahir, memodifikasi dan

memperkaya bahan pengajaran atau buku ajar, tidak ragu-ragu untuk berkonsultasi dengan

tenaga ahli apabila menjumpai peserta didik yang bermasalah atau mempunyai kelainan,

memakai prosedur yang bervariasi saat membuat penilaian atau laporan, mengingat bahwa

tingkat atau kecepatan perkembangan peserta didik tidak sama, mengupayakan adanya

pengembangan situasi belajar secara berkala agar peserta didik dapat bekerja sesuai dengan

kemampuannya dan mendorong mereka memperoleh hasil yang baik.

Kata Media berasal dari bahasa Latin dan merupakan bentuk jamak dari kata medium

yang secara harafiah berarti dapat diartikan sebagai perantara atau pengantar27. Briggs (dalam

Sanjaya) 28 mengatakan media adalah alat untuk memberi perangsang bagi peserta didik

23

E.G Homrighausen dan I.H Enklaar, Pendidikan Agama Kristen,( Jakarta: BPK Gunung Mulia,

1985), 90-91 24

E. Mulyasa, Menjadi Guru Profesional, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2011),107 25

Paulus Daun, Pengantar Ke dalam Sekolah Minggu anak-anak, (Manado: Yayasan Daun Family,

1989), 64 26

Dien Sumiyatingsih, Mengajar dengan kreatif dan menarik, (Yogyakarta: Andi, 2006),24 27

Wina Sanjaya, Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran, (Jakarta: Kencana Prenada Media

Group, 2008), 204 28

Ibid.

Page 10: Pendidikan Agama Kristen Dan Dampaknya Bagi Peserta …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/8887/3/T1_712009033_Full... · pendidikan agama kristen dan dampaknya bagi peserta didik

10

supaya terjadi proses belajar. Media bukan hanya berupa alat atau bahan saja, akan tetapi hal-

hal lain yang memungkinkan siswa dapat memperoleh pengetahuan29.

Berbagai metode dan media pengajaran yang juga dapat dipaparkan dalam pengajaran

PAK adalah : bercerita/mendongeng, diskusi, proyek, lakon/sandiwara, audovisual, inquiry,

synectic, demosntrasi, pemecahan masalah, karyawisata.

2.4 Taksonomi Bloom

Benjamin S. Bloom dan kawan-kawannya berpendapat bahwa taksonomi atau

pengelompokan tujuan pendidikan itu harus senantiasa mengacu kepada tiga jenis domain

yang melekat pada diri peserta didik, yaitu ranah proses berpikir (cognitive domain), ranah

nilai atau sikap (affective domain) dan ranah keterampilan (psychomotor domain)30.

Secara eksplisit ketiga ranah ini tidak dapat dipisahkan satu sama lain. Setiap mata

ajar selalu mengandung ketiga ranah tersebut, namun penekanannya selalu berbeda.Mata ajar

praktek lebih menekankan pada ranah psikomotorik, sedangkan mata ajar pemahaman konsep

lebih menekankan pada ranah kognitif.Namun kedua ranah tersebut mengandung ranah

afektif31.

Ranah Kognitif

Ranah kognitif adalah proses pengetahuan yang lebih banyak didasarkan

perkembangannya dari persepsi, intropeksi, atau memori peserta didik atau ranah yang

menekankan aspek intelektual 32 . Dalam ranah kognitif ini terdapat enam jenjang proses

berpikir, mulai dari yang terendah sampai dengan yang tertinggi, yakni 33:pertama,

pengetahuan (knowledge), pada tahap ini menuntut peserta didik untuk mampu mengingat

berbagai informasi yang telah diterima sebelumnya. Kedua, pemahaman (comprehension),

pada tahap ini kategori pemahaman dihubungkan dengan kemampuan untuk menjelaskan

pengetahuan, informasi yang telah diketahui dengan kata-kata sendiri.Ketiga, penerapan

(application), merupakan kemampuan untuk menggunakan atau menerapkan informasi yang

telah dipelajari ke dalam situasi yang baru, serta memecahkan berbagai masalah yang timbul

29

http://jaririndu.blogspot.com/2012/09/pengertian-pendekatan-metode-teknik.html, diunduh pada

tanggal 05 Juni 2013, Pukul 10.06 30

Anas Sudijono, Pengantar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2011), 48 31

Mimin Haryati, Model dan Teknik Penilaian Pada Tingkat Satuan Pendidikan, (Jakarta: Gaung

Persada Press, 2007), 22 32

H.M. Sukardi, Evaluasi Pendidikan Prinsip dan Operasional, (Jakarta: PT Bumi Aksara), 75 33

Mimin Haryati, Model dan Teknik Penilaian Pada Tingkat Satuan Pendidikan, (Jakarta: Gaung

Persada Press, 2007), 23-24

Page 11: Pendidikan Agama Kristen Dan Dampaknya Bagi Peserta …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/8887/3/T1_712009033_Full... · pendidikan agama kristen dan dampaknya bagi peserta didik

11

dalam kehidupan sehari-hari.Keempat, analisis (analisys), merupakan kemampuan

mengidentifikasi, memisahkan dan membedakan komponen-komponen atau elemen suatu

fakta, konsep, pendapat, asumsi, hipotesa atau kesimpulan dan memeriksa setiap komponen

tersebut untuk melihat ada atau tidaknya kontradiksi.Kelima, sintesis (synthesis), merupakan

kemampuan seseorang dalam mengaitkan dan menyatukan berbagai elemen dan unsur

pengetahuan yang ada sehingga terbentuk pola baru yang lebih menyeluruh. Keenam,

penilaian (evaluation), merupakan level tertinggi yang mengharapkan peserta didik mampu

membuat penilaian dan keputusan tentang nilai suatu gagasan, metode, produk atau benda

dengan menggunakan kriteria tertentu.

Ranah Afektif

Ranah afektif merupakan proses pengetahuan yang lebih banyak didasarkan pada

pengembangan aspek-aspek perasaan dan emosi. Namun dalam pengembangannya telah

berkembang menjadi luas, yaitu juga menyangkut moral, nilai-nila, budaya dan

keagamaan34.Ranah ini dikelompokan ke dalam lima jenjang, yakni35: pertama, receiving atau

attending (menerima atau memperhatikan), peserta didik memiliki keinginan, kesediaan atau

kemauan untuk memperhatikan suatu fenomena atau stimulus. Misalnya, kegiatan kelas,

kegiatan musik, ekstrakurikuler, baca buku dan sebagainya.Kedua, responding (menanggapi),

merupakan partisipasi aktif peserta didik.Pada tingkatan ini peserta didik tidak hanya

memperhatikan fenomena khusus tetapi juga beraksi terhadap fenomena yang ada.Misalnya,

senang bertanya, senang membaca buku, senang membantu sesama, senang dengan

kebersihan, dan lain sebagainya.Ketiga, valuing (menilai), tingkat ini berhubungan dengan

niai yang dikenakan peserta didik terhadap suatu objek, fenomena atau tingkah laku

tertentu.Keempat,organization(mengatur), menyatukan nilai-nilai yang berbeda,

menyelesaikan atau memecahkan konflik diantara nilai-nilai itu, dan mulai membentuk suatu

sistem nilai yang konsisten secara internal. Kelima, Characterization by Value or Value

Complex (Karakterisasi atas dasar nilai kompleks), peserta didik memiliki sistem nilai yang

mengontrol tingkah lakunya sampai pada suatu waktu tertentu sehingga membentuk

karakteristik “pola hidup”.

34

H.M. Sukardi, Evaluasi Pendidikan Prinsip dan Operasional, (Jakarta: PT Bumi Aksara), 75 35

Mimin Haryati, Model dan Teknik Penilaian Pada Tingkat Satuan Pendidikan, (Jakarta: Gaung

Persada Press, 2007), 23-24

Page 12: Pendidikan Agama Kristen Dan Dampaknya Bagi Peserta …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/8887/3/T1_712009033_Full... · pendidikan agama kristen dan dampaknya bagi peserta didik

12

Ranah Psikomotor

Ranah psikomotor adalah ranah yang berkaitan dengan keterampilan (skill) atau

kemampuan bertindak setelah seseorang menerima pengalaman belajar tertentu.Hasil belajar

psikomotor ini tampak dalam bentuk keterampilan dan kemampuan bertindak individu, dan

merupakan kelanjutan dari hasil belajar kognitif serta hasil belajar afektif. Hasil belajar

kognitif dan afektif akan menjadi hasil belajar psikomotor bila peserta didik telah

menunjukan perilaku atau perbuatan tertentu sesuai dengan makna yang terkandung dalam

ranah kognitif dan ranah afektifnya. Hasil belajar psikomotor ini tampak dalam bentuk

keterampilan dan kemampuan individu, dan merupakan kelanjutan dari hasil belajar kognitif

serta hasil belajar afektif. Hasil belajar kognitif dan afektif akan menjadi hasil belajar

psikomotor bila peserta didik telah menunjukan perilaku atau perbuatan tertentu sesuai

dengan makna yang terkandung dalam ranah kognitif dan ranah afektifnya 36 . Ranah

Psikomotorik dikelompokkan dalam tujuh jenjang yakni37 : pertama, perception (persepsi),

berkenaan dengan penggunaan indra dalam melakukan kegiatan. Misalnya, membedakan,

mengidentifikasi, memilih.Kedua, kesiapan, berkenaan dengan kegiatan melakukan suatu

kegiatan (set). Ketiga,guided response (reaksi atas dasar arahan), respon terbimbing seperti

meniru (imitasi) atau mengikuti, mengulangi perbuatan yang diperintahkan atau ditunjukkan

oleh orang lain. Keempat,mechanism (mekanisme), berkenaan dengan penampilan respon

yang sudah dipelajari dan menjadi kebiasaan, sehingga gerakan yang ditampilkan

menunjukkan kepada suatu kemahiran.Kelima,complex overt response (reaksi terbuka dengan

kesulitan kompleks), merupakan penampilan gerakan motorik dengan keterampilan

penuh.Yang dipertunjukkan biasanya cepat, dengan hasil yang baik, namun menggunakan

sedikit tenaga.Keenam, adaptation (adaptasi), berkenaan dengan keterampilan yang sudah

berkembang pada diri individu sehingga yang bersangkutan mampu memodifikasi (membuat

perubahan) pada pola gerakan sesuai dengan situasi dan kondisi tertentu. Ketujuh, origination

(asli), menunjukkan kepada penciptaan pola gerakan baru untuk disesuaikan dengan situasi

atau masalah tertentu.Biasanya hal ini dapat dilakukan oleh orang yang sudah mempunyai

keterampilan tinggi seperti menciptakan mode pakaian, komposisi musik, atau menicptakan

tarian.

36

Anas Sudijono, Pengantar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2011), 57-58 37

Hamzah B. Uno, Perencanaan Pendidikan, (Jakarta: PT Bumi Askara, 2008), 38-39

Page 13: Pendidikan Agama Kristen Dan Dampaknya Bagi Peserta …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/8887/3/T1_712009033_Full... · pendidikan agama kristen dan dampaknya bagi peserta didik

13

III HASIL PENELITIAN DAN ANALISA

Pada bagian ini, penulis akan menguraikan tentang gambaran umum wilayah

penelitian, hasil penelitian dan analisa dari rumusan masalah yang pertama, serta hasil

penelitian dan analisa dari rumusan masalah yang kedua.

3.1 Gambaran Umum Wilayah Penelitian

Desa Mbatakapidu terletak di pulau Sumba, kecamatan kota Waingapu, kabupaten

Sumba Timur, provinsi Nusa Tenggara Timur. Luas desa Mbatakapidu 28,2 atau 2820

hektar dengan letak yang umumya berbukit dan curah hujan yang sangat rendah dan tidak

merata setiap tahunnya, dimana musim hujan relatif pendek bila di bandingkan musim

kemarau. Desa Mbatakapidu terdiri dari lima dusun yakni : dusun Kambata Maunjara,

Kambata Waingapu, Kambata Wundut, Kambata Laimborak, Kambata Tanalingu38.

Penduduk desa Mbatakapidu dikatakan memiliki tingkat pendidikan yang sangat

rendah. Hal ini dilihat dari data tingkat pendidikan penduduk desa Mbatakapidu yang

menyatakan bahwa sekitar 50% dari jumlah penduduk desa Mbatakapidu yang tidak

bersekolah dan tidak menyelesaikan pendidikan sekolah dasar (SD), 45 % penduduk desa

Mbatakapidu menyelesaikan pendidikan hingga ke tingkat SD dan lainnya adalah 3 % untuk

tingkat sekolah menengah pertama (SMP) dan sekolah menengah atas (SMA), 2 % untuk

tingkat perguruan tinggi, baik S1, D3 dan lain sebagainya. Berdasarkan tingkat pendidikan

penduduk desa Mbatakapidu yang sangat rendah, membawa pengaruh terhadap mata

pencaharian penduduk.Sebagian besar penduduk desa Mbatakapidu memiliki mata

pencaharian sebagai petani, peternak, pengangguran (kebanyakan pemuda). Dari segi

kepercayaan dan keagamaan, sebagian besar penduduk desa Mbatakapidu 61 % menganut

agama Kristen Protestan, yang terdiri dari Gereja Kristen Sumba (GKS) dan Gereja Bethel

Indonesia (GBI). Selain itu masyarakat desa Mbatakapidu masih tetap menganut kepercayaan

asli suku Sumba yaitu Marapu.

Sekolah Dasar Masehi (SDM) Mbatakpidu merupakan satu-satunya sekolah dasar

dalam wilayah desa Mbatakapidu.Berdirinya SDM Mbatakapidu tidak terlepas dari usaha

para Zending.Para Zending di dalam melaksanakan misi Pekabaran Injil tidak saja kepada

38

Data didapat dari hasil wawancara bersama sekretaris desa Mbatakapidu pada hari Selasa 20 Agustus

2013, pukul 10.00 WITA

Page 14: Pendidikan Agama Kristen Dan Dampaknya Bagi Peserta …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/8887/3/T1_712009033_Full... · pendidikan agama kristen dan dampaknya bagi peserta didik

14

orang dewasa tetapi juga bagi anak-anak.Untuk usaha mencerdaskan masyarakat dan

mencapai tujuan dari Pekabaran Injil, para Zending mendirikan sekolah-sekolah formal. Agar

sekolah-sekolah yang didirikan oleh Zending dapat berkembang, berkualitas dan dapat

menghasilkan sumber daya manusia yang memiliki iman yang kuat terhadap Tuhan sesuai

misi Pekabaran Injil, maka dibentuklah Yayasan Persekolahan Masehi Sumba (YAPMAS)

pada tanggal 1 Maret 195139. Tugas dari YAPMAS bukan untuk mendirikan sekolah tetapi

hanya meneruskan atau mengawasi sekolah-sekolah yang di bangun oleh para Zending dan

mengadakan kerja sama dengan pemerintah daerah Sumba, sehingga sekolah-sekolah tersebut

tetap berkembang sampai sekarang40.

Masyarakat desa Mbatakapidu sudah lama mendambakan kehadiran sebuah sekolah

dasar, sehingga pada tanggal 25 Juni 1966 beberapa tokoh masyarakat Desa Mbatakapidu

mengadakan musyawarah untuk membahas rencana mendirikan sekolah dasar. Adapun yang

menjadi dasar pertimbangan dari para tokoh masyarakat pada saat itu adalah jarak yang

sangat jauh untuk bersekolah di Waingapu, dimana anak-anak harus berjalan sejauh kurang

lebih 20 km41.Melihat hal itu, pemerintah daerah Sumba yang bekerjasama dengan YAPMAS

merespon keinginan dari para penduduk desa Mbatakapidu.Tujuannya agar anak-anak

Mbatakapidu bisa mengenyam pendidikan dan juga melaksanakan misi yaitu mewartakan

Injil lewat anak-anak seperti misi para Zending. Pada tanggal 1 Januari 1967 para tokoh

masyarakat Mbatakapidu bekerjasama dengan pemerintah daerah Sumba dan YAPMAS

merealisasikan hasil musyawarah, yaitu mendirikan sebuah sekolah dasar yang diberi nama

Sekolah Dasar Masehi (SDM) Mbatakapidu42.

Foto : Sekolah Dasar Masehi (SDM) Mbatakapidu

39

Hasil wawancara dengan pengurus YAPMAS pada hari Senin tanggal 12 Agustus 2013, pukul 10.00

WITA 40

Ibid 41

Hasil wawancara dengan salah satu tokoh masyarakat desa Mbatakapidu pada hari Senin tanggal 12

Agustus 2013, pukul 16.00 WITA 42

Hasil wawancara dengan kepala sekolah SDM Mbatakapidu pada hari Selasa tanggal 13 Agustus

2013, pukul 10.00 WITA

Page 15: Pendidikan Agama Kristen Dan Dampaknya Bagi Peserta …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/8887/3/T1_712009033_Full... · pendidikan agama kristen dan dampaknya bagi peserta didik

15

Profil SDM Mbatakapidu43

Nama Sekolah : SDM Mbatakapidu

Nomor Statistik : 102.241.201.034

Provinsi : Nusa Tenggara Timur

Otonomi Daerah : Kabupaten Sumba Timur

Kecamatan : Kota Waingapu

Desa : Mbatakapidu

Jalan Dan Nomor : Jl. Aquamor, Mbatakapidu

Kode Pos : 87112

Telephone / HP : 085253227558

Daerah : Pedesaan

Sertifikat Sekolah : Swasta

Akreditasi : B

Penerbit SK : Sekum YAPMAS

Tahun Berdiri : 01 – 01 – 1967

Kegiatan Belajar Mengajar : Pagi

Lokasi Sekolah : Mbatakapidu / Kalihi

Jarak Sekolah Ke Pusat Kec. : 20 Km

Jarak ke pusat Otoda : 20 Km

Organisasi Penyelenggara : Yayasan

Visi SDM Mbatakapidu :

Meletakkan dasar keyakinan yang kokoh terhadap Tuhan Yang Maha Esa, berprestasi

dalam bidang akademik dan non akademik serta berwawasan luas yang dilandasi

kearifan budaya lokal.

Misi SDM Mbatakapidu :

Menanamkan keyakinan terhadap Tuhan Yang Maha Esa melalui ajaran agama

Mengoptimalkan proses pembelajaran dan bimbingan yang bernuansa PAIKEM

(Pembelajaran Aktif, Inovatif, Kreatif, Efektif, Menyenangkan)

Membangun Sumber Daya Manusia ( SDM ) yang cerdas dan terampil serta

berdisiplin

43

Data didapat dari hasil wawancara bersama kepala sekolah SDM Mbatakapidu, pada hari Selasa tanggal 13

Agustus 2013, pukul 10.00 WITA

Page 16: Pendidikan Agama Kristen Dan Dampaknya Bagi Peserta …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/8887/3/T1_712009033_Full... · pendidikan agama kristen dan dampaknya bagi peserta didik

16

Menjalin kerjasama yang harmonis antara warga sekolah dan masyarakat, demi

terciptanya lingkungan yang aman dan kondusif

Membangun kerjasama dengan semua stakeholder (penentu kebijakan ) demi

terciptanya sekolah ramah anak.

3.2 Cara Pengajaran PAK di SDM Mbatakapidu Ditinjau Dari Perspektif

Taksonomi Bloom

Laporan hasil penelitian ini dilakukan selama 27 hari, mulai tanggal 5-31 Agustus

2013.Dalam realita, pelajaran PAK di SDM Mbatakapidu merupakan mata pelajaran yang

wajib diikuti oleh setiap peserta didik baik yang beragama Kristen maupun non Kristen

dalam hal ini beragama suku Marapu.Menurut wawancara dengan kepala sekolah ditemukan

bahwa tujuan PAK dilaksanakan di SDM Mbatakapidu agar peserta didik baik yang

beragama Kristen maupun non Kristen dapat bertumbuh lewat nilai-nilai Kristiani, dan dapat

memahami bahwa keselamatan yang sejati hanya terdapat dalam pribadi Yesus Kristus44.

Menurut wawancara dengan pendidik PAK, PAK di SDM Mbatakapidu dilaksanakan 1 kali

pertemuan dalam seminggu pada setiap kelas, dari kelas I-VI, setiap pertemuan berdurasi 120

menit. Materi pembelajaran PAK ditetapkan dan dikembangkan berdasarkan kurikulum yang

telah ada seperti penciptaan, dosa, kasih Allah, keselamatan, doa, ibadah. Sumber

pembelajaran yang dipakai untuk membantu peserta didik memahami materi pembelajaran

adalah buku aku laskar Kristus yang diterbitkan oleh CV. Karya Putra Indonesia, Solo tahun

201045.

Adapun proses belajar mengajar PAK di SDM Mbtakapidu, dapat dirinci sebagai

berikut46: (1) Kegiatan awal yaitu kelas dimulai dengan doa yang dipimpin oleh salah seorang

peserta didik kemudian menyanyikan sebuah lagu, membaca Alkitab dan membuat

permainan yang sesuai dengan materi pembelajaran yang akan disampaikan. (2) Kegiatan inti

yaitu melakukan tanya jawab mengenai bahan Alkitab dan pendidik menyampaikan uraian

materi dengan metode ceramah dan mendongeng. Sesudah itu, peserta didik menjawab

pertanyaan-pertanyaan yang diberikan oleh pendidik. (3) Kegiatan penutup yaitu pendidik

memberikan tugas diskusi, pekerjaan rumah dan ayat hafalan Alkitab. Kemudian kelas

diakhiri dengan nyanyian dan doa bersama. Pembelajaran PAK di SDM Mbatakapidu

44

Hasil Wawancara dengan kepala sekolah SDM Mbatakapidu pada hari Selasa tanggal 13 Agustus

2013, pukul 10.00 WITA 45

Hasil wawancara dengan pendidik PAK SDM Mbatakapidu pada hari Rabu tanggal 14 Agustus 2013,

pukul 10.00 WITA 46

Ibid.

Page 17: Pendidikan Agama Kristen Dan Dampaknya Bagi Peserta …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/8887/3/T1_712009033_Full... · pendidikan agama kristen dan dampaknya bagi peserta didik

17

dikembangkan oleh pendidik berdasarkan Standar Kompetensi/Kompetensi Dasar yang dapat

dilihat dari beberapa rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) yang mencakup taksonomi

Bloom yaitu : ranah kognitif, afektif, psikomotorik.

a. Ranah Kognitif

Lawrence Cremin (dalam Groome) 47 mendefenisikan pendidikan sebagai usaha

sengaja, sistematis, dan terus-menerus untuk menyampaikan, menimbulkan, atau memperoleh

pengetahuan, sikap-sikap, nilai-nilai, keahlian-keahlian, atau kepekaan-kepekaan, juga setiap

akibat dari usaha itu.Pembelajaran PAK berkaitan dengan ranah kognitif diharapkan dapat

membantu peserta didik memiliki wawasan keagamaan secara khusus mengenai agama

Kristen.

Melalui teknik observasi yang dilakukan oleh penulis, pada tanggal 12 Agustus 2013

di kelas dapat dilihat proses belajar mengajar PAK di SDM Mbatakapidu sesuai dengan ranah

kognitif. Dalam proses belajar mengajar yang dilakukan, pendidik menggunakan metode

ceramah, kemudian pendidik memberikan kesempatan bagi peserta didik baik secara

perorangan maupun kelompok, untuk menceritakan atau menjelaskan kembali pelajaran yang

telah disampaikan, dan pendidik juga memberikan kuis bagi peserta didik, seperti kuis

cerdas-cermat Alkitab, tanya-jawab, diskusi kelompok, test tertulis dan ayat hafalan. Cara

mengajar seperti ini sering dilakukan oleh pendidik PAK.

Selanjutnya, penulis melakukan wawancara kepada pendidik PAK mengenai RPP

yang akan dilaksanakan selama 1 semester. Dimana dalam RPP yang dibuat oleh pendidik

dapat diidentifikasi tujuan pembelajaran yang diarahkan pada ranah kognitif, misalnya tujuan

pembelajaran kelas IV semester 1 “peserta didik dapat menjelaskan peristiwa yang terjadi

pada pesta perkawinan di Kana”; tujuan pembelajaran kelas V semester 1 “peserta didik

dapat menjelaskan pengertian mengampuni”; tujuan pembelajaran kelas VI semester 1

“peserta didik dapat menjelaskan cara manusia memuji Tuhan dan berdoa kepada Tuhan”.

Dari ketiga tujuan pembelajaran ini menggunakan kata menjelaskan yang termasuk pada

ranah kognitif tingkatan kedua yaitu pemahaman. Menurut pendidik yang mengajar,

pembelajaran PAK pada ranah kognitif membawa peserta didik semakin memiliki wawasan

yang luas mengenai agama Kristen Protestan.

47

Thomas H.Groome, Pendidikan Agama Kristen: Berbagi cerita dan visi kita, (Jakarta: BPK Gunung

Mulia, 2010), 29

Page 18: Pendidikan Agama Kristen Dan Dampaknya Bagi Peserta …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/8887/3/T1_712009033_Full... · pendidikan agama kristen dan dampaknya bagi peserta didik

18

Penulis juga melakukan diskusi dengan beberapa orang peserta didik.Hasil diskusi

bersama dengan peserta didik ini merupakan validasi dari teknik wawancara dan observasi,

dijelaskan oleh peserta didik bahwa pendidik dalam menyampaikan materi pembelajaran

menggunakan metode ceramah. Menurut beberapa orang peserta didik, metode ceramah yang

dilakukan oleh pendidik PAK selama ini hanya beruapa komunikasi satu arah yaitu pendidik

PAK berdiri di depan kelas sambil mejelaskan atau menceritakan materi pembelajaran dan

peserta didik hanya duduk dan mendengarkan saja, peserta didik kurang dilibatkan dalam

metode ceramah ini. Bagi peserta didik, metode ceramah ini kurang disukai karena metode

ini terlalu monoton dan cenderung membosankan.Para peserta didik lebih menyukai metode

dimana mereka dapat terlibat secara langsung dan metode berbasis audiovisual, misalnya

mendengarkan lagu rohani, menonton film rohani dan permainan.

Berdasarkan data yang ditemukan di atas dapat dianalisa bahwa pembelajaran PAK

selama ini menurut Sumiyatiningsih48 telah diidentifikasikan sarat dengan muatan kognitif, ia

berpedapat bahwa pembelajaran PAK pada ranah kognitif selama ini menggunakan

pendekatan pada biblical approach atau pendekatan alkitabiah yang mengutamakan

pengetahuan Alkitab, dimana peserta didik banyak menghafal ayat Alkitab, perikop tertentu,

peserta didik mengetahui banyak fakta, kutipan, cerita dan sejarah Alkitab. Menurut penulis

agar peserta didik memiliki wawasan serta pengetahuan mengenai Kekristenan seharusnya

pendidik mengusahakan setiap materi pembelajaran dibawakan dengan berbagai metode yang

berbeda sehingga peserta didik tidak merasa bosan dengan kegiatan belajar mengajar.

Menurut Mulyasa49 penggunaan metode yang tepat akan turut menentukan efektivitas dan

efisiensi pembelajaran. Penggunaan metode yang bervariasi akan sangat membantu peserta

didik dalam mencapai tujuan pembelajaran. Penulis setuju dengan pendapat Mulyasa, karena

penulis melihat metode ceramah tidaklah efektif sehingga peserta didik kurang dilibatkan

didalamnya dan media yang digunakan tidak ada, hal ini mengakibatkan kurangnya minat

serta perhatian dari peserta didik. Untuk itu pendidik sebaiknya mengurangi metode ceramah,

namun disisi lain pendidik harus meningkatkan pemberian tugas-tugas yang variatif, serta

selalu menyiapkan proses pembelajaran yang kreatif, contohnya pendidik membawa alat

peraga ketika mengajar, seperti boneka tangan, gambar-gambar berwarna, memodifikasi dan

memperkaya bahan pengajaran atau buku ajar (jangan terpaku pada satu buku ajar saja),

memakai prosedur yang bervariasi saat membuat penilaian atau laporan, mengingat bahwa

48

Dien Sumiyatiningsih, Mengajar dengan Kreatif dan Menarik (Yogyakarta:Andi,2009), 17 49

E. Mulyasa, Menjadi Guru Profesional, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2011),107

Page 19: Pendidikan Agama Kristen Dan Dampaknya Bagi Peserta …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/8887/3/T1_712009033_Full... · pendidikan agama kristen dan dampaknya bagi peserta didik

19

tingkat atau kecepatan perkembangan peserta didik tidak sama, mengupayakan adanya

pengembangan situasi belajar secara berkala agar peserta didik dapat belajar dengan baik.

b. Ranah Afektif

Dalam lampiran Permen Diknas Nomor 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi dikatakan

bahwa 70% lebih kompetensi dasar (KD) mata pelajaran PAK, pada tingkat satuan

pendidikan dasar dan menengah ditetapkan untuk mengembangkan sikap peserta didik50.

Melalui teknik observasi yang dilakukan penulis, pada tanggal 15 Agustus 2013 di

kelas, dapat dilihat proses belajar-mengajar PAK di SDM Mbatakapidu berdasarkan dengan

ranah afektif. Dalam proses belajar mengajar selain menyampaikan materi pembelajaran

melalui metode ceramah, pendidik juga sering mengajak peserta didik untuk belajar berdoa

pada saat sebelum memulai kelas dan sesudah kelas berakhir dengan membuat jadwal doa

bagi peserta didik, jadwal doa ini tidak hanya berlaku di kelas PAK saja tetapi juga berlaku

untuk semua mata pelajaran. Pendidik juga mengajarkan peserta didik untuk bernyanyi lagu-

lagu kidung jemaat, membaca Alkitab dan pendidik membimbing serta mengarahkan peserta

didik untuk membuat puisi yang berhubungan dengan materi pembelajaran51.

Penulis juga melakukan wawancara kepada pendidik PAK, mengenai RPP yang akan

dilaksanakan selama 1 semester. Di dalam RPP yang dibuat oleh pendidik dapat

diidentifikasi tujuan pembelajaran yang diarahkan pada ranah afektif, misalnya tujuan

pebelajaran kelas IV semester 1“peserta didik dapat menunjukkan sikap baik ketika

menghadapi kesulitan dalam kehidupan sehari-hari”; tujuan pebelajaran kelas V semester 1“

peserta didik dapat menunjukkan sikap mengampuni sesama”; tujuan pembelajaran kelas VI

semester 1 “ peserta didik dapar menunjukkan sikap sebagai orang yang sudah melakukan

Firman Tuhan melalui taat kepada orang tua”. Dari ketiga tujuan pebelajaran tersebut

menggunakan kata menunjukkan yang termasuk pada ranah afektif tingkatan ketiga yaitu

nilai yang dianut (nilai diri). Menurut pendidik pembelajaran PAK pada ranah afektif

membawa peserta didik semakin bertumbuh dalam nilai-nilai Kristiani dan memiliki sikap

dan karakter yang baik seperti yang diteladankan oleh Tuhan Yesus dalam kehidupan

mereka sehari-hari, misalnya anak-anak diajarkan untuk tidak berbohong kepada pendidik,

50

Sariaman Sitanggang, Konsep, Strategi Pembelajaran & Penilaian Sikap Peserta Didik (Hal

Mendasar dalam Pendidikan Agama Kristen), (Jakarta: CV. Engkrateia Putra Jaya, 2007),1 51

Hasil wawancara dengan pendidik PAK SDM Mbatakapidu pada hari Rabu tanggal 14 Agustus 2013,

pukul 10.00 WITA

Page 20: Pendidikan Agama Kristen Dan Dampaknya Bagi Peserta …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/8887/3/T1_712009033_Full... · pendidikan agama kristen dan dampaknya bagi peserta didik

20

orang tua, bahkan terhadap teman sebaya, anak-anak juga diajarkan untuk tepat waktu ke

sekolah atau tidak boleh terlambat, mengikuti atau melakukan apa yang diperintahkan oleh

pendidik dan orang tua, peserta didik diajarkan untuk tidak berkelahi, tidak menggangu orang

lain, menolong dan membantu teman yang kesusahan52.

Penulis juga melakukan diskusi bersama peserta didik. Hasil diskusi bersama peserta

didik sebagai validasi dari teknik wawancara dan observasi, dijelaskan oleh mereka bahwa

pendidik menjelaskan materi melalui metode ceramah dimana pendidik berdiri di depan kelas

dan menjelaskan materi pembelajaran PAK, selain itu pendidik mengajak peserta didik untuk

berdoa pada saat memulai dan mengakhiri kelas, bernyanyi lagu-lagu kidung jemaat,

mendengar cerita tokoh Alkitab seperti kisah Yakub yang menipu Ishak ayahnya, kisah Musa

yang dibuang di suangai Nil, kisah Kain yang membunuh Habel, kisah Nuh yang

diselamatkan dari peristiwa air bah. Peserta didik mengatakan, bahwa pendidik PAK juga

membimbing mereka untuk membuat puisi yang berhubungan dengan materi yang telah

dijelaskan oleh pendidik53.

Berdasarkan data yang ditemukan di atas, dapat dianalisa bahwa pembelajaran PAK

pada ranah afektif yang merupakan penanaman sikap dan nilai-nilai Kristiani yang sesuai

dengan teladan Yesus Kristus kepada peserta didik belum dilakukan secara maksimal oleh

pendidik PAK, karena menurut penulis dalam pembelajaran pada ranah afektif pendidik PAK

masih menggunakan metode ceramah yang menurut penulis kurang efektif. Menurut

pendapat Sidjabat54, PAK bertujuan meningkatkan kesetiaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa,

berbudi pekerti luhur, berkepribadian, berdisiplin, bekerja keras, tangguh, bertanggung

jawab, mandiri, cerdas, cinta tanah air, dan tebal rasa kesetiakawanan. Penulis berpendapat

seharusnya, pendidik PAK menggunakan metode pengajaran perjumpaan tidak langsung

dalam pembelajaran pada ranah afektif dalam hal ini meditasi.Peserta didik diajak untuk

bermeditasi dengan memperdengarkan instrument lagu-lagu rohani populer, kemudian

mengajak peserta didik untuk berefleksi atau merenung.Pada saat peserta didik berefleksi

pendidik membacakan sebuah narasi yang berhubungan dengan materi pembelajaran,

misalnya tentang mengasihi sesama dan orang lain, mengampuni orang yang berbuat jahat

kepada kita, cinta tanah air yang diberikan Tuhan, kejujuran, kedisiplinan, dan semangat

52

Data didapat dari hasil diskusi bersama nara didik pada hari Kamis tanggal 16 Agustus 2013, pukul

10.00 WITA 53

Data didapat dari hasil diskusi bersama nara didik pada hari Kamis tanggal 16 Agustus 2013, pukul

10.00 WITA 54

B. Samuel Sidjabat, Strategi Pendidikan Kristen (Yogyakarta: ANDI, ) 52-53

Page 21: Pendidikan Agama Kristen Dan Dampaknya Bagi Peserta …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/8887/3/T1_712009033_Full... · pendidikan agama kristen dan dampaknya bagi peserta didik

21

berbagi.Setelah selesai bermeditasi pendidik membimbing peserta didik untuk membuat puisi

dari hasil refleksi mereka.Selain bermeditasi, pendidik juga seharusnya merancang atau

membuat ibadah kreatif agar peserta didik dibantu dalam pemberian ekspresi kepada Tuhan,

karena menurut Nuhamara55, PAK juga merupakan pendidikan yang khusus yakni dalam

dimensi religius manusia. Ini berarti usaha tersebut dikhususkan pada bagaimana pencarian

akan yang transenden serta pemberian ekspresi dari seseorang terhadap yang transenden tadi

dikembangkan

c. Ranah Psikomotorik

Pembelajaran PAK di sekolah tidak hanya dikembangkan pada kedua ranah diatas

tetapi juga pada ranah psikomotorik. Proses belajar mengajar PAK di sekolah dilihat dari

ranah psikomotorik dapat membantu peserta didik untuk mengembangkan keterampilan dan

kreativitas yang mengacu pada nilai-nilai Kristiani.

Melalui teknik observasi yang dilakukan oleh penulis, pada tanggal 19 Agustus 2013

di kelas, dapat dilihat proses belajar-mengajar PAK pada ranah psikomotorik. Dalam proses

belajar mengajar, pendidik memberikan contoh dari kisah-kisah dalam Alkitab seperti kisah

Abraham yang mengikuti perintah Tuhan, kisah Ayub yang selalu setia kepada Tuhan dalam

keadaan apapun. Selain itu pendidik memberikan kisah tokoh-tokoh dalam kehidupan sehari-

hari yang menjadi teladan untuk ditiru seperti Mother Theresa. Kisah Alkitab dan tokoh

tersebut di sampaikan dengan cara mendongeng. Pendidik juga membiasakan peserta didik

untuk bercerita di depan kelas tentang pengalaman mereka ketika mengikuti sekolah minggu,

tentang kehidupan mereka atau pengalaman mereka di rumah. Selain itu peserta didik juga

diberikan kesempatan untuk mempraktekkan cerita Alkitab misalnya cerita kelahiran Tuhan

Yesus, yang sudah disiapkan oleh pendidik PAK melalui metode bermain peran. Diakhir

proses belajar mengajar, pendidik membuat kesimpulan tentang materi yang diajarkan.

Melalui teknik wawancara kepada pendidik PAK mengenai RPP yang akan

dilaksanakan selama 1 semester. Dalam RPP yang dibuat oleh pendidik dapat diidentifikasi

tujuan pembelajaran yang diarahkan pada ranah psikomotorik, misalnya tujuan pembelajaran

kelas V semester 1 “ peserta didik dapat melakukan disiplin spiritual sebagai wujud

ketergantungan pada Allah”; tujuan pembelajaran kelas VI semester 1 “ peserta dididk dapat

mengungkapkan ucapan syukurnya dengan berbagai cara” kata kerja melakukan dan

55

Daniel Nuhamara. Pembimbing PAK , (Bandung : Jurnal Info Media, 2007), 25-26

Page 22: Pendidikan Agama Kristen Dan Dampaknya Bagi Peserta …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/8887/3/T1_712009033_Full... · pendidikan agama kristen dan dampaknya bagi peserta didik

22

mengungkapkan merupakan kata kerja pada ranah psikomotorik. Menurut pendidik,

pembelajaran PAK pada ranah psikomotorik membawa peserta didik memiliki keterampilan

dan kreativitas dalam hal bermain drama kisah-kisah Alkitab, bernyanyi lagu-lagu kidung

jemaat, bercerita pengalaman di depan kelas.

Penulis juga melakukan diskusi dengan peserta didik.Hasil diskusi bersama peserta

didik sebagai validasi dari teknik wawancara dan observasi, Dari diskusi bersama peserta

didik dijelaskan oleh mereka bahwa, pendidik seringkali memberikan contoh cerita alkitab

seperti kisah Abraham yang mengikuti perintah Tuhan, kisah Ayub yang selalu setia kepada

Tuhan dalam keadaan apapun untuk diteladani oleh peserta didik dalam kehidupan sehari-

hari.Peserta didik mengungkapkan bahwa pendidik menggunakan model mendongeng dalam

menyampaikan cerita-cerita Alkitab, misalnya cerita tentang kisah Penyaliban Tuhan Yesus,

atau kisah penciptaan bumi dan seluruh isinya.Selain itu peserta didik juga mengatakan

bahwa pendidik memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk bermain drama tentang

cerita Alkitab seperti kisah kelahiran Tuhan Yesus atau kisah Ayub yang setia kepada Tuhan

dalam keadaan apapun. Peserta didik juga belajar bernyanyi lagu-lagu kidung jemaat dan

bercerita pengalaman mereka ketika mengikuti sekolah minggu di depan kelas.

Berdasarkan data yang ditemukan oleh penulis, dapat di analisa bahwa pembelajaran

PAK pada ranah psikomotorik disampaikan dengan cara pengajaran seperti pada ranah

kognitif, dimana pendidik membawa cerita tokoh Alkitab kepada peserta didik dengan model

pembelajaran mendongeng. Seharusnya pendidik bisa lebih kreatif dalam merancang

pengajaran PAK pada ranah psikomotorik yaitu dengan berbagai metode pengajaran yang

dapat digunakan dalam proses belajar mengajar PAK misalnya, lakon/sandiwara,

karyawisata, synectic, dan pendidik jangan hanya berpaku pada satu model pengajaran saja

karena menurut Gordon 56 , kreatifitas merupakan bagian dari kehidupan sehari-hari,

berlangsung seumur hidup, dan bertujuan untuk mengembangkan kualitas hidup. Oleh karena

itu perlu diciptakan suasana sedemikian rupa agar peserta didik dapat belajar secara aktif dan

kreatif.

56

Dien Sumiyatiningsih, Mengajar dengan Kreatif dan Menarik (Yogyakarta:Andi,2009), 97

Page 23: Pendidikan Agama Kristen Dan Dampaknya Bagi Peserta …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/8887/3/T1_712009033_Full... · pendidikan agama kristen dan dampaknya bagi peserta didik

23

3.3 Dampak Pengajaran PAK bagi Peserta Didik Beragama Suku Marapu

Pembelajaran PAK berdasarkan taksonomi Bloom berdampak bagi peserta didik

beragama suku Marapu, adapun dampak pengajaran PAK bagi peserta didik beragama suku

Marapu adalah sebagai berikut :

a. Peserta Didik Beragama Suku Marapu Bertumbuh Pada Ranah Kognitif

Dampak pengajaran PAK bagi peserta didik beragama suku Marapu dapat diketahui

melalui diskusi dan observasi dengan peserta didik beragama suku Marapu. Peserta didik

beragama suku Marapu mengungkapkan bahwa, setelah mengikuti pelajaran PAK mereka

memiliki wawasan yang luas mengenai agama Kristen. Peserta didik mengungkapkan bahwa

mereka banyak mengetahui cerita-cerita Alkitab, seperti cerita Abraham yang mengikuti

perintah Tuhan, cerita Nuh yang diselamatkan dari peristiwa air bah, cerita kelahiran Tuhan

Yesus Kristus, cerita Tuhan Yesus memberi makan 5000 orang , cerita tentang Allah yang

menciptakan dunia dan seluruh isinya, cerita Adam dan Hawa yang jatuh ke dalam dosa,

serta cerita tentang Tuhan Yesus yang mati di kayu salib untuk menyelamatkan manusia57.

Dari hasil diskusi antara penulis dengan beberapa orang tua yang beragama suku

Marapu, sebagai validasi dari diskusi bersama peserta didik yang beragama suku Marapu,

mereka mengatakan bahwa ketika peserta didik berada di rumah, mereka bercerita tentang

pelajaran yang diterima di sekolah. Peserta didik itu pada umumnya bercerita mengenai

tokoh Tuhan Yesus yang mati di kayu salib, Abraham yang selalu mengikuti perintah Tuhan,

Yusuf, yang di jual oleh saudara-saudaranya, Yakub yang menipu ayahnya Ishak, Nuh yang

diselamatkan dari air bah, Ayub yang setiap kepada Tuhan dalam keadaan apapun, dan

tokoh-tokoh Alkitab lainnya58.

Berdasarkan data di atas dapat dianalisa bahwa dalam proses belajar mengajar PAK,

peserta didik beragama suku Marapu bertumbuh dalam pengetahuan (knowledge) dan

pemahaman (comprehension), dimana cerita-cerita Alkitab dan materi-materi pembelajaran

yang diajarkan oleh pendidik PAK dapat dipahami dengan baik. Peserta didik mampu

mengingat kembali atau mengenali kembali tentang nama, cerita atau kisah dari tokoh-tokoh

Alkitab yang telah diterima dalam proses belajar mengajar PAK. Peserta didik beragama

57

Data didapat dari hasil diskusi bersama nara didik pada hari Kamis tanggal 16 Agustus 2013, pukul

10.00 WITA 58

Data didapat dari hasil diskusi bersama orang tua beragama suku Marapu pada hari Senin tanggal 19

Agustus 2013, pukul 15.00 WITA

Page 24: Pendidikan Agama Kristen Dan Dampaknya Bagi Peserta …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/8887/3/T1_712009033_Full... · pendidikan agama kristen dan dampaknya bagi peserta didik

24

suku Marapu tidak hanya mengetahui atau mengingat apa yang telah mereka terima tetapi

juga mampu menjelaskan pengetahuan yaitu cerita-cerita Alkitab yang telah diketahui dengan

kata-kata mereka sendiri. Namun menurut penulis, peserta didik beragama suku Marapu

belum mampu menerapkan dan mengaplikasikan materi-materi atau cerita-cerita Alkitab

yang diajarkan oleh pendidik PAK dalam kehidupan mereka sehari-hari. Hal tersebut

dikarenakan menurut Fowler yang sebagaimana didukung oleh Piaget59, pada usia sekolah (6-

11 tahun) timbulnya pola “pemikiran operasional konkret”, dimana peserta didik berpikir

secara konkret tanpa merefleksikan lebih lanjut tindak berpikirnya.

b. Peserta Didik Beragama Suku Marapu Bertumbuh Pada Ranah Afektif

Karakteristik ranah afektif diantaranya sikap, minat, konsep diri, nilai dan moral. Dari

hasil diskusi bersama dengan peserta didik beragama suku Marapu, mereka mengungkapkan

bahwa dalam proses belajar mengajar PAK, mereka selalu mengikuti dengan aktif dalam

diskusi kelas, selalu hadir dalam mata pelajaran PAK, rajin dan tepat waktu dalam

mengumpulkan tugas. Selain itu ada pula pendapat yang mengatakan bahwa setalah

mengikuti mata pelajaran PAK, mereka selalu berdoa, dan selalu ke gereja atau sekolah

minggu.

Dari hasil diskusi bersama dengan orang tua yang beragama suku Marapu sebagai

validasi dari diskusi bersama peserta didik beragama suku Marapu.Para orang tua

mengungkapkan peserta didik selalu rajin mengerjakan pekerjaan rumah (PR), menghafal

ayat hafalan Alkitab, selalu rapi dalam berpakaian.Ada pula pendapat orang tua yang

mengatakan bahwa anaknya selalu berdoa sebelum melakukan aktifitasnya, misalnya

sebelum makan, sebelum tidur, bangun pagi, maupun sebelum berangkat ke sekolah60. Ada

pula pendapat lain yang mengungkapkan bahwa anaknya tidak pernah absen ke sekolah

minggu61.

Dari data di atas dapat dianalisa bahwa dalam proses belajar mengajar PAK pada

ranah afektif telah memberikan dampak bagi peserta didik yang beragama suku Marapu.

Peserta didik beragama suku Marapu menerima atau memperhatikan (receiving atau

attending) mata pelajaran PAK, dimana peserta didik beragama suku Marapu memiliki

keinginan, kesediaan, kemauan untuk memperhatikan atau mengikuti mata pelajaran PAK.

59

Agus Cremers, Tahap-tahap Perkembangan Kepercayaan Menurut James W. Fowler, (Yogyakarta:

Kanisius, 1995), 118 60

Menurut pendapat Bapak UHK 61

Menurut pendapat Bapak YMLP

Page 25: Pendidikan Agama Kristen Dan Dampaknya Bagi Peserta …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/8887/3/T1_712009033_Full... · pendidikan agama kristen dan dampaknya bagi peserta didik

25

Peserta didik beragama suku Marapu menanggapi (responding) secara positif, dimana peserta

didik beragama suku Marapu terlibat aktif dalam proses belajar mengajar PAK dengan

diskusi kelompok, bertanya jika tidak mengerti, disiplin dalam hal ini selalu tetap waktu, rapi

dalam berpakaian dan tepat waktu mengumpulkan tugas. Selain itu menurut penulis respon

yang ditunjukkan oleh peserta didik beragama suku Marapu bermacam-macam, ada yang

rajin berdoa dan beribadah, namun adapula yang tidak melaksanakan hal tersebut.Hal ini

disebabkan karena ketika mereka kembali ke rumah, banyak peserta didik beragama suku

Marapu yang kembali melakukan ritual-ritual hamayangu atau ritual-ritual dalam agama suku

Marapu.

c. Peserta Didik Beragama Suku Marapu Bertumbuh Pada Ranah Psikomotorik

Pendidikan dapat mempengaruhi keterampilan dan kreativitas seseorang yaitu salah

satunya melalui pengajaran PAK di sekolah. Pengajaran PAK di sekolah diharapkan mampu

membantu peserta didik mengembangkan keterampilan dan kreativitas berdasarkan nilai-nilai

Kristiani yang mencerminkan sebagai anak Tuhan.

Melalui diskusi dengan peserta didik yang beragama suku Marapu, mereka

mengungkapkan bahwa pendidik menceritakan tentang tokoh-tokoh Alkitab untuk diteladani

oleh pendidik dalam kehidupan mereka sehari-hari, seperti kisah Yusuf yang memaafkan

saudara-saudaranya, kisah Abraham yang selalu mengikuti perintah Tuhan. Peserta didik

beragama suku Marapu juga mengatakan bahwa pendidik menekankan agar peserta didik

selalu membantu orang tua di kebun, tidak mengucapkan kata-kata kotor, tidak mengambil

barang orang lain, tidak mengganggu teman tetapi menolong teman dalam hal ini

meminjamkan alat tulis, bekerja sama dengan teman dalam hal mengerjakan PR. Dalam

diskusi tersebut peserta didik beragama suku Marapu mengungkapkan bahwa melalui

pembelajaran PAK peserta didik beragama suku Marapu dibimbing oleh pendidik untuk

memiliki keterampilan dan kreativitas dalam bermain drama seperti kisah Yusuf yang di jual

oleh saudara-saudaranya namun Yusuf memaafkan kesalahan saudara-saudaranya bukan

hanya itu saja peserta didik beragama suku Marapu banyak menghafal lagu rohani dalam hal

ini lagu-lagu kidung jemaat.

Dari hasil diskusi bersama orang tua yang beragama suku Marapu sebagai validasi

dari diskusi bersama peserta didik beragama suku marapu, mereka mengatakan bahwa ketika

peserta didik berada di rumah, peserta didik selalu mengingat apa yang dikatakan oleh

pendidik di sekolah. Seorang ibu mengatakan bahwa anaknya di rumah selalu mengatakan:

Page 26: Pendidikan Agama Kristen Dan Dampaknya Bagi Peserta …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/8887/3/T1_712009033_Full... · pendidikan agama kristen dan dampaknya bagi peserta didik

26

“kata ibu guru di sekolah kita harus saling mengasihi seperti membantu teman yang sedang

dalam kesusahan membantu orang tua di kebun dan memaafkan sama seperti Tuhan Yesus

dan Yusuf perbuat bagi saudara-saudaranya”62.Ada pendapat lainnya juga yang mengatakan

bahwa, ketika orang tua atau anggota keluarga lainya sedang marah, anak-anak selalu

mengatakan, “kata ibu guru di sekolah kita tidak boleh marah-marah nanti Tuhan Yesus

marah”63.Menurut pendapat orang tua murid juga, anak-anak mereka membaca Alkitab setiap

malam serta sering menyanyi lagu-lagu gereja di rumah64.

Dari data di atas dapat dianalisa bahwa pembelajaran PAK dalam ranah psikomotorik

membawa peserta didik beragama suku marapu mampu melakukan kegiatan-kegiatan

sederhana dan sama persis dengan yang dilihat atau yang diteladankan oleh pendidik PAK

misalnya pendidik tidak suka marah-marah di dalam kelas, pendidik selalu rapi dalam

berpakaian, pendidik berbicara dengan halus dan sopan, pendidik selalu datang tepat waktu,

pendidik menghargai orang lain termasuk peserta didik. Kegiatan ini dalam ranah

psikomotorik disebut respon terbimbing (guided response) dimana peserta didik mengikuti,

mengulangi perbuatan yang diperintahkan atau ditunjukkan oleh pendidik PAK dalam hal ini

seperti bermain drama, bernyanyi dan membaca Alkitab. Namun menurut penulis, peserta

didik beragama dan suku Marapu belum sepenuhnya bertumbuh dalam ranah psikomotorik

karena setiap materi pembelajaran atau nilai-nilai Kristiani yang sudah diterima belum

menjadi sebuah kebiasaan yang dilakukan secara terus menerus atau menjadi sebuah hal yang

sudah tertanam dalam diri peserta didik beragama suku Marapu tanpa harus diberitahu oleh

pendidik PAK, dalam ranah psikomotorik disebut mekanisme (mechanism). Hal ini

disebabkan karena peserta didik beragama suku Marapu tidak memiliki teladan yang lain

selain pendidik, karena kurangnya bimbingan dari orang tua serta tidak ada kerjasama dan

komunikasi yang baik antara orang tua dan sekolah dalam hal ini pendidik PAK mengenai

pendidikan iman anak.

3.4 Refleksi Teologis

Pendidikan merupakan salah satu bagian penting dalam kehidupan manusia dan

dinilai sebagai suatu usaha sengaja, sistematis dan terus menerus dalam membentuk

62

Menurut pendapat Ibu TN 63

Menurut pendapat Ibu YH 64

Data didapat dari hasil diskusi bersama orang tua beragama suku Marapu pada hari Senin tanggal 19

Agustus 2013, pukul 15.00 WITA

Page 27: Pendidikan Agama Kristen Dan Dampaknya Bagi Peserta …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/8887/3/T1_712009033_Full... · pendidikan agama kristen dan dampaknya bagi peserta didik

27

kepribadian secara utuh 65 .Manusia membutuhkan pendidikan karena statusnya sebagai

animaleducabili66yang dilahirkan tidak sempurna sehingga memerlukan pendidikan untuk

dapat mengembangkan kemanusiaannya sebagai potensi.Keagungan dari pendidikan ialah

membantu manusia menyempurnakan dirinya sebagai manusia67.Pendidikan agama Kristen di

sekolah merupakan bagian yang sangat penting dalam membantu proses pertumbuhan iman

anak, mengingat bahwa peserta didik merupakan generasi penerus bangsa yang akan

meneruskan pembangunan bangsa dan negara yang akan datang. Suatu kebanggaan ketika

peserta didik yang beragama suku Marapu memperoleh pendidikan agama Kristen di SDM

Mbatakapidu. Oleh karena itu pendidikan agama Kristen di SDM Mbatakapidu merupakan

wujud nyata dari respon firman Tuhan pada Amsal 22:6 Salomo menuliskan “Didiklah

seorang anak menurut jalan yang patut baginya, maka pada masa tuanya pun ia tidak akan

menyimpang dari jalan itu”.

Menjadi seorang pendidik PAK tidaklah mudah, untuk itu mendidik peserta didik di

sekolah hendaklah dilakukan dengan baik dengan memanfaatkan dan mengembangkan

seluruh potensi yang ada, sehingga melaluinya peserta didik di bantu dalam pertumbuhan

iman mereka dan termotivasi untuk lebih mendekatkan hidupnya kepada Tuhan. Mendidik

bukan hanya bertugas untuk menyampaikan informasi atau bahan ajar kepada peserta didik,

tetapi harus berupaya agar peserta didik sungguh-sungguh belajar mengerti, memahami, dan

menerima apa yang diajarkan, bahkan mempraktekannya dalam kehidupan sehari-hari.

Menurut Kejadian 18:19a :

“Sebab Aku telah memilih dia, supaya diperintahkannya kepada anak-anaknya dan

kepada keturunannya supaya tetap hidup menurut jalan yang ditunjukkan Tuhan,

dengan melakukan kebenaran dan keadilan…”

Dari ayat di atas jelas terlihat bahwa pendidikan yang diberikan kepada peserta didik

bertujuan agar peserta didik sebagai generasi penerus tetap hidup sesuai kehendak Tuhan

yakni melakukan kebenaran dan keadilan, dengan meneladani sifat-sifat Tuhan Yesus

Kristus. Meneladani sifat-sifat Tuhan Yesus Kristus tidak hanya sekedar berbuat baik tetapi

memiliki karakter buah roh yang mengandung unsur diantaranya: kasih, kesabaran,

kemurahan, kebaikan, kelemahlembutan, dan penguasaan diri (Galatia. 5:22-23).

65

Thomas Groome, Christian Religious Education, (Jakarta: BPK Gunung Mulia,2010) 29 66

H.A.R. Tilaar dan Riant Nugroho, Kebijakan Pendidikan, (Jogjakarta: Pustaka Pelajar,2008) 24 67

Esther Christiana Yuwanda, “Pendidikan Yang Memanusiakan Manusia”, Jurnal Pendidikan Penabur,

no. 19. (2012): 85

Page 28: Pendidikan Agama Kristen Dan Dampaknya Bagi Peserta …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/8887/3/T1_712009033_Full... · pendidikan agama kristen dan dampaknya bagi peserta didik

28

Ajaran PAK di sekolah sangat berpengaruh terhadap peserta didik yang beragama

suku Marapu, untuk itu pendidik harus lebih mendorong peserta didik memahami dan

menerapkan apa yang dibicarakan di kelas atau diluar kelas, sehingga peserta didik dapat di

bantu dalam proses pertumbuhan iman Kristen. Pertumbuhan iman tersebut akibat dari hasil

belajar menyangkut ranah kognitif, afektif dan psikomotorik. Untuk mencapai semua ranah

itu, maka proses belajar mengajar harus memperhatikan metode dan media pembelajaran

dengan relevan yang dapat dimengerti dan dipraktekkan oleh peserta didik sehingga

pembelajaran PAK yang diberikan tidak sia-sia atau merupakan rutinitas dan kewajiban

belaka.

IV. PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Kesimpulan mengenai cara pengajaran PAK ditinjau dari perspektif taksonomi Bloom

dan dampak pengajaran PAK bagi peserta didik beragama suku Marapu, yaitu :

1. Pelajaran PAK di SDM Mbatakapidu merupakan mata pelajaran yang wajib diikuti

oleh setiap peserta didik baik yang beragama Kristen maupun non Kristen dalam hal

ini beragama suku Marapu. Tujuannya ialah agar peserta didik dapat bertumbuh lewat

nilai-nilai Kristiani, dan dapat memahami bahwa keselamatan yang sejati hanya

terdapat dalam pribadi Yesus Kristus. Hal ini sejalan dengan tujuan pendidikan agama

Kristen di Indonesia yang dirumuskan komisi PAK dari Dewan Gereja di Indonesia

yaitu : usaha mengajak, membantu, menghantar seseorang untuk mengenal kasih

Allah yang nyata dalam Yesus Kristus, sehingga dengan pimpinan Roh Kudus ia

datang kedalam suatu persekutuan yang hidup dengan Tuhan.

2. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan penulis, penulis menemukan bahwa

pengajaran PAK pada ranah kognitif, afektif, psikomotorik di SDM Mbatakapidu

belum dilaksanakan secara maksimal. Pendidik PAK hanya menggunakan metode

ceramah dan medongeng dalam pembelajaran pada ketiga ranah tersebut, kedua

metode ini dianggap kurang menarik oleh para peserta didik karena peserta didik

merasa cepat bosan. Seharusnya menurut Mulyasa, penggunaan metode yang

bervariasi akan sangat membantu peserta didik dalam mencapai tujuan pembelajaran.

3. Pengajaran PAK yang menekankan ranah kognitif, afektif dan psikomotorik

berdampak bagi peserta didik beragama suku Marapu antara lain:

Page 29: Pendidikan Agama Kristen Dan Dampaknya Bagi Peserta …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/8887/3/T1_712009033_Full... · pendidikan agama kristen dan dampaknya bagi peserta didik

29

pertama, ranah kognitif, peserta didik beragama suku Marapu memiliki

pengetahuan dan pemahaman mengenai cerita-cerita Alkitab atau mengenai

iman Kristen. Namun peserta didik beragama suku Marapu belum mampu

menerapkan dan mengaplikasikan materi-materi atau cerita-cerita Alkitab

yang diajarkan oleh pendidik PAK dalam kehidupan mereka sehari-hari

(penerapan). Hal ini sesuai dengan ranah kognitif yang menaruh perhatian

pada pengembangan kapabilitas dan keterampilan intelektual.

Kedua, ranah afektif, peserta didik beragama suku Marapu menerima dan

merespon mata pelajaran PAK, serta rajin berdoa, rajin berbakti di sekolah

minggu. Meskipun nilai-nilai Kristiani yang dipelajari dalam proses belajar

mengajar PAK belum semua mempengaruhi peserta didik beragama suku

Marapu, karena ketika mereka kembali ke rumah, banyak peserta didik

beragama suku Marapu yang kembali melakukan ritual-ritual hamayangu atau

ritual-ritual dalam agama suku Marapu. Hal ini sesuai dengan ranah afektif

yang berkaitan dengan pengembangan perasaan, sikap, nilai dan emosi.

Ketiga, peserta didik beragama suku Marapu mampu melakukan kegiatan-

kegiatan sederhana dan sama persis dengan yang dilihat atau yang

diteladankan oleh pendidik PAK, misalnya pendidik tidak suka marah-marah

di dalam kelas, pendidik selalu rapi dalam berpakaian dan menghargai serta

menghormati orang lain. Selain itu pendidik juga mengarahkan peserta didik

untuk memiliki ketrampilan seperti bermain drama, bernyanyi dan juga

membaca Alkitab. Namun materi pembelajaran atau nilai-nilai Kristiani yang

sudah diterima dalam proses belajar mengajar PAK belum menjadi sebuah

kebiasaan yang dilakukan secara terus menerus atau menjadi sebuah hal yang

sudah tertanam dalam diri peserta didik beragama suku Marapu tanpa harus

diberitahu oleh pendidik PAK. Hal ini sesuai dengan ranah psikomotorik yang

berkaitan dengan kegiatan-kegiatan manipulatif atau keterampilan motorik

4.2 Saran

` Dari penelitian tentang cara pengajaran PAK ditinjau dari perspektif taksonomi Bloom

dan dampak pengajaran PAK bagi peserta didik beragama suku Marapu, maka penulis

memberikan saran kepada beberapa pihak, yakni :

Page 30: Pendidikan Agama Kristen Dan Dampaknya Bagi Peserta …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/8887/3/T1_712009033_Full... · pendidikan agama kristen dan dampaknya bagi peserta didik

30

Saran Kepada Pendidik PAK

Pembelajaran pada ranah kognitif, pendidik seharusnya tidak hanya menggunakan

metode ceramah melainkan menggunakan metode yang bervariasi seperti metode

diskusi, proyek, inquiry, dengan tujuan dapat menarik minat belajar serta perhatian

dari peserta didik.

Pembelajaran pada ranah afektif sebaiknya pendidik lebih memperhatikan model

pembelajaran perjumpaan tidak langsung dalam hal ini meditasi atau refleksi dan

merancang ibadah-ibadah kreatif, dengan tujuan supaya peserta didik dapat dibantu

dalam pemberian ekspresi kepada Tuhan dan peserta didik dapat bertumbuh secara

optimal.

Pembelajaran pada ranah psikomotorik, pendidik seharusnya lebih kreatif dalam

merancang proses pembelajaran dan tidak hanya menggunakan metode mendongeng

melainkan juga menggunakan metode-metode yang lainnya seperti lakon/sandiwara,

synectic, karyawisata, dengan tujuan dapat melatih peserta didik untuk lebih kreatif

dan memiliki keterampilan.

Pendidik seharusnya lebih membimbing peserta didik agar lebhi kreatif atau

menghasilkan karya-karya untuk pertumbuhan iman peserta didik, seperti membuat

drama, membuat puisi dan karya seni lainnya.

Pendidik seharusnya semakin meningkatkan relasi dan komunikasi dengan orang tua

peserta didik, agar tujuan pembelajaran PAK di sekolah dapat diterapakan dengan

baik oleh para peserta didik dimanapun mereka berada.

Saran Kepada Peserta Didik

Peserta didik seharusnya lebih serius dan berusaha dalam menerapkan nilai-nilai

Kristiani dalam kehidupan sehari-hari, misalnya peserta didik mengaplikasikan kasih

kepada sesama dalam kehidupannya yang tercermin dalam tindakan mereka

mengasihi orang tua, saudara maupun teman-teman.

Peserta didik seharusnya lebih sungguh-sungguh mengembangkan aspek afektif

dengan cara semakin rajin dan giat ke sekolah minggu, berdoa dan membaca Alkitab.

Peserta didik seharusnya mampu menghasilkan karya sederhana berdasarkan materi-

materi yang telah diajarkan oleh pendidik, misalnya peserta didik dapat membuat

cerita tentang bagaimana kasih Allah dalam kehidupan mereka atau membuat cerita

tentang bagaimana mereka hidup berdampingan dengan orang lain.

Page 31: Pendidikan Agama Kristen Dan Dampaknya Bagi Peserta …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/8887/3/T1_712009033_Full... · pendidikan agama kristen dan dampaknya bagi peserta didik

31

DAFTAR PUSTAKA

Atmadja, Hadinoto, N.K. 1990. Dialog dan Edukasi. Jakarta: BPK.Gunung Mulia

Benson. Clerence H. 2007. Teknik Mengajar,.Malang:Gandum Mas

Boehkle, Robert R. 2005. Sejarah Perkembagan Pikiran dan Praktek Pendidikan Agama

Kristen: Dari Yohanes Amos Comenius Sampai Perkembangan PAK di Indonesia.

Jakarta: BPK Gunung Mulia.

Cremers. Agus. 1995. Tahap-Tahap Perkembangan Kepercayaan Menurut James W. Fowler.

Yogyakarta: Kanisius.

Daun, Paulus. 1989. Pengantar Ke dalam Sekolah Minggu anak-anak. Manado: Yayasan

Daun Familiy

Degeng, I Nyoman Sudana. 1989. Ilmu Pengajaran: Taksonomi Variable. Jakarta:

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

Departemen Pendidikan Nasional Republik Indonesia.2003.Undang-undang Republik

Indonesia Nomor 20 tahun 2003 Tentang Sistim Pendidikan Nasional. Jakarta

Gangel, K.O, H.G, Hendrik. 1988. The Chistian Educator Handbook on Teaching. San

Fransisco: Viktor Book

Groome, Thomas H. 2010. Pendidikan Agama Kristen: Berbagi Cerita dan Visi Kita. Jakarta:

BPK Gunung Mulia.

Haryati, Mimin. 2007. Model Dan Teknik Pada Tingkat Satuan Pendidikan. Jakarta: Gaung

Persada Press.

Homrighausen, E.G. & Enklaar, I.H. 1985.Pendidikan Agama Kristen. Jakarta: BPK Gunung

Mulia.

Koentjaraningrat. 1991. Metode-Metode Penelitian Masyarakat. Jakarta: PT Gramedia.

Koesuma A. Doni. 2007. Pendidikan Karakter. Bandung: PT Grasindo

Krueger, Richard A. 1998. Focus Groups : A Practical Guide For Applied Research.

Newburg Park, Calif : Sage Publications.

Moleong, Lexy J. 1989. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Karya.

Mulyasa, E. 2011.Menjadi Guru Profesional. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Natsir , Mo. 1988. Metode Penelitian. Jakarta: Ghalia Indonesia.

Nuhamara, Daniel. 2007. Pembimbing PAK. Bandung: Jurnal Info Media.

Palekahelu, Dharmaputra . 2010. Marapu, Kekuatan di Balik Kekeringan. Salatiga: FTI

UKSW.

Sanjaya, Wina, 2008. Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran. Jakarta: Kencana

Prenada Media Group

Page 32: Pendidikan Agama Kristen Dan Dampaknya Bagi Peserta …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/8887/3/T1_712009033_Full... · pendidikan agama kristen dan dampaknya bagi peserta didik

32

Sidjabat, B. Samuel, 1994. Strategi Pendidikan Kristen. Yogyakarta: ANDI

Sitanggang, Sariaman, 2007. Konsep, Strategi Pembelajaran & Penilaian Sikap Peserta

Didik (Hal Mendasar dalam Pendidikan Agama Kristen). Jakarta: CV.Engkrateia

Putra Jaya

Silverius, Suke. 1991. Evaluasi Belajar Dan Umpan Balik. Jakarta: PT Grasindo.

Sudijono, Anas. 2011. Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada.

Sukardi, H.M. 2011. Evaluasi Pendidikan, Prinsip Dan Operasionalnya. Jakarta: PT Bumi

Askara.

Sumiyatiningsih, Dien. 2006. Mengajar dengan Kreatif dan Menarik. Yogyakarta: ANDI.

Tilaar, H.A.R. dan Riant Nugroho. 2008. Kebijakan Pendidikan. Yogyakarta: Pustaka

Pelajar.

Uno B. Hamzah, 2008. Perencanaan Pembelajaran. Jakarta: PT Bumi Aksara

Wellem, F.D. 2004. Injil dan Marapu. Jakarta: BPK Gunung Mulia

Jurnal :

Yuwanda, Esther Christiana, “Pendidikan Yang Memanusiakan Manusia”, Jurnal Pendidikan

Penabur, no.19. (2012):85

Internet :

http://jaririndu.blogspot.com/2012/09/pengertian-pendekatan-metode-teknik.html, diunduh

pada tanggal 05 Juni 2013, Pukul 10.06