skripsi - digilib.uns.ac.id/upaya... · peserta didik kelas iii semester ii di slb-a ykab surakarta...

72
UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR ILMU PENGETAHUAN SOSIAL KOMPETENSI DASAR MENGENAL LINGKUNGAN BUATAN DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK ORIENTASI MOBILITAS BAGI PESERTA DIDIK KELAS III SEMESTER II DI SLB-A YKAB SURAKARTA TAHUN 2008/2009 SKRIPSI Oleh : SLAMET WIDODO NIM: X.5107602 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN LUAR BIASA JURUSAN ILMU PENDIDIKAN FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2009

Upload: ngonguyet

Post on 13-May-2018

218 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

Page 1: SKRIPSI - digilib.uns.ac.id/Upaya... · PESERTA DIDIK KELAS III SEMESTER II DI SLB-A YKAB SURAKARTA TAHUN 2008/2009 SKRIPSI ... Skripsi ini telah disetujui dan dipertahankan di hadapan

UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

KOMPETENSI DASAR MENGENAL LINGKUNGAN BUATAN DENGAN

MENGGUNAKAN TEKNIK ORIENTASI MOBILITAS BAGI

PESERTA DIDIK KELAS III SEMESTER II DI SLB-A

YKAB SURAKARTA TAHUN 2008/2009

SKRIPSI

Oleh :

SLAMET WIDODO

NIM: X.5107602

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN LUAR BIASA

JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA

2009

Page 2: SKRIPSI - digilib.uns.ac.id/Upaya... · PESERTA DIDIK KELAS III SEMESTER II DI SLB-A YKAB SURAKARTA TAHUN 2008/2009 SKRIPSI ... Skripsi ini telah disetujui dan dipertahankan di hadapan

ii

UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

KOMPETENSI DASAR MENGENAL LINGKUNGAN BUATAN DENGAN

MENGGUNAKAN TEKNIK ORIENTASI MOBILITAS BAGI

PESERTA DIDIK KELAS III SEMESTER II DI SLB-A

YKAB SURAKARTA TAHUN 2008/2009

SKRIPSI

Ditulis dan diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan

mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan Program Studi

Pendidikan Luar Biasa Jurusan Ilmu Pendidikan

Oleh :

SLAMET WIDODO

NIM: X.5107602

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN LUAR BIASA

JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA

2009

Page 3: SKRIPSI - digilib.uns.ac.id/Upaya... · PESERTA DIDIK KELAS III SEMESTER II DI SLB-A YKAB SURAKARTA TAHUN 2008/2009 SKRIPSI ... Skripsi ini telah disetujui dan dipertahankan di hadapan

iii

PERSETUJUAN

Skripsi ini telah disetujui dan dipertahankan di hadapan Tim Penguji Skripsi

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Persetujuan Pembimbing

Pembimbing I Pembimbing II

Drs. Maryadi, M.Ag. Dra. Emi Dasiemi, M.S.

NIP. 19520601 198103 1003 NIP. 19441026 197208 2 001

Page 4: SKRIPSI - digilib.uns.ac.id/Upaya... · PESERTA DIDIK KELAS III SEMESTER II DI SLB-A YKAB SURAKARTA TAHUN 2008/2009 SKRIPSI ... Skripsi ini telah disetujui dan dipertahankan di hadapan

iv

PENGESAHAN

Skripsi ini telah dipertahankan di hadapan Tim Penguji Skripsi Fakultas

Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta dan diterima

untuk memenuhi persyaratan mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan.

Pada hari : .....................

Tanggal : .....................

Tim Penguji Skripsi:

Nama Terang Tanda Tangan

Ketua : …………………………..

Sekretaris : …………………………..

Anggota I : Dra. Maryadi, M.Ag. .…………………………..

Anggota II : Dra. Emi Dasiemi, M.S. …………………………..

Disahkan oleh

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Sebelas Maret

Dekan,

Prof. Dr. M. Furqon Hidayatullah, M.Pd. NIP. 1960 0727 198702 1 001

Page 5: SKRIPSI - digilib.uns.ac.id/Upaya... · PESERTA DIDIK KELAS III SEMESTER II DI SLB-A YKAB SURAKARTA TAHUN 2008/2009 SKRIPSI ... Skripsi ini telah disetujui dan dipertahankan di hadapan

v

ABSTRAK

Slamet Widodo. UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR ILMU PENGE-TAHUAN SOSIAL KOMPETENSI DASAR MENGENAL LINGKUNGAN BUATAN DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK ORIENTASI MOBILITAS BAGI PESERTA DIDIK KELAS III SEMESTER II DI SLB-A YKAB SURAKARTA TAHUN 2008/2009. Skripsi, Surakarta: Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sebelas Maret, Oktober 2009.

Penelitian ini bertujuan : 1) Untuk mengetahui peningkatan hasil belajar Ilmu pengetahuan Sosial (IPS) kompetensi dasar mengenal lingkungan buatan sampai dengan menggunakan teknik Orientasi dan Mobilitas bagi peserta didik kelas III di SLB-A YKAB Surakarta tahun 2008/2009. 2) Untuk mengetahui peningkatan hasil belajar Ilmu Pengetahuan sosial (IPS) kompetensi dasar mengenal lingkungan buatan dengan menggunakan teknik Orientasi dan Mobilitas bagi peserta didik kelas III di SLB-A YKAB Surakarta tahun pelajaran 2008/2009.

Metode penelitian yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yaitu penelitian yang dilakukan oleh peneliti di kelas tempat mengajar, dengan penekanan pada penyempurnaan atau peningkatan praktik dan proses dalam pembelajaran IPS. Subyek penelitian ini adalah seluruh siswa kelas III semester II SLB-A YKAB Surakarta tahun pelajaran 2008/2009 yang berjumlah 5 siswa. Teknik analisis data digunakan analisis perbandingan, artinya peristiwa/kejadian yang timbul dibandingkan kemudian dideskripsikan ke dalam suatu bentuk data penilaian yang berupa nilai. Dari prosentase dideskripsikan kearah kecenderungan tindakan guru dan reaksi serta hasil belajar siswa.

Dari penelitian tindakan kelas yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa: Berdasarkan hasil belajar IPS pada kondisi awal kompetensi dasar mengenal lingkungan buatan sebelum menggunakan teknik orientasi mobilitas, diketahui rara-rata kelas 54,00 ketuntasan klasikal 40,00%. Hasil belajar IPS pada siklus I kompetensi dasar mengenal lingkungan buatan setelah menggunakan teknik orientasi mobilitas rata-rata kelas 60,00 ketuntasan secara klasikal telah mencapai 60,00%, pada siklus II rata-rata kelas menjadi 70,00, seluruh siswa mendapat nilai di atas 60,00 yang diasumsikan secara klasikal telah menuntaskan belajar IPS kompetensi dasar mengenal lingkungan buatan dan seluruh siswa telah menuntaskan belajar IPS (100%).

Hasil penelitian membuktikan bahwa penerapan teknik orientasi mobilitas dapat meningkatkan hasil belajar IPS kompetensi dasar mengenal lingkungan buatan siswa kelas III SLB/A YKAB Surakarta tahun pelajaran 2009/2010.

Page 6: SKRIPSI - digilib.uns.ac.id/Upaya... · PESERTA DIDIK KELAS III SEMESTER II DI SLB-A YKAB SURAKARTA TAHUN 2008/2009 SKRIPSI ... Skripsi ini telah disetujui dan dipertahankan di hadapan

vi

MOTTO

...... “Sebab hidup kami ini adalah hidup karena percaya, bukan karena melihat”

( 2 Korintus 5:7 ).

Page 7: SKRIPSI - digilib.uns.ac.id/Upaya... · PESERTA DIDIK KELAS III SEMESTER II DI SLB-A YKAB SURAKARTA TAHUN 2008/2009 SKRIPSI ... Skripsi ini telah disetujui dan dipertahankan di hadapan

vii

PERSEMBAHAN

Skripsi ini kupersembahkan kepada:

- Istri tercinta.

- Anakku tersayang.

- Rekan-rekan di PLB FKIP UNS.

- Murid-murid yang kusayangi.

- Almamater.

Page 8: SKRIPSI - digilib.uns.ac.id/Upaya... · PESERTA DIDIK KELAS III SEMESTER II DI SLB-A YKAB SURAKARTA TAHUN 2008/2009 SKRIPSI ... Skripsi ini telah disetujui dan dipertahankan di hadapan

viii

KATA PENGANTAR

Segala puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas

rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Penelitian

Tindakan Kelas (PTK) ini untuk memenuhi sebagian persyaratan untuk

mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Luar Biasa,

Jurusan Ilmu Pendidikan, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas

Sebelas Maret Surakarta.

Banyak hambatan yang menimbulkan kesulitan dalam penyelesaian

penulisan penelitian tindakan kelas ini, namun berkat bantuan dari berbagai pihak

akhirnya kesulitan-kesulitan yang timbul dapat diatasi. Untuk itu, atas segala

bentuk bantuan yang telah diberikan, penulis mengucapkan terima kasih kepada

yang terhormat:

1. Prof. Dr. M. Furqon Hidayatullah, M.Pd., Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu

Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta yang telah memberi ijin

kepada penulis untuk melaksanakan penelitian.

2. Drs. R. Indianto, M.Pd., Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan yang telah

memberikan petunjuk kepada penulis dalam menulisan skripsi.

3. Drs. H.A. Salim Choiri, M.Kes., Ketua Program Studi Pendidikan Luar Biasa

yang telah memberikan ijin penyusunan skripsi.

4. Drs. Maryadi, M.Ag., selaku pembimbing I yang dengan sabar telah

memberikan bimbingan dan pengarahan sehingga skripsi ini dapat

terselesaikan.

5. Dra. Emi Dasiemi, M.S., selaku pembimbing II yang telah memberikan

petunjuk kepada penulis sehingga skripsi ini dapat diselesaikan.

6. Drs. Bambang Supriyadi, selaku Kepala SLB-A YKAB Surakarta yang telah

memberikan ijin tempat penelitian dan informasi yang dibutuhkan penulis.

7. Semua pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan penelitian

tindakan kelas ini.

Dalam penyusunan skripsi ini, penulis menyadari masih ada kekurangan,

karena keterbatasan pengetahuan yang ada dan tentu hasilnya juga masih jauh dari

Page 9: SKRIPSI - digilib.uns.ac.id/Upaya... · PESERTA DIDIK KELAS III SEMESTER II DI SLB-A YKAB SURAKARTA TAHUN 2008/2009 SKRIPSI ... Skripsi ini telah disetujui dan dipertahankan di hadapan

ix

kesempurnaan. Oleh karena itu segala saran dan kritik yang bersifat membangun

sangat penulis harapkan.

Semoga kebaikan Bapak, Ibu, mendapat pahala dari Tuhan Yang Maha Esa,

dan menjadi amal kebaikan yang tiada putus-putusnya dan semoga skripsi ini dapat

bermanfaat bagi semua pihak yang berkepentingan.

Surakarta, Oktober 2009

Penulis

Page 10: SKRIPSI - digilib.uns.ac.id/Upaya... · PESERTA DIDIK KELAS III SEMESTER II DI SLB-A YKAB SURAKARTA TAHUN 2008/2009 SKRIPSI ... Skripsi ini telah disetujui dan dipertahankan di hadapan

x

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ....................................................................................... i

HALAMAN PENGAJUAN ............................................................................ ii

HALAMAN PERSETUJUAN ........................................................................ iii

HALAMAN PENGESAHAN ......................................................................... iv

HALAMAN ABSTRAK ................................................................................. v

HALAMAN MOTTO ..................................................................................... vi

HALAMAN PERSEMBAHAN ..................................................................... vii

KATA PENGANTAR .................................................................................... viii

DAFTAR ISI ................................................................................................... x

DAFTAR TABEL ........................................................................................... xii

DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... xiii

DAFTAR GRAFIK ......................................................................................... xiv

DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................... xv

BAB I. PENDAHULUAN .......................................................................... 1

A. Latar Belakang Masalah ............................................................ 1

B. Perumusan Masalah .................................................................. 2

C. Tujuan Penelitian ...................................................................... 2

D. Manfaat Penelitian .................................................................... 3

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA .................................................................. 4

A. Kajian Teori ............................................................................... 4

1. Belajar ................................................................................. 6

2. Hakikat Pembelajaran IPS .................................................. 10

3. Lingkungan Buatan ............................................................ 12

4. Orientasi dan Mobilitas ....................................................... 13

5. Penelitian Tindakan Kelas .................................................. 21

B. Kerangka Berpikir .................................................................... 23

C. Perumusan Hipotesis Kerja ...................................................... 24

Page 11: SKRIPSI - digilib.uns.ac.id/Upaya... · PESERTA DIDIK KELAS III SEMESTER II DI SLB-A YKAB SURAKARTA TAHUN 2008/2009 SKRIPSI ... Skripsi ini telah disetujui dan dipertahankan di hadapan

xi

Halaman

BAB III. METODE PENELITIAN ................................................................ 25

A. Setting Penelitian ...................................................................... 25

B. Subyek Penelitian ...................................................................... 26

C. Data dan Sumber Data ............................................................... 27

D. Teknik Pengumpulan Data ....................................................... 27

E. Variabel Penelitian ................................................................... 29

F. Validitas Data ............................................................................ 29

G. Teknik Analisis Data ................................................................. 29

H. Indikator Kinerja ....................................................................... 30

I. Prosedur Penelitian ................................................................... 30

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN …………………… 33

A. Pelaksanaan Penelitian .............................................................. 33

B. Hasil Penelitian .......................................................................... 44

C. Pembahaan Hasil Penelitian ....................................................... 46

BAB V SIMPULAN DAN SARAN ............................................................. 49

A. Simpulan .................................................................................... 49

B. Saran .......................................................................................... 49

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 51

LAMPIRAN-LAMPIRAN............................................................................... 53

Page 12: SKRIPSI - digilib.uns.ac.id/Upaya... · PESERTA DIDIK KELAS III SEMESTER II DI SLB-A YKAB SURAKARTA TAHUN 2008/2009 SKRIPSI ... Skripsi ini telah disetujui dan dipertahankan di hadapan

xii

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1. Hasil Belajar IPS Kompetensi Dasar Mengenal Lingkungan

Buatan Siswa Kelas III SLB/A YKAB Surakarta pada Kondisi

Awal ............................................................................................... 33

Tabel 2. Hasil Belajar IPS Kompetensi Dasar Mengenal Lingkungan

Buatan Siswa Kelas III SLB/A YKAB Surakarta pada Siklus I ..... 38

Tabel 3. Hasil Belajar IPS Kompetensi Dasar Mengenal Lingkungan

Buatan Siswa Kelas III SLB/A YKAB Surakarta pada Siklus II .... 43

Tabel 4. Hasil Belajar IPS Kompetensi Dasar Mengenal Lingkungan

Buatan Siswa Kelas III SLB/A YKAB Surakarta pada Siklus III ... 47

Page 13: SKRIPSI - digilib.uns.ac.id/Upaya... · PESERTA DIDIK KELAS III SEMESTER II DI SLB-A YKAB SURAKARTA TAHUN 2008/2009 SKRIPSI ... Skripsi ini telah disetujui dan dipertahankan di hadapan

xiii

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 1. Skema Kerangka Berfikir ........................................................... 23

Page 14: SKRIPSI - digilib.uns.ac.id/Upaya... · PESERTA DIDIK KELAS III SEMESTER II DI SLB-A YKAB SURAKARTA TAHUN 2008/2009 SKRIPSI ... Skripsi ini telah disetujui dan dipertahankan di hadapan

xiv

DAFTAR GRAFIK

Halaman

Grafik 1. Hasil Belajar IPS Awal Siswa Kelas III SLB-A YKAB

Surakarta ........................................................................................ 34

Grafik 2. Hasil Belajar IPS Siklus I Siswa Kelas III SLB-A YKAB

Surakarta ........................................................................................ 38

Grafik 3. Hasil Belajar IPS Siklus II Siswa Kelas III SLB-A YKAB

Surakarta ........................................................................................ 43

Grafik 4. Hasil Belajar IPS Siklus III Siswa Kelas III SLB-A YKAB

Surakarta ........................................................................................ 47

Grafik 5. Peningkatan Hasil Belajar IPS Kompetensi Dasar Mengenal

Lingkungan Buatan Setiap Siklus Menggunakan Orientasi

Mobilitas ....................................................................................... 48

Page 15: SKRIPSI - digilib.uns.ac.id/Upaya... · PESERTA DIDIK KELAS III SEMESTER II DI SLB-A YKAB SURAKARTA TAHUN 2008/2009 SKRIPSI ... Skripsi ini telah disetujui dan dipertahankan di hadapan

xv

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1. Jadwal Kegiatan Penelitian ....................................................... 53

Lampiran 2. Kisi-kisi Soal Tes IPS Kelas III SLB/A ................................... 54

Lampiran 3. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) ............................. 55

Lampiran 4. Soal Post Tes IPS Kelas III (Siklus I) ..................................... 59

Lampiran 5. Soal Post Tes IPS Kelas III (Siklus II) .................................... 62

Lampiran 6. Lembar Observasi Aktivitas Guru Siklus I ............................. 65

Lampiran 7. Lembar Observasi Aktivitas Guru Siklus II ............................ 66

Lampiran 8. Lembar Observasi Aktivitas Siswa Siklus I ............................ 67

Lampiran 9. Lembar Observasi Aktivitas Siswa Siklus II ........................... 68

Lampiran 10. Hasil Belajar IPS Siswa Kelas III SLB-A YKAB Surakarta

( Kemampuan Awal ) .............................................................. 69

Lampiran 11. Hasil Belajar IPS Siswa Kelas III SLB-A YKAB Surakarta

( Siklus I ) ............................................................................... 70

Lampiran 12. Hasil Belajar IPS Siswa Kelas III SLB-A YKAB Surakarta

( Siklus II ) .............................................................................. 71

Lampiran 13. Hasil Belajar IPS Siswa Kelas III SLB-A YKAB Surakarta

( Siklus III ) ............................................................................. 72

Lampiran 14. Foto-foto Kegiatan Penelitian................................................... 72

Lampiran 15. Perijinan Penelitian .................................................................. 79

Page 16: SKRIPSI - digilib.uns.ac.id/Upaya... · PESERTA DIDIK KELAS III SEMESTER II DI SLB-A YKAB SURAKARTA TAHUN 2008/2009 SKRIPSI ... Skripsi ini telah disetujui dan dipertahankan di hadapan

BAB I

PENDAHULUAN

Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan masalah penting bagi kehidupan manusia, terlebih

bagi masyarakat Indonesia untuk menacapai kemajuan. Pendidikan pada dasarnya

diberikan untuk membantu manusia menuju kearah pertumbuhan dan

perkembangan. Di dalam pasal 31 batang tubuh UUD 1945 ditegaskan bahwa

setiap warga Negara Indonesia berhak mendapatkan pengajaran yang diupayakan

oleh Pemerintah baik melalui pendidikan formal maupun non formal. Pernyataan

tersebut juga berlaku bagi anak berkebutuhan khusus, termasuk anak yang

mengalami kelainan penglihatan atau sering disebut anak tuna netra. Anak tuna

netra dapat memenuhi kebutuhan pendidikannya di Sekolah Luar Biasa bagian A

(khusus untuk anak tuna netra) atau lebih dikenal dengan singkatan SLB-A.

Pengajaran Ilmu Pengetahuan Sosial di SLB-A YKAB Surakarta

umumnya berupa pengajaran klasikal yaitu pengajaran yang diberikan kepada

seluruh kelas secara bersama-sama. Sistem pengajaran klasikal ini

menitikberatkan kepada kesamaan siswa-siswa didalam kelas, dan guru

menggunakan kemampuan rata-rata kelas sebagai kemampuan awal. Hal ini akan

menimbulkan kesulitan belajar bagi siswa karena dalam satu kelas terdapat

perbedaan dalam hal kepandaian, kebutuhan, minat, dan pengalaman lingkungan

sosial masing-masing.

Hasil pengamatan yang dilakukan penulis melalui observasi kelas, pada

semester genap di SLB-A YKAB Surakarta, menunjukkan bahwa hasil belajar

IPS siswa kurang optimal serta siswa kurang aktif mengikuti pelajaran IPS dalam

lingkungan buatan. Untuk meningkatkan prestasi siswa, penulis mencoba

menerapkan teknik-teknik Orientasi Mobilitas yang menekankan pada keaktifan

siswa dalam proses pembelajaran. Dengan bekerjasama dan keberanian dalam

belajar siswa diharapkan mampu mengembangkan kekritisan dan keaktifan tanpa

rasa takut atau malu terhadap guru ketika pembelajaran berlangsung.

1

Page 17: SKRIPSI - digilib.uns.ac.id/Upaya... · PESERTA DIDIK KELAS III SEMESTER II DI SLB-A YKAB SURAKARTA TAHUN 2008/2009 SKRIPSI ... Skripsi ini telah disetujui dan dipertahankan di hadapan

2

Berdasarkan pertimbangan di atas, maka perlu dikembangkan suatu

metode pembelajaran yang mampu melibatkan keaktifan siswa secara menyeluruh

minimal 80% dari jumlah siswa dapat aktif dalam proses pembelajaran sehingga

kegiatan belajar mengajar tidak hanya didominasi oleh siswa-siswa tertentu saja.

Selain itu, melalui pemilihan teknik – teknik Orientasi Mobilitas yang tepat

diharapkan sumber informasi yang diterima siswa tidak hanya dari guru tetapi

juga dari lingkungan buatan. Sehingga hasil belajar siswa dapat meningkat.

Atas dasar uraian tersebut di atas penulis tertarik untuk mengadakan

penelitian yang berjudul: “UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR ILMU

PENGETAHUAN SOSIAL KOMPETENSI DASAR MENGENAL

LINGKUNGAN BUATAN DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK

ORIENTASI MOBILITAS BAGI PESERTA DIDIK KELAS III SEMESTER II

DI SLB-A YKAB SURAKARTA TAHUN 2008/2009”.

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut di atas, maka dapat penulis

kemukakan masalah sebagai berikut: ”Apakah ada peningkatan hasil belajar Ilmu

Pengetahuan Sosial kompetensi dasar mengenal lingkungan buatan dengan

menggunakan teknik Orientasi Mobilitas, bagi peserta didik kelas III di SLB-A

YKAB Surakarta, tahun pelajaran 2008/2009 ?.”

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah tersebut di atas, maka tujuan penelitian

adalah sebagai beikut:

1. Untuk mengetahui peningkatan hasil belajar Ilmu pengetahuan Sosial (IPS)

kompetensi dasar mengenal lingkungan buatan sampai dengan menggunakan

teknik Orientasi dan Mobilitas bagi peserta didik kelas III di SLB-A YKAB

Surakarta tahun 2008/2009.

2. Untuk mengetahui peningkatan hasil belajar Ilmu Pengetahuan sosial (IPS)

kompetensi dasar mengenal lingkungan buatan dengan menggunakan teknik

Page 18: SKRIPSI - digilib.uns.ac.id/Upaya... · PESERTA DIDIK KELAS III SEMESTER II DI SLB-A YKAB SURAKARTA TAHUN 2008/2009 SKRIPSI ... Skripsi ini telah disetujui dan dipertahankan di hadapan

3

Orientasi dan Mobilitas bagi peserta didik kelas III di SLB-A YKAB

Surakarta tahun pelajaran 2008/2009.

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis

Sebagai sumbangan ilmiah bagi perkembangan ilmu pendidikan, bagi institusi,

maupun akademisi dan mahasiswa tentang ada tidaknya peningkatan hasil

belajar Ilmu Pengetahuan Sosial kompetensi dasar lingkungan buatan dengan

menggunakan teknik Orientasi Mobilitas.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi Siswa, dengan menggunakan teknik Orientasi Mobilitas dapat

meningkatkan hasil belajar IPS kompetensi dasar lingkungan buatan serta

mempertajam indra-indra lain yang masih normal secara efektif, dengan

demikian mereka lebih percaya diri untuk memenuhi kebutuhannya tanpa

menggunakan indra penglihatan pada lingkungan buatan.

b. Bagi Sekolah, memberikan informasi bahwa penggunaan teknik Orientasi

dan Mobilitas dalam pengajaran IPS kompetensi dasar lingkungan buatan

dapat meningkatkan hasil belajar pada siswa. Serta memberikan

kelengkapan sarana bagi anak tunanetra di dalam melakukan kegiatan -

kegiatan setiap hari, baik dalam melaksanakan studinya maupun kegiatan

di luar lingkungan sekolah.

c. Bagi Orang tua, memberikan kelengkapan sarana bagi anak tunanetra di

dalam melakukan kegiatan - kegiatan setiap hari, baik dalam

melaksanakan kegiatan di lingkungan keluarga maupun masyarakat

sekitarnya, mereka dapat berdiri sendiri tanpa bergantung kepada orang

lain.

Page 19: SKRIPSI - digilib.uns.ac.id/Upaya... · PESERTA DIDIK KELAS III SEMESTER II DI SLB-A YKAB SURAKARTA TAHUN 2008/2009 SKRIPSI ... Skripsi ini telah disetujui dan dipertahankan di hadapan

4

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Kajian Teori

1. Belajar

a. Pengertian Belajar

Tugas utama peserta didik adalah belajar. Belajar merupakan kegiatan

pikiran seseorang yang dilakukan untuk memperoleh pengetahuan. Sumadi

Suryabrata (2004 : 232) sebagai berikut ”Belajar itu membawa perubahan

(dalam arti behavioral shanges, aktual maupun konseptual), bahwa perubahan

itu terjdi karena usaha (dengan sengaja)”. Sedangkan Muhibbin Syah (2003:

92) sebagai berikut ”Belajar dapat ditanggapi sebagai tahapan perubahan

seluruh tingkah laku individu yang relatif menetap sebagai hasil pengalaman

dan interaksi dengan lingkungan yang melibatkan proses kognitif”. Pendapat

serupa dinyatakan Sardiman AM (2001: 28) sebagai berikut ”Belajar sebagai

upaya perubahan tingkah laku dengan serangkaian kegiatan jiwa raga untuk

menuju perkembangan pribadi yang seutuhnya menyangkut unsur cipta, rasa,

karsa dan ranah afektif, kognitif dan psikomotorik”. Pada intinya belajar

adalah perubahan tingkah laku individu dari hasil pengalaman dengan

lingkungan.

Menurut Nasution (1986: 43) sebagai berikut: ”Belajar adalah proses

belajar yang dilakukan siswa akan menghasilkan perubahan, perubahan-

perubahan ini meliputi bidang atau aspek pengetahuan, perubahan

ketrampilan, nilai dan sikap”. Perubahan itu dapat dilihat dari kemampuan

yang dimiliki, misalnya dari tidak tahu menjadi tahu, dari tidak bisa menjadi

bisa

Menurut WS. Winkel (2001: 53) Belajar adalah ”Suatu aktifitas mental

atau psikis, yang berlangsung dalam interaksi aktif dalam lingkungan, yang

menghasilkan perubahan-perubahan dalam pengetahuan, pemahaman,

4

Page 20: SKRIPSI - digilib.uns.ac.id/Upaya... · PESERTA DIDIK KELAS III SEMESTER II DI SLB-A YKAB SURAKARTA TAHUN 2008/2009 SKRIPSI ... Skripsi ini telah disetujui dan dipertahankan di hadapan

5

ketrampilan dalam nilai sikap, perubahan ini bersifat relatif konstan dan

berbekas”. ”Perubahan-perubahan itu dapat berupa suatu hasil yang baru atau

pula penyempurnaan terhadap hasil yang diperoleh. Hasil belajar dapat berupa

hasil utama, dapat juga berupa hasil sebagai efek sampingan. Proses belajar

dapat berlangsung dengan penuh kesadaran, dapat juga tidak demikian”.

Sedangkan Menurut A. Suhaenah Suparno (2002: 2) sebagai berikut,

belajar adalah suatu aktifitas yang menimbulkan perubahan yang relatif

permanen sebagai akibat dari upaya-upaya yang dilakukan.

Berdasarkan beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa

hasil belajar adalah tingkat keberhasilan yang dicapai siswa dalam berinteraksi

dengan individu dan lingkungan yang diketahui dari hasil evaluasi yang

dinyatakan dalam bentuk nilai, serta terjadi suatu perubahan pada individu

yang belajar baik aktual maupun potensial dan bersifat secara relatif konstan

dan berbekas.

b. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Keberhasilan Belajar

Keberhasilan belajar seseorang itu tergantung pada berbagai faktor

belajar dan lingkungan sekitar yang mempengaruhinya. Muhibbin Syah (2003:

132) sebagai berikut:

Secara global, faktor yang mempengaruhi belajar siswa dapat dibedakan menjadi tiga macam: 1) Faktor internal (faktor dalam diri siswa), yakni keadaan/kondisi

jasmani dan rohani siswa. 2) Faktor eksternal (faktor dari luar siswa), yakni kondisi lingkungan

disekitar siswa. 3) Faktor pendekatan belajar (approach to learning), yakni jenis uoaya

belajar siswa yang meliputi strategi dan metode yang digunakan siswa untuk melakukan kegiatan pembelajaran materi-materi pelajaran.

Sedangkan menurut Sumadi Suryabrata (1994: 249) faktor-faktor yang

mempengaruhi belajar sebagai berikut adalah:

1) Faktor Non Sosial dalam belajar

2) Faktor Sosial dalam belajar

3) Faktor fisiologis dalam belajar

4) Faktor Psikologis dalam belajar.

Page 21: SKRIPSI - digilib.uns.ac.id/Upaya... · PESERTA DIDIK KELAS III SEMESTER II DI SLB-A YKAB SURAKARTA TAHUN 2008/2009 SKRIPSI ... Skripsi ini telah disetujui dan dipertahankan di hadapan

6

Dari keempat faktor tersebut dapat penulis uraikan sebagai berikut:

1) Faktor-faktor Non Sosial dalam belajar.

Yang termasuk faktor non sosial dalam belajar adalah : keadaan udara,

suhu, udara, cuasa, waktu (pagi, siangs maupun malam), tempat, alat-alat

yang digunakan untuk belajr. Semua faktor tersebut harus diatur

sedemikian rupa sehingga dapat menciptakan proses belajar-mengajar

yang maksimal.

2) Faktor-faktor sosial dalam belajar.

Yang dimaksud faktor sosial di sini adalah faktor manusia, baik manusia

itu ada (hadir) maupun kehadirannya itu tidak secara langsung, misalnya

kehadiran orang lain pada waktu seseorang sedang belajar maka hal itu

akan mengganggu proses belajar anak. Selain kehadiran langsung seperti

yang telah dikemukakan diatas, mungkin juga orang lain itu hadir secara

tidak langsung misalnya, protret dapat merupakan representasi dari

seseorang suara nyanyian dari radio atau tipe recorder juga dapat

merupakan representasi dari kehadiran seseorang. Faktor-faktor sosial

tersebut pada umumnya dapat mengganggu proses belajar dan hasil

belajar.

3) Faktor-faktor Fisiologis dalam belajar.

Faktor-faktor fisiologis ini masih dapat dibedakan menjadi dua macam

yaitu: keadaan jasmani pada umumnya dan keadaan fungsi-fungsi

fisiologis tertentu.

a) Keadaan jasmani pada umumnya

Keadaan jasmani pada umumnya ini dapat dikatakan melatarbelakangi

aktifitas belajar, dalam hubungannya dengan hal ini ada dua macam hal

yang perlu dikemukakan yaitu :

(1) Nutrisi harus cukup karena kekurangan kadar makanan ini akan

mengakibatkan menurunnya kondisi jasmani, yang pengaruhnya

dapat berupa kelesuan, mudah lelah, dan lain sebagainya.

Page 22: SKRIPSI - digilib.uns.ac.id/Upaya... · PESERTA DIDIK KELAS III SEMESTER II DI SLB-A YKAB SURAKARTA TAHUN 2008/2009 SKRIPSI ... Skripsi ini telah disetujui dan dipertahankan di hadapan

7

(2) Beberapa penyakit yang kronis dapat mengganggu proses belajar.

Misalnya penyakit influena, sakit gigi, batuk dan lain sebagainya

yang sering diabaikan tetapi dalam kenyatannya penyakit semacam

ini dapat mengganggu aktifitasnya belajar.

b) Keadaan fungsi jasmani tertentu terutama fungsi-fungsi panca indra.

Panca indra dapat dimisalkan sebagai pintu gerbang masuknya

pengaruh kedalam individu. Orang mengenal dunia sekitarnya dan

belajar dengan menggunakan panca indranya. Berfungsi dengan baik

panca indra merupakan syarat untuk dapat belajar dengan baik.

4) Faktor-faktor Psikologis dalam belajar.

Yang termasuk faktor psikologis dalam belajar antara lain yaitu: perhatian,

pengamatan, impian dan perasaan. Selain itu pendorong yang biasanya

besar pengaruhnya dalam belajar anak-anak adalah cita-cita. Cita-cita

merupakan pusat dari bermacam-macam kebutuhan, artinya kebutuhan

disentralisasikan disekitar cita-cita, sehingga dorongan tersebut mampu

memobilisasi gerakan psikis untuk belajar.

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa faktor-faktor

yang memengaruhi keberhasilan belajar adalah faktor non sosial dalam

belajar; faktor sosial dalam belajar; faktor fisiologis dalam belajar yang

meliputi: keadaan jasmani pada umumnya dan keadaan jasmani tertentu; dan

faktor psikologis dalam belajar.

c. Fungsi Hasil Belajar

Menurut Nana Sudjana (1995: 30) sebagai berikut penilaian hasil

belajar adalah proses pemberian nilai terhadap nilai-nilai beajar yang dicapai

siswa dengan kreteria tertentu. Adapun fungsi hasil belajar dikemukakan

Zainal Arifin (1990: 3-4) adalah sebagai berikut:

1) Hasil belajar sebagai indikator kualitas dan kuantitas pengetahuan yang telah dikuasai peserta didik.

2) Hasil belajar sebagai lambang pemuas hasrat ingin tahu. Hal ini didasarkan pada asumsi bahwa ahli psikologi biasanya menyebut hal ini sebagai tendensi keingintahuan (coursity) dan merupakan

Page 23: SKRIPSI - digilib.uns.ac.id/Upaya... · PESERTA DIDIK KELAS III SEMESTER II DI SLB-A YKAB SURAKARTA TAHUN 2008/2009 SKRIPSI ... Skripsi ini telah disetujui dan dipertahankan di hadapan

8

kebutuhan umum pada manusia termasuk kebutuhan para anak didik dalam suatu program pendiikan. 3) Hasil belajar sebagai bahan informasi dalam inovasi pendidikan.

Asumsinya bahwa hsil belajar dapat dijadikan pendorong bagi anak didik dalam meningkatkan ilmu pengetahuan dan teknologi dan berperan sebagai umpan balik dalam meningkatkan mutu pendidikan.

4) Hasil belajar sebagai indikator intern dan ekstern dari institusi pendidikan. Asumsinya bahwa kurikulum yang digunakan relevan dengan kebutuhan masyarakat dan anak didik. Indikator ekstern dalam arti tinggi rendahnya hasil belajar dapat dijadikan indikator tingkat kesuksesan anak didik di masyarakat. Asumsinya adalah bahwa kurikulum yang dipergunakan relevan dengan kebutuhan pembangunan masyarakat.

5) Hasil belajar dapat dijadikan inikator terhadap daya serap (kecerdasan) anak didik. Dalam proses belajar mengajar anak didik merupakan masalah utama dan pertama karena anak didiklah yang diharapkan dapat menyerap seluruh materi pelajaran yang telah diprogramkan dalam kurikulum.

Berdasarkan pendapat tersebut di atas penulis berpendapat bahwa hasil

belajar juga berguna sebagai umpan balik bagi guru dalam melaksanakan

proses belajar mengajar sehingga dapat menentukan apakah perlu

mengadakan bimbingan, diagnosisi, seleksi atau penempatan anak didik.

Fungsi hasil belajar bagi guru adalah dari hasil belajar dapat diketahui

seberapa jauh kemampuan guru dalam mengajar.

d. Penilaian Hasil Belajar

Titik tolak dalam menetapkan prosedur dan alat penilaian adalah

Authentic Assesment yang meliputi penilaian proses dan hasil. Kemampuan

dalam jenjang ranah kognitif, afektif dan psikom,otor harus mendapat

perhatian. Jenis penilaian lebih banyak berhubungan dengan cara bagaimana

penilaian itu dilakukan. Menurut Winkel (2001: 531) Hasil belajar siswa

dapat diketahui dari hasil evaluasi. Evaluasi berarti penentuan sampai berapa

jauh sesuatu berharga, bermutu dan bernilai, Sedangkan Muhibbin Syah

(2003: 141) sebagai berikut ”Evaluasi adalah penilaian terhadap tingkat

keberhasilan siswa yang telah ditetapkan dalam sebuah program”. Evaluasi

Page 24: SKRIPSI - digilib.uns.ac.id/Upaya... · PESERTA DIDIK KELAS III SEMESTER II DI SLB-A YKAB SURAKARTA TAHUN 2008/2009 SKRIPSI ... Skripsi ini telah disetujui dan dipertahankan di hadapan

9

disini merupakan kegiatan yang terprogram jadi ini merupakan kegiatan

terencana dan berkesinambungan. Sedangkan Soekardi (2004: 7) menyatakan

”Evaluasi adalah untuk mengetahui kualitas sesuatu dengan mengunakan

informasi hasil pengukuran baik berupa tes maupun non tes”. Pernyataan

tersebut mengandung arti bahwa evaluasi dilakukan untuk mengetahui

kualitas melalui pengukuran.

Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam penilaian adalah:

1) Penilaian dapat dilakukan dengan tes dan non tes. 2) Penilian harus mencakup tiga aspek kemampuan yaitu:

pengetahuan, ketrampilan dan sikap. 3) Menggunakan berbagai cara pada waktu proses pembeljaran sedang

berlangsung, misalnya: mendengarkan, observsi, mengajukan pertanyaan, mengamati hasil kerja siswa dan memberikan tes.

4) Penilaian alat dan jenis penilaian berdasarkan tujuan pembelajaran atau kompetensi yang ingin ndicapai.

5) Mengacu kepada tujuan dan fungsi penilaian, misalnya memberikan umpan balik, pemberian informasi kepada siswa tentang tingkat keberhasilan belajarnya, memberikan laporan kepada orang tua.

6) Alat penilaian harus mendorong kemampuan penalaran dan kreativitas siswa, misalnya tes tertulis uraian, tes kinerja, hasil karya siswa, proyek, portofolio.

7) Mengacu kepada prinsip diferensiasi, yakni memberikan peluang kepada siswa untuk menunjukan apa yang diketahui, yang dipahami, dan mampu dilakukan.

8) Tidak bersifat diskriminasi, yakni memberikan peluang yang adil kepada semua siswa (LPMP Semarang, 2005:11).

Tujuan evaluasi pendidikan seperti dikatakan Abd. Rahman Abor

sebagai berikut (1993: 155):

1) Membangkitkan motivasi (mendorong proses belajar-mengajar) 2) Mengetahui prestasi murid 3) Mengetahui kelemahan dan kesulitan, bagaimana meniadakan atau

mengatasinya (terapi) 4) Mengadakan seleksi yang meliputi: bagikenaikan kelas, atau

kelulusan, pengelompokkan, jurusan, penentuan belajar kelas dan mengetahui bakat anak didik.

5) Memberikan laporan tentang kemajuan atau perkembangan murid kepada orang tua/wali, kepada jawatan atau lembaga pendidikan lanjutan yang akan dimasuki, yaitu yang dijelmakan dalam bentuk raport, ijazah, STTB (Surat Tanda Tamat Belajar) atau piagam.

6) Sebagai feed back atau balikan program/kurikulum pendidikan yang bersangkutan. Tegasnya untuk keperluan penelitian.

Page 25: SKRIPSI - digilib.uns.ac.id/Upaya... · PESERTA DIDIK KELAS III SEMESTER II DI SLB-A YKAB SURAKARTA TAHUN 2008/2009 SKRIPSI ... Skripsi ini telah disetujui dan dipertahankan di hadapan

10

Adapun prinsip-prinsip yang digunaan untuk mengukur hasil belajar

diungkapkan Grounlund yang dikutip Saifuddin Azwar (2005: 18-22) sebagai

berikut:

1) Tes prestasi harus menukur hasil belajar yang telah dibatasi secara jelas sesuai dengan tujuan instruksional.

2) Tes prestasi harus mengukur suatu sample yang representatif dari hasil belajar dan materi yang dicakup oleh program instruksional.

3) Tes prestasi harus berisi item-item dengan tipe yang paling cocok guna mengukur hasil belajar yang diinginkan.

4) Tes prestasi harus dirancang sedemikian rupa agar sesuai dengan tujuan penggunaan hasilnya.

5) Rehabilitasi tes mestinya harus diusahakan setinggi mungkin dan hasil ukurnya harus ditafsirkan dengan hati-hati.

6) Tes prestasi harus dapat digunakan untuk meningkatkan belajar anak didik.

Berdasarkan pendapat tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa hasil

belajar merupakan tingkat keberhasilan seseorang dalam proses belajar

mengajar. Hasil belajar berfungsi sebagai indikator keberhasilan belajar dan

umpan balik dalam kegiatan belajar. Penilaian hasil belajar dapat dilakukan

melalui evaluasi. Evaluasi dilakukan untuk mengetahui seberapa jauh

kemampuan yang dimiliki peserta didik, yang dapat dilakukan melalui non tes

atau tes. Tes yang digunakan untuk mengukur hasil belajar adalah tes prestasi.

Tes prestasi dilakukan agar dapat meningkatkan belajar siswa.

2. Hakikat Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial

Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) ini merupakan salah satu mata pelajaran

yang disusun dalam Kurikulum Berbasis Kompetensi dan diberikan mulai dari

Sekolah Dasar Luar Biasa (SDLB) sampai Sekolah Menengah Atas Luar Biasa

(SMALB). Pada satuan pendidikan Sekolah Dasar Luar Biasa (SDLB) mata

Pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) memuat kajian manusia, tempat dan

lingkungan, system sosial dan budaya, perilaku ekonomi dan kesejahteraan, serta

waktu. Keberlanjutan dan Perubahan. Melalui mata pelajaran Ilmu Pengetahuan

Sosial (IPS), peserta didik diarahkan, dibimbing, dan dibantu untuk menjadi

warga Negara Indonesia baik.

Page 26: SKRIPSI - digilib.uns.ac.id/Upaya... · PESERTA DIDIK KELAS III SEMESTER II DI SLB-A YKAB SURAKARTA TAHUN 2008/2009 SKRIPSI ... Skripsi ini telah disetujui dan dipertahankan di hadapan

11

Menjadi warga negera Indonesia yang fungsional akan menghadapi

tantangan berat karena kehidupan masyarakat global selalu mengalami perubahan

setiap saat. Oleh karenanya, Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) dirancang untuk

membangun dan membina peserta didik dalam memasuki kehidupan

bermasyarakat pada masa yang akan datang, yang selalu berubah dan berkembang

secara terus menerus.

Pada hakekatnya Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) menjadi salah satu mata

pelajaran yang dapat mengantarkan peserta didik untuk dapat menjawab masalah-

masalah mendasar tentang individu, masyarakat, pranata sosial, problem sosial,

perubahan sosial dan kehidupan masyarakat berbangsa, dari waktu ke waktu, serta

dalam rangka mewujudkan pembangunan di bidang pendidikan diperlukan

peningkatan dan penyempurnaan penyelenggaraan Pendidikan Nasional, yang

disesuaikan dengan perkembangan ilmu penetahuan dan teknologi serta kesenian,

perkembangan masyarakat serta kebutuhan pembangunan. .

a. Pengertian

Menurut Surasa dan Mugiyono (1996: 14) sebagai berikut Ilmu

Pengetahuan Sosial adalah mata pelajaran yang mempelajari kehidupan sosial

yang didasarkan pada bahan kajian geografi, ekonomi, sejarah, antropologi,

sosiaologi dan tata Negara. Sedangkan menurut Haryanto (2006: 6) bahwa

Imu Pengetahuan Sosial adalah bidang studi yang mempelajari dan menelaah

serta menganalisis gejala dan masalah sosial di masyarakat ditinjau dari

berbagai aspek kehidupan secara terpadu.

Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa Ilmu Pengetahuan

Sosial merupakan mata pelajaran yang mempelajari tentang manusia, tempat,

lingkungan system sosial dan budaya, aspek-aspek sosial kemasyarakan

secara luas, baik segi sosialnya maupun ekonomi secara berkesinambungan.

b. Tujuan Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)

Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IP) bertujuan membentuk

warga Negara yang berkemampuan sosial dan yakin akan kehidupannya

sendiri di tengah-tengah ekuatan fisik dan sosial, yang pada gilirannya akan

Page 27: SKRIPSI - digilib.uns.ac.id/Upaya... · PESERTA DIDIK KELAS III SEMESTER II DI SLB-A YKAB SURAKARTA TAHUN 2008/2009 SKRIPSI ... Skripsi ini telah disetujui dan dipertahankan di hadapan

12

Sosial (IPS) diajarkan pada tingkat rendah sampai tingkat tinggi yaitu

diajarkan mulai kelas III SD/SDLB/MI sampai perguruan tinggi.

Sedangkan Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Ilmu

Pengetahuan Sosial (IPS) SDLB-A, Departemen Pendidikan Nasional

Direktorat Pembinaan Sekolah Luar Biasa (2006: 135) sebagai berikut agar

peserta didik :

1) ”Mengenak konsep-konsep yang penting dalam kehidupan bermasyarakat dan lingkungannya.

2) Memiliki kemampuan adasar untuk berfikir logis dan kreatif, ingin tahu, inkuiri, memecahkan masalah, dan ketrampilan dalam kehidupan sosial.

3) Memiliki kemampuan dan kesadaran terhadap nilai- nilai sosial dan kemanusiaan, serta berkebangsaan.

4) Mampu berkomunikasi, bekerja sama, dan berkopetensi dalam masyarakat yang majemuk, baik secara lokal, nasional maupun global”.

3. Lingkungan Buatan

Salah satu hakekat manusia adalah sebagai makluk individu (mandiri)

sekaligus makluk sosial (memasyarakat) serta manusia sebagai warga negara.

Secara kodrati manusia adalah insan llahi yang individual dan mandiri, tetapi

secara sosiologis manusia adalah insan sosial yang tergabung dalam kesatuan

terkecilnya, yaitu keluarga.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (1995: 595) sebagai berikut

lingkungan: daerah (kawasan) didalamnya termasuk wilayah.

Berdasarkan uraian tersebut di atas, lingkungan ada dua yaitu lingkungan

alam dan lingkungan buatan sehingga sesuai dengan apa yangdibahas pda

penelitian yaitu lingkungan buatan. Lingkungan buatan yang ada disekitar SLB-A

YKAB Jagalan Surakarta adalah sebagi berikut:

a. Apotik San Farma Jalan Surya no 118 Jagalan Surakarta.

Siswa melakukan kegiatan Orientasi dan mobilitas di apotik, agar siswa

mengenal lebih dekat apabla suatu saat siswa untu membeli obat.

b. Indomart Jalan. Suryo No 117 A Jagalan Surakarta.

Siswa melakukan kegiatan Orintasi dan mobilitas ke indomart dimaksudkan

agar siswa mengetahui bahwa indomart merupakan toko serba ada dengan

Page 28: SKRIPSI - digilib.uns.ac.id/Upaya... · PESERTA DIDIK KELAS III SEMESTER II DI SLB-A YKAB SURAKARTA TAHUN 2008/2009 SKRIPSI ... Skripsi ini telah disetujui dan dipertahankan di hadapan

13

harga tidak terlalu mahal bila dibandingkan dengan warung-warung yang ada

disekitar Sekolah.

c. GPPS Mahanaim Jalan Gotong Royong No. 35 Surakarta.

Siswa melakukan kegiatan Orientasi dan mobilitas ke GPPS, ini dimaksudkan

agar siswa dapat melakukan kebaktian bagi yang beragama Kresten.

d. Kelurahan Jagalan. Jalan Surya No. 136 Jagalan Surakarta.

Siswa melakukan kegiatan Orientasi dan Mobilitas di Kalurahan Jagalan, ini

dimaksudkan bahwa Kelurahan merupakan Kantor Pemerintahan di tingkat

desa/kelurakan sehingga bagi siswa sangat penting sekali, bila siswa

menanyakan berapa RT/RW, jumlah penduduk di Kelurahan Jagalan dan

sebagainya.

e. Puskesmas Sorogenen. Jalan Kali Simpang Surakarta.

Siswa melakukan kegiatan Orientasi dan mobilitas ke Puskesmas, ini

dimksudkan bila suatu saat siswa periksa kesehatan, maupun mencari surat

keterangan dokter dari Pemerintah.

f. Masjid Jami Baiturahman, Jalan Surya No. 145 Jagalan Surakarta.

Siswa melakukan kegiatan Orientasi dan Mobilitas ke Masjid Baiturahman, ini

dimaksudkan bila siswa melakukan sholat Jumat, sholat maupun kegiatan

kerohkanian dan sebaginya.

4. Orientasi dan Mobilitas

a. Pengertian Orientasi dan Mobilitas

Dalam usaha meningkatkan keberhasilan belajar anak-anak tunanetra

di Sekolah Luar Biasa bagian Tunanetra diperlukan berbagai faktor

pendukung antara lain sarana dan prasarana yang memadai serta kebutuhan

dasar dari anak tunanetra itu sendiri. Salah satu kebutuhan dasar ialah

kemampuan bergerak dan berorientasi di lingkungan tempat tinggal, sekolah

maupun dilingkungan masyarakat secara umum. Tanpa kemampuan dasar

tersebut kiranya sulit bagi anak-anak tunanetra mencapai hasil yang

diharapkan baik hasil belajar maupun dalam kehidupan sehari-hari.

Page 29: SKRIPSI - digilib.uns.ac.id/Upaya... · PESERTA DIDIK KELAS III SEMESTER II DI SLB-A YKAB SURAKARTA TAHUN 2008/2009 SKRIPSI ... Skripsi ini telah disetujui dan dipertahankan di hadapan

14

Bagi manusia melakukan latihan bergerak dan berorientasi sudah

dimulai sejak kecil, terutama ia dapat berjalan. Bahkan secara naluri anak

yang baru beberapa hari dilahirkan sudah berusaha berorientasi, misalnya bila

ia mendengar suara ibunya, ia menengok ke arah sumber suara tadi. Usaha

mengetahui sumber-sumber suara tersebut merupakan salah satu bagian dari

prinsip orientasi. Secara logika makin meningkat/bertambah usia anak, makin

bertambah pula kebutuhan-kebutuhan tersebut, maka ia harus makin mampu

bergerak dan berorientasi. Hal ini tentu saja berlaku bagi setiuap anak.

Demikian pula anak-anak tunanetra,baik atas inisiatif sendiri maupun

bantuan orang lain, belajar bergerak dan berorientasi sesuai dengan kondisi

dan kemampuannya. Menurut Marika Soebrata dan Maryadi (1997: 9) :

Orientasi ialah proses pemanfaatan/penggunaan indra yang masih berfungsi untuk menentukan posisi diri serta hubungannya dengan lingkungan sekitar. Sedangkan Mobilitas ialah kemampuan bergerak dari suatu tempat ke tempat lain yang diinginkan dengan cepat, tepat dan aman. Sedangkan menurut Pendapat Irham (1998: 10) bahwa:

Orientasi adalah proses penggunaan indra yang masih berfungsi untuk menetapkan posisi diri hubungannya dengan obyek lain sekitar. Mobilitas adalah kemampuan,kesiapan, dan mudahnya bergerak Dengan demikian latihan orientasi dan mobilitas merupakan bagian integral dalam pendidikan dan rehabitasi.

Berdasarkan uraian tersebut diatas, dapat disimpulkan bahwa Orientasi

Mobilitas merupakan kemampuan dasar yang dimiliki setiap tunanetra agar

dapat melakukan aktifitas/kegiatanya sehari-hari dapat berjalan dengan tepat,

cepat, lancar, aman sesuai dengan tujuan yang diharapkan.

b. Fungsi dan Tujuan

Orientasi dan mobilitas merupakan salah satu program rehabilitasi

secara khusus. Di dalam Kurikulum Sekolah Luar Biasa Bagian A (SLB-A)

sebagai berikut (1994: 41) :

Agar siswa memahami prinsip-prinsip dasar orientasi dan mobilitas sehingga siswa memiliki ketrampilan dalam mengenal lingkungan sekitarnya, dapat bergerak bebas dan serasi trampil dalam mencapai sasaran yang dikehendaki dengan tepat, cepat dan aman tanpa bantuan orang lain.

Page 30: SKRIPSI - digilib.uns.ac.id/Upaya... · PESERTA DIDIK KELAS III SEMESTER II DI SLB-A YKAB SURAKARTA TAHUN 2008/2009 SKRIPSI ... Skripsi ini telah disetujui dan dipertahankan di hadapan

15

Sedangkan menurut Marika Soebrata dan Maryadi (1997: 10) orientasi dan

mobilitas untuk para tunanetra bertujuan :

1) Memberikan kelengkapan sarana bagi anak di dalm melakukan kegiatan setiap hari, baik dalam melaksanakan studynya maupun yang lain, agar mereka dapat beridiri sendiri tanpa bergantung kepada orang lain.

2) Mempertajam indra-indra lain yang masih normal secara efektif, seperti indra pendengaran, indra penciuman dan sebagainya agar dengan demikian mereka lebih yakin bahwa dirinya mampu untuk memenuhi kebutuhannya tanpa menggunakan indra penglihatan.

Berdasarkan beberapa tujuan Orientasi dan Mobilitas bagi tunanetra

tersebut diatas akan dapat dicapai melalui berbagai bentuk latihan-latihan yang

baik disertai dengan orientasi yang benar terhadap lingkungannya. Serta

Orientasi dan Mobilitas bertujuan untuk memberikan ketrampilan agar peserta

didik tunanetra dapat memasuki berbagai lingkungan baik yang sudah dikenal

maupun belum dikenal dengan aman, efektif dan efesien tanpa banyak

meminta bantuan orang lain.

Orientasi dan mobilitas juga berfungsi untuk mengatasi keterbatasan

siswa tunanetra sebagai akibat langsung dan tidak langsung dari ketunanetraan

yang disandangnya. Kemandirin siswa tunanetra dalam bergerak dan

berpindah tempat dapat mendukung keberhasilan siswa tunanetra dalam

proses belajar mengajar maupun dalam kehidupan bermasyarakat.

c. Prinsip-prinsip Dasar Orientasi dan Mobilitas

Bertitik tolak dari beberapa pendapat atau pengertian tunanetra, maka

anak/orang tunanetra harus berusaha mengatasi kekuranganya dengan cara

yang tepat dan efektif. Ia tidak bisa lagi tergantung pada penglihatannya untuk

mencapai tujuan yang diinginkan. Untuk itulah anak tunanetra harus

memanfaatkan indranya yang masih berfungsi dengan baik, untuk mengambil

alih fungsi matanya. Misalnya saja dengan melalui indra pendengaran,

bagaimana anak tunanetra memanfaatkan suara untuk berorientasi. Sehingga

anak tunanetra bisa membedakan jenis benda yang ada disekitarnya, serta

Page 31: SKRIPSI - digilib.uns.ac.id/Upaya... · PESERTA DIDIK KELAS III SEMESTER II DI SLB-A YKAB SURAKARTA TAHUN 2008/2009 SKRIPSI ... Skripsi ini telah disetujui dan dipertahankan di hadapan

16

letak benda, dengan membedakan ketajaman daya rangsang yang di timbulkan

sumber tadi.

Perasaan yang sangat peka bagi tunanetra dapat membedakan

permukaan lantai/tanah yang diinjak sehingga ia akan mengetahui dimana ia

berada dan sebagainya. Bila kemampuan berorientasi sudah di miliki,

sehingga ia bisa mengetahui posisi dirinya, maka kemampuan selanjutnya

yang harus dimiliki yaitu bagaimana menuju/memperoleh sesuatu yang

diinginkan. Semua kegitan yang telah dilakukan tersebut memerlukan gerakan

yang baik, didukung oleh sikap tubuh (posture) yang baik, gaya langkah serta

keseimbangan (balance).

d. Konsep-konsep Orientasi dan Mobilitas

Ada beberapa konsep-konsep yang perlu di perhatikan bagi tunanetra

adalah sebagai berikut:

1) Kemampuan untuk melakukan orientasi dan mobilitas begitu erat

hubungannya, sehingga untuk menjadi seorang pejalan yang baik anak

tunanetra harus menguasai kedua bidang tersebut, hal ini tidak dapat

dipisahkan karena apabila seorang tunanetra yang mempunyai

kemampuan berorientasi yang baik tidak ada gunanya, tanpa ditunjang

dengan kemampuan bermobilitas dan ketrampilan tertentu, juga belum

menjamin seorang tunanetra dapat bergerak/berjalan dengan cepat tepat

dan aman sampai pada tujuannya kalau tidak disertai dengan orientasi

yang benar dan latihan-latihan yang baik pula.

2) Orientasi seharusnya mutlak dipadukan dengan latihan mobilitas sejak

permulaan. Hal ini dilakukan dengan maksud untuk membiasakan

anak/orang tunanetra trampil menggunakan kedua kemampuan tersebut.

3) Sebelum mengonsentrasikan diri pada lingkungannya, seorang tunanetra

harus mempunyai konsep tentang dirinya, sadar dan mengerti akan

bagian-bagian tubuh, gerakan-gerakannya serta kegunaannya dalam

hubungan dengan lingkungan orang lain dimana berada. Langkah

selanjutnya yaitu ia belajar mengenal dan memahami lingkungan dalam

hubungannya dengan lingkungan lain dengan cara yang baik dan benar.

Page 32: SKRIPSI - digilib.uns.ac.id/Upaya... · PESERTA DIDIK KELAS III SEMESTER II DI SLB-A YKAB SURAKARTA TAHUN 2008/2009 SKRIPSI ... Skripsi ini telah disetujui dan dipertahankan di hadapan

17

4) Pengertian kongkrit tentang prinsip-prinsip orientasi ke tahap penggunaan,

di berikan kepada tunanetra sejak awal, dan akhirnya kepada tahap

abstrak, dimana tunanetra akan mampu berfungsi lebih efektif an efesien

dalam lingkungan yang tidak dikenal. Konsep tersebut ada maksud bahwa

ketika anak mengenal sesuatu yang ada di lingkungan sekitar, mereka

menjalani proses belajar sesuatu.

e. Tingkat Kesiapan Mental dan Fisik

Perlu diperhatikan bagaimana keadaan fisik peserta didik siap atau

belum untuk mempelajari informasi yang sangat komplek. Anak tunanetra

yang mengalami kesukaran mental, gagar otak, penyakit atau kesulitan lain

tentu mengalami kesukaran dalam menerima dan mempelajari informasi yang

sangat komplek. Menurut Marika Soebrata dan Maryadi, (1997: 17) bahwa

kesiapan mental merupakan proses kognitif (berfikir) yang tahap-tahapnya

sebagi berikut :

1) Perseption: Yaitu proses mengasimilasi lingkungan dengan indra-indra yang ada.

2) Analysis, yaitu proses menyusun dan memperhitungkan dta yang telah diterima dengan kategori-kategori menurut konsistensinya, ketergantungannya, keterbiasaan, sumber, jenis indra dan intensitasnya.

3) Selection, yaitu proses memilih data yang sudah dianalisis dan yang paling memenuhi kebutuhan-kebutuhan orientasi dalam situasi lingkungan waktu itu.

4) Planing, yaitu proses penentuan bentuk tingkah laku berdasarkan data yang telah terpilih dan paling relevan dengan situasilingkungan waktuitu.

5) Execuation, yaitu proses menjalankan bentuk tingkah laku yang direncanakan.

Berdasarkan tahap-tahap tersebut, apabila dapat berjalan dengan wajar,

tanpa adanya suatu hambatan-hambatan, maka akan diperoleh tingkat

kesiapan mental berbeda-beda antara orang yang satu sama yang lain.

f. Tujuan akhir dari pada Orientasi dan Mobilitas

Bagi tunanetra yang tengah mengikuti kegiatan pendidikan, baik

pendidikan formal maupun nonformal, penguasaan Orientasi dan Mobilitas

juga ikut menentukan keberhasilannya. Apakah dalam hal kelancaran,

Page 33: SKRIPSI - digilib.uns.ac.id/Upaya... · PESERTA DIDIK KELAS III SEMESTER II DI SLB-A YKAB SURAKARTA TAHUN 2008/2009 SKRIPSI ... Skripsi ini telah disetujui dan dipertahankan di hadapan

18

ketepatan, kecepatan menuju tempat diselenggarakannya pendidikan, atau

dalam mencapai setiap obyek yang ada di lingkungan tempat pendidikan yang

diperlukan.

Demikian juga dalam mengikuti setiap mata pelajaran lainnya

Orientasi dan Mobilitas sangat berperan seraca aktif. Orientasi Mobilitas

adalah membuat anak tunanetra mampu memasuki setiap lingkungan baik

yang sudah dikenal maupun yang belum dikenal, dan mampu bergerak dari

satu tempat ketempat lain dengan selamat, efesien, lincah tanpa bantuan orang

lain, dengan mempraktekkan kombinasi dari keahlian itu (orientasi dan

mobilitas).

g. Orientasi dan mobilitas merupakan pendukung berbagai kegiatan tunanetra

Berpegang dari beberapa pengertian orientasi dan mobilitas yang

telah dikemukakan dimuka, penulis dapat menarik kesimpulan bahwa dengan

memiliki kemampuan orientasi dan mobilitas yang baik bisa diharapkan

keberhasilan para tunanetra dalam melakukan berbagai kegiatan untuk

mengatasi tujuan yang diinginkan.

Hal ini dimungkinkan karena dengan kemampuan bergerak yang

cepat, tepat dan aman serta orientasi terhadap lingkungan yang baik, maka

anak tunanetra akan mudah menuju pada tujuan. Misalnya saja dari asrama ke

sekolah, dari asrama ke tempat ibadah dan sebaliknya, anak tunanetra tidak

terlalu tergantung kepada orang lain, sehingga ia lebih leluasa dan betul-betul

efektif dalam mengikuti kegiatan lainnya, ia tentu akan lebih percaya pada diri

sendiri.

Namun juga perlu disadari, bahwa kemampuan anak tunanetra itu

sendiri sangat terbatas baik lingkungan sendiri maupun pada lingkungan yang

sama sekali belum dikenal, artinya tanpa adanya bantuan orang lain atau

dukungan dari fihak lain misalnya, keluarga, teman bermain, teman sekolah,

guru dan masyarakat umum. Dukungan ini diberikan pada anak tunanetra

terutama yang bersifat moril agar anak tidak merasa rendah diri, mereka bisa

membantu berupa pengertian atau mungkin pada situasi tertentu, serta

Page 34: SKRIPSI - digilib.uns.ac.id/Upaya... · PESERTA DIDIK KELAS III SEMESTER II DI SLB-A YKAB SURAKARTA TAHUN 2008/2009 SKRIPSI ... Skripsi ini telah disetujui dan dipertahankan di hadapan

19

membantu membimbing dengan cara atau teknik yang benar dan aman dalam

melakukan aktifitasnya.

h. Kemampuan dan Teknik Mobilitas

Teknik mobilitas dirancang untuk meningkatkan rasa mandiri, aman

dan percaya diri. Teknik ini membuat tunanetra bergerak lebih efisien.

Walaupun terdapat urutan dan cara-cara ideal untuk mengajarkan dan

menggunakan teknik ini, adaptasi harus selalu dilakukan untuk menyesuaian

kemampuan, kekurangan dan kebutuhan siswa tertentu. Akan lebih baik lagi

jika menggunakan teknik yang telah dimodifikasi.

Jika memungkinkan teknik mobilitas harus diajarkan dalam suatu

keadaan yang alamiah. Ini berarti siswa tersebut akan belajar beberapa cara

yang dia benar-benar butuhkan, sesuatu yang tentu saja penting khususnya

untuk yang cacat ganda. Jika caranya diajarkan jauh dari kebutuhannya akan

sangat sulit bagi mereka untuk mengerti tujuan dari apa yang dia pelajari. Ada

beberapa tempat yang membutuhkan cara mobilitas yang tidak ada dalam

teorinya, seperti yang diajarkan dalam situasi yang dikondisikan. Contohnya

apakah cara tersebut mempunyai tujuan, apakah bisa dirubah ke dalam situasi

baru. Pertimbangan yang aman harus dilakukan terhadap beberapa cara

tertentu, misalnya cara menyeberang jalan yang padat dengan kendaraan.

Untuk berkonsentrasi pada satu atau dua hal secara bersamaan adalah

sukar bagi kebanyakan siswa, setidaknya diawal latihan tersebut. Ini berarti

poses pembelajaran teknik mobilitas khusus sering bertentangan dengan cara

berorientasi yang diperlukan bagi seorang tunanetra yang berjalan sendiri

melalui rute mobilitas. Misalnya terlalu memfokuskan pada teknik tongkat

dapat mengganggu kemampuan anak untuk menemukan petunjuk pada rute

tersebut. Membiarkan siswa untuk lebih mengenali petunjuk dahulu baru

kemudian memperkenalkan teknik mobilitas dapat menghindarkan masalah

ini. Menurut Marika Soebrata dan Maryadi (1997: 23) bahwa teknik mobilitas

antara lain:

1) Sighted Guide 2) Independent Travel 3) Dog Guide

Page 35: SKRIPSI - digilib.uns.ac.id/Upaya... · PESERTA DIDIK KELAS III SEMESTER II DI SLB-A YKAB SURAKARTA TAHUN 2008/2009 SKRIPSI ... Skripsi ini telah disetujui dan dipertahankan di hadapan

20

4) Teknik Pemakaian tongkat 5) Teknik penggunaan alat-alat mobilitas elektrnik

Adapun penjelasannya sebagi berikut :

1) Sighted Guide

Seseorang sebagi penuntun awa dalam membimbing anak tunanetra perlu

memahami teknik-teknik tertentu. Yaitu dengan jalan memberi kontak

dengan seorang tunanetra, pendamping menyentuhkan punggung

tangannya kepada tunanetra mengajak baik sentuhan maupun lisan.

Tunanetra segera memegang pendamping di atas sikut, ibu jari siswa

berada di sebelah luar lengan pendamping dan jari-jari yang lain disebelah

kanan. Pendamping selalu memberikan informasi yang sejelas-jelasnya

kepada tunanetra baik melewati naik turun tangga, pintu, jalan sempit dan

sebagainya, termasuk juga saat posisi pegangan, bila merasa capek.

2) Independent travel

Independent travel ini teknik orientasi dan mobilitas yang di terapkan pada

anak tunanetra, dengan maksud agar anak kalau bepergian misalnya dalam

keadaan selamat dan efisein dalam lingkungan yang sudah terbiasa. Secara

khusus bahwa anak tunanetra akan mendapatkan teknik bagaimana

mengikuti garis pembimkbing, berjalan lurus dan mengetahui segala

sesuatu yang ada didepannya dan untuk melindungi dirinya sendiri.

3) Dog Guide

Anjing penuntun merupakan penolong bagi tunanetra di Jerman waktu itu,

dikarenakan saat itu dipakai untuk menuntun para veteran pada perang

dunia pertama. Penggunaan anjing penuntun ini jelas tidak lepas dari

orientasi. Seorang yang ingin menggunakannya, dituntut pula mempunyai

kemampuan memberikan petunjukinformasi kepada anjing tersebut, maka

dia dapat memberi perintah kepada anjing untuk bergerak/berjalan menuju

ketempat lain yang diinginkan.

4) Teknik Pemakaian tongkat

Tunanetra karena kehilangan indra penglihatannya, jelas kemampuan

bergeraknya sangat terbatas. Dengan keterbatasan tersebut maka tunanetra

Page 36: SKRIPSI - digilib.uns.ac.id/Upaya... · PESERTA DIDIK KELAS III SEMESTER II DI SLB-A YKAB SURAKARTA TAHUN 2008/2009 SKRIPSI ... Skripsi ini telah disetujui dan dipertahankan di hadapan

21

dapat memfungsikan indra-indra yang lain, yang masih berfungsi dalam

bergerak/berjalan dan sebagainya. Dengan demikian teknik pemakaian

tongkat merupakan cara bagaimana seorang tunanetra dapat menggunakan

tongkat secara sederhana dan efisien, jika digunakan dengan tepat, teknik

tongkat bisa membuat anak tunanetra bergerak dengan penuh percaya diri,

aman dan efisien baik dilingkungan yang sudah dikenal atau belum

dikenal. Pada permuaan penggunaan tongkat lebih sering digunbakan

sebagai alat berorientasi medapatkan infrmasi beroriwentasi. Tidak

bijaksana jika kita terlalu menghkawatirkan kesempurnaan teknik hanya

untuk tujuan perlindungan. Hanya jika siswa menemukan dengan

sendirinya bahwa tongkat dapat memberikan perlindungan, maka teknik

khusus yang menggabungkan peran mobilitas dan orientasi harus

diperkenalkan. Fungsi tongkat disini untuk mengingatkan orang lain

bahwa sipengguna adalah tunanetra. Ini sangat berguna khususnya jika

bantuan diperlukan dari orang lain, namun kebanyakan anak-anak tidak

ingin menggunakan tongkat untuk tujuan ini karena membuat mereka

berbeda dari orang lain. Mereka bahkan akan mencoba untuk

meyembunyikannya. Jika ini terjadi tahap selanjutnya bisa dilakukan

dengan sangat hati-hati.

5. Penelitian Tindakan Kelas

Ada banyak persoalan yang dihadapi guru pada waktu ia berdiri didepan

kelas, maupun di luar kelas dalam proses kegiatan belajar mengajar. Berbagai

solusi atau cara penyelesaian masalah juga sudah banyak dibahas dalam berbagai

telaah penelitian akademik Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dilakukan dengan

diawali oleh suatu kajian terhadap maslah secara sistematis. Hasil dari kajian ini

kemudian dijadikandasar untuk mengatasi masalah tersebut.

Dalam proses pelaksanaan rencana yang telah disusun kemudian dilakukan

suatu observasi dan evaluasi yang hasilnya dipakai sebagai masukan untuk

melakukan refleksi atas apa yang terjadi pada tahapan pelaksanaan. Hasil dari

proses refleksi ini kemudian melandasi upaya perbaikan dan penyempurnaan

Page 37: SKRIPSI - digilib.uns.ac.id/Upaya... · PESERTA DIDIK KELAS III SEMESTER II DI SLB-A YKAB SURAKARTA TAHUN 2008/2009 SKRIPSI ... Skripsi ini telah disetujui dan dipertahankan di hadapan

22

rencana tindakan berikutnya. Tahapan-tahapan di atas dilakukan berulang-ulang

dan berkesinambungan sampai suatu kualitas keberhasilan tertentu dapat tercapai.

Dalam bidang pendidikan, khususnya untuk kegiatan pembelajaran,

Penelitian Tindakan Kelas merupakan penelitian tahapan, ini sangat bermanfaat

bagi guru untuk meningkatkan mutu proses dan hasil pembellajaran di kelas.

Dengan melaksanakan tahapn-tahapan Penelitian Tindakan Kelas, Guru dapat

menemukan solusi dari masalah yang timbul dikelasnya sendiri, bukan kelas

orang lain, dengan menerapkan berbagai ragam teori dan teknik pembelajaran

yang relevan secara kreatif. Selain itu sebagai penelitian terapan, disamping guru

melaksanakan tugas utamanya mengajar di kelas, tidak perlu harus meninggalkan

siswanya.

Menurut Basuki Wibawa (2003: 5) ada beberapa alasan mengapa PTK

merupakan suatu kebutuhan bagi guru untuk meningkatkan profesionalitas

seorang guru adalah sebagai berikut:

a. PTK sangat konduksif untuk membuat guru menjadi peka dan tanggap terhadap dinamika pembelajaran di kelasnya. Dia menjadi reflektif dan kritis terhadap apa yang dia dan murid lakukan.

b. PTK dapat meningkatkan kinerja guru sehingga menjadi profesional. Guru tidak lagi sebagai seorang pratisi, yang sudah merasa puas terhadap apa yang dikerjakan selama bertahun-tahun tanpa ada upaya perbaikan dan inovasi, namun juga sebagai peneliti di bidangnya.

c. Dengan melaksanakan tahapan-tahapan dalam PTK, guru mampu memperbaiki proses pembelajaran melalui suatu kajian yang mendalam terhadap apa yang terjadi dikelasnya. Tindakan yang dilakukan guru semata-mata didasarkan pada masalah aktual dan faktual yang berkembang di kelasnya.

d. Pelaksanakan PTK tidak mengganggu tugas pokok seorang guru karena dia tidak perlu meningggalkan kelasnya. PTK merupakan suatu kegiatan penelitian yang terintegrasi dengan pelaksanaan proses pembelajaran

e. Dengan melaksanakan PTK guru menjadi kreatif karena selalu dituntut melakukan upaya-upaya inovasi sebagai implementasi dan adaptasi berbagai teori dan teknik pembelajaran serta bahan ajar yang dipakainya.

Berdasarkan uraian tersebut di atas dapat penulis simpulkan bahwa

Penilitian Tindakan Kelas suatu usaha guru secara berkesinambungan dalam

rangka meningkatkan kwalitas pendidikan di kelasnya masing-masing, sehingga

kegiatan yang dilakukan guru tidak akan mengganggu dalam proses pembelajaran.

B. Kerangka Berfikir

Page 38: SKRIPSI - digilib.uns.ac.id/Upaya... · PESERTA DIDIK KELAS III SEMESTER II DI SLB-A YKAB SURAKARTA TAHUN 2008/2009 SKRIPSI ... Skripsi ini telah disetujui dan dipertahankan di hadapan

23

Untuk mempermudah pemahaman dalam kerangka berfikir dari apa yang

dilakukan oleh peneliti pada penelitian tindakan kelas upaya peningkatan hasil

belajar Ilmu Pengenathuan Sosial dengan menggunaan teknik orientasi mobilitas

dapat digambarkan skema kerangka berfikir seperti gambar 1.

Gambar 1. Skema Kerangka Berfikir

C. Perumusan Hipotesa Kerja

KBM tanpa OM

Hasil belajar mata pelajaran IPS dan keaktifan mengalami peningkatan

a. Hasil belajar IPS siswa KD Mengenal Lingkungan kurang optimal

b. Skor keaktifan siswa rendah

KONDISI AWAL

TINDAKAN

KONDISI AHKIR

KBM menggunakan

teknik Orientasi dan Mobilitas

Page 39: SKRIPSI - digilib.uns.ac.id/Upaya... · PESERTA DIDIK KELAS III SEMESTER II DI SLB-A YKAB SURAKARTA TAHUN 2008/2009 SKRIPSI ... Skripsi ini telah disetujui dan dipertahankan di hadapan

24

Agar permasalahan yang diajukan dalam penelitian dapat terjawab, maka

disusunlah hipotesis tindakan sebagai berikut:

”Ada peningkatan hasil belajar Ilmu Pengetahuan Sosial kompetensi dasar

mengenal lingkungan buatan dengan menggunakan teknik Orientasi Mobilitas,

bagi peserta didik kelas III di SLB-A YKAB Surakarta, tahun pelajaran

2008/2009”.

BAB III

METODE PENELITIAN A. Setting Penelitian

Page 40: SKRIPSI - digilib.uns.ac.id/Upaya... · PESERTA DIDIK KELAS III SEMESTER II DI SLB-A YKAB SURAKARTA TAHUN 2008/2009 SKRIPSI ... Skripsi ini telah disetujui dan dipertahankan di hadapan

25

1. Tempat Penelitian

Tempat Penelitian Tindakan Kelas ini dilakukan di Sekolah Luar Biasa

Bagian Tunanetra Yayasan Kesejahteraan Anak-anak Buta (SLB-A YKAB)

Surakarta Tahun Pelajaran 2008/2009. Dengan melaksanakan Penelitian Tindakan

Kelas sesuai dengan tempat bertugas sehingga peneliti dapat melakukan penelitian

sekaligus melaksanakan tugas sehari-hari tanpa harus mengganggu proses

pembelajaran sesuai dengan tugas pokok peneliti, bahkan penelitian ini

merupakan hal yang sangat tepat dan menunjang proses kegiatan belajar

mengajar, sehingga masalah-masalah yang timbul dalam proses pembelajaran

diteliti mengapa timbul masalah, apa saja penyebabnya, kesulitan-kesulitan siswa,

bagaimana mengatasinya sampai dengan ditemukan cara pemecahannya. Dengan

demikian kualitas proses belajar mengajar dapat ditingkatkan sehingga nilai hasil

belajar dapat meningkat pula. Hasil penelitian Tindakan kelas tersebut

didokumentasikan melalui daftar nilai sehingga sewaktu-waktu dapat dibuka

kembali dan dapat dijadikan sebagai bahan referensi teman-teman guru Sekolah

Luar Biasa Bagian Tunanetra YKAB Surakarta sekaligus dapat dijadikan sebagai

dasar penelitian selanjutnya.

2. Waktu Penelitian

Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas ini dibutuhkan waktu selama 4

bulan efektif. Penelitian dilaksanakan dengan mengambil waktu semester II dari

bulan Maret 2009 sampai dengan Juni 2009. Adapun perincian urutan kegiatan

penelitian selama 4 bulan ini adalah sebagai berikut :

a. Bulan Maret 2009 yaitu meliputi pengajuan judul, menyusun dan mengajukan

proposal penelitian dan menyusun instrumen penelitian.

b. Bulan April 2009 untuk mengumpulkan data,

c. Bulan Mei 2009 untuk membahas data, dan menyusun laporan.

B. Subyek Penelitian

Subyek penelitian tindakan kelas ini sejumlah siswa kelas III Sekolah

Luar Biasa Bagian Tunanetra YKAB Surakarta. Adapun jumlah siswa kelas III

25

Page 41: SKRIPSI - digilib.uns.ac.id/Upaya... · PESERTA DIDIK KELAS III SEMESTER II DI SLB-A YKAB SURAKARTA TAHUN 2008/2009 SKRIPSI ... Skripsi ini telah disetujui dan dipertahankan di hadapan

26

Sekolah Luar Biasa Bagian Tunanetra YKAB Surakarta berjumlah 5 anak, yang

terdiri dari 3 siswa laki-laki dan 2 siswa perempuan.

Sekolah Luar Biasa bagian Tunanetra YKAB Surakarta, tepatnya di Jalan

Hos Cokroaminoto No. 43 Surakarta, telp (0271) 656416, masuk Kelurahan

Jagalan, wilayah Kecamatan Jebres Kota Surakarta. Sebagian besar para siswa

tinggal di Asrama, ada beberapa siswa saja yang pulang ke rumahnya masing –

masing antar jemput orang tuanya/keluarga. Para siswa yang di asrama memang

asalnya dari luar kota Surakarta, ada yang dari Klaten, Bayolali, Sukoharjo, Pati,

dan Semarang, bahkan ada yang berasal dari Kediri Propinsi Jawatimur.

Usia siswa kelas III Sekolah Luar Biasa Bagian Tunanetra YKAB Surakarta

tahun pelajaran 2008/2009 ini pada kisaran 10 – 11 tahun. Dilihat dari segi

ekonomi orang tua/wali rata-rata golongan ekonomi lemah dengan mata

pencaharian sebagai kuli bangunan, buruh ada yang pijat (massage). Dilihat dari

penghasilan orang tua wali dari siswa dibawah Upah Minimum Regional (UMR),

sehingga mereka tidak dapat mencukupi kebutuhan-kebutuhan sekolah anak-

anaknya secara maksimal, walaupun tidak dapat mencukupi kebutuhan sekolah

secara material seperti buku-buku yang harus disalin braille, namun demikian

tidak mengendorkan semangat dan mendorong anak-anak mereka untuk belajar

bahkan apabila para orang tua/wali diundang untuk menghadiri rapat wali murid

atau saat penyerahan raport angka kehadirannya 99% dengan aktif

menyumbangkan pikiran-pikiran dan usul-usul demi kemajuan anak-anak mereka,

Guru memfasilitasi apa yang dapat mereka lakukan.

Peran serta wali murid sebagai bagian dari masyarakat sekolah di Sekolah

Luar Bisa Bagian Tunanetra YKAB Surakarta selalu aktif mengikuti program-

program sekolah sesuai dengan kemampuannya seperti ikut menjaga kebersihan

lingkungan sekolah, ikut mendampingi anaknya bila ada kegiatan di luar sekolah,

memamtau anak-anaknya dengan berkonsultasi kepada para guru tentang

perkembangan dan kemajuan belajar mereka, budaya ini telah tertanam lama di

sekolah ini.

C. Data dan Sumber Data

Page 42: SKRIPSI - digilib.uns.ac.id/Upaya... · PESERTA DIDIK KELAS III SEMESTER II DI SLB-A YKAB SURAKARTA TAHUN 2008/2009 SKRIPSI ... Skripsi ini telah disetujui dan dipertahankan di hadapan

27

Data dan Sumber data dalam Penelitian Tindakan kelas ini diperoleh dari

dua sumber data yaitu sumber data primer dan sumber data sekunder. Sumber

primer berasal dari mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial kelas III, data yang

diperoleh berupa data nilai siswa, yang diambil dari nilai raport semester I tahun

pelajaran 2008/2009

Sedangkan sumber data sekunder adalah data yang bersumber dari

dokumen-dokumen yang ada seperti nilai harian terdahulu dan dokumen lain.

Dokumen lain yaitu data yang diperoleh berupa penilaian terhadap kondisi

pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial dalam kompetensi dasar mengenal

lingkungan buatan, dengan menggunakan teknik Orientasi dan Mobilitas pada

siklus I.

D. Teknik Pengumpulan Data

Untuk memperoleh data dalam penelitian diperlukan teknik tertentu yang

mendukung keberhasilan penelitian. Teknik pengumpulan data adalah cara yang

khusus digunakan untuk memperoleh data dalam penelitian. Menurut Burhan

Bungin sebagai berikut (2005: 123) ”Metode pengumpulan data adalah bagian

instrumen pengumpulan data yang menentukan berhasil atau tidaknya penelitian”.

Berdasarkan pendapat tersebut dapat diketahui bahwa dalam suatu

penelitian pada dasarnya teknik pengumpulan data dilakukan dengan alat tertentu

yang menentukan berhasil atau tidaknya penelitian.

Dalam penelitian, data yang diperlukan dikumpulkan melalui:

a. Tes

Menurut Budiyono yang dikutip Sadjidan sebagai berikut (2008:54)

“Tes adalah cara pengumpulan data yang menghadapkan sejumlah

pertanyaan-pertanyaan atau suruhan-suruhan kepada subyek penelitian.

Menurut Zainal Arifin sebagai berikut (1990: 21) Tes terbagi dalam tiga

bentuk yaitu Tes tertulis, tes lisan dan tes perbuatan.

Bentuk tes yang diberikan adalah tes obyektif, Sukewi Sugito sebagai

berikut (1994: 117), ”tes obyektif adalah tes yang dibuat sedemikian rupa

sehingga tes tersebut dapat dinilai secara obyektif, dinilai oleh siapapun akan

Page 43: SKRIPSI - digilib.uns.ac.id/Upaya... · PESERTA DIDIK KELAS III SEMESTER II DI SLB-A YKAB SURAKARTA TAHUN 2008/2009 SKRIPSI ... Skripsi ini telah disetujui dan dipertahankan di hadapan

28

menghasilkan nilai yang sama.” Dengan pendapat tersebut penulis simpulan

bahwa tes obyektif adalah tes yang pemeriksaannya menggunakan suatu

sistem penilaian atau scorsing yang jelas, dan diterapkan secara konsisten

terhadap setiap pekerjaan yang diperiksa.

b. Non tes, dapat dilakukan beberapa cara, diantaranya melalui dokumen,

observasi, wawancara, yang dapat dijelaskan sebagai berikut :

1) Dokumentasi

Dokumentasi digunakan untuk mengambil gambar sebagai sumber data,

untuk mengetahui jumlah siswa serta untuk siswa yang dijadikan subyek

penelitian, dan untuk mendapatkan nilai kemampuan awal, berupa nilai

Ilmu Pengetahuan Sosial semester I baik pada kelompak kontrol maupun

kelompok eksperimen.

2) Observasi

Menurut Budiyono yang dikutip Sadjidan sebagai berikut (2008: 10)

“Observasi adalah cara pengumpulan data dimana peneliti melakukan

pengamatan terhadap subyek penelitian sehingga si subyek penelitian

tidak tahu bahwa dia sedang diamati“.

Dalam penelitian ini tes digunakan untuk mengumpulkan data

mengenai penggunaan teknik Orientasi Mobilitas terhadap yang

disampaikan. Bentuk tes yang digunakan adalah tes tertulis, yang akan

diberikan untuk kepentingan pre tes dan pos tes, jenis tes tertulis.

Dalam melakukan observasi terhadap siswa selama pembelajaran

berlangsung, peneliti dibantu oleh guru yang mengajar di SLB-A YKAB

Surakarta.

E. Variabel Penelitian

Untuk keperluan pengambilan data, dalam penelitian ini terdapat dua

buah variabel, yaitu:

1. Variabel Bebas

Page 44: SKRIPSI - digilib.uns.ac.id/Upaya... · PESERTA DIDIK KELAS III SEMESTER II DI SLB-A YKAB SURAKARTA TAHUN 2008/2009 SKRIPSI ... Skripsi ini telah disetujui dan dipertahankan di hadapan

29

Variabel bebas dalam penelitian ini adalah penggunaan teknik Orientasi

dan Mobilitas mengenal lingkungan buatan. materi tes meliputi penggunaan

teknik Orientasi dan Mobilitas untuk mengenal lingkungan Sekolah, kantor

kelurahan, mini market, Gerija, Masjid dan Puskesmas.

2. Variabel Terikat

Variabel terikat dalam penelitian ini adalah prestasi/hasil belajar Ilmu

Pengetahuan Sosial.

F. Validitas Data

Informasi yang telah dikumpulkan oleh peneliti dan akan dijadikan data

dalam penelitian ini perlu diperiksa validitasnya sehingga data tersebut dapat

dipertanggungjawabkan dan dapat dijadikan sebagai dasar yang kuat dalam

menarik kesimpulan. Adapun teknik yang digunakan untuk memeriksa validitas

data dalam penelitian ini adalah dengan Trianggulasi data.

Menurut Moleong yang dikutip Sadjidan (2008 : 11) mengemukakan

bahwa “Trianggulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang

memanfaatkan sesuatu yang lain diluar data itu untuk keperluan pengecekan atau

sebagai pembanding terhadap data itu“. Teknik trianggulasi yang digunakan

dalam penelitian ini adalah trianggulasi data yaitu dengan membandingkan hasil

pengumpulan data yang diperoleh melalui tes dan non tes (dokumen dan

Observasi).

G. Teknik Analisis Data

Analisis data dalam penelitian ini dimulai sejak awal sampai berakhirnya

pengumpulan data (Analisis Proses dan Produk). Analisis yang dilakukan berupa

penilaian terhadap semua data kegiatan penelitian yang telah dilakukan di

lapangan. Data-data dari hasil penelitian di lapangan diolah dan di analisis secara

kualitatif. Kegiatan analisis data dilakukan dalam tiga komponen berurutan yaitu,

reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan.

Page 45: SKRIPSI - digilib.uns.ac.id/Upaya... · PESERTA DIDIK KELAS III SEMESTER II DI SLB-A YKAB SURAKARTA TAHUN 2008/2009 SKRIPSI ... Skripsi ini telah disetujui dan dipertahankan di hadapan

30

Penarikkan kesimpulan merupakan upaya pencarian makna data, dalam

penelitian digunakan teknik Trianggulasi, yaitu teknik pemeriksaan data yang

memanfatkan sesuatu lain di luar data tersebut.

H. Indikator Kerja

1. Bagi siswa

Dengan menggunakan teknik Orientasi dan Mobilitas dapat

meningkatkan hasil belajar yang ditandai dengan siswa memperoleh nilai tes

6,0 dan secara klasikal 80% siswa harus mencapai batas nilai kreteria

ketuntasan minimal tersebut.

2. Pada Aspek Proses

Perhatian siswa pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial

Kompetensi Dasar mengenal lingkungan buatan dengan menggunakan teknik

Orientasi dan Mobilitas dapat meningkat, termasuk keaktifan mengikuti

pelajaran.

I. Prosedur Penelitian

Secara umum, langkah-langkah operasionl yang akan dilakukan peneliti

meliputi tahap persiapan, tahap analisis, dan tahap refleksi serta tahap tindak

lanjut.

1. Tahap Persiapan

a. Permintaan izin kepada Kepada Sekolah untuk mengadakan penelitian

tindakan kelas mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial Kelas III SLB-A

YKAB Surakarta.

b. Observasi untuk mendapatkan gambaran awal tentang Kelas III SLB-A

YKAB Surakarta.

c. Indentifikasi masalah dalam kegiatan belajar mengajar Ilmu Pengetahuan

Sosial yang telah dilakukan.

2. Tahap Perencanaan

Tahap perencanaan meliputi tiga langkah yaitu :

Page 46: SKRIPSI - digilib.uns.ac.id/Upaya... · PESERTA DIDIK KELAS III SEMESTER II DI SLB-A YKAB SURAKARTA TAHUN 2008/2009 SKRIPSI ... Skripsi ini telah disetujui dan dipertahankan di hadapan

31

a. Apersepsi

Guru menyusun beberapa instrument penelitian yang digunakan dalam

tindakan dengan menggunakan teknik Orientasi dan Mobilitas, Instrument

penelitian tersebut terdiri dari skenario pembelajaran, silabus, tugas, soal

tes formatif, angket proses pembelajaran, lembar observasi keaktifan

siswa, dan lembar observasi kinerja guru.

b. Inti

Pembelajaran mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial Kompetensi Dasar

Lingkungan buatan, tidak menggunakan teknik orientasi mobilitas.

c. Penutup

Diakhir pembelajaran mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial

Kompetensi Dasar Lingkungan buatan diadakan tes. Dalam pembelajaran

ini menggunakan bentuk tes tertulis.

2. Acting

a. Apersepsi

Guru membagi siswa menjadi dua kelompok masing-masing anggota

kelompok antara 3 siswa dan 2 siswa.

b Inti

Pelaksanaan pembelajaran mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial

Kompetensi Dasar Lingkungan buatan, dengan menggunakan teknik

orientasi mobilitas.

c. Penutup

Diakhir pembelajaran mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial

Kompetensi Dasar Lingkungan buatan dengan teknik orientasi mobilitas

diadakan tes. Dalam pembelajaran ini menggunakan bentuk tes tertulis.

3. Observasi

Pengamatan dilakukan dengan melihat data nilai hasil ulangan harian

sebagai kondisi awal kemudian nilai rata pada pembelajaran mata pelajaran

Ilmu Pengetahuan Sosial Kompetensi dasar Lingkungan buatan tidak

Page 47: SKRIPSI - digilib.uns.ac.id/Upaya... · PESERTA DIDIK KELAS III SEMESTER II DI SLB-A YKAB SURAKARTA TAHUN 2008/2009 SKRIPSI ... Skripsi ini telah disetujui dan dipertahankan di hadapan

32

menggunakan teknik orientasi mobilitas. Serta proses pembelajaran mata

pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial kompetensi Dasar Lingkungan Buatan

dengan menggunakan teknik orientasi mobilitas, terhadap kualitas kegiatan

belajar mengajar Ilmu Pengetahuan Sosial secara menyeluruh meliputi hasil

dan proses belajar siswa, yang dibantu oleh guru kolaborasi..

4. Tahap Analisis dan Refleksi

Pada tahap ini dilakukan analisis terhadap pelaksanaan proses Kegiatan

Belajar Mengajar, dan penguasaan materi (nilai tes). Berdasarkan pelaksanaan

tahap observasi dan evaluasi sebelumnya, data yang diperoleh selanjutnya

menjadi bahan refleksi bagi peneliti untuk perbaikan penggunaan teknik

Orientasi dan Mobilitas dalam pengenalan lingkungan buatan.

5. Tahap Tindak Lanjut

Melakukan perbaikan dalam Kegiatan Belajar Mengajar dan

pengelolaan kelas serta dalam penggunaan teknik Orientasi dan Mobilitas.

Guru perlu memberikan penguatan-penguatan serta dorongan kepada siswa

agar siswa lebih bersemangat dan aktif ketika mengikuti kegiatan belajar

mengajar, baik yang dilakukan dalam kelas maupun di luar kelas.

Page 48: SKRIPSI - digilib.uns.ac.id/Upaya... · PESERTA DIDIK KELAS III SEMESTER II DI SLB-A YKAB SURAKARTA TAHUN 2008/2009 SKRIPSI ... Skripsi ini telah disetujui dan dipertahankan di hadapan

33

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Pelaksanaan Penelitian

1. Deskripsi Kondisi Awal

Berdasarkan gambaran pelaksanaan pembelajaran IPS kompetensi dasar

mengenal lingkungan buatan siswa kelas III SLB/A YKAB Surakarta pada

Page 49: SKRIPSI - digilib.uns.ac.id/Upaya... · PESERTA DIDIK KELAS III SEMESTER II DI SLB-A YKAB SURAKARTA TAHUN 2008/2009 SKRIPSI ... Skripsi ini telah disetujui dan dipertahankan di hadapan

34

kondisi awal disampaikan dengan metode ceramah. Dari hasil tes nilai IPS,

berikut ini dapat disajikan hasil belajar IPS kompetensi dasar mengenal

lingkungan buatan dengan metode ceramah yang terkait dengan kondisi awal

pembelajaran IPS.

Tabel 1. Hasil Belajar IPS Kompetensi Dasar Mengenal Lingkungan Buatan Siswa Kelas III SLB/A YKAB Surakarta pada Kondisi Awal.

No. Urut Kode Subyek Nilai Keterangan

1 ES 40 Belum tuntas

2 JW 60 Sudah tuntas

3 YA 50 Belum tuntas

4 WN 70 Sudah tuntas

5 DD 50 Belum tuntas

Jumlah 270

Rerata Nilai IPS Kompetensi Dasar Mengenal Lingkungan Buatan

54,00

Ketuntasan Klasikal 40,00% Belum tuntas

Sumber data: Lampiran 10 halaman 69.

Hasil belajar awal IPS siswa kelas III SLB/A YKAB dapat digambarka

dalam bentuk grafik sebagai berikut:

33

Page 50: SKRIPSI - digilib.uns.ac.id/Upaya... · PESERTA DIDIK KELAS III SEMESTER II DI SLB-A YKAB SURAKARTA TAHUN 2008/2009 SKRIPSI ... Skripsi ini telah disetujui dan dipertahankan di hadapan

35

0

10

20

30

40

50

60

70

ES JW YA WN DD

Hasil Belajar Awal

Grafik 1. Hasil belajar IPS Awal Siswa Kelas III SLB/A YKAB

Surakarta.

Hasil belajar siswa yang disajikan pada tabel di atas menunjukkan bahwa

sebanyak 3 siswa memperoleh nilai di bawah 60. Sedangkan siswa yang

memperoleh nilai 60 hanya 2 siswa. Nilai rerata 54,00 dengan tingkat ketuntasan

secara klasikan sebesar 40,00%. Data ini menunjukkan bahwa pembelajaran IPS

kompetensi dasar mengenal lingkungan buatan pada siswa kelas III SLB/A

YKAB Surakarta belum memenuhi batas tuntas yang ditetapkan. Dengan

demikian, pada kondisi awal ini pembelajaran IPS kompetensi dasar mengenal

lingkungan buatan dapat dikatakan belum mencapai tujuan yang diharapkan.

Berdasarkan hasil belajar IPS kompetensi dasar mengenal lingkungan

buatan yang masih rendah, maka sebagai guru berusaha melakukan inovasi

pembelajaran agar hasil belajar IPS kompetensi dasar mengenal lingkungan

buatan dapat ditingkatkan. Inisiatif yang diambil guru kelas serta didukung oleh

kepala sekolah dan dibantu teman guru kolaborasi, dilakukan inovasi

pembelajaran dengan menerapkan teknik orientasi mobilitas dengan tujuan

meningkatkan hasil belajar siswa kelas III SLB/A YKAB Surakarta kompetensi

dasar mengenal lingkungan buatan.

Page 51: SKRIPSI - digilib.uns.ac.id/Upaya... · PESERTA DIDIK KELAS III SEMESTER II DI SLB-A YKAB SURAKARTA TAHUN 2008/2009 SKRIPSI ... Skripsi ini telah disetujui dan dipertahankan di hadapan

36

2. Deskripsi Siklus I

a. Perencanaan

Perencanaan penelitian tindakan kelas pada siklus I meliputi kegiatan-

kegiatan:

1) Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

Dalam rangka implementasi tindakan perbaikan,

pembelajaran IPS Kompetensi Dasar Mengenal Lingkungan

Buatan siklus I ini dirancang dengan dua kali pertemuan.

Alokasi waktu pertemuan adalah 2 x 35 menit setiap pertemuan.

RPP mencakup ketentuan: kompetensi dasar, materi pokok,

indikator, skrenario pembelajaran, media/sumber belajar, dan

sistem penilaian. (Lampiran 3 halaman 55).

2) Mempersiapkan Fasilitas dan Sarana Pendukung

Fasilitas yang perlu dipersiapkan untuk pelaksanaan

pembelajaran adalah: (1) Ruang kelas. Ruang kelas yang

digunakan adalah kelas yang biasa digunakan setiap hari.

Kelas tidak didesain secara khusus, untuk pelaksanaan

pembelajaran, kursi diatur sedemikian rupa (membentuk

lingkaran) sehingga guru dapat menerapkan teknik orientasi

mobilitas dengan baik; (2) Mempersiapkan alat peragai

mengenal lingkungan buatan sesuai dengan materi

pembelajaran.

3) Menyiapkan Lembar Observasi

Lembar observasi digunakan untuk mencatat segala

aktivitas selama pelaksanaan pembelajaran yang berisi daftar

isian yang mencakup kegiatan siswa dan juga kegiatan guru.

Lembar pengamatan yang digunakan untuk siswa yaitu

bagaimana aktivitas siswa dalam pembelajaran yang meliputi:

Perseption: yaitu proses mengasimilasi lingkungan dengan

indra-indra yang ada; Analysis, yaitu proses menyusun dan

memperhitungkan lingkungan menurut konsistensinya,

ketergantungannya, keterbiasaan, sumber, jenis indra dan

Page 52: SKRIPSI - digilib.uns.ac.id/Upaya... · PESERTA DIDIK KELAS III SEMESTER II DI SLB-A YKAB SURAKARTA TAHUN 2008/2009 SKRIPSI ... Skripsi ini telah disetujui dan dipertahankan di hadapan

37

intensitasnya; Selection, yaitu proses memilih data yang sudah

dianalisis dan yang paling memenuhi kebutuhan-kebutuhan

orientasi dalam situasi lingkungan; Planing, yaitu proses

penentuan bentuk tingkah laku berdasarkan data yang telah

terpilih dan paling relevan dengan situasi lingkungan;

Execuation, yaitu proses menjalankan bentuk tingkah laku yang

direncanakan. Lembar pengamatan yang digunakan untuk guru

meliputi: memberikan informasi secara tepat, menggunakan

berbagai sumber, menggunakan waktu secara tepat sesuai

perencanaan, penuh perhatian terhadap siswa, memotivasi

siswa, melakukan penilaian proses dan tanya jawab, melakukan

evaluasi, memberikan tindak lanjut.

b. Pelaksanaan Tindakan

Pelaksanaan tindakan pada siklus I, diawali dengan informasi atau

pengarahan kepada siswa mengenai teknik-teknik memahami teknik orientasi

mobilitas. Pada kesempatan tersebut, guru memberikan kesempatan seluas-

luasnya kepada siswa untuk menanyakan segala sesuatunya yang belum jelas.

Alokasi untuk penjelasan ini menggunakan waktu selama 10 menit.

Kegiatan berikutnya, siswa diberi kesempatan untuk mengenal

lingkungan buatan sesuai dengan keinginan siswa. Setiap siswa diberi

kesempatan untuk mencermati materi mengenal lingkungan buatan.

Berdasarkan pengamatan yang telah dilakukan, siswa mencoba mengingat

kembali materi yang disampaikan melalui orientasi mobilitas dengan

bimbinagan guru. Alokasi waktu yang digunakan untuk kegiatan ini adalah 40

menit.

Page 53: SKRIPSI - digilib.uns.ac.id/Upaya... · PESERTA DIDIK KELAS III SEMESTER II DI SLB-A YKAB SURAKARTA TAHUN 2008/2009 SKRIPSI ... Skripsi ini telah disetujui dan dipertahankan di hadapan

38

Setelah memperhatikan teknik orientasi mobilitas, siswa mencermati

materi pelajaran mengenal lingkungan buatan dan teknik mempelajarinya

sesuai dengan bimbingan yang diberikan guru. Pada saat siswa mendengarkan

penjelasan guru dan mempelajari mengenal lingkungan buatan, guru kolaborasi

mengadakan pengamatan mengenai aktivitas siswa dan aktivitas guru dengan

menggunakan blangko yang telah dipersiapkan. Guru memberikan bantuan

apabila ada siswa yang memerlukan penjelasan atau bimbingan. Berdasarkan

hasil pembelajaran melalui teknik orientasi mobilitas pada pembelajaran IPS

Kompetensi Dasar Mengenal Lingkungan Buatan, guru menyempurnakan atau

melakukan revisi terhadap hasil pengamatan terhadap penerapan teknik

orientasi mobilitas.

Pembelajaran siklus I diakhiri dengan refleksi, yakni merenungkan apa

saja yang terjadi. Kegiatan refleksi tersebut menggunakan waktu 10 menit.

Sebelum mengakhiri pertemuan, siswa diberi tugas rumah untuk menjawab

beberapa pertanyaan sesuai dengan kompetensi dasar mengenal lingkungan

buatan.

Pengamatan

Hasil observasi terhadap pelaksanaan tindakan dapat

dideskripsikan bahwa siswa belum dapat memanfaatkan waktu

dengan baik. Hal ini terlihat pada saat guru memberikan

penjelasan dengan menerapkan teknik orientasi mobilitas, tidak

semua siswa memperhatikan, masih terdapat siswa yang kurang

memperhatikan pembelajaran dari guru, sehingga siswa belum

serius memperhatikan dengan mengenal lingkungan buatan. Hal

ini terjadi karena siswa tidak memikirkan betapa terbatasnya

Page 54: SKRIPSI - digilib.uns.ac.id/Upaya... · PESERTA DIDIK KELAS III SEMESTER II DI SLB-A YKAB SURAKARTA TAHUN 2008/2009 SKRIPSI ... Skripsi ini telah disetujui dan dipertahankan di hadapan

39

alokasi waktu yang tersedia sehingga mereka kurang bisa

memanfaatkan waktu yang baik.

Pada saat melakukan pengamatan, masih terlihat

kekurangsiapan pada diri siswa. Masih ada di antara mereka yang

hanya sekedar membawa buku catatan dan alat tulis pada saat

guru memberikan pelajaran menerapkan teknik orientasi mobilitas

yaitu memberi kebebasan kepada siswa untuk menetukan sendiri

baha pelajaran yang akan dibahas. Mereka tidak memperhatikan

apa yang disampaikan guru dalam pembelajaran mengenal

lingkungan buatan melalui teknik orientasi mobilitas.

Pada saat mendengarkan penjelasan dari guru, siswa belum

melakukannya dengan segera teknik mengamati mengenal

lingkungan buatan yang praktis sehingga waktu kurang efektif.

Siswa juga masih pasif dalam bertanya, belum banyak

memberikan komentar terhadap materi yang dibahas. Hal ini

disebabkan karena siswa belum terbiasa melakukan tanya jawab

dalam diskusi kelas. Siswa belum biasa mengeluarkan pendapat

di hadapan teman-temannya.

Dari hasil diskusi antara kepala sekolah dengan guru

kolaborasi, peran guru untuk membangkitkan semangat siswa

masih kurang. Guru kurang mengarahkan bagaimana siswa dapat

memanfaatkan waktu dengan baik. Selama mendampingi siswa

belajar, guru kurang maksimal dalam menampilan teknik orientasi

mobilitas, karena guru kelas sudah sangat terbiasa dengan

pembelajaran konvensional (ceramah), yang segala sesuatunya

banyak mendapatkan intervensi guru.

Hasil belajar IPS kompetensi dasar mengenal lingkungan

buatan melalui teknik orientasi mobilitas pada Siklus I disajikan

dalam tabel berikut:

Tabel 2. Hasil Belajar IPS Kompetensi Dasar Mengenal Lingkungan Buatan Siswa Kelas III SLB/A YKAB Surakarta pada Siklus I.

Page 55: SKRIPSI - digilib.uns.ac.id/Upaya... · PESERTA DIDIK KELAS III SEMESTER II DI SLB-A YKAB SURAKARTA TAHUN 2008/2009 SKRIPSI ... Skripsi ini telah disetujui dan dipertahankan di hadapan

40

No. Urut Kode Subyek Nilai Keterangan

1 ES 50 Belum tuntas

2 JW 70 Sudah tuntas

3 YA 50 Belum tuntas

4 WN 70 Sudah tuntas

5 DD 60 Sudah tuntas

Jumlah 300

Rerata Hasil Belajar IPS 60,00

Ketuntasan Klasikal 60,00% Belum tuntas

Sumber data: Lampiran 11 halaman 70.

Hasil belajar IPS Kompetensi Dasar Mengenal Lingkungan Buatan

siklus I di atas dapat digambarkan dalam betuk grafik sebagai berikut:

0

10

20

30

40

50

60

70

ES JW YS WN DD

Hasil Belajar Siklus I

Grafik 2. Hasil Belajar IPS Siklus I Siswa Kelas III SLB/A YKAB Surakarta.

c. Refleksi

Berdasarkan hasil observasi di atas, dapat diketahui bahwa siswa belum

dapat memanfatkan waktu dengan baik. Untuk menindaklanjutinya,

pembelajaran pada siklus II perlu ditekankan pada siswa pentingnya

pemanfaatan waktu.

Page 56: SKRIPSI - digilib.uns.ac.id/Upaya... · PESERTA DIDIK KELAS III SEMESTER II DI SLB-A YKAB SURAKARTA TAHUN 2008/2009 SKRIPSI ... Skripsi ini telah disetujui dan dipertahankan di hadapan

41

Kurang bersemangatnya siswa dalam melakukan kegiatan pembelajaran

meningkatkan hasil belajar IPS dan jarangnya tanya jawab dilakukan antara

siswa dengan siswa dan bertanya pada guru disebabkan oleh kekurangpahaman

siswa akan pentingnya teknik orientasi mobilitas untuk meningkatkan hasil

belajar IPS Kompetensi Dasar Mengenal Lingkungan Buatan sehingga masih

terdapat siswa yang menghadapi kesulitan ketika melaksanakan orientasi

mobilitas yang diterapkan guru. Oleh sebab itu, pada pembelajaran pada siklus

II perlu ditekankan kepada siswa agar lebih mempersiapkan diri dan

memperhatikan teknik orientasi mobilitas.

Perlu ditingkatkan keaktifan siswa dalam bertanya kepada guru. Siswa

perlu dibangkitkan semangatnya sehingga penerapan teknik orientasi mobilitas

yang dilaksanakan guru bermanfaat untuk menyempurnakan pemahaman

terhadap peningkatan hasil belajar IPS kompetensi dasar mengenal lingkungan

buatan. Siswa masih perlu dibimbing dan diarahkan karena aktivitas untuk

bertanya masih sangat kurang.

3. Deskripsi Siklus II

Pembelajaran IPS kompetensi dasar mengenal lingkungan buatan dengan

menggunakan teknik orientasi mobilitas bagi siswa kelas III SLB/A YKAB

Surakarta pada siklus II masih ditujukan pada pemahaman siswa terhadap

pemanfaatan teknik orientasi mobilitas. Pelaksanaannya dirancang sebagai

berikut:

a. Perencanaan

Perencanaan penelitian tindakan kelas pada siklus II meliputi kegiatan-

kegiatan:

1) Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

Dalam rangka implementasi tindakan perbaikan,

pembelajaran IPS Kompetensi Dasar Mengenal Lingkungan

Buatan siklus II dirancang dengan dua kali pertemuan. Alokasi

waktu pertemuan adalah 2 x 35 menit setiap pertemuan. RPP

Page 57: SKRIPSI - digilib.uns.ac.id/Upaya... · PESERTA DIDIK KELAS III SEMESTER II DI SLB-A YKAB SURAKARTA TAHUN 2008/2009 SKRIPSI ... Skripsi ini telah disetujui dan dipertahankan di hadapan

42

mencakup ketentuan: kompetensi dasar, materi pokok,

indikator, skrenario pembelajaran, media/sumber belajar, dan

sistem penilaian. (Lampiran 3 halaman 55).

4) Mempersiapkan Fasilitas dan Sarana Pendukung

Fasilitas yang perlu dipersiapkan untuk pelaksanaan

pembelajaran adalah: (1) Ruang kelas. Ruang kelas yang

digunakan adalah kelas yang biasa digunakan setiap hari.

Kelas tidak didesain secara khusus, untuk pelaksanaan

pembelajaran, kursi diatur sedemikian rupa (membentuk

lingkaran) sehingga guru dapat menerapkan teknik orientasi

mobilitas dengan baik; (2) Mempersiapkan alat peragai

mengenal lingkungan buatan sesuai dengan materi

pembelajaran.

5) Menyiapkan Lembar Observasi

Lembar observasi digunakan untuk mencatat segala

aktivitas selama pelaksanaan pembelajaran yang berisi daftar

isian yang mencakup kegiatan siswa dan juga kegiatan guru.

Lembar pengamatan yang digunakan untuk siswa yaitu

bagaimana aktivitas siswa dalam pembelajaran yang meliputi:

Perseption: yaitu proses mengasimilasi lingkungan dengan

indra-indra yang ada; Analysis, yaitu proses menyusun dan

memperhitungkan lingkungan menurut konsistensinya,

ketergantungannya, keterbiasaan, sumber, jenis indra dan

intensitasnya; Selection, yaitu proses memilih data yang sudah

dianalisis dan yang paling memenuhi kebutuhan-kebutuhan

orientasi dalam situasi lingkungan; Planing, yaitu proses

penentuan bentuk tingkah laku berdasarkan data yang telah

terpilih dan paling relevan dengan situasi lingkungan;

Execuation, yaitu proses menjalankan bentuk tingkah laku yang

direncanakan.

Page 58: SKRIPSI - digilib.uns.ac.id/Upaya... · PESERTA DIDIK KELAS III SEMESTER II DI SLB-A YKAB SURAKARTA TAHUN 2008/2009 SKRIPSI ... Skripsi ini telah disetujui dan dipertahankan di hadapan

43

Lembar pengamatan yang digunakan untuk guru

meliputi: memberikan informasi secara tepat, menggunakan

berbagai sumber, menggunakan waktu secara tepat sesuai

perencanaan, penuh perhatian terhadap siswa, memotivasi

siswa, melakukan penilaian proses dan tanya jawab, melakukan

evaluasi, memberikan tindak lanjut.

c. Pelaksanaan Tindakan

Pelaksanaan tindakan pada siklus II, diawali dengan informasi atau pengarahan

kepada siswa mengenai teknik-teknik memahami teknik orientasi mobilitas. Pada

kesempatan tersebut, guru memberikan kesempatan seluas-luasnya kepada siswa

untuk menanyakan segala sesuatunya yang belum jelas. Alokasi untuk penjelasan

ini menggunakan waktu selama 10 menit. Kegiatan berikutnya, siswa diberi

kesempatan untuk mencari bahan sesuai dengan keinginan siswa yang

berhubungan dengan mengenal lingkungan buatan. Setiap siswa diberi

kesempatan untuk mencermati bahan-bahan yang mengandung mengenal

lingkungan buatan. Berdasarkan pengamatan yang telah dilakukan, siswa

mencoba mengingat kembali materi yang disampaikan melalui pengamatan

terhadap mengenal lingkungan buatan dengan bimbinagan guru. Alokasi waktu

yang digunakan untuk kegiatan ini adalah 40 menit.

Setelah memperhatikan teknik orientasi mobilitas, siswa mencermati materi

pelajaran mengenal lingkungan buatan dan teknik mempelajarinya sesuai dengan

bimbingan yang diberikan guru. Pada saat siswa mendengarkan penjelasan guru

dan mempelajari mengenal lingkungan buatan, guru kolaborasi mengadakan

pengamatan mengenai aktivitas siswa dan aktivitas guru dengan menggunakan

blangko yang telah dipersiapkan. Guru memberikan bantuan apabila ada siswa

Page 59: SKRIPSI - digilib.uns.ac.id/Upaya... · PESERTA DIDIK KELAS III SEMESTER II DI SLB-A YKAB SURAKARTA TAHUN 2008/2009 SKRIPSI ... Skripsi ini telah disetujui dan dipertahankan di hadapan

44

yang memerlukan penjelasan atau bimbingan. Berdasarkan hasil pembelajaran

melalui teknik orientasi mobilitas pada pembelajaran IPS kompetensi dasar

mengenal lingkungan buatan, guru menyempurnakan atau melakukan revisi

terhadap hasil pengamatan terhadap penerapan teknik orientasi mobilitas.

Pembelajaran siklus II diakhiri dengan refleksi, yakni merenungkan apa saja yang

terjadi. Kegiatan refleksi tersebut menggunakan waktu 10 menit. Sebelum

mengakhiri pertemuan, siswa diberi tugas rumah untuk menjawab beberapa

pertanyaan sesuai dengan kompetensi dasar mengenal lingkungan buatan.

c. Pengamatan

Hasil observasi terhadap pelaksanaan tindakan dapat

dideskripsikan bahwa siswa sudah dapat memanfaatkan waktu

dengan baik. Hal ini terlihat pada saat guru memberikan

penjelasan dengan menerapkan teknik orientasi mobilitas, semua

siswa memperhatikan pembelajaran dari guru, siswa serius

terhadap materi mengenal lingkungan buatan. Siswa sudah dapat

memikirkan betapa terbatasnya alokasi waktu yang tersedia

sehingga waktu dimanfaatkan siswa sebaik mungkin.

Pada saat melakukan pengamatan, semua siswa telah siap,

baik kesiapan siswa terhadap buku catatan, alat tulis, dan alat

peraga. Pada saat guru memberikan pelajaran menerapkan teknik

orientasi mobilitas yaitu memberi kebebasan kepada siswa untuk

melaksanakan mobilitas. Mereka memperhatikan apa yang

disampaikan guru dalam pembelajaran mengenal lingkungan

buatan melalui teknik orientasi mobilitas.

Pada saat mendengarkan penjelasan dari guru, semua

siswa melakukannya dengan segera teknik mengamati mengenal

lingkungan buatan yang praktis sehingga waktu sangat efektif.

Siswa juga aktif dalam bertanya, memberikan komentar terhadap

Page 60: SKRIPSI - digilib.uns.ac.id/Upaya... · PESERTA DIDIK KELAS III SEMESTER II DI SLB-A YKAB SURAKARTA TAHUN 2008/2009 SKRIPSI ... Skripsi ini telah disetujui dan dipertahankan di hadapan

45

materi yang dibahas. Hal ini disebabkan karena siswa sudah

terbiasa melakukan tanya jawab dalam diskusi kelas, siswa telah

berni mengeluarkan pendapat di hadapan teman-temannya.

Dari hasil diskusi antara kepala sekolah dengan guru

kolaborasi, peran guru untuk membangkitkan semangat siswa

sudah baik. Guru dapat mengarahkan bagaimana siswa dapat

memanfaatkan waktu dengan baik. Selama mendampingi siswa

belajar, guru menerapkan teknik orientasi mobilitas sesuai dengan

skenario pembelajaran IPS kompetensi dasar mengenal

lingkungan buatan, karena guru kelas sudah mulai terbiasa

dengan pembelajaran teknik orientasi mobilitas, yang segala

sesuatunya melibatkan siswa dalam interaksi pembelajaran IPS

kompetensi dasar mengenal lingkungan buatan.

Hasil belajar IPS kompetensi dasar mengenal lingkungan

buatan melalui teknik orientasi mobilitas pada Siklus II disajikan

dalam tabel berikut:

Tabel 3. Hasil Belajar IPS Kompetensi Dasar Mengenal Lingkungan Buatan Siswa Kelas III SLB/A YKAB Surakarta pada Siklus II.

No. Urut Kode Subyek Nilai Keterangan

1 ES 60 Sudah tuntas

2 JW 80 Sudah tuntas

3 YA 60 Sudah tuntas

4 WN 80 Sudah tuntas

5 DD 70 Sudah tuntas

Jumlah 350

Rerata Hasil Belajar IPS 70,00

Ketuntasan Klasikal 100,00% Sudah tuntas

Sumber data: Lampiran 12 halaman 71.

Hasil belajar IPS kompetensi dasar mengenal lingkungan buatan siklus

II di atas dapat digambarkan dalam betuk grafik sebagai berikut:

Page 61: SKRIPSI - digilib.uns.ac.id/Upaya... · PESERTA DIDIK KELAS III SEMESTER II DI SLB-A YKAB SURAKARTA TAHUN 2008/2009 SKRIPSI ... Skripsi ini telah disetujui dan dipertahankan di hadapan

46

0

10

20

30

40

50

60

70

80

ES JW YA WN DD

Hasil Belajar Siklus II

Grafik 3. Hasil Belajar IPS Siklus II Siswa Kelas III SLB/A YKAB Surakarta.

d. Refleksi

Berdasarkan hasil observasi di atas, dapat diketahui bahwa siswa telah

memanfatkan waktu dengan baik. Untuk menindaklanjutinya, pembelajaran

pada siklus berikutnya perlu ditekankan pada siswa pentingnya pemanfaatan

waktu.

Siswa telah bersemangatnya dalam melakukan kegiatan pembelajaran

meningkatkan hasil belajar IPS kompetensi dasar mengenal lingkungan buatan

dan seringnya tanya jawab dilakukan antara siswa dengan siswa dan bertanya

pada guru menjadikan siswa semakin paham akan pentingnya teknik orientasi

mobilitas untuk meningkatkan hasil belajar IPS sehingga siswa yang

menghadapi kesulitan ketika mencari materi dan membahasnya dapat teratasi.

Pada pembelajaran pada siklus II siswa telah mempersiapkan diri dan

memperhatikan guru dalam penerapan teknik orientasi mobilitas dalam

pembelajara IPS kompetensi dasar mengenal lingkungan buatan.

Page 62: SKRIPSI - digilib.uns.ac.id/Upaya... · PESERTA DIDIK KELAS III SEMESTER II DI SLB-A YKAB SURAKARTA TAHUN 2008/2009 SKRIPSI ... Skripsi ini telah disetujui dan dipertahankan di hadapan

47

Keaktifan siswa dalam bertanya kepada guru semakin meningkat.

Siswa besemangat sehingga penerapan teknik orientasi mobilitas yang

dilaksanakan guru bermanfaat untuk menyempurnakan pemahaman terhadap

peningkatan hasil belajar IPS kompetensi dasar mengenal lingkungan buatan.

Siswa terus dibimbing dan diarahkan dan intraksi dengan siswa semakin sering

sehingga pembelajaran semakin terarah.

B. Hasil Penelitian

Hasil belajar IPS kompetensi dasar mengenal lingkungan buatan materi

pada siklus I menunjukkan bahwa 3 siswa mendapat nilai kurang dari 60,00 yang

dinyatakan belum tuntas belajar IPS kompetensi dasar mengenal lingkungan

buatan. Sedangkan 2 siswa mendapat nilai 60,00 atau lebih yang dinyatakan telah

tuntas Belajar IPS kompetensi dasar mengenal lingkungan buatan. Nilai rata-rata

kelas 60,00. Ketuntasan secara klasikal sebesar 60,00% yang dinyatakan belum

tuntas belajar IPS kompetensi dasar mengenal lingkungan buatan secara klasikal.

Berdasarkan hasil tersebut, dapat diketahui bahwa proses pembelajaran IPS

kompetensi dasar mengenal lingkungan buatan melalui teknik orientasi mobilitas

pada siklus I belum berjalan maksimal dan perlu perbaikan karena masih berada

di bawah indikator kinerja ketuntasan belajar yang telah ditentukan (80%).

Dari hasil tindakan siklus I yang belum tuntas baik secara individu

maupun secara klasikal, maka masih perlu diadakan perbaikan pembelajaran IPS

kompetensi dasar mengenal lingkungan buatan melalui teknik orientasi mobilitas

dari guru kelas. Guru berusaha meningkatkan aktivitas mengajar dengan

melakukan perbaikan terhadap indikator yang masih kurang sehingga diharapkan

pada siklus II aktivitas guru mengajar dapat mencapai ketuntasan mengajar.

Dari hasil pengamatan pada siklus II, diperoleh dari lembar pengamatan

aktivitas guru dalam pembelajaran IPS kompetensi dasar mengenal lingkungan

buatan dapat disimpulkan bahwa aktivitas guru dalam pembelajaran IPS

kompetensi dasar mengenal lingkungan buatan melalui teknik orientasi mobilitas

telah menunjukkan aktivitas yang diharapkan, guru telah mendalami teknik

Page 63: SKRIPSI - digilib.uns.ac.id/Upaya... · PESERTA DIDIK KELAS III SEMESTER II DI SLB-A YKAB SURAKARTA TAHUN 2008/2009 SKRIPSI ... Skripsi ini telah disetujui dan dipertahankan di hadapan

48

orientasi mobilitas, dengan penekanan tersebut terdapat peningkatan yang

signifikan terhadap aktivitas guru dalam pembelajaran IPS kompetensi dasar

mengenal lingkungan buatan.

Dari hasil pengamatan aktivitas siswa dalam pembelajaran IPS kompetensi

dasar mengenal lingkungan buatan melalui teknik orientasi mobilitas Siklus II

aktivitas belajar siswa sudah sesuai yang diharapkan, karena rata-rata aktivitas

belajar siswa telah mencapai ketuntasan aktivitas, guru terus memotivasi belajar

siswa dengan menjelaskan keuntungan dan kelebihan pembelajaran IPS

kompetensi dasar mengenal lingkungan buatan melalui teknik orientasi mobilitas,

dengan penekanan tersebut diharapkan dapat meningkatkan aktivitas belajar

siswa.

Hasil belajar IPS kompetensi dasar mengenal lingkungan buatan pada

siklus II, menunjukkan seluruh siswa mendapat nilai di atas 60,00 yang

dinyatakan telah tuntas belajar IPS kompetensi dasar mengenal lingkungan

buatan. Nilai rata-rata kelas 70,00. Ketuntasan secara klasikal sebesar 100% yang

dinyatakan telah tuntas belajar IPS kompetensi dasar mengenal lingkungan buatan

secara klasikal. Berdasarkan hasil tersebut, dapat diketahui baahwa proses

pembelajaran IPS kompetensi dasar mengenal lingkungan buatan melalui teknik

orientasi mobilitas pada siklus II telah berjalan maksimal dan sudah berada di atas

indikator kinerja ketuntasan belajar yang telah ditentukan (80%).

C. Pembahasan Hasil Penelitian

Berdasarkan data awal hasil belajar IPS kompetensi dasar mengenal

lingkungan buatan, diketahui nilai rerata sebesar 54,00, terdapat 3 siswa nilai

kurang dari 60,00 dan 2 siswa mendapat nilai 60,00 ke atas. Ketuntasan secara

klasikal sebesar 40,00%. Berdasarkan data tersebut, rerata kelas belum mencapai

batas tuntas yang ditetapkan. Demikian pula, secara klasikal belum mencapai

ketuntasan.

Berdasarkan hasil tes pada siklus I, diketahui rerata hasil belajar IPS

kompetensi dasar mengenal lingkungan buatan sebesar 60,00, sebanyak 3 siswa

Page 64: SKRIPSI - digilib.uns.ac.id/Upaya... · PESERTA DIDIK KELAS III SEMESTER II DI SLB-A YKAB SURAKARTA TAHUN 2008/2009 SKRIPSI ... Skripsi ini telah disetujui dan dipertahankan di hadapan

49

mendapat nilai 60,00 atau lebih (tuntas belajarnya) dan tinggal 2 siswa yang

belum tuntas, karena nilainya masih di bawah 60,00. Ketuntasan secara klasikal

telah mencapai 60,00%. Berdasarkan data tersebut, secara klasikal belum

mencapai ketuntasan belajar.

Berdasarkan hasil tes pada siklus II, diketahui rerata hasil belajar IPS

kompetensi dasar mengenal lingkungan buatan sebesar 70,00, seluruh siswa siswa

mendapat nilai 60,00 atau lebih (tuntas belajarnya). Ketuntasan secara klasikal

telah mencapai 100%. Berdasarkan data tersebut, secara klasikal telah mencapai

ketuntasan belajar.

Berdasarkan hasil observasi, dengan upaya-upaya perbaikan

yang dilakukan pada pembelajaran IPS kompetensi dasar mengenal

lingkungan buatan melalui teknik orientasi mobilitas, hasil yang

dicapai siswa mengalami peningkatan. Peningkatan tersebut dapat

dilihat dari naiknya persentase hasil tes yang diperoleh siswa.

Tabel 4. Hasil Belajar IPS Kompetensi Dasar Mengenal Lingkungan Buatan Setiap Siklus Menggunakan Teknik Orientasi Mobilitas.

No. Kode Subyek Nilai Awal Siklus I Siklus II

1 ES 40 50 60

2 JW 60 70 80

3 YA 50 50 60

4 WN 70 70 80

5 DD 50 60 70

Jumlah 270 300 350

Rata-Rata 54,00 60,00 70,00

Ketuntasan Belajar 40,00 % 60,00% 100%

Dari hasil nilai rata-rata secara individu dari setiap siklus dapat dibuat

tabel perbandingan sebagai berikut:

Page 65: SKRIPSI - digilib.uns.ac.id/Upaya... · PESERTA DIDIK KELAS III SEMESTER II DI SLB-A YKAB SURAKARTA TAHUN 2008/2009 SKRIPSI ... Skripsi ini telah disetujui dan dipertahankan di hadapan

50

0

10

20

30

40

50

60

70

80

BS JM SA HS DR

Nilai Awal Siklus I Siklus II

Grafik 4. Peningkatan Hasil Belajar IPS Kompetensi Dasar Mengenal Lingkungan Buatan Setiap Siswa Menggunakan Teknik Orientasi Mobilitas.

Dari hasil nilai rata-rata secara klasikal dari setiap siklus dapat dibuat tabel

perbandingan sebagai berikut:

Tabel 5. Peningkatan Rata-rata Hasil Belajar IPS Kompetensi Dasar Mengenal Lingkungan Buatan Setiap Siklus

S i k l u s Nilai Rata-rata Peningkatan

Tes Awal 54,00 -

Siklus I 60,00 06,00

Siklus II 70,00 10,00

Dari peningkatan hasil belajar IPS kompetensi dasar mengenal lingkungan

buatan siswa kelas III SLB/A YKAB Surakarta melalui teknik orientasi mobilitas

secara klasikal dapat digambarkan dalam bentuk grafik sebagai berikut:

Page 66: SKRIPSI - digilib.uns.ac.id/Upaya... · PESERTA DIDIK KELAS III SEMESTER II DI SLB-A YKAB SURAKARTA TAHUN 2008/2009 SKRIPSI ... Skripsi ini telah disetujui dan dipertahankan di hadapan

51

0

10

20

30

40

50

60

70

Hasil Belajar

Nilai Awal Siklus I Siklus II

Grafik 5. Peningkatan Hasil Belajar IPS Kompetensi Dasar

Mengenal Lingkungan Buatan Setiap Siklus Mengguna-kan Orientasi Mobilitas

Hasil penilaian melalui tes menunjukkan bahwa rerata hasil

belajar IPS kompetensi dasar mengenal lingkungan buatan telah

mencapai 70,00 dari 5 siswa seluruhnya mendapat di atas 66,00.

Ketuntasan secara klasikal sebesar 100% siswa mendapat nilai 60,00

ke atas yang dapat diasumsikan indikator kinerja secara klasikal

telah mencapai batas tuntas.

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian untuk menigkatkan hasil belajar IPS

kompetensi dasar mengenal lingkungan buatan melalui teknik orientasi mobilitas

yang telah dikemukakan pada bab IV dapat disimpulkan sebagai berikut:

Page 67: SKRIPSI - digilib.uns.ac.id/Upaya... · PESERTA DIDIK KELAS III SEMESTER II DI SLB-A YKAB SURAKARTA TAHUN 2008/2009 SKRIPSI ... Skripsi ini telah disetujui dan dipertahankan di hadapan

52

1. Berdasarkan hasil belajar awal, diketahui hasil belajar IPS kompetensi dasar

mengenal lingkungan buatan rara-rata kelas 54,00 ketuntasan klasikal 40,00%,

pada siklus I rata-rata kelas 60,00 ketuntasan secara klasikal telah mencapai

60,00%, pada siklus II rata-rata kelas menjadi 70,00, seluruh siswa mendapat

nilai di atas 60,00 yang diasumsikan secara klasikal telah menuntaskan belajar

IPS kompetensi dasar mengenal lingkungan buatan dan seluruh siswa telah

menuntaskan belajar IPS (100%).

2. Dari hasil penelitian membuktikan bahwa penerapan teknik orientasi mobilitas

dapat meningkatkan hasil belajar IPS kompetensi dasar mengenal lingkungan

buatan siswa kelas III SLB/A YKAB Surakarta tahun pelajaran 2009/2010.

B. Saran

1. Untuk Kepala Sekolah

i. Hendaknya lebih meningkatkan pengawasan kepada guru-guru kelas dalam

meningkatkan pembelajaran.

ii. Memberikan penjelasan kepada guru akan pentingnya pembelajaran

menerapkan orientasi mobilitas dalam pembelajaran IPS kompetensi dasar

mengenal lingkungan buatan.

iii. Memberikan penjelasan kepada siswa akan pentingnya memahami teknik

orientasi mobilitas dalam pembelajaran IPS untuk mempermudah

memahami mengenal lingkungan buatan.

2. Untuk Siswa

Siswa yang hasil belajarnya tinggi:

a. Mau memotivasi temannya yang hasil belajarnya masih rendah.

b. Sering mengadakan dialog, baik pada saat berada di dalam kelas maupun di

luar kelas dengan memanfaatkan teknik orientasi mobilitas.

Siswa yang hasil belajarnya rendah:

a. Hendaknya memperhatikan dengan sungguh-sungguh apa yang disampaikan

guru dan temannya yang lebih pandai.

49

Page 68: SKRIPSI - digilib.uns.ac.id/Upaya... · PESERTA DIDIK KELAS III SEMESTER II DI SLB-A YKAB SURAKARTA TAHUN 2008/2009 SKRIPSI ... Skripsi ini telah disetujui dan dipertahankan di hadapan

53

b. Siswa perlu memiliki keberanian untuk bertanya kepada guru dan kepada

teman terhadap materi yang belum jelas.

3. Untuk Penelitian lebih lanjut

Penelitian tindakan kelas ini perlu diupayakan adanya penelitian yang

berkaitan dengan teknik orientasi mobilitas dalam pembelajaran IPS

kompetensi dasar mengenal lingkungan buatan. Para peneliti dapat

mengadakan penyelidikan dengan subyek yang lebih banyak, materi yang lebih

luas, dan waktu penelitian yang lebih lama sehingga akan dihasilkan

kesimpulan yang berbeda.

DAFTAR PUSTAKA

Abu Ahmadi dan Widodo Supriyono. 1991. Psikologi Belajar. Jakarta: Rineka Cipta.

Ahmad Rohani. 2004. Pengelolaan Pengajaran. Jakarta: Rineka Cipta.

Depdiknas. 2007. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar: Orientasi Mobilitas. Jakarta: Depdiknas.

Page 69: SKRIPSI - digilib.uns.ac.id/Upaya... · PESERTA DIDIK KELAS III SEMESTER II DI SLB-A YKAB SURAKARTA TAHUN 2008/2009 SKRIPSI ... Skripsi ini telah disetujui dan dipertahankan di hadapan

54

Haryanto. 2006. Ilmu Pengetahuan Sosial. Surabaya: Erlangga.

http://www.ditplb.or.id/profile.php?id=56. Sarana Prasarana Pendidikan Dalam Pendidikan Iklusif.

Irham Hosni. 1988. Mengenal Kembangkitan Orientasi Mobilitas di Indonesia. Bandung: IKIP.

_____. 2008. Profesional Pendidik. Surakarta: Seminar Nasional.

Marika Subrata dan Maryadi. 1997. Orientasi dan Mobilitas. Surakarta: Universitas Sebelalas Maret.

M. Furqom Hidayatullah. 2008. Pengembangan Profesional Guru. Pendidikan dan Pelatihan Profesi Guru. Surakarta: Rayon 13.

Nasution. 2000. Didaktif Asas-asas Mengajar. Bandung: Bumi Aksara.

Ngalim Purwanto. 2002. Psikologi Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Notosusanto dan Yurmar Basri. 1992. Buku Petunjuk Guru Sejaran Nasional Indonesia Untuk SMP dan SMA. Jakarta: Depdikbud.

Sajidan. 2007. Penelitian Tindakan Kelas. Surakarta: tp.

Salim Choiri dan Munawir Yusuf. 2007. Pendidikan Anak Berkebutuhan Khusus. Modul Pendidikan dan Pelatihan Profesi Guru. Surakarta: Rayon 13.

Sarwiji Suwandi dan Madyo Eko Susilo. 2007. Penelitian Tindakan Kelas dan Penulisan Karya Ilmiah. Surakarta: Pendidikan dan Latihan Profesi Guru Rayon 13.

Suharsimi Arikunto. 2003. Prosedur Penelitian Suatu Praktek. Jakarta: Rineka Cipta.

Susilo. 2007. Panduan Penelitian Tindakan Kelas. Yogyakarta: Pustak Book Publisher.

Tabrani Rusyan, A., dkk. 1998. Pendekatan Dalam Proses Belajar Mengajar, Bandung: Remaja Karya.

Undang-Undang No. 20 Tahun 2003. Sistem Pendidikan Nasional (SISDIKNAS). Bandung: Citra Umbara.

Winkel, WS. 2001. Psikologi Pengajaran. Jakarta: Gramedia.

Page 70: SKRIPSI - digilib.uns.ac.id/Upaya... · PESERTA DIDIK KELAS III SEMESTER II DI SLB-A YKAB SURAKARTA TAHUN 2008/2009 SKRIPSI ... Skripsi ini telah disetujui dan dipertahankan di hadapan

55

Page 71: SKRIPSI - digilib.uns.ac.id/Upaya... · PESERTA DIDIK KELAS III SEMESTER II DI SLB-A YKAB SURAKARTA TAHUN 2008/2009 SKRIPSI ... Skripsi ini telah disetujui dan dipertahankan di hadapan

56

FAJAR WAHYU NUGROHO

YOHANES ARI SUDONO AJI

ELSA SINTHIA KRISTI

WAKID

DESI

Kolaborasi:

SANTINI, S.Pd.

NIP. 19580506 198203 2 012

Page 72: SKRIPSI - digilib.uns.ac.id/Upaya... · PESERTA DIDIK KELAS III SEMESTER II DI SLB-A YKAB SURAKARTA TAHUN 2008/2009 SKRIPSI ... Skripsi ini telah disetujui dan dipertahankan di hadapan