revolusi hijau dan dampaknya di indonesia

10
Presentasi untuk FGD “Peningkatan Peran NU : Mencari Paradigma dan Metode Penerapan Baru dalam Menopang Kedaulatan di Tingkat Petani

Upload: bung-gunawan

Post on 15-Apr-2017

220 views

Category:

Documents


4 download

TRANSCRIPT

Page 1: Revolusi Hijau dan Dampaknya di Indonesia

Presentasi untuk FGD “Peningkatan Peran NU : Mencari Paradigma dan Metode Penerapan Baru

dalam Menopang Kedaulatan di Tingkat Petani

Page 2: Revolusi Hijau dan Dampaknya di Indonesia

◦ Sewaktu Undang-Undang No. 12 Tahun 1992 tentang Sistem Budidaya Tanaman disahkan, Pemerintahan Orde Baru sedang gencar melaksanakan revolusi hijau dan di pedesaan berlangsung represifitas dan korporatisme negara sehingga dalam menyusun perencanaan pertanian dan pembahasan RUU tidak mengakomodir kepentingan rakyat tani.

◦ Sebelum adanya putusan Mahkamah Konstitusi dalam perkara pengujian Undang-Undang No 12 Tahun 1992, undang undang tersebut telah dipergunakan untuk mengkriminalkan petani dan mendiskriminasikan petani pemulia tanaman

◦ Petani melakukan pemuliaan tanaman termasuk mengedarkannya sudah dilakukan petani secara turun temurun hingga kini dan tidak menimbulkan problem ekologi maupun hukum. Problem hukum justru terjadi sejak lahirnya undang-undang nomor 12 tahun 1992 tentang sistem budidaya tanaman.

◦ Bahwa para petani telah melakukan proses pemuliaan tanaman dengan prosesnya antara lain pengumpulan, penyimpanan, penyilangan, seleksi, perbanyakan dan penyebaran benih serta mempertahankan kemurnian jenis dan menghasilkan jenis varietas baru yang lebih baik

Page 3: Revolusi Hijau dan Dampaknya di Indonesia

Penggantian varietas lokal yang telah beradaptasi dengan varietas yang lebih seragam dan lebih tinggi produksinya;

Pergeseran dari sistem tradisional ke sistem produksi yang intensif;

Benih menjadi eksternal input dalam pertanian;

Konsentrasi dalam industri benih global; homogenisasi dalam budaya pangan. Konflik agraria

Page 4: Revolusi Hijau dan Dampaknya di Indonesia

Biaya produksi tinggi akibat ketergantungan Petani terhadap benih dan pupuk pabrik

Subsidi benih dan pupuk untuk membeli pupuk dan benih pabrik

Pararel dengan politik upah buruh murahperdagangan pangan dikuasai oleh 5 MultiNational

Corporation (MNC), tiga diantaranya perusahaan tersebut beroperasi di Indonesaia yaitu Archer Daniels Midland (AMD), Cargill, dan Bunge.

90% pasar benih dan input pertanian dikuasai oleh 6 MNC, monopoli oleh segelintir perusahaan benih trans-nasional di bidang benih, yaitu antara lain East West Seed. Monsanto, Cargill, Syngenta, DuPont, Bayer.

99,9% benih transgenik dikuasi 6 MNC, dengan Monsanto menguasi 90%.

Utang Luar Negeri dan Modal Internasional untuk pembangunan infrastruktur

Page 5: Revolusi Hijau dan Dampaknya di Indonesia

Kedaulatan panganReforma agrariaPolitik anggaran negara

Page 6: Revolusi Hijau dan Dampaknya di Indonesia

Kedaulatan Pangan adalah hak negara dan bangsa yang secara mandiri dapat menentukan kebijakan pangannya, yang menjamin hak atas pangan bagi rakyatnya, serta memberikan hak bagi masyarakatnya untuk menentukan sistem pertanian pangan/sistem pangan yang sesuai dengan potensi sumber daya lokal.

Page 7: Revolusi Hijau dan Dampaknya di Indonesia

Mahkamah Konstitusi dalam perkara Pengujian Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1992 tentang Sistem Budidaya Tanaman terhadap Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, membatalkan pasal-pasal yang melarang dan mengkriminalkan petani dalam pemuliaan tanaman.

  Putusan tersebut mengakibatkan tidak dilarang perorangan petani kecil yang

melakukan kegiatan berupa pencarian dan pengumpulan plasma nutfah untuk dirinya maupun komunitasnya sendiri, dan tidak dilarang pengedaran hasil pemuliaan yang dilakukan oleh perorangan petani kecil dalam negeri untuk komunitas sendiri yang tidak lebih dahulu dilepas oleh Pemerintah.

  Alasan-alasan yang dipergunakan Mahkamah Konstitusi dalam menyusun pendapat-

pendapatnya antara lain: Pertama, petani kecil sebetulnya telah melaksanakan pencarian dan pengumpulan plasma nutfah dalam kegiatan pertaniannya semenjak lama, bahkan dapat dikatakan juga menjadi pelestari karena dengan pola pemilihan tanaman sebetulnya petani telah memilih varietas tertentu yang dianggap menguntungkan; Kedua, khusus varietas hasil pemuliaan dalam negeri yang dilakukan oleh perorangan petani kecil, yang mata pencaharian mereka dari hasil pertanian, bahkan secara turun temurun berkecimpung dalam dunia pertanian adalah tidak mungkin atau bahkan mustahil akan melakukan sabotase pertanian, sebab hal itu berarti melakukan sabotase terhadap kehidupan sendiri. Perorangan petani kecil pada umumnya justru mewarisi atau memiliki kearifan lokal di sektor pertanian yang dapat ditumbuhkembangkan untuk ikut memajukan sektor pertanian.

   

Page 8: Revolusi Hijau dan Dampaknya di Indonesia

Pendistribusian kembali dan pembatasan pemilikan luas tanah pertanian serta Pemerataan memperoleh hak atas tanah

Jaminan luas lahan pertanian, kemudahan mempergunakan tanah negara oleh petani dan Larangan penyewaan tanah negara oleh pemerintah kepada petani penggarap

Penyelesaian konflik agraria

Page 9: Revolusi Hijau dan Dampaknya di Indonesia

Subsidi benih bukan sekedar pembelian benih pabrik tetapi juga dukungan dan penghargaan untuk petani pemulia tanaman

Tidak melulu mitigasi perubahan iklim tetapi juga adaptasi perubahan iklim

Page 10: Revolusi Hijau dan Dampaknya di Indonesia

Ketua Komite Pertimbangan Organisasi IHCS (Indonesian Human Rights Committee for Social Justice)

Presidium Bamus Tani (Badan Musyawarah Petani Indonesia) dan KNPA (Komite Nasional untuk Pembaruan Agraria

Anggota Pokjasus DKP (Kelompok Kerja Khusus Dewan Ketahanan Pangan) RI